Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak 417.819
kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per1.000
penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan
jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia
Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada
semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas tahun 2006
dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan episode diare pada balita
sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare, Depkes, 2012).
WHO melaporkan sementara ini Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah penderita
TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010).
B. TUJUAN
1. Umum
Dengan terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
preventif, promotif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan.
2. Khusus
a. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.
C. SASARAN
1. Pasien yang mempunyai penyakit berbasis lingkungan
2. Klien/ masyarakat/orang yang mempunyai masalahn kesehatan
lingkungan
3. Lingkungan perumahan
4. TTU (tempat-tempat umum); hotel, kolam renang, panti pijat, terminal,
pasar, tempat ibadah, tempat pendidikan, salon kecantikan, pangkas
rambut, sarana kesehatan, tempat kerja.
5. TPM ( tempat pengolahan makanan) antara lain rumah makan,
depot/warung/kantin, depo isi ulang, jasa boga, kaki lima
6. Sarana air bersih/minum : sumur gali, sumur pompa tangan,
penampungan air hujan, kran umum dll
7. TPS/TPA
8. TP pestisida
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas ABCDE meliputi :
1. Pelayanan kesehatan lingkungan dalam gedung
2. Pelayanan kesehatan lingkungan luar gedung
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Monitoring dan Evaluasi
E. BATASAN OPERASIONAL
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
A. PENYEHATAN AIR :
2. Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat Kesehatan adalah SAB dimana
secara teknis sudah memenuhi syarat kesehatan sehingga aman untuk dipakai
kebutuhan sehari-hari (termasuk untuk kebutuhan makan dan munum) selama
periode Januari s/d Desember .
Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah SAB yang di IS dan memenuhi syarat kesehatan x 100 %
Jumlah SAB yang di IS dari SAB yang ada
Target :
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target 83 % 84 % 85 % 86%
Sumber data : Data Puskesmas
3. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB adalah
Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB di wilayah kerjanya selama
periode Januari s/d Desember . Akses disini tidak harus memiliki SAB sendiri,
bisa dari SAB umum, kerabat dekat, tetangga dll. Yang dianggap memiliki
akses apabila KK tersebut dengan mudah mendapatkan air bersih yang berasal
dari SAB terdekat.
Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah KK yang memiliki akses SAB x 100 %
Jumlah KK yang ada
Target :
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target 73 % 75 % 77 % 78 %
Sumber data : Data Puskesmas.
2. Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan adalah suatu kodisi rumah dari
segi fisik (sanitasi) maupun perilaku penghuninya (hygiene) cukup bersih,
aman dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif
kesehatan lainnya selama periode Januari s/d Desember .
Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %
Jumlah rumah yang ada
Target :
Tahun 2015 2016 2017 2018
Target 73 % 75 % 77 % 78 %
Sumber data : Data Puskesmas
1. Klinik sanitasi adalah kegiatan pemberian konseling dan tindak lanjut ( misal
kunjungan rumah dll ) terhadap klien guna menganalisa sebab – sebab
terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.
Target yang harus dicapai adalah minimal 2 % dari jumlah pengunjung
Puskesmas atau 50% dari kunjungan penderita (pasien) penyakit berbasis
lingkungan.
Catatan : Kegiatan klinik sanitasi ini bersifat kontinyu atau berkelanjutan,
sehingga target atau kegiatan yang harus dilakukan adalah minimal 2 % dari
jumlah pengunjung Puskesmas atau 50% dari kunjungan penderita (pasien)
penyakit berbasis lingkungan dapat dilakukan konseling (sebagai klien).
Sumber data : Data kegiatan Puskesmas
3. Jamban Sehat adalah jamban yang secara teknis dapat mengurangi resiko
terjadinya penularan penyakit akibat terjadinya kontaminasi terhadap
lingkungan sekitar, tidak berbau dan mudah dibersihkan selama periode
Januari s/d Desember . Prinsip jamban sehat antara lain : dapat mencegah
kontaminasi ke badan air, dapat mencegah kontak antara manusia dan tinja,
dapat mencegah bau yang tidak sedap, tinja di tempat yang tertutup. Hal ini
dicapai dengan lubang kloset tidak berhubungan langsung dengan kotoran
(misal dg sistem leher angsa), ada septic tank dll.
Cara Perhitungan/rumus :
Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan x 100 %
Jumlah jamban yang ada
Target :
Tahun 2011 2012 2013 2014
Target 70 % 73 % 76 % 80 %
Sumber data : Data Puskesmas
Target :
Tahun 2011 2012 2013 2014
Target 23,2 % 30 % 42 % 47 %
Sumber data : Data Puskesmas.
BAB II
STARDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga pelaksana pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Dinoyo sebanyak satu
(1) orang dengan kualifikasi :
1. Lulusan D3 Kesehatan lingkungan 1 orang
C. JADUAL KEGIATAN
Pelayanan Klinik sanitasi dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul
09.00.
Jadwal pelayanan/kegiatan luar gedung disepakati dan disusun bersama dengan lintas
program/sektor terkait dalam pertemuan lintas program/sektor maupun pertemuan kader
atau jadual dari Dinas Kesehatan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas ruang tenaga kesehatan lingkungan meliputi ruangan yang menunjang
kegiatan dalam gedung terutama kegiatan klinik sanitasi dan kegiatan pencatatan pelaporan
dari berbagai kegiatan.
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. Letak ruang
Letak ruang berdekatan dengan dengan klinik lain yang mempunyai akses
langsung dengan lingkungan luar Puskesms.
2. Ruang
a. Luas ruangan adalah 3 x 3 m
b. Peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1) Mebelair : meja, kursi
2) Lemari
3) Media komunikasi, informasi dan edukasi ( leaflet, lembar balik, poster dll)
4) Buku register
5) Peralatan pengambilan sampel
6) Larvasida
7) Fly Grill
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Konseling;
Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dan/atau
Intervensi Kesehatan Lingkungan.
Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dapat dilihat pada
skema dengan uraian berikut:
R.KIA,
R. Sterilisasi KB
&
Imunisasi
KM/WC R. ASI
R. Kesehatan
KM/WC
Gigi & Mulut
R. Pasien Klien
Pemeriksaan R. Persalinan
Umum
Pintu Masuk /
R.Farmasi Keluar R. Tindakan
Puskesmas
Pemeriksaan/Pengamatan Lingkungan,
Pengamatan Perilaku, Inspeksi Kesling dan
Konseling
3. Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah upaya mengumpulkan sampah dari
berbagai unit pelayanan penghasil sampah. Tempat pengumpulan
sampah disebut tempat pengumpulan sementara sebelum dibuang
ke tempat pembuangan akhir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari tempat pengumpulan sampah
adalah sebagai berikut :
- Mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut
sampah
- Bebas dari serangga dan tikus
- Dilengkapi pagar
- Relative jauh dari ruang perawatan dapur dan
tinggal
- Tersedia fasilitas pencucian dan pembersihan
Beberapa hal yang berkenaan dengan pengumpulan sampah yaitu
- Penempatan tempat pengumpulan sampah
sementara tidak merupakan sumber baud an lalat,
dihindarkan sampah masuk dalkam air, tidak
terletak pada tempat yang mudah terkena luapan air
atau banjir.
4. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dimulai dari tempat penghasil sanpah ke
pengumpulan sementara dan dari pengumpulan sampah sementara
ke tempat pembakaran harus memperhatikan alat pengangkutnya
antara lain :
- Permukaan bagian dalam harus licin, rata dan kedap
air
- Mudah dibersihkan
- Mudah diisi dan dikosongkan
Pengangkutan ke tempat pembakaran Puskesmas dilakukan oleh
pihak yang bekerja sama dengan Dinkes (MOU)
5. Pembuangan dan pemusnahan sampah
Pembuangan dan pemusnahan sampah sesuai dengan perjanjian
MOU
.
Pengelolaan limbah cair
Penyediaan instalansi Pengelolaan limbah cair (IPL) dimaksudkan untuk
menjamin keamanan kualitas lingkungan khususnya limbah cair dan
padat dari hasil kegiatan Puskesmas terhadap masyarakat sekitar agar
tidak terjadi pencemaran lingkungan
Instalasi pengolah limbah cair Puskesmas harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Saluran pembuangan air limbah/SPAL di Puskesmas di buang ke
Septic tank yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair
medis bekas cucian pasien harus dialirkan ke Septic tank,
kemudian diolah di IPAL sebelum dibuang ke saluran umum.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan
saluran air limbah harusdilengkapi/ditutup dengan grill.
Limbah cair bekas cucian film harus ditampung dan tidak boleh
dibuang ke lingkungan serta dikoordinasikan dengan Dinas
Kesehatan.
Saluran air limbah harus tertutup, kedap air, limbah harus mengalir
dengan lancar, terpisah dengan saluran air hujan, bersih dari
sampah dan dilengkapi penutup dengan bak kontrol setiap jarak 5
(lima( meter.
Pembuatan saluran air limbah setelah SPAL dengan cara
diresapkan kedalam bak resapan dalam tanah.
Kualitas effluent yang layak dalam lingkungan harus memenuhi
persyaratan baku mutu.
C. SASARAN
a. Yang berhubungan dengan Pariwisata
1. Hotel / Penginapan
2. Kolam Renang / Pemandian Umum
3. Bioskop / Gedung Pertunjukan
4. Diskotik, Bar, Nite Club, Panti Pijat
b. Yang berhubungan dengan Transportasi
1. Terminal Angkutan Darat, Stasiun Kereta Api
2. Terminal Angkutan Laut
3. Terminal Angkutan Udara
c. Yang berhubungan dengan Sarana Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
d. Yang berhubungan dengan saranan komersil
1. Salon Kecantikan
2. Panti Pijat
3. Pusat Perbelanjaan
4. Bioskop
e. Yang berhubungan dengan sarana Sosial
a. Rumah Sakit
b. Rumah Bersalin dan Poliklinik
c. Laboratorium
d. Lembaga Permasyarakatan
e. Pasar
f. Sarana Ibadah (masjid, Gereja, Pura, Vihara)
g. Gedung Olahraga (GOR)
D. RINCIAN KEGIATAN
a. Pendataan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data yang akan dipakai
sebagai dasar penyusunan rencana penyehatan TTU
Data yang diperlukan di tiap kelurahan adalah :
1. Data per nama yang meliputi (Jenis TTU, Nama TTU, Alamat lengkap dan
No Teilepon, Penanggung Jawab, Jumlah Karyawan)
2. Data Rekapitulasi ( Jenis TTU, Jumlah yang ada, Yang Terdaftar, yang
diperiksa dan yang memenuhi syarat)
b. Pemeriksaan dan Pengawasan Sanitasi TTU
1. Unsur- unsur yang diperiksa ( per jenis TTU di data Lampiran)
2. Cara Pemeriksaan
Dalam melaksanakan pemeriksaan hendaknya disesuaikan dengan form
pemeriksaan terlampir, saran dan perbaikan dicatat dalam kartu TTU
dengan dicantumkan pula tanggal dan tanda tangan pemeriksa pada kartu
tersebut
Catatan Perbaikan tersebut berguna untuk pemeriksaan ulang
apakan perbaikan ulang yang disarankan pada kartu dan buku
harian petugas tersebut telah dilakukan atau belum. Pemeriksaan
ulangan bisa juga dilakukan apabila ada keluhan dari masyarakat.
c. Penyuluhan terhadap pengelola TTU
Penyuluhan ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran pengusaha/
pengelola TTU tidak menimbulkan gangguan pemakai/ pengunjung/ pekerja
TTU. Penyuluhan bisa dilaksanakan secara langsung pada saat pemeriksaan.
Sasaran :
Rumah makan/restoran
Kantin
Toko makanan/minuman
Kegiatan :
a. Pendataan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data yang akan dipakai
sebagai dasar penyusunan rencana penyehatan TPM.
Jumlah karyawan.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai keadaan hygiene sanitasi tempat pengolahan
makanan dan memberikan saran-saran perbaikan apabila ditemukan kondisi yang
tidak sesuai dengan item pemeriksaan.
Cara pemeriksaan :
Cara pemeriksaan tiap jenis tempat pengolahan makanan disesuaikan dengan form
pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan di catat pada kartu pemeriksaan/ buku harian petugas dan
ditandatangai oleh penanggung jawab pengolahan makanan yang berguna untuk
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang dilakukan untuk memantau apakan saran
yang diberikan telah dilakukan.
c. Penyuluhan terhadap pengelola TPM
Penyuluhan ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran pengusaha/ pengelola
TPM agar TPM yang dikelola tidak menimbulkan gangguan pemakai/ pengunjung/
pekerja TPM. Penyuluhan bisa dilaksanakan secara langsung pada saat
pemeriksaan
Tujuan :
untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
SASARAN
Sasaran STBM ada lima pilar diantaranya ;
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan;
b. Cuci Tangan Pakai Sabun;
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga;
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga; dan
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
KEGIATAN STBM
A. Perilaku stop buang air besar sembarangan ( STOP BABS ) diwujudkan melalui kegiatan
paling sedikit terdiri atas:
a. membudayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur kontaminasi
kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan
b. menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan
persyaratan kesehatan.
B. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS )
diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:
a. membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun secara
berkelanjutan; dan
b. menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir,
sabun, dan saluran pembuangan air limbah.
C. Perilaku Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:
a. membudayakan perilaku pengolahan air layak minum dan makanan yang aman dan bersih
secara berkelanjutan
b. menyediakan dan memelihara tempat pengolahan air minum dan makanan rumah tangga
yang sehat.
D. Perilaku Pengamanan Sampah Rumah Tangga
diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:
a. membudayakan perilaku memilah sampah rumah tangga sesuai dengan jenisnya dan
membuang sampah rumah tangga di luar rumah secara rutin;
b. melakukan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan pengolahan kembali
(recycle); dan
c. menyediakan dan memelihara sarana pembuangan sampah rumah tangga di luar rumah.
E. Perilaku Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:
a. melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui sumur resapan dan saluran
pembuangan air limbah;
b. menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah tangga; dan
c. memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah tangga.
BAB V
PENUTUP
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan lingkungan
puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan di
Puskesmas Rawat Inap maupun Puskesmas Non Rawat Inap. Untuk meningkatkan efektifitas
pemanfaatan buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas ini, hendaknya
tenaga kesehatan lingkungan Puskesmas dapat menjabarkannya dalam Protab (prosedur tetap)
yang berisi langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi masing–masing Puskesmas.
Selain tenaga kesehatan lingkungan puskesmas, buku ini juga sangat tepat digunakan
pengelola program kesehatan lingkungan di Kota dan Provinsi terutama dalam menyusun
perencanaan termasuk alokasi jumlah biaya yang diperlukan, pelaksanaan kegiatan, dan
penilaian terhadap hasil kegiatan. Selain itu, dengan buku pedoman ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas.