Anda di halaman 1dari 89

FINAL

PEDOMANPENGUKURAN KINERJA
ORGANISASI PENGELOLA
SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI
(RBO Performance Benchmarking)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

i
Kata Pengantar

Berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber


daya air, saat ini wewenang dan tanggung jawab tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan tersebut didasarkan pada


keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:

1. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah
sungai strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah.
2. wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah
provinsi;
3. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota
menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;
Kewenangan dan tanggung jawab tersebut, perlu diwujudkan dalam pengelolaan
sumber daya air yang terpadu Integrated Water Resources Management (IWRM)
dan pengelolaannya didasarkan pada “one river basin, one integrated plan, one
integrated management” yang merupakan satu-kesatuan pengelolaan dari hulu,
tengah dan hilir beserta seluruh stakeholder yang terintegrasi. Untuk itu dibutuhkan
River Basin Organization (RBO) berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dalam rangka Pengelolaan SDA yang handal dan
profesional.
Wujud UPT yang menjadi kepanjangan tangan untuk penyelenggaraan pengelolaan
SDA yang menjadi kewenangan pemerintah antara lain: Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan fungsi-fungsi yang melekat pada
SNVT, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT), sedangkan wujud UPTD yang saat ini
baru dibentuk di tingkat provinsi yaitu Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA)
Provinsi.
BBWS, BWS, BPSDA dan PJT yang merupakan River Basin Organization (RBO)
adalah ujung tombak dalam penyelenggaraan pengelolaan SDA di wilayah sungai
yang langsung memberikan layanan kepada masyarakat harus mengubah pola pikir
(mind set) dari orientasi pembangunan ke orientasi pelayanan serta berupaya
kinerjanya berbasis hasil (output) untuk terwujudnya manfaat (outcome), untuk itu
dibutuhkan:
1. Dukungan/Komitmen yang kuat dari pemangku kebijakan;
2. Dukungan manajemen (tata kelola) yang profesional;
3. Dukungan sumberdaya yang handal yaitu: sumberdaya manusia (SDM), sumber
pendanaan, pengetahuan teknologi dan peralatan.
Untuk mengukur kinerja RBO (BBWS, BWS, BPSDA, PJT), Direktorat Jenderal SDA,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggunakan alat/tool River

ii
Basin Organization (RBO) Performance Benchmarking yang dikeluarkan oleh
Networks of Asian River Basin Organization (NARBO) yang telah dilaksanakan oleh
anggota NARBO di 18 negara di Asia. Khusus untuk RBO (BBWS, BWS, BPSDA,
PJT) di Indonesia, indikator pengukuran kinerja RBO telah disesuaikan dengan
kebutuhan dalam rangka mewujudkan keterpaduan pengelolaan sumber daya air di
Indonesia.
Untuk itu diharapkan agar semua RBO (BBWS, BWS, BPSDA, PJT) dapat
melaksanakan RBO Performance Benchmarking yang dilengkapi dengan rencana
aksi (action plan) 5 tahunan di unit kerja masing-masing yang dipakai sebagai acuan
penyusunan anggaran kegiatan RBO (BBWS, BWS, BPSDA, PJT) serta melakukan
evaluasi kinerja setiap tahunnya.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktur Jenderal,

Ir. Hari Suprayogi, M. Eng


NIP. 195911071985031002

iii
PEDOMAN PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGELOLA
SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 2
1.3. Acuan & Normatif 2
1.4. Pengertian-Pengertian 2

BAB 2. PROSEDUR PENGUKURAN KINERJA RBO


2.1. Prinsip Pengukuran Kinerja RBO 5
2.2. Manajemen RBO Harus Berubah 5
2.3. Bagan Alir Pengukuran Kinerja RBO 6
2.4. Tata Cara Pengukuran Kinerja RBO 7
2.4.1. Perintah Dirjen SDA tentang pelaksanaan RBO
Performance Benchmarking (RBO-PB) 7
2.4.2. Sosialisasi RBO-PB oleh Kepala RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) 7
2.4.3. Pembentukan Tim Self Assessment (Penilai) Kinerja RBO 7
2.4.4. Pelatihan Pengukuran Kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) 7
2.4.5 Penyusunan dan Mid Term Review Laporan SA 8
2.4.6. Pemahaman Balance Scorecard 8
2.4.7. Bidang Kinerja Kritis dan Indikator 9
2.4.8. Pengukuran Kinerja RBO oleh Tim Penilai Kinerja 9
2.4.9. Pengumpulan Data Pendukung 9
2.4.10. Penyusunan Rencana Aksi (Action Plan) 10
2.4.11. Pertemuan Konsultasi dengan Pemilik Kepentingan (Stakeholder) 10
2.4.12. Penyusunan Laporan Penilaian RBO oleh Tim SA 10
2.4.13. Persyaratan Menjadi Peer Reviewer 10
2.4.14. Penilaian Kinerja RBO oleh Tim Peer Review 11
2.4.15. Pemantauan dan Evaluasi oleh Kepala RBO 11
2.5. Pemantauan dan Evaluasi oleh Ditjen SDA/Dit BPSDA 11

BAB 3. KEGIATAN PENINGKATAN KINERJA RBO


3.1. Parameter Pengukuran Kinerja 12
3.2 Daftar Kegiatan untuk Meningkatkan Kinerja RBO 12
3.3. Melaksanakan Review Rencana Aksi RBO 17
3.4. Penyusunan Kegiatan dan Anggaran Berbasis Pengukuran Kinerja 17
3.5. Verifikasi Penyusunan Anggaran RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Berbasis Rencana Aksi 17
3.6. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan
Kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) 18

BAB 4. MEKANISME PENILAIAN UNTUK BERBAGAI MACAM RBO


4.1. Jenis RBO 19
4.2 Cara Menerapkan Penilaian oleh RBO 19

iv
Lampiran-Lampiran :
1. Indikator RBO Performance Benchmarking
2. Contoh Data Pendukung untuk Masing-Masing 16 Indikator
3. Rencana Aksi (Action Plan) RBO
4. Nota Kesepakatan Tim Self Assessment & Tim Peer Review
5. Format Laporan Self Assessment
6. Contoh Laporan Peer Review

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelolaan sumberdaya air di Indonesia menghadapi persoalan yang sangat


kompleks, mengingat disamping air mempunyai fungsi sosial budaya, ekonomi dan
lingkungan yang masing-masing dapat saling bertentangan, juga interaksi ruang
yang terbatas dan tidak terbarukan memunculkan dimensi persoalan baru yaitu
pemanfaatan SDA dan pemanfaatan ruang untuk kehidupan manusia. Dengan
terjadinya perubahan iklim global, semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
intensitas kegiatan ekonomi, telah mengancam ketersediaan air yang ada.

Pembukaan lahan guna keperluan perluasan daerah pertanian, perkebunan,


pemukiman dan industri yang tidak mengindahkan peraturan, juga tidak terkoordinasi
dengan baik dalam suatu kerangka pengembangan tata ruang, telah mengakibatkan
terjadinya degradasi lahan, erosi, tanah longsor, banjir. Disamping itu, perkembangan
kawasan perkotaan yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya peningkatan
konflik antara para pengguna air baik untuk kepentingan rumah tangga, pertanian
dan industri, termasuk penggunaan air permukaan dan air bawah tanah di perkotaan
yang tidak terkendali.

Akibat perkembangan kawasan perkotaan yang sangat cepatmenyebabkan pula


meningkatnya pencemaran dan perusakan lingkungan, termasuk oleh limbah bahan
berbahaya beracun (B3), sehingga struktur dan fungsi ekosistem yang menjadi
penunjang bagi kehidupan masyarakat menjadi rusak. Pencemaran pada sumber-
sumber air tersebut akan menjadi beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan
pemerintah harus menanggung biaya pemulihannya.

Berdasar pada permasalahan tersebut, perlu diwujudkan pengelolaan sumber daya


air yang terpadu/integrated water resources management (IWRM) dan pengelolaannya
didasarkan pada one plan, one river basin, one integrated management yang
merupakan satu-kesatuan pengelolaan dari hulu-tengah dan hilir. Untuk itu dibutuhkan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan/atau Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dalam
rangka Pengelola SDA yang handal dan profesional.

Wujud UPT yang menjadi kepanjangan tangan untuk menyelenggarakan pengelolaan


SDA yang menjadi kewenangan pemerintah antara lain: Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan fungsi-fungsi yang melekat pada
SNVT, Perum Jasa Tirta (PJT), dan UPT yang menjadi kepanjangan tangan dari
instansi lain, sedangkan wujud UPTD yang saat ini baru dibentuk di tingkat provinsi
yaitu Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Provinsi.

BBWS, BWS, BPSDA dan PJT yang merupakan River Basin Organization (RBO)
adalah ujung tombak dalam penyelenggaraan pengelolaan SDA di wilayah sungai
yang langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat harus mengubah pola
pikir (mind set) dari orientasi pembangunan ke orientasi pelayanan dan
berupaya kinerjanya berbasis hasil (output) untuk terwujudnya manfaat
(outcome). Untuk itu dibutuhkan: 1) Dukungan/Komitmen yang kuat dari pemangku
kebijakan; 2) Dukungan manajemen yang profesional; 3) Dukungan sumberdaya
yang handal yaitu: sumberdaya manusia (SDM), sumber pendanaan, pengetahuan
teknologi dan peralatan.

1
Untuk mengukur kinerja BBWS, BWS, BPSDA dan PJT, Direktorat Jenderal SDA,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggunakan alat/toolRiver
Basin Organization (RBO) Performance Benchmarking yang dikeluarkan oleh
Networks of Asian River Basin Organization (NARBO) yang telah dilaksanakan oleh
anggota NARBO di 18 negara di Asia.

Kegiatan Performance Benchmarking ini telah dilaksanakan pada sebagian


Organisasi Pengelola SDA Wilayah Sungai (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) di Indonesia
sejak tahun 2006 namun terdapat kendala belum berkesinambungannya kegiatan
RBO performance benchmarking antara lain: 1) Kurangnya dukungan pimpinan
Pusat, Daerah, BBWS/BWS/BPSDA/PJT terhadap kegiatan ini, 2) Penyusunan
anggaran tahunan tidak dikaitkan dengan upaya peningkatan kinerja berdasarkan
action plan yang tertuang dalam self assessment report of performance
benchmarkng yang telah dilakukan dan dikaji ulang oleh Peer Review Team of
Performance Benchmarking, 3) Belum seluruh RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) yang
telah melaksanakan performance bencmarking telah menyusun action plan/rencana
aksi 5 tahunan yang merupakan dasar bagi penyusunan anggaran tahunan BBWS
/BWS/BPSDA/PJT, 4) Kegiatan performance benchmarking belum merupakan tolak
ukur dalam DIPA/DIPDA atau rencana anggaran tahunan BBWS /BWS/BPSDA/PJT.

Karena hal tersebut diatas, perlu disusun pedoman pengukuran kinerja organisasi
Pengelola SDA Wilayah Sungai (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) yang dapat dijadikan
acuan bagi semua pihak dalam penyelenggaraan pengelolaan SDA terpadu.

1.2. Maksud dan Tujuan


 Maksud pedoman ini adalah memberikan acuan kepada pimpinan dan staf
BBWS/BWS/BPSDA/PJT, Pimpinan/Staf Ditjen SDA, Tim Self Assessment
dan Tim Peer Review dalam upaya meningkatkan secara bertahap dan
berkelanjutan kinerja BBWS/BWS/BPSDA/PJT.
 Tujuan Pedoman ini adalah terwujudnya pelayanan pengelolaan SDA yang
terpadu dan berkelanjutan oleh BBWS/BWS/BPSDA/PJT

1.3. Acuan Normatif


Acuan normatif sebagai dasar pedoman ini adalah:
 Peraturan perundang-undangan tentang sumberdaya air / pengairan
 Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sumberdaya air/
pengairan antara lain yang mengatur tentang:
1. Pemerintahan Daerah
2. Lingkungan Hidup
3. Kehutanan
4. Energi dan Sumber Daya Mineral
5. Penataan Ruang
6. Pertanian
7. Meteorologi, Klimatologi, Geofisika.

1.4. Pengertian-Pengertian
1. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.

2
2. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksana-
kan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air.
3. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam meren-
canakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian
daya rusak air.
4. Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan
secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pengelolaan sumber daya air.
5. Perencanaan Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan adalah hasil
perencanaan tata pengaturan air dan tata pengaturan air.
6. Wilayah sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya
air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil
yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km 2.
7. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
8. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan
serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun
yang akan datang.
9. Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara
optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.
10. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menang-
gulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan
oleh daya rusak air.
11. Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan.
12. Operasi adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan
air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber
daya air.
13. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk merawat sumber air dan prasarana
sumber daya air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber
air dan prasarana sumber daya air.
14. Prasarana sumber daya air adalah bangunan air beserta bangunan lain
yang menunjang kegiatan pengelolaan sumber daya air, baik langsung
maupun tidak langsung.
15. Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pengelolaan sumber daya air.
16. River Basin Organization (RBO) adalah organisasi pengelola sumber
daya air wilayah sungai yaitu: Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai
Wilayah Sungai (BWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), dan
Perum Jasa Tirta (PJT) atau dengan nama lain, termasuk unit-unit yang
mendukungnya (SKPD Propinsi, SKPD Kabupaten/Kota, dan jajaran di
bawahnya).
17. Performance adalah kinerja suatu organisasi, dalam hal ini kinerja RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT).

3
18. Benchmarking adalah “patok” atau titik ukur saat ini untuk mewujudkan
perbaikan kedepan secara terus menerus melalui perbandingan dengan
nilai dan standar (internal maupun eksternal) yang relevan dapat tercapai
19. RBO performance benchmarking adalah pengukuran kinerja RBO
dengan menggunakan tools/alat ukur yang dikeluarkan oleh NARBO yang
sudah dimodifikasi untuk menilai kinerja BBWS/BWS/BPSDA/PJT berda-
sarkan 5 bidang kritis, 16 indikator dan parameter bernilai dari 0 - 4.
20. NARBO adalah Networks of Asian River Basin Organization merupakan
jaringan komunikasi diantara RBO di kawasan Asia.
21. Self assessment merupakan pengukuran kinerja RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) yang dilakukan oleh pimpinan dan staf RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) sendiri dengan membandingkan terhadap norma, standar,
pedoman dan/atau kriteria yang telah ditetapkan dengan tujuan menjamin
adanya perbaikan berlanjut kinerja RBO.
22. Peer review merupakan kegiatan kaji ulang yang dilakukan oleh mitra
sejawat (peer) untuk mengukur tingkat objektivitas dari hasil penilaian Tim
Self Assessment atas kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).
23. Kinerja RBO merupakan gambaran hasil kerja atau tingkat prestasi RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT) yang menjadi kenyataan dan dinyatakan
dalam penilaian angka tertentu berdasarkan tool NARBO.
24. Balance Scorecard merupakan penilaian secara seimbang terhadap 5
bidang kritis yaitu: 1) misi, 2) pemilik kepentingan, 3) pembelajaran dan
pertumbuhan, 4) tata kelola usaha internal, dan 5) keuangan.

CATATAN :

a. Sesuai Amar Putusan MK, undang-undang sumber daya air diminta


kembali ke UU 11 Tahun 1974 tentang Pengairan Bab IV pasal 8
Perencanaan Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan identik
atau serupa dengan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (Pola PSDA)
dan Perencanaan Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan
identik atau serupa dengan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
(Rencana PSDA)
b. Selanjutnya didalam pedoman ini digunakan istilah Pola PSDA dan
Rencana PSDA

4
BAB 2. PROSEDUR PENGUKURAN KINERJA RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT)

2.1 Prinsip Pengukuran Kinerja RBO


Penilaian Kinerja RBO (RBO Performance Benchmarking) berprinsip pada
SMART artinya:
 Specific (simple, sensible, significant).
 Measurable (meaningful, motivating).
 Achievable (agreed, attainable).
 Relevant (reasonable, realistic and resourced, results-based).
 Time bound (time-based, time limited, time/cost limited, timely, time-
sensitive).
Pengertian di atas bila dijabarkan menjadi:
 Sederhana namun bermakna;
 Output/outcome terukur, dapat dinyatakan secara kuantitatif atau kualitatif,
dan penuh motivasi;
 Dapat dicapai berdasarkan kesepakatan;
 Penilaian kinerja saat ini dan target kedepan harus masuk akal, realistik
berdasarkan hasil / bukti-bukti yang ada;
 Jangka waktu terikat atau kepastian waktu.

2.2 Manajemen RBO Harus Berubah, antara lain:


1. Kepala RBO, unsur pembantu pimpinan dan staf harus merubah mindset
(pola pikir) dari orientasi pembangunan ke orientasi pelayanan,
2. Seluruh bidang/seksi dan staf secara serentak dan terkoordinasi mengapli-
kasikan program dan kegiatan sesuai jadwal rencana,
3. Seluruh pimpinan dan staf memahami dan menerapkan peraturan per UU
an/SOP sesuai tugas dan fungsinya,
4. Kepala RBO mengkoordinasikan program dan kegiatan yang dilaksanakan
unit-unit sehingga dapat merupakan satu kesatuan dengan hasil yang
terukur,
5. Seluruh pimpinan dan staf RBO harus dapat mewujudkan kerjasama dan
harmonisasi tim secara baik,
6. Pimpinan dan staf senantiasa mendorong terwujudnya kerjasama antar
stakeholders (pemilik kepentingan), koordinasi vertikal dan koordinasi
horizontal dapat terlaksana dengan baik,
7. Umpan balik, masukan, usulan dari stakeholders harus direspon dan
ditindaklanjuti dengan cepat,
8. Perlu dilakukan pemantauan, pengendalian terhadap kinerja RBO secara
berkala dan berkelanjutan.

Meningkatkan kapasitas pimpinan dan staf RBO senantiasa harus dilakukan


melalui pendidikan dan pembinaan/bimbingan teknis manajemen pengelolaan
sumberdaya air.

5
2.3 Bagan Alir Pengukuran Kinerja RBO
INPUT OUTPUT
Perintah Dirjen SDA Surat Pengantar Dirjen
kepada Kepala RBO
Pemahaman Balance,
Scorecard & Indikator

Pelatihan RBO Performance Memahami & Mampu


Benchmarking Mengukur kinerja RBO

Mampu menyusu
laporan SA
Sosialisasi & Keputusan Tim SA oleh
Pembentukan Tim SA Kepala RBO
oleh Kepala RBO

Pengukuran Kinerja RBO


Hasil pengukuran setiap Bukti-bukti
oleh Tim SA
Indikator, draf laporan SA pendukung

Dan terususnya Slaporan


SA
Penyusunan Lap SA &
Rencana Aksi(Action Konsultasi dgn Konsep Lap SA &
plan) stakeholders Rencana Aksi

Persetujuan Laporan
Penyampaian Laporan SA oleh Kepala RBO
SA ke Dirjen SDA
Laporan SA diterima oleh Dirjen SDA,Dit. BPSDA
dan Dit Pengembangan jaringan SDA

Mid Term Review


oleh Tim SA Laporan Mid Term Review SA

1. Anggota Tim Peer Review


Dirjen SDA membentuk 2. Jadwal Pelaksaan Peer Review
Tim Peer Review

Pelaksanaan Peer Review dan pelaporan ke Dirjen SDA dan Dit


Pengembangan jaringan SDA, melalui Dit. BPSDA oleh Tim PR

Lap. Monev disampaikan ke Dirjen


Monitoring & Evaluasi SDA/Dit BPSDA satu tahun sekali
1. Kepala RBO (berkala)
Lap. Monev disampaikan ke Dirjen
2. Dit. BPSDA (1 thn sekali)
SDA & Ka. RBO (sbg feedback)

6
2.4. Tata Cara Pengukuran Kinerja RBO
Proses Pengukuran Kinerja RBO atau disebut RBO Performance Benchmarking
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
2.4.1. Perintah Dirjen SDA tentang pelaksanaan RBO Performance Benchmarking
(RBO-PB)
Direktur Jenderal Sumber Daya Air mengeluarkan perintah kepada kepala
RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) untuk melaksanakan RBO Performance
Benchmarking, perintah tersebut berisikan antara lain:
1. Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) diminta segera melaksanakan RBO
performance benchmarking dengan membentuk Tim Self Assessment,
menentukan jadual kapan dimulai dan kapan diselesaikan.
2. Melaporkan hasil self assessment kepada Direktur Jenderal SDA melalui
Direktorat Bina Pengelolaan SDA dan kapan rencana peer review akan
dilaksanakan.
2.4.2. Sosialisasi RBO-PB oleh Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) melaksanakan pertemuan awal dengan
pimpinan dan staf dalam rangka membangun komitmen bersama penerapan
RBO PB.
2.4.3. Pembentukan Tim Self Assessment (Penilai) Kinerja RBO
1. Berdasarkan perintah Dirjen SDA, Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
menetapkan Ketua, Sekretaris dan Anggota Tim Self Assessment yang
diwakili dari masing-masing bidang/seksi dan bagian/sub bagian.
Keterlibatan semua bidang/seksi, bagian/sub bagian diperlukan dalam
meningkatkan kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
2. Dalam ketetapan ini, berisikan uraian tugas dan tanggung jawab tim,
jadual kerja tim dan penyusunan laporan tim.
2.4.4. Pelatihan Pengukuran Kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
1. Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) menunjuk anggota tim self
assessment yang akan mengikuti pelatihan RBO performance
benchmarking. Pelatihan RBO PB dikoordinasikan dan diselenggarakan
oleh Direktorat BPSDA/Sub Direktorat Kelembagaan.
2. Para anggota Tim Self Assessment yang mengikuti pelatihan, diharapkan
memahami, mampu menjelaskan dan mengimplementasikan seluruh
aspek yang berkaitan dengan pengukuran kinerja (performance
benchmarking).
3. Para anggota Tim Self Assessment melaporkan hasil pelatihan yang
diperolehnya kepada Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).

7
2.4.5. Penyusunan dan Mid Term Review Laporan SA
1. Tim SA menyusun laporan SA berdasarkan kondisi tahun berjalan.
2. Setelah 6 (enam) bulan, Tim SA melakukan Mid Term Review Laporan
SA dan disampaikan ke Direktorat Bina PSDA sebagai bahan untuk peer
review.
3. Sekitar bulan Nopember, kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
menyampaikan kepada Direktur Jenderal SDA melalui Direktorat Bina
Penatagunaan SDA.

2.4.6. Pemahaman Balance Scorecard


Para anggota Tim Self Assessment dan Tim Peer Review harus memahami,
mampu menjelaskan dan mengimplementasikan pendekatan balance
scorecard yang meliputi penilaian terhadap 5 bidang kinerja kritis yaitu:
1. Misi dan Strategi;
2. Pemilik Kepentingan;
3. Pembelajaran dan Pertumbuhan Organisasi;
4. Tata Kelola Internal Organisasi;
5. Keuangan.
Bidang kinerja kritis tersebut bermuara pada Misi dan Strategi, karena
bidang kinerja kritis ini merupakan cita-cita masa depan yang hendak dicapai
(lihat gambar).

8
2.4.7. Bidang Kinerja Kritis dan Indikator
Lima bidang kinerja kritis tersebut masing-masing mempunyai indikator, jumlahnya
16 indikator sebagai berikut:

Bidang Kinerja Kritis No Indikator


A. Misi dan Strategi 1. Status Badan Pengelola SDA
2. Tata Kelola Sumber Daya Air
B. Pemilik Kepentingan 3. Keterlibatan Pengguna Air
4. Umpan Balik Pengguna Air
5. Kondisi Lingkungan Sumber Air
6. Konservasi SDA
C. Pembelajaran dan Pertumbuhan 7. Pengembangan Sumber Daya
Manusia
8. Pengembangan Teknik ,
9. Pembangunan, Peningkatan dan
Rehabilitasi Prasarana SDA
10. Pengembangan RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
D Tata Kelola Internal Organisasi 11. Perencanaan tata kelola di dalam
RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
12 Pendayagunaan SDA, Alokasi Air
dan Rekomtek/Perijinan
13 Pengendalian daya Rusak Air,
Kekeringan, dan Pengelolaan
Drainase Utama Perkotaan
14 Pengelolaan SISDA
E Keuangan 15 Efisiensi Keuangan
16 Pemulihan Biaya

2.4.8. Pengukuran Kinerja RBO oleh Tim Penilai Kinerja


1. Pemahaman balance scorecard dan indikator perlu dikuasai oleh anggota
Tim Self Assessment. Balance scorecard dikelompokkan dalam 5 (lima)
bidang kinerja kritis yaitu : Misi dan Strategi, Pemilik Kepentingan,
Pembelajaran dan Pertumbuhan, Tata Kelola Organisasi dan Keuangan.
2. Tim Self Assessment harus dapat merumuskan bidang kinerja mana yang
paling lemah, sehingga fokus perhatian terhadap peningkatan kinerja
yang terlemah dapat diwujudkan.
3. Tim Self Assessment melakukan penilaian kinerja RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) berdasarkan parameter dari angka 0 – 4 dengan interval
rata-rata 0,5. Namun Penilai dimungkinkan untuk memberikan nilai antara
nilai parameter yang tercantum.
Contoh: nilai 2,50 sudah lewat namun nilai 3,00 belum dapat dicapai
maka Penilai dapat memberikan nilai misalnya: 2,60; 2,65; 2,70; 2,75;
2,80; 2,85; 2,90; 2,95.
4. Tim Self Assessment melaksanakan pertemuan, mendapat arahan dari
Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan selanjutnya melaksanakan
pembagian tugas sesuai arahan Ketua Tim. Kemudian Tim menyusun

9
konsep laporan dan melaksanakan serangkaian pertemuan agar pemahaman
tentang penilaian kinerja kepada seluruh anggota tim sama.
5. Pengukuran/penilaian score masing-masing indikator kinerja dilakukan pada
kondisi saat ini pada tahun berjalan, dan kemudian kondisi 5 tahun ke
depan.
2.4.9. Pengumpulan Data pendukung
Bukti-bukti data pendukung dikumpulkan dan dimasukkan kedalam Filling
Box dipisahkan sesuai indikatornya sehingga jumlah filling box yang
disiapkan sebanyak 16 buah sesuai jumlah indikator yang diukur.
2.4.10. Penyusunan Rencana Aksi (Action Plan)
1. Setelah ada kesepakatan diantara anggota Tim Self Assessment, kemudian
dapat disusun rencana aksi sampai 5 tahun kedepan. Dokumen rencana
aksi dipaparkan dihadapan pimpinan dan staf dan selanjutnya disetujui oleh
Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).
2. Konsep ini dapat disampaikan ke para pemilik kepentingan dalam acara
konsultasi publik atau pertemuan lainnya.
3. Hasil masukan dalam konsultasi publik menjadi bahan pertimbangan dalam
rencana pengelolaan SDA kedepan.
2.4.11. Pertemuan Konsultasi Dengan Pemilik kepentingan (stakeholders)
1. Pertemuan ini dimaksud untuk mengklarifikasi kinerja RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) untuk mendapatkan opini dari masyarakat berkaitan dengan
kepuasan pelayanan oleh RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan untuk
mendapatkan saran-saran perbaikan.
2. Seyogyanya pertemuan konsultasi ini dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali
dalam setahun.
2.4.12. Penyusunan Laporan Penilaian RBO oleh Tim Self Assessment
1. Setelah score masing-masing indikator kondisi saat ini dan target 5 tahun
mendatang telah disepakati, serta rencana aksi juga sudah mendapat
tanggapan dari pimpinan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan para
pemilik kepentingan maka laporan RBO Self Assessment dapat difinalkan
untuk mendapat persetujuan dari Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/
PJT)
2. Laporan Self Assessment yang sudah disepakati dan disetujui Kepala
RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dikirimkan ke Direktorat Jenderal SDA,
Direktorat Bina PSDA, Direktorat Pengembangan Jaringan SDA, Subdit
Kelembagaan, sebanyak 6 eksemplar berikut softcopy untuk bahan peer
review dan evaluasi.

2.4.13. Persyaratan Menjadi Peer Reviewer


1. Mempunyai minat dan semangat untuk menjadi Peer Reviewer RBO
Performance Benchmarking.
2. Calon Peer Reviewer diusulkan oleh kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/
PJT) ke Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Direktorat Bina
Penatagunaan Sumber Daya Air.
3. Persyaratan pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) pengalaman di bidang
PSDA/di RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun.

10
4. Lolos seleksi awal yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Penatagunaan
Sumber Daya Air dan selanjutnya diundang mengikuti bimbingan teknis peer
reviewer.
5. Mengikuti bimbingan teknis peer reviewer yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Bina Penatagunaan Sumber
Daya Air.
6. Lulus seleksi akhir, mendapatkan sertifikat, dan ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air.

2.4.14 . Penilaian Kinerja RBO oleh Tim Peer Review


1. Direktur Jenderal SDA membentuk Tim Peer Review untuk melaksanakan
Peer Review pada RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) sesuai penugasannya.
2. Tim Peer Review berasal dari RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) yang
memiliki sertifikat sebagai peer reviewer. Dalam melaksanakan tugasnya
Tim Peer Review didampingi oleh fasilitator atau narasumber.
3. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan (selama 3 hari efektif), Tim Peer
Review harus dapat menyelesaikan tugasnya, untuk dapat mengklarifikasi,
memastikan dan mendapatkan opini, input dari luar.
4. Tim Peer Review dapat memanfaatkan pertemuan konsultasi dengan para
pemilik kepentingan untuk mendapatkan informasi/gambaran tentang
pelayanan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).
5. Tim menyusun laporan dan memaparkannya kepada Kepala RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan stafnya sesudah ada kesepakatan laporan
dapat difinalkan dan selanjutnya dapat disampaikan laporan tersebut ke
Direktorat Jenderal SDA, Direktorat BPSDA, Direktorat Pengembangan
Jaringan SDA dan Subdit Kelembagaan.

2.4.15. Pemantauan dan Evaluasi oleh Kepala RBO


1. Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) setiap tahun berkewajiban
melakukan pemantauan atas perkembangan kinerja RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) dan langsung menyampaikan hasil pantauan dan evaluasinya
pada rapat yang dihadiri pimpinan dan staf RBO (BBWS/ BWS/PSDA/PJT).
2. Pemantauan dan Evaluasi ini dilakukan secara berkala dan terus menerus
guna menjaga konsistensi kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/ PJT). Hasil
pemantauan dan evaluasinya setahun sekali disampaikan ke Direktur
Jenderal Sumber Daya Air melalui Direktur BPSDA/Kepala Subdit
Kelembagaan.
2.5. Pemantauan dan Evaluasi oleh Ditjen SDA/Dit BPSDA
Direktorat Jenderal SDA/Direktorat BPSDA/Subdit Kelembagaan wajib melaku-
kan pemantauan dan evaluasi atas kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan
senantiasa memberikan umpan balik (feedback) dalam rangka pengembangan
kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).

11
BAB 3. KEGIATAN PENINGKATAN KINERJA RBO

3.1. Parameter Pengukuran Kinerja


Parameter pengukuran kinerja RBO menggunakan parameter yang telah ditetapkan
NARBO untuk setiap indikator dari angka 0 sampai dengan 4 dengan interval 0,5.

3.2. Daftar Kegiatan Untuk Meningkatkan Kinerja RBO


Daftar kegiatan ini disusun secara sistematis per indikator untuk membantu Tim
Penilai menentukan nilai perolehan dan melengkapi dengan bukti-bukti (evidences).

Berkaitan dengan Misi yang tertuang dalam indikator 1 dan 2, sasarannya adalah
mewujudkan pengelolaan sumber daya air terpadu (IWRM).
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun rincian tupoksi (Masing-masing unit s/d eselon 4)
2. Menyiapkan Agenda Rapat Internal Mingguan dan Bulanan, Rapat Eks-
ternal Bulanan.
3. Menyiapkan pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai (TKPSDA WS).
4. Menyiapkan legalisasi pembentukan TKPSDA WS.
5. Melaksanakan sosialisasi, pengukuhan dan mengaktifkan TKPSDA WS
dengan memfasilitasi sidang/rapat sekurang-kurangnya 4 kali pertahun.
6. Memperkuat dan mengaktifkan Sekretariat TKPSDA WS, merancang
agenda dan pokok bahasan.
7. Melaksanakan komunikasi dan koordinasi dengan Ketua dan Ketua
Harian serta pimpinan instansi terkait yang dalam pengelolaan SDA.
8. Mensinergikan TKPSDA WS dengan Dewan SDA Provinsi karena wadah
koordinasi ini memiliki hubungan konsultatif dan koordinatif.
9. Mendokumentasi pendapat, usulan, konsensus pemilik kepentingan
(stakeholders).
10. Memfasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
(TKPSDA WS) Pada wilayah sungai.*)
11. Memfasilitasi kegiatan FGD, Koordinasi dan Kerjasama dalam rangka
Keterpaduan Pengelolaan SDA (IWRM).
12. Memfasilitasi pengintegrasian dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan
pola, rencana, program dan kegiatan Pengelolaan SDA dari semua instansi
yang terkait dalam pengelolaan SDA dan dengan renstra (bekerjasama
dengan Bappeda atau Asisten Pembangunan Provinsi).
13. Hasil pengintegrasian butir diatas dibahas dan dirumuskan dalam
pertemuan TKPSDA WS.
14. Mengkaji ulang pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga pengelola SDA
wilayah sungai (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) setiap 5 tahun sekali.
15. Memperkuat kapasitas lembaga pengelola SDA Wilayah Sungai (SDM,
manajemen, pendanaan, dan kebijakan).
16. Mendokumentasi UU, PP, Perpres, Permen/Kepmen, Kebijakan Daerah,
Perda (Provinsi/Kabupaten/Kota), Pergub, SK Gub/Bupati/Walikota.
17. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. *)

12
Berkaitan Dengan Pemilik Kepentingan yang tertuang dalam indikator 3,4,5 dan 6,
sasarannya adalah: meningkatnya kepuasan pelanggan, kondisi lingkungan WS dan
perilaku positif masyarakat.
Untuk mencapai hal ini diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pertemuan FGD, penyuluhan, dialog, kampanye publik dalam
rangka keterpaduan pengelolaan SDA
2. Memfasilitasi pertemuan konsultasi publik, dengan para pemilik kepentingan.
3. Menyebarluaskan hasil FGD, penyuluhan, dialog, kampanye publik, kon-
sultasi publik melalui website, WA group dan bahan publikasi.
4. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya air. *)
5. Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada ke-
giatan perencanaan, pelaksanaan, operasi & pemeliharaan, pemantauan
dan evaluasi pada kegiatan konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan
pengendalian daya rusak air melalui serangkaian kegiatan pertemuan
konsultasi masyarakat (PKM).
6. Menindak lanjuti usulan, harapan masyarakat secara adil dan proporsional
(tindak lanjut PKM).
7. Melaksanakan penyuluhan berkaitan dengan kondisi lingkungan meliputi:
Kondisi daerah tangkapan air, kondisi lingkungan jaringan sumber air,
pencegahan pencemaran air, pengelolaan air bersih dan sanitasi komunal.
8. Bersama-sama masyarakat melaksanakanperbaikan lingkungan WS melalui
kegiatan penanaman pohon kembali di lahan kritis, membangun antara
lain: sabo dam, cek dam, tampungan air, sumur resapan, parit jebakan,
biopori dan perbaikan dan rehabilitasi kondisi jaringan sumber air.
9. Melaksanakan pemberdayaan kelembagaan dan para pemilik kepentingan
dalam pengelolaan sumber daya air.
10. Melaksanakan kegiatan (pendampingan, bimbingan teknis, bantuan
teknis, program tata guna air, GNKPA dan pemberian stimulan) dalam
rangka mensejahterakan dan memperkuat kemandirian masyarakat dalam
pengelolaan SDA yang menjadi kewenangannya.
11. Menyiapkan dan melaksanakan tayangan website, menyiapkan brosur,
buletin, poster, baliho.
12. Melaksanakan pendataan jumlah areal sawah, jumlah pengguna air untuk
rumah tangga (air bersih dan sanitasi), penggunaan air untuk perkotaan
pengguna air untuk industri yang telah terlayani dan yang belum terlayani.
13. Melaksanakan peningkatan pelayanan air untuk RKI dan irigasi.
14. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung
sumber air pada wilayah sungai.
15. Melaksanakan perlindungan dan pelestarian sumber air, membangun waduk,
embung dan tampungan air lainnya, melaksanakan hemat air, mencegah
pencemaran air, memantau pencemaran dan kualitas air, melaksanakan
pengerukan jaringan sumber air di wilayah sungai.

Berkaitan dengan Pembelajaran dan Pertumbuhan yang tertuang dalam indikator 7, 8,


9 dan 10, sasarannya adalah: meningkatnya sumber daya manusia (SDM), pengem-
bangan teknik, pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi prasarana SDA, dan
pengembangan organisasi PSDA.

13
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Menambah jumlah SDM sesuai kebutuhan berdasarkan analisa beban
kerja (working load analysis).
2. Meningkatkan kapasitas SDM sesuai kompetensinya, melalui serangkaian
pelatihan substansi, manajemen, dan on the job training/learning by doing.
3. Memberikan apresiasi/penghargaan kepada staf dan pimpinan yang ber-
prestasi.
4. Mendorong masing-masing unit kerja untuk menyusun dan melengkapi
SOP/Pedoman.
5. Menyiapkan surat edaran dari Kepala RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
berkaitan dengan kedisiplinan, integritas dan semangat kerja dari masing-
masing staf/pimpinan.
6. Melaksanakan evaluasi dan peningkatan kapasitas dan jenjang karir.
7. Menyediakan dana yang memadai untuk pengembangan SDM.
8. Menyediakan data dan informasi kepegawaian dan pembinaan/bimbingan
teknis pegawai. Melaksanakan inventarisasi aset negara (prasarana dan
sarana SDA, gedung/kantor, rumah dinas, tanah pengairan, peralatan
kantor, alat berat, kendaraan roda 4 dan 2.
9. Melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan (OP, Rehab), monitoring
dan evaluasi prasarana SDA.
10. Melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,
peningkatan dan rehabilitasi prasarana SDA.
11. Melaksanakan kerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) SDA dalam rangka pengembangan teknik dan juga dengan
berbagai Balai seperti : Balai Litbang Sungai, Balai Hidrologi, Balai Litbang
Rawa, Balai Litbang Pantai, Balai Litbang Irigasi, Balai Keamanan Bendung-
an, Balai Sosekling SDA dll.
12. Melaksanakan pengembangan organisasi dengan membangun jaringan
kerja/net-working dengan instansi terkait dalam pengelolaan SDA utamanya
dengan: instansi pemerintahan provinsi, kabupaten/kota antara lain:
Bappeda, Bapedalda, Dinas PU/PSDA, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan,
BPDAS, BPSDA.
13. Melaksanakan kajian dan merumuskan perkuatan RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) selaku Unit PNBP/ Badan Layanan Umum (BLU) sehingga
memperkuat segi pendanaan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).
14. Membentuk Tim Pengelola Keuangan Unit PNBP/ Badan layanan Umum
(PK-BLU), yang bertugas menyiapkan seluruh dokumen, laporan, dan
draft surat permohonan penetapan Unit PNBP/BLU.
15. Memperkuat sekretariat TKPSDA menjadi struktural setingkat eselon 3
dan independen bukan jabatan rangkap dari Kepala Bidang/Seksi di RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT).
16. Melengkapi fasilitas sekretariat TKPSDA WS (SDM, ruang kerja,
peralatan kantor dan komunikasi, office furnitures, website, dana operasi-
onal sekretariat, dana untuk penyelenggaraan rapat TKPSDA WS dan
kunjungan lapangan.
17. Melaksanakan analisis perhitungan nilai manfaat, efisiensi dan penghe-
matan biaya.
18. Menyiapkan pengelolaan aset jangka menengah dan jangka panjang.
19. Menerapkan sistem transparansi dalam manajemen RBO (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT).

14
20. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman staf terhadap peraturan yang
berlaku.
21. Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang
menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.*)

Berkaitan Dengan Tata Kelola Usaha Internal Organisasi yang tertuang dalam
indikator 11, 12, 13 dan 14 sasarannya adalah: meningkatnya perencanaan tata kelola
RBO, pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen kekeringan, rekomtek/perijinan,
pengendalian daya rusak air, pengelolaan drainase utama perkotaan dan sistem
informasi SDA.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan serangkaian diskusi, lokakarya, seminar yang mengundang
berbagai tenaga ahli/pakar, narasumber, akademisi dll dalam rangka
mencari masukan, tanggapan dan saran untuk memantapkan rencana
tata kelola RBO.
2. Melaksanakan pendayagunaan sumber daya air secara terpadu dan
berkelanjutan.*) yang didukung dengan rencana alokasi air tahunan (RAAT),
manajemen kekeringan.
3. Menyusun rancangan pola PSDA dan/atau rencana PSDA terpadu dan
berkelanjutan.
4. Menyiapkan legalisasi pola PSDA dan/atau rencana PSDA terpadu.
5. Menyebarluaskan pola PSDA dan/atau rencana PSDA terpadu dan
berkelanjutan ke pemilik kepentingan (stakeholders) melalui website,
media cetak, atau sosialisasi.
6. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan,
peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah
sungai. *)
7. Membangun sistem informasi SDA (SISDA) yang terintegrasi dan mudah
diakses oleh masyarakat antara lain: data hidrologi, hidrometeorologi, hidro-
geologi, data konservasi SDA, data kebijakan SDA, data sosial, ekonomi,
kelembagaan dan lingkungan berkaitan dengan pengelolaan SDA.
8. Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA).*)
9. Pengelolaan Sistem Hidrologi. *)
10. Melakukan kaji ulang sistem alokasi air, Biaya Jasa Pengelolaan SDA
(BJPSDA) dan membahasnya dalam pertemuan TKPSDA WS.
11. Melaksanakan pemantapan program jangka pendek, menengah dan
panjang berdasarkan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air.
12. Melaksanakan studi kelayakan untuk pembangunan prasarana SDA
prioritas.
13. Melaksanakan detailed engineering design terhadap prasarana SDA
prioritas.
14. Menyiapkan dan memantapkan Pedoman/SOP Perencanaan.
15. Menyiapkan, menyusun rencana dan dokumen pengadaan barang dan
jasa untuk persiapan pembangunan, rehabilitasi dan OP.
16. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang
selaku Unit Layanan Pengadaan. *)
17. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan konstruksi pelaksanaan
pembangunanpeningkatandan rehabilitasi sumber daya air. *)
18. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sumber daya air termasuk
manajemen kekeringan pada wilayah sungai. *)

15
19. Menyiapkan sistem alokasi air yang disepakati TKPSDA*)
20. Menyiapkan program konservasi SDA, program pendayagunaan SDA,
program pengendalian daya rusak air, sistem informasi SDA, pemberdayaan
masyarakat dan dunia usaha untuk dibahas dalam TKPSDA.
21. Melaksanakan upaya pengendalian daya rusak air melalui upaya pence-
gahan, penanggulangan dan pemulihan.*) termasuk pengelolaan drainase
utama perkotaan (DUK).
22. Menyiapkan role sharing kegiatan pengelolaan SDA.
23. Menyiapkan data terolah untuk perencanaan pengelolaan SDA.
24. Menyiapkan data terolah untuk pengambilan keputusan.
25. Melaksanakan pengelolaan data berdasarkan pengendalian mutu.
26. Melaksanakan tampilan informasi atau data terolah untuk informasi publik.

Berkaitan dengan keuangan yang tertuang dalam indikator no 15 dan 16, sasarannya
adalah: meningkatnya kinerja dan efisiensi keuangan menuju kemandirian finansial.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemungutan penerimaan dan penggunaan biaya jasa penge-
lolaan sumber daya air (BJPSDA) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. *)
2. Melaksanakan penyusunan laporan akutansi keuangan dan akutansi barang
milik negara selaku Unit Akutansi Wilayah. *)
3. Membentuk Tim Pengelola Keuangan Unit PNBP/Badan Layanan Umum,
yang bertugas menyiapkan data potensi, menghitung tarif BJPSDA, menyi-
apkan proposal pemungutan dan penggunaan PNBP-BJPSDA.
4. Mempercepat legalitas pengelola SDA wilayah sungai (BBWS/BWS/
BPSDA/PJT) sebagai pengelola PNBP-BJPSDA yang secara bertahap
mampu mewujudkan pemulihan biaya (cost recovery).
5. Meningkatkan kinerja keuangan yang transparan dan akuntabel (melak-
sanakan tender secara terbuka (electronic procurement), membuat laporan
pertanggungan jawaban penggunaan dana tahunan, melaksanakan audit
internal dan audit eksternal).
6. Melaksanakan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara (meman-
faatkan sisa dana tender, melaksanakan penghematan operasional proyek,
mempersiapkan kegiatan lanjutan atau tambahan.
7. Menyusun database pengguna air dan rasionalisasi biaya OP.
8. Kajian kebutuhan biaya OP prasarana SDA (tahunan, jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
9. Menyiapkan laporan penganggaran dan pembukuan akuntansi keuangan.
10. Menyiapkan Pedoman/SOP pengendalian keuangan RBO.
11. Melaksanakan pengendalian dan efisiensi penggunaan keuangan.
12. Memadukan kerjasama antara rencana teknis dan keuangan.
13. Menerapkan sistem informasi terbuka dalam pengelolaan keuangan RBO.

Catatan : *) Tugas wajib balai.

Upaya/kegiatan untuk meningkatkan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) harus dituangkan


dalam DIPA untuk setiap tahun anggaran, khusus untuk peningkatan kinerja RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT) ini harus menjadi satu tolak ukur tersendiri.

16
3.3. Melaksanakan Review Rencana Aksi RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Cara penyusunan rencana aksi dan penganggarannya didasarkan pada analisa rang-
kaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, perlu
diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaannya, sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu
bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan.

3.4. Penyusunan Kegiatan & Anggaran Berbasis Pengukuran Kinerja


1. Penyusunan kegiatan & anggaran berbasis pengukuran kinerja harus ber-
fokus pada rencana aksi yang sudah disusun dan disepakati.
2. Penganggaran berbasis kinerja di RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) harus
berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas.
3. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan antara output dengan input. Suatu
aktivitas dikatakan efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan
input yang sama.
4. Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja,
seperti yang terjadi pada sistem anggaran yang biasa dilakukan selama
ini, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana tertentu yang pelaksana-
annya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup
dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan efektif.
5. Untuk dapat menyusun Anggaran Berbasis Kinerja terlebih dahulu harus
disusun perencanaan strategik (Renstra). Penyusunan Renstra dilakukan
secara obyektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam
pemerintahan dan masyarakat.

3.5 Verifikasi Penyusunan Anggaran RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) Berbasis


Rencana Aksi
1. Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, dan target merupakan tahap pertama
yang harus ditetapkan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) dan menjadi tujuan
utama yang hendak dicapai sehingga setiap indikator kinerja harus dikaitkan
dengan komponen tersebut.
2. Oleh karena itu, penentuan komponen-komponen tidak hanya ditentukan
oleh pemerintah tetapi juga mengikutsertakan masyarakat sehingga dapat
diperoleh informasi mengenai kebutuhan publik.
3. Penentuan Indikator Kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) adalah ukuran
kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Oleh karena itu, indikator kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) harus
merupakan suatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai
dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahapan
perencanaan, tahap pelaksanaan maupun tahap kegiatan operasi dan
pemeliharaan (O dan P).

17
3.6. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan Kinerja RBO
(BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
1. Indikator kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) adalah merupakan kunci
dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pengelolaan
sumber daya air.
2. Dalam menyusun indikator kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) perlu
ditentukan data dan bukti-bukti yang perlu dikumpulkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
bila dibandingkan terhadap hasil perencanaan yang hendak dicapai dapat
terpenuhi.
3. Indikator kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) merupakan alat yang
sangat dibutuhkan untuk melihat apakah suatu strategi, program, atau
kegiatan berhasil/gagal dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Secara sederhana, indikator kinerja RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
adalah uraian ringkas yang menggambarkan tentang suatu kinerja yang
akan diukur dalam pengelolaan sumber daya air terhadap tujuannya.
5. Mengingat pernyataan suatu hasil menyatakan apa yang ingin dicapai, in-
dikator menyampaikan secara spesifik apa yang diukur untuk menentukan
apakah tujuannya telah tercapai.
6. Indikator RBO merupakan ukuran kuantitatif, tetapi bisa juga berupa
pengamatan kualitatif. Indikator tersebut menentukan bagaimana kinerja
akan diukur menurut suatu skala atau dimensi, tanpa menjelaskan secara
spesifik suatu tingkat pencapaian tertentu (pedoman pemantauan dan
evaluasi kinerja RBO akan disusun secara terpisah).

18
BAB 4. MEKANISME PENILAIAN UNTUK BERBAGAI MACAM RBO

4.1 Jenis RBO

1. RBO Kewenangan Pusat yaitu: Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai
Wilayah Sungai (BWS) dan Perusahaan Jasa Tirta.
2. RBO Kewenangan Provinsi: Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA)
atau Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau nama lain yang sejenis.

4.2 Cara Menerapkan Penilaian oleh RBO

1. BBWS, BWS dan PJT dapat menggunakan Pedoman ini dengan 16 indikator
secara utuh. Karena BBWS dan BWS mempunyai cakupan tugas dan fungsi
pembangunan dan pelayanan bidang sumber daya air. Sedangkan PJT yang
tidak melakukan pembangunan, peningkatan, dan rehabilitasi di wilayah
sungai yang bersangkutan, untuk indikator 9 ini dapat diambil dari hasil
penilaian indikator 9 yang telah disepakati oleh BBWS/BWS.
2. BBWS/BWS tidak atau belum melaksanakan pungutan Biaya Jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) di wilayah sungai yang
bersangkutan untuk indikator 16 diambil dari hasil penilaian indikator 16 yang
telah disepakati oleh PJT.
3. BPSDA atau UPTD hanya melaksanakan sebagian tugas pembangunan,
pengawasan dan pelayanan yang sifatnya operasional sedangkan penyusunan
pola PSDA, rencana PSDA, studi kelayakan, perencanaan teknis/ DED,
pengadaan jasa konsultan/kontraktor masih banyak yang ditangani provinsi.
Karena itu Tim SA dibentuk oleh Kepala Dinas/SKPD yang anggotanya gabungan
dari pimpinan balai, pimpinan dinas/SKPD dan Staf balai/ dinas/ SKPD.
Gabungan tugas dan fungsi dari BPSDA dan Dinas/SKPD akan mencakup
tugas pembangunan dan pelayanan bidang sumber daya air secara utuh.
Karena itu, Tim SA RBO ini dapat menggunakan pedoman ini secara utuh.
4. Bila dalam 1 (satu) wilayah sungai (WS) pusat terdapat BBWS/BWS dan PJT
maka masing-masing Tim SA agar saling berkoordinasi dalam memberikan
penilaian setiap indikator. Demikian juga agar Tim Peer Review di kedua RBO
tidak berbeda.
5. Untuk butir satu (1) dan dua (2) agar dilaksanakan komunikasi dan koordinasi
antara BBWS/BWS dan PJT.

19
20
LAMPIRAN 1

INDIKATOR RBO
PERFORMANCE BENCHMARKING

(YANG DIMAKSUD DENGAN RBO ADALAH BBWS/BWS/BPSDA/PJT)

21
Bidang Kinerja Kritis: MISI DAN STRATEGI
Tujuan: Meningkatkan Kinerja RBO
Penjelasan Tujuan: Meningkatkan kapasitas RBO dalam PSDA terpadu (melaksanakan tugas dan fungsi RBO, meningkatkan wadah koordinasi di WS).
Indikator 1 : Status RBO
Kinerja RBO yaitu menggambarkan sampai seberapa jauh RBO telah melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi dan misinya

Penanggung Jawab
Bukti-bukti
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Unit Struktural / Non
dokumen
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Keberadaan RBO  Tidak ada RBO RBO belum dibentuk - -
(Nilai Indikator = 0,0)
 RBO sudah dibentuk, tugas dan fungsi (TUSI) a). RBO sudah dibentuk  Permen PUPR Semua Unit di dalam
dan tanggungjawab telah ditetapkan namun b). Tusi dan tanggung jawab telah ditetapkan namun  Permendagri / RBO
belum diuraikan secara rinci dengan baik; belum diuraikan secara rinci SK gubernur
(Nilai Indikator = 0,5)  PP

 RBO jarang melakukan rapat intern dan a). Rapat intern dilaksanakannya sekurang-kurangnya  notulen/ laporan Semua Unit di dalam
keputusan yang dibuat hanya mempunyai 12 kali per tahun rapat/dokumentasi RBO
sedikit atau bahkan tidak berdampak pada b). Keputusan rapat belum berdampak pada penge-  Keputusan Rapat
pengelolaan SDA; keputusan-keputusan in- lolaan SDA dan investasi yang dilakukan oleh
vestasi atau operasi sehari-hari dilakukan para pemilik kepentingan.
secara sendiri-sendiri oleh para pemilik ke- Catatan :
pentingan; Investasi yang dilakukan dalam konservasi SDA,
(Nilai Indikator = 1,0) Pendayagunaan SDA, Pengendalian daya rusak air,
SISDA, Pemberdayaan dan pengawasan, melaluai
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan OP
(2) RBO mulai mengembangkan  RBO ini secara teratur melaksanakan a). Rapat ekstern dilaksanakan 4- 8 kali atau lebih per  notulen/ laporan Semua Unit di dalam
kerjasama dengan para pemilik koordinasi dengan instansi terkait*) dengan tahun rapat/dokumentasi RBO
kepentingan khususnya dalam menyelenggarakan pertemuan dengan para b). Keputusan rapat relevan berkaitan dengan kegi-  SK
aspek operasional. pemilik kepentingan dan menghasilkan ke- atan para pemilik kepentingan, namun tidak  rekomendasi
putusan yang relevan. Walaupun demikian mempengaruhi rencana dan kegiatan yang
keputusan yang diambil tidak selalu mem- dilakukan pemilik kepentingan
pengaruhi rencana dan kegiatan yang dila-
kukan para pemilik kepentingan;
(Nilai Indikator = 1,5)
 Keputusan-keputusan yang dibuat RBO a). Keputusan rapat berdampak secara tidak langsung  notulen/ laporan Semua Unit di dalam
(berdampak secara tidak langsung dalam pada investasi rapat/dokumentasi RBO
perencanaan (investasi), penetapan penge- b). Keputusan rapat berdampak secara tidak langsung  SK
lolaan SDA dan keputusan-keputusan ope- terhadap penetapan pengelolaan SDA dan  rekomendasi
rasional sehari-hari di dalam institusi pemilik operasional sehari-hari
kepentingan;
(Nilai Indikator = 2,0)

22
Penanggung Jawab
Bukti-bukti
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Unit Struktural / Non
dokumen
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(3) Para pemilik kepentingan  RBO memfasilitasi wadah koordinasi/ a). TKPSDA WS sudah dibentuk  Permen/SK Gub/ Bidang/Seksi OP,
menjadi bagian dari proses TKPSDA WS *) dan telah melibatkan per- b). Sekretariat, pelaksana dan fasilitas pendukung Per Gub Bagian/Subag Tata
pengambilan keputusan oleh wakilan masyarakat bersama-sama pemilik sudah tersedia  SK Ketua Harian, Usaha,
RBO. kepentingan dalam suatu wadah koordinasi; c). Sosialisasi dan/atau pengukuhan anggota sudah  ruangan, alat-alat Sekretariat
namun belum semua kepentingan terwakili. dilaksanakan kerja. TKPSDA WS,
Keputusan yang dibuat telah berdampak d). Fasilitasi/Pengaktifan TKPSDA melalui pertemuan  notulen sidang PPK PSDA
secara langsung pada pola/ rencana PSDA, 4 kali atau lebih per tahun *)
alokasi air dan keputusan operasional sehari- e). Keputusan TKPSDA WS berdampak pada pola /
hari; rencana PSDA, alokasi air dan operasional
(Nilai Indikator = 2,5) sehari-hari

 RBO melalui wadah koordinasi/TKPSDA a). RBO menampung pendapat pemilik kepentingan  Notulen rapat Bidang/Seksi OP,
WS *) telah menampung pendapat dari para b). Pengambilan keputusan belum melalui musya-  Keputusan Bagian/Subag Tata
pemilik kepentingan dalam keputusan- warah atau pemungutan suara, artinya keputus- Rapat/Sidang Usaha,
keputusan yang diambil. Walaupun demikian an masih dominan oleh RBO Sekretariat
keputusan yang dicapai masih dibuat TKPSDA,
berdasarkan desakan RBO maupun kepen- PPK PSDA
tingan politis;
(Nilai Indikator = 3,0)
(4) Pola dan Rencana PSDA wilayah  Secara umum RBO telah menggunakan a). RBO/sekretariat memfasilitasi dialog jika ada  Notulen dialog/ Bidang/Seksi OP,
sungai telah menyeimbangkan konsensus dalam wadah koordinasi untuk perbedaan pendapat/konflik kepentingan., Catatan/Hasil lobby Bagian/Subag Tata
kepentingan semua pemakai air menyelesaikan keputusan-keputusan namun b). RBO/ sekretariat melakukan lobi agar konsensus  Catatan Hasil Usaha,
dan pemilik kepentingan, serta dalam pelaksanaannya masih terdapat tercapai, konsensus, hasil Sekretariat
menyediakan perlindungan dari penyimpangan; c). Keputusan TKPSDA diwujudkan melalui konsensus evaluasi laporan TKPSDA,
resiko yang ditimbulkan daya (Nilai Indikator = 3,5) PPK PSDA
rusak air.
 RBO senantiasa bertukar pikiran dengan a). RBO memfasilitasi serangkaian pertemuan/dialog  Notulen pertemuan Bidang/Seksi OP,
berbagai pemilik kepentingan untuk men- dengan para pemilik kepentingan untuk mencapai  Dokumen Hasil Bidang/Seksi
dapatkan keputusan yang saling mengun- konsensus yang paling baik Kesepakatan Perencanaan ,
tungkan terutama dalam memecahkan b). Menyebarluaskan keputusan kepada para  Program dan Bagian/Subag Tata
persoalan yang sulit. Prinsip kerjasama dan pemilik kepentingan Impementasi tindak Usaha,
kehati-hatian menjadi acuan dalam pengam- c). Menindaklanjuti keputusan dalam rencana dan lanjut Sekretariat
bilan keputusan; anggaran TKPSDA,
(Nilai Indikator = 4,0). PPK PSDA
Catatan :
Koordinasi, konsultasi, dan kerjasama dengan masyarakat diwujudkan dalam bentuk :
1. Partisipasi dalam pengelolaan irigasi
2. Kegiatan GNKPA melibatkan langsung masyarakat
3. Peran masyarakat dalam komunitas masyarakat peduli sungai (KMPS)
4. Peran masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan akibat bencana alam
Disamping itu, melalui wadah koordinasi / TKPSDA WS, RBO menampung pendapat dari para pemilik kepentingan dan mengajak masyarakat peduli terhadap banjir, tanah longsor,
kekeringan sumber daya air, dan pelaksanaan hemat air.

23
BSC-Bidang kinerja Kritis MISI DAN STRATEGI
Tujuan : Melaksanakan pengelolaan sumberdaya air terpadu
Penjelasan Tujuan Misi RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) adalah melaksanakan penyediaan air yang sehat dan handal serta pelayanan dalam konteks pengelolaan
sumberdaya air terpadu
Indikator 2 : Tata Kelola Sumber Daya Air
Pengelolaan SDA terpadu yaitu terpadu antara air permukaan dan air tanah, terpadu antara hulu dan hilir, terpadu antar wilayah administrasi dalam rangka mendukung tata
kelola pengelolaan sumber daya air yang baik.
Penanggung
Jawab Unit
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan/Output Bukti dokumen
Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Tata kelola terbatas, baik  Tidak terdapat tata kelola sumberdaya air pada a). Belum ada UU, PP yang mengatur pengelolaan -
pada tingkat nasional tingkat nasional maupun daerah; SDA
maupun daerah (Nilai Indikator = 0,0) b). Belum ada Kebijakan Nasional Pengelolaan
Sumber Daya Air
 Terdapat suatu kerangka tata kelola sumberdaya a). Tersedia RUU, dan rancangan Kebijakan Nasio-  RUU SDA, Semua Unit di
air secara nasional maupun daerah namun belum nal mengenai pengelolaan SDA  Rancangan Kebijakan dalam RBO
diatur lebih lanjut; b). Belum ada Perpres atau Permen tata kelola ope- Nasional
(Nilai Indikator = 0,5). rasional PSDA
 Terdapat tata kelola sumberdaya air pada tingkat Tersedia UU, PP, Jaknas dan peraturan lainnya  UU, Semua Unit didalam
nasional dan daerah yang telah ditetapkan dan mengenai pengelolaan SDA  PP, RBO
berfungsi sebagai acuan nasional maupun daerah  Jaknas dan
maupun daerah;  Permen
(Nilai Indikator = 1,0)
2). Telah terbit peraturan  Ada kegiatan yang berkaitan dengan tata kelola Tersedianya norma atau pedoman pengelolaan SDA  UU/PP/Perpres/Kepres/ Semua Unit di
perundangan sumberdaya sumberdaya air dan lahan yang berlaku secara terpadu, pengelolaan terpadu lahan dan air dan Permen/Pedoman ber- dalam RBO
alam sebagai landasan terpadu di dalam satuan wilayah sungai, yang kaitan dengan pengelo-
sesuai dengan RTRW
kerja. antara lain dapat dijadikan acuan pengelolaan laan lahan dan air
sumberdaya air; sesu-ai RTRW
(Nilai Indikator = 1,5)

 Terdapat peraturan perundangan yang mengu- a). Adanya Perrmen PUPR tentang pedoman  Permen PUPRT Bidang/Seksi
kuhkan pola pengelolaan sumberdaya air. Selain penyusunan rencana PSDA tentang Pedoman Perencanaan,
itu, juga terdapat peraturan lain yang mengatur b). Adanya Perrmen PUPR tentang pedoman Penyusunan Pola Bidang/Seksi OP,
aspek kelembagaan dalam pengelolaan wilayah penyusunan rencana teknis PSDA dan/atau Rencana PPK PSDA
sungai serta menetapkan peran dan tanggung c). Adanya Permen PUPR tentang pedoman wadah PSDA
jawab dari berbagai institusi/ instansi dan pemilik koordinasi  Permen PUPR/Pergub
kepentingan yang berbeda. Terdapat alokasi air d). Tersedianya di pola rencana alokasi air setiap tentang Wadah Koordi-
dalam satuan wilayah sungai; sumber air di wilayah sungai dan skematisasinya. nasi
(Nilai Indikator = 2,0)  Rencana dok. alokasi
air tahunan

24
Penanggung
Jawab Unit
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen
Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
3). Tugas dan tanggung jawab  Selain alokasi air, terdapat beberapa tambahan a). Adanya dokumen/peraturan yang mendukung  SK/ dok (DIPA) penga- Bagian/Subag Tata
RBO telah tersusun dan kewenangan yang dimiliki oleh RBO misalnya kewenangan RBO dalam pengadaan tanah. daan tanah Usaha,
dijalankan dalam pengaturan pemanfaatan lahan dan dapat b). Adanya dokumen/aturan yang mendukung  SK/dok (DIPA) penga- Bidang/Seksi
melakukan kegiatan pembangunan prasarana kewenanganan badan pengelola dalam penga- daan prasarana SDA Pelaksanaan atau
sumberdaya air dengan misalnya melakukan daan prasarana SDA.  UU, PP, Perpres, Per- PJSA & PJPA,
pembebasan tanah sesuai peraturan perundang- mendagri, Permen PU Bidang/Seksi
an yang ada; PR tentang pengadaan lainnya
(Nilai Indikator = 2,5) tanah
 Lap. Pelaksanaan Ke-
giatan Balai
 Tanggung-jawab RBO telah jelas terinci serta a). Telah ada Kepmen/Pergub tentang tusi RBO  kepmen/kepgub yang Bidang/Seksi
dikuatkan oleh kebijakan dan landasan hukum b). Telah tersedia dan dilaksanakannya kebijakan mengatur tusi RBO Perencanaan,
tentang masalah air, walaupun dalam tahap se- nasional pengelolaan sumber daya air dalam  Kebijakan nasional Bagian/ Subag Tata
dang dikembangkan; pelaksanaan tugas & fungsi RBO pengelolaan SDA / Usaha
(Nilai Indikator = 3,0)  Kebijakan provinsi
pengelolaan SDA
4). RBO telah melakukan  RBO telah memahami dan mengerti wewenang Adanya dokumen bahwa badan pengelola sudah Check list pelaksanaan Bidang/SeksiPeren
kegiatan pengelolaan dan tanggung jawab yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta kewenangan- tugas & fungsi wajib RBO canaan,
sumber daya air secara pengelolaan sumber daya air. Peraturan perun- Bidang/Seksi,
nya (diatas 80 % dari daftar kegiatan wajib RBO)
terpadu dangan dan kebijakan pengelola sumber daya Pelaksanaan
air telah memuat dengan jelas wewenang dan (PJPA & PJSA),
tanggung jawab badan pengelola. mempunyai Bagian/Subag Tata
program untuk memadukan semua kegiatan Usaha,
pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai PPK PSDA
tersebut;
(Nilai Indikator = 3,5)
 Peraturan perundangan memberikan kepastian a). Adanya dokumen atau hasil rapat terpadu, hasil  Checklist pertemuan Kepala RBO,
kepada RBO untuk melaksanakan kewenangan kesepakatan, MOU, KSO bahwa RBO sudah rutin koordinasi, un- Bidang/Seksi
berdasarkan kebutuhan dari semua pemilik menjadi leading sector dalam pengelolaan SDA dangan, absensi, Perencanaan,
kepentingan. RBO senantiasa memperbaiki terpadu notulen, hasil kesepa- Bidang/Seksi
keputusan-keputusan yang berasal dari jenjang b). Kaji ulang keputusan-keputusan untuk penyem- katan, MOU, KSO ber- Pelaksanaan
di bawahnya. RBO telah berfungsi dan mempu- purnaan. kaitan dengan PSDA (PJPA & PJSA),
nyai kewenangan sebagai koordinator dalam c). Melakukan kaji ulang program, kegiatan dan  Hasil kaji ulang PPK PSDA
pengelolaan sumberdaya air terpadu di wilayah anggaran pengelolaan SDA terpadu keputusan
sungai tersebut;  Dokumen Kaji ulang
(Nilai Indikator = 4,0) program, kegiatan dan
anggaran PSDA
terpadu

25
Catatan :
Permen PUPR/20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengamanatkan fungsi balai sebagai
berikut :
1. penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
2. penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
3. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan /penerapan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air;
4. penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan sumber daya air; JDIH Kementerian PUPR
5. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku Unit Layanan Pengadaan (ULP);
6. penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3);
7. pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai;
8. pengelolaan drainase utama perkotaan;
9. pengelolaan sistem hidrologi;
10. pengelolaan sistem informasi sumber daya air;
11. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai;
12. pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber dayaair yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota;
13. penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;
14. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai;
15. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;
16. pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangandan akuntansi barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah;
17. pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaanbiaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA) sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
18. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balaiserta komunikasi publik;
19. penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai;dan
20. menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air

26
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMILIK KEPENTINGAN
Tujuan : Meningkatkan kepuasan pemakai air
Penjelasan Tujuan : Melakukan upaya peningkatan pelayanan air secara terus menerus oleh RBO sehingga pengguna air puas terhadap pelayanan yang
diberikan
Indikator 3 : Keterlibatan Pemakai air
Kepuasan pemakai air adalah kunci keberhasilan pelayanan air kepada pengguna.

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Tidak ada perencanaan komuni-  Tidak ada kesadaran tentang pentingnya Belum pernah ada rencana pertemuan dengan - -
kasi dengan pemakai air komunikasi dengan para pemakai air; pengguna air
(Nilai Indikator = 0,0)
 Ada kesadaran tentang pentingnya komuni- Pertemuan dengan pengguna sudah dilakukan tetapi Notulen pertemuan Bidang/Seksi
kasi dengan para pengguna, namun belum tidak terprogram Perencanaan, Bidang
ada program pelaksanaannya; OP
(Nilai Indikator = 0,5).
 Sudah ada program untuk melaksanakan a). Tersedianya rencana program penyuluhan/konsul-  Dok.Renc/Program Bidang/Seksi
komunikasi dengan pengguna air; tasi/dialog ke publik Panduan/ Pedoman Perencanaan, Bidang
(Nilai Indikator = 1,0) b). Tersusunnya panduan penyuluhan/konsultasi/di- OP
alog ke publik/GNKPA

2) Informasi kepada para Pemakai air  Ada beberapa informasi yang tersedia atas Tersedianya informasi SDA (seperti data debit bendung,  Data dan informasi Bidang/Seksi
permintaan pemakai air; debit saluran irigasi, informasi rencana tata tanam) debit SA, Perencanaan (unit
(Nilai Indikator = 1,5) sesuai permintaan pemakai air  Data Debit di Sal. Sisda),
Irigasi, Bidang/Seksi OP
 Data rencana tata (unit Sisda/Hidrologi),
tanam PPK PSDA

 Informasi terkait pelayanan air telah tersedia a). Membangun sistem informasi melalui papan in-  Papan Informasi Bidang/Seksi
dan dapat diakses oleh masyarakat umum; formasi dan website/blog  Alamat Website, Perencanaan,
(Nilai Indikator = 2,0) b). Menayangkan dalam papan informasi, website/  Penerapan Sistem Bidang/Seksi OP (unit
blog sesuai kebutuhan pengguna air informasi
sisda/ hidrologi)

3) Pertemuan/Rapat dengan pemakai  Telah muncul kesadaran akan pentingnya a). Menanggapi/merespon secara cepat usulan  Cat. Tindak Lanjut Bidang/Seksi
air komunikasi terbuka dan bersifat dua arah kebutuhan masyarakat usulan masyarakat Perencanaan,
dengan para pemakai air, tetapi sejauh ini b). Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) belum  Notulen PKM Bidang/Seksi OP,
belum ada pertemuan-pertemuan yang ber- dilaksanakan secara terbuka dan rutin Bidang/Seksi
langsung terbuka dan rutin; Pelaksanaan
(Nilai Indikator =2,5) Satker Perencanaan,
OP, Pelaksanaan

27
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
 Ada pertemuan yang terjadual dengan para a). Pertemuan PKM/TKPSDA telah terjadwal  Jadwal Pertemuan Bidang/Seksi
pemakai air yang secara terbuka memberi b). Mencatat dan menanggapi terhadap pendapat TKPSDA Perencanaan,
peluang kepada mereka untuk menyatakan dan usulan dari TKPSDA  Notulen rapat Bidang/Seksi OP,
pandangan dan keprihatinan mereka; Sekretariat TKPSDA,
(Nilai Indikator = 3,0) PPK PSDA

4) Sumbangsih para pemakai air  Melaksanakan pemberdayaan masyarakat a). Memfasilitasi pemberdayaan masyarakat, PKM/  NotulenRapat, Bidang/Seksi
dalam pengambilan keputusan. pemakai air untuk didorong untuk memberi- pertemuan TKPSDA  Formulasi umpan Perencanaan,
kan umpan balik melalui berbagai bentuk b). Memformulasi dan menyebaluaskan hasl balik pemakai air Bidang/Seksi OP,
yang cocok dengan diri mereka; PKM/pertemuan  Dokumen hasil Sekretariat TKPSDA,
(Nilai Indikator = 3.5) pertemuan untuk PPK PSDA
disebarluaskan

 Umpan balik para pemakai air dimasukkan ke a). Memformulasikan hasil PKM/pertemuan TKPSDA  Dok/catatan Bidang/Seksi
dalam perencanaan strategis dan keputusan- kedalam perencanaan strategis masukan ke renstra Perencanaan,
keputusan RBO. b). Mengintegasikan hasil PKM/pertemuan TKPSDA  RKAKL/ dok DIPA Bidang/Seksi OP,
(Nilai Indikator = 4.0). dalam DIPA/Anggaran Badan Pengelola SDA. Sekretariat TKPSDA,
PPK PSDA
Catatan :
Pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan oleh RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) adalah sebagai berikut :
1. P3A/GP3A/IP3A
2. Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS)
3. Masyarakat di sekitar sumber air (sungai, waduk, embung, daerah retensi air)
4. Masyarakat Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
5. Masyarakat perkotaan dalam pelaksanaan hemat air dan memanen air hujan

28
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMILIK KEPENTINGAN
Tujuan : Meningkatkan kepuasan pengguna air
Penjelasan Tujuan : Meningkatkan secara terus menerus pelayanan pengelolaan sumber daya air
Indikator 4 : Umpan Balik Pengguna Air
Tingkat keterlibatan pengguna air di dalam pengambilan keputusan menunjukkan adanya pengakuan dari para pengguna air terhadap fungsi operasional dari RBO.
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural /
Non struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Tidak ada komunikasi dan  Tidak ada kesadaran dari pentingnya Belum ada keinginan melakukan komunikasi dan - -
evaluasi pelayanan terhadap komunikasi dan koordinasi dengan para koordinasi dengan pengguna air
para pengguna air. pengguna air;
(Nilai Indikator = 0,0)

 Kesadaran sudah ada namun sama sekali a). Tersedianya rencana program untuk komunikasi  Dok. rencana program Bidang/Seksi
belum ada informasi yang disediakan bagi dan koordinasi dengan pengguna air Perencanaan, OP,
para pengguna air; b). Belum ada Informasi bagi pengguna Unit SISDA,
(Nilai Indikator = 0.5).
 Informasi disediakan bagi para pengguna Informasi yang disediakan masih bersifat satu arah  Dok.informasi Bidang/Seksi
air tetapi tidak dikomunikasikan dan belum dari RBO Perencanaan, OP,
bersifat dua arah; Unit SISDA,
(Nilai Indikator = 1.0).

(2) Survai terhadap para pemakai  Keluhan-keluhan pengguna air dicatat dan Dicatatnya keluhan, usulan dan pendapat para  Catatan usulan Bidang/Seksi
air secara ad-hoc (bila diper- didokumentasikan; pengguna pengguna Perencanaan,
lukan/tidak rutin) (Nilai Indikator = 1,5) Pelaksanaan, OP,
Unit SISDA,
 Ada survei khusus kepada para pengguna a). Melaksanakan survai khusus melalui pertemuan  Hasil Pertemuan dialogis Bidang/Seksi
air oleh RBO untuk mengetahui kepuasan dialogis dengan pengguna Dengan Pengguna. Perencanaan,
atas pelayanan yang diberikan; b). Menyampaikan kuesioner tingkat kepuasan  Hasil kuesioner Pelaksanaan, OP,
(Nilai Indikator = 2.0) pelayanan kepada pengguna Unit SISDA,

(3) Survai Rutin terhadap pemakai  Ada satu kesadaran bahwa komunikasi dua a). adanya gagasan untuk melaksanakan survei  Dok. rencana survai Bidang/Seksi OP,
air arah itu penting khususnya yang melibatkan rutin. pertemuan dengan Perencanaan,
para pengguna air, namun pelaksanaan b). Pelaksanaan survai belum terjadwal secara pengguna Pelaksanaan,
survai belum bersifat rutin; rutin  Sebagian hasil survai
(Nilai Indikator = 2.5)

 Kepuasan pemakai air dinilai penting seba- a). Menyusun rencana/jadwal survai rutin yang  Dokumen jadwal Survai Bidang/Seksi OP,
gai masukan atas pelayanan yang diberikan akan dilaksanakan  Hasil survai Perencanaan,
RBO sehingga telah ada jadual untuk me- b). Pelaksanaan survai rutin sesuai dengan jadwal Pelaksanaan,
lakukan survai pemakai air; yang telah direncanakan.
(Nilai Indikator = 3.0)

29
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural /
Non struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(4) Kontribusi para pemakai air  Para pengguna air didorong untuk menyam- a). Memotivasi para pemakai air untuk menyampai-  Surat, hasil pertemuan, Bidang/Seksi OP,
dalam pengambilan keputus- paikan umpan balik, melalui survai dan alat kan umpan balik hasil evaluasi survai Perencanaan,
an ukur lainnya. Evaluasi dilakukan pada hasil b). Mengkonversikan hasil survai menjadi tingkat  Standar tingkat kepuasan Pelaksanaan,
survai sehingga kecenderungan/trend dapat kepuasan pengguna terhadap RBO pelanggan
dikenali;
(Nilai Indikator = 3,5)

 Ada bukti bahwa umpan balik pemakai air a). Mencatat dan mendokumentasikan umpan balik  Catatan/dok Umpan balik Bidang/Seksi OP,
dan hasil survai terhadap para pemakai air para pengguna  Catatan Tindak Lanjut Perencanaan,
air digunakan secara penuh dalam berbagai b). Menindak lanjuti umpan balik tersebut dalam  Dok Keputusan Pelaksanaan,
keputusan manajemen; pengambilan keputusan  Hasil sosialisasi TL
(Nilai Indikator = 4.0). c). Mensosialisasikan hasil tindak lanjut kepada
para pengguna

Catatan :
Umpan balik pengguna air dapat dilakukan melalui serangkaian pertemuan, penyuluhan, FGD, dan lainnya untuk menjaring masalah yang timbul, pendapat, dan solusi tentang :
1. Mengatasi banjir di daerah pertanian dan perkotaan
2. Mengatasi kekeringan khususnya daerah pertanian
3. Solusi pelaksanaan hemat air
4. Membangun sumur resapan, bio pori, dan parit jebakan

30
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMILIK KEPENTINGAN
Tujuan : Meningkatkan Kondisi Lingkungan
Penjelasan Tujuan : Meningkatkan kondisi lingkungan (ketersediaan lahan, ketersediaan air, iklim, dan keterpaduan pengelolaan)
Indikator 5 : Kondisi Lingkungan Sumber Air
Kesadaran dan niat melindungi dan mencegah penurunan kondisi lingkungan mendukung keberlanjutan prasarana dan sarana SDA

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural ral
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Kondisi lingkungan belum di-  Tidak ada kesadaran peningkatan kondisi Belum ada program dan kegiatanpeningkatan - -
anggap penting lingkungan; kondisi lingkungan
(Nilai Indikator = 0,0)
 Ada kesadaran terhadap kondisi lingkungan Ada fasilitasi kegiatan peran masyarakat yang  Laporan fasilitasi Bidang/Seksi OP, PPK
(penyelamatan DAS, revitalisasi sumber air); tidak terencana PSDA
(Nilai Indikator = 0,5).
 Ada program peningkatan kondisi lingkung- Program rehabilitasi lahan, revitalisasi sungai,  Program rehabilitasi lahan Bidang/Seksi OP
an (penyelamatan DAS dan revitalisasi sum- waduk, danau, embung dll.  Program perencanaan
ber air), namun belum dilaksanakan; revitalisasi sungai, waduk,
(Nilai Indikator = 1,0). danau, embung dll.

 Ada sebagian pelaksanaan peningkatan Pelaksanaan sebagian rehabilitasi lahan, revitali-  Lap. pelaksanaan rehabili- Bidang/Seksi OP
kondisi lingkungan (penyelamatan DAS sasi sungai, waduk, danau, embung dll. tasi lahan
dan revitalisasi sumber air);  Pelaksanaan revitalisasi
(Nilai Indikator = 1,5). sungai, waduk, danau,
embung dll.
(2) Kondisi lingkungan telah  RBO dan instansi terkait telah melaksanakan a). Pelaksanaan sebagian besar rehabilitasi lahan,  Lap. pelaksanaan rehabili- Bidang/Seksi OP
ditingkatkan sebagian namun sebagian kegiatan peningkatan kondisi ling- oleh instansi terkait, revitalisasi sumber air tasi lahan Sekretariat GNKPA
belum terintegrasi kungan disertai dengan pelaksanaan kegi- (sungai, waduk, danau, embung dll) disertai  Pelaksanaan revitalisasi
atan OP (penyelamatan DAS dan revitalisasi kegiatan OP. sungai, waduk, danau,
sumber air); b). Kegiatan GNKPA secara berkala embung
(Nilai Indikator = 2,0). dilaksanakan.  Sebagian kegiatan OP
sungai, wduk, danau,
embung
 Laporan kegiatan GNKPA
 RBO dan instansi terkait telah melaksanakan a). Pelaksanaan sebagian rehabilitasi lahan, revi-  Lap. pelaksanaan rehabili- Bidang/Seksi OP
sebagian kegiatan peningkatan kondisi ling- talisasi sumber air (sungai, waduk, danau, em- tasi lahan Sekretariat GNKPA
kungan disertai dengan pelaksanaan kegi- bung dll) disertai kegiatan OP dan ME.  Pelaksanaan revitalisasi
atan OP dan ME (penyelamatan DAS dan b). Kegiatan GNKPA dilaksanakan di wilayah sungai, waduk, danau,
revitalisasi sumber air); sumber-sumber air dan lahan kritis embung
(Nilai Indikator = 2,5).  Sebagian kegiatan OP
sungai, waduk, danau,
embung.
 Laporan Kegiatan GNKPA

31
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural ral
(1) (2) (3) (4) (5)
(3) Kondisi lingkungan telah di-  RBO dan instansi terkait telah melaksanakan a). Pelaksanaan sebagian rehabilitasi lahan atau  Lap. pelaksanaan Bidang/Seksi OP
tingkatkan sesuai tusi masing- seluruh kegiatan peningkatan kondisi ling- perluasan lahan, revitalisasi sumber air (sungai, rehabilitasi lahan PPNS
masing instansi namun belum kungan, pelaksanaan kegiatan OP dan ME waduk, danau, embung dll) kegiatan OP dan  Pelaksanaan revitalisasi Sekretariat GNKPA
terintegrasi (penyelamatan DAS dan revitalisasi sumber ME disertai dengan upaya penyidikan oleh sungai, waduk, danau,
air) yang disertai dengan upaya penyidikan PPNS terhadap pelanggaran hukum. embung
internal oleh PPNS terhadap pelanggaran b). Kegiatan penanaman pohon, padat karya men-  Sebagian kegiatan OP
hukum pada sebagian kegiatan; cegah kelongsoran di sebagian wilayah oleh sungai, wduk, danau,
(Nilai Indikator = 3,0) GNKPA dilaksanakan di wilayah sumber-sumber embung
air dan lahan kritis  Laporan Penyidikan oleh
PPNS
 Laporan GNKPA
 RBO dan instansi terkait telah melaksanakan a). Pelaksanaan seluruh kegiatan rehabilitasi lahan,  Lap. pelaksanaan Bidang/Seksi OP
seluruh kegiatan peningkatan kondisi ling- revitalisasi sumber air (sungai, waduk, danau, rehabilitasi lahan PPNS
kungan, pelaksanaan kegiatan OP dan ME embung dll) kegiatan OP dan ME disertai dengan  Pelaksanaan revitalisasi Sekretariat GNKPA
(penyelamatan DAS dan revitalisasi sumber upaya penyidikan oleh PPNS terhadap pelang- sungai, waduk, danau,
air) yang disertai dengan upaya penyidikan garan hukum. embung
internal oleh PPNS terhadap pelanggaran b). Kegiatan penanaman pohon, padat karya men-  Seluruh kegiatan OP
hukum pada seluruh kegiatan; cegah kelongsoran di sebagian wilayah oleh sungai, wduk, danau,
(Nilai Indikator = 3,5) GNKPA dilaksanakan di wilayah sumber-sumber embung
air dan lahan kritis  Laporan Penyidikan oleh
PPNS
 Laporan GNKPA
(4) Kondisi lingkungan telah di-  RBO dan instansi terkait telah melaksanakan a). Pelaksanaan rehabilitasi lahan, revitalisasi sum-  Lap. pelaksanaan Bidang/Seksi OP
tingkatkan sesuai tusi masing- seluruh kegiatan peningkatan kondisi ling- ber air (sungai, waduk, danau, embung dll) rehabilitasi lahan PPNS
masing instansi dan sudah kungan, pelaksanaan kegiatan OP dan ME kegiatan OP dan ME disertai dengan upaya  Pelaksanaan revitalisasi Sekretariat GNKPA
terintegrasi (penyelamatan DAS dan revitalisasi sumber penegakan hukum pada seluruh kegiatan sungai, waduk, danau,
air) yang disertai dengan upaya penyidikan beserta sanksinya. embung
internal oleh PPNS terhadap pelanggaran b). Kegiatan penanaman pohon, padat karya men-  Seluruh kegiatan OP
hukum pada seluruh kegiatan beserta sanksi- cegah kelongsoran di sebagian besar wilayah sungai, wduk, danau,
nya; oleh GNKPA dilaksanakan di wilayah sumber- embung
(Nilai Indikator = 4,0). sumber air dan lahan kritis  Laporan ME
c). Adanya penegakan hukum bagi perusak dan  Lap.Hasil koordinasi
pelanggaran RTRW.  Lap penegakan hukum

32
Catatan :
Yang dimaksud Sumber Air adalah : Upaya ,menjaga lingkungan sumber air meliputi :
1. Sungai 1. Mencegah degradasi badan- badan sumber air
2. Danau 2. Mencegah sedimentasi pada sumber air
3. Waduk 3. Membangun bangunan perlindungan sumber air
4. Embung 4. Membangun bangunan pengaman pantai
5. Air laut yang berada di daratan 5. Memperbaiki landscape, green belt pada sumber air
6. Air tanah
7. Air hujan
8. Dll

33
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMILIK KEPENTINGAN
Tujuan: Meningkatkan konsevasi sumber daya air (SDA)
Penjelasan Tujuan: Meningkatkan konservasi SDA meliputi: Upaya Perlindungan dan Pelestarian, Pengawetan Air dan Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Indikator 6 : Konservasi Sumber Daya Air (SDA)
Berkurangnya lahan kritis, bertambahnya daya tampung air, hemat air dan kualitas air lebih baik di wilayah sungai

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
 Perlindungan dan  Belum ada program dan belum dilaksanakan- - - -
Pelestarian Sumber Air nya kegiatan perlindungan dan pelestarian
sumber air;
(Nilai Indikator = 0.0)

 Sudah ada program perlindungan dan peles- RBO dan instansi terkait sudah membuat program  Dok. Program Bidang/Seksi
tarian sumber air tetapi belum dilaksanakan; perlindungan dan pelestarian sumberair Perlindungan dan Perencanaan,
(Nilai Indikator = 0.5) Pelestarian SA Bidang/Seksi
(PPSA) Pelaksanaan(PJPA),
Bidang/Seksi OP,
 Sudah ada program perlindungan dan peles- RBO dan instansi terkait sudah membuat program  DIPA, Bidang/Seksi
tarian sumber air tetapi baru sebagian dilak- perlindungan dan pelestariansumber air dan baru  Laporan pelaksana- Perencanaan,
sanakan; sebagian dilaksanakan an kegiatan PPSA Bidang/Seksi
(Nilai Indikator = 1,0). Pelaksanaan(PJPA),
Bidang/Seksi OP,
 Sudah ada program perlindungan dan peles- RBO dan instansi terkait sudah membuat dan melak-  DIPA, Bidang/Seksi
tarian sumber air dan sudah dilaksanakan pada sanakan seluruh program perlindungan dan pelestari-  Laporan pelaksana- Perencanaan,
seluruh wilayah; an sumber air an kegiatan PPSA Bidang/Seksi
(Nilai Indikator = 1,5). Pelaksanaan(PJPA),
Bidang/Seksi OP,
 Pengawetan Air (menyimpan  Sudah dilaksanakan pengendalian dan peles- RBO dan/atau instansi terkait sudah melaksanakan  DIPA Bidang/Seksi
air, menghemat air, mengen- tarian SDA dan ada program pembangunan pengendalian dan pelestarian SDA serta membuat  Laporan fisik ,dan Perencanaan,
dalikan penggunaan air tanah) tampungan air hujan/kolam/embung/waduk, program pembangunan tampungan air hujan/kolam/ Keuangan Bidang/Seksi
hemat air, pengendalian penggunaan air tanah embung/waduk, hemat air, pengendalian penggunaan Pelaksanaan(PJPA),
tetapi baru sebagian dilaksanakan; air tanah tetapi baru sebagian dilaksanakan. Bidang/Seksi OP,
(Nilai Indikator = 2.0 )

 Sudah dilaksanakan seluruh pengendalian, RBO dan/atau instansi terkait sudah melaksanakan  DIPA Bidang/Seksi
pelestarian SDA dan pelaksanaan pengawetan seluruh pengendalian, pelestarian SDA dan penga-  Laporan fisik dan Perencanaan,
air; wetan air Keuangan Bidang/Seksi
(Nilai Indikator = 2.5) Pelaksanaan(PJPA),
Bidang/Seksi OP,

34
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
 Pemantauan kualitas air dan  Kegiatan perlindungan, pelestarian air dan RBO dan/atau instansi terkait sudah melaksanakan  DIPA Bidang/Seksi
kegiatan tindak lanjut. pengawetan air sudah dilaksanakan serta ada perlindungan, pelestarian air dan pengawetan air  Laporan fisik dan Perencanaan,
program pemantauan kualitas air dan kegiatan serta memiliki program pemantauan kualitas air dan Keuangan Bidang/Seksi
tindak lanjuttetapi belum dilaksanakan; kegiatan tindak lanjutnya belum dilaksanakan  Laporan Pelaksanaan(PJPA),
(Nilai Indikator = 3.0) pemantauan Bidang/Seksi OP
kualitas air
 Sudah dilaksanakannya perlindungan, peles- RBO dan/atau instansi terkait sudah melaksanakan  DIPA Bidang/Seksi
tarian air dan pengawetan air serta sebagian perlindungan, pelestarian air dan pengawetan air  Laporan fisik dan Perencanaan,
pelaksanaan pemantauan kualitas air dan ke- serta pelaksanaan sebagian pemantauan kualitas air Keuangan Bidang/Seksi
giatan tindak lanjutnya; dan kegiatan tindak lanjutnya  Laporan Pelaksanaan(PJPA),
(Nilai Indikator = 3.5) pemantauan Bidang/Seksi OP
kualitas air

 Sudah dilaksanakannya perlindungan, peles- RBO dan instansi terkait sudah melaksanakan kegi-  DIPA Bidang/Seksi
tarian air, pengawetan air, pemantauan kuali- atan konservasi SDA secara terpadu dan berkelanjut-  Laporan fisik dan Perencanaan,
tas air dan kegiatan tindak lanjutnya. an Keuangan Bidang/Seksi
(Nilai Indikator = 4.0)  Laporan Pelaksanaan(PJPA),
pemantauan Bidang/Seksi OP
kualitas air
Catatan :
Contoh kegiatan konservasi sumber daya air antara lain :
1. Melaksanakan gerakan rehabilitasi lahan dan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
2. Melaksanakan hemat air irigasi melalui sistem tanam System of Rice Intensification (SRI), jajar legowo, dan lainnya
3. Melaksanakan hemat air untuk keperluan rumah tangga dan perkotaan
4. Membangun tampungan air (waduk, embung, retensi, dan lainnya)
5. Menjaga ekosistem hutan dengan melaksanakan reboisasi pada lahan super kritis, kritis, dan potensi kritis
6. Mencegah pencemaran limbah padat dan cair pada sumber air
7. Mencegah pencemaran air tanah
8. Mencegah pengambilan air tanah secara tidak terkendali
9. Mengatur laju aliran permukaan (runoff)
10. Memanen air hujan dengan membangun sumur resapan. biopori, dan parit jebakan

35
BSC-bidang kerja kritis: PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
Tujuan : Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Penjelasan Tujuan: Mewujudkan staf yang terlatih baik serta secara efektif dan efisien menjalankan tugasnya
Indikator 7 : Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peningkatan Kapasitas SDM dicerminkan dari meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural al
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Tidak ada komitmen untuk  Tidak ada kegiatan pengembangan sumber- Belum ada perencanaan dan program pengembangan - -
pengembangan sumberdaya daya manusia dan staf menghadapi hambatan SDM
manusia. internal untuk meningkatkan kompetensinya
sendiri;
(Nilai Indikator = 0,0)
 Ada program pengembangan sumberdaya Program pengembangan SDM dan upaya untuk Program Pengem- Bagian / Subag Tata
manusia, namun belum ada upaya melaksana- mengetahui hambatan bangan SDM Usaha dan Seluruh
kannya dan staf berupaya untuk mengetahui Catatan mengenai Pimpinan dan Staf RBO
hambatan internal yang terjadi; hambatan.
(Nilai indikator 0,50)
 Telah ada upaya pengembangan sumber daya Ada rencana pengembangan SDM tetapi belum  Dokumen Rencana/ Bagian / Subag Tata
manusia namun terkendala budaya yang dilengkapi basis data SDM, Program Pengem- Usaha dan Seluruh
menghambat peningkatan kompetensi; (Nilai bangan SDM Pimpinan dan Staf RBO
Indikator = 1,0)

(2) Pengembangan sumberdaya  Staf dan pimpinan memandang positif upaya Adanya dukungan pimpinan untuk meningkatkan  Surat ijin belajar Bagian / Seksi Tata
manusia masih bersifat spora- peningkatan keterampilan dan kompetensi kompetensi secara mandiri tetapi diluar jam kerja Usaha dan dan Seluruh
dis sesuai kebutuhan sesaat. tetapi hanya sedikit pelatihan yang diizinkan/ Pimpinan dan Staf RBO
diadakan pada hari kerja;
(Nilai Indikator =1,5)

 Staf diizinkankan mengikuti kursus/latihan se- Adanya dukungan kuat pimpinan untuk meningkatkan  Surat ijin belajar Bagian/Seksi Tata Usaha
lama hari kerja tetapi sepenuhnya merupakan ketrampilan dan kompetensi namun tidak dilakukan  Peraturan Disiplin dan dan Seluruh
kegiatan yang diadakan pihak luar. Tidak ada rencana pengembangan pegawai Kerja PNS Pimpinan dan Staf RBO
basis data mengenai keterampilan dan kom-
petensi dari staf dan tidak ada komitmen untuk
mengembangkan kompetensi staf dan pimpinan
RBO;
(Nilai Indikator = 2,0)

36
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
struktural al
(1) (2) (3) (4) (5)
(3) Target pengembangan sumber  Ada pemahaman, pengembangan sumber- Adanya komitmen dan pejabat yang ditunjuk untuk SK Kepala Bagian/ Bagian/Seksi Tata Usaha
daya manusia tidak secara daya manusia membawa manfaat bagi RBO. menangani pengembangan SDM dan didukung Seksi Tata Usaha dan dan Seluruh
penuh terintegrasi dengan Secara struktural telah ditetapkan pejabat yang dengan pembiayaan Dok. Evaluasi Pimpinan dan Staf RBO
kebutuhan dalam pengelolaan bertanggung jawab terhadap pengembangan Kepegawaian
sumber daya air sumberdaya manusia dan tersedia cukup ang- Dok DIPA
garan untuk menjalankan maksud tersebut;
(Nilai Indikator = 2,5)
 Pengembangan sumberdaya manusia menjadi a). Adanya peran aktif staf dan pimpinan dalam Database kepega- Bagian/Seksi Tata Usaha
semakin penting yang ditandai tersedianya upaya pengembangan SDM yang didukung waian dan dan Seluruh
informasi tentang kompetensi staf dan diada- dengan sistem informasi kepegawaian yang Peraturan Berkaitan Pimpinan dan Staf RBO
kannya pelatihan yang direncanakan untuk handal. Kepegawaian
menjembatani kesenjangan yang dapat meng- b). Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan Daftar peserta
hambat pencapaian sasaran RBO. SDA yang menjadi kewenangan provinsi dan bimbingan teknis.
(Nilai Indikator = 3,0) kabupaten/kota .
(4) Program pengembangan SDM  Staf telah dianggap sebagai aset penting bagi a). Pimpinan berperan aktif menerapkan karir Data Bagian/Subag Tata Usaha
dilaksanakan/dioperasionalkan RBO dan pengembangan sumberdaya manusia planning bagi setiap pegawainya pengembangan dan Seluruh Pimpinan
secara penuh. dilakukan untuk memenuhi sasaran jangka b). Pengembangan SDM melalui kursus/pelatihan/ pegawai/SDM dan Staf RBO
panjang RBO; pendidikan untuk memenuhi sasaran jangka jangka pendek
(Nilai Indikator = 3.5) panjang RBO. Data
pengembangan
pegawai/SDM
jangka panjang.
 Kepuasan dan motivasi staf dipertimbangkan a). Pemberian apresiasi/penghargaan bagi staf yang Mekanisme (pedo- Bagian / Subag Tata
sebagai sesuatu yang penting dan survei berprestasi man/SOP) pembe- Usaha dan Seluruh
sumberdaya manusia, peer review dan b). Melaksanakan pengamatan terhadap kinerja staf rian penghargaan Pimpinan dan Staf RBO
mentoring menjadi bukti. Ada komunikasi c). Pemantauan dan kaji ulang oleh teman Catatan kinerja staf
yang baik antara pimpinan RBO dan bagian sejawat/RBO lain untuk pengembangan SDM Pemberian peng-
sumberdaya manusia. hargaan
d). Ada komunikasi antara pimpinan badan pengelola
Bagian sumberdaya manusia mengenal dan Catatan/Dokumen
memahami sasaran RBO jangka panjang dan SDA dengan badan pengembangan SDM peer review
program pelatihan terencana telah tersedia e). Bagian SDM memahami sasaran jangka panjang catatan komunikasi
untuk memberikan keterampilan dan kompe- badan pengelola SDA antara Bidang
tensi yang diperlukan dalam mencapai sasar- f). Tersedianya program pelatihan terencana untuk Pengel SDA dan Bd.
an jangka panjang. mewujudkan sasaran jangka panjang Pengembang-an
(Nilai Indikator = 4,0). SDM
Data kinerja SDM
terkait dg program
JP
Data pelatihan ter-
kait sasaran JP

37
Catatan :
Strategi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui :
1. Pendidikan strata S1, S2, S3
2. Pelatihan substansial, kebijakan dan legal aspek, manajemen, dll
3. Bimbingan teknis terhadap tugas dan fungsi dan aspek teknis
4. Perekrutan staf dan jenjang karir
5. Perencanaan dan pengembangan pegawai
6. Perubahan manajemen RBO
7. Peluang dan kesempatan staf untuk meningkatkan jenjang karir
8. Penghargaan kepada pimpinan dan staf yang berprestasi

38
BSC-bidang kerja kritis: PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
Tujuan: Mengelola Aset Prasarana dan Sarana SDA
Penjelasan Tujuan: RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT) mengelola aset prasarana dan sarana SDA (merencanakan, melaksanakan, dan kegiatan Monev)
Indikator 8 : Pengembangan Teknik (Teknik pengelolaan aset) Prasarana dan Sarana SDA

Pengelolaan aset prasarana dan sarana SDA perlu didukung komitmen, kemampuan dan pengalaman dalam manajemen asset.
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Tidak ada inventarisasi aset  RBO tidak memiliki catatan aset atau Belum ada catatan aset atau infrastruktur SDA - -
dan upaya pemeliharaan aset infrastruktur yang dimiliki/dikelola;
secara berkesinambungan (Nilai Indikator = 0,0)
 RBO mempunyai daftar aset dan infrastruktur a). Tersusunnya daftar aset SDA  Data aset SDA Bagian/Subag Tata
SDA, namun belum memiliki rencana operasi b). Belum ada perencanaan aset SDA (OP dan Usaha,
dan pemeliharaan. Penggantian aset yang penggantian) Bidang/Seksi OP
rusak tidak dilakukan;
(Nilai Indikator = 0,5).

 RBO mempunyai daftar aset dan infrastruktur a). Mempunyai daftar aset prasarana SDA  Daftar aset SDA Bagian/Subag Tata
dan telah memiliki rencana operasi dan b). ada rencana pengelolaan aset SDA (OP dan  Data perencanaan Usaha,
pemeliharaan, namun belum ada sistem penggantian) namun belum dilaksanakan secara aset Bidang/Seksi OP
pemeliharaan secara berkelanjutan sehingga berkelanjutan
perbaikan dan penggantian aset dilaksanakan
insidental bila ada yang rusak;
(Nilai Indikator =1,0).

2) Inventarisasi aset berjalan dan  RBO mengenali kebutuhan untuk memelihara a). OP belum dilaksanakan secara optimal.  AKNOP Bidang/Seksi OP
telah dilakukan pemeliharaan infrastruktur RBO dan asset operasional tetapi b). Tidak adanya dukungan anggaran untuk  Program OP JP., JM
secara berkesinambungan. tanpa alokasi anggaran untuk melakukan penggantian asset dan J Pj
penggantian strategis;
(Nilai Indikator = 1,5)

39
 RBO memiliki kebutuhan untuk memelihara aset a). Pemeliharaan preventif sudah dilaksanakan  AKNOP Bidang/Seksi OP
dan infrastruktur yang dimiliki/dikelola. Namun, b). Perencanaan pemeliharaan aset belum  Program OP JP., JM
penggantian aset yang rusak dan peningkatan mendapat prioritas dan J Pj
kualitas aset masih belum direncanakan c). Penganggaran untuk pemeliharaan aset belum
sehingga perbaikan aset yang rusak dilakukan rutin
bila ada kesempatan atau dana saja;
(Nilai Indikator =2,0)

3) Rencana pengembangan aset  RBO mempunyai rencana penggantian dan a). Penggantian dan pemdayagunaan aset direnca-  Dok Renc OP Bagian/Subag Tata
disusun mengarah pada infra- pendayagunaan aset untuk jangka pendek dan nakan jangka pendek dan jangka panjang AsetSDA Jangka Usaha,
struktur yang secara penuh jangka panjang. Rencana ini dipergunakan b). tersedianya program dan perencanaan pembia- Pendek & Jangka Bidang/Seksi OP
mendukung pengelolaan menganggarkan biaya yang diperlukan. Walau yaan OP aset prasarana SDA jangka pendek dan Panjang
sumberdaya air terpadu. sudah terencana, namun sesekali masih jangka panjang  Dok DIPA/DIPDA
ditemui perbaikan yang bersifat insidental;
(Nilai Indikator =2,5)

 RBO mempunyai rencana pemeliharaan aset dan a). Tersedianya rencana pemeliharaan dan peng-  Dok. Rencana Bagian/Subag Tata
infrastruktur jangka pendek dan jangka panjang, gantian asset JPd & JPj pemeliharaan& Usaha,
serta memiliki rencana penggantian peralatan b). Tersedia analisis efisiensi dan penghematan penggantian aset Bidang/Seksi OP
yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, biaya operasi prasarana JPd & JPj
menghemat biaya untuk mendukung tercapai-  Kajian analisis
nya pengelolaan sumberdaya air terpadu;  Nilai manfaat &
(Nilai Indikator = 3.0) efisiensi

4) Komitmen melakukan penelitian  RBO mempunyai rencana pemeliharaan aset dan a). RBO telah mempunyai rencana manajemen aset  Dok. Manaj. aset Bagian/Subag Tata
dan pengembangan untuk infrastruktur yang bersifat pendek, menengah b). RBO melaksanakan simposium/seminar dengan  Undangan, daftar Usaha,
mempertahankan fungsi aset dan panjang. RBO juga aktif mencari teknologi mengundang berbagai badan litbang, perguruan hadir dan notulen Bidang/Seksi OP
dan infrastruktur secara lebih baik dan terbaru untuk mencapai misi ba- tinggi, dan pakar/tenaga ahli untuk mejaring
berkesinambungan. dan pengelola sumberdaya air; teknologi baru di bidangSDA
(Nilai Indikator =3,5)

 Pengelolaan aset merupakan bagian dari budaya a). Pengelolaan aset merupakan komitmen staf dan  Pedoman/SOP Bagian/Subag Tata
kerja, RBO melakukan penelitian dan pengem- pimpinan RBO  Panduan/ laporan Usaha,
bangan untuk mempertahankan fungsi aset dan b). RBO melakukan kerjasama untuk penelitian dan pengelolaan aset Bidang/Seksi OP
infrastruktur, selain mendorong pengelolaan pengembangan pengelolaan aset prasarana SDA  Laporan hasil
wilayah sungai secara terpadu; penelitian dan
(Nilai Indikator = 4,0). pengembangan
aset SDA

40
Catatan :
Pengelolaan aset meliputi kegiatan :
1. Inventarisasi prasarana dan sarana SDA
2. Penilaian aset prasarana dan sarana SDA
3. Perencanaan aset prasarana dan sarana SDA
4. Operasi prasarana dan sarana SDA
5. Pemeliharaan prasarana dan sarana SDA
6. Rehabilitasi prasarana dan sarana SDA
7. Pengawasan dan pengendalian aset prasarana dan sarana SDA
8. Pengalihan pengelolaan aset prasarana dan sarana SDA
9. Penghapusan aset prasarana dan sarana SDA

41
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
Tujuan : Mengembangkan dan merehabilitasi prasarana dan sarana SDA
Penjelasan Tujuan: Membangun, Meningkatkan dan Merehabilitasi prasarana dan sarana SDA
Indikator 9 : Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Prasarana SDA
Ukuran dari tingkat komitmen melaksanakan pengadaan jasa konstruksi, pembangunan/konstruksi, peningkatan, rehabilitasi dan supervisi pelaksanaan melalui penerapan
manajemen konstruksi yang profesional.
Berikan penilaian terhadap RBO dengan memperhatikan kriteria berikut

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Persiapan pengadaan jasa  Belum pernah melaksanakan pengadaan jasa Belum ada pengadaan jasa konstruksi pembangunan - -
konstruksi konstruksi (JK) prasarana dan sarana SDA; prasarana dan sarana SDA.
(Nilai Indikator =0,0)
 Tersedianya SOP pengadaan jasa konstruksi Sudah tersedia pedoman pengadaan jasa konstruksi  Pedoman/SOP JK Semua Bidang/Seksi di
dan Detailed Engineering Design (DED) dan DED namun belum dilaksanakan dan DED BBWS/BWS, PJT dan
prasarana dan sarana SDA; Balai PSDA yang
(Nilai indikator = 0,50) bertanggung jawab
dalam perencanaan,
pelaksanaan konstruksi
dan rehabilitasi
2) Pelaksanaan pengadaan jasa  RBO telah melaksanakan pengadaan jasa RBO menerapkan SOP/pedoman pengadaan jasa  Pedoman/SOP JK. Semua Bidang/Seksi di
konstruksi konstruksi; konstruksi.  KAK, DSKP, DED BBWS/BWS, PJT dan
(Nilai Indikator = 1,0)  Undangan Balai PSDA yang
Pengadaan JK bertanggung jawab
dalam pelaksanaan
konstruksi dan
rehabilitasi
3) Membangun prasarana SDA  RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- 20 % progres pembangunan, peningkatan dan  Pedoman/SOP Semua Bidang/Seksi di
katan dan rehabilitasi prasarana SDA; rehabilitasi telah dilaksanakan Pengawasan JK BBWS/BWS, PJT dan
(Nilai Indikator = 1,5)  Catatan harian Balai PSDA yang
pengawasan JK bertanggung jawab
 Progres fisik dalam pelaksanaan
 Progres konstruksi dan
penyerapan rehabilitasi
keuangan

 RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- 40 % progres pembangunan, peningkatan dan  BA pengecekkan Semua Bidang/Seksi di
katan dan rehabilitasi prasarana SDA; rehabilitasi telah dilaksanakan fisik. BBWS/BWS, PJT dan
(Nilai Indikator = 2,0)  BA pengecekkan Balai PSDA yang
running test. bertanggung jawab
 BA serah terima dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan
rehabilitasi

42
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
4) Meningkatkan prasarana dan  RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- 60 % progres pembangunan, peningkatan dan  Daftar tambahan Semua Bidang/Seksi di
sarana SDA katan dan rehabilitasi prasarana SDA; rehabilitasi telah dilaksanakan asset atau B/BWS, PJT dan Balai
(Nilai Indikator = 2,5) peningkatan PSDA yang bertanggung
kualitas jawab dalam
 Daerah layanan pelaksanaan konstruksi
bertambah dan rehabilitasi
 Kepuasan
pengelola dan
pengguna
 RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- 80 % progres pembangunan, peningkatan dan  Dokumen Semua Bidang/Seksi di
katan dan rehabilitasi prasarana SDA; rehabilitasi telah dilaksanakan pengawasan B/BWS, PJT dan Balai
(Nilai Indikator = 3,0) konstruksi PSDA yang bertanggung
 Data SDM terlatih jawab dalam
 Pedoman/SOP pelaksanaan konstruksi
sistem jaminan dan rehabilitasi
mutu

5) Rehabilitasi Prasarana dan  RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- 100 % progres pembangunan, peningkatan dan  Gambar sebelum Semua Bidang/Seksi di
Sarana SDA. katan dan rehabilitasi prasarana SDA; rehabilitasi telah dilaksanakan dan sesudah di B/BWS, PJT dan Balai
(Nilai Indikator = 3,5) rehabilitasi. PSDA yang bertanggung
 Dokumen jawab dalam
pengawasan. pelaksanaan konstruksi
 Data SDM terlatih. dan rehabilitasi
 As built drawing.

 RBO telah melaksanakan pembangunan, pening- a). Pengecekan akhir terhadap fisik dan kelengkapan  Berita acara Semua Bidang/Seksi di
katan dan rehabilitasi prasarana SDA 100% dan dokumen pengecekan fisik B/BWS, PJT dan Balai
telah dilakukan kegiatan pemeriksaan fisik be- b). Laporan Running test dan dokumen PSDA yang bertanggung
serta kelengkapan dokumen teknis (DED, as- c). Berita acara serah terima akhir pekerjaan pendukung jawab dalam
built drawing, berita acara serah terima/HO,  Laporan uji hidrolis pelaksanaan konstruksi
catatan direksi) dan dokumen administrasi (per- dan pengaliran dan rehabilitasi
ijinan, sertifikat, daftar aset, dll);  Berita acara serah
(Nilai Indikator = 4,0) terima pekerjaan

Catatan :
1. Pembangunan prasarana SDA adalah seluruh kegiatan pembangunan jaringan SDA meliputi SIDLAC (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction).
2. Peningkatan prasarana SDA adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi prasarana SDA yang sudah ada atau kegiatan menambah fungsi jaringan SDA yang sudah ada.
3. Rehabilitasi prasarana SDA adalah kegiatan perbaikan prasarana SDA guna mengembalikan fungsi jaringan SDA seperti semula.

43
BSC-Bidang Kerja Kritis: PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
Tujuan : Mengembangkan Sistem Pengelolaan SDA Terpadu dan Berkelanjutan
Penjelasan Tujuan: Memperbaiki, Meningkatkan dan Mengembangkan Sistem PSDA Terpadu dan Berkelanjutan
Indikator 10 : Pengembangan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Ukuran dari tingkat komitmen melaksanakan manajemen mutu melalui penerapan suatu sistem manajemen mutu atau alat perbaikan manajemen yang serupa.
Berikan penilaian terhadap badan pengelola dengan memperhatikan kriteria berikut

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Ketersediaan sistem untuk  Tidak ada sistem tata kelola; Belum ada sistem tata kelola - -
merumuskan tata kelola (Nilai Indikator =0,0)
 RBO sudah membuat/mempunyai sistem tata Sudah ada beberapa pedoman namun belum  Pedoman/SOP Semua Bidang/Seksi di
kelola dan/atau prosedur operasional, namun dilaksanakan BBWS/BWS, PJT dan
belum dilaksanakan; Balai PSDA
(Nilai indikator = 0,50)

2) Sosialsasi sistem tata kelola  RBO menerapkan beberapa prosedur operasi- RBO menerapkan beberapa prosedur dan belum ada  Pedoman/SOP Semua Bidang/Seksi di
onal, namun belum disertai komunikasi antara komunikasi dengan siapapun. BBWS/BWS, PJT dan
staf dan pimpinan; Balai PSDA
(Nilai Indikator = 1,0)

3) Sistem tata kelola masih  RBO menerapkan beberapa prosedur operasi- RBO baru menerapkan beberapa prosedur  Pedoman/SOP Semua Bidang/Seksi di
belum efektif. onal yang disertai komunikasi antara staf dan operasional namun belum efektif  Catatan/evaluasi BBWS/BWS, PJT dan
pimpinan, namun belum berjalan secara efektif;  Penggunaan Balai PSDA
(Nilai Indikator = 1,5) Pedoman/SOP

 Prosedur operasional telah didokumentasikan a). Melengkapi prosedur operasional di semua  Pedoman/SOP Semua Bidang/Seksi di
dengan baik, tetapi sering diabaikan; bidang/seksi  Usulan perubahan BBWS/BWS, PJT dan
(Nilai Indikator =2,0) b). Mendokumentasikan prosedur operasional pada Pedoman/SOP Balai PSDA
semua bidang (proses dokumentasi sedang  Catatan/ Temuan
berjalan)
c). Prosedur operasional masih sering diabaikan

4) Prosedur manajemen sudah  Prosedur operasional telah didokumentasikan a). Terdokumentasikannya dengan baik semua  Seluruh Pedoman/ Semua Bidang/Seksi di
dikenal dengan baik dan su- dengan baik dan staf sudah menerima pem- prosedur operasional di masing-masing bidang SOP B/BWS, PJT dan Balai
dah operasional tetapi hanya binaan/bimbingan teknis yang sesuai untuk /seksi terdokumentasi PSDA
ada sedikit ruang untuk ko- menggunakan prosedur yang ada, namun b). Tersedianya staf yang sudah terlatih dalam  Data SDM terlatih
laborasi dari staf. belum ada mekanisme (umpan balik) untuk pemakaian prosedur  Catatan umpan
memperbaiki prosedur-prosedur tersebut; c). Belum tersedianya mekanisme umpan balik dari balik
(Nilai Indikator =2,5) staf tentang pemakaian prosedur

44
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
 Prosedur operasional telah didokumentasikan a). Terdokumentasikannya dengan baik semua  Terdokumentasinya Semua Bidang/Seksi di
dengan baik dan staf sudah menerima prosedur operasional di masing-masing bidang/ Pedoman/SOP B/BWS, PJT dan Balai
pembinaan/bimbingan teknis yang sesuai di seksi  Data SDM terlatih PSDA
dalam pemakaian prosedur tersebut. Beberapa b). Tersedianya staf yang sudah terlatih dalam  Pedoman/SOP
umpan balik untuk perbaikan sudah diterima pemakaian prosedur yang transparan
tetapi belum sepenuhnya diterapkan untuk c). Tersedianya mekanisme umpan balik staf tentang  catatan umpan balik
perbaikan; prosedur operasional yang transpar untuk
(Nilai Indikator = 3,0) d). Belum dimasukkannya umpan balik staf kedalam pengembangan
upaya pengembangan transparansi Pedoman/SOP

5) Sistem tata kelola yang  RBO sudah menerapkan perbaikan kinerja a). Menerapkan perbaikan kinerja secara terus mene-  Umpan balik dapat Semua Bidang/Seksi di
efektif telah berjalan dengan terus menerus dan mendorong tumbuhnya rus dan mendorong tumbuhnya transparansi diakses publik B/BWS, PJT dan Balai
melibatkan proses pembe- transparansi. Staf telah terlatih baik dan b). Tersedianya staf yang terlatih dan memiliki komit-  Data SDM terlatih PSDA
lajaran, yang disertai peng- bersama-sama pimpinan memiliki komitmen men terhadap pengembangan badan pengelola
ambilan keputusan yang bersama untuk mengembangkan badan penge- SDA
adaptif dan responsif, serta lola;
bukti komitmen pengem- (Nilai Indikator = 3,5)
bangan yang berkelanjutan
 RBO telah menerapkan perbaikan kinerja dan a). Badan Pengelola sudah menerapkan sistem  Laporan kinerja Semua Bidang/Seksi di
mengembangkan transparansi berdasar suatu perbaikan kinerja  catatan kinerja staf, B/BWS, PJT dan Balai
sistem tata kelola yang berdasarkan pakta b). Mendorong staf untuk berperan lebih aktif dan dokumen pakta PSDA
integritas. Staf didorong pimpinan secara aktif efektif dalam mengembangkan tugasnya pada integritas
untuk berperan dalam pengembangan badan badan pengelola SDA didukung dengan pakta
pengelola;
(Nilai Indikator = 4,0) integritas

Catatan :
Pengembangan RBO diwujudkan melalui :
1. Keharmonisan bekerja
2. Kemampuan memecahkan persoalan secara terbuka
3. Keterbukaan dalam berkomunikasi
4. Meningkatkan semangat kerja
5. Mampu mengendalikan diri
6. Dapat berdaptasi dengan lingkungan kerja

45
BSC-Bidang Kerja Kritis: TATA KELOLA INTERNAL ORGANISASI
Tujuan Melaksanakan Perencanaan Pengelolaan SDA
Penjelasan Tujuan: Meningkatkan Perencanaan Pengelolaan SDA secara efektif
Indikator 11 : Perencanaan Tata Kelola di Dalam RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
Ukuran untuk mengenal tingkat kematangan dalam perencanaan pengelolaan SDA dari BBWS/BWS/BPSDA/PJT dalam rangka mewujudkan misi yang diemban.
Berikan penilaian terhadap badan pengelola dengan memperhatikan kriteria berikut.

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Dokumen Pola PSDA  Belum ada Pola PSDA dan belum ada Rencana Belum disusun - -
PSDA;
(Nilai Indikator = 0,0)

 RBO sedang menyusun Pola SDA; Sedang disusun rancangan pola.  Rancangan Pola Bidang/Seksi Program
(Nilai Indikator = 0,5); dan Perencanaan

 Pola PSDA telah ditetapkan Dokumen pola telah ditetapkan oleh pihak yang  Dokumen Pola Bidang/Seksi Program dan
(Nilai Indikator = 1,0) berwenang. PSDA Perencanaan

2) Sosialisasi dan monitoring dan  Sosialisasi Pola PSDA kepada pihak yang Hasil sosialisasi Pola PSDA  Notulensi/laporan Bidang/Seksi Program
evaluasi Pola PSDA. berkepentingan (Stakeholder); sosialisasi dan Perencanaan
(Nilai Indikator = 1,5)

 RBO melaksanakan monev Pola secara a). Laporan monev yang dilaksanakan oleh RBO  Laporan monev Semua Bidang/Seksi di
berkelanjutan; b). Laporan monev yang dilaksanakan oleh TKPSDA RBO BBWS/BWS/BPSDA/PJT
 Implementasi Pola PSDA terhadap Renstra; c). Laporan pemilihan strategi skenario  Laporan monev
 Komitmen stakeholder dalam pemilihan TKPSDA
strategi dan skenario Pola PSDA;  Rancangan
(Nilai Indikator =2,0) Rencana PSDA

3) Dokumen Rencana PSDA.  RBO sedang menyusun Rencana PSDA; Dokumen Rancangan Rencana PSDA  Dokumen Bidang/Seksi Program
(Nilai indikator = 2.5) Rancangan dan Perencanaan
Rencana PSDA

 Pihak yang berwenang menetapkan Rencana Dokumen Rencana PSDA telah ditetapkan  Dokumen Rencana Bidang/Seksi Program
PSDA; PSDA dan Perencanaan
(Nilai Indikator =3.0)

4) Monitoring Rencana PSDA  RBO melaksanakan Sosialisasi Rencana PSDA Kegiatan sosialiasi Rencana PSDA terlaksana  Laporan kegiatan Bidang/Seksi Program
kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholder); sosialiasi Rencana dan Perencanaan
(Nilai Indikator = 3,5).

46
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
 Implementasi Pola dan Rencana PSDA; Pola dan rencana diterapkan dalam penyusunan kegi-  Rekomendasi pola/ Semua Bidang/Seksi di
(Nilai Indikator = 4,0) atan dan anggaran RBO rencana oleh BBWS/BWS/BPSDA/PJT
TKPSDA
 Penetapan Pola/
Rencana atau
Perencanaan/Pere
ncanaan Teknis
Tata Pengaturan
Air dan Tata
Pengairan oleh
pihak yang berwe-
nang
 Rencana, program
dan kegiatan
terpadu yang
disetujui oleh pihak
yang berwenang
Catatan :
1. Pola pengelolaan SDA adalah kerangka global pengelolaan SDA pada setiap wilayah sungai, dimuat dalam suatu dokumen.
2. Rencana pengelolaan SDAadalah perencanaan teknis pengelolaan SDApada setiap wilayah sungaiyang dimuat dalam suatu dokumen.

Pola memuat
a. tujuan dan dasar pertimbangan pengelolaan sumber daya air;
b. skenario kondisi wilayah sungai pada masa yang akan datang;
c. alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk setiap skenario; dan
d. kebijakan operasional untuk melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya air.

Rencana memuat :
a. hasil analisa lapangan untuk upaya fisik dan nonfisik;
b. desain dasar untuk upaya fisik dan nonfisik; dan
c. prakiraan kelayakan untuk upaya fisik dan nonfisik.

47
BSC-Bidang Kerja Kritis: TATA KELOLA INTERNAL ORGANISASI
Tujuan : Melaksanakan Pendayagunaan SDA Yang Efisien dan Efektif
Penjelasan Tujuan: Melaksanakan Pendayagunaan SDA, Alokasi Air yang Adil dan Seimbang Berdasar Pada Kebutuhan dan Ketersediaan Termasuk
Mengantisipasi Kekeringan, Melaksanakan Perijinan Untuk Semua Pengguna Air di Wilayah Sungai
Indikator 12 : Pendayagunaan SDA, Alokasi Air, Kekeringan dan Perijinan
Meningkatnya pelaksanaan pendayagunaan dan alokasi, mengatasi kekeringan dan perijinan sumber daya air yang handal di wilayah sungai
Berikan penilaian terhadap badan pengelola dengan memperhatikan kinerja berikut
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Tidak ada kegiatan pendaya-  Tidak ada kegiatan pendayagunaan SDA, Belum pernah ada rencana kegiatan pendayagunaan, - -
gunaan SDA, alokasi air, alokasi air, manajemen kekeringan dan/atau alokasi air, manajemen kekeringan, dan/atau perijinan
manajemen kekeringan dan/ perijinan yang dibuat; para pemakai
atau perijinan yang formal. mengambil air tanpa koordinasi, timbul
perselisihan dan kegagalan dalam
menyediakan pelayanan air;
(Nilai Indikator =0,0)
 Tidak ada sistem pendayagunaan, alokasi air, a). Belum tersedianya sistem manajemen pendaya- - -
manajemen kekeringan, dan/atau perijinan gunaan SDA, alokasi air, manajemen kekeringan
secara formal; dan/atau perijinan secara definitif.
(Nilai Indikator =0,5). b). RBO mengendalikan pendayagunaan air secara
ad hoc.
 Tanggungjawab untuk pendayagunaan SDA, a). Tanggung jawab pendayagunaan SDA, alokasi  Program Bidang/Seksi OP,
alokasi air, manajemen kekeringan, dan/atau air, manajemen kekeringan dan/atau perijinan pandayagunaan PPK OP, PPK PSDA
perijinan berada di bawah instansi-instansi belum terpadu masih dilakukan oleh instansi SDA, alokasi air,
yang berbeda-beda tanpa pertukaran data yang berbeda manajemen
dan informasi secara formal sehingga b). Belum ada pertukaran data dan informasi secara kekeringan dan/ atau
pendayagunaan SDA, alokasi air, formal. kekeringan
manajemen kekeringan dan/atau perijinan
tidak sesuai kebutuhan;
(Nilai Indikator =1.0).
2) Instansi yang ada telah  Sudah ada program terpadu tentang Program terpadu pendayagunaan SDA, alokasi air,  Tusi masing-masing Bidang/Seksi OP, PPK
berbagi tanggung jawab dalam pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen kekeringan dan/atau perijinan diantara Instansi. OP, PPK PSDA
pendayagunaan SDA, alokasi manajemen kekeringan dan/atau perijinan instansi yang berwenang.  DIPA, Data informasi
air, manajemen kekeringan dan/ diantara instansi yang berwenang, namun SDA
atau perijinan. belum dapat dilaksanakan;  Data kekeringan dan
(Nilai Indikator =1,5) upaya mengatasinya
 Data perijinan

 Tanggung jawab untuk pendayagunaan SDA, a). Ada role sharing antar instansi dalam kegiatan  Kerjasama kegiatan Bidang/Seksi OP,
pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen PPK OP, PPK PSDA
48
alokasi air, manajemen kekeringan dan/atau kekeringan dan/atau perijinan berdasarkan pendayagunaan
perijinan dilaksanakan oleh beberapa instansi kewenangannya SDA, alokasi air,
yang berbeda namun memiliki kerjasama dalam b). Data kekurangan air di beberapa wilayah pada dan/atau perijinan
penyampaian informasi dan data. Walaupun waktu musim kemarau  Laporan kekeringan
demikian masih tetap ada kekurangan air pada SDA
kawasan tertentu dan saat-saat tertentu;
(Nilai Indikator =2,0)
3) Pendayagunaan SDA, alokasi  Tanggung jawab untuk pendayagunaan SDA, a). Tersedianya rencana yang terintegrasi dalam  Dokumen Pola dan/ 2.
air, manajemen kekeringan dan alokasi air, manajemen kekeringan dan /atau pembagian kewenangan pendayagunaan SDA, atau Dokumen PPK OP, PPK PSDA
/atau perijinan yang memper- perijinan tetap terbagi di antara instansi yang alokasi air, manajemen kekeringan dan /atau Rencana
timbangkan rencana tata berbeda, namun dalam suatu rencana tata perijinan.  Sistem planning
ruang ruang wilayah (RTRW) ruang wilayah (RTRW) telah ada tetapi belum b). Tersedianya pola yang terintegrasi dengan pendayagunaan SDA
beroperasi secara efisien; RTRW yang memuat zoning pendayagunaan yang terintegrasi
(Nilai Indikator =2,5) SDA, alokasi air, manajemen kekeringan dan dengan RTRW.
/atau perijinan untuk berbagai kepentingan
namun belum diimplementasikan secara efisien.

 Tanggung jawab untuk pendayagunaan SDA, a). Tersedianya rencana pendayagunaan SDA,  Sistem planning
alokasi air, manajemen kekeringan dan /atau alokasi air, manajemen kekeringan dan /atau pendayagunaan Bidang/Seksi OP, PPK
perijinan tetap terbagi di antara instansi yang perijinan yang terintegrasi dalam pembagian SDA yang OP, PPK PSDA
berbeda, namun dalam suatu kerangka kewenangan pendayagunaan SDA, alokasi air, terintegrasi dengan
kerjasama yang juga mencakup dimensi manajemen kekeringan dan /atau perijinan. RTRW.
ruang dan waktu. Secara umum masih ada b). Pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen  Rencana pendaya-
permasalahan operasional yang diakibatkan kekeringan dan /atau perijinan untuk berbagai gunaan SDA, alokasi
oleh alokasi yang tidak sesuai; kepentingan namun belum diimplementasikan air, manajemen
(Nilai Indikator =3,0) kekeringan dan /atau
secara efisien dan efektif.
perijinan Catatan
c). Dalam implementasi masih terdapat pendaya-
evaluasi tentang
gunaan SDA, alokasi air, manajemen kekeringan
rencana alokasi air
dan /atau perijinan yang belum sesuai dengan
yang belum sesuai
rencana alokasi air.

4) Pendayagunaan SDA, alokasi  Pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen Pendayagunaan SDA, alokasi air, manajemen  Rekomendasi 3.
air, manajemen kekeringan dan/ kekeringan dan/atau perijinan telah dilaksana- kekeringan dan/atau perijinan yang telah dirumuskan TKPSDA Bidang/Seksi OP, PPK
atau perijinan sudah menyatu kan melalui wadah koordinasi WS yang meli- oleh TKPSDA WS OP, PPK PSDA
dengan rencana pengelolaan batkan berbagai instansi berbeda dan para
sumberdaya air yang terpadu. pemilik kepentingan;
(Nilai Indikator = 3,5)
 RBO mempunyai tanggung jawab penuh dan Badan pengelola SDA mampu melaksanakan  Laporan Kegiatan 4.
memiliki kemampuan untuk menjalankan RAAT keputusan TKPSDA tentang rencana alokasi air di alokasi air dari RBO Bidang/Seksi OP, PPK
yang diputuskan oleh suatu wadah koordinasi WS yang bersangkutan OP, PPK PSDA
yang melibatkan instansi terkait dan para
pemilik kepentingan;
(Nilai Indikator = 4,0).

49
Catatan :
Pendayagunaan SDA meliputi : Kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan SDA dimana ketersediaan air menurun sehingga sangat berpengaruh pada penggunaan
air untuk keperluan :
1. Penatagunaan SDA
1. irigasi,
2. Penyediaan SDA
2. rumah tangga,
3. Penggunaan SDA
3. perkotaan,
4. Pengembangan SDA
4. industri
5. Pengusahaan SDA

Alokasi air memuat :


Perijinan penggunaan air
1. Pengumpulan data
1. Perizinan dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air. Yang dimaksud
2. Analisa data dengan “konstruksi pada sumber air” adalah konstruksi yang berada pada sumber air termasuk pada sempadan sumber air, misalnya,
3. Perhitungan neraca air konstruksi jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringan kabel listrik/telepon
4. Rencana alokasi air tahunan (RAAT) 2. Penggunaan sumber daya air kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat dilakukan melalui pembangunan tampungan air,
5. Penetapan rencana alokasi air tahunan meninggikan muka air, mendayagunakan sumber air tanah.
6. Penetapan peruntukan penggunaan air
7. Perencanaan sistem komputerisasi
8. Pelaksanaan RAAT

50
BSC-Bidang Kerja Kritis: TATA KELOLA INTERNAL ORGANISASI
Tujuan : Mengurangi Dampak Terhadap Daya Rusak Air dan Mengelola Drainase Utama Perkotaan
Penjelasan Tujuan: Mengurangi Dampak Terhadap Daya Rusak Air Melalui : Pencegahan, Penanggulangan, Pemulihan Akibat Banjir dan Pengendalian Sedimen
Indikator 13 : Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan
Keberhasilan mengurangi dampak banjir, lahar dan kerusakan pantai di semua wilayah
Upaya Pencegahan, Penanggulangan dan Pemulihan Akibat Banjir, lahardan Kerusakan Pantai
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Ketersediaan sistem un-  Tidak ada sistem pengendalian daya rusak air Belum ada sistem pengendalian daya rusak air dan -
tuk pengendalian daya ru- dan pengelolaan drainase utama perkotaan; pengelolaan drainase utama perkotaan.
sak air dan pengelolaan (Nilai Indikator = 0,0)
drainase utama perkota-
an (pencegahan, penang-  RBO sudah mempunyai sistem pengendalian Sudah ada beberapa pedoman/SOP namun belum  Pedoman/SOP Pencegahan, Bid/Seksi O&P, Bid/Seksi
gulangan dan pemulih- daya rusak air dan/atau prosedur dilaksanakan dan pengelolaan drainase utama Penanggulangan dan Perencanaan dan
an) operasional, namun belum dilaksanakan; Pemulihan akibat banjir. Pelaksanaan di
perkotaan.
(Nilai indikator = 0,5)  Pedoman/SOP Pengelolaan BBWS/BWS/BPSDA/PJT
Drainase Utama Perkotaan
 Pedoman pengamanan
pantai
 Pedoman OP Pengendali
Sedimen
 RBO sudah membuat/mempunyai sistem a). Sudah ada beberapa pedoman/SOP, bebera-  Pedoman/SOP berkaitan Bid/Seksi O&P, Bid/Seksi
pengendalian daya rusak air dan/atau penge- pa sudah dilaksanakan. dengan daya rusak air Pelaksanaan di BBWS/
lolaan drainase utama perkotaan, beberapa b). Komunikasi antar staf, antara staf dan pimpin-  Laporan pelaksanaan
BWS/BPSDA/PJT
pedoman/SOP sudah dilaksanakan namun an belum dilaksanakan.
komunikasi antara staf dan pimpinan belum
ada;
(Nilai indikator = 1,0)

 RBO sudah membuat/mempunyai sistem a). Sudah ada beberapa pedoman/SOP, bebera-  Pedoman/SOP Bid/Seksi O&P, Bid/Seksi
pengendalian daya rusak air dan/atau penge- pa sudah dilaksanakan.  Laporan pelaksanaan Pelaksanaan di BBWS/
lolaan drainase utama perkotaan, prosedur b). Komunikasi antar staf, antara staf dan pimpin-  Notulen/dokumentasi
BWS/BPSDA/PJT
operasional, beberapa pedoman/SOP sudah an sudah dilaksanakan. komunikasi
dilaksanakan namun komunikasi antara staf
dan pimpinan sudah dilaksanakan;
(Nilai indikator = 1,5)

51
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
2) Pelaksanaan Sistem  RBO menerapkan beberapa prosedur ope- a). Sudah ada beberapa pedoman/SOP, beberapa  Pedoman/SOP Bid/Seksi O&P, Bid/Seksi
Pengendalian Daya rasional yang disertai komunikasi, koordi- sudah dilaksanakan.  Laporan pelaksanaan Pelaksanaan di BBWS/
Rusak Air (pencegahan, nasi dan kerjasama diantara instansi terkait, b). Komunikasi, koordinasi dan kerjasama diantara  Notulen/dokumentasi BWS/BPSDA/PJT
penanggulangan dan namun belum berjalan secara efektif; instansi terkait belum berjalan secara efektif. koordinasi
pemulihan)
(Nilai Indikator = 2,0)  Perjanjian Kerjasama/KSO
 RBO menerapkan beberapa prosedur a). Sudah diterapkan pedoman/SOP dan  Pedoman/SOP Bid/Seksi O&P, Bid/Seksi
operasional yang disertai komunikasi, melaksanakan evaluasi untuk perbaikan.  Laporan pelaksanaan Pelaksanaan di BBWS/
koordinasi dan kerjasama diantara instansi b). Komunikasi, koordinasi dan kerjasama diantara  Notulen/dokumentasi BWS/BPSDA/PJT
terkait, sudah berjalan; instansi terkait sudah berjalan secara efektif. koordinasi
(Nilai Indikator = 2,5)  Perjanjian Kerjasama/KSO

 RBO telah mendokumentasikan dan meng- a). Terdokumentasikannya dengan baik semua  Pedoman/SOP di semua Semua Bidang/Seksi di
update pedoman/SOP dengan baik; pedoman/SOP di masing-masing bidang/ bidang/seksi terdokumentasi BBWS/BWS/BPSDA/PJT
 Komunikasi, koordinasi dan kerjasama seksi.  Notulen/dokumentasi
telah dilaksanakan secara baik; b). Komunikasi, koordinasi dan kerjasama berjalan koordinasi
 staf sudah menerima pelatihan yang lancar.  Perjanjian Kerjasama/KSO
sesuai untuk menggunakan prosedur yang c). Tersedianya staf yang sudah terlatih dalam  Modul pelatihan PDRA
ada; pemakaian prosedur.
(Nilai Indikator =3,0)

3) Pedoman/SOP sudah  RBO telah mendokumentasikan dan meng- a). Terdokumentasikannya dengan baik semua  Pedoman/SOP di semua Semua Bidang/Seksi di
dikenal dengan baik dan update pedoman/SOP dengan baik; pedoman/SOP di masing-masing bidang/ bidang/seksi terdokumen- BBWS/BWS/BPSDA/PJT
sudah operasional tetapi  Komunikasi, koordinasi dan kerjasama seksi. tasi (tersedia).
hanya ada sedikit telah dilaksanakan secara baik; b). Komunikasi koordinasi dan kerjasama berjalan  Notulen/dokumentasi
kesempatan untuk  staf sudah menerima pelatihan yang lancar koordinasi.
kolaborasi antar staf, sesuai untuk menggunakan prosedur yang c). Tersedianya staf yang sudah terlatih dalam  Perjanjian Kerjasama/KSO.
antara staf dan ada; pemakaian prosedur  Modul pelatihan PDRA.
pimpinan.  Sudah ada program pemberdayaan d). Program pemberdayaan masyarakat sudah  Dokumen/ program
masyarakat dalam hal pengendalian daya tersedia tetapi belum dilaksanakan pemberdayaan.
rusak air namun belum dilaksanakan;
(Nilai Indikator = 3,5)

52
 RBO telah mendokumentasikan dan a). Terdokumentasinya pedoman/SOP secara  Pedoman/SOP di semua Semua Bidang/Seksi di
meng-update pedoman/SOP secara berkelanjutan di semua bidang /seksi. bidang/seksi terdokumen- BBWS/BWS/BPSDA/PJT
berkelanjutan; b). Komunikasi koordinasi dan kerjasama berjalan tasi (tersedia).
 Komunikasi, koordinasi dan kerjasama maksimal  Notulen/dokumentasi koor-
telah dilaksanakan secara efisien dan c). Tersedianya staf yang sudah terlatih dalam dinasi
efektif; pemakaian prosedur  Perjanjian Kerjasama/KSO
 staf sudah menerima pelatihan dan mene- d). Program pemberdayaan masyarakat sudah  Tersedia modul pelatihan
rapkan prosedur yang ada; dilaksanakan PDRA
 Sudah dilaksanakan program e). Sistem informasi PDRA dilaksanakan  Dokumen/ program pem-
pemberdayaan masyarakat dalam hal berdayaan
pengendalian daya rusak air;  Daftar pelatih/instruktur
 Sosialisasi PDRA termasuk sistem  Papan informasi untuk
informasi-nya; PDRA
(Nilai Indikator = 4,0)
Catatan :
Pengendalian daya rusak air meliputi : Pengelolaan drainase utama perkotaan meliputi :
1. Pencegahan 1. Mengeringkan genangan banjir di perkotaan
2. Penanggulangan 2. Mengalirkan kelebihan air ke badan air terdekat
3. Pemulihan 3. Mengendalikan aliran permukaan (runoff)
4. Meresapkan air ke dalam tanah melalui sumur resapan, biopori, parit jebakan, dan kolam retensi

53
BSC-Bidang Kerja Kritis: TATA KELOLA INTERNAL ORGANISASI
Tujuan Mewujudkan Sistem Informasi SDA
Penjelasan Tujuan: Menyediakan informasi terpercaya, relevan dan mudah diakses
Indikator 14 : Pengelolaan SISDA
Meningkatnya komitmen untuk melaksanakan pengelolaan SISDA secara sistematis, terpercaya, terintegrasi dan mudah diakses.

Berikan penilaian terhadap badan pengelola dengan memperhatikan kriteria berikut.

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(1) Pengumpulan data masih belum  Tidak ada kegiatan pengumpulan data; Belum ada data yang dikumpulkan - -
dilakukan dengan baik dan tidak (Nilai Indikator = 0.0)
ada pengendalian mutu data.
 Data dikumpulkan secara sporadis dan dilak- a). Pengumpulan sudah dilakukan namun belum di-  Laporan SISDA Bidang/Seksi OP
sanakan bila diperlukan saja tanpa pengen- laksanakan secara rutin  Form pencatatan Bidang/Seksi Terkait
dalian mutu; b). Pengolahan data masih sesuai kebutuhan, dan ti- data
(Nilai Indikator = 0,5) dak ada pengendalian mutu  Data yang terolah

 Pengumpulan data direncanakan dan difokus- Pengolahan data ditujukan untuk keperluan operasi-  Data operasional Bidang/Seksi OP
kan kepada informasi untuk keperluan opera- onal, namun belum ada pengendalian mutu  Basis data Bidang/Seksi Terkait
sional dari badan pengelola sumberdaya air
namun tanpa ada konsep pengendalian mutu;
(Nilai Indikator = 1,0).

(2) Ada pengendalian mutu untuk  Ada satu pemahaman nilai tentang proses a). Pernah diadakan atau mengikuti pelatihn tentang  Sertifikat/laporan Bidang/Seksi OP
data. pengendalian mutu (quality assurance atau proses pengendalian mutu pengelolaan data pelatihan Bidang/Seksi Terkait
QA) tetapi prosedur QA ini tidak secara for- b). Pengendalian mutu terhadap data belum diterap-
mal diterapkan dan tidak tersedia sumberda- kan
ya untuk melaksanakannya; c). SDM tersedia namun belum memadai
(Nilai Indikator = 1,5)

 Prosedur QA dikembangkan dan data dikum- a). Disusunnya pedoman QA untuk pengelolaan data  Pedoman penge- Bidang/Seksi OP
pulkan untuk mendukung keputusan operasi- b). Pengolahan data telah dilakukan sesuai pedoman lolaan data/SOP Bidang/Seksi Terkait
onal dari badan pengelola sumberdaya air; QA QA pengelolaan
(Nilai Indikator = 2,0) data
 Publikasi data

54
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
(3) Mutu data terkendali dan seca-  Prosedur QA telah dikembangkan menjadi a). Badan pengelola menyiapkan sistem pengolahan  Kajian persiapan Bidang/Seksi OP
ra rutin tersedia bagi keperluan sistem pengelolaan mutu (quality data dari QA ke QMS penerapan Bidang/Seksi terkait
operasional dan tersedia untuk management system atau QMS). Data yang b). Data sudah dapat diakses, belum dalam format manajemen mutu
pemilik kepentingan sesuai per- dikumpulkan dapat digunakan oleh pemilik siap pakai
mintaan. kepentingan namun bukan dalam bentuk
format siap pakai;
(Nilai Indikator = 2.5)

 QMS telah berjalan dan pengendalian mutu a). RBO sudah menerapkan QMS dalam pengelolaan  Dokumen SMM Bidang/Seksi OP
data adalah suatu proses yang memiliki data  Dokumen evaluasi Bidang/Seksi terkait
standar tetap sehingga pemilik kepentingan b). Tersedia data dan informasi terolah dalam format penerapan SMM
dapat meminta data atau informasi dalam siap pakai  laporan audit inter-
keadaan siap pakai; nal dan eksternal
(Nilai Indikator = 3,0) dalam pengelolaan
data

(4) RBO mempunyai sistem mana-  QMS mencakup pengelolaan data dan infor- a). Tersedia prosedur manajemen data yang efisien  Pedoman/SOP Bidang/Seksi OP
emen data yang terbuka dan masi yang efisien dan proaktif; data tersedia dan proaktif pengolahan data Bidang/Seksi terkait
menyediakan informasi bermutu dengan protokol transfer yang sesuai peng- b). Informasi dapat diakses dengan mudah oleh publik  Tampilan data dan
tinggi dalam semua aspek di gunaan, namun belum dikomunikasikan de- c). Tersedia website dengan kapasitas yang cukup informasi
wilayah sungai tersebut, untuk ngan pengguna meskipun pemilik kepenting- d). Hasil komunikasi ditindaklanjuti oleh RBO dalam  Pedoman/SOP ttg
semua pihak yang berkepenting- an dapat meminta data atau informasi dalam protokol transfer
an. keadaan siap pakai; pengambilan keputusan
data (PTD)
(Nilai Indikator = 3,5).  Laporan pengelo-
laan data
 SOP pelayanan
data dan informasi

55
2.  QMS mencakup pengelolaan data dan infor- a). Tersedia data informasi yang akurat dan termuta-  Tampilan Data dan Bidang/Seksi OP
masi yang efisien dan proaktif; data tersedia khir Informasi yang up Bidang/Seksi terkait
dengan protokol transfer yang sesuai peng- b). Data tersedia dengan protokol transfer yang sesu- to date
gunaan. Terdapat kesanggupan/komitmen un- ai.  Data dan Informasi
tuk melakukan updating data secara periodik c). Data senantiasa terupdate dam mudah diakses. tersedia di website
dan selalu melakukan inovasi sistem informa- d). Data dan Sistem informasi untuk pengambilan
si dalam rangka meningkatkan pelayanan dan keputusan.
penyediaan informasi untuk pengambilan ke-
putusan oleh RBO (BBWS/BWS/PJT);
(Nilai Indikator = 4.0).

Catatan :
1. Data dan informasi yang berkaitan dengan SDA antara lain : hidrologi, sistem irigasi, bencana, dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan
2. Membuat Laporan terhadap data yang sudah dimiliki masing- masing BBWS/BWS sampai dengan kondisi akhir tahun berjalan, baik data lateral maupun spatial.
3. Membuat Laporan Proyek Strategis dan Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.
4. Membuat Laporan Swakelola dan Kontraktual terkait dengan pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air akhir tahun berjalan
5. Laporan pada poin kegiatan 1,2, dan 3 yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

56
BSC-Bidang Kerja Kritis: KEUANGAN
Tujuan : Meningkatkan kinerja keuangan
Penjelasan Tujuan: Melaksanakan penggunaan sumberdaya keuangan yang efektif
Indikator 15 : Efisiensi keuangan
Meningkatnya komitmen untuk penggunaan sumberdaya keuangan yang paling efisien dalam upaya perwujudan dari mewujudkan misi RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT).

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Penganggaran tahunan.  Penggunaan anggaran sudah direncana- a). Rencana pembiayaan sudah disusun. RKAKL Bagian/Seksi TU
kan namun penggunaannya tidak efisien b). Neraca pembiayaan tidak tercatat. /Keuangan di RBO
dan efektif;
(Nilai Indikator = 0.0)

 Sistem penganggaran tahunan telah ber- a). Anggaran tahunan dilaksanakan sesuai rencana.  DIPA/DIPDA Rencana Bagian/Seksi TU
jalan seperti yang direncanakan, namun b). Tidak ada peluang untuk revisi anggaran peng- Tahunan /Keuangan di RBO
tidak ada fleksibilitas untuk menang- gunaan anggaran yang sedang berlangsung.  Catatan kegiatan yang ti-
gulangi adanya perubahan selama tahun dak masuk dalam DIPA/
anggaran berjalan; DIPDA untuk pengajuan
(Nilai Indikator = 0.5). tahun depan.

 Sistem penganggaran tahunan telah ber- a). Anggaran tahunan dilaksanakan sesuai rencana..  DIPA/DIPDA Bagian /Seksi TU
jalan dan telah ada mekanisme pengen- b). Tersedianya kurva S penyerapan anggaran.  Rencana Anggaran, /Keuangan di RBO
dalian yang memungkinkan adanya fleksi- c). Tersedia mekanisme pengendalian yang me-  Kurva S.
bilitas untuk menanggulangi adanya peru- mungkinkan fleksibilitas akibat adanya peru-  SOP mengenai mekanisme
bahan selama tahun anggaran berjalan; bahan (dimungkinkan adanya perubahan PO). penggunaan anggaran
(Nilai Indikator = 1.0).

2) RBO berusaha menurunkan biaya  Sistem penganggaran tahunan telah ber- Adanya sistem manajemen keuangan untuk  Laporan keuangan Bagian /Seksi TU
bagi kegiatan yang tidak terkait jalan untuk mengendalikan anggaran ope- mengendalikan anggaran operasional RBO. bulanan /Keuangan di RBO
dengan peningkatan kinerjanya. rasional dari organisasi;  SOP Keuangan
(Nilai Indikator = 1.5)

 Sistem tata kelola keuangan yang berke- a). RBO menerapkan sistem manajemen keuangan  Dokumen/laporan Bagian /Seksi TU
lanjutan telah diterapkan. Pengendalian yang berkelanjutan keuangan/LAKIP /Keuangan di RBO
biaya dan efisiensi menjadi salah satu b). Adanya pengendalian dan efisiensi penggunaan  Laporan bulanan
target organisasi; biaya dengan mengupdate kurva S penyerapan keuangan
(Nilai Indikator = 2,0) fisik dan anggaran  Kurva S yang sudah
diupdate

57
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
3) RBO berupaya menciptakan efisi-  Sistem tata kelola keuangan yang berke- Adanya pemahaman yang sama untuk mensiner-  DIPA/DPA Bagian /Seksi TU
ensi untuk meningkatkan kinerja- lanjutan telah berjalan dan sudah ada pe- gikan aspek keuangan dan perencanaan untuk  Pola/Rencana PSDA /Keuangan di RBO
nya. mahaman bahwa aspek keuangan dan efisiensi (kurva S rencana sejalan dengan aktual)  Rencana Aksi/Renstra
perencanaan teknis harus disinergikan  Laporan fisik &keuangan
untuk efisiensi organisasi; (LAKIP)
(Nilai Indikator = 2.5)  Kurva S yang sudah di-
update

 Ada kerja sama terpadu antara rencana a). Ada kerjasama terpadu antara rencana teknis  DIPA/DPA Bagian /Seksi TU
teknis dan keuangan bagi badan dan keuangan bagi BBWS/BWS/BPSDA/PJT.  Pola/Rencana PSDA /Keuangan di RBO
pengelola sumberdaya air dan sistem ta- b). Tercapainya sistem manajemen yang profesio-  Rencana Aksi/Renstra
ta kelola berfungsi dalam mencapai ki- nal dengan kinerja yang tinggi.  Laporan fisik &keuangan
nerja yang tinggi; (LAKIP)
(Nilai Indikator = 3.0)  Kurva S yang sudah di-
update

4) RBO terikat komitmen untuk terus  Perencanaan keuangan terintegrasi penuh a). Mensinergikan program keuangan dengan pola/  Rencana program Bagian /Seksi TU
memaksimalkan dan meningkatkan dengan rencana operasional dan peren- rencana PSDA, action plan, renstra. keuangan. /Keuangan di RBO
manfaat dari pengelolaan sumber canaan strategis. Keputusan strategis b). Evaluasi penyerapan keuangan.  Laporan Penilaian Kinerja
daya air terpadu melalui penggu- menyertakan model keuangan dan kepu- c). Merencanakan anggaran sesuai dengan RBO (action plan)
naan sumber daya keuangan se- tusan keuangan secara penuh mendukung renstra 5 tahunan.  Laporan penyerapan ke-
cara efisien sasaran strategis. Namun belum ada uangan
sistem informasi keuangan yang terbuka  Rencana anggaran
dalam pengelolaan SDA;  Renstra 5 tahunan
(Nilai Indikator = 3,5).

 Perencanaan keuangan terintegrasi penuh a). Tercapainya perencanaan keuangan terintegra-  Rencana program ke- Bagian /Seksi TU
dengan rencana operasional dan peren- si dengan pola/rencana dan program/kegiatan uangan. /Keuangan di RBO
canaan strategis. Keputusan strategis pengelolaan SDA (tahunan).  Laporan Penilaian Kinerja
menyertakan model keuangan dan kepu- b). Adanya keputusan strategis menyertakan mo- RBO (action plan)
tusan keuangan secara penuh mendukung del keuangan yang berlaku.  Laporan penyerapan ke-
sasaran strategis. Ada sistem informasi c). Adanya keputusan keuangan secara penuh uangan
yang terbuka di dalam RBO itu untuk
mendukung sasaran strategis.  Rencana anggaran
memungkinkan dukungan keuangan bagi  Renstra 5 tahunan
kegiatan operasional dan sebaliknya; d). Adanya sistem informasi yang terbuka di BBWS/
 Website untuk sistem in-
(Nilai Indikator = 4.0). BWS/BPSDA/PJT untuk dimungkinkannya du- formasi keuangan
kungan keuangan bagi kegiatan operasional dan
sebaliknya

58
Catatan :
Efisiensi keuangan dilakukan melalui :
1. Perbaikan sistem akuntabilitas
2. Kejujuran mengelola keuangan
3. Keterbukaan/ transparansi dalam pengelolaan keuangan dan pengendalian keuangan
4. Pengendalian penggunaan dan pengeluaran keuangan

59
BSC-Bidang Kerja Kritis: KEUANGAN
Tujuan : Mewujudkan kemandirian finansial
Tujuan: Mewujudkan kemandirian finansial secara operasional dan akuntabilitas
Indikator 16 : Pemulihan Biaya
Meningkatnya peran dari para pemakai air dalam membiayai pengelolaan sumberdaya air
Berikan penilaian terhadap badan pengelola dengan memperhatikan kriteria berikut :

Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
1) Pemulihan biaya operasi-  Belum ada tersedia dana untuk kegiatan operasi Belum ada dana untuk OP SDA. - -
onal. dan pemeliharaan (OP SDA)
(Nilai Indikator = 0.0)
 RBO memperoleh sebagian biaya OP SDA hanya RBO melaksanakan sebagian dana OP dari pemerintah,  DIPA/DPA Semua Bidang/Seksi di
dari pemerintah; namun belum mencukupi.  Kegiatan RBO
(Nilai Indikator = 0,5) sebagian OP
 RBO memperoleh biaya OP SDA hanya dari pe- a). RBO melaksanakan sebagian besar dana OP dari  DIPA/DPA Semua Bidang/Seksi di
merintah, disamping itu telah dilakukan identifikasi pemerintah.  Hasil identifikasi RBO
potensi pengguna air yang dapat dipungut; b). RBO telah mengidentifikasi potensi pengguna air. pengguna air
(Nilai Indikator = 1,0)
2) Data Biaya operasional di-  RBO memperoleh biaya OP SDA dari pemerintah RBO melaksanakan OP belum berdasarkan angka  DIPA/DPA, Semua Bidang/Seksi di
penuhi dari para pengguna dan melaksanakan kajian BJPSDA di wilayah su- kebutuhan nyata biaya OP (AKNOP), namun sudah  Kajian BJPSDA RBO
air. ngai yang bersangkutan; melaksanakan kajian biaya jasa pengelolaan SDA
(Nilai Indikator = 1.5) (BJPSDA)
 RBO memperoleh biaya OP SDA dari pemerintah a). RBO melaksanakan OP SDA sebagian wilayah  DIPA/DPA
dan mendorong penetapan unit PNBP/BLU; berdasarkan angka kebutuhan nyata biaya OP  Permen/Pergub
(Nilai Indikator = 2.0) (AKNOP), dan melaksanakan kajian biaya jasa
pengelolaan SDA (BJPSDA) dan potensi PNBP
atau yang lain.
b). Usulan Penetapan unit PNBP/BLU.

 RBO memperoleh biaya OP SDA serta memu- a). RBO mampu melaksanakan sebagian biaya OP  DIPA/DPA Semua Bidang/Seksi di
ngut, mengelola BJPSDA dari pengguna air; SDA dari pengguna air.  Permen/Pergub BBWS/BWS/BPSDA/PJT
(Nilai Indikator = 2.5) b). Tersedia database pengguna air baik yang mem-  Database penggu-
punyai izin pengambilan air maupun yang tidak na air
mempunyai izin.  Formulir penagihan
c). Tersedia proses penagihan, bendahara dan reke-  Bukti Setor ke Kas
ning RBO yang jelas. negara
d). Dilakukan audit internal setiap tahun sesuai pera-  Rekening BLU
turan yang berlaku.

60
Penanggung Jawab
Rincian Indikator Kriteria/Parameter Penilaian Proses/Hasil kegiatan / Output Bukti dokumen Unit Struktural / Non
Struktural
(1) (2) (3) (4) (5)
3) Biaya operasional untuk pe-  Biaya OPSDA berasal dari BJPSDA yang dibayar a). Biaya OPSDA dicukupi dari pengguna air.  Laporan pembia- Semua Bidang/Seksi di
layanan air dibayar oleh pa- para pengguna air; b). Laporan keuangan telah diaudit dan dapat diperiksa yaan OP BBWS/BWS/BPSDA/PJT
ra pemakai air dan sebagian  Laporan keuangan di audit sesuai standar akuntansi oleh pemilik kepentingan.  Laporan audit
dari biaya pengembangan dan dapat diperiksa para pemilik kepentingan; ditayangkan di
mulai ditanggung RBO  Biaya pengembangan diprogramkan dari BJPSDA; website
(Nilai Indikator = 3.0)

 Biaya OP SDA berasal dari BJPSDA yang a). Biaya OP SDA serta sebagian biaya pengembangan  Laporan pembia- Semua Bidang/Seksi di
dibayar para pengguna air; dicukupi dari pengguna air. yaan OP SDA dan BBWS/BWS/BPSDA/PJT
 Laporan keuangan di audit sesuai standar akun- b). Laporan keuangan telah diaudit dan dapat diperiksa Pengembangan
tansi dan dapat diperiksa para pemilik kepenting- oleh pemilik kepentingan. jaringan SDA
an;  Laporan audit
 Sebagian biaya pengembangan dari BJPSDA; ditayangkan di
(Nilai Indikator= 3,5) website

4) Biaya operasional untuk  Seluruh biaya untuk OP SDA, pengembangan a). Biaya OP SDA dan biaya pengembangan jaringan  Laporan pembia- Semua Bidang/Seksi di
pelayanan air dan biaya jaringan SDA dicukupi dari pendapatan badan SDA dicukupi dari pengguna air. yaan OP SDA dan BBWS/BWS/BPSDA/PJT
pengembangan dicukupi pengelola SDA yang diperoleh dari pihak yang b). Laporan keuangan telah diaudit dan dapat diperiksa Pengembangan
pendapatan RBO menerima manfaat pengelolaan SDA; oleh pemilik kepentingan jaringan SDA
(Nilai Indikator = 4,0)  Laporan audit
ditayangkan di
website

Catatan :
1. Pemulihan biaya dititik beratkan pada pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan SDA.
2. Biaya Pengelolaan PSDA dihitung berdasarkan kebutuhan nyata biaya OP (AKNOP)
3. Sumber pembiayaan OP jaringan SDA melalui pungutan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA)
4. Pengelolaan BJPSDA dapat dibentuk Badan Layanan Umum (BLU)

61
LAMPIRAN 2

CONTOH DATA PENDUKUNG


UNTUK MASING-MASING
16 INDIKATOR

62
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
I Misi 1 Status RBO 1. Peraturan Menteri PU No 21/PRT/M/2010 tentang
organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
Kementerian Pekerjaan Umum.
2. SK Men PUPR/SK Mendagri tentang Pembentukan
Balai.
3. PP Pembentukan PJT.
4. SK TKPSDA WS (SK Men PUPR), SK Gubernur.
5. Undangan, Absensi, Notulen/Laporan Rapat/ Dokumen-
tasi.
6. Catatan hasil PKM, dialog, wawancara, konsensus,
rekomendasi, bahan pertimbangan ke Menteri
PUPR/Gubernur.
7. SK Ketua/Ketua Harian, ruang kerja, ruang rapat, per-
alatan kerja, telepon, e-mail, website.
8. Laporan penyelenggaraan, laporan tahunan, laporan
evaluasi.
9. Dokumen hasil kesepakatan, KSO, MOU.
10. Program tindak lanjut, rencana program tahun yad.
11. RUU SDA, dan Perpres/Rancangan Kebijakan Nasio-
nal, kebijakan provinsi terkait PSDA dan turunannya.
12. DIPA/DPA, Dok. pengadaan tanah.
13. DIPA/DPA, Dok. pengadaan prasarana SDA.
14. Laporan tahunan balai, LAKIP dll.
15. Check list pelaksanaan tugas & fungsi wajib BBWS/
BWS/BPSDA/PJT.
16. Checklist pertemuan rutin koordinasi, undangan,
absensi, notulen, hasil kesepakatan, MOU, KSO
berkaitan dengan PSDA pelaksanaan tugas & fungsi
pelayanan.
17. Dokumen Kaji ulang program, kegiatan dan anggaran
PSDA terpadu.
2 Tata Kelola 1. Terkait bidang Sumber Daya Air, lingkungan hidup,
Sumber Daya Air Kebijakan Nasional, Daerah dsb.
2. Undangan, Absensi, Notulen sosialisasi, hasil disebar-
luaskan
3. Laporan ME
4. Dokumen Kaji Ulang
5. Proram RBO, Renstra, Pola/Rencana PSDA.
6. Panduan/Pedoman terkait tata kelola air.
7. Dok. permintaan data daninformasi debit SA, Debit di
Sal. Irigasi, rencana tata tanam dari pihak terkait.
8. Alamat kantor, Website dan alamatnya, papan infor-
masi.
9. Cat. TL usulan masyarakat
10. Undangan, absensi, notulen dan dokumentasi PKM.
11. Jadwal Pertemuan TKPSDA, Undangan, absensi,
Notulen pertemuan disebarluaskan
12. Usulan, pendapat, catatan perubahan untuk masukan
ke renstra.
13. RKAKL/ dok DIPA/DPA
II Pemillik 3 Keterlibatan 1. Papan informasi umum sungai dipasang di jalan utama
Kepentingan Pemakai Air 2. Papan larangan di suatu sungai lengkap dengan sanksi
hukum
3. Rencana tata tanam yang ditetapkan oleh Pemkab
untuk para petani
4. Papan alokasi air pada bangunan bagi
primer/sekunder
5. Data-data sarana SDA di kantor Operasional (data wa-

63
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
duk, bendungan, dsb)
6. Website BBWS/BWS yang berisi data-data yang dapat
diakses masyarakat
7. Dokumen rencana program
8. Panduan/program
9. Alamat website
10. Undangan, notulen
11. RKAKL, DIPA/DPA
12. Undangan, Absen, notulen pertemuan/rapat.
13. Program, Dok. Rencana, RKAKL, DIPA/DPA, Dokumen
Renstra.
14. Panduan/Pedoman terkait peran pengguna air.
15. Dok. permintaan data daninformasi debit SA, Debit di
Sal. Irigasi, rencana tata tanam dari pihaqk terkait.
16. Alamat kantor, Website dan alamatnya, papan infor-
masi
17. Cat. TL usulan masyarakat, dokumentasi dan penye-
barluasan rumusan program.
18. Undangan, absensi, Notulen PKM, Penyebar luasan
hasil.
19. Jadwal Pertemuan TKPSDA, Undangan, absensi,
20. Notulen pertemuan.
21. Pertemuan dengan pengguna air, formulasi umpan
balik pengguna air Undangan, absensi, notulen hasil
pertemuan, penyebarluasan hasil pertemuan.
22. Dok/catatan masukan ke renstra
23. RKAKL, DIPA/DPA

4 Umpan Balik 1. Dokumen Rencana Program


Pemakai Air 2. Catatan usulan pengguna
3. Daftar hadir survei, hasil survai, jadwal survai
4. Papan informasi umum sungai
5. Papan larangan di suatu sungai lengkap dengan sanksi
hukum
6. Rencana tata tanam yang ditetapkan oleh Pemkab
untuk para petani
7. Papan alokasi air pada bangunan bagi primer dan
sekunder
8. Data Waduk,Bendungan, dll.
Laporan Monitoring dan evaluasi terhadap semua
kegiatan BBWS/BWS.
9. Catatan usulan pengguna, dokumentasi, informasi
kegiatan dan hasil PSDA kepada pengguna.
10. Penugasan survai, jadwal survai, nama-nama tim
survai dan hasil survai dan dokumentasinya.
11. Standar tingkat kepuasan pelanggan
12. Pertemuan dengan pengguna air, Catatan/dokumen
pertemuan, catatan umpan balik.
13. Catatan TL umpan balik pelanggan, Keputusan ada-
nya perubahan kebijakan.
14. Undangan pertemuan dengan pengguna air, absensi,
notulen sosialisasi, dokumentasi

5 Kondisi 1. Program ekstensifikasi


Lingkungan 2. Program Pencatatan Debit
3. Program pemantauan kualitas air
4. Program pencatatan dan prakiraan cuaca
5. Program koordinasi antar instansi terkait
6. Lap. pelaksanaan rehabilitasi lahan

64
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
7. Lap. pelaksanaan ekstensifikasi
8. Data Debit
9. Data kualitas air
10. Data prakiraan cuaca bulanan
11. Lap. hasil koordinasi pemantauan dan evaluasi
kondisi lapangan.
12. Lap. pelaksanaan rehabilitasi lahan
13. Lap. pelaksanaan ekstensifikasi.

6 Konservasi 1. Data layanan air bersih dan sanitasi


Sumber Daya Air 2. Data layanan irigasi
3. Dokumen MOU/PKS
4. Rencana pelaksanaan penyediaan air baku & sanitasi
5. Neraca air baku untuk RKI dan Irigasi.
6. Dokumen rencana pelaksanaan konservasi & per-
lindungan lingkungan wilayah sungai.Dok. Program.
7. DIPA, DPA Laporan pelaksanaan kegiatan
8. Data yang belum terlayani, data yangterlayani
9. Data renc. layanan sd 2015.
10. Data neraca air baku

II Pembelajaran 7 Pengembangan 1. Data karyawan BBWS / BWS


I dan Sumber Daya 2. Penempatan staf sesuai kompetensi dan kebutuhan
Pengembang Manusia (SK Penempatan)
an 3. Surat ijin belajar
4. SK Pejabat perencanaan & pengembangan SDM
5. Data-data kepegawaian
6. Dokumen pengembangan SDM Jangka pendek dan
panjang
7. Dokumen Peer review.
8. Data Kinerja SDM Dokumen Rencana/Program Pengem-
bangan SDM.
9. Surat ijin belajar.
10. Peraturan Disiplin Kerja PNS.
11. SK Kepala Bagian / Seksi Tata Usaha.
12. Dok. Evaluasi Kepegawaian
13. Dok DIPA/DPA.
14. Database kepegawaian.
15. Peraturan Berkaitan Kepegawaian.
16. Daftar peserta bimbingan teknis.
17. Data pengembangan pegawai / SDM jangka pendek.
18. Data pengembangan pegawai / SDM jangka panjang.
19. Mekanisme (SOP) pemberian penghargaan
20. Catatan Kinerja staf.
21. Catatan / Dok peer review
22. Catatan komunikasi antara Bd.Pengel SDA dan Bd.
Pengembangan SDM.
23. Data kinerja SDM terkait dg program JP.
24. Data pelatihan terkait sasaran JP

8 Pengembangan 1. Data Aset SDA


Teknik 2. Data Perencanaan Aset SDA
3. AKNOP, Dok Renc OP AsetSDA Jangka Pendek &
Jangka Panjang
4. Dokumen pemeliharaan
5. Dok. DIPA/DPA
6. Kajian analisis nilai manfaat & efisiensi
7. Dokumen manajemen asset SDA
8. Undangan, daftar hadir, notulen

65
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
9. Pedoman/SOP pengelolaan asset
10. Laporan hasil litbang asset prasarana SDA.
11. Dok Rencana OP Aset SDA Jangka Pendek & Jangka
Panjang
12. Dok. Rencana pemeliharaan& penggantian aset JPd
& JPj
13. Kajian analisisNilai manfaat & efisiensi.
14. Laporan hasil penelitian dan pengembangan aset SDA

9 Pembangunan, 1. Dokumen Detailked Engineering Design (DED).


peningkatan dan 2. Kerangka Acuan Kerja Pelaksanaan Konstruksi.
Rehabilitasi 3. Rencana Kerja Syarat-Syarat (RKSS).
Prasarana SDA 4. Undangan Pengadaan Jasa Konstruksi.
5. Notulen Pengadaan Jasa Konstruksi.
6. BA Hasil Tender Pengadaan Jasa Konstruksi.
7. Dokumen Penetapan Pemenang.
8. Pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi
9. Catatan Harian Direksi
10. Pengecekan pekerjaan fisik dan penyiapan BA pemba-
yaran.
11. Penyiapan penyerahan pekerjaan konstruksi Tahap 1
12. Cek fisik, stabilitas bangunan, tes hidrolis, running
test.
13. Penyiapan pekerjaan selesai (Penyerahan Tahap 2)

Catatan untuk Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana SDA data


pendukung sama dengan diatas.

10 Pengembangan 1. Pedoman/SOP
RBO 2. Catatan/temuan audit internal
3. Data SDM terlatih
4. Evaluasi kinerja
5. Pakta Integritas.
6. Usulan perubahan Pedoman/SOP.
7. Catatan/temuan seluruh Pedoman/SOP terdokumentasi.
8. Data SDM terlatih
9. Catatan umpan balik, terdokumentasinya Pedoman/
SOP.
10. SOP Organisasi
11. Catatan umpan balik untuk pengembangan SOP.
12. Umpan balik dapat diakses publik.
13. Laporan kinerja
14. Catatan kinerja staf, dokumen pakta integritas

I Tata Kelola 11 Perencanaan tata 1. RKAKL/DIPA/DPA


V usaha Internal kelola didalam 2. Dokumen staf yang telah mengikuti pelatihan
RBO 3. Dokumen pola dan/atau rencana PSDA lengkap
dengan matriknya.
4. Notulen FGD
5. Prosiding PKM I
6. Notulen pembahasan
7. Matrik kebijakan operasional
8. Rekomendasi pola dan/atau rencana PSDA oleh
TKPSDA
9. Penetapan pola/rencana
10. Program dan pelaksanaan kegiatan terpaduPSDA.

12 Pendayagunaan 1. Program dalam DIPA untuk Pendayagunaan SDA.


SDA, Alokasi Air, 2. Neraca air untuk RKI & I
Kekeringan, 3. Data Kekeringan dan Upaya Mengatasinya

66
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
Perijinan 4. Rekomendasi Teknik dan Perijinan
5. Tusi masing-masing instansi
6. Data dan Informasi
7. Dokumen Pola
8. Serangkaian Sidang dan Rekomendasi TKPSDA
13 Pengendalian 1. Peta Daerah Genangan
Daya rusak air 2. Program Pengendalian Banjir Jangka Pendek, Jangka
Menengah dan Jangka Panjang
3. DIPA Tahun Berjalan
4. Upaya Pencegahan Banjir
5. Upaya Penanggulangan Banjir
6. Upaya Pemulihan Banjir
7. SOP Pencegahan Banjir.
8. SOP Penanggulangan Banjir.
9. SOP pemulihan Akibat Bencana Banjir.
10. Laporan pelaksanaan.
11. Notulen/dokumentasi komunikasi.
12. Notulen/dokumentasi koordinasi.
13. Perjanjian Kerjasama/KSO.
14. Notulen/dokumentasi koordinasi.
15. Pedoman/SOP di semua bidang/seksi terdokumentasi.
16. Notulen/dokumentasi koordinasi.
17. Modul pelatihan PDRA.
18. Dokumen/ program pemberdayaan.
19. Papan informasi untuk PDRA

14 Pengolahan Data 1. Laporan SISDA


2. Data-data mentah dan operasional
3. Sertifikat/laporan pelatihan
4. SOP QA pengelolaan data
5. Kajian persiapan ISO
6. Tayangan informasi
7. Pengintegrasian SiH3

V Keuangan 15 Efisiensi 1. DIPA/DIPDA


Keuangan 2. Bukti penerimaan BJPSDA
3. Database pemakai air
4. Laporan audit BJPSDA
5. Laporan pembiayaan OP
6. Website
7. Laporan benefit cost ratio (BCR).
8. Neraca keuangan Catatan kegiatan yang tidak masuk
dalam DIPA/DIPDA untuk pengajuan tahun depan.
9. SOP mengenai Mekanisme penggunaan anggaran.
10. SOP Keuangan, dokumen/laporan keuangan/LAKIP.
11. Dok. Pola/Rencana PSDA.
12. Rencana Aksi danRenstra.
13. Rencana program keuangan.
14. Laporan Penilaian Kinerja RBO (action plan).
15. Rencana anggaran tahunan.
16. Renstra 5 tahunan.
17. Website untuk sistem informasi keuangan

16 Pemulihan Biaya 1. RKAKL, DIPA/DPA, Rencana Tahunan.


2. SOP Pengajuan anggaran
3. Kurva S Rencana dan aktualisasi Penyerapan
4. Dokumen manajemen aset
5. Laporan fisik dan keuangan bulanan
6. LAKIP.

67
Bidang Kinerja Bukti Data pendukung
Indikator
Kritis (Evidences)
7. Hasil identifikasi pengguna air.
8. Kajian BJPSDA.
9. Permen/Pergub.
10. Database pengguna air
11. Formulir penagihan.
12. Bukti Setor ke Kas negara
13. Rekening BLU.
14. Laporan pembiayaan OP
15. Laporan audit ditayangkan di website
16. Laporan pembiayaan OP dan Pengembangan
17. Laporan audit ditayangkan di website
18. Laporan pembiayaan OP dan Pengembangan di website.
19. Laporan audit ditayangkan di website.

Catatan : Bukti Data pendukung ini merupakan contoh, boleh ditambah atau dikurangi atau
disesuaikan dengan kebutuhan

68
LAMPIRAN 3

RENCANA AKSI
(ACTION PLAN)
RIVER BASIN ORGANIZATION
(RBO)

69
RENCANA AKSI
(ACTION PLAN)
1. Pendahuluan

Action Plan RBO adalah suatu dokumen yang merupakan komitmen RBO untuk mening-
katkan kinerjanya secara bertahap.Dokumen ini menggambarkan langkah-langkah yang
harus dilalui oleh RBO untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh RBO.

Seluruh pimpinan dan staf diwajibkan membantu/berpartisipasi sejak awal sehingga


secara berkelompok kinerja RBO yang ingin dicapai dapat diwujudkan, didukung seluruh
pimpinan dan staf RBO

Dalam membuat action plan RBO perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tetapkan kegiatan yang menggambarkan langkah-langkah yang realistik, terukur
dan dapat dicapai;
2. Identifikasi tanggung jawab secara jelas seluruh pimpinan dan staf;
3. Susun jadual yang realistik terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan;
4. Identifikasi sumber daya yang diperlukan, termasuk upaya mendapatkan sumber
daya tersebut;
5. Instruksikan semua yang terlibat dalam kegiatan untuk membantu/ memfasilitasi
pengembangan action plan. Kumpulkan dokumen-dokumen yang terkait yang dapat
mendukung terlaksananya action plan.

2. Tahap Perencanaan/Planning
Dalam tahap ini RBO harus:
1. Mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan;
2. Menentukan siklus dan interaksi atas proses yang diperlukan;
3. Menentukan kriteria dan metoda yang efektif untuk kegiatan operasional dan untuk
kontrol suatu proses.

Dalam tahap "planning" ini memerlukan komitmen manajemen, infrastruktur, sumber


daya dan dokumentasi.
Dalam tahap "doing", RBO disyaratkan untuk
menyediakan sumber daya dan data
informasiuntuk menunjang operasi dan
monitoring proses-proses,
disyaratkan adanya kontrol proses
kegiatan.
Dalam tahap "Checking", RBO
harus memonitor, mengukur,
menganalisa suatu proses
Dalam tahap "acting", RBO
menetapkan suatu aksi atas hasil
pengukuran, monitoring dan analisis.

70
LAMPIRAN 2
Estimasi Biaya Program Tahunan
No. Menu Kegiatan Menaikkan Score
(dalam ribuan) 2019 2020 2021 2022 2023

1 Misi 3.0 menjadi 3.5


- Membahasan dan Mensosialisasikan Tupoksi dan tanggung jawab masing-masing unit. 150,000
- Menyelenggarakan rapat internal sekurang-kurangnya 12 kali per tahun. 120,000
- Menyelenggarakan rapat eksternal sekurang-kurangnya 4 kali per tahun. 200,000
- Menyusun rancangan pola pengelolaan SDA terpadu (pola IWRM). 2,000,000
- Menyiapkan legalisasi pola pengelolaan SDA terpadu. 600,000
- Menyebar luaskan pola pengelolaan SDA ke para pemilik kepentingan (stakeholders) 800,000
- Menyusun rencana pengelolaan SDA terpadu (rencana IWRM). 3,000,000
- Menyiapkan legalisasi rencana pengelolaan SDA terpadu. 600,000
- Menyebar luaskan rencana pengelolaan SDA ke para pemilik kepentingan 900,000
- Menyiapkan pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) WS. 900,000
- Menyiapkan legalisasi pembentukan TKPSDA WS. 400,000
- Melaksanakan sosialisasi, pengukuhan dan mengaktifkan TKPSDA dengan memfasilitasi rapat 600,000
sekurang-kurangnya 4 kali pertahun
- Melaksanakan serangkaian dialog dengan para pemilik kepentingan. 600,000

- Memfasilitasi pertemuan dalam rangka mengintegrasikan pelaksanaan program pada rencana PSDA 400,000
dari semua instansi yang terkait dalam pengelolaan SDA dan dengan renstra (bekerjasama dengan
Bappeda atau As. Pembangunan Provinsi).
- Mengkaji ulang status lembaga pengelola SDA wilayah sungai setiap 5 tahun sekali. 500,000

- Memperkuat tata kelola lembaga pengelola SDA Wilayah Sungai (SDM, manajemen, pendanaan, dan 600,000
kebijakan).
- Menyusun peraturan/pedoman/SOP untuk memperjelas operasional. 800,000

71
2 Pemilik Kepentingan 8 menjadi 12.5
- Serangkaian Pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada 1,500,000
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, operasi & pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi pada
kegiatan (konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air

- Menindak lanjuti usulan, harapan masyarakat secara adil dan proporsional (tindak lanjut PKM). 500,000

- Bersama-sama masyarakat melaksanakan perbaikan lingkungan WS melalui kegiatan konservasi SDA, 800,000
pendayagunaan SDA, pengendalian daya rusak air.
- Melaksanakan kegiatan (pendampingan, bimbingan teknis, bantuan teknis, program tata guna air, 1,000,000
GNKPA (reboisasi, rehabilitasi hutan dan lahan) dan pemberian stimulan) dalam rangka
mensejahterakan dan memperkuat kemandirian masyarakat dalam pengelolaan SDA yang menjadi
kewenangannya.
- Membangun website/blog yang mudah diakses oleh masyarakat 500,000

- Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan secara berkala 600,000

- Melaksanakan kajian sosekling di wilayah sungai 600,000

3 Pembelajaran dan Pertumbuhan 6.5 menjadi 7.25


- Menambah jumlah SDM sesuai kebutuhan berdasarkan analisa beban kerja (working load analysis). 600,000

- Meningkatkan kapasitas SDM sesuai kompetensinya, melalui serangkaian pelatihan substansi, 1,000,000
manajemen, dan on the job training/learning by doing.
- Melaksanakan kerjasama dengan Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang) SDA dalam rangka 800,000
pengembangan teknik dan juga dengan berbagai Balai seperti : Balai Sungai, Balai Hidrologi, Balai
Rawa & Pantai, Balai Irigasi, Balai Keamanan Bendungan, Balai

- Melaksanakan pengembangan organisasi dengan membangun jaringan kerja/net-working dengan 600,000


instansi terkait dalam pengelolaan SDA utamanya dengan : instansi pemerintahan provinsi,
kabupaten/kota antara lain : Bappeda, Bapedalda, DinasPU/PSDA, Dinas Pertania

- Melaksanakan kajian dan merumuskan perkuatan RBO selaku Badan Layanan Umum (BLU) sehingga 900,000
memperkuat segi pendanaan RBO.
- Membentuk Tim Pengelola Keuangan Badan layanan Umum (PK-BLU), yang bertugas menyiapkan 800,000
seluruh dokumen, laporan, dan draft vsurat permohonan penetapan BLU.
- Memperkuat sekretariat TKPSDA menjadi struktural setingkat eselon 3 dan independen bukan 2,500,000
jabatan rangkapan dari Kepala Bidang RBO.
- Melengkapi fasilitas sekretariat TKPSDA (SDM, ruang kerja, peralatan kantor dan komunikasi, office 1,000,000
furnitures, website, dana operasional sekretariat, dana untuk penyelenggaraan rapat TKPSDA dan
kunjungan lapangan.

4 Tata Kelola Usaha Internal Organisasi 6.5 menjadi 9.0


- Melaksanakan serangkaian diskusi, lokakarya, seminar yang mengundang berbagai tenaga 1,500,000
72
ahli/pakar, narasumber, akademisi dll dalam rangka mencari masukan, tanggapan dan saran untuk
memantapkan rencana pendayagunaan SDA.
4 Tata Kelola Usaha Internal Organisasi 6.5 menjadi 9.0
- Melaksanakan serangkaian diskusi, lokakarya, seminar yang mengundang berbagai tenaga 1,500,000
ahli/pakar, narasumber, akademisi dll dalam rangka mencari masukan, tanggapan dan saran untuk
memantapkan rencana pendayagunaan SDA.
- Menyusun neraca air (global dan detail), alokasi air 1,000,000
- Menyebar luaskan pola dan rencana pengelolaan SDA keberbagai jajaran instansi sampai pada 1,800,000
tingkat pelaksana agar implementasi pola dan rencana lebih optimal.
- Melaksanakan pencegahan terhadap daya rusak air 1,000,000
- Melaksanakan penangulangan terhadap daya rusak air 3,000,000
- Melaksanakan pemulihan akibat daya rusak air 6,000,000
- Membangun sistem informasi SDA (SISDA) yang mudah diakses oleh masyarakat antara lain : data 1,000,000
hidrologi, hidrometeorologi, hidrogeologi, data konservasi SDA,data kebijakan SDA, data sosekling
berkaitan dengan pengelolaan SDA.
- Melakukan kaji ulang sistem alokasi air, sistem tarif air dan membahasnya dalam pertemuan 600,000
TKPSDA WS

5 Keuangan 2.0 menjadi 2.5


- Melaksanakan kajian dan merumuskan perkuatan RBO selaku Badan Layanan Umum (BLU) sehingga 600,000
memperkuat segi pendanaan RBO.
- Membentuk Tim Pengelola Keuangan Badan layanan Umum (PK-BLU), yang bertugas menyiapkan 300,000
seluruh dokumen, laporan, dan draft vsurat permohonan penetapan BLU.
- Mendorong legalitas RBO selaku Badan Layanan Umum (BLU) yang secara bertahap mampu 2,000,000
mewujudkan pemulihan biaya (cost recovery).
- Melakukan kajian tentang potensi “Pendapatan Negara Bukan Pajak “ (PNBP) bidang SDA. 800,000
- Menyiapkan konsep surat permohonan penetapan RBO sebagai pengelola PNBP kepada Menteri PU 800,000

- Menyiapkan legalitas RBO sebagai pengelola PNBP bidang SDA 400,000


- Meningkatkan kinerja keuangan yang transparan dan akuntabel (melaksanakan tender secara 1,000,000
terbuka (electronic procurement), membuat laporan pertanggungan jawaban penggunaan dana
tahunan, melaksanakan audit internal dan audit eksternal).
- Melaksanakan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara (memanfaatkan sisa dana tender, 600,000
melaksanakan penghematan operasional proyek, mempersiapkan kegiatanlanjutan atau
tambahan).

73
LAMPIRAN 4

NOTA KESEPAKATAN
TIM SELF ASSESSMENT DAN TIM PEER
REVIEW

RBO
PERFORMANCE BENCHMARKING

74
NOTA KESEPAKATAN
TIM SELF ASSESSMENT DAN TIM PEER REVIEW
DI BADAN PENGELOLA SDA WILAYAH SUNGAI ...........................................

Pada hari ini, ................................................................................, kami yang bertanda tangan


dibawah ini sepakat mengenai nilai indikator kinerja ........................................................ dan
Rencana Aksi dalam upaya peningkatannya, yang telah disusun bersama mulai tanggal
.................... sampai dengan ....................................... sesuai dengan Laporan Self
Assessment Team dan Tim Peer Review untuk RBO Performance Benchmarking dan
Rencana Aksi/Action Plan.................................. seperti tertuang dalam Lampiran Nota
Kesepakatan ini.

I. PIHAK PERTAMA : ........................................................................berdasarkanSK


.......................................................................................tentang
Pembentukan Tim Self Assesment River Basin Organization
(Pengelolaan Wilayah Sungai) pada .......................................,
dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Tim Self Assessment
Program River Basin Organization (RBO) Performance
Benchmarking..............................................................,selanjut
nya dalam Nota Kesepakatan ini disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.

II. PIHAK KEDUA : ...............................................................................berdasarkan


SK Direktur Jenderal Sumber Daya Air No. .............................
tertanggal ................................dalam hal ini bertindak sebagai
Ketua Tim Peer Review untuk Organisasi Wilayah Sungai
.........................selanjutnya dalam Nota Kesepakatan ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Setelah kedua belah pihak diatas telah melaksanakan beberapa kegiatan tersebut dibawah
ini :

1. PIHAK I menyampaikan hasil evaluasi Self Assessment dan PIHAK II melakukan


diskusi, tanya jawab dan klarifikasi terhadap bukti-bukti (evidences) yang dilampirkan.
2. PIHAK II melakukan interview dengan staf dan manajemen Organisasi Wilayah Sungai
berikut konsultasi dengan stakeholder.
3. PIHAK II melakukan pengkajian disetiap indikator dan memeriksa bukti-bukti dokumen
(evidences).
4. PIHAK II mempresentasikan hasil kajiannya dan rekomendasi serta tanggapannya.
PIHAK I menyatakan sepakat atas hasil evaluasi Peer Review yang telah dilaksanakan oleh
PIHAK II dengan rincian sebagaimana contoh dibawah ini.

75
Contoh Hasil Kesepakatan Penilaian Score
Antara Tim Self Assessment dan Tim Peer Review
PENILAIAN 2019 TARGET PENILAIAN 2023
HASIL HASIL
No INDIKATOR KESEPA- KESE
MAX SA PR MAX SA PR
SCORE SCORE SCORE KATAN SCORE SCORE SCORE PAKA
TAN
MISI
1 Status Badan Pengelola Sumber Daya Air 4.00 2.50 2.50 2.50 4.00 3.00 3.00 3.00
2 Tata Kelola Sumber Daya Air 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.50 2.50 2.50
PEMILIK KEPENTINGAN
3 Keterlibatan Pengguna 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.50 3.50 3.50
4 Umpan Balik Pengguna 4.00 2.00 1.50 1.50 4.00 3.00 3.00 3.00
5 Kondisi Lingkungan 4.00 1.00 1.50 1.50 4.00 1.50 2.50 2.50
6 Konservasi SDA 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.50 3.00 3.00

PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGAN
7 Pengembangan Sumber Daya Manusia 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.50 3.00 3.00
8 Pengembangan Teknik 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.50 3.00 3.00
9 Pembangunan, Peningkatan dan 4.00 2.50 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00
Rehabilitasi Prasarana SDA
10 Pengembangan RBO(BBWS, BWS, 4.00 2.50 2.50 2.50 4.00 3.00 3.00 3.00
BPSDA, PJT)
TATA KELOLA USAHA INTERNAL
11 Perencanaan tata kelola di dalam 4.00 2.50 2.50 2.50 4.00 3.50 3.50 3.50
RBO(BBWS, BWS, BPSDA, PJT)

12 Pendayagunaan SDA, Alokasi Air, 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00
Perijinan dan Kekeringan
13 Pengendalian Daya Rusak Airdan 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00
Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan
14 Pengelolaan Data 4.00 1.50 2.00 2.00 4.00 2.00 2.50 2.50
KEUANGAN
15 Pemulihan Biaya 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.50 2.50 2.50
16 Effisiensi Keuangan 4.00 0.00 0.00 0.00 4.00 0.00 0.00 0.00

Total 64.00 31.50 31.50 31.50 64.00 38.00 44.00 44.00

Demikian nota kesepakatan ini ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
pada tanggal tersebut diatas.
Kami yang bersepakat :

Tim Self Assesment ............................... Tim Peer Review.............................


Ketua Ketua

...................................................... ......................................................
NIP. .............................. NIP. .......................

Mengetahui
Kepala BBWS/BWS/BPSDA/PJT………

........................................................
NIP. .........................

76
LAMPIRAN 5

FORMAT LAPORAN
SELF ASSESSMENT (SA)

RBO
PERFORMANCE BENCHMARKING

77
LAPORAN SELF ASSESMENT (SA) BBWS/BWS/BPSDA/PJT) ….

DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY

KATA PENGANTAR

I. PENGENALAN WILAYAH SUNGAI


A. Deskripsi wilayah sungai
B. Kondisi fisik dan sosial willayah sungai
C. Struktur organisasi dan manajemen B/BWS/ BPSDA/PJT

II INDIKATOR KINERJA (16 INDIKATOR)


A. Bidang Kinerja Kritis : Misi
A.1 Indikator 1: Status RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)
A.2 Indikator 2: Tata kelola sumber daya air

B. Bidang Kinerja Kritis: Pemilik Kepentingan


B.1 Indikator 3 : Keterlibatan pengguna
B.2 Indikator 4 : Umpan balik pengguna
B.3 Indikator 5 : Kondisi lingkungan
B.4 Indikator 6 : Konservasi sumber daya air

C. Bidang Kinerja Kritis: Pembelajaran & Pengembangan


C.1 Indikator 7 : Sumber daya manusia
C.2 Indikator 8 : Pengembangan teknis
C3 Indikator 9 : Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Prasarana SDA
C.3 Indikator 10: Pengembangan RBO (BBWS/BWS/BPSDA/PJT)

D. Bidang Kinerja Kritis: Tata Kelola Usaha Internal


D.1 Indikator 11: Perencanaan tata kelola dalam badan pengelola SDA
D.2 Indikator 12: Pendayagunaan SDA, alokasi Air, kekeringan dan perijinan
D3 Indikator 13: Pengendalian daya rusak air dan Pengelolaan Drainase Utama
Perkotaan
D.3 Indikator 14: Pengelolaan data

E. Bidang Kinerja Kritis: Keuangan


E.1 Indikator 15: Efisiensi keuangan
E.2 Indikator 16: Pemulihan Biaya

III Kesimpulan dan Rekomendasi

Daftar Pustaka

78
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel Skor RBO Performance Benchmarking16 Indikator

Penilaian SA TA.
Target 2023
Bidang Kinerja 2019
Indikator
Kritis
Score Score
Max Max
SA SA
I Misi 1 Status RBO

2 Tata kelola sumberdaya air


II Pemilik 3 Keterlibatan Pengguna
Kepentingan
4 Umpan Balik Pengguna

5 Kondisi Lingkungan Sumber


Air
6 Konservasi sumber daya air

III Pembelajaran 7 Pengembangan SDM


dan
Pengembangan
8 Pengembangan Teknik

9 Pembangunan,
Peningkatan dan
Rehabilitasi
10 Pengembangan RBO
IV Tata Kelola 11 Perencanaan tata kelola
Usaha Internal RBO
12 Pendayagunaan SDA,
Alokasi air, Kekeringan dan
Perijinan
13 Pengendalian daya rusak
air dan Pengelolaan
Drainase Utama Perkotaan
14 Pengelolaan SISDA

V Keuangan 15 Efisiensi keuangan

16 Pemulihan Biaya

TOTAL 64,00 34.00 64,00 39,00

79
Contoh isi Laporan SA

II INDIKATOR KINERJA

A. Area Kinerja Kritis: MISI

A.1 Indikator 1 : Status Badan Pengelola

Tujuan : Pengelolaan sumberdaya air terpadu

Penjelasan Tujuan: Menyediakan air yang layak dan memadai serta pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka Pengelolaan sumberdaya air terpadu.

Bidang Kinerja Kritis (1) : Misi (1)


Tujuan : Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Penjelasan Tujuan : Menyediakan air yang layak dan memadai serta
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
Pengelolaan Sumber Daya Air terpadu
Indikator : Status RBO
Rating Thn 2019 : 1,0
Target Rating Thn 2023 : 4

Penjelasan terhadap pemenuhan penilaian (rating) Thn 2019 (Nilai Rating : 1,0)

Strategi dan Program Untuk Memenuhi Target Rating Pada Tahun 2023 (Target Rating
: 4)

-
-
...............................................................................
Perlu menjelaskan:
-
- menerangkan Visi dan Misi organisasi
- Kewenangan RBO dibuktikan dengan UU/PP/SK Menteri/Gubernur
- Rincian Tugas
-

80
LAMPIRAN 6

CONTOH LAPORAN
PEER REVIEW

RBO
PERFORMANCE BENCHMARKING

81
Laporan Peer Review …

Daftar Isi

Nota Kesepakatan

I. Proses Peer Review

1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Metode
5. Jadual
6. Analisa Indikator Kinerja B/BWS

I. Misi
II. Pemilik Kepentingan
III. Pembelajaran dan Pengembangan
IV. Tata Kelola Usaha Internal
V. Keuangan
II. Kesimpulan dan Rekomendasi

III. Lampiran

82
Contoh Analisa Indikator Kinerja

I.1. Status RBO

1. Penilaian:
1. Skor PR untuk 2019 : 2,5 (Skor SA: 3,0)

Skor Kesepakatan : 3,0

2. Target skor PR 2023 : 4,0 (Target Skor SA: 4,0)

2. Kriteria Skor
1. RBO telah melibatkan wakil-wakil masyarakat melalui suatu wadah
atau forum; namun tidak semua pemilik kepentingan terwakili.
Keputusan yang dibuat telah berdampak secara langsung pada
perencanaan investasi, alokasi air dan keputusan operasional
sehari-hari (Nilai Indikator = 2,5)

2. RBO telah mengakomodasikan pendapat pemilik kepentingan dalam


keputusan yang diambil. Keputusan-keputusan dalam wadah koordi-
nasi dicapai melalui pemungutan suara (Nilai Indikator =3,0)

3. Badan pengelola sumberdaya air bertukar pikiran dengan berbagai


pemilik kepentingan untuk mendapatkan semua keputusan yang
saling menguntungkan, terutama dalam kasus yang sulit. Kebiasaan
kerjasama dan prinsip kehati-hatian menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan. (Nilai Indikator =4,0).

3. Argumentasi dan Temuan


1. Wadah/Forum koordinasi telah terbentuk berupa TKSPDA untuk
menggantikan PPTPA, namun TKPSDA masih butuh waktu untuk
dapat beroperasi secara penuh. Oleh karena itu keputusan-keputusan
yang diambil belum dicapai melalui pemungutan suara.
2. TKPSDA sudah terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri PU No
303/KPTS/M/2009 tentang Pembentukan TKPSDA WS Progo Opak
Serang dan Keputusan Menteri PU No 304/KPTS/M/2009 tentang
Pembentukan TKPSDA Serayu Bogowonto.
3. Sekretariat TKPSDA sudah terbentuk berdasarkan SK Kepala
BBWS Serayu Opak No: 83/KPTS/SBBWS.SO/2009 tentang
Pembentukan Sekretariat Tim Koordinasi Pengelolaan Wilayah
Sungai Serayu Bogowonto dan Wilayah Sungai Progo Opak Serang
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
4. Anggota TKPSDA diperbaruhi setiap 5 (lima) tahun.
5. Wadah koordinasi yang sudah ada saat ini antara lain : Komisi
Irigasi Provinsi, Komisi Irigasi Kabupaten/Kota, P3A/GP3A. P3A/
GP3A, Komunitas Peduli Sungai selama ini sudah dapat mewadahi
aspirasi dari para pemilik kepentingan terutama dalam O&P irigasi,
walaupun dirasa masih memerlukan pembinaan dari BBWS.

83
4. Untuk mencapai target skor 4,0 pada tahun 2023, BBWS Serayu Opak
terutama perlu melakukan upaya-upaya:
1. Memperkuat TKPSDA dan Sekretariat TKPSDA
2. Melakukan upaya mempercepat penetapan dan sosialisasi Rencana
dan/atau Rencana Teknis Pengelolaan SDA
3. Menyusun, melakukan upaya penetapan, dan melakukan sosialisasi
Rencana Pengelolaan SDA (Master Plan) WS Serayu Bogowonto dan
WS Progo Opak Serang kepada pemilik kepentingan.
4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dan wilayah.

Catatan:

Contoh analisa indikator kinerja di atas hanya diberikan untuk 1 (satu) indikator,
selanjutnya Tim Self Assessment harus membuat analisa kinerja indikator lainnya
(16 indikator).

84

Anda mungkin juga menyukai