LARAP PEMBANGUNAN
DAERAH IRIGASI AIR RAWAS
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
TAHUN ANGGARAN 2018
KSO
Kantor : Jl. Kulim Gg. Gelugur No.3 Payung Sekaki Tampan,
Pekanbaru - Riau
PT. DDC CONSULTANTS
Kantor : Jl. Raya Kebayoran Lama No. 16 Kebayoran Lama Jakarta
Studio : Perum Citra Grand, Ruko Novo, Blok MR No.21, Cibubur. Selatan Phone / Fax : 021-7279.6719
Jakarta Selatan Studio : Jl. Masjid Annur No 51A • Kebayoran Lama • Jakarta Selatan
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
KATA PENGANTAR
Salah satu tahap kegiatan yang harus dilakukan sebagai realisasi kerjasama antara PPK
Perencanaan dan Program Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera VIII dengan PT. Tuah
Agung Anugrah KSO PT. DDC Consultants dalam kontrak pekerjaan “LARAP Pembangunan
Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara ” adalah menyusun Laporan
Topografi.
Laporan Topografi ini merupakan hasil pengukuran pemetaan lahan dibutuhkan beserta
nama pemiliknya untuk rencana pelaksanaan pembebasan lahan yang selanjutnya akan
ditetapkan dan digunakan untuk pembangunan bendung dan saluran-saluran irigasi di
Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan
Demikian Laporan Topografi ini disusun, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih. Saran, masukan dan koreksi sangat diharapkan untuk perbaikan laporan dan
antisipasi kegiatan selanjutnya
II
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1-1
1.1 Latar Belakang Pekerjaan ..................................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Topografi ............................................ 1-2
1.3 Lokasi Pekerjaan .................................................................................................. 1-3
1.4 Lingkup Kegiatan ................................................................................................. 1-3
1.5 Keluaran .............................................................................................................. 1-4
1.6 Penyajian Laporan ............................................................................................... 1-4
BAB 2 PENGANTAR PENGUKURAN ................................................................................. 2-6
2.1 Pengenalan Total Stasion ..................................................................................... 2-6
1.1.1 Rekomendasi Pemakaian ......................................................................... 2-7
1.1.2 Kegunaan Total Stasion ............................................................................ 2-8
1.2 Pengukuran Lokasi Bendung Dan Jaringan Irigasi ................................................. 2-9
1.2.1 Pengukuran Polygon ................................................................................ 2-9
1.2.2 Pengukuran Situasi ................................................................................. 2-11
BAB 3 PELAKSANAAN PENGUKURAN .............................................................................. 3-1
3.1 Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) ...................................... 3-1
3.2 Pelaksanaan Pengukuran ..................................................................................... 3-4
3.2.1 Pengukuran Kerangka Horizontal ............................................................. 3-6
3.2.2 Pengukuran Situasi Dan Batas Kepemilikan .............................................. 3-6
3.2.3 Pengukuran Leveling Batas Genangan ...................................................... 3-6
3.3 Survey Pemetaan Lahan....................................................................................... 3-7
3.3.1 Kegiatan Survey Topografi ........................................................................ 3-7
3.3.2 Survey Topografi ...................................................................................... 3-8
3.3.3 Pengukuran Kadastral Rencana Pembebasan Lahan ............................... 3-11
3.3.4 Penggambaran Hasil Topografi ............................................................... 3-12
3.4 Pemasangan Patok BM dan CP .......................................................................... 3-13
LAMPIRAN
III
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Pengukuran Poligon Pada Saluran Induk Air Rawas .......................................... 2-14
IV
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
DAFTAR GAMBAR
V
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BAB 1
PENDAHULUAN
Propinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dan banyaknya sungai-sungai
yang cukup besar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan untuk mencapai lumbung
pangan, maka Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan merencanakan pengembangan daerah
irigasi berskala kecil sampai berskala besar yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Pengembangan irigasi yang dipilih pada umumya adalah daerah-daerah yang
masyarakatnya berbasis pertanian terutama sawah tadah hujan yang selama ini diusahakan
oleh masyarakat setempat. Hal ini dipilih disamping sebagai pengembangan wilayah dan
membuka mata pencaharian di pedesaan, juga mempercepat upaya pemanfaatan lahan
secara optimal ditunjang dengan ketersediaan tenaga penggarap yang memadai untuk
membuka lahan tersebut.
Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan saat ini memprioritaskan kembali pada program
swasembada beras secara nasional, maka untuk itu pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana pengairan perlu terus dilaksanakan dengan konsepsi perencanaan
yang matang. Irigasi Air Rawas terletak di Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan
hamparan sawah tadah hujan yang cukup potensial. Studi yang pernah dilakukan pada
lahan dan air dalam DAS Rawas tahun 2005 dan Studi Kelayakan Pembangunan Irigasi Air
Rawas oleh Pusat Penelitian Manajemen Air dan Lahan Lembaga Penelitian Universitas
Sriwijaya Palembang tahun 2006 dan Detail Engineering Design (DED) D.I Air Rawas 10.000
ha Kabupaten Muara Rawas oleh DPU Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2007.
Lahan dan air pada DAS Rawas memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam
pengembangan pertanian tanaman pangan. Pada tahun 2015 Balai Besar Wilayah Sungai
Sumatera VIII telah melaksanakan kegiatan Review Desain Daerah Irigasi Air Rawas 5000 Ha
serta kegiatan SID Penyiapan Lahan Usaha Tani Berpengairan (PLB) D.I. Air Rawas
Kabupaten Musi Rawas 4000 Ha pada tahun 2012.
1-1
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Guna mendukung terlaksananya Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I Air Rawas,
maka perlu dilaksanakan studi LARAP. Kajian land acquisition and resettlement action plan
(LARAP) ini merupakan keharusan yang mutlak sebelum pelaksanaan fisik konstruksinya
dimulai, dimana dengan dibangunnya D.I Air Rawas ini nantinya akan terjadi perubahan
yang mendasar dan menyeluruh khususnya bagi masyarakat sekitar terkena dampak dari
pembangunan tersebut sehingga untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul
sebagai akibat perubahan status pada masyarakat yang secara langsung terkena dampak,
diperlukan langkah-langkah yang terpadu dan menyeluruh di dalam pengambiilan
keputusan oleh pemangku jabatan.
Berdasarkan uraian diatas, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Propinsi Sumatera
Selatan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Kegiatan Perencanaan dan Program Satker BBWS Sumatera VIII
pada Tahun Anggaran 2018 akan melaksanakan Pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan diharapkan konsultan dapat melaksanakan dengan
melakukan koordinasi dengan berbagai instansi lintas sector terkait untuk mendapatkan
hasil maupun berbagai masukan sehingga dapat berhasil tepat guna ekonomis dan efisien.
Maksud dari penyusunan Laporan Topografi ini adalah memberikan detail kondisi topografi
tanah existing yang ada di lokasi rencana pembebasan lahan yang akan digunakan dalam
pembangunan bendung dan saluran irigasi di Daerah Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi
Rawas Utara.
Tujuan dari penyusunan Laporan Topografi ini adalah menyediakan peta situasi rencana
lokasi bendung Sungai Rawas, jalur rencana jaringan irigasi, dan bangunan existing di sekitar
lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk rencana pembangunan bendung dan jaringan
irigasi D.I Air Rawas.
1-2
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Daerah Irigasi Air Rawas secara administrasi terletak di Kabupaten Musi Rawas Utara
Provinsi Sumatera Selatan dan dapat ditempuh dari Kota Palembang, Ibukota Provinsi
Sumatera Selatan dengan jarak sekitar + 472 km dan dapat dilalui dengan kendaraan roda 4
(empat) selama + 7,5 jam perjalanan dengan kondisi jalan cukup baik.
Lokasi Pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Berada
di Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan yang secara Geografis terletak
pada posisi 102o 07’ – 103o 20’ Bujur Timur dan 2o 20’ – 3o 05’ Lintang Selatan.
Lokasi Proyek
Kegiatan survey topografi merupakan bagian dari pekerjaan LARAP Pembangunan D.I Air
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara yang secara garis besar lingkup kegiatannya adalah
sebagai berikut :
1-3
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Melakukan pengukuran situasi sungai daerah bendung, batas genangan bendung dan
trase saluran irigasi sesuai dengan desain yang telah disahkan sebelumnya.
Melakukan pengukuran batas-batas kepemilikan lahan sesuai dengan desain yang
telah ada dalam Album gambar DED.
Melakukan pengukuran bangunan eksisting di sepanjang rencana tapak bendung dan
saluran irigasi.
Memasang patok-patok ukur yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi lapangan (CP)
dengan jarak patok kurang lebih setiap 2 km arah memanjang saluran.
Melaksanakan inventarisasi untuk menetapkan batas lokal tanah yang terkena
rencana pembangunan meliputi pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah,
meneliti riwayat tanah dan penguasaan serta penggunaan tanah untuk mengetahui
luas, status, pemegang hak dan penggunaan tanahnya termasuk bangunan, tanaman
dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang akan terkena pembebasan
lahan.
Inventarisasi dan survey dengan mengidentifikasi luas lahan, bangunan, kepemilikan
lahan dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembebasan lahan
Membuat peta bidang yang menggambarkan luas lahan, bangunan, kepemilikan lahan
dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembebasan lahan
1.5 Keluaran
Hasil keluaran (out put) berupa gambar hasil pengukuran terdiri dari gambar situasi dan
batas kepemilikan lahan rencana pembangunan bendung dan jaringan irigasi D.I. Air Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara dengan skala 1 : 2000, gambar peta situasi dan potongan
memanjang dengan skala horisontal 1 : 2000.
Sesuai dengan maksud, tujuan dan lingkup kegiatan, Laporan Topografi ini disusun dengan
sekurang-kurangnya membahas mengenai :
Data kegiatan
1-4
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Peta situasi kegiatan yang menunjukkan secara jelas lokasi kegiatan terhadap kota
yang terdekat
Kegiatan pengukuran untuk titik control horizontal
Kegiatan pengukuran untuk titik control vertical
Kegiatan pengukuran situasi
Kegiatan pengukuran penampang melintang
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
Perhitungan dan penggambarn
Peralatan ukur yang digunakan memiliki nilai koreksi dibawah batas toleransi
Dokumentasi foto mengenai kegiatan pengukueab topografi termasuk kegiatan
pencetakan dan pemasangan BM/CP, penentuan koordinat BM dengan GPS dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan
1-5
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BAB 2
PENGANTAR PENGUKURAN
2-6
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
g) Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM
tanpa reflector )
h) Data secara elektronis dapat dikirim melalui kabel data ke PC untuk diolah menjadi
Peta dengan program mapping software
Survey dengan menggunakan theodolite (total stasion) dilakukan sehingga situasi lokasi
dapat dipetakan dan diukur secara detail, dan terutama dengan situasi tersebut memiliki
relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien. Instrumen ini
pertama kali digunakan dan dibuat oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di
Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang
terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran
perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang
digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua
alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah
alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah
terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara
langsung. Alat survey theodolite yang lebih modern dan akurat diperkenalkan oleh Jesse
Ramsden yang dia buat menggunakan instrumen pemisah yang memiliki akurasi tinggi.
Dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit
sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Penyipat
Datar (waterpass bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada
theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan
gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan/ pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.
2-7
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
horisontal, sudut vertikal dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X,Y,Z serta beda tinggi.
Data tersebut direkam dalam memory dan selanjutnya ditransfer ke komputer untuk di
olah menjadi data spasial. Dalam pemakaian alat Total Stasion ini perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a) Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran tata batas baru, baik itu tata
batas hutan maupun tata batas dengan pihak ketiga seperti halnya pinjam pakai dan
tukar menukar kawasan hutan.
b) Total Station sebaiknya digunakan untuk pengukuran berulang (contoh : penentuan
batas-batas kawasan), dimana data sebelumnya diperoleh dari pengukuran
menggunakan Total Station juga.
2-8
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
2-9
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
c) Pengukuran Jarak
Kemampuan teropongnya bergerak kearah horizontal dan vertikal, alat
mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi
pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan
2-10
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
saat posisi visir di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir di bawah
disebut posisi luar biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak
karena pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan
alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, pengukuran
jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran
tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi
teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring,
jarak vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Jarak miring menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan
tinggi bacaan benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.
2-11
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
2-12
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
2-13
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
CP-00 0 0 0 89 39 13 51.383 51.379 1.5
BM-00 0.99
P-03 276 17 32 90 4 0 182.951 182.949 1.5
2-14
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-07 179 45 46 89 55 32 315.653 315.653 1.5
2-15
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-12 172 45 50 89 26 17 232.292 232.281 1.5
2-16
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
BAR-04 202 58 41 89 8 13 25.11 25.107 1.5
2-17
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-28 181 6 45 89 11 3 107.299 107.288 1.5
2-18
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-34 156 14 32 90 29 23 102.192 102.188 1.5
2-19
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-40 180 38 21 89 42 24 183.142 183.14 1.5
2-20
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-47 180 55 9 90 1 12 161.241 161.241 1.5
2-21
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-53 222 17 20 89 40 6 109.92 109.918 1.5
2-22
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BERDIRI ALAT TINGGI ALAT BS/FS SUDUT HORIZONTAL VERTIKAL JARAK MIRING JARAK DATAR TINGGI TARGET
P-58 180 7 8 89 42 35 61.411 61.41 1.5
2-23
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
BAB 3
PELAKSANAAN PENGUKURAN
Alat yang digunakan untuk pekerjaan survey pengukuran LARAP Pembangunan Daerah
Irigasi Air Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 4 (empat) buah Total Station
merk Top Con dan Ruide, serta Automatic Level (Waterpass) mere SOKIA lengkap
dengan peralatan pendukungnya masing-masing serta GPS Garmin seri 76CSx untuk
mengecek titik koordinat Bench-mark (BM) dan Control-point (CP) eksisting yang telah
ada di lokasi pekerjaan walaupun ada beberapa BM eksiting yang telah hilang sehingga
perlu dibuat lagi patok yang baru dengan koordinat dan elevasi yang sama.
Nilai koordinat dan elevasi BM dan CP yang ditentukan dengan menggunakan GPS
Garmin seri 76CSx menggunakan sistem koordinat UTM WGS 84 dan titik elevasi
referensi (BM dan CP existing) yang berada di area rencana Bendung D.I Air Rawas
tepatnya di sisi kiri Sungai Rawas, yaitu titik CP-00 dengan koordinat X=245384,580 ;
Y=9707224,746 dan elevasi (Z) =.+62,916 mdpl dan titik BM-AR.2KA dengan koordinat
X=247252,023 ; E=9708143,047 dan elevasi (Z) = +64,479
3-1
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Selain kelengkapan Total Stasion, Automatic Leveling dan GPS diperlukan juga alat
bantu seperti pita ukur, cat kayu, patok (paku beton atau kaso kayu) dan yang lainnya
sesuai kebutuhan di lokasi pekerjaan. Adapun kegiatan lainnya sebagai pelengkap
dalam pekerjaan topografi ini adalah kegiatan drone (video dan foto udara) di
beberapa lokasi yang mewakili masing-masing tipikal kondisi eksisting di lokasi
pekerjaan.
3-2
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
3-3
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
3-4
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Keegiatan pengukuran situasi lokasi perencanaan saluran irigasi dan bendung serta
area genangannya di Sungai Rawas dilakukan sesuai dengan KAK sehingga mempunyai
koordinat dan elevasi yang kemudian akan diplotkan ke dalam peta gambar untuk
didesain teknis lebih lanjut. Adapun hasil pengukuran batas kepemilikan lahan di
lapangan selanjutnya akan diverifikasi dengan pemilik lahan tersebut.
3-5
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Pengukuran detail situasi dilakukan di seluruh area genangan rencana Bendung Sungai
Mante dan sekitarnya serta jalur rencana saluran irigasi primer dan sekunder.
Pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan oleh satu team yang terdiri satu orang
surveyor, satu asisten surveyor dibantu 2 tenaga lokal dan didampingi (pemberi
arahan) oleh perwakilan dari instansi yang terkait dan memahami lokasi pekerjaan
serta dengan perwakilan warga yang mengetahui batas-batas kepemilikan lahan.
Pelaksanaan pengukuran pada masing - masing lokasi diikatkan pada titik terdekat
yang telah diketahui elevasi dan koordinatnya. Kerapatan pengambilan titik di
lapangan disesuaikan dengan skala penggambaran.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mendapatkan elevasi kontur yang memiliki
ketinggian yang sama pada suatu area . Kegiatan pengukuran leveling diawali dengan
mengikatkan elevasu kepada BM yang ada dibuat pengukuran pengikatan waterpas
sampai kepada ke elevasi counter genangan. Dilakukan pengukuran waterpas
3-6
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
mengikuti ketinggian yang sama mengikuti bentuk counter sebenarnya (Δh = 0).
Selanjutnya dipasang patok-patok kayu tiap 50-100 m pada elevasi batas genangan dan
dipasang beberapa CP sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sebagaimana
persyaratannya, bahwa posisi BM dan CP berjarak dekat ≤100m harus saling kelihatan
untuk pengikatan ukuran rincian batas pemilikan .
3-7
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
presisi cukup akurat selama operator memiliki pengetahuan yang cukup menggunakan
alat dan trigonometri dasar. Namun, penggunaan Total Station secara umum
memerlukan bantuan dari setidaknya satu orang lain selain operator utama untuk
membantu mengukur dan menyelaraskan sudut. Ketika menghitung presisi, sangat
penting bahwa kedua operator yang terlatih dan memahami semua elemen
pengumpulan data; ini mungkin termasuk meratakan saham tripod / theodolite dan
pengukuran, serta menyelaraskan tiang dan mengukur garis imajiner untuk
mengumpulkan data yang akurat, dan akhirnya menggunakan kemampuan
matematika dan grafis untuk menghasilkan output (gambar) yang sesuai.
3-8
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
b. Check Lapangan
Kajian secara detail terhadap data atau dokumen pendukung untuk kepentingan
Pembuatan Peta Dasar untuk penyusunan gambar LARAP. Bila terjadi perubahan
atau ketidak sesuaian dengan keadaan lapangan harus dilakukan checking dan
identifikasi adanya perubahan dan dilakukan perubahan detail secukupnya.
Pengukuran topografi di lokasi Pekerjaan Larap Pembangunan DI. Air Rawas dilakukan
dengan maksud mendapatkan gambaran keadaan lapangan, dengan menentukan
tempat titik-titik di atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk
mendukung pekerjaan tersebut maka dilakukan survey lapangan melalui kegiatan
survey topografi. Survey topografi yang dilakukan, terdiri dari 5 (lima) jenis kegiatan :
1) Pengukuran Pengikatan
Kegiatan pengukuran pengikatan dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik
referensi untuk posisi horisontal dan posisi vertikal. Pekerjaan ini meliputi
pengukuran titik kontrol vertikal dan horizontal dan menandai titik kontrol
tersebut melalui pemasangan titik bench mark (BM). Titik BM merupakan titik
pengikatan untuk pengukuran topografi dengan spesifikasi teknis sesuai dengan
ketersediaannya di lapangan (titik referensi orde 0 – III BIG atau orde IV dari
BPN).
Tim surveyor melakukan pemasangan patok beton di titik kontrol yang telah
diukur sebelumnya. Patok beton dibuat dan dipasang per 50 Ha dengan
ketentuan sebagai berikut :
3-9
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
3) Pengukuran Poligon
Tim surveyor melakukan pengukuran poligon di lapangan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan posisi horisontal (X, Y). Dalam pengukuran
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut.
Pengukuran jarak dan sudut dilaksanakan dengan menggunakan metode poligon
tertutup atau poligon terbuka terikat sempurna, sesuai dengan kondisi di
lapangan.
3-10
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
1) Kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah genangan D.I. Air Rawas
2) Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan masyarakat di lokasi
studi termasuk masalah ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah untuk :
Hak atas tanah
Bangunan
Tanaman
Benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
3) Infrastruktur yang ada di sekitar daerah D.I. Air Rawas
4) Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pendidikan, agama, kepadatan penduduk dan jumlah kepala keluarga) terutama
untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan pemilik lahan.
5) Kegiatan ekonomi di daerah D.I Air Rawas
6) Pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah D.I Air Rawas
7) Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi
pelaksanaan pembangunan D.I Air Rawas serta lokasi berdasarkan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah ada.
3-11
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Seluruh hasil dari pekerjaan pengukuran lapangan diplot dengan format digitasl Auto
CAD pada lembar berkoordinat ukuran A1. Format ukuran A1 berlaku bagi seluruh
gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar pada lembar A3 tetap
menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran topografi 1:2000 direkam pada
peta indeks berkoordinat penuh. Seluruh peta mempunyai tanda-tanda sebagai
berikut:
Garis kontur
Seluruh titik spot height yang diukur
Skala, arah utara dan legenda
Grid berkoordinat pada interval 10 cm (200 pada skala 1:2000)
Blok judul dan kotak revisi
Catatan kaki pada peta
3-12
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu adanya bench mark (BM)
dibantu dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu
untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
Mengingat fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diharuskan ditanam pada
kondisi tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan. Disamping itu perlu
dibuat deskripsi dari kedua jenis titik ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik ikat
tersebut dipasang dan nilai koordinat maupun elevasinya.
Deskripsi dari hasil pemasangan BM yang perlu ditambahkan dalam pekerjaan ini
disamping BM dan CP existing yang ada dari hasil pekerjaan DED sebelumnya dapat
dilihat pada halaman berikutnya.
3-13
LARAP PEMBANGUNAN D.I. AIR RAWAS KABUPATEN
MUSI RAWAS UTARA
LAPORAN TOPOGRAFI
LAMPIRAN
DESKRIPSI BM DAN CP
3-14