Anda di halaman 1dari 20

BAB V.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


DED PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI
KABUPATEN TANAH BUMBU

1. LATAR BELAKANG
Pengembangan Jaringan Irigasi tidak lepas dari pengelolaan aset irigasi, dimana
Pengelolaan aset irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat
pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna
jaringan irigasi dengan pembiayaan Pengelolaan Aset Irigasi seefisien mungkin
(permen PUPR no23/2015 Pasal 1), Sehingga didapatkan perencanaan yang matang
Sesuai Permen PUPRno 14 tahun 2015 tentang Kriteria dan penetapan Status
Daerah Irigasi Kabupaten tanah bumbu memiliki 66 DI/DR ang terdiri dari 38 DI dan
28 DIR dengan total 21.838 Ha, namun hal tersebut sudah tidak sesuai dengan
keadaan dilapangan karena terkait perubahan tataguna lahan , berdasarkan hasil
inventarisasi dan koordinasi dengan dinas terkait saat ini hanya terdapat 32 DI dan
23 DR dan 18 DIT dengan luas 25.118 Ha untuk DI dan DIR dan 2725 Ha untuk
tambak. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengolahan aset lebih lanjut
guna menndapatkan data yang lebih akurat
Tahap awal pelaksanaan melakukan Inventarisasi jaringan irigasi merupakan
bagian dari pengelolaan aset irigasi yang dilakukan dalam bentuk pemutakhiran data
jaringan irigasi. Hasil pendataan tersebut merupakan bahan evaluasi tahunan atas
pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan irigasi dan data hasil inventarisasi
lengkap tersebut dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan atau evaluasi rencana
jangka menengah dan jangka panjang pengelolaan aset irigasi yang menjadi
kewenangan kabupaten.
Setelah dilaksanakan pengelolaan aset maka dilakukan pengembangan jaringan
irigasi di beberapa DI /DIR yang memiliki potensi untuk dikembangkan
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang kabupaten Tanah Bumbu tahun anggaran 2018 mengalokasikan
dana untuk kegiatan DED PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI Kab. Tanah Bumbu.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya DED PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI adalah :
a. Mendapatkan data daerah irigasi nama DI, luas areal, panjang saluran, jenis dan
jumlah bangunan baik bangunan irigasi maupun bangunan pelengkap, serta
fasilitas/aset pendukung
b. Mendapatkan data lengkap kerusakan jaringan irigasi, penyebab kerusakan dan
dampak yang terjadi terhadap daerah layanan.
c. Mendapatkan Data AKNOP tiap layanan daerah irigasi
d. Menyamakan pemahaman tentang berbagai permasalahan dalam pengembangan
dan pengelolaan jaringan irigasi.
e. Menggali berbagai permasalahan tentang pengembangan dan pengelolaan
jaringan irigasi sekaligus menyusun upaya pemecahan masalah
f. Membangun kerjasama antar stakeholders (BAPPEDA, Dinas Pertanian,
BBWS/BWS, P3A/GP3A/IP3A, dan Instansi terkait lainnya) dalam pengembangan
dan pengelolaan jaringan irigasi
g. Mendapatkan informasi PESTK tiap Daerah Irigasi
h. Sharing atau tukar pikiran, wawasan dan pengalaman bersama stakeholders dalam
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi guna meningkatkan pelayanan
irigasi yang didukung oleh prasarana dan sarana irigasi yang handal.
i. Membuat laporan Design Daerah Irigasi dan sistem jaringan yang direncanakan
dalam butir b, dilengkapi petunjuk untuk melaksanakan pembangunan

Tujuan dari DED PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI adalah:


a. Memberikan informasi atau gambaran tentang kualitas dan kuantitas aset fisik
irigasi yang ada pada saat ini.
b. Memberikan infomasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana pemeliharaan,
perbaikan, penggantian dan moderenisasai aset fisik irigasi beserta penyusunan
rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk itu.
c. Memberikan informasi atau gambaran tentang kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (staf) yang ada pada organisasi pengelola saat ini.
d. Memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana penempatan
petugas atau staf dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang terkait
dengan pengelola irigasi serta penyusunan rencana anggaran biaya yang
diperlukan utuk itu.
e. Memberikan informasi atau gambaran tentang organisasi pengelola irigasi yang
ada saat ini baik organisasi pemerintah maupun petani.
f. Memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan rencana
pengembangan lembaga pengelola irigasi baik pada tingkat lembaga pemerintah
maupun pada tingkat petani sera penyusunan rencana anggaran biaya untuk itu
g. mendapatkan Dokumen perencanaan teknik rinci (gambar desain, daftar volume
pekerjaan, kebutuhan biaya, spesifikasi teknik, dan metode pelaksanaan
konstruksi) yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi

3. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) yaitu tersedianya data
base bagi pengelola aset irigasi maupun pihak terkait lainnya yang dapat digunakan
sebagi pedoman dalam melaksanakan pengelolaan aset irigasi. Serta kelembagaannya
(PESTK) dan AKNOP guna perhitungan pemeliharaan serta operasional daerah irigasi
dan memberikan rekomendasi tentang desain yang akan digunakan dengan
memperhatikan effisiensi baik biaya maupun waktu.

4. LOKASI KEGIATAN
Daerah irigasi yang dikembangkan yaitu DI pakatellu, DI saring Sei Bubu, DIR
Sarigadung, DIR Sukamaju, DI Karang Mulya, DI kersik Putih, DI Tegal Sari, DI
Girimulya dan 15 DIT Kab.Tanah BUmbu . Daerah irigasi yang dilakukan pengelolaan
aset sebanyak 32 DI, 23 DIR dan 15 DIT.

5. SUMBER PENDANAAN
Sumber dana akan dibebankan pada APBD Kabupaten Tahun Anggaran 2018.

6. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama dan organisasi pengguna jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan/Pengguna Anggaran Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Tanah Bumbu.

7. DATA DASAR

Perolehan data dasar dapat dilakukan dengan menghubungi Instasi terkait


desa/kecamatan di daerah sehubungan dengan program pembangunan
sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah di lokasi studi.

8. STANDAR TEKNIS
A. Kriteria Perencanaan
1. KP-01 Kriteria Perencanaan-Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
2. KP-02 Kriteria Perencanaan- Bagian Bangunan Utama
3. KP-03 Kriteria Perencanaan- Bagian Saluran
4. KP-04 Kriteria Perencanaan- Bagian Bangunan
5. KP-06 Kriteria Perencanaan- Bagian Parameter Bangunan
6. KP-07 Kriteria Perencanaan- Bagian Standar Penggambaran

B. Bangunan Irigasi
1. BI-01 Tipe Bangunan Irigasi
2. BI-02 Standar Bangunan Irigasi

C. Persyaratan Teknis
1. PT-01 Persyaratan Teknis- Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi
2. PT-02 Persyaratan Teknis- Bagian Pengukuran
3. PT-04 Persyaratan Teknis- Bagian Penyelidikan Model Hidrolis

9. STUDI-STUDI TERDAHULU
Meliputi data desain, data pelaksanaan, studi terdahulu dan data sekunder lainnya
yang diperlukan untuk kegiatan ini
10. REFERENSI HUKUM
 Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
 11 Permen PUPR 14 Tahun 2015_Kriteria dan penetapan Status Daerah Irigasi
 Permen PUPR 23 Tahun 2015_ Pengelolaan Aset Irigasi
(PAI),
 Permen PUPR 08 Tahun 2015_Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi
 Kriteria Perencanaan Irigasi.
11. LINGKUP KEGIATAN
Secara garis besar Kegiatan Pengelolaan Aset irigasi yang harus dilaksanakan oleh
penyedia jasa adalah :
1. Inventarisasi Aset Irigasi
2. Rencana Pengelolaan Aset Irigasi.
3. Memperbaharui Peta Iktisar dan Skema DI, DIT, DIR
4. Penyusunan DED
5. Penyusunan Laporan PSETK, AKNOP dan LP2B
6. Pembuatan aplikasi berbasis GIS dan web
11.1. Inventarisasi Aset Irigasi

A.Pedoman Teknis Inventarisasi Aset Irigasi


A.1. Pendahuluan
A.2. Aset Irigasi
Aset irigasi terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Aset jaringan Irigasi, secara fungsional
b. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi
A.3. Data Umum
Data yang diperlukan untuk inventarisasi aset irigasi dikumpulkan melalui
pengisian Formulir Isian. Data umum yang dikumpulkan terdiri atas:
a. Identitas Daerah Irigasi
- Data statis
- Data dinamis
b. Data Ketersediaan Air
Data ketersediaan air meliputi:
1) Data statis;dan
2) Data dinamis dari bulan ke bulan.
A.4. Data Aset Jaringan
Data aset jaringan terdiri atas komponen sipil dan komponen mekanikal
elektrikal (ME)

Data aset jaringan dikumpulkan melalui formulir isian berlaku baik di


daerah maupun pusat.

A.5. Aset Pendukung


Data aset pendukung yang dikumpulkan antara lain data mengenai:
a. kelembagaan;
b. sumber daya manusia;
c. bangunan gedung;
d. peralatan operasi dan pemeliharaan (OP); dan
e. lahan yang bersangkutan dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi.

A.6. Formulir Isian dan Petunjuk Pengisian


Formulir isian beserta petunjuk pengisian diseseuaikan dengan formulir
standar isian yang berlaku pada umumnya.

A.7.Kode-kode yang Diperlukan


Untuk kepentingan sistem informasi pengelolaan aset irigasi (SIPAI)
diperlukan kode-kode sebagai berikut:
a. kode Kabupaten/Kota;
b. kode wilayah sungai;
c. kode daerah irigasi; dan
d. kode aset irigasi.
Kode yang pada saat ini telah resmi adalah kode Kabupaten/Kota
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

B. Metodologi
Inventarisasi aset irigasi dilaksanakan dengan dukungan perangkat komputer.
Kegiatan inventarisasi aset irigasi dalam rangka PAI mencakup kegiatan:
a. persiapan kegiatan inventarisasi aset irigasi;
b. pengumpulan data sekunder;
c. penelusuran jaringan dan luas area yang dilayani untuk mendapatkan data
GPS dan pengisian formulir untuk data yang harus dilihat di lapangan;
d. validasi data;
e. pemasukan data ke komputer;dan
f. penyusunan laporan inventarisasi.

C. URAIAN OBJEK
1. Bangunan Utama
 Bendungan/Embung
 Bendung
 Intake
 Tanggul banjir
 Kantong Lumpur
 Pintu – pintu air
 Trasrack
 Dan bangunan lain sebagainya yang merupakan satu kesatuan
dengan bangunan utama

2. Jaringan Pembawa
2.1. Saluran
2.2. Bangunan

3. Jaringan Pembuang
3.1. Saluran
3.2. Bangunan

4. Aset Pendukung Dan Peralatan


4.1. Aset Pendukung
4.2. Peralatan Yang digunakan :

11.2 Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI)


1. Umum
2. Pemilihan Tingkat Pelayanan Irigasi
3. Kinerja Aset Jaringan dan Tingkat Pelayanan Irigasi
4. Karakteristik Aset Jaringan Irigasi
4.1. Kondisi dan Fungsi
4.2. Area Layanan
4.3. Nilai Aset Baru
5. Area Terpengaruh Kerusakan
Setiap aset jaringan mempunyai areal layanan seperti dijelaskan di atas. Dalam
hal suatu aset menglami kerusakan dan penurunan fungsi, maka kemungkinan
pada areal layanan tersebut juga terpengaruh oleh kerusakan tersebut. Bila
penurunan fungsinya besar maka areal yang terpengaruh tersebut juga besar
demikian pula sebaliknya. Pengaruh tersebut dapat karena fungsi dari aset yang
turun, kondisi aset yang turun, atau nantinya pengaruh dari pelaksanaan
perbaikan atau penggantian yang diusulkan.
6. Urgensi Upaya Penanganan
Urgensi upaya penanganan ditentukan di lapangan dengan melihat langsung
kondisi dan fungsi dari aset yang diinventarisasi.
Terdapat 4 kategori urgensi :
 “Sangat Urgen”
 “Urgen”
 “Jangka Panjang”
7. Perkiraan biaya upaya penanganan
Penyedia jasa diharuskan menghitung perkiraan biaya untuk upaya
penanganan terhadap masing-masing tingkat katagori urgensi di atas yang
disertai dengan perkiraan volume dan harga satuan dari masing-masing
lingkup jenis/kegiatan.
8. Tujuan dari Upaya Penanganan
Upaya-upaya penanganan tersebut pastilah mempunyai satu tujuan yang dapat
dipilah menjadi enam yaitu :
a. penggantian dengan manfaat yang diharapkan mengembalikan
kinerja seperti pada saat baru;
b. pemeliharaan dengan manfaat yang diharapkan untuk mencegah kinerja
turun;
c. peningkatan dengan harapan manfaat kinerjanya naik;
d. perluasan dengan harapan kenaikan areal pelayanan, tujuan ini
hanya dimungkinkan bila data ketersediaan airnya
menunjukkan berlebih;
e. pengamanan dengan harapan erosi dapat dicegah, kecelakaan dapat
dicegah.
f. efisiensi operasi dengan harapan operasi jaringan menjadi lebih cepat,
danlebih efisien.
9. Pokok-Pokok Isi RPAI
Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI) terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Bagian 1 : Rencana Investasi Aset Jaringan 5 tahun (RIAJ),
Bagian 2 : Rencana Investasi Aset Pendukung (RIAP) 5 tahun
10. Penanganan dan Prioritas Perbaikan
Pada kenyataannya pengajuan dana untuk keperluan pengelolaan jaringan
irigasi dari tahun ke tahun tidak selalu terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Oleh karena itu jenis penanganan dan prioritas perbaikan perlu dibuat
berdasarkan atas data:
(1) Luas Daerah Irigasi, disebut Adi;
(2) Luas layanan terpengaruh kerusakan aset, disebut Aas;
(3) Kondisi fisik jaringan irigasi; dan
(4) Fungsi fisik jaringan irigasi
Penentuan jenis penanganan dan prioritas perbaikan jaringan irigasi akan
difasilitasi prosesnya dengan software yang telah disiapkan, dengan syarat
bahwa data kondisi fisik jaringan irigasi, fungsi fisik jaringan irigasi, luas
layanan terpengaruh kerusakan aset serta luas daerah irigasi harus dilengkapi
pada saat pengisian data.

11.3. Memperbaharui Peta Iktisar dan Skema


Berdasarkan hasil inventarisasi dan analisis, konsultan diharuskan membuat
/menyempurnakan atau memperbaharui kembali peta iktisar, skema jaringan
dan skema bangunan baik pada jaringan pembawa maupun pada jaringan
pembuang.

11.4. Penyusunan DED


a. LINGKUP KEGIATAN
a.1. Pengumpulan Data Sekunder
a.2. Setelah data-data sekunder berhasil dikumpulkan, konsultan harus
melakukan kajian untuk menentukan jenis sarana yang akan didesain.
a.3. Survey Pendahuluan
a.4. Survey Lapangan
a.5. Uji Kualitas Air
a.6. Pengolahan dan Analisa Data

Selain kajian diatas data sekunder untuk menentukan lokasi survey,


Konsultan selanjutnya harus melakukan pengolahan dan analisa data lebih
lanjut jauh, meliputi :
1. Kegiatan System Planning
a. Elaborasi dan analisa data lapangan
b. Perumusan rencana pengembangan lokasi, berdasarkan Zoning
Water Management, pemecahan permasalahan yang ada baik
aspek teknis maupun non teknis.
c. Merencanakan lay out jaringan untuk kegiatan pengembangan
yang menunjang hasil/rumusan pada butir b dan mengevaluasi
jaringan reklamasi yang ada
d. Merencanakan lay out harus mempertimbangkan pembebasan
tanah yang minimal, kebutuhan jalur hijau, aspek sosial dan
budaya setempat serta berwawasan lingkungan.

2. Detail Desain
Setelah lay out ditetapkan, konsultan dapat melanjutkan kegiatan
dengan perencanaan yang lebih detail, kemudian dikonsultasikan
dengan Direksi dan dilanjutkan sosialisasi lapangan dengan
masyarakat setempat, dilengkapi dengan pengukuran Stake Out.
a. Dimensi Jaringan Irigasi
Berdasarkan lay out yang ada konsultan dapat melanjutkan
dengan perhitungan dimensi jaringan irigasi dengan
memperhatikan ada / tidaknya pengaruh pasang surut, modulus
drainase, keseimbangan galian dan timbunan serta metode
pelaksanaannya. Jaringan yang perlu dihitung dimensinya terdiri
dari saluran primer, sekunder dan tersier. Selain itu perlu
dipertimbangkan fungsi masing-masing saluran tersebut.
Perhitungan dimensi saluran jaringan Irigasi dilakukan sebagai
berikut :
- Melakukan asumsi-asumsi teknis sehingga dapat menggunakan
rumus-rumus untuk perhitungan aliran dengan kondisi
Unsteady Flow dan Steady Flow dan
- Pengecekan dengan model matematis terhadap dimensi-dimensi
diatas dengan menggunakan model-model matematis yang ada.
Pengecekan ini dapat mengoptimalkan penampang desain awal
dengan syarat-syarat teknis yang ada.
b. Perencanaan Bangunan Air
Bangunan air direncanakan sesuai dengan fungsi yang diinginkan
antara lain :
- Sebagai bangunan penahan air banjir atau air asin dari luar
sistem
- Untuk menjaga agar tinggi muka air didalam sistem sesuai
dengan yang direncanakan.
Perhitungan Bangunan Air ini meliputi :
- Ukuran bangunan yang diperlukan
- Pemilihan bahan yang dipakai
- Kekuatan
- Stabilitas
Konsultan secara lengkap perlu membuat :
- Gambar detail bangunan atau kalau jumlahnya banyak
- Membuat typical bangunan disertai dengan tabel dimensinya
- Peta lokasi/posisi bangunan-bangunan yang direncanakan
c. Perencanaan Tanggul
Perencanaan tanggul pada prinsipnya adalah penentuan elevasi
dan stabilitas tanggul itu sendiri.

Stabilitas Tanggul
Kekuatan tanggul mencakup :
- Ukuran tanggul
- Bahan tanggul
Ukuran minimum tanggul harus memenuhi kriteria stabilitas
(faktor keamanan  3) sesuai dengan data tanah yang ada.
Bahan tanggul sedapat mungkin menggunakan tanah yang ada
ditempat, hal ini menimbang terbatasnya ketersediaan tanah
dengan kualitas baik disekitar lokasi. Dalam hal dipakai tanah
setempat konsultan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Penurunan muka tanggul yang akan terjadi
2) Metoda pelaksanaan konstruksi pemadatan, tahapan
pelaksanaan, dsb.
d.Perencanaan Bangunan Pelengkap lainnya :
- Dermaga
- Jembatan
- Gorong-gorong
- Jaringan transportasi (jalan inspeksi, jalan poros desa, jalan
usaha tani)
- Typical rumah petugas OP
Semua bangunan diatas dihitung memenuhi kriteria :
- Ukuran yang diperlukan
- Pemilihan Bahan
- Stabilitas
- Kekuatan
Dalam melakukan perhitungan-perhitungan tersebut konsultan
harus mengikuti standar-standar dan peraturan yang ada (KPI dan
SNI)
e. Penyiapan Dokumen Lain-lain
- Spesifikasi teknis
Bangunan-bangunan yang sudah didesain (saluran, bangunan air
dan bangunan pelengkap lainnya) harus dilengkapi dengan
spesifikasi teknis untuk dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
konstruksi di lapangan.
- Gambar-gambar
Gambar-gambar desain berikut peta dasar yang dipakai dalam
perencanaan harus dibuat dengan jelas dan rinci sesuai dengan
tingkat ketelitian yang diperlukan untuk pelaksanaan
- Perkiraan Volume dan Estimasi Biaya
Konsultan harus menghitung perkiraan volume dari pekerjaan
secara keseluruhan, berikut perhitungan unit price tiap-tiap
komponen dan menyusun Engineering Cost Estimate keseluruhan
komponen.
- Saran Operasi dan Pemeliharaan
Konsultan diwajibkan untuk membuat buku yang memuat saran O
& P Jaringan Irigasi mencakup perencanaan kebutuhan organisasi /
personil, peralatan, perlengkapan dan fasilitas O & P serta rencana
pembiayaannya : Kegiatan O&P Jaringan Irigasi mencakup petunjuk
pelaksanaan petugas lapangan.

3. Analisa Rencana
Setelah semua komponen diketahui biayanya dan dari analisa
pertanian juga diketahui kenaikan produksi pertanian.

4. Digitasi
Peta Ikhtisar, Situasi, Lay Out, Peta Pelaksanaan, Skema Jaringan,
Skema Bangunan.
- PetaTataguna Lahan
- Peta Kesesuaian Lahan
dibuat dalam Model Geografical Information System (GIS)
11.5. Penyusunan Laporan PSETK, AKNOP dan LP2B

TOPOGRAFI (SITUASI DETAIL)


Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan data lapangan
yang sebenarnya (existing) yang akan disajikan dalam bentuk peta topografi
(peta situasi) dengan skala 1 : 25.000 dan skala 1 : 5.000, pengukuran Situasi
Detail dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Inventarisasi/Pemasangan Benchmark (BM)
Kondisi, ukuran dan penyebarannya harus sesuai dengan rencana
konstruksi BM (terlampir). Ukuran Benchmark (BM) yang digunakan
dalam pekerjaan pengukuran adalah dengan lebar 20 cm x 20 cm
dengan panjang 70 cm. Untuk kondisi lapangan maka panjang BM
yang tertanam ke dalam tanah 50 cm.
BM-BM yang ada dapat dipakai, yang kondisinya baik, dan harus secara
layak diberi tanda (cat) dan diberi kode untuk penggunaan kemudian
selama phase konstruksi. Salah satu BM pada umumnya satu BM berada
dekat dengan jalan utama atau saluran primer, akan ditandai sebagai
BM utama dan ditetapkan sebagai Elevasi Referensi Proyek (Project
Preference Level = PRL)

2. Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan


Pengukuran kerangka dasar pemetaan dilakukan dengan pengukuran
polygon sebagai kerangka horizontal dan pengukuran waterpass sebagai
kerangka vertikal. Pengukuran kerangka dasar pemetaan ini harus
terikat dengan benchmark-benchmark yang dipasang lebih dahulu dan
dibagi dalam beberapa loop/ring sesuai denga kebutuhan serta
diikatkan pada titik referensi terdekat atau yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.

3. Pengukuran Trase (Tracering)

4. Pengukuran Lokasi Bangunan Hidrolik


Lokasi dan perluasan bangunan hodrolik baik yang ada maupun yang
direncanakan, harus diukur dan diperlihatkan dalam skala 1 : 200.
Semua pengukuran situasi harus mencakup areal seluas 50  50 m2
atau ditentukan oleh pemberi pekerjaan.

SURVEY HIDROLOGI
Pekerjaan ini dimaksudkan guna memperoleh data lapangan (primer dan
sekunder dari kondisi hidrologi daerah survey melalui kegiatan-kegiatan :
- Pengumpulan data curah hujan yang up to date (terbaru) minimum selama
10 tahun pengamatan dari stasiun hujan terdekat yang memadai.
- Pengumpulan data klimatologi bulanan yang up to date (terbaru) minimum
5 tahun pengamatan dari stasiun meteoroligy terdekat yang memadai.
- Pengumpulan data elevasi muka air surut sungai yang panjang disekeliling
rencana proyek. Pengumpulan relevan data dari studi terdahulu dan survey
aliran sungai, kualitas air, daerah tangkapan mhujan dari sungai dan anak-
anak sungai. Bila survey hidrometri dilakukan dimusim kemarau, data
tambahan dimusim hujan harus dikumpulkan dari sumber lain yang dapat
dipercaya (vice versa). Data ini dapat diperoleh dari instansi lain atau dari
Puslitbang Pengairan di Bandung.
- Pengamatan air pasang surut setiap jam minimum selama 2 bulan
- Pengambilan contoh air untuk dianalisa di laboratorium.
Konsultan harus menjelaskan didalam Usulan Teknis dan pada lokasi apa
dan selama periode apa pengukuran-pengukuran diatas akan dilakukan.
Pemilihan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

SURVEY HIDROMETRI
Survey hidrometri dilakukan untuk keperluan simulasi model matematik
hidrolika sungai yang terkait, yang terdiri dari kegiatan :
- Pengamatan elevasi muka air selama 3 hari kala terang tanah (pukul 07-
16, setiap jam), pada hari ke-1, ke-4, dan ke-7. Pengamatan levasi muka
air dilakukan dengan melakukan pemasangan peil yang posisi-elevasinya
diikat pada sistem koodinat lokasi, pengamatan dilakukan dilokasi :
a) 1,5 km dihulu lokasi yang bermasalah.
b) 100 m dihilir pertemuan dengan (salah satu) anak sungai dalam
rentang 1,5 km kearah hulu lokasi yang bermasalah.
c) Di lokasi yang mengalami masalah
d) 1,5 km dihilir lokasi bermasalah
e) 100 m dihilir pertemuan dengan (salah satu) anak sungai dalam
rentang 1,5 km kearah hilir lokasi yang bermasalah.
(diambil dari data-data sebelumnya)
- Pengukuran arus di lokasi pengamatan elevasi muka air, bersamaan
dengan pengamatan elevasi muka air. Pengukuran debit (pengamatan
elevasi muka air dan pengukuran arus) disebar dalam rentang waktu
yang cukup panjang (3 hari dalam kurun waktu 7 hari, dengan interval
2 hari) dimaksud untuk mendapatkan rentang waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan pengukuran dalam hari yang berturut-
turut dengan harapan diperoleh variasi debit sungai yang lebih banyak
(rating curve bisa dibuat dengan data yang lebih bervariasi)

SURVEY MEKANIKA TANAH


Maksud dari pekerjaan survey ini adalah untuk mengetahui karakteristik
mekanika tanah yang meliputi : daya dukung tanah, stabilitasi lereng saluran
dan tanggul, penurunan muka tanah (subsidence), pemadatan tanah, kelulusan
air dan lain-lain.
Pekerjaan ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan :
- Sondir tanah sampai kedalaman tanah keras guna mengetahui tingkat
kedalaman tanah, dimana data tersebut akan digunakan sebagai
pembuatan DED sebanyak 8 DI.
- Pengambilan contoh menggunakan Hand Boring sampai kedalaman 1 s/d
4 m dengan pembacaan tekanan ujung setiap kedalaman 0,20 m
- Penggalian sumur uji (test pit) guna pengambilan contoh tanah terganggu
pada setiap perubahan atau gaya lapisan tanah
- Uji gesekan tanah (Vane Shear Test) sampai pada kedalaman 1-4 m dengan
pembacaan kekuatan geser pada setiap interval 0,50 m
- Uji kelulusan air (Hydraulic Conductivity Test) dengan menggunakan
metoda Auger Hole atau Penetrometer
- Analisa laboratorium untuk tanah terganggu sebagaimana untuk tanah tak
terganggu untuk mendapatkan sifat-sifat phisik tanah (berat jenis/specifik
grafity, berat volume, kadar air untuk semua sample, oedometer test pada
kedalaman 2,4 dan 6 meter, ukuran butir dalam tanah granuar, batas-
batas Atterberg tanah kohensif untuk semua sample, test hydrometer tanah
kohensif hanya pada beberapa sample saja, traxial test –CU- dengan
pencatatan penuh tegangan – regangan dan tekanan pori, perubahan
volume selama konsolidasi).

Pengukuran mekanika tanah (sondir, test penetrasi dan vane test) akan
ditempatkan khusus dilapangan dimana pekerjaan konstruksi utama
diperkirakan jembatan dan bangunan hidrolika). Jumlah sementara lokasi ini
didalam perencanaan adalah satu per ha luas kotor.

SURVEY TANAH PERTANIAN


Pekerjaan ini dimaksudkan guna mempelajari potensi, kemampuan serta
kesesuaian lahan dalam rangka upaya peningkatan usaha pertanian di daerah
survey yang terdiri dari kegiatan-kegiatan :
- Inventarisasi sifat dan jenis tanah serta penyebarannya dengan melakukan
pengamatan tanah melalui pemboran per titik pengamatan.
- Inventarisasi serta melokalisir masalah tanah yang ada seperti pirit, tanah
sulfat asam, keasaman, kegaraman dan masalah gambut (ketebalan dan
tingkat kematangannya)
- Pengambilan contoh tanah untuk dianalisa di laboratorium dengan
kerapatan 250 Ha per titik. Tiap titik diambil contoh tanah sebanyak 2
lapisan.
- Penggambaran peta pengeboran jenis tanah, ketebalan gambut, kedalaman
lapisan pirit, kedalaman muka air tanah dan genangan, serta klas kesesuaian
lahan dengan skala 1 : 20.000
- Konsultan dapat mencatat dan menerapkan nya dalam analisis :
a. Tanah mineral vs tanah organic
Perbedaan antara tanah mineral dan organic ditentukan oleh
kandungan karbon  sebagai berikut :
 Tanah mineral kurang dari 15% C
 Tanah organic lebih dari 15% C
Catatan : tanah dengan lapisan organic (top soil) kurang dari 40
cm akan diklasifikasikan sebagai tanah mineral
b. Gambut versi tanah Muck (tanah liat bergambut)
Tanah organik dibedakan kedalam muck soil dan tanah gambut
melalui penentuan total kandungan abu dengan berat melalui
pembakaran kering pada 600 derajat celsius.
Kriterianya sbb :
 Muck soil : lebih dari 25% C
 Tanah gambut : kurang dari 25%abu

SURVEY SOSIO-AGRO-EKONOMI
- Pengumpulan data demografi serta organisasi-organisasi atau perkumpulan-
perkumpulan masyarakat petani yang ada
- Inventarisasi kepemilikan dan status tanah
- Inventarisasi keadaan agronomis seperti jenis tanaman, produksi, pola
tanam, hama dan penyakit lain-lain.
- Penelitian tentang keadaan ekonomi masyarakat seperti luas dan pola usaha
tani, lapangan pekerjaan, pengeluaran dan pendapatan petani, transportasi
dan pemasaran hasil dan lain-lain.
- Penggambaran tata guna tanah sekarang dan tata guna tanah usulan skala 1
: 20.000
Untuk survey tata guna tanah yang ada dibuat klasifikasi sbb:
1. Sawah 5. Lahan pekarangan
2. Kebun kelapa 6. Semak/Rumput tinggi (tinggi  2 m)
3. Sawah/kelapa (campur)7. Belukar (tinggi  2 m)
4. Tanaman keras lain 8. Lain-lain dan keterangan

Untuk peta tata guna tanah, data yang dibutuhkan umumnya dikumpulkan
oleh tim survey tanah. Untuk peta ini areal-areal yang tak dikembangkan / tak
ditanami didalam daerah yang tidak dihuni merupakan sesuatu yang penting
karena hal ini akan menunjukan potensi pengembangan dari daerah yang
direncanakan.

Inventarisasi Permasalahan lainnya, meliputi


- Stabilitas / masalah longsor lereng dan tanggul
- Stabilitas bangunan pintu air dan bangunan pelengkap lainnya (apabila
ada) antara lain : settlement, leakage, seepage, dan kerusakan.
- Banjir tahunan dan ulang yang lebih besar berupa tinggi dan lama
genangan
- Kecepatan sedimentasi di drainase alam
- Dampak penting rencana pekerjaan peningkatan pada ekologi dan
lingkungan sosial budaya
- Kendala-kendala non teknis dalam pengembangan kawasan (sebagai
contoh gangguan babi hutan dari daerah yang tidak dikembangkan)

Ketelitian dan Penyajian Hasil Pekerjaan Pengukuran


a. Pengecekan Alat dan Buku Ukur
Seluruh alat ukur harus diteliti dan distel secara teratur. Seluruh data lapangan
ditulis dengan ballpoint hitam. Pensil dilarang keras. Tanggal pengukuran, tipe
alat, nomor serinya dan keadaan cuaca harus dimasukkan pada buku ukur.
Nama patok profil, nama patok poligon, dan nama monumen harus jelas
tertulis dalam buku ukur sehingga tiap bagian dari pada pengukuran dengan
mudah siap untuk dicek.
Buku ukur diberi indeks dengan benar untuk nantinya dicek silang dengan
lembaran hitungan dan lembaran abstrak.

b. Data Ukur dan Hitungan


Data lapangan harus ditabel dengan rapi. Hitungan pendahuluan dalam rangka
pengecekan data dilaksanakan sedini mungkin begitu selesai pengamatan
lapangan. Seluruh perhitungan, pengeplotan data, dan penggambaran harus
diatas kertas milimeter yang diperbolehkan.

11.6. Pembuatan aplikasi database berbasis GIS dan web

Maksud dari kegiatan ini adalah Pengolahan Data dan Pembuatan Software
Aplikasi Pengolahan Data berbasis web khusus ruang lingkup pemerintah
kabupaten tanah bumbu yang mengacu pada standar aplikasi Sistem Informasi
Sumber Daya Air (SISDA) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, dimana semua data tersebut dapat saling terintegrasi.

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Pengolahan Data dan Pembuatan
Software Aplikasi Pengolahan Data adalah sebagai berikut:
1. Memungkinkan penyampaian informasi dengan baik, cepat dan terarah
2. Kemudahan dalam penyediaan dan pengelolaan data
3. Kemudahan dalam mengkonsolidasikan data
4. Kemudahan dalam pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan data

Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan Pengolahan Data dan Pembuatan
Software Aplikasi Pengolahan adalah sebagai berikut.
1. Tersedianya aplikasi pengolah data yang dapat digunakan untuk mengolah
hasil pendataan menjadi informasi yang dibutuhkan;
2. Pengayaan kemampuan proses pengolahan data-data yang digunakan untuk
menyimpan, mengelola dan mengolah hasil pendataan tersebut.
Adapun persyaratan minimal dari aplikasi yang dibuat tersebut mencakup dan
memperhatikan :
 Security / Keamanan
 Dynamic / Dinamis
 Structured / Terstruktur
 Simple / Sederhana
 Interest / Menarik
 Mudah dioperasikan, Mudah diperbaiki, Mudah untuk perawatan,
Mudah untuk pembaruan
 Connectivity / Konektifitas
 Bahasa program yang dipakai minimal :
 Berbasis PHP
 HTML
 JAVASCRIPT
 Database menggunakan MySql

Pada penyusunan dan pengolahan program sistem informasi database ini melalui
pembuatan aplikasi database berbasis web tersebut harus mencakup seluruh
ruang lingkup pemerintah kabupaten tanah bumbu dimana isian dari database
yang diperlukan selalu mengacu pada standar aplikasi Sistem Informasi Sumber
Daya Air (SISDA) yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air pada aplikasinya yaitu PSDAV6.0, sehingga semua data tersebut dapat saling
terintegrasi melalui fasilitas export dan import dari aplikasi.

Adapun pengelompokan data untuk keperluan input database dari aplikasi yang
dibuat minimal mencakup sebagai berikut :
1. SUMBER DAYA AIR,
2. INFRASTRUKTUR,
3. IRIGASI,
4. HIDROLOGI,
5. BENCANA,

12. Pengawasan Pekerjaan


a. PA akan menunjuk Direksi dan pengawas untuk membantu pengawasan
pekerjaan. Pengawas tersebut pada sembarang waktu berwenang untuk
meninjau pekerjaan yang sedang berjalan, dan memeriksa
peralatan,perhitungan dan lain-lain.
b. Konsultan harus menyerahkan data-data lapangan kepada direksi untuk
disetujui; data pengamatan dan hasil hitungan dan tidak diperbolehkan
melanjutkan tahap pekerjaan berikutnya sebelum pekerjaan ini diberi
persetujuan secara tertulis.
c. Bila dalam pengecekan lapangan oleh Direksi,hasil pekerjaan yang dilakukan
konsultan ada kasalahan maka konsultan wajib memperbaikinya.

13. Diskusi dan Expose hasil Kerja


 Diskusi Laporan Pendahuluan.
Mendiskusikan dan membahas tentang laporan pendahuluan, landasan teori,
metode pelaksanaan pekerjaan, analisis yang dibutuhkan dan hasil peninjauan
Lapangan. Diskusi dilaksanakan di Jakarta pada Direktorat OP
 Diskus Laporan Interim/Antara
Konsultan harus melakukan diskusi dan atau presentasi terhadap pekerjaan
yang telah dilaksanakan sampai dengan penyusunan laporan antara di Jakarta
pada Direktorat OP
 Diskusi dan Expose Draft Laporan Akhir
Mendiskusikan dan membahas tentang laporan RPAI dan DED. Dalam tahap
diskusi ini harus dilengkapi dengan Berita Acara, Absensi, Notulen Rapat,
Dokumentasi, dan Hand Out. Diskusi dilaksanakan di Jakarta pada Direktorat
OP

14. Sub Kontrak


Konsultan tidak diperkenankan mensubkontrakkan pekerjaan seluruhnya atau
sebagian dari pekerjaan kepada pihak ketiga, kecuali atas persetujuan tertulis dari
pihak Direksi Pekerjaan dan Pengguna Anggaran,.

15. KELUARAN
Keluaran (output) yang diperoleh adalah berupa sebagai berikut :
1. Laporan Inventarisasi Aset Irigasi
2. Laporan Rencana Pengelolaan Aset Irigasi.
3. Laporan Peta Iktisar dan Skema DI, DIT, DIR
4. Laporan DED termasuk rab, spesifikasi teknis dan dokumen pelengkap
5. Laporan PSETK, AKNOP dan LP2B
6. Aplikasi sistem informasi database sumber daya air (SISDA) khusus wilayah
kabupaten tanah bumbu yang sudah berbasis web dan sudah terinstal pada
hardware.

16. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PENGGUNA ANGGARAN


a. P e r a l a t a n;
Peralatan yang disediakan oleh Pengguna Anggaran (bila ada)yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
b. M a t e r i a l;
Material Kantor yang disediakan oleh Pengguna Anggaran (bila ada) yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa bila ada;
c. P e r s o n i l;
Personil yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran adalah Direksi dan pengawas
dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi mulai dari tandatangan kontrak kerja
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai;
d. F a s i l i t a s;
Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Anggaran (bila ada)yang dapat digunakan
dan harus dipelihara oleh penyedia jasa ;

17. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a. P e r a l a t a n;
Peralatan disediakan oleh Penyedia Jasa yang akan digunakan dan harus
diperlihatkan dan dilakukan pemeriksaan oleh Pengguna Anggaran cq. Direksi
Pekerjaan dan/atau Pengawas Lapangan;
 peralatan, fasilitas basecamp untuk mencapai ketelitian dan standar yang telah
ditentukan dalam standar Perencanaan Irigasi
 Konsultan dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan
diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis
yang telah ditetapkan. Konsultan menanggung biaya pekerjaan
tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi
persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi.
 transportasi lokal : Kenderaan roda empat dan roda dua; (sewa).
 perlengkapan survey : theodolit, waterpass, GPS, Camera Digital; (sewa).
 peralatan kantor: komputer, notebook, printer dan plotter; (sewa).

18. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Masa pelaksanaan pekerjaan “DED pengembangan jaringan irigasi kabupaten Tanah
Bumbu” ini adalah (tujuh) bulan (210 hari kalender) termasuk mobilisasi, terhitung
mulai dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
19. PERSONIL
Personil dari Konsultan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Jumlah
No Posisi Kualifikasi Orang
Bulan

Tenaga Ahli

Team Leader / Ahli Sumber Daya Air yang dibutuhkan


adalah seorang lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
Team Leader
terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan
/ Ahli
1 Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang memiliki 1
Sumber Daya
pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun pada
Air
bidang irigasi, bendungan dan bangunan air lainnya,
serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli (SKA) Ahli
Madya Sumber Daya Air.

Ahli Bangunan Air yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
Ahli latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
2 Bangunan (S-1) Teknik Sipil yang memiliki pengalaman kerja 1
Air minimal 6 (enam) tahun pada bidang irigasi,
bendungan dan bangunan air lainnya, serta memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli (SKA) Ahli MudaSumber
Daya Air.

Ahli Irigasi yang dibutuhkan adalah seorang lulusan


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar
belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1)
3 Ahli Irigasi 1
Teknik Sipil yang memiliki pengalaman kerja minimal 6
(enam) tahun pada bidang irigasi, bendungan dan
bangunan air lainnya, serta memiliki Sertifikat Keahlian
Tenaga Ahli (SKA) Ahli Muda Sumber Daya Air.

Ahli Hidrologi yang dibutuhkan adalah seorang lulusan


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar
Ahli belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1)
4 1
Hidrologi Teknik Sipil yang memiliki pengalaman kerja minimal 6
(enam) tahun pada bidang irigasi, bendungan dan
bangunan air lainnya, serta memiliki Sertifikat Keahlian
Tenaga Ahli (SKA) Ahli Muda Sumber Daya Air.

Ahli Geologi / Mekanika Tanah yang dibutuhkan adalah


seorang lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi
Ahli Geologi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana
5 / Mekanika Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang memiliki pengalaman 1
Tanah kerja minimal 6 (enam) tahun pada bidang
perencanaan atau studi geologi / mekanika tanah, serta
memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli (SKA) Ahli
Muda Geo Teknik.

6 Ahli Geodesi Ahli Geodesi yang dibutuhkan adalah seorang lulusan 1


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar
belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1)
Teknik Geodesi yang memiliki pengalaman kerja
minimal 6 (enam) tahun pada bidang perencanaan atau
studi pengukuran dan pemetaan, serta memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli (SKA) Ahli Geodesi
Muda.

Ahli Cost Estimator yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
Ahli Cost
7 (S-1) Teknik Sipil yang memiliki pengalaman kerja 1
Estimator
minimal 6 (enam) tahun pada bidang perencanaan
perhitungan biaya (estimasi biaya), serta memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli (SKA) Ahli Muda Sumber
Daya Air.

Ahli Lingkungan yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
Ahli latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
8 1
Lingkungan (S-1) Teknik Lingkungan yang memiliki pengalaman
kerja 6 (enam) tahun pada bidang perencanaan dan
studi bangunan air, serta memiliki Sertifikat Keahlian
Tenaga Ahli (SKA) Ahli Muda Teknik Lingkungan.

Ahli Pertanian yang dibutuhkan adalah seorang lulusan


universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar
Ahli
9 belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) 1
Pertanian
Budi Daya Pertanian atau Ilmu Tanah Pertanian yang
memiliki pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun
pada bidang perencanaan atau studi pertanian.

Ahli Sosial Ekonomi yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
Ahli Sosial
10 latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu 1
Ekonomi
(S-1) Ilmu Sosial atai Ekonomi Pembangunan yang
memiliki pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun
pada bidang studi sosial ekonomi.

Ahli Software Analysis yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
Ahli Software latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
11 1
Analysis (S-1) Teknik Informatika yang memiliki pengalaman
kerja minimal 4 (empat) tahun pada bidang
penyusunan dan pengolahan program sistem informasi
database

Ahli Database Analysis yang dibutuhkan adalah seorang


Ahli lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
12 Database perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan 1
Analysis latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
(S-1) Teknik Informatika / komputer yang memiliki
pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun pada
bidang penyusunan dan pengolahan database.

Ahli Database Analysis yang dibutuhkan adalah seorang


lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
Ahli perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan
Perancangan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu
13 (S-1) Teknik Informatika / komputer yang memiliki 1
Sistem
Aplikasi pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun pada
perancangan system aplikasi berbasis GIS dan web.

Ahli Database Programmer yang dibutuhkan adalah


seorang lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
Ahli
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi
14 Database 1
dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana
Programmer
Strata Satu (S-1) Teknik Informatika / komputer yang
memiliki pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

Tenaga
Pendukung

Asisten Ahli Irigasi yang dibutuhkan adalah minimal


Asisten Ahli Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik Sipil lulusan
1 2
Irigasi universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi.

Asisten Ahli Bangunan Air yang dibutuhkan adalah


Asisten Ahli
minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik Sipil
2 Bangunan 2
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
Air
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi

Asisten Ahli Geodesi yang dibutuhkan adalah minimal


Asisten Ahli Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik Geodesi lulusan
3 2
Geodesi universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi.

Asisten Ahli Pertanian yang dibutuhkan adalah minimal


Asisten Ahli Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik pertanian
4 1
Pertanian lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi.

Asisten Ahli Mekanika Tanah yang dibutuhkan adalah


Asisten Ahli
minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik Sipiln
5 Mekanika 1
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
Tanah
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi.

20. L A P O R A N
Laporan yang dibuat dan diserahkan oleh penyedia jasa kepada Direksi pekerjaan
adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi gambaran umum lokasi pekerjaan, hasil
pengumpulan data, temuan-temuan awal & permasalahan yang ada dilapangan,
rencana kerja penyedia jasa, mobilisasi tenaga ahli dan pendukung, jadual kegiatan
& metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan

2. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Laporan ini memuat rencana dan hasil tiap tahap kegiatan pada pekerjaan ini yang
digunakan dalam evaluasi dan monitoring mutu tiap tahap kegiatan, sehingga
mutu akhir dari tahapan pekerjaan dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh
Pengguna Anggaran.
Laporan ini dibuat dengan persetujuan direksi dan harus diserahkan paling lambat
2 (dua) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3. Laporan Bulanan Memuat:


- Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan
- Kegiatan Konsultan pada bulan yang bersangkutan :
- Rencana kegiatan dan target yang diinginkan.
- Realisasi kegiatan dan pencapaian target, disertai kurva-S.
- Metode/ prosedur kerja yang diterapkan.
- Hambatan/ masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah.
- Rencana kegiatan pada bulan yang akan datang.

4. Laporan antara

5. Draft Laporan:
 Laporan Pendahuluan
Konsultan menyiapkan laporan pendahuluan yang berisikan rencana kerja
(time schedule yang telah disetujui oleh direksi), metode kerja, penggunaan
peralatan, jumlah personil dan data-data yang akan diperoleh.
 Laporan antara
Laporan ini berisikan tentang data-data yang telah diperoleh, hasil inventarisasi
lapangan dengan berbagai permasalahannya, analisis dan elaborasi data-data,
metodologi pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai metode, rencana
kerja berikutnya dan kerangka Laporan RPAI serta analisa data lapangan,
kriteria perencanaan teknis, pra rencana teknis irigasi
 Laporan Sistim Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI)
Berisi form-form isian hasi inventarisasi, antara lain: Identitas Daerah Irigasi,
data ketersediaan air,daftar foto, daftar aset seluruh bangunan dan saluran
 Laporan Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI)
- Kinerja aset jaringan dan tingkat pelayanan irigasi
- Karakteristik aset jaringan irigasi yang meliputi : kondisi dan fungsi, areal
layanan, nilai aset baru
- Area terpengaruh kerusakan
- Urgensi upaya penanganan
- Tujuan dari upaya penanganan
- Pokok – pokok isi PAI

6. Laporan Final
Merupakan perbaikan dan penyempurnaan laporan – laporan di atas dari hasil
diskusi dan masukan.
 Laporan Pendahuluan
 Laporan Antara
 Laporan Sistim Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI)
 Laporan Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI)
 Kegiatan pengolahan dan analisa data
 Kajian pemilihan sumber air baku
 Perencanaan prasarana pengambilan air baku
 Gambar desain

7. Laporan Penunjang
 Laporan kriteria dan metode desain
 Laporan metode pelaksanaan konstruksi
 Laporan spesifikasi teknis
 Laporan topografi
 Laporan geoteknik
 Laporan RAB
 Laporan rencana pedoman OP
 Laporan PKM
 Buku Ukur
 Buku perhitungan volume
 Buku petunjuk pennggunaan aplikasi
8. Dokumen Hasil Desain enginering desain (DED)
9. Dokumen/Album gambar
10. Soft copy dalam hard drive 500GB
11. Buku petunjuk Penggunaan aplikasi
12. Buku AKNOP
13. Buku PESTK di 55 DI/DIR dan 15 DIT
14. Draf perda LP2B
15. Buku updating data Base

22. HAL-HAL LAIN

22.1 Sub Bidang Usaha

Dalam pekerjaan ini digunaka SBU RE 103, Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan
Teknik Sipil Air

22.2 Produksi Dalam Negeri

Semua kegiatan jasa Konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dengan pertimbangan keterbatasan kompetemsi dalam negeri.
22.3 Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi.
1) Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur dalam
kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PA.
2) Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh
sub penyedia jasa.
3) Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus mengacu
kepada harga yang tercantum dalam kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.

22.4 Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan dan data penunjang lainnya, seperti data hidrologi,
hidroklimatologi, statistik, dan lain-lain bisa didapatkan di instansi lain sesuai
dengan jenis data. Pengguna Jasa akan memberikan rekomendasi/ surat pengantar
yang ditujukan kepada pimpinan masing-masing instansi.

22.5 Alih Pengetahuan


Transfer knowledge dilakukan kepada petugas proyek, dalam rangka untuk
operasional alat maupun untuk penggunaan software-software yang digunakan
dalam perhitungan/ analisis dalam studi ini. Serta aplikasi sofware pendukung
kegiatan dari perencanaan sampai pelaksanaan fisik pembangunan

22.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1) Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib menerapkan
system manajemen K3 dengan menyusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Kontrak (RK3K),
2) Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus mencakup
aspek-aspek K3.
3) Menyiapkan peralatan APD untuk survey lapangan

23. TECHNICAL MEETING


Setiap penyedia jasa wajib mengikuti technical meeting sebelum melakukan survei
pendahuluan.

Anda mungkin juga menyukai