BAB-III 1
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
Contoh:
POLI UMUM
GANGGUAN BIOTA
PENCEMARAN TANAH
PENULARAN PENYAKIT
DAMPAK PELAYANAN
MEDIK
AIRBORNE NOSOCOMIAL
POLI BEDAH
RAWAT JALAN
OBSTETRI GINEKOLOGI
RAWAT INAP
KESEHATAN ANAK
PENYAKIT UMUM
BEDAH UMUM
KOMPONEN
OPERASIONAL RSI-DARUS
SYIFA' SURABAYA
EMISI MIKROBA
VEHICLE NOSOCOMIAL
GAWATDARURAT
PENCEMARAN UDARA
LABORATORIUM
AKTIFITAS
PENUNJANG MEDIK
PENYAKIT MELALUI
VEKTOR
RADIOLOGI
FARMASI
GANGGUAN KENYAMANAN
LAUNDRY
AKTIFITAS
PENUNJANG NON MEDIK
DAPUR
LALULINTAS PENGUNJUNG
ESTETIKA
UTILIT AS: GENERATOR,
INCINERATOR
AKTIFITAS
PENUNJANG NON MEDIK
KEPADATAN LALULINTAS
PARKIR
Gambar 3.1
Prakiraan Dampak Dampak Lingkungan
Dari seluruh kegiatan Puskesmas Matang Suri diperkirakan kegiatan yang mempunyai
kemampuan menimbulkan dampak adalah :
BAB-III 2
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
sehingga
bila
dibandingkan
dengan
syarat
untuk
Zona
Rumah
Sakit/Puskesmas (45 dBA), maka kebisingan di Ruang poli umum dan perawatan
tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat disebabkan adanya aktifitas di ruang maupun
keluarga pasien yang berada di sekitar ruangan tersebut, sedangkan hasil
pengukuran kualitas udara pada halaman depan Puskesmas Matang Suri
menunjukkan angka 63,5 66,5 dBA, tingginya angka kebisingan pada halaman
depan Puskesmas Matang Suri dimungkinkan sebagai akibat banyaknya aktifitas
puskesmas, seperti : Keluar masuknya kendaraan karyawan maupun pasien dan
keluarga pasien serta keberadaan keluarga pasien yang berada di serambi depan
(ruang Tunggu) maupun lalulintas di jalan Matang Terap.
b. Suhu dan Kelembaban
Saat pengukuran suhu dan kelembaban di ruangan perawatan menunjukkan angka
28 C dan 78 %, sedangkan di Ruang bersalin menunjukkan 27 C dan 77 %.
Menurut SK Dirjen PPM & PLP HK.00.06.6.44/1993 bahwa batas maksimum
untuk suhu adalah 27 C dan kelembaban 60 %. Tingginya kelembaban di ruang
perawatan maupun persalinan Puskesmas Matang Suri disebabkan kurangnya
lubang ventilasi sehingga proses pertukaran udara menjadi kurang berjalan dengan
baik, hasil observasi menunjukkan bahwa perbandingan luas ventilasi dengan luas
lantai ruangan kurang 10 %.
BAB-III 3
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
BAB-III 4
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
Timbulnya serangga dan vektor adalah akibat sistem pengelolaan sampah padat yang
kurang tepat, yaitu masih terdapatnya tempat penyimpanan sampah sementara yang
belum ada tutupnya. Khusus untuk kegiatan rawat inap, pengelolaan sampah padat
seharusnya juga memperhatikan pemisahan menurut jenisnya pada tahap penimbulan
yaitu yang tergolong sampah padat medik dan non medik (sampah domestik).
3.3. Dampak Terhadap Lingkungan Sosekbud
1. Lapangan Kerja
Dampak positif lain yang bisa dinikmati dengan adanya kegiatan operasional
Puskesmas Matang Suri adalah terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar
puskesmas. Antara lain lapangan kerja warung/pedangang kaki lima, dan lain-lain
usaha yang dapat memberikan pelayanan bagi para pengunjung puskesmas.
2. Persepsi Masyarakat
Dari hasil pooling data terhadap masyarakat sekitar yang dijadikan responden sebanyak
20 orang memberikan hasil sebagai berikut :
a. 100 % menyatakah bahwa keberadaan Puskesmas Matang Suri menguntungkan,
dengan alasan dekat untuk berobat dan dapat menambah penghasilan keluarga
melalui membuka warung/dagangan.
b. 100 % menyatakan tidak terganggu dengan kegiatan sehari-hari Puskesmas
Matang Suri.
c. 70 % responden menyatakan ada kepedulian pihak Puskesmas Matang Suri
terhadap penduduk di sekitarnya dengan alasan biaya agak murah dan membantu
dalam pendaftaran calon jemaah Haji dan 30 % menyatakan tidak ada kepedulian
dengan alasan biaya berobat penduduk setempat disamakan dengan penduduk
dari tempat lain.
d. Saran penduduk sekitar Puskesmas Matang Suri adalah keringan biaya
pengobatan dan peningkatan kebersihan sekitar puskesmas.
3.4. Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat
Dampak kegiatan operasional puskesmas terhadap kesehatan masyarakat sekitar adalah
adanya perubahan pada faktor-faktor resiko yang mempengaruhi derajad kesehatan
BAB-III 5
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
masyarakat. Secara teoritis bahwa derajad kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
kependudukan, tingkat pelayanan kesehatan dan perilaku lingkungan (Teori Bloem ).
Komponen komponen lingkungan yang terkena dampak sebagaimana diuraikan berikut
ini.
1. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Parameter kependudukan adalah tingkat kunjungan rawat jalan dan rawat inap. Secara
teoritis tingkat pelayanan baik untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap akan
memberikan pengaruh dampak yang bersifat positif terhadap jumlah kunjungan, hal
ini terbukti dari laporan pada rawat jalan Puskesmas Matang Suri, bahwa bulan januari
s/d Maret 2014 tercatat jumlah kunjungan 1009 orang dan terus meningkat menjadi
1172 orang pada bulan April s/d Juli 2014.
2. Tingkat Pelayanan
Parameter pelayanan kesehatan yang terkena dampak adalah tingkat pelayanan
puskesmas. Tingkat pelayanan bila ditinjau dari Indeks Kepuasan Masyarakat dan
Komplain melalui Surat Saran. Sumber dampak yang dapat diprediksi berasal dari
kegiatan pelayanan medic.
3. Infeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial adalah penyakit infeksi yang terjadi di dalam lingkungan
puskesmas akibat adanya interaksi antara pengunjung dengan penderita, petugas atau
karyawan rumah sakit yang telibat dalam operasional pelayanan. Sedang faktor yang
menimbulkan adanya infeksi nosokomial adalah mikroorganisme, manusia dan
lingkungan.
Lingkungan sangat berpengaruh, oleh karenanya sebagai parameter lingkungan
puskesmas yang terkena dampak dipilih infeksi nosokomial. Dari hasil pemerikasaan
biologis udara terdapat kuman dan swab alat makan (piring dan gelas) terdapat kuman
aerob dan bentuk coli, hal ini menunjukkan bahwa lingkungan berpotensi terjadi
infeksi nosokomial.
Kegiatan pelayanan medik dan kegiatan penunjang lainnya yang baik akan
memberikan dampak positif (primair) bagi angka jumlah kunjungan puskesmas,
namun demikian meningkatnya jumlah kunjungan yang belum didukung oleh prosedur
pelayanan yang baik akan memberi dampak negatif terhadap terjadinya infeksi
BAB-III 6
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
BAB-III 7
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
a.
Memberikan informasi secara terbuka tentang status, visi, misi, tugas, motto
dan falsafah yang ditetapkan Puskesmas Matang Suri kepada masyarakat
b.
c.
d.
e.
Membuka
kesempatan
pelayanan
kesehatan
yang
berorientasi
sosial
kemanusiaan
f.
memanfaatkan peluang kerjasama antar berbagai institusi di wilayah setempat, baik lembaga
non pemerintah maupun lembaga pemerintah. Pendekatan secara institusional tersebut antara
lain : kerjasama dalam pengelolaan limbah padat, kerjasama dalam hal pengawasan
pengelolaan, atau melakukan koordinasi secara teknis antar institusi di lingkungan pemerintah
maupun non pemerintah.
1. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)
Program Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UPL) ini memuat upaya-upaya
yang akan dilakukan oleh Pemprakarsa Puskesmas Matang Suri dalam rangka mengelola
dampak lingkungan terhadap komponen-komponen lingkungan yang sensitif. Dengan
pengelolaan dampak lingkungan yang timbul pada parameter lingkungan yang sensitif,
maka dampak (penting) kegiatan operasional yang timbul pada komponen lingkungan
lainnya akan dapat dipantau. Beberapa dampak lingkungan yang dikelola beserta
indikatornya pada tahap operasional.
Tahap Operasional
A. Sumber Dampak
Berdasarkan pada evaluasi dampak lingkungan yang akan dilakukan, maka dampak
lingkungan yang timbul dari berbagai kegiatan pada tahap operasi adalah sebagai
berikut:
BAB-III 8
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
merupakan
tenaga
kerja;
pemasaran;
pemanfaatan
fasilitas;
serta
pengangkutan barang.
3. Komponen Kamtibmas
a.
Keresahan Masyarakat
BAB-III 9
Pencemaran Air
Pengukuran kualitas air tanah dan permukaan di kawasan Klinik
dilakukan dengan
menggunakan nilai baku mutu yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No.
416/ 1990 tentang pengawasan kualitas air bersih. Parameter yang digunakan meliputi
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi. Sifat fisik air yang diukur meliputi :
temperatur, warna, zat padat terlarut, dan kekeruhan. Pada sifat kimia yang diukur
meliputi : besi, pH, kesadahan, mangan, klorida, nitrit dan nitrat. Pada sifat
mikrobiologi yang diukur meliputi koliform tinja, dan total koliform.
b.
Pencemaran Udara
Baku mutu udara ambien yang tercantum dalam PP. No. 41/ 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara menunjukkan parameter yang diukur dalam penentuan kualitas
udara, diantaranya: CO, SO2, NOx, dan debu.
c. Meningkatnya Genangan
Jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan yang berturut-turut berpotensi mengakibatkan
terjadinya genangan. Kemungkinan terjadinya banjir diperkirakan melalui perhitungan
neraca air dengan penggunaan air untuk evapotranspirasi.
2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat akibat adanya kesempatan kerja bagi
masyarakat lokal sekitar kawasan.
b. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tolok ukur dampak berupa besaran nilai pajak dan retribusi daerah dari ijin
pengoperasian Klinik yang harus dibayarkan kepada pemerintah Kabupaten Sambas
sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.
c. Peningkatan Kemacetan Lalu lintas
BAB-III 10
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
Tingkat gangguan perjalanan umum di persimpangan jalan akibat aktifitas lalu lintas
dari lokasi Klinik dengan akses jalan yang digunakan oleh masyarakat umum.
3. Komponen Kamtibmas
a.
Keresahan Masyarakat
Munculnya keresahan masyarakat atau terjadinya konflik sosial di sekitar kawasan
Klinik .
C. Besaran Dampak
1. Komponen Fisik Kimia
a. Pencemaran Air
Limbah cair yang dihasilkan adalah berasal dari limbah Domestik yang berasal dari
aktifitas Klinik sekitar 8 M3 per hari.
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara ambien dan emisi gas buang (misal: debu, gas CO, NOx dan SO2).
2. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan Klinik
sehingga akan
Pengelolaan kualitas air sumur untuk bahan baku air minum akan mengacu pada baku
mutu air Kelas I (PP No. 82 tahun 2001). Teknik pengelolaannya melalui penyaringan
atau pengendapan
b. Pencemaran Udara
Upaya pengelolaan dampak terhadap kualitas udara pada saat tahap operasional
berlangsung dilakukan dengan :
-
Pemasangan tanda peringatan tentang data konsentrasi baku mutu udara ambien dan
emisi gas buang di sekitar kawasan Puskesmas .
c. Genangan Air
Dikelola dengan membuat saluran drainase dan sumur resapan di lokasi Klinik Selain
itu dibuat danau buatan sebagai penampungan air.
B. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Upaya pengelolaan lingkungan peningkatan pendapatan masyarakat adalah sebagai
berikut;
- Mengutamakan rekrutmen tenaga kerja dari daerah sekitar kawasan Klinik untuk
mengisi kebutuhan tenaga kerja pada tahap operasi pembangunan Klinik .
- Melakukan koordinasi/ konsultasi dengan lurah setempat.
- Memberikan upah kerja sesuai dengan tingkat upah minimum kabupaten (UMK)
yang berlaku di Kabupaten Sambas.
b. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Upaya pengelolaan dampak adalah sebagai berikut;
- Melakukan konsultasi dengan Pemerintah Kabupaten Sambas mengenai aspek legal
dalam pembangunan Puskesmas dan fasilitasnya, serta berbagai rencana kegiatan
pendukung.
- Melakukan kewajiban pembayaran kepada instansi yang berwenang (antara lain
Dinas Pendapatan Daerah) tentang pajak dan retribusi yang telah ditentukan oleh
Pemerintah Kabupaten Sambas sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan.
c. Peningkatan Kemacetan Lalu lintas
BAB-III 12
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
BAB-III 13
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
BAB-III 14
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
Mengevaluasi laporan studi teknis pelaksanaan pengelolaan lingkungan sesuai UKLUPL yang disetujui.
b.
Mengevaluasi pemakaian bahan kimia dalam pembangunan fisik Klinik dan fasilitas
pendukung lainnya, pengelolaan limbah padat, cair dan sebagainya yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran.
c.
Melaksanakan inspeksi berkala dan khusus sesuai dengan sifat dan jenis peralatan
pengelolaan limbah padat dan teknik pengelolaan dan pemantauan limbah yang
digunakan.
d.
Bila terjadi konflik lingkungan pada skala lokal/ regional maka Pemerintah Kota
dengan Dinas terkait, dan Polres bertugas mengkoordinasikan upaya penyelesaian
konflik
tersebut.
Pemerintah
setempat
dan
pemrakarsa
bertanggung
jawab
BAB-III 15
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
dipantau. Beberapa dampak lingkungan yang dipantau beserta indikatornya pada tahap
operasional adalah.
Tahap Operasional
Pencemaran Air
1. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Melakukan pemantauan kualitas air hasil pengolahan limbah domestik dari septik tank
sebelum dilepas ke lingkungan umum atau ke badan air penerima limbah cair dari rencana
kegiatan dengan cara melakukan pengambilan sampel.
2. Lokasi PemantauanLingkungan
Lokasi Pemantauan di Wilayah kelurahan Pallima sekitar kawasan Klinik yang meliputi
batas proyek, batas ekologi, dan batas sosial.
3. Periode PemantauanLingkungan
Periode pemantauan 6 (enam) bulan sekali
4. Institusi PemantauanLingkungan
- Pelaksana : Pemrakarsa Klinik Nada Medika
- Pengawas : Badan Lingkungan Hidup kota Pontianak
Pencemaran Udara
1. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Melakukan pemantauan pencemaran udara debu termasuk gas-gas buangan akibat dari
mobilitas dan pemanfaatan fasilitas Klinik sesuai yang ditetapkan PP No. 41 Tahun
1999.
2. Lokasi PemantauanLingkungan
Lokasi pemantauan di Wilayah kelurahan Pallima dan sekitar kawasan Klinik yang
meliputi batas proyek, batas ekologi, dan batas sosial
3. Periode PemantauanLingkungan
Periode pemantauan Setiap enam bulan sekali
4. Institusi PemantauanLingkungan
- Pelaksana : Pemrakarsa Klinik Nada Medika
- Pengawas : Badan Lingkungan Hidup kota Pontianak
Peningkatan Genangan air
BAB-III 16
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014
4. Institusi PemantauanLingkungan
- Pelaksana : Pemrakarsa Klinik Nada Medika
- Pengawas : Dinas Perhubungan Dan Infokom
Untuk Lebih jelasnya program Pemantauan lingkungan hidup (UPL) dan Ringkasan Sumber
dampak, Jenis dampak , Besaran dampak, bentuk upaya lingkungan, Periode Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dan institusi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahap
operasi disajikan pada matrik 4.1.
BAB-III 19
DOKUMEN DPLH Puskesmas Matang Suri, Tahun 2014