Anda di halaman 1dari 42

kal

LARAP PEMBANGUNAN
DAERAH IRIGASI AIR RAWAS
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
TAHUN ANGGARAN 2018

No. Kontrak : 07/SP/Ah-PP/2018


Tanggal 26 Maret 2018

KSO
Kantor : Jl. Kulim Gg. Gelugur No.3 Payung Sekaki Tampan,
Pekanbaru - Riau
PT. DDC CONSULTANTS
Kantor : Jl. Raya Kebayoran Lama No. 16 Kebayoran Lama Jakarta
Studio : Perum Citra Grand, Ruko Novo, Blok MR No.21, Cibubur. Selatan Phone / Fax : 021-7279.6719
Jakarta Selatan Studio : Jl. Masjid Annur No 51A • Kebayoran Lama • Jakarta Selatan
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

KATA PENGANTAR

Salah satu tahap kegiatan yang harus dilakukan sebagai realisasi kerjasama antara PPK
Perencanaan dan Program Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera VIII dengan PT. Tuah
Agung Anugrah KSO PT. DDC Consultants dalam kontrak pekerjaan “LARAP Pembangunan
Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara ” adalah menyusun Laporan
Topografi.

Laporan Topografi ini merupakan hasil pengukuran pemetaan lahan dibutuhkan beserta
nama pemiliknya untuk rencana pelaksanaan pembebasan lahan yang selanjutnya akan
ditetapkan dan digunakan untuk pembangunan bendung dan saluran-saluran irigasi di
Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan

Demikian Laporan Topografi ini disusun, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih. Saran, masukan dan koreksi sangat diharapkan untuk perbaikan laporan dan
antisipasi kegiatan selanjutnya

Bandung, Oktober 2018

PT. TUAH AGUNG ANUGRAH


KSO PT. DDC CONSULTANS

Ir. Dede Syarifudin, Sp1


Team Leader

II
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1-1
1.1 Latar Belakang Pekerjaan ..................................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Topografi ............................................ 1-2
1.3 Lokasi Pekerjaan .................................................................................................. 1-3
1.4 Lingkup Kegiatan ................................................................................................. 1-3
1.5 Keluaran .............................................................................................................. 1-4
1.6 Penyajian Laporan ............................................................................................... 1-4
BAB 2 PENGANTAR PENGUKURAN ................................................................................. 2-6
2.1 Pengenalan Total Stasion ..................................................................................... 2-6
1.1.1 Rekomendasi Pemakaian ......................................................................... 2-7
1.1.2 Kegunaan Total Stasion ............................................................................ 2-8
1.2 Pengukuran Lokasi Bendung Dan Jaringan Irigasi ................................................. 2-9
1.2.1 Pengukuran Polygon ................................................................................ 2-9
1.2.2 Pengukuran Situasi ................................................................................. 2-11
BAB 3 PELAKSANAAN PENGUKURAN .............................................................................. 3-1
3.1 Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) ...................................... 3-1
3.2 Pelaksanaan Pengukuran ..................................................................................... 3-4
3.2.1 Pengukuran Kerangka Horizontal ............................................................. 3-6
3.2.2 Pengukuran Situasi Dan Batas Kepemilikan .............................................. 3-6
3.2.3 Pengukuran Leveling Batas Genangan ...................................................... 3-6
3.3 Survey Pemetaan Lahan....................................................................................... 3-7
3.3.1 Kegiatan Survey Topografi ........................................................................ 3-7
3.3.2 Survey Topografi ...................................................................................... 3-8
3.3.3 Pengukuran Kadastral Rencana Pembebasan Lahan ............................... 3-11
3.3.4 Penggambaran Hasil Topografi ............................................................... 3-12
3.4 Pemasangan Patok BM dan CP .......................................................................... 3-13

LAMPIRAN

III
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Pengukuran Poligon Pada Saluran Induk Air Rawas .......................................... 2-14

IV
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Peta Lokasi Pekerjaan ..................................................................................... 1-3


Gambar 2-1 Peta Orientasi Propinsi Sumatera Selatan ............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-2 Peta Topografi Kabupaten Musi Rawas Utara dan sekiarnya.Error! Bookmark
not defined.
Gambar 2-3 Peta Geologi Di Sekitar Lokasi Pekerjaan............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-4 Grafik Curah Hujan Bulanan Tahun 2017............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Musi Rawas Utara (2015-2035) ......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2-6 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Musi Rawas Utara (2015-2035)... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2-7 Lahan yang tergenang di sekitar lokasi pekerjaan . Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-8 Kondisi lahan yang relatif datar di sekitar lokasi bendung.Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2-9 DAS Air Rawas dengan Outlet Bendung Air Rawas Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-10 Sungai Rawas Pada Lokasi Rencana Bendung ...... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-11 Layout Area Bendung Air Rawas ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-12 Layout Rencana Bendung D.I Air Rawas .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-13 Potongan Memanjang dan Melintang Bendung D.I Air RawasError! Bookmark
not defined.
Gambar 2-14 Peta Topografi Daerah Irigasi Air Rawas + 5000 haError! Bookmark not
defined.
Gambar 2-15 Tipikal Saluran Induk Air Rawas........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2-16 Tipikal Saluran Sekunder Air Rawas............................................................. 2-12
Gambar 3-1 Skema Pekerjaan Penyusunan Dokumen LARAP ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3-2 Prinsip Pengukuran Poligon .......................................................................... 3-10
Gambar 3-3 Analisis Data Kualitatif .......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4-1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan......................... Error! Bookmark not defined.

V
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pekerjaan

Propinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dan banyaknya sungai-sungai
yang cukup besar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan untuk mencapai lumbung
pangan, maka Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan merencanakan pengembangan daerah
irigasi berskala kecil sampai berskala besar yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Pengembangan irigasi yang dipilih pada umumya adalah daerah-daerah yang
masyarakatnya berbasis pertanian terutama sawah tadah hujan yang selama ini diusahakan
oleh masyarakat setempat. Hal ini dipilih disamping sebagai pengembangan wilayah dan
membuka mata pencaharian di pedesaan, juga mempercepat upaya pemanfaatan lahan
secara optimal ditunjang dengan ketersediaan tenaga penggarap yang memadai untuk
membuka lahan tersebut.

Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan saat ini memprioritaskan kembali pada program
swasembada beras secara nasional, maka untuk itu pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana pengairan perlu terus dilaksanakan dengan konsepsi perencanaan
yang matang. Irigasi Air Rawas terletak di Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan
hamparan sawah tadah hujan yang cukup potensial. Studi yang pernah dilakukan pada
lahan dan air dalam DAS Rawas tahun 2005 dan Studi Kelayakan Pembangunan Irigasi Air
Rawas oleh Pusat Penelitian Manajemen Air dan Lahan Lembaga Penelitian Universitas
Sriwijaya Palembang tahun 2006 dan Detail Engineering Design (DED) D.I Air Rawas 10.000
ha Kabupaten Muara Rawas oleh DPU Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2007.

Lahan dan air pada DAS Rawas memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam
pengembangan pertanian tanaman pangan. Pada tahun 2015 Balai Besar Wilayah Sungai
Sumatera VIII telah melaksanakan kegiatan Review Desain Daerah Irigasi Air Rawas 5000 Ha
serta kegiatan SID Penyiapan Lahan Usaha Tani Berpengairan (PLB) D.I. Air Rawas
Kabupaten Musi Rawas 4000 Ha pada tahun 2012.

1-1
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Guna mendukung terlaksananya Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I Air Rawas,
maka perlu dilaksanakan studi LARAP. Kajian land acquisition and resettlement action plan
(LARAP) ini merupakan keharusan yang mutlak sebelum pelaksanaan fisik konstruksinya
dimulai, dimana dengan dibangunnya D.I Air Rawas ini nantinya akan terjadi perubahan
yang mendasar dan menyeluruh khususnya bagi masyarakat sekitar terkena dampak dari
pembangunan tersebut sehingga untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul
sebagai akibat perubahan status pada masyarakat yang secara langsung terkena dampak,
diperlukan langkah-langkah yang terpadu dan menyeluruh di dalam pengambiilan
keputusan oleh pemangku jabatan.

Berdasarkan uraian diatas, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Propinsi Sumatera
Selatan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Kegiatan Perencanaan dan Program Satker BBWS Sumatera VIII
pada Tahun Anggaran 2018 akan melaksanakan Pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan diharapkan konsultan dapat melaksanakan dengan
melakukan koordinasi dengan berbagai instansi lintas sector terkait untuk mendapatkan
hasil maupun berbagai masukan sehingga dapat berhasil tepat guna ekonomis dan efisien.

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Topografi

Maksud dari penyusunan Laporan Topografi ini adalah memberikan detail kondisi topografi
tanah existing yang ada di lokasi rencana pembebasan lahan yang akan digunakan dalam
pembangunan bendung dan saluran irigasi di Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi
Rawas Utara.
Tujuan dari penyusunan Laporan Topografi ini adalah menyediakan peta situasi rencana
lokasi bendung Sungai Rawas, jalur rencana jaringan irigasi, dan bangunan existing di sekitar
lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk rencana pembangunan bendung dan jaringan
irigasi D.I Air Rawas.

1-2
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

1.3 Lokasi Pekerjaan

Daerah Irigasi Air Rawas secara administrasi terletak di Kabupaten Musi Rawas Utara
Provinsi Sumatera Selatan dan dapat ditempuh dari Kota Palembang, Ibukota Provinsi
Sumatera Selatan dengan jarak sekitar + 472 km dan dapat dilalui dengan kendaraan roda 4
(empat) selama + 7,5 jam perjalanan dengan kondisi jalan cukup baik.

Lokasi Pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Berada
di Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan yang secara Geografis terletak
pada posisi 102o 07’ – 103o 20’ Bujur Timur dan 2o 20’ – 3o 05’ Lintang Selatan.

Lokasi Proyek

Sumber : BAPPEDA Kab. Musi Rawas Utara

Gambar 1-1 Peta Lokasi Pekerjaan


1.4 Lingkup Kegiatan

Kegiatan survey topografi merupakan bagian dari pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara yang secara garis besar lingkup kegiatannya adalah
sebagai berikut :

1-3
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

 Melakukan pengukuran situasi sungai daerah bendung, batas genangan bendung dan
trase saluran irigasi sesuai dengan desain yang telah disahkan sebelumnya.
 Melakukan pengukuran batas-batas kepemilikan lahan sesuai dengan desain yang
telah ada dalam Album gambar DED.
 Melakukan pengukuran bangunan eksisting di sepanjang rencana tapak bendung dan
saluran irigasi.
 Memasang patok-patok ukur yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi lapangan (CP)
dengan jarak patok kurang lebih setiap 2 km arah memanjang saluran.
 Melaksanakan inventarisasi untuk menetapkan batas lokal tanah yang terkena
rencana pembangunan meliputi pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah,
meneliti riwayat tanah dan penguasaan serta penggunaan tanah untuk mengetahui
luas, status, pemegang hak dan penggunaan tanahnya termasuk bangunan, tanaman
dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang akan terkena pembebasan
lahan.
 Inventarisasi dan survey dengan mengidentifikasi luas lahan, bangunan, kepemilikan
lahan dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembebasan lahan
 Membuat peta bidang yang menggambarkan luas lahan, bangunan, kepemilikan lahan
dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembebasan lahan

1.5 Keluaran
Hasil keluaran (out put) berupa gambar hasil pengukuran terdiri dari gambar situasi dan
batas kepemilikan lahan rencana pembangunan bendung dan jaringan irigasi D.I. Air Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara dengan skala 1 : 2000, gambar peta situasi dan potongan
memanjang dengan skala horisontal 1 : 2000.

1.6 Penyajian Laporan

Sesuai dengan maksud, tujuan dan lingkup kegiatan, Laporan Topografi ini disusun dengan
sekurang-kurangnya membahas mengenai :
 Data kegiatan

1-4
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

 Peta situasi kegiatan yang menunjukkan secara jelas lokasi kegiatan terhadap kota
yang terdekat
 Kegiatan pengukuran untuk titik control horizontal
 Kegiatan pengukuran untuk titik control vertical
 Kegiatan pengukuran situasi
 Kegiatan pengukuran penampang melintang
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
 Perhitungan dan penggambarn
 Peralatan ukur yang digunakan memiliki nilai koreksi dibawah batas toleransi
 Dokumentasi foto mengenai kegiatan pengukueab topografi termasuk kegiatan
pencetakan dan pemasangan BM/CP, penentuan koordinat BM dengan GPS dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan

1-5
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BAB 2
PENGANTAR PENGUKURAN

2.1 Pengenalan Total Stasion


Total Stasion merupakan jenis theodolite yang telah digital elektrik. Sebagaimana
fungsi theodolite pada umumnya, alat ini merupakan salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit
sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Pada dasarnya alat ini
berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputarputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan
sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat
tinggi.
Berikut ini penjabaran mengenai pengertian Total Station :
a) Total Station adalah peralatan elektronik untuk mengukur sudut dan jarak (EDM)
yang menyatu dalam 1 unit alat.
b) Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang berupa on-
board/internal, external (elect field book) atau berupa card/PCMCIA Card.
c) Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi dll) di dalam
alat. Juga mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi arah,
Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung type total stationnya.
d) Untuk type “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi
dengan ATR (Automatic Target Recocnition) atau pengenal objek otomatis (prisma).
e) Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V,
kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat.
f) Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual
dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.

2-6
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

g) Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM
tanpa reflector )
h) Data secara elektronis dapat dikirim melalui kabel data ke PC untuk diolah menjadi
Peta dengan program mapping software

Survey dengan menggunakan theodolite (total stasion) dilakukan sehingga situasi lokasi
dapat dipetakan dan diukur secara detail, dan terutama dengan situasi tersebut memiliki
relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien. Instrumen ini
pertama kali digunakan dan dibuat oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di
Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang
terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran
perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang
digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua
alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah
alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah
terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara
langsung. Alat survey theodolite yang lebih modern dan akurat diperkenalkan oleh Jesse
Ramsden yang dia buat menggunakan instrumen pemisah yang memiliki akurasi tinggi.
Dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit
sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Penyipat
Datar (waterpass bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada
theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan
gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan/ pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.

1.1.1 Rekomendasi Pemakaian


Total station sebagai perangkat elektronik, dilengkapi piringan horizontal dan
piringan vertikal serta komponen pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini (sudut

2-7
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta beda tinggi.
Data tersebut direkam dalam memory dan selanjutnya ditransfer ke komputer untuk di
olah menjadi data spasial. Dalam pemakaian alat Total Stasion ini perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a) Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran tata batas baru, baik itu tata
batas hutan maupun tata batas dengan pihak ketiga seperti halnya pinjam pakai dan
tukar menukar kawasan hutan.
b) Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran berulang (contoh : penentuan
batas-batas kawasan), dimana data sebelumnya diperoleh dari pengukuran
menggunakan Total Station juga.

1.1.2 Kegunaan Total Stasion


Peralatan survey topografi, baik theodolite maupun total station yang digunakan
untuk mengukur sudut horisontal dan vertikal selama mensurvei dan proyek. Masing-
masing memiliki pro dan kontra tertentu yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.
Secara umum, hal itu akan tergantung pada waktu, uang, tenaga, dan keahlian yang telah
tersedia pada saat penentuan alat yang tepat untuk pekerjaan Anda dan tentunya bila ada
mengininkan keakuratan dalam pekerjaan konstruksi atau design anda saat survei
gunakanlah alat Laser Auto Level.
Meskipun theodolites telah digunakan selama ratusan tahun, operasi utama dari
alat ini tetap sama. theodolite terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara sumbu
vertikal dan horisontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan presisi
cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup menggunakan alat dan
trigonometri dasar. Namun, penggunaan theodolite secara umum memerlukan bantuan
dari setidaknya satu orang lain selain operator utama untuk membantu mengukur dan
menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi, sangat penting bahwa kedua operator
yang terlatih dan memahami semua elemen pengumpulan data; ini mungkin termasuk
meratakan saham tripod / theodolite dan pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan
mengukur garis imajiner untuk mengumpulkan data yang akurat, dan akhirnya
menggunakan kemampuan matematika dan grafis untuk menghasilkan output (gambar)
yang sesuai.

2-8
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

1.2 Pengukuran Lokasi Bendung Dan Jaringan Irigasi


1.2.1 Pengukuran Polygon
Poligon terdiri dari poligon utama pada batas areal genangan, dan jalan masuk dan
sepanjang trase pengukuran, sedangkan poligon cabang untuk pengukuran detail
lapangan dengan poligon raai atau voorstaal yang terikat pada titik poligon. Maksud
dilakukan pengukuran poligon adalah untuk mendapatkan koordinat titik-titik poligon
(x,y) sebagai kerangka dasar pengukuran detail.
Dalam pengukuran poligon, metode yang dilakukan yaitu pengukuran poligon yang kedua
ujungnya tertutup atau terikat (diikatkan pada titik tetap yang ada). Adapun kegiatan
pengukuran poligon terdiri dari :
a) Penentuan Koordinat dan Elevasi Bench Mark
Penentuan Koordinat dan Elevasi Bench Mark akan dipakai sebagai kerangka
pengukuran dengan menggunakan alat ukur Theodolite Total Station yang
dilengkapi dengan lensa hitam. Penentuan koordinat ini menggunakan alat GPS
merk Garmin type GPSmap 76CSx.
b) Pengukuran Sudut Horizontal
Pengukuran sudut dilakukan dengan alat Theodolite Total Station merk Top Corn
(pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol yang berbeda 0°, 90° dan
seterusnya).
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian
bacaan sudut 5” (empat bacaan sudut), dan pengukuran sudut untuk Poligon
Cabang dilakukan 1 (satu) seri dengan ketelitian hingga 2’. Kesalahan penutup
sudut untuk Poligon Utama maksimum 10” √ N dan untuk Poligon Cabang
maksimum 2’ √ N, dimana N adalah = banyaknya titik poligon.
Untuk target dalam pengukuran sudut akan digunakan paku diatas patok atau
benang unting-unting yang telah centring. Uraian pengukuran sudut

2-9
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Gambar 2-1 Pengukuran Sudut


Uraian Pengamatan Sudut :
 Alat ditempatkan di titik B, target di titik A dan C
 Teropong dalam posisi biasa dibidikan ke titik A, kemudian baca sudut
horizontal A1, kemudian putar alat mengarah ke titik C, baca sudut horizontal
C1. Putar teropong hingga posisi luar biasa kemudian arahkan ke titik C, baca
sudut horizontal C2, kemudian arahkan teropong ke titik A, baca sudut
horizontal A2.
 Hitung ketelitian bacaan sudut.
C1 – A1 = B1 (sudut biasa)
C2 – A2 = B2 (sudut luar biasa)
 Periksa apakah B1-B2 ≤ 5”
Jika dipenuhi maka bacaan sudut dalam satu seri tersebut dinyatakan baik,
dan dapat dilanjutkan.
Jika B1-B2 > 5”, maka harus dilakukan pengukuran ulang seri kedua, demikian
seterusnya sampai akan didapatkan toleransi B1-B2 ≤ 5”.
Jika ternyata salah penutup kring sudut ternyata < 10” √ n, maka
kemungkinan terjadi kesalahan pada pengukuran di atas sehingga harus
segera dilakukan pengukuran ulang sampai salah penutup kring sudut ≤ 10” √
n, dimana n adalah jumlah titik ukur pada kring yang bersangkutan

c) Pengukuran Jarak
Kemampuan teropongnya bergerak kearah horizontal dan vertikal, alat
mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi
pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan

2-10
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

saat posisi visir di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir di bawah
disebut posisi luar biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak
karena pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan
alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, pengukuran
jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran
tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring,
jarak vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 2-2 Pengukuran Tachymetri

Keterangan dari gambar diatas, dm=jarak miring, dv=jarak vertical, dh=jarak


horizontal. Jarak horizontal menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik
yang diukur, sedangkan jarak miring tidak menunjukkan betul-betul jarak miring
dan jarak vertikal juga tidak menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur
tersebut.

Jarak miring menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan
tinggi bacaan benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.

1.2.2 Pengukuran Situasi


a) Alat yang digunakan adalah Theodolite Total Station merk Sokkia.
b) Pengukuran bangunan-bangunan yang ada (existing) dibuat mengikuti
tampakan yang ada, misalnya :
 Jalan kolektor dan jalan masuk

2-11
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

 Sungai dan saluran terbuka dan tertutup


 Utilitas dalam koridor pengukuran.
 Jembatan
 Bangunan rumah atau gedung
c) Kerapatan titik detail harus dibuat sesuai dengan skala peta yang diminta dan
lengkap sehingga memudahkan penggambaran.
d) Untuk kelengkapan bentuk detail lapangan akan dilakukan pengukuran
zeislag.
e) Metode polygon yang digunakan Raai 10 cm √D, (D dalam km)
f) Dalam data ukur akan dilengkapi sketsa topografi dan letak titik detail
g) Semua jalur ukur dan zeislag secara bertahap diplot di lapangan diatas kertas
milimeter, untuk mengetahui kerapatan titik ukur dan kelengkapan detail.

Gambar 2-3 Tipikal Saluran Sekunder Induk Air Rawas

2-12
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Gambar 2-4 Tipikal Saluran Sekunder D.I Air Rawas

2-13
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Tabel 2-1 Pengukuran Poligon Pada Saluran Induk Air Rawas

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
CP-00 0 0 0 89 39 13 51.383 51.379 1.5
BM-00 0.99
P-03 276 17 32 90 4 0 182.951 182.949 1.5

BM-00 0 0 0 89 41 2 182.948 182.949 1.5


P-03 1.165
P-04 180 5 4 89 33 14 74.536 74.535 1.5

P-03 0 0 0 90 26 24 74.538 74.537 1.5


P-04 1.07
P-05 180 31 36 89 57 19 226.37 226.37 1.5

P-04 0 0 0 89 48 48 226.368 226.367 1.5


P-05 1.135
BM-AR2 179 24 40 89 48 28 125.331 125.112 1.5

P-05 0 0 0 89 47 44 125.329 125.33 1.5


BM-AR2 1.005
P-06 180 28 9 89 57 55 277.322 277.322 1.5

BM-AR2 0 0 0 89 54 16 277.321 277.321 1.5


P-06 1.07

2-14
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-07 179 45 46 89 55 32 315.653 315.653 1.5

P-06 0 0 0 89 53 19 315.65 315.65 1.5


P-07 0.99
P-08 180 8 37 89 59 57 368.323 368.323 1.5

P-07 0 0 0 89 57 37 368.239 368.239 1.5


P-08 1.06
P-09 180 5 45 89 59 4 407.266 407.266 1.5

P-08 0 0 0 89 58 10 407.265 4,7.265 1.5


P-09 1.125
P-10 149 2 56 89 56 42 210.6 210.6 1.5

P-09 0 0 0 89 47 25 210.,596 210.595 1.5


P-10 1.035
P-11 187 34 15 89 30 30 57.559 57.557 1.5

P-10 0 0 0 89 33 43 57.56 57.561 1.5


P-11 1.015
BAR-03 179 52 57 89 48 56 274.167 274,166 1.5

P-11 0 0 0 89 56 30 274.165 274.164 1.5


BAR-03 1.01

2-15
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-12 172 45 50 89 26 17 232.292 232.281 1.5

BAR-03 0 0 0 90 17 56 232.291 232.29 1.5


P-12 0.995
P-13 131 43 59 91 54 3 23.304 23.305 1.5

BAR-3 0 0 0 86 22 45 23.305 23.306 1.5


P-13 1.36
P-14 225 57 15 88 58 22 140.929 140.906 1.5

P-13 0 0 0 90 52 10 140.898 140.882 1.5


P-14 1.04
P-15 188 31 9 91 0 53 169.521 169.495 1.5

P-14 0 0 0 88 48 33 169.521 169.484 1.5


P-15 1.051
P-16 180 41 39 89 45 57 151.175 152.174 1.5

P-15 0 0 0 89 47 14 152.173 152.172 1.5


P-16 1.011
P-17 187 21 49 87 41 0 24.823 234.803 1.5

P-16 0 0 0 90 19 53 24.82 24.82 1.5


P-17 1.155

2-16
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
BAR-04 202 58 41 89 8 13 25.11 25.107 1.5

P-17 0 0 0 89 6 28 25.102 25.099 1.5


BAR-04 1.111
P-21 135 32 8 90 1 39 114.533 114.533 1.5

BAR-04 0 0 0 89 37 5 114537 114.534 1.5


P-21 1.021
P-22 191 5 7 89 54 35 138.105 138.105 1.5

P-21 0 0 0 89 35 16 138.107 138.103 1.5


P-22 1.175
P-23 200 44 47 89 39 28 94.243 94.241 1.5

P-22 0 0 0 89 53 27 94.24 94.239 1.5


P-23 1.175
P-26 271 8 46 90 1 39 146.809 146.809 1.5

P-23 0 0 0 89 41 30 146.807 146.806 1.5


P-26 1.071
P-27 96 6 33 89 28 58 135.231 135.226 1.5

P-26 0 0 0 90 11 51 135.229 135.228 1.5


P-27 1.141

2-17
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-28 181 6 45 89 11 3 107.299 107.288 1.5

P-27 0 0 0 90 19 23 107.297 107.296 1.5


P-28 1.131
P-29 179 46 51 90 17 53 262.42 262.417 1.5

P-28 0 0 0 89 36 44 262.417 262.415 1.5


P-29 1.161
P-30 180 3 38 89 32 8 69.609 69.607 1.5

P-29 0 0 0 90 4 59 69.607 69.604 1.5


P-30 1.061
P-31 180 0 36 89 37 32 323.963 323.956 1.5

P-30 0 0 0 90 1 23 323.962 323.92 1.5


P-31 1.125
P-32 162 25 14 89 39 53 69.541 69.54 1.5

P-31 0 0 0 89 55 21 69.54 69.54 1.5


P-32 1.125
BAR-05 179 0 56 89 47 16 191.257 191.256 1.5

P-32 0 0 0 89 52 7 191.255 191.253 1.5


BAR-05 1.135

2-18
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-34 156 14 32 90 29 23 102.192 102.188 1.5

BAR-05 0 0 0 89 48 3 102.189 102.187 1.5


P-34 1.125
P-35 176 28 25 89 55 47 237.034 237.034 1.5

P-34 0 0 0 89 55 43 237.03 237.028 1.5


P-35 1.191
P-36 179 40 4 89 48 48 116.84 116.839 1.5

P-35 0 0 0 89 50 47 116.844 116.844 1.5


P-36 1.141
P-37 180 49 34 89 51 58 253.053 253.052 1.5

P-36 0 0 0 90 1 40 253.051 253.049 1.5


P-37 1.171
BAR-06 180 25 54 89 57 45 237.867 237.867 1.5

P-37 0 0 0 89 55 17 237.865 237.863 1.5


BAR-06 1.241
P-39 170 11 40 89 53 19 140.186 140.186 1.5

BAR-06 0 0 0 90 9 39 140.19 140.187 1.5


P-39 1.035

2-19
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-40 180 38 21 89 42 24 183.142 183.14 1.5

P-39 0 0 0 89 55 8 183.139 183.138 1.5


P-40 1.201
P-41 180 1 26 89 57 32 128.384 128.384 1.5

P-40 0 0 0 89 49 57 128.381 128.379 1.5


P-41 1.092
P-42 180 7 8 89 42 35 61.411 61.41 1.5

P-41 0 0 0 89 29 31 61.422 61.42 1.5


P-42 1.201
P-43 183 25 25 89 56 54 83.874 83.874 1.5

P-42 0 0 0 89 47 47 83.755 83.755 1.5


BAR-07 1.115
P-44 179 44 20 89 54 28 260.527 260.527 1.5

BAR-07 0 0 0 89 54 10 260.524 260.524 1.5


P-44 0.995
P-46 180 29 8 89 53 23 178.376 178.376 1.5

P-44 0 0 0 89 44 24 178.375 178.373 1.5


P-46 1.035

2-20
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-47 180 55 9 90 1 12 161.241 161.241 1.5

P-46 0 0 0 89 49 30 161.238 161.238 1.5


P-47 1.221
P-48 196 10 34 89 56 49 310.534 310.534 1.5

P-47 0 0 0 90 0 30 310.53 310.532 1.5


P-48 1.131
P-49 180 8 34 89 52 36 217.14 217.14 1.5

P-48 0 0 0 89 53 57 217.138 217.138 1.5


P-49 1.135
BAR-08 162 31 38 89 41 15 88.926 88.925 1.5

P-49 0 0 0 89 48 48 88.925 88.925 1.5


BAR-08 1.112
BAR-08 175 24 9 89 53 18 129.351 129.351 1.5

P-50 0 0 0 89 50 51 129.348 129.348 1.5


P-51 1.235
P-52 147 55 16 88 57 27 118.923 118.903 1.5

P-51 0 0 0 90 49 50 118.919 118.917 1.5


P-52 1.381

2-21
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-53 222 17 20 89 40 6 109.92 109.918 1.5

P-52 0 0 0 90 29 13 109.925 109.521 1.5


P-53 1.395
P-54 178 8 32 89 34 16 66.013 66.011 1.5

P-53 0 0 0 89 57 6 66.011 66.01 1.5


P-54 1.435
P-55 181 38 33 90 0 30 107.557 107.557 1.5

P-54 0 0 0 89 42 30 107.554 107.554 1.5


P-55 1.445
BM-09 182 23 54 90 1 14 96.345 96.345 1.5

P-55 0 0 0 90 2 42 96.341 96.34 1.5


BAR-09 1.211
P-56 183 41 52 89 37 5 97.994 97.992 1.5

P-57 0 0 0 89 55 8 183.139 183.138 1.5


P-56 1.201
P-58 180 4 26 89 55 28 125.384 125.380 1.5

P-56 0 0 0 89 49 57 103.241 103.179 1.5


P-57 1.075

2-22
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-58 180 7 8 89 42 35 61.411 61.41 1.5

P-57 0 0 0 89 29 31 61.422 61.42 1.5


P-58 1.201
P-59 183 25 25 89 56 54 83.874 83.874 1.5

BAR-07 0 0 0 89 47 47 83.755 83.755 1.5


BAR-10 1.115
P-44 179 44 20 89 54 28 260.527 260.527 1.5

2-23
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

BAB 3
PELAKSANAAN PENGUKURAN

3.1 Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP)

Alat yang digunakan untuk pekerjaan survey pengukuran LARAP Pembangunan Daerah
Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 4 (empat) buah Total Station
merk Top Con dan Ruide, serta Automatic Level (Waterpass) mere SOKIA lengkap
dengan peralatan pendukungnya masing-masing serta GPS Garmin seri 76CSx untuk
mengecek titik koordinat Bench-mark (BM) dan Control-point (CP) eksisting yang telah
ada di lokasi pekerjaan walaupun ada beberapa BM eksiting yang telah hilang sehingga
perlu dibuat lagi patok yang baru dengan koordinat dan elevasi yang sama.

Nilai koordinat dan elevasi BM dan CP yang ditentukan dengan menggunakan GPS
Garmin seri 76CSx menggunakan sistem koordinat UTM WGS 84 dan titik elevasi
referensi (BM dan CP existing) yang berada di area rencana Bendung D.I Air Rawas
tepatnya di sisi kiri Sungai Rawas, yaitu titik CP-00 dengan koordinat X=245384,580 ;
Y=9707224,746 dan elevasi (Z) =.+62,916 mdpl dan titik BM-AR.2KA dengan koordinat
X=247252,023 ; E=9708143,047 dan elevasi (Z) = +64,479

Gambar 3-1 BM AR.2KA (BM referensi existing)

3-1
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Gambar 3-2 CP.00 (CP existing)

Sebelum dilakukan pengukuran dan investigasi di lokasi pekerjaan, maka


diperlukan pengumpulan data-data penunjang berupa peta-peta yang terkait
dengan lokasi kegiatan seperti peta Rupa Bumi, peta administratif kabupaten dan
data-data hasil identifikasi maupun evaluasi mengenai perencanaan Daerah Irigasi
Air Rawas yang berada di Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Rupit.

Selain kelengkapan Total Stasion, Automatic Leveling dan GPS diperlukan juga alat
bantu seperti pita ukur, cat kayu, patok (paku beton atau kaso kayu) dan yang lainnya
sesuai kebutuhan di lokasi pekerjaan. Adapun kegiatan lainnya sebagai pelengkap
dalam pekerjaan topografi ini adalah kegiatan drone (video dan foto udara) di
beberapa lokasi yang mewakili masing-masing tipikal kondisi eksisting di lokasi
pekerjaan.

3-2
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Gambar 3-3 Cek Hasil Kalibrasi Alat Survey Topografi

3-3
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

3.2 Pelaksanaan Pengukuran

Setelah persiapan-persiapan tersebut data-data tersebut diperoleh, maka survey


pengukuran topografi dan investigasi lapangan bisa dilaksanakan yang meliputi :
a) Pengukuran polygon
b) pengukuran situasi
c) Pengukuran potongan melintang
d) Pengukuran area bendung dan genangan Sungai Rawas
e) Pengukuran batas kepemilikan lahan di jalur pengukuran saluran primer dan
saluran sekunder.
f) Pembuatan Control-point dan melengkapi Bench-mark yang hilang
g) Inventarisasi sekitar area rencana pembebasan lahan untuk saluran irigasi dan
bendung
h) Pembuatan foto dokumentasi
i) Penghitungan hasil pengukuran dengan menggunakan komputer

Pemasangan patok ukur dengan menggunakan kayu ataupun lainnya dimaksudkan


untuk menentukan jalur pengukuran di lokasi pekerjaan yang ditandai dengan pilok
warna merah dan dipasang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lokasi tersebut.

3-4
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

Gambar 3-4 Pelaksanaan Survey Topografi dan Batchimetri

Keegiatan pengukuran situasi lokasi perencanaan saluran irigasi dan bendung serta
area genangannya di Sungai Rawas dilakukan sesuai dengan KAK sehingga mempunyai
koordinat dan elevasi yang kemudian akan diplotkan ke dalam peta gambar untuk
didesain teknis lebih lanjut. Adapun hasil pengukuran batas kepemilikan lahan di
lapangan selanjutnya akan diverifikasi dengan pemilik lahan tersebut.

3-5
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

3.2.1 Pengukuran Kerangka Horizontal

Pelaksanaan pengukuran kerangka dasar horizontal menggunakan metode poligon


yang dilaksanakan oleh 4 team yang terdiri dari 4 (empat) orang surveyor, yang mana
masing-masing surveyor memiliki 2 (dua) tenaga lokal.

Pengukuran kerangka horizontal dengan metode poligon dilaksanakan sesuai


spesifikasi teknis sebagai berikut :
a) Alat ukur yang digunakan yaitu Total Station.
b) GPS garmin 76 csx.
c) Pengukuran jarak antar titik yang telah dipasang menggunakan pita ukur
dilaksanakan ukuran ke muka dan ke belakang.
d) Pengukuran sudut horizontal dilaksanakan pada posisi biasa dan luar biasa.

3.2.2 Pengukuran Situasi Dan Batas Kepemilikan

Pengukuran detail situasi dilakukan di seluruh area genangan rencana Bendung Sungai
Mante dan sekitarnya serta jalur rencana saluran irigasi primer dan sekunder.
Pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan oleh satu team yang terdiri satu orang
surveyor, satu asisten surveyor dibantu 2 tenaga lokal dan didampingi (pemberi
arahan) oleh perwakilan dari instansi yang terkait dan memahami lokasi pekerjaan
serta dengan perwakilan warga yang mengetahui batas-batas kepemilikan lahan.

Pelaksanaan pengukuran pada masing - masing lokasi diikatkan pada titik terdekat
yang telah diketahui elevasi dan koordinatnya. Kerapatan pengambilan titik di
lapangan disesuaikan dengan skala penggambaran.

3.2.3 Pengukuran Leveling Batas Genangan

Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mendapatkan elevasi kontur yang memiliki
ketinggian yang sama pada suatu area . Kegiatan pengukuran leveling diawali dengan
mengikatkan elevasu kepada BM yang ada dibuat pengukuran pengikatan waterpas
sampai kepada ke elevasi counter genangan. Dilakukan pengukuran waterpas

3-6
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

mengikuti ketinggian yang sama mengikuti bentuk counter sebenarnya (Δh = 0).
Selanjutnya dipasang patok-patok kayu tiap 50-100 m pada elevasi batas genangan dan
dipasang beberapa CP sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sebagaimana
persyaratannya, bahwa posisi BM dan CP berjarak dekat ≤100m harus saling kelihatan
untuk pengikatan ukuran rincian batas pemilikan .

3.3 Survey Pemetaan Lahan

Pekerjaan survey pemetaan lahan di lokasi rencana proyek dilakukan dengan


maksud mendapatkan gambaran keadaan lapangan, dengan menentukan tempat titik-
titik di atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Hasil akhir dari survey
pemetaan lahan adalah sebuah peta topografi yang di dalamnya terdapat posisi relatif
lokasi terhadap daerah lainnya, akses jalan, dan garis kontur yang lengkap, jelas dan
memenuhi syarat syarat pembangunan jaringan irigasi dan pelengkapnya. Tahapan
pekerjaan topografi secara umum dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu persiapan
teknis, pengukuran di lapangan, pengolahan data, dan ploting peta.

3.3.1 Kegiatan Survey Topografi

Kegiatan survey topografi menggunakan seperangkat peralatan seperti total station


dan waterpass yang selanjutnya digunakan untuk mengukur sudut horisontal dan
vertikal terhadap kondisi lokasi pekerjaan. Masing-masing alat memiliki kelebiihan dan
kekurangan tertentu yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Secara umum, hal
itu akan tergantung pada waktu, uang, tenaga, dan keahlian yang telah tersedia pada
saat penentuan alat yang tepat untuk pekerjaan dan untuk mendapatkan keakuratan
dalam pekerjaan konstruksi ataupun pekerjaan desain pada saat melakukan kegiatan
survei.
Meskipun theodolites telah digunakan selama ratusan tahun, operasi utama
dari alat ini tetap sama. Total Station terdiri dari teleskop bergerak dipasang antara
sumbu vertikal dan horisontal. Sudut dari masing-masing sumbu dapat diukur dengan

3-7
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

presisi cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup menggunakan
alat dan trigonometri dasar. Namun, penggunaan Total Station secara umum
memerlukan bantuan dari setidaknya satu orang lain selain operator utama untuk
membantu mengukur dan menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi, sangat
penting bahwa kedua operator yang terlatih dan memahami semua elemen
pengumpulan data; ini mungkin termasuk meratakan saham tripod / theodolite dan
pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan mengukur garis imajiner untuk
mengumpulkan data yang akurat, dan akhirnya menggunakan kemampuan
matematika dan grafis untuk menghasilkan output (gambar) yang sesuai.

3.3.2 Survey Topografi

Kegiatan ini didahului dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi


persiapan administrasi dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri. Untuk selanjutnya
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Inventarisasi Data
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperoleh masukan bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam kegiatan LARAP Pembangunan D.I Air Rawas di Kabupaten Musi
Rawas Utara. Data yang dikumpulkan meliputi dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan kebutuhan untuk pemetaan di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan studi pustaka dari
laporan studi sebelumnya, pengamatan langsung ataupun wawancara. Peta Fisik
Dasar diperoleh dari data sekunder yang ada di Badan Informasi Geospasial, Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Musi Rawas Utara, Bappeda
Kabupaten Musi Rawas Utara dan lain-lain.

a. Penentuan metode kerja


Pekerjaan ini terutama melibatkan Team Leader dan Ahli Geodesi yang akan
menentukan perancangan sistem pemetaan dan basis data. Ahli Geodesi
menentukan sistem pemetaan yang akan digunakan yang meliputi sistem proyeksi
yang digunakan, skala peta, detail/obyek yang akan disajikan, simbol kartografi
yang dipakai, dan sebagainya. Dalam hal ini ahli-ahli yang terlibat akan banyak

3-8
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

membantu pada perancangan isi informasi atau obyek/detail yang harus


digambarkan dalam peta atau sajian bentuk lain.

b. Check Lapangan
Kajian secara detail terhadap data atau dokumen pendukung untuk kepentingan
Pembuatan Peta Dasar untuk penyusunan gambar LARAP. Bila terjadi perubahan
atau ketidak sesuaian dengan keadaan lapangan harus dilakukan checking dan
identifikasi adanya perubahan dan dilakukan perubahan detail secukupnya.

Pengukuran topografi di lokasi Pekerjaan Larap Pembangunan DI. Air Rawas dilakukan
dengan maksud mendapatkan gambaran keadaan lapangan, dengan menentukan
tempat titik-titik di atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk
mendukung pekerjaan tersebut maka dilakukan survey lapangan melalui kegiatan
survey topografi. Survey topografi yang dilakukan, terdiri dari 5 (lima) jenis kegiatan :

1) Pengukuran Pengikatan
Kegiatan pengukuran pengikatan dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik
referensi untuk posisi horisontal dan posisi vertikal. Pekerjaan ini meliputi
pengukuran titik kontrol vertikal dan horizontal dan menandai titik kontrol
tersebut melalui pemasangan titik bench mark (BM). Titik BM merupakan titik
pengikatan untuk pengukuran topografi dengan spesifikasi teknis sesuai dengan
ketersediaannya di lapangan (titik referensi orde 0 – III BIG atau orde IV dari
BPN).

2) Pemasangan Patok Titik Ikat

Tim surveyor melakukan pemasangan patok beton di titik kontrol yang telah
diukur sebelumnya. Patok beton dibuat dan dipasang per 50 Ha dengan
ketentuan sebagai berikut :

 Ukuran patok beton primer 40 x 40 x 200 cm, patok beton sekunder 15 x


15 x 200 cm;
 Dipasang sebelum pengukuran dimulai;
 Dipasang pada tempat yang stabil, aman, dan mudah dilihat;

3-9
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

 Diberi nomor kode

3) Pengukuran Poligon
Tim surveyor melakukan pengukuran poligon di lapangan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan posisi horisontal (X, Y). Dalam pengukuran
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut.
Pengukuran jarak dan sudut dilaksanakan dengan menggunakan metode poligon
tertutup atau poligon terbuka terikat sempurna, sesuai dengan kondisi di
lapangan.

Gambar 3-5 Prinsip Pengukuran Poligon

4) Pengukuran Situasi Detail


Tim surveyor lakukan survey detail topografi di lapangan, dengan
pengambilan posisi (x,y,z) untuk obyek penting di lapangan, antara lain semua
saluran alam, saluran buatan, sungai, jalan, tanggul, caren/saluran petakan,
meja garam, kolam peminihan, tandon/bozem, gudang dan lain lain. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail di lokasi
pengukuran topografi. Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara
Tachymetri dengan menggunakan alat ukur Total Station.

3-10
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

3.3.3 Pengukuran Kadastral Rencana Pembebasan Lahan

Tim surveyor melaksanakan pengukuran tersebut di lokasi bendung, jaringan irigasi


dan relokasi (resettlement). Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap kegiatan ini
adalah sebagai berikut :
 Penyusunan tim yang dipimpin oleh tenaga ahli geodesi.
 Melakukan orientasi dan survey lapangan
 Inventarisasi, identifikasi permasalahan, analisis dan evaluasi
Konsultan melaksanakan pemetaan kepemilikan tanah serta pembebasan dan relokasi
di areal D.I. Air Rawas dengan skala 1: 2000. Hasil dari kegiatan survey tersebut
selanjutnya melakukan analisis terhadap upaya dan rencana pembebasan lahan dan
relokasi masyarakat (bila ada). Dalam melakukan kegiatan analisis tersebut harus
mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah genangan D.I. Air Rawas
2) Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan masyarakat di lokasi
studi termasuk masalah ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah untuk :
 Hak atas tanah
 Bangunan
 Tanaman
 Benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
3) Infrastruktur yang ada di sekitar daerah D.I. Air Rawas
4) Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pendidikan, agama, kepadatan penduduk dan jumlah kepala keluarga) terutama
untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan pemilik lahan.
5) Kegiatan ekonomi di daerah D.I Air Rawas
6) Pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah D.I Air Rawas
7) Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi
pelaksanaan pembangunan D.I Air Rawas serta lokasi berdasarkan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah ada.

3-11
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

3.3.4 Penggambaran Hasil Topografi

Seluruh hasil dari pekerjaan pengukuran lapangan diplot dengan format digitasl Auto
CAD pada lembar berkoordinat ukuran A1. Format ukuran A1 berlaku bagi seluruh
gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar pada lembar A3 tetap
menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran topografi 1:2000 direkam pada
peta indeks berkoordinat penuh. Seluruh peta mempunyai tanda-tanda sebagai
berikut:
 Garis kontur
 Seluruh titik spot height yang diukur
 Skala, arah utara dan legenda
 Grid berkoordinat pada interval 10 cm (200 pada skala 1:2000)
 Blok judul dan kotak revisi
 Catatan kaki pada peta

Pembuatan peta pada hakekatnya merupakan penggambaran titik-titik kerangka


dasar pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM,
titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal
pekerjaan. Adapun data-data yang diserahkan setelah pekerjaan tersebut selesai
dilaksanakan adalah :
 Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan;
 Print out peta topografi skala 1 : 10.000;
 Print out peta traverse/poligon skala 1 : 10.000;
 Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad
(file dwg);
 Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software
Autocad (file dwg);
 Data asli hasil pengukuran;
 Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
 Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)
 Foto dan deskripsi Bench Mark.

3-12
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

3.4 Pemasangan Patok BM dan CP

Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu adanya bench mark (BM)
dibantu dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu
untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
Mengingat fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diharuskan ditanam pada
kondisi tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan. Disamping itu perlu
dibuat deskripsi dari kedua jenis titik ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik ikat
tersebut dipasang dan nilai koordinat maupun elevasinya.
Deskripsi dari hasil pemasangan BM yang perlu ditambahkan dalam pekerjaan ini
disamping BM dan CP existing yang ada dari hasil pekerjaan DED sebelumnya dapat
dilihat pada halaman berikutnya.

3-13
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI

LAMPIRAN
DESKRIPSI BM DAN CP

3-14

Anda mungkin juga menyukai