2019
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 03. Skema Pemasukan Hasil Survei LiDAR dan Data Migrasi dari PDSA-
PAI ke dalam ePAKSI........................................................................... 9
Gambar 04. Legenda Daerah Irigasi (Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi 07,
2013................................................................................................... 12
Gambar 05. Legenda Daerah Irigasi (Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi 07,
2013................................................................................................... 13
Gambar 06. Legenda Daerah Irigasi (Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi 07,
2013................................................................................................... 13
v
DAFTAR TABEL
Tabel 06. Variabel dan Indikator Pelaksanaan Quality Control untuk User........... 27
Tabel 07. Kategori Aset, Sumber Data, & Jenis Data PAI & IKSI............................. 29
Tabel 09. Perkiraan Peningkatan Kinerja Aset Jaringan Irigasi pada Daerah
Irigasi.................................................................................................... 36
Tabel 10. Perkiraan Peningkatan Kinerja Aset Pendukung Irigasi pada Daerah
Irigasi.................................................................................................... 36
vi
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dasar Hukum
Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI)
didasarkan pada:
a. UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan;
b. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
11/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
12/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2015, tentang Kriteria & Penetapan Status Daerah Irigasi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
16/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Rawa Lebak;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
17/PRT/M/2015, tentang Komisi Irigasi;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
23/PRT/M/2015, tentang Pengelolaan Aset Irigasi;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
30/PRT/M/2015, tentang Pengembangan & Pengelolaan Sistem Irigasi;
m. Peraturan Daerah tentang Irigasi di provinsi dan kabupaten/kota yang
bersangkutan; dan
n. Dan kebijakan lainnya yang terkait.
1
Pengelolaan aset irigasi dan pengukuran kinerja sistem irigasi dilaksanakan oleh
masing-masing pihak sesuai kewenangannya, dimana hal ini sudah sesuai
dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
bahwa kewenangan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
terbagi menjadi kewenangan pusat, kewenangan daerah provinsi, dan
kewenangan daerah kabupaten/kota. Sejauh ini kedua kegiatan dimaksud
dilakukan secara terpisah oleh unit teknis di BBWS/BWS untuk DI kewenangan
pusat, Dinas PU SDA Provinsi untuk DI kewenangan provinsi, dan PU SDA
Kabupaten untuk DI kewenangan kabupaten mulai dari bangunan utama hingga
jaringan irigasi utama. Sedangkan jaringan tersier belum ditangani.
Adapun penggunaan aplikasi dalam hal ini aplikasi Android merupakan sebuah
pendekatan terkini yang mengedepankan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
yang pro terhadap pengurangan penggunaan lembar kerja lapangan (paperless).
Pendekatan ini mendukung terlaksananya sistem data-base keirigasian yang
lebih baik dan tepat sasaran pemanfaatannya.
2
1.2.2. Ruang Lingkup
Adapun hal-hal yang disampaikan dalam dokumen ini adalah:
a. Latar belakang dilaksanakannya kegiatan pengelolaan aset irigasi dan
penilaian kinerja sistem irigasi;
b. Penerima manfaat pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi dan
penilaian kinerja sistem irigasi;
c. Strategi pencapaian keluaran dari pelaksanaan pengelolaan aset irigasi dan
penilaian kinerja sistem irigasi;
d. Lokasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja
sistem irigasi;
e. Jangka waktu pelaksanaan guna mencapai keluaran dari kegiatan
pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi; dan
f. Kebutuhan biaya pelaksanaan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja
sistem irigasi.
2. PENERIMA MANFAAT
Petunjuk pelaksanaan PAKSI ini disiapkan untuk dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan pengelolaan aset dan penilaian kinerja sistem irigasi yang
dilakukan pada suatu daerah irigasi (DI) dalam satu paket pelaksanaan baik di
tingkat BBWS/BWS maupun Dinas PU SDA Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3
Tahap 1. Tahap 2. Tahap 3.
PSETK SID/DED Konstruksi
Tahap 8.
Persiapan Update
Tahap 4.
PSETK ≤ 2 Tahun POP
Gambar 01. Urutan Pelaksanaan Ideal Kegiatan Infrastruktur Bidang Keirigasian per
Daerah Irigasi
Tabel 01. Matriks Urutan Pelaksanaan Ideal Kegiatan Bidang Keirigasian per DI
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Pertama PSETK (Profil Sosial, PSETK merupakan bagian dari kegiatan yang Penanggung Jawab Utama:
Ekonomi, Teknik, dan bersifat PRA (Participatory Rapid Appraisal) di Ditjen Bangda
Kelembagaan) tingkat DI yang melibatkan Petani (P3A & Kementerian Dalam Negeri
Poktan) serta semua pihak baik pemerintah
maupun pihak lain. Pelaksana:
Keluaran dari penyusunan PSETK dijadikan DI Pusat: BBWS/BWS
sebagai dasar pelaksanaan tingkat lanjutan. DI Provinsi: Bappeda
Terkait kegiatan bidang keirigasian, secara Provinsi
ideal sebelum dilaksanakan kegiatan DI Kabupaten:
SID/DED maka perlu dilakukan penyusunan Bappeda Kabupaten
PSETK. Profil dari semua sumber daya yang
ada dalam suatu DI akan disampaikan dalam
dokumen PSETK.
Kedua SID (Survei, Merupakan kegiatan lanjutan dari PSETK. Penanggung Jawab Utama:
Investigasi, dan Semua konsep disain DI disiapkan dalam Direktorat Irigasi dan
Disain)/DED dokumen SID/DED termasuk disain fasilitas Rawa Kementerian PUPR
(Detailed Engineering OP seperti rumah jaga, patok pembatas
Design) wilayah jaringan irigasi, dan sarana Pelaksana:
pendukung pengelolaan irigasi seperti alat Guna menjamin kualitas
transportasi dan komunikasi yang produk SID/DED,
dibutuhkan dalam kegiatan OP, dan lain-lain. sebaiknya pelaksanaannya
Selain yang disebutkan di atas, produk lain dilakukan oleh Konsultan
dari SID/DED adalah dokumen tender yang Perencanaan yang
terdiri dari dokumen perencanaan teknis, berkualitas.
RAB/RPB, gambar rencana, spesifikasi teknis Pihak BBWS/BWS, Dinas
4
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
pekerjaan, dan Manual OP. PU SDA Provinsi dan
Ditambahkan, SID/DED harus mengakomodir Kabupaten/Kota memiliki
isu perubahan iklim global (climate change), tanggung jawab membina
efisiensi air, perlindungan terhadap isu sosial serta menjamin kualitas
dan lingkungan, serta pro terhadap isu produk SID/DED yang
gender. disiapkan oleh Konsultan
Selain hasil dari PSETK, SID/DED juga Perencanaan khususnya di
dilakukan berdasarkan keluaran dari PAI dan tingkat daerah.
rekomendasi dari IKSI.
Ketiga Konstruksi Kegiatan konstruksi dalam suatu DI dapat Penanggung Jawab Utama:
berupa bangun baru, rehabilitasi dan Direktorat Irigasi dan
peningkatan. Rawa Kementerian PUPR
Kegiatan konstruksi mengacu kepada
dokumen tender yang telah disiapkan dalam Pelaksana:
produk SID/DED. Kegiatan konstruksi
Pengadaan semua fasilitas OP dan sarana dilaksanakan oleh
pendukung pengelolaan irigasi diadakan pada Kontraktor yang memiliki
tahapan kegiatan konstruksi. kualitas di bidang
keirigasian dibawah
pembinaan dan koordinasi
oleh unit teknis sesuai
dengan kewenangan yakni
BBWS/BWS, Dinas PU
SDA Provinsi dan
Kabupaten.
Keempat POP (Persiapan POP atau yang umum dikenal dengan sebutan Penanggung Jawab Utama:
Operasi dan PROM (Preparation for Operation and Direktorat Irigasi dan
Pemeliharaan) Maintenance) adalah kegiatan yang dilakukan Rawa Kementerian PUPR
guna memastikan semua fasilitas yang telah
dibangun dan diadakan khususnya fasilitas Pelaksana:
OP termasuk sarana pendukung pengelolaan Penanggung jawab
irigasi selama masa konstruksi dapat pelaksanaan POP adalah
digunakan sesuai dengan dokumen rencana unik teknis sesuai dengan
dalam SID/DED. kewenangan yakni
Tim Audit Kesiapan OP (Tim Bersama POP) BBWS/BWS, Dinas PU
dibentuk guna melakukan uji coba pengaliran SDA Provinsi dan
(commissioning) dan memastikan Manual OP Kabupaten.
termasuk fasilitas OP dan sarana pendukung
pengelolaan irigasi telah sesuai dengan
kondisi yang ada di lapangan. Perlu
ditambahkan dengan kegiatan
sosialisasi/bimbingan teknis terkait Manual
OP.
Pelaksanaan POP dilakukan maksimal 2 (dua)
tahun, dimana apabila dijumpai ada fasilitas
yang harus diperbaiki maka pihak Kontraktor
akan bertanggung jawab mengadakan selama
masa pemeliharaan sebelum dilaksanakannya
FHO (Final Hand Over) kepada pemilik
pekerjaan dalam hal ini pemerintah.
Kelima OP (Operasi dan Kegiatan OP dapat dilakukan di tingkat DI Penanggung Jawab Utama:
Pemeliharaan) apabila telah mendapatkan rekomendasi siap Direktorat Bina Operasi
OP dari Tim Audit Kesiapan OP berdasarkan dan Pemeliharaan
hasil uji coba pengaliran dan pemeriksaan Kementerian PUPR
terhadap Manual OP.
Pelaksana:
Penanggung jawab
pelaksanaan OP adalah
unik teknis sesuai dengan
kewenangan yakni
BBWS/BWS, Dinas PU
SDA Provinsi dan
Kabupaten.
Keenam PAI (Pengelolaan Aset Kegiatan PAI dilaksanakan berdasarkan Penanggung Jawab Utama:
Irigasi) Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015. Direktorat Bina Operasi
Pelaksanaan PAI dilakukan setelah kegiatan dan Pemeliharaan
5
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Kementerian PUPR
dilakukan untuk menginventarisasi semua
aset jaringan irigasi yang terbangun serta aset Pelaksana:
pendukung irigasi. Penanggung jawab
Pemutahiran aset irigasi akan dilakukan pelaksanaan PAI adalah
setiap 5 (lima) tahun sekali. Namun apabila unik teknis sesuai dengan
ada perubahan disain dan konstruksi kewenangan yakni
sebelum kurun waktu 5 (lima) tahun BBWS/BWS, Dinas PU
dimaksud, maka kegiatan PAI wajib SDA Provinsi dan
dilakukan. Perlu ditambahkan bahwasanya Kabupaten.
kegiatan evaluasi PAI wajib dilakukan setiap
akhir tahun.
Keluaran PAI di tingkat DI selain hasil
inventarisasi aset irigasi terbangun, namun
juga memberikan rekomendasi biaya dan
urutan prioritas penanganan terkait OP,
rehabilitasi, peningkatan atau bangun baru.
Ketujuh IKSI (Indeks Kinerja Kegiatan IKSI dilaksanakan berdasarkan Penanggung Jawab Utama:
Sistem Irigasi) Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 dan Direktorat Bina Operasi
Permen PUPR lainnya terkait irigasi rawa dan Pemeliharaan
pasang surut dan lebak. Kementerian PUPR
Sebagaimana dengan pelaksanaan PAI,
kegiatan IKSI dilakukan setelah kegiatan Pelaksana:
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Penanggung jawab
dilakukan guna mengukur kinerja sistem pelaksanaan IKSI adalah
irigasi yang ada di tingkat DI. unik teknis sesuai dengan
Guna memastikan kinerja sistem irigasi, kewenangan yakni
maka IKSI dilakukan setiap tahun. BBWS/BWS, Dinas PU
Keluaran kegiatan IKSI selain informasi SDA Provinsi dan
kinerja sistem irigasi, juga memberikan Kabupaten.
rekomendasi kegiatan OP dan konstruksi
untuk rehabilitasi, peningkatan atau bangun
baru.
Kedelapan Masa persiapan Tahapan terakhir pelaksanaan kegiatan Penanggung Jawab Utama:
update PSETK bidang keirigasian di tingkat DI adalah masa Ditjen Bangda
persiapan penyusunan PSETK yang setidak Kementerian Dalam Negeri
akan dilakukan dalam kurun waktu paling
lambat 2 (dua) tahun setelah pelaksanaan Pelaksana per DI:
penyusunan PSETK sebelumnya. DI Pusat: BBWS/BWS
Hal ini dilakukan untuk memutahirkan DI Provinsi: Bappeda
semua sumber daya yang ada dalam suatu DI Provinsi
dengan cara melibatkan petani (partisipatif). DI Kabupaten:
Bappeda Kabupaten
Sedangkan tujuan dari Permen PUPR dimaksud adalah agar pengelola irigasi
mampu melaksanakan pengelolaan aset irigasi secara efektif dan efisien serta
berkelanjutan. Lebih lanjut terkait PAI dapat dilihat dalam Juknis Modul PAI.
6
ii. Perencanaan pengelolaan aset irigasi;
iii. Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi;
iv. Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan
v. Pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
7
f. Pendekatan Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi dengan Teknologi Terkini
Kondisi pengelolaan aset irigasi yang telah terbangun sebelumnya yakni PDSDA-
PAI (Pengelelolaan Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset Irigasi) masih
bersifat local network dan belum ada data dasar untuk perencanaan irigasi
terutama peta jaringan dan layanan area irigasi. PDSDA–PAI adalah salah satu
submodul dari program aplikasi PDSDA. PDSDA-PAI memadukan antara
penggunaan data tabular dan spasial (peta untuk jaringan irigasi/skema irigasi).
Berdasarkan hal tersebut, maka PDSDA-PAI dibangun dengan mengintegrasikan
perangkat lunak berbasis tekstual dengan sistem informasi geografis.
Persiapan
Pengisian Form
di Kantor
Survei Lapangan
Validasi
Data
Pemasukan ke Data
Storage
Stop
Tindak lanjut dari sistem yang sudah ada tersebut, saat ini dikembangkan
sistem PAI baru yang dapat mengakomodasi keperluan perencanaan irigasi
secara akurat dan efisien. Pendekatan berbasis web, realtime dan mudah
penggunaan di lapangan menjadi faktor utama yang dikembangkan ke sistem
yang baru.
8
LiDAR Aerial
Survey
LiDAR Terrestrial
Survey
LiDAR Underwater
Survey
Output
Ground Check Condition of
Survey Android Irrigation
Correction
Data ePAKSI Update
Data Migration
(PDSDA-PAI)
Gambar 03. Skema Pemasukan Hasil Survei LiDAR dan Data Migrasi dari PDSDA-PAI
ke dalam ePAKSI
Adapun teknologi berbasis peta dari google terkait peta dasar serta penggunaan
LiDAR sebagai input dalam penggunaan peta dasar irigasi adalah merupakan
salah satu pendekatan yang dilakukan saat ini. Kombinasi antara teknologi
LiDAR dan ground survey diharapkan dapat memberi hasil yang cepat dan
akurat dalam sistem PAI yang baru. Teknologi LiDAR dapat memberi informasi
yang detail mengenai skema jaringan irigasi, data topografi, serta penggunaan
lahan sekitar jaringan irigasi.
Tujuan dari pengelolaan aset irigasi ini untuk melakukan inventarisasi sarana
prasarana penunjang jaringan irigasi secara efektif, realtime dan efisien dengan
pendekatan web based interface. Inovasi baru dengan teknologi LiDAR dan
sistem online (tampilan website) akan membantu pemangku kepentingan untuk
membuat keputusan untuk program irigasi.
Sedangkan keluaran dari data LiDAR akan digunakan sebagai peta dasar PAI
antara lain:
i. DEM (Digital Elevation Model): resolusi 5-30 cm;
ii. Ortophoto (Hasil foto): resolusi 5-30 cm; dan
iii. Interpretasi jaringan dan bangunan irigasi (shapefile) skala detail.
9
Data PAI lama yang pernah disiapkan sebelumnya dengan aplikasi PDSDA-PAI
dapat dimigrasi ke dalam sistem ePAKSI yang baru. Lebih lanjut pemasukan
Hasil Survei LiDAR, ground survey, dan migrasi data PAI lama melalui aplikasi
PDSDA-PAI dimasukkan ke dalam Sistem ePAKSI dapat dilihat dalam gambar
03.
Adapun yang diukur dalam tingkat pelayanan irigasi adalah kinerja sistem
irigasi. Lebih lanjut untuk menentukan kinerja masing-masing aset
menggunakan penjelasan yang terdapat pada bagian pengukuran kinerja sistem
irigasi, yakni:
80 - 100 : kinerja sangat baik
70 - <80 : kinerja baik
55 - <70 : kinerja kurang dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian.
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi dan
pemeliharaan jaringan yang berpengalaman.
Untuk aset pendukung yang terdiri dari unsur kelembagaan, SDM, bangunan
gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas dasar perbandingan
antara keberadaan dan kebutuhan aset pendukung sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi dan pedoman terkait lainnya.
10
Keputusan mengenai urgensi tersebut ditentukan atas pertimbangan obyektif
petugas survei inventarisasi bersama dengan unsur P3A. Adapun pertimbangan
obyektif dimaksud antara lain berupa ketahanan aset bertahan pada kondisi
sekarang (saat inventarisasi), pengaruh penundaan usulan pekerjaan pada
produksi padi, dan kemampuan keuangan guna membiayai usulan pekerjaan.
..................................................................(1)
Dimana:
P = Prioritas
K = Skor kondisi (lihat bagian rekomendasi penanganan)
F = Skor fungsi (lihat bagian rekomendari penanganan)
Aas = Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
Adi = Luas daerah irigasi.
2 Setara dengan kondisi Baik Sekali (BS) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
3 Setara dengan kondisi Baik (B) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
4 Setara dengan kondisi Sedang (S) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
5 Setara dengan kondisi Jelek (J) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
11
Tidak berfungsi (TB) dengan tingkat penurunan fungsi > 40%.
Sedangkan untuk aset pendukung yang terdiri dari unsur kelembagaan, SDM,
bangunan gedung, peralatan, dan lahan, rekomendasi penanganannya
ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset
pendukung sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan pedoman
terkait lainnya.
12
Gambar 05. Legenda Daerah Irigasi
(Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi 07, 2013)
13
Gambar 07. Standar Skema Jaringan Irigasi
(Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi 01, 2013)
14
Guna membantu pelaksanaan survei aset jaringan irigasi di tingkat DI,
pemahaman tim surveyor perlu dioptimalkan agar tidak terjadi kesalahpahaman
ataupun hambatan. Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 04 hingga 08,
legenda DI, skema jaringan dan bangunan irigasi dapat dijadikan acuan bagi
para surveyor agar dapat melaksanakan kegiatan penelusuran dengan baik di
lapangan.
Lebih lanjut tujuan dari kegiatan pengukuran kinerja sistem irigasi berdasarkan
pada Permen PUPR No. 12/PRT/m/2015 adalah untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi yang meliputi i) prasarana fisik, ii) produktivitas tanam, iii)
sarana penunjang, iv) organisasi personalia, v) dokumentasi, dan vi) kondisi
kelembagaan P3A.
15
kinerja sistem irigasi utama ada 6 (enam) paramater yang dimonitor dan
dievaluasi yakni:
1. Prasarana Fisik Jaringan Utama:
Adapun parameter ini terdiri dari beberapa sub-parameter sebagai berikut:
i. Bangunan utama;
ii. Saluran Pembawa;
iii. Bangunan pada saluran pembawa;
iv. Saluran Pembuang dan Bangunannya;
v. Jalan Masuk/Inspeksi; dan
vi. Kantor, Perumahan, dan Gudang.
2. Produktivitas tanam terdiri dari:
i. Pemenuhan kebutuhan air (faktor K);
ii. Realisasi luas tanam (IP); dan
iii. Produktivitas padi.
3. Sarana Penunjang terdiri dari:
i. Peralatan OP;
ii. Transportasi;
iii. Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD; dan
iv. Alat Komunikasi.
4. Organisasi Personalia terdiri dari:
i. Organisasi OP telah disusun dengan batasan-batasan tanggungjawab dan
tugas yang jelas Petugas OP yang ada sudah terlatih; dan
ii. Personalia.
5. Dokumentasi terdiri dari:
i. Buku data daerah irigasi; dan
ii. Peta dan gambar-gambar.
6. Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A) terdiri dari:
i. GP3A/IP3A sudah berbadan hukum;
ii. Kondisi kelembagaan GP3A/IP3A;
iii. Rapat Ulu-ulu/GP3A/IP3A dengan ranting/Pengamat/UPTD;
iv. GP3A/IP3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan ;
v. Partisipasi GP3A/IP3A dalam jaringan dan Penanganan Bencana Alam;
vi. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan; dan
vii. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam dan Pengalokasian Air.
16
iv. Perlengkapan pendukung OP.
4. Petugas Pembagi Air/Organisasi Personalia/SDM terdiri dari:
i. Tersedianya petugas teknis P3A;
ii. Petugas OP yang ada sudah terlatih; dan
iii. Mampu dan sering berkomunikasi dengan petani dan juru, termasuk PPL.
5. Dokumentasi terdiri dari:
i. Buku data petak tersier meliputi : Buku Administrasi Organisasi, Manual
OP Tersier, Jadwal dan Pola Tanam; dan
ii. Peta dan gambar-gambar meliputi : Peta wilayah kerja, peta petak tersier,
skema jaringan tersier, skema bangunan, dan gambar purna laksana.
6. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) terdiri dari:
i. Status badan hukum P3A;
ii. Kondisi kelembagaan;
iii. Aktivitas P3A;
iv. Partisipasi anggota P3A dalam OP;
v. Iuran OP untuk tersier;
vi. Kemampuan fungsional dan koordinasi dalam perencanaan tata tanam
dan pengalokasian air; dan
vii. Keterlibatan P3A dalam Monitoring dan evaluasi.
2. Produktivitas tanam : 15 %
terdiri dari:
- Pemenuhan kebutuhan air (faktor K) : 9 %;
- Realisasi luas tanam : 4 %;
- Produktivitas padi : 2%
3. Sarana Penunjang : 10 %
terdiri dari:
- Peralatan O&P : 4 %;
- Transportasi : 2 %;
- Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD : 2 %
- Alat komunikasi : 2 %
4. Organisasi personalia : 15 %
terdiri dari:
17
- Organisasi O&P telah disusun dengan
batasan-batasan tanggungjawab dan tugas
yang jelas : 5 %;
- Personalia : 10 %;
5. Dokumentasi : 5%
terdiri dari:
- Buku data DI : 2 %;
- Peta dan gambar-gambar : 3 %;
18
6 GP3A/IP3A 10 5 7,5
JUMLAH 100 55 77,5
2. Produktivitas tanaman : 15 %
terdiri dari:
- Pemenuhan kebutuhan air (faktor K) : 9 %;
- Realisasi luas tanam : 4 %;
- Produktivitas padi : 2%
3. Kondisi O&P : 20 %
terdiri dari:
- Tingkat adanya bobolan : 6 %;
- Giliran pembagian air waktu debit kecil : 4 %;
- Pembersihan saluran tersier : 6 %
- Perlengkapan pendukung OP : 4 %
5. Dokumentasi : 5%
terdiri dari:
- Buku data petak tersier : 2 %;
- Peta dan gambar-gambar : 3 %;
19
- Status badan hukum P3A : 2 %
- Kondisi kelembagaan : 3 %
- Aktivitas rapat-rapat P3A : 2 %
- Aktivitas survey/penelusuran jaringan : 3 %
- Partisipasi anggota P3A dalam perbaikan
jaringan dan penanganan bencana alam :3%
- Iuran OP untuk tersier : 2%
- Kemampuan fungsional dan koordinasi dalam
perencanaan tata tanam dan pengalokasian air : 3%
- Keterlibatan P3A dalam Monitoring dan evaluasi : 2%
20
Tabel 05. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
SISTEM IRIGASI UTAMA SISTEM IRIGASI TERSIER
Indeks Indeks NILAI
Kondisi Bobot Kondisi Bobot TOTAL
No. KOMPONEN No. KOMPONEN
yang (80%) yang (20%)
Ada Ada
PRASARANA
1. PRASARANA FISIK 45 36 1. 25 5 41
FISIK
PRODUKTIVITAS PRODUKTIVITAS
2. 15 12 2. 15 3 15
TANAM TANAM
SARANA
3. 10 8 3. KONDISI OP 20 4 12
PENUNJANG
ORGANISASI ORGANISASI
4. 15 12 4. 15 3 15
PERSONALIA PERSONALIA
5. DOKUMENTASI 5 4 5. DOKUMENTASI 5 1 5
6. GP3A/IP3A 10 8 6. P3A 20 4 12
3.1.4. PAKSI
a. Latar Belakang
PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi) adalah sebuah sistem yang
dibangun dengan tujuan menggabungkan pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi
dengan Penilaian Kinerja Sistem Irigasi dalam satu sistem informasi atau
disebut dengan ePAKSI. Hal ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
1. PAI dan IKSI dalam kegiatan penelusuran di lapangan meninjau bangunan
dan saluran serta semua fasilitas lain yang sama pada setiap DI;
21
2. Parameter evaluasi aset dan kinerja sistem irigasi adalah sama, yakni: i)
prasarana fisik, ii) produktivitas tanam untuk IKSI, namun pada PAI
dipisahkan menjadi dua bagian yakni ketersediaan air dan indeks
pertanaman; iii) sarana penunjang, iv) organisasi personalia, v) dokumentasi,
dan vi) perkumpulan petani pemakai air (P3A); dan
3. Guna menjamin adanya efisiensi pelaksanaan khususnya dalam kegiatan
penelusuran lapangan serta hasil yang efektif dan akurat.
Penggabungan kedua modul PAI dan IKSI adalah sejalan dengan pelaksanan ICT
(Information and Communication Technologies) yang praktis, good data
governance, serta ICT Blue Print (Cetak Biru Teknologi Informasi dan
Komunikasi) yang tertera dalam Permen PUPR No. 35/PRT/M/2016.
c. Teknologi ePAKSI
c.1.Teknologi Data Warehouse:
Teknologi yang dipakai didasarkan kepada “Open Source” teknologi yakni:
i. Bahasa program: PHP http://en.wikipedia.org/wiki/PHP yang didukung
oleh Codelgniter: http://en.wikipedia.org/wiki/Codelgnite dan Laravel:
http://en.wikipedia.org/wiki/Laravel
ii. Database: PostGreSQL: http://en.wikipedia.org/wiki/PostgreSQL dan
PostGIS: http://en.wikipedia.org/wiki/PostGIS lalu MySQL:
http://en.wikipedia.org/wiki/MySQL
iii. HTML/CSS: http://www.w3.org/standards/webdesign/htmlcss
iv. Javascript framework seperti: Jquery UI (jquery.com), JS Angular
(angularjs.org)
v. Dan beberapa yang lain untuk mobile dan interactive maps seperti
leafletjs.com.
22
c.2.Teknologi Android:
Teknologi yang dipakai adalah Native Android untuk e-PAKSI seperti:
i. Bahasa program: Java http://en.wikipedia.org/wiki Java (programming
langguage) atau Kotlin; dan
ii. Database: SQLite http://en.wikipedia.org/wiki/SQLite .
23
Pelatihan/bimbingan teknis ini dilakukan oleh Direktorat Bina OP, Ditjen
SDA Kementerian PUPR, dan yang menjadi peserta dalam kegiatan TOT ini
adalah:
Staf Direktorat Bina OP;
Staf Direktorat Irigasi dan Rawa;
Staf Direktorat PJSDA, Subdit SISDA;
Staf BBWS/BWS; dan
Staf OPD Dinas PU/PSDA Provinsi/Kabupaten dan Kota.
Bagi para staf pemerintah yang telah dilatih menjadi trainer, secara
periodik maupun rutin akan melatih staf lain di lingkungan kerjanya
masing-masing termasuk petugas operasi dan pemeliharaan di tingkat DI,
sehingga nantinya dapat melakukan kegiatan PAKSI secara periodik
ataupun real-time di lapangan dan memasukan semua data dimaksud ke
dalam web-PAKSI dengan menggunakan Aplikasi Android apabila terdapat
penambahan (pembangunan baru, rehabilitasi/peningkatan) ataupun
kerusakan khususnya aset jaringan irigasi dan pengukuran kinerja sistem
irigasi.
2.2. Pelatihan/Bimbingan Teknis Tim Penelusuran PAKSI:
Adapun maksud dari kegiatan pelatihan/bimbingan teknis kepada Tim
Penelusuran PAKSI adalah pelaksanaan PAKSI baik baseline maupun
update pada setiap DI per kewenangan dapat dilakukan secara benar dan
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (Juklak) maupun petunjuk teknis
(Juknis) yang telah disiapkan oleh Direktorat Bina OP.
24
dilakukan oleh staf pemerintah maupun tim Penelusuran PAKSI (user) di
tingkat DI.
Start
Penelusuran
Aset Jaringan
Irigasi
Data Tindakan
Pencegahan &
Pengamanan
Data Pemeliharaan
Rutin utk Perawatan
& Perbaikan Ringan
Data Perbaikan
Darurat
Stop
Penelusuran
Aset Jaringan
Irigasi
25
Variabel kondisi lokasi DI pelaksanaan DI, dimana dapat terdiri dari
beberapa karakter misalnya i) luas DI berdasarkan kewenangan yang
terdiri dari 3 (tiga) yakni kewenangan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota, dan ii) posisi topografi DI seperti pada daerah
berbukit/dataran tinggi dan/atau pada daerah dataran rendah;
Variabel sumber daya manusia yang telah dilatih;
Variabel materi pelatihan (training);
Variabel metodologi pelaksanaan PAKSI; dan
Variabel aplikasi Android berbasis web.
Tenaga QC adalah para trainer yang telah dilatih pada kegiatan TOT, dan
merupakan tenaga staf dari BBWS/BWS, Dinas PU SDA Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Kemudian para QC ditingkat daerah dimaksud akan
dikoordinir oleh Tim Teknis QC yang diadakan oleh Direktorat Bina OP dan
bertugas di Pusat.
Adapun tenaga QC IT direkrut dan dilatih secara khusus, dan yang akan
melaksanakan pelatihan bagi tenaga dimaksud adalah Tim TA-ADB.
Sedangkan yang bertanggung jawab mengadakan tenaga QC IT adalah
Direktorat PJSDA-Subdit SISDA.
26
Tabel 06. Variabel dan Indikator Pelaksanaan Quality Control untuk User
NI (Nilai Indikator - %)*
Bobot Sangat Sangat
Tinggi Rendah
No Uraian (%) Tinggi Rendah
(75 – 50 ≈ (50 – 25 ≈
(100 – 75 (25 – 0 ≈
62.5) 37.5)
≈ 87.5) 12.5)
d = (c) x e = (c) x f = (c) x g = (c) x
(a) (b) (c)
87.5 62.5 37.5 12.5
1 Kondisi Lokasi Daerah Irigasi (DI) 20
DI Kewenangan
1.1
Pusat/Provinsi/Kabupaten
Tingkat kemudahan mengakses
5
lokasi DI
Tingkat kecepatan penyelesaian
survei terhadap luasan DI
5
Kewenangan
Pusat/Provinsi/Kabupaten
Tingkat kecepatan penyelesaian
survei terhadap kondisi topografi
6
DI yang berbukit dan dataran
tinggi
Tingkat kecepatan penyelesaian
survei terhadap kondisi topografi 4
DI yang landai dan dataran rendah
Sumber Daya Manusia yang telah
2 25
dilatih
Tingkat pemahaman terhadap
2.1 kondisi aset dan kinerja irigasi di 15
lapangan
Tingkat kemampuan menggunakan
2.2 10
aplikasi Android di lapangan
3 Materi Pelatihan (Training) 20
Tingkat pemahaman/kemudahan
3.1 penyerapan peserta training 12.5
terhadap materi ajar
Tingkat kehandalan materi ajar
3.2 guna menjawab target pelaksanaan 7.5
di lapangan
4 Metode Pelaksanaan PAKSI 10
Tingkat efektifitas penerapan
metode pelaksanaan PAKSI terkait
4.1 10
pengelolaan aset dan kinerja
sistem irigasi
5 Aplikasi Android Berbasis Web 25
Tingkat kemudahan penggunaan
5.1 10
aplikasi Android di lapangan
Tingkat kehandalan penggunaan
aplikasi Android dalam
5.2 7.5
inventarisasi aset dan kinerja
sistem irigasi
27
NI (Nilai Indikator - %)*
Bobot Sangat Sangat
Tinggi Rendah
No Uraian (%) Tinggi Rendah
(75 – 50 ≈ (50 – 25 ≈
(100 – 75 (25 – 0 ≈
62.5) 37.5)
≈ 87.5) 12.5)
d = (c) x e = (c) x f = (c) x g = (c) x
(a) (b) (c)
87.5 62.5 37.5 12.5
Tingkat kemudahan web PAKSI
dalam proses kompilasi, analisa
5.3 7.5
dan tampilan hasil inventarisasi
aset dan kinerja sistem irigasi
Total (%) 100 87.5 62.5 37.5 12.5
Catatan:
* = diisi sesuai oleh Tim QC sesuai dengan kondisi yang dijumpai ketika
melaksanakan kegiatan monev.
Penilaian akhir atas Nilai Akhir atau skor yang tertera dalam tabel 08 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kolom uraian menjelaskan variabel dan indikator detail setiap variabel;
Kolom bobot (%) atau tanpa satuan, dimana menjelaskan nilai pengaruh
masing-masing variabel terkait kinerja pelaksanaan PAKSI yang dilakukan
oleh pengguna (user);
Kolom NI menjelaskan parameter kualitatif dari setiap indikator yang
dikuantitatifkan ke dalam angka (%) mulai dari NI Sangat Tinggi (87.5%), NI
Tinggi (62.5%) , NI Rendah (37.5%), dan NI Sangat Rendah (12.5 %);
Sedangkan penilaian akhir dari tabel 08 adalah sebagai berikut:
NI 87.5% = kinerja pelaksanaan PAKSI per indikator adalah SANGAT BAIK
(SB);
NI 62.5% = kinerja pelaksanaan PAKSI per indikator adalah BAIK (B);
NI 37.5% = kinerja pelaksanaan PAKSI per indikator JELEK (J) dan
memerlukan perbaikan dan penyempurnaan sebagian terhadap indikator
dimaksud; dan
NI 12.5% = kinerja pelaksanaan PAKSI per indikator SANGAT JELEK (SJ)
dan memerlukan perbaikan dan penyempurnaan secara keseleruhan
terhadap indikator dimaksud.
28
Gambar 09 menunjukkan proses penelusuran bagi aset jaringan irigasi,
sedangkan kegiatan pengumpulan data/inventarisasi kondisi aset pendukung
irigasi akan tetap menggunakan aplikasi Android. Lebih lanjut penggunaan
aplikasi Android dapat dilihat pada Juknis PAKSI Penggunaan Aplikasi Android.
Kemudian guna membantu para staf pemerintah dan surveyor di lapangan agar
lebih mudah melaksanakan kegiatan penelusuran di tingkat DI, maka tabel 07
dapat digunakan sebagai acuan.
Tabel 07. Kategori Aset, Sumber Data, & Jenis Data PAI & IKSI
Kategori Sumber Jenis
No. Uraian Aset Keterangan
Data Data
I Prasarana Fisik
Menggunakan Aplikasi
1 Bangunan Utama AB DL P
Android ePAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Saluran Pembawa AB DL P
Android ePAKSI
Bangunan pada Saluran Menggunakan Aplikasi
3 AB DL P
Pembawa Android ePAKSI
Saluran Pembuang dan Menggunakan Aplikasi
4 AB DL P
Bangunannya Android ePAKSI
Menggunakan Aplikasi
5 Jalan Masuk/Inspeksi AB DL P
Android ePAKSI
Kantor, Perumahan dan Menggunakan Aplikasi
6 AB DL P
Gudang Android ePAKSI
II Produktivitas Tanam
Menggunakan Aplikasi
1 Pemenuhan Kebutuhan Air N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Realisasi Luas Tanam N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
3 Produktivitas Padi N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
III Sarana Penunjang
Menggunakan Aplikasi
1 Peralatan OP AP DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Transportasi AP DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Alat-Alat Kantor
3 AP DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
Ranting/Pengamat/UPTD
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
4 Alat Komunikasi AP DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
IV Organisasi Personalia
Menggunakan Aplikasi
1 Organisasi OP N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Personalia N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
V Dokumentasi
29
Kategori Sumber Jenis
No. Uraian Aset Keterangan
Data Data
Menggunakan Aplikasi
1 Buku Data DI N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Peta dan Gambar-Gambar N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
VI P3A/GP3A/IP3A
Menggunakan Aplikasi
1 Berbadan Hukum N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Kondisi Kelembagaan N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Rapat dengan
3 N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
Ranting/Pengamat/UPTD
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Aktif Survei/Penelusuran
4 N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
Jaringan
PAKSI
Partisipasi Perbaikan Menggunakan Aplikasi
5 Jaringan dan Penanganan N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
Bencana Alam PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Iuran untuk Perbaikan
6 N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
Jaringan
PAKSI
Partisipasi dalam Menggunakan Aplikasi
7 Perencanaan Tata Tanam N/A DL, DS P, S Android ePAKSI & Web-
dan Pengalokasian Air PAKSI
Sumber: Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015
Catatan:
1. Kategori Aset:
AB : Aset bangunan infrastruktur seperti jaringan utama, jaringan tersier,
bangunan pertemuan, bangunan gedung
AP : Aset pendukung seperti kendaraan darat, alat komunikasi, peralatan
dan perlengkap OP, dan lain sebagainya
N/A : Tidak terkategori
2. Sumber Data:
DL : Data lapangan yang diambil di setiap DI
DS : Data yang diambil bukan di DI dan merupakan data sekunder
3. Jenis Data:
P : Data primer
S : Data sekunder
30
Guna membantu para pihak yang melakukan kegiatan PAKSI di setiap DI,
penentuan prioritas penanganan secara komprehensif selain mengacu pada
rumus 1 dan tabel 02, pada bagian berikut ini ditambahkan beberapa arahan
atau pertimbangan yang akan dipakai.
Lebih lanjut tabel 08.1 dan 08.2 menjelaskan bagaimana prioritas penanganan
terhadap hasil penelurusan PAKSI dilakukan oleh staf pemerintah atau surveyor
dari tim penelusuran PAKSI.
31
Rekomendasi Permen Status Debit (Q) & IP (padi)
Uraian
PUPR No. Q > & IP (>) atau Q >& IP
Kondisi Q & IP (<)
12/PRT/M/2015 <
40% (kerusakan 10 – 20%); (kerusakan 10 – 20%); (kerusakan 10 – 20%);
dan dan dan
4. Pemeliharaan Berkala 4. Pemeliharaan Berkala 4. Pemeliharaan Berkala
yang bersifat perbaikan yang bersifat perbaikan yang bersifat perbaikan
(kerusakan 21 – 40%) (kerusakan 21 – 40%) (kerusakan 21 – 40%)
IKSI ≥ 55 % 1. Pemeliharaan berkala 1. Pemeliharaan berkala 1. Pemeliharaan berkala
dan kondisi
kerusakan >
40 %
Catatan:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
1. Q (debit) yang identik dengan Faktor 𝐾 = , dan K ≥ 1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
adalah kondisi dimana Q yang tersedia ≥ Q yang dibutuhkan. Demikian
sebaliknya, apabila K < 1 artinya Q yang tersedia < Q yang dibutuhkan;
2. IP (padi) adalah Indeks Pertanaman yang identik dengan realisasi luas
tanam. IP yang ideal adalah ≥ 163 % (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015);
3. Rehabilitasi adalah perbaikan yang diberikan kepada infrastruktur (aset
jaringan irigasi) harus memenuhi kriteria sistem irigasi teknis dimana
sedapat mungkin aset jaringan yang ada dapat melewatkan air secara
sempurna tanpa mengalami kebocoran atau kehilangan air. Komponen
infrastruktur direhabilitasi hingga mencapai angka maksimum 45 % sesuai
dengan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015;
4. Pemeliharaan berkala adalah perbaikan yang diberikan kepada
infrastruktur (aset jaringan irigasi) tidak diharuskan memenuhi kriteria
sistem irigasi teknis dimana dalam kondisi minimal air dapat dilewatkan
hingga ke bagian hilir dari petak tersier yang ada. Tidak memperhitungkan
faktor kebocoran atau kehilangan air pada saluran. Apabila disesuaikan
dengan Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015, maka angka minimum untuk
komponen infrastruktur adalah 25 %; dan
5. Adapun rehabilitasi minimum terhadap komponen infrastruktur dapat
disamakan dengan kegiatan pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan
berat/penggantian.
32
Rekomendasi Permen Status Debit (Q) & IP
Uraian
PUPR No.
Kondisi Q & IP (>) atau Q >& IP < Q & IP (<)
12/PRT/M/2015
IKSI ≥ infrastruktur dapat infrastruktur dapat infrastruktur dapat
55 % ditingkatkan hingga ditingkatkan hingga ditingkatkan hingga
Kondisi mencapai angka mencapai angka mencapai angka
Kerusak maksimal, atau cukup maksimal, atau cukup maksimal, atau cukup
an ≤ mencapai angka mencapai angka mencapai angka
40% minimal minimal minimal
Catatan:
1. Angka maksimal Produktivitas Tanam adalah 15 %, sedangkan angka
minimalnya adalah 25 %;
2. Angka maksimal Sarana Penunjang adalah 15 %, sedangkan angka
minimalnya adalah 5 %;
3. Angka maksimal Organisasi Personalia adalah 15 %, sedangkan angka
minimalnya adalah 7,5 %;
4. Angka maksimal Dokumentasi adalah 5 %, sedangkan angka minimalnya
adalah 2,5 %; dan
5. Angka maksimal P3A adalah 10 %, sedangkan angka minimalnya adalah 5
%.
Petugas OP dan P3A akan dilatih secara khusus dengan menggunakan Aplikasi
Android tentang data real-time. Prinsip kerja dari penggunaan Android ini sama
dengan Aplikasi Android PAKSI yang berbasis web. Namun dalam
pelaksanaannya, petugas OP dan P3A yang bertugas tidak perlu melakukan
analisa terkait kategori kondisi dan fungsi yang dijumpai di lapangan. Yang akan
dilakukan adalah cukup melaporkan kondisi dan fungsi yang dijumpai.
33
Hasil laporan dari petugas OP dan P3A dimaksud akan langsung tersimpan dan
terbaca pada web-PAKSI setelah disinkroninasi atau dikirim oleh petugas OP
dan P3A ketika Android dimaksud telah terhubung dengen internet (on-line).
Secara garis besar ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
perkiraan peningatan kinerja setiap DI adalah sebagai berikut:
1) Tentukan kondisi dan fungsi dari aset jaringan irigasi yang ada;
2) Tentukan kinerja sistem irigasi;
3) Tentukan skala prioritas penanganan sistem irigasi berdasarkan tingkatan
urgenitas dalam tahun pelaksanaan, dimana hasil dari penentuan ini juga
akan dipakai dalam menyusun rencana pengembangan dan pengelolaan
irigasi (RP2I); dan
4) Tentukan perkiraan peningkatan kinerja setelah dilaksanakannya kegiatan
penanganan sistem irigasi sesuai dengan urgenitas dalam tahun
pelaksanaan.
Sebagai acuan terhadap 4 tahapan di atas, maka tabel 09 dan tabel 10 dapat
digunakan dalam menentukan perkiraan peningkatan kinerja DI.
34
Pengumpulan data dan kompilasi data;
Analisa data;
Presentasi/workshop; dan
Penyiapan dan pelaporan.
Terkait jangka waktu kegiatan, umumnya kedua tahapan kegiatan tersebut
dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
4. LOKASI PELAKSANAAN
Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan PAKSI adalah pada seluruh DI untuk
Kewenangan Pusat, Kewenangan Provinsi dan Kewenangan Kabupaten/Kota.
35
Tabel 09. Perkiraan Peningkatan Kinerja Aset Jaringan Irigasi pada Daerah Irigasi
Skor Tingkat Urgenitas
Aset Jaringan Nomen Usulan
No Kondisi Fungsi Kinerja Prioritas (Thn) Keterangan
Irigasi Klatur Penanganan
(%) I II III IV
Tabel 10. Perkiraan Peningkatan Kinerja Aset Pendukung Irigasi pada Daerah Irigasi
Skor Tingkat Urgenitas
Aset Jaringan Nomen Usulan
No Kondisi Kinerja Prioritas (Thn) Keterangan
Irigasi Klatur Penanganan
(%) I II III IV
36