Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut ICA (International Cartographic Association), peta
adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak
yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
Sedangkan menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL 2005), peta merupakan wahana bagi penyimpanan
dan penyajian data kondisi lingkungan, sumber informasi bagi para
perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan
pembangunan. Dari dua pengertian tersebut, dapat disumpulkan
bahwa peta adalah alat bantuk untuk memaparkan informasi
keruangan pada permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar, kemudian diperkecil/diskalakan dan disampaikan
dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang merepresentasikan unsurunsur di permukaan bumi.
Pembuatan peta untuk
memiliki

banyak

menunjukkan

fungsi.

posisi

atau

pemaparan

Fungsi-fungsi
lokasi

informasi
tersebut

relatif

keruangan
diantaranya

dipermukaan

bumi,

menyajikan data tentang suatu daerah, memperlihatkan atau


menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi, memperlihatkan
ukuran luas daerah dan jarak-jarak dipermukaan bumi, serta sebagai
sumber informasi bagi perencanaan dan pengambilan keputusan
pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Dari fungsi-fungsi
tersebut, diketahui bahwa peta merupakan alat yang penting untuk
membantu suatu pekerjaan dalam pemaparan informasi keruangan.
Pemaparan informasi keruangan dalam bentuk peta, dewasa
ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu melalui peta analog dan peta
digital. Peta analog adalah peta yang ditampilkan dalam bentuk
cetakan.

Pada

umumnya

peta

analog

dibuat

dengan

teknik

kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti


koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Peta analog
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

dapat dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara. Peta


analog sebelum menjadi peta digital dikenal dengan nama peta
konvensional. Peta konvensional tersebut biasanya berupa peta
topografi, untuk dapat menjadi suatu peta digital harus dilakukan
dengan melakukan digitasi peta. Yang dimaksud dengan peta
konvensional adalah peta kertas hasil teknologi analog. Peta
semacam ini cukup sulit untuk dimutakhirkan, karena praktis
seluruhnya harus digambar ulang. Selain itu penggunaannya juga
terbatas, tidak mudah ditampilkan dalam format berbeda, dan tidak
bisa langsung diproses dengan teknologi digital lainnya, misalnya
dalam Sistem Informasi Geografi. Sedangkan peta digital adalah
representasi fenomena geografi yang disimpan untuk ditampilkan
dan dianalisis oleh komputer. Setiap objek pada peta digital
disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat. Dengan
begitu, peta digital memiliki kualitas yang tetap dan mudah
disimpan/dipindahkan di media tertentu, sehingga penggunaan peta
digital lebih efektif daripada penggunaan peta analog dalam
pemanfaatan informasi keruangannya. Selain itu, peta digital lebih
mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan perubahan data
atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan aplikasi tertentu.
Salah satu aplikasi pembuatan dan pengolahan peta adalah
Geographic Information System (GIS). GIS (Geographic Information
System) adalah aplikasi pengolahan data keruangan/spasial yang
menggunakan sistem komputerisasi dengan menggabungkan antara
data grafis dan data atribut obyek menggunakan peta dasar digital
(basic map) bergeoferensi bumi. Penggunaan aplikasi GIS tersebut,
berguna untuk pembuatan peta digital. Seperti yang telah dijelaskan
penggunaan GIS lebih efektif dari penggunan peta analog. Hal
tersebut
aplikasi

dikarenakan
GIS

akan

pengolahan

menghasilkan

data
produk

dengan
berupa

menggunakan
peta

digital.

Pengolahan data menggunakan aplikasi GIS juga sangat berguna


dalam pembuatan peta tematik. Peta tematik adalah peta yang
memiliki tema tertentu. Peta tematik sangat berguna dalam proses
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

pengambilan keputusan dalam perencanaan karena memberikan


gambaran keadaan wilayah dan dapat disesuaikan dengan bahan
kajian. Oleh karena itu, setiap perencana perlu memperdalam
kemampuan

dalam

penggunaan

GIS.

Melalui

kemampuan

penggunaan aplikasi GIS dengan baik, perencana akan lebih mudah


mengolah dan menganalisis data. Kemudian produk pengolahan dan
analisis tersebut dapat mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

1.2 Tujuan
Mengidentifikasi dan menganalisis sektor fisik, guna lahan dan
kependudukan; sektor fasilitas dan utilitas kota; sektor ekonomi;
serta sektor transportasi yang terdapat di Kecamatan Jebres
berdasarkan klasifikasi terkait pada pedoman dan atau peraturan
yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk peta maupun grafik.
a.3 Sasaran
a. Mengidentifikasi keadaan serta distribusi lokasi sektor fisik, guna
lahan dan kependudukan; sektor fasilitas dan utilitas kota; sektor
ekonomi; serta sektor transportasi di Kecamatan Jebres
b. Mengidentifikasi perbandingan antara kondisi lapangan masingmasing sektor di Kecamatan Jebres dengan peraturan dan atau
pedoman terkait.
c. Menyajikan analisis masing-masing sektor dalam bentuk data
maupun peta tematik.
a.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian Laporan Metode Pendataan dan
Informasi

Perencanaan

ini

dilakukan

di

Kecamatan

Jebres.

Kecamatan Jebres adalah salah satu kecamatan di Kota Surakarta.


Kecamatan

Jebres

terdiri

dari

11

kelurahan,

yaitu

Kelurahan

Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu,


Pucangsawit, Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres, dan
Mojosongo. Kecamatan Jebres terletak di sebelah utara Kota
Surakarta. Batas-batas wilayah Kecamatan Jebres terdiri dari:
a.
b.
c.
d.

Utara
Timur
Selatan
Barat

:
:
:
:

Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Pasarkliwon
Kecamatan Banjarsari

a.5 Landasan Normatif


Penelitian ini disusun berdasarkan:
a. Kecamatan Jebres dalam Angka 2010, 2011, 2012 (time series)
b. Kota Surakarta dalam Angka 2010, 2011, 2012 (time series)
c. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Surakarta 2012-2032
d. Standar Nasional Indonesia
e. Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2011

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

BAB II
METODE PENDATAAN
2.1 Pengertian data
Pengertian data menurut Nuzzula Agustina adalah keterangan
mengenai sesuatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa
himpunan fakta, angka, grafik, tabel, gambar, lambang, kata, hurufhuruf yang menyatakan sesuatu pemikiran, objek, serta kondisi dan
situasi. Data dapat berupa angka, simbol atau sifat yang berasal dari
kumpulan informasi dan diperoleh dari hasil suatu pengamatan. Data
dapat

memberikan

gambaran

tentang

suatu

keadaan

atau

persoalan. Oleh karena itu, kegunaan data dalam penelitian ialah


sebagai dasar yang objektif dalam proses pengambilan keputusan
perencanaan dalam rangka memecahkan persoalan. Keputusan yang
baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang objektif,
dan didasarkan atas data yang baik. Data yang baik adalah data
yang

bisa

dipercaya

kebenarannya

(valid),

tepat

waktu

dan

mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran


tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data yang
relevan.
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data
yang

merupakan

bahan

baku

informasi

untuk

memberikan

gambaran mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik


yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan. Data penelitian dapat berasal
dari berbagai sumber yang

dikumpulkan dengan menggunakan

berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.


Data dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan

aspek

tertentu. Jenis-jenis data tersebut diantaranya:


a. berdasarkan sumbernya data dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki
sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya

secara

langsung.

Teknik

yang

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

dapat
5

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara


lain

observasi,

wawancara,

diskusi

terfokus

(focus

grup

discussion FGD) dan penyebaran kuesioner.


2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat
Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
b. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data dikelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu:
1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen,

diskusi

terfokus,

atau

observasi

yang

telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain


data

kualitatif

adalah

gambar

yang

diperoleh

melalui

pemotretan atau rekaman video.


2. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah

atau

dianalisis

menggunakan

teknik

perhitungan

matematika atau statistika.


2.2 Metode Pengolahan Data
Menurut George Therry, pengolahan data adalah serangkain
operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan
atau hasil yang diinginkan. Pengolahan data merupakan proses
pengolahan data mentah (primer dan sekunder) menjadi data yang
hasilnya

dapat

dipercaya

kebenarannya,

sehingga

dapat

memecahkan persoalan suatu penelitian dan dapat dipahami oleh


masyarakat.
Metode pengolahan data terdiri dari beberapa tahap yang
saling bersangkutan. Tahapan pada metode pengolahan data harus
dilalui secara berurutan karena hasil dari setiap tahapan akan
mempengaruhi tahapan selanjutnya. Berikut merupakan tahaptahap yang dilalui dalam metode pengolahan data pada penelitian
ini:
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

a. Tahap
b. Tahap
c. Tahap
d. Tahap
Tahap
Persiapan

persiapan
pengumpulan data
pengolahan dan analisis data
Gambar 2.1informasi
Alur Tahapan Metode Pengolahan Data
penyajian
Tahap
Pengum
pu
Pengumpu
lan data

Review
kebutuhan
data
Pem bagia
n tugas
tiap
sektor dan
survei
lapangan
Review
RTRW
Kota
Surakarta
20122013
M enyiapk
an peta
RBI,
kam era
dan GPS

Tahap
pengolaha
n dan
analisis
data
Sektor 1

Data
Prim er
Survei
4
sektor
Data
sekunder
BPS
Kota
Surakar
ta
Kecam a
tan
Jebres
dalam
angka

Tahap
Penyajian
Inform
asi
Informasi
Peta
keem pat
sektor
Presenta
si hasil
penelitia
n
Laporan

Sektor 2
Sektor 3
Sektor 4

2.2.1 Tahap persiapan


Tahap persiapan adalah tahap awal untuk menyiapkan
perangkat penelitian serta menyimpulkan data awal dari
penelitian terdahulu. Tahap persiapan terdiri dari:
a. Review kebutuhan data dari masing-masing sektor yaitu
sektor fisik, guna lahan dan kependudukan, sektor fasilitas
dan utilitas kota, sektor ekonomi dan sektor transportasi.
Review

masing-masing

sektor

tersebut

dilakukan

agar

diketahui ruang lingkup yang akan dikaji di Kecamatan


Jebres.
b. Pembagian

tugas

tiap

sektor

dan

survei

lapangan.

Pembagian tugas tiap sektor dibentuk agar mempermudah


penelitian dalam pengolahan dan analisis data. Maka dari itu
dibuat penanggung jawab masing-masing sektor. Berikut
adalah penanggung jawab masing-masing sektor:
1. Sektor 1 (Fisik, guna lahan dan kependudukan)
Erlana Citra P. Kharisma
Sri Murdiati Rin Permata Sari
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

2. Sektor 2 (Fasilitas dan utilitas kota)


Fitri Nur Cahyani
Nurul Handayani
3. Sektor 3 (Ekonomi)
Az Zahra Hemas M
Dwiki Kuncara Jati
4. Sektor 3 (Transportasi)
Faizal Adi Setyawan
Ridho Wicaksono
Selain pembagian tugas

masing-masing sektor,

dalam

penelitian ini juga dibentuk kelompok untuk melakukan


observasi lapangan di kelurahan Kecamatan Jebres. Berikut
adalah kelompok observasi lapangan:
1. Kelompok 1 (Kelurahan Mojosongo)
Erlana Citra P. Kharisma
Sri Murdiati Rin Permata Sari
2. Kelompok 2 (Kelurahan Jebres)
Fitri Nur Cahyani
Nurul Handayani
3. Kelompok 3 (Kelurahan Jagalan, Pucangsawit, Gandekan,
Sewu)
Az Zahra Hemas M
Dwiki Kuncara Jati
4. Kelompok 4 (Kelurahan

Purwodiningratan,

Kepatihan

Kulom, Kepatihan Wetan, Tegalharjo)


Faizal Adi Setyawan
Ridho Wicaksono
c.Review RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032. Berdasarkan
RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032, dilakukan input data
lokasi persebaran fasilitas, utilitas, industri, transportasi sebagai
acuan dan ditinjau ulang pada saat observasi lapangan.
d. Menyiapkan Peta RBI, kamera dan GPS. Alat-alat tersebut
diperlukan untuk kebutuhan ploting lokasi persebaran fasilitas,
utilitas, industri, transportasi sesuai keaadaan sebenarnya yang
akan ditemukan pada saat observasi lapangan. Kamera juga
digunakan untuk mendokumentasikan keadaan sebenarnya.
2.2.2 Tahap pengumpulan data

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

Tahap pengumpulan data adalah teknik yang digunakan


untuk mengumpulkan data sebagai bahan untuk melakukan
suatu kegiatan yang akan dianalis dengan beberapa kajian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pengumpulan data berdasarkan sumbernya
yaitu data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan
observasi

lapagan.

Observasi

lapangan

dengan

adalah

cara

kegiatan

pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data


langsung dari sumbernya. Melalui observasi lapangan, data
yang telah ada terdahulu dapan dimutahirkan (diperbarui).
Produk dari pengumpulan data primer ini adalah pengeplotan
keadaan sebenarnya di lapangan dan dokumentasi berupa
foto. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara data
ke instansi terkait, kemudian mengajukan permohonan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Data sekunder yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta
b. Data Kecamatan Jebres dalam angka 2010-2012
c. Data Kota Surakarta dalam angka 2010-2012
d. RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2013
2.2.3 Tahap pengolahan dan analisis data
Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan masingmasing penanggung jawab kelompok survei dilaporkan ke
masing-masing penanggung jawab sektor. Kemudian data
tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan aplikasi
GIS sesuai pedoman peraturan pemerintah, maupun standar
nasional Indonesia terkait sektor yang diteliti. Data yang telah
diolah dan dianalisis tersebut merupakan data yang telah
diperbarui

dari

data

penelitian

yang

pernah

dilakukan

sebelumnya.
2.2.4 Tahap penyajian informasi
Tahap penyajian informasi dimaksudkan agar masyarakat
paham mengenai keadaan serta persoalan yang ada di
Kecamatan

Jebres.

menghasilkan

Penyajian

beberapa

informasi

produk

dari

dilakukan

sejumlah

untuk

rangkaian

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

penelitian dengan melalui beberapa proses. Berikut adalah


beberapa produk dari hasil penelitian ini:
a. Peta keempat sektor: Pembuatan peta dilakukan oleh
seluruh tim penelitian dengan menampilkan peta setiap
sektor yang diteliti dan kemudian digabungkan menjadi satu
layout peta dengan dilengkapi deskripsi ringkas masingmasing sektor. Layout peta dicetak di lembar A1.
b. Presentasi: Pembuatan presentasi dalam bentuk power point
untuk di paparkan yang meliputi proses penelitian, serta
penyajian data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
c. Laporan: pembuatan laporan dilakukan oleh masing-masing
individu dari tim penelitian dengan data bersumber dari
pengolahan serta analisis yang telah dilakukan.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

10

BAB III
PETA DASAR DAN PETA TEMATIK
3.1

Peta Dasar
Peta Dasar (peta rupa bumi) adalah peta yang menyajikan
unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia, yang berada di
permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala, penomoran, proyeksi, dan georeferensi tertentu. Peta Dasar
mempunyai unsur-unsur diantaranya sistem referensi geospasial
(koordinat), skala (grafis dan numerik), unit pemetaan( garis pantai,
hipsografi, perairan, nama rupabumi, batas wilayah, transportasi dan
utilitas, bangunan dan fasilitas umum dan tutupan lahan).
Proses pembuatan peta dasar terdiri dari bebrapa tahap yaitu:
a. Susunan Peta
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan
informasi tentang rupa bumi dengan penyajian pada skala
tertentu. Untuk memudahkan pengelolaan dan pencarian, dibuat
indeks peta dalam bentuk teks atau grafis. Gambar unsur rupa
bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai
ukurannya karena terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu
dianggap

penting

untuk

disajikan,

maka

penyajiannya

menggunakan simbol gambar tertentu. Supaya peta mudah


dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada
skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
1. Simbol Warna : digunakan untuk membedakan berbagai obyek
2. Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta.
: digunakan untuk membedakan atau merinci lebih jauh dari
simbol suatu obyek
3. Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta biasa disusun
dalam satu kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam
setiap lembar peta. Unsur legenda peta biasa dibakukan agar
memudahkan pembacaan dan interpretasi berbagai peta oleh
berbagai pemakai dengan berbagai keperluan.
b. Koordinat

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

11

Setiap peta pada umumnya memiliki koordinat. Peta dalam


beberapa sistem seperti koordinat Bassel, koordinat UTM serta
koordinat lokal. Pada peta topografi atau peta geologi yang
digunakan di Indonesia umumnya menganut sistem koordinat UTM.
Sedangkan bila kita melakukan pengukuran langsung di lapangan
menggunakan alat ukur theodolite, umumnya kita menggunakan
koordinat lokal. Untuk merubah koordinat lokal menjadi koordinat UTM,
maka pada awal pengukuran, saat pembuatan poligon, sebelumnya
harus diikatkan kepada satu titik tetap (benchmark) yang posisinya
koordinat UTM-nya sudah diketahui. Dengan demikian, konversi
terhadap koordinat UTM dapat dilakukan.
c. Garis kontur
Garis Kontur salah satu unsur yang penting pada suatu peta
topografi adalah informasi tentang tinggi (elevasi) suatu tempat
terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu
tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur
(contour-line).

3.2 Peta Tematik


Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan keadaan khusus
daerah yang dipetakan. Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik
sama dengan peta pada umumnya. Peta tematik hanya menyajikan
tema atau unsur-unsur tertentu saja. Komponen-komponen peta
pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena
peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema
peta. Peta tematik dibuat melalui aplikasi Geograpics Information
System (GIS).

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

12

BAB IV
SEKTOR FISIK, GUNA LAHAN DAN KEPENDUDUKAN
4.1Fisik dan Guna Lahan Kecamatan Jebres
Kecamatan Jebres adalah salah satu kecamatan di Kota
Surakarta.
Surakarta.

Kecamatan
Kecamatan

Jebres
Jebres

terletak

di

berbatasan

sebelah

utara

langsung

Kota

dengan

Kabupaten Karanganyar di sebelah utara dan timur, Kabupaten


Sukoharjo serta Kecamatan Pasarkliwon di sebelah selatan dan
Kecamatan Banjarsari di sebelah barat. Berikut merupakan gambar
Gambar
4.1 Surakarta:
Kecamatan Jebres
letak Kecamatan Jebres
di Kota

Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan, yaitu Kelurahan


Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu,
Pucangsawit, Jagalan, Purwodining-ratan, Tegalharjo, Jebres, dan
Mojosongo. Berikut merupakan pembagian kelurahan di Kecamatan
Jebres:
Gambar 4.2 Peta Kelurahan di Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

13

4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Jebres


Kecamatan Jebres memiliki luas wilayah yang cukup
besar yaitu 1.258,21 Ha, sekitar 28% dari luas wilayah Kota
Surakarta. Kelurahan dengan luas terbesar di Kecamatan
Jebres adalah Kelurahan Mojosongo, sedangkan kelurahan
dengan luas terkecil adalah Kelurahan Kepatihan Kulon. Berikut
merupakan tabel luas wilayah masing-masing kelurahan di
Kecamatan Jebres:
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Jebres

KELURAHAN
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.
KEL.

GADEGAN
JAGALAN
JEBRES
KEPATIHAN KULON
KEPATIHAN WETAN
MOJOSONGO
PUCANG SAWIT
PURWODININGRATAN
SEWU
SUDIROPRAJAN
TEGALHARJO
JUMLAH

LUAS
(HA)
35,00
65,00
317,00
17,50
22,50
532,88
127,00
37,30
48,50
23,00
32,50
1258,18

Sumber: Jebres dalam angka 2012


Dari tabel di atas, dapat diketahui luas wilayah kelurahan
di Kecamatan Jebres dalam satuan Ha. Menurut peresentase
luas wilayah Kelurahan di Kecamatan Jebres dapat ditampilkan
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

14

melalui

grafik

kelurahan.

persentase

Berikut

luas

merupakan

wilayah

masing-masing

persentase

luas

wilayah

masing-masing kelurahan di Kecamatan Jebres:

3.85
2.96

2.58
2.78
1.83
5.17

Gambar 4.3 Grafik Persentase luas wilayah kelurahan di Kecamatan


KEL. GADEGAN

10.09

KEL. JAGALAN

KEL. JEBRES

Jebres:

25.20

KEL. KEPATIHAN KULON

KEL. KEPATIHAN WETAN

KEL. MOJOSONGO

KEL. PUCANG SAWIT

KEL. PURWODININGRATAN

KEL. SEWU

1.39
1.79

KEL. SUDIROPRAJAN

KEL. TEGALHARJO
42.35

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

15

Dari data tabel dan grafik tersebut dapat diketahui


bahwa Kelurahan Mojosongo adalah Kelurahan dengan luas
terbesar yaitu 532,88 Ha, kemudian Kelurahan Jebres dengan
luas 317 Ha, sedangkan Kelurahan dengan luas terkecil adalah
Kelurahan Kepatihan Kulon dengan luas 17,5 Ha.
4.1.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Jebres
Penggunaan lahan di Kecamatan Jebres diatur sesuai
dengan

RTRW

Kota

Surakarta.

Berdasarkan

RTRW

Kota

Surakarta tahun 2012-2032, Kecamatan Jebres masuk ke


dalam 4 sub pusat pelayanan BWK (Pembagian Wilayah Kota)
yaitu BWK I, IV, V dan VI. Dari arahan BWK kecamatan Jebres
tersebut,

kemudian

penggunaan

lahan

dibagi

menjadi

permukiman, jasa, perusahaan, industri tanah kosong, tegalan,


sawah, kuburan, lapanganan olah raga, taman kota dan lainlain. Berikut merupakan data penggunaan lahan kelurahan di
Kecamatan Jebres tahun 2011 dan 2012
Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Jebres tahun 2011-2012
KELURAHAN
Kel. Gadegan
Kel. Jagalan
Kel. Jebres
Kel. Kepatihan
Kulon
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Mojosongo

PERMU
KIMAN
28,56
45,41
114,89

JASA

PERUS
A-HAN

INDU
S-TRI

1,40
1,25
43,72

0,00
5,34
4,55

9,07

1,44
5,50
99,9
9
2,84

TANAH
KOSON
G
0,00
0,00
3,27

1,47

0,12

4,70

5,90

7,70

318,54

2011
TEGA
-LAN

SAWA
H

KUBU
-RAN

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

LAPAN
G-AN
OR
0,00
0,00
6,03

TAMA
N
KOTA
0,00
0,00
16,75

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3,50
7,50
10,0
7
4,00

0,70

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3,50

3,65

1,30

18,59

91,32

21,32

0,00

2,00

0,00

5,55

11,13

2,53

0,00

0,00

11,50

0,00

5,85

8,06

0,08

0,00

0,00

0,00

0,00

1,48

0,00

36,8
0
15,5
0
5,52

Kel. Pucang Sawit

57,27

Kel.
Purwodiningratan
Kel. Sewu

17,75

29,8
1
17,7
0
4,41

29,79

2,45

1,16

1,73

0,00

0,00

0,00

0,20

1,00

0,00

11,97
21,14
659,09

1,12
5,45
176,
61

6,91
2,69
83,56

0,00
0,00
24,95

0,00
0,17
24,56

0,00
0,00
91,32

0,00
0,00
21,32

0,00
0,00
11,70

0,00
0,00
10,51

0,00
0,00
22,60

2012
TEGA
-LAN

SAWA
H

KUBU
-RAN

LAPAN
G-AN
OR
0,00
0,00

TAMA
N
KOTA
0,00
0,00

Kel. Sudiroprajan
Kel. Tegalharjo
Jumlah

KELURAHAN
Kel. Gadegan
Kel. Jagalan

PERMU
KIMAN
28,56
45,41

JASA

1,44
5,50

PERUS
A-HAN
1,40
1,25

INDU
S-TRI
0,00
5,34

TANAH
KOSON
G
0,00
0,00

0,00
0,00

0,00
0,00

0,00
0,00

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

16

LAINLAIN

12,1
7
3,00
3,05
104,
61
LAINLAIN
3,50
7,50

Kel. Jebres
Kel. Kepatihan
Kulon
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Mojosongo

114,89

43,72

4,55

3,27

0,00

0,00

0,00

6,03

16,75

9,07

99,9
9
2,84

1,47

0,12

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

10,0
7
4,00

4,70

5,90

7,70

0,70

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

3,50

318,54

3,65

1,30

18,59

91,32

21,32

0,00

2,00

0,00

5,55

11,13

2,53

0,00

0,00

11,50

0,00

5,85

8,06

0,08

0,00

0,00

0,00

0,00

1,48

0,00

36,8
0
15,5
0
5,52

Kel. Pucang Sawit

57,27

Kel.
Purwodiningratan
Kel. Sewu

17,75

29,8
1
17,7
0
4,41

29,79

2,45

1,16

1,73

0,00

0,00

0,00

0,20

1,00

0,00

11,97
21,14
659,09

1,12
5,45
176,
61

6,91
2,69
83,56

0,00
0,00
24,95

0,00
0,17
24,56

0,00
0,00
91,32

0,00
0,00
21,32

0,00
0,00
11,70

0,00
0,00
10,51

0,00
0,00
22,60

Kel. Sudiroprajan
Kel. Tegalharjo
Jumlah

Sumber: Jebres dalam angka 2011-2012

Dari data tabel di atas diketahui bahwa semua kelurahan


di Kecamatan Jebres memiliki guna lahan permukiman, jasa
dan perusahan yaitu dengan total masing-masing guna lahan
pemukiman 659, 09 Ha, Jasa 176,61 Ha dan perusahan 83, 36
Ha . Sedangkan peruntukan guna lahan industri terbesar
adalah Kelurahan Pucangsawit dan total peruntukan lahan
industri di Kecamatan Jebres totalnya 24,96, lahan kosong
terbesar berada di Kelurahan Mojosongo dan luas lahan kosong
di Kecamatan Jebres Totalnya 24,59 Ha, guna lahan tegalan
dan sawah hanya terdapat di Kelurahan Mojosong dan total
peruntukan lahan tegalan dan sawah di Kecamatan Jebres
masing-masing

91,32 Ha dan 21,32, guna lahan untuk

pemakaman hanya terdapat di Kelurahan Pucangsawit yaitu


11,7 Ha, guna lahan untuk lapangan OR terbesar adalah di
Kelurahan Jebres dan total di Kecamatan Jebres 10,51, guna
lahan untuk taman kota terbesar berada di Kelurahan Jebres
dan total di Kecamatan Jebres 22,60 Ha.
Data tabel penggunaan lahan Kecamatan Jebres tahun
2011 dan 2012 di atas, dapat memperlihatkan perkembagan
guna lahan di Kecamatan Jebres tersebut dari tahun 2011
sampai tahun 2012. Berikut merupakan grafik perkembangan
penggunaan lahan di Kecamatan Jebres pada tahun 20112012:

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Penggunaan Lahan

Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

17

12,1
7
3,00
3,05
104,
61

700
600
500
400
300

2011

200

2012

100
0

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

18

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tidak terjadi


perkembangan penggunaan lahan di Kecamatan Jebres pada
tahun

2011

hingga

tahun

2012.

Penggunaan

lahan

di

kecamatan Jebres tersebut tidak mengalami perubahan luasan.


Hal tersebut berarti bahwa tidak ada tetapan dari pemerintah
maupun inisiatif warga Kecamatan Jebres untuk mengganti
maupun menambah kegunaan lahan di Kecamatan Jebres pada
tahun 2011 hingga tahun 2012 tersebut.
4.1.3 Slum Area
Slum Area dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
kawasan

permukiman

kumuh.

Menurut

Kurnasih

(2007)

permukiman kumuh adalah kawasan di mana rumah dan


kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk.
Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai
dengan

standar

yang

berlaku,

baik

standar

kebutuhan,

kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan


sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan
prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas
sosial lainnya. Permukiman kumuh biasanya timbul di kotakota besar karena adanya ketidakmampuan warga pendatang
untuk mengikuti kehidupa di perkotaan. Hal tersebut karena
sebagian pendatang tidak memiliki biaya hidup yang layak di
kehidupan kota, sehingga mereka berkumpul dan membuat
kawasan permukiman tidak layak.
Kecamatan

Jebres

merupakan

kawasan

perbatasan

antara Kabupaten Karanganyar dan Kota Solo. Hal tersebut


menarik pendatang untuk menetap di Kecamatan Jebres.
Kecamatan Jebres tidak terlalu banyak memiliki permukiman
kumuh. Berikut merupakan data persebaran permukiman
kumuh di Kecamatan Jebres
Tabel 4.3 Persebaran Slum Area Kecamatan Jebres

KELURAHAN
KEL.

LUAS
HA
0,25

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

19

MOJOSONGO
KEL.
MOJOSONGO
KEL.
MOJOSONGO
KEL. JEBRES
KEL.
MOJOSONGO

0,93
0,47
0,59
0,29

Sumber: Observasi peneliti

Dari tabel di atas, diketahui bahwa Kelurahan Mojosongo


merupakan kelurahan yang paling banyak memiliki kawasan
permukiman kumuh yaitu dengan luas total 1,94 Ha. Selain
Kelurahan

Mojosongo,

Kelurahan

Jebres

juga

memiliki

permukiman kumuh yaitu dengan luas 0,59 Ha. Di bawah ini


adalah peta slum area di Kecamatan Jebres:
Gambar 4.5 Peta Slum Area Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

20

Keberadaan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan


Jebres ini harus menjadi perhatian pemerintah Kota Surakarta.
Karena sesuai dengan UUD bahwa setiap warga Negara berhak
pendapatkan

tempat

permasalahan

tinggal

kawasan

yang

permukiman

layak.

Solusi

kumuh

ini

dari

adalah

menghilangan kawasan tersebut dan menggantinya dengan


pembangunan rumah susun yang lebih layak huni.
4.1.4 Risk Area
Risk area dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
kawasan rawan bencana. Daerah rawan bencana adalah suatu
kawasan atau wilayah yang memiliki ancaman atau gangguan
baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam dan
faktor sosial yang mana semua itu mengakibatkan korban jiwa,
kerusakan lingkungan,kehilangan harta benda serta dampak
psikologis. Bencana yang sering terjadi di Kota Surakarta
khususnya Kecamatan Jebres adalah bencana alam yang
disebabkan

oleh

hujan

lebat

dan

luapan

sungai

yang

mengakibatkan bencana banjir.


Kecamatan Jebres berpotensi terkena bencana banjir
karena daerah di beberapa kelurahan di Kecamatan Jebres
berbatasan langsung dengan sungai terbesar di Kota Surakarta
yaitu

Sungai

Bengawan

Solo.

Berikut

merupakan

persebaran kawasan bencana banjir di Kecamatan Jebres :


Tabel 4.4 Persebaran Daerah Rawan Banjir

KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN

LUAS
HA
29,09
0,04
21,14

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

21

data

KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. JEBRES
KEL. PUCANG
SAWIT
KEL. PUCANG
SAWIT
KEL. PUCANG
SAWIT
KEL. SEWU
KEL. SEWU
KEL. SEWU
KEL.
SUDIROPRAJAN

0,12
37,52
5,37
60,88
0,04
0,08
0,01
47,34
0,03
1,39

Sumber: RTRW Kota SKA


Dari tabel di atas, diketahui bahwa Kelurahan yang
paling besar luas daerah rawan banjirnya adalah Kelurahan
Pucangsawit yaitu dengan luas sekitar 62 Ha dan Kelurahan
paling rawan terkena banjir yang kedua adalah Kelurahan
Sewu dengan luas sekitar 48 Ha. Selain kelurahan-kelurahan
tersebut, kelurahan yang memiliki daerah rawan banjir adalah
Kelurahan Gadegan dengan total wilayah rawan yaitu 30 Ha,
Kelurahan Jagalan dengan total daerah rawan yaitu 21,2 Ha,
Kelurahan Jebres dengan total daerah rawan yaitu 42 Ha, dan
Kelurahan Sudiroprajan dengan total daerah rawan 1,4 Ha.
Persebaran daerah rawan bencana banjir tersebut terjadi
karena daerah-daerah rawan letaknya dekat dengan Sungai
Bengawan Solo. Terjadinya banjir di daerah-daerah rawan
tersebut selain diakibatkan luapan Sungai Bengawan Solo,
juga diakibatkan karena kontur di daerah rawan bnajir tersebut
rendah, sehingga menyebabkan air hujan mengalir ke daerah
tersebut. Berikut merupakan peta persebaran daerah rawan
bencana banjir Kecamatan Jebres:
Gambar 4.6 Peta Daerah Rawan Banjir Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

22

Daerah rawan bencana banjir banyak terdapat di selatan


Kecamatan Jebres karena di kelurahan tersebut daerah aliran
sungai bengawan solonya kurang memiliki ruang terbuka hijau
yang semestinya sebagai kawasan sepadan sungai. Oleh
karena itu, perlu penambahan ruang terbuka hijau di daerah
tersebut dan pembuatan tanggul penahan luapan Sungai
Bengawan Solo.
4.2

Kependudukan Kecamatan Jebres


Kecamatan

Jebres

merupakan

kecamatan

yang

strategis

karena letaknya berdekatan dengan pusat kota dan juga berbatasan


dengan Kabupaten Karanganyar sebagai kota satelit bai Kota
Surakarta, sehingga di dalamnya terdapat berbagai jenis aktivitas
masyarakat yang dapat melengkapi kekurangan di Kabupaten
Karanganyar. Selain itu, Kecamatan Jebres juga merupakan pusat
pendidikan tidak hanya di Kota Surakarta tetapi juga di Jawa tengah.
Adanya satu universitas negeri di Kecamatan Jebres menjadi tarikan
pendatang untuk menetap di Kecamatan Jebres. Hal tersebut
menyebabkan perkembangan kependudukan di Kecamatan Jebres
menjadi sangat pesat. Perkembangan kependudukan pada penelitian
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

23

ini akan dibahas dalam beberapa aspek diantaranya, jumlah


penduduk,

kepadatan

penduduk,

penduduk

berdasar

umur,

penduduk berdasar jenis kelamin, penduduk berdasar pendidikan,


penduduk berdasar tingkat kesejateraan, jumlah kk, mortalitas dan
natalitas serta migrasi.
4.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan data yang digunakan untuk
mengetahui jumlah sumber daya manusia dalam wilayah
perencanaan. Data jumlah penduduk dalam penelitian ini
memerlukan data time series yaitu tahun 2010 2012 untuk
mengetahui

perkembangan

jumlah

penduduk.

Berikut

merupakan data jumlah penduduk Kecamatan Jebres tahun


2010-2012:
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Jerbes

KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO
JUMLAH

2010
9.529
12.382
32.112
2.930
3.050

TAHUN
2011
9.548
12.443
32.086
2.972
3.081

2012
7.271
12.408
33.826
2.558
3.080

46.256
13.903
5.453

47.806
13.640
5.449

49.719
13.774
4.827

7.663
5.037
6.078
144.393

7.537
5.025
6.116
145.703

8.089
3.754
5.124
146.442

Sumber: Jebres dalam angka 20102012

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah penduduk di


Kecamatan Jebres dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Namun jumlah penduduk yang
terus mengalami kenaikan tidak sejalan dengan masingmasing kelurahan di Kecamatan Jebres. Beberapa Kelurahan
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

24

ada juga yang mengalami penurunan jumlah penduduk dari


tahun ketahun. Beberapa Kelurahan tersebut pada tahun 2011
mengalamin

kenaikan

dari

tahun

2010

dan

kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2012 dari tahun 2011.


Berikut merupakan grafik perkembangan jumlah penduduk
dari tahun 2010-2012:

GRAFIK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN JEBRES 2010-2012


60000
50000
40000
30000
20000

2010

10000

2011

2012

Gambar 4.7 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Jebres tahun 2010-2012

4.2.2 Kepadatan Penduduk


Kepadatan

penduduk

adalah

perbandingan

jumlah

penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu


dengan satuan per satuan luas. Rumus yang digunakan dalam
perhitungan kepadatan penduduk dalam penelitian ini adalah :
kepadatan penduduk=
Dari

rumus

jumlah penduduk ( jiwa)


satuan luas( Ha)

tersebut,

dapat

diketahui

data

yang

diperlukan dalam perhitungan kepadatan penduduk adalah


jumlah penduduk (tahun 2012) dan luas wilayah (Ha). Berikut
merupakan data perhitungan kepadatan penduduk masingmasing kelurahan di Kecamatan Jebres :
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

25

Tabel 4.6 Kepadatan Penduduk Kecamatan Jebres


KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN KULON
KEL. KEPATIHAN WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

JUMLAH
PENDUDUK
7.271
12.408
33.826
2.558
3.080
49.719
13.774
4.827

LUAS
(HA)
35,00
65,00
317,00
17,50
22,50
532,88
127,00
37,30

JIWA/H
A
208
191
107
146
137
93
108
129

8.089
3.754
5.124

48,50
23,00
32,50

167
163
158

Dari data di atas, diketahui


Kelurahan
dengan
Sumber:bahwa
Jebres dalam
angka 2012
kepadatan tertinggi di Kecamatan Jebres adalah Kelurahan
Gadegan dengan kepadatan penduduk 208 jiwa/ha, sedangkan
kelurahan dengan kepadatan terendah adalah Kelurahan
Mojosongo dengan kepdatan penduduk 93 jiwa/ha.
Jenis kepadatan penduduk munurut SNI 03-1733-2004
tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan, diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.7 Klasifikasi Jenis Kepadatan Penduduk

Sumber: SNI 03-1733-2004


Berdasarkan klasifikasi tersebut kepadatan penduduk di
Kecamatan Jebres dapat ditampilkan dalam bentuk peta.
Berikut merupakan peta kepadatan penduduk Kecamatan
Jebres tahun 2012 berdasarkan klasifikasi SNI 03-1733-2004:
Gambar 4.8 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

26

Dari peta di atas, diketahui bahwa kelurahan yang


memiliki

kepadatan

penduduk

tinggi

adalah

Kelurahan

Gandegan, sedangkan kelurahan dengan kepadatan sedang


adalah

Kelurahan

Jagalan,

Kelurahan

Sewu,

Kelurahan

Sudiroprajan dan Kelurahan Tegalharjo, kemudian kelurahan


yang memiliki kepadatan penduduk rendah adalah Kelurahan
Mojosongo,

Kelurahan

Jebres

Kelurahan

Pucangsawit,

Kelurahan Purwodiningrata, Kelurhan Kepatihan Wetan dan


Kelurahan Kepatihan Kulon.
4.2.2 Penduduk Berdasarkan Umur
Data penduduk berdasarkan umur diperlukan dalam
penelitian untuk mengetahui banyaknya usia produktif di suatu
wilayah.

Dengan

adanya

data

tersebut

peneliti

dapat

menganalis banyaknya tenaga kerja yang dapat digunakan


pada suatu kegiatan usaha atau industri. Data penduduk
berdasarkan umur perlu dipaparkan secara time series agar
dapat

diketahui

perkembangan

usia

produktif.

Berikut

merupakan data penduduk berdasarkan umur Kecamatan


Jebres tahun 2011-2012:
Tabel 4.8 Data Penduduk Berdasarkan Umur Kecamatan Jebres
KELURAHAN

KLASIFIKASI UMUR 2011

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

27

0-4

59

KEL. GADEGAN

1.059

794

10
14
822

15 19
1.273

20 24
1.190

25 29
989

30 39
1.048

40
49
921

50 59
712

> 60

KEL. JAGALAN

1.388

1.521

1.528

1.505

1.532

1.442

1.343

1.013

820

290

KEL. JEBRES

2.045

2.382

2.530

2.478

2.435

3.001

5.835

4.760

3.615

184

168

178

190

334

316

373

427

410

3.03
1
350

721

KEL. KEPATIHAN
KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO

448

292

346

336

317

280

353

334

276

68

9.950

4.366

3.922

4.084

4.102

4.944

5.360

3.933

3.314

KEL. PUCANG SAWIT

2.745

1.356

1.386

1.399

1.598

1.520

1.377

1.198

863

2.28
1
461

742

679

507

615

559

516

499

472

415

449

1.064

599

558

879

944

640

817

819

763

580

KEL. SUDIROPRAJAN

287

408

371

375

391

495

806

640

597

647

KEL. TEGALHARJO

442

657

653

649

640

625

625

562

693

532

20.35
4

13.22
2

12.80
1

13.78
3

14.04
2

14.76
8

18.43
6

15.07
9

12.47
8

9.41
0

40
49
914

50 59
717

> 60

KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU

JUMLAH

KELURAHAN

KLASIFIKASI UMUR 2012


0-4
438

629

10
14
654

KEL. JAGALAN

1.862

1.512

1.507

1.489

1.513

1.417

1.262

959

764

123

KEL. JEBRES

3.733

3.061

2.674

2.545

2.493

2.936

5.930

4.824

3.410

129

146

207

173

172

188

433

403

333

2.22
0
374

514

294

353

337

317

288

348

334

266

29

11.77
6
540

4.588

4.229

4.306

4.386

5.244

5.795

4.157

3.316

1.114

1.127

1.117

1.092

1.161

2.629

1.981

1.667

794

515

450

523

456

450

487

412

399

1.92
2
1.34
6
341

1.007

655

830

736

1.011

684

874

911

823

558

KEL. SUDIROPRAJAN

276

267

243

234

268

358

708

564

464

372

KEL. TEGALHARJO

197

342

356

373

381

405

878

841

719

632

21.26
6

13.12
3

12.63
0

12.47
6

12.77
3

14.00
8

20.35
2

16.30
0

12.87
8

8.62
4

KEL. GADEGAN

KEL. KEPATIHAN
KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU

JUMLAH

59

15 19
643

20 24
684

25 29
877

30 39
1.008

Sumber: Jebres dalam angka 2011-2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

28

707

GRAFIK PENDUDUK BERDASARKAN UMUR KECAMATAN JEBRES


25000
20000
15000
10000
JUMLAH
Gambar
4.9 Grafik penduduk Berdasarkan umur Kecamatan Jebres
5000
tahun 2011-2012
0

KLASIFIKASI UMUR

Dari data di atas diketahui bahwa setiap klasifikasi umur


mengalami perkembangan berupa kenaikan dan penurunan
dari tahun 2011 ke tahun 2012. Berikut merupakan grafik
perkembangan penduduk berdasarkan umur Kecamatan Jebres
tahun 2011-2012:
Pada tahun 2012 perkembangan usia produktif umur di
Kecamatan

Jebres

mengalami

penurunan.

Hal

tersebut

merupakan masalah yang harus dibenahi oleh pemerintah


Kota

Surakarta.

Berikut

merupakan

Peta

penduduk

berdasarkan umur di Kecamatan Jebres tahun 2012:

Gambar 4.10 Peta Penduduk Berdasarkan Umur Kecamatan Jebres


tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

29

2011
2012

4.2.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Data penduduk berdasarkan jenis kelamin diperlukan
dalam penelitian untuk mengetahui kemungkinan banyaknya
fertilitas

serta

rasio

penduduk

di

suatu

wilayah.

Rasio

penduduk di suatu wilayah memiliki rumus yaitu


rasio=

jumlah penduduk lakilaki


100
jumlah penduduk perempuan

Berikut merupakan data penduduk berdasarkan jenis


kelamin Kecamatan Jebres tahun 2012:
Tabel 4.9 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Jebres

KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN
KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

LAKI
PEREMPU RASIO
LAKI
AN
4.765
4.764 100,02
6.004
6.378
94,13
15.806
16.306
96,93
1.382
1.548
89,27
1.555

1.495

104,01

23.005
7.088
2.580

23.251
6.815
2.873

98,94
104,00
89,80

3.868
2.495
3.013

3.795
2.542
3.065

101,92
98,15
98,30

Sumber:

Jebres

dalam

angka

2012

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar


penduduk perempuan di kelurahan Kecamatan Jebres lebih
besar

dari

penduduk

laki-laki.

Berikut

merupakan

peta

perbandingan penduduk berdasarkan jenis kelamin kecamatan


Gambar 4.11 Peta Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan
Jebres:
Jebres tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

30

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

31

4.2.4 Penduduk Berdasarkan Jumlah KK


Data penduduk berdasarkan jumlah KK diperlukan untuk
mengetahui seberapa banyak keluarga yang ada di suatu
wilayah. Data tersebut perguna dalam pendataan pembagian
tunjangan bagi keluarga yang kurang dapat memenuhi biaya
hidupnya. Berikut merupakan data penduduk berdasarkan
jumlah KK Kecamatan Jebres tahun 2012
Tabel 4.10 Data Penduduk Berdasarkan Jumlah KK Kecamatan Jebres

KELURAHAN

JUMLAH
KK
2.055
2.892
6.528
629
673
11.089
3.357
1.340

KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN KULON
KEL. KEPATIHAN WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

1.975
1.134
1.110

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas dapat diketahun bahwa Kelurahan


Mojosongo

adalah

kelurahan

yang

memiliki

jumlah

KK

terbanyak, sedangkan Kelurahan Kepatihan Kulon adalah


kelurahan yang memiliki jumlah KK tersedikit di Kecamatan
Jebres. Data jumlah KK disuatu wilayah biasanya sebanding
dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut.
4.2.4 Mortalitas dan Natalitas Penduduk
Data

mortalitas

dan

natalitas

adalah

data

yang

memaparkan angka kematian dan kelahiran penduduk disuatu


wilayah. Mortalitas dan natalitas dipengaruhi oleh tingkat
fertilitas dan tingkat kesehatan di suatu wilayan yang dikaji.
Berikut merupakan data mortalitas dan natalitas di Kecamatan
Jebres tahun 2012:
Tabel 4.11 Data Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres

KELURAHAN

NATALIT

MORTALI

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

32

AS
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN
KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

TAS
70
144
281
22

85
123
237
16

22

20

536
152
26

273
103
33

104
37
35

58
44
52

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar


kelurahan di Kecamatan Jebres memiliki tingkat natalitas yang
lebih

tinggi

dibanding

mortalitas.

Untuk

memperjelas

perbandingan antara mortalitas dan natalitas masing-masing


Kelurahan di Kecamatan Jebres, berikut merupakan grafik
perbandingan tingkat mortalitas dan natalitas tahun 2012:
GRAFIK NATALITAS DAN MORTALITAS KECAMATAN JEBRES
600
500
400
300
200

NATALITAS

100

MORTALITAS

Gambar 4.11 Grafik tingkat Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres


tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

33

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat natalitas di


Kelurahan Mojosongo jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat
mortalitasnya.

Sedangkan

di

Kelurahan

Tegalharjo,

Sudiroprajan, dan Gadegan tingkat mortalitasnya lebih tinggi


dibanding tingkat natalitas. Untuk mengetahui tingkat natalitas
dan mortalitas pada masing-masing kelurahan, berikut adalah
peta tingkat natalitas dan mortalitas di Kecamatan Jebres
tahun 2012:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

34

Gambar 4.13 Peta tingkat Natalitas dan Mortalitas Kecamatan Jebres tahun
2012

4.2.5 Migrasi penduduk


Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Jebres
dikontribusi oleh kedatangan dan kepindahan penduduk.
Kedatangan penduduk (imigrasi) terjadi karena adanya faktor
tarikan dalam Kecamatan Jebres yang menyebabkan adanya
pendatang.

Sedangkan

Kepindahan

penduduk

(emigrasi)

terjadi karena beberapa faktor, diantaranya penduduk di


Kecamatan Jebres membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap
untuk

memenuhi

peningkatan

aktivitas

hidupnya,

dan

berbagai faktor lainnya. Berikut merupakan data imigrasi dan


emigrasi penduduk Kecamatan Jebres tahun 2012:
Tabel 4.12 Data Imigrasi dan Emigrasi Kecamatan Jebres

KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

IMIGRASI
109
289
615
139
67

EMIGRA
SI
87
217
733
95
45

2.114
347
117

841
632
106

160
77
162

308
86
106

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

35

GRAFIK MIGRASI KECAMATAN JEBRES


2,500
2,000
1,500
1,000
500
0

IMIGRASI

JUMLAH

EMIGRASI

KELURAHAN

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar kelurahan di


Kecamatan Jebres memiliki tingkat imigrasi yang lebih tinggi
dibanding emigrasi. Untuk memperjelas perbandingan antara
imigrasi dan emigrasi masing-masing Kelurahan di Kecamatan
Jebres, berikut merupakan grafik perbandingan tingkat imigrasi
dan emigrasi tahun 2012:
Gambar 4.14 Grafik tingkat imigrasi dan emigrasi Kecamatan Jebres tahun
2012

Dari grafik di atas, diketahui bahwa tingkat imigrasi di


Kelurahan Mojosongo jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat
emigrasinya. Sedangkan di Jebres, Pucangsawit, dan Sewu
tingkat emigrasi lebih tinggi dibanding tingkat imigrasi. Untuk
mengetahui tingkat imigrasi dan emigrasi pada masing-masing
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

36

kelurahan, berikut adalah peta tingkat natalitas dan mortalitas


di Kecamatan Jebres tahun 2012:
Gambar 4.15 Peta tingkat imigrasi dan emigrasi Kecamatan Jebres tahun

2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

37

4.2.6 Tingkat Kesejahteraan Penduduk


Data tingkat kesejahteraan penduduk adalah data yang
memaparkan angka sejahtera dan pra sejahtera penduduk di
suatu wilayah. Sejahtera atau pra sejahteranya penduduk
disuatu wilayah dipengaruhi oleh pendapatan penduduk di
suatu

wilayah

yang

dikaji.

Berikut

merupakan

tingkat

kesejahteraan penduduk di Kecamatan Jebres tahun 2012:


Tabel 4.13 Data tingkat kesejahteraan penduduk Kecamatan
Jebres

KELURAHAN
KEL. GADEGAN
KEL. JAGALAN
KEL. JEBRES
KEL. KEPATIHAN
KULON
KEL. KEPATIHAN
WETAN
KEL. MOJOSONGO
KEL. PUCANG SAWIT
KEL.
PURWODININGRATAN
KEL. SEWU
KEL. SUDIROPRAJAN
KEL. TEGALHARJO

PRA
SEJAHT
SEJAHTERA ERA
166
1.909
289
2.434
1.171
5.996
60
550
62

512

806
275
211

7.723
2.877
944

280
83
116

1.452
799
1.070

Sumber: Jebres dalam angka 2012

Dari data di atas, diketahui bahwa semua kelurahan di


Kecamatan Jebres memiliki tingkat sejahtera yang tinggi
disbanding pra sejahtera. Untuk memperjelas perbandingan
antara tingkat sejahtera dan pra sejahtera masing-masing
Kelurahan di Kecamatan Jebres, berikut merupakan grafik
perbandingan tingkat kesejahteraan penduduk tahun 2012:
Gambar 4.16 Grafik tingkat kesejahteraan penduduk Kecamatan Jebres
tahun 2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

38

GRAFIK TINGKAT KESEJAHTERAAN PENDUDUK KECAMATAN JEBRES


9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0

PRA SEJAHTERA

JUMLAH

SEJAHTERA

KELURAHAN

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

39

Dari

grafik

kesejahteraan

di

penduduk

atas,
di

diketahui
Kecamatan

bahwa
Jebres

tingkat
memiliki

kesejahteraan yang cukup baik. Untuk mengetahui tingkat


tingkat

kesejahteraan

kelurahan,

berikut

penduduk

adalah

peta

pada

masing-masing

tingkat

kesejahteraan

penduduk di Kecamatan Jebres tahun 2012:


Gambar 4.17 Peta tingkat Kesejateraan penduduk Kecamatan Jebres tahun
2012

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

40

BAB V
SEKTOR FASILITAS DAN UTILITAS KOTA
5.1Fasilitas Kota Kecamatan Jebres
Fasilitas kota adalah sarana untuk memperlancar fungsi serta
aktivitas masyarakat yang terdapat di kota. Fasilitas kota penting
untuk dipenuhi karena setiap aktivitas perkotaan perlu fasilitas kota
untuk keberlangsungan kehidupan di perkotaan. Fasilitas kota yang
dikaji dalam penelitian ini adalah fasilitas perdagangan, pendidikan,
kesehatan, ruang terbuka hijau, sarana pariwisata dan rumah susun.
5.1.1 Fasilitas Perdagangan
Fasilitas perdagangan adalah fasilitas yang menunjang
kegiatan

jual

perdagangan

beli

konsumen

menjadi

salah

dan
satu

produsen.

Fasilitas

kontributor

dalam

pendapatan kota. Fasilitas perdagangan dapat berupa pasar


dan pusat perbelanjaan modern.
Fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres hanya berupa
pasar tradisional. Pasar tradisional menurut klasifikasi SNI 031733-2004 terdiri dari pasar tradisional umum dan pasar
tradisional khusu. Pasar tradisional umum adalah pasar yang
menjual berbagai macam barang, sedangkan pasar tradisional
khusus adalah pasar yang menjual satu barang, misalnya
pasar ikan, pasar buah, pasar mainan dan sebagainya. Berikut
merupakan data fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres:
Tabel 5.1 Data Fasilitas Perdagangan di Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel. Pucangsawit
Kel.
Purwodiningratan
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Mojosongo
Kel. Jebres
Kel. Gandekan

NAMA
Pasar
Pucangsawit
Pasar Rejosari
Pasar Ledoksari
Pasar Mojosongo
Pasar
Panggungharjo
Pasar Gandekan

JENIS
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

41

Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Kepatihan
Kulon
Kel. Jebres

Pasar Gede

Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Umum
Pasar Tradisional
Khusus

Pasar Gede
Pasar Buah
Jebres

Sumber: Observasi
peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa sebagian besar pasar


tradisional di Kecamatan Jebres adalah Pasar tradisional
umum, sedangkan ada 1 pasar tradisonal khusus yang terletak
di Kelurahan Jebres. Untuk mengetahui persebaran fasilitas
perdagangan

di

Kecamatan

Jebres,

berikut

adalah

peta

persebaran fasilitas perdagangan di Kecamatan Jebres.


Gambar 5.1 Peta Persebaran Fasilitas Perdagangan Kecamatan Jebres

Dari hasil observasi lapangan, peneliti mendapatan


keadaan

fasilitas

merupakan

perdagangan

dokumentasi

di

beberapa

kecamatan.
fasilitas

Berikut

perdagangan

tersebut:
Gambar 5.2 Dokumentasi Fasilitas Perdagangan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

42

5.1.1 Fasilitas Kesehatan


Fasilitas
digunakan
Fasilitas

Kesehatan

untuk
kesehatan

adalah

fasilitas

menyelenggarakan
berfungsi

tempat

yang

upaya

kesehatan.

memberikan

pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, sehingga memiliki peran yang


sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan

masyarakat

sekaligus

untuk

mengendalikan

pertumbuhan penduduk.
Fasilitas perdagangan yang diteliti di Kecamatan Jebres
hanya rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu
(pustu). Fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari 2 rumah sakit,
3 puskesmas dan 2 pustu. Berikut merupakan data persebaran
fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres:
Tabel 5.2 Persebaran Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Sewu

NAMA
Puskesmas
purwodiningratan
Puskesmas sewu

Kel. Ngoresan

Puskesmas ngoresan

Kel. Jebres

Pustu jebres

JENIS
Puskesma
s
Puskesma
s
Puskesma
s
Pustu

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

43

Kel. Gandekan
Kel. Tegalharjo

Pustu gandekan
Rs. Dr. Oen

Kel. Jebres

Rs. Dr. Moewardi

Pustu
Rumah
sakit
Rumah
sakit

Sumber: observasi peneliti

Untuk mengetahui persebaran fasilitas kesehatan di


Kecamatan Jebres, berikut adalah peta persebaran fasilitas
kesehatan di Kecamatan Jebres:
Gambar 5.3 Peta Persebaran Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jebres

Fasilitas Kesehatan menurut SNI 03-1733-2004 memiliki


standar pelayanan masing-masing sesuai dengan jenis fasilitas

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

44

kesehatan. Berikut adalah tabel standar pelayanan fasilitas


kesehatan sesuai dengan SNI 03-1733-2004:
Tabel 5.3 Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Sumber: SNI 03-1733-2004

Dari standar pelayanan fasilitas kesehatan tersebut,


kemudian dilakukan analisis mengenai mengenai kecukupan
pelayanan fasilitas kesehatan di kecamatan Jebres. Berikut
adalah hasil analisis kecukupan pelayahan fasilitas kesehatan
di Kecamatan Jebres berdasarkan standar pelayanan minimum:
Gambar 5.4 Peta Jangkauan Pelayanan Puskesmas Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

45

Dari peta jangkauan pelayanan puskesmas di atas, dapat


diketahui

bahwa

jangkauan

pelayanan

puskesmas

di

Kecamatan Jebres cukup memadai, kecuali sebagian kecil


wilayah di Kelurahan Mojosongo belum tercukupi pelayanan
puskesmasnya.
Gambar 5.5 Peta Jangkauan Pelayanan Pustu Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

46

Dari peta jangkauan pelayanan pustu di atas, dapat


diketahui bahwa jangkauan pelayanan pustu di Kecamatan
Jebres belum memadai. Pelayanan pustu cukup memadai di
Kelurahan
Kelurahan

Jagalan,

Kelurahan

Sudiroprajan,

Sewu,

Kelurahan

Kelurahan

Gdegan,

Purwodiningratan,

Kelurahan Kepatihan Wetan dan Kepatihan Kulon. sedangkan


pelayanan
Mojosongo

pustu
belum

di

Kelurahan
memadai.

pucangsawit,
Oleh

karena

Jebres
itu

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

dan
perlu

47

penambahan fasilitas kesehatan berupa pustu di Kelurahankelurahan tersebut.


Selain data analisis peneliti juga mendapatkan kondisi
keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres. Berikut
merupakan

hasil

dokumentasi

peneliti

melalui

observasi

lapangan:
Gambar 5.6 Dokumentasi Fasilitas Kesehatan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

48

5.1.3 Fasilitas Pendidikan


Fasilitas

pendidikan

adalah seluruh perangkat alat,

bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam


proses pendidikan. Terdapat empat jenjang pendidikan di
Kecamatan Jebres yaitu perguruan tinggi, sekolah menengah
atas, sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Secara
keseluruhan
kecamatan

jumlah
jebres

fasilitas
berjumlah

pendidikan
44.

yang

berada

di

Perguruan

tinggi

di

Kecamatan Jebres berjumlah 6. Sekolah menengah atas yang


berada di Kecamatan Jebres berjumlah 8. Sekolah menengah
pertama yang berada di Kecamatan Jebres berjumlah 7.
Sekolah dasar yang berada di Kecamatan Jebres berjumlah 23.
Berikut merupakan data fasilitas pendidikan di Kecamatan
Jebres:
Tabel 5.4 Data Fasilitas Pendidikan Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.

Jebres
Jebres
Jebres
Jebres

Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Kepatihan
Kulon
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel.
Purwodiningratan
Kel.
Purwodiningratan
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Sewu
Kel. Gandegan
Kel. Sewu

NAMA
Universitas Mambaul
Ulum
Politeknik Patria
Husada
Uns Fakultas Psikologi
Akbid Aisyiah
Institut Seni Indonesia
Universitas Sebelas
Maret
Sd Luqman Hakim
Sdn 3 Mojosongo
Sdn Ngemplak
Sdn Sabrang Lor
Sdn 14 Beskalan

JENIS
PT

Sd 1 Adven Surakarta

SD

Sdn Purwodiningratan

SD

Sd 8 Muhammadiyah

SD

Sd Kanisius

SD

Sd Sidomulyo
Sdn Gandekan
Sdn Beton

SD
SD
SD

PT
PT
PT
PT
PT
SD
SD
SD
SD
SD

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

49

Kel. Pucangsawit
Kel. Pucangsawit
Kel. Pucangsawit
Kel. Pucangsawit
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Mojosongo
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Jebres
Kel. Tegalharjo
Kel. Jebres
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.

Jebres
Jebres
Jebres
Gadegan
Gadegan
Sewu
Jagalan
Jagalan
Pucangsawit

Sd Bina Widya
Sdn Badiran
Sd Inti Gugus 4
Sdn Pucangsawit
Sdn 1 Mijen
Sdn Petoran
Sd 7 Muhammadiyah
Sdn Kandang Sapi
Sdn Bulukantil
Sdn Ngoresan
Sdn Gulon
Sman 8 Surakarta
Smk Warga Surakarta

SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SMA
SMA

Sma Widya Wacana

SMA

Sma Tripusaka
Smk Kristen 1
Smp Kristen 4
Monginsidi
Sma Tripusaka
Smk Warga Surakarta
Smp Tripusaka
Smp 3 Kristen
Smpn 8 Surakarta
Smp Ypmi
Smpn 14 Surakarta
Smpn 20 Surakarta
Smp Bina Widya

SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP
SMP

Sumber: observasi peneliti

Untuk mengetahui persebaran fasilitas pendidikan di


Kecamatan Jebres, berikut adalah peta persebaran fasilitas
pendidikan di Kecamatan Jebres:
Gambar 5.7 Peta Persebaran Fasilitas Pendidikan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

50

Fasilitas Pendidikan menurut SNI 03-1733-2004 memiliki


standar pelayanan masing-masing sesuai dengan jenis fasilitas
pendidikan. Berikut adalah tabel standar pelayanan fasilitas
pendidikan sesuai dengan SNI 03-1733-2004:
Tabel 5.5 Jangkauan Pelayanan Fasilitas Pendidikan

N
o
1
2
3

Jenis
Sarana
Sekolah
Dasar
SLTP
SMA

Jumlah
Penduduk
Pendukung
(jiwa)
1600

Stand
ar
(m/jiw
a)
1,25

1000

4800
4800

1,88
2,6

1000
3000

Radius
Pencapa
ian

Dari standar pelayanan fasilitas pendidikan tersebut,


kemudian dilakukan analisis mengenai mengenai kecukupan
pelayanan fasilitas pendidikan di Kecamatan Jebres. Berikut
adalah hasil analisis kecukupan pelayahan fasilitas pendidkan
di Kecamatan Jebres berdasarkan standar pelayanan minimum:
Gambar 5.8 Peta Jangkauan Pelayanan SD Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

51

Dari peta jangkauan pelayanan SD di atas, dapat


diketahui bahwa jangkauan pelayanan SD di Kecamatan Jebres
telah memadai di seluruh wilayah Kecamatan Jebres.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

52

Gambar 5.9 Peta Jangkauan Pelayanan SMP Kecamatan Jebres

Dari peta jangkauan pelayanan SMP di atas, dapat


diketahui bahwa jangkauan pelayanan SMP di Kecamatan
Jebres sangat kurang memadai. Hanya beberapa Kelurahan
yang pelayanan SMPnya memadai diantaranya Kelurahan
Sewu, Jagalan, Gandekan, Sudiroprajan. Sedangkan Kelurahan
pucangsawit, Jebres, Kepatihan Kulon dan Kepathan Wetan
pelayanannya

kurang

memadai.

Bahkan

di

Kelurahan

Mojosongo tidak tersentuh oleh pelayanan SMP.


Gambar 5.10 Peta Jangkauan Pelayanan SMA Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

53

Dari peta jangkauan pelayanan SMA di atas, dapat


diketahui bahwa jangkauan pelayanan SMA di Kecamatan
Jebres telah memadai di seluruh wilayah Kecamatan Jebres.
Selain data analisis peneliti juga mendapatkan kondisi
keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Jebres. Berikut
merupakan

hasil

dokumentasi

peneliti

melalui

observasi

lapangan
Gambar 5.11 Dokumentasi Fasilitas Pendidikan

5.1.3 Ruang terbuka hijau


Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau
pada

penelitian

ini,

terdiri

dari

taman,

lapangan

dan

pemakaman. Secara keseluruhan lapangan di Kecamatan


Jebres berjumlah 6, taman berjumlah 3 dan pemakaman
berjumlah

4.

Berikut

adalah

data

persebaran

RTH

di

Kecamatan Jebres
KELURAHAN
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel.
Pucangsawit
Kel. Mojosongo
Kel. Sewu
Kel.
Pucangsawit
Kel. Jebres

JENIS
Lapangan
Lapangan
Lapangan
Lapangan

Tabel 5.6 Data Persebaran


RTH Kecamatan Jebres

Lapangan
Lapangan
Pemakaman
Umum
Pemakaman
Khusus
Kel. Mojosongo
Pemakaman
Cina
Kel.
Taman
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014
Pucangsawit
Kel.
Taman
Pucangsawit
Kel. Jebres
Taman

54

Sumber: observasi

Untuk mengetahui persebaran


RTH di Kecamatan Jebres,
peneliti
berikut adalah peta persebaran RTH di Kecamatan Jebres:
Gambar 5.12 Peta RTH Kecamatan Jebres

Selain

peta

persebaran

RTH

peneliti

juga

mendapatkan kondisi keadaan RTH di Kecamatan Jebres.


Berikut

merupakan

hasil

dokumentasi

peneliti

melalui

observasi lapangan:
Gambar 5.13 Dokumentasi RTH

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

55

5.1.3 Sarana Pariwisata dan Rumah susun


Kecamatan Jebres hanya memiliki satu sarana pariwisata
yaitu kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug yang berada di
Kelurahan Jebres. Kecamatan Jebres hanya memiliki dua rusun
yaitu Rusunawa Jurug yang terletak di Kelurahan Jebres dan
Rusunawa

Kerkov

di

Kelurahan

Purwodiningratan.

Untuk

mengetahui persebaran sarana pariwisatan dan rumah susun


di Kecamatan Jebres, berikut adalah peta persebaran sarana
pariwisatan dan rumah susun di Kecamatan Jebres:
Gambar 5.14 Peta persebaran Sarana Pariwisata dan Rumah susun

Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

56

Selain peta persebaran sarana pariwisata dan rumah


susun peneliti juga mendapatkan kondisi keadaan sarana
pariwisatan dan rumah susun di Kecamatan Jebres. Berikut
merupakan

hasil

dokumentasi

peneliti

melalui

observasi

lapangan:
Gambar 5.15 Dokumentasi Sarana Pariwisata dan Rumah susun Kecamatan
Jebres

5.2Utilitas Kota Kecamatan Jebres


Utilitas kota adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan
lingkungan hunian. Utilitas kota yang dikaji dalam penelitian ini
terdiri dari dua jenis yaitu jaringan drainase dan sanitasi.

5.2.1 Jaringan Drainase


Jaringan drainase merupakan salah satu utilitas dasar
yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Secara umum, jaringan drainase didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

57

optimal. Jaringan drainase juga diartikan sebagai usaha untuk


mengontrol

kualitas

air

tanah

dalam

kaitannya

dengan

salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan


kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta
cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut.
Dalam penelitian ini drainase dibagi menjadi 3 macam
yaitu drainase primer, sekunder dan tersier. Drainase primer
adalah saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai,
drainase sekunder adalah saluran yang menghubungkan
saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dengan
beton/plesteran semen), sedangkan drainase tersier adalah
saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran
sekunder,

berupa

plesteran,

pipa

dan

tanah.

Berikut

merupakan peta jaringan drainase di Kecamatan Jebres:


Gambar 5.16 Peta Drainase Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

58

5.2.1 Sanitasi
Sanitasi

adalah

usaha

kesehatan

preventif

yang

menitikberatkan kepada kegiatan usaha kesehatan hidup


manusia.

Kegiatan

sanitasi

mencegah

kontak

langsung

manusia dengan kotoran yang akan mengakibatkan penyakit.


Utilitas sanitasi dalam penelitian ini akan membahas mengenai
TPS dan MCK umum. TPS adalah wadah tempat untuk
pembuangan sampah sementara, sampah yang ada di TPS
berasal dari sisa pembuangan rumah tangga. MCK umum
adalah fasilitas mandi cuci kakus yang diselenggarakan untuk
kebutuhan masyarakat umum.
Secara keseluruhan banyaknya TPS di Kecamatan Jebres
berjumlah 5, sedangkan MCK umum di Kecamatan Jebres
berjumlah 31. Berikut merupakan data persebaran utilitas
sanitasi di Kecamatan Jebres:
Tabel 5.7 Data Persebaran utilitas sanitasi Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel. Tegalharjo
Kel. Tegalharjo
Kel. Tegalharjo
Kel. Tegalharjo
Kel. Kepatihan Kulon
Kel. Kepatihan Wetan
Kel. Kepatihan Wetan
Kel. Kepatihan Kulon

JENIS
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

59

Kel. Kepatihan Kulon


Kel. Kepatihan Kulon
Kel. Kepatihan Kulon
Kel. Kepatihan Kulon
Kel. Kepatihan Wetan
Kel. Kepatihan Wetan
Kel. Kepatihan Wetan
Kel. Kepatihan Wetan
Kel.
Purwodiningratan
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel.
Purwodiningratan

UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
MCK
UMUM
TPS

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

60

Kel.
Kel.
Kel.
Kel.

Jebres
Sewu
Mojosongo
Jebres

TPS
TPS
TPS
TPS

Sumber: observasi peneliti

Untuk

mengetahui

persebaran

utilitas

sanitasi

di

Kecamatan Jebres, berikut adalah peta persebaran utilitas


sanitasi di Kecamatan Jebres:
Gambar 5.17 Peta persebaran sanitasi Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

61

Dari peta di atas, dapat diketahui bahwa persebaran


sanitasi berupa MCK umum, paling banyak terdapat di
Kelurahan

Mojosongo

dan

Kelurahan

Kepatihan

Kulon,

sedangkan di beberapa kelurahan lain tidak di temukan MCK


umum. Kemudian persebaran TPS di Kecamatan Jebres hanya
terdapat di beberapa kelurahan saja. Padahal kebutuhan TPS
semestinya terpenuhi misalnya 3 TPS di setiap kelurahan.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

62

BAB VI
SEKTOR EKONOMI
Industri menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan kata lain, industri
adalah suatu usaha dengan mengolah bahan mentah menjadi barang
yang

memiliki

nilai

sehingga

hasilnya

memberi

keuntungan.

Penggolongan industri berdasarkan jumlah tenaga kerjanya dibagi


menjadi 4 jenis, meliputi industri rumah tangga (tenaga kerja sedikit,
yaitu 1-4 orang), industri kecil (banyaknya tenaga kerja antara 5 hingga
19 orang), industri menengah (banyaknya tenaga kerja antara 20
hingga 99 orang), dan industri besar (banyaknya tenaga kerja lebih dari
100 orang).
6.1
Industri Kecil Kecamatan Jebres
Industri kecil adalah industri yang memiliki tenaga kerja 5
sampai

19

orang.

Kegiatan

industri

kecil

biasanya

berupa

pengolahan barang mentah menjadi barang jadi atau barang


setengah jadi. Industri kecil yang terdapat di Kecamatan Jebres
berjumlah

33 yang tersebar di hampir seluruh kelurahan di

Kecamatan

Jebres,

kecuali

Kelurahan

Sudiroprajan.

Berikut

merupakan data persebaran industri kecil di Kecamatan Jebres:


Tabel 6.1 Data Persebaran industri kecil Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Tegal Harjo

NAMA INDUSTRI
Industri Intip
Industri Permen Belimbing
Industri Makaroni
Industri Tahu Kembang
Industri Konveksi
Industri Meubel
Industri Meubel
Industri Minuman
Industri Percatakan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

63

Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jagalan
Kel. Jebres
Kel. Pucang Sawit
Kel. Pucang Sawit
Kel. Gadekan
Kel. Gadekan

Industri Srabi
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Tangga
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri

Kel. Gadekan
Kel. Gadekan
Kel. Gadekan
Kel. Jagalan
Kel. Pucang Sawit
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Mojosongo
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel.
Purwodiningratan

Kue
Konveksi
Kerajinan Tangan
Abon
Rambak
Sangkar Burung
Percetakan
Gitar
Tahu
Keris
Perabotan Rumah
Sangkar Burung
Madu
Sandal Hias
Sablon
Meubel
Keris
Sangkar Burung
Sangkar Burung
Meubel
Daur Ulang
Digital Printing
Meuble

Sumber: observasi peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa kelurahan yang memiliki


industri kecil terbanyak adalah Kelurahan Jebres, Kelurahan Jagalan
dan Kelurahan Mojosongo. Untuk mengetahui letak persebaran
industri

kecil

di

Kecamatan

Jebres,

berikut

merupakan

persebaran industri kecil di Kecamatan Jebres


Gambar 6.1 Peta persebaran industri kecil Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

64

peta

6.2
Industri Menengah Kecamatan Jebres
Industri menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja
sekitar 20 sampai 100 orang. Kegiatan industri menengah biasanya
mengolah barang setengah jadi menjadi barang yang lebih memiliki
nilai. Industri menengah di Kecamatan Jebres berjumlah 11 buah
yang tersebar di Kelurahan Jebres, Jagalan, Pucangsawit, Kepatihan
Kulon,

Sewu

dan

Peuwodiningratan.

Berikut

merupakan

data

persebaran industri menengah di Kecamatan Jebres:


Tabel 6.2 Data Persebaran industri menengah Kecamatan Jebres

KELURAHAN
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jagalan
Kel. Pucang Sawit
Kel. Pucang Sawit
Kel. Pucang Sawit
Kel. Pucang Sawit
Kel. Pucang Sawit
Kel. Sewu
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Kepatihan Kulon

NAMA INDUSTRI
Industri Makanan
Industri Otomotif
Industri Hydran
Industri Daur Ulang
Industri Tekstil
Industri Cat
Industri Kimia
Industri Konveksi
Industri Daur Ulang
Industri Percetakan Buku
Jempol
Industri Pakaian
Sumber: observasi peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa kelurahan yang memiliki


industri menengah terbanyak adalah Kelurahan Pucangsawit. Untuk
mengetahui letak persebaran industri menengah di Kecamatan
Jebres, berikut merupakan peta persebaran industri menengah di
Kecamatan Jebres:
Gambar 6.2 Peta persebaran industri menengah Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

65

6.3
Industri Besar Kecamatan Jebres
Industri besar adalah industri yang memiliki jumlah tenaga
kerja sekitar lebih dari 100 orang. Banyaknya jumlah tenaga kerja di
industri besar dikarenakan banyaknya pesanan pasar terhadap
produk pengolahan suatu industri Besar. Industri besar telah
memiliki manajemen pemasaran yang baik, sehingga memerlukan
SDM yang baik untuk membuat industri besar. Industri menengah di
Kecamatan Jebres berjumlah 2 buah yang hanya berada di Kelurahan
Mojosongo. Berikut merupakan data Industri besar yang ada di
Kecamatan Jebres :
Tabel 6.3 Data Persebaran industri Besar Kecamatan Jebres

KELURAHAN
KEL.
MOJOSONGO
KEL.
MOJOSONGO

NAMA INDUSTRI
INDUSTRI GARUDA
FOOD
INDUSTRI PLASTIK
Sumber: observasi peneliti

Dari data di atas, diketahui bahwa industri besar di Kecamtan


Jebres hanya terdapat di Kelurahan Mojosongo. Untuk mengetahui
letak persebaran industri besari di Kecamatan Jebres, berikut
merupakan peta persebaran industi besar di Kecamtan Jebres:
Gambar 6.3 Peta persebaran industri besar Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

66

BAB VI
SEKTOR TRANSPORTASI

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia


dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan
gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke
tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan
transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah
sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah
pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Sistem transportasi dari
suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya
pergerakan ke seluruh wilayah, sehingga (Santoso, 1996:1)
Pada penelitian ini, sekor transportasi yang dibahas adalah
mengenai

jaringan

jalan,

jalan

berdasarkan

V/C

Ratio,

fasilitas

transportasi, titik kemacetan, trayek angkutan umum dan on street


parking area di Kecamatan Jebres.
7.1

Jaringan Jalan Kecamatan Jebres


Jaringan jalan merupakan rangkaian ruas-ruas jalan yang
dihubungkan

dengan

simpul-simpul.

Simpul-simpul

merepresentasikan pertemuan antar ruas-ruas jalan yang ada.


Jaringan jalan mempunyai peranan penting dalam pengembangan
wilayah dan melayani aktifitas kawasan. Jaringan jalan berdasarkan
fungsinya dibagi menjadi:
a. Jalan arteri primer, adalah ruas jalan yang menghubungkan antar
kota jenjang berdapingan atau menghubungkan kota jenjang
kesaatu dan kota jenjang kedua (Desutama, 2007)
b. Jalan arteri sekunder, adalah ruas jalan yang menghubungkan
kawasan

primer

dengan

kawasan

sekunder

kesatu

atau

mengubungkkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan


sekunder kedua.
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

67

c. Jalan Kolektor primer, adalah ruas jalan yang menghubungkan


antar kota kedua dengan kota jenjang kedua, atau kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang ketiga.
d. Jalan Kolektor sekunder, adalah ruas jalan yang menghubungkan
kawasan sekunder lainnya atau kota jenjang kedua dengan kota
jenjang ketiga.
e. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.

f. Jalur kereta api adalah, jalaur yang dilalui kereta api


Berdasarkan RTRW Kota Surakarta jaringan Jalan di Kecamatan Jebres
adalah sebagai berikut: Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan di Kecamatan Jebres
dibedakan menjadi:
Tabel 7.1 Data Jaringan Jalan berdasarkan fungsi Kecamatan Jebres

JENIS JALAN
Jalan Arteri
Primer
Jalan Arteri
Sekunder
Jalan Kolektor
Sekunder

NAMA JALAN
Jalan Ir. Sutami
Jalan Kolonel Sutarto
Ring road
Jalan Tentara Pelajar
Jalan Urip
Sumoharjo
Jalan Brigjend
Katamso
Jalan Kapten
Mulyadi
Jalan Ki Hajar
Dewantara
Jalan Monginsidi
Jalan Sutan Syahrir
Jalan Tangkuban
Perahu

Sumber: observasi peneliti

Selain jaringan jalan di atas, terdapat pula jalan lokal, jalan lain dan jalur
kereta api. Jaringan jalan berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada peta dibawah ini:
Gambar 7.1 Peta Jaringan Jalan berdasarkan fungsi Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

68

7.2

Jalan berdasarkan V/C Ratio Kecamatan Jebres


Kemampuan

jaringan

jalan

dalam

menampung

beban

pergerakan yang terjadi dapat dicerminkan dalam bentuk VolumeCapacity

Ratio

(VCR)

yang

merupakan

perbandingan

antara

besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan dengan


kapasitas jalan. Dimana dengan melihat besarnya nilai VCR tersebut,
maka dapat diketahui bagaimana kondisi suatu jaringan jalan,
apakah volume lalu lintas yang menggunakan jaringan jalan tersebut
sudah melewati kapasitas atau belum.
Perbandingan volume-kapasitas (VCR) merupakan salah satu
kriteria dalam penentuan indikasi rencana jenis penanganan dan
indikasi rencana waktu penangannya yang akan dilakukan untuk
menganalisa suatu ruas jalan. Jaringan jalan di Kecamatan Jebres
memiliki VCR yang bervariasi, di bawah ini merupakan peta VCR dari
Kecamatan Jebres.
Berikut merupakan peta V/C Ratio Kecamatan Jebres:
Gambar 7.2 Peta VC Ratio Kecamatan Jebres

7.3Fasilitas Transportasi Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

69

Fasilitas

transportasi

adalah

sarana

penunjang

kegiatan

transportasi. Fasilitas transportasi yang dikaji dalam penelitian ini


adalah halte, terminal, dan stasiun kereta api. Berikut adalah data
persebaran fasilitas transportasi di Kecamatan Jebres
Tabel 7.2 Data fasilitas transportasi Kecamatan Jebres
FASILITAS
TRANSPORTASI
Halte Jurug II
Halte BST
Halte
Halte BST
Halte BST
Halte BST
Halte BST

Halte
Halte
Halte
Halte
Halte
Halte
Halte

Halte

Halte

Depan Taman Jurug


Depan Kampus UNS Kentingan
Depan Kampus UNS Kentingan
Sebelah Timur Tugu Cengbrengan
Depan RS Moewardi
Depan RS Moewardi
Depan Kampus II D IV Hiperkes UNS
Tirtomoyo
Depan Kampus II Psikologi UNS Mesen

Halte

Halte

Depan Orion Mandarijn

Halte BST

Halte

Depan Pasar Gedhe

Halte Jurug I
Halte Jebres I

Halte
Halte

Depan Taman Jurug


Sebelah Selatan SPBU Panggung

Halte Jebres II

Halte

Sebelah Selatan SPBU Panggung

Halte
Halte
Halte
Halte

Halte
Halte
Halte
Halte

Depan Kampus UNS Kentingan


Sebelah Utara Perempatan Sekarpace
Sebelah Utara Perempatan Sekarpace
Depan Kampus II D IV Hiperkes UNS
Tirtomoyo
Depan Taman Budaya Jawa Tengah
Depan Taman Budaya Jawa Tengah
SPBU Panggung ke Timur

BST
BST
BST
Panggung

Halte BST
Halte BST
Stasiun KA Jebres
Terminal Angkutan
Barang Pedaringan
Terminal Peti Kemas
Terminal Bayangan

JENIS

Halte
Halte
Stasiun Kereta
Api
Terminal
Barang
Terminal
Barang
Terminal
Bayangan

LOKASI

KELURAHAN
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.
Kel.

Pucangsawit
Pucangsawit
Jebres
Jebres
Jebres
Jebres
Jebres

Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Jebres
Kel. Kepatihan
Wetan
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres
Kel. Jebres

Sebelah Timur Tugu Cengbrengan

Kel. Jebres
Kel. Pucangsawit
Kel.
Purwodiningratan
Kel. Jebres

Sebelah Utara SPBU Panggung

Kel. Jebres

Sebelah Timur Perempatan Kandang


Kel. Jebres
Sapi
Sumber: observasi peneliti

Dari tabel di atas, diketahui f asilitas transportasi di Kecamatan


Jebres diantaranya sebagai berikut halte berjumlah 19 buah, stasiun

kereta api berjumlah 1, terminal barang berjumlah 2 da terminal


Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

70

bayangan berjumlah 1. Berikut merupakan peta persebaran fasilitas


transportasi di Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

71

Gambar 7.3 Peta Persebaran Fasilitas Transportasi Kecamatan Jebres

7.4Titik kemacatan Kecamatan Jebres


Kemacetan
kendaraan

terjadi

bermotor

karena

tidak

padatnya

diimbangi

volume

oleh

jalan

kapasitas

oleh
jalan.

Kemacetan juga dapat terjadi karena adanya pusat-pusat keramaian


yang

menyebabkan

kendaraan

yang

lewat

di

jalan

menjadi

tersendat. Titik kemacetan di Kecamatan Jebres terjadi karena


adanya pusat-pusat keramaian, seperti sekolah dan pasar. Berikut
merupakan data titik-titik kemacetan di Kecamatan Jebres:
Tabel 7.3 Data titik kemacetan Kecamatan Jebres
NAMA JALAN
Jln. Cokroaminoto, Jln. Ir. H. Juanda
Jln. Cokroaminoto, Jln. Ir. H. Juanda
Jln. Kapten Mulyadi, Jalan RE
Martadinata
Jln. Cokroaminoto, Jln. Gotong
Royong
Jln. Cokroaminoto, Jln. Gotong
Royong
Jln. Urip Sumoharjo

LOKASI
Pertigaan
Pertigaan
Perempatan Timur Pasar
Gedhe
Perempatan

KELURAHAN
Kel. Jagalan
Kel. Pucang Sawit
Kel. Sudiroprajan

Perempatan

Kel. Sewu

Depan Pasar Gedhe

Jln.
Jln.
Jln.
Jln.
Jln.

Depan Pasar Gedhe


Depan Pasar Gedhe
Perempatan Holland Bakery
Palang Kereta Api Jagalan
Perempatan Sekarpace

Kel. Kepatihan
Wetan
Kel. Sudiroprajan
Kel. Sudiroprajan
Kel. Sudiroprajan
Kel. Jagalan
Kel. Pucang Sawit

Urip Sumoharjo
Urip Sumoharjo
Urip Sumoharjo
Cokroaminoto
Ir. Sutami

Kel. Jagalan

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

72

Jln. Urip Sumoharjo

Palang Kereta Api Panggung

Jln. Urip Sumoharjo, Jln. Kol.


Sutarto
Jln. Tentara Pelajar, Jln. Brigjend
Katamso
Jln. Tentara Pelajar, Jln. Brigjend
Katamso
Jln. Brigjend Katamso

Perempatan Panggung
Perempatan Kandang Sapi
(Dr. Oen)
Perempatan Kandang Sapi
(Dr. Oen)
Depan Pasar Mojosongo

Kel.
Purwodiningratan
Kel. Tegalharjo
Kel. Jebres
Kel. Tegalharjo
Kel. Mojosongo

Sumber: observasi peneliti

Berikut merupakan peta titik-titik kemacetan di Kecamatan


Jebres:
Gambar 7.4 Peta titik kemacetan Kecamatan Jebres

7.5Trayek Angkutan Umum Kecamatan Jebres


Trayek Angkutan Umum di Kecamatan Jebres dibagi menjadi 2
yaitu Angkutan Kota dengan kode trayek 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 01B dan
Bus Kota dengan kode trayek A, B, C, D, DD. E1, E2, F, G, H, I, K, M,
N, O, P, Q, R, T. Trayek angkutan umum terdapat di jalan-jalan
penghubung seperti jalan arteri, jalan kolektor dan beberapa jalan
lokal. Berikut merupakan trayek angkutan umum di Kecamatan
Jebres:
Tabel 7.4 Data trayek angkutan kota Kecamatan Jebres
No
.
1

RUTE TRAYEK
GULON - MANANG PP.

PANJANG
KM
14,3885

KODE
TRAYEK
3

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

73

2
3
4
5
6

WONOREJO - KADIPIRO - SILIR


PP.
NGEMPLAK SUTAN - BAKI PP.
PERUMNAS MOJOSONGO GADING PP.
MOJOSONGO-TERMINAL-MANGU
PASAR KLEWER - PALUR PP.

15,131

11,3117
11,301

5
7

13,1662
8
5,1481
01B
Sumber: RTRW Kota SKA

Tabel 7.5 Data trayek Bus kota Kecamatan Jebres


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

RUTE TRAYEK

PANJANG
KM
15,4067

KODE
TRAYEK
A

KARTOSURO-PALUR-PP via
GLADAG/JL.RONGGOWARSITO
KARTASURA - PALUR - PP via
11,8701
B
COLOMADU
KARTASURA - PALUR PP via
12,2119
C
YOSODIPURO
KARTASURA - PALUR via
12,9086
D
A.COKROAMINOTO
KARTASURA - PALUR PP via
18,3656
DD
GLADAG/JL.VETERAN
KARTASURA - PALUR via A. YANI
13,2591
E1
KARTASURA - PALUR via A.
23,1709
E2
YANI/JL.DR.RAJIMAN
KARTASURA - PALUR .PP via KH.AGUS
19,2765
F
SALIM
KARTASURA - PALUR .PP via JL..GATOT
16,727
G
SUBROTO
KARTASURA - PALUR .PP via JL..KARTINI
17,9056
H
KARTASURA - PALUR .PP via GUMPANG
14,8415
I
TERMINAL KARTOSURO - BANDARA
16,7912
K
PALUR
PALUR - SOLO BARU - SUKOHARJO. PP
12,957
M
GEMOLONG - SOLO BARU
12,6359
N
MOJOSONGO - SOLO BARU. PP
12,6024
O
KARTASURA - PALUR PP via
14,4491
P
BANYUANYAR.
KARTASURA - PALUR -PP via GUMPANG 12,3251
Q
JL.YOSODIPURO
KARTASURA - PALUR via JL.YOS
14,6283
R
SUDARSO
PALUR - SUKOHARJO
12,8441
T
Sumber: : RTRW Kota SKA

Berikut

merupakan

peta

kode

trayek

angkutan

umum

Kecamatan Jebres:

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

74

Gambar 7.5 Peta trayek angkutan umum kemacetan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

75

7.6On street parking area Kecamatan Jebres


On street parking area timbul karena kurangnya lahan untuk
parkir kendaraan bermotor, sehingga badan jalan digunakan untuk
parkir. Berikut adalah lokasi onstreet paring area di Kecamatan
Jebres:
a.
b.
c.
d.

Jalan Ir. Sutami sepanjang 94,15 meter


Jalan Kolonel Sutarto sepanjang 199,53 meter
Jalan Urip Sumoharjo sepanjang 696,94 meter
Jalan Sutan Syahrir sepanjang 278,49 meter
Berikut adalah peta persebaran lokasi on street parking area di

Kecamatan Jebres:
Gambar 7.6 Peta lokasi on street parking area kemacetan Kecamatan Jebres

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

76

BAB VIII
KESIMPULAN
Sektor fisik, guna lahan dan kependudukan. Kecamatan Jebres
adalah kecamatan yang memiliki luas terbesar kedua di Kota Surakarta
dengan luas sebesar 1.258 Ha. Dari analisis yang dilakukan dari sektor
kependudukan bisa dilihat bahwa kepadatan penduduk di Jebres belum
merata antara Jebres utara dan Jebres selatan. Tingkat usia produktif
penduduk di kecamatan Jebres tinggi sehingga berpotensi besar untuk
dijadikan tenaga kerja. Tingkat natalitas di Kecamatan Jebres lebih tinggi
dibandingkan mortalitas, hal tersebut juga dapat dipengaruhi dari
jumlah penduduk wanita lebih banyak dari jumlah penduduk pria di
beberapa kelurahan di Kecamtan Jerbes.

Kelurahan dengan tingkat

kesejahteraan (sejahtera/pra sejahtera) tertinggi adalah Kelurahan


Gandekan sedangkan kelurahan dengan tingkat kesejahteraan terendah
adalah Kelurahan Purwodiningratan.
Sektor

fasilitas

dan

utilitas

kota.

Fasilitas

perdagangan

di

Kecamatan Jebres hanya berupa pasar tradisional dan tidak merata di


seluruh kelurahan Kecamatan Jebres. Fasilitas kesehatan di Kecamatan
Jebres juga kurang memadai dimana puskesmas pembantu yang sangat
sedikit. Fasilitas pendidikan di Kecamatan Jebres untuk SD dan SMA
telah memadai, namun untuk SMP masih kurang, sehingga perlu
penambahan fasilitas pendidikan tersebut. Ruang terbuka hijau di
kecamatan Jebres tidak sesuai peraturan daerah karena tidak mencapai
30%. Rumah susun di Kecamatan Jebres juga kurang, padahal dengan
adanya rumah susun dapat mengurangi keberadaan permukiman
kumuh. Untuk sanitasi di kecamatan Jebres juga belum mencukupi
TPSnya, perlu penambahan area pembuangan sampah.
Sektor Ekonomi. Kecamatan Jebres memiliki 46 unit kegiatan
usaha yang terdiri dari 2 jenis kegiatan industri besar, 11 kegiatan
industri menengah dan 33 jenis kegiatan industri kecil. Berdasarkan
data observasi, tingkat kepadatan sebaran industri tertinggi terdapat
pada kelurahan Jagalan dan Pucang Sawit. Sedangkan Kelurahan
Tegalharjo, Kepatihan Kulon dan Kepatihan Wetan memiliki tingkat
Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

77

kepadatan

sebaran

industri

cukup

rendah.

Khusus

kelurahan

Sudiroprajan tidak memiliki segala jenis kegiatan industri. Beberapa


contoh kegiatan industri yang ada di Kecamatan Jebres adalah industri
tekstil, tahu, meubel, dan lain-lain. Penggolongan industri berdasarkan
tenaga kerja di Kecamatan Jebres dibagi menjadi 3, yaitu industri besar,
industri menengah dan industri kecil. Sebaran industri besar cenderung
terpusat di Kelurahan Mojosongo. Kondisi ini sesuai dengan RTRW Kota
Surakarta 2012-2032 yang mengarahkan ekonomi wilayah Kelurahan
Mojosongo sebagai industri pengolahan. Produk yang dihasilkan dari
industri Kelurahan Mojosongo adalah kerajinan tangan keris, makanan
ringan, plastik olahan, dan lain-lain. Sedangkan industri menengah dan
industri kecil cenderung terpusat di kelurahan Jagalan dan Pucang
Sawit.
Sektor 4. Berdasarkan fungsinya jalan di Kecamatan ini dibedakan
menjadi: Jalan Arteri Primer (Ring Road, Jl. Ir. Sutami, Jl. Kolonel Sutarto;
Jalan Arteri Sekunder (Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Tentara Pelajar); Jalan
Kolektor Sekunder (Jl. Ki Hajar Dewantara, Jl. Brigjend. Katamso, Jl.
Tangkuban Perahu, Jl. Monginsidi, Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Sutan Syahrir).
Selanjutnya ialah fasilitas transportasi yang terdapat di Kecamatan
Jebres bisa dikatakan juga banyak. Di kecamatan ini halte berjumlah
kurang lebih 19 buah yang tersebar di titik-titik fasilitas umum. Di
samping itu terdapat pula stasiun kereta api Jebres. Kemudian terdapat
2 terminal barang dan 1 terminal bayangan yang terdapat di
perempatan Kandang Sapi (RS Dr. Oen). Lahan parkir di Kecamatan
Jebres juga terbatas sehingga muncul on street parking area. On street
parking di kecamatan ini di antaranya terdapat di Jl. Urip Sumoharjo, Jl.
Ir. Sutami, Jl. Kolonel Sutarto, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Sutan Syahrir. Selain
itu berdasarkan survei yang telah dilakukan, kurang lebih ada 12 titik
kemacetan yang terdapat di kecamatan ini.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

78

BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
Artipengetahuan.blogspot.com. Pengertian Hygiene dan Sanitasi,
Hombar Pakpahan. Klaten 13.08
Bakosurtanal.go.id, Peta Tematik. Klaten 22.50
Geografi-geografi.blogspot.com, Jenis-jenis peta. Klaten 19.20
Ilmusipil.com. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi, tidak ada nama. Klaten
10.15
Lokasitpa.blogspot.com, Definisi-Definisi yang Berhubungan Dengan
Perumahan dan Permukiman, Dastoer. Surakarta 15.40
Kecamatan Jebres dalam Angka tahun 2010-2012
Kota Surakarta dalam Angka tahun 2010-2012
SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan
perumahan di perkotaan
Seyawan, Fajar (2010) Pemahaman Peta, Surabaya: Rifbook.

Laporan Metode Pendataan dan Sistem Informasi Perencanaan 2014

79

Anda mungkin juga menyukai