Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN NOTA DESAIN

SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Pada prinsipnya pengembangan daerah rawa bertujuan antara lain untuk
meningkatkan produksi pertanian terutama pangan, khususnya beras, menunjang
program transmigrasi, menyediakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di
bidang pertanian yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pangan nasional.
Salah satu faktor keberhasilan budidaya padi dan lahan persawahan terletak pada
keserasian pengaturan air/sistem supply dan drainase. Produktivitas pertanian
padi sawah rendah lazimnya disebabkan oleh kelemahan sistem tata guna air.
Selanjutnya sistem tata guna air di lahan pertanian padi sawah dibangun untuk
keperluan sebagai berikut :
 Mencegah genangan air yang merugikan tanaman pertanian
 Mengatur tinggi muka air tanah, sehingga tersedia ruang yang cukup untuk
pertumbuhan akar dan memenuhi kebatuhan air bagi tanaman pertanian.
 Menimbulkan mekanisme dimana air yang baik untuk memperkaya oksigen
dalam tanah
 Mencuci asam-asam organik dan non organik dalam tanah.

Saat ini ketahanan pangan bangsa kita berada pada kondisi yang semakin
mengkhawatirkan, terutama dalam bidang pertanian tanaman pangan (beras).
Oleh karenanya diperlukan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan
produktivitas pertanian, baik dalam bentuk teknis budidaya pertanian maupun
rekayasa sosial ekonomi. Salah satu terobosan itu adalah dengan memanfaatkan
lahan-lahan marginal sebagai sumber produksi pertanian. Salah satu bentuk lahan
marginal ini adalah lahan rawa.

Daerah Rawa Tebing Jaya Kec. Marosebo Ulu Kab. Batang Hari merupakan lahan
rawa yang potensial untuk pengembangan lahan pertanian. Pembukaan lahan
pertanian baru ini, diperlukan untuk menggantikan lahan yang telah beralih fungsi
dari lahan pertanian ke fungsi lainnya di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
Sehubungan dengan kepentingan tersebut, maka diperlukan sistem jaringan air
rawa agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian terutama
tanaman pangan.

I-1
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

Guna mendukung perencanaan teknis pola jaringan tata air Daerah Rawa Tebing
Jaya Kec. Marosebu Ulu Kab. Batang Hari, maka perlu dilakukan pelaksanaan
pekerjaan Survey Investigasi Dan Desain Daerah Rawa Tebing Jaya Kec. Marosebo
Ulu Kab. Batanghari.

1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran Pekerjaan.


Maksud dalam pekerjaan ini adalah Melakukan Survey Investigasi dan Desain
untuk menghasilkan data dan informasi yang diperlukan dalam pembuatan desain
dan Pengembangan Daerah Rawa Tebing Jaya Kec. Marosebo Ulu Kab. Batanghari.

Tujuan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan desain Jaringan Rawa, sehingga
infrastruktur jaringan termasuk kategori dapat berfungsi meningkatkan target
produktivitas pertanian di Kab. Batanghari.

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi


pertanian daerah rawa di kabupaten Batanghari sehingga dapat meningkatkan
produksi pertanian, peningkatan pendapatan dan lapangan kerja, serta
pengembangan agrobisnis dan wilayah.

1.3. Deskripsi Pekerjaan.


Pekerjaan SID Daerah Rawa Tebing Jaya Kec. Marosebo Ulu Kab. Batanghari ini
direncanakan dan dibiayai oleh DPA SKPD Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Jambi Bidang Sumber Daya Air Tahun Anggaran 2015 yang diperkirakan akan
dimulai bulan Maret s/d Agustus 2015.
Secara umum diskripsi pekerjaan yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Nama Pekerjaan : Survey Investigasi dan Desain Daerah Rawa Tebing


Jaya Kec. Marosebo Ulu Kab. Batanghari
No. Kontrak : 610/72-DPU-6.1/II/2015
Tanggal : 27 Februari 2015
Tahun Anggaran : 2015
No SPMK : 81/DPU-6/III/SPMK/2015
Tanggal SPMK : 02 Maret 2015
Sumber Dana : DPA SKPD Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi
Bidang Sumber Daya Air
Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

I-2
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

Nilai Kontrak : Rp. 342,320,000,- (Tiga ratus empat puluh dua juta
tiga ratus dua puluh ribu rupiah) termasuk PPN.

1.4. Lokasi Pekerjaan.


Lokasi Pekerjaan Survey Investigasi dan Desain Daerah Rawa Tebing Jaya berada
di Kecamatan Marosebo Ulu Kabaupaten Batanghari Provinsi Jambi.

Lokasi Pekerjaan

Gambar 1-1 Lokasi Pekerjaan Daerah Rawa Tebing Jaya di Kec Maro Sebo Ulu Kab.
Batanghari

I-3
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

1.5. Lingkup Pekerjaan.


Lingkup kegiatan dalam perencanaan ini secara garis besar dapat dikelompokkan
dalam 6 tahapan yang terdiri dari ;
1. Pekerjaan Pendahuluan,
2. Pekerjaan Survey Lapangan,
2.1 Pengumpulan Data Sekunder,
2.2 Inventarisasi Permasalahan,
2.3 Survey Topografi,
2.4 Survey Hidrometri,
2.5 Suvey Tanah Pertanian,
2.6 Survey Agro Sosial Ekonomi,
2.7 Survey Mekanika Tanah,
3. Pekerjaan Analisis Data,
4. Pekerjaan Perencanaan Layout Jaringan Irigasi,
5. Pekerjaan Penyusunan Detail Desain,
6. Pekerjaan Analisis Ekonomi.

Berikut uraian dari lingkup pekerjaan yang akan kami kerjakan :


1. Pekerjaan Pendahuluan,
Dalam pekerjaan pendahuluan terdiri dari kegiatan persiapan dan
peleksanaan orientasi lapangan. Kegiatan persiapan yaitu persiapan
administrasi dan persiapan teknis. Orientasi lapangan / survey pendahuluan
ini adalah merupakan survey awal yang perlu dilakukan sebelum dilakukan
survey detail yaitu untuk mengamati dan mendata secara umum kondisi
daerah di survey.

2. Pekerjaan Survey Lapangan,


Survey lapangan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan data sekunder,
inventarisasi permasalahan, survey topografi, survey hidrometri, survey tanah
pertanian, survey agro sosial ekonomi dan survey mekanika tanah.

2.1 Pengumpulan Data Sekunder,


Data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari PERDA pengembangan
rawa, peta RUTR, data klimatologi dan data debit.

I-4
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

2.2 Inventarisasi Permasalahan,


Survey ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan
pernah terjadi dilokasi proyek.
2.3 Survey Topografi,
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan data
lapangan yang sebenarnya ( Existing) yang akan disajikan dalam bentuk
peta topografi (peta situasi) dengan skala 1: 20.000 untuk peta ikhtisar
dan skala 1: 5.000 untuk peta situasi detail. Pengukuran situasi detail
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Inventarisasi / Permasalahan Bencmark (BM),
Kondisi ukuran dan penyebarannya harus sesuai dengan rencana
konstruksi BM. Ukuran Benchmark (BM) yang digunakan dalam
pekerjaan pengukuran adalah dengan lebar 20 cm x 20 cm dengan
panjang 75 cm. untuk kondisi lapangan maka panjang BM yang
tertanam ke dalam tanah kurang lebih 50 cm.
b. Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan,
Pengukuran kerangka dasar pemetaan dilakukan dengan
pengukuran polygon sebagai kerangka horizontal dan pengukuran
waterpass sebagai kerangka vertikal. Pengukuran kerangka dasar
benchmark–benchmark yang dipasang lebih dahulu dan dibagi
dalam beberapa loop/ring sesuai dengan kebutuhan serta diikatkan
pada titik referensi terdekat atau yang ditentukan oleh direksi.
Pengukuran Titik Kontrol Vertikal:
● Elevasi Benchmark ditentukan dengan cara pengukuran sifat
datar dengan pengukuran sesuai route polygon.
● Rute pengukuran dibagi dalam beberapa seksi yang panjang
maksimum 2 KM, tiap seksi diukur dengan metode “Double
Stand” dengan ketelitian (10√D km) mm.
● Alat ukur yang digunakan harus Waterpass seperti Ni2, NAK
atau merk lain yang sederajat
● Untuk kring tertutup salah penutup maksimum ± (10√D km)
mm.
Pengukuran Spot Height :
● Spot Height ditentukan dengan ukuran waterpass cabang.

I-5
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

● Tiap seksi diukur dengan metode Double Stand dengan


ketelitian (20√D km) mm
Pengukuran Titik Kontrol Horizontal :
● Koordinat Horizontal (X,Y) ditentukan dengan polygon.
● Sudut diukur dengan Theodolit presisi seperti Wild T2 atau
merk lain yang sederajat.
c. Pengukuran Situasi Detail :
● Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara rincikan/raai
dan harus terikat pada kerangka dasar pemetaan dengan jarak
rincikan/raai maksimal per-200 m
● Ketinggian titik detail diukur dengan toleransi 10 cm dengan
kerapatan sesuai dengan skala peta yang direncanakan.
● Pengukuran situasi diukur merata keseluruh rencana
pengukuran mencakup batas penggunaan lahan, saluran alam
dan bangunan buatan.
d. Pengukuran Trase, Situasi Trase, Profil Memanjang dan Melintang :
● Pengukuran tersebut dilakukan pada saluran - saluran alam
(sungai), saluran buatan, tanggul/jalan yang ada serta
saluran, tanggul dan jalan yang direncanakan (lay out yang
telah disetujui).
● Setelah diukur trase dan situasi trase, kemudian diukur profil
memanjang dan profil melintang dengan interval jarak 100 m
untuk sungai / saluran yang lurus dan 25 – 50 m untuk
sungai / saluran berbelok dengan lebar 50 m kekiri dan 50 m
kekanan dari tepi sungai / saluran.
e. Pengukuran Situasi Tapak Bangunan :
● Pengukuran situasi tapak bangunan yang ada dengan skala 1:
200
● Pengukuran situasi tapak bangunan rencana dengan skala 1:
200
● Pengukuran situasi tersebut dilakukan pada areal seluas 150 m
x 100 m

I-6
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

f. Ketelitian :
● Ketelitian horizontal minimal 90% titik yang mudah dikenal di
lapangan, digambar dengan toleransi kesalahan planimeter 0.8
mm pada skala peta.
● Ketelitian vertikal minimal 90% dari semua titik tinggi / garis
kontur pada peta yang mudah dikenal di lapangan, toleransi
kesalahannya adalah maksimum setengah interval garis
kontur.
● Kontrol azimuth ditentukan dengan pengamatan astronomi
dengan ketelitian 200”.
● Jumlah titik polygon antara dua kontrol azimuth maksimum 50
buah.
● Koreksi sudut antara 2 kontrol azimuth maksimum 20”.
● Salah penutup koordinat maksimum 1 : 5.000
● Jarak pengukuran waterpass dibagi dalam seksi-seksi dengan
panjang maksimum 2 km, tiap seksi diukur pergi pulang
dengan toleransi kesalahan 10√D mm.
● Ketinggian titik detail diukur dengan ketelitian 10 cm.
● Profil melintang diukur dengan alat waterpass untuk saluran
sekunder, tersier atau sungai alam dengan lebar maksimum 10
m dan diukur dengan techimeter untuk saluran primer dan
saluran sungai alam dengan lebar lebih dari 10 m.
g. Perhitungan / Penggambaran :
● Perhitungan data dilapangan merupakan perhitungan
sementara untuk mengetahui ketelitian ukuran.
● Pengukuran definitif.
● Perhitungan yang sudah menggunakan hitungan perataan.
Hasil perhitungan ini yang akan digunakan dalam proses
penggambaran.
● Penggambaran peta situasi detail pada kertas kodaktrace atau
kertas lain yang sama kwalitasnya.
● Penggambaran profil melintang, memanjang dan situasi trace
dibuat pada kalkir dengan ukuran 80/85 gram.
● Gambar dibuat dengan ukuran A1.

I-7
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

● Pada ikhtisar digambar dengan skala 1 : 20.000 dan interval


kontur 1 m.
● Peta situasi detail dibuat dengan skala 1 : 5.000, interval
kontur 0.5 m.
● Situasi trace dan profil memanjang digambar dengan skala
Horizontal 1 : 2.000 dan Vertikal 1 : 100
● Profil melintang digambar dengan skala Horizontal 1 : 100 dan
Vertikal 1 : 100
● Situasi tapak bangunan air digambar dengan skala 1 : 200

2.4 Survey Hidrometri,


Survey ini dilakukan untuk memperoleh data pengukuran dan sampel
untuk mendapatkan gambaran aktual kondisi hidrometri di lokasi
proyek yang terdiri dari :
a. Pengumpulan data/ informasi banjir (tinggi, lamanya, perkiraan luas
genangan dan dampaknya).
b. Pengukuran tinggi/fluktuasi muka air, kecepatan arus, salinitas
(bergerak dan setempat) dan keasaman pada titik–titik pengukuran
yang disesuaikan dengan rencana skematisasi dari model
matematik.
c. Pengukuran penampang melintang sungai/saluran pada setiap
lokasi pengukuran muka air.
d. Pengamatan karakteristik sungai (antaralain morfologi, sedimentasi,
keasaman).
e. Pengukuran sifat datar (leveling) untuk mengikat papan dua
(Peilschaal) terhadap Benchmark (BM) terdekat.
f. Pengamatan air pasang surut setiap jam minimum selama 15 hari.
g. Pengambilan contoh air untuk dianalisa di laboratorium.

2.5 Survey Tanah Pertanian,


Survey ini dilakukan untuk mempelajari potensi, kemampuan serta
kesesuaian lahan dalam rangka upaya peningkatan usaha pertanian di
daerah survey yang terdiri dari :

I-8
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

a. Inventarisasi sifat dan jenis tanah serta penyebarannya dengan


melakukan pengamatan tanah melalui pemboran dengan kerapatan
± 50 Ha per titik pengamatan.
b. Inventarisasi serta melokalisir masalah tanah yang ada seperti pirit,
tanah sulfat asam, keasaman, kegaraman dan masalah gambut
(ketebalan dan tingkat kematangannya).
c. Pengambilan contoh tanah untuk dianalisa di laboratorium dengan
kerapatan 250 Ha per titik. Tiap titik diambil contoh tanah sebanyak
2 lapisan.
d. Penggambaran peta pengeboran jenis tanah, ketebalan gambut,
kedalaman lapisan pirit, kedalaman muka air tanah dan genangan,
serta klas kesesuian lahan dengan skala 1 : 20.000.

2.6 Survey Agro Sosial Ekonomi,


Untuk memperoleh data deskripsi mengenai keadaan sosial – ekonomi
masyarakat dan data pertanian di lokasi survey.
a. Pengumpulan data demografi serta organisasi-organisasi atau
perkumpulan- perkumpulan masyarakat petani yang ada.
b. Inventarisasi kepemilikan dan status tanah.
c. Inventarisasi keadaan agronomis seperti jenis tanaman, produksi,
pola tanam, hama dan penyakit lain-lain.
d. Penelitan tentang keadaan ekonomi masyarakat seperti luas dan
pola usaha tani, lapangan pekerjaan, pengeluaran dan pendapatan
petani, transportasi dan pemasaran hasil lain-lain.
e. Penggambaran tata guna lahan sekarang dan tata guna lahan
usulan skala 1 : 20.000.

2.7 Survey Mekanika Tanah,


Mengetahui karakteristik mekanika tanah yang meliputi : daya Dukung
tanah,stabilitas lereng saluran tanggul, penurunan muka tanah
(subsidence) pemadatan tanah, kelulusan air dan lain – lain. Pekerjaan
ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan – kegiatan :
a. Pemboran tanah sedalam 4m guna mengambil contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed sample),

I-9
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

b. Pembuatan lubang uji (test pit) guna mengambil contoh tanah


terganggu pada setiap perubahan atau gaya lapisan tanah,
c. Uji gesekan tanah (vane shear test)sampai pada kedalaman 1 – 4 m
denagan pembacan kekuatan geser pada setiap interval 0,50m,
d. Uji kelulusan air (Hydraulic Conduktivity Test) dengan mengunakan
metoda Auger Hole atau Penotrometer.

3. Pekerjaan Analisa Data,


Data yang diperoleh dari lapangan atau survey dapat berupa data primer
(misalnya data ukur topografi) maupun data sekunder (misalnya berupa
keterangan masyarakat tentang muka air pasang atau literatur-literatur resmi
yang telah dipublikasikan). Data tersebut diolah menurut kebutuhannya, baik
yang bersifat deskriptif, analisis umum, maupun analisis detail desain.

Dalam rancang bangun konstruksi atau biasa disebut Detailed Engineering


Design (DED) lazimnya data primer, seperti data ukur topografi, penysusunan
kekuatan tanah dasar diolah menjadi data sekunder berupa parameter-
parameter yang digunakan dalam rancang konstruksi.

4. Pekerjaan Perencanaan Lay out Jaringan Irigasi,


Sistem planning dalam kegiatan ini terdiri dari :
a. Perumusan rencana pengembangan lokasi, berdasarkan zoning Water
Management Zone, pemecahan permasalahan yang ada baik aspek teknis
maupun non teknis.
b. Merencanakan lay out jaringan untuk kegiatan pengembangan yang
menunjang hasil/rumusan.
c. Merencanakan lay out harus mempertimbangkan pembebasan tanah
yang minimal, kebutuhan jalur aspek social dan budaya setempat serta
berwawasan lingkungan.

5. Pekerjaan Penyusunan Detail Desain,


Setelah lay out ditetapkan, konsultan dapat melanjutkan kegiatan dengan
perencanaan yang lebih detail.
a. Dimensi Jaringan Konstruksi (Jaringan Irigasi)

I - 10
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

Merujuk hasil lay out jaringan irigasi yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka tahap selanjutnya dari perencanaan ini adalah melakukan dimensi
konstruksi dari jaringan irigasi termasuk dengan memperhatikan
pertimbangan teknis sebagai berikut :
a) Jangkauan area pasang surut air laut,
b) Modulus drainase,
c) Galian dan timbunan, dan
d) Metode Pelaksanaannya

Penetapan dimensi konstruksi jaringan (saluran irigasi) terdiri atas 3 jenis


saluran, yaitu :
a) Saluran Primer,
b) Saluran Sekunder, dan
c) Saluran Tersier.

Perhitungan jaringan reklamasi dalam daerah rawa non pasang surut


dilakukan dengan menggunakan perhitungan aliran tetap ( steady flow).
Perhitungan dimensi saluran jaringan reklamasi daerah pasang surut
dilakukan sebagai berikut :
● Melakukan asumsi-asumsi teknis sehingga dapat menggunakan
rumus-rumus untuk perhitungan aliran dengan kondisi Unsteady Flow.
● Pemeriksaan model matematis terhadap dimensi-dimensi dengan
menggunakan model matematis yang ada. Pemeriksaan ini dapat
mengoptimalkan penampang desain awal dengan syarat-syarat teknis
yang ada

b. Perencanaan Bagunan air


Bangunan air direncanakan sesuai dengan fungsi yang diinginkan antara
lain :
a) Sebagai bangunan penahan air banjir atau air asin dari luar sistem.
b) Untuk menjaga agar tinggi muka air di dalam system sesuai
dengan yang direncanakan.

Perhitungan Bangunan air ini meliputi :


- Ukuran Bangunan yang diperlukan

I - 11
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

- Pemilihan bahan yang dipakai


- Kekuatan
- Stabilitas

Setelah analisis konstruksi (penetapan dimensi konstruksi) selanjutnya


dituangkan dalam rencana. Gambar rencana secara garis besar meliputi
tiga kelompok :
a) Gambar denah dan site plan
b) Gambar tipikal konstruksi
c) Gambar detail konstruksi (tampak dan potongan)

c Perencanan Tanggul
Perencanan tanggul pada prinsipnya adalah penentuan elevasi dan
kekuatan tanggul itu sendiri. Kekuatan tanggul mencakup :
● Ukuran tanggul
● Bahan tanggul
Ukuran minimum tanggul harus memenuhi kriteria stabilitas (faktor
keamanan ± 3) sesuai dengan data tanah yang ada ditempat, hal ini
menimbang terbatasnya ketersediaan tanah dengan kwalitas baik
disekitar lokasi. Dalam hal dipakai tanah setempat konsultan harus
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
• Penurunan muka tanggul yang akan terjadi
• Metoda pelaksaan kontruksi pemadatan, tahapan pelaksanaan, dsb.

d Perencanaan Bangunan Pelengkap Lainnya,


Bangunan Pelengkap antara lain :
• Dermaga
• Jembatan
• Gorong-gorong
• Jaringan Transportasi
• Typical Rumah petugas OP
Semua bangunan dihitung memenuhi kriteria:
• Dimensi yang diperlukan
• Jenis dan Kualitas Bahan
• Stabilitas Konstruksi

I - 12
LAPORAN NOTA DESAIN
SURVEY INVESTIGASI DAN DESAIN DAERAH RAWA TEBING JAYA KEC. MAROSEBO ULU KAB BATANGHARI

• Kekuatan Bahan
Dalam melakukan perhitungan-perhitungan tersebut konsultan harus
mengikuti standar-standar dan peraturan yang ada (misalnya : PKKI,
SKSNI).

e Penyiapan Dokumen Lain-lain,


a) Spesifikasi Teknis,
Bangunan – bangunan yang sudah didesain (saluran, bangunan air
dan bangunan pelengkap lainnya) harus dilengkapi dengan
spesifikasi teknis untuk dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
konstruksi di lapangan.
b) Gambar-gambar,
Gambar-gambar desain berikut peta dasar yang dipakai dalam
perencanaan harus dibuat dengan jelas dan rinci sesuai dengan
tingkat ketelitian yang diperlukan untuk pelaksanaan.
c) Perkiraan Volume dan Estimasi Biaya,
Konsultan harus menghitung perkiraan volume dari pekerjaan secara
keseluruhan, berikut perhitungan unit price tiap-tiap komponen dan
menyusun engineering Cost Estimate keseluruhan komponen.
d) Saran Operasi dan Pemeliharaan.
Konsultan diwajibkan untuk membuat buku yang memuat saran O &
P Jaringan Reklamasi Rawa mencakup perencanaan kebutuhan
organisasi / personil, peralatan, perlengkapan dan fasilitas O & P
serta rencana pembiayaannya : Kegiatan O & P Jaringan Reklamasi
Rawa mencakup petunjuk pelaksanaan petugas lapangan.

6 Analisa Ekonomi
Dalam perencanaan ini juga disyaratkan melalui analisis ekonomi, yakni nilai
manfaat pekerjaan SID dari sudut pandang ekonomi bilamana investasi
dilakukan terhadapnya dalam kurun waktu tertentu. Analisis pengendalian
investasi atas suatu infrastruktur yang akan dibangun (Investasi
Pembangunan) dalam dimensi ekonomi lazimnya diukur dengan indikator
ekonomi seperti Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV),
Investment Rate Recovery (IRR).

I - 13

Anda mungkin juga menyukai