Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan tekhnologi yang

sedemikian pesat, pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan

yang sangat wajar seiring dengan kesadaran pasien akan hak-haknya.

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks pada

pakar, dan pada modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit

menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu

melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya

manusia yang professional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus memiliki suatu ukuran yang

menjamin peningkatan mutu di sebuah tingkatan. Dalam peningkatan mutu, pelayanan

keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai

pedoman bagi pelayanan perawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana

tindakan lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Salah

satu program yang dibuat adalah program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 1
BAB II
LATAR BELAKANG

Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit, hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien,
akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama pasien di rumah
sakit. Penyebab oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman
yang sudah dibawa oleh pasien sendiri yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial
dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus
ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan
mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin
menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan
yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta
peningkatakn biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin
penting untuk dapat dilaksankan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas pengendalian infeksi di rumah
sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen
pimpinan rumah sakit untuk secara terus-menerus menggerakkan semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan
dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel,
transparan terhadap masyarakat khususnya pada jaminan keselamatan pasien (patient
safety)
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya
manfaat yang dihasilkan apabila kita melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit dengan baik, maka kegiatan program pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit ini harusnya dapat dilaksanakan dalam struktur
organisasi yang kuat dan rapi, yang mampu menyusun dan menjabarkan program
komprehensif, rinci,dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah
sakit secara benar secara benar dan bertanggung jawab. Dibituhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan,dan pembinaan sebagai uapaya menekan kejadian infeksi di
RSUD morotai

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 2
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
ditemkan diatas, maka perlu disusun suatu program pencegahan dan pengendalian
infeksi di rsud dr soeroto nagwi dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 3
BAB III
TUJUAN

1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien,petugas dan keluarga/pengunjung melalui
setiap aktifitas yang berpotensi atau beresiko penyebaran infeksi diantara
pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk
mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan
penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu,
cakupan dan efisiensi pelayanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/ Incident
Rate HAIs) di rumahsakit melalui kegiatan surveilans,investigasi
outbreak/KLB, audit kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan,pedoman, panduan dan atau SOP
tentang PPI melalui kegiatan monitoring di sebuah unit pelayanan.
c. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-
unit pelayanan.
d. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 4
BAB IV
KEGIATAN POKOK

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Menurunkan dan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate HAIs)
1. infeksi pneumonia karena pemakian ventilator/Ventilator Associated
Pneumonia (VAP)
2. infeksi daerah operasi (IDO),
3. infeksi saluran kemih (ISK).
4. PolakepekaanKuman
5. KejadianLuarbiasadanpemunculanulang
6. Plebitis

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :


1. Survelance data infeksi rumah sakit.
2. Investigasi outbreak/wabah / kejadian luar biasa (KLB).
3. Membuat pegkajian resiko infeksi rumah sakit.
4. Monitoring pelaksanaan sterilisasi di rumah sakit.
5. Monitoring pelaksaan manajemen laundry dan linen rumah sakit.
6. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single-use yang
menjadi re-use.
7. Monitoring pembungan sampah-sampah infeksius , cairan tubuh, dan darah.
8. Monitoring pembuangan darah dan komponen darah
9. Monitiring area kamar mayat
10. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum.
11. Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien.
13. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung, dan staf/petugas.
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri.

B. Memaksimalkanpenerapankebijakan, pedomandanatau SPO melaluikegiatan


monitoring di unit pelayanan.
C. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan atau penerapan PPI di unit
atau unit pelayanan melalui :
1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung
penerapan PPI di unit pelayanan seperti pengadaan APD,saran kebersihan
tangan (wastafel, sabun, larutan desinfektan atau antiseptik,tisu,handuk),
pengadaan bedpan washer, diswasher,dll.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 5
2. Melakukan koordinasi dengan bagian PE terkait pengadaan sarana
pendukung penerapan PPI.
D. Meningkatkankwalitas / kompetensipetugastim PPI
E. Pertemuandanrapatkomite PPI

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 6
BAB V
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden IRS/incident Rate HAIs


1. Surveilans IRS
1. Menetapkan jenis survey pada :
a. Saluran pernapasan seperti prosedur dan perlatan terkait intubasi,
dukungan ventilasi mekanis , trakeostomi.
b. Saluran kencing seperti prosedur invasif danperlatan terkait dengan
indweling urinary catheter, sistem drainese urin.
c. Peralatan intravaskuler invasif seperti insersi dan pelayanan kateter vena
sentral.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan type pembalut luka dan prosedur
aseptik.
e. infeksi lain Plebitis

2. MenetapkanMetodesurveilans yang digunakanolehkomite PPI RSUDPulau


morotaisebagaimanadiuraikandalampanduan.

3. Membuat laporan bulanan, dengan menggunakan formulir surveilan (A2)


4. Melaksanakananalisasatiap 3 bulan.

2. Investigasi outbreak/wabah/KLB

Mengumpulkan data

Suatu kejadian disebut outbreak/KLB adalah meningkatnya suatu kejadian ,


kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan adalah :
a. Timbulnya penyakit atau infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak
ada.
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah yang
terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode atau tahun sebelumnya.

3. Membuat pengkajian resiko pengendalian infeksi (ICRA)


Pengkajian resiko pengendalian infeksi terdiri dari tiga tahapan : identifikasi
resiko, analisa resiko, dan evaluasi resiko.
a. Identifikasi resiko, dilakukan oleh komite PPI dengan melibatkan bidang
pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjaminan mutu,
dan Tim patient safety. Identifikasi resiko ini didasarkan pada issue infeksi.
b. Analisa resiko, resiko yang sudah teridentifikasi dilakukan grading dengan
memberikan skro pada probabilitas , dampak dan kesiapan sistem di RS.
Analisa resiko ini dilakukan oleh komite PPI dengan melibatkan bidang

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 7
pelayanan medis, bidang keperawatan pelayanan, unit penjaminan mutu,
dan tim patient safety.
c. Evaluasi resiko adalah tahapan melihat resiko mana yang paling tinggi
nilainya dengan cara skoring resiko probabilitas dengan dampak dengan
kesiapan sistem yang dilakukan oleh komite PPI dengan melibatkan bidang
pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjaminan mutu dan
tim patient safety.

4. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit


Monitoring pelaksanaan sterilisasi dilakukan minimal satu kali tiap bulan meliputi
prosedur penerimaan alat kotor , pembersihan alat, pengeringan, sterilisasi atau
dekontaminasi, pengemasan, pelabelan, kadaluarsa steril alat, penyimpanan
dan pendistribusian alat. Monitoring juga dilakukan terhadap kepatuhan petugas
dalam penggunaan APD , pencataan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan.
Hasil monitoring akan dilaporkan tiap bulan. (Blanko Monitoring terlampir)

5. Monitoring Pelaksanaan Loundry dan Linen Rumah Sakit


Monitoring manajemen linen meliputi kegiatan monitoring pada prosedur linen
kotor. Pemilian linen infeksius dan non infeksius, pencucian, pengeringan ,
penyimpanan dan penditribusian linen serta alur linen kotor dan bersih. Kegiatan
monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan
tiap bulan. (Blanko Monitoring terlampir)

6. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single use yang


menjadi re-use.
Monitoring manajemen peralatan kadaluarsa khususnya peralatan single use
menjadi re-use dilaksanakan terhadap prosedur yang digunakan, daftar dan
jumlah alat single use yang bisa dilakukan re-use, prosedur uji kimia/biologi,
pelabelan steril alat, penyimpanan dan pendistribusian alat. Kegiatan monitoring
dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

7. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh.


Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan
cairan tubuh mulai dari sumbernya ( ruang perawat, laboratorium) termasuk
kantong sampah yang digunakan, sampai dikelola diincenerator atau limbah.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

8. Monitoring pembuangan darah dan komponen darah

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 8
Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan darah dan komponen
darah dari penghasil product laborat sampai ke incenerator

9. Monitoring kamar mayat


Monitoring PPI di kamar jenasah meliputi kegiatan monitoring pada
penatalaksanaan jenasah pasien dengan kasus infeksius , pengunaan APD,
kebersihan lingkungan, serta ketersediaan sarana cuci tangan serta kepatuhan
petugas dalam melakukan kebersihan tangan. Kegiatan monitoring dilakukan
minimal satu kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

10. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum.


Monitoring penerapan kewaspadaan isolasi lainnya termasuk penanganan dan
pengelolaan benda tajam yang dilakukan setiap hari bersamaan dengan
kunjungan ruangan. Meliputi prosedur yang benar tentang pembuangan benda
tajam dan prosedur yang benar tentang penggunaan benda tajam/jarum.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

11. Monitoring dan pelaporan tertusuk jarum


Monitoring dari laporan sampai tindakan yang diambil.

12. Monitoring pelaksanaan isolasi


Monitoring penggunaan ruang isolasi dilakukan dengan melakukan kunjungan
lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang meliputi
ketersediaan atau kelengkapan sarana prasarana. Kepatuhan penggunaan
APD, kepatuhan kebersihan tangan , penetapan pasien, serta pencatatan suhu
dan kelembaban ruangan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap
bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

13. Monitoring hand hygiene pada pasien, penunggu, dan petugas/staf.


a. Monitoring hand hygiene pada pasien dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus
melakukan hand hygine dengan cuci tangan dan kapan dengan hand rubb.
b. Monitoring hand hygiene pada penunggu dilakukan dengan memberikan
informasi kepada penunggu tentang kapan harus cuci tangan dan
bagaimana cara melakukan kebersihan tangan.
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/staf dilakukan dengan audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan
analisanya dibuat setiap bulan.
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri (APD)

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 9
Monitoring penggunaan APD yang dilakukan setiap hari kepada petugas di unit
perawatan terutama di ruangan isolasi, dilakukan bersamaan dengan kunjungan
ruangan. Hasil Monitoring dilaporkan tiap bulan. (Blanko terlampir)

B. Memaksimalkanpenerapankebijakan, pedoman, panduan SPO tentang PPI


Denganmelakukankegiatan monitoring di unit pelayanan

C. Mengembangkanfasilitaspendukungpelaksanaanataupenerapan PPI di unit


pelayananmelalui
1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung penerapan
PPI di unit pelayananan seperti:
a. Pengadaan APD
b. Saranakebersihantangan (wastafel,sabun, larutandesinfektan /
antiseptic, tissue cucitangan)
c. Pengadaan eye washer washer, diswasher,dll.
d. Pengadaantempatsampahinfeksiusdan non infeksius yang
sesuaistandart PPI
e. Pengadaanpojokdahak
2. Rekomendasi PPI dalam pengadaan sarana pendukung PPI akan dibuat dalam
rencana anggaran biaya (RAB) yang disusun oleh komite PPI untuk diajukan
kepada Direktur yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam RAB rumah sakit.

D. Meningkatkankwalitas / kompetensipetugas Tim PPI


1. Membuatuusulanpelatihanbagitenaga IPCN
2. Membuatusulanpelatihan PPI dasarbagitenaga IPCLN
3. Membuatpelatihan (inhouse) bagitenagamedisdan non medis
4. Membuatusulanmengikuti seminar dan work shop eksternal

E. Pertemuandanrapatkomite PPI
1. RapatRutin
Rapatrutinsatubulansekalidenganpesertatim PPI (IPCN, IPCLN)
untukmembahasevaluasikinerjamasalahdanpemecahannya, sertaevaluasi,
rekomendasi, dantindaklanjutdaripemecahantersebut.
2. Rapatkomite
Rapatpokjadilaksanakantigabulansekali
3. RapatIsidentil
Rapatisidentildiselenggarakansewaktuwaktubilaadamasalahatausesuatuhal
yang perludibahasseger

BAB IV

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 10
SASARAN

Sasaran program dengan melibatkan :


1. Seluruh staf RS
Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan pelayanan
kepada pasien baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
2. Pasien dan keluarga.
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta
dalam upaya pencegahan dan pengendalian edukasi diberikan secara langsung
(face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam bentuk
penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung.
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RS
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi
pasien-pasien menular,immunocompromissed, maupaun tentang upaya lain
yang berhubungan dengan PPI.

A. Menurunkan angka insiden IRS/Incident Rate HAIs.


1. Surveilans IRS
a. Angka insidenplebitis< 10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter vena
sentral (<15‰ ) dalam satu periode tertentu (1 bulan).
b. Angka insiden ISK <10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter urine
menetap (<4,7‰) dalam dalam satu periode tertentu (1 bulan) meliputi
ruang intensifICU, ruang perawatan
c. Angka insiden IDO <2 kasus-100 tindakan operasi (<2%) meliputi semua
pasien paska operasi di RSUD drSoeroto yang sedang dirawat dan
setelah pasien keluar dari RS yaitu dipoli (bedah dan kebidanan)
2. Investigasi outbreak/ KLB.
Sasaran surveilans kuman multiresisten adalah menurunnya angka insiden
seperti ESBL (extented spectrum beta lactamase), MDRO (Multi Drug
Ressitant Organism), MRSA (Meticllin Resistant Staphyloccoccus
aureus),yaitu pada pasien yang sudah dinyatakan infeksi dan atau dicurigai
infeksi yang sedang dirawat di semua ruang perawatan , dengan pemerikaan
kultur mikrobiologi sasaran pencapaiannya adalah tidak ditemukan kuman
multiresisten (0%) dalam 6 bulan.
3. Audit kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua
petugas baik medis maupun non medis seperti dokter,perawat, petugas
radiologi, petugas laboratorium, petugas fisioterapi, petugas kebersihan, dan

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 11
peserta didik yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit
rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap. Sasaran pencapaian kepatuhan
kebersihan tangan adalah >80% dalam jangka waktu 3 bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan
khususnya di ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan
bersamaan dengan kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah
80% dalam bulan.
c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap
waktu tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit
pelayanan untuk melihat apakah sarana dan prasarana pendukung di
semua unit tersedia, tidak lengkap atau salah/ tidak digunakan. Sasaran
pencapaiannya adalah >80% dalam waktu 3 bulan.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
dibagi dalam kategori yaitu staf baru dan staf lama (medis dan non medis),
pasien, keluarga pasien/pengunjug, serta petugas/pekerja non petugas
RSUD pulau morotai yang tidak mengalami pasien langsung, tetapi berada
di lingkugan rumah sakit seperti pegawai bank, petugas parkir, dan petugas
kantin.

a. Staf Baru :
Staf baru tidak dibedakan perawat , dokter atau staf lain diberikan
edukasi PPI saat mereka memulai bekerja atau mulai menjadi karyawan
di RSUD pulau morotai
Kegiatan ini bekerja sama dengan diklat dan SDM. Sasaran pencapaian
adalah semua staf baru yang akan bekerja di RSUD pulaumorotai sudah
teredukasi PPI (100%).
b. Staf lama.
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pengendalian infeksi akan
dilakukan infentarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani
edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui siapa yang belum
menjalani edukasi. Peningkatan pengetahuan untuk seluruh staf dalm
bentuk inhouse training PPI sehingga mempunyai persepsi dan
pemahaman yang sama untuk mengendalikan infeksi. Staf yang telah
teredukasi sebelumnya dalam kurun waktu satu tahun harus meng-upate
sertifikat pelatihannya. Sasaran pencapaian adalah >80% staf sudah
teredukasi PPI dalam waktu 1 tahun. Materi penggunaan APD,
penempatan pasien infeksius/immonocompromissed , dan implementasi
perawatan pasien infeksius/immonocompromissed.
c. Peserta didik.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 12
Pelaksanaan program edukasi bagi peserta didik (dokter residen, dokter
muda , mahasiswa keperawatan dan non keperawatan), diberikan saat
pertama kali kegiatan orientasi dan praktek klinik diRSUD pulau morotai.
Sasaran pencapaian adalah semua peserta didik sudah teredukasi PPI
sebelum praktik klinik di RSUD pulaumorotai (100%) dalam satu tahun.
d. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet
oleh IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke
unit pelayanan perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di RS, dan pengelolaan penyakit infeksi di
RS. Sasaran pencapaian edukasi kepada pasien adalah lebih dai 80%
pasien yang sedang dirawat dapat teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.

e. Pengunjung.
Kegiatan edukasi pengunjung dilakukan di poliklinik rawat jalan dan
ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan penyebaran
penyakit infeksi di RS , kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit
seperti penyakit menular, DM, peyakit jantung, dll. Sasaran pencapaian
edukasi kepada pengunjung adalah lebih dai 80% pengunjung dapat
teredukasi PPI dalam waktu 3 bulan.
f. Kantin.
Edukasi kepada karyawan kantin yang berapa di lingkungan diberikan di
kelas oleh IPCN atau langsung saat kunjungan ke kantin yang melayani
pasien, pengunjung, atau keluarga pasien, atau petugas RS. Sasaran
pencapaian edukasi kepada karyawan kantin adalah lebih dai 80% sudah
teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.
g. Petugas lainnya (Bank, Parkir, dll).
Sasaran pencapaiannya adalah lebih dai 80% petugas bank dan parkir
sudah teredukasi PPI dalam waktu 1 tahun.

B. Memaksimalkan Kepatuhan dalam Penerapan Kebijakan, Pedoman dan/ SOP


tentang PPI di semua unit pelayanan.
1. Area Pelayanan
a. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit.
Sasaran yang dicapai adalah seluruh lingkungan RS yaitu semua
lingkungan di unit-unit pelayanan dan lingkungan di sekitar RS.
b. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit.
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi sterilisasi sentral (ISS) yang
meliputi petugas,alat-alat,mesin dan lingkungan ISS.
c. Monitoring pelaksanaan manajemen linen rumah sakit.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 13
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi Binatu yang meliputi
petugas,linen,alat-alat/mesin dan lingkungan.
d. Monitoring pelaksanaan pelayanan gizi.
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi gizi meliputi petugas, bahan
makanan mentah, makanan jadi, alat-alat mesin dan lingkungan.
e. Monitoring pelaksanaan PPI kamar jenasah.
Sasaran yang dicapai adalah di instalasi gizi meliputi petugas, bahan
makanan mentah, makanan jadi, alat-alat mesin dan lingkungan.
f. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa
khususnya tentang pelaratan single yang menjadi re-use.
Sasaran yang dicapai adalah di ISS dan HD meliputi peralatan single
use yang bisa dilakukan re-use tube, dialyzer,.
g. Monitoring pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh.
Sasaran yang dicapai adalah di ruang-ruang perawatan,
laboratorium.
h. Monitoring penanganan pembuangan darah dan komponen
darah.
Sasaran yang dicapai adalah di laboratorium, meliputi petugas, darah
dan komponen darah serta lingkungan disekitarnya.
i. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum.
Sasaran yang dicapai adalah di ruang perawatan, laboratorium dan
incenerator meliputi petugas , tempat sampah benda tajam, dan
lingkungan
j. Monitoring penggunaan ruang isolasi.
Sasaran yang dicapai adalahruangmelatidanruangmawar,
penggunaan APD petugasdanpengunjung..
k. Monitoringruangintensif.
Sasaran yang dicapai adalah petugas dan pengelolaan pasien di
ruang intensif.
l. Monitoring kamar operasi.
Sasaran yang dicapai adalah di pada petugas pengelolaan pasien di
kamar operasi terutama tentang pengelolaan pasien dengan kasus
penyakit menular.
m. Monitoring Pelaksanaan renovasi/ rekonstruksi bangunan di RS
Sasaran yang dicapai adalah bila ada kegiatan renovasi seperti
pembongkaran gedung, perbaikan gedung, penambahan bagian dari
gedung utama dan pembangunan gedung baru.
n. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi
ambulance.
Sasaran yang dicapai adalah di unit ambulance khususnya ambulace
transpor pasien dari dan keluar Rumah sakit.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 14
2. Area Staf
a. Monitoring pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum.
Sasaran yang dicapai adalah di ruang perawatan, HD, laboratorium,
dan radiologi meliputi hasil dokumentasi pencatatan dan pelaporan
insiden sehingga semua insiden dapat terlaporkan 100%.
b. Monitoringkesehatan karyawan.
Sasaran yang dicapai adalah di semua unit pelayanan meliputi
semua petugas RSUD pulaumorotai terutama di unit pelayanan yang
beresiko tinggi seperti OK,HD,intensif, ISS, dan luondry,
pengelolasampahinfeksius.

C. Mengembangkanfasilitaspendukung
Seluruh unit pelayanantercukupisaranadanprasaranapendukungPPI
dapatterpenuhi 100%

D. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI.


1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.
Sasaran yang dicapai adalah 100% dari semua petugas IPCN ( 2 orang)
dapat mengikuti pendidikandanpelatihan IPCN dalam 1 tahun.
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN.
Sasaran yang dicapai adalah 100% ( 16 dari petugas IPCLN) dapat
mengikuti dan memiliki sertifikasi pelatihan PPI dasar dlm 1 tahun.
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang
PPI bagi seluruh petugas Rumah Sakit (medis dan non medis)
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas RSUD pulaumorotai dapat
mengikuti kegiatan in house training dengan kegiatan dapat terlaksana
minimal 1 kali dalam 1 tahun.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 15
I. JADWAL KEGIATAN

Terlampir

II. EVALUASI

Evaluasipelaksanaankegiatandilakukan setiap 6 bulansekali/ 2 kali setahun yang


dilakukanoleh IPCN (perawatpengendaliinfeksi) dibawahkoordinasi Tim PPI

1. Evaluasi proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.

2. Evaluasi hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feedback oleh
direksi dalam hal ini direktur dan keperawatan untuk dilakukan tindak
lanjut oleh komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan
dilakukan feedback oleh direktur rumah sakit.

III. PENCATATAN, PELAPORAN

A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan
hasil audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan
SOP/kebijakan PPI dan monitoring penerapan PPI disemua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
Komite PPI

B. Pelaporan
1. Setiap 1 bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI
untuk didiskusikan dengan Komite PPI. Dan data dianalisatiap 3 bulan
selanjutnya laporan dikirim Direktur Rumah Sakit umum pulaumorotai
ditembuskan kesemua direksi, Bidang keperawatan, bidang pelayanan
medis, dan unit mutu.
2. Data dikumpulkan selama periode 6 bulan , dianalisa dan didiskusikan
dengan tim PPI dan komite PPI, dan selanjutnya dibuatkan laporan yang
dikirim yang dikirim direktur rumah sakit ditembuskan ke semua direksi
bidang keperawtanm bidang pelayanan, medis dan unit penjamin mutu.

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 16
3. Setiap 6 bulanhasilanalisadilaporkankedirektur, dan semua pelaksanaan
program komite PPI dibuatkan laporan tahunan yang akan dikirim kepada
direktur Rumah SakitUmum pulaumorotai

IPCN

Feed back Tiapbulan

Komite PPI

Feed back Tiap 6 bulan – 1 tahun

Direkturmengetahui PMKP

Gambar
AlurPelaporankegiatan program PPI

Ditetapkan di
Morotaiselatan,4 Agustus2017

DIREKTUR KETUA KOMITE PPI


RSUD MOROTAI RSUD MOROTAI

dr.JULYS GISCARD KROONS dr. INTAN IMELDA E.TAN


PEMBINA TK. I PEMBINA
NIP . 19800704 2008041 001 NIP : 19800809 2014 10 2001

Program Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RSUD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017 17

Anda mungkin juga menyukai