Anda di halaman 1dari 10

A.

PENDAHULUAN
Penyebaran infeksi khususnya di rumah sakit masih merupakan permasalahan,
terutama di negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini diakibatkan dampak
dari belum optimal fasilitas sarana peralatan medis dan non medis sesuai dengan
standart kelas masing-masing rumah sakit. Rumah Sakit pada umumnya jarang yang
mempunyai angka Infeksi yang pasti karena memang hal tersebut belum pernah
dilaksanakan kecuali pada rumah sakit pendidikan.

B. LATAR BELAKANG
Setiap tahun program dibuat mengacu pada perkembangan metode pencegahan dan
pengendalian infeksi secara global, sehingga kebijakan dan prosedur akan selalu
mengalami perubahan, perbaikan dan pengembangan untuk efektivitas, efisiensi
penerapan dan hasil akhir suatu program kerja. Program yang sudah dijalan di RSUD
sanjiwani telah mencakup beberapa kegiatan dalam standar meskipun masih belum
sempurna. Beberapa kekurangan tersebut secara berkesinambungan dilakukan perbaikan
dan pengembangan, baik dalam hal kebijakan, prosedur maupun dalam penerapan.
Program yang disusun untuk tahun 2018 meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan
untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru diterapkan atahu bersifat
pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pengendalian
infeksi.
Walaupun demikian RSUD Sanjiwani berusaha untuk memulai pelaksanaan Program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan membentuk Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang anggotanya terdiri dari beberapa unsur keilmuan yaitu medis,
perawat, bidan dan tenaga non medis (seluruh karyawan di RSUD Sanjiwani).
Acuan program PPI ini berdasarkan pada ilmu pengetahuan terkini, regulasi nasional,
(peraturan dan perundang-undangan) yang berlaku serta standar sanitasi nasional sebagai
berikut:
1. Kepmenkes Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
2. Kepmenkes 875/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Penyusunan Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
3. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Depkes, 2000
4. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS, Depkes, 2001
5. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di RS, Depkes, 2002
6. Kepmenkes 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak
7. Kesehatan Lingkungan Pedoman Manajemen Linen di RS, Depkes, 2004
8. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Depkes,
Cetakan II, 2005
9. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes, 2009

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 1


10. WHO Guidelines in Hand Hygiene on Health Care, 2009
11. Kepmenkes, No 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman tentang menejerial PPI di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
12. Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit
dan Fasilitas lainnya.
13. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
14. Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
15. Surat Edaran DIRJEN Bina Upaya Yan Med Nomor HK.03.01/III/3744/08 tentang
pembentukan Komite PPI Rumah Sakit dan TIM PPI Rumah Sakit

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap
aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh
petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit dan juga menurunkan resiko
tertular infeksi pada pasein, staf klinis dan non klinis.
2. Tujuan Khusus
a. Seluruh karyawan RSUD Sanjiwani tahu, mau dan mampu melaksakan kegiatan
pencegahan dan pengendaian infeksi.
b. Seluruh pasien, keluarga dan pengunjung RSUD Sanjiwani tahu mau dan mampu
melaksakan kegiatan pencegahan dan pengendaian infeksi.
c. Seluruh karyawan, pasien, keluarga dan pengunjung patuh melaksanakan
kebersihan tangan dan menjaga kebersihan lingkungan di RSUD Sanjiwani
dengan membuang sampah pada tempat yang sesuai yang disediakan.
d. Penatalaksanakan paralatan pasien yang sesuai dengan prinsip sterilisasi sehingga
pasien mendapatan pelayanan yang berkualitas dan aman.
e. Tercatatnya angka kejadian infeksi sehingga kualitas pelayanan yang diberikan
bisa dinilai dan diukur.
f. Pemantauan kegiatan di binatu, gizi dan kamar jenazah

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kebersihan tangan
2. Surveilans Infeksi
a. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Lokasi Operasi (ILO)
b. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
c. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
d. Melakukan survei angka kejadian pneumoni pada pemasangan ventilator/ Ventilator
Accosiated Pneumoni (VAP)

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 2


e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologs, multi drug resistant
organism, virulensi infeksi yang tinggi.
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau re-emerging) infeksi di masyarakat.
3. Investigasi Outbreak jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
4. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman
5. Asesmen berkala terhadap risiko
6. Menetapkan sasaran penurunan risiko
7. Mengukur dan me- review risiko infeksi

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pelaksanaan Monitoring Kebersihan Tangan
Melakukan audit kepatuhan cuci tangan sesuai dengan FIVE MOMENTS/lima saat cuci
tangan dan ketepatan 6 (enam ) langkah cuci tangan pada masing-masing petugas
disetiap ruangan. Audit dilakukan oleh IPCLN yang divalidasi oleh IPCN.Selain untuk
petugas Rumah Sakit pelaksanaan pemantauan kepatuhan kebersihan tangan juga
dilakukan oleh pasien dan pengunjung rumah sakit.
Melakukan edukasi rutin setiap apel pagi dan morning report harian untuk meningkatkan
pengetahuan dan pelaksanaan kebersihan tangan petugas pemberi peayanan.Edukasi
hand hygiene juga diberikan kepada pasien dan pengunjung rumah sakit Audit dilakukan
disetiap ruang perawatan dan unit-unit lain yang ada di RSUD Sanjiwani.
2. Pelaksanaan Surveilans Infeksi
a. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Lokasi Operasi (ILO)
Cara mendapatkan angka ILO yaitu jumlah kejadian infeksi pada pasien yang
dilakukan operasi bersih dibagi jumlah total pasien yang dilakukan operasi bersih
dikalikan 100. Contoh : 10/100 x 100 = 10%.
b. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Cara mendapatkan angka IADP yaitu jumlah kejadian infeksi pada pasien yang
dilakukan pemasangan infus sentral dibagi jumlah total pasien yang dilakukan
pemasangan infus sentral dikali 1000. Contoh : 10/100 x 1000 = 100‰
c. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Cara mendapatkan angka ISK yaitu jumlah kejadian infeksi pada pasien yang
dilakukan pemasangan kateterurin dibagi jumlah total pasien yang dilakukan
pemasangan kateter urin dikali 1000. Contoh : 10/100 x 1000 = 100‰
d. Melakukan survei angka kejadian pneumoni pada pemasangan ventilator/ Ventilator
Accosiated Pneumoni (VAP)
Cara mendapatkan angka VAP yaitu jumlah kejadian infeksi pada pasien yang
dilakukan pemasangan ventilator dibagi jumlah total pasien yang dilakukan
pemasangan ventilator dikali 1000. Contoh : 10/100 x 1000 = 100‰
e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologs, multi drug resistant
organism, virulensi infeksi yang tinggi.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 3


f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau re-emerging) infeksi di masyarakat.
Keseluruhan kejadian infeksi diatas dicatat setiap hari oleh Perawat PPI di
Ruangan/Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN) di masing-masing ruang
perawatan.
3. Pelaksanaan Investigasi Out Break penyakit infeksi
Investigasi out break (KLB) dilaksanakan bila ditemukan adanya KLB atau yang
potensial terjadinya suatu wabah.
4. Pelaksanaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara
aman
Pelaksanaan pengawasan penggunaan antimikroba dilakukan di ruangan masing-masing
oleh Person In Charge (PIC) dan penggunaan antibiotika di skrining juga oleh apoteker,
jika ada antibiotika yang digunakan misalkan antibiotika lini 4 tanpa didahului lini 1, 2
atau 3 maka apoteker akan lapor ke Tim PPRA.
5. Pelaksanaan assesmen berkala terhadap risiko
a. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada
pasien yaitu dengan memberikan edukasi tentang kebersihan tangan pada seluruh
pasien dan keluarga baik di rawat inap maupun yang di rawat jalan.
b. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada
tenaga kesehatan yaitu :
- Mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan rumah sakit di RSUD Sanjiwani
Gianyar secara bergilir dan bertahap dari karyawan rumah sakit yang berisiko
tinggi tertular penyakit. Kegiatan pemeriksaan kesehatan karyawan dilaksanakan
setiap satu tahun sekali. Urutan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan
rencana yang sudah di atas. Jenis pemeriksaan yang adalah pemeriksaan Hepatitis
B, Hepatitis C, fungsi hati dan pemeriksaan thorax (untuk skrining TB).
Pembiayaan pemeriksaan kesehatan karyawan disesuaikan dengan Rencana
Bisnis Anggaran (RBA) RSUD Sanjiwani.
- Makanan tambahan bagi karyawan yang merawat pasien langsung yaitu berupa
susu dan telur.
c. Membuat program Infection Control Risk Assessment (ICRA)
ICRA yang komprehensif dan rencana menurunkan resiko infeksi terkait :
a. Pelayanan kesehatan pada pasien, dengan cara melakukan surveilans infeksi
b. Pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan/karyawan dengan cara upaya
penyehatan karyawan serta tatalaksana dan pencatatan paska pajanan karyawan
d. Pelaksanaan Monitoring pembongkaran, pembangun dan renovasi
ICRA bagunan, cara pembuantan ICRA bangunan yaitu dengan mengisi formulir
ICRA bangunan dan menentukan grade resiko dari bangunan/ruang yang dilakukan
pembongkaran diawali dengan penerbitan surat ijin pembongkaran setelah itu diikuti
dengan pemantauan proses pembongkaran sampai dengan hasil akhir
pembongakaran.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 4


e. Pelaksanaan Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Di masing-masing ruang dan unit dilakukan pemantauan tempat pembuangan sampah
tajam dan jarum dengan melihat isi jerigen sampah tajam saat terbuang terisi 2/3
bagian atau seleher jerigen, pemantauan dengan mengisi blangko sesuai atau tidak
sesuai.
f. Pelaksanaan Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
Meliputi pembuangan sampah di ruang perawatan dan di unit laboratorium
berkoordinasi dengan Komite PPI RS, sehingga aman bagi lingkungan. Untuk
pembuangan sampah di ruang perawatan dilakukan oleh petugas kebersihan di ruang
dan unit masing-masing melakukan penimbangan sampah setiap pagi saat akan
dilakukan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sampah dibelakang RSUD
Sanjiwani baik sampah domestik, maupun infeksius.Pelaksanaan kebersihan
lingkungan dipantau oleh koordinator kebersihan yang divalidasi oleh IPCN.
g. Pelaksanaan Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pelaksanaan monitoring kepatuhan penggunaan APD dilakukan dengan cara
memantau secara langsung di ruang masing-masing ruangan berpacu pada spo
penggunaan APD dan mengisi blangko kepatuhan penggunaan APD.
h. Pelaksanaan Isolasi Pasien
Pelaksanaan kegiatan isolasi dilaksanakan setiap bulan oleh IPCLN dan kepala
Instalasi masing –masing yang divalidasi oleh IPCN. Khususnya di ruang Nakula
yang ada ruang Airborne Disease.
i. Pelaksanaan Monitoring Sterilisasi
Pelaksanaan kegiatan Sterilisasi Alat di ICSSD dilakukan oleh petugas ICSSD, dan
dicatat dibuku pantahu pelaksanaan kegiatan ICSSD setiap hari sesuai dengan ruang
masing-masing unit yang menyerahkan alat ke ICSSD.
j. Pelaksanaan Monitoring Kegiatan Binatu
Jenis linen di RS Sanjiwani dikualifikasikan menjadi linen bersih, linen kotor
infeksius, linen kotor non infeksius. Untuk mencegah kontaminasi, pengangkutan
linen menggunakan kantong linen yang berbeda, linen kotor dengan kantong linen
berwarna hitam dan linen kotor infeksius dengan kantong linen kuning. Pencegahan
kontaminasi lingkungan maupun pada petugas dilakukan dengan desinfeksi kereta
linen, pengepelan/disinfeksi lantai, implementasi praktik kebersihan
tangan,penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai potensi resiko selama
bekerja.Penatalaksanan linen adalah suatu upaya penyediaan Linen yang bersih dan
steril.
Linen yang terkena darah/muntahan/cairan tubuh pasien (infeksius) dibungkus
terpisah dengan menggunakan plastik kuning dan dibawa segera ke Binatu (10-15
menit setelah terkena), kecuali jika ada linen infeksius pada saat shift malam maka
ruangan/instalasi terkait harus melakukan penatalaksanaan dekontaminasi di unit
sendiri yaitu dengan cara merendam linen infeksius tersebut dengan klorin 0.05%

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 5


selama 15 menit, setelah itu air rendaman dibuang dan linen dimasukkan ke plastik
kuning dan setelah petugas kebersihan operan dengan dinas pagi petugas yang dinas
malam langsung membawa linen tersebut ke Binatu. Linen yang tidak infeksius
dibungkus dengan menggunakan plastik hitam.
Monitoring dilakukan langsung oleh kepala istalasi di ruang Binatu.Monitoring
juga dilakukan setiap bulannya
k. Pelaksanaan Monitoring Area Kamar Jenasah
Petugas kamar jenazah harus melakukan Kewaspadaan Standar ; melakukan
kebersihan tangan yang benar dan menggunakan APD yang sesuai dengan resiko
pajanan sekret / cairan tubuh pasien. Penatalaksanaan limbah dan linen kamar
jenazah sesuai dengan ketentuan panduan Pengelolaan Kamar Jenazah. Pemulasaraan
jenazah berpenyakit menular harus dilakukan sesegera mungkin, tidak melebihi batas
waktu 4 jam.
l. Pelaksanaan Monitoring area instalasi gizi
Semua bahan makanan yang disiapkan sampai dengan disajikan kepada pasien,
pegawai atau pengunjung dikelola sesuai pedoman dan standar prosedur pelayanan
instalasi gizi agar terhindar dari pencemaran dan penularan infeksi melalui makanan.
Penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih,terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya dan hewan lain serta
suhupenyimpanan disesuaikan dengan jenis bahan makanan. Penjamah makanan
yang kontak langsung dengan makanan mulai dari prosespenyiapan bahan sampai
dengan penyajiannya dilakukan surveilans higiene pribadiberupa monitoring kultur
mikrobiologi swab rektal, dikoordinasikan dan di bawahtanggung jawab Komite K3
RS. Petugas gizi setiap hari membagikan makanan sesuai diet pasien. Alur
transportasi gizi penyajian dan jaminan kebersihan makanan diawasi oleh ahli gizi
Monitoring dilakukan oleh kepala Instalasi Gizi setiap bulan.
m. Pelaksanaan monitoring alat dan bahan kadaluwarsa dan single-use menjadi re-use.
Alat dan bahan single-use dapat digunakan kembali sesuai dengan rekomendasi
manufactur-nya. Alat Medis Sekali Pakai dapat digunakan ulang (reuse of single use
devices) sesuai kebijakan RS.
Monitoring alat dan bahan single-use menjadi reuse dimonitor oleh kepala instalasi
CSSD.Monitoring dilakukan setiap bulan.
Baham dam alat kadaluwarsa di tarik 3 (Tiga) bulan sebelum tanggal kadaluwarsa.
n. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas, pasien, pengunjung,
karyawan baru dan mahasiswa praktek
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk :
- Petugas :Pelaksanan In House Training (IHT) dan Pelatihan Keluar
- Pasien : edukasi tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangansampah
- Pengunjung : edukasi tentang kebersihan tangan, etika batuk dan
pembuanganSampah

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 6


- Karyawan baru dan mahasiswa praktek
Setiap pegawai, mahasiswa, dokter muda dan siapa saja yang akan
melaksanakan praktek dan baru bergabung di RSUD Sanjiwani diharuskan
mendapatkan orientasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Pelatihan rutin
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi setiap tahun diberikan kepada seluruh
karyawan RSUD Sanjiwani. Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk pasien, keluarga
dan pengunjung dilakukan dengan cara langsung yaitu dengan cara penyuluhan
dimasing-masing ruangan dan dengan cara tidak langsung yaitu melalui banner dan
leaflet tentang kebersihan tangan dan moment cuci tangan yang sudah disediakan.
Setiap tahun diadakan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD
Sanjiwani, hasil pelaksanaan dibuatkan laporan kegiatan. Begitu juga dengan
orientasi terhadap pegawai dan siswa praktek dibuatkan laporan dari keseluruhan
pegawai baru dan mahasiswa praktek.
o. Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan.
Pencatatan dan pelaporan kejadian pasca pajanan dilaksanakan oleh IPCLN yang
divalidasi oleh IPCN.
6. Cara Menetapkan sasaran penurunan risiko
Cara menetapkan sasaran penurunan resiko di buat oleh unit masing-masing dengan
langkah dilakukan grading untuk menentukan prioritas resiko.
7. Cara mengukur dan me-review risiko infeksi
Cara mengukur dan me-review risiko infeksi dilakukan dengan mengevaluasi
pelaksanaan dan kekurangan dilapangan dan menentukan langkah tindaklanjut.

F. SASARAN
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus efektif dan komprehensif,
menjangkau pasien, keluarga, pengunjung, tenaga kesehatan dan seluruh staf rumah
sakit.Seluruh area pasien, staf dan pengunjung RS dimasukkan dalam Program PPI dengan
harapan bahwa seluruh pasien, keluarga, pengunjung dan staf rumah sakit memahami
pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga rantai infeksi yang terjadi di
rumah sakit bisa dipotong, berkurang bahkan tidak terjadi.
 Kebersihan tangan
Monitoring Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) sasarannya adalah seluruh petugas
perawat, dokter, petugas kebersihan, dan seluruh elemen karyawan di rawat inap, rawat
jalan dan rawat khusus.
 Surveilans Infeksi
Sasarannya adalah seluruh pasien yang dirawat inap yang terpasang Infus Sentral,
Kateter, Ventilator dan pasien yang dilakukan operasi bersih di RSUD Sanjiwani.
 Investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 7


Sasarannya adalah peningkatan kejadian kasus di RSUD Sanjiwani, walaupun
penyebab meningkatnya kasus tersebut bukan karena disebabkan selama dirawat di
RSUD Sanjiwani.
 Peningkatan pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman
Sasarannya adalah semua pasien yang di rawat inap dengan terapi antibiotika.
 Asesmen berkala terhadap risiko
- Sasaran risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien adalah seluruh
pasien yang di rawat inap dan keluarga yang menunggu dan juga pasien yang
berkunjung di poliklinik rawat jalan.
- Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada
petugas kesehatan yaitu dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan
pemberian makanan tambahan. Sasarannya adalah seluruh petugas kesehatan yang
bertugas di unit yang beresiko tinggi.
- Sasaran program Infection Control Risk Assessment (ICRA) HAI’s yaitu seluruh
pasien yang dirawat inap dan yang kontrol kembali setelah rawat inap. Sasaran
untuk menurunkan resiko infeksi terkait palayanan kesehatan pada tenaga
kesehatan seluruh adalah seluruh petugas kesehatan di pelayanan kesehatan yang
bersentuhan langsung dengan pasien.
- Sasaran monitoring ICRA Bangunan (pembongkaran, pembangun dan renovasi)
adalah seluruh kegiatan pembongkaran bangunan baik besar maupun kecil seluruh
proyek renovasi dan pembongkaran bangunan.
- Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum sasarannya seluruh unit yang
menghasilkan sampah tajam dan jarum.
- Monitoring kebersihan lingkungan, pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh
dan darah sasarannya adalah seluruh unit dan ruang perawatan yang menghasilkan
sampah infeksius dan unit laboratorium.
- Monitoring pelaksanaan isolasi pasien sasarannya adalah ruang perawatan yang
sekarang hanya terfokus pada ruang isolasi TB di Nakula.
- Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sasarannya adalah
seluruh petugas di rawat inap, rawat jalan dan rawat khusus.
- Monitoring Sterilisasi di CSSD dan unit-unit yang melakukan kegiatan sterilisasi
sasarannya adalah ICSSD dan seluruh unit yang masih melakukan sterilisasi di unit
masing-masing.
- Monitoring Area Kamar Jenasah sasarannya adalah petugas di kamar mayat dan
labeling jenazah di kamar mayat.
- Monitoring kegiatan pelayanan makanan (Gizi) sasarannya adalah petugas di dapur
dan ruangan dapur
- Monitoring Kegiatan Binatu sasarannya adalah petugas binatu yang bekerja di
binatu dan proses

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 8


- Monitoring Peralatan Kadaluwarsa sasarannya adalah obat dan bahan alat yang
kadaluwarsa.
- Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas, pasien, pengunjung, karyawan
baru dan mahasiswa praktek sasarannya adalah seluruh petugas dan karyawan di
RSUD Sanjiwani, mahasiswa praktek dan seluruh pasien keluarga dan pengunjung.
- Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan sasarannya adalah seluruh
petugas yang terpajan di RSUD Sanjiwani.
 Sasaran penurunan risiko
Seluruh area di RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
 Sasaran mengukur dan me-review risiko infeksi
Seluruh area di RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar.

G. JADWAL KEGIATAN
N BULAN
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kebersihan Tangan
2 Surveilans
3 Invesitigasi Out Break (KLB) SEWAKTU-WAKTU BILA TERJADI
4 Pengawasan penggunaan
antimikroba
5 Pelaksanaan asesmen resiko SEKALI SETAHUN
6 Cara Menetapkan sasaran
SEKALI SETAHUN
penurunan risiko
7 Cara mengukur dan me-review SEKALI SETAHUN
risiko infeksi

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Kebersihan tangan
Monitoring Kebersihan Tangan (Hand Hygiene),Pemantahuan evaluasi kepatuhan
kebersihan tangan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali, hasil pantahuan dilaporkan
kepada unit/ruang bersangkutan untuk bahan evaluasi. Target kebersihan tangan
adalah 100% jika hasil pemantahuan didapatkan angka kurang dari 100% maka harus
dicari permasalahan penyebab, sosialisasi kebersihan tangan ditingkatkan dan
penyediaan fasilitas kebersihan tangan.
2. Surveilans Infeksi
Hasil pantahuan surveilan setiap bulan yang dibuat oleh IPCLN di ruangan masing-
masing dilaporkan kepada IPCN. IPCN melakukan tabulasi data dari masing-masing
ruangan dan dibuatkan laporan data infeksi RSUD Sanjiwani pertiga bulan. Hasil
pantahuan infeksi disampaikan ke masing-masing ruangan dan dilaporkan kepada

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 9


Pemimpin BLUD RSUD Sanjiwani dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar melalui
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
3. Investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
Pemantauan hasil investigasi outbreak dilaksanakan jika terjadi peningkatan insidensi
kasus yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak.Tetapi untuk mengantisipasi
terjadinya hal tersebut sudah dibuatkan standar prosedur operasional untuk KLB.
4. Pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara rutin oleh PIC dilaporkan ke tim PPRA
RSUD Sanjiwani Gianyar.
5. Asesmen berkala terhadap risiko
 Upaya Menurunkan Resiko Infeksi pada Pasien
Edukasi kebersihan tangan di evaluasi dengan cara meminta pasien dan keluarga
untuk mengulang kembali cara melakukan kebersihan tangan yang sudah di
sosialisasikan oleh petugas di ruangan. Sebagai bukti sosialisasi pasien dan
keluarga yang sudah diedukasi pada saat orientasi ruangan mengisi lembar hadir
sosialiasi di masing-masing ruangan.
 Upaya menurunkan resiko infeksi pada petugas kesehatan
Evaluasi dilakukan dengan melihat proposal pengajuan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan dan imunisasi, jumlah dan nama karyawan yang diusulkan dilakukan
pemeriksaan kesehatan dan yang diberikan vaksinasi secara bergiliran.
6. Cara menetapkan sasaran resiko dengan mebuat grading dari semua daftar resiko yang
dibuat
7. Cara mengukur dan me review resiko dilakukan dengan cara menindaklanjuti hasil
grading.

H. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM


Seluruh hasil kegiatan yang diprogramkan dilaporkan oleh masing-masing koordinator
program ke Tim PPI setiap bulan, Tim PPI akan merangkum semua laporan hasil kegiatan
tersebut dijadikan Laporan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Sanjiwani 10

Anda mungkin juga menyukai