Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai Institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan keluargnya serta semua petugas di
rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit, sehingga semua kasus infeksi yang
terjadi murni karena infeksi yang terjadi bukan karena perawatan di rumah sakit. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah
sakit.

Program pengendalian infeksi didisain untuk mendukung pusat pelayanan


kesehatan dalam upaya menyediakan kualitas lingkungan yang aman dan nyaman untuk
semua pasien dan masyarakat yang dilayani, dengan menerapkan kegiatan kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian serta biaya pengobatan yang berhubungan dengan infeksi pada pelayanan
kesehatan (health care associated infection)

II. LATAR BELAKANG


Angka infeksi yang terjadi di rumah sakit bisa semakin tinggi dan jumlah hari rawat
yang semakin panjang bisa disebabkan oleh karena infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan, maka perlu dilakukan suatu control dan pengendalian infeksi
dalam intern rumah sakit. Disamping dapat menjadi akibat infeksi nosokomial rumah sakit
yang dapat menanggung biaya yang tinggi hal tersebut menjadi tanggung jawab komite
pencegahan dan pengendalian infeksi (Komite PPI) sebagai pioner dalam pengendalian
infeksi di rumah sakit.

Komite PPI haruslah tanggap dalam menanggulangi terjadinya infeksi di rumah


sakit akibat pelayanan kesehatan yang tidak adekuat yang dapat merugikan pasien dan
rumah sakit sendiri. Oleh karena itu penting bagi rumah sakit untuk pendukung program
program Komite PPI agar kasus kasus infeksi yang tak seharusnya terjadi di rumah sakit
dapat dikendalikan sehingga pelayanan pada pasien dan masyarakat akan semakin
bermutu dan dapat diakui.
Seiring dengan perkembangan tehnologi informasi dan persaingan bisnis rumah
sakit yang semakin ketat dimana tuntutan masyarakat yang tinggi akan pelayanan
kesehatan yang bermutu maka sepantaslah kita membuat program PPI yang dapat
membantu rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Untuk membantu meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien,


keluarga, dan petugas kesehatan sehingga mereka merasa nyaman dan aman dirawat
dan bekerja dalam lingkup rumah sakit

2. Tujuan Khusus
a. Mencegah terjadinya infeksi nosocomial dengan beberapa kegiatan yang bersifat
kebersihan lingkungan kerja dan kebiasaan kerja yang aman.
b. Menyiapkan data infeksi di rumah sakit melalui tindakan surveilans yang dilakukan
terhadap kasus kasus yang spesifik dapat menimbulkan infeksi nosokomial.
c. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petugas rumah sakit, pasien, penjaga
pasien dan pengunjung.
d. Terkontrolnya penggunaaan antibiotic yang bijaksana dan rasional sehingga tepat
dalam pemberian terapi dengan pasien-pasien yang memeng membutuhkan
antibiotic yang tepat, bijaksana dan rasional di rumah sakit.
e. Membandingkan data yang ada di rumah sakit dengan rumah sakit lain sehingga
dapat mengukur tingkat keberhasilan dalam penanganan infeksi di rumah sakit.

IV. MANFAAT PROGRAM


1. Meningkatkan kualitas kerja dari petugas kesehatan di rumah sakit dan mencegah
terjadinya infeksi yang tak perlu kepada pasien dan keluarganya
2. Untuk mengukur tingkat kepatutan petugas, terhadap teknik-teknik aseptis, dan
kepatuhan hand hygiene pada perawat, dokter, peserta didik, cleaning services,
penjaga pasien dan pengunjung.
3. Terdokumentasinya semua kegiatan PPI
4. Sebagai acuan dalam pencapaian target setiap kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi.
5. Menghindari duplikasi wewenang dan tanggung jawab atau grey area.
6. Memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi setiap kegiatan.

V. PROGRAM POKOK KOMITE PPI


1. Monitor kewaspadaan standar
2. Melakukan Surveilans
3. Melaksanakan langkah-langkah pencegahan infeksi
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Monitoring Penggunaan antibiotik yang rasional

VI. RINCIAN PELAKSANAAN PROGRAM


1. Monitoring kewaspadaan standar (kewaspadaan isolasi dan kewaspadaan berdasarkan
trnasmisi
1.1 Melakukan pengawasan terhadap kebersihan tangan/cuci tangan.
1.2 Penggunaan APD,
1.3 Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan produk darah
1.4 Monitoring peralatan kadaluarsa, single-use menjadi re-use.
1.5 Monitoring sterilisasi peralatan pasien di rumah sakit.
1.6 Monitoring manajemen laundry dan linen.
1.7 Kesehatan karyawan.
1.8 monitoring pelaksanaan Penempatan pasien ( isolasi pasien ).
1.9 Etika batuk.
1.10 Penyuntikan yang aman dan pembuangan benda tajam dan jarum 1.
1.11 Monitoring kegiatan pelayanan makanan.
1.12 monitoring pembongkaran, Pembangunan dan renovasi.
1.13 Membuat jadwal monitoring
1.14 Mengumpulkan data dan dokumentasi lapangan.
1.15 Membuat analisa.
1.16 Membuat laporan
2. Melakukan surveilans HAIs.
2.1 Menetapkan jenis survei yang akan dilakukan.
2.2 Membuat kriteria survey.
2.3 Menetapkan target survey.
2.4 Membuat j adwal survey.
2.5 Mengumpulkan data surveilans yang dikumpulkan dan metode survey.
2.6 Melakukan sensus harian.
2.7 Membuat laporan bulanan.
2.8 Melakukan analisa per 3 bulan

3. Pendidikan dan Pelatihan


3.1 Menentukan sasaran pelatihan.
3.2 Membuat jadwal pelatihan.
3.3 Dokumentasi pelatihan.
3.4 Membuat laporan
4. Melaksanakan langkah-langkah pencegahan
4.1 Melakukan edukasi teknik aseptis sebelum melakukan tindakan.
5. Monitoring penggunaan antibiotik yang rasional.
5.1 Mendata jumlah dan jenis antibiotik yang digunakan di rumah sakit.
5.2 Menentukan jumlah kuman dan jenis kuman yang paling tinggi diidentifikasi
pada jumlah pasien di rumah sakit.
VII. SASARAN
1. Monitoring kewaspadaan standar
1.1. Cara melakukan Hand Hygiene yang benar

1.2. Penggunaan APD yang tepat

1.3. Pembuangan sampah dan limbah yang benar oleh seluruh petugas, pengunjung
2. Melakukan Surveilans.

2.1 IDO (Infeksi Daerah Operasi).


2.2 ADP (Infeksi Aliran Darah Primer).
2.3 Plebitis.
2.4 VAP (Ventilator Associated Pneumonia).
2.5 ISK (Infeksi Saluran Kemih)

3. Pendidikan dan pelatihan

3.1. Dokter, perawat, petugas lain, Pasien, dan keluarga pengunjung dapat melakukan
hand hygiene

3.2. Petugas IPCN dan IPCLN ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit

4. Melaksanakan langkah-langkah pengendalian infeksi

4.1. Teknik aseptik terhadap pemasangan CVL, Ventilator,Urine kateter, dan tindakan
operasi.

5. Monitoring Penggunaan antibiotik yang bijaksana dan rasional

5.1. penggunaan antibiotik oleh dokter di rumah sakit sesuai indikasi, sesuai target,
sesuai regimen dan sesuai dosisnya.

VIII. JADWAL KEGIATAN


Jadwal kegiatan Komite PPI terlampir dalam bentuk excel, dimana kegiatan untuk
tahun 2017 ini diprioritaskan pada kegiatan peningkatan pengetahuan tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi juga diharapkan peningkatan kesadaran bagi semua pihak yang
berhubungan dengan umah sakit akan pentingnya kebersihan dan peningkatan daya tahan
tubuh sehingga bila ada kuman penyakit dapat tereliminasi dahulu dengan sistem
pertahanan tubuh kita
IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Semua data PPI yang berhubungan dengan kegiatan audit Hand Higiene, kegiatan
surveilans dan kegiatan pendidikan dan pelatihan Komite PPI yang telah berlangsung
pada tahun 2017 akan dievaluasi kmbali untuk menjadi acuan kerja di program kerja
Komite PPI 2018 ini sehingga capaiannya dapat meningkat dan hambatan hambatan yang
terjadi sebelumnya dapat diminimalisir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan bersama.

X. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM


Monitoring dilakukan terhadap semua kegiatan yang direncanakan baik dalam
bidang pendidikan maupun surveilans dan kepatuhan dari petugas kesehatan di rumah
sakit sehingga angka kesakitan dan kematian akibat infeksi dapt diturunkan. Dan evaluasi
harus dilakukan untuk mengetahui tingkat capaian ang telah dilakukan selama ini apakah
ada hambatan dan rintangan yang harus dihadapi sehinga program program komite PPI
dapat terealisasi dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat terwujud.

XI. PENUTUP
Agar pencapaian program-proram komite PPI dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan maka perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, tenaga
yang berkompoten, terlatih dan berdedikasi tinggi, serta dukungan managemen yang
sangat kuat sehinga program program ini dapat berjalan sesuai yang diinginkan sehingga
tujuan dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dapat terwujud sesuai rencana.
Lampiran 1

JADWAL PROGRAM BESAR PANITIA PPI (IPCN)


RSU YARSI PONTIANAK 2017

BULAN
NO JENIS PROGRAM

Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1. Monitoring kewaspadaan standar
2. Melakukan Surveilans
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Melaksanakan langkah-langkah pengendalian infeksi
5. Monitoring Penggunaan antibiotik yang bijaksana dan
rasional

Pontianak, 4 Maret 2017

Mengetahui

IPCN RSU Yarsi Pontianak Ketua komite PPI

Astuti Wiharniaty, Skep. Ners Dr. Imelda Ika Aprilia


BAB I
PENDAHULUUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian infeksi di RSU Yarsi Pontianak meliputi upaya pencegahan dan
menekan angka kejadian infeksi ke tingkat serendah-rendahnya. Pengendalian infeksi
merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan di RSU Yarsi Pontianak kepada
masyarakat dengan menggunakan angka kejadian infeksi yang terjadi di rumah sakit dan
yang lebih sering dikenal dengan infeksi nosocomial. Infeksi ini dapat terjadi saat di
rumah sakit di mana pasien mendapatkan pelayanan tindakan medik maupun tindakan
keperawatan. Sumber penularan infeksi rumh sakit dapat berasal dari kondisi ruangan/
bangunan, peralatan, air, pasien maupun petugas rumah sakit.

Kejadian HAIs ( Healtcare Assotiated Infections ) dan lebih sering dikenal dengan
infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi selama perawatan di rumah sakit
maupun pelayanan kesehatan lainnya atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah
sakit di mana pada saat pasien masuk tidak mengalami infeksi dan tidak dalam masa
inkubasi dan bias terjadi pada saat pasien pulang. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit
mungkin tidak menyebabkan kematian pasien tetapi dapat menjadi penyebab penting
pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Ini yang menyebabkan pasien biasa
membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, di samping pihak rumah sakit
juga mengeluarkan biaya lebih besar. Ditambah pasien rumah sakit Yarsi Pontianak
khususnya lebih banyak menerima pasien BPJS sehingga jika pasien dengan HAIs di
rawat lebih lama sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit Yarsi
Pontianak khusunya. Monitoring kejadian infeksi untuk program kerja tahun 2017 lebih
diprioritaskan.

Keterlibatan lintas professional sangat diperlukan, yaitu meliputi staf medis,


perawat, petugas laboratorium, petugasfarmasi, petugas gizi, petugas pemeliharaan
material, petugas sanitasi, dan petugas house keeping, sangat diperlukan dalam program
PPI dengan baik.
B. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud
Program Kerja dan Anggaran ini disusun dengan maksud memberikan gambaran
jelas kepada Pimpinan tentang seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh tim
PPI selama kurun waktu Tahun Anggaran 2018.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum.
Program kerja disusun bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
melalui pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang akan
dilaksanakan oleh semua bagian, meliputi kualitas pelayanan, manajemen
resiko,clinical govermence, serta kesehatan dan keselamatn kerja.
2) Tujuan Khusus
a) Terlaksananya koordinasi yang berkesinambungan antar anggota Tim PPI dan
antara Tim PPI dengan bagian/ Departemen terkait.
b) Terlaksananya kegiatan ronda Tim PPI yang mengikutsertakan bagian dan
profesi lain yang berkaitan di RSU Yarsi Pontianak
c) Terlaksananya kegiatan bidang tata usaha Tim PPI RSU Yarsi Pontianak.
d) Terlaksanya kegiatan dibidang mikrobiologi.
e) Terlaksanya kegiatan bidang surveilans
f) Terlaksananya kegiatan Bidang Kefarmasian yang berhubungan dengan
pencegahan dan Pengendalian infeksi di lingkungan RSU Yarsi Pontianak.
g) Terlaksananya pengawasan terhadap kegiatan bidang Sterilitas dan laundry di
RSU Yarsi Pontianak.
h) Terlaksananya Pengawasan kegiatan PPI yang berhubungan dengan K3 dan
Kesling di RSU Yarsi Pontianak.
i) Terlaksananya pengawasan terhadap kegiatan bidang Taud RSU Yarsi Pontianak
yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian Infeksi.
j) Terlaksananya pengawasan terhadap penyelenggaraan makanan mulai dari
k) Terlaksananya kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
rangka pengendalian infeksi meningkatkanpengetahuan tentang pencegahan
dan pemulasaran jenazah yang tepat sesuai prosedur yang telah ditetapkan di
RSU Yarsi Pontianak.
i) Menurunkan angka kejadian infeksi di RSU Yarsi Pontianak.

3. Dasar
a. Pedoman Pencegahan dna pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya (Kesiapan Menghadapi Emerging Infections Disease).
b. Pedornan pelayanan Pencegahan dan pengendalian infeksi RSU Yarsi Pontianak.

4. Dasar
a. Staf adalah seluruh professional RSU Yarsi Pontianak yang terdiri dari Pegawai
swasta tetap, tenaga Honorer, tenaga magang.
b. Pasien adalah orang yang menerima perawatan di RSU Yarsi Pontianak baik Rawat
Jalan maupun Rawat Inap.
c. Pengunjung adalah Pengantar, penunggu, ataupun pembesuk pasien.
d. Zona adalah bagian dari area kerja Tim PPI di RSU Yarsi Pontianak yang
terdiri dari beberapa bagian unit Kerja maupun ruangan.
BAB II

PROGRAM KEGIATAN

A. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai Tim PPI tahun 2017-2018 adalah sebagai berikut :

1. Bidang Tata Usaha


1.1 Melaksanankan kegiatan surat menyurat, dokumentasi, pengarsipan, dan tata usaha
kantor lainnya, serta pembinaan administratif umum sehari-hari dalam organisasi
Tim PPI.
1.2 Menyelenggarakan kegiatan administratif keuangan Tim PPI.
1.3 Mengkoordinasikan, mengendalikan dan membina segala ketatausahaan.

2. Bidang Mikrobiologis.
2.1 Melaksanakan pemetaan kuman terhadap sampel pasien rawat inap.
2.2 Melaporkan hasil pemeriksaan kepada Ketua Komite yang selanjutnya menjadi
bahan laporan kepada Direktur RSU Yarsi Pontianak.

3. Bidang surveilans
1) Melaksanakan ronda Tim PPI.
2) Melalui IPCN dan IPCLN melaksanakan pemantauan kejadian infeksi di ruang
rawat inap yanf meliputi HAP, ISK, ILO, infeksi jarum infuse dan kejadian
dekubitus.
3) Melaksanakan pemantauanterhadap penanganan kejadian pajanan.
4) Melaksanakan pengawasan pada pemakaian alat dan bahan sesuai prosedur baik
yang single use maupun reuse
4. Bidang kefarmasian.
1) Memonitor penggunaan antibiotik yang bijaksana dan rasional sesuai dengan
generasi Dan golongan yang dianjurkan oleh Kemenkes.

2) Melaporkan evaluasi hasil penggunaan antibiotik.


5. Bidang Laundry dan Sterilitas
1) Melaksanakan Ronda Tim PPI
2) Melaksanakan Porgram Kegiatan House Keeping
3) Memonitor inventarisasi dan pemeriksaan alat-alat yang digunakan pada proses
sterilisasi dan laundry.
4) Memonitor pelaksanaan sterilisasi dan laundry kepada ketua komite yang
selanjutnya menjadi bahan laporan kepada Direktur RSU Yarsi Pontianak.

6. Bidang K3 dan Kesling


6.1 Melaksanakan ronda Tim PPI
6.2 Memonitor terlaksananya penggunaan APD dengan tepat berdasarkan pedoman
yang berlaku di RSU Yarsi Pontianak.
6.3 Memonitor Pengendalian Llngkungan
6.4 Memonitor pelaksanaan pembuangan limbah yang tepat berdasarkan prosedur yang
ditetapkan RSU Yarsi Pontianak.
6.5 Memonitor pembuangan benda tajam dan jarum sesuai prosedur RSU Yarsi
Pontianak.
6.6 Memonitor pelaksanaan PPI saat terjadi Pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
rumh sakit.

7. Bidang Tata Usaha Urusan Dalam


7.1 Melaksanakan ronda Tim PPI
7.2 Ikut serta memberikan saran dan masukan dalam pengadaan alat dan bahan yang
berhubungan dengan PPI.
7.3 Memonitor terhadap penggunaan natiseptik dan disinfektan sesuai pedoman yang
berlaku di RSU Yarsi Pontianak.
7.4 Memonitor pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen.

B. Program Pelaksanaan
Sasaran yang akan dicapai telah ditetapkan, maka untuk mendukung disusunlah
program pelaksanaan sebagai berikut :
1. Bidang Tata Usaha
1) Mengajukan fasilitas penunjang bagi operasional Tim PPI berupa
a) Fasilitas internet
b) Telephone 1 unit
c) Alat tulis kantor
d) Lemari arsip
2) Memproses surat-surat keluar dan masuk secara cepat dan tepat
pendistribusiannya.
3) Membuat jadwal pelaksanan monitoring (Ronda Tim PPI). Koordinasi dan evaluasi
bagi Tim PPI beserta kolega selama kegiatan PPI.
4) Menetapkan zona kegiatan Tim PPL Sasaran pelaksanaan Kegiatan mencakup
seluruh area di RSU Yarsi Pontianak, terdiri dari :
4.1 Pelayanan Pasien. Area ini ditetapkan sebagai berikut :
4.1.1 Ruangan dengan risiko sangat tinggi atau zona A yaitu; ruang operasi,
ruang gawat darurat, kamar bersalin.
4.1.2 Ruangan berisiko tinggi zona B yaitu ; ruang isolasi, laboratorium,
kamar jenazah, ruang intensif (ICU), laundry.

4.1.3 Ruang dengan risiko sedang atau zona C ; Rawat inap bukan isolasi,
rawat jalan, ruang tungu, farmasi, , fisiotherapy, radiologi.

4.1.4 Ruang dengan resiko rendah zona D yaitu ; Ruang diklat,

4.2 Staf yaitu area kegiatan PPI mencakup seluruh anggota RSU Yarsi
Pontianak. Pembagian area sama dengan zona pelayanan pasien yaitu

4.2.1 Ruang staf dan rekam medic

4.2.1 Kesling

4.2.3 Instalasi Gizi

4.2.4 Ruang Administrasi


4.2.5 Ruang Logistik
4.3 Pengunjung dan masyarakat Umum. Kegiatan PPI yang bersangkutan dengan
pengunjung dan masyarakat umu disesuaikan dengan area atau zona
Pelayanan pasien Asampai D ditambah para petugas kantin di lingkungan
RSU Yarsi Pontianak.

5) Menyelenggarakan data dan memprosesnya berdasarkan kepentingannya.


6) Membuat papan data hasil pelaksanaan PPI setiap bulan
7) Memonitor pemeliharaan, ketertiban, dan kebersihan
ruangan.
8) Menyelenggarakan kegitan administratif keuangan Tim
PPI
9) Melaksanakan pelaporan kegiatan kepada Direktur RSU Yarsi Pontianak setiap
triwulan semester dan tahunan.
2. Bidang Mikrobiologis.
1) Bekerjasama dengan dokter patologi klinik dan staf laboratorium untuk
melaksanakan pemetaan kuman.
2) Hasilmkegiatan dilaporkan secara periodic dengan Direktur RSU Yarsi Pontianak
yang selanjutnya menjadi bahan laporan kepada Dir RSU Yarsi Pontianak.
3. Bidang Surveilans
1) IPCN dan IPCLN melaksanakan
a) Pemantauan kejadian infeksi di ruang rawat inap setiap hari.
b) Pemantauan terhadap penanganan kejadian pajanan setiap hari (Format
penanganan terlampir).
c) Pengawasan pada pemakaian alat dan bahansesuai prosedur baik single use dan
reuse setiap hari.
d) Pencatatan data pasien dengan infeksi jarum infuse setiap hari.
e) Pencatatan data pasien dengan dekubitus setiap hari.
f) Pencatatan data pasien dengan infeksi luka operasi setiap har
i
g) Pencatatan data pasien dengan infeksi saluran kemih setiap
hari.
h) Pencatatan data pasien dengan Pneumonia setiap hari.
i) Pencatatan data pasien dengan sepsis setiap hari.
j) Pemantauan dan pencatatan kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di ruangannya
setiap hari.

2) IPCN mengevaluasi dan melaporkan data infeksi serta kegiatan yang dilakukannya
kepada Tim PPI secara bulanan, tri wulan, semester dan tahunan. d. Bidang
Kefarmasian
1) Melaksanakan koordinasi melekat kepada apoteker tenatang penggunaan
antibiotik yang rasional dan sesuai dengan hasil pememtaan kuman.
2) Memonitor pengunaan antiseptic dan disinfektan sesuai pedoman yang berlaku
di RSU Yarsi Pontianak.
3) Ikut serta memberikansaran dan masukan dalam kegiatan pengadaan bahan
antiseptic dan disinfektan termasuk hand soap dan hand rub.
4) Melaporkan evaluasi hasil penggunan antibiotic.

4. Bidang sterilisasi dan laundry


1) Bersama petugas sterilisasi dan laundry melaksanakan Ronda Tim PPI ke ruang
sterilisasi dan laundry enam bulan sekali.
2) Memonitor inventarisasi dan pemeriksaan pada alat-alat yang digunakan pada
proses sterilisasi dan laundry.
3) Memonitor pelaksanaan sterilisasi alat (single use dan reuse ) dan linen di ruang
sterilisasi dan laundry
4) Mengevaluasi hasil sterilisasi dan laundry setiap bulan
5) Melaporkan hasil sterilisasi dan laundry kepada ketua komite yang selanjutnya
menjadi bahan laporan kepadadiektur RSU Yarsi Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai