Anda di halaman 1dari 20

RUMAH SAKIT HATIVE PASSO

Jl. Laskdya Leo Wattimena Passo 97232


Telp / Fax ; 0911 -362199 ; E–mail : hativers@ymail. Com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO


NOMOR : 10/KEP-DIR.RSHTV.PPI/PER/V/2018
TENTANG
PEDOMAN KOMITE PPI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Hative Passo, diperlukan penyelenggaraan pelayanan secara baik
sesuai standar.
b. bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan
salah satu gugus tugas/unit pelayanan di RS Hative Passo dalam
mendukung pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
c. bahwa agar pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi dapat
terlaksana dengan baik, di perlukan pengaturan tentang Kebijakan
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi RS Hative Passo
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b
dan c, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Hative Passo

Mengingat : 1. Undang - undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Undang – undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen (lembaran Negara nomor 42 tahun 1999)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438 /
MENKES / PER / IX / 2010 tentang standar pelayanan kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan REpublik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien Rumah
Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 986/ Menkes/Per/XI/1992
tentang persyaratan kesehatan Lingkungan RS
7. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 / MENKES/ SK
/II / 2008 tentang standar peleyanan minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO TENTANG
PEDOMAN KOMITE PPI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1) Komite PPI adalah suatu organisasi dalam menjalankan suatu upaya kegiatan
untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas ,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
(2) Pengumpulan data (surveilans ) adalah suatu proses yang dinamis, sistematis,
Terus-menerus dalam pengumpulan data , identitas, analisis dan interprestasi dari
data kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik yang didiseminasikan
secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk di gunakan dalam
perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
(3) Program PPI adalah suatu kegiatan yang di desain untuk pencegahan dan
pengendalian infeksi sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta biaya pengobatan yang berhubungan dengan layanan infeksi pada pelayanan
kesehatan
(4) Proses pencatatan dan pelaporan PPI adalah kegiatan atau proses
pendokumentasian suatu aktifitas dalam bentuk tulisan dan catatan yang
memberikan informasi tentang kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
dan hasilnya di sampaikan ke pihak yang berwenang.
BAB II
PEROGANISASI

Pasal 3
1. Direktur rumah sakit membentuk Komite PPI atau bentuk organisasi lainnya untuk
mengelola kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
uraian tugas.
2. Direktur rumah sakit menetapkan IPCN dan IPLN di tiap- tiap unit kerja.
3. Individu di dalam komite PPI atau bentuk organisasi lainnya dan penanggung
jawab telah dilatih serta kompeten.

BAB III
TATA HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
1. Komite PPI mempunyai hubungan kerja dengan semua unit di rumah sakit
2. Unit yang terkait dengan Komite PPI adalah unit Rawat Jalan. Rawat Inap,
laboratorium, farmasi,Gizi,IPRS,laundry, Rekam Medis.
BAB IV
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pasal 5
1. Komite PPI harus tenaga yang mempunyai minat bidang PPI
2. Minimal pendidikan D3
3. Mempunyai sertifikat PPI
4. Bekerja Purna Waktu
BAB V
KEGIATAN ORIENTASI
Pasal 6

1. Kegiatan Orientasi di lakukan pada setiap Anggota yang masuk ke bagian Komite
PPI Rumah Sakit Hatve Passo.
2. Kegiatan orientasi juga dilakukan pada seluruh staf rumah sakit secara
berkala,pada karyawan baru dan mahasiswa harus mendapatkan orientasi
sebelum mulai bekerja dan mulai praktek.
BAB VI
PERTEMUAN ATAU RAPAT
Pasal 7
1. Kegiatan rapat di lakukan secara harian dan incidental.

BAB VII
Pasal 8
1. Laporan pada Komite PPI adalah Laporan Harian, bulanan, tahunan

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 01 Mei 2018

Direktur RS Hative Passo

dr. Hans Liesay, M.Kes


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
HATIVE PASSO
NOMOR : 10/KEP-DIR.RSHTV.PPI/V/2018
TENTANG PEDOMAN PEROGANISASI
KOMITE PPI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang - Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 dan UU


tentang Praktek Kedokteran (UUPK) tahun 2004 mengamanatkan
perlu dirumuskannya standar profesi , standar pelayanan dan standar
prosedur operasional dalam pelayanan kesehatan. Sebagai
konsekuensi logis dari mandate tersebut, R s H a t i v e P a s s o harus
menetapkan standar alat, ruang dan tenaga serta kompetensi
pelayanan dengan merujuk pada ketetapan Kemenkes. Dengan
demikian Rs Hative Passo wajib memiliki sumber daya sarana,
prasarana, alat dan sumber daya manusia yang kompetensinya
sesuai dengan type Rs Hative Passo.

Hal ini sesuai visi dari Rs Hative Passo : Menjadi Alat Tuhan untuk
hadirkan kebaikan dan kesembuhan. Misi Rs Hative Passo Melayani pasien
dengan penuh kasih saying, memberikan pelayanan kesehatan yang cepat tepat dan
manusiawi.

Oleh sebab itu Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

(PPI) sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dari R s H a t i v e


P a s s o khususnya dalam pelaksanaan patien safety atau keselamatan
pasien perlu menyusun Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rs Hative Passo guna mencapai Visi dan
Misi Rs Hative Passo yaitu menyelenggarakan pelayanan yang
bermutu.
Program Pencegahan Infeksi (PPI) merupakan program Patien
safety atau keselamatan pasien dan tolak ukur mutu pelayanan
guna melindungi klien , petugas , pengunjung dan keluarga dari
resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas dan saat
berkunjung ke rumah sakit karena setiap orang yang berada di
rumah sakit berisiko terkena infeksi.

Angka infeksi yang terjadi di rumah sakit terus meningkat (Al


Verado, 2000) mencapai 9% atau 1,4 juta pasien rawat inap di
seluruh dunia , sedangkan kejadian infeksi di Indonesia 8-12 % dan di
ruang ICU meningkat 2-20 kali dari pada ruang rawat
biasa.

Beberapa faktor yang menimbulkan terjadinya infeksi di Rumah


Sakit terutama perilaku dan lingkungan antara lain tindakan invasive
yang tidak asepsis aseptic , kontak langsung dan tidak langsung,
penggunaaan antibiotik yang tidak rasional , serta banyaknya pasien
di rumah sakit yang menjadi sumber infeksi bagi pasien dan
lingkungan

Guna meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit


maka diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu
kegiatan yang meliputi perencanaan , pelaksanaan , pendidikan dan
pelatihan serta monitoring evaluasi.

Keberhasilan program PPI di RS Ridhoka Salma perlu keterlibatan


lintas profesional, Klinisi, Perawat, Laboratorium, K3L, Farmasi, Gizi,
IPSRS, Sanitasi dan House Keeping sehingga perlu Komite PPI. Komite
PPI anggotanya saling bekerjasama dan perlu dukungan managerial
untuk terlaksananya program PPI dengan baik. Program PPI
terlaksana dengan baik maka patient safety dan mutu pelayanan
rumah sakit terjamin.
B. DASAR HUKUM

1. SK Menkes No 270 / MENKES/ 2007 tentang Pedoman Managerial


PPI di RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya
2. SK Menkes No 382 /MENKES/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan
Fasilitas Kesehatan lainnya
3. SK Menkes No 129/MENKES/SK/II/2008 tentang SPM RS :

Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih (75%)

Tersedianya Alat Pelindung Diri (standar 60%)

Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi

4. SK Menkes 1165.A/Menkes/SK/x/2004 tentang Komisi Akreditasi

Rumah Sakit

5. Surat Edaran Direktur Jendral Bina Pelayanan Medik No


HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite PPI RS dan
Tim PPI RS

C. KEBIJAKAN

SK Direktur Rs Hative Passo No : 017/ RSHTV – DIR/ IV/ 2016


tentang pembentukan Komite PPI dan Tim PPI Rs Hative Passo

D. VISI

Dengan melaksanakan PPI dengan benar dan tepat maka terciptalah


keselamatan pasien dan petugas serta pelayanan yang bermutu

E. MISI

1. Menciptakan suatu program pengendalian infeksi yang efektif

2. Menyelenggarakan kegiatan preventif dan promotif bagi petugas

pada pelayanan yang beresiko tinggi

3. Menyelenggarakan Diklat bagi tenaga kesehatan tentang PPI

4. Terlaksananya program PPI yaitu : Improve hand hygiene ,


injection safety , blood safety, safety acociated with health care.
Focus : Clean hands , clean practice, clean product, clean
environment, clean equipment oleh seluruh petugas yang bekerja
di Rs Hative Passo, pasien dan pengunjung

F. FALSAFAH

 To do the right thing and prevent mistakes


 Safety is not priority, it’s away of life
 Cost effectiveness
G. NILAI

1. Akurat : akurat dalam memberikan data

2. Tepat waktu : tepat waktu dalam memberikan data

3. Kerja sama

H. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menekan penyebaran infeksi , mencegah infeksi akibat


tindakan perawatan selama di Rs Hative Passo

2. Tujuan Khusus

a. Melindungi pasien dari penyebaran infeksi


b. Melindungi tenaga kesehatan dari tertular infeksi
c. Melindungi pengunjung RS dan masyarakat dalam
lingkungan RS
d. Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar RS
e. Melakukan program PPI secara cost effective dan tepat guna

I. SASARAN

Semua karyawan yang bekerja di Rs Hative Passo (Direktur /


Managemen, Klinisi, Perawat, bidan, Laboratorium, Gizi, IPSRS,
Sanitasi dan House Keeping , Keamanan), Pasien Rawat
Inap, pengunjung , dan masyarakat di sekitar lingkungan Rumah
Sakit.
BAB II

TINJAUAN

ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Komite PPI

DIREKTUR

KOMITE PPI

KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA

IPCO

IPCN

IPCLN IPCLN IPCLN

B. Susunan Organisasi Komite PPIRS Tahun 2018

Tugas dan tanggung jawab Komite PPI


1. kriteria anggota komite PPI
a. Mempunyai minat dalam PPI
b. Pernah mengikuti pendidikan dasr dan pelatihan PPI
2. Tugas dan tanggung jawab komite PPI
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat di pahami dan
di laksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut
e. Bekerja sama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam menggunakan.
h. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI
i. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
j. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepda direktur
k. Berkoordinasi dengan unit terkait lain
l. Memberikan usulan kepda direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di
rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebar- luaskan data resistensi antibiotika.
m. Menyusun kebijakan dan kesehatan keselamatan kerja (K3)
n. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patien safety.
o. Mengembangkan , mengimlementasikan dan seara periodic mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
p. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan , renovasi ruangan,cara pemorosesan alat ,
penyimpanan alat linen sesuai dengan prinsip PPI
q. Menetukan sikap penutupan ruangan rawat bila di perlukan karena potensial
menyebar infeksi
r. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi
bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
C. Uraian tugas dan tanggung jawab tim PPI

1. Organisasi PPIRS terdiri dari :

a. Pengarah yaitu Pimpinan RS (Direktur


b. Ketua PPIRS seorang dokter spesialis mikrobiologi patologi klinik
c. Sekretaris merangkap IPCN
d. Anggota terdiri dari perawat antar instalasi dan unit
terkait lainnya

2. Tugas pokok dan fungsi

Pengarah / Direktur :

a. Membentuk tugas komite dan tim PPIRS dengan surat keputusan.


b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaran
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang di butuhkan.
d. Menetukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang terjadi di
Rumah sakit
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari komite PPIRS
f. Megadakan evaluasi kebijakan pemakain antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari komite PPIRS
g. Dapat menutup satu unit perawatan atau instalsi yang di anggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasrkan saran
dari komite PPIRS
h. Mengesahkan standar prosedur operasional untuk PPIRS
Ketua (IPCO)
Kriteria IPCO
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI
b. Mengikuti pendidikan dan pelathan dasar PPI
c. Memiliki kemampuan leadership
Tugas IPCO
a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans
c. Menngidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika
d. Bekerja sama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
g. Turut membantu semua petugas kesehatn untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Sekretaris (IPCN)

kriteria IPCN
a. perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Memiliki pengalaman sebagi kepala ruangan atau setara
d. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident
e. Bekerja purna waktu
Tugas dan tanggung jawab IPCN

a. Mengunjungi ruangan tiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI
c. Memonitor pelaksanaan PPI , penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
d. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama- bersama komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi
e. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehata ke pasien atau sebaliknya.
f. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan member konsultasi tentang
pencegahan dan pengendalin infeksi yang di perlukan pada kasusu yang terjadi di
rumah sakit.
g. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah, laundry,
gizi dan lain- lain dengan menggunakan daftar tilik.
h. Memonitor kesehatan lingkungan.
i. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional
j. Mendesiain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang
terjadi rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatn lainnya
k. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke komite PPI
l. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaankepatuhan PPI
m. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI
n. Meningkatkan kesadaran pasien dan engunjung rumah sakit tentang PPIRS
o. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan , pengunjung dan keluarga
tetang topic infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi
p. Sebagai coordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.

Anggota / Perawat / Perwakilan unit terkait (IPCLN)

Kriteria IPCLN
1. Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikasi PPI
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Memiliki kemampuan leadership
Tugas IPCLN :
a. IPCLN sebagai perawat pelaksanan harian / penghubung
Bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat
inap masing – masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika
pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing – masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing – masing konsultasi
prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.
b. IPCLN laboratorium
Bertugas :
1. Melaksanakan penyuluhan dan pendidikan tentang materi materi yang
berkaitan dengan pengendalian infeksi nosokomial kepada petugas laborat.
2. Membantu pelaksanaan pemeriksaan swab atau kultur pasien
3. Memantau pemeriksaan laboratorium sesuai SPO
4. Melaksanakan tugas lain dari ketua panitia pengendali infeksi nosokomial.
c. IPCLN Laundry
1. Memisahkan linen infeksius dan non infeksius
2. Melaksanakan pemeriksaan swab linen bersih.
3. Memantau penggunaan bahan desinfektan sesuai aturan.
4. Memantau kegiatan hand higiene diruang linen.
d. IPCLN Gizi
1. Memantau kegiatan hand higiene diruang gizi.
2. Membantu pelaksanaan pemeriksaan bahan makanan dan swab petugas
gizi.
3. Memantau penggunaan bahan desinfektan gizi.
e. IPCLN IPRS
1. Memantau pelaksanaan hand higiene petugas IPSRS.
2. Memantau penggunaan bahan desinfektan.
3. Membantu mempersiapkan uji air bersih,limbah dan kuman diruang
tertentu.
4. Memantau proses pembakaran incenerator.
5. Menyiapkan bahan2 hasil pemeriksaan laboratorium
BAB III

TATA HUBUNGAN KERJA

FARMASI
RAJAL LAB

IGD
RANAP

KOMITE
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN LAUNDRY
GIZI INFEKSI

IPRS RM

ADM UM

Keterkaitan Hubungan Kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan unit lain.
a. Bidang lain
Hubungan kepala seksi keperawatan dengan Bidang lain adalah hubungan koordinasi
melalui Bidang Pelayanan Medis.

b. Instalasi Rawat Inap


Hubungan kepala seksi keperawatan dengan Instalasi Rawat Inap, hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika tenaga keperawatan, mutu pelayanan keperawatan, evaluasi
penyediaan, penggantian dan penambahan alat keperawatan dan kebidanan yang
diketahui oleh Kepala Bidang pelayanan Medis (SPO terlampir)

c. Instalasi rawat jalan


Hubungan kepala seksi keperawatan dengan Instalasi Rawat Jalan, hubungan koordinasi
untuk pembinaan etika tenaga keperawatan, mutu pelayanan keperawatan, evaluasi
penyediaan, penggantian, penambahan alat keperawatan dan kebidanan yang
diketahui oleh kepala Bidang pelayanan Medis (SPO terlampir)
d. Instalasi Gawat Darurat
Hubungan kepala seksi keperawatan dengan Instalasi Gawat Darurat, hubungan
koordinasi untuk pembinaan etika tenaga keperawatan.mutu pelayanan keperawatan,
evaluasi penyediaan, penggantian, penambahan alat keperawatan dan kebidanan yang
diketahui oleh kepala Bidang pelayanan Medis (SPO terlampir)

e. Instalasi Kamar Bedah


Hubungan kepala seksi Keperawatan dengan Instalasi Kamar Bedah, hubungan
koordinasi untuk pembinaan etika tenaga keperawatan, mutu pelayanan keperawatan,
evaluasi penyediaan, penggantian, penambahan alat keperawatan dan kebidanan yang
diketahui oleh kepala Bidang pelayanan Medis ( SPO terlampir
BAB IV

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Kualifikasi Ketenagaan.
Jenis ketenagaan menurut Peraturan Pemerintah RI tahun No .32 Tahun 1996
tentang tenaga kesehatan
No Jenis tenaga Pendidikan formal Sertifikat Jumlah
1 Dokter umum S1 PPI dasar 1
2 IPCN D-3 PPI dasar 1/150 TT
3 Perawat D-3 - 1
4 Sanitasi linen SMA - 1
5 Sanitasi gizi D-3 Management Gizi 1
6 farmasi S1 - 1
7 Laboratorium D-3 - 1

Kualifikasi ketenagaan PPI


1. Karyawan yang berminat dalam bidang PPI.
2. Minimal pendidikan D3
3. Mempunyai sertipikat PPI (basic maupun advand)
4. Bekerja purna waktu
BAB V

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap anggota yang masuk ke bagian Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Hative Passo. Pada tahap ini anggota
yang baru masuk dikenalkan tentang pemahaman PPIRS dan diberikan materi tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta pemahaman standar prosedur operasional yang
menyangkut Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Jangka waktu yang ditetapkan rumah
sakit untuk anggota dalam memahami materi dasar yang harus dikuasai adalah satu bulan.
Setelah satu bulan akan diuji oleh ketua komite.
Kegiatan orientasi juga dilakukan pada seluruh staf rumah sakit secara berkala,pada
karyawan baru dan mahasiswa harus mendapatkan orientasi sebelum mulai bekerja dan mulai
praktek.
A. Proses Orientasi
Hari Materi Waktu Pengarah Ket.
Semua staf rumah sakit 3 Hari IPCN
1 Sosialisasi tentang PPI 15 menit
Sosialisasi prinsip-prinsip 30 menit
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Sosialisasi Hand hygiene dan 30 menit
simulasi

2 Karyawan baru dan


mahasiswa
Sosialisasi tentang PPI 15 menit
Sosialisasi prinsip-prinsip 30 menit
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Sosialisasi Hand hygiene dan 30 menit
simulasi
EVALUASI 1 Hari
BAB VI

PERTEMUAN DAN RAPAT

Rapat Harian
- Merupakan kegiatan rapat yang dilakukan secara rutin
- Meliputi rapat bulanan (laporan bulanan), rapat kordinasi bagian Komite PPI
- Kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat

Rapat Incidental
- Merupakan rapat yang diselenggarakan sewaktu – waktu apabila ada masalah segera
dibahas atau diselesaikan
- Jam, waktu, materi dan peserta rapat disesuaikan dengan kebutuhan
- Kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat
BAB VII

PELAPORAN

LAPORAN HARIAN
MELIPUTI :
- TEMUAN KEJADIAN IDO
- TEMUAN KEJADIAN PHLEBITIS
- TEMUAN DEKUBITUS
- TEMUAN KEJADIAN ISK POST KATETER

LAPORAN BULANAN
- LAPORAN KEJADIAN ISK POST KATETER
- LAPORAN INDIKATOR PMKP
- LAPORAN KEJADIAN ILO
- LAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM
- LAPORAN PROGRAM KERJA
- LAPORAN REKAPITULASI KEJADIAN INOS
- LAPORAN JENIS OPERASI
- LAPORAN KEJADIAN DEKUBITUS
- LAPORAN KEJADIAN PHLEBITIS
- LAPORAN RENCANA PROGRAM KERJA

LAPORAN TAHUNAN
- LAPORAN PROGRAM KERJA TAHUNAN
- LAPORAN PEMBUATAN PROGRAM KERJA TAHUNAN

Anda mungkin juga menyukai