Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah nya, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Analisis Sarana, Prasarana dan Utilitas Menggunakan Metode Skalogram dan
Analisis Swot yang Terdapat di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu” ini tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Metode Analisis Peta. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga
makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya. Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita
semua, adapun isi yang terkandung dalam makalah ini adalah uraian tentang penjelasan
mengenai identifikasi sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Palu Selatan dengan
menggunakan metode skalogram dan anaslisis swot.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Chairul Achsan, S.P., M.Si,
selaku dosen mata kuliah metode analisis peta, atas bimbingan dan pengarahannya
selama penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat menjadi sebuah karya ilmiah yang bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain mengetahui hirarki serta orde dan tingkatan dari sarana dan prasarana yang
ada perlu pula mengetahui bagaimana kualitas dari pendistribusian sarana dan prasarana
yang ada agar kedepannya tidak muncul kesalahan yang tidak di inginkan. Untuk itu dapat
digunakan analisis SWOT yang analisis yang terdiri dari strenght (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Untuk itu makalah ini
membahas mengenai pendistribusian suatu sarana dan prasarana dengan menggunakan
kedua analisis yakni analisis skalogram dan analisis swot tersebut untuk digunakan dalam
mendata sarana dan prasarana yang ada di Kota Palu terkhusus pada Kecamatan Palu
Selatan.
1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat kami angkat
yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana kota serta peran dan fungsinya ?.
2. Apa yang dimaksud dengan analisis skalogram serta pemanfaatan analisis
skalogram bagi ketersediaan sarana dan prasarana di Kecamatan Palu Selatan ?.
3. Bagaimana analisis skalogram pada ketersediaan sarana dan prasarana di
Kecamatan Palu Selatan ?.
4. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT serta tahapan dalam pembuatan matriks
SWOT ?.
5. Bagaimana analisis SWOT yang ditinjau dari ketersediaannya sarana dan prasarana
di Kecamatan Palu Selatan ?.
1.3.Tujuan Pengamatan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yakni :
1. Untuk mengetahui pengertian, peran serta fungsi dari sarana dan prasarana kota.
2. Untuk mengetahui pengertian analisis skalogram serta pemanfaatan analisis
skalogram bagi ketersediaan sarana dan prasarana di Kecamatan Palu Selatan.
3. Untuk menjelaskan cara menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana
menggunakan analisis skalogram di Kecamatan Palu Selatan.
4. Untuk mengetahui pengertian dengan analisis SWOT serta tahapan dalam
pembuatan matriks SWOT.
5. Untuk menjelaskan cara menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana
menggunakan analisis SWOT di Kecamatan Palu Selatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun pengertian sarana dan prasarana menurut kelompok kami yaitu, sarana
adalah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan berupa fasilitas-fasilitas utama
seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan, ruang terbuka dan lain-lain.
Sedangkan, prasarana adalah alat penunjang atau pendukung dari sarana itu sendiri berupa
jaringan drainase, listrik, telepon, jalan, air bersih dan lain-lain. (Yunanto, 2014)
3
2.3. Analisis Skalogram
Analisis Skalogram pertama kali diperkenalkan oleh Louis Guttman pada tahun
1950 salah satu skala satu dimensi menggambarkan respon subyek terhadap obyek tertentu
menurut tingkatan yang sempurna. Analisis skalogram merupakan salah satu alat untuk
mengidentifikasi pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya,
dengan demikian dapat ditentukan hirarki pusat-pusat pertumbuhan dan
aktivitas pelayanan suatu wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap
merupakan pusat pelayanan, sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang akan
menjadi daerah belakang (hinterland).
1. Differentiation
Fasilitas yang berkaitan dengan aktifitas ekonomi. Fasilitas ini menunjukkan bahwa
adanya struktur kegiatan ekonomi lingkungan yang kompleks, jumlah dan tipe fasilitas
komersial akan menunjukkan derajat ekonomi kawasan/kota dan kemungkinan akan
menarik sebagai tempat tinggal dan bekerja.
2. Solidarity
Fasilitas yang berkaitan dengan aktifitas social. Fasilitas ini menunjukkan tingkat
kegiatan social dari kawasan/kota. Fasilitas tersebut dimungkinkan tidak seratus persen
merupakan kegiatan social namun pengelompokkan tersebut masih dimungkinkan jika
fungsi sosialnya relative lebih besar dibandingkan sebagai kegiatan usaha yang berorientasi
pada keuntungan (benefit oriented).
4
3. Centrality
1. Membuat urutan kota berdasarkan jumlah penduduk pada sebelah kiri tabel.
2. Membuat urutan fasilitas yang ditentukan berdasarkan frekuensi pada bagian atas.
3. Menggambar garis kolom dan baris sehingga lembar kerja tersebut membentuk
matriks yang menampilkan fasilitas yang ada pada masing-masing wilayah kota.
4. Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas pada
suatu wilayah dan tanda (0) pada sel yang tidak memiliki fasilitas.
5. Menyusun ulang baris dan kolom berdasarkan frekuensi keberadaan fasilitas,
semakin banyak fasilitas yang ada pada suatu wilayah kota, maka wilayah tersebut
berada di urutan atas, semakin banyak wilayah yang memiliki fasilitas tersebut,
maka jenis fasilitas tersebut berada pada kolom sebelah kiri.
6. Mengalikan kolom-kolom yang telah disusun dengan nilai indeks sentralitas
masing-masing kemudian disusun ulang seperti langkah 5.
7. Langkah terakhir mengidentifikasi peringkat atau hirarki kota yang dapat
diinterpretasikan berdasarkan nilai keberadaan fasilitas pada suatu wilayah.
Semakin tinggi nilainya maka hirarki kota tersebut semakin tinggi.
(Praseyto, 2011)
5
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk :
6
4. Threats (ancaman) pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan
menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang
maupun di masa depan. (Anonim 2, 2016)
Terdapat 2 faktor pokok yang akan mempengaruhi keempat dari komponen dasar
yang ada pada analisis SWOT yaitu :
Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu
kekuatan dan kelemahan. Yang mana keduanya akanberdampak lebih baik dalam sebuah
penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan. Dengan demikian
kekuatan internal yang maksimum jelas akan memberikan hasil penelitian yang jauh lebih
baik. Adapun bagian bagian dari faktor internal itu sendiri ialah Sumber daya yang
dimiliki, keuangan atau Finansial, kelebihan atau kelemahan internal organisasi,
pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal)
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar entitas yang notabene tidak secara
langsung terlibat pada apa yang sedang di teliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan
peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan memberikan data yang harus
dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga akan menghasilkan strategi untuk
menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk pada faktor eksternal ialah tren, budaya,
sosial politik, ideologi, perekonomian, umber-sumber permodalan, peraturan Pemerintah,
perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan lingkungan. (Izna, 2017)
Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
7
dimilikinya. Keseluruhan faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dalam
matriks EFAS dan IFAS dikelompokkan dalam matriks SWOT yang kemudian secara
kualitatif dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi strategi yang meliputi empat set
kemungkinan alternatif strategi, yaitu:
Dalam kaitan dengan proses penyusunan rencana kerja pemerintah daerah, model
analisis SWOT ini menampilkan matriks enam kotak, dua yang paling diatas adalah kotak
faktor eksternal, yaitu faktor peluang dan ancaman atau tantangan. Sedangkan dua kotak
yang terdapat di sebelah kiri adalah kotak faktor internal, yaitu kekuatan-kekuatan dan
kelemahan. (Yimmy, 2011)
8
1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor
eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT.
2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan
(Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
3. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan
pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih
biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman
yang paling kecil.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Lokasi Penelitian
Pengamatan lokasi penelitian dilakukan pada Kecamatan Palu Selatan, Kota
Palu, Sulawesi Tengah.
b. Teknik Wawancara
Teknik yang di lakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada narasumber. Teknik wawancara sendiri dapat dilakukan secara langsung
kepada narasumber yang ada. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap
beberapa narasumber seperti masyarakat yang tinggal di sekitaran sarana dan prasarana
tersebut maupun masyarakat yang menggunakannya.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Demografi Wilayah
Secara astronomis, Kota Palu terletak antara 00,36” - 00,56” Lintang Selatan dan
1190,45” - 1210,1” Bujur Timur tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan
ketinggian 0 - 700 meter dari permukaan laut. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Palu
memiliki batas-batas antara lain sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala,
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sigi, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Donggala dan Sigi, dan sebelah timur berbatasan dengan Parigi Moutong dan
Donggala.
Kecamatan Palu Selatan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Palu
dan terketak di wilayah selatan Kota Palu.Kecamatan Palu Selatan terletak memanjang dari
barat ke timur, terdiri dari 5 Kelurahan yang seluruhnya dapat dilalui dengan kendaraan
11
roda dua dan roda empat. Sedangkan jarak terjauh dari kecamatan ini ke kelurahan yaitu
kelurahan Petobo 3,5 km sedangkan terdekat adalah Kelurahan Birobuli Utara sepanjang
0,2 km.
Gambar 4.3. Letak geografis pembagian Kelurahan pada Kecamatan Palu Selatan
Sumber : Kecamatan Palu Selatan Dalam Angka 2018
1. Kelurahan Birobuli Selatan dengan luas wilayah sebesar 3,75 km² dan jumlah
penduduk sebanyak 10.852 jiwa.
2. Kelurahan Petobo dengan luas wilayah sebesar 10,40 km² dan jumlah penduduk
sebanyak 7.094 jiwa.
12
3. Kelurahan Birobuli Utara dengan luas wilayah sebesar 7,09 km² dan jumlah
penduduk sebanyak 18.254 jiwa.
4. Kelurahan Tatura Utara dengan luas wilayah sebesar 3,28 km² dan jumlah
penduduk sebanyak 22.493 jiwa.
5. Kelurahan Tatura Selatan dengan luas wilayah sebesar 2.86 km² dan jumlah
penduduk sebanyak 11.878 jiwa.
1. Fasilitas Pendidikan
2. Fasilitas Kesehatan
Tabel 4.2. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Palu Selatan Tahun 2017
Puskesmas Rumah
No. Kelurahan Puskesmas Pos KB Poskesdes
Pembantu Sakit
1 Birobuli Selatan 1 2 2 1 -
2 Petobo 1 1 1 1 -
3 Birobuli Utara 1 1 1 1 1
4 Tatura Utara - - 1 2 -
5 Tatura Selatan 1 - 1 1 -
Jumlah 4 4 6 6 1
Sumber : Buku Kecamatan Palu Selatan dalam Angka 2018
13
3. Fasilitas Peribadatan
Tabel 4.3. Banyaknya Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Palu Selatan Tahun 2017
4. Fasilitas Perdagangan
Tabel 4.4. Banyaknya Toko, Kios dan Warung di Kecamatan Palu Selatan Tahun 2017
4.3.1. Manfaat Analisis Skalogram Pada Sarana dan Prasarana di Kecamatan Palu
Selatan
Adapun manfaat dilakukannya analisis skalogram pada ketrsediaan sarana dan
prasarana di Kecamatan Palu Selatan adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi pusat
pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya. Selain itu juga untuk
menentukan hirarki yang menjadi pusat permukiman pada Kecamatan Palu Selatan karena
memiliki fasilitas yang lengkap dibandingkan fasilitas lainnya. Sedangkan untuk hirarki
yang terendah akan menjadi daerah belakang karena wilayahnya tidak dilengkapi dengan
fasilitas yang lengkap. Selain itu, manfaat lainnya dengan menggunakan analisis skalogram
untuk mendata sarana, prasarana dan utilitas yang ada kita dapat mengetahui bagaimana
fasilitas yang ada apakah sudah merata maupun tidak.
14
4.3.2. Analis Skalogram Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Kecamatan Palu Selatan
JENIS FASILITAS
KELURAHAN Puskesmas Pos Rumah Kios Jumlah
TK SD SMP SMA Universitas Puskesmas Poskesdes Masjid Musholla Gereja Wihara Toko
Pembantu KB Sakit Warung
Birobuli Selatan 4 3 2 2 2 1 2 2 1 0 14 3 7 0 125 270 438
JENIS FASILITAS
KELURAHAN Kios Pos Puskesmas Rumah Jumlah
Toko Masjid Gereja TK SD Musholla SMP SMA Poskesdes Universitas Puskesmas Wihara
Warung KB Pembantu Sakit
15
Tabel 4.7. Distribusi Ketersediaan Adanya Kesalahan pada Fasilitas di Kecamatan Palu Selatan
JENIS FASILITAS
KELURAHAN Kios Pos Puskesmas Rumah Kesalahan
Toko Masjid Gereja TK SD Musholla SMP SMA Poskesdes Universitas Puskesmas Wihara
Warung KB Pembantu Sakit
Tatura Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Tatura Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
Petobo 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 4
Birobuli
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 2
Selatan
Birobuli Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 5
16
Jadi persebaran fasilitas di Kecamatan Palu Selatan di bagi atas 4 herarki yaitu :
Herarki I 802 - 1.037
Herarki II 566 - 801
Herarki III 330 - 565
Herarki IV 94 - 329
Tabel 4.8. Total fasilitas dan pusat permukiman (herarki) di Kecamatan Palu Selatan
17
4.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT secara umum adalah sebuah teknik strategi dalam mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang hal ini dapat diterapkan untuk kegiatan
meliputi bisnis dan usaha, pendidikan, proyek atau bahkan pada diri sendiri. Berikut hasil
Analisis SWOT yang diterapkan pada Sarana dan Prasarana Kecamtan Palu Selatan :
18
2) Fasilitas Peribadatan
19
Berdasarkan hasil turun lapangan dan melakukan analisis SWOT pada fasilitas kesehatan
di Kecamatan Palu Selatan maka di dapatkan hasil berupa :
1. Strengths (kekuatan) : Lokasinya yang strategis dekat dengan rumah warga dan
jalan raya, sehingga memberikan kemudahan kepada warga untuk menjangkaunya.
2. Weaknesses (kelemahan) : Harga barang yang meningkat dan area didalamnya
kurang tertata.
3. Opportunitie (peluang) : Memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya.
4. Threat (acaman) : Tingkat persaingan yang tinggi dikarenakan banyaknya fasilitas
Perdagangan dikecamatan Palu Selatan.
20
5) Fasilitas Rekreasi dan Ruang Terbuka Hijau
1. Strenght (kekuatan) : Lingkungan yang ada di sekitaran tersebut menjadi lebih asri
dan sejuk karena di tanam beberapa pepohonan pada lingkungan tersebut
2. Weakness (kelemahan) : Masih kurang banyak prasarana persampahan berupa
tempat sampah sehingga masyarakat yang mengunjungi fasilitas tersebut
membuang sampah sembarangan, lahan pada fasilitas tersebut kurang luas
3. Opportunity (peluang) : Prasarana pendukung fasilitas tersebut agar dapat
dilengkapi dan tanaman yang di tanam dapat di buat agar lebih menarik perhatian
pengguna
4. Threat (ancaman) : Pepohonan yang ditanam pada fasilitas tersebut ketika tidak di
rawat dengan baik maka akan berakibat fatal karena tanaman tersebut akan rusak
dan layu
21
Berdasarkan hasil turun lapangan dan melakukan analisis SWOT pada jaringan jalan di
Kecamatan Palu Selatan maka di dapatkan hasil berupa :
22
3) Jaringan Drainase
23
Berdasarkan hasil turun lapangan dan melakukan analisis SWOT pada jaringan
persampahan di Kecamatan Palu Selatan maka di dapatkan hasil berupa :
24
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan diatas serta survei lapangan yang kami
lakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Sedangkan prasarana ialah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan
tujuan dari suatu proses produksi.
2. Analisis skalogram merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi pusat
pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan demikian dapat
ditentukan hirarki pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu wilayah.
Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap merupakan pusat pelayanan, sedangkan
wilayah dengan fasilitas yang kurang akan menjadi daerah belakang.
3. Berdasarkan analisis skalogram untuk ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di
Kecamatan Palu Selatan di dapat bahwa di dapatkan hirarki I yakni kelurahan Tatura
Utara yang menjadi pusat permukiman yang ada di Kecamatan Palu Selatan karena
memiliki ketersediaan sarana yang sangat lengkap dengan jumlah yang banyak
dibandingkan 4 kelurahan lainnya.
4. Analisis SWOT adalah sebuah teknik strategi dalam mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman yang hal ini dapat diterapkan untuk kegiatan
meliputi bisnis dan usaha, pendidikan, proyek atau bahkan pada diri sendiri.
5. Adapun maanfaat dan peran dari dilakukannya analsisi SWOT bagi ketersediaan sarana
dan prasarana di Kecamatan Palu Selatan yakni sangat penting dalam meningkatkan
mutu sarana dan prasarananya karena analisis dan gambaran yang diberikan merupakan
tolok ukur dalam mengembangkan sarana dan prasarana di Kecamatan Palu Selatan
untuk kedepannya.
25
5.2.Saran
Saran kami untuk pembaca yaitu bahwa kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dimasa
yang akan datang. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambahkan informasi
yang lebih akurat terkait dengan hasil skoringan berupa peta persebaran sarana dan
prasarananya serta peta skoring hasil analisis skalogram serta kekurangan-kekurangan
dalam mencari data sarana dan prasarana di Kecamatan Palu Selatan.
Adapun saran kami untuk pemerintah agar dapat menggunakan analisis skalogram
dan analisis swot untuk memudahkan dalam mendata pendistribusian persebaran sarana,
prasarana dan utilitas serta untuk memudahkan mengetahui dan meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana yang tersedia untuk di kembangkan kedepannya. Selain itu saran
kami bagi asyarakat agar sama-sama membantu menjaga fasilitas sarana, prasarana dan
utilitas yang telah tersedia.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abusungut, Sutrisno S. 2017. Buku Kota Palu dalam Angka 2018. Badan Pusat Statistik
Kota Palu. Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Abusungut, Sutrisno S. 2017. Buku Kecamatan Palu Selatan dalam Angka 2018. Badan
Pusat Statistik Kota Palu. Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Adi, Prasetyo. 2011. Orde Guttman dan Mashal “Skalogram dan Indeks Sentralitas”.
http://putraabiyoso.blogspot.com/2011/11/langkah-penyusunan-orde-kota-
guttman.html. (diakses pada tanggal 15 Desember 2018, pukul 20:35).
Faruz, Izna. 2017. Membuat Analisis SWOT: Pengertian, Manfaat dan Contoh
Penerapannya. https://centrausaha.com/analisis-swot/. (diakses pada tanggal 15
Desember, pukul 20:54)
27
LAMPIRAN
28
Peta Persebaran Fasilitas Perkantoran di Kecamatan Palu Selatan
29