Akreditasi RS Indonesia
Pedoman, Panduan, Kebijakan, SPO, TOR, dan
lain-lain – Bantu Pembiayaan Web ini dengan
KLIK IKLAN .
Search
Primary menu
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN
Post navigation
← Previous Next →
DAFTAR ISI.
BAB I. Pendahuluan.
1.1. Latar Belakang .
1.2. Tujuan Pedoman.
1.3. Ruang Lingkup Penyehatan Lingkungan RS.
1.3.1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman.
1.3.2. Penyehatan Hygiene sanitasi Makanan dan Minuman.
1.3.3. Penyehatan Air .
1.3.4. Pengelolaan Limbah.
1.3.5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen.
1.3.6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya.
1.3.7. Perlindungan Radiasi.
1.3.8. Promosi kesehatan.
1.4. Batasan Operasional.
1.5. Landasan Hukum.
BAB V. Logistik.
BAB VI. Keselamatan Pasien.
BAB VII. Keselamatan Kerja.
BAB VIII. Pengendalian Mutu.
BAB IX. Penutup.
BAB I PENDAHULUAN.
Rumah Sakit mempunyai visi “ Menjadi Rumah Sakit Utama Pilihan Masyarakat
Malang Raya karena pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien”. Pedoman Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit sangat penting dilakukan dalam rangka menjamin mutu
lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh terhadap proses penyembuhan
pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi mutu lingkungan rumah
sakit. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan salah satu
bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi
masyarakat disekitar rumah sakit.
Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan
penyehatan lingkungan rumah sakit sebagai upaya meningkatkan mutu lingkungan
rumah sakit yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di RS. .
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat
melanjutkan kehidupannya. Makanan dan minuman yang dibutuhkan harus sehat
dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal, juga harus murni dan utuh dalam arti
tidak mengandung bahan pencemar/kontaminan baik secara fisik, biologi, maupun
kimia. Kegiatan Penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit,
menekankan terwujudnya kebersihan makanan dan minuman dalam jalur
perjalanannya sampai menjadi makanan dan minuman yang siap saji. Tujuan
penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit adalah tersedianya
makanan dan minuman yang berkualitas baik dan aman bagi pasien/konsumen serta
terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan hygienis dalam menangani makanan dan
minuman, sehingga pasien/konsumen dapat terhindar dari resiko penularan
penyakit/gangguan kesehatan dan keracunan.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman
yang dijual didalam lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa
dari luar rumah sakit. Penyehatan Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah
upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
3. Makanan
a) Inspeksi sanitasi makanan mulai dari bahan, penyimpanan, pengolahan,
pengangkutan dan penyajian
b) Membuat SPO pemeriksaan kualitas makanan (uji MPN)
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan dan
cara penyimpanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kualitas peralatan makanan (uji swab).
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila
dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Jumlah kebutuhan air minum dan air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah
500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus terpenuhi sehingga kebutuhan air minum
dan air bersih rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan non medis.
Upaya penyehatan air di rumah sakit bertujuan untuk menjamin tersedianya air
minum dan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu adanya
pengawasan kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas air sebagai data dasar pemberian
rekomendasi untuk pengamanan kualitas air. Kualitas air tersebut, harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan
radio aktif.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius,
bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari
limbah berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang
terdiri dari :
Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat (medis dan non medis), antara lain:
a) Minimalisasi limbah padat, meliputi:
• Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia
• Monitoring alur penggunaan bahan kimia sampai menjadi bahan berbahaya dan
beracun
b) Pemilahan, pewadahan dan pemanfaatan kembali/daur ulang limbah padat
c) Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat
2. Limbah cair.
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit,
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
serta darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air,
pihak rumah sakit diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu
lingkungan. Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD,
TSS, NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah
cair bagi kegiatan rumah sakit. Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
a. Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol dan pre treatment .
b. Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap hari.
c. Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-kimia sebulan sekali .
d. Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan
sekali.
3. Limbah gas.
Adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan
pembuatan obat citotoksik. Limbah gas/emisi dapat berupa makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau
dimasukkan ke dalam udara ambien.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Gas, meliputi :
i. Membuat SPO pemantauan limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin
yang dilakukan 1 (satu) kali setahun
ii. Monitoring suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri
patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.
iii. Melengkapi peralatan untuk mengurangi emisi gas dan debu.
iv. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
e. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah luberan dan memaksimalkan fungsinya
dengan penambahan bakteri pengurai. Hal ini dilakukan maksimal 1 (satu) tahun
sekali.
f. Pre treatment (Greastrep/Biointerstrep)
Pemeliharaan pre treatment ini, dilakukan setiap 1 minggu sekali yaitu pengangkatan
lemak, minyak dan buih-buih busa yang kemudian kotoran ini dibakar di incenerator.
II. Pengolahan Sekunder
b. Bak Screen
Pembersihan bak screen dilakukan 1 minggu sekali untuk mengindari sumbatan-
sumbatan yanag akan mengganggu proses pengolahan air limbah.
c. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan air ke semua permukaan yang kotor.
d. Bak Equalisasi
Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup sehingga udara yang
lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan diffuser
lainnya. Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah.
e. Bak Pengendapan
Pemeliharaan bak pengendapan adalah dengan membersihkan mengangkat lumpur ke
permukaan dan membersihkan kotoran/lumut yang menempel pada dinding.
Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan. Bila bak aerasi kekurangan lumpur aktif, maka
lumpur akan dikembalikan ke bak aerasi.
f. Bak Pengering Lumpur. Pemeliharaan :
i. Bak Filtrasi
Pemeliharaannya adalah dengan melakukan pembersihan/backwashing minimal 1
bulan sekali dan penggantian media filtrasi minimal 3 bulan sekali.
j. Bak Kaporisasi. Pemeliharaan :
1. Pembersihan secara periodic.
2. Mengukur dosis kaporitisasi dengan tepat.
3. Mengukur kadar klorin bebas sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.
4.5
1. PENGELOLAAN LAUNDRY
Pemeriksaan usap linen bersih laundry dilakukan maksimal 6 bulan sekali.
2. Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan laundry dilakukan maksimal 3 bulan sekali.
4.6
1.
PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG PENGGANGGU
LAINNYA
Pelaksanaan pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
2. lainnya, dilakukan icidensial setiap kali ada survelains dan laporan. Pencatatan
kegiatan survelains, pencegahan dan pemberantasan serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya, dilakukan setiap kali ada kegiatan.
4.7
1.
DESINFEKSI DAN STERILISASI
Pemeriksaan usap lantai, dinding dan peralatan ruangan dengan zona resiko tinggi
seperti : OK, ICU, Nursery, Obgyn dan NBICU, dilakukan maksimal 6 bulan sekali.
4.9 PROMKES
1. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan wawancara langsung kepada
karyawan setiap kali kegiatan.
2. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan melalui diklat pegawai minimal 6 bulan
sekali.
3. Promosi Kesehatan Lingkungan bagi pasien, pengunjung dan keluarga pasien,
dilakukan secara langsung dan media cetak.
This entry was posted in 11.MFK - Manaj. Fas. & Keselamatan and
tagged kesehatan lingkungan by admin. Bookmark the permalink.
Categories
06.MPO - Managemen & Penggunaan Obat akreditasi anak askep case manager
dokumen akreditasi gawat darurat gizi ibu icu IGD IPS
cuci tangan
kebijakan keperawatan kesehatan keselamatan pasien Klinis komite medik
komite medis kredensial Laboratorium medis panduan Pedoman pedoman pelayanan
perbaikan sarana PKRS PMKP ppk PPKlinis prasarana program Prosedur protap
radiologi rekam medis rumah sakit Sarana snars SOP spo standart profesi
tindakan medis wawancara
Search
Categories
00-Khusus / Perdana
01-APK – Akses Pelay. & Kontiunitas
02.HPK – Hak Px & Keluarga
03.AP – Asesmen Pasien
04.PP – Pelayanan Pasien
05.PAB – Pelay. Anestesi & Bedah
06.MPO – Penggunaan Obat
07.PPK – Pend. Px & Keluarga
08.PMKP – Mutu & Keselamatan Px
09-PPI – P. Pengendalian Infeksi
10.TKP – T Kelola & Kepemimpinan
11.MFK – Manaj. Fas. & Keselamatan
12.KPS – Kualifikasi & Pend. Staf
13.MKI – Manaj. Kom. Informasi
14.SKP – Sasaran Keselamatan Px.
15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen
Akreditasi 2012
Artikel Kesehatan
Artikel Lainnya
Gawat Darurat
Intensive Care (ICU)
Kebijakan
Kebijakan RS
Keperawatan
Panduan
Panduan Praktek Klinis
Pedoman Pelayanan
Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan Medis
Pemasaran Rumah Sakit
Persetujuan Tindakan Medik
PKRS – Prom. Kesehatan RS
Program Kegiatan
Regulasi RI
rekam medis
SNARS
SPO – Stand. Prosedur Operasional
Uncategorized
utama
D
O
W
N
L
O
A
D
Copyright © 2020 SNARS – Standart Nasional Akreditasi RS Indonesia
All Rights Reserved.
Theme: Catch Flames by Catch Themes
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN
Primary menu
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN
Post navigation
← Previous Next →
DAFTAR ISI.
BAB I. Pendahuluan.
1.1. Latar Belakang .
1.2. Tujuan Pedoman.
1.3. Ruang Lingkup Penyehatan Lingkungan RS.
1.3.1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman.
1.3.2. Penyehatan Hygiene sanitasi Makanan dan Minuman.
1.3.3. Penyehatan Air .
1.3.4. Pengelolaan Limbah.
1.3.5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen.
1.3.6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya.
1.3.7. Perlindungan Radiasi.
1.3.8. Promosi kesehatan.
1.4. Batasan Operasional.
1.5. Landasan Hukum.
BAB V. Logistik.
BAB VI. Keselamatan Pasien.
BAB VII. Keselamatan Kerja.
BAB VIII. Pengendalian Mutu.
BAB IX. Penutup.
BAB I PENDAHULUAN.
Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan
penyehatan lingkungan rumah sakit sebagai upaya meningkatkan mutu lingkungan
rumah sakit yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di RS. .
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat
melanjutkan kehidupannya. Makanan dan minuman yang dibutuhkan harus sehat
dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal, juga harus murni dan utuh dalam arti
tidak mengandung bahan pencemar/kontaminan baik secara fisik, biologi, maupun
kimia. Kegiatan Penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit,
menekankan terwujudnya kebersihan makanan dan minuman dalam jalur
perjalanannya sampai menjadi makanan dan minuman yang siap saji. Tujuan
penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit adalah tersedianya
makanan dan minuman yang berkualitas baik dan aman bagi pasien/konsumen serta
terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan hygienis dalam menangani makanan dan
minuman, sehingga pasien/konsumen dapat terhindar dari resiko penularan
penyakit/gangguan kesehatan dan keracunan.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman
yang dijual didalam lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa
dari luar rumah sakit. Penyehatan Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah
upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
2. Penjamah makanan
a. Membuat SPO tentang persyaratan seorang penjamah makanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kesehatan (termasuk usap dubur) bagi penjamah
makanan
3. Makanan
a) Inspeksi sanitasi makanan mulai dari bahan, penyimpanan, pengolahan,
pengangkutan dan penyajian
b) Membuat SPO pemeriksaan kualitas makanan (uji MPN)
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan dan
cara penyimpanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kualitas peralatan makanan (uji swab).
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila
dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Jumlah kebutuhan air minum dan air bersih untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah
500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini harus terpenuhi sehingga kebutuhan air minum
dan air bersih rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan non medis.
Upaya penyehatan air di rumah sakit bertujuan untuk menjamin tersedianya air
minum dan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu adanya
pengawasan kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas air sebagai data dasar pemberian
rekomendasi untuk pengamanan kualitas air. Kualitas air tersebut, harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan
radio aktif.
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit, yang
terdiri dari :
Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat (medis dan non medis), antara lain:
a) Minimalisasi limbah padat, meliputi:
• Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia
• Monitoring alur penggunaan bahan kimia sampai menjadi bahan berbahaya dan
beracun
b) Pemilahan, pewadahan dan pemanfaatan kembali/daur ulang limbah padat
c) Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat
2. Limbah cair.
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit,
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
serta darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air,
pihak rumah sakit diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu
lingkungan. Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD,
TSS, NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah
cair bagi kegiatan rumah sakit. Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
a. Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol dan pre treatment .
b. Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap hari.
c. Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-kimia sebulan sekali .
d. Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair (uji petik) setiap 3 bulan
sekali.
3. Limbah gas.
Adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan
pembuatan obat citotoksik. Limbah gas/emisi dapat berupa makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau
dimasukkan ke dalam udara ambien.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Gas, meliputi :
i. Membuat SPO pemantauan limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin
yang dilakukan 1 (satu) kali setahun
ii. Monitoring suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri
patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.
iii. Melengkapi peralatan untuk mengurangi emisi gas dan debu.
iv. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
i. Bak Filtrasi
Pemeliharaannya adalah dengan melakukan pembersihan/backwashing minimal 1
bulan sekali dan penggantian media filtrasi minimal 3 bulan sekali.
j. Bak Kaporisasi. Pemeliharaan :
1. Pembersihan secara periodic.
2. Mengukur dosis kaporitisasi dengan tepat.
3. Mengukur kadar klorin bebas sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.
4.5
1. PENGELOLAAN LAUNDRY
Pemeriksaan usap linen bersih laundry dilakukan maksimal 6 bulan sekali.
2. Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan laundry dilakukan maksimal 3 bulan sekali.
4.6
1.
PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG PENGGANGGU
LAINNYA
Pelaksanaan pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
2. lainnya, dilakukan icidensial setiap kali ada survelains dan laporan. Pencatatan
kegiatan survelains, pencegahan dan pemberantasan serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya, dilakukan setiap kali ada kegiatan.
4.7
1.
DESINFEKSI DAN STERILISASI
Pemeriksaan usap lantai, dinding dan peralatan ruangan dengan zona resiko tinggi
seperti : OK, ICU, Nursery, Obgyn dan NBICU, dilakukan maksimal 6 bulan sekali.
4.9 PROMKES
1. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan wawancara langsung kepada
karyawan setiap kali kegiatan.
2. Promosi Kesehatan Lingkungan dilakukan melalui diklat pegawai minimal 6 bulan
sekali.
3. Promosi Kesehatan Lingkungan bagi pasien, pengunjung dan keluarga pasien,
dilakukan secara langsung dan media cetak.
This entry was posted in 11.MFK - Manaj. Fas. & Keselamatan and
tagged kesehatan lingkungan by admin. Bookmark the permalink.
Categories
00-Khusus / Perdana
01-APK – Akses Pelay. & Kontiunitas
02.HPK – Hak Px & Keluarga
03.AP – Asesmen Pasien
04.PP – Pelayanan Pasien
05.PAB – Pelay. Anestesi & Bedah
06.MPO – Penggunaan Obat
07.PPK – Pend. Px & Keluarga
08.PMKP – Mutu & Keselamatan Px
09-PPI – P. Pengendalian Infeksi
10.TKP – T Kelola & Kepemimpinan
11.MFK – Manaj. Fas. & Keselamatan
12.KPS – Kualifikasi & Pend. Staf
13.MKI – Manaj. Kom. Informasi
14.SKP – Sasaran Keselamatan Px.
15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen
Akreditasi 2012
Artikel Kesehatan
Artikel Lainnya
Gawat Darurat
Intensive Care (ICU)
Kebijakan
Kebijakan RS
Keperawatan
Panduan
Panduan Praktek Klinis
Pedoman Pelayanan
Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan Medis
Pemasaran Rumah Sakit
Persetujuan Tindakan Medik
PKRS – Prom. Kesehatan RS
Program Kegiatan
Regulasi RI
rekam medis
SNARS
SPO – Stand. Prosedur Operasional
Uncategorized
utama
06.MPO - Managemen & Penggunaan Obat akreditasi anak askep case manager
dokumen akreditasi gawat darurat gizi ibu icu IGD IPS
cuci tangan
kebijakan keperawatan kesehatan keselamatan pasien Klinis komite medik
komite medis kredensial Laboratorium medis panduan Pedoman pedoman pelayanan
perbaikan sarana PKRS PMKP ppk PPKlinis prasarana program Prosedur protap
radiologi rekam medis rumah sakit Sarana snars SOP spo standart profesi
tindakan medis wawancara
Search
Categories
00-Khusus / Perdana
01-APK – Akses Pelay. & Kontiunitas
02.HPK – Hak Px & Keluarga
03.AP – Asesmen Pasien
04.PP – Pelayanan Pasien
05.PAB – Pelay. Anestesi & Bedah
06.MPO – Penggunaan Obat
07.PPK – Pend. Px & Keluarga
08.PMKP – Mutu & Keselamatan Px
09-PPI – P. Pengendalian Infeksi
10.TKP – T Kelola & Kepemimpinan
11.MFK – Manaj. Fas. & Keselamatan
12.KPS – Kualifikasi & Pend. Staf
13.MKI – Manaj. Kom. Informasi
14.SKP – Sasaran Keselamatan Px.
15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen
Akreditasi 2012
Artikel Kesehatan
Artikel Lainnya
Gawat Darurat
Intensive Care (ICU)
Kebijakan
Kebijakan RS
Keperawatan
Panduan
Panduan Praktek Klinis
Pedoman Pelayanan
Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan Medis
Pemasaran Rumah Sakit
Persetujuan Tindakan Medik
PKRS – Prom. Kesehatan RS
Program Kegiatan
Regulasi RI
rekam medis
SNARS
SPO – Stand. Prosedur Operasional
Uncategorized
utama
D
O
W
N
L
O
A
D
Copyright © 2020 SNARS – Standart Nasional Akreditasi RS Indonesia
All Rights Reserved.
Theme: Catch Flames by Catch Themes
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN
Home
SNARS
Info Kesehatan
Perdana
Dokumen
Arsip-2012
HCM
Download +
IKLAN