PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28H, disebutkan bahwa
ditegaskan dalam pasal 34 ayat (3) bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan yang layak. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam
Kesehatan Nomor 147 Tahun 2010 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah sebuah
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Dengan fungsi rumah sakit yang sedemikian kompleks, maka rumah sakit menjadi
tempat yang sangat ideal untuk menularkan penyakit. Penularan penyakit tersebut
disebabkan karena adanya kontak terus menerus antara orang sehat, orang sakit, serta
alat-alat kesehatan. Penularan penyakit yang didapat dari rumah sakit disebut dengan
infeksi nosokomial.
Kondisi lingkungan rumah sakit menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi di
rumah sakit (WHO,2002). Hal tersebut juga disebutkan oleh caldeira et al (2015) bahwa
suhu dan kelembaban memiliki hubungan dengan peningkatan jumlah jamur dan
bakteri gram negatif pada kasus bakteremia nosokomial, dimana semakin tinggi suhu
dan kelembaban akan meningkatkan jumlah koloni. Hal ini disebabkan karena suhu dan
patogen.
9
Kesehatan lingkungan rumah sakit diartikan sebagai ang upaya penyehatan dan
pengawasan lingkungan rumah sakit yang mungkin berisiko menimbulkan penyakit dan
kompleks sehingga memerlukan penanganan secara lintas program dan lintas sektor
serta berdimensi multi disiplin, untuk itu diperlukan tenaga dan prasarana yang
memadai dalam pengawasan kesehatan lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2004).
dengan dalih kurangnya dana pembangunan dan pemeliharaan, ada RS yang tidak
Di lain pihak dengan masuknya modal asing dan swasta dalam bidang
spesialis yang qualified, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai contoh,
banyak RS besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air limbah dan sarana
pembakar sampah (incinerator) serta fasilitas cuci tangannya tidak memadai atau sistim
pembuangan sampahnya tidak saniter. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut akan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangang Kab. Maros sebagai salah
satu sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintahan Daerah memiliki peran penting
standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan. Untuk mencapai
pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan serta
Pencemaran dapat terjadi karena rumah sakit menghasilkan polutan baik dalam
rumah sakit juga dapat menjadi tempat penularan penyakit. Penularan dapat terjadi
apabila pengunjung atau pasien yang berkunjung ke rumah sakit terinfeksi oleh kuman
yang terdapat di lingkungan rumah sakit. Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut
Infeksi Nosokomial (Inos). Oleh karena itu, unsur-unsur penunjang proses sangat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Unsur penujang proses yang perlu dikelola
medik ataupun pelayanan penunjang medik. Salah satu program pelayanan penunjang
fisik, kimiawi dan biologis di rumah sakit, yang menimbulkan atau dapat mengakibatkan
pengaruh buruk pada kesehatan jasmani, rohani dan kesejahteraan sosial bagi
petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit. Pelayanan sanitasi rumah
sakit diselenggarakan dalam rangka menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang
mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi nosokomial kepada orang sehat baik
menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
19
penyelenggaraan rumah sakit ramah lingkungan. Penyelenggaraan rumah sakit ramah
lingkungan meliputi :
h. Pengurangan limbah;
c. Sumber daya;
Kebijakan tertulis dan komitmen pimmpinan rumah sakit dimmaksudkan sebagai bentuk
peraturan perundang-undangan.
produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat menimbulkan
8
lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan dan
pemulihan penderita.
Untuk itu sanitasi RS diarahkan untuk mengawasi faktor-faktor tersebut agar tidak
sarana pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker,
fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan, pengawasan,
disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah sakit karena kurang memenuhi syarat
RSUD Salewangang Kab. Maros bulan April 2019 ini meliputi pengelolaan air limbah,
RSUD Salewangang Kab. Maros yang sehat, bersih, aman dan nyaman bagi petugas,
pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit, maka sebagai
hasil kegiatannya disajikan dalam suatu laporan kegiatan pada bulan April tahun 2019.
B. Landasan Hukum
Sampah.
Udara.
19
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 715/MenKes/SK/V/2003 tentang Persyaratan
10. PMK No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pengganti
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor P.56 tahun 2015 tentang Tata Cara
12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor P.68 tahun 2016 tentang Baku
a. Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat bagi rumah sakit baik dari aspek
8
BAB II
19
1. Tanggal 01 - 30 April 2019 : Monitoring Air Bersih ( Pengukuran meteran
air )
8
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
Adapun pengelolaan air limbah yang dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran
debit, suhu serta pH air limbah tgl 1 – 30 April 2019 tidak dilakukan pengukuran
karena alat ukur rusak dan tidak ada pengambilan sampel air limbah untuk
pemeriksaan fisik, kimia dan bakteriologi di bulan April 2019 karena IPAL dalam
perbaikan.
Alat ukur suhu dan pH yang rusak seperti gambar di bawah ini sebagaimana tertuang
pula pada laporan bulan sebelumnya dan pada laporan bulan ini kembali diangkat
karena belum ada realisasi pembelian alat yang baru sehingga kegiatan pengukuran
masih terkendala.
9
Adapun hasil pengukuran sampel air limbah di bulan Maret 2019 sbb :
Hasil Pengujian
Batas Maksimum
No Parameter Satuan Bulan
Yang Diperbolehkan
3 Ket
INLET
A. Fisika
1 Suhu °C - MS 30 °C
B. Kimia
1 pH - 6,5 MS 6,0 - 9,0
2 TSS mg/L 123 TMS 30
3 Amonia Bebas mg/L 0,023 MS 0,1
4 BOD (+) mg/L 90,2 TMS 30
5 COD mg/L 229,49 TMS 70
6 Phosfat mg/L - MS 2
7 Minyak dan Lemak mg/L <0,02 MS 5
C. Mikrobiologi
1 Total Coliform Jumlah/100 mL >160.000 TMS 3.000
OUTLET
A. Fisika
1 Suhu °C - MS 30 °C
B. Kimia
1 pH - 7,32 TMS 6,0 - 9,0
2 TSS mg/L 18 MS 30
3 Amonia Bebas mg/L <0,011 MS 0,1
4 BOD (+) mg/L 16,91 MS 30
5 COD mg/L 33,96 TMS 70
6 Phosfat mg/L - MS 2
7 Minyak dan Lemak mg/L <0,02 MS 5
C. Mikrobiologi
1 Total Coliform Jumlah/100 mL 0 MS 3.000
Limbah cair RS adalah semua limbah cair yang berasal dari rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radio akif oleh
karena itu perlu dilakukan pemantauan IPAL. Dari segi jaringan IPAL juga yang
mengalami kerusakan mengakibatkan buntu sehingga air limbah tidak mengalir ke IPAL
memerlukan perbaikan agar air limbah dipastikan semua mengalir ke IPAL. Seperti
jaringan IPAL utama dan dari instalasi gizi yang mengalami kebuntuan, jaringan diperbaiki
sehingga air limbah yang dihasilkan bisa masuk ke IPAL. Akan tetapi untuk bulan April ini
mesin pompa di IPAL juga rusak sehingga operasional IPAL terganggu dan memerlukan
air limbah. Sedangkan tabel di atas menunjukkan hasil pemeriksaan sampel di bulan
20
Maret 2019 yang indikator MS pada outlet sehingga hal ini merupakan pertanda bahwa
IPAL bekerja dengan baik dalam mengolah air limbah yang masuk.
Salah satu hal penting yang bisa menyebabkan IPAL tidak maksimal apabila debit air
yang masuk sedikit, hal ini menunjukkan adanya masalah pada jaringan sehingga perlu
dilakukan tindakan penyedotan pada bak septik serta mengangkat lumpur dan benda
padat lainnya yang ada di dalam septik tank agar aliran ke IPAL kembali lancar.
Pengelolaan air limbah selain menjadi perhatian pihak RSUD Salewangang kab. Maros,
juga menjadi perhatian dari BLHD sehingga di tanggal 9 April 2019 melakukan
kunjungan untuk memantau kondisi IPAL di RS. Selain pelaporan, juga pengoperasian
IPAL serta hasil pemeriksaan sampel menjadi hal yang menjadi pantauan dan masukan
19
Berdasarkan masukan dari BLHD dan hasil pengawasan dari sanitarian maka dari pihak
manajemen mendatangkan pihak ketiga dan teknisi internal di IPSRS untuk melihat
Demikian pula dengan pengawasan / kontrol internal yang dilakukan oleh sanitarian
secara rutin untuk memastikan bahwa jaringan aman tidak tersumbat dan IPAL
beroperasi dengan baik. Melakukan pembersihan kolam dan mesin dicek kondisinya dan
jika ada yang bermasalah agar segera di laporkan ke pihak manajemen untuk
Selain pada IPAL, dilakukan pula pengawasan dan perbaikan kualitas jaringan IPAL
seperti di instalasi gizi yang banyak menghasilkan limbah cair domestik yang banyak
mengandung minyak dan lemak yang memerlukan pengolahan di IPAL sehingga perlu
20
B. Pengelolaan Limbah Infeksius dan Limbah Domestik
Pada saat kunjungan dari BLHD ke RSUD Salewangang, selain melihat kondisi IPAL juga
melihat keadaan TPS LB3 yang pada saat itu kondisi sudah penuh karena belum ada
pengangkutan di bulan April 2019, jadi kepada pihak BLHD diserahkan pencatatan harian
LB3 yang dilakukan setiap bulan dan neraca limbah yang menunjukkan saldo akhir LB3
yang ada di TPS. Adapun hasil penimbangan LB3 pada tanggal 1 – 30 April 2019 sbb :
19
Jadi per tanggal 30 April 2019 terdapat 12.987 kg LB3 atau 12,987 ton yang menunggu proses
pengangkutan oleh pihak ketiga dalam hal ini PT. Mitra Hijau Asia.
Dengan Neraca Limbah untuk bulan April 2019 seperti pada tabel berikut ini :
LIMBAH DIKELOLA
DISERAHKAN
Periode LIMBAH KETERANGAN KODE MANIFEST
TAHUN 2019 LIMBAH DISIMPAN DI DIMANFAATK DIOLAH DITIMBUN PIHAK
NO. JENIS LIMBAH B3 SUMBER SATUAN PERLAKUAN sebelumnya TIDAK
DIHASILKAN TPS AN SENDIRI SENDIRI SENDIRI KETIGA
( SALDO ) DIKELOLA
BERIZIN
Januari Februari Maret April
DIHASILKAN 2287,0 2226 2069 2268 18.700,0 - -
disimpan di TPS
DISIMPAN DI TPS 9850,0 6424,0 8650,0 10719,0 12987,0 12987 -
LB3
DIMANFAATKAN SENDIRI 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -
1 Limbah Medis RS. Salewangang Kg DIOLAH SENDIRI 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 - -
Kondisi saat ini TPS LB3 menyimpan 12.987 kg limbah medis yang siap diangkut oleh
pihak ketiga yang telah melakukan kesepakat bersama (MoU) dalam pengangkutan. Namun
pada bulan April ini tidak ada kegiatan pengangkutan limbah B3 oleh pihak ketiga karena akan
berakhirnya masa kontrak pada bulan Maret 2019 dan akan dibuat lagi MoU dengan pihak
ketiga untuk rentang waktu kerjasama di tahun 2019 ini. Hal-hal lain yang dianggap perlu
disepakati agar tidak terjadi perbuatan yang bertentangan dengan peraturan antara lain :
- Sebelum melakukan kesepakatan, rumah sakit harus memastikan bahwa: - Pihak pengangkut
dan pengolah atau penimbun limbah B3 memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan
- Jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan pengangkut limbah B3 yang digunakan pihak
pengangkut limbah B3 harus sesuai dengan yang tercantum dalam perizinan pengangkutan
20
- Setiap pengiriman limbah B3 dari rumah sakit ke pihak pengolah atau penimbun, harus
disertakan manifest limbah B3 yang ditandatangani dan stempel oleh pihak rumah sakit, pihak
pengangkut dan pihak pengolah/penimbun limbah B3 dan diarsip oleh pihak rumah sakit.
- Kendaraan angkut limbah B3 yang digunakan layak pakai, dilengkapi simbol limbah B3 dan
Adapun untuk limbah domestik sampai saat ini belum terealisasi masalah gerobak sampah
sehingga cleaning service masih menggunakan gerobak yang kondisinya sudah bocor-bocor
padahal penggunaan gerobak ini semakin meningkat seiring semakin seringnya pelaksanaan
Kegiatan kerja bakti ini dimaksudkan untuk menjaga kebersihan lingkungan di rumah
sakit sekaligus menjaga kehidupan manusia didalamnya. Lingkunngan menjadi bersih dan
sumber penyakit seperti malaria, demam berdarah bisa dihilangkan dan hal ini mengurangi
kemungkinan penyebaran penyakit. Kegiatan kerja bakti secara rutin seperti ini semoga bisa
menjadi kebiasaan yang baik di lingkungan RS apalagi bila disertai dengan bergeraknya
seluruh komponen di rumah sakit mulai dari manajemen sampai ke cleaning service dalam
kegiatan kerja bakti. Koordinasi dengan pihak BLHD juga dilaksanakan dalam hal
pengangkutan sampah domestik apalagi jika kontainer sampah domestik sudah penuh.
19
C. Penyehatan Lingkungan Fisik
Kegiatan penyehatan lingkungan fisik secara rutin di lakukan melalui inspeksi sanitasi di
ruangan dengan pembagian zona dan penanggung jawab masing-masing zona. Akan
tetapi karena keterbatasan alat maka kegiatan penyehatan lingkungan hanya sebatas
pencemaran dan infeksi nosokomial. Dalam kegiatan pengawasan, jika ditemui kondisi
yang tidak memenuhi syarat maka langsung disampaikan kepada cleaning service,
petugas di ruangan maupun pasien atau pengunjung yang ada di sekitar ruangan atau
himbauan agar pasien dan penjaga pasien turut dalam kegiatan menjamin kebersihan di
RSUD Salewangang seperti himbauan yang di pasang di kamar mandi dan di sekitar
tempat sampah.
20
Demikian pula pengawasan sanitasi di titik yag ramai seperti di poli umum dalam hal
penanganan gulma dan perawatan taman agar tampak indah, pembersihan di UGD dan
19
D. Pengelolaan Air Bersih
Pada pengelolaan air bersih ini yang menjadi kegiatan rutin petugas air adalah
20
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan divisi sanitasi lingkungan di RSUD Salewangang kab. Maros, pada
1. Pengolahan Air Limbah sudah berjalan sesuai dengan tugas dari pengelola IPAL hanya
pada beberapa peralatan yang perlu diperbaiki seperti alat ukur suhu dan pH serta mesin
pompa yang tidak berfungsi dengan baik sehingga kondisi IPAL tidak terpantau dari segi
2. Pengelolaan Limbah Infeksius dan Limbah Domestik ; untuk sampah domestik hingga saat
ini pengangkutannya bekerjasama dengan BLHD sehingga koordinasi dan komunikasi tetap
terjalin bilamana dalam monitoring sampah domestik ditemukan adanya bak sampah
{kontainer) yang penuh dan belum terangkut ataukah diangkut tetapi tidak disiapkan
penggantian kontainer serta perbaikan gerobak sampah karena dengan rutinnya kegiatan
kerja bakti memerlukan fasilitas pendukung yang memadai. Adapun sampah infeksius
bekerjasama dengan pihak ke 3 ( Mitra Hijau Asia ) pada bulan April 2019 ini tidak ada
pengangkutan sehingga yang masih tersisa di TPS B3 sebanyak 12 ton lebih dengan rata-
rata timbulan sampah infeksius di bulan ini sekitar 68,9 kg/hari diukur menggunakan
timbangan gantung yang sudah diusulkan penggantiannya dengan timbangan duduk agar
3. Penyehatan Lingkungan Fisik di bulan April 2019 ini ada beberapa spot area yang perlu
Adapun bila ditemukan kondisi yang tidak sesuai maka segera ditindaklanjuti dengan
membenahi.
4. Pengelolaan Air Bersih termasuk kegiatan rutin yang dilakukan bersama teknisi bagian air,
19
B. Saran
Hal yang disarankan pada laporan ini adalah hal – hal yang belum tertangani pada bulan
lalu dan bulan ini agar secepatnya mendapat jalan keluar antara lain :
Alat ukur pH dan suhu pada IPAL perlu alat yang baru karena alat yang sekarang
dipakai sudah mulai rusak dan bisa mempengaruhi fungsi dari alat tersebut.
tim teknis agar debit air limbah yang masuk ke ipal minimal hampir sama dengan
Timbangan duduk untuk mengukur berat sampah infeksius telah diusulkan tetapi
anggaran.
Berbagai kondisi fisik bangunan seperti di instalasi gizi, laundry, perawatan dan poli
Sebaiknya tersedia alat pengukuran kualitas air secara fisik dan kimiawi (Water Test
Kit) yang portable sehingga setiap saat bisa dilakukan pengukuran untuk mengetahui
laboratorium.
20