(KAK)
Paket Pekerjaan
Kualifikasi
: Non Kecil
Lokasi
: Kabupaten Klaten
Perkiraan Nilai
: Rp. 275.000.000,-
Sumber Dana
Tahun Anggaran
: 2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan) dalam
proses produksi pertanian.Oleh karena itu investasi irigasi menjadi
sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk
pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan
usaha tani, maka air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan
mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman akan terganggu
pertumbuhannya yang pada gilirannya akanmempengaruhi produksi
pertanian.
Sumberdaya air mempunyai peran cukup besar dalam menunjang
kegiatan di bidang pertanian, air bersih, perkotaan, dan pedesaan, perikanan,
pariwisata, tenaga listrik, dan pengendalian banjir serta erosi. Menyadari peran
sektor pertanian dalam struktur perekonomian Nasional sangat strategis dan
kegiatan pertanian tidak terlepas dari air, maka irigasi menjadi salah satu sektor
pendukung keberhasilan sektor pertanian. Keberlanjutan pengelolaan irigasi
sangat dipengaruhi oleh adanya peran serta masyarakat petani pemakai air
secara aktif khususnya di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik
ditingkat jaringan tersier maupun jaringan utama, sebagaimana telah
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.
Keberhasilan pencapaian swasembada beras pada tahun 1984, juga
tidak terlepas dari peran besar pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana irigasi baik secara ekstensif dan intensif.
Pembangunan dan pengembangan irigasi tersebut dilakukan melalui
berbagai proyek irigasi, seperti pengembangan irigasi baru, rehabilitasi
jaringan irigasi, dan irigasi sederhana. Data dari menunjukkan bahwa
sejak tahun 1969 hingga tahun 1983 tercatat tidak kurang dari 3,2 juta
ha jaringan irigasi telah direhabilitasi dan sekitar 1,4 juta hektar
jaringan irigasi baru telah dibangun.
Dalam penyusunan Master Plan jaringan irigasi yang akan direncanakan
di Kabupaten Klaten, harus dipertimbangkan konsep menyeluruh system
: 19.895,00
Ha
Industri
: 245,30
Ha
Sawah
: 33.579,00
Ha
Tanah Kering
: 7.461,20
Ha
Kebun Campuran
: 6.316,00
Ha
Perkebunan
: 83,30
Ha
Hutan
: 1.450,00
Ha
: 0,00
Ha
: 0,00
Ha
: 4.316,00
Ha
Sasaran
sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya master plan perencanaan
jaringan irigasi yang antara lain meliputi :
a. Tercapainya peningkatan kemampuan pemenuhan kebutuhan air untuk
pertanian pada lahan irigasi.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
1.5.
Lokasi
Lokasi kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabuapten
Klaten adalah wilayah Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
1.6.
Sumber Pendanaan
Sumber pembiayaan kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi
Kabupaten Klaten adalah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2007.
1.7.
BAB II
LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pekerjaan dari kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi
Kabupaten Klaten terdiri dari :
2.1.
Persiapan
BAB III
PROSES PENYUSUNAN
3.1.
Penyelenggaraan Konsultansi
Dalam proses untuk menghasilkan keluaran yang diminta, konsultan
harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pengguna jasa dan dalam
setiap pertemuan pembahasan tersebut sudah ditentukan produk awal dan
produk akhir yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran
yang ditetapkan dalam KAKA ini.
Konsultan harus menggali dan menyaring segala permasalahan yang
timbul dan sejauh mana dampaknya pada perkembangan Master Plan Jaringan
Irigasi kabupaten Klaten bagi penduduk setempat.
3.2.
Penyusunan Bantek
Konsultan diharapkan untuk berkoordinasi dalam penyelenggaraan
konsultasi dan pembahasan pada setiap tahap kegiatan dengan melibatkan
unsur-unsur dari pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya bersama dengan
tim yang telah dibentuk oleh Pengguna Jasa Kegiatan Penyusunan Rencana
Induk Jaringan Irigasi yang dibuktikan dengan hasil pertemuan dalam bentuk
berita acara.
Pada setiap tahapan kegiatan tersebut konsultan diharuskan melakukan
pembahasan bersama dengan Pengguna Jasa dan tim teknis yang meliputi :
a.
Laporan Pendahuluan, dibahas 1 (satu) kali ditingkat kabupaten bersama
dengan Pengguna Jasa dan tim teknis.
b.
Laporan Antara, dibahas 1 (satu) kali ditingkat Kabupaten yang dihadiri
oleh unsur-unsur terkait di daerah dan sekurang-kurangnya dihadiri oleh
unsur-unsur teknis;
c.
Laporan Akhir Sementara (Draft Final), dibahas 1 (satu) kali ditingkat
Kabupaten yang dihadiri oleh unsur-unsur terkait di daerah dan sekurangkurangnya dihadiri oleh unsur-unsur teknis.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB KONSULTAN
4.1.
Informasi
Selain informasi yang disampaikan melalui KAK. Konsultan dipersilahkan
untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memeriksa atas kebenaran
informasi tersebut ke Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat.
4.2.
Tenaga
Konsultan harus menyiapkan tenaga profesional dalam jumlah yang
cukup dan memenuhi persyaratan baik ditinjau dari lingkup kegiatan maupun
tingkat kompleksitas pekerjaan sekurang-kurangnya berpendidikan sarjana (S1)
dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun untuk kedua tim ahli dan minimal 5
(lima) tahun untuk anggota tim ahli.
Adapun minimal tenaga profesional yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :
1.
Ahli Madya Tata Ruang Kota dan Wilayah/Team Leader:
1 Orang
2. Ahli Muda Sipil Hidrologi:
2 Orang
3. Ahli Muda Geografi Penginderaan Jauh:
1 Orang
4. Ahli Muda Geografi Pemetaan dan Tata Lingkungan:
1 Orang
5. Ahli Muda Sosial Ekonomi Pertanian:
1 Orang
6. Asisten Tenaga Ahli:
4 Orang
7. Tenaga Pendukung:
4 Orang
4.3.
Peralatan
Konsultan harus menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk survei
lapangan dan kegiatan di kantor dan dapat menyewa peralatan operasional
kantor seperti komputer dan printer.
4.4.
3.
BAB V
WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten ini
dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
5.1. Keluaran dan Pelaporan
5.1.1. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan konsultan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten minimal memuat :
5.1.2. Skenario Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi
Skenario Penyusunan Master Plan Jaringan Irigasi minimal memuat :
1. Identifikasi wilayah perencanaan pengembangan jaringan irigasi.
2. Tinjauan terhadap kebijakan pengembangan daerah.
3. Skenario pengembangan perencanaan pengembangan jaringan irigasi.
4. Skenario kelembagaan pengelolaan pengembangan jaringan irigasi.
5. Pengumpulan data hidrometeorologi
6. Rencana tindak
5.2.
Rencana Induk
Master Plan Jaringan Irigasi Kabupaten Klaten, pada dasarnya harus
memuat substansi, sebagai berikut:
a.
Rencana Induk Jaringan Irigasi
Rencana induk jaringan irigasi harus memberi gambaran secara jelas atas
lingkup kerja dan hubungan antar sub jaringan irigasi yang memenuhi kaidah
teknis engineering design prasarana keairan. Penyajian rencana induk tersebut
minimal memuat arahan :
b.
Istilah
Bangunan boks bagi adalah bangunan yang terletak di saluran tersier
ataukwarter yang berfungsi untuk membagi aliran air ke cabangnya.
Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat agar aliran air irigasi
tidak terhambat akibat dari kondisi topograhi yang dilewati oleh saluran
irigasi
Bangunan terjun adalah bangunan yang berfungsi menurunkan muka air
dan tinggi energi yang dipusatkan di satu tempat
Bangunan Utama adalah bangunan yang dipergunakan untuk
menangkap atau mengambil air dari sumbernya seperti sungai atau mata
air lainnya.
Bendung adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan
air,mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai tanpa
reservoar. Jumlah dan tinggi permukaan dipengaruhi oleh debit
sungaimusim hujan dan kemarau.
Bendungan adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air,
mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai
mengumpulkannya dengan reservoar sebelum dialirkan ke saluran
pembawa. Dengan demikian pada musim hujan air dapat disimpan dan
dialirkan pada musim kemarau, selain untuk air pengairan digunakan juga
untuk air minum dan energi.
Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi yang bisa disingkat dengan D I.
Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah istilah umum untuk
wadah kelembagaan dari sejumlah Perkumpulan Petani Pemakai Air yang
memanfaatkan fasilitas irigasi yang bersepakat bekerjasama dalam
pengelolaan suatu daerah pelayanan irigasi.
Gorong-gorong adalah Bangunan fisik yang dibangun memotong jalan
/galengan yang berfungsi untuk penyaluran air.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
usaha pertanian.
Pembagian jenis irigasi sumber air permukaan dibagi dalam 4 kelompok dengan
kriteria sebagai berikut
No
Jenis irigasi
Kriteria
Teknis
Setengah teknis
Sederhana
Tadah Hujan
(b)
Lokasi
Kegiatan rehabilitasi/perbaikan jaringan irigasi desa/tingkat
usaha tani (TUT) dilaksanakan di beberapa propinsi yang mengalami
kerusakan.
(c)
Survey CPCL
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan calon lokasi
rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani/jaringan irigasi desa
atau fasilitas penyediaan air lainnya yang memerlukan perbaikan
atau rehabilitasi.
(d)
(e)
Partisipasi Petani
Kelompok tani/P3A diwajibkan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ini sejak dari proses perencanaan sampai dengan
pelaksanaan. Partisipasi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
tenaga kerja, bahan bangunan, dana dan sebagainya.
c.
Program Investasi
Program investasi bersifat jangka pendek, dan jangka menengah untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun yang mengindikasikan investasi untuk jenis kegiatan
dan program prasarana wilayah yang meliputi : program, kuantitas dan kualitas
pekerjaan, dan besaran rencana pembiayaan.
Program investasi yang disusun harus sudah jelas dan telah
dikonsultasikan dengan pemerintah setempat terutama menyangkut penyertaan
(sharing) kegiatan dan pembiayaan antara pemerintah pusat dan daerah serta
dunia usaha (swasta) dan masyarakat.
d.
Pelaporan
Untuk mencapai keluaran tersebut, maka kegiatan ini harus diselesaikan
secara berthap melalui penyusunan laporan sebagai berikut :
a.
Laporan Pendahuluan, sebanyak 10 (sepuluh) buku
Memuat metodologi, rencana kerja dan data-data yang akan diambil, disusun
dan dicetak dalam format A4
b.
Laporan Antara, sebanyak 10 (sepuluh) buku
Memuat lokasi perencanaan, data lokasi, analisa data, konsep perencanaan
usulan desain awal, disusun dan dicetak dalam format A4
c.
Laporan Akhir, sebanyak 10 (sepuluh) buku
Memuat perumusan pemecahan permasalahan, skenario perencanaan
Rencana Induk Jaringan Irigasi, usulan kegiatan jangka pendek dan jangka
menengah,
penetapan
unsur
kelembagaan
dalam
pengelolaan
pengembangan jaringan irigasi serta menyiapkan rencana tindak action
plan Disusun dan dicetak dalam format A4 warna.
d.
Album Peta, disusun dan dicetak dalam format A3 warna
e.
CD/Soft Copy, sebanyak 10 (sepuluh) buah, berisi Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Final dan Album Peta.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat, agar dijadikan pedoman bagi
Konsultan/ Tim Peneliti didalam melaksanakan pekerjaan di lapangan
Klaten,.Mei 2007
Mengetahui,
KEPALA BAPEDA
Kabupaten Klaten,