Anda di halaman 1dari 16

UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI

KOTA BLITAR

D
TANGGAPAN DAN SARAN
TERHADAP KAK

Setelah mencermati serta memahami seluruh substansi dari Kerangka


Acuan Kerja secara komprehensif dalam rangka Pekerjaan Penyusunan
“UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI KOTA
BLITAR” maka konsultan memandang perlu untuk menyampaikan
pemahaman dan tanggapan sebagai masukan bagi KAK.

D.1 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan


UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI KOTA BLITAR

TANGGAPAN DAN SARAN


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERHADAP KAK
IDENTITAS PEKERJAAN
Nama Pekerjaan : Cukup Jelas, mengidentifikasi
Updating Peta Geospasial Dan Database Irigasi Kota dan memperbarui database
Blitar irigasi baik Daerah Irigasi
maupun Saluran Irigasi di Kota
Blitar

LATAR BELAKANG
Indonesia disebut Negara Agraris, karena kurang lebih Cukup Jelas.
75% penduduknya hidup di pedesaan dan sebagian besar
(54%) menggantungkan hidup dari sektor pertanian.
Sektor pertanian telahmenggerakkan perekonomian
nasional, dan pada periode tahun 1980-1990 telah
memberikan kontribusi utama dalam penurunan tingkat
kemiskinan.
Pembangunan pertanian sangat strategis, karenanya
revitalisasi pertanian perlu segera diwujudkan. Salah satu
wujud dari revitalisasi pertanian adalah dengan
memberikan perlindungan terhadap lahan pertanian
pangan yang merupakan amanah dari Undang Undang No
41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan serta Peraturan Pemerintah No 1
tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagai upaya untuk
perlu di tindaklanjuti dalam pelaksanaan sistem jaringan
Irigasi.
Seperti halnya kabupaten / Kota lain di Propinsi Jawa
1
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

TANGGAPAN DAN SARAN


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERHADAP KAK
Timur, sektor pertanian di kota Blitar juga merupakan
sektor yang paling berpengaruh. Lingkup usaha di sektor
pertanian meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, sub sektor peternakan dan sub sektor
perikanan.
Lahan pertanian di kota Blitarmendapatkan pengairan
irigasi yang berasal dari sungai Lahar,yang hulunya berada
di gunung Kelud, melintas sepanjang ± 7,84 km menuju
ke sungai Brantas dan juga berasal dari sekian banyak
sumber air yang keberadaannya menyebar di seluruh
wilayah kota Blitar.
Pentingnya dilakukan identifikasi jaringan irigasi di semua
wilayah lahan pertanian kota Blitar melalui kegiatan
penyusunan Updating Peta Geospasial dan Database
Irigasi Kota Blitar.

MAKSUD, TUJUAN, SASARAN


Maksud : Tanggapan yang ingin
Maksud dari kegiatan penyusunan Updating Peta disampaikan adalah bahwa dari
Geospasial dan Database Irigasi Kota Blitar adalah pekerjaan ini selain ditujukan
identifikasi seluruh daerah irigasi dan jaringan irigasi sebagai bahan informasi untuk
(saluran irigasi)di wilayahKota Blitar. pengambilan suatu kebijakan,
Tujuan : database tersebut akan pula
Tujuan dari penyusunan Updating Peta Geospasial dan dipergunakan untuk keperluan
Database Irigasi antara lain: Menyempurnakan data Perencanaan, Monitoring, dan
jaringan irigasi di Kecamatan Kepanjenkidul dan Sukorejo Evaluasi serta Pemeliharaan.
serta menggabungkan dengan data jaringan irigasi di Mengingat keperluan tersebut
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar maka database akan berisikan
Sasaran : data – data yang mendukung
Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Updating Peta semua tujuan yang
Geospasial dan Database Irigasi yaitu : disebutkan, khususnya
a. Mengidentifikasi jaringan irigasi (saluran irigasi) di berkaitan dengan
kecamatan Sananwetan Kota Blitar Perencanaan, Monitoring, dan
b. Menyempurnakan data jaringan irigasi (saluran irigasi) Evaluasi serta Pemeliharaan.
pada kecamatan Kepanjenkidul dan Sukorejo dan Maka sesuai dengan sifat
menggabungkan dengan data jaringan irigasi (saluran database, data – data yang
irigasi) kecamatan Sananwetan di Kota Blitar. berada dalam Database Irigasi
c. Terpetakannya seluruh daerah irigasi serta ini akan dapat selalu diupdate
jaringan/saluran irigasi di kota Blitar. sesuai dengan kondisi yang
mutakhir. Dengan begitu Data
base ini dapat dipergunakan
sebagai alat bantu untuk
memonitor dan mengevaluasi
serta
merupakanpemeliharaanbagi
setiap pembangunan jaringan
irigasi.
LOKASI KEGIATAN
Lingkup wilayah Penyusunan Updating Peta Geospasial dan Kota Blitar terdiri dari 3
Database Irigasi di Kota Blitar. Kecamatan :
1. Kepanjenkidul
2. Sukorejo
3. Sananwetan

2
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

TANGGAPAN DAN SARAN


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERHADAP KAK
Daerah Irigasi di Kota Blitar :
1. D.I. Bd. Bangsongan
2. D.I. Bd. Banjar Rejo
3. D.I. Bd. Bendo
4. D.I. Bd. Pakunden
5. D.I. Bd. Pengkol
6. D.I. Bd. Sudung
7. D.I. Bd. Tanggung
8. D.I. Bendogerit
9. D.I. Gedog
10. D.I. Jatimalang
11. D.I. Jumblengan
12. D.I. Jurangsembot
13. D.I. Karanglo I
14. D.I. Karanglo II
15. D.I. Karangsari
16. D.I. Ngadirejo
17. D.I. Sumber Aren
18. D.I. Sumber Gedog
19. D.I. Sumber Jajar
20. D.I. Sumber Jati
21. D.I. Kotes
22. D.I. Sumber Lumbu
23. D.I. Sumber Ngegong
24. D.I. Sumber Ngegong I
25. D.I. Sumber Ngegong II
26. D.I. Sumber Ngrebo
27. D.I. Sumber Urung – urung
28. D.I. Sentul
29. D.I. Tanjungsari
30. D.I. Tulungrejo

STANDART TEKNIS
Tim konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini akan Cukup Jelas.
menerapkan Sistem Analisis Koordinatif, yaitu dalam
menentukan alternatif perencanaan, hasil akhir kegiatan
akan dilakukan pembahasan berdasarkan pentahapannya.
Sehingga setiap tenaga ahli melakukan koordinasi, baik
yang menyangkut internal maupun eksternal dari sistem
koordinasi pelaksanaan pekerjaan ini.
Metodologi pendekatan yang disusun pada studi ini
ditujukan untuk 2 hal, yang pertama adalah optimalisasi
aspek non teknis dan yang kedua adalah untuk
mengupayakan optimalisasi aspek teknis pada kondisi
eksisting saat ini.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
menyelesaikan kegiatan ini adalah menentukan aspek non
teknis dan aspek teknis yang belum optimal berdasarkan
peraturan yang ada baik dari peraturan yang ada,
sehingga kemudian dapat dipilih kondisi eksisting apa
yang harus dikembangkan/dioptimalisasi.

REFERENSI HUKUM

3
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

TANGGAPAN DAN SARAN


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERHADAP KAK
1. Perpres Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Cukup Jelas.
Tata Ruang;
2. Perpres Nomor 9 Tahun 2016 Percepatan Kebijakan
Satu Peta (One Map Policy);
3. Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2015 Penetapan
Kriteria Daerah Irigasi
4. Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang
Pedoman Pengelolaan Aset Irigasi
5. Keputusan Menteri PUPR tentang Penetapan Status
Daerah Irigasi Nasional, Provinsi, dan Kabupaten;
6. Peraturan Daerah Blitar Nomor 10 Tahun 2017
tentang Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan dan Peraturan Zonasi Kota Blitar Tahun
2017-2037
7. BukuPanduan Penyusunan Peta Geospasial Daerah
Irigasi Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
LINGKUP KEGIATAN
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan melalui Tanggapan yang ingin
data primer dan data sekunder meliputi data spasial dan disampaikan adalah Tahap
data numeric yang bertujuan untuk dapat mengidentifikasi Survei lapangan meliputi :
kondisi awal dan kecenderungan perkembangannya. Data
1. Pengumpulan data umum
dan informasi primer dilaksanakan apabila data sekunder
 Nama DI
tidak tersedia atau perlu pengamatan langsung terhadap
 Nama DAS
suatu data dan informasi tertentu. Jika memungkinkan
 Lokasi
data dan informasi sekunder diperoleh melalui data
2. Pengumpulan data teknis
rentang waktu (time series) dan prediksi kecenderungan
 Bangunan Utama
(trend).Data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah
 Sumber Air
mencakup antara lain :
 Luas sawah
A. Data sekunder meliputi :
 Panjang Saluran
1. Peta rencana pola ruang wilayah Kota Blitar
 Jumlah dan Kondisi
2. Data luasan dan sebaran lahan pertanian dari Dinas
Bangunan
Pertaniansetiap kecamatan di wilayah Kota Blitar.
 Koordinat
3. Peta Jaringan Irigasi Wilayah Kota Blitar
4. Peta Jaringan Drainase Wilayah Kota Blitar
Sedangkan untuk data
5. Basemap peta Lahan Pertanian Jawa Timur dari Badan
sekunder akan dicocokkan
Informasi Geopasial (BIG)
dengan attribut table yang
6. Database Mata Air di Wilayah Kota Blitar dari Dinas
dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Kota Blitar
PUPR untuk di wilayah Kota
Blitar. Hasil dari pengumpulan
Metode yang digunakan untuk menganalisis pemetaan
dan analisa data tersebut akan
jaringan irigasi pada daerah irigasi di wilayah Kota Blitar
dibuat sebagai database dan
adalah dengan melakukan sistem tumpang tindih pada
peta geospasialJaringan Irigasi
setiap parameter (data sekunder) dan memberi
di wilayah Kota Blitar
pembobotan setiap hasil tumpang tindih sehingga dapat
diketahui kondisi jaringan irigasidi wilayah Kota Blitar.
Dari hasil overlay tersebut kemudian dicocokkan dengan
hasil survey primer yang disesuaikan dengan attribute
table yang telah diatur dan dikonsultasikan dengan
Kementerian PUPR untuk di wilayah Kota Blitar.
Hasil akhir merupakan database dan peta geospasial
Jaringan Irigasi di wilayah Kota Blitar.

4
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

TANGGAPAN DAN SARAN


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERHADAP KAK
KELUARAN
Kegiatan Penyusunan Updating Peta Geospasial dan Cukup Jelas
Database Irigasi Kota Blitardiharapkan akan menghasilkan
Dokumen
 Laporan Pendahuluan sebanyak 3 (tiga) buku ukuran
A4
 Laporan Akhir sebanyak 3 (tiga) buku ukuran A4
 Album Peta sebanyak 2 (dua) buku dan softcopy peta
dalam format shapefile
 Semua hasil pekerjaan tersebut di back up dalam
bentuk soft copy back up Flashdisk sebanyak 2 (dua)
buah.
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
Jangka waktu pelaksanaan Penyusunan Updating Peta Cukup Jelas
Geospasial dan Database Irigasi Kota Blitar ini
diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 90 (Sembilan
Puluh) hari kalender terhitung sejak penandatanganan
kontrak.

1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS

PENDUKUNG DARI PPK


SUMBER DANA
Kegiatan ini di biayai dari sumber danaDAK Irigasi Kota Blitar Tahun Cukup jelas
Anggaran 2019 dengan nomer rekening kegiatan:
1.03.1.03.01.06.03.5.2.2.21.01 dengan nilai pagu sebesar
Rp. 45.000.000,00

PERSONIL AHLI
Profesional Staff : Cukup jelas
1. 1 (satu) orang Ahli Planologi/Perencanaan Wilayah dan
Kota merangkap Team Leader (S1)
Sub Profesional Staff :
1. 1 (satu) orang Ahli Teknik Sipil (S1)
2. 1 (satu) orang Ahli Teknik Geodesi (S1)
Supporting Staff :
1. Tenaga Lapangan/Surveyor (min SMA/SMK)
2. Drafter Cad (min SMA/SMK)
3. Tenaga administrasi (min SMA/SMK)

PERALATAN, MATERIAL/PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT


KOMITMEN
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa Cukup jelas
memfasilitasi penyediaan tempat koordinasi dan penyiapan surat
menyurat / undangan untuk staf penyedia barang /jasa jika dipandang
perlu dalam rangka untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan

D.3 APRESIASI DAN INOVASI


Dari penyampaian pemahaman terhadap KAK sebagaimana
disampaikan secara tersurat oleh konsultan pada bagian usulan teknis yang
5
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

lain, maka untuk optimalisasi kualitas Pekerjaan Penyusunan “UPDATING


PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI KOTA BLITAR”, melalui
usulan teknik ini konsultan memandang perlu untuk menyampaikan
tanggapan dan rekomendasi melalui apresiasi dan inovasi sebagai satu
kesatuan utuh bersama tanggapan, dan sebagai tambahan serta
penyelarasan KAK.
Suatu sistem informasi yang baik adalah sistem informasi yang dapat
memenuhi beberapa keperluan para penggunanya dengan cepat, tepat dan
mudah. Oleh karena itu, langkah penting yang harus dilakukan dalam
menyusun sistem Data base jaringan irigasi adalah mengidentifikasi dan
menentukan informasi yang dibutuhkan bagi perencanaan, monitoring, dan
evaluasi, serta pemeliharaan saluran irigasi.
Tujuan yang dicapai oleh konsultan dalam merancang data base ini adalah :
1. Mengintegrasikan selengkap mungkin informasi yang diperlukan oleh
pihak Pemberi Kerja
2. Menyediakan akses yang cepat dan mudah ke informasi tersebut
3. Menyediakan tampilan informasi yang jelas
4. Adanya inovasi dari Konsultan dengan penyediaan fasiltas mengupdate
data/gambar bilamana diperlukan dan menyediakan uraian singkat
permasalahan dan saran serta rekomendasi penanggulangannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, berikut akan dijelaskan mengenai konsep –


konsep perancangan database dengan metode pemetaan berbasis GIS.
 Metoda Pemetaan Berbasis GIS

Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG)


adalah teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis
dan mentransfer data kebumian. Menurut Burrough (Dulbahri, 1996), sistem
informasi geografis adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali, mentransformasi, dan
menayangkan kembali data keruangan dari dunia nyata untuk tujuan
tertentu. Dengan kata lain, SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang
dapat mengolah dan menginformasikan unsur alam dan unsur buatan yang
bergeoreferensi. Unsur bergeoreferensi artinya unsur tersebut mempunyai
acuan posisi tertentu dimuka bumi. SIG mempunyai kemampuan untuk
mengolah data grafis, non-grafis secara terpadu. Agar supaya konsep SIG
dapat terwujud, maka diperlukan 5 komponen, yaitu sumber daya manusia,

6
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

data, perangkat lunak, perangkat keras dan manajemen. Kelima komponen


tersebut saling terkait satu dengan lainnya (Dulbahri, 1996).
Penerapan sistem informasi geografis sudah berkembang untuk berbagai
bidang, antara lain : Pemetaan kadaster, Pemetaan jalan raya, Perencanaan
kota dan wilayah, Pemilihan rute jalan raya, jalur pipa, dan jalur transmisi,
Bidang teknik sipil, Bidang kesehatan, Proses kartografi. Keunggulan SIG
terletak pada kemampuannya memadukan data untuk memperoleh
informasi baru berdasarkan data base yang sudah ada, dan analisis
keruangan serta integrasi data vektor, raster, dan data atribut. Sistem
informasi meliputi software, hardware dan data. Software merupakan
perangkat lunak dalam komputer untuk mengolah data yang berasal dari
perangkat keras (hardware), yang biasanya digunakan untuk penelitian
sistem lingkungan adalah Map Info, Epi Info dan Arcview, software ini
memiliki kriteria sebagai berikut :

- Data yang digunakan merupakan data yang dapat diterjemahkan secara


geografis seperti koordinat lintang dan bujur.

- Dapat diinterprestasikan dalam bentuk peta digital.

- Peta digital yang diolah dapat memperlihatkan dalam skala kecil.

- Peta dapat diolah dalam beberapa layer.

- Data dari berbagai layer dapat saling dibandingkan dan dipilih untuk
dianalisis.

- Sistem Data termasuk pendukung utama GIS, tanpa data GIS tidak akan
berarti apa-apa. Sebaliknya data yang lengkap akan sangat menunjang
sistem informasi yang dibangun. Berdasarkan jenis dan cara
penanganannya data dapat dikelompokkan, yaitu data grafis/ spasial dan
data atribut/ non-spasial.

Disamping data grafis (peta), maka GIS memerlukan data non-grafis


(atribut/ non spasial). Data atribut yang dibutuhkan tergantung dari
kebutuhan dan tujuan pemakaian GIS itu sendiri. Data atribut harus
disimpan dalam bentuk digital, sehingga akan mudah digabungkan dengan
data grafisnya.
Secara khusus, perangkat lunak GIS (Geographic Information Systems),
terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan Input, Proses dan Analisis, Output

7
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

dan Visualisasi. Gambar berikut menjelaskan diagram kerja perangkat lunak


tersebut.

Survei Data Survei Data Primer Input dan Analisa


Output
Sekunder (Inventarisasi) Data

- Peta Kota Blitar - Lokasi (GPS) - Data hasil


- Peta Wilayah - Kondisi struktur invetarisasi
Administrasi - Kondisi visual - Hasil analisa PETA DAERAH
- Peta Jaringan - Saluran irigasi data sekunder IRIGASI DAN
Irigasi Wilayah - Skema jaringan JARINGAN
Kota Blitar irigasi IRIGASI
(SALURAN
IRIGASI)

Peta Spasial

Aplikasi GIS menerima data-data masukan dari pengguna maupun dari


pengembang sistem. Adapun data-data yang dapat dijadikan data masukan
bagi sistem tersebut adalah sebagai berikut:

- Peta Digital

Data utama yang membedakan sistem informasi geografik dengan sistem


informasi lainnya adalah kemampuannya dalam menampilkan dan
menangani basis data spasial atau data bergeoreferensi. Dalam hal inilah
keberadaan peta digital menjadi sangat esensial bagi sistem ini.
Penyediaan peta digital untuk penerapan sistem informasi geografik
memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadai agar dapat
menghasilkan peta berkualitas baik. Basis administrasi terkecil yang akan
dikembangkan pada sistem ini adalah Kelurahan.

- Data Tabular

Yang dimaksud dengan data tabular adalah data-data yang berupa teks,
angka, ataupun biner yang disimpan dalam bentuk tabel-tabel. Terdapat 2
(dua) jenis data tabular yang dimaksud, yaitu data tabular yang terikat
dengan objek dalam peta dan yang tidak terikat.
8
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

Data tabular yang terikat dengan objek di dalam peta digital umumnya
berupa data-data yang melengkapi (atribut) objek tersebut. Sebagai
contoh adalah data demografi yang terikat dengan objek wilayah
administrasi, data nama, alamat, dan keadaan interior/eksterior bangunan
yang terikat dengan objek bangunan, data nama dan panjang yang terikat
dengan objek jalan, dan masih banyak lagi lainnya. Data-data tersebut
disimpan dalam sebuah sistem basis data yang sama dengan yang
digunakan untuk menangani data spasial.

- Data Image

Database GIS dapat menerima data masukan berupa foto digital, gambar,
dan objek grafis digital lainnya. Data-data tersebut dapat ditampilkan
sebagai data pelengkap, misalnya: foto Lokasi Bangunan pelintas, pintu
air, tapal batas, obyek vital, dan berbagai macam hal lainnya.

- Data Digital Lainnya

Secara umum, hampir semua jenis data dalam bentuk digital yang ingin
dicantumkan dan ditampilkan dapat diterima dan disimpan dengan baik
oleh basis data GIS dan dapat pula ditampilkan sesuai dengan kebutuhan.
Selain data peta digital, data image, dan data tabular, data-data
berbentuk digital lainnya juga dapat dengan mudah diikutkan dalam
sistem ini: musik, animasi, atau film misalnya.

- Analisis

Data-data yang tersimpan dalam sistem basis data yang bersangkutan


kemudian dijadikan bahan untuk melakukan analisis sehingga dapat
ditarik sebuah informasi darinya sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
pemilik sistem. Adapun analisis-analisis yang dapat dilakukan dalam
sistem ini adalah sebagai berikut:
- Analisis Spasial
- Analisis Tabular
- Analisis numeris
- Analisis Statistik
- Analisis Tekstual

9
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

Dengan menggunakan fungsi analisis ini maka pengguna akan dapat


dengan mudah menemukan kembali catatan yang diinginkan, atau
mengelompokkan data-data.
Keluaran dari proses analisis-analisis yang telah disebutkan sebelumnya
adalah berupa informasi-informasi yang diinginkan oleh pengguna. Informasi
tersebut disajikan dalam berbagai bentuk yaitu peta tematik, tabel, dan
grafik.

D.4 PERATURAN MENTERI PUPRTENTANGPENYELENGGARAAN


DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
INFRASTRUKTURBIDANGPEKERJAANUMUMDANPERUMAHAN
RAKYAT

I. KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Data adalah kumpulan fakta berupa angka, huruf, gambar,


suara, peta, atau citra tentang karakteristik atau ciri-ciri
suatu objek.
2. Informasi adalah gabungan, rangkaian dan analisis data
yang berbentuk angka, huruf, gambar, suara, peta, atau
citra yang
telahdiolah,yangmempunyaiarti,nilaidanmaknatertentu.
3. Infrastruktur adalah Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
PerumahanRakyat.
4. Data dan Informasi Infrastruktur adalah data dan informasi
mengenai objek infrastruktur yang sedang dan telah
dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
PerumahanRakyat.
5. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan
yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek
atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem
koordinattertentu.
6. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis,
dimensi,
atauukuran,dan/ataukarakteristikobjekalam,dan/ataubuat
an manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi.

10
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

7. Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah


diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,
dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
ruang kebumian.
8. Struktur Data adalah elemen/field tabel data/entitas data
yang terstruktur menurut tema atau kelompokdata.
9. Kodefikasi Data adalah aturan/cara untuk membuat suatu
data menjadi unik atau berbeda satu sama lain dengan
menambahkan elemen kode pada datatersebut.
10. Muatan Peta adalah data dan atau informasi tematik yang
berupa simbol yang mewakili objek yang sesungguhnya di
permukaan bumi yang ditambahkan pada suatupeta.
11. Simbolisasi Muatan Peta adalah aturan/cara
membuat/menentukan simbol yang mewakili objek yang
sesungguhnya di permukaan bumi yang ditambahkan pada
suatupeta.
12. Standar Kodefikasi Data adalah standar yang digunakan
dalam membuat suatu data menjadi unik atau berbeda satu
sama lain dengan menambahkan elemen kode pada data
tersebut, khususnya terkait data dasar infrastruktur
maupun data paket kegiatan Bidang Pekerjaan Umum dan
PerumahanRakyat.
13. Standar Format Isian Data adalah standar format yang
digunakan pada elemen/field tabel data/entitas data yang
terstruktur, khususnya terkait data dasar infrastruktur
maupun data paket kegiatan Bidang Pekerjaan Umum dan
PerumahanRakyat.
14. Standar Simbolisasi Muatan Peta adalah standar
penggunaan simbol muatan peta infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat.
15. Standar Tata Letak Peta adalah standar tampilan peta
infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
PerumahanRakyat.
16. Metadata adalah informasi singkat atas data spasial yang
berisi identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas,
distribusi, sitasi, waktu, dan acuandata.

Pasal 2
1. Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi
pengelola data dan informasi geospasial di Kementerian
Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat.
11
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

2. Peraturan Menteri ini bertujuan untuk terciptanya kesamaan


pemahaman, tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unit
kerja untuk mewujudkan suatu kesatuan data dan informasi
geospasial di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini adalah penyelenggaraan data
dan informasi geospasial infrastruktur yangmeliputi:
a. Prosedur Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial
Infrastruktur;
b. Kodefikasi dan Format Isian DataInfrastruktur;
c. Simbolisasi Muatan Peta Infrastruktur;dan
d. Tata Letak PetaInfrastruktur;

II. PROSEDUR PENYELENGGARAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL


INFRASTRUKTUR
Pasal 4
1. Prosedur Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a digunakan
sebagai pedoman alur kerja penyelenggaraan Penyelenggaraan
data dan informasi geospasial untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat dan dapat digunakan oleh semua bidang
infrastruktur.
2. Prosedur Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial
infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,
terdiri atas beberapa tahapan,yaitu:
a. perencanaan;
b. pengumpulandata;
c. pengolahan dataspasial;
d. kontrolkualitas;
e. pencetakan peta dan/atau publikasi digital;dan
f. penyimpanan danpengarsipan.

Pasal 5
(1)Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a dilakukan untuk menentukan keluaran yang akan
dicapai sehingga dapat ditentukan data yang dibutuhkan, alat
yangdipakai,metodayangdigunakan,danlokasikegiatan.
(2)PengumpulandatasebagaimanadimaksuddalamPasal4ayat
huruf b terdiriatas:

12
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

a. pengumpulan data primer;dan


b. pengumpulan datasekunder.
(3)Pengolahan data spasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) huruf c terdiriatas:
a. koreksigeometrik;
b. transformasikoordinat;
c. pembuatan dan pemutakhiran (editing) peta tematik;dan
d. pembuatan dan pemutakhiran basis dataspasial.
(4)Kontrol kualitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf d merupakan pengecekan kualitas data dan informasi
geospasial terhadap kesalahan yang mungkin terjadi dalam
prosespembuatannya.
(5)Pencetakan peta dan/atau publikasi digital sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf eterdiri atas:
a. pencetakan peta sesuai kebutuhan;dan/atau
b. publikasi dalam bentukdigital.
(6)Penyimpanan dan pengarsipan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf f merupakan penyimpanan dan
pengarsipan baik data digital maupun datacetak.
(7)Setiap data yang disimpan dan diarsipkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) harus dilengkapi dengan metadata
spasial sesuai dengan standar yang berlaku.

Pasal 6
Ketentuan mengenai Prosedur Penyelenggaraan Data dan
Informasi Geospasial Infrastruktur lebih lanjut tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan menteriini.

III. KODEFIKASI DAN FORMAT ISIAN DATA INFRASTRUKTUR


Pasal 7
(1)Kodefikasi dan Format Data Infrastruktur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b ini merupakan acuan dalam
penyusunan kode dan data bagi setiap objek infrastruktur
agar bersifat unik dan mudah dalampenyelenggaraannya.
(2)Kodefikasi dan Format Isian Data Infrastruktur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiriatas:
a. Kodefikasi Data Infrastruktur;dan
b. Format Isian DataInfrastruktur.

13
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

Pasal 8
(1)Kodefikasi Data Infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) huruf a, terdiriatas:
a. Kodefikasi Data Dasar;dan
b. Kodefikasi Data PaketKegiatan.

(2)Kodefikasi Data Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a terdiriatas:
a. kode bidang pekerjaan umum dan perumahanrakyat;
b. kode jenis infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
rakyat;dan
c. kodeinfrastruktur;

(3)Kodefikasi Data Paket Kegiatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b, terdiriatas:
a. kode bidang pekerjaan umum dan perumahanrakyat;
b. kode jenis penanganan paket kegiatan;dan
c. kode paketkegiatan.

Pasal 9
(1)Format Isian Data Infrastruktur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, terdiriatas:
a. Form Isian Data Dasar Infrastruktur;dan
b. Form Isian Data Paket KegiatanInfrastruktur.

(2)Form Isian Data Dasar Infrastruktur sebagaimana dimaksud


padaayat(1)hurufa,sekurang-kurangnyaterdiriatas:
a. kodefikasi;
b. lokasi;
c. datateknis;
d. koordinat;dan
e. foto.

(3)Form Isian Data Paket Kegiatan Infrastruktur sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b, sekurang-kurangnya terdiri
atas:
a. nilaipagu;
b. lokasi;
c. datapenanganan;
d. datakontrak;
e. progress fisik dan penyerapanstatus;
f. koordinat;danfoto
14
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

Pasal10
Ketentuan mengenai Kodefikasi dan Format Isian Data lebih
lanjut tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan menteriini.

IV. SIMBOLISASI MUATAN PETA INFRASTRUKTUR


Pasal 11
(1)Simbolisasi Muatan Peta Infrastruktur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c digunakan untuk
menggambarkan unsur infrastruktur dalam bentuk simbol
padapeta.
(2)Simbolisasi Muatan Peta Infrastruktur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri dari beberapa
kelompokunsur, yaitu:
a. Kelompok UnsurAdministrasi;
b. Kelompok Unsur Sumber DayaAir;
c. Kelompok Unsur BinaMarga;
d. Kelompok Unsur CiptaKarya;
e. Kelompok Unsur Penataan Ruang;dan
f. Kelompok Unsur Kementerian/ Lembagaterkait.

Pasal 12
Ketentuan mengenai Daftar Simbol Muatan Peta Infrastruktur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari peraturan menteri ini.

V. TATA LETAK PETA INFRASTRUKTUR


Pasal 13
(1)Tata letak Peta Infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d digunakan untuk menyusun tampilan akhir
peta disertai dengan legenda dan keteranganpeta.
(2) Ketentuan mengenai Tata Letak Peta Infrastruktur lebih
lanjut tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini.

VI. PENYELENGGARA DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

15
UPDATING PETA GEOSPASIAL DAN DATABASE IRIGASI
KOTA BLITAR

Pasal 14
Penyelenggara data dan informasi geospasial Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dilaksanakan oleh unit
kerja Penyelenggara Data dan Informasi Bidang Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dengan dibantu oleh unit kerja lain yang
terkait data dan informasi geospasial Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

16

Anda mungkin juga menyukai