Anda di halaman 1dari 343

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

KATA PENGANTAR

K a t a  P e n g a n t a r                                                              |i

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Tentang Pedoman Pengguna Pedoman Tabel Pengguna Pedoman Daftar Singkatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud 1.3. Tujuan 1.4. Sasaran 1.5. Ruang lingkup 1.6. Prinsip dan Pendekatan 1.6.1. Prinsip 1.6.2. Pendekatan BAB 2 KOMPONEN PROGRAM 2.1. Komponen Program BAB 3 ORGANISASI 3.1. Organisasi Pelaksana Tingkat Pusat 3.1.1. 3.1.2. 3.1.3. 3.1.4. 3.1.5. Tim Pengendali Tim Pengarah Tim Pelaksana Teknis Executing Agency Project Coordination and Monitoring Unit ( PCMU) i ii vii vii viii ix 1-1 1-1 1-2 1-2 1-2 1-3 1-4 1-4 1-5 2-1 2-1 3-1 3-1 3-1 3-1 3-2 3-3 3-3

ii|D a f t a r  I s i 



PedomanPelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.1.6. 3.1.7. 3.1.8. 3.2.1. 3.2.2. 3.2.3. 3.2.4. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Pusat Inspektorat Jenderal Kementrian Pekerjaan Umum Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Pemerintah Provinsi Tim Pengarah Provinsi Unit Pelaksana Program Provinsi/Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Provinsi 3.3. Organisasi Pengelola Tingkat Kabupaten/Kota 3.3.1. 3.3.2. 3.3.3. 3.3.4. Pemerintah Kabupaten/Kota Tim Pengarah Kabupaten/Kota Unit Pelaksana Program Kabupaten/Kota District Project Implementation Unit (DPIU) Satuan Kerja ( Satker) dan Pejabat Pembuat 3-11 3-12 (Pokjasan 3-12 3-13 Kelurahan (Pokjasan 3-14 3-15 3-15 3-17 3-18 Komitmen (PPK) Tingkat Kabupaten/Kota 3.4. Organisasi Pelaksana Tingkat Kecamatan 3.4.1 Kelompok Kecamatan) 3.5. Organisasi Pelaksana Tingkat Kelurahan 3.5.1 Kelompok Kelurahan 3.6. Organisasi Pengelola Tingkat Masyarakat 3.6.1. BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) 3.6.2. Kelompok Swadaya Masyarakat Sanitasi (KSM Sanitasi) 3.6.3. Kader Masyarakat Kerja Sanitasi Kerja Sanitasi Kecamatan 3-8 3-8 3-9 3-9 3-8 3-5 3-5 3-6 3-6 3-6 3-7 3-4

3.2. Organisasi Pelaksana Tingkat Provinsi

D a f t a r  I s i                                                                    |iii

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.7. Konsultan Manajemen 3.7.1. 3.7.2. 3.7.3. BAB 4 National Project Manajement Consultant (NPMC) Regional Project Manajement Consultant ( RPMC) Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) 3-19 3-19 3-20 3-24 4-1 4-1 4-2 4-2 4-2 4-3 4-3 5-1 5-1 5-1 5-1 Pengolahan Air 5-2 5-3 5-3 5-4 5-5 5-5 5-6 5-8 5-8 5-9 Bawah (Instalasi Bangunan Atas ( MCK Umum) Bangunan Limbah/IPAL ) 5.3. Instalasi Pengolahan Limbah Komunal ( IPAL Komunal) 5.3.1. 5.3.2. 5.4.1. 5.4.2. 5.5.1. 5.5.2. Komponen Perpipaan : Saluran Pembuangan Komunal Komponen Pengolah Limbah Bio Digester

KETENTUAN PELAKSANAAN

4.1. Penetapan Lokasi Sasaran 4.2. Penerima Manfaat 4.3. Pendanaan 4.3.1. Sumber Dana 4.3.2. Penerima Dana 4.3.3. Mekanisme Pencairan Dana BAB 5 KRITERIA TEKNIS 5.1. Umum 5.2. MCK Umum 5.2.1. 5.2.2.

5.4. Sistem Pengolah Limbah

Baffled Reactor (Tangki Septic Bersusun)


Pembuangan Ke Sungai Pengurasan Dengan Truk Tinja

5.5. Sistem Pembuangan

iv|D a f t a r  I s i 



PedomanPelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 BAB 6 TAHAPAN PELAKSANAAN 6.1. Umum 6.2. Tahapan Penyiapan Warga 6.2.1. 6.2.2. 6.3.1. 6.3.2. 6.3.3. Sosialisasi Awal Tingkat Kelurahan Rembug Kelurahan I Review PJM Pronangkis Pelaksanaan Pemetaan Sanitasi Kelurahan Penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi (Community Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP) 6.3.4. 6.3.5. 6.3.6. 6.3.7. 6.3.8. 6.3.9. 6.3.10 6.4.1. 6.4.2. 6.5.1. 6.5.2. 6.5.3. Rembug Kelurahan II Rembug Tingkat RT/RW I (Penyiapan Pemetaan RPA) Pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan RPA Rembug Tingkat RT/RW II (Penetapan Titik Lokasi Infrastruktur dan Pembentukan KSM) Penyusunan RKM Penyusunan DED dan RAB Pengajuan Dokumen Rencana Pembangunan Rembug Tingkat RT/RW III Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Rembug Tingkat RT/RW IV Serah Terima Infrastruktur Operasi Dan Pemeliharaan Oleh Masyarakat 6-19 6-22 6-22 6-24 6-24 6-27 6-44 6-44 6-47 6-48 6-12 6-14 6-15 6-16 6-1 6-1 6-4 6-4 6-5 6-9 6-9 6-9 6-11

6.3. Tahapan Perencanaan

6.4. Tahap Pelaksanaan FISIK

6.5. Tahap Operasi Dan Pemeliharaan Oleh Masyarakat

D a f t a r  I s i                                                                    |v

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 BAB 7 PENGENDALIAN 7.1. Umum 7.2. Pemantauan 7.3. Pelaporan 7.4. Evaluasi Program 7.4.1. Indikator Kinerja Program 7.5. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat 7.6. Tindak Pengamanan /Safeguard 7.6.1 7.6.2. 7.6.3. Safeguard Pembebasan Lahan dan Pemukiman kembali Safeguard Lingkungan Safeguard pada kelompok rentan/marjinal 7-1 7-1 7-2 7-2 7-4 7-4 7-5 7-7 7-7 7-8 7-9 7-9 8-1 8-1 8-2 8-3 8-3 8-5 8-5 8-5 8-5 8-16 9-1 9-1

7.7. Keterlibatan Perempuan, Kelompok Rentan/Marjinal dan Penduduk Miskin BAB 8 OPERASI DAN PEMELIHARAAN 8.1. Umum 8.2. Pengelolaan 8.3. Jangkauan Pelayanan 8.4. Tata Cara 8.5. Pendanaan 8.6. Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota 8.7. Pengoperasian Sarana Sanitasi 8.7.1. 8.7.2. 9.1. Penutup LAMPIRAN Sarana MCK Umum Sistem Komunal

BAB 9 PENUTUP

vi|D a f t a r  I s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

TENTANG PEDOMAN
Pedoman umum Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SPBM) disusun untuk menjembatani dan memberikan arah bagi seluruh pelaku baik dari aparat pemerintah, konsultan, fasilitator dan masyarakat dalam melaksanakan program. Pedoman umum ini memuat penjelasan ringkas konsep Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) terkait dengan prinsip dan pendekatan; komponen program, organisasi pelaksana; mekanisme pendanaan; pemantauan dan evaluasi; pengendalian kegiatan; operasional dan pemeliharaan hasil kegiatan. Pedoman ini akan dilengkapi dengan pedoman yang lebih rinci terdiri dari: (i) pedoman pelaksanaan (memuat penjelasan tata cara pelaksanaan tahapan program), (ii) pedoman teknis (memuat penjelasan teknis dan tata cara pembangunan prasarana/sarana sanitasi). Tentu masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan pedoman umum ini karena itu saran dan masukan sangat diperlukan untuk perbaikan dan pegembangan lebih lanjut.

PENGGUNA PEDOMAN
Penyelenggaraan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dari berbagai pihak dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan, mulai dari masyarakat, fasilitator, konsultan sampai dengan aparat pemerintah. Pedoman umum ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi semua pihak secara proporsional sehingga mampu melaksanakan program secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

T e n t a n g  P e d o m a n  &  P e n g g u n a  P e d o m a n                             |vii

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Tabel Pengguna Pedoman No. 1. Pelaku Pengelola Program (di seluruh level x x x x Manfaat Memahami filosofi program secara utuh Dasar pelaksanaan kebijakan pengendalian program Acuan dalam penilaian kinerja pelaksanaan program Membangun kemitraan dan sinergi program pembangunan

2.

Organisasi Masyarakat (BKM/LKM,UPK, UPL,UPS,Pokja san kel, KSM) Masyarakat, kader masyarakat

x Acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan x Membangun koordinasi, kemitraan dan sinergi dengan stakeholder x Menjamin ketepatan sasaran dan penerima manfaat x Memahami aturan yang harus diikuti dalam pelaksanaan tahapan kegiatan x Mendapatkan gambaran kesempatan yang ditawarkan dalam program x Mengembangkan kontrol sosial x Acuan Pelaksanaan Pendampingan Masyarakat x Pengendalian kualitas pekerjaan x Acuan penyusunan rencana kerja pelaksanaan dan evaluasi program

3.

4.

Fasilitator Program (konsultan manajemen, fasilitator masyarakat) Kelompok Peduli

5.

x x x x x

Memahami tata cara pelaksanaan program Melakukan kontrol sosial Melakukan advokasi Membangun kemitraan dan sinergi Mengembangkan jaringan kelembagaan

viii|T a b e l  P e n g g u n a  P e d o m a n               

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

DAFTAR SINGKATAN
ADB APBD APBN BAPPEDA BAPPENAS BASPK Bawasda BKM BLM BOP BPKP CPMU CSIAP CTPS DJCK DIPA DPIU EA FISSA FGD FM GAP GoI Kemen PU Kemenkeu Kemenkes Kemendiknas KPA KPPN Asian Development Bank Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Negara Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan Badan Pengawas Daerah Badan Keswadayaan Masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat Biaya Operasional Proyek Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Central Project Management Unit Community Sanitation Improvement Action Plan Cuci Tangan Pakai Sabun Direktorat Jenderal Cipta Karya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran District Project Implementation Unit Executing Agency Financial Statement for Special Account Focussed Group Discussion Fasilitator Masyarakat Gender Action Plan Government of Indonesia Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Keuangan Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan Nasional Kuasa Pengguna Anggaran Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara

D a f t a r  S i n g k a t a n                                                           |ix

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 KSM LKM LMK LMP LP2K LSM M&E MDG MIS MTPRP MPA NPMC NTDMT O&M O&P PA PAC PBM PCMU PCR Pemda PJM Pronangkis PHBS PPHLN PHAST PNPM PPIU PPK-PLP PPM PPMS P2KP QPR RAB RKM Kelompok Swadaya Masyarakat Lembaga Keswadayaan Masyarakat Laporan Manajemen Keuangan Laporan Manajemen Proyek Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat Monitoring dan Evaluasi Millennium Development Goals Management Information System Medium-Term Poverty Reduction Plan Methodology for Participatory Assessment National Project Management Consultant (Konsultan Manajemen Pusat) National Training Design and Management Team Operation and Maintenance Operasi dan Pemeliharaan Pengguna Anggaran Public Awareness Campaign Pembangunan Berbasis Masyarakat Project Coordination and Monitoring Unit Project Completion Report Pemerintah Daerah Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pengelolaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Participatory Hygiene and Sanitation Transformation Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Provincial Project Implementation Unit Pejabat Pembuat Komitmen Penyehatan Lingkungan Permukiman Pengelolaan Pengaduan dan Masalah Project Performance Monitoring System Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) Quarterly Progress Report (Laporan Triwulan) Rencana Anggaran Biaya Rencana Kegiatan Masyarakat

x| D a f t a r  S i n g k a t a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 RPMC RPJM Satker SIM SP2D SP2K SP3 SPBM SPM TKK TNP2K UPK UPL UPS USRI WA Regional Provincial Management Consultant (Konsultan Manajemen Regional) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Sistem Informasi Manajemen Surat Perintah Pencairan Dana Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Surat Perintah Membayar Tim Koordinasi Kabupaten Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Unit Pengelola Keuangan Unit Pengelola Lingkungan Unit Pengelola Sosial Urban Sanitation and Rural Infrastructure Withdrawl Application

D a f t a r  S i n g k a t a n                                                           |xi

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 1
1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN

Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) merupakan salah satu komponen Program Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) yang diselenggarakan sebagai program pendukung PNPM-Mandiri. Program ini bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok untuk turut berpartisipasi memecahkan berbagai permasalahan yang terkait pada upaya peningkatan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Mekanisme penyelenggaraan Program Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat melalui pelibatan masyarakat secara utuh dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari pengorganisasian masyarakat, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan program sampai dengan upaya keberlanjutan, khususnya dalam hal peningkatan kualitas prasarana dan sarana sanitasi berbasis masyarakat dalam rangka mendukung upaya pencapaian target MDG pada 2015, yaitu menurunkan sebesar separuh dari proporsi penduduk yang belum memiliki akses sanitasi dasar serta sasaran RPJMN 2010-2014 dalam bidang sanitasi yaitu stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan peningkatan layanan pengelolaan air limbah. Program SPBM ini dilaksanakan secara bertahap di 1350 kelurahan yang berada di 34 kabupaten/kota di 5 provinsi terpilih yang sebelumnya menjadi lokasi pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP), lokasi kelurahan tersebut telah menerima dana BLM minimal sebanyak 3 kali siklus. Hal ini merupakan perwujudan dari sinergi diantara program pembangunan yang dilaksanakan oleh
P e n d a h u l u a n                                                          b a b 1 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 pemerintah. Pada pelaksanaan nantinya program ini akan menggunakan lembaga masyarakat (BKM/LKM) yang sudah ada dan mempunyai rekam jejak dan kinerja yang baik dalam mengelola program pemberdayaan masyarakat. Melalui pelaksanaan Program SPBM ini masyarakat akan merencanakan program, memilih jenis prasarana/sarana sanitasi komunal yang sesuai dengan kebutuhan, menyusun rencana kerja, melakukan pembangunan konstruksi serta mengelola dan melestarikan hasil pembangunan. 1.2. MAKSUD Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana sanitasi komunal berbasis masyarakat khususnya bagi kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin. 1.3. TUJUAN Tujuan Program SPBM adalah: 1. Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi praktik hidup bersih dan sehat masyarakat. 2. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan lembaga masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan layanan sanitasi yang berkelanjutan. 3. Tersedianya sistem sanitasi komunal yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. 1.4. SASARAN Sasaran Program SPBM adalah: 1. Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi praktik hidup bersih dan sehat melalui kegiatan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);

b a b 1 |2P e n d a h u l u a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Tersedianya sarana dan prasarana penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi komunal) 3. Meningkatnya secara yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dapat dalam penyelenggaraan dan masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan; kemampuan prasarana/sarana penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi komunal) partisipatif, Rencana transparan, Aksi dipertanggungjawabkan berkelanjutan; 4. Tersusunnya Perbaikan Sanitasi

(Community

Sanitation

Improvement Action Plan/CSIAP) yang responsif kepada upaya peningkatan


kualitas sanitasi masyarakat; 5. Meningkatnya kemampuan perangkat pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan khususnya di sektor penyehatan lingkungan permukiman; 1.5. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Program SPBM adalah: 1. Penyediaan prasarana/sarana sanitasi masyarakat meliputi: (i) fasilitas MCK komunal dan (ii) instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal; 2. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah dalam hal perencanaan dan pembangunan khususnya terkait dengan upaya penyehatan lingkungan permukiman berbasis masyarakat. Kegiatan penyehatan lingkungan permukiman melalui penyediaan sistem sanitasi komunal berbasis masyarakat dilaksanakan secara terpadu, mengacu pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RIPJM), Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK), PJM Pronangkis (Medium Term Poverty Reduction

Plan/MTPRP) dan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi (Community Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP) yang telah disusun.

P e n d a h u l u a n                                                          b a b 1 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 1.6. PRINSIP DAN PENDEKATAN 1.6.1. Prinsip Prinsip dasar Program SPBM adalah: 1. Tanggap kebutuhan, masyarakat yang layak mengikuti program akan bersaing mendapatkan program dengan cara menunjukkan komitmen serta kesiapan untuk melaksanakan sistem sesuai dengan pilihannya. 2. Pengambilan keputusan berada sepenuhnya ditangan masyarakat, peran pemerintah dan konsultan pendamping hanya sebatas sebagai fasilitator. 3. Masyarakat menentukan, merencanakan, membangun dan mengelola sistem yang mereka pilih sendiri, dengan difasilitasi oleh konsultan pendamping yang mempunyai pengalaman dalam bidang teknologi pengolahan limbah dan pendampingan sosial. 4. Pemerintah berperan memfasilitasi inisiatif kelompok masyarakat, bukan sebagai pengelola sarana. Prinsip penyelenggaraan Program SPBM adalah: 1. Dapat diterima; Pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah kelurahan sehingga didukung dan diterima oleh masyarakat. Hal ini berlaku mulai dari saat pemilihan lokasi dan penentuan solusi teknis (jenis prasarana/sarana mekanisme masyarakat. 2. Transparan; Penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur masyarakat dan perangkat pemerintah daerah sehingga memungkinkan terjadinya pengawasan dan evaluasi oleh semua pihak. dan pilihan teknologi dan yang digunakan), serta penentuan penetapan pelaksanaan kegiatan pengadaan,

mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi

b a b 1 |4P e n d a h u l u a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Dapat dipertanggungjawabkan; Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh masyarakat. 4. Berkelanjutan; Penyelenggaraan kegiatan harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan yang ditandai dengan adanya pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana secara mandiri oleh masyarakat pengguna. 5. Kerangka Jangka Menengah; Penyelenggaraan dilaksanakan pada kerangka jangka menengah sebagai dasar upaya peningkatan akses terhadap pelayanan prasarana dan sarana sanitasi bagi penduduk miskin, kaum perempuan dan kelompok rentan/ marjinal. 6. Sederhana, Tata cara, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan kegiatan bersifat sederhana, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh seluruh stakeholder. 1.6.2. Pendekatan Program SPBM merupakan program pembangunan prasarana dan sarana sanitasi, dengan pendekatan: 1. Pemberdayaan Masyarakat, artinya seluruh proses implementasi kegiatan (tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan) melibatkan partisipasi aktif masyarakat berdasarkan kesamaan kepentingan dan kebutuhan; 2. Keberpihakan kepada penduduk miskin, kaum perempuan dan kelompok rentan/marjinal, artinya orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil kegiatan ditujukan kepada kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin/masyarakat berpenghasilan rendah;

P e n d a h u l u a n                                                          b a b 1 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Otonomi dan desentralisasi, artinya pemerintah daerah dan masyarakat bertanggungjawab penuh pada penyelenggaraan program dan keberlanjutan prasarana/sarana terbangun; 4. Partisipatif, artinya masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dari perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin; 5. Keswadayaan, artinya masyarakat menjadi faktor utama dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan, melalui keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan serta pemeliharaan hasil kegiatan; 6. Keterpaduan program pembangunan, artinya program yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan program pembangunan yang lain; 7. Penguatan Kapasitas Kelembagaan, artinya pelaksanaan kegiatan diupayakan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah, lembaga masyarakat dan stakeholder lainnya dalam pelaksanaan pembangunan penyehatan lingkungan permukiman; dan pemanfaatan, dengan memberikan kesempatan secara luas partisipasi aktif

8. Kesetaraan dan keadilan gender, artinya terdapat kesetaraan antara kaum


pria dan dan perempuan dalam setiap tahap pembangunan dan dalam pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan secara adil;

b a b 1 |6P e n d a h u l u a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 2
2.1.

KOMPONEN PROGRAM

KOMPONEN PROGRAM Komponen program Sanitasi Sanitasi Perkotaan Berbasi Masyarakat (SPBM) terdiri dari: 1. Pendampingan Masyarakat Komponen ini bertujuan memberdayakan masyarakat agar sadar sanitasi dan merubah perilaku hidup menjadi lebih bersih dan lebih sehat. Komponen ini meliputi: i) Sosialisasi program kepada masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan. ii) Fasilitasi masyarakat yang mencakup review identifikasi masalah dan kebutuhan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan, evaluasi kapasitas masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta proses pengambilan keputusan. iii) Penguatan kelembagaan dan kapasitas masyarakat dalam upaya peningkatan penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi dan hygiene) melalui kegiatan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). iv) Pemberdayaan masyarakat dalam penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi atau Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP) yang responsif terhadap upaya penyehatan lingkungan permukiman. v) Pendampingan masyarakat dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana terbangun untuk menjamin keberlanjutan dan kelestarian hasil kegiatan.

K o m p o n e n  P r o g r a m                                                 b a b 2 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Di tingkat kelurahan sasaran, pelaksanan program akan melibatkan organisasi masyarakat (Lembaga/Badan Keswadayaan Masyarakat (LKM/BKM) yang merupakan organisasi masyarakat yang berperan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Program SPBM diprioritaskan untuk memberikan kesempatan secara aktif bagi masyarakat setempat terutama kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin pada setiap tahapan kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan dan pengambilan keputusan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat akan melibatkan fasilitator teknik yang akan bertugas dalam tim fasilitator yang melaksanakan proses terdiri dari fasilitator pemberdayaan sanitasi, fasilitator manajemen dan pendampingan mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pembangunan fisik dan pengelolaan serta pemeliharaan. 2. Pembangunann Melalui Sarana Sanitasi komunal Berbasis Masyarakat,

melalui penyediaan dana block grant untuk setiap kelurahan sasaran. komponen ini akan diberikan dana block grant Bantuan Langsung penyediaan Masyarakat (BLM) maksimal sebesar Rp.350 juta (tiga ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap kelurahan sasaran, yang digunakan untuk prasarana dan sarana sanitasi komunal masyarakat. Sarana sanitasi komunal yang dimaksud adalah sistem sanitasi bersama yang meliputi : Sarana MCK komunal Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang sesuai dengan kebutuhan

Rincian penggunaan dana BLM adalah: a) maksimal 5% untuk untuk biaya persiapan, perencanaan dan operasional, b) maksimal 35% untuk biaya upah dan c) minimal 60% untuk biaya konstruksi.

b a b 2 |2K o m p o n e n  P r o g r a m 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Dana operasional tidak diperbolehkan dialokasikan sebagai gaji dan hanya diperbolehkan untuk biaya perjalanan, pembelian alat tulis, materai dan perlengkapan lainnya serta pelaporan dan dokumentasi. 3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/ kota). Komponen peningkatan kapasitas pemerintah daerah ini merupakan rangkaian kegiatan yang berorientasi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan tata pemerintahan yang baik (good governance). Komponen ini meliputi: i) Pelatihan Perencanaan Partisipatif, meliputi kegiatan coaching/pelatihan yang difasilitasi oleh RPMC (Regional down Provincial dan Management up serta Consultant) terkait dengan perencanaan partisipatif dan sinergi perencanaan masyarakat. ii) Penguatan kapasitas dalam hal pengelolaan pengaduan dan masalah, melalui pengembangan unit penanganan pengaduan dan masalah untuk mengelola pengaduan masyarakat sebagai dukungan pelaksanaan kontrol sosial masyarakat dalam memantau pelaksanaan program. Unit penanganan pengaduan dan masalah ini diarahkan dikembangkan sampai dengan di level kelurahan. pembangunan top bottom pengembangan kapasitas bagi perangkat pemerintah daerah dan

iii) Penguatan kapasitas dalam hal pengelolaan dan pengendalian data dan
pelaporan (Sistem Informasi Manajemen), di tingkat kota/kabupaten, dengan tujuan agar pemerintah daerah dapat memantau, mengendalikan dan mengelola perkembangan pelaksanaan kegiatan program secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

K o m p o n e n  P r o g r a m                                                 b a b 2 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

b a b 2 |4K o m p o n e n  P r o g r a m 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 3

ORGANISASI

Penyelenggaraan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) melibatkan berbagai komponen pelaksana dan instansi terkait yang berjenjang dari tingkat kelurahan, kota/kabupaten, provinsi sampai tingkat pusat dengan struktur organisasi tergambar pada Gambar 3.1. Dalam bab ini, akan dibahas organisasi pelaksana Program SPBM pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kelurahan: 3.1. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PUSAT 3.1.1. Tim Pengendali Sebagai bagian dari PNPM Mandiri maka program SPBM akan dibawah kendali dari Tim Pengendali PNPM Mandiri dan Pokja AMPL tingkat Nasional. 3.1.2. Tim Pengarah Tim Pengarah Program SPBM, akan menggunakan Tim Pengarah AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) yang terdiri dari unsur-unsur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) melalui SK Kepala Bappenas. Tugas Tim Pengarah adalah: 1. 2. Merumuskan kebijakan, strategi dan program bidang sanitasi. Melakukan koordinasi, pengedalian dan pemantapan pelaksanaan program sanitasi.

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. 4. Memberikan arahan dalam upaya percepatan pencapaian tujuan dan sasaran Millenium Development Goal bidang sanitasi. Mengembangkan dan mengarahkan pelaksanaan pembangunan bidang sanitasi dan sumber-sumber pembiayaannya. 3.1.3. Tim Pelaksana Teknis Tim Pelaksana Teknis Program SPBM akan menggunakan Tim Pelaksana Teknis AMPL, terdiri atas pejabat Eselon II dari Ditjen Pelaksana Kegiatan yang diangkat melalui SK Bappenas, dan di ketuai oleh Direktur Permukiman dan Perumahan, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas dan Pokja AMPL. Tim Pelaksana Teknis di tingkat pusat antara lain bertugas untuk: 1. 2. 3. Merumuskan pelaksanaan; Mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi; Menilai hasil, manfaat dan dampak dari pelaksanaan SPBM terhadap pengurangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin; 4. 5. Mengusulkan pilihan-pilihan peningkatan efektifitas pelaksanaan SPBM kepada Tim Pengarah; Merumuskan konsep kebijakan operasional, perencanaan dan mekanisme pengendalian SPBM yang dituangkan dalam bentuk berbagai pedoman dan surat edaran; 6. Memberikan arahan kepada CPMU terkait dengan daya program; 7. Melaksanakan hal-hal lain yang ditentukan oleh Tim Pengarah; kebijakan pelaksanaan program serta menjamin efektifitas dan efisiensi pendayagunaan sumber konsep kebijakan operasional, koordinasi, perencanaan,

b a b 3 |2O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.1.4. Executing Agency Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bertugas selaku Executing Agency yang merupakan institusi Tugas dari Executing Agency antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Menyusun kebijakan penyelenggaraan Program SPBM; Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan Program SPBM; Membentuk Central Project Management Unit (CPMU); Melaporkan penyelenggaraan program kepada Tim Pengendali PNPM-Mandiri dan pihak lender; Menyusun program dan perencanaan anggaran serta kegiatan tahunan; penyelenggara SPBM dan bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggara program.

3.1.5. Central Project Management Unit (CPMU) CPMU dibentuk di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui SK Dirjen Cipta Karya. Tugas CPMU antara lain: 1. Melaksanakan tugas Executing Agency; 2. Melaksanakan peduli; 3. Membangun kemitraan diantara stakeholder khususnya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; 4. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan Program SPBM; 5. Menyiapkan pedoman umum, pedoman pelaksanaan, dan pedoman teknis; sosialisasi dan pelatihan, peningkatan pemahaman dan stakeholder terkait dan kelompok dukungan terhadap program kepada

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6. Menyusun dan mengajukan pemenuhan persyaratan prior review kepada pihak lender mengenai: i) ToR konsultan; ii) CSIAP dan RKM dari dua kelurahan untuk setiap provinsi; iii) SP3, kontrak masyarakat dari dua kelurahan sasaran pada setiap provinsi; 7. Memfasilitasi pembukaan rekening khusus untuk Program SPBM; 8. Melakukan kegiatan pengelolaan/manajemen keuangan; 9. Melakukan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan program dari tingkat nasional sampai di tingkat kelurahan; 10. Melakukan monitoring dan evaluasi program; 11. Melakukan penyusunan withdrawl application (WA), termasuk kelengkapan dokumen pendukungnya serta mengirimkan WA (melalui Kemenkeu) ke ADB; 12. Menyusun permohonan pengisian kembali rekening khusus; 13. Menyusun Financial Statement for Special Account (FISSA), Quarterly Progress Report (QPR), dan laporan keuangan tahunan serta melaporkannya kepada pihak ADB; 14. Memberikan arahan dan supervisi kepada konsultan manajemen proyek, di tingkat pusat dan daerah; 15. Menyusun Project Completion Report (PCR) dan laporan akhir keuangan kepada pihak ADB; 16. Melaporkan semua progres penyelenggaraan kepada Tim Pengendali PNPMMandiri; 3.1.6. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen Tingkat Pusat Kegiatan Program SPBM di tingkat pusat berada pada Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum. Kelembagaan Satker PLP ditingkat pusat terdiri dari

b a b 3 |4O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara. Tugas Satker Tingkat Pusat antara lain : 1. Berkoordinasi dengan CPMU dalam penyelenggaraan program di tingkat pusat; 2. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana; 3. Merekrut National Project Management Consultant (NPMC) dan Regional Project Management Consultant (RPMC); 4. Memberikan arahan kepada NPMC dan RPMC terkait dengan penyelenggaraan program ; 5. Membina Satker tingkat provinsi dan kabupaten/kota; 6. Mengumpulkan laporan pelaksanaan satker tingkat provinsi dan kabupaten/kota, termasuk pengumpulan SP2D; 7. Melakukan monitoring dan evaluasi program; 8. Mengumpulkan laporan dari National Project Management Consultant (NPMC) dan Regional Project Management Consultant (RPMC); 9. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan e-Monitoring; 10. Menyusun dan menyampaikan laporan yang diatur dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); 3.1.7. Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum berperan dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program. 3.1.8. Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) BPKP selaku auditor pemerintah bertugas untuk melakukan audit terhadap pelaksanaan program mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan.

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.2. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT PROVINSI 3.2.1. Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Gubernur, adalah sebagai penanggung jawab pelaksanaan program di kabupaten sasaran di wilayah provinsi yang bersangkutan. Gubernur bertanggungjawab mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian program. Tugas Gubernur antara lain : 1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Program SPBM di wilayah kerjanya; 2. Membina dan mengendalikan penyelenggaraan Program SPBMdi wilayah kerjanya; 3. Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PU; 4. Membentuk Tim Pengarah Provinsi dan Provincial Project Implementation Unit (PPIU). 3.2.2. Tim Pengarah Provinsi (TPPr) Tim Pengarah Provinsi (TPPr) Program SPBM akan menggunakan TPPr yang sama dengan yang telah dibentuk dalam PNPM Mandiri, yaitu Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang anggotanya Tugas TPPr antara lain: 1. Mensosialisasikan program di tingkat provinsi; 2. Memberikan arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian program; 3. Memantau dan melakukan evaluasi di tingkat provinsi; 4. Melakukan pertemuan dengan PPIU, TPK dan DPIU sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun; 5. Menyusun laporan penyelenggaraan dan melaporkan kepada Executing Agency; terdiri dari dinas/instansi terkait bersama-sama dengan Pokja AMPL tingkat Propinsi.

b a b 3 |6O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.2.3. Unit Pelaksana Program Provinsi/Provincial Project Implementation Unit (PPIU) PPIU dibentuk di tingkat provinsi dalam lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, dan ditetapkan melalui SK Gubernur. Tugas PPIU antara lain : 1. Melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi program; 2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan; 3. Melakukan koordinasi dengan stakeholders setempat; 4. Mengajukan pemenuhan persyaratan prior review kepada pihak lender melalui CPMU untuk 2 (dua) PJM Pronangkis hasil review dan RKM dari masing-masing provinsi; 5. Mengkoordinasikan kabupaten; 6. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat di tingkat provinsi; 7. Mengumpulkan SP2D dari tingkat kabupaten (dari DPIU) dan menyampaikannya kepada CPMU; 8. Menyusun laporan keuangan program di tingkat provinsi; 9. Menyusun Laporan Kemajuan Keuangan dan Fisik tingkat Provinsi berdasarkan Laporan Kemajuan Keuangan dan Fisik kabupaten; 10. Melaporkan Laporan Kemajuan Keuangan dan Fisik serta semua progres penyelenggaraan kepada CPMU; 11. Melaporkan hasil kemajuan pelaksanaan kegiatan kepada Tim Pengarah Provinsi secara berkala. kegiatan, monitoring dan pelaporan di tingkat

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |7

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.2.4. Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitment Tingkat Provinsi Kegiatan SPBM di tingkat provinsi berada pada Satuan Kerja Pengembangan PLP Provinsi dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum. Kelembagaan Satker PLP Provinsi terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara. Tugas Satuan Kerja Tingkat Provinsi antara lain : 1. Mendukung PPIU dalam menyelenggarakan program; 2. Merekrut Fasilitator Masyarakat; 3. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana; 4. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI); 5. Melakukan koordinasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU; 6. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada PPIU dan CPMU;

3.3.

ORGANISASI PENGELOLA TINGKAT KABUPATEN/KOTA 3.3.1. jawab Pemerintah Kabupaten / Kota pelaksanaan program di kabupaten/kota. Tugas dari pemerintah Pemerintah Kabupaten/kota dalam hal ini Bupati/ Walikota, sebagai penanggung kabupaten/kota adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan wilayah kerjanya. Tugas Bupati/Walikota antara lain: 1. 2. 3. 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Program SPBM di wilayah kerjanya; Membina dan mengendalikan penyelenggaraan SPBM di wilayah kerjanya; Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PU; Membentuk Tim Pengarah Kabupaten/Kota, District Project Implementation Unit (DPIU). Program SPBM di

b a b 3 |8O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.3.2. Tim Pengarah Kabupaten/Kota (TPK) Tim Pengarah Kabupaten/Kota (TPK), akan menggunakan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang telah dibentuk dalam program PNPM Mandiri, yang terdiri dari pejabat dari instansi/dinas terkait dengan koordinator berasal dari TKPKD Kabupaten/Kota. Tugas dari Tim Pengarah Kabupaten antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Mensosialisasikan program pada tingkat kabupaten, kecamatan dan kelurahan; Memberi arahan dalam pelaksanaan dan pengendalian program di wilayah kerjanya; Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program di tingkat kabupaten; Melakukan pertemuan dengan DPIU dan Perangkat Kelurahan sekurangkurangnya 2 (dua) kali dalam setahun; Menyusun laporan penyelenggaraan Program SPBM di wilayahnya dan melaporkannya kepada TPPr melalui PPIU; 3.3.3. Unit Pelaksana Program Kabupaten/Kota District Project

Implementation Unit (DPIU) DPIU dibentuk di tingkat kabupaten/kota dalam lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya atau dinas terkait lainnya dan ditetapkan melalui SK Bupati/Walikota. Tugas DPIU antara lain: 1. Menyelenggarakan Program SPBM; 2. Melaksanakan sosialisasi di wilayah kerjanya; 3. Mengumpulkan baseline data kelurahan; 4. Mendistribusikan pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis sampai tingkat kelurahan;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |9

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5. Mereview dan menyetujui Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi (CSIAP), hasil review PJM Pronangkis dan Rencana Kerja Masyarakat (RKM); 6. Mengajukan pemenuhan persyaratan prior review kepada pihak lender melalui PPIU untuk 2 (dua) CSIAP dan RKM, serta 2 (dua) SP3 kelurahan dari masing-masing provinsi; 7. Melaksanakan program di wilayah kerjanya dengan dukungan TAMK (RPMC) dan Fasilitator, yang meliputi: a. Perencanaan: penyusunan CSIAP dan RKM yang responsif terhadap program sanitasi/penyehatan lingkungan permukiman dan memastikan ketersediaan lahan. b. Pelaksanaan: fasilitasi pembentukan Pokja Sanitasi, KSM Sanitasi , pelaksanaan fisik dan supervisi; c. Paska Pelaksanaan: serah terima infrastruktur kegiatan, pelestarian hasil pelaksanaan kegiatan; 8. Menjamin bahwa kebijakan kesetaraan kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan peduli penduduk miskin (pro-poor) telah disebarluaskan ke kelurahan sasaran dan tercantum di dalam usulan kegiatan; 9. Melakukan pendampingan teknis dan sosial kepada BKM/LKM dan KSM Sanitasi; 10. Menjamin bahwa CSIAP dan RKM telah mengakomodir aspirasi dari kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan peduli pada penduduk miskin (pro-poor); 11. Menjamin keterbukaan informasi dalam pelaksanaan program; 12. Mengkoordinasikan kegiatan, monitoring dan pelaporan di tingkat kota/kabupaten dan kelurahan sasaran; 13. Melaksanakan pengelolaan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat di tingkat Kabupaten/kota dan melaporkan ke PPIU dan CPMU; 14. Menyusun Laporan Kemajuan Keuangan dan Fisik berdasarkan SP2D;

b a b 3 |10O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 15. Mengumpulkan dan menyampaikan SP2D dari tingkat kabupaten/kota kepada CPMU melalui PPIU; 16. Menyusun Laporan Keuangan tahunan dan penjelasannya sebagai bahan audit dengan mengakomodasikan SAI; 17. Menyampaikan Laporan Kemajuan Keuangan dan Fisik serta semua progres penyelenggaraan kepada PPIU; 18. Melaporkan seluruh hasil kegiatan kepada Tim Pengarah Kabupaten/Kota secara berkala; 3.3.4. Satuan Kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmetn (PPK) Tingkat Kabupaten/Kota Kegiatan Program SPBM di tingkat kabupaten/kota berada pada Satuan Kerja Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kabupaten/Kota dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU. Kelembagaan Satker PIP Kabupaten/Kota terdiri dari Kepala Satuan Kerja (Kasatker, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara. Penyelenggaraan SPBM di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPK PLP). PPK PLP tingkat kabupaten/kota bertugas mengelola anggaran SPBM di tingkat kabupaten/kota yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas Satuan Kerja Tingkat Kabupaten/kota antara lain : 1. Mendukung DPIU dalam menyelenggarakan program di tingkat kabupaten; 2. Melakukan pencairan dan pengelolaan dana; 3. Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan kepada DPIU; 4. Membuat laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan E monitoring; 5. Memeriksa dokumen pendukung ; 6. Melakukan koordinasi dengan TAMK-RPMC;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |11

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7. Membantu penyelesaian masalah yang muncul di wilayahnya; 8. Melakukan pembinaan kepada BKM/LKM dan KSM Sanitasi.

3.4.

ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KECAMATAN 3.4.1. Kelompok Kerja Sanitasi Kecamatan (Pokjasan Kecamatan) Kerja Sanitasi (Pokjasan) Kecamatan diusulkan oleh Pokjasan Kelompok

Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sebagai bagian dari Tim Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota (Pokja AMPL). Pokjasan kecamatan merupakan wadah koordinasi yang bersifat non struktural bagi pembangunan dan pengelolaan sanitasi di tingkat kecamatan. Pokjasan kecamatan bertanggung jawab kepada Pokjasan kota/kabupaten. Pokjasan diketuai oleh camat dan dibantu Seksi Pembangunan (Sekretaris Pokjasan kelurahan), bidang perencanaan, bidang sosialisasi dan advokasi dan bidang monitoring dan evaluasi, dengan komposisi masing-masing bidang satu orang koordinator dan satu orang anggota yang berasal dari masyarakat. Tugas pokok pokjasan kecamatan adalah mengoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dalam perwujudan pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan Pokjasan kecamatan bertugas antara lain: 1. Mengoordinasikan perencanaan pembangunan sanitasi di wilayah kecamatan; 2. Mengoordinasikan proses menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan masyarakat, organisasi masyarakat dan aparat pemerintahan di wilayah kecamatan untuk terlibat dalam mengarusutamakan pembangunan sanitasi; 3. Mengoordinasi, membina dan memfasilitasi pokja sanitasi kelurahan dalam menjalankan tugas perencanaan pembangunan sanitasi;

b a b 3 |12O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.5. ORGANISASI PELAKSANA TINGKAT KELURAHAN Pemerintah kelurahan, dalam hal ini Lurah, antara lain bertugas untuk: 1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Program SPBM di wilayah kerjanya; 2. Menyelenggarakan Rembug Kesiapan Masyarakat (sosialisasi awal) dan memfasilitasi Rembug Warga selanjutnya; 3. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan dan penduduk miskin dalam setiap tahapan kegiatan; 4. Memantau penerapan prinsip-prinsip SPBM; 5. Menjamin kompetisi KSM Sanitasi, melalui forum Rembug Masyarakat Kelurahan; 6. Memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP); 7. Mengetahui dan menyetujui hasil perencanaan dan pelaksanaan tahapan kegiatan ; 8. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan Program SPBM; 9. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kegiatan; 10. Menyiapkan sekretariat/posko berdiskusi di tingkat masyarakat. 11. Turut menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang dibuat oleh BKM/LKM; 12. Memfasilitasi KSM Sanitasi dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan hasil infrastruktur terbangun; 13. Menerima prasarana/sarana sanitasi terbangun dari pemerintah daerah dan meneruskan pengelolaannya kepada masyarakat melalui KSM Sanitasi; 14. Membina pelestarian hasil kegiatan dalam tahap paska konstruksi; 15. Mendukung implementasi CSIAP melalui sinkronisasi program dan channeling ke stakeholders lainnya; 16. Membina KSM Sanitasi sehingga dapat berfungsi secara berkelanjutan. sebagai pusat informasi serta tempat

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |13

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.5.1. Kelompok Kerja Sanitasi Kelurahan (Pokjasan Kelurahan) Kelompok Kerja Sanitasi (Pokjasan) Kelurahan diusulkan oleh Pokjasan Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sebagai bagian dari Tim Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota (Pokja AMPL). Pokjasan Kelurahan merupakan wadah koordinasi yang bersifat non struktural bagi pembangunan dan pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan. Pokjasan kelurahan bertanggung jawab kepada Pokjasan kecamatan. Pokjasan diketuai oleh lurah dan dibantu Seksi Pembangunan (Sekretaris Pokjasan kelurahan), bidang perencanaan, bidang sosialisasi dan advokasi dan bidang monitoring dan evaluasi, dengan komposisi masing-masing bidang satu orang koordinator dan satu orang anggota yang berasal dari masyarakat. Tugas pokok Pokjasan kelurahan adalah mengoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dalam perwujudan pengelolaan sanitasi di tingkat kelurahan Pokjasan kelurahan bertugas antara lain: 1. 2. 3. Menyusun Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi di tingkat kelurahan (Community Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP) bekerja sama dengan BKM/LKM; Menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan sanitasi; Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Program SPBM di wilayah kelurahan dan melaporkan hasilnya ke Pokjasan Kecamatan/Kabupaten/Kota.

b a b 3 |14O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.6. ORGANISASI PENGELOLA TINGKAT MASYARAKAT Masyarakat merupakan pelaku utama dalam pelaksanaan program di tingkat kelurahan, sehingga keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari proses penyiapan masyarakat, sosialiasasi, perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaannya. Pengelolaan Program SPBM di tingkat kelurahan dilaksanakan masyarakat melalui dengan organisasi/lembaga masyarakat dan kelompok swadaya didampingi oleh tim fasilitator. 3.6.1. BKM/LKM dan telah

Sesuai dengan prinsip keterpaduan program, maka dalam pelaksanaan kegiatan SPBM ini akan menggunakan lembaga masyarakat yang sudah ada berperan aktif dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM MP), yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang ada di lokasi kelurahan sasaran yang memiliki kinerja baik. BKM/LKM adalah penanggung jawab pelaksanaan Program SPBM di tingkat masyarakat. Komposisi keanggotaan BKM/LKM diharapkan memenuhi syarat minimal 40% perempuan. Dalam pelaksanaan kegiatan BKM/LKM akan melibatkan juga Unit Pelaksana Teknis dibawahnya seperti UPL, UPK dan UPS dan perwakilan masyarakat yang akan terlibat dalam Kelompok Kerja Sanitasi Kelurahan (Pokjasan kelurahan). Secara rinci tugas BKM/LKM dalam Program SPBM adalah: 1. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai Program SPBM secara terus menerus di tingkat masyarakat; 2. Mengidentifikasi permasalahan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman di tingkat kelurahan; 3. Menyelenggarakan rembug masyarakat kelurahan dan rembug warga;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |15

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 4. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin dalam setiap tahapan kegiatan; 5. Menyusun Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi (Community Sanitation Improvement Action Plan) bersama-sama dengan Pokjasan kelurahan; 6. Mereview Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM); 7. Mengajukan CSIAP dan RKM kepada DPIU untuk diverifikasi; 8. Memfasilitasi pembentukan KSM Sanitasi ; 9. Membuka rekening bantuan dana blockgrant sanitasi (rekening dalam bentuk dual account, antara Ketua dan Bendahara BKM); 10. Menjamin dan memfasilitasi terlaksananya transparansi kegiatan; 11. Menandatangani kontrak kerja dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SPBM dengan melampirkan: berita acara dan daftar hadir Rembug Kesiapan Masyarakat dan Rembug Kelurahan; 12. Melakukan pengajuan pencairan dana kepada PPK dengan lampiran dokumen hasil pelaksanaan tahapan kegiatan, foto copy buku rekening bank dan foto copy buku kas umum yang dilengkapi nota/bukti pengeluaran; 13. Membuat Laporan Buku Kas Umum dan mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran sebagai bagian dari dokumen pencairan dana; 14. Menyusun laporan pencairan dan pengelolaan dana; 15. Memonitor pelaksanaan kegiatan fisik harian; 16. Mengelola pengaduan masyarakat; 17. Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan; 18. Menyelenggarakan rembug kelurahan untuk menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal seminggu sekali; 19. Mempublikasikan laporan kemajuan kegiatan melalui papan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak minimal seminggu sekali; 20. Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan;

b a b 3 |16O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 21. Menyelenggarakan musyawarah kelurahan untuk menyampaikan laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, dan penggunaan dana, kemudian menyampaikannya kepada DPIU melalui Satker kabupaten/kota; 22. Berkoordinasi dengan Tim Pokja Sanitasi (AMPL) di tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota; 23. Menyampaikan laporan kepada Tim Pengarah di tingkat kabupaten melalui Satker Kabupaten/kota; 24. Memfasilitasi penyediaan data dan dokumen pendukung terkait dalam pelaksanaan audit kegiatan SPBM; 3.6.2. Kelompok Swadaya Masyarakat Sanitasi (KSM Sanitasi ) dibentuk melalui musyawarah masyarakat dengan bentuk dan

KSM Sanitasi

susunan struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan minimal 40% keanggotaannya adalah kaum perempuan. Tugas KSM Sanitasi antara lain : 1. Menyusun 2. Menyusun Rencana rencana Kerja pendanaan Masyarakat operasi dan (RKM) pembangunan sebelum sarana/prasarana sanitasi, DED, RAB dengan difasilitasi oleh fasilitator, pemeliharaan pelaksanaan kegiatan dimulai. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan dapat diperoleh melalui swadaya maupun melalui sumber pendanaan APBD Kelurahan. Rencana jumlah dana operasional dan pemeliharaan yang harus dikumpulkan adalah: x Pada saat Pencairan BLM Tahap I, minimal 40% dari rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan per tahun yang besarannya ditetapkan dalam rembug kelurahan; x Pada saat Pencairan BLM Tahap II, minimal 30% dari rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan per tahun;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |17

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x Pada saat Pencairan BLM Tahap III, 30% dari rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan per tahun; 3. Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan pembangunan prasarana/sarana sanitasi secara rutin kepada BKM/LKM, dilengkapi dengan bukti dokumen yang diperlukan,. 4. Melakukan koordinasi dengan Pokjasan kelurahan, BKM/LKM, Kader Masyarakat dan Fasilitator Masyarakat selama pelaksanaan konstruksi; 5. Menyelenggarakan sistem operasi dan pemeliharaan prasarana/sarana terbangun; 6. Bersama melakukan terbangun; 7. Melaporkan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pengumpulan dan pengelolaan dana kepada Pemerintahan Kelurahan dan masyarakat. 3.6.3. Kader Masyarakat warga setempat yang memiliki kemampuan mengajak dan BKM/LKM, koordinasi terkait Kader Masyarakat, Pokja dan dan Pemerintah DPIU dan Kelurahan Pemerintah dengan operasi AMPL,

Kabupaten/kota

pemeliharaan

prasarana/sarana

Di masing-masing lokasi kelurahan sasaran akan dipilih Kader Masyarakat, yang berasal dari SPBM. Tugas dan fungsi Kader Masyarakat antara lain menjadi narasumber yang terkait dengan kondisi kelurahan, dan bertindak sebagai mediator, pengarah, sekaligus menjadi motivator bagi masyarakat untuk melaksanakan program yang diharapkan. SPBM agar pelaksanaan program di tingkat kelurahan dapat mencapai tujuan dan sasaran mendorong masyarakat lainnya untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan Program

b a b 3 |18O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.7. KONSULTAN MANAJEMEN Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Program SPBM didukung oleh konsultan yang memberi pendampingan teknis dan pemberdayaan yang ditempatkan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota dan Kelurahan. Tugas konsultan manajemen di tingkat pusat dan daerah adalah sebagai berikut: 3.7.1. National Project Management Consultant (NPMC) NPMC bertugas untuk memberikan dukungan manajemen dan teknis kepada CPMU dalam menyelenggarakan Program SPBM agar pelaksanaan program dapat sesuai dengan prinsip-prinsip, pendekatan, kriteria dan indikator keberhasilan pelaksanaan program. NPMC akan terdiri dari: i) Team Leader, ii) Deputy TL untuk RIS, iii) Deputy TL untuk Sanitasi, iv) Tenaga Ahli Finansial Manajemen, v) Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat/Gender, vi) Tenaga Ahli Public Awareness Campaign, vii) Tenaga Ahli Monitoring dan Evaluasi Kinerja, viii) Tenaga Ahli Safeguard, dan ix) Tenaga Ahli Pelatihan. NPMC bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya kepada CPMU. Tugas NPMC antara lain: 1. Memberikan dukungan teknis dan manajemen kepada CPMU dalam penyelenggaraan Program SPBM di tingkat pusat; 2. Membantu CPMU dalam pelaksanaan peningkatan kapasitas bagi staff CPMU, PPIU, DPIU, RPMC dan Fasilitator masyarakat; 3. Melakukan pengendalian pelaksanaan Program SPBM; 4. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut penanganannya kepada CPMU; 5. Melakukan evaluasi program yang mencakup pencapaian tujuan dan sasaran program; 6. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan CPMU, PPIU dan DPIU;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |19

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan fisik dan keuangan, laporan mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan formatformat yang telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan, dan laporan lainnya yang disepakati dalam kontrak; 8. Menyusun dan melaporkan kemajuan fisik dan keuangan pelaksanaan program kepada CPMU dan kepada Satker Pusat; 3.7.2. Regional Project Management Consultant (RPMC) RPMC berkedudukan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bertugas mendukung PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan program dan selalu berkoordinasi dengan NPMC. RPMC bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya kepada CPMU melalui Satker Pusat, PPIU,DPIU dan NPMC. Di tingkat provinsi RPMC, disebut sebagai Tim Tenaga Ahli Manajemen Provinsi (TAMPr), terdiri dari : i) Team Leader, ii) Tenaga Ahli Finansial/Co Team Leader, iii) Tenaga Ahli Sanitasi iv) Tenga Ahli Community Development, v) Tenaga Ahli Pelatihan, dan vi) Tenaga Ahli Safeguard. Di tingkat kota/kabupaten RPMC terdiri dari Tenaga Ahli Manajemen

Kabupaten/kota (TAMK) dan tim pendukung. Pada tahap persiapan, RPMC berkewajiban menyiapkan pelaksanaan sosialisasi, diseminasi dan pelatihan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan narasumber dari Tim Pengarah, CPMU dan NPMC. Pada tahap pelaksanaan, dalam RPMC bertanggung program jawab di untuk melakukan dan pendampingan, supervisi dan monitoring serta memberikan dukungan teknis dan manajemen penyelenggaraan tingkat provinsi kabupaten/kota.

b a b 3 |20O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Secara rinci tugas dan tanggung jawab RPMC adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Membantu TPPr dan PPIU dalam mensosialisasikan Program SPBM kepada stakeholder kabupaten termasuk TAMK; Membantu Satker Provinsi dan PPIU dalam pengelolaan manajemen proyek mencakup progres fisik dan keuangan, serta penyaluran dana; Melakukan pendampingan kepada PPIU dan DPIU dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan sosialisasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota; Menjamin penerapan prosedur dan pedoman dalam aspek pemberdayaan masyarakat, sosial, lingkungan dan pelaksanaan fisik; Menjamin penerapan Quality Assurance pada setiap tahapan pelaksanaan program; Menjamin penyebarluasan informasi program melalui media informasi dan komunikasi; Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan kabupaten/kota; 8. 9. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta tindak lanjut dan melaporkan hasilnya kepada PPIU/DPIU; Memberikan saran dan masukan kepada National Training Design and Management Team (NTDMT) dalam persiapan materi dan modul pelatihan; 10. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan NPMC, PPIU, DPIU, Satker Pusat, Satker Provinsi dan Satker Kabupaten dalam penyelenggaraan program; 11. Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan pelaksanaan (sosialisasi, persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaan); 12. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan bulanan, laporan interim dan laporan akhir serta melaporkannya kepada PPIU dan CPMU melalui Satker Pusat; program dengan memberikan dukungan teknis dan managemen program di tingkat

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |21

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 13. Menyusun LMP (Laporan Manajemen Proyek) dan LMK (Laporan Manajemen Keuangan) pelaksanaan tingkat Provinsi untuk dilaporkan kepada PPIU; 14. Menyusun draft laporan penilaian dampak proyek; Dalam pelaksanaanya, pendampingan RPMC di tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/Kota (TAMK) yang bertugas mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan capacity building bagi para pelaksanaan program di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan melalui sosialisasi dan pelatihan, pemantauan dan pemberian dukungan teknis dalam penanganan permasalahan serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang sudah dilaksanakan. TAMK bertanggung jawab langsung atas mutu pelaksanaan program kepada DPIU dengan wajib berkoordinasi dengan RPMC tingkat provinsi, NPMC serta Satker Kabupaten/kota. Tugas dan tanggung jawab TAMK antara lain: Membantu DPIU dalam perencanaan kegiatan SPBM di tingkat

kabupaten/kota; Membantu penyiapan pelaksanaan Rembug Kelurahan dan penyiapan penerapan prosedur dan pedoman baik teknis maupun non teknis seperti pemberdayaan prasarana; masyarakat, sosial, lingkungan, teknis pelaksanaan

Memberikan dukungan upaya penyadaran sanitasi dan upaya promosi perubahan perilaku masyarakat melalui program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); Memberikan dukungan teknis dalam proses perencanaan kegiatan di tingkat kelurahan; Memberikan BKM/LKM;


dukungan

kepada

Satker

Kabupaten/kota

dalam

hal

persetujuan hasil review PJM Pronangkis/RKM dan RAB yang disusun oleh

b a b 3 |22O r g a n i s a s i 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Melakukan pelatihan kepada BKM/LKM dan KSM dalam penyusunan administrasi pelaporan dan pengelolaan keuangan; Mendukung Tenaga Ahli Pelatihan dalam penyiapan kebutuhan pelatihan program; Mendukung Tenaga Ahli Pelatihan dalam pemantuan hasil pelatihan dan evaluasinya; Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan tahapan kegiatan; di wilayah kerjanya;

Memberikan dukungan teknis dan manajemen pada pelaksanaan program Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif tindak lanjut penanganannya kepada DPIU dan BKM/LKM; koordinasi dan Melakukan evaluasi pelaksanaan Program SPBM di wilayah kerjanya; Melakukan komunikasi dengan DPIU, Kabupaten/kota, RPMC dan FM;

Satker

Mengumpulkan data pencairan dana/rekapitulasi SPM dan SP2D di lingkup wilayah kerjanya dan disampaikan kepada RPMC; Menjamin spesifikasi teknis prasarana/sarana Sanitasi yang direncanakan oleh BKM/LKM sesuai dengan Petunjuk Teknis yang ditetapkan; Memfasilitasi penyusunan rencana Operasi dan Pemeliharaan; Melaksanakan verifikasi perencanaan dan verifikasi dokumen pencairan;

Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kemajuan fisik dan keuangan, telah ditetapkan, serta menyusun laporan triwulan, dan laporan lainnya yang disepakati dalam kontrak;

laporan mingguan dan laporan bulanan sesuai dengan format-format yang

Meningkatkan peran KSM Sanitasi untuk keberlanjutan dan pengembangan prasarana/sarana terbangun; LMP (Laporan Menyusun DPIU. Manajemen Proyek) dan LMK (Laporan Manajemen Keuangan) tingkat Kabupaten/Kota untuk dilaporkan kepada

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |23

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.7.3. Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan pelaku utama pendamping pelaksanaan program secara langsung di tingkat masyarakat kelurahan. Jumlah Fasilitator disesuaikan dengan jumlah kelurahan sasaran dengan mempertimbangkan aksesibilitas pendampingan dan kondisi lapangan, dengan jumlah 30% dari total fasilitator adalah perempuan. Setiap tim Fasilitator terdiri dari 5 (lima) orang untuk menangani kurang lebih 3 (tiga) kelurahan. Terdiri dari 2 (dua) orang fasilitator pemberdayaan sanitasi, 2 (dua) orang fasilitator teknik dan 1 (satu) orang fasilitator manajemen. Fasilitator mempunyai tugas mendampingi masyarakat dalam melaksanakan Program SPBM dan penerapan prinsip-prinsip program. Fasilitator Pemberdayaan Sanitasi bertanggung jawab dalam: (i) mempromosikan kesehatan dan perilaku higienis serta sanitasi di level masyarakat dan sekolah melalui program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS), (ii) mengoordinasi masukan-masukan penting untuk peningkatan kebiasaan sanitasi dan perilaku higienis, (iii) mengoordinasi sumber daya dan masukan untuk promosi/kampanye, pelatihan dan pemantauan sanitasi dan higienis. Tugas Fasilitator Pemberdayaan Sanitasi adalah : 1. Mendampingi dan memberdayakan masyarakat khususnya Pokjasan, BKM/LKM dan KSM Sanitasi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program PHBS; 2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat, guru, kelompok perempuan mengenai perubahan perilaku sanitasi dan higienis di lingkungan mereka. 3. Melaksanakan pelatihan lokakarya Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST) kepada kelompok perempuan (remaja dan lakilaki) berkolaborasi dengan guru, pekerja kesehatan, pekerja sanitasi, ibu rumah tangga dan kelompok terkait.

b a b 3 |24O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 4. Memfasilitasi dan mendukung BKM/LKM dalam penyusunan CSIAP dan mendukung KSM Sanitasi dalam menyusun rencana pembangunan (RKM) sesuai dengan panduan dan ketentuan, termasuk mereview rencana tersebut untuk menjamin bahwa sudah terdapat program PHBS; 5. Menjamin bahwa kelompok penerima manfaat termasuk perempuan, kelompok rentan dan penduduk miskin sudah dilibatkan pada saat proses persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi; 6. Memfasilitasi proses penilaian, analisis dan rencana kerja yag dilakukan oleh BKM/LKM dan KSM dengan menggunakan tahapan PHAST, berkaitan dengan penyusunan CSIAP dan RKM. 7. Mendukung program Cuci Tangan Pake Sabun (CPTS), mendukung perilaku baik (good practices) dalam hal pengolahan dan penyimpanan air. 8. Memberi dukungan dan pendampingan kepada guru berkaitan dengan pelaksanaan program kesehatan sekolah termasuk pemantauan kualitas air, tes kontaminasi, pembasmian cacing dan kegiatan lainnya; 9. Memberikan dukungan dan pendampingan kepada tim masyarakat dan lingkungan lainnya; 10. Memantau efektifitas kegiatan penyehatan dan sanitasi masyarakat dan sekolah melalui pemantauan rutin, survey cepat penyakit yang ditularkan melalui air (water borne diseases) dan membangun kelompok peduli terarah (focussed group) yang beranggotakan guru, pekerja sanitaisi, ibu rumah tangga dan relawan kesehatan; 11. Mendukung sehat (PHBS); pusat kesehatan masyarakat dan sekolah dalam mempromosikan program perbaikan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan kesehatan lokal, termasuk pekerja sanitasi, ibu rumah tangga dan sumberdaya penyehatan

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |25

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 12. Mendukung kelompok perempuan lokal untuk mempromosikan dan meningkatkan kesadaran ibu yang mempunyai bayi dan balita berkaitan dengan diare dan penyakit yang ditularkan melalui air lainnya. 13. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat Kecamatan dan kelurahan pada setiap tahapan kegiatan; 14. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan disampaikan kepada RPMC/TAMK (Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/kota). Tugas Fasilitator Teknik adalah : 1. Melakukan sosialisasi dan penyebarluasan program kepada seluruh masyarakat; 2. Melakukan pendampingan dalam rembug kelurahan, rembug warga dan pelatihan kepada BKM/LKM dan KSM Sanitasi terkait dengan aspek teknis pelaksanaan program; 3. Mendampingi masyarakat khususnya Pokjasan, BKM, Kader Masyarakat, KSM Sanitasi dan aparat kelurahan untuk melakukan identifikasi permasalahan sanitasi dan kebutuhan prasarana/sarana; 4. Melakukan pelatihan penyusunan administrasi dan pelaporan BKM/LKM dan KSM Sanitasi; 5. Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan CSIAP dan RKM; 6. Melakukan verifikasi terhadap hasil penyusunan CSIAP dan RKM; 7. Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan Perencanaan Teknis (Detailed Engineering Design/DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB); 8. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pencairan dana; 9. Melakukan pendampingan teknis dan pengawasan kepada BKM dan KSM Sanitasi pada saat pelaksanaan pembangunan prasarana/sarana sanitasi;

b a b 3 |26O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 10. Melakukan pendampingan teknis terhadap KSM Sanitasi dalam penyusunan mekanisme operasi dan pemeliharaan. 11. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat Kecamatan dan kelurahan dalam penyelenggaraan program pada setiap tahapannya; 12. Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada pengelola kegiatan di tingkat kelurahan dalam pengendalian dan pelaporan pelaksanaan; 13. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan disampaikan kepada TAMK (Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/kota). Tugas Fasilitator Manajemen adalah : 1. 2. Melakukan sosialisasi dan penyebarluasan program kepada seluruh masyarakat; Melakukan pendampingan musyawarah desa dan pelatihan kepada BKM/LKM dan KSM Sanitasi terkait dengan aspek manajemen pelaksanaan program; 3. Mendampingi masyarakat khususnya Pokjasan, BKM/LKM, Kader Masyarakat, KSM Sanitasi dan perangkat pemerintahan kelurahan dalam melakukan identifikasi permasalahan sanitasi; 4. 5. 6. Melakukan penyiapan masyarakat untuk mengikuti sosialisasi, rembug kelurahan dan pelatihan; Melakukan pendampingan dalam hal kelembagaan dan manajemen kegiatan; Pendampingan kepada BKM/LKM/Pokjasan dan KSM Sanitasi dalam menyusun CSIAP dan RKM;

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |27

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7. Melakukan pendampingan secara rutin kepada masyarakat desa di wilayah kerjanya mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan laporan pertanggungjawaban; 8. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di tingkat kecamatan dan kelurahan dalam penyelenggaraan program pada setiap tahapannya; 9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan disampaikan kepada TAMK (Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten/Kota).

b a b 3 |28O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Gambar 3.1 Organisasi Pelaksana SPBM

K e m e n tr ia n P U

T im P e n g e n d a li P N P M M a n d ir i

TINGKAT PUSAT

NPMC

S a tk e r P L P PPK

D itje n C ip ta K a r y a (E x e c u tin g A g e n c y )

T im K o o r d in a s i P r o p in s i T im T e k n is P r o v in s i (P o k ja A M P L )

PCMU

TINGKAT PROPINSI

RPMC
P r o v in c ia l M anagem ent C o n s u lta n t T im K o o r d in a s i P r o p in s i

S a tk e r P L P P P K P L P P r o p in s i

P P IU

T im T e k n is P r o v in s i (P o k ja A M P L )

TINGKAT KOTA/KABUPATEN

D is tr ic t M anagem ent C o n s u lta n t

S a tk e r P L P Satker PIP P P K P L P K o ta / K oK ta Ku ap ba u tp a/b ea nt e n

D P IU

T im K o o r d in a s i K o ta /K a b u p a te n T im T e k n is K o ta / K a b u p a te n (P o k ja AM PL)

T im K o o r d in a s i K e c a m a ta n (P o k ja s a n K e c .)

T im F a s ilita t o r M a s y a r a k a t (T e k n is d a n P e m b e rd a y a a n )

B K M /L K M
K a d e r M a s y a ra k a t

L u r a h d a n P o k ja s a n K e lu r a h a n

TINGKAT KELURAHAN

: G a r is P e n g e n d a lia n : G a r is P e la p o r a n : G a r is K o o r d in a s i : G a r is P e m b in a a n K S M S a n ita s i d a n M a s y a r a k a t P e n e r im a M a n fa a t

O r g a n i s a s i                                                           b a b 3 |29

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

b a b 3 |30O r g a n i s a s i 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 4
4.1.

KETENTUAN PELAKSANAAN

PENETAPAN LOKASI SASARAN Kriteria kabupaten/kota sasaran dalam Program Sanitas Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) didasarkan pada adanya Strategi Sanitasi Kota/SSK (City Sanitation Strategy) yang didukung dengan surat jaminan kesiapan keikutsertaan didalam program dan dukungan terhadap pembangunan sanitasi masyarakat (community-lead sanitation development). Kriteria kelurahan sasaran adalah kelurahan yang pernah menjadi lokasi sasaran program PNPM Mandiri Perkotaan (PNPM MP) dan telah menerima minimal 3 kali siklus dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) serta memiliki kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitasi. Alokasi total lokasi sasaran Program SPBM adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Alokasi Sasaran Program SPBM No 1. 2. 3. Lokasi Sasaran Provinsi Kabupaten/kota Kelurahan Keterangan 5 provinsi (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) 34 kabupaten yang terletak di 5 provinsi terpilih dan telah memiliki/menyiapkan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Total sebanyak 1.350 kelurahan, yang sebelumnya menjadi lokasi Program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK)  adalah dokumen rencana pembangunan sanitasi jangka menengah tingkat kabupaten/kota yang bersifat komprehensif dan terintegrasi untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi. Didalamnya terkandung visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi, zona dan sistem layanan sanitasi,isuisu strategis dalam pengelolaan sanitasi, strategi pembangunan sanitasi sertaprogramjangkamenengahdantahunan. SSK berguna sebagai acuan pembagian peran antar pelaku pembangunan sanitasi, sekaligus sebagai kendali bagi realisasi pembangunan sanitasi yang berbasis kinerja. Keberadaan SSK menjadi gambaran kebutuhan pendanaan sanitasi tahunan dan jangka menengah. Penyusunan SSK menggunakan prinsip kerja skala kota dan multisektor; dari, oleh dan untuk Pokja;sinkronisasi perencanaan bottom up dan top down;danberdasarkandataempiris.

4.2.

PENERIMA MANFAAT Penerima manfaat program SPBM adalah penduduk miskin terutama kaum perempuan dan kelompok rentan/marjinal yang berada pada lingkungan yang rawan sanitasi.

4.3.

PENDANAAN 4.3.1. Sumber Dana Sumber dana Program SPBM berasal dari: x x Dana pinjaman dari ADB (Asian Development Bank) sebagai pinjaman Pusat, yang akan digunakan sebagai sumber dana block grant dan biaya konsultan; Dana APBN (Rupiah) yang akan digunakan untuk biaya fasilitator, monitoring dan supervisi;

b a b 4 |2K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x Dana APBD yang akan digunakan untuk dana BoP untuk mendukung pelaksanaan o o x program (biaya operasional, pemantauan, pengendalian, pelaporan, dll). BOP Provinsi sekitar 1% dari block grant per provinsi, BOP Kabupaten/Kota sekitar 5% dari block grant kabupaten/kota.

Dana swadaya masyarakat untuk perluasan jangkauan penerima manfaat dan pengembangan program.

4.3.2. Penerima Dana Penerima dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pembangunan prasarana/sarana sanitasi komunal adalah seluruh masyarakat kelurahan, yang disalurkan melalui rekening BKM/LKM. 4.3.3. Mekanisme Pencairan Dana 4.3.2.1. Mekanisme Pencairan Dana Pencairan dana block grant kegiatan sanitasi PNPM menggunakan mekanisme Rekening Khusus Bank Indonesia (RKBI), dan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Dana kegiatan untuk masing-masing Permukiman Provinsi/Kabupaten/kota (PLP) Provinsi dan disalurkan melalui dokumen anggaran/DIPA Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Kabupaten/kota; 2. Penerima dana block grant adalah masyarakat kelurahan dan disalurkan melalui rekening BKM/LKM; 3. Secara khusus Koordinator BKM/LKM diwajibkan membuka rekening bantuan dana sosial Program SPBM di Bank Umum terdekat atas nama Rekening BKM/LKM dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada PPK Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten/Kota;

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 4. Masing-masing pejabat Satker yaitu Kuasa Pengguna Anggaran, Pembuat Komitmen, Penandatangan SPM, Bendahara, menyampaikan nama dan spesimen tanda tangan serta menyampaikan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN setempat; 5. Kontrak kerja ditandatangani oleh Satker Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kabupaten/kota dengan BKM/LKM; 6. Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam 3 tahap, tahap I sebesar 40 % dari total block grant setelah CSIAP dan RKM disetujui, tahap II sebesar 40% dari total block grant pada saat pencapaian pekerjaan fisik mencapai minimal 36%, dan tahap III sebesar 20% dari total block grant pada saat pencapaian pekerjaan fisik mencapai minimal 72%; 7. Satker PIP Kabupaten/Kota dapat melakukan penangguhan pencairan dana (untuk Pencairan Tahap II dan III) jika terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan ataupun dana di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan oleh lembaga pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal dan/atau BPKP); 8. Khusus untuk penyaluran dana kepada masyarakat, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di tingkat Kabupaten/kota mengajukan Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) Pejabat Penandatangan SPM yang dilengkapi dengan: x x x x Dokumen Kontrak/SPK asli yang mencantumkan nomor rekening masyarakat; Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Rencana penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh Fasilitator Masyarakat; Laporan kemajuan fisik dan keuangan yang telah ditandatangani oleh Fasilitator Masyarakat;
b a b 4 |4K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n  

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x x x x Berita Acara Pembayaran; Kuitansi yang disetujui oleh PA/Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk; Ringkasan kontrak; Bukti pendukung, berupa Buku Laporan Harian Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas Tingkat Kelurahan, Fotocopy Buku Rekening Bank, dan Bukti pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk pencairan tahap II dan III. Informasi yang terdapat dalam SPP-LS sekurang-kurangnya memuat: (a) Nomor dan Tanggal DIPA yang dibebankan, (b) Nomor dan Tanggal Kontrak, (c) Jenis/lingkup pekerjaan, (d) Jadwal penyelesaian pekerjaan, (e) Nilai pembayaran yang diminta, (f) Identitas penerima pembayaran (Nama orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama Bank), serta (g) tanggal dan jatuh tempo pembayaran; PA/Kuasa PA melakukan pencatatan penerimaan SPP-LS dalam buku pengawasan penerimaan SPP-LS dan menyerahkan tanda terima SPPLS serta melakukan pemeriksanaan terhadap: x x x kelengkapan berkas SPP-LS; keabsahan dokumen pendukung SPP-LS; ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan anggaran; x x pencapaian tujuan/sasaran kegiatan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak; kebenaran atas hak tagih, yang menyangkut pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar (prestasi kerja yang harus dibayar sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak), jadwal waktu pembayaran (yang tercantum dalam DIPA dan spesifikasi teknis dalam kontrak); bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 9. PA/Kuasa PA menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) rangkap 3 (tiga) yang dilaksanakan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM dengan lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN Pembayar, dan lembar ketiga sebagai pertinggal pada kantor satuan kerja yang bersangkutan; 10. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana atau SP2D yang ditujukan kepada kantor cabang Bank Indonesia/bank pemerintah yang telah ditunjuk. Penerbitan SP2D paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM secara lengkap. Apabila berkas SPM tidak memenuhi persyaratan, pengembalian SPM dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM; 11. Bank Indonesia/Bank Pemerintah yang telah ditunjuk akan mendebet dana pinjaman luar negeri dari Rekening Khusus dan memasukkannya ke rekening penerima pembayaran. 4.3.2.2. Proses Pencairan Dana 1. 2. Pembayaran untuk pinjaman Loan ADB dibebankan pada Rekening Khusus di Bank Indonesia Jakarta; Dalam pelaksanaan pembayaran dengan Uang Persediaan, SP2DUP/TUP tidak dibebankan pada Rekening Khusus tetapi dibebankan pada Rekening Umum Kas Negara; 3. 4. Pertanggungjawaban atas Uang Persediaan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku; Pembebanan dan pembayaran dilakukan secara proporsional sesuai dengan kategori dan persentase pinjaman Loan ADB seperti tercantum pada Lampiran I Perdirjen; 5. Dana Loan ADB dicairkan melalui KPPN;

b a b 4 |6K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6. Pencairan dana dilaksanakan melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN atas dasar Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan Pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum; 7. Dalam penerbitan SPM dicantumkan nomor pinjaman Loan ADB, nomor register, kode kategori, porsi pembiayaan sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan tentang petunjuk pelaksanaan dan pencairan dana Loan ADB Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM), nilai, nomor dan tanggal kontrak termasuk addendum, nomor dan tanggal BAP beserta Approval sepanjang dipersyaratkan; 8. Kontrak-kontrak untuk konsultan dalam valuta asing yang harus dibayar dalam valuta asing yang bersangkutan, tidak diperkenankan dirupiahkan (sesuai SE DJA No. SE-43/A/61/0392 tanggal 26 Maret 1992 tentang Pembayaran Mata Uang Asing/Valuta Asing atas beban Rekening Khusus jo SE DJA No. SE-32/A/63/0295 tanggal 27 Pebruari 1995 dan SE DJA No. SE-130/A/1989 tanggal 28 Oktober 1989). 9. Surat Perintah Membayar (SPM) untuk pelaksanaan pembayaran dalam valuta asing sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI; 10. Pencairan dana untuk pembayaran Kegiatan SPBM dilakukan dengan tata cara Rekening Khusus, dimana KPPN menerima Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kuasa Pengguna Anggaran SPBM dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kategori 1 (Civil Works) 1. Tahap pertama (sebesar 40% dari total block grant) dengan melampirkan :

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |7

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x x x Kontrak Kerja dan fotokopi buku rekening bank milik BKM/LKM; Rencana penggunaan dana; Kuitansi tagihan tahap I.

2. Tahap kedua (sebesar 40% dari total block grant) apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 36%, dengan melampirkan: x x x Laporan kemajuan fisik; Rencana penggunaan dana tahap II; Kuitansi tagihan tahap II.

3. Tahap ketiga (sebesar 20% dari nilai kontrak) apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 72%, dengan melampirkan: x x x Laporan kemajuan fisik; Rencana penggunaan dana tahap III; Kuitansi tagihan tahap III.

b. Kategori 2 (Consulting Services) dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan mendasarkan pada SPP LS yang diajukan oleh rekanan yang disesuaikan dengan Kontrak. c. Kategori 3 (Study Audit and Survey) dibayarkan dengan menyesuaikan kebutuhan yang telah diajukan oleh Executing Agency kepada pihak lender. Pencairannya dapat dilakukan dengan mengacu pada ADB Loan Disbursement Handbook (2007). 4.3.2.3. Pengisian Kembali Dana Rekening Khusus

1. Satuan Kerja Tingkat Kabupaten/DPIU menyampaikan seluruh SP2D yang telah diterbitkan kepada Satker Kerja Tingkat Provinsi/PPIU.

b a b 4 |8K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Satuan Kerja Tingkat Provinsi/PPIU menyampaikan seluruh SP2D yang telah dikonsolidasikan kepada Satker Kerja Tingkat Pusat/PCMU. 3. Keterlambatan dalam penyampaian/pengiriman SP2D oleh Satker di Kabupaten akan menghambat pengisian kembali rekening khusus, yang akan mengakibatkan memperlambat proses pencairan selanjutnya. 4. Satuan Kerja Tingkat Pusat/PCMU menyiapkan dokumen aplikasi replenisment/reimbursement disampaikan a. kepada atau Withdrawal Jenderal Application untuk c.q. Direktorat Perbendaharaan

Direktorat PPHLN yang didasarkan pada: Fotokopi Rekening Koran Rekening Khusus Loan ADB untuk Program SPBM yang diterima dari Direktorat Jendral Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PPHLN); b. Fotokopi Anggaran. 5. Direktorat PPHLN memeriksa dan meneliti WA yang diterima dari Satuan Kerja Tingkat Pusat/PCMU. Apabila WA sudah diterima dari Satuan Kerja Tingkat Pusat/PCMU sudah lengkap dan benar, Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat PPHLN membuat cover letter WA dan menyampaikan secara lengkap WA tersebut kepada ADB; 6. Apabila Satuan Kerja Tingkat Pusat/PCMU/Kuasa Pengguna Anggaran tidak melaksanakan kewajiban untuk menyampaikan aplikasi replenishment/reimbursement secara berkala, dan mengakibatkan pada ketidaktersediaan saldo dana Rekening Khusus di Bank Indonesia, maka Direktorat PPHLN dapat mempertimbangkan untuk meminta KPPN melakukan penghentian sementara penerbitan SP2D; SP2D dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |9

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7. Pembayaran kembali atas Penghentian Pembayaran Sementara yang dimaksudkan di atas, dapat dilaksanakan setelah KPPN menerima pemberitahuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara; 8. Jika pengeluaran per SPM/SP2D lebih kecil dari USD 100.000, permintaan pengisian kembali dengan menggunakan form Statement of Expenditure (SOE) tanpa lampiran dokumen pendukung ke ADB; 9. Jika pengeluaran per SPM/SP2D lebih besar dari USD 100.000, permintaan pengisian kembali dengan menggunakan form Summary Sheet (SS) dengan lampiran dokumen pendukung ke ADB antara lain: invoice/kuitansi, SPM dan SP2D, BAP. 4.3.2.4. Pelaporan dan Pengiriman Dokumen

1. Satuan Kerja Tingkat Pusat/PCMU menyusun dan menyiapkan Financial


Statement of Special Account (FISSA) yaitu laporan keuangan tentang penggunaan dana rekening khusus untuk masa satu tahun anggaran, sebagai bahan audit oleh Auditor/BPKP.

2. Dalam rangka pengisian kembali Rekening Khusus, KPPN mengirimkan


fotokopi SP2D dan fotokopi SPM berkenaan yang membebani Rekening Khusus beserta dokumen pendukungnya, yaitu : a. Berita Acara Pembayaran; b. Approval dari ADB sepanjang dipersyaratkan; c. Rekapitulasi Pengeluaran per Kategori NPLN.

3. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan pada


alamat sebagai berikut : SubditPinjamandanHibahLuarNegeri DirektoratPengelolaanKasNegara,DirjenPerbendaharaanNegara GedungPerpendaharaanILantaiIV Jl.LapanganBantengTimurNo.24,Jakarta10710
b a b 4 |10K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n  

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Secara ringkas tahapan Pencairan Dana Block Grant adalah sebagai berikut: 1. BKM/LKM menyusun dokumen pencairan dana (dilengkapi dengan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP) dan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)) Satker Kabupaten/Kota. 2. SatkerKabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap usulan CSIAP dan RKM tersebut. 3. Jika dokumen tersebut sudah disetujui selanjutnya di dilakukan penandatanganan kontrak kerja antara PPK dengan BKM/LKM. 4. PPK mengirimkan SPP-LS ke Satker Kabupaten/Kota 5. Satker mengirimkan SPM ke KPPN 6. Selanjutnya KPPN akan menyalurkan dana block grant tahap I (40%) ke rekening BKM/LKM. 7. Pencairan dana block grant tahap 2 (40%) dilakukan setelah progres fisik mencapai 36% (dengan diverifikasi Satker) 8. Pencairan dana block grant tahap 3 (20%) dilakukan setelah progres fisik mencapai 72% (dengan diverifikasi Satker) dan mengirimkan kepada

K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n                                           b a b 4 |11

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


Gambar 4.1 Mekanisme Pencairan Dana

ADB

Penambahan

PUSAT

Permohonan Penarikan Dana Didukung LMK Konsolidasi

Draft Permohonan Penarikan Dana Didukung LMK dan LMP

PCMU

Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan


Peraturan Dirjen Perbendaharaan

Special Account (SA) Statement

BANK INDONESIA

LMK dan LMP

Penggantian untuk pengeluaran uang

PPIU PROPINSI

LMK dan LMP

DPIU
LMK dan LMP

KABUPATEN/KOTA

SPM-LS

Satker Tingkat Kabupaten


SPP-LS LMK

SP2D

KPPN

KANTOR CABANG BANK INDONESIA

PPK Satker Tingkat Kabupaten


Invoice / Faktur

MASYARAKAT

ADB Pengajuan Dana Penyaluran Dana

: Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia) PCMU : Project Coordination and Monitoring Unit PPIU : Provincial Project Implementation Unit DPIU : District Project Implementation Unit KPPN : Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara LMK : Laporan Manajemen Keuangan LMP : Laporan Manajemen Proyek SPP-LS : Surat Perintah Pembayaran Langsung SPM-LS : Surat Perintah Membayar Langsung SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

b a b 4 |12K e t e n t u a n  P e l a k s a n a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 5
5.1. UMUM

KRITERIA TEKNIS

Prasarana sanitasi dalam Program SPBM dipilih oleh masyarakat sesuai dengan keinginan mereka dan kondisi lingkungan setempat berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis sarana sanitasi terpilih ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED dan RAB yang dilaksanakan oleh KSM Sanitasi. Untuk membantu masyarakat dalam memilih teknologi sanitasi, dilaksanakan presentasi, penjelasan, dan diskusi-diskusi atas pilihan-pilihan teknologi berdasarkan buku Pemilihan Teknologi Sanitasi (Informed Choice Catalogue-ICC) dalam rembug warga yang diselenggarakan oleh KSM. Sarana sanitasi dalam SPBM terbatas pada 2 pilihan: 1. MCK Umum 2. Instalasi Pengolahan Limbah Komunal (IPAL Komunal) 5.2. MCK UMUM MCK umum terdiri dari sejumlah pintu jamban, bisa dilengkapi kamar mandi, dan sarana pengolahan air limbah. MCK umum sesuai untuk permukiman yang kebanyakan tidak memiliki jamban. Secara garis besar MCK Umum terdiri dari dua komponen yaitu : 5.2.1. Bangunan Atas (MCK Umum) Bangunan MCK umum terdiri dari beberapa pintu jamban, dan kamar mandi, dengan kemampuan melayani 100kk.

K r i t e r i a  T e k n i s                                                      b a b 5 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5.2.2. Bangunan Bawah (Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL) Bangunan bawah dari MCK adalah IPAL yang dengan fungsi untuk memproses limbah pengguna MCK umum. Bangunan IPAL yang umum dipakai dalam MCK umum adalah tangki septik atau baffled reactor. Komponen ini biasanya dijadikan instalasi pengolahan limbah terpadu, dengan mengkombinasikannya dengan bio digeseter, untuk sumber energi biogas yang bisa dipakai oleh masyarakat sekitarnya. Untuk sistem Pengolahan Limbah pada SPBM akan dijelaskan pada Sub bab 5.4.

Gambar 5.1 MCK Umum Kelebihan: Sistem sarana dasar sanitasi terpusat Nyaman untuk permukiman padat Memungkinkan untuk peningkatan sistem Memerlukan pengawasan konstruksi Pengoperasian dan perawatan oleh kelompok masyarakat dan penyedia jasa swasta yang mampu.

Kekurangan

b a b 5 |2K r i t e r i a  T e k n i s 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5.3. INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH KOMUNAL (IPAL KOMUNAL) Instalasi Pengolahan Limbah Komunal dalam SPBM terdiri dari dua komponen yaitu : Komponen perpipaan Komponen Pengolahan Limbah

5.3.1. Komponen Perpipaan : Saluran Pembuangan Komunal Saluran pembuangan limbah masyarakat untuk program SPBM berupa Saluran Pembuangan Limbah Bersama/Komunal. Saluran ini mengalirkan limbah rumah tangga dari tiap rumah ke instalasi pengolahan limbah masyarakat setempat, atau ke sistem pembuangan limbah kota. Saluran ini menggunakan sistem pemipaan PVC. Pipa biasanya diletakkan di halaman depan, gang, atau halaman belakang. Sistem saluran ini membutuhkan bak kontrol tiap 20m, dan pada titik-titik pertemuan saluran.

Gambar 5.2 Saluran Pembuangan KomunalGambar Sistem

K r i t e r i a  T e k n i s                                                      b a b 5 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Gambar 5.3 Saluran Pembuangan KomunalPipa PVC dan Bak Kontrol Kelebihan Lebih hemat daripada sistem pembuangan limbah konvensional Masyarakat dapat berperan dalam proses perencanaan dan konstruksi Nyaman untuk pengguna, air limbah dijauhkan dari area permukiman Memerlukan proses perencanaan matang Perawatan yang tidak rutin akan menyebabkan kegagalan sistem secara total

Kekurangan

5.3.2. Komponen Pengolahan Limbah Bangunan pengolahan limbah berfungsi untuk menampung limbah komunal yang dialirkan oeh sistem perpipaan. Untuk sistem komunal, pengolahan limbah yang umum dipakai adalah baffled reactor. Komponen ini biasanya dijadikan instalasi pengolahan limbah terpadu, dengan mengkombinasikannya dengan bio digester, untuk sumber energi biogas yang bisa dipakai oleh masyarakat Untuk sistem Pengolahan Limbah pada SPBM akan dijelaskan pada Sub bab 5.4.

b a b 5 |4K r i t e r i a  T e k n i s 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5.4. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH 5.4.1. Bio Digester Bio digester adalah sistem pengolahan limbah yang menghasilkan biogas sebagai energi alternatif untuk memasak dan penerangan. Air hasil pengolahan belum efisien tapi sudah tidak berbau dan tidak terlalu berbahaya. Bio Digester sesuai untuk limbah WC dan industri tahu/tempe, RPH dan ternak. Kelebihan: Efektif sebagai pengolahan awal Biaya konstruksi dan perawatan rendah Kebutuhan lahan sedikit Air hasil olahan tidak berbau Menghasilkan gas Pengolahan lanjutan masih diperlukan Diperlukan tenaga ahli untuk desain, dan mengawasi pembangunan

Kekurangan:

Gambar 5.6 Bio Digester


K r i t e r i a  T e k n i s                                                      b a b 5 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5.4.2. Baffled Reactor (Tangki Septic Bersusun) Baffled Reactor terdiri dari 2 (dua) macam yaitu 1. Baffled Reactor bersusun biasa Terdiri dari beberapa bak. Bak pertama untuk menguraikan materi yang mudah terurai, bak berikutnya untuk menguraikan materi yang lebih sulit, demikian seterusnya.

Gambar 5.6 Baffled Reactor Kelebihan: Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah Biaya pembangunan kecil Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah Efisiensi pengolahan limbah tinggi Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan pembangunan Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi

Kekurangan:

b a b 5 |6K r i t e r i a  T e k n i s 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Anaerobic Filtered Baffled Reactor (Tangki Septik Bersusun dengan penyaring) Komponen ini sama seperti Tanki Septik Bersusun namun pengolahan limbahnya dibantu oleh organisme anaerobik dengan filter (batu vulkanik/gunung berapi)

Gambar 5.7 Anaerob Filter Reactor Kelebihan: Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah tanah Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah Efisiensi pengolahan limbah tinggi Biaya konstruksi bisa menjadi besar jika bahan filter tidak ada di sekitar Diperlukan tenaga ahli untuk desain dan pengawasan pembangunan Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas tinggi.

Kekurangan:

K r i t e r i a  T e k n i s                                                      b a b 5 |7

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5.5. SISTEM PEMBUANGAN 5.5.1. Pembuangan ke Sungai Air limbah dapat dibuang ke sungai jika air tersebut telah memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan diantaranya pengolahan air limbah yang efisien sehingga air limbah yang dibuang tidak mencemari badan sungai.

Gambar 5.8 Pembuangan ke Sungai Kelebihan: Pilihan pembuangan paling murah Dapat diterapkan oleh masyarakat Tidak memerlukan pengoperasian dan perawatan Konsumsi dan penggunaan air sungai mentah di bagian muara tidak dianjurkan Kemungkinan kelebihan beban pada sungai sangat memungkinkan. Hal ini tergantung pada cara pengolahan dan derasnya aliran sungai.

Kekurangan:

b a b 5 |8K r i t e r i a  T e k n i s 



PedomanPelaksanaan  Sanitas si Perkotaan Be erbasis Masyara akat

 5 5.5.2. Pengu urasan Deng gan Truk Tin nja Jika lumpur ti idak diolah se etempat, mak ka harus dike eluarkan dan dibuang den ngan b bantuan jasa penguras. p Tru uk penguras s sebaiknya ter rletak tidak lebih dari 50 m meter (untuk meny yesuaikan pa anjang selan ng penguras s = 50m). Truk penguras d dihubungkan k ke bak pengo olah dengan pipa dan pom mpa sedot. Ha arus diperhat tikan b bahwa pengur rasan hanya mengambil m lu umpur hitam m saja.

Gamba ar 5.9 Pengur rasan dengan n Truk Tinja K Kelebihan: Pilihan pembuangan be erbiaya murah h Masyaraka at tidak perlu melakukan p pengoperasian n dan perawa atan Pembuang gan lumpur ya ang efisien di i pemukiman kota Perlu jasa penguras Truk peng guras mungkin n belum terse edia Ada kemu ungkinan pem mbuangan akh hir lumpur sec cara tidak seh hat.

K Kekurangan:

K r i t e r i a  T e k n i s                                                      b a b 5 |9

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

b a b 5 |10K r i t e r i a  T e k n i s 




PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 6

TAHAPAN PELAKSANAAN

6.1.

UMUM Pelaksanaan Program SPBM dilaksanakan melalui serangkaian tahapan kegiatan yang saling terkait. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan di tingkat kelurahan adalah: 1. Tahap Persiapan Masyarakat a. Sosialisasi awal untuk menjelaskan tujuan, prinsip,pendekatan dan mekanisme program; b. Pelaksanaan Rembug Warga Kelurahan 1, untuk membentuk Pokjasan Kelurahan; Penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat untuk menerima dan melaksanakan program sesuai dengan ketentuan/pedoman; serta penyusunan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan. 2. Tahap Perencanaan Kegiatan a. Review PJM Pronangkis b. Pemetaan Sanitasi Tingkat Kelurahan c. Penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/Community Sanitation Improvement Action Plan (CSIAP) d. Rembug Kelurahan 2 (Seleksi lingkungan dan Penetapan CSIAP) e. Pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi di RT/RW terpilih f. Pembentukan KSM Sanitasi di tingkat lokasi

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |1   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 g. Penyusunan RKM oleh KSM Sanitasi (pemilihan teknologi dan jenis sarana, penyusunan DED, RAB dan Jadwal Pelaksanaan) didampingi oleh fasilitator dan BKM h. Penyusunan rencana operasi dan pemeliharaan (O&P) i. j. 3. Verifikasi RKM Penyusunan dokumen pencairan dana

Tahap Pelaksanaan Konstruksi a. Penandatanganan kontrak kerja b. Pelaksanaan Kegiatan Fisik c. Pengawasan Kegiatan d. Pelaporan Kegiatan e. Rembug Pelaksanaan Mingguan

4.

Tahap Paska Konstruksi a. Rembug Warga Paska Konstruksi b. Serah Terima Sarana Sanitasi c. Operasi dan Pemeliharaan

b a b 6 |2T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Gambar 6.1. Tahapan Kegiatan Program SPBM di tingkat Masyarakat

SosialisasiTk.Kelurahandan PenandatangananSurat PernyataanKesiapan Masyarakat

Sosialisasimengenaitujuan,prinsip,pendekatandan mekanismeprogramdandilanjutkansecaramenerusselama pelaksanaantahapankegiatan PenandatangananSuratPernyataanKesiapanMasyarakat dilakukanantaraBKM,pemerintahankelurahandiketahui olehperwakilanmasyarakatdandisaksikanolehperwakilan pemerintahdaerah/Satker PembentukanPokjaSanitasi(Pokjasan)kelurahandan selanjutnyabersamasamadenganBKMmenyusun CommunitySanitationImprovementActionPlan/CSIAP) PemetaansanitasidilakukanditingkatRT/RWdengan menggunakanmetodaEHRA/MPAPHAST,hasildari PemetaanSanitasimenjadiinputpenyusunanCSIAPdan RKM Seleksilokasipembangunansanitasidilakukansecara demokratisdenganmelibatkanseluruhmasyarakat denganmelihatprioritaspenangananwilayahrawan sanitaasitingkatRT/RW LokasiyangterpilihselanjutnyamelaksanakanPemetaan KebutuhanSanitasiuntukmenentukantitik pembangunanInfrastruktur,membentukKSMSanitasi danKSMtersebutbertugasmenyusunRencanaKerja Masyarakat(RKM)yangdilengkapidenganpilihan teknologi,RAB,DEDdanjadwalpelaksanaankegiatan. Tahap Persiapan

RembugKelurahan1, PembentukanPokjasan

PemetaanSanitasi

PenyusunanCSIAPolehBKM danPokjasan RembugKelurahan2 (SeleksiLingkungan) PenyusunanRKMolehKSM Sanitasi

Tahap Perencanaan

PelaksanaanKonstruksi

BKM/LKMmengirimkandokumenpencairandanayang dilengkapidenganCSIAPdanRKM,sertabuktidanaO&P, kepadaSatker/PPK Jikadokumendisetujuiselanjutnyadilakukan penandatanganankontrak(SP3)antaraSatkerdanBKM/LKM Pencairandanadilakukandalam3tahap(40%,40%dan20%) SelanjutnyaBKM/LKMmenyalurkandanatersebutkeKSM Sanitasi KSM Sanitasi melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan ke BKMmenyerahkaninfrastrukturterbangun kepadaSatkerdanselanjutnyaSatker menyerahkansaranatersebutkepemerintahan kelurahan/masyarakat KSMSanitasibertanggungjawabdalam pelaksanaankegiatanO&P TahapOperasidan Pemeliharaan Tahap Pelaksanaan

x x x x

PaskaKonstruksi(Operasi danPemeliharaan)

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |3   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.2. TAHAPAN PENYIAPAN WARGA 6.2.1. Sosialisasi Awal Tingkat Kelurahan Sosialisasi adalah upaya memperkenalkan atau menyebarluaskan informasi mengenai Program SPBM kepada masyarakat sebagai penerima program dan pelaksana kegiatan, serta kepada para pelaku dan institusi atau lembaga masyarakat kelurahan. Sosialisasi harus dilakukan melalui serangkaian kegiatan-kegiatan rembug/rapat atau pertemuan-pertemuan, baik pertemuan kelompok, keagamaan, arisan, maupun pertemuan-pertemuan lain yang ada di kelurahan, serta melalui penempelan poster-poster di lokasi kelurahan terpilih. Kegiatan ini juga menjadi sarana perkenalan FM dengan masyarakat serta melakukan kesempatan bagi FM untuk melakukan orientasi lapangan. Kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Lurah, BKM, dan FM. Tujuan Sosialisasi Melalui kegiatan sosialisasi yang intensif diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanakan tahapan program, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan di kelurahan tidak hanya ditetapkan oleh aparat pemerintah kelurahan masyarakat. Pada kegiatan sosialisasi di tingkat kelurahan ini sekaligus penandatanganan Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat dilaksanakan juga sebagai bentuk atau tokoh-tokoh masyarakat, namun melibatkan representasi pendukung program di tingkat

komitmen masyarakat untuk melaksanakan tahapan program sesuai dengan ketentuan/pedoman dan prinsi -prinsip pelaksanaan yang ditetapkan.

b a b 6 |4T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Narasumber dalam kegiatan sosialisasi tingkat kelurahan adalah FM, pihak Kecamatan, dan DPIU. Peserta Sosialisasi Kelurahan 1. Masyarakat umum 2. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas. 3. Pemerintahan Kecamatan. Format-format untuk pelaksanaan sosialisasi dapat dilihat pada Lampiran Pedoman Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Format 1.1 - 1.4 Setelah sosialisasi dilaksanakan, BKM dengan dibantu Lurah dan FM mempersiapkan Rembug Tingkat Kelurahan I dengan menyebarkan undangan kepada para Aparat Kelurahan, pengurus RT/RW setempat, Tokoh Masyarakat, Aparat Kecamatan, dan DPIU. 6.2.2. Rembug Kelurahan I Rembug Kelurahan I adalah gong permulaan kegiatan di tingkat kelurahan. Rembug Kelurahan I dipersiapkan dan dilaksanakan oleh BKM dengan didampingi oleh Lurah dan FM. Narasumber dalam kegiatan ini adalah FM, pihak Kecamatan, dan DPIU. Kelurahan, para ketua RT/RW setempat, Pemerintah

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |5   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Tujuan Rembug Kelurahan I: Rembug Kelurahan bertujuan untuk menegaskan penjelasan prinsip-prinsip dan mekanisme penyelenggaraan Program SPBM, serta untuk menyamakan persepsi/pandangan dalam pelaksanaan Program. Materi yang akan disampaikan pada Rembug Kelurahan I adalah: 1. Penjelasan mengenai prinsip, pendekatan dan mekanisme program; 2. Penjelasan mengenai Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat 3. Penjelasan mengenai tugas dan fungsi Pokjasan kelurahan Peserta Rembug Kelurahan I: 1. Masyarakat umum 2. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas. 3. Pemerintahan Kelurahan, Para Pengurus RT/RW setempat, Pemerintah Kecamatan. Persiapan pelaksanaan Rembug Kelurahan I: 1. BKM dibantu FM memfasilitasi kesepakatan antara Aparat Kelurahan dan Pengurus RT/RW mengenai waktu dan tempat Rembug Kelurahan 2. BKM dibantu FM menyebarkan undangan kepada Para Pengurus RT/RW, dengan menuliskan dalam undangan, bahwa pengurus disarankan mengajak perwakilan masyarakat, dengan mengutamakan kaum perempuan dan kelompok masyarakat miskin (Format 1.5 Lampiran) 3. BKM dibantu FM mengundang Aparat Desa terkait, Aparat Pemerintah Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat 4. BKM dibantu FM mengundang DPIU, Satker Kota dan Konsultan untuk bertindak sebagai nara sumber dan sebagai wakil Pemerintah dalam penandatanganan Kesepakatan Pakta Integritas 5. BKM dibantu FM membantu Aparat kelurahan dalam menyiapkan tempat pertemuan, peralatan dan materi yang diperlukan;

b a b 6 |6T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6. FM menyiapkan Daftar Hadir, membuat Notulensi serta pendokumentasian kegiatan Sosialisasi dan Penandatangan Pakta Integritas (Format 1.6-1.8 Lampiran).
BOX6.1 CEKLISPERSIAPAN REMBUGKELURAHANI ; Menyiapkan undangan minimal satu minggu sebelum pelaksanaan pertemuan. Isi undangan menyebutkan waktu, tempat dan tujuan pertemuansecarajelas. ; Undanganditandatanganiolehpihakpenyelenggara. ; Konfirmasi Pemberitahuan Kehadiran Peserta (minimal 2 hari sebelum pelaksanaan). ; Tempatdanperalatantelahtersediadancukupmemadai. ; Konsumsisesuaiperkiraanjumlahpeserta ; Materi dan Bahan yang akan dibagikan telah tersedia sesuai perkiraan jumlahpeserta. ; Adakan pertemuan dengan penyelenggara dan penyaji lainnya untuk membicarakanrincianpelaksanaanpertemuandanperanmasingmasing. ; DaftarHadirdanalatpendokumentasian(kameraatauvideo) ; JadwalAcara

Proses Pelaksanaan Rembug Kelurahan I: 1. Perkenalan antara Nara Sumber dengan peserta undangan 2. FM mengedarkan daftar hadir kepada para peserta 3. Nara sumber memaparkan tentang Gambaran Umum, prinsip-prinsip serta mekanisme pelaksanaan Program SPBM, terutama sistem seleksi kampung dan proses RPA yang dilaksanakan di tingkat RT/RW 4. Diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya 5. Penjelasan mengenai pentingnya Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat 6. Pembentukan Pokjasan kelurahan 7. Penyepakatan jadwal pelaksanaan kegiatan berikutnya 8. FM membuat notulensi rapat dan pendokumentasian.
T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |7   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


BOX 6.2 CEKLIS  INFORMASIDAN MATERI DALAMREMBUG KELURAHAN  ; LatarBelakang,TujuandanSasaranProgramSPBM ; PrinsipPrinsipProgram. ; ; ; ; SumberdanAlokasiDana. MekanismePencairanDana. ParaPelakuProgramdantugastugasnya TahapanPelaksanaanKegiatan 1. TahapPenyiapanmasyarakat 2 . Tahap Perencanaan, ditekankan pada sistem seleksi lingkungan danpenjelasanmengenaiSurveyPemetaanSanitasi 3 . TahapPelaksanaanFisik 4 . TahapPascaPelaksanaanFisik

Catatan Untuk desa/kelurahan yang pernah mendapatkan bantuan pemberdayaan, dan pernah melaksanakan rembugrembug penyiapan masyarakat, maka proses rembug penyiapan dilakukan dengan menekankan pada: a. Memperluas jangkauan penyebarluasan informasi pada kelompok lainnya. b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan progra-program sebelumnya terutama pada tingkat partisipasi masyarakatnya.

b a b 6 |8T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.3. TAHAP PERENCANAAN Tahap perencanaan merupakan lanjutan dari tahapan persiapan. Kegiatankegiatan dalam tahapan ini akan dilakukan di seluruh kelurahan dan di RT atau RW setempat. 6.3.1. Review PJM Pronangkis Pada awal pelaksanaan, di tingkat kelurahan diadakan review PJM Pronangkis yang telah disusun oleh BKM pada saat pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Review ini bertujuan untuk memeriksa apakah hal-hal yang berkaitan dengan penanganan permasalahan sanitasi telah dicantumkan di dalam PJM Pronangkis. Selanjutnya melalui pendampingan fasilitator SPBM, dilakukan revisi PJM Pronangkis untuk menajamkan rencana kegiatan penanganan permasalahan sanitasi yang akan dilaksanakan masyarakat. 6.3.2. Pelaksanaan Pemetaan Sanitasi Kelurahan Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilakukan untuk melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai sampai kondisi dengan pelayanan sanitasi kelurahan, kondisi kependudukan, permasalahan sanitasi yang dihadapi sebagai bahan untuk menyusun CSIAP Pronangkis Masyarakat. dan Rencana Format Kerja dan Contoh

petunjuk yang digunakan dalam proses ini dapat dilihat dalam Format 2.1-2.4 Lampiran.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |9   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Data dan Informasi yang akan digali melalui Pemetaan Sanitasi Kelurahan ini adalah: 1. Kondisi wilayah, dilakukan dengan membuat peta sederhana kawasan desa, yang berisi: tata letak tapak, status tanah dan status penguasaan, Peta Jaringan Sanitasi serta Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi yang ada, serta Permasalahan Sanitasi yang ada 2. Kondisi demografi, dilakukan dengan: pengumpulan data dan pemutakhiran data kependudukan; pengumpulan data sosial masyakarat seperti tingkat pendidikan, strata ekonomi, dan sebagainya; pengumpulan data permasalahan kependudukan yang mencakup permasalahan sosial seperti konflik antar penduduk; Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi BKM dengan KD dan FM serta relawan masyarakat dari masing-masing RT/RW.
BOX6.3 L a n g k a h  p e la k s a n a a n  P e m e t a a n  S a n i t a s i  K e l u r a h a n  a d a l a h :   1. FM menjelaskan tentang arti penting Pemetaan Sanitasi, dimana melalui hal tersebutdapatdiperolehkondisisanitasisertapermasalahanyangdihadapi; 2. Menjelaskanformatperangkatyangakandigunakanuntukmemperolehdatadata yang mencakup pemetaan penduduk miskin, pemetaan batas tapak dan pemetaaninfrastruktursanitasi; 3. Melakukan Pemetaan Batas Tapak (lihat Format 3.19 lampiran 3). Pemetaan dibuat untuk melihat keadaan umum kampung dan lingkungannya yang menyangkutsaranaprasarana,keadaanfisiklingkungan,luasdantataletaklahan lahan termasuk peruntukkannya, penyebaran daerah permukiman, aliran air, lembagalembagayangadadidesa,sekolah,posyandu,puskesmas. 4. Melakukan Pemetaan Infrastruktur Sanitasi (lihat Format 3.20 lampiran 3). Pemetaan infrastruktur dibuat untuk melihat kondisi infrastruktur sanitasi kelurahan serta akses pelayanan masyarakat terhadap infrastruktur sanitasi. Pada pemetaan infrastruktur sanitasi perlu dipetakan permasalahan masyarakat dalam mengakses pelayanan infrastruktur, seperti penduduk/daerah yang mengalami kekurangan air bersih. Hasil pemetaan infrastruktur diharapkan dapat menggambarkan kondisi dan permasalahan sanitasi yang dihadapi oleh masyarakatsecaramenyeluruh.

bersama

b a b 6 |10T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.3.3. Penyusunan Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi (Community Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP) Dari hasil Pemetaan Sanitasi Kelurahan, kemudian Pokja dan Sanitasi, KD dan didampingi oleh FM melakukan identifikasi permasalahan sanitasi permasalahan, pemetaan Hasil kondisi dicermati kelurahan. identifikasi

kemudian

bersama oleh Pokja Sanitasi dan KD yang didampingi FM untuk merumuskan kondisi sanitasi Kelurahan kelurahan, atau serta menyusun Sanitation Rencana Perbaikan Sanitasi di tingkat Community Implementation Action Plan (CSIAP). Penyusunan Rencana Perbaikan Sanitasi dilakukan dengan: 1. Penyusunan daftar identifikasi masalah, yang dilakukan dengan mengkompilasi data dan permasalahan sanitasi yang kemudian disintesakan. 2. Penentuan daerah-daerah bermasalah, penentuan daerah bermasalah diidentifikasi dari hasil kompilasi data dan permasalahan sanitasi yang disusun yang kemudian dinilai skala prioritasnya dengan menggunakan Metoda Metaplan. Dengan menggunakan metaplan, penentuan daerah penerima manfaat program dapat dilakukan secara optimal; Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/CSIAP ini disusun secara partisipatif oleh Pokjasan Kelurahan dan BKM dengan didukung oleh perwakilan masyarakat, tokoh masyarakat dan dilakukan konsultasi kepada pemerintah setempat, masyarakat dan Pokja Sanitasi/AMPL Kabupaten/Kota. Hal yang perlu ditekankan pada tahap ini adalah bahwa usulan kegiatan yang muncul harus sesuai dengan Strategi Sanitasi Kabupaten/kota yang telah disusun oleh pemerintah

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |11   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 kabupaten/kota, dalam hal ini maka masyarakat dengan didampingi oleh fasilitator harus berkoordinasi dengan tim Pokja Sanitasi/AMPL tingkat kabupaten/kota. CSIAP merupakan perencanaan partisipatif jangka menengah, dengan jangka waktu 3 tahun, mengenai rencana investasi pembangunan sarana sanitasi komunal, upaya peningkatan kualitas hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat tingkat kelurahan dari hasil pemetaan sanitasi serta usulan kegiatan pembangunan skala kecil yang diusulkan oleh kelompok masyarakat. Hasil pemetaan sanitasi menjadi input penting dalam penyusunan perencanaan ini. Tata cara penyusunan CSIAP akan dijelaskan lebih lanjut di dalam lampiran pedoman pelaksanaan. Hasil dari perumusan masalah kemudian dijadikan bahan dalam Rembug Kelurahan II. 6.3.4. Rembug Kelurahan II Setelah pemetaan sanitasi dan penyusunan CSIAP, maka tahapan berikutnya adalah melakukan Rembug Kelurahan II. Kegiatan ini disiapkan oleh BKM dengan dukungan Kader Masyarakat dan FM. Rembug Kelurahan II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka untuk merumuskan prioritas titik lokasi penanganan permasalahan sanitasi. Tujuan Rembug Kelurahan II: 1. Merumuskan prioritas permasalahan yang terdapat di kelurahan; 2. Menentukan titik lokasi penanganan permasalahan; 3. Menentukan jenis infrastruktur yang akan dibangun; 4. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembangunan. Jenis infrastruktur yang akan dibangun harus disesuaikan dengan kriteria teknis program SPBM.

b a b 6 |12T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Proses yang dilakukan dalam Rembug Kelurahan II adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan kembali prinsip-prinsip Program SPBM; 2. Pemaparan kondisi dan permasalahan sanitasi kelurahan diperoleh dari hasil
pemetaan sanitasi dan telah disusun di dalam CSIAP;

3. Verifikasi CSIAP oleh seluruh peserta; 4. Paparan FM mengenai Alternatif Solusi Permasalahan, dalam kerangka masa
sekarang dan masa yang akan datang;

5. Peserta rembug kelurahan dibagi ke dalam beberapa kelompok diskusi dimana


masing-masing kelompok pleno tersebut untuk membuat membahas prioritas Prioritas penanganan Penanganan permasalahan (sesuai dengan Format Penentuan Prioritas);

6. Kemudian

dilakukan

Permasalahan;

7. Identifikasi Prioritas Lingkungan Penerima Manfaat berdasarkan skor hasil


pemetaan sanitasi;

8. Penentuan titik lokasi dan jenis infrastruktur yang akan dibangun; 9. Pembuatan Berita Acara Rembug Kelurahan II yang dilakukan oleh BKM dan
dibantu oleh Kader dan FM (Format 2.6 Lampiran ). Peserta Rembug Kelurahan II
1. 2.

Masyarakat umum; Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas. Pemerintahan Kelurahan, Para Pengurus RT/RW setempat, Pemerintah Kecamatan, Pokjasan.

3.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |13   


PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.3.5. Rembug Tingkat RT/RW I (Penyiapan Pemetaan RPA) Tahapan perencanaan di tingkat lokasi program lokasi titik pembangunan sarana sanitasi Rembug RT/RW I. Tujuan kegiatan ini adalah untuk sosialisasi program di titik lokasi, dan persiapan pelaksanaan Pemetaan Sanitasi dengan RPA. Rembug warga tingkat RW dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka yang diharapkan mampu menentukan waktu, tempat, dan partisipan dalam pelaksanaan RPA. Dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW, sangat disarankan untuk mengundang FM atau perwakilan BKM sebagai narasumber dalam pertemuan. Tujuan Rembug RT/RW I 1. Menyebarluaskan informasi program sampai ke tingkat RT/RW serta menyampaikan hasil Rembug Kelurahan kepada masyarakat. 2. Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan metode RPA Proses yang dilakukan dalam Rembug Tingkat RT/RW I adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Penjelasan kembali prinsip-prinsip Program Sanitasi Perkotaandi tingkat RT/RW. Paparan narasumber mengenai sistem seleksi lingkungan/kampung dalam program, dan pelaksanaan pemetaan sanitasi . Peserta musyawarah kemudian menentukan waktu dan pelaksanaan pemetaan sanitasi dengan metode RPA. yang telah ditentukan Kelurahan II pada , sebelumnya

dimulai dengan Rembug Warga tingkat

b a b 6 |14T a h a p a n  P e l a k s a n a a n   

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.3.6. Pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan RPA Setelah masyarakat menentukan jadwal dan waktu pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan RPA pada Rembug RT/RW I, kemudian BKM/Pokjasan dibantu FM dan Kader Masyarakat melaksanakan Pemetaan Sanitasi dengan metode RPA. RPA merupakan metode yang digunakan untuk melakukan pemetaan kondisi sanitasi masyarakat, masalah yang mereka hadapi, serta kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara partisipatif, atau bersama-sama masyarakat. Alasan penggunaan metode ini adalah : 1. Memposisikan masyarakat sebagai subyek 2. Memberikan ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan keinginannya 3. Sebagai media pemberdayaan masyarakat pada tingkat bawah (grass root level). RPA dilakukan setelah kegiatan Rembug Warga tingkat RT/RW I. RPA akan dilakukan hanya jika ada permintaan dari masyarakat setelah mereka memahami konsep Program SPBM dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW. Hal ini sesuai dengan pendekatan Demand Responsive Approach (DRA), yaitu permintaan menjadi salah satu indikator kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi yang mereka hadapi. Tujuan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi: Secara umum, tujuan pemetaan sanitasi adalah teridentifikasinya masalah sanitasi dan keinginan masyarakat untuk memecahkannya atas dasar kemampuan sendiri yang dilakukan secara partisipatif, sistematis, dan cepat. Tujuan akhirnya adalah terseleksinya masyarakat yang paling siap untuk implementasi program SPBM.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |15

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Untuk menilai kesiapan masyarakat, diukur 5 (lima) variabel, yaitu : 1. Pengalaman membangun infrastruktur kampung 2. Kesiapan masyarakat untuk berkontribusi 3. Kelayakan teknis untuk infrastruktur sanitasi 4. Kesiapan lembaga setempat untuk mengelola sarana 5. Prioritas perbaikan sanitasi. Kegiatan Pemetaan Sanitasi dilaksanakan oleh KSM dengan didukung oleh kader masyarakat, perwakilan warga masyarakat. Penjelasan secara rinci mengenai metode RPA disajikan di dalam pedoman RPA, CSIAP dan RKM, serta format-format yang dibutuhkan dalam pelaksanaan RPA dan Penyusunan RKM dapat dilihat pada Format 3.6-3.10 Lampiran Dari hasil RPA, KSM dapat menentukan titik yang paling tepat di RT/RW terpilih yang membutuhkan sarana sanitasi. Setelah itu KSM melanjutkannya dengan penyusunan RKM Untuk lebih jelasnya proses RPA dapat dilihat pada Annek 1 Buku Petunjuk Survey. 6.3.7. Rembug RT/RW II (Penetapan Titik Lokasi Infrastruktur dan Pembentukan KSM) Setelah titik pelaksaaan Pemetaan RPA, dilaksanakan Rembug RT/RW II untuk mempresentasikan hasil Pemetaan RPA, serta memilih Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM beranggotakan warga setempat, terutama yang akan memanfaatkan sarana sanitasi yang akan dibangun. Tujuan Rembug RT/RW II 1. Memaparkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan RPA kepada masyarakat, serta menentukan titik lokasi pembangunan 2. Membentuk KSM 3. Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Penyusunan RKM
b a b 6 |16T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

dengan menggunakan metode RPA akan

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Proses yang dilakukan dalam Rembug Tingkat RT/RW II adalah sebagai berikut: 1. Paparan kembali oleh narasumber mengenai sistem seleksi lingkungan/kampung dalam program, dan pelaksanaan pemetaan sanitasi. 2. Pemaparan hasil Pemetaan Sanitasi kepada masyarakat . 3. Peserta Musyawarah kemudian memilih anggota KSM. 4. Peserta musyawarah kemudian menentukan waktu dan pelaksanaan penyusunan RKM. KSM akan bertanggung jawab selama proses pelaksanaan program, mulai dari perencanaan (penyusunan RKM dan DED-RAB), pelaksanaan konstruksi, sampai penyelenggaraan sistem operasi dan pemeliharaan setelah konstruksi selesai. Selain itu KSM juga berperan dalam kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, setelah FM tidak bertugas di lokasi. Sehingga dalam membentuk maupun menyusun organisasinya disesuaikan dengan kepentingan kegiatan-kegiatan tersebut. Bentuk dan susunan pengurus sesuai dengan kehendak musyawarah masyarakat, dan ditetapkan melalui surat keputusan kelurahan yang diketahui oleh kecamatan setempat. Namun, apabila dibutuhkan, pembentukan/kepengurusan KSM dan AD/ART KSM dapat dilegalkan melalui notaris setempat. Contoh Bentuk Kelompok: Kelompok Pengelola terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Kontribusi, Seksi Operasi dan Pemeliharaan, Seksi Kampanye Kesehatan. Dengan tugas sebagai berikut: 1. Ketua: Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan. Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat-rapat.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |17

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Sekretaris: Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha serta dokumentasi; Melaksanakan surat-menyurat; Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan/membayar sesuai dengan RAB yang telah ditetapkan; Melakukan pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan realisasi serta laporan pertanggungjawaban keuangan yang dikelola mingguan dan bulanan. 4. Seksi Tenaga Kerja Melakukan inventarisasi tenaga kerja; Melakukan rekrutmen tenaga kerja; Mengatur tenaga kerja di lapangan; Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan; Pengawasan kepada pekerja dan bekerjasama dengan mandor. Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang dan menyetorkan pada bendahara 6. Seksi Logistik: Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan; Membuat laporan tentang keadaan material; Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah dibangun; Bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis.

3. Bendahara:

5. Seksi Kontribusi:

7. Seksi Operasi & Pemeliharaan:

b a b 6 |18T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 8. Seksi Kampanye Kesehatan: Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat; Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat; Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan

Catatan : Untuk sebagai catatan, bahwa mekanisme kerja KSM tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disepakati oleh pengurus KSM dan selu-ruh calon pengguna/penerima manfaat. Sementara, status pembentukan KSM disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Lurah yang diketahui oleh Camat setempat. Untuk daerah tertentu, pembentu-kan KSM ini perlu legalitas notaris untuk kepentingan pembukaan reken-ing masyarakat. 6.3.8. Penyusunan RKM Rencana resmi sebagai kegiatan perencanaan dasar untuk dari masyarakat perbaikan pencairan berbagai (RKM) merupakan bukti dokumen sanitasi oleh masyarakat, sekaligus dana/material

stakeholder yang telah memberikan komitmen. RKM Sanitasi Perkotaan hanya akan dilakukan oleh masyarakat yang lingkungannya terseleksi sebagai titik lokasi pembangunan sarana sanitasi. Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua kegiatan yang dilakukan, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis diserahkan kepada tenaga ahli, namun tetap melibatkan masyarakat.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |19

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Dokumen RKM ini berisi mengenai Teknologi Sarana Sanitasi Terseleksi, Detailed Engineering Design (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), Mekanisme dan Jadwal Pencairan Kontribusi, Konstruksi dan Supervisi, Capacity Building, Pengoperasian dan Perawatan (O&P), Struktur organisasi KSM SPBM,serta Penjaminan Sistem. Dalam penyusunan RKM ini, FM berkewajiban untuk memberikan bimbingan baik teknis dan manajemen kepada KSM Sanitasi. a. Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi ini berisikan 1. Latar Belakang yang mendasari Kegiatan, didasarkan pada Hasil Survey; 2. Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dengan Pelaksanaan Pembangunan Sarana Sanitasi.; 3. Manfaat Pekerjaan terhadap warga dan Lingkungan Hidup Desa; 4. Pelaksanaan Pekerjaan, baik yang berhubungan dengan Dana, Waktu, Pelaksana dan Pelaku-pelaku lain yang mungkin terlibat; 5. Kebutuhan Lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta mekanisme pelaksanaannya; 6. Mekanisme Pelaksanaan, Pengelolaan dan Pengawasan; 7. Profil Lokasi Sasaran yang menunjukkan Kondisi Awal dan Data Prasarana Sanitasi setempat; Untuk komponen-komponen piihan sanitasi telah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk jenis konstruksi yang tidak ada atau lebih rumit harus mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Satker PLP Kota setempat. b. Usulan Rencana Operasi dan Pemeliharaan Operasi dan Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar Prasarana dan Sarana tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana.

b a b 6 |20T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pelibatan masyarakat dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dilakukan dengan dibentuknya KSM Tujuan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun adalah: Tersedianya Infrastruktur yang tetap Berfungsi dengan Kualitas dan Umur Pelayanan yang sesuai dengan Rencana. Biaya Pemeliharaan. baik. Pemeliharaan yang Tepat Waktu dan Tepat Sasaran, dapat Menghemat Tersedianya Organisasi Pengelola yang Aktif dan berfungsi dengan Pada Tahap Persiapan Usulan RKM, Rencana Operasi dan Pemeliharaan Baru disusun sebagai Rencana Awal, mengingat Sedangkan Finalisasi Rencana Operasi dan Pemeliharaan dibahas dan ditetapkan melalui Rembug Warga Tingkat RT/RW III sebelum pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi c. Usulan Rencana Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Pada dasarnya Sumber Pendanaan Operasi dan Pemeliharaan adalah Warga Pemanfaat Infrastruktur dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa Pemeliharaan, Perbaikan dan Pengembangan Infrastruktur adalah Tugas bersama seluruh Warga Pemanfaat, bukan milik Pemerintah atau Aparat. Namun, Pembiayaan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan selain bersumber dari iuran warga diharapkan didukung oleh APBD. Pada Tahap Penyusunan RKM, Aspek Pembiayaan Baru disusun pada Tahap Identifikasi dari Rencana Pembiayaan. Sedangkan secara mendetail terhadap Aspek Operasi dan Pemeliharaan didiskusikan dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW III. Contoh Penyusunan Usulan dapat dilihat di (Format 4.1-4.4 Lampiran).

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |21

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.3.9. Penyusunan DED dan RAB Setelah RKM, langkah selanjutnya adalah Penyusunan Rencana Teknis dan RAB yang dilaksanakan oleh BKM, KM dengan dibimbing oleh FM. Hasil dari Kegiatan ini harus dikonsultasikan dengan Satker PLP dan TAMK. Pada Tahap ini dilaksanakan: 1. Penyusunan Rencana Teknis; Hasil Penyusunan Rencana Teknis diwujudkan dalam Dokumen Rencana Teknis dan Gambar Desain Teknis (Format 4.8 Lampiran). Penyusunan Rencana Teknis harus mengacu kepada Petunjuk Teknis Sanitasi. 2. Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB); Hasil Penyusunan RAB berupa Perhitungan Volume Pekerjaan, (berdasarkan Rencana Teknis yang telah disusun), harga dari berbagai macam bahan/ material, alat dan tenaga yang dibutuhkan pada suatu konstruksi (Format 4.9 Lampiran). Tujuan Kegiatan Penghitungan Rencana Anggaran Biaya adalah untuk Memprediksi Biaya Pelaksanaan. Melalui Penghitungan RAB dapat diketahui Taksiran Biaya setiap item/sub kegiatan. Perlu dicatat bahwa taksiran biaya yang dibuat bukanlah biaya sebenarnya. Biaya sebenarnya akan diperoleh pada saat pelaksanaan. Dalam penyusunan RAB, BKM dan KM dibimbing olehFM dan TAMK. 6.3.10. Pengajuan Dokumen Rencana Pembangunan Usulan RKM yang telah difinalisasi dan rencana DED serta RAB tersebut dikonsolidasikan dalam satu buku, dijilid dengan judul : Dokumen Rencana Pengajuan. Dalam dokumen rencana pembangunan, Semua hasil dari Penyusunan RKM, dikonsolidasikan 1. Profil lokasi 2. Ketersediaan Lahan

b a b 6 |22T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Penentuan Calon Pengguna 4. Pemilihan Teknologi Sanitasi 5. DED dan RAB 6. Mekanisme Pencairan Dana 7. Rencana Pengelolaan Keuangan Sanitasi Perkotaan(Rekening, Administrasi pembukuan BLM, Mekanisme pembelanjaan, Laporan keuangan) 8. Rencana Kerja Masyarakat Rencana Konstruksi Rencana Kontribusi Masyarakat Rencana Pelatihan

Rencana Operasi dan Pemeliharaan. Usulan Dokumen Rencana Pembangunan ini diserahkan kepada DPIU disertai dengan Surat Pengantar Usulan Desa (Format 4.1 Lampiran). Verifikasi Dokumen Rencana Pembangunan Verifikasi Dokumen Rencana Pembangunan dilakukan oleh DPIU. Usulan dokumen harus selaras dengan Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah, Kriteria Teknis yang ada dan Prioritas Pembangunan Daerah, dengan demikian tidak terjadi Pendanaan Pembangunan yang tumpang-tindih. Pada Verifikasi ini, dapat dilakukan kunjungan lapangan oleh DPIU untuk mengetahui Situasi dan Kondisi Lapangan (Format 4.5 Lampiran ). Verifikasi dan asistensi Dokumen disarankan agar tidak lebih dari 7 hari dihitung sejak masuknya dokumen ke DPIU Finalisasi Dokumen Rencana Pembangunan Finalisasi DPIU. Finalisasi Usulan RKM/CSIAP dilakukan untuk Perbaikan dan Pembenahan Usulan RKM berdasarkan hasil verifikasi oleh DPIU, terutama apabila ditemukan hal-hal yang belum sempurna. dilakukan oleh KSM dan Kader Masyarakat dengan Pendampingan dari FM dan

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |23

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Setelah dilakukan Finalisasi maka Dokumen Rencana Pembangunan dapat digunakan untuk pada tahap selanjutnya yaitu Pelaksanaan Fisik. 6.4. TAHAP PELAKSANAAN FISIK Tahap pelaksanaan fisik dimulai dengan melaksanakan Rembug Warga Tingkat RT/RW III, Penandatanganan Kontrak Kerja, dan Pelaksanaan Fisik Infrastruktur. Dalam pelaksanaan fisik dilakukan supervisi yang terdiri atas pemantauan kegiatan dan pelaporan. Setelah pelaksanaan fisik infrastruktur selesai dilakukan penyelesaian kegiatan (finalisasi) dan serah terima hasil infrastruktur. Dalam melaksanakan kegiatan KSM difasilitasi oleh FM. 6.4.1. Rembug Warga Tingkat RT/RW III Rembug Warga tingkat RT/RW III (Rencana Pelaksanaan bertujuan Pembangunan untuk Infrastruktur rencana menetapkan

pelaksanaan pembangunan infrastruktur, serta finalisasi rencana Operasi dan Pemeliharaan.

Pemaparan Rencana Pelaksanaan Pembangunan Pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi disepakati secara swakelola (tidak menggunakan pihak ke-3/kontraktor), kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keahlian atau peralatan tertentu. Sehingga, pelaksanaan pembangunan dioptimalkan untuk memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat setempat dengan melakukan efisiensi penggunaan alat berat. Rencana pelaksanaan pembangunan sarana sannitasi yang disepakati mencakup besaran upah, jumlah pekerja, calon pekerja, mekanisme pembayaran upah/material dan rencana pengajuan pencairan secara mendetail.

b a b 6 |24T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Finalisasi Rencana Operasi dan Pemeliharaan Rencana Operasi dan Pemeliharaan yang disepakati meliputi rencana penyediaan dana yang harus masuk rekening pada saat pencairan dana BLM, rencana pengumpulan dana/iuran pemeliharaan termasuk besarannya dan mekanisme penyelenggaraan pemeliharaan infrastruktur. Rencana Operasi dan Pemeliharaan ini disepakati dan akan dilaksanakan oleh KSM. KSM mulai bekerja sejak tahap pelaksanaan pembangunan, sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan. Proses Pelaksanaan Rembug Warga RT/RW III 1. KSM dibantu oleh Kader Masyarakat dan FM menyiapkan materi yang akan disampaikan di dalam Rembug RT/RW III antara lain mengenai: a. b. c. 2. 3. Mekanisme dan rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi; Finalisasi rencana Operasi dan Pemeliharaan serta rencana pendanaannya; Pembentukan Tim Pengadaan Barang/Jasa; KSM dibantu oleh KM dan FM dan perwakilan BKM melaksanakan Rembug Warga; Perwakilan BKM sebagai pimpinan musyawarah menjelaskan kembali prinsipprinsip penting program terutama tentang perlunya keterbukaan dalam pengelolaan kegiatan dan adanya hak masyarakat untuk melakukan pemantauan; 4. 5. Ketua KSM memaparkan rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik; Peserta musyawarah menyepakati rencana dan jadual pelaksanaan kegiatan, yang sebelumnya telah di cek dan (jika diperlukan) dirubah sesuai kondisi terkini, 6. kemudian memberikan wewenang kepada KSM untuk melaksanakannya; Identifikasi tenaga terampil dan pendaftaran calon pekerja untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan sendiri. Calon pekerja harus digolongkan menurut jenis kelamin. Orang yang tergolong kurang mampu harus mendapatkan prioritas. Pendaftaran tenaga kerja dapat diteruskan selama pelaksanaan bila terdapat calon tenaga kerja baru;

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |25

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7. 8. Ketua KSM memaparkan rencana Operasi dan Pemeliharaan kepada warga; Peserta musyawarah menyepakati rencana Operasi dan Pemeliharaan serta rencana pendanaannya dan juga menyepakati pelaksanaan pemeliharaan infrastruktur terbangun; 9. Peserta menyepakati dana yang harus disiapkan sebesar 25% dari kebutuhan operasi dan pemeliharaan, sebagai syarat pencairan BLM tahap pertama; 10. Peserta menyepakati berita acara realisasi sumbangan/swadaya masyarakat (non-finansial) dan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur di desa; 11. Ketua KSM menjelaskan kembali dan menyimpulkan pokok-pokok hasil diskusi Rembug Warga Tingkat RT/RW III; Penandatanganan Kontrak Kerja Setelah Rembug RT/RW dengan berupa III, pelaksanaan ditindaklanjuti kontrak kerja. Kontrak Kerja Surat (SP3) Perjanjian antara BKM Pelaksanaan Pekerjaan penandatanganan

dengan PPK PLP, Satker PLP. Dalam kontrak kerja, dinyatakan bahwa pembayaran dilakukan dimuka dan selanjutnya mempertimbangkan kemajuan pekerjaan di lapangan yang dilakukan dalam 3 (tiga) tahap sesuai dengan Mekanisme Pencairan Dana untuk Pembangunan Swakelola dalam Perpres 54 tahun 2010. Tahap pertama sebesar 40% bisa dicairkan setelah RKM disetujui. Selanjutnya 30% berikutnya dibayarkan pada saat kemajuan pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%, dan sisanya sebesar 60% dibayarkan pada saat kemajuan pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 72%.

b a b 6 |26T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Satker PLP dapat melakukan penangguhan pencairan dana untuk Pencairan Tahap II dan III jika terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan dana di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan oleh lembaga pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal dan/atau BPKP). Contoh Surat Kontrak Kerja/Perjanjian dapat dilihat pada Format 7.1 lampiran. 6.4.2. Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Pelaksanaan Perdesaan Pembangunan mulai dilakukan Infrastruktur segera setelah

Penandatanganan Kontrak. Proses pembangunan ini dilaksanakan oleh KSM dengan bimbngan FM, serta dengan pengawasan BKM. Proses Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur meliputi beberapa kegiatan yang terkait di dalamnya, seperti Perencanaan Pekerjaan, Penyiapan Lokasi, Pengadaan Material dan Barang, Pelaksanaan Konstruksi, Sewa Alat, dan Jumlah Tenaga Kerja, Jadwal Waktu Pelaksanaan serta Pengendalian Pengeluaran Dana oleh Pelaksana. (Contoh Rencana Jadwal Pelaksanaan dilihat pada Format 6.1 Lampiran). Perencanaan Pekerjaan Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan konstruksi, diperlukan perencanaan pekerjaan meliputi perencanaan untuk tenaga kerja yang diperlukan, pengadaan material konstruksi, dan pengusahaan peralatan yang diperlukan. Urutan umum tentang kegiatan yang harus dilaksanakan dan memerlukan perencanaan adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran Lapangan; 2. Pembersihan lahan,

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |27

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Penyiapan lokasi, sebagai tindak lanjut dari land clearing, dengan pelaksanaan pemasangan patok benchmark; 4. Pengadaan dan pengelolaan material, yang terkait dengan mekanisme penyimpanan barang dan pengelolaan bahan dan alat; 5. Kegiatan finishing seperti tindakan perlindungan dari erosi, pembersihan akhir, dsb Sebelum membuat rencana kerja, berbagai informasi yang spesifik perlu dikumpulkan, untuk membuat suatu rencana kerja yang realistis. Tanpa rencana yang baik dan realistis, sulit untuk membuat estimasi berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan dan tersedia. Dan tanpa adanya rencana kerja akan menghasilkan tenaga kerja yang tidak teratur dan tidak optimal, sehingga tidak akan mencapai hasil yang diharapkan (baik dalam kualitas dan kuantitas). Informasi yang diperlukan untuk dapat menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut:
1. Tanggal awal dan tanggal penyelesaian; 2. Volume dan lokasi berbagai jenis pekerjaan yang dilaksanakan; 3. Kebutuhan masukan untuk tenaga kerja, material konstruksi, perkakas; 4. Ketersediaan tenaga kerja, peralatan, perkakas, dan material konstruksi 5. Informasi tentang awal dan akhir musim hujan secara umum.

Manajemen Tenaga Kerja Tenaga kerja yang termotivasi dengan baik penting artinya untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Peran pengawas penting artinya dalam memotivasi tenaga kerja. Ia dapat membantu memotivasi para pekerja dalam berbagai cara: 1. Menciptakan rasa pencapaian dan menunjukkan penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja;

b a b 6 |28T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Mendelegasikan tanggung jawab kepada pekerja serta member petunjuk dan pelatihan kepada pekerja sehingga mereka dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. 3. Mengatur dan mengelola pekerjaan dengan cara yang efektif dan efisien, dan mengkomunikasikan serta berperilaku benar di depan pekerja; 4. Memastikan adanya kondisi kerja yang baik dan pantas di lapangan. Pengaturan Tenaga Kerja Pengaturan tenaga kerja di lapangan penting sekali bila kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan menerapkan metode kerja Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community Driven Development). Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur tenaga kerja di tapak pekerjaan: 1. Mobilisasi Pekerja. Rencana kerja harus disiapkan jauh sebelumnya agar penduduk setempat dapat mempersiapkan diri apabila tenaga kerja mereka diperlukan. Kemudian tenaga kerja yang tersedia harus dipastikan agar jumlahnya tercukupi untuk pekerjaan yang direncanakan dalam hari atau minggu tertentu. Mobilisasi tenaga kerja diusahakan di sekitar tapak pekerjaan; 2. Menetapkan Kelompok Pekerja. Kelompok tenaga kerja dapat disusun untuk melaksanakan pekerjaan. Tergantung pada jenis dan volume pekerjaan, satu kelompok terdiri dari 10-25 pekerja. Tiap kelompok harus ada ketua kelompok; 3. Pengaturan Jarak Antar Kelompok Pekerja. Kelompok-kelompok pekerja sebaiknya tidak bekerja berdekatan satu dengan lainnya. Bila mereka bekerja terlalu terpisah, ini akan menyulitkan pengawasan. Jarak antara lokasi kerja berbagai kelompok pekerja sebaiknya diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan;

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |29

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 4. Menugaskan kegiatan-kegiatan bagi kelompok pekerja. Agar dapat menggunakan pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh secara optimal, sebaiknya satu kelompok ditugaskan untuk bekerja terus dalam bidang dan kegiatan yang sama selama masa konstruksi. 5. Penyeimbangan kelompok. Beban agar kerja dibagi rata antara berbagai kelompok, dan memberikan kesembangan yang baik dalam pembagian tugas antara pekerja dalam kelompok tertentu. 6. Menetapkan tugas-tugas harian. Tujuannya untuk memungkinkan agar ratarata pekerja menyelesaikan kerja sehari dalam sekitar 75% dari jam kerja normal. Metode ini hanya digunakan pada tahap awal, untuk selanjutnya ditentukan melalui percobaan di tempat kerja. Penyiapan Lokasi Dalam pelaksanaan Program SPBM dimungkinkan adanya proses pengadaan lahan, yang dilakukan melalui mekanisme hibah lahan (voluntary donation), dengan merujuk pada ADB Policy on Involuntary Resettlement (1998) and Operation Manual (2006). Prinsip dasar yang dianut: 1. Akusisi tanah/lahan atau aset sedapat mungkin diminimalisasi; 2. setiap penduduk yang terkena pembebasan/pengadaan lahan harus secara layak memperoleh kompensasi dan rehabilitasi; 3. setiap penduduk diajak berkonsultasi dalam mempersiapkan rencana pemindahan lahan (resettlement plan/rps) dan dalam pelaksanaannya harus melibatkan penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan; 4. untuk kasus dimana dampak pembebasan lahan mengakibatkan lebih dari 10% aset ataupun lahan yang dimiliki, maka proyek (RIS-PNPM Mandiri) akan memberikan kompensasi yang memadai melalui rehabilitasi kepada penduduk terkena dampak pembebasan lahan dengan demikian penduduk tersebut dapat memperoleh kembali aset yang sama baik dari standar kehidupan yang layak, maupun pendapatan;

b a b 6 |30T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5. apabila masyarakat telah memutuskan untuk memberikan kontribusi lahan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan, beberapa persyaratan safeguard yang harus dipenuhi adalah: Konsultasi yang memadai dengan para pemilik lahan: x Kepastian bahwa hibah tanah/lahan tidak mempengaruhi standar hidup dari penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan; x Hibah tanah/lahan dikonfirmasikan sebelumnya secara lisan dan tertulis, serta tercatat dan diverifikasi oleh pihak independen (LSM maupun organisasi lain yang berbadan hukum); x Sudah dipersiapkan sistem tindak lanjut keluhan masyarakat; x Mekanisme safeguard terkait dengan pengadaan lahan dibahas melalui proses pengambilan keputusan sesuai dengan pedoman pelaksanaan diikuti oleh fasilitator dan konsultan serta menyebarluaskannya kepada masyarakat; x Penilaian khusus berkaitan perlindungan masyarakat yang berpotensi menjadi miskin akibat adanya proses pengadaan lahan akan dilakukan sejalan dengan penyiapan Subproject Resettlement Plan (RPs), terutama bagi kaum perempuan dan anak-anak. Secara khusus masyarakat yang beresiko menjadi miskin tersebut akan diberikan pendampingan khusus dalam upaya mempertahankan kondisi sosial ekonomi mereka; x Harus dipersiapkan mekanisme dengar pendapat (hearing) dan penyelesaian pengaduan selama persiapan RPs; x Detail dari RPs harus disampaikan (disclosed) kepada penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan dan kelompok masyarakat melalui musyawarah desa dan dicantumkan dalam format isian ringkasan RPs, ataupun selebaran yang mudah dimengerti oleh seluruh kelompok masyarakat, serta diletakkan pada papan pengumuman;

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |31

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x Pelaporan dan pemantauan yang memadai menganai sistem pengelolaan pemukiman kembali. Persyaratan dan Kriteria Secara umum penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan dari pelaksanaan proyek dapat memperoleh x Tidak terjadi penurunan standar hidup; x Hak, dan kepemilikan atas lahan tidak berubah; x Usaha masyarakat tidak mengalami kendala, baik dengan atau tanpa resettlement. Penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan secara khusus dilindungi oleh ADB Social Safeguard Policy. Persyaratan kerangka resettlement dalam RIS-PNPM-Mandiri adalah: x Penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan tidak diperbolehkan dari penduduk miskin; x Penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan yang dikategorikan miskin tidak terkena dampak negatif (langsung ataupun tidak langsung) dari adanya proyek. Sedangkan kebutuhan lahan proyek yang dilakukan dengan hibah ataupun melalui kesepakatan masyarakat harus dilaporkan dan dicatat secara mendetail termasuk kondisi sosial ekonomi dan dampak proyek bagi penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan; x Setiap kegiatan pengadaan lahan/pemindahan kembali harus sesuai dengan kebijakan ADB, dan harus dicatat serta dilaporkan; x Seluruh informasi yang dibutuhkan harus dicantumkan dalam format pemukiman kembali yang dintegrasikan dalam RKM; x Setiap usulan kegiatan yang memerlukan adanya resettlement plan harus direview oleh komite khusus bagi ADB dan Pemerintah Indonesia sebelum proyek/kegiatan dilaksanakan. manfaat/dampak antara lain:

b a b 6 |32T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 x Prosedur pemukiman kembali, setelah masyarakat menentukan kegiatan melalui musyawarah desa, dengan prosedur: Identifikasi pengadaan lahan dan dampak sosial ekonomi yang diakibatkannya; Mengadakan konsultasi stakeholder dalam upaya meminimalisasikan dampak dan mengidentiikasi penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan serta preferensi mereka; Pengadaan sensus dari penduduk yang terkena dampak dari pembebasan lahan dan inventaris serta pengumpulan data dan

pengukuran terinci (Detailed Measurement Survey/DMS) seluruh aset yang terkena;

Pengumpulan data sosial ekonomi dari penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan, serta memastikan bahwa tidak terjadi penurunan standar hidup dari penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan; Melaksanakan survey biaya pengantian (ganti rugi) dari aset yang diinformasikan kepada penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan; Menyediakan informasi proyek/kegiatan dan rencana pemukiman kembali dalam format sederhana dan mudah dimengerti oleh seluruh stakeholder; Setiap hibah lahan, harus dilakukan konfirmasi secara tertulis kepada penduduk yang terkena dampak pembebasan lahan yang legal; Menyiapkan resettlement plan dengan informasi yang dibutuhkan dan jadual pelaksanaannya prosedur penanganan pengaduan, serta monitoring dan evaluasi; dan diverifikasi oleh pihak independen seperti LSM ataupun institusi

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |33

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Menyampaikan resettlement plan kepada komite safeguard untuk disetujui sebelum pelaksanaan dan pekerjaan sipil. Tanggung Jawab Pelaksanaan Seluruh organisasi pelaksana Program SPBM bertanggung jawab penuh, dan implementasinya akan didukung oleh tenaga ahli safeguard di tingkat kabupaten yang akan mendukung FM yang akan mempersiapkan kegiatan dan pelaksanaan pelaporan. Komite Independen akan melakukan review, dan pembiayaan untuk penugasan kegiatan ini akan didanai dari pendanaan proyek. Secara rinci, mekanisme LARF secara rinci akan di jabarkan dalam BOX 6.4 di halaman berikut:

b a b 6 |34T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


1. Dalamperencanaanpembangunandesaakandisepakatiadaatautidakadanyakebutuhanlahan. 2. Apabila ada kubutuhan lahan, ditawarkan kepada masyarakat apakah lahan tersebut akan dihibahkanatautidak(nonhibah). a. LahanHibah Apabilalahanyangdiperlukantersebutmendapatkanhibahdaripemilik,makalangkah selanjutnya: Memeriksastatustanahtersebutsecarahukum Mengidentifikasiataumenetapkanluasnyalahan Melakukandiskusidanwawancaradenganpemilik Pengisianformulir/lembarhibah b. LahanNonHibah Apabila lahan yang diperlukan tersebut adalah pengguna lahan tetapi bukan sebagai pemilik lahan (pengelola atau penggarap) perlu dilakukan Ressetlement Framework (RF), maka langkahselanjutnyaadalah: Identifikasipenggunalahan Identifikasiataupenetepanluaslahan Diskusidanwawancara Pada pelaksanaan Program SPBM apabila ditemukan bahwa pengadaan lahan harus menempuh sistem pengadaan non hibah, sedapat mungkin dilakukan penggantian usulan RKM. Hal ini mempertimbangkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka Program SPBM merupakan kegiatan yang sifatnya merupakan prasarana dasar dengan skala komunitas. 3. Apabila penetapan lolasi atau lahan yang diperlukan lebih kecil atau sama dengan 10% dari luas lahanyangadaakandilanjutkandenganLandAcquisition(LA),denganlangkahsebagaiberikut: Melakukanpenetapanlokasidanluaslahan Melakukanpengukuran Menyusunpelaporan 4. Apabila penetapan lokasi atau lahan hibah yang diperlukan  lebih besar dari 10% luas lahan yang ada maka akan dilanjutkan dengan Ressetlement Framework (RF). Langkah selanjutnya adalahmelakukan: Identifikasi adanya penurunan tingkat kehidupan masyarakat (hilangnya penghasilan, pekerjaandsb) MelakukanmusyawarahkhususAP.
BOX6.4M E K A N I S M E  L A R F 

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |35

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan material yang akan digunakan dalam pembangunan fisik harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan volume yang telah disepakati dan disetujui dalam RKM dan RAB. Jika terjadi ketidaksesuaian volume yang diakibatkan oleh kondisi lapangan maka harus dilakukan revisi/perhitungan kembali terhadap RAB tersebut dengan meminta persetujuan kepada DPIU/PPK Tingkat Kabupaten. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, penggunaan alat berat

diupayakan seminimal mungkin dengan mempertimbangkan biaya. Jika konstruksi yang dibangun membutuhkan alat berat maka harus diperhitungkan tingkat efesiensi dalam penggunaannya sehingga program ini benar-benar dapat memberikan pendapatan secara optimal kepada masyarakat. Mekanisme Pengadaan barang dan Jasa mengacu pada Perpres 54 tahun 2010. Dalam Perpress disebutkan bahwa pengadaan dengan penunjukan langsung bisa dilakukan untuk pengadaan barang dengan nilai maksimum 200 juta rupiah. Untuk Program SPBM, peraturan tersebut diaplikasikan dengen dirinci sebagai berikut, 1. Pengadaan barang yang bernilai kurang dari Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) dapat dibeli langsung kepada penyedia barang dan bukti perikatnya cukup berupa kuitansi pembayaran dengan materai secukupnya. 2. Untuk pengadaan barang yang bernilai diatas Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) dapat dilakukan dengan penunjukan langsung kepada 1 (satu) penyedia barang melalui penawaran tertulis dari penyedia barang yang bersangkutan, dan bukti perikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK) dengan materai secukupnya. 3. Untuk pengadaan barang yang bernilai di atas Rp 15.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh juta) dilakukan oleh panitia pengadaan yang berjumlah 3 (tiga) orang yang berasal dari BKM dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3

b a b 6 |36T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 (tiga) penyedia barang yang berbeda serta memilih penawaran dengan harga terendah, dan bukti perikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK) dengan materai secukupnya. 4. Dan untuk pengadaan barang yang bernilai diatas Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dilakukan oleh panitia pengadaan yang berjumlah 3 atau 5 orang yang berasal dari BKM dengan cara meminta dan membandingkan sekurangkurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia dengan harga terendah, dan bukti perikatannya berupa Surat Perjanjian dengan materai secukupnya. Dokumen yang harus disiapkan dalam pembentukan dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dapat dilihat dalam lampiran. Pada tahap ini, Fasilitator bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada panitia dan KSM agar pelaksanaan pengadaan material/sewa alat dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Tujuan pemantauan adalah untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan fisik agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Dilakukan dengan pengumpulan informasi yang terkait pekerjaan fisik, seperti pengecekan kualitas material, pemantauan pelaksanaan konstruksi melalui pengukuran progress harian dan mingguan, pemantauan pemanfaatan dana, pemantauan jumlah pekerja yang berpartisipasi. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap permasalahan dan kesulitan yang dihadapi selama pekerjaan konstruksi, misalnya kejadian alam seperti cuaca, ataupun bencana alam. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh KPP dan dibantu oleh FM, KD, PPIU dan DPIU (PPIU dan DPIU melakukan pengawasan dalam tinjauan langsung yang dilakukan secara berkala). Dalam tahap ini merupakan tahapan yang penting, untuk itu diharapkan masyarakat secara luas mampu melaksanakan fungsi kontrol untuk: (a)Pengendalian Mutu; (b)Pengendalian Kuantitas/Volume Pekerjaan; (c)Pengendalian Waktu; dan (d)Pengendalian Biaya.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |37

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 a. Pengendalian Mutu Hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu adalah: Penyimpanan Bahan/Material Bahan-bahan harus disimpan sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas. Dan bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah diperiksa oleh pengawas. Metode Pengangkutan Material/Campuran Pengangkutan material harus diatur agar tidak terjadi gangguan di antara pelaksanaan berbagai pekerjaan. Bila perlu pengawas dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk melindungi setiap jalan dan infrastruktur yang ada di sekitar lokasi. Pengujian/Pemeriksaan Material Material yang akan digunakan harus diinspeksi oleh pengawas. Bila perlu pengawas dapat melaksanakan pemeriksaan ulang material bahan-bahan yang telah tersimpan sebelumnya. b. Pengendalian Kuantitas/Volume Pengawasan Kuantitas, dilakukan untuk mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang. Pengawas akan memeriksa pembiayaan. Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas dan peryaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dilakukan agar kuantitas pekerjaan benar-benar terukur dengan baik sesuai dengan pembiayaan dan disetujui oleh DPIU c. Pengendalian Waktu Di dalam pelaksanaan konstruksi, hubungan antara tenaga kerja, alat berat, dan jumlah jam per hari dengan waktu pelaksanaan penyelesaian sangat erat. bahan-bahan/campuran berdasarkan atas batas toleransi

b a b 6 |38T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Jadual Pelaksanaan Jadual pelaksanaan yang dibuat BKM dicek oleh DPIU dan TAMK sebelum pekerjaan dimulai terhadap: Kelayakan rencana target terhadap kondisi cuaca; Metode konstruksi yang sistematis dan benar; Pengendalian waktu oleh pengawas berdasarkan jadwal pelaksanaan tersebut Dari jadual pelaksanaan tersebut dijabarkan kedalam target harian, kemudian di cek terhadap pencapaian target hariannya. Bila target harian tidak terpenuhi maka selisih volume harus di perogramkan/dikejar untuk hari berikutnya Bila dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan konstruksi dapat diselesaikan sesuai jadual. Alat Berat Jika alat berat dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi, maka: Kapasitas alat/kombinasi alat harus dihitung lebih dahulu Bila perlu ditambahkan jumlah alat atau menambah jam kerja alat

Tenaga Kerja dan Jumlah Jam Kerja Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan target waktu. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau lembur

d. Pengendalian Biaya Yang perlu di perhatikan dalam pengendalian biaya adalah pengukuran hasil pekerjaan yang dilakukan dengan akurat dan benar sehingga kuantitas biaya sesuai dengan gambar rencana

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |39

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pemakaian Jasa Kontraktor Pelaksanaan pekerjaan yang dianggap oleh masyarakat tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat sendiri karena memerlukan keahlian dan peralatan khusus, setelah dievaluasi secara bersama-sama dengan pihak FM, maka KSM diperbolehkan untuk melaksanakan beberapa komponen pekerjaan dengan disubkontrakkan melalui pihak ketiga. Dalam pelaksanaannya KSM akan melakukan pengawasan terhadap kinerja subkontraktor dengan dibantu oleh FM. Dalam melakukan pengawasan, KSM juga akan melakukan pertemuan-pertemuan secara berkala dalam rangka memantau kemajuan pekerjaan yang telah dicapai oleh subkontraktor/pemasok serta permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan. Disamping pelaksanaan pekerjaan sendiri oleh masyarakat, KSM juga dapat secara langsung melakukan teguran-teguran di lapangan baik lisan maupun tertulis kepada subkontraktor terhadap kualitas pekerjaan maupun kemampuan tukang yang tidak memadai. Setiap kontrak yang selesai dilaksanakan oleh subkontraktor akan diperiksa oleh KSM terlebih dahulu dan dibantu oleh FM , kemudian akan dievaluasi oleh Tim penerima barang/jasa yang dibentuk oleh BKM. Panitia Penerima bertugas melakukan evaluasi atau pengecekan pekerjaan (Cek List Pekerjaan) yang dikerjakan oleh pihak kedua atau pihak ketiga (Subkontraktor/Pemasok) sesuai dengan spesifikasi teknis atau Kerangka Acuan Kerja dalam kontrak.

b a b 6 |40T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pelaporan Kegiatan Bagian lain dari Pengawasan Pelaksanaan adalah Pencatatan dan Pendokumentasian Hasil dan Proses di lapangan. Catatan dan Dokumentasi ini disusun dalam Bentuk Laporan, yang harus dibuat secara sederhana dan seringkas mungkin dan dilakukan secara berkala. Hal-hal yang harus dimuat dalam laporan: 1. Laporan Harian (Progress, Pemasukan dan Penggunaan Material dan Cuaca). 2. Buku Kas, yang mencatat Semua Penerimaan dan Pengeluaran Dana. 3. Pengisian Buku Bimbingan (Instruksi). 4. Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan Keuangan. 5. Jumlah dan Asal Pekerja dan Penggunaan Material. 6. Kesesuian Waktu Pelaksanaan. 7. Foto yang menggambarkan Kondisi Lapangan (0%; 30%; 60%; 100%). Secara Terperinci, Format Pelaporan Pengawasan Pelaksanaan (Supervisi) Konstruksi dapat dilihat pada Format 8.1-8.8 Lampiran. Selain itu, BKM selaku Penanggung Jawab Pelaksanaan Kegiatan wajib Melaporkan Kemajuan Pelaksanaan kepada masyarakat yang disampaikan melalui Forum Rembug Warga Mingguan dan Papan-papan Informasi di lokasi sasaran secara periodik setiap dua minggu. Rembug Warga Pelaksanaan a. Definisi Pelaksanaan Rembug Warga Pelaksanaan dilakukan untuk melaporkan dan membahas mengenai Laporan Pelaksanaan Kegiatan, Kendala-kendala Pelaksanaan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik kedepan serta agenda lainnya yang sekiranya diperlukan.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |41

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Rembug warga dilakukan secara rutin 1 (satu) minggu sekali dan hasilnya disebarluaskan melalui kegiatan penempelan informasi kegiatan. Dalam pelaksanaanya, BKM serta KM memaparkan laporan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan, laporan penggunaan material, fisik kendala-kendala Selain itu, pelaksanaan KSM dapat kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan kedepan. melaporkan perkembangan pengumpulan

dana operasi dan pemeliharaan. Pelaksanaan musyawarah desa/rembug warga ini diharapkan dapat menjadi wadah pemecahan permasalahan serta wadah interaksi masyarakat sebagai pemilik kegiatan selain sebagai salah satu bentuk transparansi pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan. b. Langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam Rembug Warga Pelaksanaan 1) Mempersiapkan Laporan Pelaksanaan Kegiatan yang disampaikan oleh BKM: Pelaksanaan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Fisik; Keuangan; Laporan Penggunaan Material Kendala-kendala Pelaksanaan Kegiatan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik Kedepan.

2) Menyimpulkan pokok-pokok untuk Rembug Warga Tingkat RT/RW IV. Keterbukaan Informasi a. Maksud Dalam Rangka mewujudkan Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Program SPBM, KSM dan BKM berkewajiban menyampaikan Informasi dalam bentuk Penempelan Papan Informasi dan Pemasangan Papan Proyek.

b a b 6 |42T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Penempelan informasi ini dilakukan oleh BKM yang meliputi informasi tentang RKM, dan hasilhasil rembug warga, laporan kemajuan Penempelan pengumuman pelaksanaan kegiatan dan keuangan, serta informasi-informasi informasi melalui lainnya. papan

ditempatkan di lokasi strategis, misalnya di kantor desa/dusun, masjid, gereja, balai pertemuan dll, dengan bentuk dan ukuran yang mudah dibaca oleh masyarakat. Penempelan informasi dilakukan secara rutin 1 (satu) minggu sekali. Papan proyek memuat informasi tentang nama pelaksanaan kegiatan, jenis dan volume infrastruktur yang dibangun, pagu dana untuk setiap jenis kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Papan proyek ditempatkan di lokasi kegiatan yang mudah terlihat oleh masyarakat. b. Langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam Keterbukaan Informasi Menyiapkan Papan Informasi dan Pemasangan Papan Proyek oleh BKM yang meliputi: 1. 3. Informasi tentang Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM). Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan dan Keuangan. Pelaksanaan Fisik selesai BKM diwajibkan pula untuk 2. Hasil Musyawarah Desa dan Rembug Warga. Setelah

membuat/mencantumkan Logo PU, ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat dan dapat disesuaikan dengan Kondisi Lapangan.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |43

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 6.5. TAHAP OPERASI DAN PEMELIHARAAN OLEH MASYARAKAT Secara Garis Besar Tahap Operasi dan Pemeliharaan Oleh Masyarakat di Tingkat Desa adalah sebagai berikut: 1. Rembug Warga Tingkat RT/RW IV. 2. Serah Terima Infrastruktur. 3. Operasi dan Pemeliharaan. 6.5.1. Rembug Warga Tingkat RT/RW IV Rembug Warga Tingkat RT/RW IV bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh BKM kepada warga lokasi sasaran. Rembug dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan habis. Rembug Warga ini merupakan penilaian akhir SPBM yang akan menjadi dasar dalam pemeriksaan Bawasda. Forum ini dipimpin Satker oleh PLP Lurah Kota, dengan DPIU, mengundang Inspektorat Jenderal/BPKP/

Pemerintah Kecamatan, KSM, KM, LSM, Tokoh masyarakat desa, dan warga lokasi kegiatan dengan perwakilan Pengurus RT/RW. Dalam Rembug ini, BKMmenjelaskan secara rinci dan transparan laporan pertanggung-jawaba. Materi adalah Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Rembug Warga ini disampaikan kepada pemerintah desa dan kabupaten. Laporan pertanggung jawaban terdiri dari 2, jenis tergantung penyelesaiannya: 1. Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan pertanggungjawaban BKM terdiri dari Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB).
b a b 6 |44T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Apabila pelaksanaan kegiatan fisik tidak selesai pada waktunya (pada akhir tahun anggaran belum mencapai 100%) maka laporan pertanggungjawaban BKM harus terdiri dari Laporan Pembuatan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK), dan Pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K). Pembuatan Laporan Penyelesaian Pelaksanaan kegiatan (LP2K) Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan (LP2K) adalah laporan yang ditandatangani oleh Ketua BKM dan diketahui KM dan FM untuk menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) serta siap diperiksa oleh Satker PLP Kota. Kondisi 100% dapat dicapai setelah dilakukan Testing and Commisioning. Testing and Commisioning dilakukan bersama-sama Satker PLP Kota, FM, Pemerintah Desa dan KPP. Pada saat LP2K ditandatangani, seluruh administrasi baik pertanggung-jawaban dana maupun jenis administrasi lainnya harus sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB). Lembar LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada FM dengan tembusan kepada Satker Kabupaten untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan di lapangan. Format LP2K dapat dilihat pada Format 10.1 Lampiran. Pembuatan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) KSM bersama KM harus membuat rincian realisasi kegiatan dan biaya berikut rekapitulasinya dan disetujui Satker Kabupaten. Hal ini sebagai bentuk penjelasan tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan serta penggunaan dana bantuan BLM. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) harus dibuat sesuai dengan kondisi pada saat LP2K dibuat pelaksanaan di lapangan. Hal-hal yang harus dicatat meliputi hargaharga satuan, volume, jumlah HOK terserap, besar dan distribusi dana dari setiap kegiatan di luar infrastruktur seluruhnya. Catatan harus berdasar kepada kondisi aktual di lapangan dan sesuai dengan catatan pelaporan harian.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |45

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pada prinsipnya pembuatan RKB merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Gambar-gambar yang dilampirkan dalam dokumen penyelesaian adalah denah atau lay out, peta situasi, detail konstruksi dan lain-lain yang juga bagian dari RKB. Jika terjadi perubahan pada infrastruktur terbangun, dilakukan perubahan pada gambar dan harus dituangkan dalam berita acara revisi. Format RKB dapat dilihat dalam Format 10.2 Lampiran Pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) Surat pernyataan penyelesaian kegiatan ini berisikan kesanggupan BKM untuk menyelesaikan kegiatan sampai dengan waktu yang direncanakan, dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen dari Satker PLP Kota, Lurah dan DPIU. Format SP2K dapat dilihat pada Format 10.3 Lampiran. Jika dalam pemeriksaan di lapangan ditemukan adanya kekurangan dalam pelaksanaan termasuk dalam hal administrasi maka Satker PLP Kota/DPIU dapat memberikan kesempatan waktu kepada BKM untuk menyelesaikan kegiatan konstruksi dan atau melakukan perbaikan. Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) Apabila sampai batas waktu akhir tahun anggaran, ternyata kegiatan pembangunan infrastruktur belum dapat diselesaikan, atau dana belum disalurkan seluruhnya, maka Ketua BKM dan FM dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen dari Satker Kabupaten, dan Kepala Desa membuat Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai pengganti LP2K. BASPK menunjukkan kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada saat itu. Lampiran yang harus dibuat jika muncul BASPK, yaitu realisasi kegiatan dan biaya hingga saat itu maupun gambar-gambar infrastruktur terbangun hingga saat itu. Jika pada saat BASPK masih terdapat sisa dana yang belum terserap dari KPPN
b a b 6 |46T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 maka sisa dana tersebut tidak dapat ditarik kembali dan harus dikembalikan ke kas negara. Format BASPK seperti pada Format 10.4 Lampiran. Pembuatan Dokumen Penyelesaian Dokumen penyelesaian merupakan satu buku yang secara garis besar berisi tentang laporan pertanggung-jawaban BKM selaku pelaksana program termasuk rincian realisasi penggunaan biaya oleh KSM dan lampiran pendukung lainnya. Dokumen dalam lampiran pendukung adalah gambar-gambar infrastruktur terbangun, laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan serta laporan kemajuan fisik. Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan oleh BKM bersama FM dan KM untuk disampaikan kepada Satker Kabupaten selambat-Iambatnya 1 (satu) minggu sejak tanggal serah terima pekerjaan. Jika sampai batas waktu tersebut dokumen penyelesaian belum bisa dituntaskan, maka Ketua BKM, FM dan Satker Kabupaten harus membuat Berita Acara Keterlambatan dan Kesanggupan penyelesaiannya untuk disampaikan kepada DPIU. 6.5.2. Serah Terima Infrastruktur Serah Terima Hasil Pekerjaan dilakukan setelah dan Pembangunan Operasionalisasi

Infrastruktur di Lapangan selesai dilaksanakan Infrastruktur yang dibangun sudah sepenuhnya dapat berfungsi dan bermanfaat. Serah Terima Pekerjaan dari BKM kepada KPA (Satker PLP Kota) dengan sepengetahuan Pemerintah Daerah (Dalam hal ini adalah Pemerintahan Kota dan Pemerintahan Kelurahan). Selanjutnya Pengelolaan Infrastruktur

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |47

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Terbangun diserahkan oleh KPA kepada KPP untuk dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan oleh masyarakat. Urut-urutan adalah sebagai berikut : 1. BKM menyerahkan sarana kepada KPA 2. KPA mencatatkan infrastruktur kepada KPPN 3. KPA menyerahkannya kepada sarana sanitasi kepada KSM untuk dikelola secara swadaya, otomatis merubah status aset jadi milik warga. 6.5.3. Operasi dan Pemeliharaan Oleh Masyarakat Tahap Paska Pelaksanaan Fisik merupakan upaya oleh masyarakat untuk Menggunakan dan Memelihara Infrastruktur Fisik yang sudah diselesaikan secara Optimal dan Berkesinambungan, dengan bimbingan dari Pemerintah setempat. Kegiatan Pemeliharaan pada Program SPBM sangat tergantung pada Kemauan dan Kemampuan Masyarakat dalam

Melaksanakan, Menggunakan, dan Memelihara Infrastruktur yang ada. Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Prasarana dan sarana terbangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan umur pelayanan sesuai rencana; 2. Menjamin pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, serta penghematan biaya pemeliharaan; 3. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok masyarakat/lembaga masyarakat untuk mengoperasikan dan mengoptimalkan aset yang ada sebagai sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan eluang pelatihan teknis maupun non teknis.

b a b 6 |48T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Pelestarian Pelestarian kegiatan merupakan tahapan pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggungjawab masyarakat. Namun demikian dalam melakukan tahapan pelestarian dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip Program SPBM. Hasil yang diharapkan dari upaya pelestarian kegiatan adalah: 1. Penerapan prinsip-prinsip Program SPBM dalam pelaksanaan pembangunan secara partisipatif di masyarakat; 2. Jaminan berfungsinya prasarana/sarana sanitasi terbangun secara berkelanjutan, sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan produktifitas masyarakat; 3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber pendanaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan prasaran/sarana terbangun; 4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat di kelurahan dalam pengelolaan hasil kegiatan; 5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Prosedur KSM harus mengembangkan prosedur, yang akan diikuti dalam pelaksanaannya. Selain prosedur pelaksanaan, KSM juga perlu untuk, untuk merumuskan peraturan, yang akan menetapkan hak dan kewajiban anggota dan pengelola, pemilihan pengurus dan mekanisme pemilihan, mengadakan pertemuan reguler, dan sebagainya. KSM berkewajiban membuat prosedur-prosedur tersebut secara rinci, transparan dan menyeluruh, dan didiskusikan kepada masyarakat.

T a h a p a n  P e l a k s a n a a n                                             b a b 6 |49

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


BOX 6.5 Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan O&P x Organisasi : oleh KSM x Pendanaan : 1. Sebagian dana sudah dikumpulkan sejak awal 2. Dana dari pemanfaatan infrastruktur Mekanisme pendanaan disepakati dalam musyawarah x Pengoperasian 1. Pelatihan operasi prasarana oleh FM kepada tenaga pelaksana; 2. Mekanisme kebutuhan bahan untuk operasi dan tenaga pelaksana; 3. Penghitungan kebutuhan bahan untuk operasi (kasus untuk prasarana air minum dan sanitasi; x Pemeliharaan 1. Pelatihan pemeliharaan rutin dan berkala oleh FM; 2. Perawatan rutin; 3. Perawatan berkala;

b a b 6 |50T a h a p a n  P e l a k s a n a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 7
7.1. UMUM

PENGENDALIAN

Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan Program SPBM sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan. Pengendalian program bertujuan untuk: 1. Menjamin setiap proses pelaksanaan sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan; 2. Menjamin bahwa perencanaan dirumuskan melalui proses dan mekanisme yang benar; 3. Menjamin jenis dan lokasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan; 4. Mengendalikan pemanfaatan dana agar sesuai dengan perencanaan dan dikelola secara transparan; 5. Menjamin agar kualitas setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan; 6. Menjamin agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik sesuai dengan fungsinya masing-masing; 7. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengendalian Program SPBM dilakukan melalui pengawasan/pemantauan, pelaporan serta evaluasi, dengan strategi sebagai berikut: 1. Pengawasan/pemantauan secara ketat dan obyektif pada setiap proses tahapan kegiatan di setiap level pelaku;

P e n g e n d a l i a n                                                         b a b 7 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Pelaporan di semua tingkatan pelaku dilaksanakan secara disiplin, akurat dan tepat waktu; 3. Pelaksanaan evaluasi secara regular didukung dengan pemberian sanksi untuk penegakan aturan; 7.2. PEMANTAUAN Sesuai dengan prinsip transparansi dalam program ini, pemantauan akan terdiri dari: 1. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program pelaku di dalam sistem (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat kelurahan sasaran); 2. Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksana kegiatan (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa, dll). Dalam pengendalian program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan (monitoring) secara berjenjang oleh pelaku-pelaku Program SPBM. 7.3. PELAPORAN Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut pemantauan yang telah dilakukan. Laporan ditulis secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala. Selain memuat data hasil dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan juga memuat foto/dokumentasi kegiatan, permasalahan, hambatan, dan rekomendasi penyelesaian permasalahan.

b a b 7 |2P e n g e n d a l i a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Gambar 7.1 Pelaporan Struktural


Tim Pengendali PNPM Mandiri
Laporan Pelaksanaan Program Tingkat Nasional

Asian Development Bank


Laporan Keuangan Program Teraudit Laporan Kemajuan Program Tiap Kuartal (QPR)

PUSAT

Ditjen Cipta Karya


Laporan Pelaksanaan Program Tingkat Nasional
Laporan E-Monitoring dan SAI

Laporan Manajemen Keuangan dan Proyek (LMP&LMK)

Laporan Pelaksanaan Program Tingkat Propinsi

PCMU
Laporan Bulanan Tingkat Propinsi Laporan Rapat Kordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Propinsi (Bulanan)

Satker Pusat
Laporan Bulanan Tingkat Propinsi Copy SP2D dan Dokumen Pendukung Kabupaten dan Propinsi

(LMP&LMK)

(LMP&LMK)

PROPINSI

Tim Koordinasi Propinsi


Laporan Kemajuan Pelaksanaan Propinsi (bulanan)

PPIU
Laporan Manajemen Keuangan dan Proyek (LMP&LMK)

Satker

Laporan Pelaksanaan Program

(LMP&LMK) Tim Koordinasi Kabupaten

Laporan Bulanan Tingkat

Laporan Rapat Kordinasi Pelaksanaan (2 mingguan)

(LMP&LMK)

Laporan Progress

Copy SP2D dan Dokumen Pendukung

KABUPATEN

DPIU
Laporan Pelaksanaan Kegiatan (bulanan) Laporan Pelaksanaan Kegiatan (bulanan) Laporan Progress Tingkat

Satker

(LMP&LMK)

Lap. Kemajuan Pelaksanaan Buku Kas Lap. Penggunaan Dana LPJ BKM

DESA

APARAT

OMS

P e n g e n d a l i a n                                                         b a b 7 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7.4. EVALUASI PROGRAM Evaluasi Program adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan identifikasi kendala-kendala, solusi dan alternatif tindakan penyelesaian yang dilakukan selama pelaksanaan program. Secara umum evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja program secara keseluruhan, dengan berbasis pada hasil penilaian indicator kinerja yang ditetapkan. 7.4.1. Indikator kinerja Program Indikator utama Program SPBM terdiri dari indikator output dan outcome, sebagai berikut: a. Output: x Meningkatnya jumlah penduduk, terutama kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin, yang memiliki akses pelayanan prasrana/sarana sanitasi dasar x x Meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki kesadaran akan kebersihan dan sanitasi serta mampu mengelola limbahnya dengan benar Terbentuknya organisasi masyarakat pengelola dan pemanfaat serta bertanggung jawab atas kelestarian infrastruktur terbangun, yang memiliki rencana operasional dan pemeliharaan. b. Outcome: x Meningkatnya kapasitas mayarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi). x Menurunnya kejadian penyakit yang yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

b a b 7 |4P e n g e n d a l i a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7.5. PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT Sebagai bagian dari Program PNPM Mandiri, maka pengelolaan pengaduan masyarakat dari Program Sanitasi Mandiri akan mengacu pada tata cara yang telah ditetapkan dalam Pedoman PNPM Mandiri. Program SPBM menganggap bahwa pengaduan/keluhan merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan program. Program SPBM memberi kesempatan kepada masyarakat atau pihak lain yang ingin menyampaikan pengaduan di tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan melalui unit pengelola pengaduan dengan secara lisan ( bertemu langsung atau telepon) atau tulisan (melalui surat, email, faximile atau SMS). Selain itu, masyarakat juga dapat mengirimkan pengaduannya secara langsung kepada Fasilitator, konsultan (RPMC/NPMC) atau kepada aparat pemerintah terkait. Akses yang lebih luas akan diberikan kepada masyarakat dengan penyediaan alamat/saluran untuk pengaduan yang dipasang di papan informasi di tiap kelurahan. Stakeholder di tingkat propinsi dan kabupaten/kota (PPIU dan DPIU) mempunyai kewajiban untuk memastikan informasi dan prosedur penyampaian pengaduan tersedia dan dipahami oleh masyarakat. Semua jenis pengaduan masyarakat harus dikelola dan sesegera mungkin mendapatkan penanganan dengan tanpa menimbulkan permasalahan baru. Penanganan pengaduan dan penyelesaian permasalahan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan pihak terkait pada tingkatan munculnya masalahbila pada tingkatan munculnya masalah, pengaduan belum terselesaikan, maka penanganan diserahkan pada tingkatan diatasnya.

P e n g e n d a l i a n                                                         b a b 7 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Gambar 7.2 Bagan Alir Penanganan Keluhan

b a b 7 |6P e n g e n d a l i a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7.6. TINDAK PENGAMANAN/SAFEGUARD Tindak pengamanan/safeguard dimaksudkan sebagai panduan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan serta pemantauan dengan mengacu pada persyaratan dari Asian Development Bank dan perundangan yang berlaku di Indonesia. Sesuai dengan karakteristik kegiatan, kerangka safeguard Program SPBM terdiri dari 3 komponen, yaitu: 7.6.1. Safeguard Pembebasan lahan dan pemukiman kembali, Kegiatan di dalam Program SPBM dikategorikan B, dengan pertimbangan bahwa pengadaan lahan dan pemukiman kembali, relokasi rumah dampak pada lahan yang subur atau aset produktif lainnya tidak diharapkan muncul. Dengan demikian penyediaan lahan yang dibutuhkan diharapkan melalui kontribusi masyarakat penerima manfaat. Executing agency memiliki tanggung jawab koordinasi terkait dengan kegiatan pemukiman kembali. Program ini akan mengikuti kebijakan, pedoman dan pengelolaan yang dikeluarkan oleh Tim Pengarah PNPM Mandiri. PPIU dan DPIU bertanggung jawab menjamin seluruh pelaksanaan kegiatan memenuhi kebijakan Safeguard dari ADB ( ADBs Safeguard Policy Statement ) tahun 2009. Tim Koordinasi PNPM Mandiri tingkat kabupaten/kota akan mereview dan memantau rencana pemukiman kembali.

P e n g e n d a l i a n                                                         b a b 7 |7

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


Meskipun demikian, jika sangat diperlukan dalam pelaksanaan Program SPBMI dimungkinkan adanya proses pengadaan lahan, yang dilakukan melalui mekanisme hibah lahan (voluntary donation), dengan merujuk pada ADB Policy on Involuntary Resettlement (1998) and Operation Manual(2006). Reviewdanpemantauankegiatanpembebasanlahandanpemukimankembaliakanmengacupada ADBLandAcquisitionandResetlementFramework(LARF). Secara umum tanggung jawab pelaksanaan LARF dalam penyelenggaraan SPBM dilaksanakan oleh seluruh organisasi pelaksana SPBM dengan dukungan tenaga ahli safeguard di tingkat kabupaten sertafasilitator,selainitureviewdanevaluasiakanmelibatkankomiteindependen. Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan internal dan eksternal, secara internal akan dilaksanakan oleh seluruh organisasi pelaksana kegiatan,secara eksternal akan dilakukan melalui External MonitoringAgency(EMA)sebanyakduakaliselamapelaksanaanproyek.

7.6.2. Safeguard lingkungan, Kegiatan dalam Program SPBM telah dikategorikan sebagai lingkungan kategori B, dengan pertimbangan pembangunan prasarana/sarana dalam skala kecil sehingga sebagian besar dampak yang muncul adalah jangka pendek dan sementara sehingga mudah diatasi. Dampak yang muncul antara lain i) dampak lokal, misalnya pengangkutan material, (ii) dampak terhadap ketersediaan dan kualitas bbbair,(iii) dampak pada saat konstruksi (bising, getaran, debu,dll), serta (iv) dampak pada saat pengoperasian. Meskipun demikian stakeholder di tingkat kabupaten/kota harus melakukan langkah sistematis untuk menangani, mengurangi dan mengelola potensi resiko lingkungan yang tidak diinginkan, melakukan promosi manfaat lingkungan dan melakukan konsultasi publik dengan warga yang dikhawatirkan terkena potensi dampak dengan melibatkan stakeholder lainnya, dengan mengacu pada ketentuan perundangan dan ketentuan ADB (ADB Environmental Assessment and Review Framework (EARF).

b a b 7 |8P e n g e n d a l i a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 7.6.3. Safeguard pada kelompok rentan/marjinal Kerangka safeguard pada komponen ini dimaksudkan sebagai upaya bagi stakeholder di tingkat kabupaten/kota untuk melakukan langkah sistematis menangani, mengurangi dan mengelolan potensi resiko sosial yang tidak diinginkan, melakukan promosi manfaat sosial dan konsultasi publik. Program Sanimas PNPM Mandiri berbasis pada pemberdayaan masyarakat, dengan demikian sangat tidak diharapkan memberikan dampak negatif pada kelompok rentan/marginal/penduduk miskin. Sesuai dengan ADB Safeguard Policy Statement (2009) program ini masuk dalam kategori C, untuk itu tindakan pemastian terkait dengan kelompok rentan/marjinal yang harus dilakukan adalah : (i) dilibatkan dalam pengembangan (ii) kapasitas, perencanaan, dalam pelaksanaan organisasi dan paska pelaksanaan, adanya keterwakilan masyarakat

(BKM/LKM/KSM), (iii) mendapat kemudahan akses pelayanan prasarana/sarana terbangun, pelatihan dan sebagai tenaga kerja pada saat pelaksanaan konstruksi.

7.7.

KETERLIBATAN

PEREMPUAN,

KELOMPOK

RENTAN/MARJINAL

DAN

PENDUDUK MISKIN Sesuai dengan Loan Agreement dan Gender Action Plan antara Pemerintah dan ADB, pada saat pelaksanaan minimal 40% peserta rembug tingkat kelurahan dan minimal 30% fasilitator adalah perempuan. Upaya peningkatan keterlibatan dan peran serta perempuan, penduduk miskin dan kelompok rentan lainnya dilakukan melalui: 1. Pertemuan dengan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk dalam setiap rembug kelurahan/warga; 2. Pertemuan khusus dengan kelompok perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin ;

P e n g e n d a l i a n                                                         b a b 7 |9

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Menjamin keterwakilan kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin di dalam BKM/LKM/KSM 4. Keanggotaan BKM/LKM yang ada minimal 40% kaum perempuan; 5. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin di dalam menyusun PJM Pronangkis dan RKM, terutama di dalam penentuan prasarana/sarana sanitasi yang akan dibangun; 6. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin di dalam tahap pelaksanaan pekerjaan fisik; 7. Peningkatan peran serta kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin dalam perencanaan operasi dan pemeliharaan prasarana/sarana sanitasi terbangun.

b a b 7 |10P e n g e n d a l i a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 8

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

8.1.

UMUM Setelah pembangunan prasarana/sarana sanitasi diselesaikan dan terimakan, maka tahapan selanjutnya adalah tahapan dan diserah dan

operasional

pemeliharaan yang diakukan oleh KSM Sanitasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan dan pelestarian aset yang sudah dibangun melalui upaya pemeliharaan yang tepat. Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Prasarana dan sarana terbangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan umur pelayanan sesuai rencana; 2. Menjamin pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, serta peluang kepada masyarakat/kelompok masyarakat/lembaga penghematan biaya pemeliharaan; 3. Memberikan masyarakat untuk mengoperasikan dan mengoptimalkan aset yang ada sebagai sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan eluang pelatihan teknis maupun non teknis. Pelestarian kegiatan merupakan tahapan pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggungjawab masyarakat. Namun demikian dalam melakukan tahapan pelestarian dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip Program SPBM. Hasil yang diharapkan dari upaya pelestarian kegiatan adalah: 1. Penerapan prinsip Program SPBM dalam pelaksanaan pembangunan secara partisipatif di masyarakat;
O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 2. Jaminan berfungsinya infrastruktur yang telah dibangun secara berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas hidup dan tingkat perekonomian masyarakat; 3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber pembiayaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan; 4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat di desa dan kecamatan dalam pengelolaan hasil kegiatan; 5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Pelestarian prasarana dan sarana Sanitasi sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara infrastruktur yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasarana/sarana, penyampaian pelayanan, dan tata cara.

8.2.

PENGELOLAAN Pengelolaan prasarana/sarana pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama pelestarian hasil kegiatan/infrastruktur terbangun. Pengelolaan prasarana/sarana sanitasi perlu memperhatikan beberapa hal: 1. 2. 3. 4. 5. Kinerja prasarana/sarana yang dikelola; Jumlah prasarana/sarana yang tersedia; Jumlah prasarana/sarana yang digunakan; Sasaran perencanaan; Standar kriteria teknis prasarana/sarana.

Dari beberapa hal tersebut di atas, KSM Sanitasi berperan untuk menindak lanjuti pengoperasian dan pemeliharaan secara memadai. Melalui kegiatan Operasi dan Pemeliharaan tersebut diharapkan dapat dicapai umur teknis sesuai dengan target yang direncanakan serta standar perencanaan yang dipergunakan sebelumnya.

b a b 8 |2O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Dalam pelaksanaan pelestarian, diharapkan pemerintah kabupaten dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan infrastruktur yang ada. Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, maka KSM harus melakukan langkahlangkah berikut: 1. Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi infrastruktur, mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan dan pemeliharaan yang baik; 2. 3. Melakukan rehabilitasi secara tepat waktu; Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala.

8.3.

JANGKAUAN PELAYANAN KSM Sanitasi bertanggung jawab menjaga jangkauan pelayanan prasarana/sarana terbangun. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Prasarana/sarana terbangun harus mampu melayani seluruh sasaran pelayanan atau pemanfaat, sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa; 2. KSM Sanitasi harus menjaga agar kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana/sarana terbangun sesuai dengan rencana.

8.4.

TATA CARA KSM Sanitasi perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk organisasi KSM Sanitasi itu sendiri, dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya.

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |3

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Tata cara ini disusun oleh pengurus KSM SANITASI bersama warga pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah/rembug warga, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh lurah. Setiap kelurahan dapat mengembangkan tata cara kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi dan budaya yang dianut di daerahnya masing-masing. Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi pengelolan yang handal, dimana organisasi tersebut harus: 1. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang telah dibuat; 2. Dapat menjamin kepentingan pengguna dan mencarikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi; 3. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain; 4. Mampu menerapkan sanksi bagi pelanggar peraturan. Selain itu dalam upaya melestarikan prasarna/sarana terbangun perlu adanya kemampuan teknis, seperti: 1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan, misalnya untuk irigasi perdesaan dengan menyusun rencana tata tanam dan rencana pembagian air irigasi; 2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja infrastruktur terbangun, dan melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya; 3. Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pelaksanaannya.

b a b 8 |4O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 8.5. PENDANAAN Sumber dana berasal dari masyarakat pemanfaat berupa iuran dengan besaran sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan perhitungan kebutuhan biaya untuk operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan, termasuk untuk biaya honor pengelola. Sumber pendanaan juga bisa diperoleh dari pihak luar (LSM, Perusahaan, Asosiasi Profesi,dll) yang tidak mengikat serta usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada.

8.6.

DUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Sesuai dengan kriteria penetapan lokasi sasaran, maka pihak kabupaten/kota terpilih harus memberikan pembinaan pada tahap pelestarian. Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat berupa bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan.

8.7.

PENGOPERASIAN SARANA SANITASI Berikut adalah tatacara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi: 8.7.1. Sarana MCK Umum a. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |5

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Tabel 8.1 Contoh Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan

I. No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Kebutuhan Operator & Penjaga Listrik Pengurasan IPAL Peralatan Pembersih Perbaikan Pompa Lain-lain Keterangan Pekerjaan 250 watt (pompa air dan lampu) Rp. 250.000/2 tahun Sabun dan Pembersih Lantai,dll Rp. 100.000/tahun Serok, lampu, keran, cat dinding, dll Rp/bulan 200.000 100.000 11.000 20.000 9.000 20.000 360.000

Total Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan II. No 1. 2. 3. Iuran Pemakaian Jenis Pemakaian Kamar Mandi WC/Jamban Mencuci & Ambil Air Iuran/pemakaian 500-1000 150-400 150-500

Rata-rata per KK/hari Rp. 750 s/d Rp. 3000 Rp. 750 s/d Rp. 2000

b a b 8 |6O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitas si Perkotaan Be erbasis Masyara akat

 b b. PENGOPERASIAN MCK

Jangan memasukkan n benda pada at karena Bu uang sampah h di tempat ya ang disediakan akan menyumbat saluran

Hindari air sabun ba aik dari dari air a mandi Ja angan memb buang bahan kimia karen na maupun n air cuci mas suk ke dalam closet ak kan mematika an bakteri

Gunaka an sabun cuci sehemat mungkin

Ja angan mencorat-coret dinding d Kama ar Mandi, WC, ma aupun tempat t cuci

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                     b a b 8 |7

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 c. PEMELIHARAAN MCK OLEH OPERATOR

Bersihkan teras luar memakai pel 2 kali Bersihkan gayung dengan sabut atau perhari (gunakan pembersih jika sangat sikat tiap hari kotor)

Bersihkan saringan di lantai WC/KM dari Buang sampah di dalam KM/WC, dan kotoran padat/sampah kosongkan tempat sampah setiap hari

b a b 8 |8O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Bersihkan lantai dan dinding Km/WC Bersihkan kloset menggunakan sikat setiap hari kloset setiap hari (gunakan bahan pembersih jika sangat kotor saja)

menggunakan

sikat

Kuraslah bak dengan sikat setiap hari Bersihkan taman dengan sapi setiap (gunakan bahan pembersih jika sangat hari, & rapikan tanaman dan rumput 1 kotor saja) minggu sekali

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |9

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Kuras dan bersihkan tangki/tandon air Bersihkan langit-langit Km/WC dari dari lumut dan kotoran air 1 minggu sarang laba-laba satu bulan sekali sekali

b a b 8 |10O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Periksa Bak Kontrol 1 kali per 6 bulan, jika terdapat kotoran padat/sampah, keluarkan, kemudian buang ke tempat sampah Buang kotoran padat dan kotoran mengapung tepat di bawah manhole IPAL 1 kali per 6 bulan dengan langkah-langkah sbb:

1. Mulailah dari inlet, kemudian 2. Ambil kotoran tepat di bawah manhole dilanjutkan ke bak-bak berikutnya

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |11

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3. Gunakan alat T untuk mengumpulkan 4. Keluarkan semua kotoran yang kooran tepat di bawah manhole terkumpul sampai tidak ada yang tersisa

Mintalah tukang untuk memeriksa sebab-sebab kebocoran, serta memperbaikinya secepat mungkin      

b a b 8 |12O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Test Kualitas Air Limbah 1 kali per 6 bulan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Telepon dinas terkait

2. Ambil sampel air limbah dari bak inlet dan bak outlet, masing-masing 2 liter dalam botol terpisah

3. Bawalah 2 botol sampel tersebut ke laboratorium yang di rujuk. Mintalah pemeriksaan untuk kadar: Ph, BOD5, COD, TSS, lemak.

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |13

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 d. PENGURASAN IPAL MCK 1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja:

1. Telepon perusahaan jasa pengurasan tinja

2. Buka semua tutup manhole pada IPAL

3. Angkat kotoran mengapung dan buang ke tempat sampah

4. Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot mulai dari bak pertama

b a b 8 |14O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

5. Lumpur yang disedot adalah lumpur yangberwarna hitam             

6. Hentikan pengurasan jika lumpur sudah berwarna coklat

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |15

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 8.7.2. Sistem Komunal a. BIAYA PENGOPERASIAN Tabel 8.2 Contoh Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Komunal Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Saluran Komunal-untuk 750 jiwa Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan I. Jamban II. Sambungan dari Rumah Rp/bulan Biaya pengoperasian dan perawatan menjadi tanggung-jawab setiap pengguna (kk) III. Pipa Utama dan IPAL 1. Operator Inspeksi 4x/bulan di IPAL, Pipa Utama, Pipa Sekunder, @Rp. 25.000/inspeksi 2. 3. Pengurasan tiap 2 thn Rp. 250.000 Lain-lain: Perbaikan pipa, bak kontrol, IPAL. Asumsi : perbaikan pipa 40m setiap 2 tahun Total Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan 156.000 11.000 45.000 100.000

b a b 8 |16O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitas si Perkotaan Be erbasis Masyara akat

 b b. PENGOPERASIAN SIST TEM KOMUNA AL k jika limbah h-limbah yang masuk ad dalah IPAL akan berfungsi dengan baik an tempat membuang g semua je enis limbah yang benar. IPAL buka sampah.

Janga an memasukk kan limbah pa adat ke jamb ban karena ak kan menyumb bat saluran

Jangan membuang miny yak bekas ke saluran pem mbuangan da apur karena ketika mengering, lemba aknya dapat menyumbat pipa

Janga an membuang bahan kimia ke saluran karen na akan mem matikan bakter ri di IPAL

Jangan menanam pohon n di dekat saluran pem mipaan komunal dan IPAL karena bisa a merusak pip pa

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                     b a b 8 |17

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Gunakan secukupnya sabun cuci dan pembersih, baik untuk sistem pengolahan dan penghematan

Buanglah limbah cair saja dari kamar mandi dan dapur. Dan beri saringan untuk memisahkan limbah padat

Ambil kotoran mengapung dari bak penangkap lemak setiap 3 hari sekali

x x x

Periksa bak kontrol di rumah setiap 3 hari sekali Buang limbah padat, pasir/lumpur, dengan serok/sekop, NPMCulkan dalam tas plastik Bawa ke tempat pembuangan sampah


b a b 8 |18O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Bawa ke tempat pembuangan sampah

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |19

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 c. PEMELIHARAAN SISTEM KOMUNAL OLEH OPERATOR

Periksa setiap bak kontrol pada sistem perpipaan 1 minggu sekali

Buang limbah padat dan kotoran yang mengapung

Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau rusak x hentikan kegiatan di rumah x buka pemipaan, minta tukang untuk mmperbaiki kerusakan

Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat x hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa x sogok dari bak kontrol ke bak kontrol lain

b a b 8 |20O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Minta tukang untuk memperbaiki kerusakan secepatnya Perawatan Saluran Komunal 2 minggu sekali dengan :

Semua tutup bak kontrol dan manhole IPAL harus bisa dibuka untuk mmpermudah pengnoperasian dan pemeliharaan

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |21

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

x x

Buang limbah padat dan kotoran mengapung dari bak inlet dengan sekop Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam plastik, dan buang ke tempat sampah.

Perawatan IPAL Komunal 2 minggu sekali: Buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah manhole dengan cara di bawah ini:

1. Mulailah dari inlet, kemudian dilanjutkan ke bak-bak berikutnya

2. Ambil kotoran tepat di bawah manhole

b a b 8 |22O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3. Gunakan alat T untuk mengumpulkan kooran tepat di bawah manhole

4. Keluarkan semua kotoran yang terkumpul sampai tidak ada yang tersisa

Tes Kualitas Air Limbah tiap 6 bulan sekali:

1. Telepon dinas terkait

2. Ambil sampel air limbah dari bak inlet dan bak outlet, masing-masing 2 liter 3. Bawalah 2 botol sampel tersebut ke laboratorium yang di rujuk. Mintalah pemeriksaan untuk kadar: Ph, BOD5, COD, TSS, lemak.

O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n                                       b a b 8 |23

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 d. PENGURASAN IPAL KOMUNAL 1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja:

1. Telepon perusahaan jasa pengurasan tinja

2. Buka semua tutup manhole pada IPAL

3. Angkat kotoran mengapung buang ke tempat sampah

dan 4. Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot mulai dari bak pertama

5. Lumpur yang disedot adalah lumpur yangberwarna hitam.

6. Hentikan pengurasan jika lumpur sudah berwarna coklat

b a b 8 |24O p e r a s i  d a n  P e m e l i h a r a a n 



PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

BAB 9
9.1. PENUTUP

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seluruh pelaku yang terkait dalam implementasi Program SPBM pada berbagai tingkatan. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan di lapangan dapat dilihat pada buku Petunjuk Teknis.

P e n u t u p                                                                b a b 9 |1

PedomanPelaksanaan  Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

b a b 9 |2P e n u t u p 



LAMPIRAN-1

Format dan SOP Kegiatan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM)

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  DEFINSIDEFINISIYANGDIGUNAKANDALAMSANITASI  I. AIRMINUM 
JenisSumberAir Minum Perpipaan Definisi Terlindungi Air minum yang diperoleh dari  sistem perpipaan yang dikelola oleh PAM, PDAM, BPAM, maupun instansi swasta lainnya atau dari hidranumumatautruktankiair. - Airminumyangdiperolehdari sumurpompatanganyangdi sekelilingsumurdiplester denganpanjangdanlebar minimal1,5meterdandiberi saluranairdisekelilingplesteran. - Berjaraklebihdari10mdari sumberpencemarsepertilubang resapantinjaatausampah. SumurGali - Airminumyangdiperolehdari sumurgaliyangdisekeliling sumurdibericincinsetinggi minimal0,5mdankedalaman minimal3mdaripermukaandan diplesterdenganjarijari minimal1,5meterdaribibir sumurdandiberisaluranair disekelilingplesteran. - Berjaraklebihdari10mdari sumberpencemarsepertilubang resapantinjaatausampah. SumurBor - Airminumyangdiperolehdari sumuryangmenggunakan pompalistrikuntukmenaikkan airnya,dengansumberairnya berasaldariairtanahpada kedalamandiatas25meter. - Berjaraklebihdari10mdari sumberpencemarsepertilubang resapantinjaatausampah. L a m p i r a n 1                                                                 |1 - Airminumyangdiperolehdari sumurpompatanganyang tidakdidiplesterdisekeliling sumur. - Berjarakkurangdari10mdari sumberpencemarseperti lubangresapantinjaatau sampah. - Airminumyangdiperolehdari sumurgaliyangdisekeliling sumurtidakdibericincindi atasdandibawahdantidakdi plesterdibibirsumur. - Berjarakkurangdari10mdari sumberpencemarseperti lubangresapantinjaatau sampah. TidakTerlindungi

SumurPompaTangan

- Berjaraklebihdari10mdari sumberpencemarseperti lubangresapantinjaatau sampah.

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


JenisSumberAir Minum MataAir Definisi Terlindungi - Airminumyangdiperolehdari mataairyangdilengkapidengan bangunanpelindung (broncaptering). TidakTerlindungi - Airminumyangdiperolehdari mataairyangtidakdilengkapi denganbangunanpelindung (broncaptering).Airdiambil langsungataumelalui pancuranairdaribambudan sejenisnya. 

PenampunganAirHujan

- Airminumyangdiperolehdari menampungdariairhujan denganbakpenampungyang terlindung/tertutup. 

Sungai/Irigasi

- Airminumyangdiperolehdari mengambillangsungdari sungaiatausaluranirigasiatau saluranterbukalainnya. - Airminumyangdiperolehdari mengambillangsungdari kolamatauempangatau kolongataugenanganair terbukalainnya. - Airminumyangdiperolehdari mengambillangsungdari danauataurawarawa.

Kolam/Kolong/Empang

Danau

 

II. LIMBAHTINJA&URINE 
JenisLayanan SistemSaluranLimbah TangkiSeptik Cubluk MCKUmum Definisi Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya kesistemsaluranlimbahkota/kawasan(sistemriol) Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya melaluijambandanpembuanganakhirketankiseptik. Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya melaluijambandanpembuanganakhirkelubangcubluk. Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya menggunakanfasilitasMCKumum/publik.

2|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 
JenisLayanan Sungai/Irigasi Definisi Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya dengan pembuangan akhir ke sungai atau irigasi atau saluranterbukalainnya. Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya dengan pembuangan akhir ke kolam atau sawah atau empangataukolongataurawarawaataudanau. Rumah tangga yang membuang limbah tinja dan urinenya dengan pembuangan akhir ke lahan terbuka atau kebun atau tegalan atau pekarangan, baik dengan digali terlebih dahulukemudianditimbunmaupuntidak.

Kolam/Sawah/Empang/Kolong

LahanTerbuka/Kebun/Tegalan

 

III. LIMBAHRTBUKANTINJA&URINE 
JenisLayanan SistemSaluranLimbah Definisi Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selain tinja dan urine ke sistem saluran limbah kota/kawasan(sistemriol) Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selain tinja dan urine ke saluran terbuka atau got di sekitar rumahnya. Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selaintinjadanurinekesungaiatauirigasi. Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selaintinjadanurinekekolamatauempangataukolong. Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selaintinjadanurinekedanauataurawarawa. Rumah tangga yang membuang limbah rumah tangganya selain tinja dan urine ke kebun atau lahan terbuka atau pekarangandisekitarrumahnya.

SaluranTerbuka/Got

Sungai/Irigasi Kolam/Empang/Kolong Danau Kebun/LahanTerbuka

      
L a m p i r a n 1                                                                 |3

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 IV. PEMBUANGANSAMPAH 
JenisLayanan DiangkutPetugas Definisi Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) diambil oleh petugas,  dan juga termasuk yang dilakukan sendiri oleh anggota rumah tangga, untuk dibuang di tempat pembuangan sementara (TPS) atau tempat pembuanganakhir(TPA). Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) ke dalam lobang di kebun atau halaman atau lahan terbuka di sekitar rumahnya dan selanjutnya ditutup ditimbun dengan tanah(sanitarylandfill) Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) langsungdibakaratauditimbundahulukemudiandibakar. Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) dibuang langsung ke sungai atau saluran terbuka atau irigasi. Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) dibuang langsung ke kolam atau empang atau kolong atau genanganairterbukalainnya. Rumah tangga yang buangan sampahnya (limbah padat) dibuanglangsungkedanauataurawarawa.

Ditimbun

Dibakar Sungai/Saluran

Kolam/Empang

Danau

4|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

KOPSURAT UNDANGANACARASOSIALISASI (Format1.1) 

KepadaYth.: 1. KetuaRW/RT..........................................  2. TokohMasyarakat..................................  3. OrganisasiMasyarakat/BKM.................

Denganhormat, Sehubungan dengan Kelurahan .................................., telah menjadi Lokasi Sasaran Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.... dan akan mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat dan Kapasitas Pembangunan Masyarakat Desa; Pembangunan Infrastruktur Sanitasi melalui Bantuan Langsung Masyarakat; dan Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kegiatan dan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi  maka kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Acara Sosialisasi yang akan dilaksanakanpada: Tanggal : ............................................................  Waktu : ........................s.d............................. Tempat : ............................................................  Acara : SosialisasiProgramSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat(SPBM) Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.  Hormatkami, Lurah...................................    (.................................................. ) NamaLengkap  Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 2. TimKoordinasiKota(sebagailaporan) 3. DPIU(sebagailaporan) 4. SatkerKabupaten(sebagailaporan) 5. ....................................................
L a m p i r a n 1                                                                 |5

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA SOSIALISASIPROGRAM (Format1.2)

Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20...., di Kelurahan, Kecamatan , Kabupaten/Kota , Propinsi...........,makapadahariini: HaridanTanggal Waktu Tempat :  : pukuls.d.pukul. : ...

telah diselenggarakan Rembug Sosialisasi yang dihadiri oleh Masyarakat sebagaimana tercantum dalamDaftarHadirPesertaterlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Rembug Sosialisasi ini serta yang bertindak selaku unsur PimpinanRapatdanNarasumberadalah: A. MateriatauTopik Penjelasan awal mengenai program terutama mencakup tujuan, prinsip, pendekatan dan mekanismeprogram Penjelasantentangartipentingnyapastisipasimasyarakat Penjelasantentangtahapanpelaksanaan Penjelasanrincitentangpernyataankesiapanmasyarakat B. UnsurPimpinanRapatdanNarasumber PemimpinRapat Notulen Narasumber

:........(jabatan:.....) :........(jabatan:.....) : 1. ................................jabatan:..................................  2. ...............................jabatan:.................................. 3. ................................jabatan:..................................  4. ...............................jabatan:.................................. SetelahdilakukanPembahasandanDiskusiterhadapMateriatauTopikdiatasselanjutnyaseluruh PesertaMemutuskandanMenyepakatibeberapasebagaiberikut: ............................................................................................................................... ........................ ............................................................................................................................... ........................ ............................................................................................................................... ........................
6|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting * (pilihsalahsatu) Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.   ..................................... ,tanggal...................................    PemimpinRembug/KetuaBKM Notulen       (..) (..) NamaLengkap NamaLengkap Lurah    (..) NamaLengkap Mengetahui: Fasilitator Masyarakat    (..) NamaLengkap

1. 2. 3. 4. 5. Dst.

Nama

  Menyetujui: WakildanPesertaSosialisasi  Alamat

1. 3. 5.

TandaTangan  2.  4.  

L a m p i r a n 1                                                                 |7

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA SosialisasiProgram Format1.3


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan No. 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  : : : : RT/RW : Tanggal : NamaFasilitator : Masyarakat AlamatLengkap                 Jenis Kelamin         Organisasi/ Jabatan         Tanda Tangan

Nama

*      dst x Daftar Hadir Peserta Rembug Sosialisasi ini disesuaikan dengan Jumlah Peserta yang Hadir dalamRembugWarga. Disetujui: Kelurahan     (..) NamaLengkap Dibuat: FasilitatorMasyarakat     (..) NamaLengkap

8|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

NOTULENSISOSIALISASIPROGRAM (Format1.4)
Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan Acara : : : : :SosialisasiProgram RT/RW Tanggal NamaNotulen : : :

 PemimpinRapat Narasumber  

: .jabatan. : 1. ................................jabatan...................................  2. ................................jabatan................................... 3. ................................jabatan................................... 

AgendaAcara : Penjelasandandiseminasiinformasitentangprogramsecaraluasdimasyarakatdesa AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... PenjelasanMateriAcarayangdiberikanolehNarasumber,meliputi:      AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber:  

L a m p i r a n 1                                                                 |9

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Kesimpulan/Kesepakatan: BerdasarkanPemaparanNarasumberdanTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber,dapat disimpulkan/disepakati: 1.............................................................................................................................. .......... 2.............................................................................................................................. .......... 3.............................................................................................................................. .......... Acaraditutuppadapukul.................

PemimpinRembug/KetuaBKM    (..) NamaLengkap Lurah    (..) NamaLengkap

Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.  

Notulen    (..) NamaLengkap

Mengetahui:

FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

10|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

KOPSURAT UNDANGANACARAREMBUGKELURAHANI (Format1.5) 

KepadaYth. 1. SeluruhKepalaKeluargaMasyarakatKelurahan..........................................  2. TokohMasyarakat 3. OrganisasiMasyarakat Denganhormat, Sehubungan dengan Kelurahan .................................., telah menjadi Lokasi Sasaran Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.... dan akan mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat dan Kapasitas Pembangunan Masyarakat Desa; Pembangunan Infrastruktur Sanitasi melalui Bantuan Langsung Masyarakat; dan Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kegiatan dan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi  maka kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Rembug Kelurahan yang akan dilaksanakanpada: Tanggal : ............................................................  Waktu : ........................s.d............................. Tempat : ............................................................  Acara : SosialisasiProgramMenyeluruh   PemilihanPokjaSanitasi   PenandatangananSuratPernyataanKesiapanWarga Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.  Hormatkami, Lurah...................................    (.................................................. ) NamaLengkap Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 2. TimKoordinasiKota(sebagailaporan) 3. DPIU(sebagailaporan) 4. SatkerKabupaten(sebagailaporan)
L a m p i r a n 1                                                                 |11

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA REMBUGKELURAHANI (Format1.6)


Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.., di Kelurahan.,        Kecamatan , Kabupaten/Kota ,Propinsi...........,makapadahariini: HaridanTanggal Jam Tempat :  : pukuls.d.pukul. : ...

telah diselenggarakan Rembug Kelurahan I yang dihadiri oleh Perwakilan Warga tiap RT dan RW serta Tokoh Masyarakat/ Organisasi Masyarakat di kelurahan sebagaimana tercantum dalam DaftarHadirPesertaterlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Rembug Kelurahan I ini serta yang bertindak selaku unsur PimpinanRapatdanNarasumberadalah: A. MateriatauTopik Penjelasan awal mengenai program terutama mencakup prinsip dan pendekatan program Penjelasantentangartipentingnyapastisipasimasyarakat Penjelasantentangtahapanpelaksanaan PenjelasanrincitentangSuratPernyataanKesiapanWarga PemilihanPokjaSanitasi PenandatangananSuratPernyataanKesiapanWarga B. UnsurPimpinanRapatdanNarasumber PemimpinRapat :.dari. Notulis/Sekretaris :.dari.. Narasumber : 1. ................................dari..................................  2. ................................dari..................................  3. ................................dari..................................  SetelahdilakukanPembahasandanDiskusiterhadapMateriatauTopikdiatasselanjutnyaseluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dariRembugKelurahanI,yaitu: ............................................................................................................................... ......................... ............................................................................................................................... .........................
12|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  Keputusandiambilsecara:musyawarahmufakat/aklamasidanpemungutansuara/voting* Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.  ..................................... ,tanggal...................................    PemimpinRembug/KetuaBKM Notulis/Sekretaris       (..) (..) NamaLengkap NamaLengkap Kelurahan    (..) NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst.

Menyetujui: WakildanPesertaRembugKelurahanDesaI  Alamat TandaTangan       1.  3.  5.   2.  4.  

L a m p i r a n 1                                                                 |13

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA REMBUGKELURAHANI (Format1.7)


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan
No 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8. 

: : : :
AlamatLengkap        

Tanggal : NamaFasilitator : Masyarakat

Nama

Jenis Kelamin                

Organisasi/ Jabatan        

Tanda Tangan

*      dst  x DaftarHadirPesertaRembugKelurahanIinidisesuaikandenganJumlahPesertayangHadir dalamRembugKelurahanI.  Disetujui: Dibuat: Lurah KetuaBKM..     (..) (..) NamaLengkap NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap

14|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

Provinsi : Tanggal : Kabupaten/Kota : NamaNotulis/ : Kecamatan : Sekretaris Kelurahan : Acara :REMBUGKELURAHANI  PemimpinRapat : .dari. Narasumber :  1. ................................dari...................................   2. ................................dari...................................   AgendaAcara : Penjelasan awal mengenai program terutama mencakup prinsip dan pendekatan program Penjelasantentangartipentingnyapastisipasimasyarakat Penjelasantentangtahapanpelaksanaan PenjelasanrincitentangSuratPernyataanKesiapanWarga PemilihanPokjaSanitasi PenandatangananSuratPernyataanKesiapanWarga AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... PenjelasanMateriAcaradiberikanolehNarasumber,meliputi: 1. Penjelasantujuan,sasarandanprinsipprinsipSanitasiPNPM 2. PenjelasanPendekatanProgram,yangjugamenjelaskanhalhalpokoksebagaiberikut: Program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat harus berpartisipatif dalam seluruh tahapan pelaksanaan, termasuk terlibatdalampengawasanpadapelaksanaannya. Program harus dilaksanakan secara transparan/terbuka sehingga perlu dilakukan penyebarluasaninformasiataspemanfaatandananya. Kegiatan pembangunan infrastruktur tidak boleh dikontraktualkan, tetapi dilaksanakansendiriolehmasyarakatsecaraswakelola.  
L a m p i r a n 1                                                                 |15

NOTULENSIREMBUGKELURAHANI (Format1.8) 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. Menjelaskankomponendankriteriainfrastruktur: Jumlah dana bantuan Rp. 350 juta digunakan untuk membangun infrastruktur sanitasi,denganjenisinfrastrukturnyadipilihdandisepakatiolehmasyarakat. JenisinfrastruktursanitasiyangdiperbolehkanadalahMCKumumdanIPALKomunal. Masyarakat dalam memilih infrastruktur harus sesuai dengan kriteria yaitu dimanfatkan oleh sebagian besar masyarakat dan berdampak pada peningkatan kesehatanmasyarakat. 4. Menjelaskanhalhalpokoksebagaiberikut Pengambilan keputusan baik dalam pemilihan KSM, pemilihan jenis kegiatan di dasarkan pada hasil musyawarah desa bukan atas dasar keputusan Lurah atau elit elit/tokohditingkatRT/RW. Masyarakat harus berperan aktif baik lakilaki maupun perempuan dalam setiap pelaksanaan tahapan. Masyarakat harus memberikan pendapat atau usulan atau masukandalamsetiapmusyawarahdesa. Masyarakatharusmenyiapkandanapemeliharaanyangbesarannyatidakditentukan, sesuaidengankemampuanmasyarakat. Dalampembangunanfisik,diutamakanmenggunakantenagakerjalokaldanmaterial lokal. Pengadaan material akan dilakukan oleh panitia pengadaan untuk mendapatkan materialdengankualitasyangbaiktetapidenganhargayangmurah. HasilhasilmusyawarahdesadanpenggunaandanaBLMagardipublikasikandipapan informasiagarmasyarakatdapatmengetahuinya. AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber. Penanya1:.............................................................................................................  Penanya2:.............................................................................................................  JawabandariNarasumber: ............................................................................................................................... ............................... ............................................................................................................................... ............................... Kesimpulan/Kesepakatan: BerdasarkanPemaparanNarasumberdanTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber,dapat disimpulkan/disepakati: 1................................................................................................................................ ........ 2................................................................................................................................ ........ Acaraditutuppadapukul................. Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.
16|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

Sesuai dengan Rembug Kelurahanuntuk ProgramSanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20...., yang diselenggarakan di Kelurahan ................................., Kecamatan ...................................., Kabupaten/Kota ................................, Provinsi ....................., pada hari ...................., tanggal ......, bulan .............................  tahun ............, jam ............... s.d. ................., tempat................................................................................................. MakadenganinimasyarakattelahMemutuskan/Menyepakatiyaitu: 1. Menerima Bantuan Dana Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) 20.... dan sanggup melaksanakannya sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan, serta tidak melakukan PemotonganDanaBLMyangdisalurkankepadamasyarakat. 2. Sepakatuntuktidakmemberiataspungutanapapunkepadapihaksiapapun. 3. Bilamana ditemukan Penyalahgunaan Dana berdasarkan Hasil Pemeriksaan / Audit Tim Pemeriksa maka masyarakat desa secara menyeluruh harus menyelesaikan temuan dan mengoptimalkanmanfaatBLMbagimasyarakat Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.  .....................................,tanggal.............................................., 20....  Lurah............................. KetuaBKM.       (..) (..) NamaLengkap NamaLengkap Menyetujui: WakilMasyarakat Alamat    1.  3.

BERITAACARA PenandaTangananSuratPernyataanKesiapanMasyarakat (Format1.10)

Nama 1. 2. 3.

TandaTangan  2. 

L a m p i r a n 1                                                                 |17

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

PETUNJUKPENGISIANHASILIDENTIFIKASIPERMASALAHAN

1. Lokasi(RT/RW)

: : : :

2. JumlahKK 3. JumlahKKMiskin 4. PermasalahandanPotensi

5. Kebutuhan 6. JumlahPemanfaat

: :

Diisi dengan Nomor RT/RW yang ada di Kelurahan. Seluruh RT/RWyangadaharusdiidentifikasi. DiisidenganDataJumlahKKterbaru. DiisidenganDataJumlahKKMiskinyangadadiKelurahan Diisi dengan Permasalahan Sanitasi yang ditemui pada RT/RW bersangkutan,  diuraikan pula Potensi yang dimiliki RT/RW untuk memecahannya, pada masingmasing Kategori Permasalahan. Program Pembangunan yang dibutuhkan untuk mengatasi PermasalahanSanitasiterkait. Diisi dengan Jumlah KK yang akan menerima Manfaat dari ProgramPembangunanyangdibutuhkantersebut.

18|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

HASILIDENTIFIKASIPERMASALAHAN (Format2.1)
Lokasi(RT/RW)  Jumlah KK PermasalahandanPotensi Kebutuhan JumlahKK Miskin JumlahPemanfaat(KK)

No.

1.

RT/RW

a.Infrastruktur  b.Ekonomi  c.Sosial  d.Kelembagaan 

2.

RT/RW

3.  Total

Dst

 

a.Infrastruktur  b.Ekonomi  c.Sosial  d.Kelembagaan 

 a.Infrastruktur  b.Ekonomi  c.Sosial  d.Kelembagaan   a.Infrastruktur  b.Ekonomi  c.Sosial  d.Kelembagaan  

L a m p i r a n 1                                                                                    |19

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

MATRIKSPEMETAANSWADAYA (Format2.2)
No INFORMASI URAIAN 1 Peta dan Profile Lingkungan a. Kantung kantungNonhiginisdiTingkatRT/RW NonHigienis b. PenyebabBuruknyaSanitasi c. ProfilRumahTanggasekitar(pendapatan,pola kebersihan,kebiasaan) d. DemografiMasyarakatMiskin(jumlahKKmiskin,usia, Pendidikan,Gender,dll) e. KeterlibatandalamProgramKemiskinansebelumnya 2 Peda dan Profil Potensi a. Orangyangdipercaya,dianggapjujurolehmasyarakat Relawan dan Sumber Daya b. Figurfigurrelawan,ikhlastanpapamrih Manusia c. MemilikiKepedulian,empatiyangtinggiterhadap nasibmasyarakatmiskin d. Pemudadanperempuanyangaktifsertamemiliki komitmenkemasyarakat e. FigurfigurPemimpinFormaldanPemimpinInformal masyarakat f. BerpotensiKeahlian g. KemampuanEkonomidll. 3 Peta dan Profil Masalah a. AksesSaranaSanitasi(saluranpembuangan,MCKdll) Sanitasi b. AksesAirBersih c. AksesPendidikan d. AksesKesehatan e. Perumahan 4 Peta dan Profil Potensi a. AksesModal Masyarakat b. KelembagaanEknomidanKeuangan 5 Peta dan Profil Masalah serta a. Nilai nilaiSosial PotensiSosialdanBudaya b. MasalahSosial c. KondisiGizidanKesehatan d. HubungandenganRT/RWlain 6 Peta dan Profil Kelembagaan a. OrganisasiMasyarakat,Pemuda,Perempuan Setempat b. OrganisasiSosial,KeagamaandanPolitik c. OrganisasiPemerintahaanLokal d. NormanormaLokal(tradisi,kebiasaan,kepercayaan dll) 7 Peta dan Profil Kebutuhan a. PrioritasMasalahsanitasimendesakditangani Masyarakat b. Peluangpeluangyangada

20|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PEMETAANBATASTAPAK (Format2.3)
Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kabupaten :.. Propinsi :..  Berdasarkan Hasil Masukan Masyarakat dalam Kegiatan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.... yang dilakukan oleh Masyarakat dan Perangkat Kelurahan pada hari ...., tanggal , bulan., tahun..., maka bersama ini disampaikanPertimbanganberupaPemetaanBatasTapakKelurahansebagaiberikut: A. Statistik No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 DataPenduduk JumlahPenduduk JumlahPendudukWanita JumlahPenganggur JumlahKeluargaPraKSdanKS1 JumlahKeluargaSejahtera(NonPra /KS1) JumlahRT JumlahRW JumlahDusun DataYangDiperiksa BKBNtahun Kel.Tahun PODES20.... .. ..        

B. KeterlibatanSebagaiLokasiSasaranProgramLain No. 1. 2.  3. Program ProgramPengembanganKecamatan (PKK) ProgramSanitasiLainnyayang bersumberdariDanaPemerintah Daerah(Sebutkan)  Lainnya..(sebutkan)  PODES2008 BKBNTahun .. Kel.Tahun..   

L a m p i r a n 1                                                                  |21

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 C. BatasWilayah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. BatasDesa SumberDayaSaranadanPrasarana KeadaanFisikLingkungan LuasdanTataLetakLahantermasukPeruntukannya PenyebaranDaerahPermukiman AliranAir LembagayangadadiDesa Sekolah Posyandu,Puskesmas PewarnaanmerahuntukRT/RWdengankondisi sanitasiburuk MasukandalamPeta

*) Bentuk dan Tampilan Format dapat disesuaikan dengan Kebutuhan serta dilengkapi dengan Uraian Deskriptif. 

 

22|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PRIORITASMASALAH,POTENSISANITASIKELURAHAN (Format2.4)
Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi :.. :.. :.. :..

Berdasarkan Kesepakatan peserta dalam diskusi mengenai Pembahasan Hasil Pemetaan Sanitasi di Tingkat Kelurahan pada hari .., tanggal .., bulan .., tahun , pukul  bertempat di  maka bersama ini ditetapkan dan disahkan DaftarPrioritasMasalahSanitasidanPotensiSanitasiKelurahansebagaiberikut:
PrioritasUraian PotensiSanitasi danMasalah Wilayah Lokasi TempatTinggal (RT/RW) ProfildanKarakteristikPotensiMasalahInfrastruktur Kelembagaan Prasarana AksesModal Akses dan danSarana danLembaga Kesehatan, Organisasi Sanitasi Ekonomi/ Pendidikan yangada Keuangan danSosial Masyarakat

No

x Bentuk dan Tampilan Tabel disesuaikan dengan Kebutuhan serta dilengkapi dengan Peta dan UraianDeskriptif

DataKondisiPrasaranadanSaranaSanitasiYangada
No. PrasaranadanSarana Sanitasi Kondisi (sebutkanlokasidan datalainnya) Masalah (sebutkanlokasidan datalainnya) Potensi (sebutkanlokasidan datalainnya)

L a m p i r a n 1                                                                  |23

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 BesertaDaftarPrioritasMasalahdanPotensiinijugadilampirkanRisalah/NotulensiPertemuan, DaftarHadirPesertaPertemuan,PetaSanitasisertaProfilWilayahyangdirumuskanmasyarakat danlampiranlainnya Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan Dasar Pertimbangan dalam Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) 2010 di Desa kami, khususnya bagi ProsesPenyusunanCSIAPdanUsulanKegiatanPembangunan. ...,tanggal...

FasilitatorMasyarakat      () NamaJelas

Mengetahui:  KetuaTimPemetaan      () NamaJelas   PerwakilanPeserta     () NamaJelas

Pimpinan Pertemuan/KetuaBKM     (.) NamaJelas    Lurah     () NamaJelas

PerwakilanPeserta     () NamaJelas

24|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

UndanganRembugRT/RWI (Format3.1)
 KepadaYth. SeluruhKepalaKeluargaRT/RW............


Denganhormat, Sehubungan dengan RT/RW ......................, telah terpilih menjadi lokasi pembangunan infrastruktir sanitasi untuk Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Tahun 20.... maka kami mengundang Bapak/Ibu seluruh warga RT/RW...............................................................,  untuk menghadiriAcaraRembugRT/RWIyangakandilaksanakanpada: Tanggal Jam Tempat Acara : ............................................................  : ........................s.d............................. : ............................................................  : SosialisasiHasilRembugKelurahanII  MerencanakanPemetaanKebutuhanSanitasiMasyarakat

 Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.  Hormatkami, Lurah...................................   (.................................................. ) NamaLengkap Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 1. TimKoordinasiKabupaten/Kota(sebagailaporan) 2. DPIU(sebagailaporan) 3. SatkerKabupaten(sebagailaporan)

L a m p i r a n 1                                                                  |25

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Tahun 20...., di RT/RW..........., Desa ., Kecamatan , Kabupaten/Kota ,Propinsi...........,makapadahariini: HaridanTanggal Jam Tempat :  : pukuls.d.pukul. : ...

BERITAACARA RembugRTRWI (Format3.2)

telah diselenggarakan Rembug RT/RW II yang dihadiri oleh warga seluruh RT/RW sebagaimana tercantumdalamDaftarHadirPesertaterlaRembugRT/RWiniadalah: A. MateriatauTopik Penjelasan awal mengenai program terutama mencakup prinsip dan pendekatan program Penjelasantentangartipentingnyapastisipasimasyarakat Penjelasantentangtahapanpelaksanaan PenjelasantentangPemetaanKebutuhanSanitasidenganRPA PenjelaskanmengenaiPemetaanKebutuhanSanitasidanPenyusunanRKM B. UnsurPimpinanRapatdanNarasumber PemimpinRapat Notulis/Sekretaris :.dari. :.dari..

SetelahdilakukanPembahasandanDiskusiterhadapMateriatauTopikdiatasselanjutnyaseluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dariRembugRT/RWI,yaitu:
........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................

Keputusandiambilsecara:musyawarahmufakat/aklamasidanpemungutansuara/voting* Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.   .....................................,tanggal...................................   
26|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  PemimpinMusyawarah/KetuaBKM     (..) NamaLengkap Lurah    (..) NamaLengkap Mengetahui: Notulis/Sekretaris     (..) NamaLengkap FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst.

 Menyetujui: WakildanPesertaRembugRT/RWII  Alamat       1.  3.  5. 

TandaTangan  2.  4.  

L a m p i r a n 1                                                                  |27

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA RembugRT/RWI (Format3.3)


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan No. 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  *  dst x : : : : AlamatLengkap                 Tanggal : NamaFasilitator : Masyarakat

Nama

Jenis Kelamin        

Organisasi/ Jabatan        

Tanda Tangan

Daftar Hadir Peserta Rembug RT/RW I ini disesuaikan dengan Jumlah Peserta yang Hadir dalamRembugRT/RWI. Disetujui: Lurah   (..) NamaLengkap Dibuat: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

 Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap


28|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

NOTULENSIREMBUGRT/RWI (Format3.4)
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Acara : : : : :RembugRT/RWI Tanggal NamaNotulis/ Sekretaris : :

PemimpinRapat AgendaAcara :   jawab    

: .dari. SosialisasiHasilRembugKelurahanI  Memilih dan menetapkan KSM dan keanggotaanya sebagai penanggung pelaksanaanpembangunandilokasiterpilih; MerencanakanPemetaanKebutuhanSanitasiMasyarakat MerencanakanJadwalpelaksanaanpenyusunanRKM

AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... Penjelasan Materi Acara diberikan oleh Pemimpin Rapat, mengulangi apa yang sudah disampaikanpadaRembugKelurahanIsebelumnyameliputi: 1. Penjelasantujuan,sasarandanprinsipprinsipSanitasiPNPM 2. PenjelasanPendekatanProgram,yangjugamenjelaskanhalhalpokoksebagaiberikut: Program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat harus berpartisipatif dalam seluruh tahapan pelaksanaan, termasuk terlibatdalampengawasanpadapelaksanaannya. Program harus dilaksanakan secara transparan/terbuka sehingga perlu dilakukan penyebarluasaninformasiataspemanfaatandananya. Kegiatan pembangunan infrastruktur tidak boleh dikontraktualkan, tetapi dilaksanakansendiriolehmasyarakatsecaraswakelola. 3. Menjelaskankomponendankriteriainfrastruktur: Jumlah dana bantuan Rp. 350 juta digunakan untuk membangun infrastruktur sanitasi,denganjenisinfrastrukturnyadipilihdandisepakatiolehmasyarakat. Jenis infrastruktur sanitasi yang diperbolehkan adalah MCK umum, Saluran pembuangankomunal,danIPALKomunal.

L a m p i r a n 1                                                                  |29

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Masyarakat dalam memilih infrastruktur harus sesuai dengan kriteria yaitu dimanfatkan oleh sebagian besar masyarakat dan berdampak pada peningkatan kesehatanmasyarakat. 4. Menjelaskanhalhalpokoksebagaiberikut Masyarakat harus berperan aktif baik lakilaki maupun perempuan dalam setiap pelaksanaan tahapan. Masyarakat harus memberikan pendapat atau usulan atau masukandalamsetiaprembugyangdilaksanakan. MenjelaskantentangPemetaanKebutuhanSanitasi,tujuan,danpelaksanaannya, Masyarakatharusmenyiapkandanapemeliharaanyangbesarannyatidakditentukan, sesuaidengankemampuanmasyarakat. Dalampembangunanfisik,diutamakanmenggunakantenagakerjalokaldanmaterial lokal. Pengadaan material akan dilakukan oleh panitia pengadaan untuk mendapatkan materialdengankualitasyangbaiktetapidenganhargayangmurah. HasilhasilrembugdanpenggunaandanaBLMagardipublikasikandipapaninformasi agarmasyarakatdapatmengetahuinya. AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber. Penanya1:.............................................................................................................  Penanya2:.............................................................................................................  JawabandariNarasumber: ............................................................................................................................... ............................... ............................................................................................................................... ............................... .................................................................................................   Kesimpulan/Kesepakatan: BerdasarkanPemaparanNarasumberdanTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber,dapat disimpulkan/disepakati: 1.............................................................................................................................. .......... 2.............................................................................................................................. ..........  AcaraSelanjutnyaadalahpemilihananggotaKSMdanKaderMasyarakatolehwargasetempat Acaraditutuppadapukul................. Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.

30|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LembarCeklisSanitasiKampunginidigunakanuntukmemetakankondisiSanitasiKampung. Lembar ini digunakan dalam metode Transect Walk untuk Pemetaan Kebutuhan Sanitasi, dan PenyusunanRKMolehKSM.  DataTeknis
SaluranAir Hujan/Drainase Airbiasamengalir/menggenang Terjadipenyumbatan Adabautidaksedap Kedalamandasarsaluran LebarSaluran Ketinggianairdaridasarsaluran Materialsaluran Keterangan SumberAir  JumlahrumahpemakaiPAM KondisiPAM: JumlahSumur KedalamanSumur Kedalamanairdimusimhujan Kedalamanairdimusimkemarau SumberAirLainnya (sebutkan) Kondisi: Keterangan: KondisiTanah JenisTanah: (lempung/liat/cadas/pasir/batu/kapur/biasa) LokasiPemukiman:(Bantaransungai/bantaran rel/areaindustri/permukiman       Buah m m m    cm cm cm

LembarCeklistKondisiSanitasiKampung (UntukRPA) (Format3.5) 

Check
              

Deskripsi

L a m p i r a n 1                                                                  |31

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 DataTeknis
nelayan/perumnas/kampungkota/kampungdesa) Lainlain (sebutkan) TinggiAirTanah KetersediaaLahan AdaLahan/TidakAdaLahan UkuranLuas KepemilikanTanah Ada/Tidakadasungaididekatnya UkuranLuas Kepemilikantanah Ada/tidakadasungaididekatnya,jarak Ada/tidakadasaluran/gotdidekatnya,jarak Ada/tidakadasungaididekatnya,jarak Ada/tidakadasumurdidekatnya,jarak Ada/tidakadarumahdekatnya,jarak Ada/tidakadaMCKdidekatnya,jarak Ada/tidakadaindustri/pabrikdidekatnya,jarak Ada/tidakadakebun/sawahdidekatnya,jarak KM/WC Ada/tidakadatiaprumah Ada/tidakadaMCKumum KebiasaanbuangairselaindiKM/WC/MCKumum, sebutkan KeterangankondisiKM/WC/MCKumum Septictank/ pengolahanlimbah AirlimbahdariKM/WClangsungdisalurkanke sungai/danau/salurankota/septictank AirlimbahdariKMCKlangsungdisalurkanke sungai/danau/salurankota/septictank Ada/tidakadaperesapandaritangkiseptik Aiirdariperesapandisalurkanke sungai/danau/salurankota/diresapkanketanadan kebun    m m m m m m m m m m m m
2

Check
 m                       

Deskripsi

32|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 DataTeknis
Ada/tidakadabaudariseptiktank/pengolahan limbahyangada Keterangan Topografi/bentuk mukatanah Ada/tidakadakemiringantanah Adaaliranairmenggenang Adakemiringanjalan Ada/tidakadainstalasiyangtertanam(pipa air/listrik/telepon/gas/airlimbah) Keterangan Struktur Permukiman Ada/tidakadajarakantarruman,jarak Ada/tidakadajalanyangcukupuntukkeluarmasuk mobilangkutbahanbangunankelokasipengolahan limbah Jauh/dekatjarakangkutmaterialdaripenjualbahan bangunankelokasipengolahanlimbah Ketersediaan tenagabangunan Ada/tidakadapekerja/tukang     

Check
        

Deskripsi

  

Ketersediaanbahan Ada/tidakadabaanbangunanditempat bangunan air: bata: pasir:  Pengaruhkultur sosialterhadap pelaksanaan pembangunan Tradisisosialpelaksanaanpembangunanpadabulan ................... Ada/tidakadapenggantipekerja/tukang

 

    
L a m p i r a n 1                                                                  |33

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Disetujui: Lurah    (..) NamaLengkap Dibuat: KetuaBKM    (..) NamaLengkap

Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

34|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

No Skor KelayakanTeknis Kesediaan Pemakai mendanai Ladder perbaikanSanitasi KapasitasKelembagaan: a.  Pengalaman membangun Timeline prasarana secara gotong royong Kesiapanlembagasaatini Diagram Venn        Transect Walk   Bobot Nilai Skor Bobot Nilai Skor

Indikator

ContohFormatKonsolidasiSkorPemetaanSanitasi (Format3.6) 
Teknik KampungA KampungB Kampungc Bobot

Nilai

1

2

3

 Prioritas perbaikan sanitasi Problem dalam analisi dan perencanaan tree masyarakat 

b.

4

*JumlahkampungmengikutiyangadadiKelurahanTersebut
Dibuat: KetuaBKM    (..) NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Disetujui: Lurah    (..) NamaLengkap

L a m p i r a n 1                                                                                    |35

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

UndanganRembugRT/RWII (Format3.7)
 KepadaYth. SeluruhKepalaKeluargaRT/RW............


Denganhormat, Sehubungan dengan RT/RW ......................, telah terpilih menjadi lokasi pembangunan infrastruktir sanitasi untuk Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Tahun 20.... maka kami mengundang Bapak/Ibu seluruh warga RT/RW...............................................................,  untuk menghadiriAcaraRembugRT/RWIIyangakandilaksanakanpada: Tanggal Jam Tempat Acara  : ............................................................  : ........................s.d............................. : ............................................................  : PenetapanLokasiPembangunanInfrastrukturSanitasi  MemilihAnggotaKelompokSwadayaMasyarakat  MerencanakanwaktupelaksanaanrembugpenyusunanRKM

 Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.  Hormatkami, Lurah...................................   (.................................................. ) NamaLengkap Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 2. TimKoordinasiKabupaten/Kota(sebagailaporan) 3. DPIU(sebagailaporan) 4. SatkerKabupaten(sebagailaporan)

36|L a m p i r a n 1 



PedomanPelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Tahun 20...., di RT/RW..........., Desa ., Kecamatan , Kabupaten/Kota ,Propinsi...........,makapadahariini: HaridanTanggal Jam Tempat :  : pukuls.d.pukul. : ...

BERITAACARA RembugRTRWII (Format3.8)

telah diselenggarakan Rembug RT/RW II yang dihadiri oleh warga seluruh RT/RW sebagaimana tercantumdalamDaftarHadirPesertaterlaRembugRT/RWiniadalah: A. MateriatauTopik PejelasanmengenaihasilPemetaanKebutuhanSanitasidenganmetodeRPA PenetapanlokasiPembangunanInfrastrukturSanitasi Memilih dan menetapkan KSM dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab kegiatan dilokasisasaran; PenjelaskanmengenaiPenyusunanRKMdanmerencanakanpelaksanaannya B. UnsurPimpinanRapatdanNarasumber PemimpinRapat Notulis/Sekretaris :.dari. :.dari..

SetelahdilakukanPembahasandanDiskusiterhadapMateriatauTopikdiatasselanjutnyaseluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dariRembugRT/RWI,yaitu:
........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................

Keputusandiambilsecara:musyawarahmufakat/aklamasidanpemungutansuara/voting* Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.   ..................................... ,tanggal...................................  
L a m p i r a n 1                                                                  |37

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  PemimpinMusyawarah/KetuaBKM    (..) NamaLengkap Lurah    (..) NamaLengkap Mengetahui: Notulis/Sekretaris    (..) NamaLengkap FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst.

Menyetujui: WakildanPesertaRembugRT/RWII  Alamat       1.  3.  5. 

TandaTangan  2.  4.  

38|L a m p i r a n 1 



PedomanPelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA RembugRT/RWII (Format3.9)


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan No. 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  : : : : AlamatLengkap               Tanggal : NamaFasilitator : Masyarakat

Nama

Jenis Kelamin       

Organisasi/ Jabatan       

Tanda Tangan

*      dst x Daftar Hadir Peserta Rembug RT/RW I ini disesuaikan dengan Jumlah Peserta yang Hadir dalamRembugRT/RWI. Disetujui: Lurah   (..) NamaLengkap Dibuat: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

 Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap


L a m p i r a n 1                                                                  |39

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

NOTULENSIREMBUGRT/RWII (Format3.10)
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Acara : : : : :RembugRT/RWI Tanggal NamaNotulis/ Sekretaris : :

PemimpinRapat AgendaAcara   jawab 

: .dari.

: PemaparanHasilPemetaanKebutuhanSanitasidenganRPA  MenetakanlokasipembangunanInfrastrukturSanitasisesuaiskorRPA   Memilih dan menetapkan KSM dan keanggotaanya sebagai penanggung  pelaksanaanpembangunandilokasiterpilih;  MerencanakanJadwalpelaksanaanpenyusunanRKM

AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... PenjelasanMateriAcaradiberikanolehPemimpinRapatmeliputi: 1. PenjelasanTentangHasilRPAsebagaiberikut: PenjelasanmengenaipelaksanaanRPA PemaparanhasilskorRPA Kemudian para peserta menetapan lokasi pemilihan Pembangunan Infrastrutur SanitasiberdasarkanpemaparanSkorRPA. 2. MenjelaskankepadapesertamengenaiKSMdananggotanya Pengambilan keputusan baik dalam pemilihan KSM, pemilihan jenis kegiatan di dasarkan pada hasil musyawarah desa bukan atas dasar keputusan Lurah atau elit elit/tokohditingkatRT/RW. MenjelaskanmengenatugasdantanggungjawabKSMdalamprogramSPMB MenjelaskanmengenaikeanggotaanKSM 3. ProsesPemilihanKSMemudiandilanjutkandenganpemilihanKSMdananggotanya 4. PenjelasanmengenaiprosespenyusunanRKMkepadapesertarembug MenjelaskankepadamasyarakatapaituRKMdanbagaimanaprosespenyusunannya Menjelaskan kepada masyarakat jenis infrastruktur sanitasi yang diperbolehkan adalahMCKumum,danIPALKomunal.
40|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Masyarakat dalam memilih infrastruktur harus sesuai dengan kriteria yaitu dimanfatkan oleh sebagian besar masyarakat dan berdampak pada peningkatan kesehatanmasyarakat. AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber. Penanya1:.............................................................................................................  Penanya2:.............................................................................................................  JawabandariNarasumber: ............................................................................................................................... ............................... ............................................................................................................................... ............................... .................................................................................................   Kesimpulan/Kesepakatan: BerdasarkanPemaparanNarasumberdanTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber,dapat disimpulkan/disepakati: 1.............................................................................................................................. .......... 2.............................................................................................................................. ..........  AcaraSelanjutnyaadalahpemilihananggotaKSMdanKaderMasyarakatolehwargasetempat Acaraditutuppadapukul................. Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.

L a m p i r a n 1                                                                 |41

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA PELAKSANAANPROSESSELEKSIKAMPUNG/LOKASIKEGIATAN KABUPATEN/KOTA (FORMAT3.11)


Pada hari ..... tanggal .... bulan ........ tahun ....... bertempat di Ruang Rapat Kantor . Kabupaten/Kota .. yang beralamat di jalan  telah dilaksanakan Seleksi Kampung dalam rangka implementasi Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM). Seleksi tersebut telah dilaksanakan berdasarkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan metode Rapid Participatory Assesment/RPA. Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara fair, transparandandemokratisolehmasyarakatsendiri. Seleksikampungtersebuttelahdiikutioleh....(....(terbilang))kampung,yaitu: 1.Kampung................skor......... 2.Kampung................skor......... 3.Kampungskor. 4........................dst Sesuai dengan hasil skor yang dikumpulkan oleh masingmasing kampung, maka telah disepakati bersama bahwa kampung yang paling siap untuk pelaksanaan Program SPBM adalah Kampung  Demikianberitaacarainidibuatagardapatdigunakansebagaimanamestinya.  .,.. Beritaacarainiditandatanganioleh:  1. 2. 3. 4. Lurah..........................................  KetuaBKM.................................  SekretarisBKM.......................... WakilMasyarakat....................

42|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

HASILPEMILIHANKSM(Ketua,Sekretaris,Bendahara)danKader Masyarakat(KM) (Format3.12)


Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan RT/RW : : : : : Acara Tanggal :PemilihanKSMdanKD :

A. KelompokSwadayaMasyarakat(KSM) HasilPenghitunganSuaraPemilihanKetuaKelompokSwadayaMasyarakat No. Nama PerolehanSuara 1.  2.  3.  TotalSuara *DalamOMSharusmelibatkan40%KaumWanita  HasilPenghitunganSuaraPemilihanSekretarisKelompokSwadayaMasyarakat No. Nama PerolehanSuara 1.  2.  3.  TotalSuara *DalamOMSharusmelibatkan40%KaumWanita  HasilPenghitunganSuaraPemilihanBendaharaKelompokSwadayaMasyarakat No. Nama PerolehanSuara 1.  2.  3.  TotalSuara *DalamOMSharusmelibatkan40%KaumWanita      
L a m p i r a n 1                                                                 |43

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 HasilPenghitunganSuaraPemilihanAnggotaKelompokSwadayaMasyarakat No. Nama PerolehanSuara 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  TotalSuara *DalamKSMharusmelibatkan40%KaumWanita  A. Kader Masyarakat (KM) HasilPenghitunganSuaraPemilihanKaderMasyarakat(KM) No. Nama PerolehanSuara 1.  2.  3.  TotalSuara

 ,tanggal..
PokjaSanitasi    (..) NamaLengkap   FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Lurah    (..) NamaLengkap   KetuaRT/RW    (..) NamaLengkap

Mengetahui:

44|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

A. DataPertemuan
1. 2. 3. 4. 5. 7. 8. 9. 10.

LembarKerjaKlasifikasiKesejahteraan (Format3.13) 
         AnakPerempuan AnakLakilaki   RT/RW 

 B. KategoriTingkatKesejahteraan Indikator Mampu Menengah PolaMakan    Aset/Kepemilikan    KomposisiRumah   Tangga* Pekerjaan    Aksesterhadap   pelayanan PendidikanFormaldan   NonFormal RasaAmanSosialdan   PsikologisMasyarakat LainLain**  * Termasukbilakepalarumahtanggaadalahperempuan ** PeriksaKesehatan,Suku,KelompokAgama,KelasSosial

NamaKelurahan  Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi  Kegiatan  Tanggal  NamaFM  JumlahPesertayangHadir  Perempuan  Lakilaki  Waktudimulai 

TidakMampu       

L a m p i r a n 1                                                                 |45

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

  C. KomposisiMasyarakatBerdasarkanKlasifikasiKesejahteraan  Kode Pertanyaan Jumlah  P.1 JumlahRumahTanggaMampu  P.2 JumlahRumahTanggaMenengah  P.3 JumlahRumahTanggaTidakMampu   D. CatatanUntukPembuatRencanaKegiatanMasyarakat  

WaktuSelesai

Disetujui: Lurah    (..) NamaLengkap

Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

Dibuat: KetuaBKM    (..) NamaLengkap

46|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LembarKerjaPemetaanOlehMasyarakat (PenyusunanRKM) (Format3.14)


LembarPengamatan 
1. 2. 3. 4. 5. 7. 8. 9. 10. NamaKelurahan Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi Kegiatan Tanggal NamaFM JumlahPesertayangHadir Perempuan Lakilaki Waktudimulai         


RT/RW

AnakPerempuan AnakLakilaki

 

AnalisisKelompokTerhadapHasilKeluaranPemetaan Kesimpulan Masukanuntukpembuatan RKM Kecukupan dan kesetaraan terhadap   aksessanitasi   Isu  WaktuSelesai   

Disetujui: Lurah    (..) NamaLengkap Mengetahui: KetuaBKM    (..) NamaLengkap

Dibuat: KSM    (..) NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaLengkap

L a m p i r a n 1                                                                 |47

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 A. PartisipasiSaatdanPascaPembangunan


LembarKerja SurveyPartisipasidanKontribusi (Format3.15)


         RT/RW

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

NamaKelurahan Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi Kegiatan Tanggal JumlahPesertaPerempuan PosisidalamOrganisasi JumlahPesertaLakilaki PosisidalamOrganisasi WaktuDimulai

 B. JenisdanPembagianKontribusidarisdudutGenderdanKemiskinan


TipeKontibusi
TidakBerkontribusi  SatuJeniskontribusi(Uang, Bahanbahan,atautenaga) DuaJeniskontribusi  TigaJeniskontribusi  Lebihdaritigajeniskontribusi  

Perempuan Miskin


LakiLaki Miskin


Perempuan Kaya
  

Lakilaki Kaya

 

Disetujui: KetuaRT/RW   (..) NamaLengkap Mengetahuii: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

Dibuat: KSMSanitasi   (..) NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap

48|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 C. AnalisaTemuandalamDiskusi

 

Kesetaraandalamkontribusi,termasukolehperempuandankelompokmiskin:      Monitoringdancontrolterhadapkontribusidaridalam(darisumbanganrumahtangga):     Monitoringdancontrolterhadappengerjaanolehpihakluar(kontraktor,instansilain):     Perananperempuandalammonitoring:      AparelevansitemuaniniuntukpembuatanRKM    

Disetujui: KetuaRT/RW   (..) NamaLengkap  Mengetahuii: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

Dibuat: KSMSanitasi   (..) NamaLengkap  Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap

L a m p i r a n 1                                                                 |49

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

1. 2. 3. 4. 5. 7. 9.

NamaKelurahan  Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi  Kegiatan  Tanggal  JumlahPesertaPerempuan  JumlahPesertaLakilaki  WaktuDimulai

LembarKerja PembagianPeranBerdasarkanGender (SiapaMelakukanApa) (Format3.16)  


 RT/RW       

TabelVisualSiapaMelakukanApadalampengoperasiandanpemeliharaanSarana  Tugas No. Kegiatan Keterangan Lakilaki& Lakilaki Perempuan Perempuan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.                                       


 

50|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 AnalisaTemuandanRelevansinyauntukRKM


WaktuSelesai:


Disetujui: KetuaRT/RW   (..) NamaLengkap  Mengetahuii: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

Dibuat: KSMSanitasi   (..) NamaLengkap Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap

L a m p i r a n 1                                                                 |51

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LembarKerjaLadderII (PembagianKerjaBerdasarkanGender) Format3.17 


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. NamaKelurahan Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi Kegiatan Tanggal JumlahPesertaPerempuan PosisidalamOrganisasi JumlahPesertaLakilaki PosisidalamOrganisasi WaktuDimulai           RT/RW 

 
Kegiatan Lakilaki

Siapa Perempuan

Upah Dibayar

Keahlian Tak Dibayar Ahli TidakAhli

Ket.

     

     

     

     

52|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat


Kesetaraandalampembagian kerjadanupah  BerdasarkanGender   BerdasarkanTingkatEkonomi   ApaRelevansinyauntuk PenyusunanRKM  WaktuSelesai

AnalisaTemuandanDiskusi :  :  :  : 

Disetujui: KetuaRT/RW   (..) NamaLengkap  Mengetahuii: KetuaBKM   (..) NamaLengkap

Dibuat: KSMSanitasi   (..) NamaLengkap  Mengetahui: FasilitatorMasyarakat   (..) NamaLengkap

        

L a m p i r a n 1                                                                 |53

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA KEBUTUHANLAHANLARF (Format3.18)


Dalam Rangka Memperlancar Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.... di RT/RW........., Kelurahan, Kecamatan ,Kota,Propinsi,makapadahariini:
 HaridanTanggal :  Jam   :pukuls.d.pukul....  Tempat :  Telah diselenggarakan Rembug Penyusunan RKM ke Yang dihadiri oleh warga RT/RW serta

TokohMasyarakat/OrganisasiMasyarakatsetempatsesuaidengandaftarhadirterlampir. BerdasarkanHasilRembug,diperlukanadanya: PengadaanLahanuntuk LuasLahan LahanMilik   PerwakilanWarga    () NamaJelas KetuaBKM    () NamaJelas     : : :

Mengetahui: KetuaKSM    () NamaJelas

KetuaRT/RW    () NamaJelas 

Lurah   () NamaJelas

54|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LandAcquisitionResettlementFramework(LARF) PEMILIKLAHANUNTUKHIBAH (Format3.19)


PengadaanLahanuntuk LuasLahan LahanMilik     :.. :.. :..

DenganKebutuhantersebut,makaPemilikLahandenganinibersediauntukMemanfaatkanLahan Mereka untuk digunakan bagi kepentingan umum dalam rangka pelaksanaan program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) untuk Kepentingan Pembangunan prasarana ..tersebut. Dalam Rangka melengkapi Persyaratan Hibah tersebut, bersama ini saya sampaikan Dokumen  dokumenPendukung,seperti: 1. 2. 3. 4. KepemilikanLahanYangSahSecaraHukum. HasilDiskusidenganWarga(BeritaAcara).  

Demikian, saya sampaikan Surat ini untuk mendukung Pelakanaan Pembangunan ..
 PemilikLahan    (..) NamaJelas KetuaBKM    (..) NamaJelas Mengetahui: PerwakilanWarga    () NamaJelas  KetuaKSM    (.) NamaJelas Lurah    (..) NamaJelas

L a m p i r a n 1                                                                 |55

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Lampiran:1bundel    Tanggal:..20......  KepadaYth. TimPelaksanaKabupaten/Kota: Selaku Tim Verifikasi Usulan Kegiatan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20......  Denganhormat, Melalui surat ini, kami sampaikan bahwa kami telah mengajukan Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat RT/RW, Kelurahan.., yang merupakan syarat dari pelaksanaan ProgramSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat(SPBM)Tahun2010. UsulanKegiataninimerupakanhasildarirangkaiankegiatanRembugPenyusunanRKMyangtelah diadakandi: RT/RW   :..............................................................  Kelurahan   :.. Kecamatan   :.. Kabupaten   :.. Padatanggal   :s/d  dan telah ditindaklanjuti agar sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Adapun Usulan Kegiatan ini kami ajukan agar dapat dilakukan proses verifikasi di Tingkat Kabupaten/Kota sesuai denganmekanismeyangtelahditentukan. Demikiansuratinikamisampaikan.Atasperhatiandankerjasamanyadiucapkanterimakasih.  KetuaBKM KetuaKSM     (..) (..) NamaJelas NamaJelas Tembusan: 1.KetuaTimPelaksanadiTingkatKabupaten 2.KepalaSatuanKerjaSPBM20....TingkatKabupaten/Kota 3.TenagaAhliManajemenKabupaten/Kota(TAMK) 4.Lurah 5.Camat 6.Arsip
56|L a m p i r a n 1  

CONTOHSURATPENGANTAR USULANRENCANAKEGIATANMASYARAKAT(RKM) (Format4.1) 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat



       JENISKEGIATAN:

CONTOHCOVERUSULANRKM (Format4.2)

ProgramSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakatTahun20....

   LOKASI: RT/RW KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN/KOTA NAMABKM     DISUSUNOLEH: KSMRT/RW     

(PembuatanMCKUmum)*

:.. :.. :.. :.. :..

 :

 *DiisisesuaidenganUsulanRKM

KementerianPekerjaanUmum DirektoratJenderalCiptaKarya Tahun20......

L a m p i r a n 1                                                                 |57

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CONTOHFORMATUSULAN RENCANAKEGIATANMASYARAKAT (Format4.3)


RT/RW :..........................................  Kabupaten/Kota :.. Kekurahan :. Propinsi  :.. Kecamatan :.   1. LatarBelakangKegiatan Dalam Latar Belakang dipaparkan tentang Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi RT/RW tersebut. 2. Maksud,TujuandanSasaranKegiatan 2.1 Maksud Menjelaskan Hasil atau Manfaat apa yang diharapkan dari Kegiatan Infrastruktur ini secaraumum. 2.2 Tujuan Menjelaskan Tujuan yang hendak dicapai dari Pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur ini (misalnya Pembangunan Sarana Infrastruktur ini untuk mencegah BAB sembarangan danmeningkatkankesehatanlingkungandanmasyarakat) 2.3 Sasaran Adalah Pemaparan Target yang ingin dicapai, manfaat yang akan diperoleh (misalnya berkaitandenganPeningkatanKesehatanMasyarakatdansebagainya). 3. RincianKegiatan 3.1 Jenis(Paket)Kegiatan DalambagianinidijelaskantentangJenisKegiatanyangdilakukan. 3.2 LokasiKegiatan Menjelaskan di mana Kegiatan akan dilaksanakan, perlu dilampirkan Peta RT/RW yang menunjukkanDetilLokasi. 3.3 WaktuPelaksanaanKegiatan Rencana waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur 3.4 PelaksanaKegiatan Menjelaskan siapa yang menjadi Pelaksana Kegiatan, berupa susunan anggota KSM,KMdanFasilitatorMasyarakat. 3.5 JumlahPemanfaat a. KK(berdasarkanKepalaKeluarga) b. Jiwa c. %orangmiskin(dariPemanfaatseluruhnya)
58|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3.6 KetersediaanLahandanBahan a. LuasLahan b. KondisiLahan c. KepemilikanLahan d. JenisdanJumlahBahan e. KetersediaanBahan RencanaOperasidanPemeliharaan MenjelaskantentangPandanganmasyarakatkedepanterhadapInfrastrukturyangdibangun. Yaitu tentang Pelestarian atau Keberlanjutan Infrastruktur terkait, bagaimana Operasionalisasi, Pengelolaan dan Pemeliharaannya serta memaparkan kepada siapa yang bertanggungjawabdalampenyelenggaraanKegiatanOperasidanPemeliharaan. RencanaPendanaanOperasidanPemeliharaan Menjelaskan tentang Kesanggupan masyarakat dalam melakukan Pendanaan terhadap Infrastruktur terbangun. Yaitu dengan menjelaskan kepada siapa Pembebanan Pendanaan di tujukan serta menjelaskan kesanggupan masyarakat dalam melakukan Pendanaan Kegiatan OperasidanPemeliharaan. Lampiran: a. DaftarPenerimaManfaat(langsungdan/atautidaklangsungsesuaiJenisKegiatan) b. CeklistKelengkapanDokumenUsulanRKM c. FormulirVerifikasi d. AnalisisPrioritasUsulanKegiatan

4. 

5. 

6.

DisiapkanolehKelompokSwadayaMasyarakat(KSM)berdasarkanrangkaiaRembugPenyusunan RKMRT/RW.............,Kelurahan,Kecamatan, Kabupaten/Kota,Propinsi 1.  (KetuaKSM) 2.  (AnggotaKSM) 3.  (AnggotaKSM) 4.  (KaderMasyarakat)  Mengetahui: Lurah FasilitatorMasyarakat     (..................................................... ) (..................................................... ) (NamaJelas) (NamaJelas) KetuaBKM   (..................................................... ) (NamaJelas)
L a m p i r a n 1                                                                 |59

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARPENERIMAMANFAAT  (Format4.4)  
No                     Kegiatan Infrastruktur  Lokasi

HasilyangDiharapkan DampakKegiatan PenerimaManfaat

tanggal,.. FasilitatorMasyarakat    () KSM    () KaderMasyarakat    ()

Lurah    ()

KetuaBKM    ()

60|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Cek list ini diisi oleh Tim Verifikasi di Kecamatan guna Memeriksa Kelengkapan Dokumen atau Administrasi Usulan Kegiatan yang diajukan KSM dan KM. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakanFormuliratauCeklistyangsudahdisediakanlangsungdihadapanKSMdanKM.  1. Tuliskan nama RT/RW, Keluraan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Propinsi dari lokasi yang mengajukanUsulanKegiatan. 2. Dari kesepuluh item uraian yang merupakan isi Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dinilai atau diverifikasi oleh Tim Verifikasi berdasarkan Kelayakannya. Jika ada, masih diklasifikasikandalamkategorilayak,kurangatausalah. 3. Penjelasan dan Rekomendasi diisi sesuai dengan Bobot Kelayakan masing masing Isi Proposal.Jadi,apabilamembutuhkanrevisi,dapatditulisdikolomini.  KesimpulanPemeriksaan  DokumenUsulan/RKMRT/RWyangdiajukantersebutdinyatakan: 1. LAYAK atau TELAH MEMENUHI SYARAT apabila Dokumen lengkap serta Tingkat Kelayakan Tinggi (prosentase dokumen layak lebih besar dibanding yang tidak layak), maka usulan dapatdilanjutkandenganProsesVerifikasi,atau 2. KURANG LAYAK atau BELUM MEMENUHI SYARAT apabila dalam Dokumen masih terdapat banyak Kekurangan, Tingkat Kelayakan Rendah dan banyak Dokumen / item yang tidak ada; makaperludiperbaikiduluolehDesayangbersangkutan.  Tanggal dan Lokasi Pemeriksaan mohon dicantumkan secara jelas di Akhir Dokumen, lengkap denganNama,JabatandanTandaTanganPemeriksa.

PETUNJUKPENGISIANCHECKLISTPEMERIKSAANKELENGKAPAN DOKUMENUSULANRKM 

L a m p i r a n 1                                                                 |61

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CHECKLISTPEMERIKSAAN KELENGKAPANDOKUMENUSULANRKM (Format4.5)


RT/RW :..........................................  Kelurahan :  ..... Kecamatan :...  No. 1. 2. 3. Uraian SuratPengantar Cover/SampulProposal PetaSanitasiHasilPemetaanSanitasi Masyarakat a.TandapadaLokasiKegiatan b.KeteranganpadaPeta HasilAnalisisMasalahSanitasi DaftarUsulanRembugRKM BeritaAcaraRembugRKM DaftarHadirRembugRKM SumbanganMasyarakat DaftarSumbangan Kabupaten/Kota Propinsi   : :

PemeriksaanIsiProposalDesa Ada Tidak Ada Layak Kurang Salah

Penjelasandan Rekomendasi   

4.  5.  6.  7.  8.  9.   KESIMPULANPEMERIKSAAN: BahwaDokumenUsulanRKMDesatersebutdiatasdinyatakan*):  1.LAYAKatauTELAHMEMENUHISYARATmakabisadilanjutkandenganProsesVerifikasi. 2.KURANGLAYAKatauBELUMMEMENUHISYARATmakaperludiperbaikiduluolehDesa  Dibuatdi..tanggal  DiperiksaOleh: Nama Jabatan TandaTangan 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. *)coretyangtidakperlu

62|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENGISIANFORMULIRVERIFIKASIUSULAN

Formulir ini diisi oleh Tim Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota setelah semua Persyaratan dan Dokumen Usulan dinyatakan lengkap. Di dalam Formulir ini terdapat beberapa panduan / uraian yang merujuk pada catatan catatan yang berguna bagi Proses Verifikasi. Masing masing uraian tersebutadalah: Usulan merupakan Hasil Keputusan Rembug Penyusunan RKM, dibuktikan dengan Salinan BeritaAcara. 2. TumpangTindihatauberkaitandenganProyekPemerintahlainnya. 3. AdaMasalahKepemilikanTanah/GantiRugi. 4. BanyaknyaPenerimaManfaat2/3JumlahPendudukRT/RW. 5. Ada Daftar Penerima Manfaat dan Daftar tersebut sesuai dengan Jumlah Penerima Manfaat yangditemukandilapangan. 6. Sebanyak60%PenerimaManfaatadalahMasyarakatMiskin. 7. SwadayaMasyarakat,jelaskan. 8. LayaksecaraLingkungan: 8.1 TidakmenyebabkanErosi,LongsoratauBanjir. 8.2 TidakmenyebabkanKerusakandanKelangsunganHidupTumbuhan. 8.3 TidakmenyebabkanKerusakandanKelangsunganHidupHewan. 9. LayaksecaraTeknis: 9.1 MenggunakanTeknologiyangrelatifsederhana. 9.2 Banyakmelibatkantenagakerjamasyarakatsetempat. 9.3 Bahan,Alat,danTenagaAhlimudahdidatangkan. 9.4 Dapatdioperasikandandipeliharaolehmasyarakat. 10. KesimpulanUsulanLayakdenganSyarat/Alasantidaklayak. 1. Kesepuluh item uraian ini dinilai dan harus dijawab dengan ya atau tidak, yang cukup dicantumkandenganmemberitandacheck()padakotakkecildisampingkanan. Perlu diperhatikan untuk memberi catatan  catatan kecil pada masing  masing uraian, untuk mendapatkangambaranyangjelasmengenaiUsulanKegiatanyangdiajukan. Pada Akhir Dokumen Harus Diberikan KesimpulanRekomendasi /Catatan dari Tim Verifikasiyang bergunabagiKeberlangsunganProsesVerifikasidanjugaFinalisasiUsulannantinya. 

L a m p i r a n 1                                                                 |63

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

RT/RW :..........................................  Kelurahan :  ..... Kecamatan :...  Kriteria

FORMULIRVERIFIKASIUSULAN (Format4.6) 
Kabupaten/Kota Propinsi  

: :

Penilaian Ya  Tidak

1. UsulanmerupakanHasilRembugPenyusunanRKM,dibuktikan denganSalinanBeritaAcara. Catatan:   2. TumpangTindihatauberkaitandenganProyekPemerintahlainnya. Catatan:   3. AdamasalahKepemilikanTanah/GantiRugi. Catatan:   4. BanyaknyaPenerimaManfaat2/3JumlahPendudukDesa. Catatan:   5. AdaDaftarPenerimaManfaatdanDaftartersebutsesuaidengan JumlahPenerimaManfaatyangditemukandilapangan. Catatan:  6. Sebanyak60%PenerimaManfaatadalahMasyarakatMiskin. Catatan:   7. SwadayaMasyarakat,jelaskan. Catatan:   

64|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Kriteria 8. LayaksecaraLingkungan. a.TidakmenyebabkanErosi,LongsoratauBanjir b.TidakmenyebabkanKerusakandanKelangsunganHidup Tumbuhan c.TidakmenyebabkanKerusakandanKelangsunganHidupHewan Catatan:  9. Layaksecarateknis a.Menggunakanteknologiyangrelatifsederhana b.Banyakmelibatkantenagakerjamasyarakatsetempat. c.Bahan,alat,dantenagaahlimudahdidatangkan. d.Dapatdioperasikandandipeliharaolehmasyarakat. Catatan:   10. KesimpulanUsulan LayakdenganSyarat/Alasantidaklayak(coretyangtidaksesuai): Catatan:   Penilaian Ya  Tidak

 

  *)coretyangtidakperlu 

Tanggal:20....  DibuatOleh:  KetuaDPIU     (..........................................................)  NamaTerang

L a m p i r a n 1                                                                 |65

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CHECKLISTPEMERIKSAANDAMPAKLINGKUNGAN (Format4.7)
RT/RW    : Kelurahan   : Kecamatan   : Kabupaten/Kota  : Propinsi   : JumlahPenduduk  :  jiwa LuasWilayah   :  ha JumlahKepalaKeluarga :  kk  NO. DAFTARPERTANYAAN Ya LokasiProyek A. 1. LokasiKawasanPadatPenduduk. 2. KawasanPusatKegiatan. Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan terhadap 3. Lingkungan  .KawasanCagarBudaya  .KawasanLindung  .DaerahRawa  .HutanBakau  .Muarasungai  .KawasanPenyangga  .KawasanLindungPengembanganBiodiversity  .Pantai B. DampakLangsungProyekTerhadapLingkungan Kerusakan Monumen Bersejarah atau Tempat Bersejarah dan 1. KehancuranBangunantersebut? Terputusnya Akses dan Hubungan dengan Sarana dan Prasarana; 2. Ketidakharmonisan Lingkungan akibat Kebisingan, Bau dan GangguanSerangga,Tikusdanlainlain? 3. PerpindahanPendudukdenganpaksa(Involuntary)? Pencemaran Air Tanah akibat Pengolahan Limbah yang tidak 4. memenuhisyaratdiolah? 5. GenanganAirLimbahbelumdiolahmenggangguLingkungan? 6. KebisingandanPencemaranUdaraselamaKegiatankonstruksi? 7. MasuknyaBahanBerbahayakedalamSaluranLimbah? Kapasitas Kawasan Penyangga yang tidak mampu mengurangi 8. DampakKebisingandanPolusilainnya?

Keterangan                     


66|L a m p i r a n 1 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 NO. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.  DAFTARPERTANYAAN Konflik Sosial antara Pekerja Pendatang dengan Pekerja Pribumi (masyarakatsetempat)? Penutupan jalan dan adanya genangan air selama proses penggalianpadamusimhujan? KebisingandanPencemaranUdaraselamaaktivitasKonstruksi? Gangguanlalu lintasakibatPengangkutanMaterialdanLimbah? GangguanaliranlumpurselamaPekerjaanKonstruksi? Ancaman terhadap Kesehatan Masyarakat akibat Kegagalan Sistem PengolahanLimbah? Penurunan Kualitas Air akibat dari Pembuangan Limbah secara langsung(tanpamelaluisistempengolahan)? Pencemaran Air Baku akibat Pembuangan Endapan Limbah pada permukaantanah? Ya                 Keterangan

L a m p i r a n 1                                                                 |67

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PENYUSUNANRANCANGANTEKNIS(DED)DANRAB A. PENDAHULUAN
Secara umum, Dokumen DED adalah Penyusunan Laporan suatu Pekerjaan yang berupa Gambar Kerja secara lengkap dan terdiri dari berbagai Skala Gambar, dalam Pelaksanaan Penyusunan DokumenDEDmelaluiTahapanKegiatansebagaiberikut: 1. 2. 3. 4. PekerjaanPersiapan SurveyLapangan AnalisisdanPerencanaan PenyusunanRancanganTeknis(DetailedEngineeringDesign/DED) 

B. SISTEMATIKAPELAKSANAANDED
1. Persiapan Pekerjaan Persiapan meliputi Kegiatan Mobilisasi Personil, Peninjauan Lokasi Kegiatan (survey pendahuluan), Penyusunan Rencana Kerja yang meliputi Waktu dan Lama Pengukuran Lokasi dan Memantapkan Rencana Kerja dalam Pelaksanaan Perencanaan. Pada Pekerjaan Persiapan ini juga dilakukan Penilaian Kondisi Awal pada Lokasi yang akan direncanakan,yangmeliputi: 1. MelakukanPengamatanKondisiEksisting.

2.
2.

Mengkaji beberapa Fasilitas Pelengkap / Pendukung atau Faktor faktor yang dapat mempengaruhiPerencanaanTeknis.

SurveyLapangan Untuk lebih memahami Permasalahan dan Perencanaan, maka perlu diadakan Survey Lapangan di lokasi Kegiatan. Survey Lapangan juga dilakukan untuk mendapatkan Kelengkapan Data yang dibutuhkan untuk Analisis. Beberapa survey yang akan dilakukan disesuaikandenganJenisdanKriteriadariDEDyangakandisusun.

3.

AnalisisdanPerencanaan Berdasarkan Data yang didapat dari Hasil Survey kemudian dilakukan Analisis untuk Pengambilan Keputusan didalam Perencanaan suatu Kegiatan. Dalam Perencanaan tentunya sangat dibutuhkan Data  data yang Akurat sehingga nantinya akan sesuai dengan diharapkan.  

68|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 4. PenyusunanDED 1. MenyusunRencanaTeknisBesertaGambarTeknisnya MeliputiKegiatanPerencanaanTeknisyaituPerencanaansesuaidenganJenismasing masing Kegiatan yang berhubungan langsung dengan masalah  masalah Teknis, kemudian dilanjutkan dengan Penyusunan Gambar Kerja / Rencana Teknis. Gambar Kerja ini disusun berdasarkan hasil yang didapat dari Perencanaan Teknis DED dan dibuatrapidalamsatubentukalbumgambar. 2. MenyusunSpesifikasiTeknisKegiatan Pada Kegiatan ini akan disusun Spesifikasi Teknis dari Bahan Bangunan dan Syarat PelaksanaanyangberhubungandenganDesainTeknis. 

C. SISTEMATIKARENCANAANGGARANBIAYA
Pada Dasarnya Anggaran Biaya merupakan Bagian terpenting dalam menyelenggarakan suatu Kegiatan. Membuat Anggaran Biaya berarti Menafsir atau Mengira  ngirakan Harga dari suatu barang,bangunanataubendayangakandibuatdengantelitidansecermatmungkin. YangdimaksuddenganRencanaAnggaranBiaya(Begrooting)suatuBangunanatauProyekadalah Perhitungan anyaknya biaya yang diperlukan untuk Bahan dan Upah, serta Biaya biaya lain yang berhubungandenganPelaksanaanBangunanatauProyektersebut. Anggaran Biaya merupakan Harga dari Bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran Biaya pada Kegiatan yang sama akan berbeda  beda di masing  masingdaerah,disebabkankarenaperbedaanHargaBahandanUpahTenagaKerja. Sebagai contoh misalnya Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja di Padang, berbeda dengan Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja di Medan, Pekan Baru, Palembang, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. SecaraumumPelaksanaanPerhitunganAnggaranBiayadapatdilihatpadaTabelberikutini: 


L a m p i r a n 1                                                                 |69

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 1. Persiapan Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam Perhitungan Rencana Anggaran adalah sebagai berikut: a. Bestek. Gunanya untuk Menentukan Spesifikasi Bahan dan Syarat  syarat Teknis. Bestek adalahUraianyangsejelasjelasnyatentangPelaksanaanBangunanyangterdiridari: KeterangantentangProyekyangakandibangun. KeterangantentangmelaksanakanbagianProyektersebut. KeteranganmengenaiAdministrasiProyek. b. GambarBestek. Gunanya untuk Menentukan / Menghitung Besarnya masing  masing Volume Pekerjaan.Gambarbestekterdiridari: Gambar Rencana dengan Perbandingan tertentu, biasanya digunakan skala 1:100. x Gambar  gambar Penjelasan dengan skala 1:5 dan 1:10 bagi Konstruksi  konstruksiyangsulit. Dengan adanya Bestek dan Gambar Bestek, maka Pelaksana dapat membayangkan BentukdanMacamBangunanyangdiinginiolehPemberiTugas b. HargaSatuanPekerjaan. Didapat dari Harga Satuan Bahan dan Harga Satuan Upah berdasarkan Perhitungan Analisa BOW. BOW adalah Suatu Ketentuan dan Ketetapan Umum yang ditetapkan olehDir.BOWuntukMenghitungAnggaranBiaya. TataCaraPerhitunganRAB Sebagai langkah lanjut dalam Pelaksanaan Perhitungan RAB setelah dilakukan Persiapan denganDatadataGambaradalah: TenagaKerja HargaBahan AnalisaSatuanPekerjaan VolumePekerjaan JumlahTiapJenisPekerjaan RAB TenagaKerja YangdimaksuddenganTenagaKerjaadalahBesarnyaJumlahTenagayangdibutuhkanuntuk Menyelesaikan bagian Pekerjaan dalam satu kesatuan Pekerjaan. Besarnya Harga Pekerja tergantung dari masing masing keahlian yang dimiliki oleh personil tersebut dan bervariasi padasetiapdaerah. 
70|L a m p i r a n 1  

x x x

2.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

3.

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 HargaTenagaKerjadihitungperharikerjayaitu8jamperhari. (contohperhitungan) o o o o o Mandor KepalaTukang TukangBatu TukangKayu Pekerja(PembantuTukangBatu/Kayu) Rp.35.000/hari Rp.30.000/hari Rp.25.000/hari Rp.25.000/hari Rp.17.000/hari

MisaldalamAnalisaBOWdapatdilihatContohsebagaiberikut,BesarnyaJumlahTenagayang dibutuhkanuntukmenggali1mtanah. DalamanalisaA.1diperlukantenaga: o o 0,75pekerja 0,025mandor

Indeks (angka) 0,75 dan 0,025 di atas mempunyai pengertian bahwa 0,75 Pekerja bekerja bersamasamadengan0,025Mandorakanmenghasilkan1mgaliantanahdalamsatuhari. 4. HargaBahan/Material Yang dimaksud dengan Bahan dan Material adalah Besarnya Jumlah Bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Besarnya Harga Bahan dan Material tergantung bervariasi pada setiap daerah misalnya harga Semen, Pasir, Batu Kali dan sebagainya. Harga Bahan dihitung dengan satuan per unit, buah atau m disesuaikandenganJenisBahantersebut. (contohperhitungan) o o o o Semen BatuKali Pasir BatuBata Rp.25.000/zak Rp.65.000/m Rp.75.000/m Rp.250/buah

Sedangkan untuk Kebutuhan Bahan dapat dilihat dari Analisa BOW sebagai berikut; untuk Pekerjaan1m3PasanganBatuKalidengancampuran1semen:4pasir. DalamAnalisaG.32hdiperlukanBahan: o o o 1,2mbatukali 4,0715zaksemen 0,522mpasir

Indeks (angka) 1,2 ; 4,0715 dan 0,522 di atas mempunyai pengertian bahwa 1,2 m Batu Kali dan4,0715ZakSemenserta0,522mPasirakanmenghasilkan1mPasanganBatuKali.
L a m p i r a n 1                                                                 |71

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 5. AnalisaSatuanPekerjaan Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah Jumlah Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja berdasarkan Perhitungan Analisa suatu Kegiatan. Harga Bahan didapat dipasaran,dikumpulkandalamsatudaftaryangdinamakanDaftarHargaSatuanBahan.Upah TenagaKerjadidapatkandilokasidikumpulkandandicatatdalamsatudaftaryangdinamakan DaftarHargaSatuanUpah. Ada Tiga istilah yang harus dibedakan dalam Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga Satuan Pekerjaan dihitung berdasarkan satuan per pekerjaan. Sebagai contoh adalah Harga Satuan Pekerjaanuntuk1m3PasanganBatuKalidengancampuransemen1semen:4Pasir. DariKomposisicampurandiatas,kitadidapatkananalisaG32hyangberbunyiberikut"1m Pasangan macam A memakai perekat 1 Semen Portland, 4 Pasir (G 19). Kemudian Perhitungandilakukansebagaiberikut:  1,2mBatuKali 4,0715ZakSemen 0,522m3Pasir  1,2TukangBatu 0,12KepalaTukangBatu 3,6Pekerja 0,18Mandor  AnalisaSatuanPekerjaan   @Rp65.000 =Rp78.000 =Rp101.787,50 @Rp25.000 @Rp75.000 =Rp39.150 Bahan =Rp218.937,50 @Rp25.000 =Rp30.000 @Rp30.000 =Rp3.600 @Rp17.000 =Rp61.200 @Rp35.000 =Rp6.300 Upah =Rp101.100 =Bahan+Upah =Rp218.937,5+Rp101.100 =Rp320.037,50

Sehingga dapat dilihat bahwa Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu Kali dengan Campuran Semen;1Semen:4PasiradalahRp320.037,50/m. 6. VolumePekerjaan Yang dimaksud dengan Volume Pekerjaan adalah Menguraikan secara Rinci Besar Volume atau Kubikasi suatu Pekerjaan. Menguraikan, berarti Menghitung Besar Volume masing  masing pekerjaan sesuai dengan Gambar Bestek dan Gambar Detail. Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk Menghitung Volume masing  masing pekerjaan terlebih dahulu harus dikuasaitatacaraMembacaGambarBestekberikutGambarDetail/Penjelasan.Perhitungan Volume adalah Perhitungan untuk Menghitung Isi, Luas dan Keliling suatu benda sehingga perludiketahuiRumusdanSatuanbendayangakandipergunakanseperti:

72|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 o o o o o SatuanPanjang SatuanLuas SatuanIsi  :cm,m,hm,km,inchdanmile. :cm,ca,are,ha. :dm,mdanlainlain.

BerikutadalahRumusyangbiasadipergunakanyaitu: PerhitunganLuas :p(panjang)xl(lebar) PerhitunganIsi :p(panjang)xl(lebar)xt(tinggi)

 

 MisalkanKubusdiatasadalahPasanganBatuKalidenganCampuran1semen:4pasir Ukuran: p=3m;l=1m;t=2m makaVolumePekerjaanPasanganBatuKaliadalah:pxlxt v=3x1x2=6m 7. RencanaAnggaranBiaya Anggaran Biaya yang dihitung adalah Jumlah dari masing  masing Hasil perkalian Volume dengan Harga Satuan Pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disimpulkan sebagaiberikut: RAB=VolumexHargaSatuanPekerjaan Sebagai contoh dapat dilihat kembali untuk Pekerjaan Pasangan Batu Kali dengan Campuran 1semen:4pasirsebagaiberikut: o o HargaSatuanPekerjaan VolumePekerjaan  =Rp.320.037,50/m =6m

Jadi Harga Pekerjaan Pemasangan Batu Kali Komposisi 1 Semen : 4 Pasir adalah sebesar = 6 mxRp320.037,50/m3=Rp1.920.225,

L a m p i r a n 1                                                                 |73

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CONTOHBINGKAIGAMBARDESAIN(Format4.8)

SanitasiPerkotaan BerbasisMasyarakat

TA.2010

Propinsi

..........................

Kabupaten

..........................

Kecamatan Desa

..........................

..........................

JenisPrasarana

..........................

Lokasi

..........................

JUDULGAMBAR:

..........................

DibuatOleh: KSMSanitasi  (______________)

DiperiksaOleh: Fasilitator  (______________) DiverivikasiOleh TARPMC  (______________) 

DiketahuiOleh: KepalaDesa  (______________)

Lembarke....dari......

74|

L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENYUSUNANDANPENGISIAN RENCANAANGGARANBIAYA (Format4.9)


Rencana Anggaran Biaya merupakan Dokumen Perhitungan Volume Pekerjaan berdasarkan Rencana Teknis, Harga dari berbagai macam Bahan / Material, Alat dan Tenaga yang dibutuhkan padasuatuKonstruksi.MelaluiRABdapatdiketahuiTaksiranBiayasetiapitem/subKegiatan. RAB disusun oleh OMS dan KD yang didukung oleh Satker Tingkat Kabupaten dan/atau Tim Pelaksana di Tingkat Kabupaten, demi mendukung tidak terjadi Deviasi yang terlalu Besar antara BiayasebenarnyadenganRAB. LangkahlangkahTeknisdalamPerhitunganRABdapatdilihatpadabukuPelaksanaan. FormulirRABinimemuatPerhitunganDasarRAB. TuliskanNamaPropinsi,Kabupaten,KecamatandanDesayangbersangkutan. PadaKolom1(Uraian)merupakanUraiandalamBentukBahan,UpahdanAlat. Kolom2(Volume)merupakanBesarVolumeyangada,dihitungsecaraTotal. Kolom3(Satuan)merupakanSatuanyangdigunakan. Kolom 5 (Jumlah Total) didapat dari Volume dikalikan dengan Harga Satuan yang kemudianditotalkan. Demikianlah RAB ini dibuat oleh OMS dan KD dengan diketahui Kepala Desa, diperiksa dan disetujuiolehFasilitatorMasyarakat. 

1. 2. 3. 4. 5.

L a m p i r a n 1                                                                  |75

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

RENCANAANGGARANBIAYA (Format4.10)
Propinsi Kabupaten Kecamatan Kelurahan RT/RW URAIAN BAHAN 1. 2. 3. 4.  ALAT 1. 2. 3. 4.  UPAH 1. 2. 3. 4.  TOTALBIAYA                                     SumberDana : : : : :  Total No.RAB Program JenisKegiatan Ukuran/Dimensi VOLUME DariSwadaya : :SanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat : :   HARGA JUMLAHTOTAL Satuan SATUAN (Rp) DariDana (Rp)      SubTotal1)       SubTotal2)       SubTotal3)   DanaBantuanSosial:  Swadaya:

 Catatan: 1. Sumbangan dalam bentuk Bahan, Upah dan Alat ditulis dalam Kolom Volume dari swadaya. 2. Nilai RAB didapat dari Kolom Volume dari Dana dikalikan dengan Kolom Harga Satuan yangkemudianditotalkan.
76|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 3. 4.  Sumbangan dalam bentuk Uang dimasukan pada baris terbawah (sumber dana dari swadaya). SwadayadalambentukLahanditulisdalamFormatlain. DibuatOleh: 

DiperiksaOleh:  FasilitatorMasyarakat    (.) NamaJelas

  

KSM    (.) NamaJelas   Mengetahui: KetuaBKM    (.) NamaJelas

KaderMasyarakat    (.) NamaJelas

L a m p i r a n 1                                                                  |77

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHARGASATUANBAHAN/ALAT (Format4.11)
Desa  Kecamatan Kabupaten Propinsi No.                                 :. :. :. :. Satuan HargaSatuanBahan HasilSurvey Realisasi Supl.I Supl.II Supl.III Pelaksanaan                 Keterangan                

JenisBahan/ Material

DiperiksaOleh: FasilitatorMasyrakat   (..) NamaJelas

DibuatOleh: KSM   (..) NamaJelas

78|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

RENCANAPENGGUNAANALATBERAT(Optional) (Format4.12)

DiperiksaOleh: FasilitatorMasyarakat    (.) NamaJelas

Mengetahui: KepalaDesa    (.) NamaJelas  KetuaBKM    (.) NamaJelas

DibuatOleh: OMS    (.) NamaJelas

L a m p i r a n 1                                                                  |79

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PEMERIKSAANDESAINDANRAB (Format4.13)

   

 

 

   

 

DiverifikasiOleh: TARPMC (..) NamaJelas 

80|L a m p i r a n 1 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

KOPSURAT UNDANGANACARARembugRT/RWIII (Format5.1) 


KepadaYth. 1. SeluruhKepalaKeluargaMasyarakatRT/RW..........................................  2. TokohMasyarakat 3. OrganisasiMasyarakat Denganhormat, Sehubungan dengan RT/RW.................................., telah terpilih menjadi lokasi Sasaran Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20...... dan akan mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat dan Kapasitas Pembangunan Masyarakat, Pembangunan Infrastruktur Sanitasi melalui bantuan langsung masyarakat, dan Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kegiatan dan Kapasitas Monitoring dan Evaluasi, maka kami mengundang Bapak / Ibu seluruh Masyarakat...............................................................,  untuk menghadiriAcaraRembugRT/RWIIIyangakandilaksanakanpada: Tanggal Jam Tempat Acara  Hormatkami, Lurah...................................    (.................................................. ) NamaJelas Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 2. TimKoordinasiKabupaten(sebagailaporan) 3. DPIU(sebagailaporan) 4. SatkerKabupaten/Kota(sebagailaporan) 5. ....................................................  : ............................................................  : ........................s.d............................. : ............................................................  : ............................................................ 

Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.

L a m p i r a n 1                                                                  |81

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA RembugRT/RWIII (Format5.2)


Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.., di RT/RW................., Kelurahan., Kecamatan, Kabupaten/Kot,,Provinsi...........,makapadahariini:  HaridanTanggal :  Jam : pukuls.d.pukul. Tempat : ...  telah diselenggarakan Rembug RT/RW III yang dihadiri oleh Masyarakat RT/RW serta Tokoh Masyarakat/OrganisasisetempatsebagaimanatercantumdalamDaftarHadirPesertaterlampir.  Materi atau Topik yang dibahas dalam Rembug RT/RW III ini serta yang bertindak selaku unsur PimpinanRapatdanNarasumberadalah:  A. MateriatauTopik
.............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................

B. UnsurPimpinanRapatdanNarasumber PemimpinRapat :.dari. Notulis/Sekretaris :.dari.. Narasumber : 1. ................................dari..................................  2. ................................dari..................................  3. ................................dari..................................   SetelahdilakukanPembahasandanDiskusiterhadapMateriatauTopikdiatasselanjutnyaseluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dariRembugRT/RWII,yaitu:  ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ Keputusandiambilsecara:musyawarahmufakat/aklamasidanpemungutansuara/voting*
82|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakansebagaimanamestinya.   ..................................... ,tanggal...................................  PemimpinMusyawarah/KetuaBKM Notulis/Sekretaris       (..) (..) NamaJelas NamaJelas Lurah    (..) NamaJelas Mengetahui: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaJelas

Menyetujui: WakildanPesertaMusyawarahDesaIII  Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst.  Alamat       1.  3.  5.  TandaTangan  2.  4.  

L a m p i r a n 1                                                                  |83

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA REMBUGRT/RWIII (Format5.3)


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan RT/RW No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.          Nama             : : : : : AlamatLengkap             Tanggal NamaFasilitator Masyarakat : :

Jenis Kelamin            

Organisasi/ Jabatan            

Tanda Tangan

10.  11.  *  dst

* Daftar Hadir Peserta Musyawarah Desa III ini disesuaikan dengan Jumlah Peserta yang Hadir dalamMusyawarahDesaIII. Disetujui: Lurah    (..) NamaJelas Dibuat: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaJelas

84|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

NOTULENSIREMBUGRT/RWIII (Format5.4)
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa RT/RW Acara


: : : : : :RembugRT/RWIII

Tanggal NamaNotulis/ Sekretaris

: :

PemimpinRapat : .dari. Narasumber :  1. ................................dari...................................   2. ................................dari...................................  AgendaAcara : ............................................................................................................................... ............................... ............................................................................................................................... ........... AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... PenjelasanMateriAcaradiberikanolehNarasumber,meliputi: 1. PenandatanganPerjanjianPelaksanaanSecaraSwakelola 2. Menetapkanrencanapelaksanaanpembangunaninfrastruktur(jadwal,tenagakerja,material, dll) 3. Menetapkan rencana Operasi dan Pemeliharaan (skenario/mekanisme pengumpulan dana O&Mharusdisepakati). 4. MemilihdanmenetapkanPanitiaPengadaanBarang/Jasa(jikaada)  AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber. Penanya1:.............................................................................................................  Penanya2:.............................................................................................................  JawabandariNarasumber: ............................................................................................................................... ............................... ............................................................................................................................... ........... Kesimpulan/Kesepakatan: BerdasarkanPemaparanNarasumberdanTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber,dapat disimpulkan/disepakati: 1................................................................................................................................ ........ 2................................................................................................................................ ........ Acaraditutuppadapukul................. Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.

L a m p i r a n 1                                                                  |85

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Formulir ini dibuat oleh KSM, selaku Pelaksana, dibuat sebagai Acuan untuk Penilaian Prestasi Pekerjaan.FormulirinimerupakanTindakLanjutdariHasilPerhitunganRAB.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Kolom Uraian Pekerjaan diisi Sub Bagian Pekerjaan yang disusun sesuai Urutan Waktu Pelaksanaan. 2. Kolom Volume diisi sesuai dengan Angka yang menunjukkan Volume masing masing Pekerjaan. 3. Kolom Satuan diisi sesuai dengan Satuan yang dipakai untuk Mengukur Volume Pekerjaan, misalnyam,m,liter,LumpSump,dsb. 4. KolomHargaSatuandiisisesuaiNilaiHargaSatuanyangdidapatdariPerhitunganRAB. 5. Kolom Jumlah Harga adalah Jumlah Hasil Perkalian antara Nilai Volume Pekerjaan dikalikan NilaiHargaSatuan. 6. Kolom Bobot adalah Jumlah Prosentase yang didapat dari Jumlah Harga dibagi Jumlah Total HargaseluruhPekerjaandikalikan100%. 7. Kolom Waktu Pelaksanaan adalah Penempatan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan disesuaikan dengan Minggu Kalender Pelaksanaan; Waktu Pelaksanaan Pekerjaan didapat dari Nilai VolumePekerjaandibagiJumlahRencanaHOK;diisidenganmembuatgarissepanjangwaktu yangdiperlukanuntukPelaksanaanPekerjaanpadaKolomMingguKalenderPelaksanaan. 8. Bobot / Minggu adalah Jumlah Rencana Pencapaian Bobot pada suatu Minggu Kalender Pelaksanaan; diisi dengan Menjumlah Bobot Rencana seluruh Pekerjaan yang ada pada minggutersebut. 9. BobotKumulatifadalahJumlahAkumulasiNilaiBobot/Minggu. 10. Kurva  S adalah Grafik Cartessius yang dibuat dari Gabungan Poin  poin Rencana Pencapaian Bobot Tiap Minggu Kalender, dengan Koordinat x adalah Minggu Kalender dan KoordinatyadalahNilaiProsentaseBobotKumulatif(0100).

PETUNJUKPENGISIAN RENCANAJADUALPELAKSANAANDANKURVAS 

86|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

RISPNPMMandiriIITahun2010 / : / / / : Kecamatan / MasaKerja

RENCANAJADUALPELAKSANAANDANKURVAS (Format6.1)  
: JenisKegiatan :

RTRW/ Kelurahan Kabupaten/Kota  Volume (Rp)      Bobot/Minggu BobotKumulatif


DiperiksaOleh: FasilitatorMasyarakat  (...............................................)  NamaJelas 

No (Rp)         (%) 1 2 3 4      Jumlah

Uraian Kegiatan Satuan

Harga Satuan Bobot

Jumlah Harga

10

11 12

13

       

    

  

WaktuPelaksanaan Mingguke 5 6 7 8 9                
DibuatOleh: KSM

KM (...............................................)  NamaJelas 

(...............................................)  NamaJelas Mengetahui: KetuaBKM  (...............................................)  NamaJelas

L a m p i r a n 1                                                                                    |87

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

COVER SURATPERJANJIANPELAKSANAANPEKERJAAN(SP3) PROGRAMSANITASIPERKOTAANBERBASISMASYARAKATTAHUN20.... (Format7.1) 

                   KELURAHAN   KABUPATEN/KOTA

:KECAMATAN :PROPINSI

: :

 

88|L a m p i r a n 1 

 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

SURATPERJANJIANPELAKSANAANPEKERJAAN(SP3) PROGRAMSANITASIPERKOTAANBERBASISMASYARAKATTAHUN20...... (Format7.1)


  Antara

SatkerPembangunanLingkungandanPermukimanTingkatKabupaten/Kota  ........................................................................   dengan  BKM ........................................................................  Nomor:..................................   Pada hari ini ...................., tanggal ......., bulan ............................., tahun ............., bertempatdi..........................................., yangbertandatangandibawahini:  1. NAMA :...........................................................................................................  JABATAN :PembuatKomitmen,SatuanKerjaPembangunanLingkungan danPermukimanTingkatKabupaten/Kota ALAMAT :..........................................................................................................  INSTANSI NIP. :..........................................................................................................  :..........................................................................................................  Dalam hal ini bertindak di dalam Jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20.... Kabupaten/Kota ..berdasarkan Surat Keputusan ............................ nomor : ............, tanggal ..............................., selanjutnyadisebutPIHAKPERTAMA.  :..........................................................................................................  :KetuaBKM :..........................................................................................................  Dalam hal ini bertindak di dalam Jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Warga Kelurahan .........................................,  sesuai dengan Hasil Rembug Kelurahan I, pada hari ......................, tanggal .........,bulan.................,tahun.........,selanjutnyadisebutPIHAKKEDUA.

2. NAMA JABATAN ALAMAT

L a m p i r a n 1                                                                  |89

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PetunjukPengisian CATATANHARIANKEGIATAN (Format8.1)


Catatan Harian Kegiatan ini diisi oleh KSM setiap harinya, untuk menunjukkan Progress Kegiatan dan membantu Proses Pemantauan dari hari kehari. Dalam Catatan Harian ini terdapat Uraian Pekerjaan, Rencana Kerja untuk hari ini, Realisasinya, Realisasi Kumulatif, Jumlah HOK (Kontrol Absensi),KondisiCuaca,danCatatan/Keteranganlain.  1. Tuliskan Nomor RT/RW, Nama Kelurahan , Kecamatan dan Kabupaten tempat KSM bekerja. 2. Tuliskan Jenis Kegiatan, Masa Kerja, Tanggal Kerja (tanggal hari ini), Nama Pelaksana dan NamaPendampingdiatasTabel. 3. Kolom 2 (Uraian Pekerjaan); mohon diuraikan jenis pekerjaan yang akan dan telah dilakukanhariini. 4. Kolom 3  4 (Rencana); mohon dicantumkan Rencana Kegiatan untuk hari ini dalam VolumedanSatuannya. 5. Kolom 5 6 (Realisasi Hari Ini); setelah merujuk pada Rencana, mohon dituliskan Realisasi dari Perencanaan hari ini dalam Volume dan Satuan. Dari sini akan terlihat Progress / Prestasipekerjaan. 6. Kolom 7  8 (Realisasi Kumulatif); merupakan Perhitungan Kumulatif dari hari  hari sebelumnya. 7. Kolom 9  11 (Jumlah HOK); mohon dituliskan Jumlah HOK pada hari ini, sesuai dengan JabatandanPorsiPekerjaannya(pekerja/tukang/mandor). 8. Kolom 12 (Cuaca); dicantumkan Kondisi Cuaca pada hari ini, berguna untuk memantau apakahPelaksanaantergangguolehcuaca. 9. Kolom13(Catatan);dicantumkanbeberapaCatatanapabilaperlu.  Catatan Harian kegiatan ini dibuat oleh KSM diperiksa oleh FM dan diketahui oleh KM, dan disimpan sebagai arsip dalam sebuah buku administrasi KSM, dan menjadi alat bantu untuk menyusunlaporanlaporanselanjutnya.

90|L a m p i r a n 1 

 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 

CatatanHarianKegiatan (Format8.2)
Berbasis :
: : :

Program Sanitasi Perkotaan RT/RW/ Desa / Kec. / Kab. / Propinsi Jenis Kegiatan Masa Kerja Tanggal Kerja : Pelaksana :: Pendamping : Jumlah HOK Mdr/Kk Tukang 10 11 Uraian Pekerjaan 2 Pekerja 9

No.

Cuaca 12

Catatan 13

Rencana Satuan Volume 3 4

Realisasi Hari ini Satuan Volume 5 6

Realisasi Kumulatif Satuan Volume 7 8

Mengetahui : (TA RPMC) (.......................................)

Diperiksa Oleh : (FM) (.......................................)

Dibuat Oleh : (KSM) (.......................................)

L a m p i r a n 1                                                                                           |91

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Formulir ini diisi oleh Ketua KSM bekerja sama dengan mandor dan ditandatangani oleh bendahara mengenai Jumlah Penerimaan Insentif, dan oleh karenanya berkaitan dengan Daftar Hadir Pekerja Harian. Formulir ini menjelaskan tentang Daftar Hadir Pekerja Harian di Lokasi KegiatandanJumlahInsentifyangharusdiberikanperkurunwaktutertentu. Keterangansingkatan: HOK :HariOrangKerja Pk :Pekerja Tk :Tukang Kk/Md :KepalaKelompok/Mandor  1. TuliskanNomorRT/RW,NamaDesa/Kecamatan,JenisKegiatan/JenisPrasarana,Lokasi Kegiatan,TanggalKerja(tgl...s/dtgl...),danMasaKerja(...hari). 2. Insentifuntukmasingmasingpekerja/tukang/mandor;mohondituliskanJumlah Insentifuntukmasingmasingpekerjadihitungdariposisiklasifikasinya,yangdapat digunakansebagaiDasarPerhitunganJumlahInsentif. 3. Nama,Kategori,Asal,HOKdiisidenganmencantumkantanda()padamasingmasing kolomyangbersangkutan,sesuaidengankondisisebenarbenarnya. 4. JumlahHOKmerupakanPenjumlahanharidimanapekerja/tukang/mandorbekerja. 5. JumlahInsentif(Rp)merupakanPerhitungandariJumlahHOKdikalikandenganInsentif untuk1tenagakerja. 6. TanggalPembayaran;mohondituliskanTanggalPembayaranInsentifbagimasing masingpekerja.  Contoh: Kategori Asal Jumlah HariOrang HOK Kerja(HOK) Jumlah MenurutTanggal Kk Insentif No. Nama L P Kk/ dl lr PkTk / (Rp) Md ds ds Pk Tk M 1 2 3 4 5 6 7 d 1. Sugimin     5  2.     

 

PetunjukPengisian DaftarHadirPekerjaHarianDanPenerimaanInsentif

92|L a m p i r a n 1 

 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPEKERJAHARIANDANPENERIMAANINSENTIF (Format8.3)
RT/RW / Kelurahan   : ______________________ Jenis Kegiatan             : ______________________ Lokasi Kegiatan   : ______________________ Tanggal Kerja       : ______________________ Masa Kerja          : ______________________ Insentifuntuk1(satu)HOKPekerja : _____________________ Insentifuntuk1(satu)HOKTukang : _____________________ Insentif untuk 1 (satu) HOK Kep. Kelompok / Mandor : ____________________

Jumlah HOK Jumlah Tanda Kk Kk Insenti tangan/ No. Nama / f CapJempol Pk Tk / M PkTk 1 1 1 1 2 2 2 2 (Rp) TanganKiri M 1 2 3 4 5  6  7  8 9  1011  1 2131415 21 24 25 27 28 29 30  d 6 7 8 9 0 2 3 6 d                                       1 1 2 2                                       3                                       3 4 4                                       5                                       5 6 6                                       7                                       7 8 8                                       9                                       9 10 10                                      11                                      11 12 12                                       Juml              Jumlah:        ah: HariOrangKerja(HOK) MenurutTanggal

Kategori

 FM    (.........................)



 

TanggalPembayaran:......................................2010   KM Bendahara KetuaKSM          (......................................)  (.......................................)  (.......................................) 

L a m p i r a n 1                                                                 |93

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CATATAN HARIAN PENGGUNAAN MATERIAL (Format 8.4)


: :

Program Sanitasi PNPM Mandiri Tahun: : RT/RW/ Kel. / Kec. / Kab. / Propinsi Jenis Kegiatan Masa Kerja

: : :

No. Kontrak Lokasi Kerja Pelaksana

No.

Tanggal

Uraian Material

Sumber Dana RIS-PNPM Swadaya (Rp) (Rp)

Material Stok Material Keluar Material Masuk Vol. Sat. Vol. Sat. Vol. Sat.

Catatan

Paraf Pengambil Penanggung Material Jawab Stok

Disetujui Oleh :

Diperiksa Oleh : KM TA RPMC

Dibuat Oleh : KSM

FM

(....) (........)

(....) (...)

94|L a m p i r a n 1           

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PetunjukPengisian LaporanMingguanPrestasiKemajuanPelaksanaan
Formulir ini dibuat oleh KSM, selaku Pelaksana, dibuat tiap satu minggu Pelaksanaan terhitung dari mulainya Pelaksanaan. Formulir ini merupakan Rekap dari Catatan Kegiatan Harian, yang harus diisi oleh KSM setiap hari. Laporan ini diperiksa oleh FM, dan KM selaku Pengawas dari Masyarakat,danharusdiketahuiolehTAMK,selakuKonsultanPendamping.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Kolom Uraian Pekerjaan, Volume, Satuan, Harga Satuan, Jumlah Harga, dan Bobot diisi sesuai Urutan Pekerjaan, seperti yang dimuat dalam Formulir Rencana Jadual Pelaksanaan. 2. KolomHasilPekerjaan,terdiridari4subkolom,  MingguLalu,diisisesuaidenganbobotkemajuanyangsudahdicapaiminggulalu;  MingguIni,diisisesuaidenganbobotkemajuanyangsudahdicapaimingguini;  Jumlah,merupakanhasilpenjumlahanbobotkemajuanminggulaludenganminggu ini;  Sisa,merupakanhasilpengurangandarinilaikolomBobotdengansubkolomjumlah 3. Kolom Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan adalah Nilai Prosentase yang didapat dari nilaisubkolomjumlahdibaginilaikolomBobotdikalikan100%; 4. Kolom Prosentase Terhadap Seluruh Pekerjaan adalah Nilai Kolom Prosentase Kemajuan TiapPekerjaandikalikanNilaiJumlahHargadibagiTotalJumlahHargadikalikan100%. 5. Prestasi Rencana diisi sesuai dengan Nilai Bobot Rencana pada minggu tersebut yang diajukandalamRencanaJadualPelaksanaan. 6. Deviasi Rencana adalah Nilai Total Jumlah Bobot Terlaksana pada minggu tersebut dikurangi Nilai Prestasi Rencana, bila nilainya minus berarti Pelaksanaan mengalami KeterlambatandariRencana.

L a m p i r a n 1                                                                 |95

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

REKAPITULASI MINGGUAN KEMAJUAN PELAKSANAAN MINGGUAN (Format 8.5)


: : Jenis Kegiatan Masa Kerja : :

Program Sanitasi PNPM Mandiri Tahun RT/RW/ Kel. / Kec. / Kab./ Propinsi

Uraian No. Kegiatan Volume Satuan

Harga Jmlh Hasil Pekerjaan Bobot Satuan Harga (Rp) (Rp) (%) Mg Lalu Mg Ini Jmlh Sisa

Prosentase Kemajuan Prosentase Thd Seluruh Kemajuan Tiap Pekerjaan Pekerjaan

Jumlah Prestasi Rencana Deviasi Prestasi Verifikasi Oleh TA RPMC Diperiksa Oleh : FM Disetujui Oleh : KM Dibuat Oleh : KSM

(.)

(.)

(.)

Nama Jelas

Nama Jelas

Nama Jelas

(.) Nama Jelas

96|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANKEMAJUANPELAKSANAANBULANAN (Format8.6)

Program Sanitasi PNPM Mandiri Tahun RT/RW/ Kel. / Kec. / Kab. / Propinsi

: :

Jenis Kegiatan Masa Kerja

: :

No. (%) Bln Lalu Bln Ini Jmlh Sisa

Uraian Kegiatan Volume Satuan

Harga Satuan (Rp) Bobot Hasil Pekerjaan

Jumlah Harga (Rp)

Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan

Prosentase Kemajuan Thd Seluruh Pekerjaan

Jumlah Prestasi Rencana Deviasi Prestasi Verifikasi Oleh TA RPMC Diperiksa Oleh : FM Disetujui Oleh : KD Dibuat Oleh : KSM

(.)

(.)

(.)

Nama Jelas

Nama Jelas

Nama Jelas

(.) Nama Jelas

L a m p i r a n 1                                                                                        |97

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANMASALAHYANGDIHADAPIDILOKASI (Format8.7)
Bulan: Propinsi:  Kabupaten/Kota:  Kecamatan:   Kelurahan: RT/RW: 

No.               

KendaladanMasalah          

UpayayangDilakukan UntukMenyelesaikan Masalah        

Bantuanyangdiharapkan DalamPenyelesaian Masalah           

      Tanggal:................................20....

      (_______________________)   KetuaKSM  

  

  

 (______________________) KaderMasyarakat

98|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

REKAPITULASIPERMASALAHAN TINGKATKECAMATAN (Format8.8)

Propinsi: Kota/Kabupaten: Kecamatan:

No. Jenis/Derajad  

Kelurahan

Masalah

PenyelesaianMasalah

Tgl.InformasiMasuk/ TanggalPenanganan

StatusMasalah

           

NB:Statusmasalahdiisi:Belumselesai/Proses/Selesai

 Tanggal:..................................20.....   (__________________) FasilitatorMasyarakat

L a m p i r a n 1                                                                                    |99

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

REKAPITULASIMASALAHDANTINDAKLANJUTTINGKATKABUPATEN/KOTA (Format8.9)

Propinsi: Kabupten/Kota: Kecamatan: No. Kecamatan Kelurahan Masalah Jenis/Derajat PenyelesaianMasalah

Tgl.Informasi Masuk/Tanggal StatusMasalah Penanganan

NB:Statusmasalahdiisi:BelumSelesai/Proses/Selesai

Tanggal:..20....

(___________________________) TA RPMC

100|L a m p i r a n 1                

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CatatanHarianFasilitatorTeknik (Format9.1)
NamaFasilitatorTeknik: Hari/Tanggal Aktifitas:  Tujuan:  Sasaran:  Hasil:  Permasalahan:  TindakLanjut:   DiverifikasiOlehDiketahuiOleh TARPMC KetuaKSM  DibuatOleh  FasilitatorTeknik         : URAIAN  LOKASI

 

(...)

NamaJelas 

NamaJelas

(...) 





(...)
 NamaJelas

L a m p i r a n 1                                                                |101

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

CatatanHarianFasilitatorPemberdayaan (Format9.2)
NamaFasilitatorPemberdayaan : Hari/Tanggal Aktifitas:  Tujuan:  Sasaran:  Hasil:  Permasalahan:  TindakLanjut:    DiverifikasiOlehDiketahuiOleh TARPMC KetuaKSM    DibuatOleh  FasilitatorPemberdayaan    : URAIAN LOKASI

   (...) NamaJelas 

(...)  NamaJelas

 (...) NamaJelas

102|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

EVALUASIKEMAMPUANORGANISASIWargaSETEMPAT (Format9.3)
Provinsi Kabupaten Kecamatan Kelurahan : : : : Nama Fasilitator Masyarakat : ..

Tidak Relevan atau

UR AIAN

Struktur dan Organisasi : Peranan dan Dukungan Kelurahan Peranan Ketua Pokja Sanitasi Peranan Sekretaris, Bendahara dan Anggota Pokja Kemampuan KM Peranan Ketua KSM Peranan Sekretaris, Bendahara dan Anggota KSM Pengaturan Biaya Umum Partisipasi Masyarakat : Pengambilan Keputusan selalu melalui Musyawarah Penggerakan Peran Perempuan Pemerataan Kesempatan Kerja Penciptaan / Perwujudan Keterbukaan atau Transparansi Pembangkitan Kontribusi Swadaya Masyarakat Kemampuan Administrasi : Pembuatan RPD untuk Penarikan Dana Pertanggungjawaban Dana termasuk LPD Pembukuan Keuangan Pembuatan Laporan (Pelaporan) Pengarsipan Pengelolaan Pelaksanaan : Pengaturan Logistik (bahan, alat, tenaga kerja & dukungan dana) Stabilisasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan sesuai Jadwal Pengendalian Kualitas Pembuatan Rencana Pelestarian / Pemeliharaan

....,

..... 20....

Keterangan

:
diisi dengan tanda V pada masing-masing keterangan

Mengetahui : T A RPMC

Dibuat Oleh : Fasilitator Masyarakat

( . ) Nama Jelas

( . ) Nama Jelas

L a m p i r a n 1                                                                |103

belum dapat dinilai

Sangat Mampu

Kurang Mampu

Cukup Mampu

Tidak Mampu

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Formulir ini diisi oleh Fasilitator Masyarakat setiap bulannya. Formulir ini menjelaskan tentang PartisipasiMasyarakatdidalamProgramSPBMTahun20....... 1. TuliskanNamaanda,Tanggalpengisian,Kecamatan,Kabupaten/KotadanPropinsi. 2. Tanggal Pelaksanaan Kegiatan  Isilah Tanggal Pelaksanaan Kegiatan. Jika Kegiatan membutuhkanWaktubeberapalama,mohontuliskanJangkaWaktuKegiatantersebut,contoh:4 20Juni,2010. 3. JumlahorangyangberperanAktifdisetiapKegiatanDaftarHadir,tulislahberapaorangyang hadirpadasetiapKegiatan,jumlahLakilaki,PerempuandanOrangMiskin. 4. Kualitas Partisipasi  Tabel sesi pertama akan menunjukkan Kualitas Partisipasi Masyarakat padasetiapKegiatan. x PartisipasiSangatAktif  Semuaatausebagianbesarpeserta(lebihdari70%)turutterlibatdalamTahapan PerencanaandanPelaksanaanKegiatan.  Setiaporangbebasuntukmengemukakanpendapatnyadanberperansangataktif.Semua orangdilibatkandalamPengambilanKeputusan.  Dalam setiap Pertemuan, mereka mengajukan pertanyaan dan merasa tertarik serta antusiasdenganprogramini.  KelompokPerempuandanOrangMiskinberpartisipasiSangatAktifdalamsetiapTahapan. x PartisipasiAktif  Lebihdariseparuh(5170%)wargadesaturutterlibatdalamTahapanPerencanaandan PelaksanaanKegiatan.  Setiaporangbebasuntukmengemukakanpendapatnyadanberperanaktif.Hampirsemua orangdilibatkandalamPengambilanKeputusan. x PartisipasiRata  rata   Partisipasimasihterbataspadasedikitorangataupadabeberapaelitdesasaja.  HanyasebagiankecilorangataubeberapaelitsajayangterlibatdalamPerencanaandan PengambilanKeputusan.  Hanyaadabeberapaorangyangmerasabebasuntukmengungkapkanpendapatnyadan berperanaktif.ProsesPengambilanKeputusandidominasiolehparaelitdesaatauhanya melibatkanbeberapaorangsaja.  Hanyasedikitperempuandanorangmiskinyangikutberpartisipasi. x PartisipasiRendah  Partisipasiterbatashanyapadasatuatauduaelitdesayangmempunyaipengaruh.Tidak satupunwargadesayangmerasabebasuntukmengemukakanpendapatnyadanberperan aktif.Satuatauduaorang/elitdesayangmembuatkeputusan.  KelompokPerempuandanorangmiskinsulitberpartisipasidalamTahapPerencanaandan PengambilanKeputusan. 5. Komentar Umum  Mohon dituliskan seluruh maupun beberapa komentar umum dari setiap aktifitas.
104|L a m p i r a n 1  

PETUNJUKPENGISIAN PARTISIPASI  MASYARAKAT 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat PEMANTAUAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Format 9.4)
Tanggal Kecamatan
KEGIATAN Jumlah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Sangat Aktif Aktlf Rata - rata Rendah Laki - laki Perempuan Rumah Tangga Miskin TANGGAL PELAKSANAAN CEKLIST JUMLAH ORANG YANG MENGIKUTI KEGIATAN KUALITAS PARTISIPASI KOMENTAR UMUM

Nama Fasilitator Masyarakat : ___________________ : ________________________ Propinsi

: ________________________

Kabupaten/Kota

: ___________ : ___________

SOSIALISASI PROGRAM

REMBUG KELURAHAN I MOBILISASI MASYARAKAT dan PENANDATANGANAN SURAT PERNYATAAN KESIAPAN

REMBUG RT RW I MOBILISASI MASYARAKAT TK LOKASI

REMBUG KELURAHAN II PEMILIHAN LOKASI KEGIATAN

REMBUG RT RW II PEMBENTUKAN KSM SETEMPAT dan PENYUSUNAN CSIAP

REMBUG RT RW III PERSIAPAN PELAKSANAAN

REMBUG WARGA PELAKSANAAN

REMBUG RT RW IV PERTANGGUNG JAWABAN BKM, dan KSM

OPERASI DAN PEMELIHARAAN (JUMLAH ORANG YANG BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN PELESTARIAN)

L a m p i r a n 1                                                                                   |105

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANPENYELESAIANPELAKSANAANKEGIATAN(LP2K) (Format10.1)

Tanggal: Kepada: PejabatPembuatKomitmenSatker Kabupaten/Kota................................................................................  ProgramSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat(SPBM)Tahun20......


Denganhormat, Kamiyangbertandatangandibawahini: I. Nama :  Alamat :  Jabatan :KetuaPokjaSanitasi Kelurahan :. Kecamatan :. Berdasarkan Keputusan Rembug RT/RW IV, di RT/RW............, Kelurahan.., pada hari,tanggal..,bulan..,tahun........ II. Nama Alamat Jabatan :  : :KaderMasyarakat

Melaporkanbahwa seluruhJenis Kegiatan telah selesai dilaksanakan (Kondisi 100%) padahari ..., tanggal ., bulan ., tahun .. dan telah dilakukan Testing and Commisioning pada hari ...,tanggal.,bulan.,tahun... Sebagaibahanperiksa,bersamainikamilampirkanRealisasiKegiatandanBiaya(RKB),danGambargambar Infrastrukturyangtelahterbangun. DibuatOleh: KaderMasyarakat KetuaKSM     (..) (..) NamaJelas NamaJelas Diketahui: Diketahui: Kelurahan KetuaBKM     (..) (..) NamaJelas NamaJelas Tembusan: 1.FasilitatorMasyarakat 2.Desa 3.Arsip
106|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

REALISASIKEGIATANDANBIAYA (Format10.2)
Propinsi Kel./Kab./Kec. 
Uraian 1.Bahan 1.1. 1.2 1.3.  2.Peralatan 2.1. 2.2 2.3.  3.Upah 3.1. 3.2 3.3.   

: :
DBS/Swadaya Volume

JenisKegiatan Ukuran/Dimensi
Satuan

:. :.

               

           

Sumber Pembiayaan

HargaSatuan JumlahTotal (Rp) (Rp)     Subtotal1)      Subtotal2)      Subtotal3)  TotalBiaya  1DanaHibah  Infrastruktur 2Swadaya 


Diketahui: Lurah   (..................................)  NamaJelas

.,tanggal..20
DibuatOleh: KSM BKM     (..................................) (..................................) NamaJelas NamaJelas  DiperiksaOleh: TARPMC Fasilitator    (..................................) (..................................) NamaJelas NamaJelas

 

L a m p i r a n 1                                                                      |107

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

SURATPERNYATAANPENYELESAIANPELAKSANAANKEGIATAN(SP3K) (Format10.3)
Kamiyangbertandatangandibawahini:  I. Nama :.. Alamat :.. Jabatan :KetuaBKM Desa :.. Kecamatan :.. Berdasarkan Keputusan Rembug T/RW IV, di RT/RW..................., Kelurahan.., padahari,tanggal..,bulan..,tahun........  II. Nama : .. Alamat : ..  Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker PLP Tingkat Kabupaten/Kota   Menyatakan bahwa Pelaksanaan Program Santasi PNPM Mandiri Tahun 20...... di Kelurahantelahselesai.  Tanggal.  DibuatOleh:  KetuaBKM KepalaSatker  Kabupaten/Kota       (......................................)  (......................................)  NamaJelas NamaJelas Mengetahui: Kelurahan    (......................................)  NamaJelas

108|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Kepada: TimPelaksanaKabupaten RuralInfrastructureSupportPNPMMandiriIITahun2010Kabupaten:.  Pada hari .,tanggal ........, bulan ....................., tahun .......... bertempat di Desa ...................................  Kecamatan .......................... Kabupaten ........................... Propinsi ..................................................   Kami yang bertanda tangan di bawah ini mewakili dan atas nama masyarakat desa menyatakan bahwa DokumenPenyelesaianyangberisitentangSuratPernyataanPenyelesaianPelaksanaanKegiatan(SP3K), Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), serta Rincian Realisasi Penggunaan Biaya dan LampiranPendukunglainnyabelumdapatdiselesaikan,dikarenakan: ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................................................................................... ......................................... .......................  Bersamadengan Berita Acara ini,kami sampaikankesanggupan untuk menyelesaikan Penyelesaian Fisik padatanggal.............................................    DibuatOleh: KetuaBKM      (......................................)  NamaJelas Mengatahui:    PejabatPembuatKomitmen KepalaDesa SatkerKabupaten        (......................................)  (......................................)  NamaJelas NamaJelas
L a m p i r a n 1                                                                      |109

SURATPERNYATAANPENYELESAIANKEGIATAN(SP2K) (Format10.4)

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Pada hari ini .....................,tanggal ......,bulan ...................,tahun......... bertempat di RT/RW....................., Kelurahan........................., Kecamatan.., Kabupaten.................................., Propinsi.................................  Kamiyangbertandatangandibawahini:  Nama :.........................................................................................................  Alamat :.........................................................................................................  Jabatan :KetuaPokjaSanitasi  menyatakan bahwa Kegiatan Pembangunan Prasarana Sanitasi belum dapat diselesaikan, dengan Status Kemajuan Fisik ...............%, dimana Penyerapan Dana telah mencapai ...................% atau Rp. .......................................,00   Rincian dari Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan ditandatanganinya BASPK, sebagaimana tercantumdalamLampiranBeritaAcaraini,yaituberupaRealisasiKegiatandanBiaya(RKB)danGambar gambarInfrastrukturterbangunhinggaditandatanganinyaBeritaAcaraini.  Laporan mengenai Penyelesaian Pekerjaan akan kami sampaikan setelah pekerjaan selesai, sesuai dengan kesanggupan kami untuk menyelesaikan pekerjaan, yang tertuang dalam Surat Pernyataan PenyelesaianKegiatan(SP2K).  Tanggal.................................................    DibuatOleh: FasilitatorMasyarakat KetuaBKM     (......................................)  (......................................)  NamaJelas NamaJelas  Mengetahui: Lurah  PPKSatkerKabupaten/Kota     (......................................)  (......................................)  NamaJelas NamaJelas

BERITAACARASTATUSPELAKSANAANKEGIATAN(BASPK) (Format10.5)

110|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

KOPSURAT UNDANGANACARAREMBUGRT/RWIII (Format10.6) 


KepadaYth. 1. SeluruhKepalaKeluargaWargaRT/RW.......................................... 2. TokohMasyarakat 3. OrganisasiMasyarakat  Denganhormat, Sehubungan dengan RT/RW .............., Kelurahan....................,  telah menjadi Lokasi Sasaran Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20 dan telah menyelesaikan pekerjaan pembangunan prasarana dengan Mekanisme Swakelola / Padat Karya oleh Masyarakat, maka kami mengundang Bapak / Ibu seluruh Masyarakat Desa ...............................................................,  untuk menghadiriAcaraRembugRT/RWIVyangakandilaksanakanpada: Tanggal : ............................................................  Jam : ........................s.d............................. Tempat : ............................................................  Acara : ............................................................   Demikiankamisampaikan,atasperhatiandankehadiranBapak/Ibukamiucapkanterimakasih.  Hormatkami, Lurah...................................    (.................................................. ) NamaJelas Tembusan: 1. BapakCamat(sebagailaporan) 2. TimKoordinasiKabupaten(sebagailaporan) 3. DPIU(sebagailaporan) 4. SatkerKabupaten(sebagailaporan) 5. .................................................... 
L a m p i r a n 1                                                                      |111

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BERITAACARA REMBUGRT/RWIII (Format10.7)

Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) Tahun 20......, di RT/RW..........., Kelurahan., Kecamatan, Kabupaten/Kota , Propinsi ..........., maka pada hari ini : Hari dan Tanggal Jam Tempat : : : pukul s.d. pukul . ...

telah diselenggarakan Rembu RT/RW IV yang dihadiri oleh warga RT/RW serta Tokoh Masyarakat/Organisasi Masyarakat setempat sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam rembug ini ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Materi atau Topik Memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh KSM kepada masyarakat lokasi sasaran B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat : . dari . Notulis / Sekretaris : . dari .. Narasumber : 1. ................................ dari .................................. 2. ................................ dari .................................. 3. ................................ dari .................................. 4. ................................ dari .................................. Setelah dilakukan Pembahasan dan Diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dari Rembug RT/RW IV, yaitu : 1. Menerima / Menolak Laporan Pertanggungjawaban KSM. . Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting *
112|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Musyawarah/Ketua BKM Notulis / Sekretaris

(..) Nama Jelas Lurah Mengetahui :

(..) Nama Jelas Fasilitator Masyarakat

(..) Nama Jelas TA RPMC

(..) Nama Jelas

(..) Nama Jelas

Menyetujui : Wakil dan Peserta Rembug RT/RW IV Nama 1. 2. 3. Alamat    1.  3. Tanda Tangan  2. 

L a m p i r a n 1                                                                      |113

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

DAFTARHADIRPESERTA MUSYAWARAHDESAIII (Format10.8)


Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan No. 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  9.  10.  11.  12.  *  dst  Nama              : : : : Tanggal NamaFasilitator Masyarakat : :

AlamatLengkap             

Jenis Kelamin             

Organisasi/ Jabatan             

Tanda Tangan

*DaftarHadirPesertaRembugRT/RWIVinidisesuaikandenganJumlahPesertayangHadir. Disetujui: Lurah    (..) NamaJelas Dibuat: FasilitatorMasyarakat    (..) NamaJelas

114|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

NOTULENSIREMBUGRT/RWIV (Format10.9)
Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan RT/RW Acara : : : : : :RembugRT/RWIV Tanggal NamaNotulis/ Sekretaris : :

PemimpinRapat : .dari. Narasumber :  1. ................................dari...................................   2. ................................dari...................................   3. ................................dari...................................   AgendaAcara : ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................  AcaradibukaolehPemimpinRapatpadapukul.................... PenjelasanMateriAcaradiberikanolehNarasumber,meliputi: 1.................................................................................................  2.................................................................................................  AcaraselanjutnyaadalahSesiTanyaJawabantaraPesertadenganNarasumber. Penanya1:.............................................................................................................  Penanya2:.............................................................................................................  JawabandariNarasumber: ............................................................................................................................... ......................................... ............................................................................................................................... ............................... Kesimpulan/Kesepakatan: Berdasarkan Pemaparan Narasumber dan Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber, dapat disimpulkan/disepakati: 1................................................................................................................................ . 2................................................................................................................................ .  Acaraditutuppadapukul.................

Demikiannotulensiinidibuatuntukdipergunakanseperlunya.
L a m p i r a n 1                                                                      |115

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

ADMINISTRASIKELOMPOKSWADAYAMASYARAKAT(KSM) BUKUANGGOTA
Penjelasan: 1. BukuAnggotamerupakanBuktikeanggotaanKSM; 2. KolomTanggal:diisiAktivitasanggotadalammelakukaniuran; 3. KolomNama:diisidenganNamaanggota; 4. KolomIuranWajib:diisiJumlahIuranwajibyangdisetorkananggotaperbulannya; 5. KolomIuranSukarela:diisiJumlahIuranSukarelayangdisetorkanolehanggotaperbulannya; 6. KolomJumlah:diisiJumlahTotalsetoranmasingmasinganggotaperbulannya; 7. KolomParaf:diisidenganTandatangananggotasetelahmenyerahkansetoran/iuran.  ContohPembuatan: BUKUANGGOTA  Bulan : Januari20...... Kegiatan : IuranI  Setoran No. Nama Jumlah Paraf Wajib Sukarela 1. Sudjatmiko 2. PetrusBuletUjan 3. Rumiatun 4. AsihKosasih 5. BudiHerianto 6. RagilHidayat 7. Djauhari 8. Dst.   Jumlah   170.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 5.000 10.000 15.000 25.000 20.000 30.000 35.000 20.000 20.000 20.000         

Mengetahui: KetuaKSM Bendahara       (.....................................)  (.....................................) 

116|L a m p i r a n 1 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat




BUKUANGGOTA (Format11.1)
Bulan Kegiatan No. 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  9.  10.  11.  12.  13.   Jumlah       Mengetahui: KetuaKSM Bendahara       (.....................................)  (.....................................)  :..... :IuranI Nama Setoran Wajib Sukarela Jumlah Paraf

L a m p i r a n 1                                                                      |117

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BUKUKASHARIAN
Penjelasan : Buku Kas Harian merupakan Catatan Keluar Masuknya uang sesuai dengan transaksi yang terjadi, Tata CaraPengisiandapatdijabarkansebagaiberikut:  1. Kolom Tanggal : diisi dengan Tanggal terjadinya Transaksi, dilakukan secara berurutan dari awal hinggaakhirbulan; 2. Kolom Keterangan: diisi Jenis Transaksi apa yang dilakukan (missal : iuran anggota, pembeliaan bahanbakargenset,pembayaranhonorpekerja,perawatan,dll); 3. Kolom No. Bukti : diisi dengan Penomeran Bukti Transaksi yang dapat berupa Nota  nota PembayaranataupunKuitansikuitansi; 4. KolomDebet:diisiJenisTransaksiyangtermasukdalamKategoriPenerimaan; 5. KolomKredit:diisiJenisTransaksiyangtermasukdalamKategoriPengeluaran; 6. Kolom Saldo : diisi Pengurangan dari kolom debet (+) dan kredit (), kolom saldo tidak boleh minus.
 

ContohPembuatan:

BUKUKASHARIAN

Bulan:Januari20.... No. 1. 2. 3. 4. 5.    Tanggal  5 5 9  Keterangan SaldoAwal IuranWajibanggota IuranSukarelaAnggota BensinGenset20Lt Dst. Jumlah No. Bukti  1 2 3  700.000 100.00 Debet 500.000 150.000 50.000 100.000 Kredit Saldo 500.000 650.00 700.000 600.000  600.000

KetuaKSM    (.....................................) 

Mengetahui: 

Bendahara    (.....................................) 


118|L a m p i r a n 1 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

BUKUKASHARIAN (Format11.2)
Bulan:Januari2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tanggal                        Jumlah 700.000 100.00 Keterangan No. Bukti Debet Kredit               600.000 Saldo

10.  11.  12.  13 

14.    

KetuaKSM    (.....................................)

Mengetahui: 

Bendahara    (.....................................) 

L a m p i r a n 1                                                                      |119

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENGISIAN LAPORANMANAJEMENKEUANGANKABUPATEN (LMKKABUPATEN)


Formulir ini dibuat oleh Satker PLP Kabupaten/Kota, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Keuangan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) di Tingkat Kabupaten/Kota, sebagai Acuan Penilaian KetertibanAdministrasidanPertanggungjawabanPenggunaanKeuanganProyek.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) mingguan kalender, sehingga Periode Laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu)mingguankalender. 2. Laporan Manajemen Keuangan Kabupaten/Kota (LMK Kabupaten/Kota) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kecamatan dan Kelurahan, (b) Rekapitulasi Data Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang meliputi Alokasi Dana Hibah non Infrastruktur untuk Komponen Pekerjaan Sipil, dan Rencana Dana Swadaya Masyarakat untuk Komponen Pekerjaan Sipil dan Operasional, serta Total Dana, (c) Rekening BKMPokja Sanitasi, yang meliputi : Nama Bank, Nomor Rekening Bantuan dan Nama Pemilik Rekening, (d) Pencairan Dana Hibah Infrastruktur, yang meliputi Tahapan Pencairan (I, II, atau III), Nomor dan Tanggal Surat Perintah Membayar (SPM) dan Nomor dan Tanggal Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), (e) Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana, yang meliputi : Realisasi s/d periode lalu, Realisasi pada periode ini dan Realisasi s/d periode ini, serta Pencatatan danBukti. 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kecamatan dan Kelurahan. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada masingmasingKecamatan. 4. Kolom2,diisidenganNamaKecamatandanNamaKelurahan.NamasatuKecamatandiikutidengan Kelurahankelurahannya, dilanjutkan dengan Kecamatan lainnya yang diikuti dengan kelurahan kelurahannya,danseterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Dana Hibah InfrastrukturyangTertuangdidalamRAB. 6. Kolom 4, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber dari APBN yangTertuangdidalamRAB. 7. Kolom 5, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber dari Swadaya MasyarakatyangtertuangdidalamRAB. 8. Kolom 6, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber Swadaya MasyarakatyangTertuangdidalamRAB. 9. Kolom 7, diisi dengan Total Dana, yang merupakan Penjumlahan Kolom 3, Kolom 4, Kolom 5 dan Kolom6. 10. Kolom 8, diisi dengan Nama Bank, dimana BKMPokja Sanitasi membuka Rekening untuk PenyaluranDanaHibahInfrastruktur.
120|L a m p i r a n 1  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 11. Kolom 9, diisi dengan Nomor Rekening BKMPokja Sanitasi di Bank yang disebut Kolom 8, dimana melaluiRekeningtersebutDanadisalurkankeBKM. 12. Kolom 10, diisi dengan Nama Pemilik Rekening BKM. Rekening atas Nama BKM, dengan Pemberi tandatanganKetuadanBendaharaBKM.RekeningatasNamapribaditidakdibenarkan. 13. Kolom11,diisidenganTahapPencairanDanaTerakhiryangtelahdilakukansampaidenganPeriode Laporanini,yangkemungkinannyameliputi:PencairanDanaTahapI,TahapIIatauTahapIII. 14. Kolom12,diisidenganJumlahDanayangdicairkansesuaidenganTahapPencairanpadaKolom11. 15. Kolom 13, diisi dengan Nomor dan Tanggal SPM untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan PencairanpadaKolom11. 16. Kolom 14, diisi dengan Nomor dan Tanggal SP2D untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan PencairanDanapadaKolom11. 17. Kolom 15, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur sampai denganperiodelalu.(BilaperiodelalubelumterjadiPengeluaranatauPenggunaanDana,terutama untukLMKyangpertamakali,makakolom15dikosongkan). 18. Kolom16,diisidenganRealisasiPenggunaanatauPengeluaranDanapadaPeriodeLaporanini. 19. Kolom 17, disi dengan Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana sampai dengan periode ini, yaitu dengan menjumlahkan periode lalu (Kolom 15) dengan pada periode ini (Kolom 16). 20. Kolom 18, disi dengan Persentase Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah InfrastrukturterhadapTotalAlokasiDanaHibahInfrastruktur. 21. Kolom 19, diisi dengan Jumlah Realisasi Swadaya Masyarakat. Swadaya Masyarakat dapat berbentuk Dana (tunai), atau Peralatan, Bahan dan Tanah yang diuangkan atau dinilai dalam bentukuang(Rp). 22. Kolom 20, disi dengan Pencatatan Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada periode ini didalam BukuKasUmum.Olehkarenaituisiannyaberupapilihan,dicatat(ya)atautidakdicatat(Tidak). 23. Kolom 21, diisi dengan keberadaan bukti bukti Penggunaan atau Pengeluaran Dana, seperti bukti notaataukwitansi.Olehkarenaitu,isiannyaberupapilihan,adaatautidakada.

L a m p i r a n 1                                                                      |121

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PROPINSI
RAB Dana Hibah Infrastruktur Swadaya Pe k. Sip il Oper asio nal (6) (7) (8) (5) Tot al Na ma Ban k No. Re k. No. Pek . Sipil Operasio nal (3) (4) Nama Kecamatan / Kelurahan Rekening BKM

LAPORANMANAJEMENKEUANGANKABUPATEN/KOTA (LMKKABUPATEN/KOTA)PERIODE:..S/D...20...... KABUPATEN : JUMLAH :. KECAMATAN JUMLAH KELURAHAN :.... :
Pencairan Dana Hibah Realisasi Penggunaan Dana Dana Hibah Kumulatif Nam Tahap Nomo Nomo Realisasi s/d a Jumlah Pencaira r& r& Realisas Realisa Periode Ini Pemil Dana n Tgl. Tgl. i s/d si ik (Rp) % (I/II/III) SPM SP2D Periode Periode Rek. Jumla Thd Lalu Ini h Total Hibah (18) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

LAPORANMANAJEMENKEUANGANKABUPATEN/KOTA (LMKKABUPATEN) (FORMAT12.1) 

Pencatatan dan Bukti

Pencatat Swadaya an dalam Kelengkap BKU an Bukti (Ya/Tida (Ya/Tidak) k) (19)

(1)

(2)

(20)

(21)

JUMLAH

122|L a m p i r a n 1                

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENGISIAN LAPORANMANAJEMENPROYEKKABUPATEN/KOTA (LMPKABUPATEN/KOTA)


FormulirinidibuatolehSatkerPLPKabupaten/Kota,selakuPenanggungJawabPengelolaanPelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) di Tingkat Kabupaten/Kota, sebagai Acuan Penilaian KemajuandanPertanggungjawabanPelaksanaanProyek.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) bulan kalender, sehingga Periode Laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) bulankalender. 2. Laporan Manajemen Proyek Kabupaten/Kota (LMP Kabupaten/Kota) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kecamatan dan Kelurahan, (b) Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan BKM, yang meliputi : Nomor dan Tanggal Kontrak, Waktu Pelaksanaan (mulai s/d selesai), serta Sector / Jenis Pekerjaan, Volume Pekerjaan dan Nilai atau Jumlah Dana Terkontrak, yangtertuangdidalamRABdanmerupakanbagiantidakterpisahkandenganKontrak,(c)Kemajuan Pelaksanaan Fisik (Kontrak), yang meliputi : Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode lalu, Pencapaian Fisik atau Volume Pekerjaan pada periode ini, dan Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode ini, (d) Keberadaan Data Pendukung Kemajuan Fisik pada periodeini,yangmeliputi:LaporanPenggunaanMaterialdanPenggunaanPekerja(HOK). 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kecamatan dan Kelurahan. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada masingmasingKecamatan. 4. Kolom2,diisidenganNamaKecamatandanNamaKelurahan.NamasatuKecamatandiikutidengan kelurahankelurahannya, dilanjutkan dengan Kecamatan lainnya yang diikuti dengan kelurahan kelurahannya,danseterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Nomor Kontrak atau Nomor Perjanjian Pemberian Bantuan antara Sakter denganBKM. 6. Kolom 4, diisi dengan Tanggal Kontrak atau Tanggal Penandatanganan Perjanjian Pemberian BantuanantaraSatkerdenganBKM. 7. Kolom5,diisidenganTanggaldimulainyaPelaksanaanKontrakatauPerjanjianPemberianBantuan. 8. Kolom 6, diisi dengan Tanggal berakhirnya Waktu Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 9. Kolom7,diisidenganSektoratauJenisPekerjaanFisik,misalnya:Jalan,Irigasi,dll. 10. Kolom 8, diisi dengan Volume untuk Sector atau Jenis Pekerjaan, misalnya Jalan dengan Volume 1100M. 11. Kolom 9, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Dana Hibah Infrastruktur untuk setiapJenisPekerjaan.

L a m p i r a n 1                                                                      |123

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 12. Kolom 10, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Swadaya Masyarakat untuk setiapJenisPekerjaan. 13. Kolom11,diisidenganTotalDanaatauNilaiKontrakuntuksetiapJenisPekerjaan,yangmerupakan PenjumlahanKolom9denganKolom10.  14. Kolom 12, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiapJenisPekerjaansampaidenganperiodelalu. 15. Kolom 13, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu, yaitu dengan membandingkan Kumulatif PencapaiansampaidenganperiodelaludenganVolumeTotal. 16. Kolom 14, diisi dengan Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaanpadaperiodeini. 17. Kolom 15, diisi dengan % Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini, yaitu dengan membandingkan Pencapaian pada periode ini dengan VolumeTotal. 18. Kolom 16, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiapJenisPekerjaansampaidenganperiodeini,yangmerupakanPenjumlahan. 19. Kolom 17, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yaitu dengan membandingkan Kumulatif PencapaiansampaidenganperiodeinidenganVolumeTotal. 20. Kolom18,diisidenganLaporanPenggunaanMaterial,denganpilihanadaatautidakada. 21. Kolom19,diisidenganDaftarHadirPekerja(HOK),denganpilihanadaatautidakada. 22. Kolom 20, diisi dengan masalah masalah yang timbul dalam Pelaksanaan selama periode laporan ini. 23. Kolom21,diisidenganTindakTurunTangan(TTT)atasmasalahyangtimbulpadasetiapdesa.

124|L a m p i r a n 1              

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANMANAJEMENPROYEKKABUPATEN(LMPKABUPATEN/KOTA)PERIODE:..S/D...20...... JUMLAH KABUPATEN/KOTA :. KECAMATAN :. PROPINSI :. JUMLAH :. KELURAHAN
Kontrak Waktu Pelaksanaan Sektor, Volume, Nilai dan Sumber Dana Nilai (Rp) Sektor / Jenis Volu me Hiba h % (1 3) (9) (10) (11) (12) (14) Swada ya Tota l Volu me Volu me (8) (7) Progres s/d Periode Lalu Nom or Tgl Mul ai (5) (6) Tgl Seles ai Tang gal Progres pada Periode Ini % (1 5) Kemajuan Pelaksanaan Kontrak Progres s/d Periode Ini Data Pendukung Pelaksanaan

LAPORANMANAJEMENPROYEKKABUPATEN (LMPKABUPATEN/KOTA) (Format12.2) 

No.

Nama Kecamatan / Kelurahan

Volu me (16)

% (1 7)

Laporan Daftar Pengguna Hadir an Pekerja Material (HOK) (Ada/Tdk) (18) (19)

Masalah Pelaksanaan dan Tindak Turun Tangan Tinda Masalah k Pelaksan Turun aan Tang an (20) (21)

(1)

(2)

(3)

(4)

JUMLAH

L a m p i r a n 1                                                                                         |125

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENGISIAN LAPORANMANAJEMENKEUANGANPROPINSI (LMKPROPINSI)


Formulir ini dibuat oleh Satker PLP Propinsi, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Keuangan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) di Tingkat Propinsi, sebagai Acuan Penilaian Ketertiban AdministrasidanPertanggungjawabanPenggunaanKeuanganProyek.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) minggu kalender, sehingga periode laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu)minggukalender. 2. Laporan Manajemen Keuangan Propinsi (LMK Propinsi) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kabupaten, Kecamatan dan Desa, (b) Rekapitulasi Data Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang meliputi Alokasi Dana Hibah Infrastruktur untuk Komponen Pekerjaan Sipil, dan Rencana Dana Swadaya Masyarakat untuk Komponen Pekerjaan Sipil dan Operasional, serta Total Dana, (c) Rekening BKM, yang meliputi : Nama Bank, Nomor Rekening Bantuan dan Nama Pemilik Rekening, (d)PencairanDana HibahInfrastruktur,yangmeliputiTahapanPencairan(I,II,atauIII),Nomordan Tanggal Surat Perintah Membayar (SPM) dan Nomor dan Tanggal Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), (e) Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana, yang meliputi : Realisasi s/d periode lalu, RealisasipadaperiodeinidanRealisasis/dperiodeini,sertaPencatatandanBukti. 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan. Nomor Urut Kabupaten/KotadiurutkanberdasarkanUrutanKabupaten/Kota.NomorUrutKecamatandiurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan pada masing  masing Kabupaten/Kota. Nomor Urut Kelurahan diurutkanberdasarkanUrutanKelurahanpadamasingmasingKecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kabupaten/Kota, diikuti dengan Nama Kecamatan tertentu, dan pada Kecamatan tertentu tersebut diikuti dengan Nama  nama Kelurahan Penerima Dana Hibah InfrastrukturpadaKecamatanbersangkutan,dilanjutkandenganKabupaten/Kotalainnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Dana Hibah InfrastrukturyangTertuangdidalamRAB. 6. Kolom 4, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber Dana APBN yangTertuangdidalamRAB. 7. Kolom 5, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Swadaya MasyarakatyangTertuangdidalamRAB. 8. Kolom 6, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber dari SwadayaMasyarakatyangTertuangdidalamRAB. 9. Kolom 7, diisi dengan Total Dana, yang merupakan Penjumlahan Kolom 3, Kolom 4, Kolom 5 dan Kolom 10. Kolom 8, diisi dengan Nama Bank, dimana BKM membuka Rekening untuk Penyaluran Dana Hibah Infrastruktur.
126|L a m p i r a n 1              

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 11. Kolom 9, diisi dengan Nomor Rekening OMS di Bank yang disebut Kolom 8, dimana melalui RekeningtersebutDanadisalurkankeOMS. 12. Kolom 10, diisi dengan Nama Pemilik Rekening KSM. Rekening atas Nama KSM, dengan Pemberi tandatanganKetuadanBendaharaKSM.RekeningatasNamapribaditidakdibenarkan. 13. Kolom11,diisidenganTahapPencairanDanaterakhiryangtelahdilakukansampaidenganperiode laporanini,yangkemungkinannyameliputi:PencairanDanaTahapI,TahapIIatauTahapIII. 14. Kolom12,diisidenganJumlahDanayangdicairkansesuaidenganTahapPencairanpadaKolom11. 15. Kolom 13, diisi dengan Nomor dan Tanggal SPM untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan PencairanpadaKolom11. 16. Kolom 14, diisi dengan Nomor dan Tanggal SP2D untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan PencairanDanapadaKolom11. 17. Kolom 15, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur sampai denganperiodelalu.(BilaperiodelalubelumterjadiPengeluaranatauPenggunaanDana,terutama untukLMKyangpertamakali,makakolom15dikosongkan). 18. Kolom16,diisidenganRealisasiPenggunaanatauPengeluaranDanapadaperiodelaporanini. 19. Kolom 17, disi dengan Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana sampai dengan periode ini, yaitu dengan Menjumlahkan periode lalu (Kolom 15) dengan pada periode ini (Kolom 16). 20. Kolom 18, disi dengan Persentase Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah InfrastrukturterhadapTotalAlokasiDanaHibahInfrastruktur. 21. Kolom 19, diisi dengan Jumlah Realisasi Swadaya Masyarakat. Swadaya Masyarakat dapat berbentuk Dana (Tunai), atau Peralatan, Bahan dan Tanah yang diuangkan atau dinilai dalam bentukuang(Rp). 22. Kolom 20, disi dengan Pencatatan Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada periode ini didalam BukuKasUmum.Olehkarenaituisiannyaberupapilihan,dicatat(ya)atautidakdicatat(Tidak). 23. Kolom 21, diisi dengan keberadaan Bukti bukti Penggunaan atau Pengeluaran Dana, seperti Bukti NotaatauKwitansi.Olehkarenaitu,isiannyaberupapilihan,adaatautidakada.

L a m p i r a n 1                                                                      |127

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANMANAJEMENKEUANGANPROPINSI (LMKPROPINSI) (Format12.3)

JUMLAH KABUPATEN/KOTA  :..


Dana Hibah Infrastruktur Swadaya Pe k. Sip il Operasio nal (5) (6) (7) (8) Tota l Na ma Ban k No. Re k. Pe k. Sip il Operasio nal (3) (4) RAB Rekening BKM

LAPORANMANAJEMENKEUANGANPROPINSI(LMKPROPINSI)PERIODE:.S/D...20...... PROPINSI :.. JUMLAH : KECAMATAN JUMLAH KELURAHAN :


Pencairan Dana Hibah Realisasi Penggunaan Dana Dana Hibah Kumulatif Nam Tahap Nomo Nomo Realisasi s/d a Jumlah Pencaira r& r& Realisas Realisa Periode Ini Pemil Dana n Tgl. Tgl. i s/d si ik (Rp) % (I/II/III) SPM SP2D Periode Periode Rek. Thd Jumla Lalu Ini h Total Hibah (18) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

No.

Nama Kabupaten/Kota / Kecamatan / Kelurahan

Pencatatan dan Bukti

Pencatat Swadaya an dalam Kelengkap BKU an Bukti (Ya/Tida (Ya/Tidak) k) (19)

(1)

(2)

(20)

(21)

JUMLAH

128|L a m p i r a n 1                

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PETUNJUKPENGISIAN LAPORANMANAJEMENPROYEKPROPINSI (LMPPROPINSI) (Format12.4)


Formulir ini dibuat oleh Satker Propinsi, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Pelaksanaan Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) di Tingkat Propinsi, sebagai Acuan Penilaian Kemajuan danPertanggungjawabanPelaksanaanProyek.  PetunjukPengisianFormuliriniadalahsebagaiberikut: 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) bulan kalender, sehingga periode laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) bulankalender. 2. Laporan Manajemen Proyek Propinsi (LMP Propinsi) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kabupaten, Kecamatan dan Desa, (b) Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan BKM, yang meliputi : Nomor dan Tanggal Kontrak, Waktu Pelaksanaan (mulai s/d selesai), serta Sektor / Jenis Pekerjaan, Volume Pekerjaan dan Nilai atau Jumlah Dana Terkontrak, yang tertuang didalam RAB dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Kontrak, (c) Kemajuan Pelaksanaan Fisik (Kontrak), yang meliputi : Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode lalu, Pencapaian Fisik atau Volume Pekerjaan pada periode ini, dan Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode ini, (d) Keberadaan Data Pendukung Kemajuan Fisik pada periodeini,yangmeliputi:LaporanPenggunaanMaterialdanPenggunaanPekerja(HOK). 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan. Nomor Urut Kabupaten/Kota diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan untuk setiap Kabupaten/Kota. Urutan Kelurahan diurutkan berdasarkanUrutanKelurahanpadasetiapKecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kabupaten, Kecamatan dan Nama Kelurahan. Nama satu Kabupaten diikuti dengan Nama satu Kecamatan, dan setelah Nama Kecamatan diikuti nama kelurahan kelurahandariKecamatanyangbersangkutan,danseterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Nomor Kontrak atau Nomor Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker denganBKM. 6. Kolom 4, diisi dengan Tanggal Kontrak atau Tanggal Penandatanganan Perjanjian Pemberian BantuanantaraSatkerdenganBKM. 7. Kolom5,diisidenganTanggaldimulainyaPelaksanaanKontrakatauPerjanjianPemberianBantuan. 8. Kolom 6, diisi dengan Tanggal berakhirnya Waktu Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 9. Kolom7,diisidenganSektoratauJenisPekerjaanFisik,misalnya:Jalan,Irigasi,dll. 10. Kolom 8, diisi dengan Volume untuk Sector atau Jenis Pekerjaan, misalnya Jalan dengan Volume 1100M.

L a m p i r a n 1                                                                      |129

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 11. Kolom 9, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Dana Hibah Infrastruktur untuk setiapJenisPekerjaan. 12. Kolom 10, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Swadaya Masyarakat untuk setiapJenisPekerjaan. 13. Kolom11,diisidenganTotalDanaatauNilaiKontrakuntuksetiapJenisPekerjaan,yangmerupakan PenjumlahanKolom9denganKolom10. 14. Kolom 12, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiapJenisPekerjaansampaidenganperiodelalu. 15. Kolom 13, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu, yaitu dengan membandingkan Kumulatif PencapaiansampaidenganperiodelaludenganVolumeTotal. 16. Kolom 14, diisi dengan Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaanpadaperiodeini. 17. Kolom 15, diisi dengan % Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini, yaitu dengan membandingkan Pencapaian pada periode ini dengan VolumeTotal. 18. Kolom 16, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiapJenisPekerjaansampaidenganperiodeini,yangmerupakanPenjumlahan. 19. Kolom 17, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yaitu dengan membandingkan Kumulatif PencapaiansampaidenganperiodeinidenganVolumeTotal. 20. Kolom18,diisidenganLaporanPenggunaanMaterial,denganpilihanadaatautidakada. 21. Kolom19,diisidenganDaftarHadirPekerja(HOK),denganpilihanadaatautidakada. 22. Kolom 20, diisi dengan masalah masalah yang timbul dalam Pelaksanaan selama periode laporan ini. 23. Kolom21,diisidenganTindakTurunTangan(TTT)atasmasalahyangtimbulpadasetiapkelurahan. 

130|L a m p i r a n 1            

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

LAPORANMANAJEMENPROYEKPROPINSI (LMPPROPINSI) (Format12.4)

LAPORANMANAJEMENPROYEKPROPINSI(LMPPROPINSI)PERIODE:S/D.20...... JUMLAH PROPINSI :. KECAMATAN :. JUMLAH    KABUPATEN/KOTA :. JUMLAH :. KELURAHAN
Kontrak Kemajuan Pelaksanaan Kontrak Progres s/d Periode Lalu Progres pada Periode Ini Progres s/d Periode Ini Waktu Pelaksanaan Sektor, Volume, Nilai dan Sumber Dana Nilai (Rp) Tgl Mul ai Sektor / Jenis Hiba h % (9) (10) (11) (12) (1 3) (14) Swada ya Tota l Volu me Volum e Volu me (5) (6) (7) (8) Tgl Seles ai % Nom or Tang gal Data Pendukung Pelaksanaan Masalah Pelaksanaan dan Tindak Turun Tangan

No.

Nama Kabupaten / Kecamatan / Kelurahan

Volum e (15 ) (16)

Laporan Penggun Daftar Hadir aan Material Pekerja (Ada/Tdk (HOK) ) (1 7) (18) (19)

Masalah Pelaksan aan (20)

Tindak Turun Tanga n (21)

(1)

(2)

(3)

(4)

JUMLAH

L a m p i r a n 1                                                                                       |131

LAMPIRAN-2

   
PetunjukSurvey,RPAdanPenyusunanRKM SanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat(SPBM)

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

SURVEYPEMETAANSANITASIdanPENYUSUNANRKM
A. Umum 1. ApaituSurveyPemetaanSanitasi Survey Pemetaan Sanitasi adalah sebuah survai partisipatif di tingkat Kelurahan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana sanitasi, kesehatan/higinitas, serta perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi danadvokasiditingkatkelurahan. 2. TujuanSurvey a. TujuanSecaraUmum Mendapatkan gambaran jelas tentang sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan tingkat kelurahan berdasarkan data primer. b. TujuanSecaraKhusus x x Untuk melengkapi/menyempurnakan data primer tentang sanitasi dan higinitas di tingkatkelurahanyangdianggaptidakmemadai. Untuk mengangkat isu sanitasi dan higinitas di tingkat kelurahan supaya mendapatkan perhatian yang selayaknya. Selama ini isu sanitasi dan higinitas dianggapkurangpentingsepertitertangkappadaprosesMusrenbang. Untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala Pokja/masyarakat tentang isu sanitasi dan higinitas. Ini akan menambah amunisi untuk proses advokasiisusanitasidanhiginitasbagisemuastakeholder. Untuk membuka lebarlebar ruang dialog tentang isuisu sanitasi dan higinitas di antarasemuastakeholder,termasukmasyarakatdanpengambilkeputusan.

x 3.

PrinsipprinsipSurvey PrinsipprinsipSurveyPemetaanSanitasiadalah: x Partisipatif(melibatkanmasyarakat),tetapiharustetapkredibeldimatapengambil keputusan.(Surveikuantitatifyangketat) x Kolaboratif(bekerjasama)antara: AnggotaPokja Kaderdimasyarakat,dan Konsultan x Sadarjender,yaitumembukaruangpartisipasiseluasluasnyabagikaumperempuan. x Mengambilpelajarandarisurvaisebagaibahanadvokasi.

1|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

B. LangkahSatu:Persiapan Agar Proses Survey Pemetaan Sanitasi memperoleh Hasil yang Optimal, dan memperkecil Resiko Kegagalan, serta Mempermudah Pelaksanaan di lapangan, maka perlu Persiapan yang baik . Di bawah ini dijelaskan mengenai Langkahlangkah minimal yang harus dilaksanakan sebelum mengawaliProsesPemetaan. 1. Kegiatan1:PembentukanTimPemetaanSanitasi Pada Tahap yang Pertama, perlu disepakati dengan Tim Inti (Relawan), siapa yang akan memfasilitasikeseluruhanKegiatanPemetaanSanitasiKelurahan. Dalam Pelaksanaannya, tidak mungkin keseluruhan warga masyarakat menjadi Fasilitator Masyarakat dalam Proses Pemetaan, maka harus dikembangkan Tim yang akan terlibat untuk Memfasilitasi dan Mengorganisir Proses yang disebut dengan Tim Pemetaan Sanitasi Kelurahan. AnggotaTiminiterdiridari: (1) (2) (3) RelawanrelawanwargayangmaumenyumbangkanWaktu,Tenaga,danPikirannya. Tim Fasilitator Masyarakat; dan apabila dirasa perlu dan memungkinkan jumlah Tim PemetaanSanitasiinidapatditambahdenganmelibatkan Lembaga  lembaga atau individu yang mempunyai Kepedulian dan atau Kemampuan dalam Hal  hal Penggalian Informasi dan Kajian yang sifatnya Teknis (sebagai narasumber untuk bidang  bidang Teknis tertentu ). Juga akan sangat membantu apabilaterdapatanggotaTimyangAhlidiBidangIlmuSosialKemasyarakatan.

2.

Kegiatan2:Bimbingan(Coaching)TimPemetaanSanitasi Proses Kemampuan Tim Pemetaan Sanitasi, dilaksanakan melalui Bimbingan dari Tim Fasilitator Masyarakat atau Pihakpihak lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang ini, yangbersediabekerjasecarasukarela. Dengandemikian,keterlibatanmasyarakat(relawan)sebagaianggotaTimPemetaanSanitasi benar  benar dapat berarti. Proses Pembekalan terhadap Tim Pemetaan Sanitasi ini perlu disesuaikan dengan karakter masyarakatnya. Untuk kepentingan Bimbingan Fasilitator Masyarakat mengembangkan Panduan Coaching, dengan Penjelasan  penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami, sebaiknya dihindari penggunaan bahasa asing dan konsep yangabstrak. 

2|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3.

Kegiatan3:PengembanganBahanbahanSosialisasi Tim Fasilitator Masyarakat (bersama dengan Tim Pemetaan Sanitasi), harus menyiapkan bahanbahan yang diperlukan untuk mensosialisasikan siklus Pemetaan Sanitasi. Materi Sosialisaitidak hanyamenyangkutProsedurPelaksanaanPemetaanSanitasiakantetapijugamengenai: MengapaSiklusPemetaanSanitasidilakukan? ApaHubungannyaSiklusPemetaanSanitasidenganDaurProgramPartisipatif? MengapaharusPartisipatif? ApaManfaatPemetaanSanitasiuntukMasyarakat?

4.

Kegiatan4:KegiatanPengkajianDataSekunder Data ini antara lain mencakup keterangan mengenai Keadaan Masyarakat dan Lingkungan tempat masyarakat tinggal, yaitu : Topografi dan Tataguna Lahan, Jenis  jenis Mata PencaharianMasyarakat,JumlahdanPerubahanPendudukdaritahunketahun,Kualitasdan Fasilitas Pendidikan, Kualitas dan Fasilitas Kesehatan, Lembaga  lembaga Masyarakat dan Kegiatannya,danlainlainyangdianggapperlu.

5.

Kegiatan5:PenyusunanRancanganKajian RancanganPemetaanSanitasi,berbedadenganDesainPenelitianyangdilakukanolehPara Peneliti yang sudah Baku dan Standar. Rancangan yang disusun bukan bentuk baku melainkanhanyasekedaracuanbagipekerjaandilapangan.Penyesuaianpenyesuaianakan dilakukanolehTimPemetaanSanitasisesuaidenganProsesdiLapangan. a. PenetapanTujuanPenerapanPemetaanSanitasi(PS) Tujuan ini dicantumkan sebagai Hasil yang ingin dicapai dalam menyelenggarakan KegiatanPenerapanPemetaanSanitasi. b. PenentuanKebutuhanInformasi Setelah merumuskan Tujuan Pemetaan Sanitasi, kemudian dilakukan Penentuan Kebutuhan Informasi yang dianggap penting untuk dikaji di Lapangan. Penentuan Informasi ini diperlukan untuk menghemat Waktu, Tenaga, serta Biaya, juga diharapkan dapat memaksimalkan Proses dan Hasil Lapangan. Tanpa Kegiatan ini bisa jadi kita banyak membuang waktu untuk mengumpulkan berbagai Informasi yang ternyata tidak diperlukan. 

L a m p i r a n 2                                                                 |3

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

c. PemilihanMetode/Teknik BeberapahalyangperludiperhatikandalamPemilihanTeknik/Metode: Walau setiap Teknik yang ada biasa digunakan untuk mengkaji Informasi tertentu, tetapisebenarnyabisadisesuaikandenganJenisInformasilain. Sebuah Teknik Kajian dikatakan memiliki Penekanan khusus untuk Mengkaji Informasitertentusebenarnyatidaktepat.Memangbenar,sebuahtekniktelahbiasa dipergunakan untuk Mengkaji Informasi tertentu, tetapi sebenarnya tidak harus demikiankarenabisadilakukanpenyesuaianpenyesuaian. Sebuah Informasi juga tidak hanya diperoleh dari sebuah teknik saja, tetapi dapat puladilengkapidenganhasilyangdidapatmelaluitekniktekniklainnya. d. PenentuanSumberInformasi Adaduametodepengumpulaninformasiyangdilakukan: x Wawancara/interview x Pengamatan/observasi Pengumpulaninformasidiharapkandapatdiselesaikan3040menitperrumah tangga Unitofrespondent Unitrespondenadalahibu(perempuanmenikahataujanda)berusiaantara1860 tahun,denganasumsiIbulebihmengetahuikondisirumah.Pemilihanibu berdasarkanurutan/tabelprioritassebagaiberikut:(1)kepalarumahtangga(orang tuatunggal/janda);(2)istrikepalarumahtangga,(3)anakrumahtangga,dan(4) adik/kakakkepalarumahtangga.Jumlahenumeratoradalah2orangperkelurahan e. MetodeSampling Dilakukansecaraacak/randombertahapdansistematis Satuansamplingprimer(primarysamplingunit)adalahRukunTetangga(RT) PemilihanrumahdiRTterpilihdilakukandengancararandomsistematis: berdasarkanangkaloncatanmulaidariangkaacaktertentu(biladaftarrumah tanggatersedia/rumahditatarapih) RespondenadalahIbuyangdipilihberdasarkantabelprioritas.Urutuanprioritas adalah x Status(kepalakeluarga,istri,anak,adik/kakakkepalarumahtangga) respondenutama x Usiarespondentambahanbilaadabeberapaorang
4|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

6.

Kegiatan6:PembagianTugasTimPemetaanSanitasi Tugastugas Utama yang diselenggarakan oleh Tim Pemetaan Sanitasi adalah : Penyiapan Bahanbahan Sosialisasi kepada warga masyarakat, Sosialisasi Kegiatan Pemetaan Sanitasi, merumuskan Tujuan dan Menyusun Rencana Kegiatan serta Membahas dan Menyepakatinya bersama masyarakat, memandu dan memfasilitasi pelaksanaan sesuai tujuan, serta mempersiapkan perangkat  perangkat yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.

7.

Kegiatan7:Penentuanwaktudantempat Waktu Pelaksanaan Kajian disepakati bersama masyarakat agar bisa berjalan dengan baik dan disesuaikandenganKetersediaanWaktuMasyarakat.Biasanya,WargaMasyarakattidakbisa mengikuti pertemuan sepanjang hari karena harus bekerja. Dengan demikian, sampaikan kepada masyarakat perkiraan lamanya waktu kegiatan, dan waktu waktu pertemuan yang mungkin dilakukan pada setiap harinya. Sedangkan penyepakatan tempat , terdiri dari tempat anggota Tim Pemetaan Sanitasi yang berasal dari Luar Lokasi Kelurahan / Desa dan Tempat tempat yang memungkinkan untuk menyelenggarakan pertemuan masyarakat. Biasanyamasyarakatsendiriyangakanmengaturpenyediaantempatini.

8.

Kegiatan8:PersiapanAlatalatdanBahan Alat  alat dan Bahan yang diperlukan dalam Kegiatan Kajian adalah : kertas besar (plano), spidol besar beberapa warna, spidol kecil beberapa warna, lem, selotif, gunting, alat tulis, serta bahan  bahan lokal bisa berupa biji  bijian, kerikil, ranting dan sebagainya sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Akan sangat baik apabila Tim Pemetaan Sanitasi juga Mendokumentasikan Kegiatan dalam bentuk Rekaman Diskusi dan Pemotretan yang bisa dipergunakan kembali sebagai Bahan Diskusi dengan masyarakat apabila suatu saat diperlukan. 

C. LangkahDua:Pelaksanaan 1. Kegiatan1:Sosialisasi(KunjunganPersiapandanPengakraban) Meskipun Tim Fasilitator mendampingi masyarakat, akan tetapi kegiatan ini tetap penting untuk dilakukan, sebagai Kegiatan Sosialisasi yang menerus. Kegiatan Pengakraban ini seharusnyaakanlebihmudahdilakukankarenasebenarnyasebagianbesarsudahterjadidan sebagianbesaranggotaTimPemetaanSanitasiadalahwargasetempat.
L a m p i r a n 2                                                                 |5

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

2.

Kegiatan2:PetemuanAwaldenganWargaMasyarakat WalaupunsebagianbesarTimPemetaanSanitasiadalahanggotamasyarakatsetempat,akan tetapi sebaiknya Tim ini memperkenalkan diri terlebih dahulu, dalam kaitannya dengan perannyasebagaiTimPemetaanSanitasi.Perkenalaninibisadilaksanakandalampertemuan pertemuankecilataupunpertemuandiTingkatKelurahan/Desa.

3.

Kegiatan3:PengumpulanInformasi Informasi setiap Teknik selalu saling melengkapi; Artinya Pengkajian Pertama selalu dijadikan Dasar atau Bahan Pemilihan Topik Kajian selanjutnya. Begitu juga dengan pengkajian berikutnya, selalu menggunakan bahan  bahan diskusi sebelumnya. Dengan demikian tidak terjadi banjir informasi yang tidak perlu, dan proses seleksi dan mempersempit bahasan ke dalam sejumlah topik tertentu yang paling penting berlangsung berdasarkanhasildiskusi. 

4.

Kegiatan4:PendokumentasianHasilKajian SetiapkalidilakukanDiskusiTeknik,terdapatanggotaTimPemetaanSanitasiyangmencatat. Gambargambar dan Baganbagan yang dibuat pada saat melakukan Kajian juga dikumpulkan dengan baik karena akan dipergunakan sebagai bahan diskusi pada saat PerumusanMasalahTingkatDesa/Kelurahan. 

D. LangkahTiga:LokakaryaKelurahanUntukmenyusunRKM 1. Kegiatan1:PersiapanBahan Seluruh Infromasi Hasil Kajian Tingkat RT/RW dikumpulkan oleh Tim Pemetaan Sanitasi dan dikaji bersama. Untuk mempermudah proses, ditulis masing masing pada selembar kertas besarmengenai: BerbagaiMasalahyangterkumpuldariKeseluruhanTeknik. BerbagaiPotensiyangterkumpuldariseluruhPenerapanTeknik. 2. Kegiatan2:PenyepakatanWaktu Sepakati Waktu Lokakarya dengan perwakilan masyarakat setempat, agar waktu pertemuan tidakmengganggu.Biasanya,pertemuaninibisasampaiseharipenuh. 
6|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3.

Kegiatan3:PersiapanTeknis PersiapanTeknisyangperludilakukanantaralainadalah: MenyepakatiJadwalPertemuandenganperwakilanmasyarakat. Mengundang berbagai kelompok masyarakat untuk Hadir dalam pertemuan (lisan / menyebarkanundangan). MempersipakanTempatPertemuan(yangagakluas). MempersiapkankonsumsibersamamasyarakatdanpihakKelurahan. Mempersiapkan Alat dan Bahan : kartu  kartu, kertas besar, lem, selotif dan alat tulis.

4.

Kegiatan4:Pelaksanaan a. Pembukaan,PenyampaianMaksuddanTujuan Setelah Peserta Pertemuan terkumpul, maka Ketua Tim Pemetaan Sanitasi akan menyampaikan kembali Maksud dan Tujuan dari pertemuan ini. Juga biasanya dari pemuka masyarakat, seperti Lurah dan Tokoh setempat, akan menyampaikan sambutan singkat.  b. PenyajianSeluruhHasilInfromasi Tahap selanjutnya adalah Penyampaian seluruh Hasil Kajian kepada peserta pertemuan. Apabila Kajian dilakukan oleh Tim Pemetaan Sanitasi beserta masyarakat per RW, Penyampaiannya dilakukan oleh masing  masing RW. Seorang anggota masyarakat, mewakili RW masing masing menyampaikan dalam bentuk rangkuman, dan menyampaikan masalah  masalah utama yang ditemukan di Dusunnya / RW, serta potensiyangada. Setiaptemuandiskusikandenganpeserta. c. PengorganisasianMasalah Masalah  masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik topiknya. Topik  topik yang muncul pasti beragam dengan berbagai isu yang sebetulnya bisa jadi saling berkaitan. Semua masalah yang ada ditulis dalam kertas plano (dikumpulkan), kemudian dikelompokkan berdasarkan kepada isu besar yang sama, misal kesehatan, pendidikan,dansebagainya.

L a m p i r a n 2                                                                 |7

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Setelah semua masalah dikelompokkan kemudian ditarik hubungan sebab akibatnya menjadi pohon masalah, seperti yang dilaksanakan dalam refleksi kemiskinan, akan tetapi dalam kegiatan ini masalah  masalah yang muncul sudah lebih jelas karena hasil kajian yang mendalam. Masalah  masalah tersebut kemudian dirumuskan menjadi masalahTingkatKelurahan. LangkahlangkahPengorganisasianMasalah Masalah  masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik topiknya. Karena tidak mungkin untuk menangani semua masalah secara sekaligus pada saat yang bersamaan,perludilakukanseleksidenganProsesPengorganisasianMasalah. 1) PengumpulanMasalah Setelah penyajian seluruh hasil kajian, masalah  masalah yang muncul kemudian ditampilkan seluruhnya di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding. Masalah  masalah dapat saja dikurangi atau di drop atas usulan peserta, karena menurut merekatidaklayakdibahas. 2) PengelompokkanMasalah TujuandilakukannyaPengelompokkanMasalahiniantaralain: MenyederhanakantampilanseluruhPermasalahan. MendiskusikanPembidanganPembangunanDesa/Kelurahan. MendiskusikanBidang/Aspekkehidupanapayangpalingbanyakmasalah. 3) KajianHubunganSebabAkibatMasalah: TujuanKajianHubunganSebabAkibatantaraMasalahmasalahyangada,yaitu: Mengkajimasalahmasalahmanayangmenjadipenyebabdarimasalahyanglain. Mengkaji masalah  masalah yang paling banyak menyebabkan masalah lainnya, disebutsebagaiakarmasalah. Mengkajimasalahmasalahmanayangmenjadiakibatmasalahyanglain. ManfaatKajianHubunganSebabAkibatantaralainadalah: Masyarakat melihat Permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh dalam bentukvisual(baganhubungansebabakibatmasalah). Masyarakat menilai Permasalahan itu sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisahpisahkansehinggaperludipecahkanbersama.  
8|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

4) Pendokumentasian Seluruh kegiatan lokakarya ini didokumentasikan, termasuk Hasilhasil PengorganisasianMasalahyangakandipakaisebagaiDasarPenyusunanRKM

L a m p i r a n 2                                                                 |9

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

A. Penjelasan Pemetaan kebutuhan sanitasi masyarakat di RT/RW terpilih dalam program SPBM dapat menggunakan metode Rapid Participatory Assessment (RPA). Dengan metode ini, masalah sanitasi yang hadapi, serta kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukansecarapartisipatif,ataubersamasamamasyarakat. Metode ini digunakan karena sesuai dengan pendekatan  Demand Responsive Approach, yaitu permintaan menjadi salah satu indikator kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi yang merekahadapi.DalammetodeRPA: 1) Memposisikanmasyarakatsebagaisubyek. 2) Memberikanruangkepadamasyarakatuntukmenyampaikanaspirasidankeinginannya. 3) Sebagaimediapemberdayaanmasyarakatpadatingkatbawah(grassrootlevel). PemetaansanitasidenganRPAakandilakukanhanyajikaadapermintaandarimasyarakatsetelah merekamemahamikonsepSPBMdalamRembugWargaTingkatRT/RWI. 1. TujuanPemetaanKebutuhanSanitasidenganmetodeRPA: Teridentifikasinya masalah sanitasi dan keinginan masyarakat baik lakilaki dan perempuan, maupun kelompok kayamiskin untuk memecahkannya atas dasar kemampuan sendiri yang dilakukansecarapartisipatif,sistematis,dancepat. Tujuan akhirnya adalah terseleksinya masyarakat yang paling siap untuk implementasi programSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat. 2. VariabledalamPemetaanSanitasi: Untukmenilaikesiapanmasyarakat,dalamPemetaanSanitasiakandiukur5(lima)variabel, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) Pengalamanmembanguninfrastrukturkampung Kesiapanmasyarakatuntukberkontribusi Kelayakanteknisuntukinfrastruktursanitasi Kesiapanlembagasetempatuntukmengelolasarana Prioritasperbaikansanitasi.

PetunjukPelaksanaanPemetaanKebutuhanSanitasiMasyarakat 

  
10|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel1.Informasidanukuranyangdigunakan dalamRPA
No
1 2 3 4 5

JenisInformasi
Pengalamanmembanguninfrastrukturkampung Kesiapanmasyarakatuntukberkontribusi Kelayakanteknisuntukinfrastruktursanitasi Kesiapanlembagasetempatuntukmengelola Prioritasperbaikansanitasi

MetodeRPA Yangdigunakan Timeline


Ladder TransectWalk VennDiagram ProblemTree

 


 Gambar2.SkemaPelaksanaanRPA   
L a m p i r a n 2                                                                 |11

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3.

PartisipanSurvey Partisipan RPA terdiri dari maksimum 20 orang berasal dari berbagai komponen masyarakat yang ada di kampung yang bersangkutan, yaitu perempuan, lakilaki, kayamiskin, dan tokoh formal maupun informal. Prinsipnya semakin banyak komponen masyarakat yang terlibatdalamprosespelaksanaanRPAiniadalahsemakinbaik.

4.

PenetapanSkordanPembobotan(Nilai) DalammetodeRPA,setiapindikatordalamvariabelakandiberiskor.Kemudianskortersebut akan dikonversikan ke dalam nilai. Skor berkisar antara 0, 1, 2, 3, dan 4; sedangkan Nilai berkisar antara 0, 25, 50, 75, dan 100. Nilai tersebut merupakan kuantifikasi dari setiap pernyataanyangbersifatkualitatif.Penetapanskordanpembobotan(nilai)inipentingdalam rangka penyederhanaan dalam memberikan penilaian tentang kondisi masyarakat secara obyektif. Skor ini sangat penting gunanya dalam Selfselection Stakeholder Meeting, dimana penentuan kampung yang lolos seleksi didasarkan pada total skor yang dimiliki oleh masing masing kampung. Logikanya : semakin miskin kondisi kampung dan semakin besar tingkat keswadayaan masyarakat, maka semakin tinggi skornya, dan begitu pula sebaliknya. Kampung dengan skor nilai tertinggi yang dianggap paling siap dan paling membutuhkan untukimplementasiSanitasiPerkotaanBerbasisMasyarakat.

B. PersiapanPemetaanSanitasi Sebelumpelaksanaanpemetaansanitasi,adabeberapahalyangharusdisiapkanyaitu: 1. PenentuanWaktudanTempat Waktu pelaksanaan Pemetaan paling tidak 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan Rembug WargaPemilihanKSM. Tempat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Pemetaan Sanitasi adalah tempat pertemuan besar (untuk pertemuan awal/introduksi dan pertemuan akhir/presentasi hasil) dan tempat pertemuan kecil (untuk penerapan teknikteknik RPA). Tempat pertemuan ini diusahakan di tempatyangluasdanmudahdijangkau/diaksesolehmasyarakat. 2. AlatdanBahanyangperludisiapkan Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan Pemetaan terdiri dari : Kertas lebar (plano), Kain lebar, Spidol besar aneka warna, Spidol kecil aneka warna, Lem/perekat, Selotip, Gunting, Alat tulis, Bahanbahan lokal seperti bijibijian atau kacangkacangan, Lampu (jika ada kegiatan di malam hari). Akan sangat baik jika ada rekaman video/kamera yang dapat dipergunakanuntukmelengkapilaporan.
12|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

C. PelaksanaanPemetaanKebutuhanSanitasidenganRPA 1. PemetaanSanitasi
Pemetaan kampung adalah salah satu teknik PRA (participatory rural appraisal) untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkapkan keadaan wilayah di kampung mereka beserta lingkungannya. Hasil yang diharapkan adalah peta atau sketsa keadaan sumber daya umum kampungataupetadengantopiktertentu(petasanitasi). Media pemetaan dapat dilakukan di atas tanah, papan tulis atau di atas kertas. Metode penyusunan peta kampung umumnya menggunakan simbolsimbol dan peralatan yang sederhana seperti tongkat, batubatuan, daundaunan dan bijibijian. Untuk menggambar di atas media tanah, yang perlu diperhatikan adalah proporsi luas lahan yang akan digunakan sehingga banyak orang/masyarakat yang dapat terlibat. Jika digambar di tanah, hasilnya harus digambar kembalidiataskertasagarhasilnyatidakhilang.Untukitulebihefektifdanefisienpenggambaran petasanitasilangsungdiataskertasbesar/plano. Tahapandalampembuatanpetakampungyaitu: x x x x Menyepakatitopikpeta(petasanitasi)danwilayahyangakandigambar; Menyepakatisimbolsimbolyangakandigunakan; Menyiapkanbahanyangdibutuhkan; Bersamasamamenggambarbatasanbatasanwilayahdanbeberapatitiktertentu(contoh: jalan,sungai,rumahibadah,sekolah,pasar,kantordesa,WC,tempatsampah,tempat publik/nongkrong,warungdsb); Melengkapipetadengandetaildetailsesuaitopikpeta(sanitasi); Mendiskusikankeadaan,masalahmasalah,sebabdanakibatnya; Menyimpulkanapayangdibahasdalamdiskusi; Mendokumentasisemuahasildiskusi; Jikapembuatanpetadandiskusisudahselesai,petadigambarkembalidiataskertas(secara lengkapdansesuaipetamasyarakat). 

x x x x x

2.

PenelusuranKegiatanSanitasi(TIMELINE) Penelusuran Kegiatan Sanitasi bertujuan untuk mengenali dan mengkaji pengalaman masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, serta mengetahui inisiator kegiatandansumberpendanaannya.

L a m p i r a n 2                                                                 |13

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

ProsesPenelusuranTimelineadalah: 1) FMataumenerangkanmaksuddanprosespelaksanaankegiatan 2) FM mencairkan suasana dengan mengajak peserta RPA berdiskusi dengan topik yang ringandanumum 3) Setelah peserta memiliki gambaran, FM meminta peserta untuk menulis di kertas metaplanyangditempelkandikaintempelsesuaidenganketeranganyangdimaksud 4) FM memfasilitasi masyarakat menetapkan titik waktu pertama menurut tahun dengan cara mencantumkan diatas kertas kartun bulat karena sering terjadi halhal yangdiingatmasyarakatwaktunyameloncatloncat; 5) FMmemfasilitasidiskusisecaraurut,menurutterjadinyapembangunan 6) FM mencatat seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengancermat. Tabel3.TabelTimeLine No ProyekPembangunan 1. 2.  Informasiyangdiharapkandarikegiatantimelineadalah: 1) Sejarahterbentuknyapembangunanbersangkutan,asalusulperintispembangunan, perkembanganyangterjadidansiapayangterlayani. 2) Terjadinyawabahpenyakit(malaria,muntaber,DB,dsb) 3) Sejarahorganisasikelurahandansistempengorganisasianpadasaatmelaksanakan pembangunan.      
14|L a m p i r a n 2  

Tahun

Pendanaan

 

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel4.IndikatordanVariabelPenilaianTimeline (PengalamanMembangunPrasaranaSecaraGotongRoyong) Pilihan


Tidakadapengalaman/belumpernah dilakukan Pernahdilakukan,berbentukhibah/bantuan luar Pernahdilakukan,masyarakatberkontribusiin kind(tenagadanmaterial) Pernahdilakukan,masyarakatberkontribusi uangdaninkind(tenagadanmaterial) Pernahdilakukan,masyarakatberkontribusi uangdaninkind(tenagadanmaterial),panitia pembangunandanpengelolaanyangdibentuk masihadasampaisekarang

Skor
0 1 2 3 4

Konvensike
0 25 50 75 100

 3. PenilaianKesediaanBerkontribusi(metodeLADDERI) Penilaian kesediaan Berkontribusi bertujuan untuk mengenali dan mengkaji manfaat dan nilai guna iuran yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan pembangunan sarana sanitasi kampung; serta digunakan untuk menilai kesiapan masyarakat berkontribusi dalam pembangunaninfrastruktursanitasi. Prosespenilaianadalah:
1. Proses Kegiatan ini dilakukan secara terpisah antara masyarakat lakilaki dan perempuan, danantarmasyarakatkayadanmiskin(jikamemungkinkan). 2. FMmenjelaskantujuan,maksud,dancarapenerapanteknikini. 3. Mulai berdiskusi mengenai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap sarana sanitasiyangadasaatini,kemudianditulispadakertasflipchart(satukartusatumanfaat) dengantulisan,simbol,ataugambar. 4. FM memfasilitasi dan mengarahkan peserta untuk memberikan penilaian atas manfaat yang dapat dirasakan dibandingkan dengan besarnya iuran yang telah mereka berikan terhadappembangunansaranasanitasi. 5. Gunakanbijibijianuntukmenghitungskor.

L a m p i r a n 2                                                                 |15

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

6. Skor untuk nilai manfaat dan nilai iuran dijumlahkan dan diisikan ke kolom total, lalu dibuatrataratanya. 7. Berdasarkan hasil analisis ini, FM mengajak peserta untuk menilai kesanggupan mereka untuk berkontribusi terhadap pembangunan/perbaikan sarana sanitasi yang akan dilakukan dengan cara memilih kartukartu yang didalamnya sudah ada nilai yang disediakanolehFM. 8. Kartu yang dipilih adalah nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang nanti akan dijumlahkan denganskoryanglainpadasesiCommunitySelfselectionStakeholdersMeeting.

 Tabel5.ContohTabelLadder1 No 1 2 dst    Informasiyangdiharapkandarikegiatanledder1adalah: 1. Pandangan kelompok mengenai keberadaan setiap jenis manfaat yang dialami oleh mereka. 2. Urutan manfaatmanfaat dengan memperhatikan kesesuaian kontribusi (dalam bentuk uang,waktu,tenaga,hartabenda,ataubentuklainnya). 3. Manfaatmanfaatyangmemperhatikanisugenderdanpelaksanaanpembagiannya.     
16|L a m p i r a n 2  

ProyekPembangunan SaranaSanitasi    TotalSkor= Ratarata=

Manfaat (110)

BiayaDibayarkan (110)

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel6.IndikatordanVariabelpenilaianLADDER1 (KesediaanMasyarakatUntukMengeluarkanBiaya) Pilihan Tidakbersediamemberikankontribusi Bersediamemberikankontribusihanyauntuk biayapembangunantoilet 0 1 Skor Konversike 0 25 50

2 Bersediamemberikankontribusiuntuk pembangunanprasaranadansaranaserta biayapengoperasiandanperawatankomponen lainnya Bersediamemberikankontribusiuntukbiaya pembangunantoilet,biayapengoperasiandan perawatankomponenterpilihlainnya,dan sebagiandaribiayapembangunankomponen lainnya Bersediamemberikankontribusiuntukbiaya pembangunantoilet,biayapengoperasiandan perawatankomponenterpilihlainnya,dan seluruhdaribiayapembangunankomponen lainnya


75

100

4.

KesiapanTeknis(metodeTransectWalk) Penilaian bertujuan untuk mengenali dan mengkaji kondisi sarana sanitasi kampung yang sudah ada, untuk menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang ada, dan menilai tingkat kelayakan teknis sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi yang direncanakan dengan cara melakukan observasi langsung oleh FM bersamasama denganmasyarakat.TugasFMdanmasyarakatdikegiatantransectwalkadalah: 1. Menentukan,mengobservasisertamelakukandiskusidenganmasyarakat,antaralain: LokasiyangdicalonkanmasyarakatuntukbangunanProgramSanitasiPerkotaan; Saranasanitasiyangdigunakanmasyarakatsaatini:jamban,sungai,kolam,dsb; Polapenggunaansaranasanitasi; Ketersediaanlahan; Mukaairtanah;

L a m p i r a n 2                                                                 |17

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Materiallokal; Salurandrainase. (contohceklistteknisdapatdilihatpadalampiran3.6)

2. Mencatat semua sanitasi yang dibangun oleh proyek sebelumnya atau oleh pribadi. Secara acak pilihlah titik dengan proporsional (10% dari total) dari masingmasing kategori. 3. Melakukan observasi dan pencatatan kualitas konstruksi dengan menggunakan format observasi jamban/sanitasi, kemudian mendiskusikan dengan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sarana sanitasi/jamban tentang pemeliharaan (keberadaan dan keteraturannya), lingkup dan pemakaian, serta konflik kepentingannya. Kemudian catat hasil temuannya. Untuk lokasi yang pernah mendapat proyek jamban/sarana sanitasi, perlu dipilih secara acak jamban/sarana sanitasi yang dibangun sebelum, selama, dan setelah intervensi proyek dengan cara menjumlahkan semua jamban/sarana sanitasi pada ketiga kategori tersebut dan digambarkan persentase perbandingan masingmasing kategori. Penilaian menggunakan checklist terhadap kualitaskonstruksi,operasi,danpemeliharaansertamenggunakanjambankeluarga. 4. Menilaikepuasanlayananyangditerima(demandresponsiveness),dengan menggunakanskalapenilaiandarisetiaprumahtanggayangdikunjungiselama transect.Masyarakatdapatmembantumemilihaspekpenilaiankepuasanlayanan. 5. Menilaikepuasanpenggunaansaranameliputitingkatakseslayanan,desain, penggunaanuntukanakanak,kualitaskonstruksi,kemudahanpenggunaandan pemeliharaan,nilaimanfaatyangdirasakandarikontribusiuntukmemperoleh layanantersebut,laporanmengenailayanankepadapenggunadengancatatan terpisahuntukpriadanwanita.        
18|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel7.IndikatordanVariabelpenilaianTRANSECTWALK KondisiDrainase
Pilihan Skor 0 Adadrainase,rancangannyabaik,dibersihkansecara rutin,danberfungsisecarabaik,tidakadagenangan samasekali Adadrainase,rancangannyabaik,dibersihkansecara rutin,danberfungsisecarabaik,tidakadagenangan dalamwaktulama Adadrainase,tapiairnyamasihtertampungdalam kolam(tidakmengalir,danairjugasedikitmengalirke jalan) Adadrainase,rancangannyaburuk,rusakatau mampet,adagenanganairatauairjugasedikit mengalirkejalan Tidakadadrainase,airkotoryangberadadisarana umum(ataupribadi),adagenanganair,airjuga mengalirkejalan


Konversi 0

25

50

75

100

Pilihan

Toilet/Jamban

Skor 0 1

Konversi 0 25

Tersediatoilet/jambandirumahmasingmasing AdaMCKyangberfungsi,digunakansebagiankcil penduduk,ATAUsetengahdarikeseluruhanrumah telahmempunyaitoilet/jamban+tankisepticsendiri AdaMCKyangberfungsi,digunakansebagianbesar penduduk,ATAUhanyasebagiankecilrumahyang mempunyaitoilet/jamban+tankisepticsendiri Sebagiankecilpendudukbuangairditempat terbuka/sungai,ATAUsebagiankeciljambandialirkan kesungai Sebagianbesarpendudukbuangairditempat terbuka/sungai,ATAUsebagianbesarjambandialirkan kesungai


50

75

100

   L a m p i r a n 2                                                                 |19

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat KetersediaanAir

Pilihan

Skor 0 1 2 3 4

Konversi 0 25 50 75 100

Airtidakmencukupimeskipununtukminum Airhanyamencukupiuntukminum Airhanyamencukupiuntukminum,masak,dan mencuci Airhanyamencukupiuntukminum,masak,dan mencuci,danmandi Airhanyamencukupiuntuksemuakebutuhan  Kondisi KetersediaanLahan

Skor 0 1 2 3 4

Konversi 0 25 50 75 100

Tidaktersedialahanmilikperoranganataunegaradi dalamataudidekatkampung Adalahanmilikperorangan(100200m2)didekat kampung Adalahanmiliknegara(100200m2)didekatkampung Adalahanmilikperorangan(100200m2)didalam kampung Adalahanmiliknegara(100200m2)didalamkampung


5. KesiapanLembagaSetempat(VennDiagram) Penilaian ini bertujuan untuk mengenali dan mengkaji keberadaan lembaga lokal yang ada dalammasyarakat,manfaatdantingkatkedekatanhubungannyadenganmasyarakat.Secara khusus dapat digunakan pula untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat untuk mengelola sanitasisecarakelembagaanlokal.Venndiagramdilaksanakanmasyarakatdengandifasilitasi FASKEL. Langkahlangkahkegiatanvenndiagramsebagaiberikut: 1. Memintawargamenuliskanorganisasiorganisasiataulembagalembaga kemasyarakatanyangadadikampungmereka; 2. Diskusikandanurutkanorganisasiataulembagayangadaberdasarkannilai pentingnyadalammetaplanberbedaukuran(makinpenting,ukurankertasmakin besar);
20|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3. Diskusikandanurutkanorganisasiataulembagayangadamenurutkedekatannya denganwarga; 4. BuatLingkaranatauorbitsesuaibanyaknyaorganisasiataulembaga; 5. Tempatkanorganisasiterdekatdilingkaranpertamadanseterusnya.  Tabel8.ContohDiagramVenn


Organisasi/Lembaga A B C D TingkatKedekatanDenganMasyarakat 3 1 4 2

 

MASYARAKAT


Gambar2IndikatorPenilaianDiagramVenn    
L a m p i r a n 2                                                                 |21

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Tabel9.KetersediaanLembagalembagaSetempatBerdasarkanhasilDiagramVenn

Pilihan
Tidakadalembagalokalyangsangatpentingataubermanfaat bagisebagianbesarmasyarakat Adalembagalokalyangpentingdanbermanfaatuntuksebagian besarmasyarakat,tapitidakdekatdenganmasyarakat Adalembagalokalyangpentingdanbermanfaatuntuksebagian besarmasyarakat,rutinberinteraksidenganmasyarakat,tapi tidakmendapatpengakuanresmidaripemerintah Adalembagalokalyangpentingdanbermanfaatuntuksebagian besarmasyarakat,rutinberinteraksidenganmasyarakat,dan mendapatpengakuanresmidaripemerintah Adalembagalokalyangpentingdanbermanfaatuntuksebagian besarmasyarakat,rutinberinteraksidenganmasyarakat,dan mendapatpengakuanresmidaripemerintah,sertamemiliki akseskeuangan(memilikirekeningbank,memanfaatkan layananpembukuan)

Skor
0 1 2

Konversi Ke
0 25 50

75

100

 6. RencanaPembangunanSanitasi(ProblemTree) Kegiatan problem tree bertujuan untuk mengkaji dan mengenali masalahmasalah sanitasi yang ada di masyarakat dan hubungan sebabakibat yang timbul dalam masalah sanitasi yang mereka hadapi; menentukan masalahmasalah inti sanitasi (sanitation core problems); serta mengkaji ide/gagasan/rencana masyarakat untuk memecahkan masalah sanitasi yang merekahadapi.ProblemtreedilaksanakanolehmasyarakatdengandifasilitasiolehFM. Langkahlangkahproblemtreesebagaiberikut: 1. Jelaskanmaksud,tujuan,danproseskajianmasalahsanitasi; 2. Tulis masalah secara singkat, padat dan jelas sesuai pandangan/perasaan masyarakat padakartukartudantempelkanpadapapan; 3. Mintalahkepadamasyarakatuntukmenentukanmasalahinti; 4. Teliti kartukartu lainnya yang menyebabkan terjadinya masalah inti tersebut dan letakkankartukartutersebutdibawahmasalahinti;

22|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

5. Minta warga menulis di kartu lain halhal yang menjadi akibat dari masalah inti tersebut,laluletakkankartukartutersebutdiatasmasalahinti; 6. Lakukan analisis hubungan sebabakibat dengan cara memberi tanda panah antara kartusatudengankartulaindantetapmengacupadacoreproblemnya; 7. Periksalah diagram secara keseluruhan, dan apabila diperlukan, perbaikilah untuk menjaminkeabsahandankelengkapananalisispermasalahansanitasi. 8. Tanyakan kepada mereka tentang ide/gagasan/rencana/action plan perbaikan sanitasi,lalutulislahdikertaslain.

 

Gambar3.ProblemTree

Tabel10IndikatordanVariabelpenilaianPROBLEMTREE (RencanaPerbaikanSanitasi)
Pilihan Sanitasitidakmunculdalamanalisismasyarakat Sanitasi muncul tapi tidak dibahas lebih lanjut dalam analisis Sanitasi muncul dan beberapa pemecahannya dibahas dalamanalisis Sanitasi dan pilihan pemecahannya dibahas, tetapi tidakadarencanakerjakhusus Sanitasi dan pilihan pemecahannya dibahas, dan rencanakerjakhusustelahdisusunolehmasyarakat Skor 0 1 2 3 4 Konversi ke 0 25 50 75 100

L a m p i r a n 2                                                                 |23

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Kota/ kabupaten terseleksi, 7 MoU ditandatangani

1-2 masyarakat terseleksi per kota/ kabupaten

TFL Terseleksi

Kota/ kabupaten terseleksi, 7 MoU ditandatangani

Presentasi kepada stakeholder masyarakat terselenggara

RPA oleh TFL dan Konsultan terlaksana di maks.3 per kota/kabupaten yang mengirimkan EoI

Pertemuan stakeholder seleksi sendiri masyarakat kota/kab. terlaksana & MoU

Briefing TFL Oleh Konsultan

Gambar4.OverviewPelaksanaanRPAdalamtahapImplementasiSPBM 

D. KonsolidasiHasilPemetaan Hasil RPA ini dikonsolidasikan dalam suatu bentuk tabel penilaian, dan dipresentasikan pada Rembug RT/RW dan dibuat dalam Berita Acara dengan contoh format dapat dilihat dalam lampiran3.8


Tabel10.KonsolidasiSkorPenilaian
Indikator KelayakanTeknis Teknik KampungA Skor CS3.1 CS3.4 CS2.1 69.0 0 75.0 0 100. 00 100. 00 100. 00 Bobot 35% 35% Nilai 24.15 26.25 Skor CS3.1 CS3.4 CS2.1 69.00 75.00  75.00 KampungB Bobot 35% 35%  20% Nilai 24.15 26.25  17.50  7.50 75.40

No 1 2 3   4 

Transect Walk Kesediaan Pemakai mendanai LadderI perbaikanSanitasi KapasitasKelembagaan:  a. Pengalaman membangun Timeline prasarana secara gotong royong b. Kesiapanlembagasaatini Diagram Venn Prioritas perbaikan sanitasi Problem dalam analisi dan perencanaan tree masyarakat 

CS1.1 CS4.1 CS5.1

20%

20.00

CS1.1 CS4.1

100.00  75.00  10% 

10%

10.00 80.40

CS5.1

24|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

PetunjukPenyusunanRKM
A. Penjelasan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) merupakan bukti dokumen resmi perencanaan perbaikan sanitasi oleh masyarakat, sekaligus sebagai dasar untuk pencairan BLM. RKM ini dibuat oleh KelompokSwadayaMasyarakat(KSM Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua kegiatan yang dilakukan, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis diserahkan kepada tenaga ahli, namun tetap melibatkanmasyarakat. Dokumen RKM ini berisi mengenai Teknologi Sarana Sanitasi Terseleksi, Detailed Engineering Design(DED)danRencanaAnggaranBiaya(RAB),KelompokSwadayaMasyarakat(KSM)SANIMAS, Mekanisme dan Jadwal Pencairan Kontribusi, Rencana Kerja Masyarakat (RKM), Konstruksi dan Supervisi, Capacity Building, Pengoperasian dan Perawatan (O & M), serta Penjaminan Sistem. RKMinikemudiandiajukanolehKSM,untukkemudiandiverifikasidandisetujuiolehDPIU. Dalam penyusunan RKM ini, FM berkewajiban untuk  memberikan bimbingan baik teknis dan manajemenkepadaPokjaSanitasi. 1. TujuanSecaraUmum Teridentifikasinya kebutuhan masyarakat, baik lakilaki dan perempuan, maupun kelompok kayamiskin untuk memecahkan masalah sanitasi yang ada berdasarkan kemampuan masyarakatitusendiri. 2. TujuanSecaraKhusus 1) Mengumpulkan informasi sanitasi secara kwantitatifsistematis dengan menggunakan alatalat participatory, untuk menilai kesinambungan dan ketanggapan terhadap kebutuhan; 2) Teridentifikasinya mekanisme untuk mengenal sejumlah indikator untuk kesinambungan dengan memperhatikan perlengkapan pelayanan sanitasi serta proses untuk melakukan participatoryassessment; 3) Teridentifikasinya informasi tentang kesetaraan akses pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanandanpengelolaanolehmasyarakat; 4) Teridentifikasinya kebutuhan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dengan tujuanagarpelayanandapatberkesinambungan;
L a m p i r a n 2                                                                 |25

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

5) Teridentifikasinya kebutuhan dan rencana masyarakat untuk memecahkan masalah sanitasi.; 3. PersiapanPelaksanaan 1) PersiapanTimFasilitator Siapaberperansebagaiapadankapan Penyiapanlogistik,materidanalatalatuntukRKM Kontakpersondimasyarakat 2) Menentukanwaktudantempat 3) Melaksanakanpertemuansesuaijadwaldankesepakatan 4) Komunikasidankoordinasidengansemuastakeholde 4. TopicdanMetodeYangDigunakan Topikdanmetodeyangdigunakanadalahsebagaberikut Tabel11TopikdanmetodepenyusunanRKM

No 1 2 3 4 5       

Topik

Penentuan dan

Penentuan calon penerima manfaat Wealth Classification program/pengunasarana CommunityMapping PilihanTeknologi,DED,danRAB RencanaKontribusiMasyarakat ProgramSanitasiPerkotaan RencanaTraining(CapacityBuilding)

Presentasi ICC, Transect Walk untukdatateknis Presentasiopsiopsi,ladder2 Presentasi opsiopsi KSM, Diagram Venn PerticipatoryTrainingAssessment

26|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

B. PelaksanaanRembugPenyusunanRKM 1. TahapanPenyusunanRKMsebagaiberikut: 1) Klasifikasi Kesejahteraan, yaitu mengklasifikasi jumlah penduduk kampung ke dalam kategori tingkat kesejahteraan (kaya, menengah, miskin) menurut kriteria khusus dan istilahsetempat; 2) Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat, yaitu mempelajari keadaa masyarakat menyangkutsaranaairbersihdansanitasi; 3) Partisipasi dan Kontribusi, yaitu menilai dan menganalisa kesetaraan dan transparansi penggunasaatdanpascapembangunansarana; 4) Siapa Melakukan Apa, yaitu mengetahui peranan lakilaki dan perempuan pada tahap perencanaan,pembangunan,danpemeliharaansarana; 5) Pembagian Kerja berdasarkan Peran Gender, yaitu menilai dan menganalisa pembagian kerja,jenispekerjaan,danpekerjaanyangdibayaratautidak.
RPA Pocket Voting

Klasifikasi Kesejahteraan Pemetaan Masyarakat

Siapa melakukan apa

Perilaku yang baik dan kurang baik terhadap kesehatan Contamination Route

Kalender Musim

Ladder 2

Pertisipasi saat pembangunan infrastruktur

Pleno Besar

Perjalanan Transect Masyarakat yang tidak terlayani

Pengelolaan dan Pengambilan Keputusan Rencana O&M Rencana Pelathian

Pengambilan Keputusan

Gambar5TahapanPenyusunanRKM
L a m p i r a n 2                                                                 |27

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Presentasi teknis ICC dan Pilihan teknologi terseleksi

Penyusunan DED & RAB berdasarkan klasifikasi kesejahteraan

BKM Program Sanitasi Perkotaan Terbentuk

Skema dan mekanisme kontribusi disepakati

Rencana konstruksi, kontribusi, pelatihan, O&M tersusun

Minimal 1 Kampung terseleksi perkota/ kabupaten

Pembukaan Rekening Program

Minimal 1 Kampung terseleksi perkota/ kabupaten

Finalisasi RKM (DED, RAB, rencana pendanaan dan pelatihan, rencana monitoring can OM

Metode-metode partisipatif (CPA) yang terkait dengan kegiatan: seleksi teknologi, panitia Program Sanitasi, kontribusi, O&M terlaksana di tiap masyarakat

Gambar6KegiatankegiatanpenyusunanRKM

 

2.

Peserta/Partisipan Partisipan terdiri dari berbagai komponen masyarakat yang ada di kampung yang bersangkutan, baik perempuan, lakilaki, kayamiskin, maupun tokoh formal dan informal. Semakin banyak komponen masyarakat yang terlibat dalam proses penyusunan RKM ini adalahsemakinbaik.

3.

WaktudanTempatPertemuan Waktu pelaksanaan rembug (hari, tanggal, dan durasi perpertemuan) disesuaikan dengan kesepakatan warga. Waktu yang dibutuhkan untuk implementasi RKM yang terdiri dari 6 Tahap adalah 20 jam efektif. Untuk tempat pertemuan, cukup luas, bersifat netral, dan mudahdiakses.  Waktu pelaksanaan rembug (hari, tanggal, dan durasi perpertemuan) disesuaikan dengan kesepakatan warga. Keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk implementasi RKM yang terdiri dari 6 tools adalah 20 jam efektif. Dengan demikian, apabila dalam satu hari masyarakat bisa meluangkan waktu 24 jam (biasanya malam jam 19.00 s/d jam 23.00),

28|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

23 kali seminggu, maka penerapan RKM ini bisa selesai dalam 1 bulan lebih. Untuk tempat pertemuan, yang perlu diperhatikan adalah cukup luas, bersifat netral, dan mudah diakses olehmasyarakat.


ContohalokasiwaktuuntukpenyusunanRKMsebagaiberikut: Tabel13.AlokasiwaktupenyusunanRKM
Minggu ke
1

Kegiatan
Perkenalan tim: pendalaman tentang apa itu SPBM, bagaimanaprosesnya,siapapartisipannya, Kontrak belajar: Kapan, siapa dan berapa partisipan, bagaimana mengikuti proses, hasil yang hendak dicapai adalah: 1) Klasifikasikesejahteraan 2) PemetaanSosial DiskusiHasilRKMPokjaSanitasiBKM PresentasiKatalogPilihanInformasi MengidentifikasikanPilihanTeknologiyangdipilih SiapaMelakukanApa Indentifikasitooldanhargamaterial Reviewpertemuanlalu Memilihteknologiyangdiinginkan DED (rancang bangun terinci) dan RAB (Rencana Anggaran Biaya) Kontribusi Partisipasisaatpembangunanpelayanan Pembagian kerja berdasarkan peran gender dan waktu kerja (ladder2) Reviewpertemuanminggulalu DED (rancang bangun terinci) dan revisi RAB (Rencana AnggaranBiaya)lanjutan Kontribusilanjutan PembukaanrekeningProgramdanwaktukerja(ladder2) Reviewpertemuanminggulalu Rencanapelatihan FinalisasibukuRKM

Kebutuhan Waktu
45jam

2

45jam

3

45jam

4

45jam

5

45jam


L a m p i r a n 2                                                                 |29

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

C. TahapanPelaksanaanPenyusunanRKM 1. KlasifikasiKesejahteraan(WealthClassification) a. Tujuanklasifikasikesejahteraanadalah 1) Mengklasifikasikan jumlah penduduk RT/RW/Kelurahan kedalam kategori tingkat kesejahteraan (kaya, miskin, sedang), menurut kriteria khusus setempat dan sesuai dengan istilah setempat, serta proporsi populasi masingmasing klasifikasi status sosialuntuktiapkategori; 2) Klasifikasi kesejahteraan digunakan untuk mengidentifikasi kelompok yang terlibat pelaksanaan forum discussion group (FGD), untuk memetakan akses orang miskin dan kaya terhadap sarana, fungsi dan pekerjaan, serta mengidentifikasi perbedaan tingkatpartisipasimasyarakatdansebagainya. b. ProsesKlasifikasiKesejahteraan 1) Dimulai diskusi kelompok dengan menyertakan wanita dalam masyarakat, tentang bagaimanamembedakanrumahtanggadalamkomunitasmereka; 2) Mencatat tingkatan status sosial yang ada di masyarakat serta menetapkan kriteria tiap tingkat status sosial, dengan media kertas dan spidol/pena fasilitator men garahkan masyarkat untuk menggambar orang kayapada umumnya dalam masyarakat; 3) Setelah satu kelompok sibuk, fasilitator mengarahkan 2 (dua) kelompok untuk menggambar orang miskin dan menengah, hasil dari ketiga gambar tersebut dile takkansecaraberderetdanterpisah; 4) Fasilitator mengarahkan masyarakat untuk mendeskripsikan serta menulis di bawah masingmasing gambar tentang kriteria kaya, menengah dan miskin (minimal 67 kriteriapadamasingmasingstrata); 5) Fasilitator menggali keterangan rasional atau alasan khusus dibalik kriteria yang keluar. Setelah itu diklarifikasikan ke masyarakat tentang kebiasaan mereka, apakah mereka mengutamakan sumber tunggal? sosioekonomi mereka? serta seberapa jauhgeneralisasidapatdilakukan; 6) Denganmendistribusikan100benih/batu(menunjukkanpopulasitotalmasyarakat) menurut ketiga status sosial, dimana jumlah benih padapsetiap tingkat status sosial menunjukkanprosentasepopulasipadatiapkategori; 7) Kelompok kemudian menulis karakteristik dan prosentase hasil diskusi dalam lem baran kertas yang besar sebagai acuan pekerjaan berikutnya maupun pekerjaan yangmembutuhkanpengelompokkan.
30|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Informasiminimumyangdiharapkanadalah: a. Kesepakatankriteriaklasifikasikeluargakaya,menengah,danmiskin; b. Perkiraandistribusikeluarga/rumahtanggauntuksetiapkategoriyangmuncul; c. Memberikaninformasidiatasuntukprosespemetaansosialdanidentifikasipeserta untukberpartisipasidalamkelompokterfokus. FormatLembarKerjauntukkegiataninidapatdilihatpadaFormat3.9Lampiran 2. PemetaanSanitasiKampung Pemetaan sanitasi II ini dilaksanakan pada lokasi setiap kampung di kelurahan yang bersangkutan. Pemetaan yang dilakukan pada proses Sanitasi II ini lebih mendetail daripada saatprosesPemetaanKebutuhanSanitasi. a. Tujuan: 1) Mempelajari kondisi sarana air bersih dan sanitasi masyarakat (tradisional maupun yangberasaldaribantuan); 2) Mempelajariakseskeluargakaya,menengahdanmiskinterhadapsaranatersebut; 3) Mempelajari dari keluarga kelas sosial apa (kaya, menengah dan miskin) anggota badan pengelola, baik lakilaki atau perempuan yang bekerja dalam bidang pelaya nan sarana air bersih, sanitasi dan promosi hidup sehat/bersih, serta siapa yang pernahatauakanmendapatpelatihan. b. Proses: 1) Minimal sehari sebelum proses pemetaan, fasilitator/pokja sanitasi berdiskusi dengan wakil masyarakat (laki atau perempuan) mengenai kelurahan yang akan dipetakan (dalam beberapa kasus, gambarkan peta secara umum), sistem penyediaan air bersih baik yang tradisonal maupun yang baru (proyek), serta rumah keluarga kaya, menengah, maupun miskin berdasarkan kriteria yang telah dibuat pada saat klasifikasi kesejahteraan. Kemudian pilih satu atau dua RT/RW/Lingkungan yang dipilih mewakili kelurahan, baik dari keluarga mampu maupun tidak mampu. Pastikan warga yang akan ikut proses pemetaan berasal dari lokasi yang akan dipetakan, baik lakilaki atau perempuan, serta si kaya maupun miskin; 2) Idealnyaacaradiadakandilokasiyangmudahdiaksesorangbanyak,cukup penerangandanjauhdarigangguancuaca;

L a m p i r a n 2                                                                 |31

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3) Fasilitatormenjelaskantujuandarikegiatanini,sertamengembangkanlegendayang akandigunakandalampemetaanini,seperti: Jalan,gang/lorong,jalansetapak; Rumah(tandaisesuaikategorikesejahteraanyangtelahdibuatmasyarakat); Tandatandautamasepertisekolah,dll; Tempatibadah:Masjid,Gereja,Pura,dll; Sumberair:alamiataubuatan; Saranasanitasiumumdanrumahrumahyangmemilikijamban(bantuanatau lainnya); Rumahbadanpengelola(lakilakiatauperempuan)pelayanansaranaairbersih danprogramsanitasi; Rumahmasyarakatyangtelahmenerimabantuanpelatihandalambentuk apapun.

4) Tandaidalampetamengenaiaksesmasyarakatterhadapsaranaairbersihmaupun sanitasi,baikmaupunburuk.Perlujugadiketahuipenyebabnya,kurangairataujauh dsb; 5) Kelompoklakilakidanperempuan,secaragabunganatauterpisah,tergantung hubungangender,menggambarpetapermukimansetempatdiataskertasbesar,dan dapatdilakukandiataslantaiatauditempeldipapan,sertadilakukandiruang terbuka; 6) Lakukanreproduksi(menyalin)hasilgambarpetakedalamkertas,setelahkegiatan selesai; 7) Kelompokdiskusimemberiskor/nilaimengenaikeadaanaksesterhadapsaranaair bersihdansanitasi; 8) Fasilitatormengisilembarisian,jumlahtitikairdanfasilitassanitasidalampeta; 9) PetatersebutdigunakanolehKSMuntukacuankegiatanlanjutan,terutamauntuk merencanakanjalurdanpartisipanyangterlibatdalamtransectwalk.

32|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

 Gambar3ContohPemetaanSanitasi
Halhalyangperludiperhatikanpadaprosespemetaansanitasi:

a. Ada perwakilan dari masingmasing lokasi (RT, RW, Banjar, Lingkungan) baik lakilaki maupunperempuan; b. Media yang digunakan dapat memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk terlibat dalamkegiatanpemetaan,yakni: Mediacukupluas,sehinggagambar/simboltidakberhimpitan; Pelaksanaan kegiatan dilakukan di ruang umum sehingga tiap orang mudah untuk hadir(miskin/kaya); Ruangkegiatanterlindungdarigangguancuaca(angin,hujan,dll).

c. Buatterlebihdulusimbol/legendayangdisepakatiolehmasyarakat. FormatlembarkerjapemetaandapatdilihatpadaFormat3.10Lampiran
L a m p i r a n 2                                                                 |33

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

3.

TransectWalkII Transect Walk II memiliki tujuan yang sama dengan transect walk pada proses RPA, yaitu untuk mengenali dan mengkaji kondisi sarana sanitasi kampung, menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap fasillitas sanitasi yang ada, serta menilai tingkat kelayakan teknis sebagai sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi yang direncanakan dengan caramelakukanobservasilangsungolehFMbersamasamadenganmasyarakat. Proses: 1. 2. Dilakukandilokasiyangtelahdisepakatiolehmasyarakatpenerimabantuankegiatan; Kegiatan transect walk II dilakukan lebih detail dari kegiatan transect walk awal (RPA), sertamendapatkesepakatandanpersetujuandarimasyarakat.

4.

SurveyPartisipasidanKontribusi a. Tujuankegiatansurveypartisipasidankontribusiadalah: 1. Menilai dan menganalisa kesetaraan dan transparansi kontribusi pengguna saat pembangunandanpaskapembangunansarana; 2. Menilai dan menganalisa komposisi serta pengaruh badan pengelola masyarakat selama pembangunan sarana layanan, termasuk keterwakilan gender, kemiskinan maupunkontrolmerekasaatpelaksanaan. b. Proses/Tahapankegiatan: 1. Pemberian nilai sejarah pembangunan pelayanan yang dilakukan oleh lakilaki maupun perempuan yang tinggal dalam masyarakat serta mengetahui sejarah dari pengalamannya. Sebagai contoh, lakilaki dan perempuan yang terlibat dalam badan pengelolasetempatataumasyarakatyangterlibatdalampembangunan; 2. Fasilitator menanyakan kepada peserta arti kontribusi oleh lakilaki dan perempuan. Apakahlakilakidanperempuanpunyapengertianyangbedatentangkontribusi; 3. Melakukan diskusi kelompok, membahas tentang siapa berkontribusi apa pada saat pembangunan. Bentuk kontribusi dapat berupa tenaga kerja, seperti menggali lo bang, sumbangan berupa bahanbahan setempat maupun uang, disamping juga dalambentukbahanmakananuntukparapekerjadantukang; 4. Apabila kelompok miskin memberi kontribusi lebih sedikit, maka perlu mencari tahu bagaimana keputusan tersebut dibuat : oleh satu orang, tokoh elit setempat, atau lakilakidanperempuananggotamasyarakat.Jikapenentuanvariasikontribusiyang disesuaikan dengan kemampuan membayar hanya dilakukan oleh elit, maka ada

34|L a m p i r a n 2 



Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

kemungkinan mereka yang berkontribusi lebih besar akan menggunakan hal tersebutsebagaialasanuntukmelakukankontrolterhadappelayanan; 5. Perlu diketahui sumber pendapatan dari kaum lakilaki maupun perempuan, pengelolaan pengeluaran rumah tangga, maupun pola kontribusi untuk pelayanan saranasanitasipadasuatulingkunganmasyarakat. Contohlembarkerja,PartisipasiSaatdanPascaPembangunanSaranadapatdilihatpada Format3.11Lampiran 5. SurveySiapaMelakukanApa(PembagianPeran) a. Kegiataninibertujuan: 1. Mengetahui peran lakilaki dan perempuan pada tahap perencanaan, pembangunan danpemeliharaansaranasanitasi; 2. Membangun kesadaran dan pengertian tugastugas rumah tangga dan ke masyarakatanyangdilakukan,baikolehperempuanmaupunlakilaki; 3. Mengidentifikasi perubahan tugas yang sangat diperlukan dan layak yang telah dialokasikan. b. Proses/TahapKegiatan: 1. Fasilitatormemfasilitasidiskusikelompokuntukmengulangpelajaranapayangtelah diperolehpadapertemuansebelumnya; 2. Membagikelompok,denganmasingmasingkelompokberanggotakansebanyak58 peserta; 3. Setiap kelompok diberi gambar seorang lakilaki, perempuan, pasangan lakilaki dan perempuan secara bersamasama, serta satu set gambar yang memperlihatkan tugas yang berbeda. Setelah itu, kelompok berdiskusi tentang siapa biasanya yang melakukanpekerjaantersebut. Apabila kelompok setuju, tempatkan gambar tersebut di bawah gambar lakilaki, perempuan atau pasangan lakilaki dan perempuan yang menjadi pilhan kelompok. Untuk gambar pasangan lakilaki dan perempuan artinya keduanya melakukan pekerjaantersebut; 4. Memfasilitasi kelompok untuk bekerja dengan gambar yang mereka miliki dan mendiskusikan temuantemuan mereka. Kelompok bisa melepas dan menempelkan kertasyangmenggambarkantugaslakilakidanperempuandiataskertaskosong.
L a m p i r a n 2                                                                 |35

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

5. Masingmasingkelompokmempresentasikanpilihanmereka,denganmenjelaskan pilihanmerekadanmenjawabbeberapapertanyaan,diantaranyameliputi: Siapamelakukanapa; Bebankerjaantaralakilakidanperempuan; Bagaimanaperbedaanbebankerjayangadabisamempengaruhialokasi pekerjaanuntukmenanggulangipenularanpenyakitdiare; Keuntungandankerugianpergantiantugasyangdilakukanolehlakilakidan perempuan; Halhalpotensialuntukperubahantugasyangdilakukanolehlakilakidan perempuan

6. Menugaskan tiap kelompok untuk mengidentifikasi peran mana yang akan merubah atau memodifikasi halhal yang layak untuk mengembangkan sanitasi dan kesehatan pribadi, merekam kesimpulankesimpulan hasil identifikasi tersebut untukdimanfaatkanpadakegiatanmonitoringselanjutnya; 7. Memfasilitasi diskusi kelompok tentang apa yang menjadi pembelajaran dari kegiatanini,sertaapayangmasyarakatsukadantidaksukadarikegiatanini. Contoh lembar kerja, pembagian kerja berdasarkan gender : Siapa Melakukan Apa dapat dilihatpadaFormat3.12Lampiran 6. PembagianKerjaBerdasarkanGenderdanWaktuKerja(LadderII) a. Pembagiankerjaberdasarkangenderdanwaktukerja(ladderII)bertujuan: 1. Untuk menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis pekerjaan serta menentukan pekerjaan yang perlu dibayar atau tidak, terkait dengan pelayanan sarana antara perempuandanlakilaki,sertakayadanmiskin; 2. Sebagaialatkajiulangbagidatadaritoolslain. b. Proses/tahapankegiatan: 1. Fasilitator melakukan diskusi kelompok terfokus lakilaki dan perempuan, kaya dan miskin; 2. Kelompok menentukan tugas/pekerjaan yang berhubungan dengan sarana sanitasi yang ada, dengan cara peserta menuliskan tiap jenis pekerjaan pada sebuah kartu. Peserta dengan kemampuan baca tulis rendah dapat membuat gambar dari
36|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

pekerjaanatautugasyangterkaitdengankonstruksi,pemeliharaandanmanajemen saranayangtelahdibangun; 3. Dengan diskusi kelompok, kemudian menentukan mana pekerjaan yang mem butuhkan keahlian/pelatihan seperti pengelolaan administrasi keuangan dan sistem iuran. Dilihat dari sisi status pekerjaan, memimpin rapat memiliki status yang paling tinggi, sedangkan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan fisik seperti membersihkan sarana dan memperbaiki kerusakan merupakan pekerjaan dengan statusrendah 4. Fasilitator membuat gambargambar yang terkait dengan pembangunan dan pemeliharaan sarana.Jika kelompok diskusi tidak setuju dengan arti sebuahgambar, maka sisihkan gambar tersebut. Sebaliknya, jika ada ide kelompok yang belum ditunjukkan oleh gambar, maka fasilitator membuat gambar tersebut atau menulis dikertasbaru 5. Dengan menggunakan potongan kertas berwarna, batu, bijibijian atau bahan lokal lainnyapesertamenandakanpekerjaanyangdilakukanolehperempuandanlakilaki, sertapekerjaanyangdibayarmaupuntidakdibayar; 6. Fasilitatormemfasilitasidiskusihasiltemuandanhasildaripertemuan. Contoh lembar kerja, pembagian kerja berdasarkan gender dan waktu kerja/Ladder2 dapat dilihatpadaFormat3.13 7. PenyusunanUsulanRKM Darihasilsurveydiatas,KSMbersamaKaderMasyarakatmengonsolidasikannyadalamsuatu Dokumen Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dengan bimbingan FM. Usulan RKM akan memuat Rekomendasi Sarana Sanitasi, Rencana Operasi dan Pemeliharaan, termasuk RencanaPembiayaanOperasidanPemeliharaan. a. PilihanSaranaSanitasi PilihanSaranaSanitasiiniberisikan 1. LatarBelakangyangmendasariKegiatan,didasarkanpadaHasilSurvey; 2. Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dengan Pelaksanaan Pembangunan SaranaSanitasi.; 3. ManfaatPekerjaanterhadapwargadanLingkunganHidupDesa; 4. Pelaksanaan Pekerjaan, baik yang berhubungan dengan Dana, Waktu, Pelaksana danPelakupelakulainyangmungkinterlibat;
L a m p i r a n 2                                                                 |37

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

5. Kebutuhan Lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta mekanisme pelaksanaannya; 6. MekanismePelaksanaan,PengelolaandanPengawasan; 7. Profil Lokasi Sasaran yang menunjukkan Kondisi Awal dan Data Prasarana Sanitasi setempat; Untuk jenis konstruksi yang tidak ada atau lebih rumit harus mendiskusikannya terlebih dahuludenganSatkerPLPKotasetempat. b. UsulanRencanaOperasidanPemeliharaan TujuanKegiatanOperasidanPemeliharaanInfrastrukturTerbangunadalah: 1) Tersedianya Infrastruktur yang tetap Berfungsi dengan Kualitas dan Umur PelayananyangsesuaidenganRencana. 2) Pemeliharaan yang Tepat Waktu dan Tepat Sasaran, dapat Menghemat Biaya Pemeliharaan. 3) TersedianyaOrganisasiPengelolayangAktifdanberfungsidenganbaik. Rencana Operasi dan Pemeliharaan Baru disusun sebagai Rencana Awal. Sedangkan Finalisasi Rencana Operasi dan Pemeliharaan dibahas dan ditetapkan melalui Rembug WargaTingkatRT/RWIIIsebelumpelaksanaanPekerjaanKonstruksi c. UsulanRencanaPembiayaanOperasidanPemeliharaan Pada Tahap Penyusunan RKM, Aspek Pembiayaan Baru disusun pada Tahap Identifikasi dari Rencana Pembiayaan. Sedangkan secara mendetail terhadap Aspek Operasi dan PemeliharaandidiskusikandalamRembugWargaTingkatRT/RWIII. ContohPenyusunanUsulandapatdilihatdi(Format4.1Lampiran). 8. PenyusunanDEDdanRAB. Penyusunan Rencana Teknis dan RAB yang dilaksanakan oleh BKM, KM dengan dibimbing olehFM.HasildariKegiataniniharusdikonsultasikandenganSatkerPLPdanTAMK. Tahapinidilaksanakan: 1. Penyusunan Rencana Teknis; Hasil Penyusunan Rencana Teknis diwujudkan dalam Dokumen Rencana Teknis dan Gambar Desain Teknis (Format 4.8 Lampiran). PenyusunanRencanaTeknisharusmengacukepadaPetunjukTeknisSanitasi. 2. Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB); Hasil Penyusunan RAB berupa Perhitungan Volume Pekerjaan, (berdasarkan Rencana Teknis yang telah disusun),
38|L a m p i r a n 2  

Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

harga dari berbagai macam bahan/ material, alat dan tenaga yang dibutuhkan pada suatukonstruksi(Format4.10Lampiran). 9. PengajuanDokumenRencanaPembangunan Usulan RKM yang telah difinalisasi dan rencana DED serta RAB tersebut dikonsolidasikan dalamsatubuku,dijiliddenganjudul:DokumenRencanaPengajuan.Isinyaadalah: 1. Profillokasi 2. KetersediaanLahan 3. PenentuanCalonPengguna 4. PemilihanTeknologiSanitasi 5. DEDdanRAB 6. MekanismePencairanDana 7. RencanaPengelolaanKeuanganSPBM(Rekening,AdministrasipembukuanBLM, Mekanismepembelanjaan,Laporankeuangan) 8. RencanaKerjaMasyarakat RencanaKonstruksi RencanaKontribusiMasyarakat RencanaPelatihan RencanaOperasidanPemeliharaan.

Usulan Dokumen Rencana Pembangunan ini diserahkan kepada DPIU disertai dengan Surat PengantarUsulanKelurahan(Format4.1Lampiran).

L a m p i r a n 2                                                                 |39

Anda mungkin juga menyukai