Anda di halaman 1dari 30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahapan ini didominasi dengan kegiatan untuk mendapatkan data–data sekunder dan
literatur-literatur yang relevan yang dapat digunakan untuk mendukung penyusunan identifikasi
permasalahan dan potensi wilayah studi serta penyusunan konsep awal perancangan. Adapun
tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Literatur review, tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam rangkaian dalam
tindakan identifikasi karakteristik wilayah.
b. Identifikasi isu dan lokasi studi, tahapan ini dilakukan untuk mengetahui secara jelas
mengenai asal mula atau latar belakang timbulnya permasalahan sehingga dalam tahapan
selanjutnya lebih mudah dan tepat pemecahannya.
c. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah yang terkait dengan rekomendasi strategi
dalam lokasi.
d. Perumusan masalah, tujuan dan sasaran, didasarkan atas kegiatan pengamatan dan
permasalahannya lebih bersifat keruangan (spasial).
e. Penyusunan rancangan studi lapangan (survei), termasuk penyusunan kebutuhan data, dan
penyusunan daftar pertanyaan untuk kuesioner dan wawancara.
f. Survei pendahuluan (preliminary survei) dilakukan untuk mengetahui gambaran umum
wilayah makro dan gambaran objek wilayah studi. Hal ini berguna untuk mengetahui
karakteristik wilayah studi, dimana tahap ini sebagai dasar dari penentuan proses
pengumpulan data yang meliputi;
1) Penentuan lokasi yang akan disurvei
2) Menentukan objek survei
3) Penyusunan teknik survei yang digunakan
g. Proses perijinan yang ditujukan pada instansi yang terkait dan berwenang, antara lain Kantor
Penelitian dan Pengembangan, Dinas Permukiman dan Prasarana Kecamatan Torue.
3.2 Survey Lapangan
3.2.1 Data Primer

a. Observasi Langsung

Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dai perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Dalam melakukan
observasi langsung, data yang dibutuhkan adalah data kondisi eksisting wilayah studi, kondisi
sosial budaya, masyarakat seperti aktivitas masyarakat setempat, perkembangan kondisi fisik
lingkungan kawasan, kondisi dan jumlah serta persebaran prasarana, sarana dan utilitas yang ada
di Kecamatan Torue Kabupaten Parigi.

3.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam survei ini teknik
wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara pertanyaan terbuka (open-ended) dimana
pertanyaan yang telah dipersiapkan bersifat terbuka artinya menggambarkan pilihan bagi orang
yang diwawancarai untuk merespon. Mereka terbuka dan bebas merespon pertanyaan. Bentuk
wawancara yang dilakukan berupa proses tanya jawab terhadap kepala instantsi atau pihak
terkait, tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan masyakat. Respon dapat berupa dua kata atau
bahkan dua paragraf. Daftar wawancara terlampir pada lampiran. Dalam survei ini responden
yang akan diwawancarai antara lain :

A. Instansi Pemerintah, meliputi :


1. Kepala Desa
2. Camat Torue
3. Dinas Lingkungan
4. Kepala Dusun
B. Tokoh dan masyarakat setempat.
C. Swasta meliputi pelaku usaha berupa warung/kios, penginapan, restoran/rumahmakan.
D. LSM dan komunitas yang bergerak dibidang, lingkungan dan budaya.
3.2.3 Kuisioner

Kuisioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.
Daftar kuisioner terlampir pada lampiran.

3.3 Pengelolaan Data


Pengolahan data menjadi salah satu tahapan untuk menuju tujuan dari hasil studi setelah
pengumpulan data dilakukan. Pengolahan data merupakan tahapan untuk mendapatkan informasi
setelah melakukan tahapan pengumpulan data. Berikut merupakan tahapan pengolahan data
secara berurutan, yaitu:

a) Klasifikasi Data

Pada tahapan klasifikasi data, semua data yang diperoleh dan telah dikelompokkan berdasarkan
jenis data dan jenis fungsi data menjadi alat penyederhanaan data dan penyajian secara jelas dan
mudah dimengerti. Tahapan klasifikasi ini bermanfaat untuk mengelompokkan sekumpulan data
yang banyak ke dalam kategori yang membuat data lebih efisien.

Data berdasarkan Prasarana, Sarana & Ultilitas perdesa seperti berikut :

a. Desa Tanalanto

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Tanahlanto :

1) Jaringan jalan
Jaringan jalan di Desa Tanalanto sudah sangat baik, kondisi jalan yang baik terdapat pada
dusun I dan II , dan hanya jaringan jalan pada dusun III terputus diakibatkan karena longsor .
Sehingga jaringan jalan untuk menuju ke dusun III susah diakses dan ada jalan yang menuju
ke dusun III tersebut sangat sempit dan rusak hanya biasa dilalui 1 jenis kendaraan, dan pada
dusun I sebagian jalannya ada yang rusak.

2) Jaringan air bersih


Jaringan air bersih di Desa Tanalanto setiap daerah sudah dapat memenuhi kebutuhan akan
air bersih, namun jenis penggunaan air bersih di dusun yang ada berbeda jenis. Pada dusun I
dan II masyarakat memuhi kebutuhan air bersihnya dengan sumber air bersih berasal dari
sumber air PDAM, sedangkan pada dusun III masyarakat memenuhi kebutuhan air bersihnya
dengan sumur suntik.

3) Jaringan listrik
Jaringan listrik di Desa Tanalanto dusun II dan III sudah memakai listrik, hanya saja pada
dusun I di lorong beringin dan swadaya 10% masih memakai alat penerang tradisional.

4) Jaringan persampahan
Jaringan persampahan di Desa Tanalanto belum terfasilitasi, karena belum tersedianya
tempat sampah di lingkungan desa tersebut dan tempat sampah pribadi, karena masyarakat
Desa Tanahlanto mengolah sampah dengan cara di bakar.

5) Jaringan drainase
Untuk jaringan drainase di Desa Tanalanto saluran airnya lancar dan tidak perna terjadi
penyumbatan saat hujan.

6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Tanalanto semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi.

7) Pendidikan
Pada Desa Tanalanto tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat
disetiap dusun yaitu dusun I, II, III, SD terdapat di dusun I dan III, SMP terdapat di dusun III.
8) Kesehatan
Pada Desa Tanalanto tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Polindes terdapat didusun
I dan III, Pustu terdapat didusun I dan III.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Tanalanto didominasi oleh Gereja sebesar 5 unit terdapat
di dusun I, II dan III. Masjid sebesar 3 unit terdapat di dusun I,II dan III, Hal ini disebabkan
oleh sebagian masyarakat Desa Tanalanto memeluk agama Kristen.
10) Kebudayaan dan Rekreasi
Budaya yang terdapat di Desa Tanalanto lebih dominasi pada suku bali, di Desa Tanahlanto
biasa melakukan acara adat disaat ada acara pernikahan saja dan juga hari-hari perayaan
seperti hari natal, paska, tahun baru dan sebagainya. Untuk pusat rekreasi di Desa tanahlanto
terdapat di dusun I.

b. Desa Torue

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Torue :

1) Jaringan jalan
Jaringan jalan di Desa Torue cukup baik untuk dilalui pengendara, terdapat pada jalan utama
di Desa Torue pada dusun I, II dan IV, namun jaringan jalan yang terdapat di dusun III dan
V masih sangat sempit dan masih ada yang rusak atau berlubang karena belum adanya
terlaksanakan program perbaikan jalan untuk Desa Torue tersebut.

2) Jaringan air bersih


Jaringan air bersih di Desa Torue setiap daerah sudah dapat memenuhi kebutuhan akan air
bersih, masyarakat memuhi kebutuhan air bersihnya dengan sumber air bersih berasal dari
sumber air PDAM sekitar 80%, sedangkan masyarakat memenuhi kebutuhan air bersihnya
dengan sumur suntik/sumur bor sekitar 20%.

3) Jaringan listrik
Jaringan listrik di Desa Torue pada trans lokal belum memakai listrik tapi memakai tenaga
disel.

4) Jaringan persampahan
Untuk jaringan persampahan di Desa Torue pada lingkungannya belum ada tersedia tempat
sampah untuk setiap rumah warga dan TPS untuk lingkungan desa tersebut dari pemerintah.
Dan masyarakat di Desa Torue mengolah sampahnya dengan cara di bakar dan di kubur.

5) Jaringan drainase
Jaringan drainase di Desa Torue ini pada dusun II dan IV masih terjadi penyumbatan namun
pada saat hujan lebat saja terjadi penyumbatan saluran air pinggir jalan/got dan tidak
semuanya saluran yang terjadi penyumbatan. Untuk dusun lainnya tidak ada kendala
penyumbatan drainase.

6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Torue semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi.
7) Pendidikan
Pada Desa Torue tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat di dusun
II, IV, V, SD terdapat di dusun III dan V, SMP terdapat di dusun I.
8) Kesehatan
Pada Desa Torue tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas terdapat didusun
III, Puskesdes terdapat didusun II, III dan IV.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Torue didominasi oleh Mesjid, Mushollah, dan Gereja
masing-masing sebesar 2 unit terdapat di dusun II, III dan IV. Dan Pura sebesar 1 unit, Hal
ini disebabkan oleh sebagian masyarakat Desa Torue memeluk agama Islam
10) Perdagangan dan niaga
Jenis fasilitas perdagangan dan niaga di Desa Torue meliputi kios, penjahit, bengkel, gilingan
padi, toko, kantor, diller Yamaha.
c. Desa Astina

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Astina :

1) Jaringan jalan
Jaringan jalan di Desa Astina kondisinya baik namun sempit, dan pada dusun III kondisi
jalannya rusak dan sempit. Jalan yang ter-aspal sepanjang 4000 meter, dan jalan tidak ter-
aspal 6000 meter.
2) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih di Desa Astina setiap daerah sudah dapat memenuhi kebutuhan akan air
bersih, masyarakat memuhi kebutuhan air bersihnya dengan sumber air bersih berasal dari
sumber air PDAM sekitar 20%, sedangkan masyarakat memenuhi kebutuhan air bersihnya
dengan sumur suntik/sumur bor sekitar 80%.

3) Jaringan listrik
Untuk jaringan listrik di Desa Astina 99% masyarakat disana sudah memakai listrik, dan 1%
masih ada masyarakatnya menggunakan penerangan tradisional.
4) Jaringan persampahan
Jaringan persampahan di Desa Astina masyarakatnya masih mengolah sampahnya dengan
cara di bakar masing-masing di setiap rumah. Karena belum adanya fasilitas tempat sampah
yang di sediakan pemerintah untuk Desa Astina tersebut sehingga masyarakatnya masih
mengolah sampah dengan cara di bakar.
5) Jaringan drainase
Jaringan drainase di Desa Astina masih sering terjadi penyumbatan saat hujan, dan juga di
desa ini masih sangat kurangnya saluran air pinggir jalan/got sehingga terkadang saat hujan
airnya mengalir ke halaman rumah warga.
6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Astina ini semuanya sudah terjangkau di setiap dusunnya
dan tidak ada lagi dusun yang kesusahan untuk jaringan telekomunikasinya.

7) Pendidikan
Pada Desa Astina tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat di dusun
II, III, IV dan V, SD terdapat di dusun III dan V, SMP terdapat di dusun I
8) Kesehatan
Pada Desa Astina tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Polindes terdapat didusun I
dan III, Pustu terdapat didusun I dan III.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Astina didominasi oleh Gereja sebesar 2 unit terdapat di
dusun IV. Pura sebesar 1unit terdapat di dusun II, Hal ini disebabkan oleh sebagian
masyarakat Desa Astina memeluk agama Kristen

d. Desa Purwosari

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Purwosari :

1) Jaringan jalan
Jalan merupakan akses menuju pusat Desa belum semua di aspal dan keadanya banyak yang
rusak. Jalan Gang untuk tiap Dusun belum semuanya di rabat beton
2) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih di Desa Purwosari belum dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih,
masyarakat masih susah mendapatkan kebutuhan air bersihnya terutama pada dusun I dan II,
hal tersebut di akibatkan kurangnya sumber daya manusia yang mengolahnya dan juga di
akibatkan dana APBN yang belum merata.
3) Jaringan listrik
Jaringan listrik di Desa Purwosari disetiap dusunnya sudah merata dan tidak ada lagi dusun
yang tidak menggunakan listrik.
4) Jaringan persampahan
Jaringan persampahan di Desa Purwosari masyarakatnya masih mengolah sampah dengan
cara di bakar masing-masing di setiap rumah. Karena belum adanya fasilitas tempat sampah
yang di sediakan pemerintah untuk Desa Purwosari dan warga mengolah sampah dengan cara
di bakar.
5) Jaringan drainase
Untuk jaringan drainase di Desa Purwosari semua dusunnya sudah tidak sering terjadi
penyumbatan, dan untuk dusun I sebagiannya masih ada terjadi masalah drainase namun
jarang terjadi, hanya terjadi saat musim hujan atau hujan lebat saja.
6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Purwosari semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi.
7) Pendidikan
Pada Desa Purwosari tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat di
dusun II, III, IV dan V, SD terdapat di dusun III dan V, SMP terdapat di dusun I.
8) Kesehatan
Pada Desa Purwosari tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Polindes terdapat didusun
I dan III, Pustu terdapat didusun I dan III.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Purwosari didominasi oleh Gereja sebesar 2 unit terdapat
di dusun IV. Pura sebesar 1unit terdapat di dusun II, Hal ini disebabkan oleh sebagian
masyarakat Desa Purwosari memeluk agama Kristen.
10) Kebudayaan dan Rekreasi
Beberapa kelompok kesenian yang ada di Desa Purwosari yang masih eksis dan terawat
meliputi Group gong angklung, Group gong anak-anak, Elektone dan band.
e. Desa Tolai

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Tolai :

1) Jaringan jalan
Jaringan jalan di Desa Tolai masih tergolong baik karena Desa Tolai dilalui oleh jaringan
jalan Nasional sehingga sebagian besar jalan di desa tersebut dalam kondisi lebar dan baik.
Namun pada dusun-dusun tertentu jaringan jalan yang ada masih dalam kategori kurang baik,
karena hanya menggunakan perkerasan seadanya dan juga dalam kondisi sempit salah
satunya di daerah sekitran pasar Tolai.
2) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih di Desa Tolai belum merata, namun hal tersebut bukan menjadi masalah
untuk masyarakat Desa Tolai karena masyarakat di desa tersebut mempunnyai tingkat
sumber daya manusia yang baik sehingga pada jaringan air bersih di desa mereka dapat
terpenuhi. Pada Desa Tolai masyarakat cenderung menggunakan air bersih jenis PDAM
sedangkan beberapa dusun masih menggunakan sumur suntik.
3) Jaringan listrik
Jaringan listrik di Desa Tolai disetiap dusunnya sudah merata dan tidak ada lagi dusun yang
tidak menggunakan listrik.
4) Jaringan persampahan
Desa Tolai tidak mempunyai tempat pembuangan sampah baik TPA maupun TPS sehingga
masyarakat mengumpulkan sampahnya di rumah masing-masing kemudian dibakar atau
ditimbun. Namun masyarakat juga terkadang membuang sampah di lahan kosong milik
warga sehingga lingkungan sekitar tempat pembuangan tersebut menjadi terganggu. Akibat
dari gangguan tersebut mengharuskan peran dari Dinas Lingkungan Hidup Parigi Moutong
harus turun tangan, sehingga pada setiap hari sabtu atau minggu petugas kebersihan bersama
warga bergotong royong membersihkan sampah di desa tersebut.
5) Jaringan drainase
Pembangunan jaringan drainase di Desa Tolai belum merata, hal tersebut mengakibatkan
beberapa dusun di Desa Tolai jika terjadi hujan lebat mengakibatkan banjir kecil.
6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Tolai semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi.
7) Pendidikan
Pada Desa Tolai tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat di dusun
I, III, VII, SD terdapat di dusun I dan III, Pesantren terdapat di dusun V.
8) Kesehatan
Pada Desa Tolai tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Klinik terdapat didusun VI,
Pustu terdapat di dusun X, Puskesdes terdapat di dusun VII, Praktik dokter terdapat di dusun
III, V, dan VI, Perawatan gigi terdapat di dusun VI, Apotek terdapat di dusun III.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Tolai didominasi oleh Mesjid sebesar 8 unit terdapat di
dusun II,III,IV,V,VII,IX, dan X. Pura sebesar 7 unit terdapat di dusun I,II,VI,VII,dan X.
Gereja sebesar 1 unit terdapat di dusun VI, Hal ini disebabkan oleh sebagian masyarakat
Desa Tolai memeluk agama Islam.
10) Kebudayaan dan Rekreasi
Desa Tolai mempunyai salah satu tempat rekreasi yaitu Air Terjun Batu Pelangi, akan tetapi
tempat rekreasi tersebut hingga saat ini masih ditutp karena beberapa tahun lalu terdapat
insiden pembunuhan seingga aparat keaman beserta Kepala Desa Tolai belum mengizinkan
untuk dilakukan pengunjungan di tempat tersebut.
f. Desa Tolai Barat

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Tolai Barat :

1) Jaringan jalan
Jalan desa belum semua di aspal dan keadanya banyak yang rusak. Jalan Gang untuk tiap
dusun belum semuanya di rabat beton.
2) Jaringan air bersih
Jaringan air bersih di Desa Tolai Barat belum merata, sejak tahun 2010 mata air tidak
memadai dan sampai sekarang belum ada penanganan dari pemerintah.
3) Jaringan listrik
Jaringan Listrik di Desa Tolai Barat dapat dikatakan baik dan tidak menjadi masalah, karena
jaringan listrik sudah merata ke setiap dusun yang ada di Desa Tolai Barat.
4) Jaringan persampahan
Untuk jaringan persampahan di Desa Tolai Barat pada lingkungannya belum ada tersedia
tempat sampah untuk setiap rumah warga dan TPS untuk lingkungan desa tersebut dari
pemerintah. Dan masyarakat di Desa Tolai Barat mengolah sampahnya dengan cara di bakar
dan di kubur.
5) Jaringan drainase
Jaringan drainase di Tolai Barat dapat dikatakan baik karena pengadaan drainase yang merata
di setiap dusun serta kondisi drainase yang terawat, seperti tidak terjadinya penyumbatan
yang disebabkan oleh sampah karena sampah-sampah tersebut telah diolah masyarakat
setempat.
6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Tolai Barat semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi.
7) Pendidikan
Pada Desa Tolai barat tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi TK/PAUD terdapat di
dusun IV 1 unit, SD terdapat di dusun IV 1 unit, SMA terdapat di dusun IV 1 unit.
8) Kesehatan
Pada Desa Tolai Barat tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas terdapat
didusun III, Puskesdes terdapat didusun II, III dan IV.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Tolai Barat didominasi oleh Mesjid, Mushollah, dan
Gereja masing-masing sebesar 2 unit terdapat di dusun II, III dan IV.
10) Perdagangan dan Niaga
Jenis fasilitas perdagangan dan niaga yang ada di Desa Tolai Barat meliputi kios, penjahit,
bengkel, gilingan padi, toko, kantor, diller Yamaha, dan yang paling mendominasi adalah
kios yang berjumlah 11 unit.
11) Kebudayaan dan Rekreasi
Desa Tolai Barat memiliki berbagai jenis suku dan kebudayaan, diantaranya yaitu suku Bali
berjumlah 1.320 jiwa, suku Bugis/Makassar berjumlah 35 jiwa, suku Poso berjumlah 236
jiwa, suku Jawa berjumlah 15 jiwa, dan suku Manado/Minahasa berjumlah 22 jiwa.
g. Desa Tolai Timur

Prasarana, Sarana & Ultilitas Desa Tolai Timur :

1) Jaringan jalan
Untuk jaringan jalan di Desa Tolai Timur pada umunya belum dikategorikan layak karena
jalan di Desa Tolai Timur kondisinya sempit dan tidak mulus untuk dilalui kendaraan-
kendaraan.
2) Jaringan air bersih
Untuk jaringan air bersih di Desa Tolai Timur setiap dusunnya tidak semuanya menggunakan
Air PAM, masyarakat di desa Tolai Timur ini menggunakan air listrik dipompa
menggunakan sanyo.
3) Jaringan listrik
Jaringan listrik di Desa Tolai Timur ini disetiap dusunnya sudah merata dan tidak ada lagi
dusun yang tidak menggunakan listrik.
4) Jaringan persampahan
Untuk jaringan persampahan di Desa Tolai Barat pada lingkungannya belum ada tersedia
tempat sampah untuk setiap rumah warga dan TPS untuk lingkungan desa tersebut dari
pemerintah. Dan masyarakat di Desa Tolai Barat mengolah sampahnya dengan cara di bakar
dan di kubur.
5) Jaringan drainase
Jaringan drainase di Desa Tolai Timur lumayan lancar dan untuk masalah penyumbatan
drainasenya jarang terjadi.
6) Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Tolai Timur semua dusunnya telah dijangkaui jaringan
telekomunikasi dan tidak ada lagi dusun yang kesulitan untuk melakukan komunikasi. Dan
disediakan wifi gratis.
7) Pendidikan
Adapun jumlah sarana prasarana pendidikan Desa Tolai Timur terdiri dari jenjang TKPAUD,
SD SMP, baik formal maupun non formal. Dusun II terdapat 1 TK/PAUD, 1 SD, dan 1 SMP
dan pada dusun III terdapat 1 TK/PAUD.
8) Kesehatan
Pada Desa Tolai Timur tersedia fasilitas-fasilitas kesehatan meliputi Pustu terdapat di Dusun
II.
9) Peribadatan
Jenis fasilitas Peribadatan di Desa Tolai Timur meliputi Gereja katolik sebesar 1 unit dan
gereja prostestan sebesar 1 unit, Hal ini disebabkan oleh masyarakat Desa Tolai Timur
memeluk agama Kristen.
10) Kebudayaan dan Rekreasi
Kebudayaan yang ada didesa Tolai Timur merupakan modal dasar pembangunan yang
melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan dan budaya yang bernilai luhur
merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh
mayoritas keluhuran nilai agama islam. Salah satu aspek yang ditangani dan terus
dilestarikan secara berkelanjutan adalah pembinaan berbagai kelompok kesenian.

Berikut data penggunaan lahan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya di
Kecamatan Torue ;

a) Kawasan lindung :

Penggunaan lahan Hutan Lindung dengan luas 11.560 Ha

Penggunaan lahan Hutan Mangrove dengan luas 663 Ha

Penggunaan lahan Sungai dengan luas 155 Ha

b) Kawasan budidaya :

Daerah irigasi Torue dengan luas 16.262 Ha

c) Jenis kawasan budidaya hutan :

Peruntukkan lahan Hutan produksi terbatas dengan luas ± 110.008 Ha

Peruntukkan lahan Hutan produksi tetap dengan luas ± 21.805 Ha

d) Jenis Kawasan budidaya non hutan :

Peruntukan lahan kawan pertanian lahan basah dengan luas ± 52.048

Peruntukan lahan kawasan perkebunan kakao dengan luas ± 65.439


Peruntukan lahan kawasan pengembangan tanaman kelapa ± 27.328

Luas kolam ikan dan tambak di Kecamatan Torue :

1. Desa Tolai : tambak dengan luas 10 Ha


2. Desa Purwosari : kolam ikan dengan luas 2 Ha
3. Desa Torue : kolam ikan 5 Ha dan tambak dengan luas 50 Ha
4. Desa Astina :-
5. Desa Tanalanto : tambak dengan luas 60 Ha
6. Desa Tolai Barat :-
7. Desa Tolai Timur : kolam ikan 2 Ha dan tambak dengan luas 175 Ha

Luas lahan sawah di Kecamatan Torue 2017 :

1. Sawah dengan luas 3.336,5 Ha

b) Pemilihan Data

Pada tahap pemilahan data, data yang telah di klasifikasi lalu melakukan pemilahan berdasarkan
prioritas. Pemilahan data merupakan hasil dari klasifikasi data yang pada akhirnya menjadi
pioritas untuk mencapai output data. Penggolongan data ini bertujuan agar data yang didapatkan
dapat diolah sesuai urutan kepentingan dan kebutuhan saat melakukan analisis nantinya.

Dalam pemilahan data ini pada data fisik yang digunakan yaitu :

1. Batas Administrasi Kecamatan Torue

Kecamatan Torue mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :


- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Balinggi Kecamatan Sausu;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Palolo, Kecamatan Biromaru
Kabupaten Donggala;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tindaki Kecamatan Parigi
2. Kondisi Topografi pada Kecematan Torue
Topografi pada wilayah Kecamatan Torue tidak berbeda jauh dengan Kabupaten Parigi
Moutong. Topografi wilayah Kecamatan Torue terdiri atas 0.56% daratan rendah, 0,24%
perbukitan, 0,22% pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai selatan
dengan ketinggian rata-rata 15-375 m diatas permukaan laut.

3. Jenis Tanah Kecamatan Torue

Berdasarkan data FAO/UNESCO/Soil Survey Staff (1968), penyebaran jenis tanah di wilayah
di Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis tanah yang
ada berdasarkan sistem soil taksonomi (Soil Survei Staff USDA, 1999), ditemukan dua order
utama tanah diantaranya Entisols, dan Inceptisols. Ordo Entisols menempati wilayah
dataran/lembah dengan variasi sifat-sifat kimia tanah yang cukup beragam, sedangkan
Inceptisols penyebarannya cukup luas dengan variasi sifat-sifat tanah yang relatif kecil. Ordo
Entisols umumnya berbahan induk aluvium dataran pasang surut, dengan relief datar.
Demikian juga Ordo Inceptisols dengan bahan induknya aluvium, dataran aluvial, dengan
relief datar. Selanjutnya berdasarkan klasifikasi tanah LPT Bogor, jenis tanah yang terdapat
di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Kecamatan Torue Provinsi Sulawesi Tengah
didominasi jenis podsolik merah kuning dan litosol. Jenis tanah lainnya seperti alluvial dan
latosol hanya dapat dijumpai di lembah-lembah sempit dan dataran yang tidak luas. Jenis
tanah aluvial terdapat di wilayah hilir Sungai Sausu sedangkan jenis tanah latosol terdapat di
wilayah hilir Sungai Tavaili.

4. Klomatologi Kecamatan Torue

Data curah hujan di Kecamatan torue dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2013 hingga
tahun 2017 mengalami perubahan yang cukup signifikan untuk per tahunnya. total curah
hujan yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 2055 milimeter, pada tahun 2014 sebanyak
1665, pada tahun 2015 sebanyak 1617, pada tahun 2016 sebanyak 1957 dan pada tahun 2017
sebanyak 1895 jadi total hari hujan selama lima tahun sebanyak 720 hari dan untuk total
curah hujan selama lima tahun sebanyak 9189 milimeter.

Dan dalam pemilahan ini pada data non fisik yang terkait atas ;

a) Sosial Budaya :
1) Perekonomian
Perekonomian yang ada di Kecamatan Torue diperoleh dari berbagai jenis perdagangan dan jasa
meliputi pasar, toko, kios, dan warung, jasa pengetikan computer, sablon, percetakan, dan
fotocopy. Tidak hanya itu, masyarakat di Kecamatan Torue juga sangat bergantung dari hasil
perkebunan dan pertanian karena hasil dari berkebun dan bertani lebih mendongkrat
perekonomian masyarakat di Kecamatan Torue

3. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kecamatan Torue dalam 5 tahun terakhir pada tahun 2013 ketahun 2014
jumlah pertambahan penduduk yakni sebanyak 237 jiwa. Kemudian tahun 2014 ke tahun 2015
yakni sebanyak 1.256 jiwa. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 yakni sebanyak 230 jiwa. Pada tahun
2016 ke tahun 2017 yakni sebanyak 241 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kecamatan Torue setiap
tahunnya meningkat.

c) Kebijakan Pemerintah
A. Rencana Pola ruang wilayah
1. Rencana pengelolaaan kawasan lindung kabupaten
a. Kawasan hutan lindung di setiap desa di Kecamatan Torue.

hutan bakau di desa Tolai Barat

b. Kawasan resapan air berupa bendungan terdapat di Desa Torue, Desa Tanalanto dan
Desa Tolai dan sungai terdapat di setiap desa di Kecamatan Torue kecuali Desa
Astina.
Bendungan di Desa Tanalanto Bendungan di Desa Torue

Sungai di Desa Tanalanto

c. Kawasan perlindungan setempat


1) kawasan suka alam, pelestarian & cagar budaya. Jenis pelestarian tanaman
terdapat di Desa Tolai Barat dusun 5 berupa kawasan konservasi tanaman bakau

Kawasan konservasi tanaman bakau di Desa Tolai Barat


2) kawasan rawan bencana alam disetiap desa di Kecamatan Torue. Jenis rawan
bencana yang ada tersebut jenis banjir karena hujan secara lebat mengakibatkan
adanya peluapan air disekitaran sungai, belum terbangunnya saluran drainase di
setiap desa di Kecamatan Torue yang belum merata serta penymbatan saluran
drainase.

Pembangunan drainase tidak merata Sungai di Desa Torue

2. Rencana pengembangan kawasan budidaya


a. Kawasan hutan produksi
b. Kawasan peruntukkan pertanian disetiap desa di Kecamatan Torue

Kawasan pertanian di Desa Torue Kawasan Pertanian di Desa Astina


c. Kawasan peruntukkan perkebunan disetiap desa di Kecamatan Torue
Kebun kelapa di Desa Tanalantu Kebun kakao di Desa Torue

Kebun buah naga di Desa Tolai


d. Kawasan peruntukkan perikanan

Tambak udang di Desa Tolai Barat Tambak ikan di desa Tolai


e. Kawasan peruntukkan pariwisata, sebagai berikut :
 Pantai Torue, terdapat di Desa Torue dusun1
 Air terjun batu pelangi di Desa Tolai tepatnya di dusun 10
 Pantai goda di Desa Torue tepatnya di Desa Torue dusun 5
 Pantai Arjuna di Desa Tolai Barat dusun 5

Pantai arjuna di Desa Torue Pantai torue di Desa Torue

f. Kawasan peruntukkan permukiman terdapat disetiap desa di Kecamatan Torue

Rumah di desa Tolai Timur Rumah di Desa Purwosari


g. Kawasan ternak, namun masyarakat cedenderung hewan ternaknya di rumah warga
masing masing, peruntukan ternak terdapat disetiap desa di Kecamatan Torue.

Ternak wallet di Desa Purwosari Ternak ayam di Desa Torue


d) Pengkodean

Untuk pengkodean, dapat diamati pada tabel di BAB II mengenai tabel :

1. Tabel II. 1 Klasifikasi jalan di lingkungan perumahan


2. Tabel II. 2 Hirarki jalan pada kawasan perumahan
3. Tabel II. 3 Hirarki jalan di lingkungan perumahan
4. Tabel II. 4 Bagian-bagian drainase
5. Tabel II. 5 Jarak minimum unit pengelolaan lanjutan terhadap bangunan tertentu
6. Tabel II. 6 Kriteria manajemen sistem transportasi lokal pada lingkungan perumahan
7. Tabel II. 7 Kebutuhan dan persyaratan jaringan transportasi lokal pada lingkungan
perumahan

3.4 Teknik Analisis


Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai Sumber,
yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Analisis data ini perlu dilakukan karena untuk
mereduksi data menjadi perwujudan yang lebih dapat dipahami dan diinterpretasikan dengan
cara tertentu sehingga hubungan dari masalah penelitian dapat ditelaah serta diuji. Metode
analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis
kualitatif. Adapun analisis data yang digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :

3.4.1 Analisis Kondisi Eksisting


Analisis ini berguna untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di wilayah studi. Terdiri dari
analisis terhadap kondisi fisik eksisting kawasan secara makro dan peran masing-masing
kawasan potensial dalam batasan ruang lingkup studi makro. Analisis terhadap kondisi fisik akan
difokuskan pada kondisi topografi, klimatologi, hidrologi, infrastuktur, dan kawasan
permukiman eksisting yang terdapat pada kawasan studi. Data yang dimanfaatkan untuk analisis
ini adalah peta ruang lingkup wilayah makro, data fisik dan daya dukung wilayah studi, dan
aktivitas wilayah studi.
Metode analisis yang digunakan terhadap aktivitas yang ditentukan sesuai dengan wilayah studi.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis
kependudukan. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi aspek-aspek ekonomi, sosial, dan
kependudukan yang berhubungan dengan identifikasi karakeristik wilayah sehingga dapat
dituangkan dalam arahan strategi dalam pengembangan wilayah studi. Teknik analisis yang
digunakan terbagi atas 2 yaitu analisis kondisi fisik (terdiri dari kondisi fisik, prasarana, sarana
dan utilitas) dan kondisi non – fisik (terdiri dari kependudukan, social budaya, ekonomi dan
lingkungan)

3.4.2 Analisis Fisik


Analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi dan ketersediaan prasarana, sarana dan
utilitas yang ada dengan cara analisis kualitatif dan kuantitaif. Cara analisis kualitatif dilakukan
dengan cara mengamati serta mencatat ketersediaan prasarana, sarana dan utilitas yang ada
ataupun mendatangi instansi terkait dengan data prasarana, sarana dan utilitas yang dibutuhkan.
Analisis ini dilakukan menggunakan rumus ataupun angka – angka untuk menjelaskan suatu
peristiwa atau kejadian. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung kebutuhan
prasarana, sarana dan utilitas yang ada dengan standar yang ada sesuai dengan rumus ,kemudian
menganalisis kebutuhan penduduk sesuai dengan standar dimasa yang akan datang. Pada proses
analisis kondisi prasarana, sarana dan utilitas dilakukan dengan cara observasi langsung atau
mengamati langsung.

1. Analisis ketersediaan prasarana, sarana dan utilitas

Analisis kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi
kependudukan serta bagaimana ketiga faktor (kelahiran, kemantian dan migrasi) tersebut
berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat
kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut formal demografi atau
demografi formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi
demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara
deskriptif analitik. Pada penelitian kali ini kami melakukan analisis kependudukan untuk
mengetahui proyeksi penduduk 10 tahun yang akan datang dan kebutuhan prasarana dan sarana
untuk 10 tahun yang akan datang.
Terkait dengan analisis kebutuhan prasarana dan sarana dalam proyeksinya hingga di tahun 2027
maka analisis yang digunakan disini menggunakan metode linier atau polinomial sebab
pertambahan penduduk relatif stabil sehingga metode inilah yang dianggap sesuai untuk
digunakan.Metode linier atau polinomial digunakan dengan asumsi pertumbuhan penduduk
jumlahnya selalu konstan dari tahun ke tahun. Bentuk matematis metode linier adalah sebagai
berikut.

Rumus Proyeksi Penduduk


P(t+q) = Pt + b (q)

Dimana :

P(t+q) : jumlah penduduk pada tahun proyeksi


Pt : jumlah penduduk pada tahun dasar
B : pertambahan penduduk rata-rata per tahun
q : selisih tahun proyeksi dan tahun dasar

Setelah mendapatkan hasil jumlah proyeksi penduduk pada 10 tahun yang akan datang,
kemudian hasil jumlah penduduk tersebut di input lagi kedalam rumus untuk mengetahui
kebutuhan jenis – jenis prasarana dan sarana.

Rumus Kebutuhan Prasarana dan Sarana

𝐏(𝐭 + 𝐪)
𝐒𝐍𝐈
Dimana :
P(t+q) : Proyeksi penduduk pada tahun tertentu
standar SNI : Standar pendirian atau pembagunan sesuai SNI

Berdasarkan rumus proyeksi dan kebutuhan prasarana dan sarana diatas, kami mencoba
memproyeksikan penduduk pada Kecamatan Torue. Jumlah penduduk pada Kecamatan Torue
pada tahun 2017 yaitu 20. 596 jiwa, setelah dimasukan kedalam rumus diatas dan
diproyeksikan. Maka pada tahun 2027 jumlah penduduk yang ada bertambah menjadi 23. 006
jiwa. Jika jumlah penduduk yang ada menjadi bertambah maka kebutuhan prasarana dan sarana
juga menjadi bertambah. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan prasarana dan sarana, maka hasil
proyeksi penduduk kita input kedalam rumus kebutuhan prasarana dan sarana untuk mengetahui
jumlah kebutuhan prasarana dan sarana yang harus ada pada kecamatan torue pada tahun 2027.
Sebagai contoh pada tahun 2027 jumlah penduduk 23. 006 jiwa dengan standar pendirian
sarana pendidikan yaitu 1 buah sekolah dasar dapat melayani minimum penduduk 1.600 jiwa,
maka proyeksi kebutuhan Sekolah dasar di tahun 2027 adalah sekitar 14 unit.

2. Analisis Perumahan dan Permukiman

Analisis perumahan dan permukiman ini bertujuan untuk menganlisis besaran dan luasan sebuah
rumah atau beberapa rumah agar dapat mengoptimalkan lahan dan juga melalui stadar tertentu
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bermukim tersebut. Standar kebutuhan
tersebut dapat dihitung melalui besaran dan luas kebutuhan melalui Standar Nasional Indonesia,
sebagai berikut :

Rumus 1 Kebutuhan luas lantai minimum hunian per orang

𝑼
L per orang = 𝑻𝒑

Keterangan :
L per orang : Luas lantai hunian per orang
U : Kebutuhan udara segar/orang/jam dalam satuan m3
Tp : Tinggi plafon minimal dalam satuan m
Rumus 2 Kebutuhan luas lantai minimum hunian per orang bagi dewasa dan anak

𝑈𝑑𝑤𝑠 𝑈𝑎𝑛𝑘
L per orang dewasa = L per orang anak =
𝑇𝑝 𝑇𝑝

Keterangan :
Udws : Kebutuhan udara segar/orang dewasa/jam (m3)
Uank : Kebutuhan udara segar/orang anak-anak/jam (m3)
Tp : Tinggi plafon minimal (m)
Rumus 3 Kebutuhan kavling minimum
100
L kav minimum = 𝑘𝑜𝑒𝑓.𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 × Luas lantai total (m2)

Keterangan :
L kav minimum : Luas kavling minimum 1 keluarga (5 orang)
Luas lantai total : Luas lantai total suatu rumah
Koef. Bangunan : Koefisien suatu bangunan

Dari rumus dan penjelasan di atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan suatu
perumahan dan permukiman yang baik, mempunyai standar dan kebijakan tertentu sehingga
masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut bisa merasa nyaman dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
3.4.3 Analisis Non – Fisik

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi non fisik yang terdiri dari (lingkungan,
ekonomi, sosial budaya dan arahan kebijakan) yang ada dengan cara analisis kualitatif dan
kuantitaif. Analisis ini dilakukan tanpa menggunakan rumus ataupun angka – angka untuk
menjelaskan suatu peristiwa atau kejadian. Berbeda dengan analisis kuantitatif, analisis kualitatif
dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan, melakukan wawancara kepada tokoh –
tokoh dan penyebaran kuisioner kepada tokoh masyarakat ataupun instansi terkait.

1. Analisis sosial budaya

Adapun sasaran yang hendak dicapai untuk melakukan teknik analisis sosial dan budaya adalah
teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang terbentuk di wilayah dan/atau kawasan,
terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya, meliputi (adat istiadat, kebiasaan masyarakat,
keragaman sosial budaya penduduk) serta jumlah dan pertumbuhan penduduk dan penilaian
pelayanan sarana dan prasarana sosial budaya yang mendukung, pengembangan wilayah
dan/atau kawasan.

Data yang dibutuhkan untuk analisis sosial budaya wilayah dan/atau kawasan adalah
pengumpulan data analisis sosial budaya ini bersifat sekunder atau ‘desk study’,yaitu mengkaji
referensi yang relevan dengan objek penelitian, dengan menggunakan data existing suatu
wilayah dan/atau kawasan dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah. Data
yang dibutuhkan dipilih sesuai kebutuhan yaitu meliputi aspek sosial budaya yang dapat
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah dan/atau kawasan.

2. Indikator analisis social budaya


Indikator analisis merupakan dasar – dasar analisis yang digunakan dalam mengevaluasi kondisi
sosial dan budaya masyarakat yang ada, antara lain :

a. Analisis kependudukan

Perubahan komponen kependudukan dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah sosial di


masyarakat. Transisi demografi merupakan salah satu faktor penyebab perubahan sosio kultural
dalam masyarakat. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) mengakibatkan perubahan struktur
keluarga. Menurunnya tingkat kematian (mortalitas) merupakan tolok ukur meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat dan makin panjangnya angka harapan hidup. Meningkatnya arus migrasi
berpengaruh terhadap ketersediaan fasilitas pelayanan publik. Oleh karena itu, analisis tentang
kependudukan diperlukan untuk mengendalikan komponen demografi di atas, sehingga dapat
meminimalisir kendala dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk secara aritmatik, sebagai berikut :

Pn = P0 {1 + (r.n)}

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.

P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.

r = Angka pertumbuhan penduduk.

n = Jangka waktu dalam tahun.

b. Analisis pendidikan
Indikator pendidikan menjadi salah satu indikator penting dalam analisis sosial budaya, karena
indikator ini menggambarkan potensi Sumberdaya manusia. Dengan mengetahui kondisi
pendidikan inilah, indeks pembangunan manusia suatu wilayah bisa dilihat. Sehingga indicator
pendidikan menjadi berpengaruh sebab jenjang pendidikan yang baik akan berpengaruh terhadap
memperdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun
ekonomi sehingga dapat dikembangkan.
c. Analisis ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan indikator yang mendasar bagi kebutuhan masyarakat karena
mencakup dua aspek, yaitu aspek ekonomi dan sosial. Aspek ekonomi menjelaskan kebutuhan
manusia akan pekerjaan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan
aspek sosial berkaitan dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan individu. Oleh
karena itu, dalam setiap perencanaan tata ruang atau pun pembangunan yang lain, sehingga
gabungan keterkaitan dengan perluasan kesempatan kerja diharapkan menjadi manfaat langsung
yang bisa diterima masyarakat.

d. Analisis kesehatan

Salah satu faktor penunjang terciptanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memadai. Secara umum dapat dikatakan
bahwa masyarakat yang sehat akan berperan dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan
selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perencanaan pembangunan.

e. Analisis perumahan dan lingkungan

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman, disebutkan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai hak untuk
menempati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan
teratur. Amanat tersebut mendudukkan bahwa rumah yang layak dan lingkungan perumahan
yang sehat merupakan hak setiap orang untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
penghidupannya. Keberadaan dan perwujudan rumah akan berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Kondisi dan keadaan perumahan dan lingkungan yang disajikan
dalam analisis sosial budaya diharapkan dapat merefleksikan kondisi tempat tinggal masyarakat
dan sekaligus menunjukkan tingkat kesejahteraan yang dicapai.

f. Analisis sosial dan budaya

Indikator sosial budaya sebenarnya tidak bisa diukur hanya dengan melihat sarana
telekomunikasi yang dipakai atau aksesibilitas masyarakat terhadap informasi. Sosial budaya
dalam kehidupan masyarakat melingkupi pranata sosial/kelembagaan masyarakat, adat istiadat,
warisan budaya, dan kondisi gender. Untuk itu, pengambilan data pada indikator ini, tidak cukup
hanya dengan menampilkan data penggunaan media komunikasi masyarakat, akan tetapi
diperlukan juga data-data antara lain di wilayah terkait kelembagaan adat, nilai dan norma
budaya, kondisi gender (pembagian pekerjaan menurut jenis kelamin, akses dan kendali atas
Sumber daya dan manfaatnya, pengambilan keputusan, dll), Pranata sosial (agama, pelapisan
sosial, keluarga),dan kepemimpinan lokal.

3. Analisis aspek ekonomi

Analisis aspek ekonomi bertujuan untuk menemukenali potensi dan sektor-sektor yang dapat
dipacu, serta permasalahan perekonomian khususnya untuk penilaian kemungkinan aktivitas
ekonomi yang dapat dikembangkan pada wilayah dan/atau kawasan tersebut. Tujuan akhir pada
tahap analisis ekonomi adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi kawasan dan kemakmuran
bagi seluruh masyarakat. Analisis perekonomian ini membahas struktur ekonomi dan
pergeserannya, sektor basis, komoditi sektor basis yang memiliki keunggulan komparatif dan
berpotensi ekspor.

4. Analisis Skalogram

Analisis skalogram merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi pusat pertumbuhan
wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan demikian dapat ditentukan hierarki pusat-
pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih
lengkap merupakan pusat pelayanan, sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang akan
menjadi daerah belakang (hinterland). Louis Guttman (1950) salah satu skala satu dimensi
menggambarkan respon subyek terhadap obyek tertentu menurut tingkatan yang sempurna,
orang yang mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik akan lebih baik dibandingkan
dengan yang mampu menjawab sebagian saja.

Skalogram digunakan untuk menganalisis pusat-pusat pemukiman, khususnya hierarki atau orde
pusat-pusat pemukiman. Subjek dalam analisis ini merupakan pusat pemukiman (settlement),
sedangkan obyek diganti dengan fungsi atau kegiatan. Dengan beberapa tambahan analisis,
misalnya aturan Marshall, atau algoritma Reed-Muench, tabel skalogram menjadi indikasi awal
analisis jangkauan pelayanan setiap fungsi dan pusat pemukiman yang dihasilkan. Teknik ini
untuk memberikan gambaran adanya pengelompokkan pemukiman sebagai pusat pelayanan
dengan mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya. Ukuran fasilitas yang dinilai
adalah jumlah dan kelengkapannya. Fasilitas yang digunakan pada penilaian ini adalah fasilitas
yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan ekonomi. Skalogram diperoleh dengan cara
membuat suatu tabel yang mengurutkan keberadaan fasilitas suatu wilayah yang diidentifikasi
sebagai pusat pelayanan. Dengan beberapa tambahan analisis, misalnya aturan Marshall, atau
algoritma Reed- Muench, tabel skalogram menjadi indikasi awal analisis jangkauan pelayanan
setiap fungsi dan pusat pemukiman yang dihasilkan. Prosedur pengerjaan metode Skalogram
Guttman adalah sebagai berikut:

a) Identifikasi semua kawasan perkotaan yang ada.


b) Membuat urutan pemukiman berdasarkan jumlah penduduk pada bagian sebelah kiri tabel
kerja.
c) Membuat urutan fasilitas yang ditemukan berdasarkan frekuensi yang ditemukan, pada
bagian atas.
d) Membuat garis baris dan kolom sehingga lembar kerja tersebut membentuk matriks yang
menampilkan fasilitas yang ada pada masing-masing pusat pelayanan atau kota.
e) Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas, dan tanda (0)
pada sel yang jmenyatakan ketiadaan suatu fasilitas.
f) Menyusun ulang baris dan kolom berdasarkan frekuensi keberadaan fasilitas, semakin
banyak fasilitas yang didapati pada suatu pemukiman maka pemukiman tersebut berada pada
urutan atas.
g) Mengidentifikasi peringkat atau hierarki pemukiman yang dapat diinterpretasikan
berdasarkan prosentase keberadaan fasilitas pada suatu pemukiman. Semakin tinggi
prosentasenya, maka hierarki pemukiman tersebut akan semakin tinggi.
Nilai atau tingkat kelayakan nilai pada analisis ini yaitu 0,9 - 1. Hierarki Nilai COR yang
ideal antara 0,9 – 1. Tingkat kesalahan ini dapat dihitung dengan rumus:

COR = Total jenis fasilitas – jumlah kesalahan

Total jenis fasilitas

Dimana :

- COR : koefisien reliabilitas.

- Total jenis fasilitas : jumlah seluruh fasilitas dalam tangga hierarki pusat pelayanan.

- Jumlah kesalahan : penyimpangan jumlah luar atau dalam tangga.

Anda mungkin juga menyukai