Anda di halaman 1dari 45

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar

Provinsi Sulawesi Selatan


Tahun 2015

2.1.

G
r
e
e
n

TINJAUAN KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH (RTRW) KABUPATEN TAKALAR


Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Takalar Tahun 2012
2031, maka arahan kebijakan Tata Ruang Kabupaten Takalar
yang terkait dengan pemanfaatan ruang untuk pengembangan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) antara lain meliputi :
A. Rencana

Kawasan

Lindung

pada

kawasan

perlindungan setempat, meliputi :


Kawasan

sempadan

sungai, ditetapkan di Sungai

Pappa, dan Sungai Gamanti dengan ketentuan:


-

Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan


lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul
sebelah luar;

Daratan

sepanjang

tepian

sungai

besar

tidak

bertanggul diluar kawasan permukiman dengan lebar


paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 1

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak
e
bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar
paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. n

Kawasan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud,

berupa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP)


yang

ditetapkan

menyebar

dan

seimbang

dengan

memperhatikan fungsi ekologis, sosial budaya, estetika,


dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit
20% (dua puluh persen) dan RTH privat paling sedikit 10%
(sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan Kabupaten
Takalar.
B. Arahan Peraturan Zonasi Struktur Ruang
Arahan

Peraturan Zonasi untuk Pusat Kegiatan

Kawasan Perkotaan, meliputi :


-

Pengembangan kawasan perkotaan yang memiliki


kualitas daya dukung lingkungan rendah dan kualitas
pelayanan prasarana dan sarana rendah; dan

Penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen)


dari luas kawasan perkotaan di sekitarnya.

Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Jaringan

Prasarana dan Infrastruktur lainnya, meliputi :


-

Pemanfaatan ruang pengawasan jalan dengan KDH


paling rendah 30% (tiga puluh persen).

Pemanfaatan ruang sisi jalan bebas hambatan untuk


ruang terbuka harus bebas pandang bagi pengemudi
dan memiliki pengamanan fungsi jalan.

Terminal penumpang tipe B, terminal penumpang tipe


C dan terminal barang dilengkapi dengan RTH yang
penyediaannya diserasikan dengan luasan terminal.

C. Arahan Peraturan Zonasi Pola Ruang

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 2

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Arahan peraturan zonasi untuk kawasan lindung
e
terdiri atas:
n
Arahan peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan
setempat untuk sempadan sungai dan RTH kota terdiri
atas:
-

Kegiatan pemanfaatan sempadan sungai untuk


RTH, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi
bencana,

serta

pendirian

bangunan

untuk

kepentingan pemantauan ancaman bencana;


-

Kegiatan pemanfaatan ruang untuk fungsi resapan


air, pemakaman, olahraga di ruang terbuka, dan
evakuasi bencana;

Kegiatan rekreasi, pembibitan tanaman, pendirian


bangunan fasilitas umum, yang tidak mengganggu
fungsi RTH kota sebagai kawasan perlindungan
setempat; dan

Kegiatan pendirian stasiun pengisian bahan bakar


umum dan kegiatan sosial dan ekonomi lainnya
yang

mengganggu

fungsi

RTH

kota

sebagai

kawasan lindung setempat.


Arahan peraturan zonasi kawasan rawan bencana
terdiri atas:
-

Kegiatan

penghijauan,

reboisasi,

pendirian

bangunan tanggul, drainase, pintu air, sumur


resapan dan lubang biopori, serta penyediaan
lokasi dan jalur evakuasi bencana;
-

Kegiatan mengubah aliran sungai antara

lain

memindahkan, mempersempit, dan menutup aliran


sungai, kegiatan menghalangi dan/atau menutup
lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta kegiatan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 3

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
yang berpotensi menyebabkan terjadinya bencana
e
banjir; dan
n
Penyediaan prasarana dan sarana minimum
meliputi:
Penanganan

sedimentasi

di

muara

saluran/sungai yang bermuara di laut melalui


proses pengerukan;
Penyediaan
saluran

drainase

yang

memperhatikan kemiringan dasar saluran dan


sistem/sub sistem daerah pengaliran; dan
Penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana.

Arahan peraturan zonasi kawasan sempadan mata air


meliputi:
-

Kegiatan

yang

diperbolehkan

meliputi

pemanfaatan kawasan sekitar mata air untuk RTH


dan kegiatan mempertahankan fungsi kawasan
mata air;
-

Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi


kegiatan

pariwisata,

pertanian

dengan

jenis

tanaman yang tidak mengurangi kekuatan struktur


tanah, dan kegiatan yang tidak mengganggu fungsi
kawasan mata air; dan
-

Kegiatan

yang

tidak

diperbolehkan

meliputi

kegiatan yang menimbulkan pencemaran mata air


serta kegiatan yang dapat mengganggu dan/atau
merusak kelestarian fungsi kawasan mata air.
Arahan peraturan zonasi untuk kawasan budidaya

terdiri dari:
Arahan peraturan zonasi untuk kawasan permukiman
perkotaan meliputi:

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 4

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Kegiatan perumahan kepadatan tinggi, kepadatan
e
sedang, dan kegiatan pembangunan prasarana dan
n
sarana lingkungan perumahan sesuai dengan
penetapan amplop bangunan, penetapan tema
arsitektur

bangunan,

penetapan

kelengkapan

bangunan lingkungan serta penetapan jenis dan


syarat penggunaan bangunan yang diizinkan;
-

Kegiatan
secara

lainnya

meliputi

terbatas

permukiman

untuk

beserta

pemanfaatan
mendukung

prasarana

dan

ruang

kegiatan
sarana

lingkungan;
-

Kegiatan

yang

tidak

diperbolehkan

meliputi

kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup


lokasi dan jalur evakuasi bencana serta kegiatan
yang mengganggu fungsi kawasan;
-

Penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:

o Penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh


persen) dari luas kawasan perkotaan.
o Penerapan

ketentuan

tata

bangunan

dan

lingkungan yang meliputi ketentuan KDB, KLB,


KDH, KTB, ketinggian bangunan, dan GSB
terhadap jalan.

2.2.

GEOFISIK

DASAR

WILAYAH

KABUPATEN

TAKALAR
1)

Geografi dan Administrasi


Kabupaten

Takalar

merupakan

salah

satu

wilayah

kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terlatak pada


bagian selatan. Letak astronomis Kabupaten Takalar berada pada

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 5

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
posisi 5 3 5 38 Lintang Selatan dan 119 22 119 39 Bujur
e
Timur, dengan luas wilayah kurang lebih 566,51 Km .
n
Secara adminitrasi Kabupaten Takalar berbatasan dengan
O

Spa
tial
Plann
ing

wilayah :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Gowa dan Kab.


Jeneponto

Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores


Wilayah administrasi Kabupaten Takalar pada Tahun 2013

terdiri

atas

kecamatan.

Wilayah

kecamatan

baru

hasil

pemekaran adalah Kecamatan Sanrobone yang dimekarkan dari


Kecamatan Mappakkasunggu, dan Kecamatan Galesong yang
dimekarkan dari Kecamatan Galesong Utara dan Galesong
Selatan. Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan
wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Polombangkeng
Utara dengan luas kurang lebih 212,25 Km 2, atau sekitar 37,47%
dari luas wilayah Kabupaten Takalar, sedangkan kecamatan yang
memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Galesong Utara
dengan luas wilayah kurang lebih 15,11 Km 2 atau sekitar 2,67%
dari luas Kabupaten Takalar. Secara rinci luas masing-masing
kecamatan di Kabupaten Takalar, diuraikan pada tabel dan
gambar berikut.
Tabel 2.1.
No
1
2
3
4
5
6

Luas Wilayah Kabupaten Takalar Berdasarkan


Jumlah Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan
Mangarabombang
Mappakasunggu
Sanrobone
Polombangkeng
Selatan
Pattallassang
Polombangkeng

100,50
45,27
29,36

17,74
7,99
5,18

Jumlah
Desa/
Kelurahan
12
4
4

88,07

15,55

25,31
212,25

4,47
37,47

8
15

Luas Porsentas
(Km2)
e (%)

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

Ibukota
Mangadu
Cilallang
Sanrobone
Bulukunyi
Pattallassang
Palleko

II - 6

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Utara
7

Galesong

25,93

4,58

11

Galesong Selatan

24,71

4,36

Galesong Utara

15,11

2,67

Jumlah

566,5
1

100,00

77

Spa

G
r tial
e Plann
ing
Galesong
e
Kota
Bonto n
Kassi
Bonto
Lebang
-

Sumber : Kabupaten Takalar Dalam Angka 2014

Gambar 2.1.
2)

Peta Administrasi Kabupaten Takalar

Topografi dan Kemiringan Lereng


Wilayah Kabupaten Takalar berada pada ketinggian 0

1000 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan bentuk


permukaan lahan relatif datar, bergelombang hingga perbukitan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah
dataran dan wilayah pesisir dengan ketinggian 0 100 mdpl,
yaitu sekitar 86,10% atau kurang lebih 48,778 Km 2. Sedangkan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 7

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
selebihnya merupakan daerah perbukitan dan berada pada
e
ketinggian diatas 100 mdpl, yaitu sekitar 78,73 Km , kondisi
n
sebagian besar terdapat pada Kecamatan Polobangkeng Utara

Spa
tial
Plann
ing

dan Polombangkeng Selatan. Sumber data yang diperoleh dan


hasil analisa GIS, menujukkan keadaan topografi dan kelerengan
Kabupaten Takalar sangat bervariasi, yang secara umum berada
pada kisaran 0 - 2%, 2 - 15%, 15 - 30%, 30 40% dan > 40%.
Kondisi

topografi

tersebut

memiliki

potensi

untuk

pengembangan beberapa kegiatan perekonomian masyarakat


seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peruntukan lahan
permukiman dan sarana prasarana sosial ekonomi lainnya.
Wilayah

Kecamatan

Polombangkeng

Utaran

dan

Wilayah

Kecamatan Polombangkeng Selatan selain memiliki wilayah


dataran dan sebagian kecil wilayahnya perbukitan. Wilayah ini
memiliki lereng dengan kemiringan 15-40% yang luasnya kurang
lebih 78,73 Km2 atau 13% dari luas wilayah kabupaten. kondisi
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk perkembangan
perkebunan.

Tabel 2.2.
Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari
Permukaan Laut di Kabupaten Takalar, Tahun 2013
No
1

Kecamatan
Mangarabombang

0-100
mdpl
10.050

Luas (Ha)
100-500
mdpl
-

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

Jumlah
(Ha)

> 500
mdpl
-

10.050

II - 8

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

2
3
5
6
7
8

Mappakasunggu
Sanrobone
Polombangkeng
Selatan
Pattallassang
Polombangkeng Utara
Galesong
Galesong Selatan

Galesong Utara

Jumlah

Spa

G
r tial
e
Plann
4.527
ing
2.936
e
8.807
n

4.527
2.936

7.960

847

2.531
14.199
2.593
2.471

6.904
-

122
-

1.511

48.778

7.751

122

56.651

86,10

13,68

0,22

100

Prosentase (%)

2.531
21.225
2.593
2.471
1.511,0
0

Sumber : Kabupaten Takalar Dalam Angka 2014

Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik


topografi

suatu

kesesuaian

wilayah

lahan

dan

yang

sangat

banyak

berpengaruh

mempengaruhi

dalam

penataan

lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun, kondisi topografi


berpengaruh

terhadap

terjadinya

longsor

dan

terhadap

konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor utama
yang menentukan fungsi kawasan, untuk diarahkan sebagai
kawasan lindung atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan
untuk kawasan fungsional seperti persawahan, ladang dan
kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan
dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40%
akan sangat sesuai untuk penggunaan perkebunan, pertanian
tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng
diuraikan sebagai berikut :

Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif


dengan pengelolaan kecil.

Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan


perkotaan dan pertanian, namun bila terjadi kesalahan dalam
pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 9

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
3)
Struktur Geologi
e
Struktur geologi Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh
n
formasi camba, terobosan, gung api cindako, formasi tonasa dan
endapan aluvium. Masing masing formasi batuan tersebut
memiliki karakteristik yang membentuk struktur tanah dan
batuan, antara lain :

Formasi Terobosan, terbentuk atas batuan basal

Formasi Gunung ApiCindako, terbentuk atas batuan


lava-breksi-tufa-konglomerat dan terutama lava

Formasi

Camba

terbentuk

atas

sendimen

laut

berselingan

Formasi Tonasa terbentuk atas batuan gamping

Endapan alivium dan pantai, terbentuk atas kerikil,


pasir, lempung, dan lumpur.
Jenis batuan atau geologi Kabupaten Takalar terdiri dari;

Vulcanic (batuan Vulkanik), batuan ini merupakan batuan tertua


yang telah mengalami perubahan, sebagian besar batu kapur
terbentang

sepanjang

pantai

perbatasan

Takalar

dengan

Jeneponto. Gunung Api Baturape Cindako merupakan batuan


vulkanik basal yang terdiri dari lava dan batuan piroklastik yang
bersilangan dengan tufa dan batu pasir. Batuan ini tersebar luas
di wilayah pegunungan dan daerah dataran (jelasnya lihat
gambar

3.3).

Lapisan

batuan

ini

memiliki

porositas

dan

permeabilitas yang rendah. Batuan Instrusif terdiri atas batuan


basal mulai dari dolerit, diorit, gabbro hingga diabase.
4)Jenis Tanah
Keadaan jenis tanah Kabupaten Takalar secara umum
termasuk dalam golongan stadium dewasa dengan tekstur
permukaan halus, umunya kondisi tanah tersebut dipengaruhi
fromasi pada pegunungan Bawakaraeng dan Lompobattang.

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 10

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan Aluvium,
e
Miosen tengah-akhir serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan
n
sedikit terobosan Andesit. Endapan Aluvium terdiri dari lempung,
pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang tidak padu
(lepas). Endapan ini berasal dari hasil desintegrasi batuan yang
lebih tua. Struktur tanah yang terbentuk meliputi jenis tanah
entisol, inceptisol, molisol, dan ultisol.
Tabel 2.3.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Klasifikasi Jenis Tanah di Rinci Menurut


Kecamatan
Luas Jenis Tanah (Ha)

Kecamatan
Mangarabombang
Mappakasunggu
Sanrobone
Polombangkeng
Selatan
Patallassang
Polombangkeng
Utara
Galesong
Galesong Selatan
Galesong Utara
Jumlah

Inceptiol

Ultisol

Molisol

Entisol

6.970,25
1.154,83
1.869,76

847,24
-

451,34
-

1.525,74
3.896,18
-

6.041,31
1.814,24

2.705,62
-

14.975,05
2.320,27
1.910,23
2.029,48
39.085,4
2

7.686,92
11.239,7
9

86,29
73,62
-

451,34

5.581,83

Sumber : RTRW Mamminasata Tahun 2007 dan Analisis GIS Tahun 2008

Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah


barat, memanjang dari utara ke selatan dan pada umumnya diisi
oleh

endapan

sedimen

Sungai

dan

pantai

berpotensi

pengembangan pertanian dan perikanan (tambak). Sedangkan


morfologi perbukitan dengan ketinggian 50 200 meter dari
permukaan laut yang berada pada bagian tengah ke arah Timur
dan Selatan pada umumnya wilayah perbukitan yang berpotensi
untuk pengembangan perkebunan.
5)Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Pengelolaan

pemanfaatan

sumberdaya

alam

dan

lingkungan diarahkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem


Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 11

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
serta untuk mempertahankan kemampuan lingkungan hidup.
e
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemanfaatan
n
sumberdaya alam harus memperhatikan aspek konservasi dan
pelestariannya agar pembangunan dapat dilanjutkan. Untuk itu
perlu diidentifikasi sejauh mana potensi sumberdaya alam yang
ada serta tingkat pemanfaatannya.
Secara umum sumberdaya alam ini mencakup sumberdaya
lahan, sumberdaya mineral dan sumberdaya air. Sedangkan
sumberdaya lainnya akan dibahas tersendiri pada sub bagian di
depan, seperti sumberdaya hutan dan kawasan pesisir pantai.
Sumberdaya lahan di Kabupaten Takalar dapat terlihat dari
kondisi tutupan lahan atau pemanfaatan lahan yang terbentuk.
Pada

dasarnya

pembentukan

pola

pemanfaatan

lahan

dipengaruhi oleh faktor fisik lahan seperti letak geografis,


struktur geologi dan tanah, klimatologi wilayah, dan sektor
kegiatan ekonomi masyarakat. Sumber data yang diperoleh tidak
menguraikan kondisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Takalar,
sehingga untuk melakukan identifikasi struktur pemanfaatan
lahan dilakukan pendekatan analisis GIS. Pemanfaatan lahan
yang terbentuk hingga saat ini di Kabupaten Takalar terdiri atas
lahan

hutan,

persawahan,

perkebunan

rakyat,

tambak,

permukiman, pada rumput/alang-alang dan lain sebagainya.


Dominasi pemanfaatan lahan pertanian lahan basah Mencapai
sekitar 32.442,53 Ha atau sekitar 57,27% dari total luas wilayah
Kabupaten Takalar.
Tabel 2.4.
No
1
2
3

Kondisi Penggunaan Lahan Kabupaten Takalar


Tahun 2013

Jenis Penggunaan
Lahan
Tubuh Air (Embung)
Lahan Terbuka
Tambak

Luas (Ha)
33,24
6.208,38
2.916,78

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

Prosentase (%)
0,06
10,96
5,15

II - 12

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

4
5
6
7
8
9
10

Semak Belukar
Rawa
Pertanian
Lahan
Basah
Permukiman
Perkebunan
Hutan
Lainnya
Jumlah

11.880,70
467,79
32.442,53
903,19
15,45
1.506,26
276,67

G
r
e
20,97
0,83e
57,27n
1,59
0,03
2,66
0,49

56.651,00

100

Sumber : Analisis Tim Tahun 2014

Gambar 2.2.

Peta Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Takalar

6)Kependudukan
Distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang
mendiami suatu wilayah atau pengelompokan jumlah penduduk
yang

didasarkan

pada

batasan

administrasi

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

wilayah

yang

II - 13

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu
e
wilayah, akan mempengaruhi tingkat konsentrasi pelayanan
n
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melayani
kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut.
Penduduk

Kabupaten

Takalar

berdasarkan

data

yang

diperoleh Tahun 2013 berjumlah 280.600 jiwa yang tersebar di 9


kecamatan,

dengan

jumlah

penduduk

terbesar

berada

di

Kecamatan Polombangkeng Utara, yakni 47.693 jiwa. Rasio


jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki perkabupaten, dimana
129.599 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 140.004 jiwa berjenis
kelamin perempuan. Dengan angka rasio jenis kelamin 92,57
(93), dapat diartikan bahwa setiap 100 orang berjenis kelamin
perempuan

terdapat

93

orang

berjenis

kelamin

laki-laki.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Takalar pada tahun 2010


mencapai 476 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kecamatan Galesong Utara, dengan tingkat
kepadatan mencapai 2.380 jiwa/km2, dan kecamatan dengan
kepadatan

penduduk

terendah

berada

di

Kecamatan

Polombangkeng Utara dengan angka kepadatan 216 jiwa/km 2.


Secara rinci diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 2.5.

No
1
2
3
4
5
6
7

Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kab.


Takalar Tahun 2013

Kecamatan
Mangarabombang
Mappakasunggu
Sanrobone
Polombangkeng
Selatan
Patalassang
Polombangkeng
Utara
Galesong

100,50
45,27
29,36

Jumlah
Pendud
uk
(Jiwa)
36.689
15.139
13.276

14,12
5,75
5,06

Kepadata
n
(Jiwa/Km2
)
365
334
452

88,07

26.754

10,00

304

25,31

34.729

12,38

1.372

212,25

45.825

16,91

216

25,93

37.371

13,70

1.441

Luas
(Km2)

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

Prosenta
se (%)

II - 14

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

8
9

Galesong Selatan
Galesong Utara
Jumlah

24,71
15,11

23.854
35.966

8,85
13,23

566,51

269.603

100,00

G
r
e
965
2.380
e
476
n

Sumber : Kabupaten Takalar Dalam Angka Tahun 2014

Tabel diatas menunjukkan distribusi dan tingkat kepadatan


penduduk masing-masing kecamatan tidak merata, akumulasi
kepadatan penduduk Kabupaten Takalar mencapai 445 jiwa/Km 2.
Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan
Galesong Utara yaitu 2.208 jiwa/Km2, kemudian disusul oleh
Kecamatan Galesong dengan kepadatan 1.332 jiwa/Km 2, dan
Kecamatan Pattalassang dengan kepadatan 1.234 jiwa/Km 2.
Sedangkan

tingkat

kepadatan

penduduk

terendah

adalah

Kecamatan Polombangkeng Utara dengan kepadatan rata-rata


201 jiwa/Km2.
Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut
dipengaruhi oleh perbandingan jumlah penduduk yang mendiami
setiap kecamatan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah
kecamatan.
distribusi

Sedangkan

dan

secara

kepadatan

keruangan,

penduduk

di

pada

dasarnya

Kabupaten

Takalar

dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan


prasarana penunjang, serta kemudahan aksesibilitas terhadap
Kota Makassar, sehingga distribusi penduduk lebih terkonsentrasi
pada Kecamatan Galesong Utara yang berbatasan langsung
dengan Kota Makassar.
7)Perekonomian
Pertumbuhan

ekonomi

adalah

merupakan

salah

satu

indikator utama untuk mengukur kinerja perekonomian suatu


wilayah. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas
pendapatan

perekonomian

akan

menghasilkan

masyarakat

pada

suatu

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

periode

tambahan
tertentu.

II - 15

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila seluruh
e
balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun
n
tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut
meningkat.

Indikator

pertumbuhan

yang

ekonomi

di

gunakan

untuk

suatu

wilayah

mengukur

adalah

tingkat

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).


Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Takalar atas
dasar harga berlaku Tahun 2013 sekitar Rp. 1.837.602,23 juta
dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sector pertanian yakni
sebesar

45,89

persen.

Produk

Domestik

Regional

Bruto

Kabupaten Takalar atas dasar harga konstan Tahun 2013 sekitar


Rp 852.208,81 juta.

2.3.

GAMBARAN UMUM KAWASAN PERKOTAAN

TAKALAR
A. Administrasi Kawasan Perkotaan Takalar
Pada dasarnya kawasan perencanaan adalah Kawasan
Perkotaan Takalar (Ibukota Kabupaten Takalar) didominasi oleh
kegiatan pelayanan jasa dan aktivitas perkotaan. Berdasarkan
pada

kondisi

dideliniasi
perencanaan

tersebut

maka

berdasarkan
berada

pada

kawasan

batasan

perencanaan

fungsional.

Kecamatan

dapat

Kawasan

Pattallassang

yang

mencakup 6 (enam) kelurahan yaitu Kelurahan Pattallassang,


Kelurahan Palantikang, Kelurahan Pappa, Kelurahan Maradekaya,
Kelurahan Kalabbirang dan Kelurahan Sombalabella, dengan luas

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 16

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
keseluruhan yaitu 1.905,00 Ha. Luas kawasan perencanaan
e
tersebut berdasarkan data hasil interpretasi citra satelit.
n
1. Letak Geografis
Secara

geografis

batasan

kawasan

perkotaan,

meliputi:

Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Polongbangkeng


Utara;

Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Polongbangkeng


Selatan;

Sebelah

selatan

berbatasan

dengan

Kec.

Mangarabombang; dan

Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Mappakasunggu


dan Kabupaten Gowa.

2. Topografi dan Kemiringan Lereng


Keadaan
karakteristik

topografi
fisik

dalam

menunjukkan
melihat

potensi

salah

satu

fisik

untuk

pengembangan kota. Keadaan topografi Kawasan Perkotaan


Takalar pada umumnya relatif datar berada pada kisaran 0 5%. Sedangkan berdasarkan ketinggian dari permukaan air
laut berkisar antara 5 - 25 meter diatas permukaan laut.
3. Kondisi Jenis Tanah
Daya dukung tanah di Kawasan Perkotaan Takalar
umumnya dalam kondisi baik, hal ini dapat terlihat dari
struktur lapisan tanahnya, dimana struktur tanah umunya
dalah berpasir. Jenis tanah yang ada adalah alluvial kelabu
tua, coklat kelabu, gromosol kelabu tua, kompleks podsolid
coklat kekuningan serta regosol coklat kelabu dengan
kedalaman tanah efektif >90 cm dengan tekstur tanah yang
halus.
4. Hidrologi

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 17

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Keadaan hidrologi di Kawasan Perkotaan Takalar,
e
berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan
n
ditemukan daerah-daerah kawasan kota yang mengalami

Spa
tial
Plann
ing

genangan periodik. Pada kondisi tertentu terutama pada


saat musim hujan dapat mengakibatkan ancaman banjir
perkotaan. Sumber air yang dimanfaatkan masyarakat
Kawasan Perkotaan Takalar berasal dari PDAM, air tanah
dangkal

dan

dalam

(sumur

artesis)

dengan

rata-rata

kedalaman antara 5 - 10 m.
5. Tutupan Lahan
Kondisi tutupan lahan Kawasan Perkotaan Takalar
secara umum terdiri atas permukiman dan bangunan
lainnya

(perkantoran,

perumahan

dan

permukiman,

pendidikan, jasa, fasilitas sosial), sawah, perkebunan dan


lahan yang tidak diusahakan atau lahan kosong. Pergesaran
pemanfaatan lahan Kawasan Perkotaan Takalar secara
umum telah mengalami perubahan yang cukup drastis,
akibat terjadinya peningkatan pembangunan aktivitas sosial
ekonomi. Kondisi jenis dan luas tutupan lahan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.6.
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL
.
Pattallassa
ng
Palantikan
g
Pappa
Maradekay
a
Kalabbiran
g
Sombalabe

Tutupan Lahan Kawasan Perkotaan Takalar,


Tahun 2013
JENIS TUTUPAN LAHAN
Pekarang Perkebun
an
an
116,75
-

Sawa
h
70,34

Tegala
n
35,34

Tamb
ak
-

Lainn
ya
13,57

157,8
2
304,5
3
269,8
4
162,5
6
117,5

19,65

93,19

21,00

7,34

54,11

48,58

10.00

3,00

14,78

12,54

11,52

3,10

12,61

173,31

3,52

7,11

158,51

2,86

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 18

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

lla
TOTAL

Spa

2
1.082
,61

141,36

601,86

10,00

24,00

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

Gambar 2.3.

Peta Tutupan Lahan Kawasan Perkotaan Takalar

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 19

G
r tial
e Plann
ing
e
45,17
n

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
e
n

B. Ketersediaan Sarana Pelayanan Umum


1. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang


mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Mencapai
tersebut

tujuan
dibutuhkan

sarana dan prasarana


pendidikan
sarana

berupa
pendidikan.

Sarana pendidikan ini


merupakan
bentuk

suatu
pelayanan

Gambar: Sarana Pendidikan Tingkat SMU di


Kawasan Perkotaan Pattallassang

kebutuhan pendidikan bagi penduduk di Kawasan


Perkotaan Takalar. Sarana pendidikan yang tersedia di
kawasan ini adalah sarana pendidikan tingkat Taman
Kanak-kanak

(TK),

Sekolah

Dasar

(SD),

Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum


(SMU) dan Perguruan Tinggi (PT). Sebaran sarana
pendidikan tersebut terdistribusi ke seluruh kawasan
perkotaan.

Perkembangan

sarana

pendidikan

ini

mempunyai pola yang menyebar dan berada di sekitar


jalan utama maupun di kawasan permukiman. Pola
perkembangan sarana pendidikan berdasarkan tingkat
pendidikan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 20

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Tabel 2.7.

G
r
e
e
n

Jenis Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan


Takalar, Th. 2013
JUMLA
H
(UNIT)

SARANA PENDIDIKAN
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.

Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

T
K

SD

SLTP

SMU
/
SMK

M
I

MT
s

M
A

1
3
1
6

4
5
2
3
7

2
2

4/1
1
-

1
1
2

1
-

1
-

15
8
3
5
17

3
1
4

1/2

16

26

64

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

2. Sarana Kesehatan
Sarana

kesehatan

mempunyai

dua

pola

perkembangan, yaitu perkembangan yang menyebar


pada

kawasan

permukiman

disetiap

kelurahan,

terutama yang memiliki skala pelayanan lingkungan


maupun lokal dan yang memiliki pola perkembangan
yang

memusat,

terutama

yang

memiliki

skala

pelayanan kota. Jenis sarana kesehatan antara lain


Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai
Pengobatan, Posyandu, Tempat Praktek Dokter, dan
apotek. Distribusi sarana kesehatan tersebut menyebar
ke seluruh kawasan perkotaan. Pola persebaran dan
jumlah sarana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.8.
N

Jenis Fasilitas Kesehatan Kawasan Perkotaan


Takalar, Th. 2013

DESA/KEL.

SARANA PENDIDIKAN

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

JUMLA

II - 21

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Rumah
Sakit

O
1
2
3
4
5
6

Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella

1
1

TOTAL

Puskesmas/
Pustu/
Poskedes
1
1
1
3
1
7

G
r
e
H
(UNIT)e
6 n

Posyan
du
5
7
4
6
4
5
31

8
5
9
4
7
39

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

3. Sarana Peribadatan
Sarana

peribadatan

di

Kawasan

Perkotaan

Takalar, terdiri dari mesjid, dan mushallah. Sedangkan


tempat
ibadah
untuk
agama

lain

tidak ada di

Gambar: Sarana Ibadah (Mesjid) di Kawasan Perkotaan


Takalar

wilayah ini. Pola perkembangan sarana ini menyebar di


kawasan
mesjid

permukiman.
secara

Sarana

umum

peribadatan

tersebar

di

berupa

seluruh

unit

permukiman yang ada di Kawasan Perkotaan Takalar.


Ketersediaan

sarana

peribadatan

ini

dimaksudkan

untuk melayani kebutuhan ibadah bagi pemeluknya.


Secara umum, penduduk Kawasan Perkotaan Takalar
didominasi

oleh

pemeluk

Agama

Islam,

sehingga

fasilitas ibadah yang dominan adalah mesjid.


Tabel 2.9.
N
O
1
2

Jenis Fasilitas Peribadatan Kawasan Perkotaan


Takalar, Th. 2013

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang

SARANA PENDIDIKAN
Langga Gerej Lainn
Mesjid
r
a
ya
4
8

3
1

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

JUMLAH
(UNIT)
7
9

II - 22

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

3
4
5
6

Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

5
5
6

1
5

6
5
11

7
35

6
16

13
51

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

4. Sarana Olahraga

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 23

G
r
e
e
n

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Spa

G
r
e
Sarana olahraga selain digunakan sebagai wadah
e
untuk kegiatan berolah raga juga dapat difungsikan
n
sebagai sarana rekreasi atau tempat bermain, serta

tial
Plann
ing

berfungsi
sebagai
ruang
terbuka.
Selain

itu

Gambar: Sarana Olahraga (Lap. Sepak Bola & Volley Ball)


di Kawasan Perkotaan Takalar

sarana olahraga juga dapat digunakan untuk berbagai


kegiatan seperti upacara, kegiatan adat dan kegiatan
bersifat umum lainnya. Sarana ini dapat berupa taman,
lapangan olah raga, gedung serba guna dan lain
sebagainya. Fasilitas olah raga dan rekreasi dibagi
dalam dua jenis, yaitu fasilitas olah raga/rekreasi
tertutup (in door) dan fasilitas olahraga/rekreasi terbuka
(out door). Hasil pengamatan lapangan yang dilakukan
menunjukkan sarana olahraga di Kawasan Perkotaan
Takalar terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan tenis,
lapangan

bulu

tangkis

dan

lahan

terbuka

yang

dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga.


Tabel 2.10.

Jenis Fasilitas Olah Raga Kawasan Perkotaan


Takalar, Th. 2013
JUMLA
H
(UNIT)

SARANA PENDIDIKAN
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.

Pattallassan
g
Palantikang
Pappa
Maradekay
a
Kalabbirang
Sombalabel

Sepa
k
Bola

Bola
Voll
y

Tennis
Lapang
an

Bulu
Tangk
is

Teni
s
Meja

Lainn
ya

1
1

1
2

1
-

3
-

5
-

2
-

2
-

2
-

15
-

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 24

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Spa

la
TOTAL

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

G
r tial
e Plann
ing
e 18
n

5. Sarana Perdagangan dan Jasa


Kawasan

Perkotaan

Takalar

cenderung

berkembang lebih cepat, hal ini dipengaruhi oleh


aktivitas ekonomi masyarakat, seperti pada sektor
perdagangan dan jasa. Hal ini tidak terlepas dari posisi
Kawasan Perkotaan Takalar yang merupakan ibukota
kabupaten. Sektor perdagangan memiliki peran yang

Gambar: Sarana Perdagangan & Jasa (Pasar Pattallassang, Bank Sulselbar, &
Komp. Pertokoan) di Kawasan Perkotaan Takalar

sangat strategis dalam meningkatkan perekonomian,


yang didukung oleh sarana dan prasarana pergadangan
(pasar), toko dan kegiatan usaha perdagangan lainnya.
Kegiatan perdagangan dan jasa di Kawasan Perkotaan
Takalar menunjukkan perkembangan, terutama yang
terdapat

pada

koridor-koridor

jalan

utama.

Perkembangan perdagangan yang ada di wilayah ini


mempunyai skala pelayanan lingkungan, dan lokal.
Hasil survey lapangan memperlihatkan adanya
berbagai

sarana

Perkotaan

perdagangan

Takalar,

seperti

yang

ada

warung/kios,

Kawasan
pertokoan,

pasar, bengkel, jasa perbankan, koperasi, dll. Terdapat


bank, pegadaian dan beberapa sarana perdagangan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 25

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
dan jasa lainnya. Pola penyebaran sarana ini, terfokus
e
pada jalan utama di wilayah Kawasan Perkotaan Takalar.
n
Untuk lebih jelasnya, jumlah dan sebaran sarana
perdagangan dan jassa di Kawasan Perkotaan Takalar
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.11.

Fasilitas Perdagangan Kawasan Perkotaan


Takalar, Th. 2013
SARANA PENDIDIKAN

N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabell
a

Pasa
r
Umu
m
1
1

TOTAL

JUMLA
H
(UNIT)

Mini
Mark
et

Toko/Kio
s

Warung
Makan/
Kedai

140
42
46
29
112

87
8
10
3
35

228
50
56
32
153

82

15

97

451

158

616

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 26

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Gambar 2.4.

G
r
e
e
n

Peta Distribusi/Sebaran Sarana di Kawasan Perkotaan


Takalar

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 27

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
e
n

C. Sistem Prasarana
Ketersediaan

prasarana

utama

atau

jaringan

utilitas

merupakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang


kegiatan

sosial

ekonomi

masyarakat

perkotaan,

maupun

terhadap upaya peningkatan kualitas lingkungan. Prasarana


utama yang dimaksud meliputi prasarana jalan, kelistrikan,
telekomunikasi,

air

minum,

pembuangan

limbah

dan

persampahan. Ketersediaan prasarana utama terkait dengan


sistem penyediaan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Takalar,
sehingga uraian tentang prasarana di Kawasan Perkotaan Takalar
diuraikan secara umum sistem pelayanan tersebut.
1. Prasarana Jaringan Jalan
Jaringan
pertumbuhan

jalan
di

sangat

Kawasan

berperan

dalam

Perkotaan

memacu

Takalar,

dalam

pembentukan pola permukiman terkait dengan delimitasi


kawasan terbangun dan estetika lingkungan serta interaksi
antar

lingkungan

permukiman,

sehingga

dapat

memudahkan penataan pola permukiman yang lebih teratur.


Hasil

pengamatan

dan

sumber

data

yang

diperoleh

menunjukkan jaringan jalan yang terdapat di Kawasan


Perkotaan Takalar berdasarkan klasifikasi fungsinya terdiri
dari jalan arteri, kolektor dan jalan lokal (lingkungan),

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 28

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
dimana kondisi jalan yang ada yaitu jalan aspal, pengerasan
e
dan jalan tanah.
n
Pertumbuhan dan perkembangan Kawasan Perkotaan
Takalar yang dinamis dan berkelanjutan sangat dipengaruhi

Gambar: Beberapa Kondisi Prasarana Jaringan Jalan Di kawasan Perkotaan Takalar

perkembangan sistem transportasi yang ada. Perkembangan


sistem transportasi ini terwujud dalam jaringan jalan,
membentuk pola-pola perkembangan kota di wilayah ini.
Begitu juga dengan pola perkembangan yang terdapat di
Kawasan

Perkotaan

Takalar,

terbentuk

dari

pola-pola

jaringan jalan yang ada.


Tabel 2.12. Panjang Jalan Menurut Permukaan di Kawasan
Perkotaan Takalar, Tahun 2013
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

KONDISI JALAN
Diperker
Aspal
Tanah
as
23,00
8,00
2.00
1,50
7,70
2,90
1,00
9,00
2,60
0,80
8,50
8,81
1,00
0,80
65,01
6,5
4,1

PANJANG
TOTAL
(Km)
23,00
11,50
11,60
12,40
8,50
10,61
75,61

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 29

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Gambar 2.5.

G
r
e
e
n

Peta Eksisting Prasarana Jaringan Jalan Kawasan


Perkotaan Takalar

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 30

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
e
n

2. Prasarana Air Minum

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 31

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Air bersih dibutuhkan tidak hanya untuk konsumsi,
e
akan tetapi juga untuk keperluan MCK. Pada dasarnya
n
sumber air di Kawasan Perencanaan terdapat beberapa
sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku,

Gambar: Sistem Penyediaan Air Minum Di kawasan Perkotaan Pattallassang

seperti air tanah (sumur bor & sumur gali), dan air yang
diusahakan oleh PDAM. Akan tetapi, untuk pemenuhan air
bersih dibutuhkan beberapa persyaratan teknis, seperti
standar sanitasi dan kesehatan untuk layak konsumsi.
Berdasarkan sumber data yang diperoleh dan dari hasil
pengamatan yang dilakukan menunjukkan, bahwa sumber
air baku bagi masyarakat di Kawasan Perencanaan dapat
terpenuhi melalui pemanfaatan beberapa sumber air. Pada
beberapa zona terdapat suplai air bersih dari sistem
perpipaan PDAM, sementara itu pada zona lainnya, sumber
air bersih masyarakat disuplai dari air tanah (sumur gali dan
sumur bor).
Tabel 2.13. Prasarana Air Minum di Kawasan Perkotaan
Takalar, Th. 2013
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

JENIS PRASARANA AIR MINUM


Sumur
PDAM
Sumur
Pompa
459
477
312
838
122
40
111
261
276
223
396
986
141
149
319
561
551
2.713
1.785
1.724

JUMLAH
(UNIT)
1.248
1.000
648
619
1.276
1.431
6.222

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 32

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
e
n

3. Prasarana Energi Kelistrikan

Prasarana kelistrikan dibutuhkan untuk menunjang


berbagai kegiatan seperti kebutuhan penerangan rumah
tangga, kegiatan industri, penerangan jalan dan kegiatan
lainnya.

Pelayanan

prasarana

listrik di Kawasan Perencanaan


tersedia atas distribusi daya dari
PLN. Sistem jaringan listrik di
kawasan

perencanaan

masih

menggunakan air system atau


jaringan kabel udara, terutama
pada

sambungan

ke

rumah-

rumah. Pada sistem jaringan ini


terpasang atas tiang-tiang dan
beberapa gardu pengatur daya
listrik

yang

terpasang

Gambar: Kondisi Prasarana Listrik


Sistem Jaringan Kabel
Udara

pada

beberapa titik jalur listrik. Pola jaringan listrik ini juga


mengikuti pola jaringan jalan yang ada.
Energi listrik yang ada di Kawasan Perkotaan Takalar,
bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru
yang didukung oleh beberapa pembangkit lainnya, seperti
PLTU Tello, serta PLTU Punagaya. Pola distribusi energi listrik
dialirkan

melalui

Jaringan

Tegangan

Menengah

(JTM),

kemudian dialirkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR)


ke

unit-unit

permukiman

dan

fasilitas.

Secara

umum

Kawasan Perkotaan Takalar sudah terjangkau jaringan listrik,


baik

untuk

kebutuhan

perdagangan,

usaha

rumah

industri,

tangga,

penerangan

perkantoran,
jalan,

dan

kegiatan lainnya. Klasifikasi pelanggan listrik di Kawasan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 33

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Perkotaan Takalar, terbagai 3 (tiga), yaitu pelanggan listrik
e
rumah tangga, perusahaan dan sosial. Untuk lebih jelasnya
n
jumlah pelanggan listrik di Kawasan Perkotaan Takalar,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.14. Prasarana Listrik (Sambungan Listrik) di
Kawasan Perkotaan Takalar, Tahun 2013
N
O
1
2
3
4
5
6

KLASIFIKASI PELANGGAN
Rumah Perusaha
Sosial
Tangga
an
1.248
79
19
1.000
9
6
648
4
12
619
6
29
1.276
218
40
1.431
11
15

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

Sumber:

6.222

327

JUMLAH
(UNIT)
1.346
16
664
654
1.534
1.457

121

5.671

Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

4. Prasarana Telekomunikasi
Interkoneksi antar pusat-pusat kegiatan, baik wilayah
internal Kawasan Perkotaan Takalar maupun dengan wilayah
luar, sangat membutuhkan dukungan sistem komunikasi dan
akses informasi baik menggunakan sistem konvensional
dengan kabel maupun sistem nirkabel. Untuk mendukung
sistem

interkoneksi

jaringan

kabel

sedangkan

tersebut

telepon

sistem

diarahkan

mengikuti

pola

telekomunikasi

pengembangan
jaringan
nirkabel

jalan,
yang

memanfaatkan sistem satelit dan didukung dengan menaramenara penerima dan pemancar (BTS) yang dilokasikan
pada titik-titik strategis dan di dekat ibukota kabupaten dan
kota-kota

kecamatan.

telekomunikasi,
hingga

terus

mencapai

Pengembangan
ditingkatkan

seluruh

kawasan

prasarana

perkembangannya
kota

yang

belum

terjangkau sarana dan prasarana. Untuk meningkatkan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 34

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

pelayanan,

pemerintah

pengembangan

memberi

G
r
e
dalam
e
n

dukungan

kemudahan

jaringan telekomunikasi.
a)

Gambar: Jaringan Telepon Yang


Menggunakan Sistem
Jaringan Kabel Udara

Jaringan Terestrial
Sistem jaringan terestrial di Kawasan Perkotaan
Takalar, pada dasarnya telah menjangkau beberapa
kawasan,

seperti

kawasan

perdagangan,

kawasan

permukiman di beberapa bagian wilayah kota. Namun


masih terdapat wilayah-wilayah kota yang berada pada
kondisi geografis dan topografi alamnya sulit dijangkau
oleh layanan terestrial.
b) Jaringan Satelit
Pengembangan

sistem

telekomunikasi

nirkabel

berbasis seluler sebagai bentuk/dampak meningkatnya


kebutuhan terhadap arus informasi dan komunikasi antar
wilayah,

baik

lokal,

wilayah,

nasional

maupun

internasional. Sistem telepon nirkabel ini disediakan oleh


beberapa

provider/operator

penyedia

layanan

jasa

telekomunikasi berbasis seluler. Namun pengawasan dan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 35

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
pengaturan regulasi sistem telekomunikasi tersebut
e
masih
dilakukan
oleh
pihak
pemerintah
(PT.
n
Telekomunikasi Indonesia TBK).
Lokasi menara telekomunikasi dan menara Base
Transceiver
Perkotaan

Station
Takalar,

(BTS)

yang

terdapat

di

ada

di

Kawasan

seluruh

wilayah.

Penempatan

menara-menara

tersebut

lokasi

strategis.

ini

yang

Saat

berada

terdapat

pada

beberapa

operator yang melayani sistem telekomunikasi berbasis


seluler,

seperti

Telkomsel,

Indosat,

dan

beberapa

operator lainnya. Ke semua operator tersebut tentunya


masing-masing membangun menara BTS.

Tabel 2.15. Prasarana Telekomunikasi di Kawasan


Perkotaan Takalar, Tahun 2013
N
O
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL.
Pattallassang
Palantikang
Pappa
Maradekaya
Kalabbirang
Sombalabella
TOTAL

PRASARANA
TELEKOMUNIKASI
Kantor
Kantor
Telepon
Pos
Telepon
(SST)
1
370
10
28
12
1
300
100
1
1
916

JUMLAH
(UNIT)
371
10
28
12
301
100
918

Sumber: Kec. Pattallassang Dalam Angka, Th. 2014

5. Jaringan Drainase
Saluran drainase yang ada di kawasan perencanaan
adalah dengan memanfaatkan sungai sebagai saluran primer.
Pada beberapa ruas jalan, kondisi drainasenya cukup baik

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 36

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

namun disisi lain terdapat beberapa ruas jalan yang


memiliki sistem pembuangan air
limpasan

hujan

(drainase).

G
r
e
belum
e
n

Permasalahan yang muncul saat


ini adalah kondisi drainase yang
tercemar

oleh

sampah

padat

yang dihasilkan oleh kegiatan


penduduk sehingga pada musim
penghujan kemungkinan dapat
terjadi hambatan aliran air serta
pada

titik-titik

terlihat

ada

tertentu

saluran

masih

drainase
Gambar: Kondisi Prasarana
Persampahan di Kawasan
Perencanaan

yang rusak.

6. Sistem Persampahan
Sampah di Kawasan Perkotaan Takalar secara umum
saat ini sudah menjadi masalah karena jumlah penduduk
yang semakin bertambah, sehingga produksi sampah ikut
meningkat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya
perencanaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sistem
pengelolaan sampah yang akan ditetapkan di beberapa lokasi
dalam kota, yaitu masyarakat membuang sampah ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) dan selanjutnya oleh petugas
kebersihan sampah yang ada di TPS diangkut menuju ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Guna mendukung sistem ini
diperlukan: i) Setiap bangunan rumah tangga disediakan
pewadahan/bak

sampah;

ii)

Pelayanan

disediakan

perwadahan yang disesuaikan dengan volume sampah; iii)

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 37

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Penyediaan gerobak pengangkut sampah guna mengangkut
e
sampah ke TPS yang dilakukan oleh masyarakat; dan iv)
n
Penyediaan Dump Truck untuk mengangkut sampah dari TPS
ke TPA yang dikelolah oleh Pemerintah.
Sistem

pengelolaan

sampah

yang

dalam

ada

wilayah

perencanaan

masih

belum

di

kelola

dengan

baik

oleh

Pemerintah
Gambar: Kondisi Prasarana Persampahan di Kawasan
Perkotaan Takalar

Kabupaten
Takalar.

Khusus

di Kawasan Perencanaan dimana sampah tersebut oleh


beberapa penduduk ada yang membuang sampah dengan
cara membakar langsung, menimbun ataupun membuangnya
kesaluran-saluran

(drainase)

yang

ada

di

sekitarnya,

sehingga menimbulkan tersumbatnya saluran.


Permasalahan persampahan merupakan salah satu
permasalahan lingkungan yang dominan terjadi di kawasan
perkotaan. Ketersediaan prasarana dan sarana persampahan
serta peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan masih rendah. Beberapa hal utama yang perlu
mendapatkan

perhatian

dalam

sistem

pengelolaan

persampahan di Kawasan Perencanaan, antara lain:


1)

Ketersediaan

prasarana

dan

sarana

persampahan yang masih terbatas;


2)

Perilaku masyarakat dalam membuang sampah;

3)

Sistem manajemen pengelolaan; dan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 38

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

4)

Regulasi

terkait

dengan

persampahan.
D. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

G
r
e
pelayanan
e
n

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruangruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)
guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung
yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan
tersebut.
1) Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat
diklasifikasi menjadi:
-

Bentuk

RTH alami (habitat liar/alami,

kawasan

lindung) dan
-

Bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian


kota,

pertamanan

kota,

lapangan

olahraga,

pemakaman.
2) Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi
menjadi :
-

Bentuk RTH kawasan (areal, non linear); dan

Bentuk RTH jalur (koridor, linear).

3) Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan


adalah sebagai berikut:
-

Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari Ruang


Terbuka Hijau Publik dan RTH privat;

Proporsi

RTH

pada

wilayah

perkotaan

adalah

sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang


terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau
privat; dan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 39

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota
e
yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih
n
besar dari peraturan atau perundangan yang
berlaku,

maka

proporsi

tersebut

harus

tetap

dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk
menjamin

keseimbangan

keseimbangan

sistem

ekosistem

hidrologi

dan

kota,

baik

keseimbangan

mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat


meningkatkan
diperlukan

ketersediaan

masyarakat,

udara

serta

bersih

sekaligus

yang
dapat

meningkatkan nilai estetika kota. Ruang Terbuka Hijau,


baik RTH publik maupun RTH privat, memiliki fungsi
utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi
tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial,
dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan
empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai
dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan
kota.
RTH

berfungsi

ekologis,

yang

menjamin

keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus


merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran,
dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti
RTH

untuk

perlindungan

sumberdaya

penyangga

kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring


habitat kehidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya
(sosial,

ekonomi,

arsitektural)

merupakan

RTH

pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan


budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan
berbentuk

sesuai

dengan

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

kebutuhan

dan

II - 40

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan
e
pendukung arsitektur kota. Manfaat RTH berdasarkan
n
fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam
pengertian

cepat

dan

bersifat

tangible)

seperti

mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun,


bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keinginan dan
manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi
hayati atau keanekaragaman hayati.

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 41

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Pola ruang terbuka


mempunyai

peranan

G
r
e
pada lingkup perencanaan
e
penting
dalam
proses
n

Gambar: Beberapa Bentuk-Bentuk RTH Yang Terdapat di


Kawasan Perkotaan Pattallassang

terbentuknya urban space (ruang kota) yang mana juga


sangat

ditentukan

bangunan

di

oleh

bangunan

sekitarnya.

Setiap

atau

kelompok

penggunaan

dan

macam ruang terbuka yang ada, seperti: taman,


pedestrian

way,

sebagainya.

jalur

Adapun

hijau,

fungsi

plaza

dan

urban

kebutuhan

dan
ruang

terbuka ini adalah sebagai pengikat (linkage), fungsi


ekologis,

tempat

penyedia

rekreasi

cahaya

matahari

dan

komunikasi

dan

sirkulasi

sosial,
udara,

memberikan kesan perspektif. Untuk itu keperluan


terhadap ruang terbuka sangat penting bagi kegiatan di
kawasan kota. Pada kawasan perencanaan, jenis ruang
terbuka

yang

ada

belum

tertata

dan

memenuhi

kebutuhan cenderung terbuka secara alam. Keberadaan


ruang terbuka hijau mempunyai fungsi antara lain:
a) Fungsi Biologis, yaitu memberi udara segar dan
cahaya yang cukup bagi bangunan di sekelilingnya;
b) Fungsi Ekologis, yaitu memberikan proteksi ekologis
untuk mencegah polusi udara, suara, bau dan
sebagainya;
c) Fungsi Rekreasi seperti taman;

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 42

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
d) Fungsi Estetika, yaitu dengan membentuk perspektif
e
dan efek visual yang indah sebagai antisipasi
n
lingkungan perkotaan yang mungkin semakin padat;
e) Fungsi Sosial, yaitu sebagai tempat untuk menjalin
komunikasi antar manusia/masyarakat kota; dan
f) Fungsi

Fisik,

yaitu

sebagai

pembatas

yang

memisahkan antar dua kegiatan yang berbeda


aktifitasnya, seperti antara lingkungan permukiman
dengan industri dan lain-lain.
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, terdiri
atas RTHKP publik dan RTHKP privat dengan luas
minimal 30% dari luas Kawasan Perkotaan, yang
meliputi:
a) Taman kota, taman rekreasi, taman lingkungan
perumahan dan pemukiman, taman lingkungan
perkantoran dan gedung komersial;
b) Hutan kota dan bentang alam;
c) Pemakaman umum;
d) Lahan pertanian perkotaan;
e) Jalur

di

bawah

SUTT,

sempadan

sungai,

jalur

pengaman jalan, median jalan, rel kereta api dan


pedestrian; dan
f) Kawasan dan jalur hijau.
Berdasarkan hasil survey di Kawasan Perkotaan
Takalar, memperlihatkan bahwa, terdapat beberapa
jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan ini, seperti
lapangan sepak bola, jalur hijau sempadan sungai,
taman, dll. Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kawasan
Perkotaan Takalar saat ini masih memungkinkan untuk
mencapai ketentuan luas minimal Ruang Terbuka Hijau

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 43

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

G
r
e
(RTH) kawasan perkotaan. Ini terlihat dari tersedianya
e
lahan-lahan terbuka, baik untuk kegiatan ekonomi
n
masyarakat berupa perkebunan dan pertanian, maupun
lahan-lahan untuk pengembangan kawasan perkotaan.
E. Potensi Rawan Bencana (Banjir)
Kondisi topografi Kawasan Perkotaan Takalar relatif datar
dan berada diatas ketinggian antara 0 - 25 Meter diatas
permukaan laut. Kondisi ini tentunya berdampak pada kawasan
yang memiiliki resiko terkena bencana banjir sangat tinggi.
Terjadinya banjir di Kawasan Perkotaan Takalar dapat dilakukan
mitigasi (pencegahan) apabila semua stakeholder bersinergi dan
memiliki kepedulian terhadap kelangsungan dan kelestarian
sumberdaya alam. Akibat tingginya curah hujan dan kerusakan
hutan pada daerah hulu menjadi faktor utama terjadi bencana
alam banjir, sehingga penanganan bencana banjir tidak dapat
dilakukan hanya pada proses tanggap darurat/pasca banjir.
Sebaiknya penanganan banjir dilakukan melalui pencegahan,
berupa kegiatan penghijauan dan reboisasi hutan pada daerah
hulu, serta perbaikan infrastruktur wilayah pada daerah hilir.
Selain faktor kerusakan hutan di wilayah hulu, yang
menyebabkan terjadinya banjir di Kawasan Perkotaan Takalar,
tentunya faktor ketersediaan infrastruktur penanganan banjir
kawasan kota juga mempengaruhi terjadinya banjir. Sistem
saluran-saluran air hujan (drainase) tidak berfungsi secara
optimal serta tidak dibangun secara terintegrasi, sehingga polapola jaringan yang tidak terstruktur menyebabkan limpasan air
hujan tidak mampu diterima secara keseluruhan oleh jaringan
drainase tersebut, sehingga terjadi genangan yang berakibat
terjadinya banjir di kawasan perkotaan.

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

II - 44

Spa
tial
Plann
ing

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) Kabupaten Takalar


Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015

Laporan Pendahuluan
Master Plan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Takalar

G
r
e
e
n

II - 45

Spa
tial
Plann
ing

Anda mungkin juga menyukai