BAB I. Pendahuluan.
1.1 Latar Belakang .
1.2. Tujuan Pedoman.
1.3. Ruang Lingkup Penyehatan Lingkungan RS.
1.3.1 Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman.
1.3.2. Penyehatan Hygiene sanitasi Makanan dan Minuman.
1.3.3. Penyehatan Air .
1.3.4. Pengelolaan Limbah.
1.3.5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen.
1.3.6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya.
1.3.7. Perlindungan Radiasi.
1.3.8. Promosi kesehatan.
1.4. Batasan Operasional.
1.5. Landasan Hukum.
BAB V. Logistik.
BAB VI. Keselamatan Pasien.
BAB VII. Keselamatan Kerja.
BAB VIII. Pengendalian Mutu.
BAB IX. Penutup.
BAB I
PENDAHULUAN.
Rumah Sakit mempunyai visi “ Menjadi Rumah Sakit Utama Pilihan Masyarakat Malang
Raya karena pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien”. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit sangat penting
dilakukan dalam rangka menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh
terhadap proses penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi mutu
lingkungan rumah sakit. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan
salah satu bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi masyarakat disekitar
rumah sakit.
Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan
penyehatan lingkungan rumah sakit sebagai upaya meningkatkan mutu lingkungan rumah sakit
yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di RS. .
1.3 RUANG LINGKUP PENYEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
Penyehatan ruang bangunan dan halaman dimaksudkan untuk menciptakan suatu kondisi
yang nyaman, bersih, dan sehat di lingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan dampak
negatif yang berupa terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien, pengunjung, dan juga
karyawan rumah sakit. Kondisi ruang bangunan ini, sangat dipengaruhi oleh kualitas udara,
keadaan bangunan dan pengaturan pengisian atau penggunaan ruang itu sendiri. Ruang bangunan
dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar
rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan
dan kegiatan rumah sakit, yang dikelompokkan berdasarkan tingkat resiko terjadinya penularan
penyakit, yaitu :
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat
melanjutkan kehidupannya. Makanan dan minuman yang dibutuhkan harus sehat dalam arti
memiliki nilai gizi yang optimal, juga harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan
pencemar/kontaminan baik secara fisik, biologi, maupun kimia. Kegiatan Penyehatan hygiene
sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit, menekankan terwujudnya kebersihan makanan
dan minuman dalam jalur perjalanannya sampai menjadi makanan dan minuman yang siap saji.
Tujuan penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit adalah tersedianya
makanan dan minuman yang berkualitas baik dan aman bagi pasien/konsumen serta terwujudnya
perilaku kerja yang sehat dan hygienis dalam menangani makanan dan minuman, sehingga
pasien/konsumen dapat terhindar dari resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan dan
keracunan.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman yang dijual
didalam lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa dari luar rumah sakit.
Penyehatan Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Kegiatan Penyehatan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman, antara lain :
2. Penjamah makanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kesehatan (termasuk usap dubur) bagi penjamah makanan
3. Makanan
a) Inspeksi sanitasi makanan mulai dari bahan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan dan
penyajian
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan dan cara
penyimpanan
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jumlah kebutuhan air minum dan
air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah 500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus
terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air bersih rumah sakit ini dapat mencukupi semua
kegiatan medis dan non medis. Upaya penyehatan air di rumah sakit bertujuan untuk menjamin
tersedianya air minum dan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu
adanya pengawasan kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan
sanitasi sarana air bersih dan kualitas air sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk
pengamanan kualitas air. Kualitas air tersebut, harus memenuhi syarat-syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
a. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah sakit
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan a, b, dan c
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian
bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari limbah berbagai unit/instalasi yang ada
dirumah sakit
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang
terdiri dari :
1) Limbah padat non medis
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan k embali
apabila ada tehnologinya.
2) Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat (medis dan non medis), antara lain:
2. Limbah cair.
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air, pihak rumah
sakit diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan. Adapun
parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, pH
dan PO4, sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit.
a. Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak ko ntrol dan pre treatment .
b. Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap hari.
3. Limbah gas.
Adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan
obat citotoksik. Limbah gas/emisi dapat berupa makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke dalam
udara ambien.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Gas, meliputi :
a. Membuat SPO pemantauan limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan
dioksin yang dilakukan 1 (satu) kali setahun
b. Monitoring suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri
patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.
c. Melengkapi peralatan untuk mengurangi emisi gas dan debu.
d. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja
dan meja setrika. Di tempat pencucian/laundry, penumpukan-penumpukan linen kotor dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pekerja laundry dan juga dapat mengotori linen-
linen yang sudah bersih. Kegiatan Pengelolaan Tempat Pencucian Linen, adalah sebagai berikut
b) Monitoring penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian yang
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
c) Membuat SPO pemeriksaan kualitas linen bersih yaitu standar kuman bagi linen bersih
setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 10³ spora spesies Bacilus per inci persegi.
Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya yang biasa disebut dengan vektor,
merupakan masalah rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (serangga dan tikus), dalam program
sanitasi rumah sakit adalah semua jenis serangga dan tikus yang dapat menularkan beberapa
penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan peralatan instalasi rumah sakit.
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya berguna untuk memutus mata
rantai penularan penyakit dan mencegah timbulnya kerugian ekonomi akibat dari rusaknya bahan
pangan dan alat-alat rumah sakit seperti linen, peralatan kantor, dan lain sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu lainnya adalah sebagi berikut:
a. Mengukur kepadatan lalat dan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer (harus
nol).
Rumah sakit merupakan tempat dengan derajat kontaminasi yang cukup tinggi. Kontaminasi
dapat terjadi pada ruangan / udara, peralatan, orang dan bahan. Desinfeksi adalah suatu proses
yang menghilangkan semua mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora)
dengan cara fisik dan kimiawi. Desinfeksi biasanya dilakukan dengan cairan kemical atau
pasteurisasi. Sterilisasi adalah suatu proses menghancurkan atau menghilangkan semua bentuk
mikroorganisme yang hidup termasuk spora dengan cara fisik dan kimiawi.
Kegiatan Desinfeksi dan Sterilisasi antara lain:
1. Monitoring penggunaan bahan desinfektan yang ramah lingkungan dan memenuhi kriteria
tidak merusak peralatan maupun orang.
6. Monitoring petugas sterilisasi dalam penggunaan APD dan penguasaan prosedur sterilisasi
yang aman.
Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik/partikel/elementer dengan kinetik yang sangat tinggi yang
dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit. Pengamanan
dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui
promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan melakukan kegiatan pemantauan,
investigasi, dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusia yang terpajan atau alat
yang mengandung radiasi.
1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman : menciptakan suatu kondisi yang nyaman, bersih,
dan sehat dilingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan dampak negatif yang berupa
terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien, pengunjung, dan juga karyawan rumah
sakit.
2. Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit : semua ruang / unit dan halaman yang ada di
dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
3. Makanan dan Minuman di Rumah Sakit : semua makanan dan minuman yang disajikan dari
dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan; makanan dan minuman yang dijual didalam
lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa dari luar rumah sakit.
4. Air Minum : air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
5. Air Bersih : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari – hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
6. Limbah Padat Non Medis : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada tehnologinya. Limbah Padat Medis : limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah beda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
7. Limbah Cair : semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta darah
yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Limbah Gas : semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat
citotoksik.
9. Insinerasi : suatu proses dimana limbah padat medis dibakar dengan oksigen dari udara dan
diubah menjadi gas hasil pembakaran serta residu berupa abu.
10. Laundry : tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan meja setrika.
11. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu : upaya untuk mengurangi populasi
serangga, tikus dan binatang penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi
vektor penularan penyakit.
14. Sterilisasi : upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimia.
15. Radiasi : emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombangelektromagnetik atau partikel – partikel atau elementer dengan kinetik yang sangat
tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
16. Pengamanan Dampak Radiasi : upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak
radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan melakukan kegiatan
pemantauan, investigasi, dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusia yang terpajan
atau alat yang mengandung radiasi.
17. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan tentang higiene dan sanitasi rumah sakit
kepada pasien / keluarga pasien, pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama serta
masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari, dan mau membiasakan diri
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah
sakit dengan benar.
18. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan tentang yang berkaitan dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya ditujukan kepada
karyawan.
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kessehatan Republik Indonesia No. 715 / MENKES / SK / V / 2003
tentang persyaratan higiene sanitasi jasaboga.
12. Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.986 / MENKES / PER / 1992 tentang
fasilitas sanitasi rumah sakit.
15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.53 tahun 1999 tentang baku
mutu air buangan rumah sakit.
16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-13 / MENLH / 12 / 1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
17. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.Kep.02 / MENKLH / I
/ 1998 tentang air.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 907 tahun 2002 tentang syarat – syarat
pengawasan kualitas air minum.
20. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.
21. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit .
22. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Departamen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2002.
23. Pedoman Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 1993.
1. Pemeliharaan kebersihan ruang bangunan dan halaman ini, dilakukan oleh pihak ke
tiga/outshorsing setiap hari.
3. Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi Ruangan berdasarkan zona resiko dilakukan setiap bulan oleh
petugas sanitasi.
4.2 PENYEHATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN
2. Pemeriksaan usap peralatan makanan dan uji kualitas makanan, dilaksanakan maksimal 6
bulan sekali.
2. Pemeriksaan kualitas air bersih, meliputi air sumur, air tandon, kran d apur, kran OK, kran
Obgyn dan kran Nursery.
3. Pelaporan pengambilan air bawah tanah dilakukan 1 bulan sekali ke dinas pengairan.
5. Penggantian filter unit RO dan filter Depot air minum, dilakukan 6 bulan sekali.
b. Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
c. Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang, dilakukan setiap hari oleh tenaga outshorsing.
d. Pengangkutan dari rumah sakit ke TPA, dilakukan 1 minggu sekali oleh Dinas
Kebersihan Kota.
b. Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
c. Pencatatan volume sampah medis dilakukan setiap kali pengiriman sampah ke TPS dan
sebelum pemusnahan sampah di insinerator.
d. Pemusnahan limbah di insinerator dilakukan setiap hari kerja (senin- sabtu) oleh operator
insinerator.
e. Pencatatan bahan bakar mesin insinerator dan jenis sampah yang dimusnahkan, dilakukan
sebelum kegiatan insinerasi.
f. Pencatatan volume abu sisa hasil pembakaran, dilakukan setiap kali selesai kegiatan
insinerasi dan pada saat pengiriman abu ke pihak ketiga.
h. Pencatatan suhu dan lama waktu kegiatan insinerasi dilakukan setiap kali cicle.
I. Pengolahan Primer
b. Saluran
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap bulan dan icidensial bila ada
kebuntuan yang berupa :
a. Penggelontoran air
b. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
c. Pengambilan endapan
c. Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole).
Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 1 bulan sekali dan icidensial jika ada laporan
kebuntuan.
d. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontoran kotoran,
dilakukan dengan menggunakan air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap
hari.
e. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah luberan dan memaksimalkan fungsinya
dengan penambahan bakteri pengurai. Hal ini dilakukan maksimal 1 (satu) tahun sekali.
a. Bak Screen
Pembersihan bak screen dilakukan 1 minggu sekali untuk mengindari sumbatan-
sumbatan yanag akan mengganggu proses pengolahan air limbah.
b. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan air ke semua permukaan yang kotor
c. Bak Equalisasi
Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup sehingga udara yang
lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan diffuser lainnya.
Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah.
d. Bak Pengendapan
Pemeliharaan bak pengendapan adalah dengan membersihkan mengangkat lumpur ke
permukaan dan membersihkan kotoran/lumut yang men empel pada dinding. Pembersihan
dilakukan setiap 1 bulan. Bila bak aerasi kekurangan lumpur aktif, maka lumpur akan
dikembalikan ke bak aerasi.
2. Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang satu ke unit yang lainnya
kecuali apabila diatur secara otomatis.
6. Memeriksa switchboard.
i. Bak Filtrasi
2. Pemeriksaan emisi insinerator, dilakukan oleh instansi diluar rumah saki t dan dilakukan
maksimal 5 tahun sekali.
2. lainnya, dilakukan icidensial setiap kali ada survelains dan laporan. Pencatatan kegiatan
survelains, pencegahan dan pemberantasan serangga,tikus dan binatang pengganggu
lainnya, dilakukan setiap kali ada kegiatan
1.Pemeriksaan usap lantai, dinding dan peralatan ruangan dengan zona resiko tinggi
seperti : OK, ICU, Nursery, Obgyn dan NBICU, dilakukan maksimal 6 bulan sekali.
2. Pelaksanaan kegiatan desinfeksi ruangan dan peralatan ruangan, dilakukan setiap hari
oleh tenaga outshorsing.
4.8 PERLINDUNGAN RADIASI
2. Pemeriksaan nilai batas dosis (NBD) bagi masyarakat, dilakukan minimal 1 tahun sekali.
4.9 PROMKES
2. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan melalui diklat pegawai minimal 6 bulan sekali.
3. Promosi Kesehatan Lingkungan bagi pasien, pengunjung dan keluarga pasien, dilakukan
secara langsung dan media cetak.