POS 2.5u
PROGRAM
KOTA TANPA KUMUH
(KOTAKU)
TAHUN 2019
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
OPERASIONAL dan PEMELIHARAAN
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Sasaran 3
1.4 Ruang Lingkup 3
1.5 Manfaat 4
BAB 2. PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
2.1 Pembentukan KPP 6
2.2. Kedudukan KPP 11
2.3 Pengorganisasian KPP 12
2.4 Penguatan Kapasitas KPP 15
BAB 3. PROGRAM KERJA KPP
3.1 Penentuan anggota dan Kepengurusan 18
3.2 Penyusunan Peraturan Organisasi KPP 18
3.3 Rencana Kegiatan Operasiional & Pemeliharaan 20
BAB 4. TEKNIK OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
4.1 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Air Minum 30
4.2 Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Bidang Persampahan 33
4.3 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi 35
4.4 Teknik Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Bidang Drainase 41
4.5 Operasional dan Pemeliharaan Bidang Jalan 43
4.6 Operasional dan pemeliharaan Jembatan 45
4.7 Operasional dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum 47
LAMPIRAN
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur 4
Tabel 2 Kemungkinan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana 7
Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Infrastruktur Jalan 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Alur Tahapan Pembentukan KPP 6
Gambar 2 Diagram Kedudukan KPP di Tingkat Kelurahan 11
Gambar 3 Kerjasama KPP dengan berbagai pihak 11
Gambar 4 Struktur organisasi Pengurus Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) 13
Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NSUP, diharapkan dapat
memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan tidak hanya memberikan
manfaat jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat memperluas jangkauan manfaat secara
berkelanjutan.
Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang mempengaruhi
keberlanjutan fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur rencana adalah pengelolaan.
Pengelolaan yang dimaksud adalah kegiatan operasionalpemanfaatan dan pemeliharaan (O&P)
yang dikelola oleh lembaga pengelola yang mempunyai program kerja termasuk rencana
pembiayaan. Pengelola kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur hasil pembangunan
NSUP dilaksanakan oleh Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
Maksud disusunnya Buku POS Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah untuk
memberikan panduan bagi pelaksana NSUP dalam mengorganisasikan, merumuskan program
kerja dan melaksanakan kegiatan O&P infrastruktur sehingga terwujud kemandirian dalam
keberlanjutan pengelolaannya.
1.3 SASARAN
Sasaran yang akan dicapai dengan Buku POS Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur ini
adalah:
a. Terwujudnya pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan operasional dan pemeliharaan;
b. Tersusunnya menyusun anggaran dasar dan rumah tangga lembaga pengelola;
c. Tersusunnya program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan
berbagai pihak;
d. Terumuskannya kesepakatan terkait dengan pengaturan operasional dan pemeliharaan;
e. Tersosialisasikannya lembaga pengelola dan program kerja kepada masyarakat luas; dan
f. Terpahaminya upaya memobilisasi sumber daya, teknis pelaksanaan kegiatan O&P dan
upaya pengembangan jangkauan manfaat infrastruktur.
1.5 MANFAAT
Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur bagi para pelaku adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Manfaat Petunjuk Teknis Operasional dan
Pemeliharaan Infrastruktur
3. Konsultan Manajemen 1. Sebagai panduan kerja dalam pengendalian dan monitoring kegiatan O&P;
Proyek (NMC dan 2. Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP sebagai organisasi
OC/OSP) pelaksanaan kegiatan O&P.
4 Pemerintah kelurahan 3. Acuan kerja dalam menfasilitasi pelaksanaan kegiatan O&P tingkat
lokasi sasaran NSUP; kelurahan;
4. Acuan pengorganisasian masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan O&P tingk
masyarakat;
5. Acuan mengorganisir masyarakat dalam kegiatan O&P keberlanjutan
infrastruktur.
5 PMU dan 1. Acuan pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan O&P;
Satker/PPK 2. Acuan dalam melakukan penilaian kinerja kegiatan organisasi
pelaksana O&P di tingkat kelurahan;
3. Sebagai bahan masukan mengembangkan kebijakan pelaksanaan NSUP
dengan fungsi KPP sebagai organisasi pelaksana O&P di tingkat kelurahan;
4. Sebagai acuan dalam melakukan dan monitoring pelaksanaan
kegiatan program di tingkat masyarakat.
Kegiatan operasi/pemanfaatan adalah cara menggunakan prasarana dan sarana sesuai dengan
fungsinya untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat di lingkungannya. Sedangkan pemeliharaan
adalah upaya untuk menjaga agar prasarana dan sarana yang dibangun atau telah ada agar berfungsi
sesuai fungsinya dan memiliki umur pemakaian lebih lama.
Dengan pengaturan pemanfaatan dan pemeliharaan, dapat dihindarkan perbaikan atau rehabilitasi
secara besar-besaran. Kegiatan O&P infrastruktur sebagai pelayanan umum tidak dapat dilaksanakan
sendiri-sendiri tetapi harus diorganisasikan pada tataran pemerintahan dan masyarakat.
Pada kegiatan NSUP, penyelenggaraan O&P infrastruktur dilakukan oleh KPP yang dibentuk oleh
BKM/LKM dan beranggotakan wakil-wakil masyarakat selaku pemanfaat infrastruktur tersebut. Sebagai
legalitas alih kelola hasil kegiatan infrastruktur dari BKM/LKM kepada KPP berupa Berita Acara Serah
terima pengelolaan sesuai Lampiran 1.
KPP adalah pengelola kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana,
penggerak
masyarakat untuk hidup bersih & sehat dalam mewujudkan lingkungan yang bebas kumuh.
KPP juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman yang
berkelanjutan.
Pembentukan KPP diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya
organisasi pelaksana operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun
serta perlunya peran masyarakat dalam kegiatan tersebut. Alur pembentukan KPP adalah
sebagai
berikut :
1.Sosialisasi Pembentukan KPP
2.Klasifikasi Prasarana
2. Klasifikasi Prasarana
Berdasarkan daftar prasarana yang dikerjakan pada tahap pelaksanaan konstruksi maka perlu
dilakukan identifikasi dan diklasifikasikan sesuai jenis prasarana yang dibangun, sehingga
memudahkan masyarakat untuk O&P. Kegiatan ini dilakukan oleh UPL/TIPP difasilitasi CA dan
diikuti oleh masyarakat. Secara umum klasifikasi prasarana dalam O&P prasarana dapat
diklasifikasikan atas 2, yaitu:
Klasifikasi sarana & prasarana berdasarkan jenisnya ini akan menentukan mudah tidaknya
pembiayaan prasarana untuk pemanfaatan dan pemeliharaan. Sebagai contoh seperti
Tabel-2 berikut.
• MCK
Kemungkinan mudah • Air bersih
menarik “retribusi/iuran”
• Pengelolaan Sampah
• Jalan
Kemungkinan sulit menarik “retribusi”
• Jembatan
• Drainase
Jenis prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi” dalam pembiayaan O&P
umumnya tidak mengalami hambatan. Dan sebaliknya untuk yang sulit menarik “retribusi”
akan kesulitan dalam pembiayaan pemanfaatan dan pemeliharaannya. Sebagai contoh
pembiayaan O&P Air Bersih akan lebih mudah dilakukan dari pada pembiayaan O&P untuk
prasarana jalan atau drainase.
Dapat dilihat sampai seberapa banyak frekwensi penggunaan prasarana oleh kelompok
pemanfaat tersebut. Frekwensi penggunaan prasarana kemungkinan akan dapat
mempengaruhi besarnya “retribusi” yang dapat ditarik dari pengguna.
c. Karakteristik Gender
Karakteristik ini untuk melihat sejauh mana perbedaan penerima manfaat prasarana
berdasarkan gender. Pada beberapa prasarana lebih banyak penggunaannya oleh
penduduk dengan jenis kelamin tertentu. Misalnya prasarana air bersih yang
a. Skala pelayanan
Skala pelayanan merupakan cakupan luas daerah (jumlah warga pemanfaat) yang dapat
dilayani oleh suatu prasarana. Skala pelayanan prasarana sangat ditentukan oleh jenis
prasarana yang dibangun. Apakah prasarana itu menyentuh kebutuhan semua keluarga
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya jalan akan
memiliki skala pelayanan yang cukup luas dibandingkan dengan MCK yang skala
pelayanannya hanya pada warga pemanfaat disekitarnya (kelompok tertentu) saja.
b. Manfaat yang Diterima
Untuk prasarana yang termasuk dalam prasarana umum, seperti jalan, perlu dipikirkan
apakah memiliki skala pelayanan yang lebih luas, sehingga perlu diidentifikasi hal-hal
sebagai berikut :
1) Penerima manfaat langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat secara langsung
karena mempergunakan prasarana yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah
prasarana jalan, penerima manfaat langsung adalah orang yang mempergunakan jalan
tersebut. Orang tersebut akan memperoleh manfaat dengan kemudahan dalam
transportasi, waktu tempuh menjadi pendek, dll.
2) Penerima manfaat tidak langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat dari
pembangunan prasarana tanpa harus mempergunakan prasarana tersebut. Sebagai
contoh pada pembangunan prasarana jalan adalah peningkatan harga jual tanah
disekitar jalan, akibat adanya pembangunan jalan.
Ada kalanya sebuah prasarana tidak hanya dinikmati oleh penduduk pada satu kelurahan akan
tetapi lebih dari satu kelurahan. Maka pemungutan “retribusi” prasarana tersebut akan
mengalami kesulitan. Oleh karena itu maka perlu menyerahkan penanganannya pada tingkat
yang lebih tinggi misalnya kecamatan atau kab/kota. Dengan penanganan pada tingkat
tersebut maka jalan yang melewati lebih dari satu kelurahan, pemungutan “retribusi-nya”
akan dapat dikoordinir hingga tidak terjadi pungutan lebih dari satu kali.
Agar KPP berjalan lebih efektif dan pengelolaan dapat terkordinir di lingkup kelurahan,
manajemen O&P dilakukan secara terkordinir untuk seluruh prasarana sarana dalam satu
kelurahan oleh satu KPP. KPP dipimpin Ketua KPP dibantu sekretaris, dibawahnya ada
Kordinator per bidang prasarana sarana yang mengkordinir para Ketua blok yang berada di
tingkat RT. Ketua blok yang dibantu Petugas Teknik dan Petugas keuangan tersebut, bisa
menangani lebih dari satu jenis prasarana sarana.
Dengan cara pengelolaan seperti ini sumber daya yang diperoleh dari pemanfaatan suatu jenis
infrastruktur disuatu kelompok dapat digunakan bersama bagi pemeliharaan infrastruktur
lainnya.
KPP di tingkat kelurahan menjadi mitra pemerintah kelurahan dalam pengelolaan kegiatan
O&P
prasarana & sarana, seperti dalam Gambar bagan berikut:
Selain bermitra dengan Pemerintah Kelurahan, KPP perlu membangun kerja sama dengan
berbagai pihak, baik kelompok masyarakat dan pihak lain di tingkat kelurahan, seperti dalam
Gambar-3, berikut:
Setelah KPP terbentuk maka perlu dilakukan pengorganisasian yang akan mengatur tugas dan
tanggung jawab anggota kelompok/organisasi KPP.
1. Peran dan Tanggung Jawab Organisasi
KPP merupakan wadah bagi para penerima manfaat prasarana untuk menjamin
terpeliharanya prasarana dan sarana dan juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.
2. Struktur Organisasi
Susunan KPP terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus dan Anggota. Dimana Rapat anggota
memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi. Rapat anggota mengemban tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan pengurus
d. Menetapkan program kerja
Sedangkan Pengurus KPP dipilih oleh anggota terdiri dari:
a. Ketua KPP
b. Sekretaris
c. Koordinator Bidang Prasarana
d. Ketua Blok (Tingkat RT)
e. Petugas Teknis & Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana di masing-masing
blok
f. Anggota KPP adalah semua warga pemanfaat sarana & prasarana
Untuk mendukung tugas-tugas Tim Pengelola yang ada, maka Ketua KPP dapat melakukan
penugasan kepada anggota terkait aspek kegiatan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan,
baik berupa kegiatan yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidentil. Kesepakatan
mengenai penugasan ini hendaknya diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama warga
pemanfaat. Contoh penugasan dalam pelaksanaan kegiatan seperti siapa yang piket atau
penugasan pemeliharaan kebersihan MCK secara bergiliran.
Penguatan kapasitas bagi KPP dilakukan melalui pelatihan dalam rangka membangun motivasi
(motivation achievement training) dan kesadaran kritis masyarakat untuk memelihara
keberlanjutan infrastruktur di wilayahnya. Pelatihan kepada KPP juga ditujukan untuk memberi
pemahaman tentang aspek-aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan O&P infrastruktur dalam
rangka meningkatkan komitmen masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan infrastruktur
yang telah dibangun sesuai dengan kebutuhan prioritas masyarakat. Hasil yang diharapkan dari
pelatihan ini adalah agar seluruh anggota KPP memahami aspek-aspek berikut:
a. Pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan O&P;
b. Penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga lembaga pengelola;
c. Penyusunan program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan
berbagai pihak;
d. Penyusunan teknik pengaturan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan;
e. Menjaring sumber daya melalui kemitraan dengan pemerintah, swasta dan organisasi
kemasyarakatan lainnya;
f. Teknis pelaksanaan kegiatan O&P dan upaya pengembangan jangkauan manfaat
infrastruktur.
Keanggotaan organisasi untuk kegiatan O&P tidak terlepas dari jenis infrastruktur yang dibangun,
serta strategi yang digunakan dalam pengelolaannya. Dengan demikian maka penentuan
keanggotaan dan kepengurusan (susunan dan personil) KPP ini harus dilakukan melalui
musyawarah di tingkat kelurahan.
Adapun kepengurusan KPP mengacu pada Struktur Organisasi KPP. Dalam pengelolaan kegiatan
pemanfaatan dan pemeliharaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengurus dan pemanfaatan organisasi harus menerapkan prinsip demokratis, partisipatif,
transparan dan akuntabel.
b. Infrastruktur yang dibangun melalui pendanaan loan ADB ditujukan untuk peningkatan
kualitas permukiman kumuh sehingga pengurus dan pemanfaatan organisasi harus
berorientasi pada peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berkelanjutan.
c. Peraturan-peraturan yang bersifat pemanfaatan untuk menjalankan pengelolaan
operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan dituangkan dalam Anggaran Rumah Tangga/ART
atau Peraturan Khusus, misal: tata cara pengaduan, tata cara pendaftaran dan pembayaran,
dll.
1. Peraturan Organisasi
Peraturan yang dibangun untuk dapat berjalannya organisasi KPP secara efektif dan efisien
dalam pengelolaan O&P antara lain adalah:
a. Visi, Misi, Asas, Tujuan.
b. Anggaran Dasar/AD
c. Anggaran Rumah Tangga/ART
d. Keputusan dan pengesahan susunan Tim pengelola O&P
e. Keputusan tarif retribusi/iuran dan sumbangan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan program kerja tahunan maupun
kebijakan-kebijakan penting terkait lainnya seperti adanya tarif iuran/retribusi, harus dibuat
oleh KPP dan disepakati bersama warga pemanfaat melalui forum musyawarah warga
pemanfaat atau rembug warga (bukan ditentukan sendiri oleh pengurus). Masing-masing KPP
dapat mengembangkan peraturan sesuai dengan kondisi sosial-budaya, adat-istiadat y a n g
Tujuan KPP:
a. Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih dan Sehat;
b. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh;
c. Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai
mutu;
d. Terselenggaranya pemeliharaan prasarana dan sarana secara berkelanjutan;
e. Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan
kolaborasi berbagai pihak.
Anggaran Dasar organisasi pengelola O&P setidaknya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Nama Organisasi Pengelola dan Daerah Kerja
1) Lokasi organisasi;
2) Lingkup pelayanan prasarana.
b. Asas, Tujuan dan Tugas Organisasi
1) Asas dan Prinsip organisasi;
2) Tujuan organisasi;
3) Tugas organisasi.
c. Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
d. Keanggotaan/Pengguna Prasarana
1) Persyaratan Keanggotaan;
2) Kewajiban dan Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana;
3) Hak Anggota/Pengguna Prasarana.
e.Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
f. Kepengurusan :
1) Syarat-syarat kepengurusan;
2) Susunan anggota pengurus;
3) Kewajiban dan tanggung jawab pengurus;
4) Hak pengurus.
g. Pembina dan Pengawas
h. Pengelolaan Usaha Operasional dan Pemeliharaan
i. Pembiayaan O&P
j. Pelaporan dan Evaluasi
k. Pembubaran
l. Sanksi
m. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus O&P
n. Penutup
Revitalisasi KPP adalah menguatkan KPP dengan memperkuat kepengurusan sesuai dengan
kebutuhan lapangan dan memperkuat tata kelola organisasi.
a. Jumlah pengurus mengikuti struktur organisasi yang telah ditetapkan dalam Juknis dan
disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
b. Pemilihan pengurus revitalisasi KPP dilakukan melalui rembug warga
c. Penetapan pengurus KPP dilakukan melalui SK Lurah atas dasar usulan BKM
d. Revitalisasi dilakukan segera setelah dilakukan pelatihan KPP dilaksanakan.
Bilamana KPP selaku pengelola pemanfaatan dan pemeliharaan belum mempunyai aturan dasar
terkait dengan Pengelolaan pemanfaatan dan pemeliharaan, maka peraturan dasar tentang
O&P ini akan menjadi bagian dari tanggungjawab Pengelola/Pengurus pemanfaatan dan
pemeliharaan yang baru pertama kali terbentuk/terpilih untuk memfasilitasi penyusunannya.
Oleh karena itu maka proses penyusunan aturan dasar ini akan dilakukan setelah kegiatan
Pembentukan Organisasi Pengelola operasional dan pemeliharaan.
Rencana kerja O&P pada dasarnya mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menjamin
tercapainya tujuan operasional& pemeliharaan prasarana. Outline penyusunan Program kerja KPP
ada dalam Lampiran 3. Secara umum pokok-pokok rencana kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan ini adalah mencakup :
1. Pendataan Anggota
Pendataan anggota ini sangat penting, selain untuk mengetahui jumlah dan siapa saja warga
pemanfaat juga akan berkaitan dengan potensi kontribusi dalam pemeliharaan dari prasarana
yang dikelola atau pengaturan pemanfaatan bila diperlukan. Setelah ditentukan keanggotaan
yang akan terlibat dalam kegiatan pemanfaatan maka selanjutnya dilakukan pendataan anggota.
Pendataan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan siapa saja warga pemanfaat serta hal-hal
yang berkaitan dengan potensi kontribusi dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah
dimanfaatkan. Hal-hal yang perlu dicatat diantaranya adalah:
a. Nama;
b. Jenis Kelamin;
c. Alamat;
Sumber dana untuk pembiayaan kegiatan O&P dapat diperoleh dari kontribusi berbagai pihak,
yaitu:
a. Kontribusi Warga Pemanfaat
Alternatif sumber pembiayaan sekaligus sebagai wujud kemandirian dan keberlanjutan,
sumber pembiayaan yang potensial untuk digali adalah kontribusi warga sesuai dengan
budaya setempat dan kesepakatan yang telah dilakukan. Hal ini merupakan bentuk
kompensasi komunitas pemanfaat terhadap penggunaan prasarana tersebut.
Sedangkan cara pengumpulan dana tersebut adalah bergantung pada kondisi sosial budaya
masyarakat setempat, yang secara umum terbagi atas dua golongan sebagai berikut:
1) Retribusi/Iuran
Retribusi/iuran besarnya sudah ditetapkan lebih dulu, ditarik secara langsung pada saat
menggunakan prasarana yang bersangkutan atau secara tidak langsung yaitu secara
berkala (retribusi/iuran bulanan). Retribusi/iuran dapat diberlakukan untuk para
pengguna yang secara rutin atau tidak secara rutin menggunakan
prasarana.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan 21
Retribusi/iuran bisa diterapkan untuk individu perseorangan, kelompok, KK atau
perusahaan/instansi/ badan usaha yang menjadi pengguna prasarana. Sebagai contoh
adalah pelayanan air bersih, retribusi jalan, MCK, dll. Format pendataan retribusi/iuran
seperti dalam Lampiran-5.
Besarnya iuran atau retribusi yang dikenakan kepada perorangan atau per
keluarga/kelompok, baik secara rutin maupun setiap kali penggunaan, kepada warga
pemanfaat tetap atau dari luar, bagi warga kurang mampu atau mampu, hendaknya
dimusyawarahkan dan disepakati secara bersama-sama oleh seluruh anggota warga
pemanfaat yang ada sehingga tidak terlalu membebani dan semua warga pemanfaat
tetap dapat memperoleh hak yang sama dalam pemanfaatan prasarana (adil).
2) Sumbangan/ Donasi
Sumbangan/donasi sifatnya sukarela, dan disesuaikan dengan situasi budaya serta
kemampuan ekonomi warga pemanfaat dan kebutuhan biaya pemeliharaan atau
perbaikan. Sumbangan/donasi dapat diberlakukan kepada:
a) Warga masyarakat yang menggunakan prasarana yang bersangkutan secara
langsung;
b) Warga masyarakat atau pihak lain yang tidak secara langsung menerima manfaat.
22 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU
b. Bantuan Pemerintah
Bantuan pemerintah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten/Kota kepada kelurahan atau dari Subsidi Dinas/Instansi Teknis terkait tingkat
kabupaten/Kota. Bantuan dari pemerintah terutama jika infrastruktur yang dibangun
mengalami kerusakan berat sehingga memerlukan pembiayaan yang besar dan penanganan
yang komplek. Misalnya perbaikan pada fasilitas vital seperti jalan, jembatan, saluran air,
dll. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam upaya memperoleh dukungan pemerintah,
khususnya unsur SKPD di Kab/Kota adalah harus memahami instansi mana yang dapat
dituju oleh masyarakat, sebab setiap instansi telah mempunyai wewenang tertentu,
misalnya Dinas PU untuk prasarana umum, Dinas Pendidikan untuk prasarana pendidikan,
Dinas Kesehatan untuk prasarana kesehatan, dinas kebersihan/pemda untuk prasarana
persampahan.
Agar proses kegiatan inventarisasi kondisi prasarana ini berjalan secara efektif maka perlu
dilakukan fokus pengecekan yaitu pada setiap jenis sistem atau bagian bagian prasarana. Hal-hal
yang perlu dicatat pada saat inventarisasi satiap komponen system prasarana tersebut, adalah :
jumlah/volume yang ada, kondisi pada saat pengecekan, apakah baik atau rusak. Kemudian bila
ada kerusakan, dapat juga ditentukan rencana penanganan/perbaikannya, termasuk berapa
perkiraan biayanya. Dari hal tersebut juga dapat ditentukan apakah tingkat kerusakannya ringan
atau dapat diselesaikan melalui pemeliharaan rutin atau permasalahannya adalah berat dan
Banyak ditemukan dilapangan adanya pemakaian prasarana yang tidak sesuai dengan
fungsi yang sesungguhnya dari prasarana tersebut atau fungsinya berubah, misalnya
prasarana MCK atau sumur juga dipergunakan sebagai tempat memandikan hewan
ternak seperti kerbau, Lantai Jemur dipergunakan sebagai tempat parkir atau bermain,
jalan sirtu/jembatan kayu yang seharusnya untuk mobil beban ringan tetapi dilalui oleh
mobil bermuatan berat, dll. Apabila terjadi kesalahan penggunaan seperti ini maka akan
berakibat pada kerusakan yang lebih cepat sehingga prasarana tersebut tidak dapat
dipergunakan lebih lama.
Hal penting yang perlu diperhatikan juga disini adalah bilamana diperlukan suatu
pengaturan semacam ini maka harus disepakati bersama oleh semua warga pemanfaat.
Pelaksanaan kegiatan ini pada dasarnya adalah menjadi tanggungjawab bersama warga
pemanfaat, dilakukan secara bersama-sama dan dikoordinir oleh KPP. Selain hal tersebut,
juga dapat dilakukan dengan cara penugasan kepada anggota secara rutin dan bergilir.
Misalnya anggota dapat dibagi menjadi beberapa grup untuk melakukan kegiatan ini secara
bergiliran misalnya per RT atau KK. Waktu pelaksanaannya dapat diatur sesuai periode
pemeliharaan rutin prasarana, seperti harian, mingguan atau bulanan.
Untuk kegiatan perawatan seperti pemberian pelumas pada mesin pompa, pintu air, atau
perbaikan kecil seperti penutupan lubang-lubang kecil pada jalan yang rusak hendaknya
dilakukan oleh petugas atau penugasan kepada warga yang mempunyai pengalaman
melakukan hal tersebut agar tetap sesuai dengan standar perawatan yang benar.
Selain penentuan jenis kegiatan dan pemahaman cara pelaksanaannya, pada tahap ini juga
penting untuk disepakati bersama bagaimana pembiayaannya, berapa besarnya dan dari
mana sumbernya.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan tindak lanjut hasil inventarisasi kondisi prasarana.
Dimana ternyata ditemui adanya kerusakan yang perlu dilakukan perbaikan. Adapun pelaksanan
kegiatan perbaikan ini dapat dilakukan pada saat pemeliharaan rutin atau berkala atau
insidentil.
Disini juga dapat termasuk rehabilitasi dan perbaikan besar, yang bertujuan untuk meningkatkan
kondisi prasarana dari kondisi yang sudah tidak layak menjadi layak kembali.
Perhitungan RAB disini pada prinsipnya adalah menentukan berapa besar dana yang diperlukan,
termasuk apa saja kebutuhan perbaikan tersebut. Sedangkan Jadwal disini adalah menentukan
kapan waktu kegiatan perbaikan tersebut akan dilaksanakan, termasuk berapa lama
pelaksanaannya.
6. Rapat-rapat rutin
Rapat rutin dapat dilakukan tiap bulan atau periwaktu tertentu yang disepakati, dilakukan untuk
melihat atau mengevaluasi hasil-hasil kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan dan untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemukan (memutuskan rencana
penyelesaiaan masalah), atau agenda lain yang dianggap penting untuk dibahas bersama.
Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua KPP, jika memang diperlukan peserta rapat rutin tidak hanya
pengurus namun juga dari masyarakat yang berkepentingan dalam kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan prasarana yang bersangkutan. Pada setiap rapat harus selalu dibuat daftar hadir
peserta dan catatan hasil rapat (notulen) dan diarsipkan oleh sekretaris.
Operasi/pemanfaatan dan pemeliharan untuk bidang air minum yang dibahas dalam Juknis ini
adalah kegiatan Sumur Bor Dalam, Hidran Umum (HU), Katup (Valve), Perpipaan Transmisi dan
Distribusi serta Reservoir, dengan uraian sebagai berikut.
3. Katup (valve)
a. Teknis Operasi
Ø Katup digunakan untuk melakukan penutupan pipa;
Ø Katup untuk mengendalikan/ mengarahkan aliran dan tekanan atau untuk mencegah
aliran balik;
Ø Penandaan posisi katup sangat diperlukan agar mudah ditemukan;
Ø Jenis dan lokasi semua katup tercatat.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin setiap hari
Ø Semua katup bisa diakses dan bak katup tidak dalam keadaan tertimbun;
Ø Bak katup bersih, kering dan tidak ada kebocoran;
Ø Katup bisa dioperasikan dengan baik;
Ø Katup dalam keadaan sebagaimana yang diinginkan. (tertutup atau terbuka).
2) Pemeliharaan berkala
Ø Pemeliharaan katup dilakukan secara berkala setiap 2 minggu untuk memastikan
bahwa katup masih beroperasionaldengan baik.
3) Pemeliharaan insidentil
Ø Perbaikan bagian-bagian yang rusak.
5. Reservoir
a. Teknis Operasi
Ø Pengoperasian alat ukur debit.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeriksaan rutin
Perhitungan Iuran
Contoh perhitungan RAB bidang air bersih ada dalam Lampiran 8
Pada program NSUP ini, prasarana dan sarana persampahan yang akan didanai adalah kegiatan
dengan wilayah pelayanan berskala lingkungan. Dimana pengumpulan dan pengangkutan sampah
dimulai dari sumber sampah pada setiap rumah tangga sampai dengan Transfer Depo Tipe III.
Infrastruktur dan sarana yang dikelola berupa : wadah/tong sampah individual (tanggung jawab
masing-masing rumah tangga), gerobak sampah, motor sampah, Transfer Depo, kontainer untuk
Arm Roll Truck dan kontainer komunal.
a. Teknis Operasi
Agar efektif dalam fungsi perlu ada teknik operasional prasarana dan sarana persampahan
seperti:
Ø Sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya dari rumah tangga;
Ø Tong Sampah terdiri dari 3 Jenis yang bedakan dari warna mengambarkan fungsinya
:
• Warna Hijau untuk sampah organik (Daun-daunan, Jerami, alang-alang, rumput,
buah-buahan, sayur mayur dll.
• Warna kuning untuk sampah non organik ( sampah yang tidak dapat di urai oleh
alam. contohnnya: botol plastik, kantong platik, botol dan kaleng.
• Warna merah untuk sampah limbah B3 seperti: sampah beracun, sampah yang
mudah terbakar, dan meledak dll.
Ø Sampah harus dimasukan ke tong berdasarkan jenisnya.
b. Pengaturan Operasi
Pengaturan operasionalpersampahan dengan membuat jadwal pengangkutan dan urutan
skedul kegiatan, menyesuaikan dengan sistem dan jadwal pengangkutan persampahan kota
Ø Tong sampah di letakan di titik-titik yang telah di tetapkan pada saat rembuk
warga, sesuai peta sistem pelayananan (Contoh:1 Tong sampah untuk
menampung sampah 6 KK );
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin/harian; Pemeriksaan dan pemeliharan darurat.
Memperhatikan hal-hal penting dalam pemeliharaan prasarana dan sarana, dengan
pemeriksaan sbb :
Ø Pembersihan tong sampah;
Ø Pembersihan gerobak;
Ø Pembersihan bak motor;
Ø Membersihkan Transfer Depo;
Ø Membersihkan kontainer untuk Arm Roll Truck;
Ø Pengecekan air radiator motor;
Ø Pemeriksaan bensin motor;
2) Pemeriksaan dan Pemeliharaan berkala mingguan, bulanan atau tahunan:
Ø Pembersihan kontainer komunal (mingguan);
Ø Pengatian oli motor, busi, bearing roda, dll;
Ø Pengecatan bak sampah (tahunan);
Ø Pengecatan gerobak (tahunan);
Ø Pengecatan Transfer Depo : tahunan;
Ø Pengecatan kontainer komunal : tahunan;
3) Pemeriksaan dan pemeliharan darurat :
Ø Menganti bak sampah yang rusak/ hilang;
Ø Perbaikan tong sampah bila ada kerusakan;
Ø Menganti ban yang bocor ,dll.
Teknis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan Perpipaan Air Limbah
1) Pemeriksaan terhadap pipa air limbah
Ø Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat memberikan indikasi
lebih dini;
Ø Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran, misalnya:
bagian-bagian sambungan pipa dan atau perlengkapannya, atau lubang kecil
akibat cacat bahan atau kurang baiknya pemasangan pipa, terjadinya gempa atau
turunnya tanah, pipa yang korosi, dan sebagainya.
2)Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran
Ø Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat mengalirkan
air buangan dengan lancar.
3)Pembersihan pipa air limbah
Ø Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat aliran
atau mengganggu aliran air limbah;
Ø Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa meninggalkan
endapan;
Ø Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup;
Ø Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat,
masukkan sebatang kawat yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan
menggunakan bahan kimia dalam pembersihan sebab akan menimbulkan efek
buruk pada pipa, perlengkapan maupun proses pengolahannya.
b. Persiapan Awal
1) Updating gambar sistem jaringan pipa yang menunjukkan arah aliran,lokasi dan
tata-letak manhole, sambungan rumah dan fasilitas lainnya,serta kemiringan pipa;
2) Inventarisasi bagian-bagian jalur pipa yang sering mengalami gangguan;
3) Analisa dan pengecekan tingkat keberhasilan perbaikan-perbaikan yang telah
dilaksanakan;
4) Pemutahiran data melalui as build drawing yang ada dan survey identifikasi
kemungkinan titik-titik yang sering menimbulkan permasalahan, semuanya diplot
dalam peta dan diprogramkan dalam suatu jadwal pemelihara rutin.
e. Penggelontoran Pipa
1) Dipilih pada waktu keadaan debit aliran minimum, pada saat kedalaman renang air
limbah tidak cukup untuk membersihkan tinja/endapan-endapan;
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan berkala
Ø Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non
biodegradable misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke
dalam tangki septik
Ø Memeriksa apakah sudah saatnya dilakukan pengurasan;
Ø Pemeriksaan apakah ada penyumbatan di outlet dan inlet;
Ø Menguras tangki septik minimal sekali dalam 2 tahun
2) Pemeliharaan insiden
Ø Menguras tangki septik apabila:
Tangki Biofilter
a. Teknis Operasi
Ø Sebelum IPAL dioperasikan Reaktor Biofilter diisi dengan air bersih sampai penuh;
Ø Proses pembiakan mikroba dapat dilakukan secara alami atau natural karena di
dalam air limbah domestik sudah mengandung mikroba atau mikroorganisme yang
dapat menguraikan polutan yang ada di dalam air limbah atau dapat pula dilakukan
seeding dengan memberikan benih mikroba yang sudah dibiakkan;
Ø Jika pengoperasian IPAL dilakukan dengan pembiakan mikroba secara alami, proses
pemanfaatan yang stabil memerlukan waktu pembiakaan (seeding) sekitar 1-2
minggu. Waktu adaptasi tersebut dimaksudkan untuk membiakkan mikroba agar
tumbuh dan menempel pada permukaan media biofilter. Jika proses pembiakan
mikroba (seeding) dilakukan dengan memberikan benih mikroba yang sudah jadi ,
proses dapat stabil dalam waktu 1 minggu.
Ø Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya lapisan lendir atau
biofilm yang menempel pada permukaan media.
Ø Bila telah terbentuk lapisan lendir atau biofilm sudah merata, biofilter dapat
dioperasikan.
c. Teknis Pemeliharaan
Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
Ø Sedapat mungkin tidak ada sampah padat (plastik, kain, batu, pembalut, dll) yang
masuk ke dalam sistem IPAL;
Ø Diusahakan sedapat mungkin tidak ada limbah dari bengkel ( bahan bakar atau olie
) masuk ke dalam sistem IPAL;
Ø Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali atau lebih
baik sesering mungkin untuk menghindari terjadinya penyumbatan oleh sampah
padat.
Ø Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat menggaggu pertumbuhan
mikroba yang ada di dalam biofilter misalnya, cairan limbah perak nitrat, merkuri
atau logam berat lainnya.
Ø Perlu dilakukan pengurasan lumpur pada bak ekualisasi dan bak pengendapan awal
(jika ada) secara periodik untuk menguras lumpur yang tidak dapat terurai secara
biologis. Pengurasan biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali atau disesuaikan
dengan kebutuhan.
Ø Uji sampel efluen setiap 6 bulan sekali.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin setiap hari
Ø Membersihkan lantai dan jamban : setiap hari;
2) Pemeliharaan berkala:
Ø Menguras dan membersihkan bak air : 1 minggu sekali;
Ø Pemeriksaan kerusakan bangunan : 1 bulan sekali;
Ø Menguras tangki septik (IPAL) : setiap 2 – 3 tahun.
3) Pemeliharan insidentil
Ø Membongkar sumbatan di U-trap : saat terjadi penyumbatan;
Ø Lakukan penyodokan lubang plat jongkok
Ø Lakukan penggelontoran atau pembilasan
Ø Lakukan berulang kali sampai tidak terjadi genangan dilubang kloset.
Ø Pipa pembuang harus dibersihkan agar tidak tersumbat.
1. Saluran Drainase
a. Teknik Operasi
Ø Drainase mikro merupakan komponen kegiatan perbaikan infrastruktur di lingkungan
permukiman yang berfungsi sebagai penyalur air buangan rumah tangga serta
penampung air hujan dari permukaan perkerasan jalan setapak maupun jalan
lingkungan, dan bukan sebagai konstruksi pembuangan air limbah rumah tangga
Operasional dan Pemeliharaan jalan ditekankan pada pemeliharaan rutin yang bertujuan untuk
mengontrol dan merawat infrastruktur serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik untuk
mencegah kegagalan (infrastruktur tidak berfungsi secara tiba-tiba). Selain hal itu dengan
pemeliharaan rutin kerusakan kecil cepat diketahui, dapat segera diperbaiki dan tidak menjadi
kerusakan besar atau kegagalan fungsi.
Pemeliharaan Rutin pada dasarnya menjaga infrastruktur dalam keadaan seperti semula dan
mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana.
Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu infrastruktur selesai dibangun (masih dalam
keadaan baru) dan dilanjutkan seumur infrastruktur tersebut.
Pada Lampiran- , disajikan matriks tanda-tanda kerusakan konstruksi jalan,
termasuk
pencegahan dan perawatannya.
a. Teknik operasi
Ø Jalan Stapak dan Jalan Lingkungan dengan konstruksi : Paving Blok, Rabat Beton, Hotmix,
berfungsi sebagai prasarana penghubung : antar rumah atau kelompok rumah di
lingkungan permukiman, antar jalan setapak dengan jalan kolektor.
Ø Mampu dilewati oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat tanpa
mengalami kesulitan (lancar) pada saat hujan. Serta dilalui oleh kendaraan roda dua atau
empat dengan dua lajur dua arah tanpa kesulitan
Ø Jembatan titian kayu berfungsi sebagai prasarana penghubung antar rumah atau
kelompok rumah di lingkungan permukiman dengan karakteristik di daerah rawa, tepian
sungai, dan tepi laut yang terpengaruh oleh pasang surut air
b. Pengaturan operasi
Ø Memasang rambu batas maksimum berat kendaraan beserta isinya yang bisa melewati
agar kendaraan roda empat keatas tidak semua bisa melintas,
Ø Memasang Portal penghalang dengan ketinggian tertentu, sehingga kendaraan roda
empat yang melintas dapat terkontrol tonasinya,
Ø Memasang tiang penghalang (kiri/kanan) dengan ukuran lebar mobil jenis minibus.
Ø Tidak boleh membuat talud yang lebih tinggi dari berm/bahu jalan tanpa dilengkapi
saluran drainase sehingga terjadi genangan di jalan
Ø Tidak boleh memanfaatkan jalan menjadi tempat mencuci kendaraan atau barang-
barang;
Ø Tidak boleh menanam pohon di berm/bahu jalan, selain rumput pelindung bahu jalan
Pada Tabel 3, berikut disajikan tanda kerusakan konstruksi jalan termasuk pencegahan dan
perawatannya.
44 Prosedur Operasional Standar (POS) Operasional dan Pemeliharaan | Program KOTAKU
Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Infrastruktur Jalan
Penyebab Pence
Jenis Indikasi
No Kerusakan Utama Kerusak
Konstruksi Kerusakan
Kerusakan Peraw
Stabilitas lapisan • Umur
Retak garis
permukaan mulai • Traffic (over
dipermukaan
melemah load)
Stabilitas lapisan • Umur
1 Aspal Terkelupas permukaan mulai • Traffic (over
melemah load)
• Traffic man
Stabilitas lapisan permukaan (load)
Retak sarang laba- laba
dan basecourse melemah
• Drainase sa
• Berm/bahu
Stabilitas lapisan permukaan
Terbongkar dan basecourse melemah
• Umur
2 Beton Stabilitas tanah dasar (sub • Traffic (over
Melendut (banyak)
grade melemah load)
Permukaan • Sistem drainase
Peturasan tidak baik
Berlumut tidak baik
Stabilitas lapisan permukaan
Terbongkar dan basecourse melemah
• Traffic man
Stabilitas lapisan (load)
Melendut (banyak) permukaan dan subgrade • Drainase sa
melemah • Batu pengu
3 Paving Blok
• Umur kancing (ka
Pecah Lapisan permukaan • Traffic (over • Berm/bahu
load)
• Berlumut • Peturasan tidak Sistem drainase
• Tumbuh baik tidak baik
rumput • Filler
Operasional dan Pemeliharaan penerangan jalan umum ditekankan pada pemeliharaan rutin
yang bertujuan untuk mengontrol dan merawat infrastruktur serta menjaga fasilitas tetap
dalam kondisi baik untuk mencegah kegagalan (infrastruktur tidak berfungsi secara tiba-tiba).
Selain hal itu dengan pemeliharaan rutin kerusakan kecil cepat diketahui, dapat segera
diperbaiki dan tidak menjadi kerusakan besar atau kegagalan fungsi.
Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga infrastruktur dalam keadaan seperti semula dan
mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana.
Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu infrastruktur selesai dibangun (masih dalam
keadaan baru) dan dilanjutkan seumur infrastruktur tersebut.
1. Nama :………………………………………….……………………….………
Jabatan Kordinator BKM Kelurahan …..............………………, Kecamatan
………….................…………., Kota/Kabupaten …..............….........……………, untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ………………………………………….……………………….………
Jabatan : Ketua Kelompok Pemanfaat & Pemelihara Kelurahan .……….....…........
.…………................…, Kecamatan …………….................…………., Kota/Kabupaten
…..............….........……………, untuk selanjut disebut PIHAK KEDUA
(2) PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA, berupa hasil pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan (SP3) Nomor : ……………………………….
Tanggal …………………… serta Berita Acara Serah Terima Pengelolaan tanggal …………………… untuk
dimanfaatkan dan dipelihara secara berkelanjutan oleh PIHAK KEDUA;
(3) PIHAK KEDUA mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan dengan pembiayaan secara swadaya
masyarakat atau sumber lainnya.
Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(.................................................) (.................................................)
Mengetahui:
Kepala Kelurahan Tokoh Masyarakat
(.................................................) (.................................................)
NIP:
LOGO
KELURAHAN
PROVINSI ..........................................
TAHUN .....................
PEMBUKAAN
Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NSUP, diharapkan dapat
memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan tidak hanya memberikan manfaat
jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat memperluas jangkauan manfaat secara berkelanjutan.
Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang mempengaruhi
keberlanjutan fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur rencana adalah pengelolaan.
Pengelolaan yang dimaksud adalah kegiatan operasional dan pemeliharaan yang dikelola oleh lembaga
pengelola yang mempunyai program kerja termasuk rencana pembiayaan. Pengelola kegiatan
operasional dan pemeliharaan infrastruktur hasil pembangunan NSUP dilaksanakan oleh Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
MISI:
Pasal 3 Lingkup
Pelayanan
Lingkup pelayanan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi [sebutkan
lokasi
pelayanan] yang tersebar di [sebutkan nama kelurahan].
BAB II
AZAS, PRINSIP, TUJUAN & TUGAS KPP
Pasal 4
Azas & Landasan
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” berazaskan kebersamaan dan berlandaskan
kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pasal 5
Tujuan KPP
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ini bertujuan memberdayakan seluruh potensi
masyarakat melalui :
• Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih & Sehat
• Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
• Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
• Terselenggaranya pemanfaatan prasarana & sarana yang sesuai dengan fungsinya
• Terselenggaranya pemeliharaan prasarana & sarana secara berkelanjutan
• Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi
berbagai pihak
Pasal 6
Tugas & Fungsi KPP
Tugas & Fungsi KPP “[NAMA KPP]”, adalah:
1) Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus
2) Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi
kumuh
BAB III
RUANG LINGKUP (CAKUPAN PENANGANAN KEGIATAN)
Pasal 7
Ruang Lingkup Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi cakupan penanganan
kegiatan operasional & pemeliharaan sarana [sebutkan nama sarana] di [sebutkan nama lokasi
pelayanan], Kelurahan [sebutkan nama kelurahan].
BAB IV
KEANGGOTAAN / PENGGUNA PRASARANA
Pasal 8
Keanggotaan
Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah semua warga pemanfaat
sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan [sebutkan nama kelurahan].
Pasal 9
Hak dan Kewajiban
Setiap Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Rincian hak dan kewajiban anggota diuraikan dalam ART.
BAB V
RAPAT ANGGOTA PENGGUNA PRASARANA
Pasal 10
Rapat Anggota
Kekuasaan tertinggi Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ada pada rapat anggota.
Pasal 11
Rapat anggota terdiri dari rapat Triwulanan yang di Hadiri seluruh Pengurus, dan Rapat Setiap
Enam
Bulan sekali yang dihadiri seluruh Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA
KPP]”
dan rapat luar biasa yang dilakukan apabila diperlukan.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 13
Syarat-Syarat Kepengurusan
Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dipilih dari dan oleh anggota dalam
musyawarah/rapat anggota, dengan syarat-syarat pengurus diatur dalam ART.
Pasal 14 Susunan
Pengurus
Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” terdiri dari:
1. Tim Pembina:
• Camat/Kasi Pembangunan kecamatan
• Lurah/Kepala Desa
3) Anggota
1. Tim Pembina
• Memberikan pembinaan kepada pengurus KPP dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi KPP.
• Memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan KPP.
• Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP dalam rangka pembinaan.
• Memberi pendampingan kepada pengurus KPP dalam rangka peningkatan kinerja KPP.
2. Rapat Anggota
Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi
• Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
• Menetapkan pengurus
• Mengangkat dan memberhentikan pengurus
• Menetapkan program kerja
3. Ketua
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan organisasi serta program kerja
yang telah diputuskan bersama. Antara lain mencakup tugas:
• Mengkoordinir Pengurus KPP
• Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau Musyawarah
• Berkoordinasi secara rutin dengan BKM
• Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
• Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan, Dinas/Instansi terkait dan pihak
swasta atau lainnya guna meningkatkan pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan
prasarana.
• Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan pemeliharaan
prasarana.
• Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala maupun Pertanggungjawaban
Kegiatan KPP;
• Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, khususnya
kepada warga penerima manfaat;
• Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana
pendanaan P&P untuk disosialisasikan dan penyepakatan dalam musyawarah warga.
• Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan P&P dilakukan dalam
Rapat Anggota.
6. Ketua Blok
Bertugas mengelola kegiatan P&P untuk bidang prasarana & sarana masing-masing pada setiap blok
(tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara
berkala maupun insidentil kepada Koordinator Bidang. Cakupan wilayah kerja Ketua Blok hanya pada
satu RT. Ketua Blok dibantu oleh Petugas Tekns dan Petugas Keuangan untuk setiap bidang
prasarana & sarana masing-masing. Untuk menjalankan prinsip transparansi, maka Ketua Blok harus
menyampaikan laporan pelaksanaan & keuangan kepada warga pemanfaat/anggota secara berkala.
7. Petugas Teknik
• Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana;
• Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan & perbaikan prasarana;
• Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga;
• Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada Ketua Blok
• Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan..
8. Petugas Keuangan
• Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan pemanfaatan & pemeliharaan
setiap prasarana & sarana di masing-masing blok
• Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan
• Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok.
• Mengarsipkan seluruh laporan.
9. Anggota
• Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi yang sama dalam setiap
kegiatan;
• Mentaati aturan pemanfaatan & pemeliharaan yang sudah ditetapkan
• Mengikuti rapat/pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
• Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan;
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 15
1) Tim Pembina Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah Pemerintah Daerah
dari SKPD terkait, yang di Ketuai oleh Asisten II Sekretaris Daerah bidang Ekonomi dan
Pembangunan.
2). Anggota Tim Pembina adalah SKPD terkait yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, BPMD dan
Dinas
Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dikoordinasikan oleh BAPPEDA.
BAB VIII
PENGELOLAAN KEGIATAN PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN
Pasal 16
Pengelolaan kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan sarana & prasarana dilakukan oleh KPP [nama KPP].
BAB IX
PEMBIAYAAN PEMANFAATAN & PEMELIHARAAN
Pasal 17
Sumber Pembiayaan Kegiatan Pemanfaatan & Pemeliharaan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara
(KPP)
“[NAMA KPP]”diperoleh dari:
1) Kontribusi Warga Pemanfaat
2) Bantuan Pemerintah
3) Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
4) Pengembangan Potensi Prasarana
BAB X
PELAPORAN & EVALUASI
Pasal 18
1) Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali
dalam
setahun.
2) Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina.
Pasal 19
1) Pembubaran KPP dilakukan apabila pengelolaan kegiatan KPP tidak sesuai lagi dengan tujuan yang
telah disepakati.
2) Mekanisme pembubaran KPP diusulkan oleh dua per tiga anggota melalui rapat anggota luar biasa.
BAB XII
SANGSI
Pasal 20
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 21
1). Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” yang ditetapkan dan disyahkan
oleh rapat anggota.
2). AD ini dapat diubah berdasarkan keputusan rapat anggota.
3). AD ini berlaku sejak ditetapkan.
Pasal 6
Setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam hal:
1. Menyatakan pendapat
2. Memberikan suara
3. Lain-Lain
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 7
1. Tim Pembina:
• Asiten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan
• Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
• Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota
• Kepala BPMD Kabupaten/Kota
• Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Bilamana seorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya, maka jabatannya dapat ditempati oleh
anggota yang lain atas dasar pengangkatan pengurus.
Pasal 9
Hak dan kewajiban pengurus adalah mengetahui semua bentuk penerimaan dan penggunaan dana
serta wajib memberikan laporan kepada seluruh anggota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-
masing.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 10
Sumber pembiayaan berasal dari kontribusi warga pemanfaat melalui iuran/retribusi maupun dari
bantuan pihak-pihak lain yang tidak mengikat dan hasil dari pengembangan usaha produktif.
BAB VI
PROGRAM DAN RENCANA KERJA
Pasal 12
Penyusunan dan Penetapan Program dan Rencana Kerja di lakukan dengan cara rapat anggota
dengan
cara melibatkan semua anggota KPP [nama KPP].
Pasal 13
Masa Berlaku Program dan Rencana Kerja selama 1 tahun.
BAB VII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 14
Rapat anggota dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 15
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.
BAB IX
PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN
Pasal 16
Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali dalam
setahun.
Pasal 17
Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh Ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Tata cara dan penetapan perubahan ART dilakukan dengan cara musyawarah bersama seluruh anggota
KPP [nama KPP].
Ketua Sekretaris
[ ] [ ]
Mengetahui:
Ketua Tim Pembina KPP [nama KPP]
[ ]
KELURAHAN : ...............................
KECAMATAN : ...............................
KOTA : ...............................
PROVINSI : ...............................
Jenis
Jumlah Iuran Golongan
No Nama Pelanggan (KK) Kelamin Alamat Keterangan
(Rupiah) *)
(L/P)
TOTAL
Dibuat Oleh, Disahkan oleh : Mengetahui:
Ketua KPP Kepala Kelurahan Koordinator BKM
Volume
Golongan Jumlah Uang Yang
Pemakaian Air
No Nama Pelanggan Pelanggan Dibayar (Rupiah) Keterangan
(M3)
TOTAL
TOTAL
TOTAL
TOTAL
DATA UMUM :
Bentang (m) :
Kelas Pembebanan :
Kelas Jalan :
Tahun Pembuatan :
LHR / Lalu Lintas Harian Rata2 :
BANGUNAN ATAS :
Tipe Bangunan Atas :
Jenis Lantai : Lebar :
Jenis Kerusakan
1 Struktur Bangunan Atas :
2 Lantai :
Sketsa :
Kondisi : Kondisi :
Jenis : Jenis :
Bahan : Bahan :
PONDASI PONDASI
Dimensi : Dimensi :
Kondisi: Kondisi:
Kerusakan : Kerusakan :
Bangunan Pengaman :
Skesa :
Muka air rendah ter- hadap muka jbt.lama : Sifat tebing sungai :
Muka air normal ter- hadap muka jbt.lama : Sifat aliran sungai :
DATA UMUM :
a.
b.
c.
d.
BANGUNAN ATAS :
Tipe Bangunan :
Jenis Kerusakan
1.
2.
Jenis : Jenis :
Bahan : Bahan :
Dimensi : Dimensi :
Kondisi: Kondisi:
Kerusakan : Kerusakan :
Bangunan Pengaman :
Skesa :
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
1 2 3 4 5 6
Saldo Awal
1 2 3 4 5 6
Saldo Awal
1 2 3 4 5
1. PENDAPATAN:
2. PENGELUARAN :
Biaya Pemanfaatan
a. Administrasi dan Umum : Rp…………………….
b. BOP Infrastruktur Air Bersih : Rp…………………….
c. BOP Infrastruktur Persampahan : Rp…………………….
d. BOP Infrastruktur Sanitasi/MCK : Rp…………………….
Jumlah Biaya Pemanfaatan : Rp…………………….
1. SALDO AWAL
a. Bank : Rp…………………….
b. Kas : Rp…………………….
JUMLAH SALDO AWAL : Rp…………………… .
2. PENERIMAAN:
a. Penerimaan Pemanfaatan : Rp…………………….
b. Penerimaan Non Pemanfaatan : Rp…………………….
TOTAL PENERIMAAN : Rp…………………… .
3. PENGELUARAN :
a. Pengeluaran Pemanfaatan : Rp…………………….
b. Pengeluaran Non Pemanfaatan : Rp…………………….
TOTAL PENGELUARAN : Rp…………………… .
4. SALDO AKHIR
a. Bank : Rp…………………….
b. Kas : Rp…………………….
JUMLAH SALDO AKHIR : Rp…………………….
Catatan :
Jumlah Saldo Awal + Jumlah Penerimaan Harus Sama Dengan Jumlah Pengeluaran + Jumlah Saldo
AKhir
RUMUS &
NO BEBAN BIAYA & ITEM PERHITUNGAN BESARAN/ NILAI KODE NILAI KETERAN
PERHITUNGAN
DATA & JENIS PERALATAN/KENDARAAN
JUMLAH KEPALA KELUARGA (KK) PEMANFAAT 350,00 KK
1 MERK/TYPE KENDARAAN VIAR / Motor Rod
2 KAPASITAS (CC) 200 (10 hp)
3 UMUR EKONOMIS (TAHUN) 7 A
4 JAM KERJA PER TAHUN (JAM) 3.130 W
5 HARGA POKOK (Rp) 24.000.000 B
6 HARGA BBM (Rp) 7.050 h1 Jenis premium (R
7 HARGA PELUMAS (Rp) 35.000 h2 (Rp)/Liter
8 BUNGA MODAL 2% i (%)
9 PAJAK KENDARAAN PER TAHUN (Rp) 300.000 F
BIAYA TETAP (FIXED COST)/JAM KERJA ALAT
1 NILAI SISA 15 % x B 1.410 C
i (1+i)ᶺA 0,0172 D1
2 FAKTOR ANGSURAN MODAL (1+i)ᶺA-1 1,0934 D2
(1+i)ᶺA-1 0,0158 D=D1/D2
(B-C) x D + 0,2C + F 300.370,87 E1
3 FIXED COST/JAM KERJA ALAT W 3.650 E2
82,29 E = E1/E2
BIAYA OPERASI/JAM (OPERATION COST)
15 % x B
1 SUKU CADANG & BAN 11,50 G
100 X W
7xB
2 BENGKEL & PERBAIKAN KENDARAAN 536,74 H
100 X W
DATA DASAR
3 Jumlah pelanggan C 80 kk
BIAYA OPERASIONAL -
2 Biaya Pemakaian
Rata-rata
No. Fasilitas Rp./Pakai
KK/har
Biaya O&P/KK/bulan
Dibulatkan