30 JANUARI 2020-Rev.01
BUKU UTAMA
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA SISTEM IRIGASI
(PAKSI)
RAWA
2019
KATA PENGANTAR
Adapun dokumen yang disiapkan saat ini difokuskan kepada sistem jaringan irigasi
rawa yang mengacu kepada Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan
Aset Irigasi dan Permen PUPR No. 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut, Permen PUPR No.
16/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa
Lebak, dan SE Menteri PU No. 02/SE/M/2011 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Jaringan Reklamasi Rawa.
Terkait tugas pemantauan dan evaluasi dimaksud, berbagai upaya dan rekayasa
teknis yang dilakukan secara efisien dan efektif sangat diharapkan. Oleh karena
sasaran atau target adalah aset irigasi rawa yang sama di setiap DIR, maka perlu
dilakukan pelaksanaan tugas pemantauan dan evaluasi.
Sejalan dengan upaya dan rekayasa teknis yang efektif dan efisien, maka
penyusunan dan penyiapan Buku Utama Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset
dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Rawa merupakan sebuah upaya pendekatan baru
yang memadukan pelaksanaan PAI dan IKSI secara bersama-sama.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR SINGKATAN
BBWS/BWS : Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai
DED : Detailed Engineering Design
DEM : Digital Elevation Model
DIR : Daerah Irigasi Rawa
e-PAKSI : Elektronik – Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi
FHO : Final Hand Over
GP3A : Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air
IKSI : Indeks Kinerja Sistem Irigasi
IP3A : Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air
JUKLAK : Petunjuk Pelaksanaan
JUKNIS : Petunjuk Teknis
LiDAR : Light Detection and Ranging
PAI : Pengelolaan Aset Irigasi
PAKSI : Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi
PDSDA-PAI : Pengelolaan Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset
Irigasi
PHO : Preliminary Hand Over
POP : Persiapan Operasi dan Pemeliharaan
PROM : Preparation for Operation and Maintenance
PSETK : Profil Sosial, Ekonomi, Teknis, dan Kelembagaan
PU : Pekerjaan Umum
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
P3A : Perkumpulan Petani Pemakai Air
OP : Operasi dan Pemeliharaan
SDA : Sumber Daya Air
SID : Survei, Investigasi, dan Disain
SIDCOM : Survey, Investigation, Design, Construction,
Operation, and Maintenance
SIDLACOM : Survey, Investigation, Design, Land Acquisition,
Construction, Operation, and Maintenance
SDM : Sumber Daya Manusia
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
v
1. LATAR BELAKANG
1.1. Dasar Hukum
Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) Rawa
didasarkan pada:
a. UU No. 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
11/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
16/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Rawa Lebak;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
29/PRT/M/2015, tentang Rawa;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2015, tentang Kriteria & Penetapan Status Daerah Irigasi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
17/PRT/M/2015, tentang Komisi Irigasi;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
23/PRT/M/2015, tentang Pengelolaan Aset Irigasi;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.
30/PRT/M/2015, tentang Pengembangan & Pengelolaan Sistem Irigasi;
l. Peraturan Daerah tentang Irigasi di provinsi dan kabupaten/kota yang
bersangkutan; dan
m. SE Menteri PU No. 02/SE/M/2011 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Jaringan Reklamasi Rawa.
Pengelolaan aset irigasi rawa yang terencana dan sistematis hendaknya diperkuat
dengan penilaian kinerja sistem irigasi rawa secara berkesinambungan. Kedua hal
ini saling terkait satu terhadap yang lainnya. Sebagai contoh dengan rusaknya
salah satu bagian dari aset irigasi rawa akan mempengaruhi kinerja sistem yang
ada, dan berdampak pada menurunya efisiensi dan efektifitas pengelolaan sistem
irigasi rawa.
Pengelolaan aset irigasi rawa dan penilaian kinerja sistem irigasi rawa
dilaksanakan oleh masing-masing pihak sesuai kewenangannya, sesuai dengan
1
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi rawa terbagi menjadi
kewenangan pusat, kewenangan daerah provinsi, dan kewenangan daerah
kabupaten/kota. Sejauh ini kedua kegiatan dimaksud dilakukan secara terpisah
oleh unit teknis di BBWS/BWS untuk DI kewenangan pusat, Dinas PU SDA
Provinsi untuk DI kewenangan provinsi, dan PU SDA Kabupaten/Kota.
2. PENERIMA MANFAAT
Sebagai penerima manfaat dari Petunjuk pelaksanaan PAKSI ini adalah
BBWS/BWS, Dinas PU/SDA Provinsi dan Dinas PU/SDA Kabupaten/Kota.
2
3. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
3.1. Metode Pelaksanaan
Dilaksanakan melalui penelusuran lapangan (walkthrough), wawancara, dan
pengukuran langsung di lapangan.
3.1.1. Tahapan Pelaksanaan
Keterkaitan PAKSI dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi bidang irigasi rawa
dalam suatu DIR dapat dilihat dalam gambar 01.a berikut ini :
Tahap 8.
Persiapan Update
PSETK ≤ 2 Tahun Tahap 4. POP
Gambar
1 0Gambar
Gambar 01.aUrutan
01.a.
01.a. Urutan
Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan Rehabilitasi
Rehabilitasi
Rehabilitasi Jaringan
Jaringan
Jaringan Irigasi Rawa
Irigasi
Irigasi RawaRawa
T 1 Tabel 01.a. Matriks Urutan Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Rawa
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Pertama PSETK (Profil Sosial, PSETK merupakan bagian dari kegiatan yang Pembinaan:
Ekonomi, Teknik, dan bersifat PRA (Participatory Rapid Appraisal) di Bangda/Ditjen. SDA
Kelembagaan) tingkat DIR yang melibatkan Petani (P3A & Pelaksanaan:
Poktan) serta semua pihak baik pemerintah • DIR Pusat:
maupun pihak lain. BBWS/BWS
Keluaran dari penyusunan PSETK dijadikan • DIR Provinsi: Bappeda
sebagai dasar pelaksanaan tingkat lanjutan. Provinsi
Terkait kegiatan bidang keirigasian rawa, • DIR Kabupaten/Kota:
secara ideal sebelum dilaksanakan kegiatan Bappeda
SID/DED maka perlu dilakukan penyusunan Kabupaten/Kota
3
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
PSETK. Profil dari semua sumber daya yang
ada dalam suatu DIR akan disampaikan
dalam dokumen PSETK.
Kedua SID (Survei, Merupakan kegiatan lanjutan dari PSETK. Pembinaan: Direktorat
Investigasi, dan Untuk kegiatan rehabilitasi, rekomendasi PAI Irigasi dan Rawa
Disain)/DED dan IKSI sangat diperlukan dan dijadikan Pelaksanaan:
(Detailed Engineering acuan dasar pelaksanaan SID/DED. Guna menjamin kualitas
Design) Semua konsep disain DIR disiapkan dalam produk SID/DED,
dokumen SID/DED termasuk disain fasilitas sebaiknya pelaksanaannya
OP seperti rumah jaga, patok pembatas dilakukan oleh Konsultan
wilayah jaringan irigasi rawa, dan sarana Perencanaan yang
pendukung pengelolaan irigasi rawa seperti berkualitas dibawah
alat transportasi dan komunikasi yang koordinasi Direktorat
dibutuhkan dalam kegiatan OP, dan lain- Irigasi dan Rawa serta ,
lain. Dinas PU/SDA Provinsi
Selain yang disebutkan di atas, produk lain dan Dinas PU/SDA
dari SID/DED adalah dokumen tender yang Kabupaten/Kota.
terdiri dari dokumen perencanaan teknis,
RAB/RPB, gambar rencana, spesifikasi Pihak BBWS/BWS, ,
teknis pekerjaan, dan Manual OP. Dinas PU/SDA Provinsi
Ditambahkan, SID/DED harus dan Dinas PU/SDA
mengakomodir isu perubahan iklim global Kabupaten/Kota. memiliki
(climate change), efisiensi air, perlindungan tanggung jawab membina
terhadap isu sosial dan lingkungan, serta pro serta menjamin kualitas
terhadap isu gender. produk SID/DED yang
Selain hasil dari PSETK, SID/DED juga disiapkan oleh Konsultan
dilakukan berdasarkan keluaran dari PAI dan Perencanaan khususnya di
rekomendasi dari IKSI. tingkat daerah.
Ketiga Konstruksi Kegiatan konstruksi dalam suatu DIR dapat Pembinaan: Direktorat
berupa bangun baru, rehabilitasi dan Irigasi dan Rawa
peningkatan. Pelaksanaan:
Kegiatan konstruksi mengacu kepada Kegiatan konstruksi
dokumen tender yang telah disiapkan dalam dilaksanakan oleh
produk SID/DED. Kontraktor yang memiliki
Pengadaan semua fasilitas OP dan sarana kualitas di bidang
pendukung pengelolaan irigasi rawa keirigasian rawa dibawah
diadakan pada tahapan kegiatan konstruksi. pembinaan dan koordinasi
oleh unit teknis sesuai
dengan kewenangan yakni
BBWS/BWS, , Dinas
PU/SDA Provinsi dan
Dinas PU/SDA
Kabupaten/Kota.
Keempat POP (Persiapan POP atau yang umum dikenal dengan Pembinaan: Direktorat
Operasi dan sebutan PROM (Preparation for Operation and Irigasi dan Rawa
Pemeliharaan) Maintenance) adalah kegiatan yang Pelaksanaan:
dilakukan guna memastikan semua fasilitas BBWS/BWS (PJPA dan
yang telah dibangun dan diadakan OP), , Dinas PU/SDA
khususnya fasilitas OP termasuk sarana Provinsi dan Dinas
pendukung pengelolaan irigasi rawa selama PU/SDA Kabupaten/Kota.
masa konstruksi dapat digunakan sesuai
dengan dokumen rencana dalam SID/DED.
Tim Audit Kesiapan OP (Tim Bersama POP)
dibentuk guna melakukan uji coba
pengaliran (commissioning) dan memastikan
Manual OP termasuk fasilitas OP dan sarana
pendukung pengelolaan irigasi rawa telah
sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Perlu ditambahkan dengan kegiatan
sosialisasi/bimbingan teknis terkait Manual
OP.
Pelaksanaan POP dilakukan maksimal 2
(dua) tahun, dimana apabila dijumpai ada
fasilitas yang harus diperbaiki maka pihak
Kontraktor akan bertanggung jawab
mengadakan selama masa pemeliharaan
4
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
sebelum dilaksanakannya FHO (Final Hand
Over) kepada pemilik pekerjaan dalam hal ini
pemerintah.
Kelima OP (Operasi dan Kegiatan OP dapat dilakukan di tingkat DIR Pembinaan: Direktorat
Pemeliharaan) apabila telah mendapatkan rekomendasi siap Bina Operasi dan
OP dari Tim Audit Kesiapan OP berdasarkan Pemeliharaan
hasil uji coba pengaliran dan pemeriksaan Pelaksanaan:
terhadap Manual OP. Penanggung jawab
pelaksanaan OP adalah
unit teknis sesuai dengan
kewenangan yakni
BBWS/BWS, , Dinas
PU/SDA Provinsi dan
Dinas PU/SDA
Kabupaten/Kota.
Keenam PAI (Pengelolaan Aset Kegiatan PAI dilaksanakan berdasarkan Pembinaan: Direktorat
Irigasi) Rawa Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015. Bina Operasi dan
Pelaksanaan PAI dilakukan setelah kegiatan Pemeliharaan
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Pelaksanaan:
dilakukan untuk menginventarisasi semua Penanggung jawab
aset jaringan irigasi rawa yang terbangun pelaksanaan PAI adalah
serta aset pendukung irigasi rawa. unit teknis sesuai dengan
Pemutahiran aset irigasi rawa akan kewenangan yakni
dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. BBWS/BWS, , Dinas
Namun apabila ada perubahan disain dan PU/SDA Provinsi dan
konstruksi sebelum kurun waktu 5 (lima) Dinas PU/SDA
tahun dimaksud, maka kegiatan PAI wajib Kabupaten/Kota.
dilakukan. Perlu ditambahkan bahwasanya
kegiatan evaluasi PAI wajib dilakukan setiap
akhir tahun.
Keluaran PAI di tingkat DIR selain hasil
inventarisasi aset irigasi rawa terbangun,
namun juga memberikan rekomendasi biaya
dan urutan prioritas penanganan terkait OP,
rehabilitasi, peningkatan atau bangun baru.
Ketujuh IKSI (Indeks Kinerja Kegiatan IKSI dilaksanakan berdasarkan SE Pembinaan: Direktorat
Sistem Irigasi) Rawa Menteri PU No. 02/SE/M/2011. Bina Operasi dan
Sebagaimana dengan pelaksanaan PAI, Pemeliharaan
kegiatan IKSI dilakukan setelah kegiatan Pelaksanaan:
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Penanggung jawab
dilakukan guna mengukur kinerja sistem pelaksanaan IKSI adalah
irigasi rawa yang ada di tingkat DIR. unit teknis sesuai dengan
Guna memastikan kinerja sistem irigasi kewenangan yakni
rawa, maka IKSI dilakukan setiap tahun. BBWS/BWS, , Dinas
Keluaran kegiatan IKSI selain informasi PU/SDA Provinsi dan
kinerja sistem irigasi rawa, juga memberikan Dinas PU/SDA
rekomendasi kegiatan OP dan konstruksi Kabupaten/Kota.
untuk rehabilitasi, peningkatan atau bangun
baru.
Kedelapan Masa persiapan Tahapan terakhir pelaksanaan kegiatan Pembinaan:
update PSETK bidang keirigasian rawa di tingkat DIR adalah Bangda/Ditjen. SDA
masa persiapan penyusunan PSETK yang Pelaksana per DIR:
setidak akan dilakukan dalam kurun waktu • DIR Pusat:
paling lambat 2 (dua) tahun setelah BBWS/BWS
pelaksanaan penyusunan PSETK • DIR Provinsi: Bappeda
sebelumnya. Provinsi
Hal ini dilakukan untuk memutakhirkan • DIR Kabupaten/Kota:
semua sumber daya yang ada dalam suatu Bappeda
DIR dengan cara melibatkan petani Kabupaten/Kota
(partisipatif).
5
Sedangkan untuk kegiatan pembangunan baru/peningkatan dapat dilihat dalam
gambar 01.b. dengan mengacu kepada SIDLACOM3 dan penjelasannya dapat
dilihat dalam tabel 01.b.
Tahap 3.
Tahap 1. Tahap 2.
Land Tahap 4. Bangun
PSETK SID/DED
Acquisition Baru/Peningkatan
Tahap 9.
Persiapan Update
Tahap 5. POP
PSETK ≤ 2 Tahun
Gambar 01.b.
2 0 Gambar 01.b. Urutan
Urutan Pelaksanaan
PelaksanaanKegiatan Pembangunan
Kegiatan Baru/Peningkatan
Pembangunan Baru/Peningkatan
Jaringan
Jaringan Irigasi Rawa Irigasi Rawa
3
SIDLACOM = Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation, and
Maintenance
6
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Ditambahkan, SID/DED harus
mengakomodir isu perubahan iklim global Pihak BBWS/BWS, Dinas
(climate change), efisiensi air, perlindungan PU SDA Provinsi dan
terhadap isu sosial dan lingkungan, serta pro Kabupaten/Kota memiliki
terhadap isu gender. tanggung jawab membina
Selain hasil dari PSETK, SID/DED juga serta menjamin kualitas
dilakukan berdasarkan keluaran dari PAI produk SID/DED yang
dan rekomendasi dari IKSI. disiapkan oleh Konsultan
Perencanaan khususnya di
tingkat daerah.
Ketiga Land Acquisition Kegiatan pembebasan lahan merupakan Pembinaan: Direktorat
(Pembabasan Lahan) bagian penting dari kegiatan pembangunan Irigasi dan Rawa
baru/peningkatan suatu DIR. Pelaksanaan:
Pihak BBWS/BWS, ,
Dinas PU/SDA Provinsi
dan Dinas PU/SDA
Kabupaten/Kota memiliki
tanggung jawab
melaksanakan kegiatan
ini.
Keempat Konstruksi Kegiatan konstruksi mengacu kepada Pembinaan: Direktorat
(Pembangunan dokumen tender yang telah disiapkan dalam Irigasi dan Rawa
Baru/Peningkatan) produk SID/DED. Pelaksanaan:
Pengadaan semua fasilitas OP dan sarana Kegiatan konstruksi
pendukung pengelolaan irigasi rawa dilaksanakan oleh
diadakan pada tahapan kegiatan konstruksi. Kontraktor yang memiliki
kualitas di bidang
keirigasian dibawah
pembinaan dan koordinasi
oleh unit teknis sesuai
dengan kewenangan yakni
BBWS/BWS, Dinas
PU/SDA Provinsi dan
Dinas PU/SDA
Kabupaten/Kota.
Kelima POP (Persiapan POP atau yang umum dikenal dengan Pembinaan: Direktorat
Operasi dan sebutan PROM (Preparation for Operation and Irigasi dan Rawa
Pemeliharaan) Maintenance) adalah kegiatan yang Pelaksanaan:
dilakukan guna memastikan semua fasilitas BBWS/BWS (PJPA dan
yang telah dibangun dan diadakan OP), Dinas PU/SDA
khususnya fasilitas OP termasuk sarana Provinsi dan Dinas
pendukung pengelolaan irigasi rawa selama PU/SDA Kabupaten/Kota.
masa konstruksi dapat digunakan sesuai
dengan dokumen rencana dalam SID/DED.
Tim Audit Kesiapan OP (Tim Bersama POP)
dibentuk guna melakukan uji coba
pengaliran (commissioning) dan memastikan
Manual OP termasuk fasilitas OP dan sarana
pendukung pengelolaan irigasi rawa telah
sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Perlu ditambahkan dengan kegiatan
sosialisasi/bimbingan teknis terkait Manual
OP.
Pelaksanaan POP dilakukan maksimal 2
(dua) tahun, dimana apabila dijumpai ada
fasilitas yang harus diperbaiki maka pihak
Kontraktor akan bertanggung jawab
mengadakan selama masa pemeliharaan
sebelum dilaksanakannya FHO (Final Hand
Over) kepada pemilik pekerjaan dalam hal ini
pemerintah.
Keenam OP (Operasi dan Kegiatan OP dapat dilakukan di tingkat DIR Pembinaan: Direktorat
Pemeliharaan) apabila telah mendapatkan rekomendasi Bina Operasi dan
siap OP dari Tim Audit Kesiapan OP Pemeliharaan
berdasarkan hasil uji coba pengaliran dan Pelaksanaan:
pemeriksaan terhadap Manual OP.
7
Tahapan Penanggung Jawab
Jenis Kegiatan Uraian Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
Penanggung jawab
pelaksanaan OP adalah
unit teknis sesuai dengan
kewenangan yakni
BBWS/BWS, , Dinas
PU/SDA Provinsi dan
Dinas PU/SDA
Kabupaten/Kota.
Ketujuh PAI (Pengelolaan Aset Kegiatan PAI dilaksanakan berdasarkan Pembinaan: Direktorat
Irigasi) Rawa Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015. Bina Operasi dan
Pelaksanaan PAI dilakukan setelah kegiatan Pemeliharaan
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Pelaksanaan:
dilakukan untuk menginventarisasi semua Penanggung jawab
aset jaringan irigasi rawa yang terbangun pelaksanaan PAI adalah
serta aset pendukung irigasi rawa. unit teknis sesuai dengan
Pemutakhiran aset irigasi rawa akan kewenangan yakni
dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. BBWS/BWS, Dinas
Namun apabila ada perubahan disain dan PU/SDA Provinsi dan
konstruksi sebelum kurun waktu 5 (lima) Dinas PU/SDA
tahun dimaksud, maka kegiatan PAI wajib Kabupaten/Kota.
dilakukan. Perlu ditambahkan bahwasanya
kegiatan evaluasi PAI wajib dilakukan setiap
akhir tahun.
Keluaran PAI di tingkat DIR selain hasil
inventarisasi aset irigasi rawa terbangun,
namun juga memberikan rekomendasi biaya
dan urutan prioritas penanganan terkait OP,
rehabilitasi, peningkatan atau bangun baru.
Kedelapan IKSI (Indeks Kinerja Kegiatan IKSI dilaksanakan berdasarkan SE Pembinaan: Direktorat
Sistem Irigasi) Rawa Menteri PU No. 02/SE/M/2011. Bina Operasi dan
Sebagaimana dengan pelaksanaan PAI, Pemeliharaan
kegiatan IKSI dilakukan setelah kegiatan Pelaksanaan:
konstruksi selesai dilakukan, dan hal ini Penanggung jawab
dilakukan guna mengukur kinerja sistem pelaksanaan IKSI adalah
irigasi rawa yang ada di tingkat DIR. unit teknis sesuai dengan
Guna memastikan kinerja sistem irigasi kewenangan yakni
rawa, maka IKSI dilakukan setiap tahun. BBWS/BWS, pemerintah
Keluaran kegiatan IKSI selain informasi di tingkat Balai, Dinas
kinerja sistem irigasi rawa, juga memberikan PU/SDA Provinsi dan
rekomendasi kegiatan OP dan konstruksi Dinas PU/SDA
untuk rehabilitasi, peningkatan atau bangun Kabupaten/Kota.
baru.
Kesembilan Masa persiapan Tahapan terakhir pelaksanaan kegiatan Pembinaan:
update PSETK bidang keirigasian rawa di tingkat DIR Bangda/Ditjen. SDA
adalah masa persiapan penyusunan PSETK Pelaksana per DIR:
yang setidak akan dilakukan dalam kurun • DIR Pusat:
waktu paling lambat 2 (dua) tahun setelah BBWS/BWS
pelaksanaan penyusunan PSETK • DIR Provinsi: Bappeda
sebelumnya. Provinsi
Hal ini dilakukan untuk memutahirkan • DIR Kabupaten/Kota:
semua sumber daya yang ada dalam suatu Bappeda
DIR dengan cara melibatkan petani Kabupaten/Kota
(partisipatif).
8
Sedangkan tujuannya adalah agar pengelola irigasi rawa mampu melaksanakan
pengelolaan aset irigasi rawa secara efektif dan efisien serta berkelanjutan.
9
5) Dalam proses pengumpulan data digunakan formulir isian yang disiapkan
sebagaimana dapat dilihat dalam Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
PAI, dan memperhatikan kode-kode yang diperlukan; dan
6) Kegiatan inventarisasi aset irigasi rawa yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun dan untuk aset pendukung dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun dapat dilihat dalam gambar 02 dan gambar 03.
f. Pendekatan Pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi Rawa dengan teknologi terkini
tentang kondisi aset irigasi rawa yang telah terbangun sebelumnya yakni PDSDA-
PAI (Pengelelolaan Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset Irigasi) masih bersifat
local network dan belum ada data dasar untuk perencanaan irigasi rawa terutama
peta jaringan dan layanan area irigasi rawa. PDSDA–PAI adalah salah satu
submodul dari program aplikasi PDSDA. PDSDA-PAI memadukan antara
penggunaan data tabular dan spasial (peta untuk jaringan irigasi rawa /skema
irigasi rawa). Berdasarkan hal tersebut, maka PDSDA-PAI dibangun dengan
mengintegrasikan perangkat lunak berbasis tekstual dengan sistem informasi
geografis. Tindak lanjut dari sistem yang sudah ada tersebut, saat ini
dikembangkan sistem PAI baru yang dapat mengakomodasi keperluan
perencanaan irigasi rawa secara akurat dan efisien. Pendekatan berbasis web,
realtime dan mudah penggunaan di lapangan menjadi faktor utama
dikembangkannya ke sistem yang baru.
Persiapan
Pengisian Form di
Kantor
Penelusuran
Jaringan
Validasi
Data
Pemasukan ke
Pangkalan Data
Stop
Pengisian Form di
Kantor
Survei Lapangan
Validasi
Data
Pemasukan ke
Pangkalan Data
Stop
Adapun teknologi berbasis peta dari google terkait peta dasar serta penggunaan
LiDAR sebagai input dalam penggunaan peta dasar irigasi rawa, adalah salah satu
pendekatan yang dilakukan saat ini. Kombinasi antara teknologi LiDAR dan
groundsurvey diharapkan dapat memberi hasil yang cepat dan akurat dalam
sistem PAI yang baru. Teknologi LiDAR dapat memberi informasi yang detail
mengenai skema jaringan irigasi rawa, data topografi, serta penggunaan lahan
sekitar jaringan irigasi rawa.
11
Tujuan dari pengelolaan aset irigasi rawa ini adalah untuk melakukan
inventarisasi sarana prasarana penunjang jaringan irigasi rawa secara efektif,
realtime dan efisien dengan pendekatan web based interface. Inovasi baru dengan
teknologi LiDAR dan sistem online (tampilan website) akan membantu pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan untuk program irigasi rawa. Gambar 04
menjelaskan panduan pelaksanaan untuk inovasi baru di PAI. Sedangkan
keluaran dari data LiDAR akan digunakan sebagai peta dasar PAI antara lain:
- DEM (Digital Elevation Model): resolusi 5-30 cm;
- Ortophoto (Hasil foto): resolusi 5-30 cm; dan
- Interpretasi jaringan dan bangunan irigasi rawa (shapefile) skala detail.
Pemasukan Hasil Survei LiDAR ke dalam Sistem ePAKSI dapat dilihat dalam
gambar 04.
Survei LiDAR
Underwater
Output
Kondisi Irigasi
Pengecekan Android Rawa
Lapangan
Gambar03.
4 0Gambar 04.Skema
SkemaPemasukan
PemasukanHasil
HasilSurvei
SurveiLiDAR
LiDAR && Data
Data Migrasi
Migrasi ke
ke dalam
dalam Sistem
ePAKSI ePAKSI
Data PAI lama disiapkan bersama dengan aplikasi yang tersedia di PDSDA-PAI
dapat dimigrasi ke dalam sistem ePAKSI yang baru. Lebih lanjut pemasukan hasil
survei LiDAR, ground survey, dan migrasi data PAI lama melalui aplikasi PDSDA-
4 0 PAI dimasukkan
Gambar ke dalam
04. Skema Sistem
Pemasukan ePAKSI
Hasil dapat
Survei dilihat
LiDAR dalam
& Data gambar
Migrasi ke 04.
dalam
Sistem ePAKSI
g. Teknis Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi Rawa
Rencana pengelolaan aset irigasi rawa (RPAI) merupakan langkah kedua setelah
adanya pelaksanaan inventarisasi PAI. Tujuan dari RPAI dilakukan adalah untuk
mencapai peningkatan pelayanan yang diinginkan. Dengan perencanaan
pengelolaan aset irigasi rawa yang baik diharapkan kondisi dan fungsi aset akan
terjaga sehingga tingkat layanan yang diharapkan dapat dicapai.
12
• Pemilihan Tingkat Pelayanan Irigasi Rawa:
Tingkat pelayanan irigasi rawa merupakan elemen penting dalam PAI, karena
investasi yang dilakukan dalam PAI harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan
irigasi rawa dimaksud.
Adapun yang diukur dalam tingkat pelayanan irigasi rawa adalah kinerja
sistem irigasi rawa. Lebih lanjut untuk menentukan kinerja masing-masing
aset menggunakan penjelasan yang terdapat pada bagian pengukuran kinerja
sistem irigasi rawa, yakni:
• Kinerja baik sekali : 80 – 100 %
• Kinerja baik : 70 - <80 %
• Kinerja kurang : 55 - <70 %
• Kinerja jelek : <55 %
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi
dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman.
Untuk aset pendukung yang terdiri dari unsur kelembagaan, SDM, bangunan
gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas dasar perbandingan
antara keberadaan dan kebutuhan aset pendukung sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa dan pedoman terkait lainnya.
13
2) Luas layanan terdampak kerusakan aset;
3) Kondisi fisik jaringan irigasi rawa; dan
4) Fungsi fisik jaringan irigasi rawa.
14
3.1.4. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Rawa
a. Maksud dan Tujuan Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Rawa
Maksud dari kegiatan penilaian kinerja sistem irigasi rawa adalah untuk
mendapatkan keberfungsian dari sarana dan prasarana jaringan irigasi rawa.
Sedangkan tujuannya adalah sebagai acuan bagi pelaksana dalam melakukan
kegiatan PAKSI baik bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
15
• Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD; dan
• Alat komunikasi.
4. Organisasi dan Personalia terdiri dari:
• Organisasi OP telah disusun dengan batasan-batasan tanggung jawab
dan tugas; dan
• Personalia.
5. Dokumentasi terdiri dari:
• Buku data daerah irigasi rawa (DIR); dan
• Peta dan gambar-gambar.
6. Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/IP3A) terdiri dari:
• GP3A/IP3A sudah berbadan hukum;
• Kondisi kelembagaan GP3A/IP3A;
• Rapat P3A/GP3A/IP3A dengan ranting/Pengamat;
• GP3A/IP3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan ;
• Partisipasi GP3A/IP3A dalam jaringan dan penanganan bencana alam;
• Partisipasi P3A dalam perencanaan tata tanam.
16
c. Bobot dan Indikator Penilaian Sistem Irigasi Rawa Jaringan Utama
• Pembobotan:
Dalam menentukan bobot penilaian kinerja sistem irigasi rawa jaringan
utama dengan mempertimbangkan keterkaitan beberapa komponen dalam
pengelolaan sistem jaringan utama dengan bobot maksimum sebagai
berikut:
Indeks Kondisi
Bobot Nilai
Uraian Final Bagian Yang
% % Ada Maksimum
% %
1 2 3 4 5
I PRASARANA FISIK … … 45.00
1 Saluran … 100 … 15.00
1.1 Penampang Basah … 60 … 9.00
1.2 Berm … 7 … 1.00
1.3 Tanggul … 33 … 5.00
2 Bangunan … 100 … 10.00
2.1 Bangunan Pintu (tergantung pada jenis) … 100 … 7.50
- Lantai/Pondasi … 25 … 1.875
- Dinding … 25 … 1.875
- Sayap … 25 … 1.875
- Pintu … 25 … 1.875
2.2 Bangunan Penunjang … 100 … 2.50
Benchmark, saringan sampah, hand rail,
gorong-gorong, peilscall, dll … 100 … 2.50
3 Tanggul Pelindung … 100 … 15.00
3.1 Bagian Hulu … 34 … 5.00
3.2 Bagian Tengah … 33 … 5.00
3.3 Bagian Hilir … 33 … 5.00
4 Kantor, Perumahan dan Gudang. … 100 … 5.00
4.1 Kantor memadai untuk :
- Pengamat/Juru … 40 … 2.00
4.2 Perumahan memadai untuk :
- Pengamat/Juru … 40 … 2.00
4.3 Gudang memadai :
- Bangunan utama … 20 … 1.00
II PRODUKTIVITAS TANAM … 100 … 15.00
(Tahun sebelumnya)
1 Realisasi luas tanam … 20 … 3.00
Luas Baku (Ha)
Realisasi
Musim Tanam Tanam
(Ha)
- MT I …..
- MT II ….
- MT III ….
Areal Tanam =Jumlah I,II,III ….
IP Maks ( % ) 200
Indeks Pertanaman (IP)
….
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas
….
Tanam = (d)/(c)x100 %
17
Indeks Kondisi
Bobot Nilai
Uraian Final Bagian Yang
% % Ada Maksimum
% %
1 2 3 4 5
Produktivitas hortikultura
….. (a)
rata-rata (ton/ha)
Produktivitas hortikultura
….. (b)
yang ada (ton/ha)
Prosentase Produktivitas
….. (c)
hortikultura = (b)/(a)x100 %
Bila produktivitas hortikultura yang ada >
rata-rata maka Prosentase Produktivitas
hortikultura (c) ditulis 100 %.
18
Indeks Kondisi
Bobot Nilai
Uraian Final Bagian Yang
% % Ada Maksimum
% %
1 2 3 4 5
- Belum berkembang (30 %)
Rapat P3A / GP3A / IP3A dengan
3 … 20 … 2.00
Ranting/Pengamat.
- 1/2 bulan sekali (100 %)
- 1 bulan sekali (60 %)
- Ada tidak teratur (40 %)
- Belum ada (0 %)
19
• Penilaian kinerja untuk saluran dapat dilakukan pada tiga titik utama yaitu
bagian : hulu, tengah dan hilir. Namun apabila diantara zona hulu-tengah
atau zona tengah -hilir terdapat kerusakan maka pembagian pembobotan
rata-rata sesuai dengan zonanya.
• Indikator Penilaian:
Dalam penentuan indikator penilaian dibagi dalam beberapa kelompok
sebagai berikut:
1. Prasarana fisik terdiri dari 5 indikator penilaian:
- Baik Sekali : 90-100%
- Baik : 80-<90%
- Sedang : 60-<80%
- Jelek : 1-<60%
- Tidak Berfungsi : 0%
2. Untuk non fisik (produktivitas tanaman, sarana penunjang, organisasi
personalia, dokumentasi dan GP3A/IP3A) terdiri dari 4 indikator
penilaian:
- Baik Sekali : 90-100%
- Baik : 80-<90%
- Sedang : 60-<80%
- Jelek : < 60%
20
d. Bobot dan Indikator Penilaian Sistem Irigasi Rawa Jaringan Tersier
• Pembobotan :
Dalam menentukan bobot penilaian kinerja sistem irigasi jaringan tersier
dengan mempertimbangkan keterkaitan beberapa komponen dalam
pengelolaan sistem irigasi tersier dengan bobot maksimum sebagai berikut:
Indeks Kondisi
Bobot Nilai
Uraian Final Bagian Yang
Maksimum
% % Ada
%
%
1 2 3 4 5
I PRASARANA FISIK … … 25.00
1 Saluran … 100 … 11.00
1.1 Penampang Basah … 55 … 6.00
1.2 Berm … 18 … 2.00
1.3 Tanggul … 27 … 3.00
2 Bangunan … 100 … 11.00
2.1 Bangunan Pintu (tergantung pada jenis) … 100 … 7.00
- Lantai/Pondasi … 25 … 1.750
- Dinding … 25 … 1.750
- Sayap … 25 … 1.750
- Daun Pintu … 25 … 1.750
2.2 Bangunan Penunjang … 100 … 4.00
saringan sampah, hand rail, gorong-
… 100 … 4.00
gorong, peilscall, dll
3 Jalan Produksi / Usaha Tani … 100 … 3.00
3.1 Kondisi Jalan Produksi/Usaha Tani 100 3.00
II PRODUKTIVITAS TANAM … 100 …
15.00
(Tahun sebelumnya)
1 Realisasi luas tanam … 20 … 3.00
Luas Baku (Ha)
Realisasi
Musim Tanam Tanam
(Ha)
- MT I …..
- MT II ….
- MT III ….
Areal Tanam =Jumlah I,II,III
IP Maks ( % ) 200
Indeks Pertanaman (IP) ….
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas ….
Tanam = (d)/(c)x100 %
21
Indeks Kondisi
Bobot Nilai
Uraian Final Bagian Yang
Maksimum
% % Ada
%
%
1 2 3 4 5
3 Produktivitas Hortikultura/tanaman keras
… 40 … 6.00
Dominan
Produktivitas hortikultura
….. (a)
rata-rata (ton/ha)
Produktivitas hortikultura
….. (b)
yang ada (ton/ha)
Prosentase Produktivitas
….. (c)
hortikultura = (b)/(a)x100 %
Bila produktivitas hortikultura yang ada >
rata-rata maka Prosentase Produktivitas
hortikultura (c) ditulis 100 %.
22
Pembobotan penilaian kinerja sistem irigasi jaringan tersier dapat
dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lapangan
diantaranya adalah :
• Komponen Saluran
• Indikator Penilaian:
Dalam penentuan indikator penilaian dibagi dalam beberapa kelompok
sebagai berikut :
1) Prasarana fisik terdiri dari 5 indikator penilaian:
- Baik Sekali : 90-100%
- Baik : 80-< 90%
- Sedang : 60-<80%
- Jelek : 1 - < 60%
- Tidak Berfungsi : 0 - <1%
23
5 Dokumentasi 5 2,5 5
6 P3A 20 10 15
JUMLAH 100 55 77,5
• Kategori Kinerja:
Berdasarkan hasil penilaian kinerja sistem irigasi jaringan tersier
dihasilkan Indeks kinerja dengan nilai :
▪ 80-100 : kinerja sangat baik
▪ 70-79 : kinerja baik
▪ 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
▪ < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
t11 5 1 ta5 1 Tabel 05.Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Rawa (utama dan tersier)
untuk luasan di atas 1000 Ha
Sistem Irigasi Jaringan Utama Sistem Irigasi Jaringan Tersier
Indeks Indeks Nilai
Kondisi Bobot Kondisi Bobot Total
No. Komponen No. Komponen
yang (80%) yang (20%)
Ada Ada
1. Prasarana Fisik 45 36 1. Prasarana Fisik 25 5 41
Produktivitas Produktivitas
2. 15 12 2. 15 3 15
Tanam Tanam
3. Sarana Penunjang 10 8 3. Kondisi OP 20 4 12
Organisasi dan Organisasi dan
4. 15 12 4. 15 3 15
Personalia Personalia
5. Dokumentasi 5 4 5. Dokumentasi 5 1 5
6. GP3A/IP3A 10 8 6. P3A 20 4 12
tl 1 Tabel 06. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Rawa (utama dan tersier)
untuk luasan di atas 150-1000 Ha.
6. GP3A/IP3A 10 6 6. P3A 20 8 14
24
tab 1 Tabel 07. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Rawa (utama dan tersier)
untuk luasan di bawah 150 Ha.
Sistem irigasi jaringan utama Sistem Irigasi Jaringan Tersier
Indeks Indeks Nilai
Kondisi Bobot Kondisi Bobot Total
No. Komponen No. Komponen
yang (50%) yang (50%)
Ada Ada
1. Prasarana fisik 45 22.5 1. Prasarana Fisik 25 12.5 35
Produktivitas Produktivitas
2. 15 7.5 2. 15 7.5 15
tanam Tanam
3. Sarana penunjang 10 5 3. Kondisi OP 20 10 15
Organisasi dan Organisasi dan
4. 15 7.5 4. 15 7.5 15
Personalia Personalia
5. Dokumentasi 5 2.5 5. Dokumentasi 5 2.5 5
6. GP3A/IP3A 10 5 6. P3A 20 10 15
e. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Sistem Irigasi rawa (utama dan tersier)
1. Kelompok 1 untuk DIR lebih dari 1000 ha
- bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 80%.
- bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 20%.
2. Kelompok 2 untuk DIR antara 150 ha - 1000 ha
- bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 60%.
- bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 40%.
3. Kelompok 3 untuk Daerah Irigasi Rawa < 150 ha
- bobot jaringan utama terhadap total kinerja sebesar 50%.
- bobot jaringan tersier terhadap total kinerja sebesar 50%.
25
4. PAKSI
PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi) Rawa adalah sebuah sistem yang
dibangun dengan tujuan menggabung pelaksanaan Pengelolaan Aset Irigasi Rawa
dengan Penilaian Kinerja Sistem Irigasi rawa dalam satu sistem informasi atau
disebut dengan ePAKSI. Hal ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan sebagai
berikut:
Penggabungan kedua modul PAI dan IKSI adalah sejalan dengan pelaksanan ICT
(Information and Communication Technologies) yang praktis, good data governance,
serta ICT Blue Print (Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang tertera
dalam Permen PUPR No. 35/PRT/M/2016.
26
4.2 Teknologi ePAKSI
j
27
4.4.2 Pelatihan/Bimbingan Teknis
❖ Pelatihan/Bimbingan Teknis di Tingkat Pusat (TOT bagi Staf Pemerintah):
Adapun maksud dari kegiatan TOT (Training of Trainer) kepada staf
pemerintah adalah agar pelaksanaan supervisi dan pelaksanaan baseline
maupun update PAKSI pada setiap DIR per kewenangan dapat dilakukan
secara periodik, real-time, dan mandiri oleh para staf pemerintah.
Pelatihan/bimbingan teknis ini dilakukan oleh Direktorat Bina OP, Ditjen SDA
Kementerian PUPR, dan yang menjadi peserta dalam kegiatan TOT ini adalah:
• Staf Direktorat Bina OP;
• Staf Direktorat Irigasi dan Rawa;
• Staf Direktorat PJSDA, Subdit SISDA;
• Staf BBWS/BWS; dan
• Staf Dinas PU/PSDA Provinsi/Kabupaten dan Kota.
Bagi para staf pemerintah yang telah dilatih menjadi trainer, secara periodik
maupun rutin akan melatih staf lain di lingkungan kerjanya masing-masing
termasuk petugas operasi dan pemeliharaan di tingkat DIR, sehingga nantinya
dapat melakukan kegiatan PAKSI secara periodik ataupun real-time di
lapangan dan memasukan semua data dimaksud ke dalam web-PAKSI dengan
menggunakan aplikasi android apabila terdapat penambahan (pembangunan
baru, rehabilitasi/peningkatan) ataupun kerusakan khususnya aset jaringan
irigasi rawa dan pengukuran kinerja sistem irigasi rawa.
28
para tenaga surveyor/enumerator termasuk didalamnya para petugas OP, P3A,
dan wakil perguruan tinggi (apabila diperlukan). Sedangkan yang menjadi
narasumber dari kegiatan ini adalah:
• Narasumber tingkat Pusat (Direktorat Bina OP, Direktorat Irigasi dan Rawa,
Direktorat PJSDA/Subdit. SISDA) yang telah dilatih menjadi trainer dalam
kegiatan TOT; dan
• Dapat melibatkan trainer dari staf pemerintah(BBWS/BWS, Dinas PU/PSDA
Provinsi/Kabupaten dan Kota) yang telah dilatih pada kegiatan TOT yang
dilakukan oleh Direktorat Bina OP.
• Variabel kondisi lokasi DIR dan pelaksanaan DIR, dimana dapat terdiri dari
beberapa karakter misalnya i) luas DIR berdasarkan kewenangan yang
terdiri dari 3 (tiga) yakni kewenangan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,
dan ii) terletak pada daerah berbukit/dataran tinggi dan pada daerah
dataran rendah;
• Variabel sumber daya manusia yang telah dilatih;
• Variabel materi pelatihan (training);
• Variabel metodologi pelaksanaan PAKSI; dan
• Variabel aplikasi android berbasis web.
Tenaga QC adalah para trainer yang telah dilatih pada kegiatan TOT, dan
merupakan tenaga staf dari BBWS/BWS, Dinas PU SDA Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Kemudian para QC di tingkat daerah akan dikoordinir oleh
Tim Teknis QC yang diadakan oleh Direktorat Bina OP dan bertugas di Pusat.
Adapun hasil monev tenaga QC dari masing-masing DIR berdasarkan
kewenangan akan dilaporkan kepada Direktorat Bina OP. Hasil laporan
tenaga QC akan dipakai oleh Direktorat Bina OP untuk melakukan
penyempurnaan pelaksanaan PAKSI nantinya. Narasumber/pelatih bagi pada
tenaga QC adalah Tim TA-ADB yang bertanggung jawab membangun sistem
e-PAKSI berbasis web. Namun dengan telah dilatihnya Tim Staf Pemerintah di
tingkat pusat (Direktorat Bina OP, Direktorat Irigasi dan Rawa, Direktorat
PJSDA-Subdit SISDA) pada kegiatan TOT, maka lebih lanjut tim ini akan
bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelatihan bagi tenaga QC yang
direkrut.
29
Start
Penelusuran
Aset Jaringan
Irigasi Rawa
Data Tindakan
Pencegahan &
Pengamanan
Data Pemeliharaan
Rutin untuk
Perawatan &
Perbaikan Ringan
Data Kerusakan
untuk Perawatan,
Perbaikan, &
Penggantian
Data Perbaikan
Darurat
Stop
Penelusuran
Aset Jaringan
Irigasi Rawa
5 0Gambar
Gambar04.
06.Tahapan Pelaksanaan
Tahapan PelaksanaanPengumpulan
PengumpulanData Infrastruktur
Data di Tingkat
Infrastruktur DI
di Tingkat
DIR dengan Aplikasi Android PAKSI
dengan Aplikasi Android PAKSI
30
Hasil monev QC terkait pelaksanaan PAKSI oleh user khususnya berkenaan
dengan variabel aplikasi Android berbasis web apabila perlu dimutahirkan dan
dikembangkan, maka tenaga QC IT akan melakukan tugas ini.
Adapun tenaga QC IT direkrut dan dilatih secara khusus, dan yang akan
melaksanakan pelatihan bagi tenaga dimaksud adalah Tim TA-ADB. Sedangkan
yang bertanggung jawab mengadakan tenaga QC IT adalah Direktorat PJSDA-
Subdit SISDA.
PAKSI
Database
Storage
Web-
PAKSI
Analisa
dan
Pelaporan
PAKSI
t7 1 Tabel 08. Kategori Aset, Sumber Data, & Jenis Data PAI & IKSI
Kategori Sumber Jenis
No. Uraian Keterangan
Aset Data Data
I Prasarana Fisik
Menggunakan Aplikasi
1 Saluran AB DL P
Android PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Bangunan AB DL P
Android PAKSI
Menggunakan Aplikasi
3 Tanggul pelindung AB DL P
Android PAKSI
Kantor, Perumahan dan Menggunakan Aplikasi
4 AB DL P
Gudang Android PAKSI
II Produktivitas Tanam
Menggunakan Aplikasi
1 Realisasi Luas Tanam N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
1.1 Padi N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Hortilkultura/tanaman
1.2 N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
keras dominan
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Produktivitas Padi N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
32
Kategori Sumber Jenis
No. Uraian Keterangan
Aset Data Data
Menggunakan Aplikasi
3 Produktivitas Hortikultura N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
III Sarana Penunjang
Menggunakan Aplikasi
1 Peralatan OP AP DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Transportasi AP DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Alat-Alat Kantor
3 AP DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
Ranting/Pengamat/UPTD
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
4 Alat Komunikasi AP DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
IV Organisasi dan Personalia
Menggunakan Aplikasi
1 Organisasi OP N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Personalia N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
V Dokumentasi
Menggunakan Aplikasi
1 Buku Data DIR N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Peta dan Gambar-Gambar N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
VI P3A/GP3A/IP3A
Menggunakan Aplikasi
1 Berbadan Hukum N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
2 Kondisi Kelembagaan N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Rapat dengan
3 N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
Ranting/Pengamat/UPTD
PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Aktif Survei/Penelusuran
4 N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
Jaringan
PAKSI
Partisipasi Perbaikan Menggunakan Aplikasi
5 Jaringan dan Penanganan N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
Bencana Alam PAKSI
Menggunakan Aplikasi
Iuran untuk Perbaikan
6 N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
Jaringan
PAKSI
Partisipasi dalam Menggunakan Aplikasi
7 Perencanaan Tata Tanam N/A DL, DS P, S Android PAKSI & Web-
dan Pengalokasian Air PAKSI
33
Catatan:
1. Kategori Aset :
AB : Aset bangunan infrastruktur di jaringan utama dan jaringan
tersier.
AP : Aset pendukung seperti kendaraan, alat komunikasi,
peralatan dan perlengkap OP, dan lain sebagainya
N/A : Tidak terkategori
2. Sumber Data :
DL : Data lapangan yang diambil di setiap DIR
DS : Data pendukung yang diambil dari instansi terkait.
3. Jenis Data :
P : Data primer
S : Data sekunder
Secara garis besar ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
perkiraan peningatan kinerja setiap DIR adalah sebagai berikut:
1) Lakukan PAKSI
2) Evaluasi per masing-masing komponen IKSI
3) Usulan rekomendasi masing-masing komponen yang dapat
meningkatkan kinerja sistem irigasi.
4) Tentukan skala prioritas penanganan sistem irigasi rawa berdasarkan
tingkatan urgenitas dalam tahun pelaksanaan; dan
5) Tentukan perkiraan peningkatan kinerja setelah dilaksanakannya
kegiatan penanganan sistem irigasi rawa sesuai dengan urgenitas dalam
tahun pelaksanaan.
34
Tabel 09. Tingkat Urgenitas Penanganan Aset Jaringan Irigasi Rawa
Target Tahun Pelaksanaan
Kinerja Nilai Skala Peningkatan (Tahun Ke-)
No Komponen Kriteria Kriteria Rekomendasi
(%) Maksimum Prioritas Kinerja
I II III IV V
Minimal
Prasarana
1
Fisik
Produktivitas
2
Tanam
3 Peralatan OP
Organisasi dan
4
Personalia
5 Dokumentasi
6 GP3A/IP3A
Total
Tabel 10. Contoh Tingkat Urgenitas Penanganan Aset Jaringan Irigasi Rawa (Prasarana Fisik tanpa Rehab)
Target Tahun Pelaksanaan
Kinerja Nilai Skala Peningkatan (Tahun Ke-)
No Komponen Kriteria Kriteria Rekomendasi
(%) Maksimum Prioritas Kinerja
I II III IV V
Minimal
1 Prasarana Fisik 35 45 78 Baik 6 35 35 35 35 35 35 78 Baik
Produktivitas
2 9 15 60 Kurang 5 9 10 12 12 12 12 80 Baik
Tanam
Baik
3 Peralatan OP 4 10 40 Kurang 3 4 7 9 9 9 9 90
sekali
Organisasi dan Baik
4 5 15 33 Kurang 1 15 8 10 12.5 12.5 13 87
Personalia sekali
Baik
5 Dokumentasi 2 5 40 Kurang 2 5 4 4.5 4.5 4.5 4.5 90
sekali
Baik
6 GP3A/IP3A 5 10 50 Kurang 4 5 7 7 9 9 9 90
sekali
Total 60 100 73 71 77.5 82 82 82.5
35
Tabel 11. Contoh Tingkat Urgenitas Penanganan Aset Jaringan Irigasi Rawa (Prasarana Fisik dengan Rehab)
Target Tahun Pelaksanaan
Kinerja Nilai Skala Peningkatan (Tahun Ke-)
No Komponen Kriteria Kriteria Rekomendasi
(%) Maksimum Prioritas Kinerja
I II III IV V
Minimal
1 Prasarana Fisik 25 45 56 Kurang 6 35 35 35 40 40 40 89 Baik
Produktivitas
2 9 15 60 Kurang 5 9 10 12 12 12 12 80 Baik
Tanam
Baik
3 Peralatan OP 4 10 40 Kurang 3 4 7 10 10 10 10 100
sekali
Organisasi dan Baik
4 5 15 33 Kurang 1 15 8 10 12.5 12.5 15 100
Personalia sekali
Baik
5 Dokumentasi 2 5 40 Kurang 2 5 4 5 5 5 5 100
sekali
Baik
6 GP3A/IP3A 5 10 50 Kurang 4 5 7 7 9 10 10 100
sekali
Total 50 100 73 71 79 88.5 89.5 92
36
4.5 Tahapan Pelaksanaan
Adapun keberlanjutan pengelolaan irigasi rawa di setiap DIR diawali dengan
adanya proses identifikasi kondisi semua aset dan kinerja sistem irigasi rawa. Hal
ini dilakukan dalam 2 (dua) tingkatan tahapan, yakni tingkatan tahapan baseline
dan tingkatan tahapan update. Dalam tahapan baseline, semua DIR yang belum
pernah dilakukan kegiatan PAKSI maka wajib dilaksanakan kegiatan identifikasi
guna menentukan kondisi semua aset dan kinerja sistem irigasi rawa. Sedangkan
bagi DIR yang telah dilaksanakan kegiatan baseline PAKSI sebelumnya, maka
secara periodik/pertahun akan dilakukan kegiatan update PAKSI hingga tahun
ke 5 (lima) sebagaimana diatur dalam Permen PUPR tentang PAI. Dengan
demikian, dalam DIR yang bersangkutan pasca tahun ke 5 perlu dilakukan
kembali kegiatan baseline PAKSI. Selanjutkan kedua tahapan ini akan dilakukan
secara bergantian.
5. LOKASI PELAKSANAAN
Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan PAKSI adalah pada seluruh DIR yang
dikelola oleh pemerintah.
37