Anda di halaman 1dari 9

PROFIL KLASTER PENGOLAHAN IKAN KABUPATEN PATI

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara maritim, memiliki kekayaan kelautan yang luar biasa. Salah satu kekayaan laut yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat adalah potensi perikanan. Potensi perikanan di Indoesia sangat besar, mencapai 6.7 juta ton per tahun, yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan potensi perikanan sebesar 6,7 juta ton per tahun tersebut, baru sebesar 59% dari total kekayaan perikanan yang ada. Pemanfaatan total produksi perikanan di Indonesia sebagian besar di konsumsi dalam bentuk segar sebesar 43,1%, beku sebesar 30,40%, pengalengan sebesar 13,17% dan olahan lain sebesar 12,8%. Pemanfaatan dalam bentuk olahan ikan antara lain berupa ikan asin, ikan pindang, ikan pindang dan produk fermentasi seperti terasi, petis dan sebagainya. Pengolahan ikan sebagai salah satu produk olahan ikan belum mendapatkan perhatian secara maksimal. Sementara konsumsi untuk ikan pindang sebenarnya memiliki peluang yang bagus. Salah satu daerah di Jawa Tengah yang menjadi penghasil ikan pindang adalah Desa Bajomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Desa Bajomulyo berada dekat dengan pelabuhan perikanan pantai (PPP) Bajomulyo yang memiliki fasilitas antara lain tempat pelelangan ikan (TPI). TPI Bajomulyo menjadi pusat perdaganagn ikan segar maupun ikan beku hasil tangkapan nelayan. Ikan beku sebagai bahan baku utama usaha pengolahan ikan pindang di kawasan Bajomulyo menjadi kebutuhan pokok para pengolah ikan pindang.Jenis ikan yang bisa di pindang antara lain ikan salem (Oncorhynchus gorbuscha), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan tongkol (Euthynnus allecterates), ikan lemuru (Sardinella atricauda), ikan kembung (Rastrelliger faughni), layang (Decapterus russelli), ikan selar (Selar Crumenophthalmus) dan ikan bandeng (Chanos chanos). Rata-rata pengolahan ikan oleh satu pengolah ikan pindang adalah sebanyak 1.000 kg sampai 4.000 kg per hari. Pemasaran ikan pindang dilakukan dengan cara diambil langsung oleh pedagang ikan pindang untuk didistribusikan ke pedagang besar lain di pasar tradisional atau ke pedagang pengecer. Ada juga pengolah ikan pindang yang memasarkan produknya langsung ke rumah makan-rumah makan. Beberapa pengolah ikan pindang yang telah memiliki sarana transportasi yang memadai membawa produknya langsung ke pasar-pasar di Pati atau wilayah lain seperti Semarang. Permasalahan yang sering dihadapi adalah permainan harga oleh pedagang ikan, baik yang bahan baku ikan maupun ikan pindang yang sudah jadi. Tingkat ketergantungan kepada pedagang ikan masih tinggi sehingga pedagang ikan/tengkulak bisa melakukan penekanan harga jual ikan atau harga beli ikan pindang. Masalah cuaca buruk juga bisa mengurangi pasokan ikan segar di pasaran sehingga ikan menjadi mahal dan keuntungan pengolah ikan pindang berkurang.

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

Produksi pengolahan ikan di Kabupaten Pati, dilaksanakan oleh para para pengolah pindang yang tergabung dalam suatu klaster komoditas pengolahan ikan dengan profil sebagai berikut : No. 1. 2. Uraian Nama Klaster Kondisi Geografis Keterangan Klaster PengolahanIkan Kabupaten Pati Desa Bajomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati dengan ketinggian wilayah 1 380 m dpl. Terletak pada 110o 5sampai dengan 111o 15 Bujur Timur dan 6o 25sampai dengan 7o 00 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.491,20 Km2. PengolahanIkan Pindang (Tongkol, Salem, Lemuru, Kembung, Layang, Badong, Selar, Sero, Lonco dan Cakalang) 17 orang pengolah ikan pindang dengan skala usaha yang masuk dalam kelompok menengah 4 orang dan 13 orang masuk dalam kelompok kecil. Diperkirakan mencapai 300 orang. Diperkirakan mencapai 9.180.000 ikat per tahun Sekitar Rp. 200 miliar dengan asumsi harga rata-rata untuk 1 ikat ikan Rp. 22.500,-/ikat Kelompok Pengolahan Pindang Mina Bahari H. Waras Desa Bajomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Telp HP : 081393734373

3.

Jenis Komoditas/Produk

4. 5.

Jenis Deversifikasi Produk Jumlah UMKM (Pengusaha)

6. 7. 8. 9. 10.

Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Produksi Omset Lembaga Manajemen Klaster Kontak Person

Komposisi Pangolah Ikan Pindang Klaster Pengolahan Ikan Kab. Demak

24% Menengah 76% Kecil

II. TERBENTUKNYA KLASTER Klaster pengolahan ikan Kab Pati terbentuk pada sekitar tahun 2007. Inisiator terbentuknya klaster ini adalah beberapa pengolah ikan pindang yang bergabung menjadi Paguyuban Pengolahan Ikan Mina Bahari.

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

Dasar pembentukan paguyuban adalah adanya kesadaran dari beberapa warga yang menjadi pengolah ikan pindang di desa Bajomulyo bahwa jumlah pengolah ikan di desa banyak, usaha pengolahan ikan bisa menghidupi kelurga dan adanya dukungan lingkungan yang berada di dekat TPI. Melalui kelompok/paguyuban diharapkan kemajuan usaha dapat lebih tercapai dan kesejahteraan akan terjamin. Peta Lokasi

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

III. ANALISIS RANTAI NILAI DAN SWOT KLASTER 1. ANALISIS RANTAI NILAI Rantai nilai klaster pengolahan ikan Kab Pati dapat dilihat pada gambar di bawah :

Dari gambar rantai nilai tersebut dapat dilihat bahwa klaster pengolahan ikan di Kab. Pati terdapat hubungan mulai dari penyediaan input ikan beku dan bahan penolong bahan bakar, besek dan garam; pengolahan dan perdagangan ikan pindang.

PENYEDIAAN INPUT Dari gambar rantai nilai tersebut dapat dilihat bahwa bahan baku utama adalahikan beku, sedangkan bahan penolong adalah bahan bakar, besek, garam dan air. Bahan baku utama di dapat dari nelayan atau penjual ikan yang ada di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Bahan baku dibeli pengolah ikan pindang dengan sistem lelang yang dilakukan dengan beli putus dan pembayaran secara tunai. Demikian juga dengan bahan penolong. Pengolah ikan pindang akan membeli bahan penolong di tempat-tempat penjualan bahan penolong yang ada di sekitar wilayah TPI dengan sistem beli putus an cara bayar tunai.

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

PENGOLAHAN IKAN Proses pengolahan ikan pindang diawali dengan pembelian bahan baku ikan beku melalui sistem lelang. Ikan dicairkan dan dibersihkan, kemudian digarami. Pemberian garam dimaksudkan agar ikan menjadi awet, kenyal dan utuh. Ikan yang sudah digarami kemudian diatur dalam besek persegi kecil, diikat tiap 12 besek kemudian dimasak dengan cara memasukkan ikatan pindang dalam besek ke dalam air sampai mendidih. Ikan didinginkan dan siap dipasarkan. PERDAGANGAN Packing ikan pindang biasanya langsung dari besek yang direbus tadi, dikeluarkan per ikat yang isinya 12 besek. Ikan pindang biasanya akan diambil langsung oleh pedagang besar/tengkulak untuk didistribusikan ke pedagang besar lain atau pedagang pengecer. Proses pembelian dari pengolah ikan pindang dilakukan dengan sistem beli putus dan cara bayar tunai.

2. ANALISIS SWOT Dalam klaster pengolahan ikan di Kabupaten Pati terdapat potensi dan kendala yang dapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sebagai berikut : Tabel. 1. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pengembangan Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati KEKUATAN (S) 1. Ketrampilan pengolahan yang sudah dikuasai dengan baik dan terus dikembangkan 2. Produk yang dikembangkan merupakan produk yang unik dengan kualitas yang baik yang masih belum bisa dikembangkan secara maksimal oleh kelompok pengolah ikan lain 3. Kemudahan memperoleh bahan baku 4. Tenaga kerja banyak dan mudah 5. Anggota merasakan manfaat positif dengan ikut dalam kelompok PELUANG (O) 1. Permintaan pasar masih sangat tinggi 2. Masih terbuka peluang kerjasama dengan usaha lain baik perorangan maupun lembaga (seperti rumah makan, restoran, hotel dan sebagainya) Sumber : Data primer, diolah Sedangkan pengembangan klaster itu sendiri tidak bisa terlepas dari potensi dan kendala yang terjadi pada usaha masing-masing anggota pengolah ikan pindang. Potensi dan kendala Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati 5 KELEMAHAN (W) 1. Masih terbatasnya lahan sebagai tempat usaha 2. Belum adanya standart untuk sentralisasi usaha

ANCAMAN (T) 1. Harga bahan baku yang berasal dari tengkulak/pedagang ikan sering dipermainkan 2. Dalam pemasaran, juga banyak dipermainkan oleh tengkulak/pedagang ikan pindang

yang dihadapi masing-masing pelaku usaha pengolahan ikan dapat dianalisis menggunakan SWOT sebagai berikut : Tabel. 2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pengembangan masing-masing Usaha Pengolahan Ikan Kabupaten Pati KEKUATAN (S) Rasa dan kualitas ikan pindang yang baik serta higienitas produk Bahan baku tersedia dengan cukup Kerjasama antar sesama pengolah ikan Pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai dengan baik Lokasi usaha berdekatan dengan sumber bahan baku sehingga perolehannya lebih mudah dan mengurangi biaya transport Kelompok memberikan banyak manfaat termasuk jaringan pemasaran Permodalan mencukupi PELUANG (O) Permintaan pasar yang masih tinggi Dukungan dinas/instansi terkait Produk pindang sangat diminati konsumen KELEMAHAN (W) 1. Harga ikan yang tidak selalu sama karena melalui proses lelang 2. Pemasaran belum bisa lebih luas lagi karena transportasi milik sendiri masih terbatas. 3. Keterbatasan tempat usaha

1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 1. 2. 3.

ANCAMAN (T) 1. Bahan baku ada kalanya langkanya, terjadi ketika cuaca buruk dan stok ikan terbatas serta adanya pembatasan ikan impor 2. Dukungan dinas terkait dan pemerintah daerah dirasakan masih kurang

Sumber : Data primer, diolah

IV. STAKEHOLDER YANG BERPERAN Adapun dinas yang terkait dalam penanganan klaster pengolahan ikan di Kab Pati adalah : 1. Dinas Kelautan dan Perikanan Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah bekerjasama dengan perbankan dalam permodalan bagi kelompok pembudidaya. Dinas juga menyelenggarakan pembinaan dan penyuluhan perikanan secara rutin melalui petugas penyuluh lapang, mengenai budidaya, pengolahan, kualitas dan manajemen usaha pengolahan ikan. Di bidang pemasaran, Dinas mengadakan penyuluhan berkaitan dnegan hasil produksi perikanan yang tidak hanya dijual dengan bahan mentah tapi sudah berbagai produk olahan sehingga meningkatkan harga jual dan pemasaran. Secara kelembagaan dan kelompok usaha, dinas memberikan penguatan berkaitan dengan kelembagaan kelompok, hubungan kehidupan sosial dalam taraf kehidupan ekonomi menengah ke bawah. Fasilitas sarana dan prasarana juga ditingkatkan melalui sarana prasarana pasar tradisional, pasar tradisional plus, jaringan irigasi tambak, dan jalan produksi. 2. Bappeda Bappeda memfasilitasi bantuan peralatan melalui program skema oleh SKPD. Pelatihanpelatihan juga diselenggarakan untuk peningkatan hasil usaha pengolahan ikan antara lain : pelatihan teknis bekerjasama dengan dunia pendidikan dan SKPD Teknis, pelatihan packaging, teknik produksi, dan pengolahan hasil laut serta pelatihan IT/internet. Dalam bidang pemasaran, Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati 6

Bappeda mengadakan kerjasama dengan jejaring FEDEP kabupaten lain sebagai pendamping klaster, mengadakan promosi melalui pameran-pameran dan pengenalan produk ke luar daerah. Untuk penguatan kelembagaan klater, Bappeda membina langsung baik dari tertib administrasi kelompok dan hubungan sosial kelompok. Bantuan sarana yang diberikan antara lain bantuan peralatan sebagai sarana produksi, perluasan pelabuhan pendaratan kapal/ikan, perluasan jalan proses desa dan peyediaan dan perbaikan sistem irigasi. 3. Perbankan (Bank Jateng Pati, Bank BRI) Menjalin kerjasama dengan memberikan bantuan pembiayaan yang sangat diperlukan untuk pengembangan klaster pengolahan ikan, meskipun sifatnya masih perorangan belum pembiayaan ke kelompok. V. PERKEMBANGAN KLASTER Secara umum, perkembangan klaster pengolahan ikan Kabupaten Pati pada tahap perkembangan sentra yang berkembang. Sedangkan perkembangan masing-masing anggota klaster pengolahan ikan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 3.Persepsi Pelaku Usaha terhadap Perkembangan Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati Perkembangan Klaster Tahapan Perkembangan : Sumber : Data primer, diolah Tetap 42,86 Berkembang 42,86 Menurun 14,29

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa tahap perkembangan usaha anggota klaster pengolahan ikansebagian besar berada pada tahap perkembangan sentra yang berkembang yaitu sebanyak42,86% dan pada tahap perkembangan tetap sebanyak 42,86%, sementara usaha yang menurun ada sebesar 14,29%.

Tabel 4. Struktur Modal Pelaku Usaha dalam Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati Struktur Modal Struktur Permodalan : 1. Uang sendiri 2. Pinjaman 3. Lainnya Sumber : Data primer, diolah 2010 77,78 22,22 0,00 2011 66,67 33,33 0,00 2012 66,67 33,33 0,00

Struktur permodalan pada usaha anggota klaster pengolahan ikan tahun 2010 adalah 77,78% menggunakan permodalan dari uang sendiri dan 22,2,2% menggunakan permodalan dari pinjaman. Tahun 2011, penggunaan permodalan dari uang sendiri sebesar 66,67% dan penggunaan permodalan dari pinjaman sebesar 33,33%, masih sama sampai di tahun 2012.

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

Tabel 5.Tingkat Keuntungan Pelaku Usaha dalam Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati Keuntungan Usaha Tingkat Keuntungan Sumber : Data primer, diolah 2010 49,33 2011 57,25 2012 48,18

Tingkat keuntungan yang diperoleh anggota klaster pengolahan ikan mengalami peningkatan dari pada tahun 2010 ke tahun 2011, dimana tingkat keuntungan pengolahikan 49,33%, meningkat menjadi 57,25%. Pada tahun 2012 tingkat keuntungan usaha pengolahan ikan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 48,18%. Hal ini berkaitan dengan hampir sepanjang tahun 2012, cuaca ekstrim beberapa kali terjadi sehingga harga ikan beku sebagai bahan baku menjadi mahal, sementara harga jual ikan pindang tidak bisa naik, karena itu keuntungan yang harus dikurangi.

VI. KESIMPULAN 1. Klaster pengolahan ikan Kab Pati terbentuk pada sekitar tahun 2007 merupakan prakarsa dari kalangan pengolah ikan pindang yang dalam Paguyuban Pengolahan Ikan Mina Bahari 2. Penciptaan nilai tambah terbesar ada di tangan pemindang ikan (73,055%), kemudian disusul pengecer dan pengepul. Demikian halnya dengan proporsi keuntungan terbesar (61,04%) dinikmati oleh pemindang ikan. 3. Bahan baku utama adalah ikan beku, sedangkan bahan penolong adalah bahan bakar, besek, garam dan air. Semua input tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk proses pengolahan tidak mengalami hambatan. 4. Pemasaran ikan pindang melalui pedagang besar/tengkulak untuk didistribusikan ke pedagang besar lain atau pedagang pengecer. Proses pembayaran dari pengolah ikan pindang dilakukan dengan sistem beli putus dan cara bayar tunai. 5. Hambatan yang dihadapi untuk pengembangan klaster adalah masih terbatasnya lahan untuk tempat usaha dan pemasaran masih terbatas. 6. Stakeholder yang telah telibat dalam pengembangan klaster selama ini adalah adalah Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, FEDEP, Perbankan (Bank Jateng Pati, Bank BRI) 7. Hanya sebagian kecil pengusaha pengelohan ikan (14,29) yang berpandangan bahwa klaster Pengolahan ikan Kabupaten Pati mengalami penurunan. 8. Tingkat keuntungan yang diperoleh para anggota klaster pebngeolahan ikan relatif tinggi berkisar antara 49,33% hingga 57,25% per tahun selama tiga tahun terkahir. VII. SARAN 1. Keterbatasan usaha, harus menjadi perhatian serius pengurus klaster dan stakeholder untuk kepentingan klaster tersebut, selain kebutuhan alat transportasi untuk kepenntingan pemasaran agar mampu menjangkau daerah yang lebih luas. 2. Perlu pelatihan mengenai proses pengemasan produk yang lebih hieginis sehingga bisa menjangkau segmen pasar yang lebih tinggi. 3. Perlu pelatihan manajemen ekspor dan informasi pasar. 4. Untuk keberlangsungan pengadaan bahan baku perlu meningkatkan kerjasama dengan badan meterologi dalam memprediksi ikan posisi ikan melalui satelit. 5. Penguatan kelembagaan klaster sehingga akan memiliki posisi tawar yang kuat menghadapi tengkulak yang sering mempermainkan harga. Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati 8

6. Instansi terkait terus kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk kepentingan pelatihan tentang prosedur penangkapa , penyimpanan dan pengolahan olahan ikan yang berkualitas. 7. FEDEP kabupaten Pati perlu terus meningkatkan perannya sebagai pendamping klaster terutama untuk kepentingan penguatan kelembagaan. 8. Fihak lembaga keuangan terutama perbankan hendaknya terus memberikan bantuan pembiayaan (kredit lunak) yang sangat diperlukan untuk pengembangan klaster pengolahan ikan.

Klaster Pengolahan Ikan Kabupaten Pati

Anda mungkin juga menyukai