Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan ini. Laporan
ini merupakan tugas mata kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan. Laporan ini akan
membahas mengenai “Hubungan Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah” dimana di
dalamnya membahas mengenai asas penyelenggaraan pemerintahan daerah, kewenangan daerah,
kelembagaan pemerintahan daerah, ruang lingkup hubungan pusat dan daerah, pembagian
kewenangan pemerintahan pusat dan daerah serta pelayanan public.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwinsani Pratiwi Astha., S.T., M.T., selaku
dosen mata kuliah hukum dan administrasi perencanaan, atas bimbingan dan pengarahannya
selama penyusunan laporan ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 8 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------------------- ii


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------------------- iii
DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------------------------------- iv
A. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ------------------------------------------------------ 1
B. Kewenangan Daerah ------------------------------------------------------------------------------------ 3
C. Kelembagaan Pemerintahan Daerah ----------------------------------------------------------------- 5
1. Kepala Daerah ---------------------------------------------------------------------------------------- 5
2. Perangkat Daerah ------------------------------------------------------------------------------------- 8
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah---------------------------------------------------------------- 11
D. Ruang Lingkup Hubungan Pusat dan Daerah ----------------------------------------------------- 11
1. Makna Hubungan Pusat-Daerah ------------------------------------------------------------------ 12
2. Lingkup Hubungan Pusat dan Daerah ------------------------------------------------------------ 13
E. Pembagian Kewenangan Pemerintahan Pusat dan Daerah --------------------------------------- 13
F. Pelayanan Publik --------------------------------------------------------------------------------------- 17
1. Definisi Pelayanan Publik -------------------------------------------------------------------------- 17
2. Standar Pelayanan Publik -------------------------------------------------------------------------- 17
3. Hubungan Pemerintah Pusat-Daerah Dalam Bidang Pelayanan Publik --------------------- 18
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI --------------------------------------- 21
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------------- 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel E.1 Model 1 Pembagian Kewenangan Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 -- 14
Tabel E.2 Model 2 Pembagian Kewenangan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun1999 - 15
Tabel E.3 Model 3 Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Masyarakat -------------------------------------------------------------- 15
Tabel E.4 Model 4 Pembagian Fungsi-Fungsi Dalam Rangka Desentralisasi ---------------------- 16

iv
A. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945.
Penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia meliputi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemerintahan pusat di jalankan oleh presiden, seperti yang di atur dalam
pasal 4 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”presiden republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD”. Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil
presiden, menteri-menteri, dan kepala lembaga pemerintahan nondepartemen.Kesemua tingkatan
tersebut kemudian di sebut pemerintah pusat atau pemerintah.
Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah pasal 1 ayat 2 yaitu “Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945”.
Asas penyelenggaraan pemerintahan di daerah atau kedaerahan di laksanakan sebagai
konsekuensi dari pasal 18, 18A, dan 18B undang-undang dasar 1945. Perhatikan bunyi beberapa
pasal yang mengatur tentang pemerintahan daerah di bawah ini :
Pasal 18 yang berbunyi :
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

1
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
Pasal 18A yang berbunyi :
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara
adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
Pasal 18B yang berbunyi :
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang.
Asas Dalam Penyelenggaraan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah. Secara teoritis,
hubungan kekuasaan antara pemerintah dengan pemerintah daerah didasarkan atas 3 (tiga) asas,
yaitu :
1. Asas desentralisasi : Dalam asas desentralisasi ada penyerahan wewenang sepenuhnya
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tentang urusan tertentu, sehingga
pemerintah daerah dapat mengambil prakarsa sepenuhnya baik menyangkut kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pembiayaan.
2. Asas dekonsentrasi; Pada asas dekonsentrasi yang terjadi adalah pelimpahan wewenang
kepada aparatur pemerintah pusat di daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah pusat
di daerah dalam arti bahwa kebijakan, perencanaan, dan biaya menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, sedangkan aparatur pemerintah pusat di daerah bertugas melaksanakan.

2
3. Asas tugas pembantuan : Sementra Asas pembantuan berarti keikutsertaan pemerintah
daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah pusat di daerah itu, dalam arti bahwa
organisasi pemerintah daerah memperoleh tugas dan kewenangan untuk membantu
melaksanakan urusan-urusan pemerintah pusat.
Adapun konsekuensi dari ketiga asas tersebut maka di adakan sebagai berikut :
1. Otonomi daerah, yaitu akibat adanya desentralisasi lalu diadakan daerah otonom yang
diberikan hak wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Daerah otonom, yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah
tertentu yang hendak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara kesatuan republic Indonesia sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Wilayah administratif, yaitu akibat dari adanya asas dekonsentrasi.
B. Kewenangan Daerah
Dalam peyelengaraan desentralisai terdapat 2 unsur penting, yakni pembentukan daerah
otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengatur dan mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan. Oleh karena
itu penyelengaraan desentralisasi menuntut persebaran urusan pemerintahan dari pemerintah
pusat kepada daerah otonom sebagai badan hukum publik. Urusan pemerintahan yang
didistribusikan hanyalah merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kompetensi lembaga
Negara tertinggi dan/atau lembaga tinggi Negara.
Keberadaan pemerintah daerah adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat, ini berarti
bahwa tiap daerah memiliki keunikan sendiri-sendiri. Konsekuensinya adalah bahwa urusan
yang dilimpahkan berbeda dari satu daerah dan daerah lainnya sesuai dengan perbedaan karakter
geografis dan mata pencarian utama penduduknya. Karena itu analisis kebutuhan merupakan
suatu keharusan sebelum urusan diserahkan kepada suatu daerah. Pada dasarnya kebutuhan
masyarakat dapat dikelompokkan ke dalan dua hal, yaitu :
1. Kebutuhan dasar, seperti air, kesehatan, pendidikan, lingkungan keamanan.
2. Kebutuhan pengembangan usaha masyarakat, seperti pertanian, perkebunan,
perdagangan, industri.

3
Adapula pesebaran urusan pemerintahan memiliki 2 prinsip pokok yaitu :
1. Selalu terdapat urusan pemerintahan yang secara absolut tidak dapat diserahkan kepada
daerah karena menyangkut kepentingan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
2. Tidak ada urusan pemerintahan yang sepenuhnya dapat diserahkan pada daerah. Bagian-
bagian urusan pemerintahan yang sepenuhnya dapat diserahkan kepada daerah hanyalah
yang menyangkut kepentingan masyarakat setempat. Ini berarti ada bagian-bagian dari
urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh provinsi dan bahkan ada juga yang
diselenggarakan oleh permerintaha pusat.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dalam kaitan ini adalah urusan yang sangat mendasar
yang sangat berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga Negara, antara lain perlindungan
hak konstitusional, perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, kententraman
dan ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan Negara kasatuan republic Indonesia
pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional;
sedangkan urusan pilihan dalam kaitan ini adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan massyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan
potensi unggulan daerah.
Kemudian ada urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerinyahan daerah provinsi
merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi :
a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b) Perencanaan, pengawasan, dan pemanfaatan tata ruang.
c) Penyediaan sarpras umum.
d) Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten/Kota.
e) Kewenangan dalam bidang tertentu, seperti perencanaan pengendalian pembangunan
regional secara makro, penentuan baku mutu lingkungan propinsi, yang harus sama atau
lebih ketat dari baku mutu lingkungan nasional, menetapkan pedoman teknis untuk
menjamin keseimbangan lingkungan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang propinsi
dan sebagainya.
f) Kewenangan dekonsentrasi seperti pembinaan AMDAL untuk usaha atau dan kegiatan di
luar kewenangan pusat.

4
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota
merupakan urusan dalam skala kabupaten/kota meliputi :
a) Perencanaan pengelolaan lingkungan hidup.
b) Pengendalian pengelolaan lingkungan hidup.
c) Pemantauan dan evaluasi kualitas lingkungan.
d) Konservasi seperti pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung dan konservasi, rehabilitasi
lahan dsb.
e) Penegakan hukum lingkungan hidup.
f) Pengembangan SDM pengelolaan lingkungan hidup.
C. Kelembagaan Pemerintahan Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat
daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lembaga pemerintahan daerah adalah sistem aturan atau proses yang terstruktur yang
digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah. Lembaga pemerintahan daerah adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan
daerah, yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Adapun
pemerintah daerah di bagi atas kepala daerah dan perangkat daerah. Perangkat daerah yang
dimaksud yaitu lembaga-lembaga yang membantu kepala daerah meliputi sekretariat daerah,
sekretariat DPRD, lembaga teknis daerah, dinas daerah, kecamatan dan kelurahan. Adapun
uraian lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan daerah sebagai berikut :
1. Kepala Daerah
Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yangmelaksanakan peraturan perundangan.
Dalam wujud konkritnya, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah organisasi pemerintahan.
Kepala daerah provinsi disebut gubernur, kepala daerah kabupaten disebut bupati, dan kepala
daerah kota disebut walikota. Kepaladaerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta
larangan.

5
Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal
25 sampai 26 mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban kepala daerah (baik daerah provinsi
maupun kabupaten/kota) ditentukan sebagai berikut :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama DPRD.
b. Mengajukan rancangan peraturan daerah.
c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas
dan ditetapkan bersama.
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
g. Melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kepala daerah dibantu oleh wakil kepala daerah dimana wakil kepala daerah dan kepala
daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.
Adapun tugas wakil kepala daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yaitu :
a. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
b. Membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah,
menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan,
melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan
pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup.
c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan kota bagi
wakil kepala daerah provinsi.
d. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan,
kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota.
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam menyelenggarakan
kegiatan pemerintah daerah.

6
f. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala
daerah.
g. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.
Dalam melaksanakan tugasnya wakil kepala daerah bertanggung jawab kepada kepala
daerah. Apabila kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajibannya selama 6 bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya, wakil
kepala daerah menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah
mempunyai kewajiban :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945, serta
mempertahankan dan memlihara keutuhan NKRI.
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
c. Melaksanakan kehidupan demokrasi.
d. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
e. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.
f. Menjaga etika dan norma dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
g. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah.
h. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah.
j. Menjalin hubungan kerja seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.
k. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan rapat
paripurna DPRD.
Selain mempunyai kewajiban, kepala daerah dan wakil kepala daerah juga memiliki
beberapa larangan yang tertera pada pasal 28 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004. Adapun
larangannya yaitu sebagai berikut :
a. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri, anggota
keluarga, krooni, golongan tertentu, atau kelompok politiknya yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, merugikan kepentingan umum, dan meresahkan
sekelompok masyarakat, atau mendeskriminasikan warga negara dan/atau golongan
masyarakat lain.

7
b. Turut serta dalam suatu perusahaan, baik milik swasta maupun milik negara/daerah, atau
dalam yayasan bidang apapun.
c. Melakukan pekerjaan lain yang memberikan keuntungan bagi dirinya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan daerah yang bersangkutan.
d. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari
pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.
e. Menjadi advokat atau kuasa hukum dalam suatu perkara di pengadilan.
f. Menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatannya.
g. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, sebagai anggota DPRD sebagaimana
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 29 juga mengatur tentang
pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah. Kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah berhenti karena :
a. Meninggal dunia.
b. Permintaan sendiri.
c. Diberhentikan karena :
1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru.
2. Tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 bulan.
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
4. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah.
5. Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
6. Melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
2. Perangkat Daerah
Perangkat daerah adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang
bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di
daerah. Perangkat daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah. Organisasi perangkat daerah ditetapkan
dengan peraturan daerah setempat dengan berpedoman kepada peraturan pemerintah.
pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh pemerintah pusat untuk provinsi dan

8
oleh gubernur untuk kabupaten/kota dengan berpedoman pada peraturan pemerintah. Formasi
dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dengan
berpedoman pada peraturan pemerintah.
Perangkat daerah terdiri dari dua cakupan yaitu perangkat daerah provinsi dan
kabupaten/kota. Pada daerah provinsi, perangkat daerah terdiri atas sekretariat daerah, dinas
daerah, dan lembaga teknis daerah. pada daerah kabupaten/kota, perangkat daerah terdiri atas
sekretariat daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan. Adapun
uraiannya sebagai berikut.
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah karena
kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya. Sekretaris Daerah diangkat
dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD Provinsi diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD
Kabupaten/Kota. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD) merupakan
unsur pelayanan terhadap DPRD. Tugas sekretariat DPRD antara lain:
1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
4. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD dalam
pelaksanaan fungsinya sesuai kemampuan daerah.
c. Dinas Daerah
Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas.
Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. Contoh dinas daerah antara lain
dinas pendidikan, dinas pekerjaan umum, dinas kesehatan, dinas pendapatan daerah, dan

9
sebagainya. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah
mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan. Dinas
daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah. Dinas daerah dipimpin oleh kepala
dinas yang diangkat dan diberhentikan kepala daerah, yang memenuhi syarat atas usul sekretaris
daerah. Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah
melalui sekretaris daerah. Misalnya, dinas pekerjaan umum yang bertugas mengurus dan
membangun jalan raya atau jembatan. Dinas daerah yang lain adalah Dinas Kesehatan dan
Pendidikan.
d. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah. Tugasnya
berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat khusus. Lembaga
teknis daerah berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Lembaga-lembaga
tersebut dipimpin kepala badan, kepala kantor, dan direktur rumah sakit umum. Mereka diangkat
oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.
e. Kecamatan
Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten. Wilayah kecamatan terdiri atas
beberapa desa/kelurahan. Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Perda
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul
sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f. Kelurahan
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda Kabupaten/Kota yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

10
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRD mempunyai hak interpelasi, hak
angket dan hak menyatakan pendapat.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara
lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak
saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan
Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah
sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu
hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu
sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing. DPRD terbagi menjadi :
1. DPRD Provinsi adalah lembaga yang mewakili rakyat untuk daerah provinsi yang
bersangkutan. Fungsi utama DPRD Provinsi adalah legislasi, pengawasan, dan anggaran.
Kedudukannya adalah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah provinsi.
2. DPRD Kabupaten adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kabupaten yang
bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan kewajiban, alat kelengkapan, dan
hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki
DPRD Provinsi. Yang membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang
lingkup kabupaten.
3. DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kota yang bersangkutan.
Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya
dengan rakyat dan kepala daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki DPRD
Provinsi dan Kabupaten. Yang membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada
ruang lingkup kota.
D. Ruang Lingkup Hubungan Pusat dan Daerah
Hubungan pusat daerah bukan hanya dinilai dari bidang keuangan saja, tetapi dari segala
bidang. Dalam perundang-undangan tidak dijelaskan apa itu pengertian hubungan pusat-daerah.
Hubungan pusat-daerah bisa kita lihat di negara dengan susunan desentralistik. Susunan

11
organisasi negara seperti itu dapat kita jumpai di negara kesatuan atau negara federasi. Persoalan
hubungan antara pusat dan daerah dengan susunan desentralitik timbul karena adanya
pelaksanaan wewenang, tugas dan tanggung jawab yang tidak hanya dibebani oleh pemerintahn
pusat saja, tetapi pemerintah daerah pun harus turun tangan untuk mengatur daerahnya masing-
masing.
Sepanjang sejarah pemerintah di daerah, pola hubungan pusat dan darah kerap kali
berubah seiring berubahnya sistem pemerintah dan berbagai undang yang mengatur mengenai
pemerintah di daerah. Seperti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1957, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004.
1. Makna Hubungan Pusat-Daerah
Untuk membandingkan makna hubungan pusat-daerah maka dikemukakan pengaturan
mengenai hubungan pusat dan daerah pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Perbandingan kedua undang-undang tersebut dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 : pengertian hubungan pusat-daerah tidak
dijelaskan secara rinci, tegas dan jelas, hanya saja dijelaskan bahwa pemberian otonomi
daerah harus menjalin keserasian antara pusat dan daerah.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 : mengenai hubungan pusat dan daerah di atur
dalam pasal 2 ayat 4, 5, 6, 7 dan penjelasan huruf b di jelaskan bahwa seiring dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya, penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu
berorentase pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikn
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Selain itu penyeleggaraan
otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antar daerah, artinya mampu
membangun kerja sama antar daerah untuk meningkatkan kesejahateraan bersama dan
mencegah ketimpangan antar daerah. Hal ini tidak kalah pentingnya bahwa otonomi
daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi dengan pusat sehingga dapat
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12
Dari berbagai literatur pemerintah terlihat bahwa dalam pemerintahan demokratis selalu
ada pembagian kekuaaaan artinya kekuasaan pemerintah tidak hanya dimonopoli oleh satu
institusi, akan tetapi erbagi ke dalam berbagai institusi, seperti kekuasaan negara menurut
Montesquieu dipisahkan kedalam kekuasaan legislatif, eksekuif dan yudikatif. Begitu pula dalam
dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan dianutnya asas desentralisasi maka
terbentuklah daerah-daerah otonomi yang oleh pemerintah diberikan kewenangan untuk
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan pemerintah
sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat
kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, meningkatkan peran serta prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Lingkup Hubungan Pusat dan Daerah
Pada umumnya lingkup hubungan pusat daerah meliputi hubungan kewenangan,
hubungan keuangan, hubungan dalam pelaksanaan pembangunan, hubungan organisasi dan
hubungan pengawasan. Sedangkan menurut Bagir Manan menyatakan hubungan pusat daerah itu
pada dasarnya mencakup berbagai segi. Lebih jelasnya bahwa hubungan pusat dan daerah
terlibat dalam berbagai segi bukan hanya dalam bidang keuangan. Fawren menambahkan bahwa
lingkup hubungan pusat dan daerah meliputi hubungan keuangan, hubungan kewenangan,
hubungan pengawasan, dan hubungan salam satuan organisasi.
Berkaitan dengan beberapa pendapat tentang lingkup huunagn pusat dan daerah, dalam
Pasal 2 ayat 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa hubungan pusat dan
daerah meliputi hubungan wewenang, hubunagn keuangan, hubungan pelayanan umum,
hubungan pemanfaatan sumber daya lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hubungan pusat dan daerah meliputi hubungan publik, hubungan wewenang, hubungan
keuangan, hubungan organisasi, hubungan dalam penyelenggaraam pembangunan dan hubungan
bidang pengawasan.
E. Pembagian Kewenangan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pada prinsipnya ada empat bidang kewenangan yang dipegang Pemerintah pusat maupun
Pemerintah daerah, yaitu kewenangan pengaturan, pengurusan, pembinaan, dan pengawasan.
Masing-masing dari bidang kewenangan tersebut memiliki kewenangan tersendiri dalam
mengatur daerahnya.

13
1. Bidang Kewenangan Pengaturan mencakup kewenangan untuk membuat aturan,
pedoman, norma, maupun standar.
2. Bidang Kewenangan Pengurusan mencakup pemberian pelayanan secara operasional
kepada masyarakat.
3. Bidang Kewenangan Pembinaan mencakup upaya-upaya pemberdayaan institusi
pemerintah,non pemerintah, maupun masyarakat agar menjadi makin mandiri
4. Bidang Kewenangan Pengawasan mencakup tindakan untuk menegakan aturan, norma,
serta standar yang telah disepakati.
Untuk lebih memperjelas mengenai pembagian kewenangan, dibentuk suatu model
pembagian kewenangan yang didasari oleh peraturan perundang-undangan. Berikut model
pembagian kewenangan yang dimaksud :
Tabel E.1 Model 1 Pembagian Kewenangan Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974

Bidang Pemerintah Pemerintah


No. Pemerintah Pusat
Kewenangan Provinsi Kabupaten/Kota
1. Pengaturan vvvvv vvv vv
2. Pengurusan vvvvv vvv vv
3. Pembinaan vvvvv vvv -
4. Pengawasan vvvvv vvv -

Keterangan :
V : Lambang bobot kewenangan, makin banyak jumlahnya berarti bobot kewenangannya
makin besar

: Transfer kewenangan dari Pusat kepada Provinsi dalam rangka Dekonsentrasi

Berdasarkan tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pada model pertama dalam
pembagian kewenangan, Pemerintah pusat masih menjadi pemegang kewenangan terbesar dalam
pemerintahan (sentralisasi), dan untuk bidang kewenangan pembinaan dan pengawasan
pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah provinsi untuk membina dan
mengawasi masyarakat dan daerahnya sendiri, akan tetapi kewenangan terbesar masih dipegang
pemerintah pusat.

14
Tabel E.2 Model 2 Pembagian Kewenangan Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

Bidang Pemerintah Pemerintah


No. Pemerintah Pusat
Kewenangan Provinsi Kabupaten/Kota
1. Pengaturan vvvv vvv vv
2. Pengurusan vv vvv vvvvv
3. Pembinaan vvv vvvv -
4. Pengawasan vvv vvvv -

Keterangan :
V : Lambang bobot kewenangan, makin banyak jumlahnya berarti bobot kewenangannya
makin besar

: Transfer kewenangan dari Pusat kepada Provinsi dalam rangka Dekonsentrasi

Berdasarkan tabel diatas, untuk Pembagian kewenangan yang kedua berdasarkan UU No.
22 Tahun 1999 sentralisasi kewenangan seperti model pembagian yang pertama sudah mulai
dihilangkan, hal ini dapat kita lihat dari bobot kewenangan yang sebelumnya pemerintah pusat
yang mempunyai kewenangan terbesar, pada model yang ke dua ini bobot kewenangan antara
pemerintah pusat dan daerah sudah mulai merata, bahkan untuk bidang kewenangan pengrusuan,
pemerintah kabupaten/kota lah yang memiliki kewenangan terbesar.
Tabel E.3 Model 3 Pembagian Kewenangan Antara Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Masyarakat

Bidang Pemerintah Pemerintah Pemerintah


No. Masyarakat
Kewenangan Pusat Provinsi Kabupaten/Kota
1. Pengaturan vvvvv vvv vvv -
2. Pengurusan vv vv vvvvv vv
3. Pembinaan vvv vvvv -
4. Pengawasan vvv vvvv -

Keterangan :
V : Lambang bobot kewenangan, makin banyak jumlahnya berarti bobot kewenangannya
makin besar

: Transfer kewenangan dari Pusat kepada Provinsi dalam rangka Dekonsentrasi

Pada Model pembagian kewenangan yang ke tiga, pembagian bobot kewenangan tidak
banyak berubah dari model sebelumnya, akan tetapi disini ada penambahan satu komponen
dalam pemegang kewenangan yaitu masyarakat. Disini kewenangan pengurusan yang
sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah dipilah dan diolah yang kemudian ditransfer

15
kepeda institusi nonpmerintah, perusahaan swasta, LSM, dan sebagainya untuk menjalankan
kewenangan tersebut.
Agar pembagian dan transfer kewenagan diatas dapat tergambar lebih rinci, maka
dikembangkanlah model pembagian baru. Misalnya telah mengembangkan model tugas yang
telah dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia, berikut model yang dimaksud terdapat
pada tabel E.4.
Tabel E.4 Model 4 Pembagian Fungsi-Fungsi Dalam Rangka Desentralisasi

Kebijakan
Perijinan/ Produksi/
No. Fungsi Standar dan
Administrasi Distribusi
Kekeliruan
1. Perdangangan Eksternal I I,NP S
2. Telekomunikasi I,N S S
3. Transaksi Keuangan I,N S S
4. Lingkungan I,N,P,K/K I,N,P,K/K N,P,K/K,S
5. Pertahanan N N N,S
6. Urusan Luar Negeri N N N
7. Kebijakan Moneter, Mata Uang I,BS BS BS,S
dan Perbankan
8. Perdagangan antar Daerah N N S
9. Imigrasi I,N N N
10. Pengaturan N N N,P,K/K,S
11. Kebijakan Fiskal N N,P,K/K N,P,K/K,S
12. Sumber Daya Alam N N,P,K/K N,P,K/K,S
13. Pendidikan, Kesehatan & N,P,K/K P,K/K P,K/K,S
Kesehteraan Sosial
14. Jalan Raya N,P,K/K N,P,K/K P,K/K,S
15. Taman dan Rekreasi N,P,K/K N,P,K/K N,P,K/K,S
16. Kepolisian P,KK P,KK P,KK
17. Air Minum, Sampah dan K/K K/K K/K,S
Pemadam Kebakaran

Keterangan :
II : Penganturan Internasional
N : Nasional (Pemerintah Pusat)
P : Provinsi
K/K : Kabupaten/Kota
S : Swasta/Privat
BS : Bank Sentral

16
Dari Pola pembagian kewenangan pada tabel E.4 dapat dilihat bahwa sektro privat dapat
memainkan peranan penting pada tingkatan distribusi atau produksi, sedangkan tingkatan
kebijakan, standar, serta perizinan masih tetap dipegang oleh pemerintah.
F. Pelayanan Publik
1. Definisi Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia pasal 1 nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayan publik.
Pelayanan publik juga dapat diartikan sebagai proses pemenuhan keinginan dan
kebutuhan masyarakat oleh penyelenggaraan negara dalam hal ini negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada
hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan ini harus dipahami bukanlah kebutuhan secaran individual akan tetapi
berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.
2. Standar Pelayanan Publik
Menurut Ridwan dan Sudrajat, setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki
standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam peyelenggaraan pelayanan
yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. adapun standar pelayanan yakni
meliputi sebagai berikut :
a. Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pegaduan.
b. Waktu peyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
c. Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses pemberian
pelayanan.
d. Produk pelayanan berupa hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.

17
e. Sarana dan prasarana, penyedian sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggaraan pelayanan publik.
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

3. Hubungan Pemerintah Pusat-Daerah Dalam Bidang Pelayanan Publik


Hubungan pemerintah pusat dan daerah di bidang pelayanan umum telah diatur dalam
UU No. 32 tahun 2004 pasal 16 ayat (1) yaitu meliputi :
a. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal.
b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah
c. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan
pelayanan umum.
Pemerintah merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan tugas
untuk mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam mencapai tujuan
negara. Berikut ad lima fungsi pemerintah yang kita ketahui :
1. Fungsi Pelayanan
Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah terletak pada kewenangan masing-masing. Kewenangan pemerintah
pusat mencakup urusan Pertahanan Keamanan, Agama, Hubungan luar negeri, Moneter
dan Peradilan. Secara umum pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (Public
service) dan pelayanan sipil (Civil service) yang menghargai kesetaraan.
2. Fungsi Pengaturan
Fungsi ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peraturan perundang-undangan
untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pemerintah adalah pihak yang
mampu menerapkan peraturan agar kehidupan dapat berjalan secara baik dan dinamis.
Seperti halnya fungsi pemerintah pusat, pemerintah daerah juga mempunyai fungsi
pengaturan terhadap masyarakat yang ada di daerahnya. Perbedaannya, yang diatur oleh
Pemerintah Daerah lebih khusus, yaitu urusan yang telah diserahkan kepada Daerah.
Untuk mengatur urusan tersebut diperlukan Peraturan Daerah yang dibuat bersama antara
DPRD dengan eksekutif.

18
3. Fungsi Pembangunan
Pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan di wilayahnya, dimana
pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya fisik tapi juga mental
spriritual. Pembangunan akan berkurang apabila keadaan masyarakat membaik, artinya
masyarakat sejahtera. Jadi, fungsi pembangunan akan lebih dilakukan oleh pemerintah
atau Negara berkembang dan terbelakang, sedangkan Negara maju akan melaksanakan
fungsi ini seperlunya.
4. Fungsi Pemberdayaan (Empowerment)
Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut
adanya pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan kewenangan yang cukup dalam
pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang
didesentralisasikan. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peranserta
masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah, diarahkan untuk meningkatkan
aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjang pendanaan
Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang yang cukup
bagi aktifitas mandiri masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyarakat di
Daerah dapat ditingkatkan. Lebih-lebih apabila kepentingan masyarakat diperhatikan,
baik dalam peraturan maupun dalam tindakan nyata pemerintah.
5. Fungsi Perlindungan
Ini berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban, perlindungan hukum buat masyarakat,
dan perlindungan dari bencana alam.
Jika mencermati fungsi-fungsi diatas maka dapat kita katakan bahwa fungsi-fungsi
tersebut merupakan penjabaran lebuh lanjut dari tugas pokok pemerintah di bidang
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Dalam pelaksanaannya,suatu fungsi sulit
dipisahkan secara tegas dengan fungsi lainnya karena sering kali suatu kegiatan dalam
pelaksanaan fungsi pemerintahan di dalamnya juga berkaitan dengan fungsi lainnya.

19
Berdasarkan Pasal 16 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, yang mengatur hubungan
pusat dan daerah dalam bidang pelayanan publik (umum). Dalam pasal tersebut ditegaskan
bahwa hubungan dalam bidang pelayanan umum antara lain Pemerintah dan pemerintahan
daerah meliputi :
1. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal.
2. Pengalokasian pendanaan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
3. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antarpemerintahan daerah dalam penyelenggaraan
pelayanan umum.
Hubungan dalam bidang pelayanan umum antarpemerintahan daerah, meliputi :
1. Pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
2. Kerja sama antarpemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.
3. Pengelolaan perizinan bersama dalam bidang pelayanan umum.
Adapun, peran pemerintah pusat dalam hubungan pusat dan daerah dalam bidang
pelayanan umum, antara lain :
1. Menetapkan standar pelayanan minimal, yaitu ukuran-ukuran yang harus dijadikan dasar
bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum sesuai dengan
kewenangan daerah.
2. Pemerintah mengalokasikan dana kepada pemerintahn daerah untuk pembiayaan
pelayanan umum yang menjadi kewenagan daerah baik dalam bentuk pemberin sumber
pendapatan daerah (pendapatan asli daerah), pemberian bantuan kepada pemerintah
daerah dalam wujud pengalokasian dana alokasi umum, dana alokasi khusus, bagi hasil
pajak, dan bagi hasil pemanfaatan sumber daya alam.
3. Memberikan fasilitas kerja sama antar pemerintah daerah, seperti kerja sama dalam
pengelolaan pendapatan daerah, kerja sama dalam perencanaan, dan dalam pemanfaatan
sumber daya alam.

20
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI

1. Apa saja contoh dari masing-masing asas penyelenggaraan daerah ?. (Muhammad Abrar,
kelompok 4)
Jawaban Kelompok :
a. Desentralisasi : Berupa adanya pemilihan kepala daerah melalui pilkada atau pemilukada
oleh masyarakat daerah serta contoh lainnya yaitu DPRD untuk membuat kebijakan
dalam lingkup wilayahnya.
b. Dekonsentrasi : Pada tingkat pusat ada yang namanya departemen perhubungan. Nah,
untuk menjalankan tugas bidang perhubungan di daerah, departemen perhubungan
membentuk dinas perhubungan yang ada di setiap daerah. Misalnya, dinas perhubungan
kota surabaya, nah sebetulnya itu kan perpanjangan tangan departemen perhubungan
untuk menjalankan tugas bidang perhubungan di kota surabaya. Sementara, departemen
perhubungan itu sendiri bertugas mencipatakan kebijakan / regulasi secara umum yang
berlaku nasional.
c. Tugas perbantuan : Pemerintah pusat menugaskan suatu tugas kepada pemerintah
provinsi untuk mengerjakan suatu urusan, yang sebetulnya urusan tsb merupakan urusan
pemerintah pusat.
2. Berikan contoh pelayanan antara pemerintah dan pemerintah daerah ?. (Sabdan, kelompok 9)
Jawaban Kelompok :
a. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal.
b. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
c. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antarpemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pelayaan umum.
3. Bagaimana lingkup hubungan keuangan dalam lingkup hubungan pusat dan daerah ?. (Alif
Ananda, kelompok 3)
Jawaban Kelompok : Hubungan keuangan dengan hubungan pusat dan daerah seperti
dalam hal dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, dimana dana alokasi umum adalah
dana yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah guna untuk dana pembangunan
dan diberikan setiap tahunnya. Sedangkan dana alokasi khusus adalah pemberian dana dari

21
pemerintah pusat ke daerah guna menandai kegiatan khusus yang merupakan urusan
pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
4. Bagaimana hubungan perencanaan wilayah dan kota dalam hubungan pusat dan daerah ?.
(Andi Riza, kelompok 8)
Jawaban Kelompok : Hubungannya adalah pemerintah pusat memiliki program pemerataan
pembangunan di sejumlah daerah untuk memajukan daerah tersebut dan menghindari
ketimpangan antar daerah. Pemerintah dapat memberikan dana untuk setiap pembangunan
infrastuktur, seperti infrastruktur jalan maupun perbaikan fasilitas.
5. Apa perbedaan hubungan pusat daerah antara Negara Indonesia dan Negara Amerika
Serikat? (Ibu Dwinsani)
Jawaban Kelompok : Negara Indonesia memiliki asas desentralisasi yaitu penyerahan
wewenang dari pemerintah pusat ke daerah untuk mengurus serta bertanggung jawab untuk
urusan daerahnya masing-masing. Jadi apa pembagian kewenangan antara pemerintah pusat
dan daerah. Sedangkan Amerika Serikat memiliki pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah
federal adalah kekuasaan pemerintahan terbagi pada pemerintahan daerah melalui negara-
negara bagian. Meskipun pembagian desentralisasi ini berbentuk menjadi negara-negara
bagian, pemerintah daerah yang diatur dalam negara bagian masing-masing ini dapat
“menghidupi” negara mereka sendiri bahkan dapat menghasilkan APBN yang positif bagi
pemerintah pusat. Oleh karena itu, dalam hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah
Amerika Serikat ini lebih bersifat luwes karena negara bagian dari Amerika Serikat ini dapat
berjalan mandiri sesuai sistem pemerintahan masing-masing.

22
DAFTAR PUSTAKA

Gianina, Ulfah. 2015. Lembaga Pemerintahan Daerah Dalam Sistem Pemerintahan Negara
Indonesia.https://www.academia.edu/3992979/Lembaga_Pemerintahan_Daerah_Dalam_Si
stem_Pemerintahan_Negara_Indonesia. (diakses pada tanggal 6 oktober 2019, pukul 16:34
wita).

Satria, Ase. 2016. Pengertian Pelayanan Publik Dan Standar Pelayanan Publik Dalam
Administrasi Negara Menurut Para Ahli. https://www.materibelajar.id/2016/03/pengertian-
pelayanan-publik-dan-standar.html. (diakses pada tanggal 5 oktober 2019, pukul 21:15
wita).

23

Anda mungkin juga menyukai