Anda di halaman 1dari 7

CASE REFLECTION

MODUL KERUMAHSAKITAN
UNIT SANITASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:
ISMA AWALIA N, S.KG

PEMBIMBING:
DRG. RIFQI RAHMAWAN

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Masalah
Rumah sakit adalah sarana sarana kesehatan, tempat berkumpulnya baik orang sakit
maupun orang sehat, rumah sakit juga dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memmungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI,
2004). Penularan infeksi nosocomial di rumah sakit dapat terjadi baik secara langsung
(cross infection) yaitu, melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga (vector
borne infection) kondisi ini sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat umum.
Antisipasi dari dampak negatif yang tidak diinginkan dari institusi pelayanan kesehatan ini,
maka dirumuskan konsep sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengendalikan factor-
faktor yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya
pengendalian semua factor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan hal-hal
yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan tubuh manusia.
Namun, dalam praktiknya masih banyak rumah sakit yang tidak menyelenggarakan
sanitasi sebagai syarat penyehatan lingkungan, berbagai alasan seperti lahan yang tidak
memadai atau bahkan pendanaan yang tidak cukup, dan lain sebagainya.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki unit sanitasi yang berada
di sebelah barat Gedung menghadap ke jalan raya. Namun lokasi RS yang berada di pusat
kota membuat ruangnya terbatas sehingga tempat sanitasi terlalu sempit dan terdapat kolam
ikan kecil sebagai indicator tetapi tidak terdapat ikannya.
B. Pertanyaan Klinis
1. Apa saja ruang lingkup unit sanitasi rumah sakit?
2. Bagaimana ketentuan unit sanitasi rumah sakit?
3. Bagaimana pengelolaan limbah dari unit sanitasi rumah sakit?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta
berkesinambungan (Siregar, 2004).
2. Sanitasi
Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular
dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi rumah sakit merupakan upaya
pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimiawi, dan biologi rumah sakit yang
menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan
petugas, pasien dan pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit (Depkes RI, 1998).
3. Tugas dan Fungsi Sanitasi
Sanitasi RS bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih,
nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.
BAB III

ANALISIS MASALAH

1. Ruang lingkup sanitasi rumah sakit diatur oleh Kementrian Kesehatan sebagai berikut:
a. Aspek kerumahtanggaan (housekeeping)
b. Aspek khusus sanitasi
c. Aspek dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi
d. Aspek pengendalian serangga dan bintang pengganggu
e. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung rumah sakit
f. Peraturan Perundang-undangan di bidang sanitasi rumah sakit
g. Aspek penanggulangan bencana
h. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium
i. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif
j. Aspek standarisasi sanitasi rumah sakit
2. Ketentuan unit sanitasi
Ketentuan unit sanitasi diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Peraturan Menteri Kesehatan yang baru
mengatur 3 hal utama :
a. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, meliputi ruang bangunan RS,
pencahayaan, penghawaan, kebisingan, kebersihan ruangan, dan lain-lain.
b. Kualifikasi Tenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
c. Penilaian Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Rumah Sakit
3. Pengelolaan limbah rumah sakit meliputi penyehatan air, pengelolaan limbah cair,
pengelolaan limbah padat (sampah) dan gas meliputi persyaratan kuantitas maupun
kualitas air baik fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas (Kepen LH, 1995). Sumber
limbah air rumah sakit dibagi menjadi 3 jenis :
a. Air limbah infeksius : air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti
pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan, penyakit menular dan lain
lain.
b. Air limbah domestic : air limbah yang tidak ada berhubungan dengan tindakan
medis yaitu berupa air limbah kamar mandi, toilet, dapur, dan lain-lain.
c. Air limbah kimia : air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, laboratorium, sterilisasi, riset, dan lain-lain.
Kualitas limbah cair rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus
memenuhi persyaratan baku sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup atau peraturan
daerah setempat. Untuk mengetahui kualitas air limbah di rumah sakit, maka dapat diambil
sampelnya dari bagian IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dengan membuat kolam
kecil.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Lokasi unit sanitasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah tepat berada di samping
gedung sebelah barat, sehingga tidak menyebabkan bau kurang sedap di area rumah sakit.
Namun, tempatnya yang kecil sehingga menyebabkan kurang maksimalnya proses sanitasi
terutama untuk limbah cair. Indicator kolam ikan di dekat bak limbah juga tidak berfungsi
karena tidak terdapat ikan sehingga kita tidak mengetahui kualitas air dari limbah tersebut.

2. Saran

1. Rencana jangka panjang dilakukan pemindahan lokasi karena terlalu terlihat oleh
public disebabkan lokasi tepat dipinggir jalan raya.

2. Indikator kolam ikan sebaiknya difungsikan kembali agar dapat diketahui kualitas
dari air limbah
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Depkes RI. Pedoman Sanitasi Ruah Sakit di Indonesia, Ditjen. PPM & PLP. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI : 1998.
3. Kementrian Kesehatan 2002 Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Halaman
108-113.
4. Menteri Kesehatan RI Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995.
6. Siregar, C. J. P. 2004. Farmasi Rumah Sakit teori dan penerapan. Jakarta: Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai