Anda di halaman 1dari 63

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

KETERPADUAN
BAB STRATEGI
PENGEMBANGAN
V KABUPATEN KENDAL
 Arahan RTRW Kabupaten Kendal
 Arahan RPJMD Kabupaten Kendal
 Arahan RP3KP Kabupaten Kendal
 Arahan SSK Kabupaten Kendal
 Arahan RISPAM Kabupaten Kendal

5.1 Arahan RTRW Kabupaten Kendal


Arahan RTRW Kabupaten Kendal meliputi fungsi dan peran wilayah Kabupaten Kendal, strategi
pengembangan kawasan, rencana pusat pelayanan, rencana jaringan prasarana, rencana pola ruang,
dan penetapan kawasan strategis.

5.1.1 Fungsi dan Peran Wilayah Kabupaten


Fungsi wilayah Kabupaten Kendal berkaitan dengan kedudukan kabupaten terhadap pelayanan
internal wilayahnya. Fungsi Wilayah Kabupaten Kendal adalah menyediakan infrastruktur dasar untuk
mendorong pengembangan potensi ekonomi lokal dengan mengalokasikan seluruh aktivitas pada ruang
wilayah secara optimal. Sedangkan peran wilayah Kabupaten kendal berkaitan dengan kedudukan
kabupaten dalam konstelasi regional. Dalam konstelasi regional, Wilayah Kabupaten Kendal sebagai
bagian dari kawasan strategis nasional (KSN) Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Salatiga-Purwodadi
(Kedungsepur) memiliki peran sebagai wilayah pendukung pusat KSN yang berada di Kota Semarang
dalam hal penyediaan lahan pendukung untuk pengembangan aktivitas industri, transportasi,
permukiman, dan pertanian.

5.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan


Strategi pengembangan kawasan mengacu pada kebijakan penataan ruang Kabupaten Kendal
yang tercantum dalam dokumen RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2010-2030, antara lain:
1. Pengembangan dan pemantapan kawasan industri pesisir timur;
2. Pengembangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri;

Laporan Akhir
V-1
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

3. Pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian utara;


4. Pengembangan agropolitan di bagian selatan;
5. Pengembangan minapolitan di bagian utara;
6. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu;
7. Pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan;
8. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki;
9. Pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah;
10. Pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di bagian tengah;
11. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan; dan
12. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

5.1.3 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan


Rencana pusat-pusat pelayanan dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Kendal adalah
sebagai berikut:
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan di perkotaan Kendal, sesuai dengan penetapan di
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009 – 2029 dalam ruang lingkup Kedungsepur yang berfungsi
sebagai pelayanan pusat kawasan ekonomi strategis dan industri.
2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) ditetapkan di perkotaan Kendal, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo dan
Boja. Fungsi dari masing-masing perkotaan tersebut adalah:
 Perkotaan Kendal dengan fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan tingkat
kabupaten, pusat perdagangan regional, pendidikan;
 Perkotaan Kaliwungu dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat industri, kawasan
ekonomi strategis, perdagangan dan jasa;
 Perkotaan Weleri dengan fungsi dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat
perdagangan dan jasa;
 Perkotaan Sukorejo dengan fungsi pusat agropolitan, pertanian, peternakan dan
konservasi;
 Perkotaan Boja dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat kegiatan pertanian
penyangga agropolitan, perdagangan dan jasa.
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) ditetapkan di perkotaan Pegandondengan fungsi sebagai
penyangga perkotaan Kendal dan difokuskan sebagai pusat pelayanan kawasan yang ada di
sekitarnya. Ditetapkan sebagai PPK, dengan alasan Kecamatan Pegandon merupakan wilayah
dengan prasarana dan sarana lebih lengkap daripada wilayah lain yang berada di daerah

Laporan Akhir
V-2
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

tengah Kabupaten Kendal. PPK Pegandon ini memiliki wilayah pelayanan, melliputi: Kecamatan
Gemuh, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Ngampel.
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan), yaitu wilayah – wilayah yang belum tercakup di dalam poin
1 sampai 4 diatas. PPL merupakan pengembangan fasilitas perkotaan berupa perdagangan
dan jasa, pendidikan, kesehatan, olah raga, dan peribadatan. PPL ini meliputi wilayah
Kecamatan Cepiring, Patebon, Gemuh, Rowosari, Kangkung, Pageruyung, Patean, Singorojo,
Limbangan, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Plantungan, Ringinarum, dan Ngampel.

5.1.4 Rencana Sistem Prasarana Wilayah


5.1.4.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana sistem jaringan transportasi di Kabupaten Kendal meliputi:
 Rencana pembangunan jalan tol Semarang-Jakarta, melewati Kecamatan Weleri, Kecamatan
Ringinarum, Kecamatan Gemuh, Kecamatan Pegandon, Kecamatan Ngampel, Kecamatan
Brangsong, Kecamatan Kaliwungu Selatan, dan Kecamatan Kaliwungu.
 Jalan arteri di wilayah Kabupaten Kendal ditinjau dari status jalannya terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu: jalan nasional dan jalan provinsi. Jalan arteri tersebut adalah :
1. Jl. Semarang – Batang
2. Jl. Lingkar Utara Weleri – Batas Kota Kendal
3. Jl. Lingkar Utara Kaliwungu
4. Jl. Soekarno – Hatta ( Jl. Lingkar Bodri, Jalan Raya Barat, Jalan Raya Kendal, Jalan Raya
Timur, Jalan Batas Kota Semarang – Batas Kota Kendal )
5. Jl. Ketapang – Kebon Harjo
6. Jl. Pemuda
7. Jl. Ketapang – Patebon
 Jalan Kolektor yang dikembangkan meliputi jaringan jalan yang melewati Kecamatan Weleri –
Gemuh - Pegandon - Ngampel - Kaliwungu Selatan dengan peningkatan dimensi jalan 15 m
dengan sirkulasi 2 jalur dengan masing-masing jalur terdiri dari 2 lajur. Selain itu juga
direncanakan kegiatan peningkatan jaringan jalan Kaliwungu – Kaliwungu Selatan- Boja – Mijen
dan Weleri – Parakan serta peningkatan jaringan jalan Bawang - Sukorejo – Patean – Singorojo
– Boja – Limbangan – Sumowono.

Laporan Akhir
V-3
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

 Jalanlokal primer di wilayah Kabupaten Kendal diarahkan pada jalan yang menghubungkan
kawasan perkotaan dengan PPK, PPL, dan kawasan fungsional seperti kawasan perdagangan,
industri, pariwisata, dan perkantoran. Pengembangan jaringan jalan lokal primer ini meliputi:
1. Ketapang – Sukodono, Karangsari – Bandengan, Banyutowo – Ganyayom,
2. Sijeruk – Jotang, Kendal – Ketapang, Candiroto – Sudipayung,
3. Kumpulrejo – Sukolilan
4. Kendal – Kebondalem,
5. Kebondalem – Dampal,
6. Balok – Wonosari, Kebonharjo ,
7. Wonosari, Bugangin – Purwokerto,
8. Bugangin – Jetis, Jetis – Bojonggede,
9. Tunggulrejo – Trompo, Jalan Habiproyo,
10. Kendal - TPI Bandengan,
11. Kendal - Bandengan (Jl. Laut),
12. Ketapang – Kebonharjo,
13. Jalan Waluyo, Jalan Notomudigdo,
14. Jalan Pahlawan II (Barat),
15. Jalan Lingkungan Pasar Kendal,
16. Jalur Lambat Barat Kendal,
17. Lanngenharjo - Sijeruk
18. Pekauman – Balok, Kalibuntu – Sijeruk, Sebatang – Kebondalem,
19. Jalan Taat, Jalan Pekauman, Jalan Griya Praja Mukti
20. Dampal – Magangan
21. Cepiring – Gemuh
22. Patebon – Pegandon
23. Pegandon - Magangan
 Jaringan Rel Kereta Api. Saat ini Kabupaten Kendal dilewati jaringan rel kereta api yang
beroperasi di sepanjang Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) yang menghubungkan Jakarta –
Semarang – Surabaya. Stasiun pengawasan terdapat di Kaliwungu, Pegandon, dan Weleri.
Fungsi stasiun pengawasan adalah mengawasi perjalanan kereta api, sedangkan stasiun distrik
terdapat di Pegandon dan Weleri dengan fungsi mengawasan peralatan perkeretaapian.
Rencana pengembangan sistem jaringan rel kereta api, meliputi:
1. Pengembangan jalur Semarang – Jakarta
2. Pengembangan Rel ganda, meliputi jalur Semarang – Pekalongan – Tegal – Cirebon

Laporan Akhir
V-4
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

3. Pengembangan jaringan rel komuter, meliputi Jalur Brumbung – Semarang – Kendal –


Tegal – Slawi dengan stasiun kedatangan dan keberangkatan dari Kaliwungu, Gemuh dan
Weleri. Selain itu juga direncanakan pengembangan stasiun Kaliwungu untuk
mengakomodir penyelenggaraan kereta api komuter.
4. Peningkatan stasiun eksisting, meliputi 3 stasiun distrik di Kecamatan Kaliwungu,
Pegandon dan Weleri
5. Pembangunan rel Mangkang – Kawasan Industri Kabupaten Kendal
 Jaringan Transportasi Laut. Pelabuhan Kendal direncanakan untuk pelabuhan niaga dari
statusnya pelabuhan penyeberangan (ASDP). Adapun rute angkutan pelayaran yang
memungkinkan untuk di pusatkan di Pelabuhan Kendal antara lain: Kendal – Kumai , Kendal –
Pontianak, Kendal – Banjarmasin, Kendal – Sampit dan Kendal Kendawanga. Selain itu juga
dikembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), meliputi: Tawang, Bandengan, Tanggul Malang,
Sendang dan Sikucing.

5.1.4.2 Rencana Sistem Jaringan Energi


Pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan di Kabupaten Kendal direncanakan:
 Pembangunan pembangkit listrik, yaitu berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
di Kecamatan Limbangan.
 Pembangunan jaringan pipa gas bumi, meliputi jaringan Semarang – Cirebon yang melalui
Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu.
 Pembangunan jaringan transmisi listrik, meliputi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan
kapasitas 500 KVA dengan jalur membentang dari perbatasan Jawa Barat – Brebes –
Pemalang – Semarang – Grobogan – Blora – Perbatasan Jawa Timur.
 Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang belum terlayani.
 Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik sehingga terjadi pemerataan pelayanan
diseluruh wilayah daerah, sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap kepala keluarga (KK)
akan memperoleh layanan jaringan listrik, sehingga tidak ada masyarakat yang belum terlayani.
 Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi lainnya meliputi:
1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kecamatan Singorojo;
2. Tersedianya SPPBE (stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji) minimal di setiap
PKL yang ada dan di kabupaten kendal.
 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Patebon
 Pengembangan sumur tua/marjinal.

Laporan Akhir
V-5
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

 Pengembangan panas bumi gunung Ungaran.


 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) meliputi :
1. Kecamatan Plantungan.
2. Kecamatan Pageruyung.
3. Kecamatan Limbangan.

5.1.4.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi


Perkembangan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kendal perlu diantisipasi mengingat
perkembangan jumlah menara yang cukup pesat dan terlihat tidak memperhatikan kaidah pemanfaatan
ruang kota dan estetika kota. Untuk mengantisipasi perkembangan jumlah menara seluler maka perlu
aturan untuk memanfaatkan menara seluler secara bersama antara beberapa operator seluler yang ada
di Kabupaten Kendal dengan merujuk pada Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama
Menara Telekomunikasi.Selain direncanakan penambahan sambungan telepon di Kabupaten Kendal
juga direncanakan:
 Pengembangan jaringan terestrial berupa penggelaran serat optik yang menghubungkan
jaringan serat optik dari dari Kota Tegal - Kabupaten Tegal - Kabupaten Pemalang – Kota
Pekalongan – Kabupaten Pekalongan – Kabupaten Batang – Kabupaten Kendal – Kota
Semarang – Kabupaten Demak – Kabupaten Kudus – Kabupaten Pati – Kabupaten Rembang.
 Pembangunan jaringan layanan internet pada fasilitas umum di ibu kota kabupaten.
 Pengembangan menara telekomunikasi bersama diarahkan pada upaya bersama dalam rangka
efisiensi ruang, sesuai rencana penataan menara bersama telekomunikasi yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati
 peningkatan kapasitas sambungan telepon pada kawasan perdagangan dan jasa, industri,
fasilitas umum dan sosial, terminal, permukiman dan kawasan yang baru dikembangkan

5.1.4.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Bidang Cipta Karya


A. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur
Kebutuhan infrastruktur bidang PU Cipta Karya di Kabupaten Kendal meliputi:
a. Infrastruktur yang mendukung pengembangan kawasan permukiman
Infrastruktur yang mendukung pengembangan permukiman meliputi jaringan jalan poros/utama
dan jalan lingkungan permukiman beserta jaringan drainase pendukungnya pada kawasan
permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman
perkotaan terdapat pada kawasan perumahan RSH, kawasan permukiman kumuh perkotaan.
Sedangkan kawasan permukiman perdesaan terdapat pada kawasan desa potensial baik yang
Laporan Akhir
V-6
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

merupakan kawasan KTP2D maupun kawasan agropolitan, serta kawasan permukiman pada
daerah rawan bencana. Selain itu, pengembangan kawasan permukiman juga membutuhkan
dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi
pengembangan permukiman khususnya permukiman perkotaan. Dokumen perencanaan
tersebut berupa Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).
b. Infrastruktur yang mendukung penataan bangunan dan lingkungan
Infrastruktur yang mendukung penataan bangunan dan lingkungan di wilayah Kabupaten
Kendal meliputi: PSD ruang terbuka hijau, PSD penanggulangan kebakaran, PSD revitalisasi
kawasan, dan PSD kawasan permukiman tradisional/bersejarah. Wujud fisik dari prasarana
sarana dasar (PSD) tersebut adalah bangunan, pedestrian, taman, dan jaringan jalan dan
drainase lingkungan. Selain itu, penataan bangunan dan lingkungan juga membutuhkan
dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi
peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Dokumen perencanaan tersebut berupa Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan Rencana Tindak Penataan Kawasan.
c. Infrastruktur yang mendukung penyehatan lingkungan permukiman
Infrastruktur yang mendukung penyehatan lingkungan permukiman meliputi: jaringan drainase
primer, infrastruktur air limbah sistem terpusat, infrastruktur air limbah sistem komunal,
infrastruktur TPA Sampah, dan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu/3R. Wujud
fisik dari infrastruktur tersebut adalah bangunan pengolah sampah, jaringan drainase, dan
bangunan pengolah air limbah. Selain itu, penyehatan lingkungan permukiman juga
membutuhkan dokumen perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand
desain strategi penyehatan lingkungan permukiman khususnya permukiman perkotaan.
Dokumen perencanaan tersebut berupa Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Buku Putih Sanitasi.
d. Infrastruktur yang mendukung pengembangan air minum
Infrastruktur yang mendukung pengembangan air minum meliputi: jaringan sistem penyediaan
air minum di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Wujud fisik dari jaringan tersebut
adalah bangunan pengolah air, jaringan perpipaan transmisi, dan jaringan perpipaan distribusi.
Kawasan yang membutuhkan infrastruktur air minum meliputi kawasan ibukota kecamatan,
kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) baik yang berada di RUSUNAWA
maupun kawasan kumuh, kawasan desa rawan air, dan kawasan pelabuhan perikanan. Selain
itu, pengembangan air minum kawasan permukiman juga membutuhkan dokumen
perencanaan yang menyeluruh dan terpadu sebagai suatu grand desain strategi
pengembangan air minum. Dokumen perencanaan tersebut berupa Rencana Induk Sistem
Laporan Akhir
V-7
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Detail Enginering Desain (DED) jaringan air minum
perpipaan.

B. Rencana Pengembangan Infrastruktur


a. Sistem Penyediaan Air Minum
Sumber air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk di Kabupaten Kendal.
Pengadaan penyediaan air bersih di Kabupaten Kendal saat ini sebagian dikelola oleh PDAM,
sedangkan beberapa dari penduduk di Kabupaten Kendal memenuhi kebutuhan akan air bersih
melalui sumur gali (terutama musim hujan) dan mengambil air dari beberapa sumber mata air.
Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Kabupaten Kendal
sebagian besar sudah dikelola oleh PDAM cabang Kendal yang terdapat di Sukorejo,
Plantungan, Singorojo, Limbangan, Boja, Pageruyung dan Patean.
Pelayanan PDAM di Kabupaten Kendal sampai saat ini hanya terbatas pada baberapa
Kecamatan, yaitu Sukorejo, Plantungan, Patean, Boja, Kaliwungu, Brangsong, Weleri, Cepiring,
Patebon dan Kota Kendal. Kebutuhan air bersih diharapkan mampu memenuhi seluruh
penduduk di tiap kecamatan di Kabupaten Kendal, yaitu sebanyak 951.388 jiwa sebesar
5.761.532 M3.
Kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Kendal saat ini dipenuhi melalui jaringan
perpipaan dari PDAM dan sumber air tanah. Hal ini mengingat potensi sumber air yang ada di
wilayah Kabupaten Kendal terutama di bagian selatan. Salah satu upaya yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan air yang layak adalah
melalui jaringan PDAM di beberapa kota.
Rencana penyediaan air bersih Kabupaten Kendal hingga akhir tahun perencanaan mencapai
1.165.134.992 liter. Penyediaan air bersih hingga akhir tahun perencanaan ini bila dibandingkan
dengan kondisi pelayanan air bersih yang ada saat ini memang sangat jauh, hal ini disebabkan
pelayanan ai r bersih perpipaan yg terdata saat ini hanya pelayanan oleh PDAM. Kekurangan
penyediaan air bersih direncanakan dengan memanfaatkan mata air dengan sistem perpipaan
yang dikelola oleh warga masyarakat masing-masing. Sedangkan untuk pemanfaatan air tanah
dengan menggunakan sumur perlu dibatasi mengingat Kabupaten Kendal yang berada di
wilayah pesisir sangat rawan terjadi land subsidence yang salah satu penyebabnya karena
pengambilan air tanah yang berlebihan.

Laporan Akhir
V-8
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

b. Sistem Pengelolaan Air Limbah


Sampai saat ini Kabupaten Kendal belum memiliki sistem jaringan penyaluran air limbah
perpipaan maupun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Prasarana yang digunakan dalam
pengelolaan air limbah antara lain berupa jamban keluarga, MCK dan saluran terbuka. Air
limbah yang ditangani oleh masyarakat/rumah tangga terbatas pada pembuangan dari
WC/jamban keluarga dengan ditampung dalam tangki septik atau cubluk maupun pembuangan
langsung ke saluran atau sungai terdekat tanpa melalui tangki septik atau cubluk. Air bekas
dapur dan kamar mandi disalurkan ke saluran drainase, sungai atau dibuang ke lahan
kosong/persawahan.
Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya perbaikan dalam konstruksi tangki septik dan
cubluk yang ada. Pada tangki septik dibangun bidang resapan dan pipa udara sedang pada
dinding cubluk dibuat lapisan kerikil dan pasir yang dapat menyaring air rembesan sehingga
tidak mencemari sumur dangkal yang ada disekitar. Pembangunan tangki septik atau cubluk
harus berjarak minimal 10 meter dari sumur terdekat, hal ini untuk menghindari pencemaran
bibit penyakit terhadap sumur.
Bagi penduduk yang terbiasa membuang air limbahnya ke saluran drainase atau sungai, harus
ditiadakan secara perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai adanya
bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga membahayakan kesehatan
masyarakat. Disamping itu melalui penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki
tangki septik atau cubluk dapt membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah ada.
Dari hasil perhitungan proyeksi timbulan air limbah di Kabupaten Kendal hingga akhir tahun
perencanaan (2030) diperkirakan sebesar 125.150.304 liter. Timbulan air limbah ini perlu
diantisipasi dengan penyediaan saluran air limbah yang terkoneksi dari saluran tersier hingga
saluran primer. Sampai sekarang saluran air limbah di Kabupaten Kendal masih menyatu
dengan saluran drainase. Sedangkan untuk penanganan air limbah perlu direncanakan dengan
pembangunan IPAL dan IPAL komunal serta penerapan teknologi sehingga lebih efektif dan
efisien.
Sistem prasarana air limbah yang direncanakan diterapkan di Kabupaten Kendal adalah:
1. Sistem Setempat (On-site Sanitation) dengan menggunakan cubluk individual, cubluk
komunal (MCK) dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan, untuk :
 Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha
 Merupakan daerah dengan tingkat pendapatan rendah sampai menengah
 Penyediaan air bersih sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal
 Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 200 – 300 L/m2/hari
Laporan Akhir
V-9
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

 Kedalaman muka air tanah antara 2 – 5 m dibawah permukaan tanah


Jumlah unit on-site yang diperlukan diperkirakan sesuai dengan jumlah rumah dan
pelayanan terhadap penduduk, dimana setiap rumah harus memiliki fasilitas tersebut.
Penduduk yang tidak mampu mengadakan fasilitas MCK, diatasi dengan menyediakan
fasilitas MCK bersama dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) komunal/bersama.

2. Sistem Terpusat (Off-site Sanitation), pengolahan dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah. Diterapkan untuk :
 Rumah-rumah yang sudah dilayani oleh PDAM
 Kepadatan penduduk > 200 jiwa/ha
 Tingkat pendapatan masayarakat sedang hingga tinggi
 Kedalaman muka air tanah antara 2 – 5 meter dari permukaan tanah
 Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 60 – 120 L/m2/hari
Jenis sarana air limbah yang diperlukan ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk,
sumber air yang digunakan penduduk, daya resap tanah, kedalaman muka air tanah,
kemiringan tanah, ketersediaan lahan dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
pemakai.
3. Pembangunan instalasi pengolahan limbah B3, terutama pada kawasan industri;
4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas aparat pengelola air limbah;
5. Pengembangan alternatif pembiayaan.

c. Sistem Pengelolaan Sistem Drainase


Kondisi wilayah Kabupaten Kendal mempunyai topografi yang bervariasi mulai dari dataran
tinggi, perbukitan, dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai utara laut
jawa. Kondisi tersebut sangat rawan terhadap bahaya banjir, terutama pada wilayah daerah
cekungan disamping dengan daerah tangkapan air (catchment area). Selain itu, apabila banyak
dilakukan pembangunan dengan perkerasan yang semakin mengurangi daerah tangkapan
serta pendangkalan sungai akan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya banjir di
wilayah ini. Jaringan drainase di Kabupaten Kendal direncanakan dikembangkan melalui dua
model, yaitu sistem konvensional dan sistem ekodrainase.
1. Sistem Konvensional
Jaringan drainase di Kabupaten Kendal secara konvensional direncanakan terdiri dari
jaringan drainase primer, sekunder dan tersier. Jaringan drainase primer direncanakan
meliputi sungai-sungai di Kabupaten Kendal. Pengembangan jaringan drainase sekunder
Laporan Akhir
V-10
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

dilakukan pada saluran-saluran tepi jalan utama dan beberapa saluran tepi jalan yang
dialirkan menuju ke saluran primer, sedangkan untuk saluran tersier dikembangkan pada
saluran-saluran dari rumah tangga menuju ke saluran tepi jalan.
Rencana perbaikan saluran drainase di Kabupaten Kendal perlu dikembangkan melalui
perkerasan, terutama pada saluran tepi jalan. Pola terasering pada penyusunan dan
pembangunan saluran drainase diperlukan mengingat Kabupaten Kendal memiliki kondisi
topografi berbukit-bukit dengan pola aliran air dan koefisien run off cukup tinggi.
2. Sistem Ekodrainase
Konsep pengembangan sistem ekodrainase dapat disebut sebagai konsep
pengembangan drainase ramah lingkungan yang didefinisikan sebagai upaya mengelola
air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah
atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya.
Konsep drainase ramah lingkungan dilakukan agar air kelebihan pada musim hujan harus
dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai, namun diusahakan
meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada
musim kemarau.
Tujuan dari penerapan sistem ekodrainase di Kabupaten Kendal dilakukan, sebagai upaya
untuk menanggulangi proses pembuangan air genangan secara cepat dari saluran tersier
ke saluran sekunder dan menuju ke saluran primer pada sistem drainase konvensional.
Pengaliran air secara cepat menuju ke saluran-saluran primer akan menyebabkan
penurunan kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini akan berdampak pada
pengurangan cadangan air tanah, kekeringan pada musim kemarau, tanah longsor dan
penumpukan beban air pada daerah hilir (saluran primer) yang meyebabkan terjadinya
banjir terutama pada musim penghujan.
Rencana pengembangan drainase melalui konsep sistem ekodrainase di Kabupaten
Kendal dilakukan melalui pembuatan kolam konservasi, metode sumur resapan, metode
river side polder, dan metode pengembangan areal perlindungan air tanah (ground water
protection area).
3. Metode Kolam Konservasi
Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air, baik di daerah
perkotaan, permukiman, pertanian, atau perkebunan di Kabupaten Kendal. Kolam
konservasi dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan dan sisanya
dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan. Kolam konservasi dapat dibuat dengan
memanfaatkan daerah bertopografi rendah, daerah bekas galian pasir atau galian material
Laporan Akhir
V-11
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

lainnya, atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal tertentu. Kolam konservasi
dapat berupa rawa, danau kecil, telaga, kolam dan sebagainya.
Rencana jaringan drainase dengan metode kolam konservasi dilakukan melalui proses
pemeliharaan dan pengalokasian kolam konservasi pada beberapa tempat tertentu.
Pengembangan konsep ekodrainase untuk areal pertanian dan perkebunan di Kabupaten
Kendal tentunya perlu direncanakan melalui pembuatan parit-parit (kolam) konservasi air
hujan. Parit ini sangat penting untuk cadangan air musim kemarau sekaligus meningkatkan
konservasi air hujan di daerah hulu, serta meningkatkan daya dukung ekologi daerah
setempat. Konstruksi parit cukup sederhana, berupa galian tanah memanjang atau
membujur di beberapa tempat tanpa pasangan. Pada parit tersebut sekaligus bisa
dijadikan tempat budidaya ikan dan lain-lain.
4. Metode Sumur Resapan
Pengembangan metode sumur resapan merupakan rencana praktis dengan cara membuat
sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan
di Kabupaten Kendal. Sumur resapan dapat dikembangkan pada areal olahraga dan
wisata, sedangkan konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisi
lapisan tanah setempat. Sumur resapan hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga
tidak diizinkan memasukkan air limbah rumah tangga ke dalam sumur resapan.
5. Metode River Side Polder
Rencana penerapan metode river side polder di Kabupaten Kendal dilakukan untuk
menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di sepanjang
bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir sungai-sungai di Kabupaten Kendal dilakukan
dengan memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang
sungai.
Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin polder yang dikembangkan mendekati kondisi
alamiah, dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan tanggul-tanggul
lingkar hidraulis yang mahal. Pada saat muka air naik (banjir), sebagian air akan mengalir
ke polder dan akan keluar jika banjir reda, sehingga banjir di bagian hilir dapat dikurangi
dan konservasi air terjaga.
6. Metode Areal Perlindungan Air Tanah
Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung
untuk air tanah, dimana pada kawasan tersebut dikhususkan untuk meresapkan air hujan
ke dalam tanah. Di Kabupaten Kendal perlu sesegara mungkin dicari lokasi-lokasi yang
cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah
Laporan Akhir
V-12
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

sekaligus sebagai bagian penting dari komponen drainase kawasan. Pengadaan tanaman
yang membantu penyerapan pada kawasan resapan air sangat diperlukan
keberadaannya. Pengembangan areal perlindungan air tanah dapat dilakukan dengan
memperhatikan rencana pengembangan dan kondisi eksisting kawasan lindung di
Kabupaten Kendal, khususnya kawasan lindung untuk resapan air dan kawasan sekitar
mata air.
Namun pengembangan konsep tersebut diatas memerlukan studi lebih lanjut mengenai
penentuan dan kelayakan lokasi, pemilihan metode yang relevan dengan kondisi eksisting,
dampak positif maupun negatif dari penerapan konsep tersebut, konstruksi, desain,
kebutuhan dana, persepsi dan preferensi masyarakat serta sistem manajemen dan
pengelolaan maupun operasional.
Perencanaan sistem drainase untuk Kabupaten Kendal adalah meliputi:
a. Pengembangan sistem pematusan pada jalan arteri dan kolektor primer yang terdapat
pada desa-desa pusat perkotaan dan pada pusat permukiman;
b. Perbaikan teknis prasarana drainase dengan cara normalisasi saluran, rehabilitasi
saluran, penambahan saluran baru, dan pembangunan bangunan-bangunan dan
bangunan penunjang prasarana drainase; dan
c. Peningkatan koordinasi pengelolaan saluran drainase pada saluran drainase permanen
di kawasan perkotaan, baik yang terbuka maupun yang tertutup.
d. Peningkatan pelibatan stakeholder dalam pengananan saluran drainase;
e. Pengembangan alternatif pembiayaan.

d. Sistem Persampahan
Jumlah TPA yang terdapat di Kabupaten Kendal berjumlah 4 buah, yaitu TPA Darupono
memiliki luas 0,90 Ha terletak di Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan dengan
kapasitas 52.000 liter/hari yang saat ini sudah penuh, TPA Jatirejo memiliki luas 1,30 Ha
terletak di Desa Jatirejo Kecamatan Ngampel dengan kapasitas 54.000 liter/hari yang saat ini
juga sudah penuh, TPA Pager Gunung memiliki luas 1,80 Ha terletak Desa Pager Gunung
dengan kapasitas 34.000 liter/hari yang saat ini kondisi terisi sedang, dan TPA Pageruyung di
Desa Pageruyung Kecamatan Pageruyung. Ketiga TPA di Kabupaten Kendal dalam kondisi
sudah penuh. Penanganan sampah di lokasi TPA direncanakan ditingkatkan dengan
menggunakan metode sanitary landfill.
Proyeksi timbulan sampah hingga akhir tahun perencanaan (2030) sebanyak 2.182 m3 yang
berasal dari sampah domestik, non domestik, maupun sampah fasilitas sosial. Dilihat dari
Laporan Akhir
V-13
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

timbulan sampah hingga akhir tahun perencanaan memang masih mencukupi untuk ditampung
di 4 (empat) TPA di Kabupaten Kendal. Namun perlu diantisipasi sistem pengelolaan TPA yang
harus ditingkatkan dari open dumping menjadi sanitary landfill. Selain itu juga perlu pengelolaan
sampah berbasis masyarakat dengan memanfaatkan sampah organik maupun non organik
menjadi barang yang lebih bernilai ekonomis bagi masyarakat.

Perencanaan bidang persampahan di Kabupaten Kendal adalah:


 Optimalisasi pemanfaatan TPA berada di Darupono,Jatirejo dan Pageruyung;
 Penerapan sistem sanitary landfill beserta sarana dan prasarana penunjang di TPA yang
melayani Kabupaten Kendal;
 Pembangunan bangunan pengolah sampah 3R (reuse, reduce, recycle) untuk
mengurangi masukan sampah ke TPA.
 Peningkatan peranserta masyarakat dan swasta/dunia usaha dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan persampahan; dan
 Pengembangan alternatif pembiayaan

C. Indikasi Program Infrastruktur


Indikasi program infrastruktur mengacu pada dokumen RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2010-
2030. Indikasi program dimaksudkan untuk mewujudkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten
khususnya pada rencana pengembangan sistem prasarana wilayah. Beberapa indikasi program yang
terkait dengan bidang keciptakaryaan adalah sebagai berikut.
a. Revisi Master Plan Penyediaan Air Minum Kabupaten Kendal
b. Penyusunan Master Plan Pengelolaan Air limbah Kabupaten Kendal
c. Pembangunan IPAL dan IPAL komunal
d. Penyusunan Master Plan Pengelolaan Sistem Drainase Kabupaten Kendal
e. Penyusunan Master Plan Sistem Persampahan Kabupaten Kendal
f. Pembangunan TPA
g. Peningkatan dan pembangunan sarana prasarana permukiman perkotaan (program
pengembangan perumahan & infrastruktur) di Kec. Ringinarum, Gemuh, Pegandon, Ngampel
h. Peningkatan sarana prasarana permukiman perdesaan (program pengembangan perumahan &
infrastruktur) di Permukiman di luar IKK se Kab. Kendal

Laporan Akhir
V-14
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.1.5 Rencana Pola Ruang Wilayah


5.1.5.1 Rencana Kawasan Lindung
Rencana kawasan lindung di Kabupaten Kendal meliputi:
1. Kawasan hutan lindung, Lokasi kawasan hutan lindung di Kabupaten Kendal adalah di
sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Plantungan, Singorojo dan sebagian
Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 1.703 Ha.
2. Kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat, Lokasi kawasan hutan rakyat terdapat di
sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian Kecamatan Plantungan, sebagai Kecamatan Boja,
dan sebagian Kecamatan Sukorejo.
3. Kawasan resapan air, lokasinya terdapat di Sekitar kawasan hutan lindung di wilayah
Kabupaten Kendal bagian selatan, yaitu sebagian Kecamatan Limbangan dan sebagian
Kecamatan Sukorejo dengan luas kurang lebih 17.876 Ha.
4. Kawasan Sempadan Pantai, lokasinya terdapat di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Kendal
yang meliputi: Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kota Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung,
dan Rowosari dengan luas kurang lebih 802 Ha.
5. Kawasan Sempadan Sungai, lokasinya terdapat di kawasan sepanjang kanan dan kiri sungai
sekurang-kurangnya 50 m - 100 m dari tepi sungai, yaitu: sungai Bodri, sungai Aji/Slembang,
sungai Blukar, sungai Kuto, sungai Kendal, sungai Glodok, sungai Waridin, sungai Buntu, dan
sungai Bulawan/Pening dengan luasan kurang lebih 10.408 Ha.
6. Ruang Terbuka Hijau, berupa taman kota meliputi Alun-Alun Kota Kendal dan ruang terbuka
hijau di masing-masing kecamatan dengan luasan kurang lebih 30% dari luas perkotaan yaitu
luasnya kurang lebih 2.683 Ha.
7. Cagar Alam, Cagar alam Pager Wunung Darupono di Kecamatan Kaliwungu Selatan seluas
kurang lebih 33 Ha. Dan kawasan pantai berhutan mangrove yang berada di Kecamatan
Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan
Kendal, Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 92 Ha.
8. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, lokasinya meliputi:
 Cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa situs Batu Seloarjuno di Desa Kedungboto
Kecamatan Limbangan dan Situs Gonoharjo di Kecamatan Sukorejo.
 Cagar budaya candi Gunung Gentong
 Cagar budaya gereja berupa Gereja Katholik di Kecamatan Sukorejo.
 Cagar budaya gapura berupa Gapura Kabupaten Lama di Kecamatan Kaliwungu dan
Gapura Pasarean di Kecamatan Kaliwungu

Laporan Akhir
V-15
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

9. Kawasan Lindung Geologi, kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Kendal adalah
kawasan imbuhan air. Kawasan imbuhan air seluas 17.876 Ha meliputi: sebagian Kecamatan
Limbangan, sebagian Kecamatan Singorojo dan sebagian Kecamatan Boja.
10. Kawasan Rawan Bencana, meliputi:
 Bencana Tanah Longsor, Kawasan rawan longsor terjadi di 10 (sepuluh) kecamatan di
Kabupaten Kendal, yaitu: sebagian kecil Kecamatan Pageruyung (Desa Kebon
Gembong, Surokonto Wetan, dan Parakan Sebaran), sebagian kecil Kecamatan
Plantungan (Desa Mojoagung dan Tlogopayung), sebagian kecil Kecamatan Weleri
(Desa Sidomukti dan Nawangsari), sebagian Kecamatan Gemuh (Desa Gemuh Blanten,
Sedayu, Galih, Sojomerto, dan Triharjo), sebagian kecil Kecamatan Kangkung (Desa
Tanjungmojo dan Lebosari), sebagian kecil Kecamatan Sukorejo (Desa Tamanrejo dan
Gentinggunung), sebagian Kecamatan Kaliwungu (Desa Nolokerto, Limbangan,
Pagertoyo, Ngesrebalong, Gondang, Pagerwojo, Jawisari, Tabet, Peron, Tambahsari,
Pakis, dan Gonoharjo), sebagian kecil Kecamatan Kaliwungu Selatan (Desa
Kedungboto) sebagian kecil Kecamatan Cepiring (Desa Korowelangkulon), sebagian
kecil Kecamatan Patebon (Desa Lanji), sebagian kecil Kecamatan Singorojo (Desa
Cening, Sukodadi, Kaliputih, Getas), sebagian Kecamatan Limbangan, sebagian
Kecamatan Patean, dan sebagian Kecamatan Sukorejo. Kawasan rawan longsor ini
memiliki luas kurang lebih 26.620 Ha
 Bencana Banjir, kawasan rawan banjir di Kabupaten Kendal terdapat di 11 (sebelas)
kecamatan, yaitu: sebagian Kecamatan Kendal (Kelurahan Pegulon, Langenharjo,
Pekauman, Ngilir, Kalibuntun Wetan, Ketapang, Bugangin, Balok, Sukodono,
Patukangan, Candiroto, Karangsari, Kebondalem, Bandengan, dan Trompo), sebagian
Kecamatan Patebon (Desa Lanji, Purwosari, Pidodowetan, Margosari, Donosari,
Sukolilan, Bangunrejo, Kumpulrejo, Purwokerto, Tambakrejo, Bulugede, dan
Kebonharjo), sebagian Kecamatan Ngampel (Desa Banyu Urip, Ngampel Kulon,
Dempelrejo, dan Rejosari), sebagian Kecamatan Kaliwungu (Desa Sumberejo,
Nolokerto, Sarirejo, Karang Tengah, Kumpulrejo, Mororejo, Wonorejo, Krajan Kulon, dan
Kutoharjo), sebaian Kecamatan Brangsong (Desa Kebonadem, Brangson, Rejosari,
Purwokerto, dan Turunrejo), sebagian Kecamatan Cepiring (Desa Sidomulyo, Botomulyo,
Juwiring, Podosari, Kaliayu, dan Karandugede), sebagian Kecamatan Kangkung (Desa
Kangkung, Lebosari, Tanjungmojo, Kaliyoso, Sendang Dawuhan, Sendang Kulon, dan
Jungsemi), sebagian Kecamatan Rowosari (Desa Pojoksari, Randusari, Karangsari,
Sendang Dawung, Bulak, dan Sendang Sekucing), sebagian Kecamatan Pageruyung
Laporan Akhir
V-16
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

(Desa Kebon Gembong), sebagian Kecamatan Pegandon (Desa Karangmulyo dan


Penanggulan), dan sebagian Kecamatan Singorojo (Desa Taruman dan Kaliputih).
Kawasan rawan banjir ini memiliki luasan kurang lebih 16.539 Ha.
 Bencana Abrasi, Abrasi terjadi di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Kendal yang
meliputi: Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung, dan
Rowosari.
11. Kawasan Lindung Plasma Nutfah, Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan terdapat
di Kecamatan Limbangan, Kecamatan Plantungan, Kecamatan Sukorejo, dan Kecamatan
Kaliwungu Selatan dengan luas kurang lebih 1.736 Ha. Kawasan perlindungan plasma nutfah
di lautan terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Kendal meliputi: Kecamatan Rowosari,
Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Kendal,
Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu.

5.1.5.2 Rencana Kawasan Budidaya


Rencana kawasan budidaya di Kabupaten Kendal meliputi:
1. Kawasan hutan produksi, Lokasi hutan produksi terbatas terdapat di sebagian Kecamatan
Limbangan, sebagian Kecamatan Sukorejo, sebagian Kecamatan Plantungan, dan sebagian
kecil Kecamatan Singorojo dengan luas hutan sebaesar 1.181,8 Ha. Lokasi hutan produksi
tetap terdapat di Kecamatan Limbangan, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Kaliwungu Selatan,
Kecamatan Ringinarum, sebagian kecil Kecamatan Boja, sebagian kecil Kecamatan
Pagerruyung, sebagian kecil Kecamatan Weleri, sebagian kecil Kecamatan Plantungan,
sebagian kecil Kecamatan Kaliwungu, dan sebagian kecil Kecamatan Sukorejo denga luas
hutan sebesar 15.225 Ha
2. Kawasan hutan rakyat, Lokasi hutan rakyat terdapat di sebagian Kecamatan Limbangan,
sebagian Kecamatan Singorojo, sebagian Kecamatan Kaliwungu Selatan, sebagian Kecamatan
Ringinarum, sebagian Kecamatan Boja, sebagian Kecamatan Pageruyung dan sebagian
Kecamatan Weleri, sebagian Kecamatan Plantungan, sebagian Kecamatan Kaliwungu,
sebagian Kecamatan Gemuh dan sebagian Kecamatan Sukorejo.
3. Kawasan Pertanian, lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan berada di Sebagian
Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Brangsong, Kaliwungu,
Ngampel, Pegandon, Gemuh, Weleri, Sukorejo, Limbangan, Singorojo, Boja, Patean,
Plantungan dan Ringinarum. Kawasan pertanian lahan pangan ini memiliki luasan kurang lebih
22.600 Ha. Lokasi kawasan hortikultura berada di Sebagian Kecamatan Rowosari, Kangkung,
Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Brangsong, Kaliwungu, Ngampel, Ringinarum, Kaliwungu
Laporan Akhir
V-17
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Selatan, Gemuh, dan Pegandon dengan luas kurang lebih 5.723 Ha. Lokasi kawasan
perkebunan berada di sebagian Kecamatan Limbangan, Boja, Singorojo, Patean, Pagerruyung,
Plantungan, Sukorejo, dan Ngampel dengan luas kurang lebih 20.135 Ha. Lokasi kawasan
peternakan meliputi:
 Sapi, kerbau dan kuda meliputi Kecamatan Sukorejo, Pageruyung, Plantungan, Patean,
Singorojo, Limbangan, Boja, Kaliwungu Selatan, Gemuh, Pegandon, dan Patebon.
 Kambing, domba dan ayam buras tersebar di seluruh kecamatan.
 Kelinci meliputi Kecamatan Cepiring, Plantungan, Limbangan, Gemuh, Boja,
Pageruyung, Kaliwungu Selatan dan Patean.
 Ayam ras meliputi Kecamatan Pageruyung, Plantungan, Sukorejo, Patean, Singorojo,
Kaliwungu Selatan, Limbangan, Boja, dan Pegandon.
 Itik meliputi Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Brangsong, Kaliwungu,
Kendal dan Boja
Kawasan perikanan tangkap berada di sepanjang pantai, terutama daerah pantai yang
memiliki potensi kandungan ikan yang cukup banyak, yaitu: Kecamatan Rowosari, Kangkung,
Cepiring, Patebon, Kendal, Brangsong, dan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 1.582 Ha dan
jarak kurang lebih 4 mil laut. Sedangkan kawasan perikanan budidaya tambak berada di
Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon,
Kecamatan Kendal, Kecamatan Brangsong, dan Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang
lebih 3.531,542 Ha
4. Kawasan Pertambangan, Kawasan pertambangan mineral terdapat kawasan Pantai Muara
Kencan Desa Pidodo Kulon Kecamatan Patebon dan dikawasan Pantai Ngeboom desa
Mororejo Kecamatan Kaliwungu. Minyak bumi dengan skala kecil yang dimanfaatkan
masyarakat di Dusun Klantung Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh, Desa Kalices Kecamatan
Patean, dan Desa Plantungan Kecamatan Plantungan. Panas bumi terletak di Kecamatan
Limbangan dan Kecamatan Kaliwungu. Sumur tua/ Marjinal di Desa Sojomerto Kecamatan
Gemuh sebanyak 19 buah, Desa Kalices Kecamatan Patean sebanyak 10 buah dan Desa
Plantungan Kecamatan Plantungan sebanyak 4 buah.
5. Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Industri direncanakan di Kecamatan Kaliwungu dengan
luas 2.260 Ha.
6. Kawasan Pariwisata, Peruntukan pariwisata budaya dan religi terdapat di Kecamatan
Kaliwungu Selatan (Makam Pangeran Jumirah dan Makam Sunan Katong), Kecamatan Boja
(Makam Nyai Dapu dan Makam Sunan Bromo), Kecamatan Limbangan (Situs Batu Seloarjuno
dan Kampung Jawa Sekatul), dan Kecamatan Weleri (Goa Maria). Peruntukan pariwisata alam
Laporan Akhir
V-18
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

terdapat di Kecamatan Kangkung (Pantai Sendangkulon, Pantai Jungsemi, dan Panti


Tanjungmojo), Kecamatan Rowosari (Pantai Sendangsikucing), Kecamatan Ringinarum (Wana
Wisata), Kecamatan Plantungan (Curug Semawur, Tuk Air Hangat Tirtomoyo), Kecamatan
Patean (Curug Sewu), Kecamatan Singorojo (Goa Kiskendo dan Bendung Singorojo), dan
Kecamatan Limbangan (Air Panas Gonoharjo, Goa Jepang, Air Terjun Panglebur Gongso)
serta Kecamatan Cepiring (Pantai Muara Kencan). Peruntukan pariwisata buatan terdapat di
Kecamatan Patean (Plantera), Kecamatan Sukorejo (Agrowisata Ngadiwarno), Kecamatan
Patean (Agrowisata Ngebruk), Kecamatan Weleri (Wisata Kuliner Pemancingan), Kecamatan
Kaliwungu Selatan (Agrowisata Darupono, Kedungsuren, dan Jerukgiling), serta Kecamatan
Rowosari (Pantai Cahaya/Atraksi Lumba-lumba).
7. Kawasan permukiman, Kawasan permukiman kota meliputi batas fisik Kota Kendal dan Ibukota
Kecamatan (IKK) di Kabupaten Kendal, yaitu: IKK Kendal, IKK Kaliwungu, IKK Weleri, IKK Boja,
dan IKK Sukorejo dengan luas kurang lebih 8.734 Ha. Sedangkan kawasan permukiman
perdesaan meliputi batas fisik permukiman di luar perkotaan Kendal, di luar IKK Boja, Sukorejo,
Weleri dan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 10.132 Ha.

5.1.6 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan strategis yang berada di wilayah Kabupaten Kendal meliputi:
1. Kawasan Strategis Nasional, yaitu kawasan perkotaan kendal sebagai bagian dari kawasan
strategis nasional KEDUNGSEPUR. Peran dan fungsi kawasan KEDUNGSEPUR adalah pusat
pelayanan ekonomi strategis dan pengembangan industri.
2. Kawasan strategis provinsi, meliputi:
 Wilayah Kabupaten Kendal sebagai kawasan strategis ekonomi dalam lingkup Provinsi
Jawa Tengah. Peran dan fungsi wilayah kabupaten adalah pusat pelayanan ekonomi
strategis regional provinsi.
 Kawasan Gunung Ungaran sebagai kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam
dan/atau teknologi tinggi. Peran dan fungsi kawasan tersebut adalah pusat
pengembangan dan eksplorasi sumber energi panas bumi.
3. Kawasan strategis kabupaten, meliputi:
 Kawasan industri kaliwungu sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi.
 Kecamatan Plantungan, Limbangan, Sukorejo, dan Boja, sebagai kawasan strategis fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
 Kawasan Gunung Ungaran sebagai kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam
dan atau teknologi tinggi.
Laporan Akhir
V-19
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.2 Arahan RP3KP Kabupaten Kendal


5.2.1 Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Baru
Penyediaan kebutuhan perumahan dan permukiman merupakan kewajiban bagi pemerintah
daerah bagi masyarakatnya. Kondisi ini merupakan tantangan bagi pemerintah karena kebutuhan akan
perumahan dan permukiman akan selalu meningkat seiring dengan laju pertumbuhan dan
perkembangan penduduk yang berlangsung cepat. Salah satu hal pokok dalam penyediaan perumahan
adalah harus dapat diakses oleh semua golongan masyarakat, dalam artian harga jual dapat terjangkau
semua golongan.

Di wilayah Kabupaten Kendal perkembangan perumahan dan permukiman yang terjadi


disebabkan dari beberapa faktor, antara lain adalah pertumbuhan penduduk dan backlog, dimana dari
faktor-faktor ini menciptakan kebutuhan ruang akan perumahan dan permukiman yang tidak sedikit.
Salah satu program dalam mengefisiensikan kebutuhan lahan dan meningkatkan kualitas permukiman
kumuh adalah dengan rencana pembangunan rumah baru yang dilakukan oleh pengembang
(developer) dan pembangunan rumah yang dilakukan secara swadaya, pada lahan-lahan yang menurut
tata ruang direncanakan untuk kawasan permukiman.

5.2.1.1 Daya Tampung Penduduk dan Kebutuhan lahan

Untuk tahun perencanaan (2033) kebutuhan lahan perumahan dan permukiman di Kabupaten
Kendal masih dapat memaksimalkan lahan di kawasan perkotaan. Dimana berdasarkan analisis
proyeksi kebutuhan rumah pada tahun 2033 maksimal luas lahan permukimannya adalah 2735,68 Ha.
Dengan jumlah ini, masih bisa memaksimalkan lahan dalam wilayah pedesaannya. Kondisi ini juga
didukung dengan luas lahan Kabupaten Kendal yang sesuai dengan lahan terbangun, yaitu seluas
18.352,40 Ha, sehingga untuk tahun prediksi 2033 Kabupaten Kendal masih mencukupi kebutuhan
lahan untuk perumahan dan permukiman.

5.2.1.2 Penyediaan Rumah

Upaya penyediaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman baru,


dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat, dan sebagian lagi oleh pemerintah dan swasta/
developer, berikut penjelasannya:
1. Pembangunan Rumah Oleh Swadaya Masyarakat
Aktivitas pembangunan oleh swadaya masyarakat diantaranya adalah: pengkaplingan lahan,
pengadaan sarana prasarana lokal, perencanaan bangunan, pembuatan bangunan rumah, dan

Laporan Akhir
V-20
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

pengelolaannya. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan dengan sistem gotong-royong dengan aturan


main yang disepakati secara kolektif.Peran pemerintah sebagai regulator sangat kecil dalam
rangkaian kerja pembangunan perumahan dan permukiman adat.
Aspek kolektifitas ini masih berlangsung hingga saat ini karena masyarakat masih
mempertahankan aspek kepercayaan/ social capital antara satu dengan yang lain. Begitu juga
dengan masyarakat Kabupaten Kendal, sebagian besar masyarakat pedesaaan memenuhi
kebutuhan rumah secara swadaya, yang dilakukan dengan sistem gotong-royong.

2. Penyediaan Rumah oleh Swasta dan Pemerintah


Penyediaan rumah oleh pihak swasta antara lain yang dilakukan oleh para developer
(pengembang perumahan). Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pihak pengembang
perumahan (developer), selain mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan
rumah yang layak, juga mempunyai misi profit oriented. Sehingga dalam pelaksanaanya lebih
didasari oleh proses kerja yang profesional, dengan tidak ada sama sekali sifat kegotong
royongan, hal ini yang membedakan dengan penyediaan rumah dengan sistem swadaya
masyarakat. Walaupun demikian, diharapkan ada misi sosial yaitu menyediakan rumah yang
layak yang dapat dijangkau oleh semua kalangan termasuk penduduk dengan penghasilan
rendah.Seperti pembangunan rumah sangat sederhana (RSS), rumah sederhana (RS). Oleh
karena itu, pemerintah telah menetapkan pola pengadaan perumahan 1:3:6, yang artinya setiap
pembangunan 1 unit rumah mewah harus juga dibangun 3 unit rumah sederhana dan 6 unit
rumah sangat sederhana.
Untuk Kabupaten Kendal telah menunjukkan hal positif dalam penyediaan rumah oleh swasta
yang ditunjukkan sudah adanya 8 (delapan) titik pengembangan perumahan baru seperti yang
tersebar di Kecamatan Boja, Kaliwungu, Cepiring, Patean, Kendal, Brangsong, Kaliwungu
Selatan, dan Weleri. Diharapkan hal ini akan berkembang yang berdampak positif bagi
pemerataan pembangunan di Kabupaten Kendal.

Laporan Akhir
V-21
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.2.1.3 Rencana dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Baru


Strategi pengembangan kawasan permukiman baru di Kabupaten Kendal ini dibagi menjadi
dua wilayah, yaitu kawasan permukiman di wilayah perkotaan dan di kawasan permukiman di wilayah
yang bercirikan perdesaan.
A. Rencana dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Baru di Wilayah Perkotaan
Pengembangan kawasan permukiman di wilayah perkotaan ini meliputi pengembangan yang
dilakukan baik oleh masyarakat secara swadaya secara legal maupun oleh developer atau
pengembang perumahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi penduduk yang tinggal
di wilayah perkotaan. Wilayah perkotaan di setiap kecamatan memiliki kelemahan, yaitu keterbatasan
akan lahan terbangun, khususnya untuk permukiman. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengoptimalan
pembangunan kawasan permukiman dan pengembangan di wilayah perkotaan.Pengoptimalan
pembangunan dan pengembangan di atas keterbatasan lahan tersebut juga disertai dengan
pengaturan-pengaturan dalam rencana pengembangan kawasan permukiman tersebut dan dituangkan
dalam beberapa strategi. Strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah: mencegah dan mengatur
pembangunan rumah yang memiliki tipe kapling besar, mengoptimalkan pembangunan di atas lahan di
wilayah dengan kepadatan sedang dan rendah, tetap mempertahankan kawasan resapan air,
mengkaitkan antara pusat-pusat kota dengan pusat-pusat pertumbuhan baru serta mengatur investasi
berbentuk rumah di Kabupaten Kendal.
Mencegah dan mengatur pembangunan rumah yang memiliki tipe kapling besar yang dimaksud
adalah kapling dengan luas > 200 m2.Apabila dilakukan pembangunan rumah dengan tipe kapling
tersebut, maka perlu menerapkan KDB dan KLB secara optimal, sempadan bangunan dan sempadan
jalan sesuai dengan kebijakan daerah yang berlaku.
Untuk daerah-daerah dengan kepadatan tinggi, rumah-rumah yang ada perlu dibangun secara
vertikal dalam bentuk rumah susun. Pembangunan secara vertikal yang dimaksud adalah
pembangunan rumah susun yang ditujukan bagi masyarakat dan para pendatang khususnya yang
memiliki penghasilan rendah di daerah-daerah padat huni, yang biasanya di daerah pusat kota. Disisi
lain, dilakukan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman secara lebih optimal di atas lahan
yang berada di daerah-daerah yang memiliki tingkat kepadatan huni sedang sampai rendah.
Selanjutnya untuk dapat meratakan penyebaran penduduk, supaya mereka tidak selalu memilih
untuk tinggal di pusat-pusat kota, maka perlu dilakukan pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana wilayah, terutama jalan. Hal tersebut untuk mendukung aksesibilitas masing-masing
wilayah.Dengan mulai dibukanya suatu wilayah baru karena adanya jaringan jalan yang melewati
wilayah tersebut, maka menjadi nilai tambah bagi wilayah tersebut.Pada akhirnya, aktivitas di wilayah
tersebut mulai berkembang begitu pula dengan kebutuhan pembangunan dan pengembangan
Laporan Akhir
V-22
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

perumahan dan permukiman.Dari kesemua usaha untuk mengoptimalkan pembangunan dan


pengembangan kawasan permukiman di atas lahan yang berada di wilayah yang memiliki tingkat
kepadatan dari rendah sampai tinggi, tetap harus memperhatikan keseimbangan alam dan ekosistem
dari lingkungan yang ada.

B. Rencana dan Strategi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Baru di


Kawasan Perdesaan
Pengembangan kawasan permukiman di kawasan perdesaan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang tinggal di wilayah yang bercirikan perdesaan akan rumah tinggal.
Pemenuhan kebutuhan rumah tersebut dilakukan melalui pembangunan baru dengan tidak merusak
sumber daya yang dimiliki wilayah tersebut.

Wilayah perdesaan, sebaiknya tidak semuanya dapat dibangun untuk perumahan dan
permukiman.Pengembangan ini harus dilakukan dengan memperhatikan fungsi lahan tersebut.Lokasi
untuk pembangunan baru diprioritaskan untuk desa yang memiliki tegalan.Hal ini disebabkan karena
salah satu syarat dari lahan yang dapat digunakan sebagai lahan yang difungsikan sebagai kawasan
perumahan dan permukiman adalah lahan tegalan. Selain merupakan lahan tegalan, syarat lain yang
harus dipenuhi adalah bukanlah merupakan daerah rawan bencana, memiliki kelerengan 0%-15%,
telah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman seperti jaringan jalan, listrik dan memiliki sumber air yang dapat
mencukupi aktivitas penduduk yang akan menempati wilayah tersebut serta lokasi tersebut memiliki
kesesuaian fungsi seperti dengan apa yang telah ditetapkan oleh RTRW Kabupaten Kendal.
Pendekatan pembangunan permukiman tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan pendekatan
Kasiba/ Lisiba.Selain itu juga perlu memperhatikan kawasan konservasi atau kawasan lindung.Hal
tersebut dimaksudkan supaya fungsi lindung dari konservasi tersebut tidak terganggu akibat aktivitas
permukiman yang ada. Pembangunan Kasiba/ Lisiba merupakan pembangunan suatu kawasan
permukiman skala besar dengan maksud untuk mengarahkan pertumbuhan kota dan membentuk
struktur lingkungan kota yang efektif dan efisien serta untuk mengendalikan harga lahan. Tujuan
pembangunan Kasiba/ Lisiba ini antara lain:
 Merencanakan satu Kawasan Siap Bangun (Kasiba) yang terdiri dari beberapa Lingkungan Siap
Bangun (Lisiba) yang telah dilengkapi dengan jaringan prasarana lingkungan, baik primer maupun
sekunder, sarana lingkungan dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman
sesuai dengan tata ruang wilayah.
 Merencanakan kapling tanah matang dengan pola hunian yang berimbang, terencana dan
Laporan Akhir
V-23
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.


 Untuk mengarahkan agar pertumbuhan kota membentuk struktur lingkungan kota yang efektif dan
efisien.
 Pengendalian terhadap harga tanah.
Selain itu, untuk mengendalikan pembangunan di kawasan permukiman di wilayah yang
bercirikan perdesaan tersebut adalah dengan memberikan peraturan mengenai pembangunan kawasan
permukiman di wilayah tersebut.Hal tersebut dimaksudkan supaya lahan yang tersedia dipergunakan
seefektif mungkin, kemungkinan perkembangan dan pertumbuhan penduduk alami dan pendatang di
Kabupaten Kendal sangat mempengaruhi perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman.
Perkembangan tersebut, meskipun pada awalnya terjadi di wilayah perkotaan, maka sangat tidak
menutup kemungkinan perkembangan tersebut akan merembet di wilayah yang bercirikan perdesaan.
Itulah mengapa lahan-lahan potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman di wilayah
yang bercirikan perdesaan ini perlu dipergunakan seefektif mungkin.Selain itu, juga perlu diperhatikan
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana, khususnya sarana dan prasarana dasar
permukiman.Hal tersebut dilakukan untuk menunjang aktivitas permukiman yang ada. Disamping itu,
diperlukan adanya pemeliharaan terhadap cadangan air tanah mengingat semakin tingginya permintaan
akan hunian.

5.2.1.4 Lokasi Pembangunan Perumahan Baru


Dalam penetapan suatu kawasan perumahan baru maka perlu dipertimbangkan beberapa hal
yang terkait dengan kondisi suatu lahan. Beberapa data yang perlu dipertimbangkan antara lain data
geologi lingkungan, jenis tanah, kemiringan lahan, topografi, hidrologi, tataguna lahan dan status lahan.
Beberapa persyaratan yang dapat menjadi arahan lokasi pembangunan perumahan baru adalah
sebagai berikut:
1. Tanah datar dengan kemiringan berkisar antara 0-15%.
2. Tanah dengan penggunaan sebagai lahan permukiman dan tegalan.
3. Tanah dengan status sebagai tanah desa, tanah milik, dan tanah negara.
4. Tanah yang bukan berada pada kawasan rawan bencana.
5. Tanah disekitar perkotaan yang mempunyai perkembangan sebagai pusat pertumbuhan.
6. Lokasinya mempunyai akses yang dapat dijangkau dengan mudah.
7. Tidak berlokasi pada kawasan konservasi.
8. Tidak berlokasi pada kawasan yang masih dalam sengketa.
9. Mempunyai sumber air baku yang memadai (kualitas dan kuantitas) atau terhubungkan dengan

Laporan Akhir
V-24
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

jaringan pelayanan air bersih serta jaringan sanitasi dan pematusan berskala kota.
10. Terletak pada hamparan dengan luasan yang cukup, yang memungkinkan terselenggarakannya
pola hunian yang berimbang.
11. Tidak terganggu oleh kebisingan.
12. Memiliki pola permukiman yang kompak.
13. Memiliki kemudahan mencapai fasilitas umum.
Selain pertimbangan diatas, kriteria lain dalam hal penentuan lokasi perumahan yang dibutuhkan
oleh masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang dapat memberikan pekerjaan bagi buruh-buruh
kasar atau tenaga tidak terampil.
2. Status kepemilikan lahan dan rumah jelas, sehingga tidak ada rasa ketakutan penghuni untuk
digusur.
3. Bentuk dan kualitas bangunan tidak perlu terlalu baik, tetapi cukup memenuhi fungsi dasar yang
diperlukan penghuninya.
4. Harga atau biaya pembangunan rumah harus sesuai dengan tingkat pendapatan mereka.
Lokasi potensial pembangunan perumahan dan permukiman baru di wilayah Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel V-1
Lokasi Potensial Untuk Pembangunan Perumahan Baru (Developer)
diKabupaten Kendal

No. Kecamatan Lokasi (Desa/Kelurahan)


1. Kaliwungu Sarirejo, Magelung, Plantaran, Nolokerto, Karangtengah
2. Kendal Kota Jetis, Langenharjo,
3. Boja Meteseh, Campurejo
Sumber :RP3KP, Tahun 2013

5.2.2 Rencana Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman


Permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Kendal saat ini adalah adanya perumahan dan
permukiman yang terletak di atas lahan negara yang difungsikan sebagai kawasan perumahan dan
permukiman. Atau apabila dibangun rumah atau bangunan lain di atasnya harus memenuhi ketentuan
atau standar-standar teknis tertentu. Kawasan-kawasan tersebut antara lain adalah kawasan di
sepanjang sungai atau sempadan sungai, kawasan di daerah konservasi atau kawasan lindung serta

Laporan Akhir
V-25
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

daerah rawan bencana. Selain itu, permasalahan lain adalah adanya permukiman yang tidak memiliki
sarana dan prasarana dasar permukiman yang memadai khususnya sarana dan prasarana lingkungan
khususnya drainase, sanitasi dan persampahan. Selain itu kondisi fisik bangunan yang meliputi bahan
bangunan dan tingkat permanensi bangunan juga mengindikasikan suatu rumah dikatakan kumuh atau
tidak. Perumahan dan permukiman tersebut memerlukan penanganan-penanganan dalam upaya
meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keindahan dalam kawasan tersebut.

5.2.2.1 Peningkatan Kualitas Permukiman di Kawasan Rawan Bencana


Daerah rawan bencana merupakan kawasan dengan fungsi lahan sebagai kawasan lindung,
dimana ini tidak layak dijadikan sebagai kawasan terbangun, khususnya permukiman.Berikut bentuk
kegiatan penanganan permukiman di Kabupaten Kendal di kawasan rawan bencana.
Tabel V-2
Rencana Lokasi Kegiatan Penanganan
Perbaikan/ Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman
di Kawasan Rawan Bencana
Bentuk Kegiatan Penanganan Perumahan dan Permukiman di kawasan
No. Lokasi Kegiatan
lindung
1 REDEFINISI
Rehabilitasi (Perbaikan) PERUMAHAN DAN
a. Mengembalikan kondisi komponen-komponen fisik kawasan permukiman yang PERMUKIMAN DI KAWASAN
telah mengalami kemunduran kondisi atau degradasi kepada kondisi asalnya, RAWAN BENCANA BANJIR
sehingga dapat berfungsi kembali. Kecamatan Kendal, Kecamatan
b. Konsep penanganan ini untuk memperbaiki sarana dan prasarana. Patebon, Kecamatan Ngampel,
c. Pengadaan sarana dan prasarana terutama diarahkan: Kecamatan Kaliwungu,
Untuk kawasan rawan bencana banjir di kawasan perumahan dan permukiman Kecamatan Brangsong,
yang berada di kawasan sempadan sungai, jika masih memungkinkan tanpa Kecamatan Cepiring,
harus melalui relokasi keluar kawasan, maka dapat dibangun tanggul Kecamatan Kangkung,
pengaman, dengan syarat tetap diberlakukan sempadan bangunan dan syarat Kecamatan Rowosari, dan
lainnya. Sedangkan untuk genangan sepanjang tahun, penanganan diarahkan Kecamatan Weleri
pada normalisasi saluran, pengerukan hingga prokasih.
2. RESTRUKTURISASI
Restorasi PERUMAHAN DAN
a. Mengembalikan kondisi kawasan perumahan dan permukiman pada kondisi PERMUKIMAN DI KAWASAN
asalnya yang sesuai dengan persyaratan perumahan dan permukiman yang SEMPADAN PANTAI
layak huni, dengan menghilangkan tambahan-tambahan komponen yang sebagian Kecamatan Rowosari,
timbul kemudian. Kangkung, Cepiring, Patebon,
b. Memasang atau mengadakan kembali unsur-unsur perumahan dan Kendal, Brangsong, dan
permukiman yang telah hilang tanpa menambah unsur-unsur baru. Kaliwungu.
c. Pengadaan sarana dan prasarana
d. Untuk kawasan rawan abrasi, di perumahan dan permukiman sepanjang
pantura yang berada pada kawasan sempadan pantai, bila memungkinkan
tanpa harus dilakukan relokasi, maka perlu dibangun talud/ break water
3. PENGEMBALIAN FUNGSI
Diterapkan bagi: KAWASAN PERUMAHAN
a. Permukiman kumuh yang secara lokasi berada pada lahan ilegal (squatters) DAN PERMUKIMAN YANG
dan atau tidak memiliki potensi pemanfaatan lahan yang lebih baik dari fungsi BERADA DI KAWASAN

Laporan Akhir
V-26
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Bentuk Kegiatan Penanganan Perumahan dan Permukiman di kawasan


No. Lokasi Kegiatan
lindung
yang telah diterapkan, serta secara lingkungan memberikan dampak negatif RAWAN BENCANA
yang lebih besar apabila tetap dipertahankan. LONGSOR:
b. Perumahan dan permukiman yang berlokasi di atas lahan negara dengan sebagian Kecamatan
peruntukan non pertanian (seperti di dalam kawasan bantaran sungai, lahan Pageruyung, Plantungan,
konservasi, dll) Gemuh, Kangkung,
c. Kawasan perumahan dan permukiman yang secara fisik sangat berbahaya Kaliwungu, Kaliwungu
sebagai tempat bermukim dan tidak dapat ditanggulangi secara teknis (seperti Selatan, Cepiring, Patebon,
diatas lahan rawan bencana alam/ geologi, dll) Singorojo, Limbangan,
Bentuk penanganan ini dilakukan dengan perubahan total yang dikaitkan dengan Patean, dan Sukorejo
pengembalian fungsi, kepada fungsi awal.Kawasan perumahan dan permukiman
yang ada dilakukan pemindahan pada areal baru (pada kondisi lain).Jenis
penanganan pengembalian fungsi adalah resettlement (pemukiman
kembali).Pemantapan peraturan daerah yang melarang pembangunan baru dan
tidak memberi ijin atau tidak pemberian sertifikat (untuk melegalkan lahan) bagi
penduduk yang mengajukan ijin tsb. Serta pengaturan KDB yang lebih
mengutamakan RTH
Sumber :RP3KP, Tahun 2013

5.2.2.2 Peningkatan Kualitas Permukiman di Kawasan Sempadan Sungai


Kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang terletak di sepanjang kanan/ kiri sungai
termasuk sungai buatan atau saluran irigasi primer.Tumbuhnya kawasan permukiman di sempadan
sungai merupakan permasalahan klasik yang ada di hampir semua wilayah perkotaan yang ada
termasuk dalam hal ini adalah Kabupaten Kendal. Permasalahan yang kemudian muncul adalah
terganggunya kondisi fisik pinggir dan dasar sungai yang mengganggu aliran air sungai serta
tercemarnya kualitas air sungai akibat dari aktivitas masyarakat. Idealnya untuk setiap bangunan
khususnya rumah yang dibangun di atas lahan yang terletak di sepanjang atau sempadan sungai
tersebut harus memenuhi standar-standar teknis yang telah ditetapkan, yaitu 10 – 15 m digunakan
sebagai jalan inspeksi.Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kemungkinan bahaya longsor dan
mengamankan aliran sungai. Selain itu juga perlu dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang tinggal di bangunan tersebut yang akhirnya dapat menganggu dan merusak kualitas air
sungai.
Namun untuk wilayah Kabupaten Kendal, masih terdapat rumah yang sudah dibangun di atas
lahan tersebut tanpa memperhatikan standar teknis yang sudah ditentukan.Untuk itu terdapat beberapa
strategi. Untuk strategi yang diterapkan untuk bangunan tanpa tanggul antara lain adalah anak sungai/
sungai kecil dengan kedalaman < 3 m garis sempadan bangunan adalah 10 m dari tepi sungai; sungai
dengan kedalaman 3-20 m garis sempadan bangunan diberi jarak 15 m dari tepi sungai; sungai dengan
kedalaman < 30 m diberi sempadan bangunan dengan jarak 30 m dari tepi sungai; dan untuk garis
sempadan bangunan di tepi jalan inspeksi minimal 7,5 m dari as jalan. Sedangkan untuk sempadan
bangunan yang bertanggul, beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah anak sungai atau sungai
Laporan Akhir
V-27
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

kecil dengan kedalaman < 3 m garis sempadan bangunan minimal 3 m dari batas tanggul dan sungai
dengan kedalaman > 3 m garis sempadan bangunan minimal 5 m dari batas tanggul.Selain dari
strategi-strategi tersebut, untuk kawasan sempadan sungai tersebut yang belum terbangun, dilakukan
pencegahan dan pengendalian pembangunan bangunan baru termasuk dalam hal ini adalah rumah.
Selanjutnya, untuk bentuk-bentuk penanganan yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan
program restrukturisasi yang terdiri atas:
 Redevelopment - Relokasi, yaitu di lokasi yang membahayakan keselamatan penduduk dan terjadi
kenaikan volume air secara mendadak (banjir). Bentuk penanganan yang dapat dilakukan pada
kegiatan ini antara lain adalah perubahan struktural peruntukan lahan serta ketentuan-ketentuan
pembangunan lainnya yang mengatur pembangunan baru (KDB, KLB, GSB, dll) yang biasanya
terjadi; pembuatan peraturan daerah tentang larangan pembuatan bangunan diatas bantaran
sungai; serta sempadan dapat diwujudkan dalam bentuk jalan inspeksi.

 Renewal (Peremajaan), yaitu pada kawasan tepi sungai yang tidak bertentangan dengan RUTR,
RDTR, RTRK dan bukan diperuntukan jalur hijau. Renewal ini merupakan bentuk kegiatan bersifat
mendasar dan menyeluruh, dengan melakukan pembongkaran sebagian atau seluruh komponen
perumahan dan permukiman dan kemudian melakukan perubahan secara struktural dengan
membangun kembali diatas lahan yang sama.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mendapat kembali nilai pemanfaatan lahan secara optimal sesuai
dengan potensi lahannya.Bentuk teknis penanganan dapat berupa konsolidasi lahan, land
readjusment dan land sharing (pengkombinasian pemanfaatan lahan pemukiman dengan
komersial).
Selain itu juga dibuat peraturan daerah tentang larangan pembuatan bangunan di atas bantaran
sungai serta pembuatan sempadan dengan bentuk jalan inspeksi. Di Kabupaten Kendal terdapat
beberapa perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang (sempadan) sungai dengan jarak
yang sangat dekat atau tidak sesuai dengan standar-standar yang ada, seperti yang dapat ditemui :
- Kecamatan Weleri (Penaruban, Karangdowo, Penyangkringan, dan Bumiayu)
- Kecamatan Kaliwungu
- Kecamatan Plantungan (Tlogopayung)
- Kecamatan Pegandon
- Kecamatan Kendal Kota
- Kecamatan Gemuh

Laporan Akhir
V-28
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.2.2.3 Peningkatan Kualitas Permukiman di Daerah SUTET/SUTT


Usaha peningkatan kualitas permukiman di daerah SUTET/ SUTT dapat dilihat melalui tabel
berikut:
Tabel V-3
Rencana Lokasi Kegiatan Penanganan
Perumahan dan Permukiman di Bawah Jalur Tegangan Tinggi

No. Bentuk Kegiatan Penanganan Lokasi Kegiatan

1 REDEFINISI: Gentrifikasi (perbaikan dan Peningkatan) Kecamatan Weleri, Kaliwungu,


- Meningkatkan vitalitas kawasan perumahan dan permukiman melalui dan Pegandon.
upaya peningkatan kualitas lingkungan, tanpa menimbulkan perubahan
yang berarti dari struktur fisik kawasan permukiman tersebut.
- Jenis penanganan ini dilakukan pula dengan pengadaan prasarana dan
sarana baru sebatas diperlukan tanpa merubah struktur yang ada dan
semaksimal mungkin memanfaatkan bangunan eksisting
Penganan dengan pendekatan ini dapat diterapkan untuk menangani
perumahan dan permukiman di bawah jalur tegangan tinggi/ SUTET.
Penanganan ini antara lain dapat di lakukan melalui: (untuk mengurangi
resiko dampak negatif SUTET)
- Rumah harus memiliki langit-langit/ plafon.
- Menanam pohon sebanyak-banyaknya di lahan kosong
- Atap rumah dari bahan tanah/ genteng keramik
- Penghuni sebaiknya tidak berada diluar rumah pada malam hari, karena
arus yang melalui kawat SUTET lebih tinggi.
Membuat Perda yang melarang pembangunan baru dan tidak memberi ijin
atau pemberian sertifikat (untuk melegalkan lahan) bagi penduduk yang
mengajukan ijin tsb.
Sosialisai kepada masyarakat tentang bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh
jaringan SUTET dan SUTT.
Menambah barrier di sekitar perumahan dengan jenis tidak mengganggu
jaringan SUTET dan SUTT.

Sumber :RP3KP, Tahun 2013

Laporan Akhir
V-29
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.2.2.4 Peningkatan Kualitas Permukiman di Kawasan Mata Air


Usaha peningkatan kualitas permukiman di kawasan mata air dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel V-4
Rencana Lokasi Kegiatan Penanganan
Perumahan dan Permukiman di Kawasan Mata Air

No. Bentuk Kegiatan Penanganan Lokasi Kegiatan

1 Pembuatan peraturan untuk tidak diijinkan pembangunan baru di kawasan sebagian Kecamatan Limbangan,
lokasi tersebut. Boja, Singorojo, Patean,
Sosialisai kepada masyarakat tentang pembangunan disekitar mata air. Sukorejo, Plantungan, dan
Pageruyung
Sumber :RP3KP, Tahun 2013

5.2.2.5 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Hal yang dapat dilakukan untuk permukiman liar (squatters), yaitu dengan penataan dan
peremajaan kawasan lingkungan perumahan dan permukiman dengan kepadatan tinggi, selain itu
dapat dilakukan dengan pembangunan rumah susun untuk kawasan pusat kota dengan kepadatan
tinggi/kumuh berat, serta adanya pengendalian terhadap permukiman kumuh khususnya untuk
permukiman kumuh dengan kategori squatters.
Selain itu dengan pemberian status kepemilikan lahan bagi para pemukim yang menempati
lahan yang sesuai dengan peruntuknya dan pembuatan ruang terbuka hijau.Serta pengembangan
perumahan dengan batas-batas tertentu untuk kawasan yang termasuk dalam kategori kumuh
ringan.Untuk permukiman kumuh dengan kategori slums ini identik dengan permukiman di kawasan
bercirikan perdesaan. Permukiman ini merupakan permukiman legal, namun secara fisik, sosial dan
budaya kurang memperdulikan lingkungan tempat tinggalnya atau dapat dikatakan kesadaran
masyarakat di permukiman tersebut terhadap kebersihan lingkungan masih sangat kurang.
Hal yang dapat dilakukan untuk permukiman kumuh (slums), yaitu dengan perbaikan dan
peningkatan kualitas lingkungan untuk kawasan kumuh (slums), melibatkan masyarakat secara
langsung dalam proses perencanaan dan penataan (participatory planning) sejak awal, selain itu
dengan penyediaan sarana dan prasarana (P3KT dan PKL), serta adanya pembuatan ruang terbuka
hijau. Untuk lokasi permukiman kumuh di Kabupaten Kendal dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Laporan Akhir
V-30
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-5
Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Kendal

No. Kecamatan Lokasi (Desa/Kelurahan)


1. Kaliwungu Berkembangnya permukiman kumuh rumah terdapat di 9 desa dengan jumlah kira-
kira 1575 unit
2. Weleri Desa karanganom, Sambongsari, Penyangkringan, Karangdowo, Penaruban
dengan jumlah kira-kira 35 unit.
3. Boja permukiman kumuh berada di 18 desa dengan jumlah kira-kira 701 unit
4. Pegandon 12 desa se-Kecamatan Pegandon dengan jumlah kira-kira 150 unit
5. Kaliwungu selatan permukiman kumuh sebanyak 300 unit di 8 desa yaitu Desa Sukomulyo, Desa
Plantaran, Desa Protomulyo, Desa Magelung, Desa Darupono, Desa Kedungsuren,
Desa Sidomakmur, dan Desa Jerukgiling
6. Kangkung permukiman kumuh kira-kira 50 unit di Desa Jungsemi, Tanjungmojo, Kalirejo,
Sendangdawung, Sendangkulon
7. Limbangan permukiman kumuh ada di 16 desa dan berjumlah kira-kira 197 rumah
8. Ngampel permukiman kumuh kira-kira 837 unit, terdapat di Jatirejo (40 rumah), Dempelrejo
(110 rumah), Rejosari (105 rumah), Ngampel Wetan (62 rumah), Ngampel kulon
(85 rumah), Banyuurip (32 rumah), Bojonggede (38 rumah), Putatgede (89 rumah),
Winong (64 rumah), Jatirejo (40 rumah), Sumbersari (47 rumah), Kebonagung (45
rumah), dan Sudipayung (80 rumah)
9. Patean permukiman kumuh di 14 desa Kecamatan Patean kira-kira 2500 unit rumah
10. Plantungan permukiman kumuh di berada di Desa Kediten, Blumah, Wadas, Bendosari dengan
jumlah kira-kira 30 unit
11. Ringinarum Berkembangnya permukiman kumuh di di semua desa kira-kira 10 unit
12. Gemuh permukiman kumuh kira-kira 1180 unit yaitu di Sojomerto (57), Triharjo (32),
Cepokomulyo (96), Galih (61), pamriyan (98), sedayu (83), gemuhblanten (60),
tamangede (69), Krompaan (46), Gebang (35), Poncorejo (145), Lumansari (81),
Johorejo (110), Tlahab (83), Pucangrejo (83), Jenarsari (41)
Sumber :RP3KP, Tahun 2013

5.2.2.6 Peningkatan Kualitas Permukiman di Bantaran Rel KA


Usaha peningkatan kualitas permukiman di daerah bantaran rel KA dapat dilihat melalui tabel
berikut:
Tabel V-6
Rencana Lokasi Kegiatan Penanganan
Perumahan dan Permukiman di Bantaran Rel KA

No. Bentuk Kegiatan Penanganan Lokasi Kegiatan

1 Pembuatan peraturan untuk tidak diijinkan pembangunan baru - Kecamatan Weleri kira-kira 40 unit
di kawasan lokasi tersebut. - Kecamatan Pegandon kira-kira 100 unit
- Kecamatan Ngampel

Sumber :RP3KP, Tahun 2013

Laporan Akhir
V-31
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.2.3 Rencana Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Pedesaan


Wilayah Perdesaan yang dimaksud adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama di bidang
pertanian dengan pengelolaan sumber daya alam masih mendominasi aktivitas masyarakat yang ada di
wilayah tersebut sebagai upaya pengembangan dan peningkatan perekonomian mereka. Strategi yang
diterapkan untuk peningkatan kualitas permukiman kawasan permukiman di wilayah yang bercirikan
perdesaan di Kabupaten Kendal antara lain:
- Memaksimumkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki yang bertumpu pada
kemampuan dasar masyarakat (self economic development). Upaya yang dapat dilakukan dalam
menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk dapat meningkatkan kemampuan perekonomiannya
secara mandiri salah satunya adalah dengan peningkatan ekonomi lokal (LED). Upaya peningkatan
ekonomi lokal tersebut masih memerlukan campur tangan dari pihak pemerintah dan swasta
sebagai fasilitatornya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh kedua pihak tersebut adalah
dengan memberikan beberapa fasilitas-fasilitas pendukung, baik fasilitas yang berbentuk fisik
maupun non fisik. Mengupayakan pengembangan pertanian dengan peningkatan produktifitas dan
penerapan program-program yang dapat menjangkau masyarakat miskin. Hal tersebut dimaksudkan
untuk mendukung aktivitas masyarakat yang tinggal di wilayah yang bercirikan perdesaan, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan masyarakat di kawasan yang bercirikan perdesaan untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
- Mengembangkan kawasan permukiman yang diarahkan pada penegasan ciri atau karakteristik
masing-masing kawasan.

5.2.4 Indikasi Program Penanganan

Program-program penanganan permasalahan perumahan dan permukiman di Kabupaten


Kendal selengkapnya dapat dilihat pada tabel terlampir.

5.3 Arahan SSK Kabupaten Kendal


5.3.1 Visi Misi Sanitasi
Arah pembangunan Sanitasi Kabupaten Kendal mengacu pada Visi pembangunan jangka
menengah Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015 yaitu“Masyarakat Kendal yang Maju, Agamis dan
Sejahtera Didukung oleh Pemerintahan yang Bersih, dan Sumberdaya Manusia yang Produktif”.
Sedangkan misi Kabupaten Kendal adalah :

Laporan Akhir
V-32
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

1. Meningkatkan akses, mutu dan kesesuaian pendidikan;


2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
3. Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat;
4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat;
5. Meningkatkan daya saing investasi daerah;
6. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur;
7. Menciptakan kondisi lingkungan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan agamis;
8. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah (good governance);
9. Mewujudkan lingkungan hidup yang lestari
Visi sanitasi Kabupaten Kendal adalah “Terwujudnya Kabupaten Kendal Yang Sehat Dan
Sejahtera Melalui Pelayanan Sanitasi Yang Sehat Dan Ramah Lingkungan”.Dalam rangka
mencapai Visi tersebut maka kebijakan yang akan diambiloleh pemerintah daerah di wujudkan dalam 4
misi yaitu : misi Air Limbah Domestik, misi Persampahan, misi Drainase dan misi PHBS. Adapun misi
tersebut adalah sebagai berikut:
A. Misi Air Limbah Domestik
a. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah yang Sehat;
b. Meningkatkan Akses Pelayanan Sanitasi terhadap Masyarakat;
c. Meningkatkan dan Memfasilitasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengolahan Air
Limbah;
d. Meningkatkan Kerjasama antara Pemerintah dengan Pihak Swasta dalam pengelolaan air
limbah
B. Misi Persampahan
a. Menciptakan sistem persampahan terpadu yang ramah lingkungan;
b. Menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan;
c. Meningkatkan pengelolaan persampahan dengan pola 3 R;
d. Meningkatkan Kerjasama antara Pemerintah dengan Pihak Swasta dan masyarakat dalam
pengelolaan persampahan

C. Misi Drainase
a. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Hal Penanganan Drainase;
b. Meningkatkan Kerjasama antara Pemerintah dengan Pihak Swasta dalam Pengelolaan
Drainase;
c. Meningkatkan Kelembagaan dalam Pengelolaan Drainase di Kabupaten Kendal

Laporan Akhir
V-33
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

D. Misi PHBS :
a. Menciptakan Kondisi Masyarakat yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat;
b. Meningkatkan PHBS di tatanan rumah tangga dan sekolah melalui program jamban sehat

5.3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi


5.3.2.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Di dalam sub sektor air limbah domestik, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel V-7
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Meningkatkan pengelolaan Tersusunnya rencana Tersedianya dokumen Menggalang anggaran APBN,
air limbah rumah tangga pengelolaan air limbah Master Plan air limbah APBD Prov, APBD
yang lebih terarah dan rumah tangga yang Kabupaten Kendal pada Kabupaten untuk penyusunan
terpadu terarah dan terpadu pada tahun 2015. master plan air limbah.
tahun 2015.
Mengurangi tingkat Berkurangnya praktek Terbangunnya septick Optimalisasi peran serta
pencemaran air tanah akibat Buang Air Besar tank yang memenuhi masyarakat dalam
limbah tinja. Sembarangan (BABS) syarat pada tahun 2017 pengelolaan sarana dan
dari 33.3% (2012) menjadi prasarana air limbah
0% pada tahun 2017
Tersedianya armada Meningkatnya pelayanan Jumlah rumah tangga Optimalisasi anggaran APBN,
pengangkut lumpur tinja. sedot tinja terhadap4 meningkat dalam APBD PROV, APBD
20% Rumah tangga pelayanan sedot tinja Kabupaten dan lembaga
tahun 2017 Donor dalam pembangunan
sarana limbah.
Terbangunnya Instalasi Terkelolanya lumpur tinja Terbangunnya sarana Menggalang anggaran APBN,
Pengolahan Lumpur Tinja baik dari septik tank IPLT dengan kapasitas APBD Prov, APBD
(IPLT) rumah tangga maupun 50 M3/hari pada tahun Kabupaten untuk
sarana sanitasi komunal 2017. pembangunan IPLT.
terhadap 20% tahun 2017
Pemanfaatan Endapan dari Meningkatkan Taman perkotaan Mengoptimalkan peran SKPD
lumpur tinja. penghijauan kota dari menjadi lebih hijau pada terkait dalam pengelolaan
12% (2012) menjadi 35% tahun 2017 limbah
(2017)
Memberikan pemahaman Meningkatnya Sarana sanitasi yang Bimbingan teknis secara
terhadap masyarakat pengetahuan masyarakat ada dapat berfungsi intensif terhadap masyarakat
tentang pentingnya dalam pemanfaatan dan sesuai dengan SPM dan SKPD dalam
pengelolaan sanitasi yang pemeliharaan sarana (standar pelayanan perencanaanpembangunan
memenuhi syarat. sanitasi melalui sosialisasi minimal) air limbah pada dan pelestarian sarana
yang mencakup 20 tahun 2017 dibidang air limbah.
Kecamatan (2017)
Monitoring dan evaluasi
terhadap sarana air limbah
yang terbangun secara
Laporan Akhir
V-34
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
berkala.
Memberikan bantuan Meningkatkan layanan 1% masyarakat MBR Sosialisasi intensif kepada
stimulasi jamban kepada sanitasi pada masyarakat mendapatkan akses masyarakat di Kabupaten
masyarakat untuk berpenghasilan rendah sanitasi yang layak pada Kendal tentang pembuangan
pengelolaan limbah tinja. (MBR) dari 0,1% (2012) tahun 2017 limbah tinja yang harus
memenuhi persyaratan
kesehatan
Meningkatkan pengelolaan Terpadunya pengelolaan Terbentuknya lembaga/ Advokasi pengelolaan air
air limbah rumah tangga di air limbah rumah tangga institusi pengelola air limbah rumah tangga kepada
Kabupaten Kendal limbah rumah tangga semua pemangku
pada tahun 2017 kepentingan, khususnya
melibatkan dinas terkait untuk
pengelolaan IPLT dan
pembinaan sarana sanitasi
komunal berbasis
masyarakat.
Melestarikan sarana Mengoptimalkan fungsi Terbentuk asosiasi Memberikan penguatan
pengolahan air limbah baik dan manfaat dari sarana lembaga pengelola air kapasitas terhadap pengelola
yang dikelola oleh pengolahan air limbah limbah berbasis sarana air limbah berbasis
masyarakat. berbasis masyarakat dari masyarakat di masyarakat.
6,2% (pada tahun 2012) Kabupaten Kendal pada
menjadi 7% (pada tahun tahun 2014
2017).
Meningkatkan penanganan Meningkatkan jumlah Terbangunnya sarana Optimalisasi anggaran APBN,
dan pengelolaan air limbah sarana pengolahan air pengolahan air limbah APBD Prov, APBD
rumah tangga limbah komunal dari 12 komunal pada lokasi Kabupaten dan lembaga
unit (pada tahun 2012) yang memungkinkan di donor dalam pembangunan
menjadi 95 unit (pada wilayah Kabupaten sarana limbah.
tahun 2017) Kendal
Advokasi pengelolaan air
limbah rumah tangga kepada
semua pemangku
kepentingan.

Optimalisasi peran serta


masyarakat dalam
pengelolaan sarana dan
prasarana air limbah.
Sumber :SSK, Tahun 2012

5.3.2.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan


Di dalam sub sektor persampahan, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Laporan Akhir
V-35
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-8
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Menciptakan sistem Tersusunnya master plan Tersedianya dokumen Optimalisasi dana dari APBN,
pengelolaan sampah sistem pengelolaan sampah master plan persampahan APBD Prov, APBD
terpadu yang ramah terpadu yang ramah pada tahun 2014 Kabupaten untuk memenuhi
lingkungan lingkungan pada tahun 2014 kebutuhan sarpras
persampahan
Meningkatkan dan Meningkatnya sarana dan Tersedianya sarana: Percepatan upaya advokasi
mewujudkan pengelolaan prasarana pengelolaan  Dump truck/ arm roll ke eksekutif dan legislatif
sampah yang sesuai sampah. truck: 15 unit untuk memenuhi amanat
dengan mutu dan standar Saat ini sarana yang ada:  Alat berat: 4 unit UU.No.18 Tahun 2008 serta
yang berlaku.  Dump truck: 7 unit  Excavator & Bulldozer: Perda no.13/2012 tentang
 Arm roll truck: 4 unit masing-masing 2 unit pengelolaan sampah
 Whell loader: 1 unit  Untuk melayani 12 Kabupaten Kendal.
 Buldozer: 1 unit kecamatan.
 Alat-alat tersebut dalam  TPS permanen (bak
kondisi yang sudah tidak sampah): 250 unit
layak.  Tong sampah: 3000 unit
 TPS dengan kontainer: 9  Transfer depo: 8 unit
unit  TPA: 3 unit, masing-
 Transfer depo: 2 unit masing 3 Ha.
 TPA: 2 unit Sarana dan prasarana
tersebut diharapkan akan
tersedia pada tahun 2017.
Tercapainya peningkatan Penambahan cakupan Kerjasama pengelolaan
cakupan dan kualitas wilayah pelayanan dari persampahan dengan
pelayanan persampahan. 14,04% tahun 2012 menjadi kalangan swasta
30% (dari jumlah penduduk
dalam wilayah layanan di 13
Kecamatan) tahun 2017
Peningkatan layanan Peningkatan layanan Pemeliharaan dan
pengangkutan sampah dari 2 pengangkutan sampah dari penambahan sarana
kali sehari tahun 2012 85% tahun 2012 menjadi prasarana pengangkutan
menjadi 3 kali sehari secara 100% (pada 13 Kecamatan) sampah.
kontinyu tahun 2017 tahun 2017.
Meningkatkan pengelolaan Peningkatan unit Advokasi pengelolaan
sampah dengan 3R (reduce, pengelolaan sampah 3Rdari sampah melalui 3R kepada
reuse, recycle) 403 unit tahun 2012 menjadi semua kalangan di
720 unit tahun 2017 Kabupaten Kendal.

Optimalisasi peran serta


lembaga swadaya
masyarakat (LSM) lingkungan
dan kelompok masyarakat
dalam penerapan 3R pada
seluruh TPA di Kabupaten
Kendal.
Penerapan teknologi tepat Peningkatan jumlah Penambahan sarana dan
guna untuk meningkatkan komposter 98 unit tahun Pelatihan pemanfaatan
Laporan Akhir
V-36
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
kesejahteraan masyarakat 2012 menjadi 348 unit tahun teknologi tepat guna
melalui pengelolaan sampah 2017 dan 12 unit pencacah pengelolaan sampah
sampah tahun 2012 menjadi
37 unit pada tahun 2017
Memberikan Meningkatnya pengetahuan Meningkatnya jumlah Bimbingan teknis secara
pemahaman terhadap masyarakat dalam masyarakat terlatih tentang intensif terhadap masyarakat
masyarakat tentang pemanfaatan dan pengelolaan sampah dari 0 dan SKPD dalam
pentingnya kebersihan pemeliharaan sarana orang pada tahun 2012 perencanaanpembangunan
dan pengelolaan kebersihan dan pengelolaan menjadi 1000 orang pada dan pelestarian sarana
sampah yang sampah melalui sosialisasi tahun 2017 dibidang kebersihan dan
memenuhi syarat. dan pelatihan yang mencakup pengelolaan sampah.
12 Kecamatan (pada tahun
2012) dan 13 Kecamatan
(pada tahun 2017)
Sumber :SSK, Tahun 2012

5.3.2.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase


Di dalam sub sektor drainase, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel V-9
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

Tujuan Sasaran Strategi


Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Terbangunnya infrastruktur Pada daerah/wilayah  Adanya SPAL yang Mengintegrasikan master plan
drainase yang memadai desa, kecamatan yang memadai di kawasan saluran drainase kabupaten
pada lingkungan terjadi genangan dan rawan sanitasi dalam program MDGS.
pemukiman padat dan penanganan drainasenya Mengoptimalkan anggaran
kumuh buruk menurun yang dari  Adanya pembangunan APBD Kabupaten, APBD
94% (tahun 2012) drainase terpadu pada Provinsi, APBN untuk
menjadi 90% ditahun kawasan padat pembuatan saluran drainase.
2014 dan menjadi 79% penduduk.
ditahun 2017.
Terciptanya masyarakat Pemahaman masyarakat Adanya partisipasi Memaksimalkan sosialisasi
yang peduli akan keadaan akan perilaku/cara hidup masyarakat dalam tentang penanganan drainase
drainase dilingkungan sehat meningkat pada 20 pengelolaan drainase ditingkat masyarakat untuk
sekitar masing – masing Kecamatan diakhir tahun lingkungan. memicu swadaya masyarakat.
2017.

Memberikan bantuan Membuat perencanaan Adanya dokumen FS dan Mengoptimalkan anggaran


teknis kepada masyarakat drainase lingkungan DED perencanaan APBD Kabupaten, APBD
dalam penanganan secara partisipatif dan drainase berskala Provinsi, APBN untuk
masalah drainase secara periodik setiap tahun lingkungan dan kawasan. pembuatan saluran drainase.
periodik dan continue sampai tahun 2017.
Sumber :SSK, Tahun 2012
Laporan Akhir
V-37
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.3.2.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Di dalam sub sektor PHBS dan promosi higiene, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta
strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel V-10
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga

Tujuan Sasaran Strategi


Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Mengurangi angka Meningkatkan Tersedianya sarana Meningkatkan peran serta masyarakat
kesakitan yang pemahaman dan prasarana yang (kelompok ibu-ibu PKK, posyandu,
berbasis lingkungan. masyarakat terhadap memadai untuk sanitarian), tokoh masyarakat, serta
pola hidup bersih dan pengolahan sampah, berkolaborasi dengan SKPD teknis.
sehat (membuang jamban sehat, serta
sampah pada pengolahan air limbah Memaksimalkan radio dan media masa
tempatnya, buang air rumah tangga untuk (tabloid pemda), serta tabloid kesehatan
besar dijamban yang 500 KK di 20 sebagai sarana penyebaran informasi PHBS
sehat, pembersihan Kecamatan pada tahun di masyarakat.
sarang nyamuk, limbah 2017.
rumah tangga tidak Memaksimalkan fungsi koordinasi dalam
mencemari lingkungan) pemanfaatan dana CSR, APBD Kabupaten
untuk 20 Kecamatan. dan sumber dana lainnya.
Meningkatkan derajat Menurunkan tingkat Menurunnya tingkat Memaksimalkan fungsi koordinasi dalam
kesehatan penyakit diare dari 32 penyakit diare hingga 7 pemanfaatan dana CSR untuk pembuatan
masyarakat. kejadian, demam kasus, demam tempat sampah.
berdarah dari 84 kasus, berdarah menjadi 34
peningkatan target kasus, meningkatnya Memaksimalkan dukungan pengambil
cakupan pelayanan cakupan pelayanan kebijakan dalam melaksanakan penyuluhan
TBC dari 57%, penyakit TBC menjadi PHBS melalui PKK + Posyandu untuk kader.
menurunkan angka gizi 65%, angka gizi buruk
buruk dari 0,02% (pada menjadi 0% (pada
tahun 2012) tahun 2017).
Meningkatkan Meningkatkan sarana Tersedianya sarana Mengoptimalkan gerakan hidup bersih dan
cakupan PHBS di CTPS dari 75% di 84 CTPS pada 150 sehat di tatanan rumah tangga, institusi
tatanan rumah sekolah (desa lokasi sekolah di tahun 2017 pendidikan dalam pemanfaatan dan
tangga dan sekolah. Pamsimas) menjadi pemeliharaan WC/kamar mandi, tempat
95% pada tahun 2017 sampah serta sarana CTPS.

Memaksimalkan fungsi koordinasi dalam


pemanfaatan dana CSR untuk pembuatan
tempat sampah dan sarana CTPS.
Sumber :SSK, Tahun 2012

Laporan Akhir
V-38
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.4 Arahan RISPAM Kabupaten Kendal


5.4.1 Rencana Sistem Pelayanan
Sistem Penyediaan Air Minum PDAM Tirto Panguripan Kabupaten Kendal dibagi menjadi 4
zona pelayanan yang disebut koordinasi wilayah (korwil), yang terdiri dari Korwil Kendal, Korwil
Kaliwungu, Korwil Weleri dan Korwil Sukorejo. Zona pelayanan PDAM ditentukan beredasarkan batan
teknis, yaitu batas pelayanan masing – masing korwil.Masing – masing Korwil terbagi dalam cabang
pelayanan.Berikut ini gambar pembagian wilayah pelayanan (zonasi) PDAM Kabupaten Kendal.Zonasi
pelayanan PDAM Kabupeten Kendal juga dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel V-11
Pembagian Zona Pelayanan SPAM Kabupaten Kendal

No Zona Pelayanan Cakupan Wilayah

1 Korwil Kendal Kota Kendal


Kecamatan Patebon
Kecamatan Ngampel
2 Korwil Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu
Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kawasan GPI
Kecamatan Brangsong
3 Korwil Weleri Kecamatan Weleri
Kecamatan Rowosari
Kecamatan Pegandon
Kecamatan Gemuh
Kecamatan Ringginarum
Kecamatan Cepiring
Kecamatan Kangkung
4 Korwil Sukorejo Kecamatan Sukorejo
Kecamatan Singorojo
Kecamatan Limbangan
Kecamatan Plantungan
Kecamatan Boja
Kecamatan Patean
Kecamatan Pageruyung
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Laporan Akhir
V-39
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

1. Korwil Kendal
Korwil Kendal melayani wilayah Cabang Kendal Barat, Cabang Kendal Timur dan Cabang
Patebon. Pelayanan SPAM Korwil Kendal sudah cukup tinggi, tingkat pelayanan Kota Kendal
sudah mencapai 89.55% sedangkan pelayanan Patebon sebesar 22.24%. Zona pelayanan
Korwil Kendal dikembangkan pada wilayah perkotaan yang termasuk dalam wilayah Kota
Kendal dan Kecamatan Patebon.
2. Korwil Kaliwungu
Korwil Kaliwungu melayani daerah Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu Selatan,
Kawasan Perumahan GPI dan Kecamatan Brangsong. Pengembangan zona pelayanan
meliputi peningkatan cakupan pelayanan wilayah pelayanan eksisting PDAM dan wilayah
perkotaan yang belum terlayani.
3. Korwil Weleri
Korwil Weleri melayani daerah Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu Selatan,
Kawasan Perumahan GPI dan Kecamatan Brangsong. Pengembangan zona pelayanan Korwil
Weleri direncanakan dengan penambahan wilayah pelayanan ke wilayah Kecamatan Kangkung
dan Ringginarum.
4. Korwil Sukorejo
Korwil Sukorejo melayani daerah Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu Selatan,
Kawasan Perumahan GPI dan Kecamatan Brangsong. Zona pelayanan Korwil Sukorejo
direncanakan akan dikembangkan ke wilayah Kecamatan Singorojo dan Limbangan.

Prosentase pelayanan air bersih sesuai target Millenium Development Goals (MDGs)
direncanakan pada tahun 2015 dapat ditingkatkan sebesar setengah dari tingkat pelayanan yang belum
terlayani. Sedangkan pada akhir tahun perencanaan wilayah perkotaan direncanakan dapat mencapai
80% sistem perpipaan dan 20% sistem non perpipaan. Berdasarkan dasar perencanaan tersebut,
prosentase pelayanan direncanakan selama 15 tahun kedepan, dengan target pelaksanaan bertahap
dengan jangka 5 tahunan. Berikut hasil perhitungan tingkat pelayanan SPAM Kabupaten Kendal 5
tahunan.

Laporan Akhir
V-40
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-12
Tingkat Pelayanan SPAM Per Kecamatan

PROSENTASE PELAYANAN (%)


No KECAMATAN
2010 2015 2020 2025
1 Plantungan 14.85 57.43 69.64 80.00
2 Sukorejo 44.69 72.35 75.84 80.00
3 Pageruyung 17.56 58.78 69.41 80.00
4 Patean 13.43 56.72 68.33 80.00
5 Singorojo 0.00 50.00 65.00 80.00
6 Limbangan 0.00 50.00 65.00 80.00
7 Boja 20.65 60.33 70.23 80.00
8 Kaliwungu 40.52 70.26 75.13 80.00
9 Kaliwungu Selatan 38.80 69.40 74.70 80.00
10 Brangsong 39.45 69.72 74.75 80.00
11 Pegandon 33.04 66.52 71.26 80.00
12 Ngampel 6.19 53.09 65.75 80.00
13 Gemuh 9.91 54.95 68.10 80.00
14 Ringginarum 4.01 52.01 65.50 80.00
15 Weleri 26.36 63.18 72.35 80.00
16 Rowosari 2.83 51.41 65.78 80.00
17 Kangkung 5.35 52.67 66.67 80.00
18 Cepiring 27.08 63.54 71.61 80.00
19 Patebon 22.42 61.21 70.56 80.00
20 Kota Kendal 88.84 90.00 90.00 90.00
Rata - rata 22.80 61.18 70.78 80.50
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Berdasarkan tabel diatas,dari 20 Kecamatan yang berada di Kebupaten Kendal, 2 Kecamatan


diantaranya yaitu Limbangan dan Singorojo masih belum terlayani sehingga target pelayanan tahun
2015 direncanakan sebesar 50%. Kota Kendal merupakan satu-satunya wilayah Kecamatan dengan
SPAM yang telah mencapai lebih dari 80% sehingga target pelayanan ditingkatkan menjadi 90% pada
tahun 2025.

5.4.2 Rencana Pengembangan SPAM


Strategi rencana pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan iddle capacitydari sumber air baku eksisting. Total kapasitas iddle dari sumur
dalam eksisting PDAM adalah sebesar 97.25 lt/det.
2. Penambahan jumlah sambungan baru .

Laporan Akhir
V-41
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

3. Pengendalian kebocoran yaitu sebesar 6% sampai akhir tahun perencanaan, sehingga


diharapkan angka kebocoran yang sekarang tercatat 31% dapat ditekan menjadi 25% pada
tahun 2025.
4. Pemenuhan kebutuhan air yang belum tercukupi dari kapasitas iddle dengan memanfaatkan
sumber air baku sumur dalam baru (untuk kebutuhan tahun 2011-2013) dan dengan sumber
mata air Wilodo, Dlimas,Kencen (untuk kebutuhan tahun 2014-2025).
5. Khusus wilayah pelayanan Boja, Patean, Limbangan dan Singorejo, pemenuhan kebutuhan air
memanfaatkan sumur dalam (kebutuhan tahun 2011-2020) dan menggunakan IPA dengan
sumber air baku embung (kebutuhan tahun 2021-2025)
Pemanfaatan air baku untuk pengembangan SPAM kabupaten Kendal meliputi pemanfaatan kapasitas
yang belum termanfaatkan, pemanfaatan air tanah dengan sumur dalam dan pemanfaatan mata air.
Masing – masing sumber air baku dimanfaatkan secara bertahap. Pengembangan SPAM disusun
dengan memperhatikan fungsionalisasi program yang akan dilaksanakan, disusun berdasarkan urutan
prioritas penanganan, sehingga diperoleh paket-paket program yang fungsional yang dibagi menjadi 3
tahapan, yaitu :
1. Rencana Jangka Pendek (2011-2015)
2. Rencana Jangka Menengah (2016-2020)
3. Rencana Jangka Panjang (2021-2025)
Penentuan wilayah pengembangan pada paket – paket program diatas disusun dalam urutan prioritas
program. Dengan demikian program dalam kategori mendesak dapat dimasukkan dalam program
jangka pendek, sedangkan program lainnya dapat disusun dalam program jangka menengah dan
jangka panjang sesuai dengan urutan prioritasnya. Cara penentuan urutan prioritas ini menggunakan
sistem skoring. Dasar penentuan prioritas program pengembangan SPAM adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan sumber air baku
Rencana penambahan air baku PDAM Kendal untuk jangka pendek masih diprioritaskan
menggunakan Sumur Dalam. Pemanfaatan Sumur Dalam saat ini masih dinilai paling efektif
dibandingkan dengan mata air dan air permukaan. Untuk jangka menengah, pengembangan
SPAM Kabupaten Kendal mulai diarahkan pada pemanfaatan mata air secara bertahap.
Sedangkan pemanfaatan air permukaan diprogramkan untuk jangka panjang yaitu dengan
pembuatan embung. Dalam penentuan skoring, ketersediaan air baku dikategorikan pada
wilayah yang memiliki potensi dan kesiapan air baku (2 poin), wilayah yang memiliki potensi air
baku (1 poin) dan wilayah yang tidak memiliki potensi air baku (0 poin).

Laporan Akhir
V-42
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

2. Minat pelanggan
Arah pengembangan SPAM perkotaan lebih memprioritaskan wilayah dengan tingkat kesiapan
pelanggan yang lebih tinggi, yaitu berdasarkan daftar tunggu dalm data PDAM.Untuk
perhitungan skoring, kategori minat pelanggan terdiri dari minat pelanggan tinggi (2 poin), minat
pelanggan rendah (1 poin) dan tidak ada minat pelanggan (0 poin).
3. Prioritas kawasan berdasarkan RTRW
Penentuan wilayah pengembangan SPAM tidak lepas dari perencanaan tata ruang yang telah
dijabarkan dalam RTRW.Sasaran pengembangan SPAM PDAM adalah menuju wilayah
kategori perkotaan. Dalam RTRW Kabupaten Kendal, pusat wilayah pengembangan tata kota
berdasarkan pada tingkat kekotaan dan kondisi topografi wilayah. Penentuan prioritas kawasan
pelayanan SPAM didasarkan pada hasil skoring dengan bobot penilaian wilayah pusat
pertumbuhan dan berkembang (2 poin), wilayah kurang berkembang (1 poin) dan bukan
wilayah berkembang (0 poin).
4. Prosentase pelayanan
Wilayah pengembangan pelayanan PDAM diarahkan pada wilayah dengan tingkat pelayanan
SPAM paling rendah. Prosentase pelayanan yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan prioritas pelayanan disusun tingkat kecamatan.Kategori prosentase pelayanan
yang digunakan adalah dengan mengacu pada presentase pelayanan.Rentang poin yang
diberikan adalah 0 – 2, yaitu poin 2 untuk wilayah yang belum mendapatkan pelayanan
PDAM.Perhitungan selanjutnya dengan persentase pelayanan masing – masing Kecamatan.
5. Daerah rawan air
Sebagian wilayah Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori rawan air, yaitu disebagian
wilayah dataran rendah. Daerah rawan air ini menjadi salah satu pertimbangan dalam prioritas
pengembangan SPAM. Dalam penentuan skoring, kategori daerah rawan air hanya 2 yaitu
wilayah rawan air (1 poin), wilayah tidak rawan air (0 poin).
Penilaian setiap kategori diatas berlaku untuk setiap kecamatan calon wilayah pengembangan SPAM
Kabupaten Kendal. Sistem skoring ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Urutan prioritas wilayah
pengembangan SPAM berdasarkan nilai skor paling tinggi, dan akan disusun dengan sistem rangking.
Berikut ini hasil prioritas wilayah pelayanan PDAM Kendal hasil skoring.

Laporan Akhir
V-43
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-13
Prioritas Wilayah Pengembangan SPAM

Kategori Pembobotan
No Kecamatan Prioritas Persentase Total Skor Rangking
Ketersediaan Kategori
Sumber RTRW Pelayanan rawan air
1 Kaliwungu 2 2 1.19 1 6.19 1
2 Patean 1 1 1.73 1 4.73 2
3 Plantungan 2 1 1.63 0 4.63 3
4 Kaliwungu Selatan 0 2 1.22 1 4.22 4
5 Brangsong 1 2 1.22 0 4.22 5
6 Limbangan 2 0 2.00 0 4.00 6
7 Ngampel 1 0 1.94 1 3.94 7
8 Gemuh 1 1 1.75 0 3.75 8
9 Boja 0 2 1.58 0 3.58 9
10 Pegandon 1 0 1.50 1 3.50 10
11 Cepiring 1 1 1.47 0 3.47 11
12 Weleri 1 1 1.41 0 3.41 12
13 Singorojo 0 1 2.00 0 3.00 13
14 Ringginarum 1 0 1.96 0 2.96 14
15 Rowosari 1 0 1.94 0 2.94 15
16 Kangkung 1 0 1.87 0 2.87 16
17 Pageruyung 1 0 1.65 0 2.65 17
18 Patebon 1 0 1.56 0 2.56 18
19 Kota Kendal 1 1 0.23 0 2.23 19
20 Sukorejo 1 0 1.02 0 2.02 20
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

5.4.3 Kapasitas Sistem


5.4.3.1 Rencana Pengembangan Jangka Pendek (2011-2015)
Program pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Kendal dalam rencana program jangka
pendek meliputi program fisik dan non fisik. Program fisik pada prinsipnya merupakan usulan proyek
yang akan menjadi tanggungjawab PDAM dalam pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Kendal.
Usulan program yang direncanakan dalam rencana jangka pendek disusun berdasarkan hasil proyeksi
kebutuhan air dan pengembangan SPAM untuk memenuhi target MDG’s. Program fisik jangka pendek
berupa penambahan sambungan baru sesuai dengan target MDG’s dengan memanfaatkan kapasitas
iddle dari sumur dalam dan penambahan debit air baku dari sumur maupun mata air. Berikut ini rencana
program fisik jangka pendek pengembangan SPAM perkotaan.

Laporan Akhir
V-44
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-14
Rencana Jangka Pendek Pengembangan SPAM

Jangka Pendek (2011-2015)

Target Target Penambahan Sumber


No Kecamatan
Pelayanan Penambahan Kebutuhan Iddle MAG/MAP
(%) SR Air (l/det) SD (unit)
(l/d) (l/det)
1 Plantungan 14.85 785 7.17 - 1 -
2 Sukorejo 72.35 1,546 13.31 - 1 3.31
3 Pageruyung 58.78 2,429 16.60 - 1 6.60
4 Patean 56.72 1,985 18.10 8.54 1 -
5 Singorojo 50.00 512 4.69 - 1 -
6 Limbangan 50.00 512 4.69 - 1 -
7 Boja 60.33 3,862 35.23 2.67 4 -
8 Kaliwungu 70.26 3,213 27.85 27.85 - -
9 Kaliwungu Selatan 69.40 3,193 27.85 4.23 2 3.62
10 Brangsong 69.72 2,050 17.80 6.25 1 1.55
11 Pegandon 66.52 1,650 14.37 9.17 - 5.20
12 Ngampel 53.09 2,049 16.38 13.80 - 1.15
13 Gemuh 54.95 2,593 23.67 - 2 3.67
14 Ringginarum 52.01 980 8.95 - 1 -
15 Weleri 63.18 3,314 30.18 6.25 1 13.93
16 Rowosari 51.41 2,952 26.97 4.17 2 2.80
17 Kangkung 52.67 2,361 21.58 - 2 1.58
18 Cepiring 63.54 3,417 31.11 8.13 1 11.93
19 Patebon 61.21 3,035 27.66 - 2 7.66
20 Kota Kendal 90.00 743 4.77 6.20 - -
Jumlah 59.05 43,180 378.94 97.26 24 63.00
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

A. Perencanaan Air Baku


Sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk SPAM Kabupaten Kendal meliputi sumur
dalam, mata air dan air permukaan. Namun demikian, pemanfaatan masing – masing sumber akan
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan program 5 tahunan PDAM. Rencana jangka pendek
menjadi prioritas utama dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Kendal. Dalam rencana
jangka pendek, pengembangan SPAM Kabupaten Kendal direncanakan mengoptimalkan kapasitas
iddle dan penambahan sumber air baku dari sumur dalam. Hal ini dikarenakan pemanfaatan sumber
mata air dan air permukaan belum memungkinkan dilaksanakan dalam rencana jangka pendek karena
terkait aspek teknis dan aspek pembiayaan. Ditinjau dari aspek teknis, walaupun debit mata air yang
terdapat di Kabupaten Kendal cukup besar, persebaran mata air tersebut tidak merata. Ketersediaan
mata air hanya disebagian wilayah selatan dengan yang berada di daerah darataran tinggi, sedangkan
Laporan Akhir
V-45
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

sebagian besar wilayah pelayanan berada pada bagian utara dan tengah.Jarak antara sumber dengan
wilayah pelayanan menjadi lebih panjang, sehingga membutuhkan biaya investasi yang besar.Oleh
karena itu, untuk jangka pendek ini, PDAM masih mengoptimalkan pemanfaatan sumur dalam yang
saat ini masih dianggap lebih efisien dari segi pembiayaan dan pendistribusian.
Seperti tertera pada tebel 6.10, pada jangka pendek pelayanan SPAM masih memanfaatkan
kapasitas iddle yaitu 97.26 liter/detik.Pemanfaatan kapasitas iddle dan sumur dalam direncanakan
tahun 2011-2013 yaitu dengan jumlah sumur keseluruhan sebanyak 24 unit dengan asumsi masing –
masing sumur memiliki kapasitas 10 liter/detik. Pada tahun 2014 sampai dengan akhir tahun
perencanaan 2025, SPAM Kabupaten Kendal memanfaatkan sumber mata air Wilodo, Dlimas dan
Kencen. Total air baku yang diambil dari mata air Wilodo, Dlimas dan Kencen adalah 310 liter/detik, 210
liter/detik diambil dari MA Wilodo dan 100 liter/det dari MA Dlimas dan Kencen. Pada tahap jangka
pendek, debit mata air yang digunakan adalah sebesar 63.00 liter/detik. Sumber air baku dari mata air
dimanfaatkan untuk wilayah pelayanan Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, Kaliwungu, Kaliwungu
Selatan, Brangsong, Pegandon, Ngampel, Gemuh, Ringginarum, Weleri, Rowosari, Kangkung,
Cepiring, Patebon, dan Kota Kendal. Untuk wilayah kecamatan Boja, Patean, Singorejo, dan
Limbangan memanfaatkan sumber air baku sumur dalam.

B. Perencanaan Reservoir, Transmisi, Distribusi


Ketersediaan bangunan reservoir dalam SPAM Kabupaten Kendal saat ini masih tergolong
belum ideal, karena kapasitas reservoir belum dapat memfasilitasi sistem distribusi secara
keseluruhan.Sebagian besar sistem distribusi dilakukan langsung dari sumur produksi.Dalam
perencanaan SPAM ini, reservoir direncanakan untuk setiap kecamatan berdasarkan kebutuhan masing
– masing wilayah pelayanan dalam kecamatan tersebut.Agar lebih efisien, maka reservoir direncanakan
untuk kemampuan kapasitas sampai akhir tahun perencanaan.Berikut ini disajikan data kebutuhan
kapasitas reservoir yang dihitung berdasarkan kebutuhan air masing – masing kecamatan.

Laporan Akhir
V-46
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-15
Kebutuhan Kapasitas Reservoir

Kebutuhan Kaps Reservoir (m3) Total Kaps


No Kecamatan
Reservoir (m3)
2015 2020 2025
1 Plantungan 153 43 47 250
2 Sukorejo 107 45 47 200
3 Pageruyung 187 85 89 350
4 Patean 380 92 97 600
5 Singorojo 70 27 30 150
6 Limbangan 70 27 30 150
7 Boja 342 253 281 900
8 Kaliwungu 514 120 126 800
9 Kaliwungu Selatan 790 210 230 1,250
10 Brangsong 662 81 85 800
11 Pegandon 469 69 73 600
12 Ngampel 289 92 100 500
13 Gemuh 400 123 129 650
14 Ringginarum 150 64 74 300
15 Weleri 718 165 174 1,100
16 Rowosari 339 148 161 650
17 Kangkung 374 114 121 600
18 Cepiring 897 270 331 1,500
19 Patebon 761 140 147 1,000
20 Kota Kendal 1,486 72 72 1,600
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Selain reservoir distribusi tersebut diatas, pada jaringan perpipaan Wilodo, Dlimas dan Kencen
juga terdapat reservoir utama dengan volume 5.000 m³. Dari reservoir utama ini, air akan dialirkan
menuju reservoir distribusi yang terdapat pada setiap kecamatan.
Jaringan pipa dikembangkan untuk pelayanan sambungan baru, yaitu terdiri dari jaringan
transmisi, jaringan distribusi utama (JDU) dan jaringan distribusi bagi/layanan (JDB/JDL). Untuk jangka
pendek ini, jaringan transmisi dan distribusi yang direncanakan meliputi jaringan dari sumber sumur
dalam dan jaringan dari sumber mata air Wilodo dan Dlimas. Jaringan yang memanfaatkan sumber air
baku sumur dalam dialokasikan untuk kebutuhan tahun 2011-2013. Berikut ini rencana jaringan
transmisi dan kebutuhan jaringan distribusi utama (JDU) dari sumber sumur dalam untuk rencana
pelayanan jangka pendek.

Laporan Akhir
V-47
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-16
Kebutuhan Jaringan Transmisi dan Distribusi Utama Jangka Pendek dari Sumur Dalam

Sistem Transmisi JDU

No Kecamatan Panjang Diameter Sistem Panjang Pipa Diameter Sistem


Pipa (m) Pipa (mm) Pengaliran (m) Pipa (mm) Pengaliran

1 Plantungan 3,000 100 Pompa 5,200 100 Pompa


2 Sukorejo 3,000 100 Pompa 7,000 100 Pompa
3 Pageruyung 3,000 150 Pompa 9,700 150 Gravitasi
4 Patean 3,000 150 Pompa 10,600 150 Pompa
5 Singorojo 3,000 100 Pompa 2,200 100 Pompa
6 Limbangan 3,000 100 Pompa 3,400 100 Pompa
7 Boja 3,000 200 Pompa 6,800 200 Pompa
8 Kaliwungu 3,000 150 Pompa 3,400 150 Pompa
9 Kaliwungu Selatan 8,600 150 Pompa 4,400 150 Pompa
10 Brangsong 3,000 150 Pompa 5,800 150 Gravitasi
11 Pegandon 3,000 150 Pompa 8,000 150 Pompa
12 Ngampel 3,000 150 Pompa 6,400 150 Pompa
13 Gemuh 3,000 150 Pompa 4,600 150 Gravitasi
14 Ringginarum 3,000 100 Pompa 9,200 100 Pompa
15 Weleri 3,000 200 Pompa 5,300 200 Gravitasi
16 Rowosari 3,000 200 Pompa 10,000 200 Gravitasi
17 Kangkung 3,000 150 Pompa 6,800 150 Gravitasi
18 Cepiring 3,000 200 Pompa 8,000 200 Gravitasi
19 Patebon 3,000 200 Pompa 5,200 200 Gravitasi
20 Kota Kendal 3,000 100 Pompa 3,600 100 Pompa
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Pada tahun 2014, pelayanan SPAM memanfaatkan mata air Wilodo, Dlimas, dan Kencen.
Rencana pemanfaatan mata air tersebut ditujukan untuk melayani 16 Kecamatan. Sistem transmisi dan
distribusi utama (JDU) sistem Wilodo, Dlimas dan Kencen meliputi :
a. Jaringan Transmisi
- Pipa transmisi dari MA Wilodo – Bak pengumpul 500 m3 Ø 400 mm sepanjang 6.000 m.
- Pipa transmisi dari MA Dlimas dan Kencen Ø 300 mm sepanjang 10.000 m.
- Pipa transmisi dari Bak pengumpul 500 m3 – Reservoir utama 5.000 m3 sepanjang 13.000
m
b. Jaringan Distribusi Utama
- Pipa distribusi wilayah pelayanan Plantungan Ø 100 mm sepanjang 6.700 m
- Pipa distribusi wilayah pelayanan Sukorejo Ø 100 mm sepanjang 7.200 m
- Pipa distribusi wilayah pelayanan Pageruyung Ø 150 mm sepanjang 6.600 m

Laporan Akhir
V-48
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

- Pipa distribusi wilayah pelayanan Kaliwungu - Kaliwungu Selatan – Brangsong –


Pegandon – Ngampel – Gemuh - Ringginarum Ø 400 mm sepanjang 35.000 m
- Pipa distribusi wilayah pelayanan Weleri – Rowosari – Kangkung – Cepiring – Patebon -
Kota Kendal Ø 400 mm sepanjang 20.000 m.
Jaringan distribusi utama dilanjutkan dengan jaringan distribusi bagi dan distribusi layanan.
Jaringan distribusi bagi dan layanan direncanakan dengan diameter 150 mm, 100 mm, 75 mm dan 50
mm. Penentuan panjang jaringan distribusi bagi dan layanan ini berdasarkan jumlah rencana
sambungan baru. Berikut ini kebutuhan jaringan distribusi bagi/layanan rencana pengembangan jangka
pendek SPAM Kabupaten Kendal.

Tabel V-17
Kebutuhan Jaringan Distribusi Bagi/Layanan Rencana Pengembangan Jangka Pendek

Panjang JDB/JDL (m) Jumlah SR


No Kecamatan
150 mm 100 mm 75 mm 50 mm (unit)
1 Plantungan - - 1,571 3,142 785
2 Sukorejo - - 3,092 6,184 1,546
3 Pageruyung - 4,857 4,857 9,715 2,429
4 Patean 3,969 3,969 3,969 7,938 1,985
5 Singorojo - 1,024 1,024 2,049 512
6 Limbangan - - 1,024 2,049 512
7 Boja 7,725 7,725 7,725 15,450 3,862
8 Kaliwungu - 6,426 6,426 12,851 3,213
9 Kaliwungu Selatan - 6,386 6,386 12,771 3,193
10 Brangsong - 4,100 4,100 8,201 2,050
11 Pegandon - 3,300 3,300 6,601 1,650
12 Ngampel - 4,098 4,098 8,195 2,049
13 Gemuh - 5,186 5,186 10,371 2,593
14 Ringginarum - - 1,960 3,919 980
15 Weleri - 6,627 6,627 13,254 3,314
16 Rowosari - 5,904 5,904 11,807 2,952
17 Kangkung - 4,722 4,722 9,443 2,361
18 Cepiring - 6,834 6,834 13,667 3,417
19 Patebon - 6,071 6,071 12,142 3,035
20 Kota Kendal - - 1,486 2,972 743
11,694 77,228 86,361 172,721 43,180
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Laporan Akhir
V-49
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

C. Rencana Program Non fisik


Dengan adanya target pengembangan jaringan eksisting dan pemanfaatan sumber air baku
yang baru, maka perlu diadakan program pendukung yang berupa program nonfisik. Program non fisik
ini dapat berupa pekerjaan pra pekerjaan fisik maupun studi terkait lainnya yang mendukung program
pengembangan SPAM. Khusus untuk tahap jangka pendek, program non fisik yang direncanakan
meliputi :
a. Studi keterpaduan SPAM perkotaan dan perdesaan
b. Studi kelayakan dan AMDAL proyek pemanfaatan MA Wilodo dan Dlimas
c. DED proyek pemanfaatan MA Wilodo dan Dlimas
d. Penyusunan Master Plan SPAM Kabupaten Kendal
e. DED pengembangan SPAM. Dilaksanakan 1 tahun sebelum konstruksi.
f. Studi evaluasi kemampuan dan hidrolika SPAM eksisting Kabupaten Kendal
g. Studi GIS SPAM eksisting Kabupaten Kendal
h. Studi pengendalian NRW

5.4.3.2 Rencana Pengembangan Jangka Menegah (2016-2020)


Usulan program jangka menengah pengembangan SPAM Kabupaten Kendal direncanakan
pada rentang tahun 2016 sampai dengan 2020.Program jangka menengah merupakan kelanjutan
program jangkak pendek. Prosentase pelayanan untuk rencana jangka menegah didasarkan pada
pencapaian peningkatan pelayanan tahun 2016 yang harus tetap ditingkatkan hingga mencapai target
pelayanan 80% pada akhir tahun pelayan 2025. Berikut ini usulan program jangka menengah
pengembangan SPAM Kabupaten Kendal.

Laporan Akhir
V-50
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-18
Rencana Jangka Menengah Pengembangan SPAM

Jangka Menengah (2016-2020)

Target Target Penambahan Sumber


No Kecamatan
Pelayanan Penambahan Kebutuhan Air MAG/MAP
(%) SR (l/det) SD (unit)
(l/det)
1 Plantungan 69.64 340 2.89 - 2.89
2 Sukorejo 75.84 419 3.03 - 3.03
3 Pageruyung 69.41 902 5.68 - 5.68
4 Patean 68.33 722 6.11 1 (baru) -
5 Singorojo 65.00 209 1.80 SD (2015) -
6 Limbangan 65.00 209 1.81 SD (2015) -
7 Boja 70.23 1,975 16.87 1 (baru) -
8 Kaliwungu 75.13 1,050 7.98 - 7.98
9 Kaliwungu Selatan 74.70 1,589 12.90 - 12.90
10 Brangsong 74.75 704 5.41 - 5.41
11 Pegandon 71.26 526 4.08 - 4.08
12 Ngampel 65.75 768 5.74 - 5.74
13 Gemuh 68.10 891 7.57 - 7.57
14 Ringginarum 65.50 463 4.02 - 4.02
15 Weleri 72.35 1,206 9.91 - 9.91
16 Rowosari 65.78 1,075 9.22 - 9.22
17 Kangkung 66.67 829 7.06 - 7.06
18 Cepiring 71.61 1,966 16.79 - 16.79
19 Patebon 70.56 1,029 8.46 - 8.46
20 Kota Kendal 90.00 588 3.26 - 3.26
Jumlah 70.78 17,459 140.59 2 114.01
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

A. Perencanaan Air Baku


Program pengembangan SPAM jangka menengah sudah diarahkan untuk memanfaatkan mata
air sebagai sumber air baku. Secara bertahap, penggunaan sumur dalam akan dikurangi dan digantikan
dengan sumber mata air dan air permukaan. Di sebagian wilayah Kabupaten Kendal terutama daerah
dataran tinggi diketahui memiliki potensi mata air yang cukup baik. Studi mata air baiknya dilaksanakan
dalam tahap jangka pendek, sehingga saat memasuki tahap jangka menengah, PDAM sudah siap
dalam pemanfaatan mata air sebagai sumber air baku. Selain itu, perlu dilakukan kajian teknis yang
meliputi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sumber serta jarak sumber dengan pelayanan.
Air baku yang digunakan pada jangka menengah ini terdiri dari sumber mata air Wilodo, Dlimas
dan Kencen serta beberapa unit sumur. Seperti tertera pada tabel 6.13 diatas, pemanfaatan sumur
dalam sebanyak 2 unit untuk wilayah pelayanan Boja dan Patean, sedangkan sumber air untuk wilyah
Laporan Akhir
V-51
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

pelayanan Limbangan dan Singorejo direncanakan untuk dapat mengoptimalkan sumur dalam yang
dibangun pada tahap jangka menengah. Sedangkan jumlah air baku dari sumber mata air Wilodo,
Dlimas dan Kencen untuk pelayanan jangka menegah adalah sebanyak 114.01 liter/detik.

B. Perencanaan Sistem Transmisi dan Distribusi


Pada tahap pengembangan jangka menengah tidak terdapat rencana jaringan transmisi,
karena jaringan transmisi dan Jaringan Distribusi Utama beserta reservoirnya telah direncanakan untuk
masuk pada rencana jangka pendek.Pada tahap jangka menengah ini hanya dilakukan pengembangan
Jaringan Distribusi Bagi (JDB) dan Jaringan distribusi Layanan (JDL).Berikut ini tabel kebutuhan pipa
JDB/JDL SPAM jangka menengah.

Tabel V-19
Kebutuhan Jaringan Distribusi Bagi/Layanan Rencana Pengembangan Jangka Menengah

Panjang JDB/JDL (m) Jumlah SR


No Kecamatan
150 mm 100 mm 75 mm 50 mm (unit)
1 Plantungan - 679 679 1,358 340
2 Sukorejo - 839 839 1,678 419
3 Pageruyung - 1,804 1,804 3,607 902
4 Patean - 1,444 1,444 2,887 722
5 Singorojo - 417 417 834 209
6 Limbangan - 419 419 838 209
7 Boja 3,949 3,949 3,949 7,898 1,975
8 Kaliwungu - 2,099 2,099 4,199 1,050
9 Kaliwungu Selatan - 3,178 3,178 6,356 1,589
10 Brangsong 1,407 1,407 1,407 2,814 704
11 Pegandon 1,052 1,052 1,052 2,103 526
12 Ngampel 1,535 1,535 1,535 3,070 768
13 Gemuh 1,783 1,783 1,783 3,566 891
14 Ringginarum 926 926 926 1,853 463
15 Weleri 2,412 2,412 2,412 4,824 1,206
16 Rowosari 2,151 2,151 2,151 4,302 1,075
17 Kangkung 1,658 1,658 1,658 3,317 829
18 Cepiring 3,932 3,932 3,932 7,863 1,966
19 Patebon - 2,057 2,057 4,114 1,029
20 Kota Kendal - 1,177 1,177 2,353 588
20,805 34,917 34,917 69,835 17,459
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Laporan Akhir
V-52
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Pada tahapan pengembangan SPAM jangka menengah, pipa distribusi yang dibutuhkan terdiri
dari 20.805 m pipa diameter 150 mm, 34.917 pipa diameter 100 mm, 34.917 m pipa diameter 75 mm
dan 69.835 m pipa diameter 50 mm. Kebutuhan pipa distribusi tersebut direncanakan dapat
menyalurkan air untuk 17.459 SR.

C. Rencana Program Non fisik


Program nonfisik yang dimaksud pada rencana jangka menengah ini adalah program tambahan
yang dilakukan untuk mempersiapkan pembangunan program fisik. Program tambahan ini meliputi :
a. Studi kelayakan dan AMDAL pembangunan embung Kabupaten Kendal
b. DED pembangunan embung Kabupaten Kendal
c. UKL/UPL pembangunan IPA
d. DED pembangunan IPA kapasitas 30 l/det dengan memanfaatkan sumber air baku dari
embung.
e. Program penurunan tingkat kebocoran

5.4.3.3 Rencana Pengembangan Jangka Panjang (2021-2025)


A. Perencanaan Air Baku
Program jangka panjang direncanakan untuk pelaksanaan proyek tahun 2021 sampai dengan
akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2025.Dalam rencana jangka panjang, sebagian besar wilayah
pelayanan masih mengarah pada pencapaian target pelayanan. Hanya wilayah pelayanan Kota Kendal
yang sudah mencapai 90% pada tahap jangka menengah sehingga pada tahapan jangka panjang
direncanakan target pelayanan dipertahankan pada angka 90%. Berikut ini tabel usulan jangka panjang
pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Kendal.

Laporan Akhir
V-53
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Tabel V-20
Rencana Jangka Panjang Pengembangan SPAM

Jangka Panjang (2021-2025)


No Kecamatan Target Target Penambahan Sumber
Pelayanan Penambahan Kebutuhan Air
(%) SR (l/det) IPA (l/det) MAG/MAP (l/det)

1 Plantungan 80.00 380 3.17 - 3.17


2 Sukorejo 80.00 443 3.11 - 3.11
3 Pageruyung 80.00 970 5.95 - 5.95
4 Patean 80.00 782 6.44 6.44 -
5 Singorojo 80.00 234 1.99 SD (2015) -
6 Limbangan 80.00 235 2.00 SD (2015) -
7 Boja 80.00 2248 18.76 18.76 -
8 Kaliwungu 80.00 1135 8.40 - 8.40
9 Kaliwungu Selatan 80.00 1743 13.82 - 13.82
10 Brangsong 80.00 750 5.64 - 5.64
11 Pegandon 80.00 557 4.23 - 4.23
12 Ngampel 80.00 834 6.08 - 6.08
13 Gemuh 80.00 942 7.74 - 7.74
14 Ringginarum 80.00 537 4.53 - 4.53
15 Weleri 80.00 1283 10.24 - 10.24
16 Rowosari 80.00 1172 9.79 - 9.79
17 Kangkung 80.00 883 7.35 - 7.35
18 Cepiring 80.00 2416 20.19 - 20.19
19 Patebon 80.00 1079 8.62 - 8.62
20 Kota Kendal 90.00 588 3.10 - 3.10
Jumlah 80.50 19,210 151.15 25.20 121.97
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

B. Perencanaan Reservoir, Transmisi, Distribusi


Dalam program rencana jangka panjang, PDAM sudah mulai untuk memanfaatkan air
permukaan sebagai sumber air baku, sehingga penggunaan sumur dalam dapat lebih ditekan seminim
mungkin. Rencana pengembangan air permukaan adalah dengan pembuatan embung atau waduk
yang dinilai memiliki potensi yang cukup baik untuk menjadi alternatif sumber air baku SPAM. PDAM
dengan bantuan dari Pemerintah Daerah merencanakan pembangunan embung dengan kapasitas
250.000 m³. Untuk pelayanan SPAM, embung ini direncanakan dapat melayani sekitar 15.000 KK.
Namun demikian, untuk pembangunan embung atau waduk ini membutuhkan dana yang cukup besar,
yaitu sekitar 4.5 Milyar Rupiah sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama dengan
investor maupun pihak swasta lainnya.

Laporan Akhir
V-54
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Sumber air baku dari embung tersebut akan dimanfaatkan untuk wilayah pelayanan Boja dan
Patean, yaitu untuk wilayah yang memiliki potensi air tanah yang kecil dan tidak mendapatkan
pelayanan dari sistem mata air Wilodo, Dlimas dan Kencen. Pipa JDU yang direncanakan untuk IPA
adalah sekitar 3000 m dengan dimensi pipa 250 mm. Untuk jaringan distribusi direncanakan dalam satu
jaringan dengan JDU yang direncanakan pada jangka pendek. Tabel dibawah ini menunjukkan data
kebutuhan pipa distribusi SPAM jangka panjang.

Tabel V-21
Kebutuhan Jaringan Distribusi Bagi/Layanan Rencana Pengembangan Jangka Panjang

Panjang JDB/JDL (m) Jumlah SR


No Kecamatan
100 mm 75 mm 50 mm (unit)
1 Plantungan 759 759 1,518 380
2 Sukorejo 887 887 1,773 443
3 Pageruyung 1,940 1,940 3,881 970
4 Patean 1,563 1,563 3,126 782
5 Singorojo 468 468 937 234
6 Limbangan 470 470 941 235
7 Boja 4,495 4,495 8,990 2,248
8 Kaliwungu 2,270 2,270 4,540 1,135
9 Kaliwungu Selatan 3,486 3,486 6,971 1,743
10 Brangsong 1,499 1,499 2,999 750
11 Pegandon 1,114 1,114 2,228 557
12 Ngampel 1,669 1,669 3,337 834
13 Gemuh 1,884 1,884 3,769 942
14 Ringginarum 1,074 1,074 2,148 537
15 Weleri 2,566 2,566 5,131 1,283
16 Rowosari 2,344 2,344 4,689 1,172
17 Kangkung 1,767 1,767 3,534 883
18 Cepiring 4,832 4,832 9,663 2,416
19 Patebon 2,157 2,157 4,314 1,079
20 Kota Kendal 1,176 1,176 2,352 588
38,421 38,421 76,842 19,210
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Pengembangan pelayanan SPAM PDAM Kabupaten Kendal pada tahap jangka panjang ini
direncanakan untuk 19.210 SR. Sistem distribusi yang digunakan terdiri dari pipa Ø 100 mm sepanjang
38.421 m, pipa Ø 75 mm sepanjang 38.421 m, dan pipa Ø 50 mm sepanjang 76.842 m.

Laporan Akhir
V-55
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.4.4 Rencana Penurunan Tingkat Kebocoran


Kehilangan air adalah selisih antara air yang masuk pipa transmisi dan sistem distribusi dengan
air yang terjual dengan rekening.kehilangan bisa diakibatkan oleh bermacam-macam penyebab baik
karena masalah teknis maupun non teknis atau administratif. Kebocoran terdiri dari kehilangan air yang
disalurkan pada jaringan pipa tidak termanfaatkan atau tidak efektif (kebocoran fisik) dan air yang
dialirkan termanfaatkan tapi tidak terjual atau air efektif (kebocoran non fisik) yang terjadi akibat
kesalahan pada meter langganan, kesalahan pada meter produksi dan meteran pada jaringan distribusi
serta adanya sambungan liar atau pencurian air atau kesalahan pada administrasi.
Kehilangan air ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu kehilangan fisik dan non fisik (atau
kebocoran administratif). Kebocoran fisik ini terdiri atas kebocoran dan penggunaan lain yang serngkali
sulit untuk dihitung secara pasti. Kebocoran fisik merupakan kebocoran yang sebenarnya (leakage)
yang terjadi disebabkan oleh adanya factor gangguan, kerusakan dan keausan, disamping adanya
ketidak-sempurnaan dari perpipaan maupun meter air yang digunakan.Sedangkan kebocoran non-fisik
disebabkan oleh adanya sambungan liar, kesalahan pembacaan meter dan sejenisnya.
Kebocoran atau kehilangan air pada sistem penyediaan air minum atau air bersih ditinjau dari
segi ekonomi adalah merupakan suatu pemborosan, karena untuk memproduksi atau mengolah dan
mengangkut memerlukan biaya yang tinggi, sehingga kebocoran dapat diibaratkan sebagai benalu
pada tumbuhan, karena kebocoran akan mengurangi keuntungan dari pengelola. Kebocoran air dapat
menyebabkan penurunan tekanan, kontaminasi air yang didistribusi pada konsumen, kemudian juga
akan mengurangi jumlah atau kuantitas air yang berakibat tidak meratanya pengaliran air. Selain itu
juga dapat mengakibatkan kecelakaan, akibat penurunan jalan dan longsoran tanah.

5.4.4.1 Analisis Kehilangan Air


Tingkat kehilangan air SPAM perkotaan bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan
akumulasi dari berbagai permasalahan yang terjadi dari suatu bagian prasarana SPAM tersebut
direncanakan, dibangun dan dioperasikan.Tingkat kebocoran yang ada tidak lepas dari berbagai
permasalahan yang terjadi dari kondisi existing, perencanaan penambahan kapasitas, teknis
operasional pengelolaan, kondisi lingkungan, serta pengaruh internal. Hal penting dari permasalahan
kehilangan air ini berujung pada tiga kondisi yang sangat krusial, yaitu :
a. Pertama, tingkat pelayanan yang menjadi sasaran utama prasarana ini tidak akan pernah
tercapai dengan memadai, karena peningkatan kapasitas pelayanan akan terbuang melalui
kebocoran.

Laporan Akhir
V-56
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

b. Kedua, sebagai perusahaan, PDAM selaku pengelola tidak akan pernah mencapai tingkat
kinerja (performance) yang memuaskan, karena kehilangan air merupakan suatu keadaan yang
tidak efisien yang dilakukan suatu institusi usaha.
c. Ketiga, pelaksanaan penanggulangan kehilangan air tidak akan mencapai hasil yang optimal
tanpa adanya dukungan sumber daya manusia yang memadai dengan struktur organisasi yang
terlepas dari kegiatan rutin

Tinjauan terhadap beberapa hal yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat kehilangan air,
antara lain :
a. Aspek Teknis meliputi : kondisi jaringan, kondisi pipa, tekanan air, kinerja meter induk dan
meter pelanggan, administrasi teknis, penggiliran pelayanan, dan pemakaian air untuk fasilitas
jaringan.
b. Aspek Organisasi dan personalia meliputi : rasio jumlah pegawai PDAM dengan jumlah
pelanggan, petugas yang menangani kebocoran, dan rasio jumlah pembaca meter dengan
jumlah pelanggan
c. Aspek Administratif, kebocoran administrative bukanlah kebocoran sebenarnya (atau sering
disebut non teknis). Hal ini terjadi akibat kesalahan pembacaan meter, penaksiran penggunaan
air untuk keperluan lainnya yang tidak tepat, sambungan gelap dan sebagainya.
d. Aspek perilaku, hal ini terjadi pada perusakan meter, penggunaan pompa penyedot,
sambungan by pas (tanpa melalui meter) dan penggunaan air yang tidak semestinya
(menyiram tanaman, digunakan kolam renang pribadi, pemborosan air dan lain-lain)

5.4.4.2 Penurunan Kebocoran


Kebocoran teknis merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh masalah teknis seperti
kebocoran pada pipa transmisi, jaringan distribusi, fitting, meter air, bangunan pengolahan air, fasilitas
pemompaan dan lain-lain. Kebocoran pada sistem perpipaan Kabupaten Kendal mencapai 31%.
Penyebab kebocoran perpipaan Kabupaten Kendal antara lain :
a. Terdapat banyak pipa yang rusak terutama pipa ACP yang usianya lebih dari 20 tahun
b. Terdapat beberapa watermeter yang rusak
c. Beberapa sistem belum memakai watermeter, sehingga besarnya air tidak terkontrol
d. Keakuratan watermeter berkurang akibat usia water meter yang terlalu tua yaitu lebih 20 tahun

Laporan Akhir
V-57
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Untuk mengatasi permasalahan kebocoran tersebut, dalam rencana induk SPAM Kabupaten
Kendal ini penurunan kebocoran sampai tahun 2025 ditargetkan sebesar 6%.Berikut ini ditampilkan
grafik rencana penurunan tingkat kebocoran.

Gambar 5.2
Grafik Rencana Penurunan Kebocoran

Seperti yang terlihat pada gambar 5.2, pada tahun 2010 tingkat kebocoran air mencapai 31%
dan ditargetkan dapat diturunkan menjadi 25% pada akhir tahun perencanaan 2025. Rencana
penurunan kebocoran dilakukan secara bertahap yaitu dengan rata – rata penurunan 0,4% per tahun.
Total penurunan kebocoran air sampai dengan tahun 2025 direncanakan sebesar 42.40 liter/detik.
Berikut ini disajikan tabel rencana penurunan kebocoran secara lengkap.
Penurunan kebocoran dapat dilakukan dengan penggantian sarana air bersih maupun
peningkatan operasional dan pemeliharaan. Rencana penurunan kebocoran air perpipaan Kabupaten
Kendal dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Analisis hidrolika jaringan perpipaan
b. Rehabilitasi atau perbaikan jaringan pipa distribusi
c. Melakukan pemeliharaan jaringan pipa distribusi sesuai dengan SOP
d. Melakukan sweeping sambungan gelap secaraberkala
e. Melakukan rotasi pembaca meter air setiap tahun
f. Melakukan kalibrasi meter air secara berkala
g. Pendeteksian kebocoran fisik dan melakukan pemeliharaan pipa / instalasi

Laporan Akhir
V-58
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.4.5 Perkiraan Kebutuhan Biaya


Pembangunan SPAM untuk Kabupaten Kendal meliputi pembangunan sistem produksi,
pembangunan sistem transmisi dan reservoir, pengadaan dan pemasangan pipa JDU, pengadaan dan
pemasangan pipa JDB/JDL  150 mm, pengadaan dan pemasangan pipa JDB/JDL  100 mm,
pengadaan dan pemasangan pipa JDB/JDL 75 mm, pengadaan dan pemasangan pipa JDB/JDL 
50 mm, pemasangan SR baru.Kebutuhan pengembangan SPAM tersebut dirinci untuk setiap
Kecamatan dengan strategi pembangunan bertahap disesuaikan dengan prioritas penanganan.Oleh
karena itu, penyusunan rencana anggaran biaya dialokasikan per tahun sesuai dengan kebutuhan
masing – masing Kecamatan dengan sumber pembiayaan APBN, APBD dan PDAM.
Pada perhitungan rencana anggaran biaya, harga satuan setiap pekerjaan diasumsikan
mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun sebelumnya.Rencana anggaran biaya pengembangan
SPAM perkotaaan disajikan rekapitulasi rencana kebutuhan biaya pengembangan SPAM Kabupaten
Kendal.

Tabel V-22
Rekapitulasi Rencana Kebutuhan Biaya Pengembangan SPAM Kabupaten Kendal

Tahun Rencana Jumlah

2011 41,578,688,000.00
2012 36,353,247,200.00
2013 183,558,243,880.00
2014 70,018,209,327.00
2015 68,076,233,099.60
2016 12,314,847,018.00
2017 13,060,911,238.78
2018 31,317,552,713.71
2019 19,058,666,100.51
2020 16,446,830,953.90
2021 21,120,593,271.16
2022 13,318,345,151.15
2023 34,510,962,893.66
2024 16,494,584,755.72
2025 19,774,824,186.98
Jumlah 597,002,739,790.17
Sumber : RISPAM Kabupaten Kendal,2010

Kebutuhan total pembiayaan pengembangan SPAM perkotaan mencapai yaitu sebesar Rp.
597,002,739,790.17. Kebutuhan biaya pengembangan SPAM paling besar adalah pada tahap jangka
pendek yaitu mencapai Rp. 399,434,621,506.60. Besarnya kebutuhan biaya jangka pendek ini karena
Laporan Akhir
V-59
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

pada tahap ini peningkatan pelayanan direncanakan dapat mencapai target MDG’s. Kebutuhan biaya
paling besar adalah pada pembangunan sistem pemanfaatan mata air Wilodo, Dlimas dan Kencen yaitu
pada tahun 2013 yang mencapai Rp. 183,558,243,880.00,-.

5.5 Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan Kabupaten Kendal


5.5.1 Keterkaitan Rencana Pengembangan Wilayah dengan Rencana Pengembangan Sektor
Rencana pengembangan wilayah dengan rencana pengembangan sektor bidang cipta karya di
Kabupaten Kendal memiliki keterkaitan yang erat. Pengembangan wilayah Kabupaten Kendal akan
diwujudkan melalui rencana struktur dan pola ruang, serta rencana kawasan strategis. Perwujudan
rencana struktur dan pola ruang wilayah salah satunya melalui pengembangan kawasan permukiman
pada pusat-pusat pelayanan wilayah baik yang direncanakan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, Pusat
Kegiatan Lokal, Pusat Pelayanan Kawasan, dan Pusat Pelayanan Lingkungan. Pusat-pusat pelayanan
tersebut berada pada kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan yang juga menjadi fokus lokasi
pengembangan sektor bidang cipta karya. Pengembangan sektor bidang cipta karya pada kawasan
permukiman perkotaan dan perdesaan meliputi : pengembangan kawasan permukiman, penataan
bangunan dan lingkungan, penyehatan lingkungan permukiman, dan pengembangan air minum.
Selain itu, pengembangan wilayah Kabupaten Kendal juga akan diwujudkan melalui rencana
kawasan strategis. Kawasan strategis yang direncanakan berada di Kabupaten Kendal meliputi
kawasan strategis perkotaan, kawasan strategis pelabuhan, dan kawasan strategis agropolitan.
Kawasan-kawasan strategis tersebut juga menjadi fokus lokasi dalam pengembangan sektor bidang
cipta karya. Pengembangan sektor bidang cipta karya pada kawasan strategis kabupaten meliputi :
pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, penyehatan lingkungan
permukiman, dan pengembangan air minum.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan wilayah dan rencana
pengembangan sektor bidang Cipta Karya memiliki keterkaitan yang erat dan sinergis untuk saling
mendukung dalam perwujudan dan pelaksanaan rencananya. Keterkaitan tersebut ditunjukkan dengan
locus pengembangan yang sama antara keduanya, yaitu pengembangan pada kawasan permukiman
perkotaan dan perdesaan, kawasan pelabuhan, dan kawasan agropolitan. Sinergi dan keterkaitan
antara rencana pengembangan wilayah dan rencana pengembangan sektor bidang cipta karya
diharapkan dapat mendorong peningkatan produktifitas wilayah dan terwujudnya lingkungan hunian
yang nyaman dan berkelanjutan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Kendal.

Laporan Akhir
V-60
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

5.5.2 Keterpaduan Strategi Pengembangan Antar Sektor


Sektor di bidang Cipta Karya meliputi sektor pengembangan kawasan permukiman, sektor
penataan bangunan dan lingkungan, sektor penyehatan lingkungan permukiman, dan sektor
pengembangan air minum. Strategi pengembangan kawasan permukiman adalah penyediaan PSD
permukiman di kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan. Strategi penataan bangunan dan
lingkungan adalah peningkatan kualitas bangunan dan lingkungan di kawasan perkotaan. Strategi
penyehatan lingkungan permukiman adalah penyediaan prasarana drainase, persampahan dan air
limbah di kawasan perkotaan. Strategi pengembangan air minum adalah penyediaan jaringan air
minum perpipaan di kawasan perkotaan dan perdesaan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan sektor bidang cipta
karya memiliki keterpaduan diantara keempat sektor. Empat sektor bidang cipta karya memiliki fokus
lokasi yang sama yaitu di kawasan perkotaan dan perdesaan. Dengan adanya keterpaduan strategi
antar sektor di bidang cipta karya, diharapkan permasalahan keciptakaryaan di suatu kawasan dapat
secara tuntas ditangani dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Pengembangan empat sektor
bidang cipta karya di suatu kawasan perkotaan dan perdesaan, dapat mendorong perkembangan
ekonomi dan mewujudkan lingkungan hunian yang nyaman, aman, dan berkelanjutan.

5.5.3 Arahan Pengembangan Infrastruktur di Kawasan Prioritas


Penentuan Kawasan prioritas di wilayah Kabupaten Kendal didasarkan pada rencana
pengembangan wilayah Kabupaten Kendal, yaitu rencana struktur dan pola ruang wilayah, serta
rencana kawasan strategis. Kawasan prioritas Kabupaten Kendal meliputi:
1. Kawasan perkotaan kendal
2. Kawasan perkotaan kaliwungu
3. Kawasan perkotaan weleri
4. Kawasan perkotaan sukorejo
5. Kawasan perkotaan boja
6. Kawasan perkotaan pegandon
7. Kawasan perkotaan di wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Gemuh, Rowosari, Kangkung,
Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Plantungan,
Ringinarum, dan Ngampel.
8. Kawasan pelabuhan niaga kaliwungu
9. Kawasan pelabuhan perikanan meliputi: Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang, Bandengan,
Tanggul Malang, Sendang dan Sikucing.
10. Kawasan agropolitan
Laporan Akhir
V-61
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

Pada kawasan-kawasan prioritas yang akan didorong pengembangannya tersebut, perlu didukung oleh
penyediaan PSD bidang cipta karya yang baik. Walaupun demikian, tidak semua PSD bidang cipta
karya harus dikembangkan pada kawasan prioritas tersebut. Arahan pengembangan infrastruktur
bidang cipta karya di tiap kawasan prioritas didasarkan pada kondisi penyediaan saat ini, dan
kebutuhan pengembangan di masa mendatang. Arahan pengembangan infrastruktur di kawasan
prioritas Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

No Kawasan Prioritas Pengembangan Infrastruktur Kebutuhan Infrastruktur


1 Kawasan perkotaan kendal  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kawasan RSH dan kumuh
 Sektor Penataan Bangunan dan  PSD Kebakaran
Lingkungan  PSD Ruang Terbuka Hijau
 Sektor Penyehatan Lingkungan  PSD Revitalisasi Kawasan
Permukiman  Drainase primer
 PSD Sampah 3 R
 Peningkatan Kinerja TPA
 Air limbah komunal
2 Kawasan perkotaan kaliwungu  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kawasan RSH dan kumuh
 Sektor Penataan Bangunan dan  PSD Kebakaran
Lingkungan  PSD Ruang Terbuka Hijau
 Sektor Penyehatan Lingkungan  PSD Revitalisasi Kawasan
Permukiman  Drainase primer
 PSD Sampah 3 R
 Air limbah komunal
3 Kawasan perkotaan weleri  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kawasan RSH dan kumuh
 Sektor Penataan Bangunan dan  PSD Kebakaran
Lingkungan  PSD Ruang Terbuka Hijau
 Sektor Penyehatan Lingkungan  PSD Revitalisasi Kawasan
Permukiman  Drainase primer
 PSD Sampah 3 R
 Air limbah komunal
4 Kawasan perkotaan sukorejo  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kaw kumuh
 Sektor Penataan Bangunan dan  PSD Kebakaran
Lingkungan  PSD Ruang Terbuka Hijau
 Sektor Penyehatan Lingkungan  PSD Revitalisasi Kawasan
Permukiman  PSD Sampah 3 R
5 Kawasan perkotaan boja  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kaw kumuh
 Sektor Penataan Bangunan dan  PSD Kebakaran
Lingkungan  PSD Ruang Terbuka Hijau
 Sektor Penyehatan Lingkungan  PSD Revitalisasi Kawasan
Permukiman  PSD Sampah 3 R
6 Kawasan perkotaan pegandon  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kawasan kumuh
 Sektor Penyehatan Lingkungan  Air limbah komunal
Permukiman  PSD Sampah 3 R
 Sektor Pengembangan Air Minum  Pengembangan SPAM IKK
 Pengembangan SPAM MBR

Laporan Akhir
V-62
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KA BUPATEN KENDAL
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kendal 2016-2020

No Kawasan Prioritas Pengembangan Infrastruktur Kebutuhan Infrastruktur


7 Kawasan perkotaan di wilayah  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Kecamatan Cepiring, Patebon, Permukiman di kawasan kumuh dan desa
Gemuh, Rowosari, Kangkung,  Sektor Penyehatan Lingkungan potensial
Pageruyung, Patean, Singorojo, Permukiman  Air limbah komunal
Limbangan, Kaliwungu Selatan,  Sektor Pengembangan Air Minum  PSD Sampah 3 R
Brangsong, Plantungan,  Pengembangan SPAM IKK
Ringinarum, dan Ngampel.  Pengembangan SPAM MBR
 Pengembangan SPAM
perdesaan
8 Kawasan pelabuhan niaga Sektor Pengembangan Air Minum Pengembangan SPAM Kawasan
kaliwungu Pelabuhan
9 Kawasan pelabuhan perikanan Sektor Pengembangan Air Minum Pengembangan SPAM Kawasan
meliputi: Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan
(TPI) Tawang, Bandengan, Tanggul
Malang, Sendang dan Sikucing
10 Kawasan agropolitan  Sektor Pengembangan Kawasan  Jalan dan drainase lingkungan
Permukiman di kawasan desa potensial
 Sektor Pengembangan Air Minum  Pengembangan SPAM
perdesaan

Laporan Akhir
V-63

Anda mungkin juga menyukai