Anda di halaman 1dari 104

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

OPERASIONAL dan PEMELIHARAAN

POS 2.5

PROGRAM
KOTA TANPA KUMUH
(KOTAKU)
TAHUN 2018
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
OPERASIONAL dan PEMELIHARAAN
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan i


DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Sasaran 3
1.4 Ruang Lingkup 3
1.5 Manfaat 4
BAB 2. PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
2.1 Pembentukan KPP 6
2.2. Kedudukan KPP 11
2.3 Pengorganisasian KPP 12
2.4 Penguatan Kapasitas KPP 15
BAB 3. PROGRAM KERJA KPP
3.1 Penentuan anggota dan Kepengurusan 18
3.2 Penyusunan Peraturan Organisasi KPP 18
3.3 Rencana Kegiatan Operasiional & Pemeliharaan 20
BAB 4. TEKNIK OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
4.1 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Air Minum 30
4.2 Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Bidang Persampahan 33
4.3 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi 35
4.4 Teknik Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Bidang Drainase 41
4.5 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Jalan 43
4.6 Operasional dan pemeliharaan Jembatan 45
4.7 Operasional dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum 47

LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Acara Serah Terima Pengelola 51


Lampiran 2 Outline AD/ART 52
Lampiran 3 Outline Dokumen Program KPP 67
Lampiran 4 Form Data Pelanggan Persampahan 68
Lampiran 5 Form Penerima Iuran/Retribusi 69
Lampiran 6 Form Inventarisasi Kondisi Prasarana 73
Lampiran 7 Form Laporan Keuangan – Buku Bank 82
Lampiran 8 RAB Iuran/Tarif 90

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur 4
Tabel 2 Kemungkinan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana 7
Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Infrastruktur Jalan 45

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Alur Tahapan Pembentukan KPP 6
Gambar 2 Diagram Kedudukan KPP di Tingkat Kelurahan 11
Gambar 3 Kerjasama KPP dengan berbagai pihak 11
Gambar 4 Struktur organisasi Pengurus Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) 13

iv Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


DAFTAR SINGKATAN

ADB Asian Develompent Bank


AD/ART Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
BKM/LKM Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat CA
Community Advisor
HOK Hari Orang Kerja
HU Hidran Umum
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
KK Kepala Keluarga
KLM Kelompok Swadaya Masyarakat
KPP Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
LCO Local Coordinator Office
LKM Lembaga Keswadayaan Masyarakat
MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MCK Mandi Cuci Kakus
NMC National Management Consultant
NSUP National Slum Upgrading Program
O&P Operasional dan Pemeliharaan
RAB Rencana Anggaran Biaya
RKM Rencana Kegiatan Masyarakat
RPLP Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
RT/RW Rukun Tetangga/RukunWarga
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
TIPP Tim Inti Perencanaan Teknis
UPL Unit Pengelola Lingkungan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan v


BAB 1
PENDAHULUAN

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 1


1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NSUP, diharapkan dapat
memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan tidak hanya memberikan manfaat
jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat memperluas jangkauan manfaat secara berkelanjutan.

Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberlanjutan
fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur rencana adalah pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud
adalah kegiatan operasionalpemanfaatan dan pemeliharaan (O&P) yang dikelola oleh lembaga pengelola
yang mempunyai program kerja termasuk rencana pembiayaan. Pengelola kegiatan operasional dan
pemeliharaan infrastruktur hasil pembangunan NSUP dilaksanakan oleh Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara (KPP).

Keberlanjutan suatu kegiatan operasionalpemanfaatan dan pemeliharaan (O&P) infrastruktur sangat


tergantung pada kinerja KPP dalam menjalankan program kerja yang efisien dan efektif. Keberhasilan KPP
menyelenggarakan kegiatan O&P infrastruktur sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam penyusunan
rencana kerja maupun dalam pelaksanaannya. KPP dinilai berhasil dalam mewujudkan keberlanjutan
infrastruktur, dapat diindikasikan dengan beberapa hal sebagai berikut :
a. Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya;
b. Infrastruktur dapat dioperasikan/dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang (minimal sesuai
dengan umur rencana);
c. Melembaganya KPP di tingkat masyarakat, termasuk pelibatan kaum perempuan;
d. Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi lain dan swasta;
e. Terwujudnya penyelenggaraan O&P secara mandiri oleh penerima manfaat dalam
menjalankan program kerja termasuk aspek pembiayaan;
f. Dapat memperluas jangkauan manfaat dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka penyelenggaraan O&P infrastruktur yang dibangun melalui
NSUP akan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat dan kemitraan yang berorientasi pada
peningkatan kualitas permukiman kumuh. Aspek tersebut dirumuskan sejak tahap penyusunan program
kerja dan pada tahap pelaksanaan kegiatan O&P, serta tahap pengembangannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk mewujudkan pengelolaan infrastruktur yang berkelanjutan


oleh KPP diperlukan petunjuk teknis O&P infrastruktur. Petunjuk teknis ini menjadi panduan dalam
membangun lembaga pengelola, menyusun program kerja dan teknis pelaksanaan.

2 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya Buku POS Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah untuk memberikan
panduan bagi pelaksana NSUP dalam mengorganisasikan, merumuskan program kerja dan melaksanakan
kegiatan O&P infrastruktur sehingga terwujud kemandirian dalam keberlanjutan pengelolaannya.

Tujuan Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah:


a. Memberikan pemahaman pentingnya kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur;
b. Memberikan panduan dan pemahaman dalam pengorganisasian kegiatan operasional dan
pemeliharaan;
c. Memberikan panduan dan pemahaman dalam penyusunan program kerja yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pihak;
d. Memberikan panduan dan pemahaman dalam merumuskan penyepakatan pengaturan operasional
dan pemeliharaan;
e. Memberikan panduan dan pemahaman dalam menyusun anggaran dasar dan rumah tangga lembaga
pengelola; dan
f. Memberikan panduan dan pemahaman dalam upaya memobilisasi sumber daya, teknis
pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan dan upaya pengembangan jangkauan manfaat
infrastruktur.

1.3 SASARAN

Sasaran yang akan dicapai dengan Buku POS Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah:
a. Terwujudnya pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan operasional dan pemeliharaan;
b. Tersusunnya menyusun anggaran dasar dan rumah tangga lembaga pengelola;
c. Tersusunnya program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan berbagai
pihak;
d. Terumuskannya kesepakatan terkait dengan pengaturan operasional dan pemeliharaan;
e. Tersosialisasikannya lembaga pengelola dan program kerja kepada masyarakat luas; dan
f. Terpahaminya upaya memobilisasi sumber daya, teknis pelaksanaan kegiatan O&P dan
upaya pengembangan jangkauan manfaat infrastruktur.

1.4. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Buku POS Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur adalah:


a. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka O&P infrastruktur dan peran pelaku;
b. Penyusunan Program Kerja KPP;
c. Mekanisme dan strategi O&P infrastruktur skala lingkungan; dan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 3


d. Teknis pelaksanaan O&P infrastruktur.

1.5 MANFAAT

Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur bagi para pelaku adalah sebagai
berikut:

Tabel 1
Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan
Infrastruktur

NO. LEMBAGA MANFAAT JUKNIS


1 BKM/LKM 1. Sebagai acuan melakukan tugas dan fungsi pengelola kegiatan O&P;
2. Sebagai panduan memfasilitasi pembentukan kelembagaan
pengelola kegiatan O&P.
2 Tim Fasilitator (TF) 1. Sebagai panduan untuk melakukan pendampingan pembentukan
kelembagaan pengelola kegiatan O&P;
2. Sebagai panduan untuk melakukan penguatan peran dan fungsi
organisasi pengelola kegiatan O&P;
3. Sebagai panduan dalam pendampingan dan penguatan kapasitas
organisasi pengelola kegiatan O&P, khususnya terkait penyusunan
program kerja, penggalian sumber pembiayaan dan
membangun kemitraan.
3. Konsultan 1. Sebagai panduan kerja dalam pengendalian dan monitoring kegiatan O&P;
Manajemen 2. Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP sebagai organisasi
Proyek (NMC dan pelaksanaan kegiatan O&P.
OC/OSP)

4 Pemerintah 3. Acuan kerja dalam menfasilitasi pelaksanaan kegiatan O&P tingkat


kelurahan lokasi kelurahan;
sasaran NSUP; 4. Acuan pengorganisasian masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan O&P
tingkat kelurahan dan masyarakat;
5. Acuan mengorganisir masyarakat dalam kegiatan O&P keberlanjutan
infrastruktur.
5 PMU dan 1. Acuan pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan O&P;
Satker/PPK 2. Acuan dalam melakukan penilaian kinerja kegiatan organisasi
pelaksana O&P di tingkat kelurahan;
3. Sebagai bahan masukan mengembangkan kebijakan pelaksanaan NSUP
khususnya terkait dengan fungsi KPP sebagai organisasi pelaksana
O&P di tingkat kelurahan;
4. Sebagai acuan dalam melakukan dan monitoring pelaksanaan
kegiatan program di tingkat masyarakat.

4 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BAB 2
PENGORGANISASIAN KEGIATAN
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 5


Peningkatan kualitas permukiman kumuh tidak dapat hanya dilakukan dengan membangun infrastruktur saja, tetapi
juga harus dilakukan upaya-upaya pencegahan tumbuhnya kumuh baru. Kegiatan operasi/pemanfaatan dan
pemeliharaan, disamping untuk menjaga kualitas infrastruktur agar berfungsi dengan baik, juga merupakan
kegiatan dalam upaya pencegahan tumbuhnya kumuh baru.

Kegiatan operasi/pemanfaatan adalah cara menggunakan prasarana dan sarana sesuai dengan fungsinya
untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat di lingkungannya. Sedangkan pemeliharaan adalah upaya untuk
menjaga agar prasarana dan sarana yang dibangun atau telah ada agar berfungsi sesuai fungsinya dan memiliki
umur pemakaian lebih lama.

Dengan pengaturan pemanfaatan dan pemeliharaan, dapat dihindarkan perbaikan atau rehabilitasi secara besar-
besaran. Kegiatan O&P infrastruktur sebagai pelayanan umum tidak dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tetapi harus
diorganisasikan pada tataran pemerintahan dan masyarakat.

Pada kegiatan NSUP, penyelenggaraan O&P infrastruktur dilakukan oleh KPP yang dibentuk oleh BKM/LKM
dan beranggotakan wakil-wakil masyarakat selaku pemanfaat infrastruktur tersebut. Sebagai legalitas alih kelola hasil
kegiatan infrastruktur dari BKM/LKM kepada KPP berupa Berita Acara Serah terima pengelolaan sesuai
Lampiran 1.

KPP adalah pengelola kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana, penggerak masyarakat
untuk hidup bersih & sehat dalam mewujudkan lingkungan yang bebas kumuh.
KPP juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

2.1. PEMBENTUKAN KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARA (KPP)

Pembentukan KPP diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya organisasi
pelaksana operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun serta perlunya peran
masyarakat dalam kegiatan tersebut. Alur pembentukan KPP adalah sebagai berikut :

1.Sosialisasi Pembentukan KPP

2.Klasifikasi Prasarana

3.Gambaran Kelompok Pemanfaat

4.Identifikasi Kelompok O&P

5.Penilaian Kapasitas Kelompok

Gambar
6.Cara1.Pengelolaan Kegiatan
Diagram Alur TahapanPemeliharaan
Pembentukan KPP

6 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Tahapan kegiatan pembentukan KPP seperti pada Gambar 1 tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Sosialiasi Pembentukan KPP


Pembentukan KPP diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya
organisasi pelaksana O&P infrastruktur yang telah dibangun serta perlunya peran masyarakat dalam
kegiatan tersebut, untuk menjaga agar prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan
bermanfaat sesuai rencana.

2. Klasifikasi Prasarana
Berdasarkan daftar prasarana yang dikerjakan pada tahap pelaksanaan konstruksi maka perlu dilakukan
identifikasi dan diklasifikasikan sesuai jenis prasarana yang dibangun, sehingga memudahkan
masyarakat untuk O&P. Kegiatan ini dilakukan oleh UPL/TIPP difasilitasi CA dan diikuti oleh masyarakat.
Secara umum klasifikasi prasarana dalam O&P prasarana dapat diklasifikasikan atas 2, yaitu:

a. Klasifikasi Prasarana berdasarkan Jenisnya


Klasifikasi ini berdasarkan pada cakupan layanan infrastruktur yang dibangun dan dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1) Prasarana Umum (Publik), setiap orang boleh mempergunakan prasarana tersebut tanpa
terkecuali, misalnya jalan, jembatan;
2) Prasarana Kelompok, prasarana yang hanya dapat dimanfaatkan oleh sekelompok orang,
misalnya sumur, MCK yang hanya digunakan oleh masyarakat disekitar lokasi bangunan
tersebut;
3) Prasarana Pribadi/Individual, prasarana yang hanya dapat dimanfaatkan oleh
perseorangan atau individual. Prasarana ini biasanya dibangun oleh
perseorangan/keluarga untuk mencukupi kebutuhannya, misalnya jamban keluarga. Pemakai
jamban tersebut adalah keluarga yang membangunnya.

Klasifikasi sarana & prasarana berdasarkan jenisnya ini akan menentukan mudah tidaknya
pembiayaan prasarana untuk pemanfaatan dan pemeliharaan. Sebagai contoh seperti Tabel-2
berikut.

Tabel 2. Kemungkinan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana


Prasarana Umum Prasarana Kelompok

 MCK
Kemungkinan mudah menarik  Air bersih
“retribusi/iuran”
 Pengelolaan Sampah

 Jalan
Kemungkinan sulit menarik
 Jembatan
“retribusi”
 Drainase

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 7


b. Berdasarkan pendanaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan
Kemampuan dalam pembiayaan pengelolaan prasarana antara lain tergantung dari klasifikasi
prasarana berdasarkan jenisnya. Dari tabel 1 di atas jika dilihat ada 2 (dua) jenis prasarana berdasarkan
kemampuan untuk pembiayaan O&P, yaitu prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi”
dan yang sulit untuk menarik “retribusi”. Hal ini perlu dijajaki karena akan menjadi salah satu
sumber pendanaan bagi penyelenggaraan kegiatan O&P.

Jenis prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi” dalam pembiayaan O&P umumnya
tidak mengalami hambatan. Dan sebaliknya untuk yang sulit menarik “retribusi” akan kesulitan dalam
pembiayaan pemanfaatan dan pemeliharaannya. Sebagai contoh pembiayaan O&P Air Bersih akan
lebih mudah dilakukan dari pada pembiayaan O&P untuk prasarana jalan atau drainase.

3. Gambaran Kelompok Pemanfaat


Tinjauan profil kelompok pemanfaat terutama dipergunakan untuk prasarana yang termasuk dalam
prasarana publik. Tinjauan ini meliputi tiga karakteristik berikut:
a. Karakteristik Fungsional
Klasifikasi berdasarkan karakteristik fungsional berkaitan dengan posisi pengguna dalam kaitannya
dengan pemanfaatan prasarana. Karakteristik penerima manfaat ini akan mempengaruhi
kemungkinan dapat tidaknya penerima manfaat tersebut dikenai “retribusi”. Semakin banyak orang
tersebut menerima manfaat maka kemungkinan untuk dikenakan retribusi juga semakin besar.

b. Karakteristik Sosial Ekonomi


Tinjauan terhadap karakteristik sosial ekonomi adalah berdasarkan status sosial ekonomi kelompok
pemanfaat. Sebagai contoh adalah seorang warga yang memanfaatkan prasarana air bersih
dapat dikelompokkan menjadi:
1) Warga masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) atau kurang mampu;
2) Warga masyarakat yang mampu atau non MBR;
3) Warga yang hanya menggunakan untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, cuci);
4) Warga yang selain menggunakan untuk keperluan sehari-hari, juga untuk keperluan usaha
rumah tangga.

Dapat dilihat sampai seberapa banyak frekwensi penggunaan prasarana oleh kelompok pemanfaat
tersebut. Frekwensi penggunaan prasarana kemungkinan akan dapat mempengaruhi besarnya
“retribusi” yang dapat ditarik dari pengguna.

c. Karakteristik Gender
Karakteristik ini untuk melihat sejauh mana perbedaan penerima manfaat prasarana
berdasarkan gender. Pada beberapa prasarana lebih banyak penggunaannya oleh penduduk
dengan jenis kelamin tertentu. Misalnya prasarana air bersih yang

8 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


penggunaannya lebih banyak oleh kaum wanita. Perbedaan penggunaan prasarana
berdasarkan jenis kelamin ini akan menentukan pembentukan kelompok penerima manfaat
dalam kegiatan O&P prasarana.

4. Identifikasi Dan Penilaian Kelompok


Identifikasi dan penilaian kelompok yang akan melakukan pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur dipersiapkan sejak awal atau paling lambat sebelum tahapan konstruksi infrastruktur
dimulai. Kelompok yang melakukan pemanfaatan dan pemeliharaan ini selanjutnya disebut
dengn KPP. Proses pembentukannya difasilitasi oleh BKM/UPL, CA dan pemerintah kelurahan serta
melibatkan masyarakat khususnya penerima manfaat.
Untuk membentuk kelompok tersebut perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:

a. Skala pelayanan
Skala pelayanan merupakan cakupan luas daerah (jumlah warga pemanfaat) yang dapat dilayani
oleh suatu prasarana. Skala pelayanan prasarana sangat ditentukan oleh jenis prasarana yang
dibangun. Apakah prasarana itu menyentuh kebutuhan semua keluarga atau masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya jalan akan memiliki skala pelayanan yang
cukup luas dibandingkan dengan MCK yang skala pelayanannya hanya pada warga pemanfaat
disekitarnya (kelompok tertentu) saja.
b. Manfaat yang Diterima
Untuk prasarana yang termasuk dalam prasarana umum, seperti jalan, perlu dipikirkan apakah
memiliki skala pelayanan yang lebih luas, sehingga perlu diidentifikasi hal-hal sebagai berikut :
1) Penerima manfaat langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat secara langsung karena
mempergunakan prasarana yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah prasarana jalan,
penerima manfaat langsung adalah orang yang mempergunakan jalan tersebut. Orang tersebut
akan memperoleh manfaat dengan kemudahan dalam transportasi, waktu tempuh menjadi
pendek, dll.
2) Penerima manfaat tidak langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat dari
pembangunan prasarana tanpa harus mempergunakan prasarana tersebut. Sebagai contoh
pada pembangunan prasarana jalan adalah peningkatan harga jual tanah disekitar jalan,
akibat adanya pembangunan jalan.

5. Penilaian Kapasitas Kelompok


Penilaian terhadap calon organisasi yang ada di masyarakat adalah untuk melihat sejauh mana kapasitas
kelompok/organisasi tersebut dapat memanfaatkan dan memelihara prasarana yang telah dibangun.
Penilaian kapasitas kelompok meliputi kajian aspek-aspek sebagai berikut:
a. Adakah kelompok formal atau informal dalam masyarakat? Apabila ada, apakah kelompok yang ada
tersebut dapat menjadi KPP? Bila tidak dapat maka dilakukan pembentukan kelompok baru;
b. Apakah kelompok yang ada cukup representatif? Jika di kelurahan tersebut sudah ada
kelompok/organisasi, perlu ditanyakan apakah kelompok tersebut mewakili masyarakat

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 9


penerima manfaat dari prasarana dan juga mempunyai kemampuan untuk mengelola O&P
prasarana tersebut;
c. Apabila organisasi yang ada cukup representatif mewakili kepentingan masyarakat, apakah
kelompok tersebut mempunyai kemampuan dan pengalaman manajemen? Jika
kemampuan/pengalaman manajemen kelompok tersebut kurang maka diperlukan bimbingan
dari para pelaku program maupun instansi pemerintah yang terkait;
d. Apakah ada homogenitas dalam kelompok tersebut (kesamaan kepentingan tertentu)? Kesamaan
kepentingan diantara anggota masyarakat akan memudahkan membentuk kelompok;
e. Apakah perlu dilakukan kerjasama dengan organisasi/kelompok lain? Dalam pelaksanaan
pemanfaatan dan pemeliharaan perlu dilakukan kerja sama dengan
organisasi/kelompok/instansi pemerintah atau swasta lain yang terkait dengan kegiatan O&P
prasarana yang bersangkutan untuk meningkatkan kemampuan anggotanya maupun sumber
pembiayaan.

Ada kalanya sebuah prasarana tidak hanya dinikmati oleh penduduk pada satu kelurahan akan tetapi lebih
dari satu kelurahan. Maka pemungutan “retribusi” prasarana tersebut akan mengalami kesulitan. Oleh
karena itu maka perlu menyerahkan penanganannya pada tingkat yang lebih tinggi misalnya kecamatan
atau kab/kota. Dengan penanganan pada tingkat tersebut maka jalan yang melewati lebih dari satu
kelurahan, pemungutan “retribusi-nya” akan dapat dikoordinir hingga tidak terjadi pungutan lebih dari
satu kali.

6. Cara Pengelolaan Kegiatan Pemeliharaan


Setelah kegiatan penilaian terhadap kapasitas kelompok/organisasi maka dilakukan diskusi untuk
menentukan cara pengelolaan kelompok/organisasi yang akan mempengaruhi bentuk
kelompok/organisasi tersebut. KPP dapat berasal dari pengembangan/revitalisasi lembaga
kemasyarakatan atau Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang sudah ada atau membentuk wadah
organisasi baru.

Agar KPP berjalan lebih efektif dan pengelolaan dapat terkordinir di lingkup kelurahan, manajemen
O&P dilakukan secara terkordinir untuk seluruh prasarana sarana dalam satu kelurahan oleh satu
KPP. KPP dipimpin Ketua KPP dibantu sekretaris, dibawahnya ada Kordinator per bidang
prasarana sarana yang mengkordinir para Ketua blok yang berada di tingkat RT. Ketua blok yang
dibantu Petugas Teknik dan Petugas keuangan tersebut, bisa menangani lebih dari satu jenis
prasarana sarana.

Dengan cara pengelolaan seperti ini sumber daya yang diperoleh dari pemanfaatan suatu jenis infrastruktur
disuatu kelompok dapat digunakan bersama bagi pemeliharaan infrastruktur lainnya.

1 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


0
2.2. KEDUDUKAN KPP

KPP di tingkat kelurahan menjadi mitra pemerintah kelurahan dalam pengelolaan kegiatan O&P prasarana
& sarana, seperti dalam Gambar bagan berikut:

Gambar-2. Diagram Kedudukan KPP di Tingkat Kelurahan

Selain bermitra dengan Pemerintah Kelurahan, KPP perlu membangun kerja sama dengan berbagai
pihak, baik kelompok masyarakat dan pihak lain di tingkat kelurahan, seperti dalam Gambar-3, berikut:

Gambar-3 Kerjasama KPP dengan berbagai pihak.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 11


2.3. PENGORGANISASIAN KPP

Setelah KPP terbentuk maka perlu dilakukan pengorganisasian yang akan mengatur tugas dan tanggung
jawab anggota kelompok/organisasi KPP.
1. Peran dan Tanggung Jawab Organisasi
KPP merupakan wadah bagi para penerima manfaat prasarana untuk menjamin terpeliharanya
prasarana dan sarana dan juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
permukiman yang berkelanjutan.

Organisasi ini bertanggung jawab dalam kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana/sarana yang
telah dibangun.
Tugas dan fungsi KPP adalah:
a. Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus;
b. Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi
kumuh;
c. Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai
mutu;
d. Menyusun program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & saran;
e. Mensosialisasikan program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana;
f. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan
prasarana & sarana yang berkelanjutan;
g. Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat;
h. Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya dengan
kolaborasi berbagai pihak.

2. Struktur Organisasi
Susunan KPP terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus dan Anggota. Dimana Rapat anggota
memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi. Rapat anggota mengemban tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan pengurus
d. Menetapkan program kerja
Sedangkan Pengurus KPP dipilih oleh anggota terdiri dari:
a. Ketua KPP
b. Sekretaris
c. Koordinator Bidang Prasarana
d. Ketua Blok (Tingkat RT)
e. Petugas Teknis & Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana di masing-masing blok
f. Anggota KPP adalah semua warga pemanfaat sarana & prasarana

1 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


2
Keterlibatan kaum perempuan dalam Kepengurusan KPP minimal tiga puluh (30%) persen dari
jumlah Pengurus KPP.
Struktur organisasi Pengurus KPP dapat ditunjukan seperti dalam gambar berikut:

Gambar 4. Struktur organisasi Pengurus KPP

3. Tugas Pengelola/Pengurus KPP


Untuk melaksanakan tugas pokok O&P, maka KPP memerlukan unit atau satuan kerja dan orang-
orang yang akan duduk atau bertanggungjawab sehari-hari pada setiap unit kerja tersebut (Tim
Pengelola). Sejalan dengan tugas pokok tersebut, maka tugas-tugas dari setiap unit kerja pengelola
pemanfaatan dan pemeliharaan (Tim Pengelola) sehari-hari, adalah :
1) Ketua, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan organisasi serta
program kerja yang telah diputuskan bersama. Antara lain mencakup tugas :
a) Mengkoordinir pengurus KPP;
b) Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau Musyawarah;
c) Berkordinasi secara tin dengan BKM;
d) Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
e) Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan, Dinas/Instansi terkait
dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan pembiayaan pemeliharaan atau
pengembangan layanan prasarana.
f) Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan
pemeliharaan prasarana.
g) Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala maupun
Pertanggungjawaban Kegiatan KPP;
h) Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, khususnya
kepada warga penerima manfaat;

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 13


i) Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program kerja KPP dan
rencana pendanaan O&P untuk disosialisasikan dan penyepakatan dalam musyawarah
warga.
j) Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan O&P
dilakukan dalam RapatAnggota.
2) Sekretaris atau bagian administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi
umum/ketatausahaan KPP, antara lain mencakup :
a) Menyiapkan surat menyurat;
b) Mengarsip surat masuk dan surat keluar;
c) Menyimpan dan memelihara dokumen/dokumentasi kegiatan;
d) Membuat notulen rapat/ musyawarah warga penerima manfaat;
e) Menginventarisasi anggota atau warga penerima manfaat;
f) Mencatat keluar masuknya keuangan setiap bidang prasarana dan sarana.
3) Kordinator Bidang, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana dan sarana
masing-masing pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi
prasarana/sarana yang ada secara berkala maupun insidentil jika keadaan mendesak kepada
anggota di bkloknya masing-masing.
Cakupan wilayah kerja Koordinator Bidang bisa 1 (satu) blok atau lebih.
4) Ketua Blok, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana & sarana masing- masing
pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana
yang ada secara berkala maupun insidentil kepada Koordinator Bidang. Cakupan wilayah kerja
Ketua Blok hanya pada satu RT. Ketua Blok dibantu oleh Petugas Teknis dan Petugas Keuangan.
Pengurus blok di tingkat RT ini bisa menangani hanya 1 (satu) jenis prasarana sarana atau lebih dari
1 (satu). Untuk menjalankan prinsip transparansi, maka Ketua Blok harus menyampaikan laporan
pelaksanaan & keuangan kepada warga pemanfaat/anggota secara berkala.
5) Petugas Teknik, melakukan :
a) Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana/sarana;
b) Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan & perbaikan prasarana;
c) Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga;
d) Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada Ketua Blok;
e) Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan.
6) Petugas Keuangan, melakukan:
a. Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan pemanfaatan &
pemeliharaan setiap prasarana & sarana di masing-masing blok;
b. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
c. Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok;
d. Mengarsipkan seluruh laporan.

1 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


4
7) Anggota :
a) Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi yang sama dalam
setiap kegiatan;
b) Mentaati aturan O&P yang sudah ditetapkan;
c) Mengikuti rapat-pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
d) Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan;
e) Mendukung terlaksananya program kerja KPP dan pencapaian visi & misi KPP;
f) Membangun kebersamaan, kekompakan dan suasana yang kondusif;
g) Secara rutin membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan bersama;
h) Memberikan kontribusi/keswadayaan lainnya untuk pemeliharaan prasarana & sarana
sesuai kebutuhan.

Untuk mendukung tugas-tugas Tim Pengelola yang ada, maka Ketua KPP dapat melakukan penugasan
kepada anggota terkait aspek kegiatan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan, baik berupa kegiatan
yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidentil. Kesepakatan mengenai penugasan ini
hendaknya diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama warga pemanfaat. Contoh penugasan
dalam pelaksanaan kegiatan seperti siapa yang piket atau penugasan pemeliharaan kebersihan
MCK secara bergiliran.

2.4 PENGUATAN KAPASITAS KPP

Penguatan kapasitas bagi KPP dilakukan melalui pelatihan dalam rangka membangun motivasi
(motivation achievement training) dan kesadaran kritis masyarakat untuk memelihara
keberlanjutan infrastruktur di wilayahnya. Pelatihan kepada KPP juga ditujukan untuk memberi pemahaman
tentang aspek-aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan O&P infrastruktur dalam rangka meningkatkan
komitmen masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun sesuai dengan
kebutuhan prioritas masyarakat. Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah agar seluruh anggota KPP
memahami aspek-aspek berikut:
a. Pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan O&P;
b. Penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga lembaga pengelola;
c. Penyusunan program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan berbagai
pihak;
d. Penyusunan teknik pengaturan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan;
e. Menjaring sumber daya melalui kemitraan dengan pemerintah, swasta dan organisasi
kemasyarakatan lainnya;
f. Teknis pelaksanaan kegiatan O&P dan upaya pengembangan jangkauan manfaat
infrastruktur.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 15


BAB 3
PROGRAM KERJA KPP

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 17


Keberadaan KPP merupakan upaya untuk menjamin keberlanjutan infrastruktur yang dibangun agar senantiasa
dapat dimanfaatkan dan mampu menjaga kualitas lingkungan permukiman menjadi tidak kumuh kembali.
Keberhasilan KPP sangat tergantung pada tingkat efisiensi dan efektifitas kinerjanya, untuk itu diperlukan program
kerja yang sistematis, terpadu dan terarah. Program kerja disusun untuk jangka waktu tertentu dan dapat menjadi
pegangan baik bagi para pengurus maupun anggota KPP.

3.1. PENENTUAN ANGGOTA DAN KEPENGURUSAN

Keanggotaan organisasi untuk kegiatan O&P tidak terlepas dari jenis infrastruktur yang dibangun, serta
strategi yang digunakan dalam pengelolaannya. Dengan demikian maka penentuan keanggotaan dan
kepengurusan (susunan dan personil) KPP ini harus dilakukan melalui musyawarah di tingkat
kelurahan.

Adapun kepengurusan KPP mengacu pada Struktur Organisasi KPP. Dalam pengelolaan kegiatan
pemanfaatan dan pemeliharaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengurus dan pemanfaatan organisasi harus menerapkan prinsip demokratis, partisipatif, transparan
dan akuntabel.
b. Infrastruktur yang dibangun melalui pendanaan loan ADB ditujukan untuk peningkatan kualitas
permukiman kumuh sehingga pengurus dan pemanfaatan organisasi harus berorientasi pada
peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berkelanjutan.
c. Peraturan-peraturan yang bersifat pemanfaatan untuk menjalankan pengelolaan
operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan dituangkan dalam Anggaran Rumah Tangga/ART atau
Peraturan Khusus, misal: tata cara pengaduan, tata cara pendaftaran dan pembayaran, dll.

3.2. PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI KPP

1. Peraturan Organisasi
Peraturan yang dibangun untuk dapat berjalannya organisasi KPP secara efektif dan efisien dalam
pengelolaan O&P antara lain adalah:
a. Visi, Misi, Asas, Tujuan.
b. Anggaran Dasar/AD
c. Anggaran Rumah Tangga/ART
d. Keputusan dan pengesahan susunan Tim pengelola O&P
e. Keputusan tarif retribusi/iuran dan sumbangan

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan program kerja tahunan maupun kebijakan-
kebijakan penting terkait lainnya seperti adanya tarif iuran/retribusi, harus dibuat oleh KPP dan
disepakati bersama warga pemanfaat melalui forum musyawarah warga pemanfaat atau rembug
warga (bukan ditentukan sendiri oleh pengurus). Masing-masing KPP dapat mengembangkan peraturan
sesuai dengan kondisi sosial-budaya, adat-istiadat y a n g

18 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


berkembang di kelurahan yang bersangkutan, seperti dalam Lampiran 2. Visi KPP adalah cita- cita untuk
mewujudkan tujuannya, sedangkan Misi KPP adalah strategi untuk mewujudkan visi KPP.

Tujuan KPP:
a. Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih dan Sehat;
b. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh;
c. Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu;
d. Terselenggaranya pemeliharaan prasarana dan sarana secara berkelanjutan;
e. Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi
berbagai pihak.

Anggaran Dasar organisasi pengelola O&P setidaknya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Nama Organisasi Pengelola dan Daerah Kerja
1) Lokasi organisasi;
2) Lingkup pelayanan prasarana.
b. Asas, Tujuan dan Tugas Organisasi
1) Asas dan Prinsip organisasi;
2) Tujuan organisasi;
3) Tugas organisasi.
c. Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
d. Keanggotaan/Pengguna Prasarana
1) Persyaratan Keanggotaan;
2) Kewajiban dan Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana;
3) Hak Anggota/Pengguna Prasarana.
e. Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
f. Kepengurusan :
1) Syarat-syarat kepengurusan;
2) Susunan anggota pengurus;
3) Kewajiban dan tanggung jawab pengurus;
4) Hak pengurus.
g. Pembina dan Pengawas
h. Pengelolaan Usaha Operasional dan Pemeliharaan
i. Pembiayaan O&P
j. Pelaporan dan Evaluasi
k. Pembubaran
l. Sanksi
m. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus O&P
n. Penutup

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 19


2. Revitalisasi KPP
Bilamana organisasi KPP merevitalisasi organisasi kemasyarakat yang telah ada dan telah memiliki
aturan dasar organisasi sebelumnya, seperti AD/ART, namun belum mengakomodir/mencakup
kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan maka untuk pengaturan terkait hal-hal dasar, dapat dilakukan
dengan mengamandemen aturan yang sudah ada atau membuat peraturan tambahan khusus. Tetapi
bilamana dalam AD/ART telah mencakup pemanfaatan dan pemeliharaan juga maka aturan dasar O&P
dapat mengacu pada AD/ART yang sudah ada tersebut.

Revitalisasi KPP adalah menguatkan KPP dengan memperkuat kepengurusan sesuai dengan
kebutuhan lapangan dan memperkuat tata kelola organisasi.
a. Jumlah pengurus mengikuti struktur organisasi yang telah ditetapkan dalam Juknis dan
disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
b. Pemilihan pengurus revitalisasi KPP dilakukan melalui rembug warga
c. Penetapan pengurus KPP dilakukan melalui SK Lurah atas dasar usulan BKM
d. Revitalisasi dilakukan segera setelah dilakukan pelatihan KPP dilaksanakan.

Bilamana KPP selaku pengelola pemanfaatan dan pemeliharaan belum mempunyai aturan dasar terkait
dengan Pengelolaan pemanfaatan dan pemeliharaan, maka peraturan dasar tentang O&P ini akan
menjadi bagian dari tanggungjawab Pengelola/Pengurus pemanfaatan dan pemeliharaan yang baru
pertama kali terbentuk/terpilih untuk memfasilitasi penyusunannya. Oleh karena itu maka proses
penyusunan aturan dasar ini akan dilakukan setelah kegiatan Pembentukan Organisasi Pengelola
operasional dan pemeliharaan.

3.3. RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

Rencana kerja O&P pada dasarnya mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menjamin tercapainya
tujuan operasional& pemeliharaan prasarana. Outline penyusunan Program kerja KPP ada dalam Lampiran
3. Secara umum pokok-pokok rencana kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan ini adalah
mencakup :

1. Pendataan Anggota
Pendataan anggota ini sangat penting, selain untuk mengetahui jumlah dan siapa saja warga pemanfaat
juga akan berkaitan dengan potensi kontribusi dalam pemeliharaan dari prasarana yang dikelola atau
pengaturan pemanfaatan bila diperlukan. Setelah ditentukan keanggotaan yang akan terlibat dalam
kegiatan pemanfaatan maka selanjutnya dilakukan pendataan anggota. Pendataan ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah dan siapa saja warga pemanfaat serta hal-hal yang berkaitan dengan potensi
kontribusi dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah dimanfaatkan. Hal-hal yang perlu dicatat
diantaranya adalah:
a. Nama;
b. Jenis Kelamin;
c. Alamat;

20 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


d. Pekerjaan;
e. Jumlah anggota keluarga.
(Pendataan Anggota KPP menggunakan Format dalam Lampiran-4).

2. Penggalian sumber – sumber pembiayaan


Pembiayaan pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur lingkungan ditujukan untuk
mengupayakan dan menjamin ketersediaan dana bagi pengelolaan pemanfaatan dan
pemeliharaan infrastruktur oleh KPP. Berdasarkan pada cakupan layanan, secara umum infrastruktur
yang dibangun melalui NSUP dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Prasarana Umum - Publik
Prasarana yang dapat dipergunakan oleh setiap orang atau tidak ada orang yang dapat
dikecualikan dalam penggunaannya, misalnya jalan dan jembatan, drainase, dll.
b. Prasarana Umum - Kelompok
Prasarana yang hanya digunakan oleh kelompok warga /komunitas yang sudah terdaftar, misalnya
MCK, penyediaan air bersih, dll. Biaya O&P prasarana ini umumnya dapat dipenuhi dari tarif
retribusi/iuran para pemakainya atau disebut “cost recovery”. Kegiatan pada dasarnya dilakukan
oleh warga pemanfaat melalui gotong royong dan kesadaran bersama untuk memelihara,
memperbaiki dan mengembangkan prasarana tersebut. Namun demikian tidak menutup peluang
bagi Pengelola untuk mendapatkan sumber dana lain diluar dari warga pemanfaat prasarana.

Sumber dana untuk pembiayaan kegiatan O&P dapat diperoleh dari kontribusi berbagai pihak, yaitu:
a. Kontribusi Warga Pemanfaat
Alternatif sumber pembiayaan sekaligus sebagai wujud kemandirian dan keberlanjutan, sumber
pembiayaan yang potensial untuk digali adalah kontribusi warga sesuai dengan budaya setempat
dan kesepakatan yang telah dilakukan. Hal ini merupakan bentuk kompensasi komunitas
pemanfaat terhadap penggunaan prasarana tersebut.

Adapun jenis kontribusi atau sumbangan warga pemanfaat adalah:


1) Sumbangan berupa uang, yang didapatkan dari iuran anggota KPP, ataupun retribusi dari
penggunaan prasarana secara langsung.
2) Sumbangan selain uang seperti material, penyediaan fasilitas penunjang, tenaga kerja, peralatan
dalam rangka kegiatan pemeliharaan

Sedangkan cara pengumpulan dana tersebut adalah bergantung pada kondisi sosial budaya
masyarakat setempat, yang secara umum terbagi atas dua golongan sebagai berikut:
1) Retribusi/Iuran
Retribusi/iuran besarnya sudah ditetapkan lebih dulu, ditarik secara langsung pada saat
menggunakan prasarana yang bersangkutan atau secara tidak langsung yaitu secara berkala
(retribusi/iuran bulanan). Retribusi/iuran dapat diberlakukan untuk para pengguna yang
secara rutin atau tidak secara rutin menggunakan prasarana.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 21


Retribusi/iuran bisa diterapkan untuk individu perseorangan, kelompok, KK atau
perusahaan/instansi/ badan usaha yang menjadi pengguna prasarana. Sebagai contoh adalah
pelayanan air bersih, retribusi jalan, MCK, dll. Format pendataan retribusi/iuran seperti dalam
Lampiran-5.

Besarnya iuran atau retribusi yang dikenakan kepada perorangan atau per
keluarga/kelompok, baik secara rutin maupun setiap kali penggunaan, kepada warga pemanfaat
tetap atau dari luar, bagi warga kurang mampu atau mampu, hendaknya dimusyawarahkan dan
disepakati secara bersama-sama oleh seluruh anggota warga pemanfaat yang ada sehingga
tidak terlalu membebani dan semua warga pemanfaat tetap dapat memperoleh hak yang sama
dalam pemanfaatan prasarana (adil).

Terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang dalam penetapan tarif retribusi/iuran, antara lain:
a) Kecukupan dana (cost recovery), dengan prinsip ini maka tarif yang akan
ditetapkan harus mencerminkan tingkat kecukupan dana yang diperlukan untuk
pengelolaan prasarana lingkungan secara memadai.
b) Satu obyek pungut – satu jenis pungutan, untuk menghindari terjadinya
pungutan ganda yang membingungkan para penerima manfaat, maka satu obyek
pelayanan dikenakan satu pungutan tarif.
c) Transparan dan mudah dipahami, dalam penetapan besarnya tarif, maka
pembebanan biaya yang diperhitungkan harus dilakukan secara transparan dan mudah
dipahami oleh pemangku kepentingan.
d) Sederhana dan Jelas, artinya bahwa penetapan tarif harus menggunakan rumusan yang
tidak rumit, dan mudah diperoleh serta hitungan yang mudah dilakukan.
e) Partisipatif, artinya bahwa dalam penentuan tarif harus melibatkan semua pihak yang
berkepentingan, termasuk semua calon penerima manfaat, sehingga tarif yang ditetapkan
merupakan keputusan bersama.
f) Adil, artinya bahwa orang yang menerima manfaat lebih banyak harus dikenakan tarif yang
lebih tinggi dibandingkan orang yang menerima manfaat lebih sedikit. Dalam hal ini dapat
ditetapkan dengan tarif progresif.

2) Sumbangan/ Donasi
Sumbangan/donasi sifatnya sukarela, dan disesuaikan dengan situasi budaya serta
kemampuan ekonomi warga pemanfaat dan kebutuhan biaya pemeliharaan atau perbaikan.
Sumbangan/donasi dapat diberlakukan kepada:
a) Warga masyarakat yang menggunakan prasarana yang bersangkutan secara langsung;
b) Warga masyarakat atau pihak lain yang tidak secara langsung menerima manfaat.

22 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


b. Bantuan Pemerintah
Bantuan pemerintah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten/Kota kepada kelurahan atau dari Subsidi Dinas/Instansi Teknis terkait tingkat
kabupaten/Kota. Bantuan dari pemerintah terutama jika infrastruktur yang dibangun mengalami
kerusakan berat sehingga memerlukan pembiayaan yang besar dan penanganan yang komplek.
Misalnya perbaikan pada fasilitas vital seperti jalan, jembatan, saluran air, dll. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam upaya memperoleh dukungan pemerintah, khususnya unsur SKPD di Kab/Kota
adalah harus memahami instansi mana yang dapat dituju oleh masyarakat, sebab setiap instansi
telah mempunyai wewenang tertentu, misalnya Dinas PU untuk prasarana umum, Dinas Pendidikan
untuk prasarana pendidikan, Dinas Kesehatan untuk prasarana kesehatan, dinas kebersihan/pemda
untuk prasarana persampahan.

c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat


Bantuan yang dimaksudkan adalah bantuan dari pihak lain (organisasi lain atau pihak swasta)
yang juga memanfaatkan prasarana yang telah dibangun. Misalnya jalan yang dibangun oleh
masyarakat dimanfaatkan pula oleh pihak lain tersebut. Meskipun demikian tidak menutup
kemungkinan adanya pihak lain yang tidak memanfaatkan prasarana tersebut tetapi kedudukannya
di wilayah yang sama turut serta berkontribusi memberikan sumbangan.

d. Pengembangan Potensi Prasarana


Potensi sumber pembiayaan dapat juga berasal dari pengembangan potensi prasarana yang ada
misalnya dari penjualan air bersih, pengolahan sampah, dll.

3. Inventarisasi Kondisi Prasarana


Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi prasarana yang telah dibangun, apakah ada kerusakan
atau kekurangan ataupun permasalahan-permasalahan yang perlu segera ditangani. Cara pelaksanaannya
adalah dengan melakukan monitoring/pengecekan langsung kelapangan, sedangkan pelakunya dapat
dilakukan oleh Tim Pengelola, khususnya Petugas Lapangan/Teknis sendiri atau Penugasan kepada
anggota secara rutin dan bergilir. Anggota dapat dibagi menjadi beberapa grup untuk melakukan kegiatan ini
secara bergiliran misalnya per RT atau KK. Waktu pengecekan dapat diatur sesuai dengan kesepakatan
diantara anggota, seperti mingguan atau bulanan.

Agar proses kegiatan inventarisasi kondisi prasarana ini berjalan secara efektif maka perlu dilakukan
fokus pengecekan yaitu pada setiap jenis sistem atau bagian bagian prasarana. Hal-hal yang perlu dicatat
pada saat inventarisasi satiap komponen system prasarana tersebut, adalah : jumlah/volume yang ada,
kondisi pada saat pengecekan, apakah baik atau rusak. Kemudian bila ada kerusakan, dapat juga
ditentukan rencana penanganan/perbaikannya, termasuk berapa perkiraan biayanya. Dari hal tersebut juga
dapat ditentukan apakah tingkat kerusakannya ringan atau dapat diselesaikan melalui pemeliharaan rutin
atau permasalahannya adalah berat dan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 23


harus dilakukan perbaikan khusus. Juga dapat ditentukan apakah tingkat kerusakan tersebut sangat
mendesak untuk segera ditangani atau dapat ditunda demi untuk menjaga kualitas perbaikan.

Format untuk inventarisasi kondisi prasarana seperti Lampiran 6.

4. Rencana Teknis Operasional& Pemeliharaan Prasarana


a. Rencana Teknis Pemanfaatan Prasarana
Rencana teknis pemanfaatan atau penggunaan prasarana yang dimaksudkan disini adalah berkaitan
dengan penggunaan prasarana sesuai fungsi utamanya. Dalam kaitan ini, ada 2 hal prinsip yang harus
diperhatikan, yaitu :

1) Penggunaan Prasarana Secara Optimal


Setiap jenis prasarana yang dibangun tentu mempunyai cara penggunaan tertentu pula. Artinya
bahwa jenis prasarana yang berbeda tentu mempunyai cara penggunaan yang berbeda pula,
sesuai dengan jenis prasarananya.

Banyak ditemukan dilapangan adanya pemakaian prasarana yang tidak sesuai dengan fungsi yang
sesungguhnya dari prasarana tersebut atau fungsinya berubah, misalnya prasarana MCK atau
sumur juga dipergunakan sebagai tempat memandikan hewan ternak seperti kerbau, Lantai
Jemur dipergunakan sebagai tempat parkir atau bermain, jalan sirtu/jembatan kayu yang
seharusnya untuk mobil beban ringan tetapi dilalui oleh mobil bermuatan berat, dll. Apabila terjadi
kesalahan penggunaan seperti ini maka akan berakibat pada kerusakan yang lebih cepat
sehingga prasarana tersebut tidak dapat dipergunakan lebih lama.

Untuk menghindari penggunaan prasarana di luar peruntukannya tersebut maka perlu dibuat dan
disepakati cara penggunaan prasarana secara benar atau sesuai fungsinya. Setelah ditetapkan
kemudian perlu di sosialisasikan agar dipahami dan dilaksanakan secara bersama-sama oleh
semua warga pemanfaat.

2) Pengaturan Penggunaan Prasarana


Untuk prasarana tertentu diperlukan pengaturan penggunaan prasarana, agar tidak terjadi
konflik ataupun tidak sesuai dengan fungsi utamanya. Pengaturan ini dilakukan dengan membagi
jadwal giliran penggunaannya. Tentunya cara pengaturan penggunaan prasarana ini juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan jenis prasarananya. Sebagai contoh, perlu
dilakukan pengaturan pemakaian air bersih pada saat-saat tertentu agar semua pemanfaat dapat
memperoleh manfaat yang sama dan tetap optimal.

Hal penting yang perlu diperhatikan juga disini adalah bilamana diperlukan suatu pengaturan
semacam ini maka harus disepakati bersama oleh semua warga pemanfaat.

24 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


b. Rencana Teknis Pemeliharaan Prasarana
Rencana pemeliharaan merupakan serangkaian kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk
menjaga prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara optimal. Rencana pemeliharaan
disini mencakup pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin, berkala dan insidentil/mendesak.
1) Pemeliharaan rutin dilakukan secara terus menerus, biasanya dalam periode waktu seperti
setiap hari atau setiap minggu atau setiap bulan. Umumnya kegiatan ini bersifat pekerjaan
pencegahan untuk menjaga agar prasarana tidak rusak, biasanya terdiri atas tugas-tugas yang
berulang-ulang dengan teknik yang sederhana, misalnya kegiatan pembersihan.
2) Pemeliharaan berkala dilakukan dalam periode waktu tertentu misalnya setiap 3 bulan, setiap 6
bulan atau setiap tahun. Umumnya kegiatannya mencakup kegiatan pemeliharaan yang
sudah dapat diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu, seperti perawatan dan semua
perbaikan ringan serta penggantian bagian-bagian kecil/sekunder, termasuk perbaikan
sederhana. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kondisi prasarana pada tingkat
kemampuan yang dimilikinya atau fungsi secara yang seharusnya dari prasarana.
Misalnya kegiatan pengecatan komponen prasarana, pemberian pelumas alat pengangkut
sampah, penggantian kran air yang rusak, dll.
3) Pemeliharaan insidentil/mendesak, pekerjaan yang mendesak yang memerlukan
penanganan segera, yang umumnya tidak direncanakan terlebih dahulu. Sifat
kemedesakan ini biasanya karena dapat membahayakan pemanfaat, Bisa membawa akibat
kerusakan besar atas milik pribadi masyarakat (seperti rumah, lahan produktif, dll) dan kerusakan
yang bisa menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar. Misalnya penggantian lantai
jembatan, kerusakan akibat banjir/ longsor, dll.

Pelaksanaan kegiatan ini pada dasarnya adalah menjadi tanggungjawab bersama warga pemanfaat,
dilakukan secara bersama-sama dan dikoordinir oleh KPP. Selain hal tersebut, juga dapat dilakukan
dengan cara penugasan kepada anggota secara rutin dan bergilir. Misalnya anggota dapat dibagi
menjadi beberapa grup untuk melakukan kegiatan ini secara bergiliran misalnya per RT atau KK.
Waktu pelaksanaannya dapat diatur sesuai periode pemeliharaan rutin prasarana, seperti harian,
mingguan atau bulanan.

Untuk kegiatan perawatan seperti pemberian pelumas pada mesin pompa, pintu air, atau perbaikan
kecil seperti penutupan lubang-lubang kecil pada jalan yang rusak hendaknya dilakukan oleh
petugas atau penugasan kepada warga yang mempunyai pengalaman melakukan hal tersebut
agar tetap sesuai dengan standar perawatan yang benar.

Selain penentuan jenis kegiatan dan pemahaman cara pelaksanaannya, pada tahap ini juga penting
untuk disepakati bersama bagaimana pembiayaannya, berapa besarnya dan dari mana sumbernya.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 25


5. Penyusunan RAB dan Jadwal Perbaikan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Perbaikan, pada dasarnya dibuat sesuai
kebutuhan dilapangan. Artinya bahwa kegiatan ini dilakukan karena ada kebutuhan perbaikan
kerusakan prasarana.

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan tindak lanjut hasil inventarisasi kondisi prasarana. Dimana
ternyata ditemui adanya kerusakan yang perlu dilakukan perbaikan. Adapun pelaksanan kegiatan perbaikan
ini dapat dilakukan pada saat pemeliharaan rutin atau berkala atau insidentil.

Disini juga dapat termasuk rehabilitasi dan perbaikan besar, yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi
prasarana dari kondisi yang sudah tidak layak menjadi layak kembali.

Perhitungan RAB disini pada prinsipnya adalah menentukan berapa besar dana yang diperlukan, termasuk
apa saja kebutuhan perbaikan tersebut. Sedangkan Jadwal disini adalah menentukan kapan waktu
kegiatan perbaikan tersebut akan dilaksanakan, termasuk berapa lama pelaksanaannya.

6. Rapat-rapat rutin
Rapat rutin dapat dilakukan tiap bulan atau periwaktu tertentu yang disepakati, dilakukan untuk melihat atau
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan dan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ditemukan (memutuskan rencana penyelesaiaan masalah), atau
agenda lain yang dianggap penting untuk dibahas bersama.

Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua KPP, jika memang diperlukan peserta rapat rutin tidak hanya pengurus
namun juga dari masyarakat yang berkepentingan dalam kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan
prasarana yang bersangkutan. Pada setiap rapat harus selalu dibuat daftar hadir peserta dan catatan hasil
rapat (notulen) dan diarsipkan oleh sekretaris.

7. Pelaporan secara berkala


Pelaporan seluruh kegiatan operasional dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab ketua kelompok
dibantu oleh Tim Pengelola. Dalam laporan tersebut terkandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan dilakukan oleh bendahara. Dalam kaitan dengan kegiatan tersebut bendahara
melaporkan penerimaan dan pengeluaran baik berkaitan dengan administrasi Pengelola maupun
yang berkaitan dengan kegiatan O&P. Laporan ini mencakup minimal : keadaan kas, laporan
penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber pendanaan (seperti iuran, retribusi, donatur, dll),
laporan pengeluaran baik untuk kegiatan administrasi maupun kegiatan pemeliharaan/perbaikan, dll,
seperti dalam Lampiran-7.

26 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


b. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Laporan kegiatan, mencakup laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan rutin, berkala dan insidentil,
termasuk hasil Inventarisasi kondisi prasarana maupun hasil-hasil pertemuan yang dilaksanakan.
c. Data Mengenai Barang Inventaris
Data dan penggunaan barang inventaris kelompok perlu dilaporkan untuk mengetahui jumlah,
jenis, dan kondisi barang yang ada. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan
penambahan ataupun perbaikan barang untuk masa yang akan datang.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 27


BAB 4
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 29


4.1 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN BIDANG AIR MINUM

Operasi/pemanfaatan dan pemeliharan untuk bidang air minum yang dibahas dalam Juknis ini adalah
kegiatan Sumur Bor Dalam, Hidran Umum (HU), Katup (Valve), Perpipaan Transmisi dan Distribusi serta
Reservoir, dengan uraian sebagai berikut.

1. Sumur Bor Dalam


Sumur bor merupakan infrastruktur pengambilan air tanah yang berada dalam akuifer. Pembuatan
sumur ini bisa dilakukan dengan mesin atau peralatan yang digunakan dengan tangan. Sumur bor
dilengkapi dengan selubung yang berdiameter antara 100 mm s/d 250 mm dan biasanya terdiri dari 3
bagian utama:
a. Di permukaan tanah, pelat beton sekeliling lubang bor yang melindungi air limpasan permukaan
tanah meresap kedalam lubang bor;
b. Di bawah permukaan tanah namun tidak sampai ke lapisan akuifer yang dituju,bagian ini biasanya
diberi selubung (casing) yang terbuat dari PVC atau pipa GIP atau baja, untuk menjaga agar
tanah tidak runtuh;
c. Di bawah permukaan air, didalam akuifer, terdapat bagian pipa yang bercelah (screen) untuk
masuknya air tanah ke dalam sumur. Di sekeliling screen ditempatkan material kerikil yang berfungsi
sebagai filter untuk mencegah material tanah memasuki sumur.
Perpaduan yang baik antara ukuran celah pipa saringan (screen), kerikil filter dan material pembentuk
akuifer serta pemompaan yang intensif untuk membersihkan pompa sebelum pompa berproduksi, akan
menjamin kelangsungan pemanfaatan dalam jangka panjang.

Teknis operasional dan pemeliharaan sebagai berikut:


a. Teknis operasi
 Jika kapasitas produksi menurun sampai dibawah kebutuhan, maka petugas perlu memantau
tinggi permukaan air sumur. Pengambilan (ekstraksi) air dilakukan dengan menggunakan pompa
sumurdalam.
b. Pengaturan operasi
 Jadwal penggunakan air sumur pada pagi hari saja, atau sore hari saja.
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin:
 Pembersihan lokasi sumur, lantai sekeliling sumur dan drainase.
 Selalu rutin mengecek bagian-bagian sumur bor yang mudah aus dan berkarat, untuk menjaga
kerusakan atau macet ataupun pipa yang mungkin bocor.
 Selalu mengontrol area disekitar titik pengeboran, jangan sampai ada sumber pencemar
yang Kemungkinan bisa masuk, meresap ke titik sumber air sumur bor yang digunakan.
 Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik 2-3 hari sekali
oleh sanitarian.
2) Pemeliharaan berkala:
 Perbaikan lantai sumur 1 thn sekali.

30 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


3) Pemeliharaan insidentil
 Perbaikan pagar jika terjadi kerusakan.
 Pengurasan lumpur atau
 Rehabilitasi sumur dalam.
 Perbaikan pompa.

2. Hidran Umum (HU)


Melalui HU pengguna air bisa mendapatkan air dari satu atau lebih keran air. Karena digunakan oleh banyak
orang maka HU ini biasanya kurang terurus. HU terdiri dari Tangki Fiber atau plastik atau beton atau
pasangan dengan kapasitas 2m³ – 5m³ didudukkan diatas pondasi dengan ketinggian sekitar 1 m yang
dilengkapi dengan beberapa keran berukuran ½ inchi yang menjulur cukup jauh dari tangki untuk
memudahkan pengisian timba atau jerigen air. Kapasitas tangki tersebut tergantung jumlah pengguna
yang dilayani. Keran bisa dari jenis globe/ball valve atau stop kran. Disekeliling bagian bawah pondasi
diberi lantai dari pasangan batu bata yang diberi plaster beserta saluran drainase untuk menampung
tumpahan air dan mengalirkannya kesaluran drainase terdekat. HU harus diberi meter air untuk
mengukur pemakaian air melalui HU tersebut. Jika perlu diberi pagar untuk mencegah ternak mendekati HU.
Minimum lokasi dan desain HU harus dimusyawarahkan dengan calon pengguna.
a. Teknis Operasi
 Memastikan bahwa tangki HU telah penuh atau sekurang-kurangnya lebih dari ¾ bagian telah terisi
namun jangan sampai airnya melimpah.
 Pengguna/pemakai membersihkan dan mengisi wadah air mereka melalui keran.
Pelarangan mandi dan cuci di HU.
b. Pengaturan operasi
 Pencatatan penggunaan air yang terukur pada meter air HU.
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian
 Membersihkan lokasi sekitar keran;
 Selalu rutin mengecek bagian-bagian bangunan tandon, hidran umum, ataupun
penampungan yang mudah retak dan bocor.;
 Rutin mengecek saluran air, kran atau jaringan untuk menjaga kualitas air;
 Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik 2-3 hari sekali
oleh sanitarian.
2) Pemeriksaan berkala
 Menguras dan membersihkan tangki HU : sekali dalam 3 bulan;
 Dalam kurun waktu minimal sebulan sekali harus dilakukan pengambilan sampel air, baik
secara kimia atau bakteriologis.
3) Pemeliharaan insidentil
 Perbaikan kerusakan pagar;
 Perbaikan bagian bangunan yang retak, kerusakan dinding, kolom, lantai, bangunan dari kayu
yang sudah lapuk dsb;
 Perbaikan pipa yang rusak (bocor), keran yang rusak;

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 31


 Bila terjadi kerusakan konstruksi pada tandon, HU, atau bak penampungan, segera lakukan
perbaikan agar tidak menimbulkan pencemaran lebih lanjut;
 Bila terjadi perubahan warna dan bau yang tajam dan rasa yang tidak enak, hentikan
penggunaan air, dan tunggu pemeriksaan sanitarian.

3. Katup (valve)
a. Teknis Operasi
 Katup digunakan untuk melakukan penutupan pipa;
 Katup untuk mengendalikan/ mengarahkan aliran dan tekanan atau untuk mencegah aliran
balik;
 Penandaan posisi katup sangat diperlukan agar mudah ditemukan;
 Jenis dan lokasi semua katup tercatat.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin setiap hari
 Semua katup bisa diakses dan bak katup tidak dalam keadaan tertimbun;
 Bak katup bersih, kering dan tidak ada kebocoran;
 Katup bisa dioperasikan dengan baik;
 Katup dalam keadaan sebagaimana yang diinginkan. (tertutup atau terbuka).
2) Pemeliharaan berkala
 Pemeliharaan katup dilakukan secara berkala setiap 2 minggu untuk memastikan bahwa
katup masih beroperasionaldengan baik.
3) Pemeliharaan insidentil
 Perbaikan bagian-bagian yang rusak.

4. Perpipaan Transmisi dan Distribusi


a) Pengaturan Operasi
 Pembuatan laporan berkala operasional dan pemeliharaan, harian, mingguan dan
bulanan.
b) Teknis pemeliharaan
1) Pemeliharaan berkala
 Pemeriksaan berkala 1 (satu) bulan sekali;
 Pemeriksaan katup, pipa penguras secara berkala 3-4 bulan sekali.
2) Pemeliharaan insidentil
 Penggantian komponen Jaringan Distribusi yang rusak sesegera mungkin, agar tidak
mengganggu pemanfaatan dan pasokan air ke pengguna air.

5. Reservoir
a. Teknis Operasi
 Pengoperasian alat ukur debit.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeriksaan rutin

32 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


 Pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air bersih dari rumput dan
kotoran periode harian.
2) Pemeriksaan berkala
 Pembersihan karat dan pengecatan.
3) Pemeriksaan insidentil
 Pembersihan kelengkapan sarana dan melakukan perbaikan jika ada kebocoran katup
dan pipa;
 Pembersihan endapan pasir/lumpur jika ada, bila perlu melakukan pengurasan.

Perhitungan Iuran
Contoh perhitungan RAB bidang air bersih ada dalam Lampiran 8

4.2 PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN BIDANG PERSAMPAHAN

Pada program NSUP ini, prasarana dan sarana persampahan yang akan didanai adalah kegiatan dengan
wilayah pelayanan berskala lingkungan. Dimana pengumpulan dan pengangkutan sampah dimulai dari sumber
sampah pada setiap rumah tangga sampai dengan Transfer Depo Tipe III. Infrastruktur dan sarana yang
dikelola berupa : wadah/tong sampah individual (tanggung jawab masing-masing rumah tangga), gerobak
sampah, motor sampah, Transfer Depo, kontainer untuk Arm Roll Truck dan kontainer komunal.

a. Teknis Operasi
Agar efektif dalam fungsi perlu ada teknik operasional prasarana dan sarana persampahan seperti:
 Sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya dari rumah tangga;
 Tong Sampah terdiri dari 3 Jenis yang bedakan dari warna mengambarkan fungsinya
:
 Warna Hijau untuk sampah organik (Daun-daunan, Jerami, alang-alang, rumput, buah-
buahan,sayur mayur dll.
 Warna kuning untuk sampah non organik ( sampah yang tidak dapat di urai oleh alam.
contohnnya: botol plastik, kantong platik, botol dan kaleng.

Warna merah untuk sampah limbah B3 seperti: sampah beracun, sampah yang mudah
terbakar, dan meledak dll.
 Sampah harus dimasukan ke tong berdasarkan jenisnya.

b. Pengaturan Operasi
Pengaturan operasionalpersampahan dengan membuat jadwal pengangkutan dan urutan skedul
kegiatan, menyesuaikan dengan sistem dan jadwal pengangkutan persampahan kota
 Tong sampah di letakan di titik-titik yang telah di tetapkan pada saat rembuk warga,
sesuai peta sistem pelayananan (Contoh:1 Tong sampah untuk menampung
sampah 6 KK );

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 33


 Tong sampah yang berisi harus di angkut ke TPS dengan menggunakan motor sampah
setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
 Petugas pengumpul menyiapkan gerobak sampah di pool;
 Petugas mendatangi sumber pertama sesuai rute yang ditentukan, mengambil wadah dan
mengosongkan isinya, lalu mengembalikan wadah ke tempat semula;
 Petugas menuju ke sumber berikutnya dan melakukan pengumpulan yang sama sampai
rute pertama terselesaikan dan kendaraan pengumpul penuh dengan muatan sampah;
 Petugas melanjutkan perjalanan ke lokasi Transfer Depo/ Container yang ditentukan dan
membongkar sampahnya;
 Petugas dengan alat pengumpulnya melanjutkan pengumpulan ke wilayah
berikutnya sesuai rute yang telah ditentukan;
 Setelah menyelesaikan seluruh rute pengumpulan, petugas membawa alat
pengumpul kembali ke pool.

c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin/harian; Pemeriksaan dan pemeliharan darurat. Memperhatikan hal-
hal penting dalam pemeliharaan prasarana dan sarana, dengan pemeriksaan sbb :
 Pembersihan tong sampah;
 Pembersihan gerobak;
 Pembersihan bak motor;
 Membersihkan Transfer Depo;
 Membersihkan kontainer untuk Arm Roll Truck;
 Pengecekan air radiator motor;
 Pemeriksaan bensin motor;
2) Pemeriksaan dan Pemeliharaan berkala mingguan, bulanan atau tahunan:
 Pembersihan kontainer komunal (mingguan);
 Pengatian oli motor, busi, bearing roda, dll;
 Pengecatan bak sampah (tahunan);
 Pengecatan gerobak (tahunan);
 Pengecatan Transfer Depo : tahunan;
 Pengecatan kontainer komunal : tahunan;
3) Pemeriksaan dan pemeliharan darurat :
 Menganti bak sampah yang rusak/ hilang;
 Perbaikan tong sampah bila ada kerusakan;
 Menganti ban yang bocor ,dll.

d. Perhitungan Iuran / Tarif


Contoh perhitungan RAB biaya persampahan ada dalam Lampiran 8

34 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


4.3 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN BIDANG SANITASI

1. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat


Teknis Operasi
Kegiatan mengoperasikan seluruh sistem jaringan air limbah agar proses penyaluran air limbah dari
sumbernya dapat mengalir sampai IPAL dapat berjalan sesuai prosedur dan ketentuan teknis yang
sudah ditentukan dengan cara melakukan kegiatan perawatan, untuk menghindari kerusakan atau
memperbaiki kerusakan kecil yang terjadi pada bagian-bagian sistem penyaluran air limbah.

Teknis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan Perpipaan Air Limbah
1) Pemeriksaan terhadap pipa air limbah
 Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat memberikan indikasi lebih dini;
 Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran, misalnya: bagian-
bagian sambungan pipa dan atau perlengkapannya, atau lubang kecil akibat cacat bahan
atau kurang baiknya pemasangan pipa, terjadinya gempa atau turunnya tanah, pipa yang
korosi, dan sebagainya.
2) Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran
 Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat mengalirkan air
buangan dengan lancar.
3) Pembersihan pipa air limbah
 Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat aliran atau
mengganggu aliran air limbah;
 Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa meninggalkan endapan;
 Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup;
 Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat, masukkan
sebatang kawat yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan menggunakan bahan
kimia dalam pembersihan sebab akan menimbulkan efek buruk pada pipa, perlengkapan
maupun proses pengolahannya.

b. Persiapan Awal
1) Updating gambar sistem jaringan pipa yang menunjukkan arah aliran,lokasi dan tata-letak
manhole, sambungan rumah dan fasilitas lainnya,serta kemiringan pipa;
2) Inventarisasi bagian-bagian jalur pipa yang sering mengalami gangguan;
3) Analisa dan pengecekan tingkat keberhasilan perbaikan-perbaikan yang telah
dilaksanakan;
4) Pemutahiran data melalui as build drawing yang ada dan survey identifikasi
kemungkinan titik-titik yang sering menimbulkan permasalahan, semuanya diplot dalam peta
dan diprogramkan dalam suatu jadwal pemelihara rutin.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 35


c. Program Pemeliharaan
1) Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk Proteksi Investasi terhadap
gangguan-gangguan dan kerusakan-kerusakan.
2) Pemeliharaan Pencegahan
 Perencanaan dan penjadwalan perencanaan pemanfaatan untuk memperkecil gangguan-
gangguan, dan koreksi hal-hal yang kurang efesien;
 Penempatan tenaga cakap dan terampil, agar sistem pipa dipelihara dengan baik sebelum
terjadi masalah serius atau bahkan kerusakan berat.
3) Pemeliharaan Perbaikan
 Kegiatan pemeliharaan dengan cara Reparasi atau mengganti bagian-bagian yang
jelek atau bagian yang sudah rusak.
4) Peralatan untuk Pemanfaatan dan Pemeliharaan
a) Peralatan Utama
 Kendaraan angkut (truk, gerobak motor, gerobak dan lain-lain)
 Derek/katrol manual;
 Kabel baja fleksibel, 300 m;
 Pemotong akar;
 Penyemprot air bertekanan;
 Sikat pipa;
 Ember pasir, sekop, dan penyeretnya;
 Tangki penggelontor;
 Kaca pembias;
 Rotan atau Tongkat pipa dari kayu, yang dapat salingmengunci;
 Alat pemecah lumpur;
 Alat pengeruk;
 Alat penggulung kawat baja;
 Alat pengangkut kotoran;
b) Alat keamanan/keselamatan
 Detektor gas H2S;
 Detektor gas CO;
 Detektor gas combustible;
 Pengaman lalu lintas.

d. Permasalahan Dalam Sistem Jaringan Pipa Air Limbah


1)Tutup manhole sering hilang;
2)Akar pohon masuk ke dalam pipa;
3)Banyaknya endapan di dasar pipa;
4)Pipa lateral jebol.

e. Penggelontoran Pipa
1) Dipilih pada waktu keadaan debit aliran minimum, pada saat kedalaman renang air limbah
tidak cukup untuk membersihkan tinja/endapan-endapan;

36 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


2) Kebutuhan unit bak penggelontor dengan besarnya volume air, sesuai dengan
perhitungan perencanaan;
3) Melalui pipa lateral air penggelontor dari truk tangki air dapat dimasukkan ke dalam terminal
cleanout dengan debit 15 liter/detik,selama (5 -15 ) menit;
4) Penggelontoran secara kontinyu dapat dipakai air sungai terdekat, dengan
memasukkan debit penggelontoran ke dalam perhitungan dimensi pipa.
5) Penggelontoran dengan tangki gelontor dapat dioperasikan secara otomatis, di mana tangki ini
dihubungkan ke sistem penyediaan air bersih untuk diisi sekali tiap hari dengan kapasitas
tangki ± 1 m³ dan/atau 10 % dari kapasitas pipa, atau tergantung pada kemiringan dan
diameter pipa;
6) Penggelontoran dengan melalui pintu-pintu penyadap yang dipasang pada inlet dan outlet pipa
di setiap bukaan di dalam manhole. Pintu segera dibuka begitu terjadi akumulasi endapan di
dalam suatu seksi pipa. Perlu dipasang perlengkapan penyadap seperti bar screen,bangunan
ukur, bangunan pelimpah (by pass) dan pintu sadap;
7) Cara-cara lama dengan membendung salah satu seksi pipa untuk beberapa saat, sangat
tidak dianjurkan.

f. Cara Pengawasan dan Pembersihan Pipa


1) Pemeriksaan Pipa
Pemeriksaan pipa dapat dilakukan secara manual dengan cermin pembias, atau dengan
tele-eye yang secara otomatis dapat dilihat dari layar monitor berbagai kondisi pipa atau
macam dan jumlah sambungan. Beberapa tele-eye sangat sensisitif terhadap air, sehingga
dipakai hanya pada saat pipa yang sudah dibersihkan dan debit rendah. Selama pemeriksaan,
perlu dicatat temuan-temuan di lapangan seperti penyumbatan pipa atau pecah/rusaknya pipa
untuk dilakukan pembersihan dan perbaikan.
2) Periode Inspeksi
 Pipa pada topografi datar : 3 bulan;
 Pipa dengan masalah akar : 3 bulan;
 Pipa tanpa masalah : (6-12) bulan;
 Pipa interseptor : (7-30) hari;
 Tangki flushing : 1 bulan’
 Sifon inverted : (7-30) hari;
 Overflow air hujan : selama musim hujan
3) Cara Pengawasan/pemeriksaan.
a) Untuk pipa besar yang mudah dicapai masuk ke dalam pipa, dapat dilakukan langsung
berjalan dalam pipa pada waktu kedalaman dan kecepatan air kecil. Sebelum masuk ke
dalam manhole, harus diteliti lebih dahulu, kandungan gas CO2 dengan nyala lampu
lilin/lentera ke dalam manhole/pipa;
b) Untuk pipa kecil, lingkup pengawasannya hanya keluar/masuk manhole saja. Untuk
mengetahui kondisi bagian dalam antar manhole cukup dengan sinar

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 37


lampu/batere/cermin dengan pantulan cahaya matahari atau dengan kecepatan aliran.
4) Macam atau Titik Lokasi Pengawasan
a) Tutup Manhole : keberadaan dan kondisi fisiknya;
b) Bagian dalam Manhole : tangga, dinding, dasar, pipa terjunan,infiltrasi dan ventilasi;
c) Bagian dalam pipa besar : dinding, endapan, pergeseran pipa dan lokasi infiltrasi air tanah;
d) Kerusakan-kerusakan :
 Pipa besar : dinding retak/bocor, pipa terjunan buntu, dan sambungan pipa
lepas/retak;
 Pipa Kecil : korosi, sambungan lepas, perubahan level pipa (naik-turunnya level
pipa), penetrasi akar-akar tumbuhan, pipa buntu, dan kebocoran pipa
5) Alat Bantu Recording
Dokumentasi dengan foto-foto, video tape dan lain-lain.
6) Program Kerja
a) Penggelontoran dan pembersihan pipa;
b) Normalisasi pipa, dengan mengangkat endapan-endapan dari dalam pipa;
c) Pembersihan akar tumbuh-tumbuhan;
d) Perbaikan dan pemeliharaan konstruksi

g. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance Repairs)


1) Jenis perbaikan
a) Pipa dangkal : pipa yang sering pecah akibat beban bergerak;
b) Pipa dalam : mesin pompa dan drop manhole
2). Metode pembersihan
Pembersihan pipa dilakukan rutin terutama pada seksi pipa yang endapannya sudah agak
tebal.
a) Urutan pembersihan
 Dengan bantuan rotan manila, kawat baja dapat dimasukkan ke dalam pipa yang
akan dibersihkan;
 Gunakan alat pemecah lumpur yang diikat pada kedua ujung baja, dimulai atau
dipasang mulai dari hilir. Alat ini dipilih yang sesuai dengan ukuran pipa dan macam
atau kondisi lumpurnya;
 Dengan menarik kawat baja dari arah hulu, pemecahan lumpur akan terjadi ke arah hulu;
 Dengan cara yang sama, gunakan alat pengeruk lumpur, sehingga lumpur endapan
yang telah pecah dapat dikeluarkan dari pipa;
 Lumpur dapat diangkat ke atas dengan tali dan timba, dan dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah dengan pick-up (mini truck, gerobak motor,
gerobak dan lain-lain).

38 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


h. Perbaikan Sambungan Rumah
a) Pemeliharaan pipa persil adalah tanggung jawab pemilik persil, namun badan pengelola
pipa dapat juga memberikan pelayanan jasa pemeliharaan;
b) Jika sambungan rumah buntu, maka pemilik melapor kepada badan pengelola pipa, agar
dilakukan pemeriksaan;
c) Petugas akan memperbaiki. Setelah diperbaiki, testing perbaikan dilakukan, sampai berjalan
normal. Adapun segala biaya perbaikan tergantung pada peraturan yang ada.

i. Pendataan dan Pelaporan


1) Disesuaikan dengan organisasi badan pengelola pipa, juga tergantung pada besar kecilnya
lingkup pekerjaan (keadaan pipa );
2) Pendataan dan Pelaporan meliputi :
a) Laporan Bulanan tentang sambungan rumah yang buntu;
b) Laporan Harian seluruh sistem pipa;
c) Laporan Mingguan seluruh sistem pipa;
d) Laporan Bulanan seluruh sistem pipa
3) Disamping pipa-pipa, alat-alat dan perlengkapan pipa yang perlu dilaporkan, seperti :
penggelontoran, rumah pompa dan karakteristik pemompaan, dan lain-lain.

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Tangki Septik (untuk MCK)
a. Teknis Operasi
 Menambahkan lumpur dari tangki septik lain kedalam tangki septik baru sebagai “starter’
untuk memasukkan mikroorganime untuk proses penguraian tinja secara an- aerobik.
 Melarang bahan pembersih lantai/keramik, bahan pembunuh bakteri/antiseptik dsb masuk ke
tangki septik;
 Melarang membuang pembalut wanita, filter rokok, plastik dan barang lain yang tidak bisa
membusuk alami dalam tangki septik.

b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan berkala
 Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non
biodegradable misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke dalam
tangki septik
 Memeriksa apakah sudah saatnya dilakukan pengurasan;
 Pemeriksaan apakah ada penyumbatan di outlet dan inlet;
 Menguras tangki septik minimal sekali dalam 2 tahun

2) Pemeliharaan insiden
 Menguras tangki septik apabila:

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 39


 Ketinggian lumpur sudah mencapai ± 50 cm dari pipa outlet
 Ketebalan scum sudah mencapai ± 10 cm dari bagian sekat

Tangki Biofilter
a. Teknis Operasi
 Sebelum IPAL dioperasikan Reaktor Biofilter diisi dengan air bersih sampai penuh;
 Proses pembiakan mikroba dapat dilakukan secara alami atau natural karena di dalam air
limbah domestik sudah mengandung mikroba atau mikroorganisme yang dapat menguraikan
polutan yang ada di dalam air limbah atau dapat pula dilakukan seeding dengan memberikan
benih mikroba yang sudah dibiakkan;
 Jika pengoperasian IPAL dilakukan dengan pembiakan mikroba secara alami, proses
pemanfaatan yang stabil memerlukan waktu pembiakaan (seeding) sekitar 1-2 minggu.
Waktu adaptasi tersebut dimaksudkan untuk membiakkan mikroba agar tumbuh dan
menempel pada permukaan media biofilter. Jika proses pembiakan mikroba (seeding)
dilakukan dengan memberikan benih mikroba yang sudah jadi , proses dapat stabil dalam
waktu 1 minggu.
 Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya lapisan lendir atau biofilm
yang menempel pada permukaan media.
 Bila telah terbentuk lapisan lendir atau biofilm sudah merata, biofilter dapat
dioperasikan.

c. Teknis Pemeliharaan
Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
 Sedapat mungkin tidak ada sampah padat (plastik, kain, batu, pembalut, dll) yang masuk ke
dalam sistem IPAL;
 Diusahakan sedapat mungkin tidak ada limbah dari bengkel ( bahan bakar atau olie
) masuk ke dalam sistem IPAL;
 Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali atau lebih baik
sesering mungkin untuk menghindari terjadinya penyumbatan oleh sampah padat.
 Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat menggaggu pertumbuhan mikroba
yang ada di dalam biofilter misalnya, cairan limbah perak nitrat, merkuri atau logam berat
lainnya.
 Perlu dilakukan pengurasan lumpur pada bak ekualisasi dan bak pengendapan awal (jika ada)
secara periodik untuk menguras lumpur yang tidak dapat terurai secara biologis. Pengurasan
biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.
 Uji sampel efluen setiap 6 bulan sekali.

40 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


3. Bidang MCK
a. Teknis Operasi
 Menyiram toilet setelah penggunaan; flushing toilet (toilet duduk) atau
menyiram dengan air (toilet jongkok).
 Menggunakan toilet sesuai peruntukannya; tidak jongkok di toilet duduk.
 Membuang tissue / pembalut ke tempat yang telah disediakan; tidak membuang benda
padat seperti tissue / pembalut ke dalam WC karena akan mengakibatkan sumbat.
 Hindari masuknya air sabun yang berasal dari air mandi maupun cuci ke dalam kloset.
 Hindari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam kloset karena dapat mematikan bakteri
pengurai.
 Menggunakan wastafel hanya untuk mencuci tangan; tidak digunakan untuk kegiatan
lainnya (mencuci, wudhu, dan lain-lain).
 Menggunakan pengering tangan/tissue setelah mencuci tangan sehingga tidak ada
ceceran air di lantai.
 Tidak merokok di dalam toilet.

b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin setiap hari
 Membersihkan lantai dan jamban : setiap hari;
2) Pemeliharaan berkala:
 Menguras dan membersihkan bak air : 1 minggu sekali;
 Pemeriksaan kerusakan bangunan : 1 bulan sekali;
 Menguras tangki septik (IPAL) : setiap 2 – 3 tahun.
3) Pemeliharan insidentil
 Membongkar sumbatan di U-trap : saat terjadi penyumbatan;
 Lakukan penyodokan lubang plat jongkok
 Lakukan penggelontoran atau pembilasan
 Lakukan berulang kali sampai tidak terjadi genangan dilubang kloset.
 Pipa pembuang harus dibersihkan agar tidak tersumbat.

Contoh perhitungan RAB Iuran/biaya kegiatan sanitasi termuat dalam Lampiran 8.

4.4 TEKNIK PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN BIDANG DRAINASE

1. Saluran Drainase
a. Teknik Operasi
 Drainase mikro merupakan komponen kegiatan perbaikan infrastruktur di lingkungan
permukiman yang berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta
penampung air hujan dari permukaan perkerasan jalan setapak maupun jalan lingkungan,
dan bukan sebagai konstruksi pembuangan air limbah rumah tangga

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 41


 Berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta penampung air hujan di
permukaan jalan setapak dan lingkungan
 Pelayanan tingkat lokal, sepanjang jalan stapak dan lingkungan menuju saluran tersier
b. Pengaturan Operasi
 Setiap warga/pemanfaat menyepakati bahwa drainase yang berada di depan/samping rumah
masing-masing menjadi perhatian khusus agar tidak menjadi tempat pembuangan
sampah,
 Apabila ditemukan sampah di dalam drainase, maka 1 kali 24 jam sampah tersebut harus
dibersihkan oleh masyarakat pemanfaat
 Sanksi denda diberlakukan apabila ada warga masyrakat yang ditemukan membuang sampah di
drainase
 Dibuat rencana pemeliharaan prasarana yang bisa disepakati bersama.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat
 Penjelasan secara rutin tugas pembersihan.
 Penyadaran pemeliharaan prasarana merupakan tanggung jawab penerima manfaat.
c. Teknik Pemeliharaaan
Tidak ada hal yang khusus dalam pengoperasian saluran drainase tersier. Prinsip utama operasional
adalah mengalirkan air permukaan dari suatu kawasan ke titik pelepasan (out- fall) dan sedapat
mungkin air ditahan dulu dalam kolam atau bangunan resapan, baik buatan maupun alam, untuk
konservasi air tanah..
 Pembersihan secara rutin; minimal sekali seminggu
 Membuang tumbuhan liar dan sampah dari dalam drainase
 Pembersihan dan melancarkan fungsi infrastruktur;
 Penanganan kerusakan-kerusakan ringan
 Mencegah terjadi endapan tanah,pasir pada dasar drainase
d. Perhitungan Iuran / Tarif
Dalam menentukan besarnya iuran bagi masyarakat pemanfaat maka agar diperhitungkan komponen
biaya-biaya yang akan terjadi meliputi:
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan rutin
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan berkala
Pemungutan iuran bagi pemanfaat langsung dan tidak langsung, pada Drainase berbeda dengan
prasarana Air minum, Lampu jalan, atau sampah karena Sapras Jalan Lingkungan dimanfaatkan
secara kolektif bukan individual. Iuran atau tarif terhadap pengguna Drainase hanya dapat dipungut
secara suka rela bagi pemanfaat yaitu :
 Kesadaran sendiri,
 Sumbangan material / bahan
 Mengganti iuaran dengan kerja bakti/gotong royong

2. Sumur Resapan Air Hujan


a. Teknik Operasi
 Memantau apakah ada cairan yang melimpah keluar di permukaan bidang peresapan.
b. Teknik Pemeliharaan

42 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


 Bersihkan sekitar bidang resapan dari tanaman yang mungkin akarnya masuk kedalam bidang
resapan dan pipa peresapan.
 Jika terdapat tanda bidang resapan atau pipa resapan tersumbat, segera dibongkar dan diperbaiki.

4.5. OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN BIDANG JALAN

Operasional dan Pemeliharaan jalan ditekankan pada pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk mengontrol
dan merawat infrastruktur serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik untuk mencegah kegagalan
(infrastruktur tidak berfungsi secara tiba-tiba). Selain hal itu dengan pemeliharaan rutin kerusakan kecil
cepat diketahui, dapat segera diperbaiki dan tidak menjadi kerusakan besar atau kegagalan fungsi.

Pemeliharaan Rutin pada dasarnya menjaga infrastruktur dalam keadaan seperti semula dan mencakup
beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin
harus dimulai pada waktu infrastruktur selesai dibangun (masih dalam keadaan baru) dan dilanjutkan
seumur infrastruktur tersebut.
Pada Lampiran- , disajikan matriks tanda-tanda kerusakan konstruksi jalan, termasuk
pencegahan dan perawatannya.

a. Teknik operasi
 Jalan Stapak dan Jalan Lingkungan dengan konstruksi : Paving Blok, Rabat Beton, Hotmix,
berfungsi sebagai prasarana penghubung : antar rumah atau kelompok rumah di lingkungan
permukiman, antar jalan setapak dengan jalan kolektor.
 Mampu dilewati oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat tanpa mengalami
kesulitan (lancar) pada saat hujan. Serta dilalui oleh kendaraan roda dua atau empat dengan dua
lajur dua arah tanpa kesulitan
 Jembatan titian kayu berfungsi sebagai prasarana penghubung antar rumah atau kelompok
rumah di lingkungan permukiman dengan karakteristik di daerah rawa, tepian sungai, dan tepi laut
yang terpengaruh oleh pasang surut air
b. Pengaturan operasi
 Memasang rambu batas maksimum berat kendaraan beserta isinya yang bisa melewati agar
kendaraan roda empat keatas tidak semua bisa melintas,
 Memasang Portal penghalang dengan ketinggian tertentu, sehingga kendaraan roda empat
yang melintas dapat terkontrol tonasinya,
 Memasang tiang penghalang (kiri/kanan) dengan ukuran lebar mobil jenis minibus.
 Tidak boleh membuat talud yang lebih tinggi dari berm/bahu jalan tanpa dilengkapi saluran
drainase sehingga terjadi genangan di jalan
 Tidak boleh memanfaatkan jalan menjadi tempat mencuci kendaraan atau barang- barang;
 Tidak boleh menanam pohon di berm/bahu jalan, selain rumput pelindung bahu jalan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 43


c. Teknik Pemeliharaan
Agar infrastruktur yang dibangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan umur pelayanan yang
direncanakan, maka diperlukan teknik pemeliharan sbb :
 Pembersihan secara umum (rutin dan berkala)
 Membuang tumbuhan liar dan sampah (terutama di bahu jalan dan saluran samping jalan);
 Penanganan kerusakan-kerusakan ringan.
d. Perhitungan Iuran / Tarif
Dalam menentukan besarnya iuran bagi masyarakat pemanfaat maka agar diperhitungkan komponen
biaya-biaya yang akan terjadi meliputi:
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan rutin
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan berkala
Pemungutan iuran bagi pemanfaat langsung dan tidak langsung, pada sarana prasarana jalan berbeda
dengan prasarana Air minum, Lampu jalan, atau sampah karena Sapras Jalan Lingkungan
dimanfaatkan secara kolektif bukan individual.
Iuran atau tarif terhadap pengguna Jalan Lingkungan hanya dapat dipungut secara suka rela bagi
pemanfaat yaitu :
 Melewati jalan dengan menggunakan kendaraan roda empat lebih dari 2 kali (PP)/hari,
 Saat musim panen atau setiap hari pasar
 Dibayar dengan menggunakan hasil bumi (beras, kelapa, dsb)
 Bagi yang tidak dapat membayar dengan uang tunai, dapat dicatat dengan sumbangan material
atau tenaga (HOK)
Perhitungan biaya atau RAB pemeliharaan dan perbaikan jembatan, disesuikan dengan bagian-
bagian jembatan yang diperlukan perbaikan.

Pada Tabel 3, berikut disajikan tanda kerusakan konstruksi jalan termasuk pencegahan dan
perawatannya.

44 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Infrastruktur Jalan
Penyebab Pencegahan
Jenis Indikasi
No Kerusakan Utama Kerusakan dan
Konstruksi Kerusakan
Kerusakan Perawatan
Stabilitas lapisan  Umur
Retak garis
permukaan mulai  Traffic (over
dipermukaan
melemah load)
Stabilitas lapisan  Umur
1 Aspal Terkelupas permukaan mulai  Traffic (over
melemah load)
 Traffic
Stabilitas lapisan management
Retak sarang laba-
permukaan dan (load)
laba
basecourse melemah
 Drainase samping
Stabilitas lapisan  Berm/bahu jalan
Terbongkar permukaan dan
basecourse melemah  Umur
2 Beton Stabilitas tanah dasar  Traffic (over
Melendut (banyak)
(sub grade melemah load)
Permukaan  Sistem
Peturasan tidak baik
Berlumut drainase
Stabilitas lapisan tidak baik
Terbongkar permukaan dan
basecourse melemah  Traffic
Stabilitas lapisan management
Melendut (banyak) permukaan dan (load)
subgrade melemah  Drainase samping
3 Paving Blok
 Umur  Batu
Pecah Lapisan permukaan  Traffic (over pengunci/batu
load) kancing (kanstin)
 Berlumut  Peturasan tidak Sistem drainase  Berm/bahu jalan
 Tumbuh baik tidak baik
rumput  Filler

4.6 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN JEMBATAN


Untuk menjamin tingkat pelayanan jembatan tetap baik, maka perlu dllakukan pemeliharaan. Jika
terindikasi terjadi kerusakan jembatan, maka harus segera dilakukan penelitian dan pengujian
jembatan, untuk mengetahui jenis kerusakan, seberapa parah kerusakan dan lokasi atau bagian jembatan
dan penyebab tepatnya terjadi kerusakan, sehingga bisa diputuskan penanganan perbaikan jembatan
yang tepat sesuai dengan kerusakan dengan biaya yang murah. Bagian jembatan yang harus diamati adalah
sebagai berikut: Bangunan Atas; Bangunan Bawah;

Aliran Air/Timbunan Tanah; Jalan pendekat dan Perlengkapan.


a. Pengaturan Operasi
 Melakukan pembatasan kendaraan yang melewati sesuai kemampuan struktur bangunan
jembatan tersebut.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 45


b. Teknis Operasi
 Memberikan jadwal waktu arus lalu lintas berdasarkan berat (tonase) jenis
kendaraannya
c. Teknis Pemeliharaan
3) Pemeliharaan berkala mingguan, bulanan atau tahunan, dengan melakukan pemeriksaan sbb:
 Melakukan pemeriksaan secara visual pada struktur pilar, pier head/ Kepala pilar, girder/
gelagar dan pondasi hasil pemeriksaan secara visual akan diperoleh struktur yang
memerlukan pemeriksaan khusus.
 Melakukan dokumentasi kondisi jembatan dengan kamera sebagai dokumentasi dan dasar
rekomendasi selanjutnya.
 Melakukan pemilihan struktur yang akan diuji secara khusus kelayakan teknisnya.
 Pengamatan jembatan sewaktu terdapat lalu lintas; untuk melihat apakah terdapat lendutan
dan getaran yang berlebihan
 Pemeriksaan apakah ada rangka yang rusak, hilang, berubah bentuk, karat atau lapuk, dan
perkiraan pengaruhnya
 Pemeriksaan perletakan dan penahan gempa (seismic buffer)
 Pemeriksaan bagian sisi bawah lantai beton untuk melihat apakah terdapat retak, selimut
beton cukup, adanya bukti terjadinya pengaratan pada tulangan, dan seterusnya
 Pemeriksaan bagian-bagian jembatan;
 Pemeriksaan dan amati kualitas lapis permukaan lantai, terutama pada siar muai antara
dinding kepala jembatan dan lantai.
 Pemeriksaan saluran air pada permukaan lantai dan jalan pendekat, termasuk tanaman
serta sampah yang mungkin mengakibatkan pengumpulan air
 Pemeriksaan siar muai dan karetnya
 Pemeriksaan sandaran apakah ada yang rusak, longgar, hilang atau berkarat
 Pemeriksaan apakah ada ujung balok yang rusak
 Pemeriksaan apakah ada perlengkapan jembatan lain seperti rambu-rambu, utilitas, dan catat
bila ada perlengkapan yang dibutuhkan
 Pemeriksaan apakah ada gerusan di sekitar tanah timbunan, kepala jembatan dan pilar
 Pemeriksaan apakah ada longsor, penurunan atau settlement di tanah timbunan
 Pemeriksaan kondisi tiang pancang apakah ada pengaratan, retak, atau penurunan (Bila
terlihat )
 Pemeriksaan apakah terjadi pergerakan sebelumnya atau penurunan pada kepala jembatan
 Pemeriksaan apakah ada retak dalam beton dan dinding sayap pasangan batu kali, kepala
jembatan dan pilar
 Pemeriksaan apakah terdapat pengaratan atau pelapukan pada kolom

46 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


4) Pemeliharaan insidentil:
 Perbaikan bagian sisi bawah lantai beton untuk melihat apakah terdapat retak, selimut
beton cukup, adanya bukti terjadinya pengaratan pada tulangan, dan seterusnya
 Perbaikan kemungkinan hilang, rusak atau lapuknya bagian-bagian kayu
 Perbaikan kualitas lapis permukaan lantai, terutama pada siar muai antara dinding kepala
jembatan dan lantai, apabila terjadi kerusakan akibat arus lalu lintas yang berlebihan.
 Perbaikan bagian-bagian jembatan lainnya

d. Perhitungan Iuran / Tarif


Dalam menentukan besarnya iuran bagi masyarakat pemanfaat maka agar diperhitungkan komponen
biaya-biaya yang akan terjadi meliputi:
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan rutin
 Biaya bahan/alat untuk pemeliharaan berkala
Pemungutan iuran bagi pemanfaat langsung dan tidak langsung, pada prasarana jembatan
dimanfaatkan secara kolektif bukan individual.
Iuran atau tarif terhadap pengguna jembatan hanya dapat dipungut secara suka rela bagi pemanfaat
yaitu :
 Kendaraan yang melewati jembatan;
 Bantuan pemerintah setempat;
 Saat musim panen atau setiap hari pasar;
 Bagi yang tidak dapat membayar dengan uang tunai, dapat dicatat dengan sumbangan
material atau tenaga (HOK).
Perhitungan biaya atau RAB pemeliharaan dan perbaikan jembatan, disesuikan dengan bagian-
bagian jembatan yang diperlukan perbaikan.

4.7 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PENERANGAN JALAN UMUM

Operasional dan Pemeliharaan penerangan jalan umum ditekankan pada pemeliharaan rutin yang
bertujuan untuk mengontrol dan merawat infrastruktur serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik
untuk mencegah kegagalan (infrastruktur tidak berfungsi secara tiba-tiba). Selain hal itu dengan
pemeliharaan rutin kerusakan kecil cepat diketahui, dapat segera diperbaiki dan tidak menjadi
kerusakan besar atau kegagalan fungsi.

Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga infrastruktur dalam keadaan seperti semula dan mencakup
beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin
harus dimulai pada waktu infrastruktur selesai dibangun (masih dalam keadaan baru) dan dilanjutkan
seumur infrastruktur tersebut.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 47


a. Teknik Operasi
 Untuk menerangi jalan setapak atau jalan lingkungan, sehingga pada malam hari dapat
dipastikan wanita dan anak-anak dapat melewati jalan tersebut dengan aman.
 Tingkat pelayanan Penerangan jalan setapak, pada lokasi yang dianggap strategis atau
rawan dari sisi keamanan.
 Menggunakan lampu Neon (TL) 40 watt atau mercury 350 watt, dengan tiang dari pipa baja
galvanis Ø 2¼” serta pondasi dan perkuatan kaki tiang menggunakan konstruksi
pasangan batu kali
b. Pengaturan Operasi
 Jadwal Lampu dinyalakan pada sore hari pukul 17.30 hingga pukul 05.30.
 (lima) hari sebelum jatuh tempo pembayaran, maka akan dilakukan penagihan kepada
warga pemanfaat (langsung atau tidak langsung).
c. Teknik Pemeliharaan
1) Pemeliharaan berkala:
 Kontrol baut pada pondasi cor
 Membatasi jumlah kabel yang dipasang untuk mencegah kabel putus,
mengencangkan baut dan menambah tiang penyangga;
 Membersihkan tiang besi dari karat dengan melakukan pengecatan.
2) Pemeliharaan insidentil:
 Mengganti lampu, kabel dsb yang rusak/putus;
 Memperbaiki pondasi tiang, tiang lampu dsb jika rusak.
d. Perhitungan Iuran / Tarif
 Perhitungan iuran berdasarkan besar pemakaian secara kolektif setiap bulannya dibagi
jumlah pemanfaat dengan menambah Insentif kepada petugas penagih;
 Dari iuran yang terkumpul setiap bulannya, diharapkan terdapat saldo pada rekening pengelola,
tujuannya untuk mengantisipasi kerusakan bagian-bagian penerangan.

48 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


LAMPIRAN - LAMPIRAN

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 49


LAMPIRAN – 1
BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN
Pada hari ini ……………. tanggal ….......................... bulan ......................... tahun ..............kami yang bertanda-
tangan dibawah ini masing – masing :

1. Nama :………………………………………….……………………….………
Jabatan Kordinator BKM Kelurahan …..............………………, Kecamatan
………….................…………., Kota/Kabupaten …..............….........……………, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ………………………………………….……………………….………
Jabatan : Ketua Kelompok Pemanfaat & Pemelihara Kelurahan .……….....…........
.…………................…, Kecamatan …………….................…………., Kota/Kabupaten
…..............….........……………, untuk selanjut disebut PIHAK KEDUA

Para pihak dalam kedudukannya di atas menyatakan hal-hal sebagai berikut :


(1) PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, berupa hasil pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan (SP3) Nomor :
………………………………. Tanggal …………………… serta Berita Acara Serah Terima Pengelolaan tanggal
…………………… untuk dimanfaatkan dan dipelihara secara berkelanjutan oleh PIHAK KEDUA;

(2) PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA, berupa hasil pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan (SP3) Nomor : ………………………………. Tanggal
…………………… serta Berita Acara Serah Terima Pengelolaan tanggal …………………… untuk
dimanfaatkan dan dipelihara secara berkelanjutan oleh PIHAK KEDUA;
(3) PIHAK KEDUA mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan dengan pembiayaan secara swadaya
masyarakat atau sumber lainnya.

Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


Koordinator BKM Ketua KPP

(.................................................) (.................................................)
Mengetahui:
Kepala Kelurahan Tokoh Masyarakat

(.................................................) (.................................................)
NIP:

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 51


LAMPIRAN – 2

LOGO
KELURAHAN

ANGGARAN DASAR (AD) / ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARAN (KPP) [nama kpp]
KELURAHAN ................................. KECAMATAN .................................
KABUPATEN/KOTA .......................................

PROVINSI ..........................................
TAHUN .....................

52 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


ANGGARAN DASAR (AD)
KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARAN (KPP) [nama KPP]
KELURAHAN [nama kelurahan] Kecamatan [nama kecamatan]
KABUPATEN/KOTA [nama kab./kota]

PEMBUKAAN

Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NSUP, diharapkan dapat
memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka
panjang bagi warga tetapi juga dapat memperluas jangkauan manfaat secara berkelanjutan.

Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang mempengaruhi
keberlanjutan fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur rencana adalah pengelolaan. Pengelolaan
yang dimaksud adalah kegiatan operasional dan pemeliharaan yang dikelola oleh lembaga pengelola yang
mempunyai program kerja termasuk rencana pembiayaan. Pengelola kegiatan operasional dan pemeliharaan
infrastruktur hasil pembangunan NSUP dilaksanakan oleh Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

Keberlanjutan suatu kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur sangat tergantung pada kinerja
KPP dalam menjalankan program kerja yang efisien dan efektif. Keberhasilan KPP menyelenggarakan
kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam
penyusunan rencana kerja maupun dalam pelaksanaannya. KPP dinilai berhasil dalam mewujudkan
keberlanjutan infrastruktur, dapat dicirikan dengan beberapa hal sebagai berikut :
1. Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya;
2. Infrastruktur dapat dioperasikan/dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang (minimal sesuai dengan
umur rencana);
3. Melembaganya KPP di tingkat masyarakat, termasuk pelibatan kaum perempuan;
4. Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi lain dan swasta;
5. Terwujudnya penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan secara mandiri oleh penerima manfaat
dalam menjalankan program kerja termasuk aspek pembiayaan;
6. Dapat memperluas jangkauan manfaat dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan infrastruktur


yang dibangun melalui NSUP akan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat dan kemitraan yang
berorientasi pada peningkatan kualitas permukiman kumuh. Aspek tersebut dirumuskan sejak tahap
penyusunan program kerja dan pada tahap pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan, serta tahap
pengembangannya.

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 53


VISI:

MISI:

54 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LINGKUP PELAYANAN

Pasal 1
Nama KPP
Organisasi ini bernama Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”

Pasal 2
Tempat Kedudukan
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” berkedudukan di [nama kelurahan], Kecamatan
[nama kecamatan], Kabupaten/Kota [nama kab./kota]

Pasal 3
Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi [sebutkan lokasi pelayanan]
yang tersebar di [sebutkan nama kelurahan].

BAB II
AZAS, PRINSIP, TUJUAN & TUGAS KPP

Pasal 4
Azas & Landasan
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” berazaskan kebersamaan dan berlandaskan kepada
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pasal 5
Tujuan KPP
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ini bertujuan memberdayakan seluruh potensi
masyarakat melalui :
 Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih & Sehat
 Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
 Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
 Terselenggaranya pemanfaatan prasarana & sarana yang sesuai dengan fungsinya
 Terselenggaranya pemeliharaan prasarana & sarana secara berkelanjutan
 Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi berbagai
pihak

Pasal 6
Tugas & Fungsi KPP
Tugas & Fungsi KPP “[NAMA KPP]”, adalah:
1) Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus
2) Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 55


3) Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
4) Menyusun program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana
5) Mensosialisasikan program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana
6) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana &
sarana yang berkelanjutan
7) Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat
8) Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi
berbagai pihak

BAB III
RUANG LINGKUP (CAKUPAN PENANGANAN KEGIATAN)

Pasal 7
Ruang Lingkup Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi cakupan penanganan kegiatan
operasional & pemeliharaan sarana [sebutkan nama sarana] di [sebutkan nama lokasi pelayanan], Kelurahan
[sebutkan nama kelurahan].

BAB IV
KEANGGOTAAN / PENGGUNA PRASARANA

Pasal 8
Keanggotaan
Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah semua warga pemanfaat sarana dan
prasarana yang ada di Kelurahan [sebutkan nama kelurahan].

Pasal 9
Hak dan Kewajiban
Setiap Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Rincian hak dan kewajiban anggota diuraikan dalam ART.

BAB V
RAPAT ANGGOTA PENGGUNA PRASARANA

Pasal 10
Rapat Anggota
Kekuasaan tertinggi Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ada pada rapat anggota.

Pasal 11
Rapat anggota terdiri dari rapat Triwulanan yang di Hadiri seluruh Pengurus, dan Rapat Setiap Enam Bulan sekali
yang dihadiri seluruh Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dan rapat luar biasa
yang dilakukan apabila diperlukan.

56 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Pasal 12
Rapat anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dinyatakan syah apabila dihadiri
skurang-kurangnya 50% + 1 dari jumlah anggota.

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 13
Syarat-Syarat Kepengurusan
Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dipilih dari dan oleh anggota dalam
musyawarah/rapat anggota, dengan syarat-syarat pengurus diatur dalam ART.

Pasal 14
Susunan Pengurus
Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” terdiri dari:

1. Tim Pembina:
 Asiten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan
 Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
 Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota
 Kepala BPMD Kabupaten/Kota
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2. Susunan Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”:


1) Rapat Anggota
 Koordinator: [nama koordinator]
2) Pengurus
 Ketua: [nama ketua KPP]
 Sekretaris: [nama sekretaris]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
 dst
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 dst
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 57


 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]
 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]
 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]

3) Anggota

1. Tim Pembina
 Memberikan pembinaan kepada pengurus KPP dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi KPP.
 Memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan KPP.
 Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP dalam rangka pembinaan.
 Memberi pendampingan kepada pengurus KPP dalam rangka peningkatan kinerja KPP.

2. Rapat Anggota
Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi
 Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
 Menetapkan pengurus
 Mengangkat dan memberhentikan pengurus
 Menetapkan program kerja

3. Ketua
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan organisasi serta program kerja yang telah
diputuskan bersama. Antara lain mencakup tugas:
 Mengkoordinir Pengurus KPP
 Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau Musyawarah
 Berkoordinasi secara rutin dengan BKM
 Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
 Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan, Dinas/Instansi terkait dan pihak swasta atau
lainnya guna meningkatkan pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.
 Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan pemeliharaan prasarana.
 Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala maupun Pertanggungjawaban Kegiatan
KPP;
 Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, khususnya kepada
warga penerima manfaat;
 Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana
pendanaan P&P untuk disosialisasikan dan penyepakatan dalam musyawarah warga.
 Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan P&P dilakukan dalam Rapat
Anggota.

58 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


4. Sekretaris atau Bagian Administrasi
Melaksanakan kegiatan administrasi umum/ketatausahaan P&P, antara lain mencakup :
 Menyiapkan surat menyurat
 Mengarsip surat masuk dan surat keluar
 Menyimpan dan memelihara dokumen/dokumentasi kegiatan
 Membuat notulen rapat/ musyawarah warga penerima manfaat
 Menginventarisasi anggota atau warga penerima manfaat
 Mencatat keluar masuknya keuangan setiap bidang prasarana & sarana.

5. Koordinator Bidang Prasarana & Sarana


Bertugas mengelola kegiatan P&P untuk bidang prasarana & sarana masing-masing pada setiap blok (tingkat RT)
dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara berkala maupun
insidentil jika keadaan mendesak kepada anggota di bloknya masing-masing. Cakupan wilayah kerja
Koordinator Bidang bisa 1 (satu) blok atau lebih.

6. Ketua Blok
Bertugas mengelola kegiatan P&P untuk bidang prasarana & sarana masing-masing pada setiap blok (tingkat RT)
dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara berkala maupun insidentil
kepada Koordinator Bidang. Cakupan wilayah kerja Ketua Blok hanya pada satu RT. Ketua Blok dibantu oleh
Petugas Tekns dan Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana & sarana masing-masing. Untuk
menjalankan prinsip transparansi, maka Ketua Blok harus menyampaikan laporan pelaksanaan & keuangan
kepada warga pemanfaat/anggota secara berkala.

7. Petugas Teknik
 Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana;
 Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan & perbaikan prasarana;
 Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga;
 Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada Ketua Blok
 Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan..

8. Petugas Keuangan
 Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan pemanfaatan & pemeliharaan setiap
prasarana & sarana di masing-masing blok
 Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan
 Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok.
 Mengarsipkan seluruh laporan.

9. Anggota
 Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi yang sama dalam setiap kegiatan;
 Mentaati aturan pemanfaatan & pemeliharaan yang sudah ditetapkan
 Mengikuti rapat/pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
 Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan;

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 59


 Mendukung terlaksananya program kerja KPP dan pencapaian visi & misi KPP
 Membangun kebersamaan, kekompakan dan suasana yang kondusif;
 Secara rutin membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan bersama;
 Memberikan kontribusi/keswadayaan lainnya untuk pemeliharaan prasarana & sarana sesuai kebutuhan.

BAB VII
PEMBINAAN

Pasal 15
1) Tim Pembina Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah Pemerintah Daerah dari
SKPD terkait, yang di Ketuai oleh Asisten II Sekretaris Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan.
2). Anggota Tim Pembina adalah SKPD terkait yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, BPMD dan Dinas Kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dikoordinasikan oleh BAPPEDA.

BAB VIII
PENGELOLAAN KEGIATAN PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN

Pasal 16

Pengelolaan kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan sarana & prasarana dilakukan oleh KPP [nama KPP].

BAB IX
PEMBIAYAAN PEMANFAATAN & PEMELIHARAAN

Pasal 17
Sumber Pembiayaan Kegiatan Pemanfaatan & Pemeliharaan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA
KPP]”diperoleh dari:
1) Kontribusi Warga Pemanfaat
2) Bantuan Pemerintah
3) Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
4) Pengembangan Potensi Prasarana

BAB X
PELAPORAN & EVALUASI

Pasal 18
1) Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali dalam setahun.
2) Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina.

60 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 19
1) Pembubaran KPP dilakukan apabila pengelolaan kegiatan KPP tidak sesuai lagi dengan tujuan yang telah
disepakati.
2) Mekanisme pembubaran KPP diusulkan oleh dua per tiga anggota melalui rapat anggota luar biasa.

BAB XII
SANGSI

Pasal 20
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 21
1). Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” yang ditetapkan dan disyahkan oleh rapat
anggota.
2). AD ini dapat diubah berdasarkan keputusan rapat anggota. 3).
AD ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di: [nama kelurahan], [nama


kecamatan], [nama
kabupaten]
Pada Tanggal: [tgl, bln, thn]

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 61


ANGGARAN RUMAH TANGGA
KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARA (KPP) “[NAMA KPP]”

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LINGKUP PELAYANAN

Pasal 1
1) KPP ini bernama [Nama KPP]
2) KPP [Nama KPP] berkedudukan di kelurahan [nama kelurahan] dan mempunyai lingkup pelayanan di
[sebutkan lokasi pelayanan] yang tersebar di kelurahan [nama kelurahan]

BAB II
TUJUAN DAN TUGAS

Pasal 2
Tujuan dibentuknya KPP
Tujuan dibentuknya KPP [nama KPP], adalah:
 Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih & Sehat
 Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
 Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
 Terselenggaranya pemanfaatan prasarana & sarana yang sesuai dengan fungsinya
 Terselenggaranya pemeliharaan prasarana & sarana secara berkelanjutan
 Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi berbagai
pihak

Pasal 3
Tugas & Fungsi KPP
Tugas & Fungsi KPP [nama KPP], adalah:
1) Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus
2) Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
3) Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
4) Menyusun program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana
5) Mensosialisasikan program kerja pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana
6) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana &
sarana yang berkelanjutan
7) Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat
8) Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi
berbagai pihak

62 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 4
Hak Anggota
a. Hak memilih dan dipilih.
b. Hak mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan KPP dan untuk memperoleh fasilitas organisasi.
d. Hak membela diri.
e. Lain-lain

Pasal 5
Kewajiban Anggota
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi

Pasal 6
Setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam hal:
1. Menyatakan pendapat
2. Memberikan suara
3. Lain-Lain

BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 7
1. Tim Pembina:
 Asiten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan
 Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
 Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota
 Kepala BPMD Kabupaten/Kota
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2. Susunan Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”:


1) Rapat Anggota
 Koordinator: [nama koordinator]
2) Pengurus
 Ketua: [nama ketua KPP]
 Sekretaris: [nama sekretaris]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
 Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 63


 dst
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
 dst
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]
 Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Teknis]
 Dst
 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]
 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]
 Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas
Keuangan]
 dst
3) Anggota

Pasal 8
Pemilihan kepengurusan KPP [nama KPP] dilakukan dengan cara pemilihan langsung dan Masa
Kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali.

Bilamana seorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya, maka jabatannya dapat ditempati oleh anggota
yang lain atas dasar pengangkatan pengurus.

Pasal 9
Hak dan kewajiban pengurus adalah mengetahui semua bentuk penerimaan dan penggunaan dana serta wajib
memberikan laporan kepada seluruh anggota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing- masing.

BAB V
KEUANGAN

Pasal 10
Sumber pembiayaan berasal dari kontribusi warga pemanfaat melalui iuran/retribusi maupun dari bantuan
pihak-pihak lain yang tidak mengikat dan hasil dari pengembangan usaha produktif.

64 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Pasal 11
Pembukuan dibuat oleh bendahara secara rutin setiap akhir bulan untuk pembukuan terkait penerimaan
dan pengeluaran dana dan dilaporkan kepada anggota melalui rapat anggota enam bulanan.

BAB VI
PROGRAM DAN RENCANA KERJA

Pasal 12
Penyusunan dan Penetapan Program dan Rencana Kerja di lakukan dengan cara rapat anggota dengan cara
melibatkan semua anggota KPP [nama KPP].

Pasal 13
Masa Berlaku Program dan Rencana Kerja selama 1 tahun.

BAB VII
RAPAT ANGGOTA

Pasal 14
Rapat anggota dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali.

BAB VIII
SANKSI

Pasal 15
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.

BAB IX
PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 16
Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali dalam setahun.

Pasal 17
Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh Ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina

BAB X
PENUTUP

Pasal 18
Tata cara dan penetapan perubahan ART dilakukan dengan cara musyawarah bersama seluruh anggota KPP [nama
KPP].

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 65


Pasal 19
ART ini mulai berlaku pada tangal, bulan dan tahun ditetapkan.

Ditetapkan di: [nama kelurahan], [nama


kecamatan], [nama kabupaten/kota]
Pada tanggal: [tgl], [bln], [thn]

Pengurus KPP [nama KPP]

Ketua Sekretaris

[ ] [ ]

Mengetahui:
Ketua Tim Pembina KPP [nama KPP]

[ ]

66 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


LAMPIRAN – 3
OUTLINE PROGRAM KERJA KPP

1. Pembukaan, menjelaskan latar belakang terbentuknya KPP NSUP.


2. Bab I – berisikan Nama KPP dan Daerah Kerja (Lokasi KPP, Lingkup pelayanan prasarana)
3. Bab II – berisikan Asas, Tujuan dan Tugas KPP (Asas dan Prinsip organisasi, Tujuan organisasi, Tugas
organisasi)
4. Bab III – berisikan Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
5. Bab IV – berisikan Keanggotaan/Pengguna Prasarana (Persyaratan Keanggotaan, Kewajiban dan
Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana, Hak Anggota/Pengguna Prasarana)
6. Bab V – berisikan Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
7. Bab VI – berisikan Kepengurusan (Syarat-syarat kepengurusan, Susunan anggota pengurus,
Kewajiban dan tanggung jawab pengurus, Hak pengurus)
8. Bab VII – berisikan Pembina dan Pengawas
9. Bab VIII – berisikan Pengelolaan Usaha Operasional dan Pemeliharaan
10. Bab IX – berisikan Pembiayaan O dan P
11. Bab X – berisikan Pelaporan dan Evaluasi
12. Bab XI – berisikan Pembubaran
13. Bab XII – berisikan Sanksi
14. Bab XIII - berisikan ART dan Peraturan Khusus O & P
15. Bab XIV – berisikan Penutup

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 3


LAMPIRAN – 4
DATA PELANGGAN PERSAMPAHAN

KELURAHAN : ...............................
KECAMATAN : ...............................
KOTA : ...............................
PROVINSI : ...............................

Jenis
Jumlah Iuran Golongan
No Nama Pelanggan (KK) Kelamin Alamat Keterangan
(Rupiah) *)
(L/P)

TOTAL

Dibuat Oleh, Disahkan oleh : Mengetahui:


Ketua KPP Kepala Kelurahan Koordinator BKM

(......................................) (.......................................) (........................................)


NIP

4 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


LAMPIRAN – 5
PENERIMAAN IURAN/RETRIBUSI
Komponen Pelayanan : Air Bersih
Bulan : …………Tahun : ………………

Volume
Golongan Jumlah Uang Yang
Pemakaian Air
No Nama Pelanggan Pelanggan Dibayar (Rupiah) Keterangan
(M3)

TOTAL

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 5


PENERIMAAN PENYAMBUNGAN BARU
Komponen Pelayanan : Air Bersih
Bulan : ………………………. Tahun : ………………

Golongan Jumlah Uang Dibayar


No Nama Pelanggan Keterangan
Pelanggan (Rupiah)

TOTAL

6 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


PENERIMAAN IURAN/RETRIBUSI
Komponen Pelayanan : Persampahan
Bulan : ………………………. Tahun : ………………

Golongan Jumlah Uang Dibayar


No Nama Pelanggan Keterangan
Pelanggan (Rupiah)

TOTAL

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 7


PENERIMAAN IURAN/RETRIBUSI
Komponen Pelayanan : MCK
Bulan : ………………………. Tahun : ………………

Jumlah Uang Dibayar


No Nama Pelanggan Keterangan
(Rupiah)

TOTAL

8 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 73
74 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU
FORMULIR SURVEI KONDISI JEMBATAN

Kab/Kota : ……………………. Kec : ……………………. Kel : …………………….


Dusun/Dukuh/RW : …………………….
Nama Jembatan : …………………….
Tgl. Survei : ……………………. Surveyor : …………………….

DATA UMUM :
Bentang (m) :
Kelas Pembebanan :
Kelas Jalan :
Tahun Pembuatan :
LHR / Lalu Lintas Harian Rata2 :
BANGUNAN ATAS :
Tipe Bangunan Atas :
Jenis Lantai : Lebar :
Jenis Kerusakan
1 Struktur Bangunan Atas :

2 Lantai :

3 Kondisi : ( ....) Rusak ringan ( ....) Rusak ( ....) Rusak berat ( ....) Hancur/Putus

Sketsa :

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 75


DATA BANGUNAN BAWAH DAN BANGUNAN PENGAMAN
Bahan : Bahan :

ABUTMEN Panjang/ Tinggi : PILAR Panjang/ Tinggi :

Kondisi : Kondisi :

Jenis : Jenis :

Bahan : Bahan :
PONDASI PONDASI
Dimensi : Dimensi :

Kondisi: Kondisi:

Kerusakan : Kerusakan :

Bangunan Pengaman :

Skesa :

76 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


DATA – SUNGAI

Lebar Sungai : Arah sungai :

Muka air rendah ter- hadap muka jbt.lama : Sifat tebing sungai :

Muka air normal ter- hadap muka jbt.lama : Sifat aliran sungai :

Muka air banjir ter- hadap muka jbt.lama : Sedimentasi material :

Sudut antara arah aliran & jembatan : Benda hanyutan :

Bangunan Pengendali Sungai:

Sketsa denah sungai dgn dilengkapi data-data pada jembatan lama:

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 77


FORMULIR SURVEI KONDISI INFRASTRUKTUR

Kab/Kota : ……………………. Kec : ……………………. Kel : …………………….


Dusun/Dukuh/RW : …………………….
Jenis Infrastruktur: …………………….
Tgl. Survei : ……………………. Surveyor : …………………….

DATA UMUM :

a.

b.
c.

d.

BANGUNAN ATAS :

Tipe Bangunan :

Jenis Kerusakan
1.

2.

3. Kondisi : ( ....) Rusak ringan ( ....) Rusak ( ....) Rusak berat ( ....)Hancur/Putus

78 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


Sketsa :

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 79


DATA BANGUNAN BAWAH DAN BANGUNAN PENGAMAN

Bahan : Bahan :
Panjang/ Tinggi : Panjang/ Tinggi :
Kondisi : Kondisi :

Jenis : Jenis :
Bahan : Bahan :
Dimensi : Dimensi :
Kondisi: Kondisi:

Kerusakan : Kerusakan :

Bangunan Pengaman :

Skesa :

80 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


DATA LOKASI ( KONDISI, TOPOGRAFI, GEOLOGI - LOKASI)

1 6

2 7

3 8

4 9

5 10

Sketsa denah lokasi infrastruktur/bangunan :

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 81


LAMPIRAN – 7
BUKU BANK

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Tanggal Uraian No.Bukti Masuk (Rp) Keluar (Rp. Saldo (Rp)


1 2 3 4 5 6
Saldo Awal

82 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BUKU KAS

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Tanggal Uraian No.Bukti Masuk (Rp) Keluar (Rp) Saldo

1 2 3 4 5 6
Saldo Awal

Saldo Akhir Bulan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 83


BUKU ADMINISTRASI DAN UMUM

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Nama Toko/ Uraian transaksi, Jumlah Total


Tanggal No Bukti
Penerima Dana Unit dan Harga Pembayaran
1 2 3 4 5

Total Akhir Bulan

90 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BUKU BOP AIR BERSIH

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Nama Toko/ Penerima Uraian transaksi, Jumlah Unit Total


Tanggal No Bukti
Dana dan Harga Pembayaran
1 2 3 4 5

Total Akhir Bulan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 85


BUKU BOP PERSAMPAHAN

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Nama Toko/ Penerima Uraian transaksi, Jumlah Unit Total


Tanggal No Bukti
Dana dan Harga Pembayaran
1 2 3 4 5

Total Akhir Bulan

86 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BUKU BOP SANITASI / MCK

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

Nama Toko/ Penerima Uraian transaksi, Jumlah Total


Tanggal No Bukti
Dana Unit dan Harga Pembayaran

1 2 3 4 5

Total Akhir Bulan

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 87


LAPORAN LABA (RUGI)

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

1. PENDAPATAN:

1.1 Pendapatan Pemanfaatan


a. Pendapatan Air Bersih :
 Pendapatan Penjualan Air : Rp…………………….
 Pendapatan Penyambungan Baru : Rp…………………….
b. Pendapatan Persampahan : Rp…………………….
c. Pendapatan Sanitasi/MCK : Rp…………………….
Jumlah Pendapatan Pemanfaatan : Rp…………………….

1.2. Pendapatan Non Pemanfaatan


a. Pendapatan Bunga : Rp…………………….
b. Pendapatan lain-lain : Rp…………………….
Jumlah Pendapatan Non Pemanfaatan : Rp…………………….

TOTAL PENDAPATAN : Rp…………………….

2. PENGELUARAN :
Biaya Pemanfaatan
a. Administrasi dan Umum : Rp…………………….
b. BOP Infrastruktur Air Bersih : Rp…………………….
c. BOP Infrastruktur Persampahan : Rp…………………….
d. BOP Infrastruktur Sanitasi/MCK : Rp…………………….
Jumlah Biaya Pemanfaatan : Rp…………………….

Biaya Non Pemanfaatan


a. Biaya depresiasi : Rp…………………….
b. Biaya lain-lain : Rp…………………….
Jumlah Biaya Non Pemanfaatan : Rp…………………….

TOTAL PENGELUARAN : Rp…………………….

3. LABA (RUGI) : Rp…………………….

88 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


LAPORAN KEUANGAN ALIRAN KAS (CASH FLOW)

Nama KPP : ………………….


Alamat : ………………….
Bulan : ………………………. Tahun : ………

1. SALDO AWAL
a. Bank : Rp…………………….
b. Kas : Rp…………………….
JUMLAH SALDO AWAL : Rp…………………….

2. PENERIMAAN:
a. Penerimaan Pemanfaatan : Rp…………………….
b. Penerimaan Non Pemanfaatan : Rp…………………….
TOTAL PENERIMAAN : Rp…………………….

3. PENGELUARAN :
a. Pengeluaran Pemanfaatan : Rp…………………….
b. Pengeluaran Non Pemanfaatan : Rp…………………….
TOTAL PENGELUARAN : Rp…………………….

4. SALDO AKHIR
a. Bank : Rp…………………….
b. Kas : Rp…………………….
JUMLAH SALDO AKHIR : Rp…………………….

Catatan :
Jumlah Saldo Awal + Jumlah Penerimaan Harus Sama Dengan Jumlah Pengeluaran + Jumlah Saldo
AKhir

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 89


LAMPIRAN – 8 :
CONTOH PERHITUNGAN PEMANFAATAN PERSAMPAHAN

RUMUS &
NO BEBAN BIAYA & ITEM PERHITUNGAN BESARAN/ NILAI KODE NILAI KETERANGAN
PERHITUNGAN
DATA & JENIS PERALATAN/KENDARAAN
JUMLAH KEPALA KELUARGA (KK) PEMANFAAT 350,00 KK
1 MERK/TYPE KENDARAAN VIAR / Motor Roda Tiga
2 KAPASITAS (CC) 200 (10 hp)
3 UMUR EKONOMIS (TAHUN) 7 A
4 JAM KERJA PER TAHUN (JAM) 3.130 W
5 HARGA POKOK (Rp) 24.000.000 B
6 HARGA BBM (Rp) 7.050 h1 Jenis premium (Rp)/Liter
7 HARGA PELUMAS (Rp) 35.000 h2 (Rp)/Liter
8 BUNGA MODAL 2% i (%)
9 PAJAK KENDARAAN PER TAHUN (Rp) 300.000 F
BIAYA TETAP (FIXED COST)/JAM KERJA ALAT
1 NILAI SISA 15 % x B 1.410 C
i (1+i)ᶺA 0,0172 D1
2 FAKTOR ANGSURAN MODAL (1+i)ᶺA-1 1,0934 D2
(1+i)ᶺA-1 0,0158 D=D1/D2
(B-C) x D + 0,2C + F 300.370,87 E1
3 FIXED COST/JAM KERJA ALAT W 3.650 E2
82,29 E = E1/E2
BIAYA OPERASI/JAM (OPERATION COST)
15 % x B
1 SUKU CADANG & BAN 11,50 G
100 X W
7xB
2 BENGKEL & PERBAIKAN KENDARAAN 536,74 H
100 X W

3 BAHAN BAKAR 10% x HP x h1 7.050 I


4 PELUMAS 0,3% x HP x h2 1.225 J
5 OPERATOR & PEMBANTU ALAT (Rp) / JAM Upah Pek+pemb./jam 2.500 K
6 TOTAL BIAYA OPERASI/JAM KERJA G + H + I + J+ K 11.323,24 L
7 BIAYA KERJA ALAT PER HARI L x 10 113.232,43 M
BIAYA TETAP PER BULAN
8 BIAYA TETAP PER BULAN M x 30 3.396.973 N
9 BIAYA RETRIBUSI / KK / BULAN (N/KK) 9.706 Q
DIBULATKAN 10.000

90 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


PERHITUNGAN BIAYA LANGGANAN AIR BERSIH
NUSP-2
KELURAHAN/DESA :...........................................
KECAMATAN :...........................................
KOTA/ KABUPATEN :...........................................

Kode deskripsi & Data lapang &


No. Deskripsi perhitungan Satuan Keterangan
Perhitungan Hasil Hitungan

DATA DASAR

1 Jumlah kebutuhan air perjiwa A 200 l/hari/jiwa

2 Jumlah anggota keluarga B 5 jiwa/kk

3 Jumlah pelanggan C 80 kk

4 Jumlah Kebutuhan air bersih D = (30 x A x B x C)/1000 2.400 m³/bulan

BIAYA OPERASIONAL -

5 Hari operasi E 30 hari/bulan

6 Gaji operator F 500.000 Rp/bulan

7 Over Head G 450.000 Rp/bulan

8 Jam operasi H 10 jam/hari

9 Kebutuhan solar genset I 5 l/jam

10 Harga Solar J 5.500 Rp/ltr

11 Biaya Total L = (F+G) + (E x H x I x J) 9.200.000 Rp/bln

Harga Air M=L/D 3.833 Rp/m3

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 91


PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL& PEMELIHARAAN MCK

I Biaya Operasional dan Pemeliharaan

No. Kebtuhan Keterangan Rp/Bulan

1 Operator dan Penjaga Pekerjaan tidak tetap


1.000.000

2 Listrik 250 Watt Untuk pompa & lampu


250.000

3 Pengurusan IPAL Rp. 500,000/2 thn


20.833

4 Peralatan pembersihan Sabun, pembersih lantai, dll


75.000

5 Perbaikan pompa Rp. 250.000,-/Thn


20.850
Serok, lampu, kran, cat
6 Biaya lain-lain
dinding, 75.000
Jumlah Biaya Operasional&
Pemeliharaan 1.441.683

2 Biaya Pemakaian

Rata-rata per
No. Fasilitas Rp./Pakai
KK/hari

1 kamar mandi 1,500 s/d 6,000 7,500 s/d 30,000

2 WC/ Jamban 1,500 s/d 4,000 7,500 s/d 20,000

3 Mencuci & ambil air 1,500 s/d 5,000 7,500 s/d 25,000

92 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU


BIAYA OPERASIONAL& PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL

No. Uraian Rp/Bulan

1 Jamban/Kakus Biaya O&P menjadi


tanggung jawab setiap
2 Sambungan Rumah pengguna (KK)

Pipa Utama & IPAL

Operator inspeksi 4x/bulan, di IPAL, pipa utama, pipa sekunder @rp.


1
75,000,-/inspeksi 300.000

2 Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 600,000,-


25.000
Lain-lain: perbaikan pipa, bak kontrol, IPAL (Asumsi: perbaikan
3
pipa 40m setiap 2 thn) 70.000

Total biaya Operasional& Pemeliharaan


395.000

Biaya O&P/KK/bulan 2.633

Dibulatkan 2650

Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 93


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM dan PERUMAHAN RAKYAT
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12110

Anda mungkin juga menyukai