A. PENJELASAN UMUM
1. Pekerjaan : Jasa Konsultansi Soil Investigation Test & Detail Engineering
Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP di Marine Region I –
Krueng Raya dan Gunung Sitoli
2. Lokasi : Terminal BBM Krueng Raya, Terminal BBM Gunung Sitoli
3. Maksud Kerja dan Tujuan
a. Pekerjaan soil investigation, desain pondasi pangkalan LLP (Lindungan
Lingkungan Perairan) di Marine Region I – Krueng raya dan Gunung Sitoli
dilakukan untuk mendapatkan data primer dari soil, data sekunder dari
pengujian laboratorium dan kemudian dilakukan desain pondasi gudang dan
dermaga luncur / seluncur dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhkan secara
optimal sebagai dasar untuk pelaksanaan konstruksi yang dapat menunjang
kegiatan operasional dengan baik di Marine Region I.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua harus dapat menyelesaikan
seluruh pekerjaan dalam jangka waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak kontrak ditandatangani.
4. Garis Besar Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar, lingkup pekerjaan dalam kontrak ini adalah:
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi area pekerjaan.
b. Mengadakan soil investigation dengan kedalaman dengan masing-masing titik
sesuai tabel lokasi di BOQ
c. Mengadakan analisa engineering dan kalkulasi dari data-data primer dan
sekunder untuk desain dermaga luncur (pilling dan slab) sesuai dengan standar
safety & standar-standar engineering yang berlaku dan optimal secara kualitas,
kuantitas dan cost.
d. Membuat rekomendasi & laporan hasil pengukuran lapangan, laboratorium dan
desain/ analisis engineering yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Soil Investigation :
Sesuai dengan spesifikasi Teknis Soil Investigation, secara garis besar lingkup
pekerjaan penyelidikan tanah ini meliputi :
a. Melakukan pengeboran dalam (depth boring) / penyelidikan tanah pada lokasi
rencana pembangunan Dermaga Luncur, dengan jumlah titik dan kedalaman
boring sesuai data yang tercantum dalam BOQ.
b. Melakukan Standard Penetration test (SPT) dengan interval 2 meter untuk
mendapatkan disturbed samples serta korelasi dan indikasi kekuatan geser
tanah.
c. Melakukan pengambilan Undisturbed Samples, dengan quantity sesuai
persyaratan dalam BOQ.
1
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Metode Pelaksanaan
1. Pemboran Dalam
2. Standard Penetration Test ( SPT )
Standard Penetration Test (SPT) dilakukan dengan interval 2 meter sepanjang
pemboran dilaksanakan.
Prosedur pelaksanaan standard penetration test (SPT) yaitu dengan cara
menjatuhkan hammer di atas landasan penumbuk sesuai dengan ASTM D
1586.
Contoh tanah yang didapat pada standard penetration test (SPT) segera
dimasukan kedalam plastik kedap udara untuk menghindari perubahan kadar
air. Contoh ini merupakan disturbed sample yang dapat digunakan untuk
menentukan kepadatan tanah atau kekerasan tanah serta mendeskripsikan
jenis tanah.
3. Undisturbed Sampling
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) dilakukan
dengan mengunakan thin walled tube sampler tanpa sambungan (seamless).
Untuk tanah lunak rangkaian pipa bor ini ditekan sehingga thin walled tube
masuk ke dalam lapisan tanah tanpa menumbuk atau memutarnya. Dan untuk
tanah medium dilakukan dengan melakukan penumbukan pada kepala pipa
bor.
4. Pengujian Sondir / Dutch Cone Penetration Test
Dilakukan proses sondir sampai ditemukan tekanan conus sebesar 250
[kg/cm2]
5. Pengujian Laboratorium
Untuk bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, semua contoh
tanah pada undisturbed sample dilakukan pengujian laboratorium menurut
ASTM. Pengujian laboratorium terdiri atas pengujian terhadap sifat fisis dan
mekanis tanah.
Uji sifat-sifat indeks tanah (Index Properties Test), meliputi :
- Berat Isi (Unit Weight) berdasarkan ASTM D 2937 – 83
Berat isi suatu tanah adalah besarnya perbandingan berat tanah terhadap
volume tanah. Berat isi suatu tanah terdiri atas berat isi basah atau berat isi
suatu tanah asli dan berat isi kering atau berat kering suatu tanah terhadap
volumenya.
- Kadar Air (Water/Moisture Content) berdasarkan ASTM D 2216 – 98
2
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air terhadap berat
butirannya dari volume tanah yang diselidik.
- Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) berdasarkan ASTM D 854 – 98
Berat jenis tanah ini didefinisikan sebagai perbandingan berat volume butiran
padat dengan berat volume air pada temperatur 4ºc.
- Atterberg Limit Test berdasarkan ASTM D 4318 - 98
Atterberg Limit Test adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai
batas-batas konsistensi dari suatu tanah berbutir halus dengan
mempertimbangkan kadar airnya. Batas-batas tersebut adalah batas cair, batas
plastis.
- Grain Size Distribution Test/Penyebaran Partikel Butiran Tanah berdasarkan
ASTM D 422
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir suatu
tanah.
8. Beberapa hal dari aspek safety yang menjadi tanggung jawab Pelaksana dalam
project ini, adalah sebagai berikut :
a. Asuransi Kesehatan dan Keselamatan Pekerja Proyek
b. Perlengkapan Kerja :
3
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Pakaian kerja
Sepatu kerja (safety shoes)
Sarung tangan
Tanda pengenal
Topi keselamatan kerja (safety helmet)
Safety vest
9. Ijin Kerja
Kondisi lingkungan PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I, sangat peka
terhadap bahaya kebakaran, kecelakaan kerja, peledakan dan pencemaran
lingkungan, untuk itu diperlukan ijin kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berbahaya.
Ijin kerja tersebut dimaksudkan untuk menilai/ menyatakan prosedur/ proses
kerja dan kondisi kerja serta peralatan yang digunakan dalam kondisi aman.
Jenis pekerjaan berbahaya yang harus dibuatkan ijin kerja adalah :
a. Kerja panas ( pengelasan, penggrindaan, pemotongan pipa, dll )
b. Kerja dingin ( penggalian tanah, perancah, & pembetonan, dll )
c. Memasuki ruang tertutup.
HSSE Lokasi (dalam hal ini mewakili PT Pertamina dalam hal pengawasan
safety) memiliki hak untuk menghentikan sementara aktivitas pekerjaan
(SWA / Stop Working Authority), jika ditemukan pelanggaran yang dilakukan
oleh pekerja dalam sisi safety. Pekerjaan dapat dilanjutkan kembali atas
persetujuan HSSE Lokasi.
Pelaksana di
Pertamina
izinkan untuk
(Technical
melakukan
Pembuatan Plot Plot Plan Soil Services Region I)
pekerjaan
Plan Soil Investigation membuat
lapangan sesuai
Investigation oleh dikirimkan ke Rekomendasi izin
Plot Plan Soil
Pertamina Pelaksana survey ke TBBM,
Investigation
di masing-masing
yang telah
Lokasi
dibuat.
B. DASAR PELAKSANAAN
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan ini adalah AI 16G1.301 dan 16G1.302
2. Pelaksanaan pekerjaan didasarkan pada syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
harus mengikuti petunjuk dalam spesifikasi yang merupakan lampiran yang tak
terpisahkan dalam RKS ini.
4
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan
denah lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari mobilisasi, di
mana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja
dan telah mendapat persetujuan dari pimpinan proyek.
c. Sesuai pilihan pelaksana pekerjaan, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit
dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
d. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai di seluruh sarana dan fasilitas kerja seperti kantor
dan gudang.
2. Peralatan
Pelaksana pekerjaan harus menyediakan semua alat ukur. Peralatan alat ukur yang
akan dipergunakan harus masih dalam keadaan baik (tidak rusak), memenuhi
syarat ketelitian yang diminta dan memiliki sertifikat kalibrasi yang masih berlaku.
Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh pimpinan proyek dan apabila ada
kerusakan pimpinan proyek berhak memerintahkan untuk mengganti alat tersebut
dengan alat yang layak pakai.
3. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai pelaksana pekerjaan harus menyerahkan rencana
kerja yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personel, daftar
peralatan dan rencana keberangkatan untuk dibahas bersama direksi
pekerjaan. Rencana Pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan
waktu pelaksanaan sehingga sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.
2. Penyedia Jasa harus melakukan mobilisasi personil sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Mobilisasi kepala dan semua staf penyedia jasa dan pekerja yang memenuhi
jaminan kualifikasi menurut tanggung jawabnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.
3. Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Menyediakan sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek.
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di
mana peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak.
4. Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh penyedia jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dan melakukan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
D. RENCANA KERJA
1. Pelaksana pekerjaan harus membuat rencana kerja dan jadwal kerja yang
diajukan kepada pimpinan proyek untuk disetujui selambat-lambatnya 7
5
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
E. KLASIFIKASI PEKERJAAN
Klasifikasi Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan
LLP di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli adalah pekerjaan dengan
Tingkat Resiko Tinggi.
F. PEREKAYASAAN
1. Umum
a. Data dan informasi dalam DATA DASAR TEKNIS merupakan dasar teknis yang
dikehendaki oleh PT Pertamina (Persero) dan harus menjadi pedoman untuk
pelaksanaan pekerjaan perekayasaan rinci (detail engineering).
b. Pelaksana pekerjaan harus menyelidiki dengan cermat hal-hal yang berkaitan
dengan lokasi pekerjaan, masalah yang mungkin muncul akibat pekerjaan dan
Peraturan-Peraturan/ Undang-Undang/ Hukum yang dibuat oleh Pemerintah
Indonesia dan lain-lain.
c. Walaupun pekerjaan perekayasaan yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan itu
didasarkan atas DATA DASAR TEKNIS yang disusun oleh PT Pertamina
(Persero), tetapi dalam membuat rencana teknis pelaksana pekerjaan harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan soil investigation,
peraturan-peraturan dan syarat-syarat keamanan, perawatan dan perbaikan
sarana/ peralatan, tata cara/ prosedur operasi, keadaan darurat, perluasan, dan
sebagainya.
d. Pelaksana pekerjaan wajib memberitahu PT Pertamina (Persero) jika terdapat
kesalahan dalam DATA DASAR TEKNIS. Jika pelaksana pekerjaan lalai
melakukan kewajiban di atas, maka semua biaya yang timbul oleh karenanya
menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan.
6
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
2. Kerahasiaan
Semua gambar, spesifikasi, dan informasi teknis yang diserahkan kepada pelaksana
pekerjaan harus dirahasiakan agar tidak diketahui oleh pihak lain yang tidak
berkepentingan.
4. Sistem Pelaporan
Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan kepada PT Pertamina (Persero) laporan
kemajuan proyek (progres pekerjaan) dan laporan berupa dokumen antara lain:
1. Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluan tersebut harus berisi tahapan kegiatan yang akan
dilakukan, jadwal keseluruhan kegiatan, jadwal pengukuran, pekerjaan
lapangan, pekerjaan laboratorium struktur organisasi pelaksana, daftar personil
pelaksana, daftar peralatan yang akan digunakan, dan rencana letak base camp.
Laporan harus disajikan dengan sistematis, dan ditulis dalam tata bahasa yang
benar.
2. Laporan mingguan
Setiap satu minggu setelah dimulainya pelaksanaan pekerjaan maka pelaksana
harus menyerahkan laporan mingguan kepada pemilik pekerjaan. Laporan
mingguan tersebut berisi jenis dan volume kegiatan harian, realisasinya,
keterangan mengenai hambatan-hambatan, serta persentase yang telah dicapai.
3. Laporan bulanan
Setiap satu bulan dalam waktu pelaksanaan pengukuran dan pemetaan jalur pipa
pelaksana harus menyerahkan laporan bulanan. Laporan bulanan antara lain
berisi uraian mengenai metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan,
ketelitian hasil pengukuran yang dicapai, persentase pekerjaan yang dicapai
yang disajikan dalam bentuk S Curve, evaluasi dan kesimpulan serta saran-saran
sementara. Laporan harus diketik dan dijilid sesuai dengan yang diperlukan.
4. Laporan akhir
Pada akhir pekerjaan pengukuran, pelaksana harus membuat laporan akhir.
Materi yang disampaikan dalam laporan akhir harus betul-betul memberikan
gambaran mengenai dinamika serta segala aspek pelaksanaan pekerjaan, mulai
dari tahap persiapan hingga penyajian hasilnya. Materi laporan akhir tersebut
antara lain berupa uraian bertahap dari metode pelaksanaan, titik koordinat dan
ketinggian yang digunakan, tahapan hitungan, ketelitian yang dicapai, rumus-
rumus yang digunakan, pembahasan, serta kesimpulan dan saran-saran. Selain
itu dalam laporan akhir harus pula dilampirakan S-curve, peta tematik lokasi
7
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
G. LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
a. Pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus melengkapi
sarana dan tenaga kerja yang ahli dan profesional tentang pekerjaan tersebut
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai rencana
kerja dan waktu yang telah ditentukan dalam persyaratan kerja maupun kontrak.
b. Semua material kerja, alat kerja, serta resiko yang timbul akibat kecerobohan/
kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan ini, seluruhnya menjadi tanggung jawab
pelaksana pekerjaan.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, pelaksana pekerjaan harus mematuhi
peraturan-peraturan keselamatan kerja yang berlaku di lingkungan/ wilayah kerja
PT Pertamina (Persero).
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana pekerjaan wajib melapor kepada
kepala lokasi atau pejabat setempat yang ditunjuk sebagai pengawas pekerjaan
tersebut untuk memperoleh izin kerja.
3. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dalam melaksanakan pekerjaan ini meliputi:
1. Persiapan Administrasi antara lain berupa:
a. Surat tugas personil pelaksana, surat izin survey dan pengeboran.
b. Hal-hal lain-lainnya yang diperlukan.
8
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
f. Penyediaan alat ukur yang sesuai dengan ketelitian yang telah ditetapkan.
g. Kalibrasi alat ukur.
h. Penyediaaan alat hitung.
i. Penyediaan formulir data ukur dan formulir data hitungan.
j. Persiapan-persiapan lain yang diperlukan.
4. Pengumpulan Data
4.1. Soil Investigation
Metode pengujian pelaksanaan penelitian tanah mencakup dua kategori yaitu
pengujian lapangan dan pengujian laboratorium dimana kedua kategori ini saling
berhubungan satu dengan yang lainya.
9
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Seluruh analisis yang dilakukan untuk metode design harus di back-up dengan detail
perhitungan seperti langkah-langkah perhitungan, formula yang digunakan, hasil
input data dan eksekusi jika menggunakan engineering software.
No LOKASI
1 TBBM Krueng Raya
2 TBBM Gunung Sitoli
Untuk desain pondasi Gudang LLP di keseluruhan Terminal BBM, mengikuti batasan
/ constraint yang kami tetapkan, yaitu sebagai berikut :
a) Tipe pondasi: Pile supported with concrete cap foundation
10
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
b) Tipe tiang pancang: Prestress Concrete Spun Pile (Tiang pancang bulat
sentrifugal)
c) Diameter tiang pancang : 400 [mm]
11
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
9. Transportasi
a. Semua biaya transportasi untuk bahan dan peralatan kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh pelaksana pekerjaan.
b. Semua biaya untuk board dan lodging pekerja pelaksana pekerjaan ditanggung
sepenuhnya oleh pelaksana pekerjaan.
I. ASPEK HSE
I. Resiko Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Resiko Bahaya
Terjepit, tertimpa, 1. Menggunakan
terluka, terkilir. flame trap /
arrester
2. Menggunakan
safety shoes,
Mobilisasi dan
safety helmet dan
demobilisasi bahan,
1. safety gloves
peralatan dan tenaga
3. Membuat prosedur
kerja pemindahan
peralatan secara
manual (manual
material handling)
1. Menggunakan
safety shoes,
safety helmet dan
Tertimpa, terluka,
Melaksanakan pekerjaan safety gloves
2. terjepit dan
soil investigation. 2. Menggunakan dan
tenggelam.
menyiapkam baju
pelampung.
3. Mengurus ijin kerja
12
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
II. Melampirkan HSE PLAN yang berisi tentang rencana pengelolaan dan penerapan
HSE untuk meminimalisir resiko pekerjaan. HSE PLAN merupakan salah satu
komitmen dari Pelaksana pekerjaan dalam aspek HSE, dimana didalamnya terdapat
identifikasi dari bahaya pekerjaan yang akan dilaksanakan serta bagaimana cara
menangani bahaya tersebut agar tidak terjadi insiden maupun accident.
Dokumen HSE plan minimum yang harus disediakan meliputi:
1. Gambaran Umum (General)
Berisikan uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan dan penanggung jawab dari
pekerjaan tersebut, yaitu:
a. Project
b. Site Location
c. Company Contract Holder
d. Contact Representative
e. Contract Manager
b. HSE objective
HSE objective harus didefiniskan secara spesifik sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Target harus realistis dan konsisten dengan HSE performance
Indicator.
HSE policy & objective ini harus didokumentasikan, disosialisasikan dan
dipahami oleh seluruh pekerja pelaksana pekerjaan yang terlibat.
13
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
14
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
16
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
17
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
18
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
dan sesuai dengan kelas kendaraan yang dikendarainya, jika perlu maka
pengendara (driver) akan menjalani test safety driving yang dilaksanakan oleh
lokasi kerja tempat berlangsungnya proyek.
Kendaraan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mematuhi
ketentuan yang berlaku dari pemerintah maupun Pertamina, misalnya:
- Umur kendaraan, dimana untuk angkutan BBM maksimum 10 tahun,
angkutan material 12 tahun dan angkutan penumpang 15 tahun.
- Ketentuan aspek keselamatan misalnya, harus menggunakan flame trap,
harus dilengkapi dengan APAR dll.
III. Apabila HSE Plan yang telah disepakati tidak dilaksanakan oleh Pelaksana pekerjaan
maka pihak PERTAMINA berhak memberikan sanksi kepada Pelaksana pekerjaan,
misalnya penghentian pekerjaan, penundaan pekerjaan dll.
IV. Setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) yang sesuai.
SIKA harus ditandatangani terlebih dahulu oleh Gas Safety Inspector (GSI), LK3 dan
Fungsi lain yang terkait setiap harinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.
V. Setiap pekerja Pelaksana pekerjaan wajib disediakan dan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis pekerjaannya dan tersedia dokumentasi
mengenai APD yang dimiliki. Adapun alat pelindung diri (APD) yang wajib digunakan
untuk memasuki area lokasi kerja adalah :
1. Safety helmet
2. Safety shoes
3. Sarung tangan
4. Safety vest
Sedangkan untuk pekerjaan khusus lainnya akan disesuaikan dengan jenis
pekerjaannya, misalnya safety google, masker, breathing apparatus, safety belt/body
harness, baju pelampung dll.
VI. Pelaksana pekerjaan wajib mematuhi peraturan dan ketentuan HSE Pertamina.
J. LAIN-LAIN
1. Untuk mencatat aktivitas pekerjaan di lapangan, Pelaksana pekerjaan harus
menyediakan buku catatan harian di lokasi dan setiap hari harus membuat laporan
harian dan dilaporkan kepada Pengawas PT Pertamina (persero) yang ditunjuk.
2. Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pembersihan dan membuang kotoran-
kotoran (sampah) atau sisa pekerjaan ke luar lokasi pada tempat yang telah
ditentukan oleh PT Pertamina (persero).
3. Kerusakan material, saran dan fasilitas PT Pertamina (Persero) akibat kelalaian dan
kecerobohan dalam melaksanakan pekerjaan keseluruhannya adalah menjadi
tanggung jawab pelaksana pekerjaan.
4. Semua kehilangan dan kerusakan material maupun peralatan yang disebabkan oleh
pelaksana pekerjaan selama pelaksanaan proyek ini berlangsung menjadi tanggung
jawab pelaksana pekerjaan sepenuhnya.
5. Pelaksana pekerjaan harus membuat foto-foto dokumentasi sebelum, sedang, dan
sesudah selesai pekerjaan yang digunakan sebagai lampiran pendukung laporan
pekerjaan yang dibutuhkan.
19
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan diatur dalam kontrak yang akan
diterbitkan untuk pekerjaan ini.
PT Pertamina (Persero)
Dumai, Mei 2018
Arif Yunianto
20
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
LAMPIRAN
KRITERIA PENILAIAN EVALUASI TEKNIS
JASA KONSULTANSI SOIL INVESTIGATION TEST & DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PONDASI PANGKALAN LLP DI MARINE REGION I – KRUENG RAYA dan GUNUNG SITOLI
Hal-hal yang dinilai meliputi kelengkapan lingkup berupa uraian kegiatan pekerjaan dan
volume pekerjaan yang ditawarkan dibandingkan dengan lingkup pekerjaan dan volume yang
telah ditetapkan di dalam dokumen lelang, yaitu BOQ PT PERTAMINA (PERSERO).
Parameter Nilai
Hasil Evaluasi
Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah peralatan yang harus ada (ditawarkan
pelaksana), tanpa peralatan utama tersebut maka proyek tidak bisa beroperasi dan atau bisa
beroperasi namun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penilaian berdasarkan Spesifikasi
Teknik peralatan yang terdapat dalam dokumen penawaran (berdasarkan uraian penjelasan,
sertifikat alat / keterangan peralatan yang dilampirkan, dan gambar peralatan utama).
Parameter Nilai
Hasil Evaluasi
21
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Parameter Nilai
Hasil Evaluasi
d.1. Tenaga Pimpinan Proyek / Team Leader (Skor Penilaian Maksimum = 10)
Penilaian berdasarkan jumlah dan pengalaman kerja (kualitas) secara manajerial terkait
dengan kebutuhan dalam pekerjaan ini (curriculum vitae, KTP, Ijazah, dll.) yang
disampaikan peserta lelang dibandingkan dengan jumlah dan kualifikasi yang
disyaratkan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan secara baik.
Dalam organisasi proyek, Tenaga Pimpinan adalah:
Team Leader – S2 Marine/Ocean Expert Engineer (pengalaman minimal 1 Tahun) /
S1 Marine/Ocean Expert Engineer (pengalaman minimal 5 Tahun) , 1 (satu) orang.
d.2 Tenaga Ahli, Sub Profesional, dan Tenaga pendukung / Supporting Staff (Skor
Penilaian Maksimum = 30)
Penilaian berdasarkan jumlah dan pengalaman kerja secara fisik berdasarkan keahlian
yang diperlukan (curriculum vitae, KTP, Ijazah, dll.) yang disampaikan peserta lelang
dibandingkan dengan jumlah dan kualifikasi yang disyaratkan yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan secara baik.
Dalam organisasi proyek, Tenaga Ahli dan Sub Profesional yang dipersyaratkan
mempunyai pendidikan / sertifikat, dan jumlah minimum adalah :
Apabila ditemukan KUALIFIKASI TENAGA AHLI YANG TIDAK SESUAI DENGAN BOQ
maka score = 0
22
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli
PT Pertamina (Persero)
Parameter Nilai
Hasil Evaluasi
Metode Pelaksanaan
Penilaian berdasarkan pengertian terhadap tujuan lingkup Proyek, pengenalan situasi
lapangan (cuaca, kondisi lapangan, jadwal operasional dll) serta pemahaman terhadap
perkembangan / permasalahan yang mungkin dihadapi. BUKAN COPY PASTE URAIAN
PEKERJAAN PADA BOQ / RKS.
Strategi Pelaksanaan
Berisikan ringkasan uraian Strategi Pelaksanaan Proyek yang mencakup survey, engineering
(analisa perhitungan desain, detail desain, BOQ, estimasi biaya), mobilisasi peralatan,
mobilisasi tenaga kerja. BUKAN COPY PASTE URAIAN PEKERJAAN PADA BOQ / RKS.
Apabila ditemukan COPY PASTE URAIAN PEKERJAAN PADA BOQ / RKS maka score
=0
Parameter Nilai
Hasil Evaluasi
23
RKS – Soil Investigation Test & Detail Engineering Design (DED) Pondasi Pangkalan LLP
di Marine Region I – Krueng Raya dan Gunung Sitoli