Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaian penyusunan Pedoman Internal
Program Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Kromengan Kabupaten Malang.
Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan
kemudahan dalam pelaksanaan Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Kromengan Kabupaten Malang.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kromengan terdiri dari
kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan didalam gedung dan diluar gedung.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di dalam gedung umumnya bersifat individual,
dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan
pelayanan Kesehatan Lingkungan diluar gedung umumnya pelayanan Kesehatan
Lingkungan pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih atas
bimbingan, bantuan, kerja sama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan Pedoman Internal Program Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Kromengan ini.

Sanitarian,
UPT Puskesmas Kromengan

Linda Sutikno, A.Md.KL


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyakarat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi - tingginya di wilayah kerjanya. Salah satu pelayanan di Puskesmas
yang bersifat promotif dan preventif adalah pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Menurut
WHO, pelayanan kesehatan lingkungan terdiri dari 17 kegiatan, yaitu :
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor (pengendalian vektor ialah segala macam usaha yang
dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi populasi vektor dengan
maksud mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan vektor atau
gangguan yang diakibatkan vektor)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia
(yang dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh)
6. Higiene makanan
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan - tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik
atau wabah, bencan alam dan migrasi penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan sehat
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas menurut
Permenkes Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan
Mengingat banyaknya kegiatan pada pelayanan kesehatan lingkungan,
maka disusunlah pedoman internal pelayanan kesehatan lingkungan, sehingga
seluruh petugas Puskesmas, lintas sektor, instansi terkait dan masyarakat bisa
mengerti dan memahami tentang pelayanan kesehatan lingkungan. Dengan
demikian, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama yang baik demi
peningkatan Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kromengan.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kromengan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyehatan lingkungan di wilayah
kerja Puskesmas Kromengan yang mencakup penyehatan tanah, air,
udara, makanan dan minuman
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas
Kromengan
c. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan
lingkungan di Puskesmas Kromengan
d. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
Puskesmas Kromengan

C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga kesehatan lingkungan Puskesmas
2. Lintas program
3. Lintas sektor
4. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
D. Ruang Lingkup Pedoman
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
a. Konseling kesehatan lingkungan
b. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas (penyehatan sarana
dan bangunan Puskesmas)
c. Pemantauan kebersihan Puskesmas
d. Pengelolaan sampah infeksius dan non infeksius
e. Pengelolaan IPAL
f. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
a. Inspeksi kesehatan lingkungan
b. Intervensi kesehatan lingkungan
c. Penyuluhan kesehatan lingkungan
d. Pemicuan CLTS
e. Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di wilayah
kerja Puskesmas
f. Pengambilan sampel air bersih / minum
g. Pengambilan sampel makanan / minuman
h. Pemeriksaan kualitas fisik lingkungan

E. Batasan Operasional
Pelayanan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Kromengan
meliputi :
1. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi
2. Penyehatan sarana dan bangunan Puskesmas sangat penting dalam rangka
mewujudkan lingkungan yang sehat yang dapat memberikan perlindungan
bagi pengunjung dan petugas Puskesmas dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan akibat kegiatan Puskesmas
3. Pemantauan kebersihan Puskesmas dimaksudkan untuk menciptakan
Puskesmas yang bersih dan mewujudkan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
4. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan dan
penanganan sampah baik sampah infeksius dan non infeksius
5. Pengelolaan IPAL dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran tanah dan air di sekitar lingkungan
Puskesmas
6. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga
keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular
vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor
sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah
7. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
8. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun social
9. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
10. Pemicuan CLTS adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene
dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan
menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau
masyarakat
11. Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di wilayah kerja
Puskesmas merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan
12. Pengambilan sampel air bersih / minum adalah kegiatan mengambil air bersih
/ minum sebagai contoh untuk dilakukan pemeriksaan fisika, kimia dan
bakteriologi air di laboratorium guna mengetahui kualitas air tersebut
memenuhi syarat kesehatan atau tidak
13. Pengambilan sampel makanan / minuman adalah kegiatan mengambil
makanan / minuman sebagai contoh untuk dilakukan pemeriksaan kimia dan
bakteriologi makanan / minuman di laboratorium guna mengetahui kualitas
makanan / minuman tersebut memenuhi syarat kesehatan atau tidak
14. Pemeriksaan kualitas fisik lingkungan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
melihat dengan teliti keadaan baik tidaknya nilai parameter yang
mengindikasikan kondisi fisik di lingkungan seperti kelembaban,
pencahayaan, suhu, dan partikulat
Beberapa ketentuan perundang – undangan yang diperlukan sebagai dasar
penyelenggaraan upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kromengan
adalah sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI Nomor 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
20. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan
23. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
25. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
26. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
27. Peraturan Bupati Malann Nomor 51 Tahun 2016 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan pasal 8 huruf a disebutkan bahwa tenaga di bidang kesehatan terdiri
dari tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan. Pasal 9 dijelaskan bahwa
tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali
tenaga medis. Pasal 11 (1) disebutkan tenaga kesehatan salah satunya, yaitu
tenaga kesehatan lingkungan, pasal 11 (8) tenaga kesehatan lingkungan terdiri
atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan dan mikrobiolog
kesehatan.
Berikut kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan realisasi SDM upaya
kesehatan lingkungan yang ada di Puskesmas Kromengan adalah :

Upaya Kualifikasi SDM Realisasi SDM

Kesehatan Pendidikan Diploma III Lulusan Diploma III


Lingkungan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Lingkungan

B. Distribusi Ketenagaan
Puskesmas Kromengan memiliki 1 (satu) tenaga sanitasi lingkungan, oleh
karena itu dalam melaksanaan program kesehatan lingkungan melibatkan lintas
program dan jaringan Puskesmas Kromengan. Penjadwalan tenaga dalam upaya
kesehatan lingkungan dikoordinir oleh Petugas Kesling pada saat pertemuan PJ
dan pelaksana serta pra lokmin UKM.

C. Jadwal Kegiatan
1. Dalam Gedung
Konseling Kesehatan Lingkungan :
Hari : Senin, Selasa, Rabu
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
2. Luar Gedung
Hari : Kamis, Jumat, Sabtu
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Ruang pelayanan Kesehatan Lingkungan dalam gedung di Puskesmas
Kromengan berada di ruang konsultasi yang tergabung dalam 3 program, yaitu
kesehatan lingkungan, gizi dan promosi kesehatan. Sedangkan untuk dokumen
pencatatan dan pelaporan pelayanan Kesehatan Lingkungan berada di ruang
Program yang ada di lantai 2 Puskesmas Kromengan.
1. Ruang Konsultasi

2. Ruang Program
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja
Puskesmas Kromengan, petugas sanitasi lingkungan dilengkapi dengan
sanitarian kit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun
2019 tentang Puskesmas, antara lain :
NO JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
A. Peralatan Utama
1 Alat ukur pemeriksaan kualitas air aspek 1 set
fisik, biologi (E. coli/ Coliform) dan kimia
Keterangan: metode Rapid Test
2 Botol sampel air bermulut lebar 3 buah
3 Botol sampel air berpemberat 4 buah
4 Alat ukur pemeriksaan kualitas udara 1 set
aspek fisik (debu, kelembaban udara,
kebisingan, pencahayaan, laju ventilasi
udara), biologi (jumlah kuman) dan kimia
Keterangan: metode Rapid Test
5 Alat ukur pemeriksaan kualitas makanan 1 set
aspek fisik, biologi dan kimia Keterangan:
metode Rapid Test
6 Termometer pangan 1 buah
7 Termometer alat pendingin 1 buah
8 Fly sweep net (fly griil) 1 buah
9 Parsipatori kit 1 buah
10 Pipet tetes 2 buah
11 Pisau pemotong steril 1 buah
12 Penangkap nyamuk dan larva 1 set
13 Alat pemberantas nyamuk 1 set
14 Alat pemberantas lalat 1 set
B. Peralatan Pendukung
1 Sendok tahan karat 2 buah
2 Box pendingin/cool box (tempat 2 buah
penyimpanan bahan sampel ke lapangan)
3 Selang plastik diameter 0,25 inch 1 buah
4 Mortar 2 buah
5 Timbangan makanan 1 buah
6 Jerigen (wadah, sampel) 1 buah
7 Tas tahan air utk tempat kit 1 buah
C. Perlengkapan
1 Reagensia untuk pengukuran kualitas air Sesuai
kebutuhan
2 Reagensia untuk pengukuran kualitas Sesuai
udara kebutuhan
3 Reagensia untuk pengukuran kualitas Sesuai
makanan kebutuhan
4 Sarung tangan Sesuai
kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Kromengan,
yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
a. Konseling kesehatan lingkungan
1) Konseling dilakukan terhadap pasien
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan / atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan
dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan pengobatan dan /
atau perawatan
3) Dalam hal pasien yang menderita penyakit dan / atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan tidak
memungkinkan untuk menerima konseling, konseling dapat dilakukan
terhadap keluarga atau pihak yang mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan dan media
informasi cetak atau elektronik
b. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas (penyehatan sarana
dan bangunan Puskesmas)
1) Penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas Kromengan
dilakukan 2 kali per tahun. 1 kali pada bulan Juni dan 1 kali pada bulan
November
2) Penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan (inspeksi sanitasi)
Puskesmas menggunakan formulir inspeksi sanitasi sesuai lampiran
yang ada pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas
3) Hasil penilaian dilakukan analisa dan dibuat laporan kegiatan
4) Laporan hasil kegiatan disampaikan pada saat pertemuan mutu
Puskesmas Kromengan
c. Pemantauan kebersihan Puskesmas
1) Pemantauan kebersihan dilakukan oleh PJ unit / ruangan
2) Pemantauan kebersihan dilakukan setiap hari dengan mengisi ceklist
kebersihan
3) Petugas kesehatan lingkungan melakukan monitoring dan evaluasi
kebersihan setiap 1 bulan sekali
4) Petugas kesehatan lingkungan melaporkan hasil monev pemantauan
kebersihan pada saat pertemuan mutu
d. Pengelolaan sampah infeksius dan non infeksius
1) Petugas kesehatan lingkungan menyiapkan tempat sampah infeksius
dan non infeksius sesuai dengan jenis ruangan yang ada di
Puskesmas Kromengan
2) Sampah infeksius dimasukkan pada tempat sampah yang berlabel
kuning dan ada lapisan kresek warna kuning, sedangkan sampah non
infeksius dimasukkan pada tempat sampah yang berlabel hijau dan
ada lapisan kresek warna hitam
3) Sampah infeksius dan non infeksius dikosongkan 2 kali dalam sehari,
yaitu pagi dan sore hari oleh petugas cleaning service
4) Petugas cleaning service memilah sampah tersebut, sampah infeksius
dimasukkan kantong sampah warna kuning, sedangkan sampah non
infeksius dimasukkan kantong sampah warna hitam
5) Setelah semua sampah dikosongkan sesuai jenisnya, sampah
infeksius dimasukkan ke TPS limbah B3 dengan menimbangnya
terlebih dahulu, lalu mencatat hasil penimbangan pada buku limbah B3
6) Sampah non infeksius dimasukkan pada TPS sampah non infeksius
dan akan diambil oleh rekanan setiap 2 hari sekali untuk dibuang ke
TPA Talang Agung
e. Pengelolaan IPAL
1) Pengecekan fungsi IPAL dilakukan setiap hari oleh PJ kesehatan
lingkungan dengan menggunakan ceklist pemantauan IPAL
2) Kebersihan lingkungan sekitar IPAL dilakukan oleh petugas cleaning
service
f. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
1) Dilakukan pemantauan terhadap keberadaan jentik nyamuk di semua
tempat penampungan air yang ada di Puskesmas setiap satu minggu
sekali
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
a. Inspeksi kesehatan lingkungan
1) Dilakukan pada rumah tempat tinggal, sarana sanitasi, TTU (Tempat -
Tempat Umum) antara lain, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan
TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) antara lain, jasa boga, DAM
(Depot Air Minum), rumah makan dan makanan jajanan
2) Inspeksi dilakukan menggunakan formulir IKL (Inspeksi Kesehatan
Lingkungan) sesuai jenis sarana
3) IKL dilakukan dengan pengamatan fisik media lingkunga
4) Pengukuran media lingkungan di tempat
5) Uji laboratorium
6) Analisis risiko kesehatan lingkungan
b. Intervensi kesehatan lingkungan
1) Dilaksanakan secara mandiri atau bekerja sama dengan pemangku
kepentingan dan pihak terkait lainnya
2) Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa :
- Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan /
pemberdayaan masyarakat
- Perbaikan dan pembangunan sarana
- Pengembangan teknologi tepat guna
- Rekayasa lingkungan
c. Penyuluhan kesehatan lingkungan
1) Dilakukan pada kelompok masyarakat dan UKBM yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Kromengan
2) Bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor
3) Dilakukan dengan metode ceramah
d. Pemicuan CLTS
1) Petugas kesehatan lingkungan membuat perencanaan kegiatan
pemicuan
2) Petugas Kesehatan Lingkungan menentukan lokasi pemicuan dengan
melihat hasil/laporan pendataan sanitasi dasar dengan kriteria :
- Lokasi yang penduduknya masih belum mempunyai jamban sehat
- Lokasi yang penduduknya masih mempunyai kebiasaan
BABS/kesungai dan menumpang
- Lokasi yang penduduknya masih memakai jamban
cemplung/cubluk
3) Petugas kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan petugas
kesehatan desa dan kepala desa
4) Petugas Kesehatan Lingkungan melaksanakan kegiatan pemicuan
dengan susunan kegiatan sebagai berikut :
- Perkenalan
- Penjelasan maksud dan tujuan
- Pencairan suasana
- Pemetaan situasi wilayah sasaran
- Transect walk bila diperlukan
- Pembuatan dan penjelasan alur kontaminasi
- Membuat komitmen perubahan perilaku untuk membuat jamban
dan BAB di jamban
- Membentuk komite dan membuat RTL
- Membuat kesepakatan dengan komite untuk datang ke Pleno
- Menutup acara pemicuan
5) Petugas kesehatan lingkungan merekap dan mencatat hasil pemicuan
CLTS
e. Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di wilayah
kerja Puskesmas
1) Penciptaan lingkungan yang kondusif : meningkatkan dukungan
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan
perilaku higienis dan saniter
2) Peningkatan kebutuhan : menciptakan perilaku komunitas yang
higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total
3) Peningkatan penyediaan : meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
4) Pengelolaan pengetahuan : melestarikan pengetahuan dan
pembelajaran dalam sanitasi total
5) Pembiayaan : meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi
dasar
6) Pemantauan dan evaluasi : melibatkan masyarakat dalam kegiatan
pemantauan dan evaluasi
f. Pengambilan sampel air bersih / minum
1) Petugas kesehatan lingkungan mempersiapkan peralatan
2) Petugas kesehatan lingkungan mengenakan APD
3) Petugas kesehatan lingkungan mengambil sampel air bersih / minum
sesuai dengan jenis pemeriksaan (bakteri / kimia)
4) Memberikan label pada botol sampel air
g. Pengambilan sampel makanan / minuman
1) Petugas kesehatan lingkungan mempersiapkan peralatan
2) Petugas kesehatan lingkungan mengenakan APD
3) Petugas kesehatan lingkungan mengambil sampel makanan /
minuman
4) Memberikan label pada plastik sampel makanan / minuman
h. Pemeriksaan kualitas fisik lingkungan
1) Petugas kesehatan lingkungan melakukan pemeriksaan kualitas fisik
lingkungan menggunakan alat sanitarian kit
2) Kualitas fisik lingkungan terdiri dari, pencahayaan, kebisingan, suhu,
kelembaban, angka kuman di ruangan

B. Metode
Metode yang digunakan petugas kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
tugasnya di dalam dan luar gedung, yaitu :
1. Ceramah
2. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
3. Pengamatan lingkungan
4. Identifikasi risiko kesehatan lingkungan
5. Pengukuran kualitas lingkungan
6. Pengujian sampel
7. Pemberdayaan masyarakat

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat
berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu
yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang
dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Dalam
upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus dilayani,
serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pelayanan
kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program
maupun lintas sektor. Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan
dan rincian rencana tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun
sebelumnya dan mengacu pada kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi
diatasnya, baik kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Untuk kepentingan
penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan program kesehatan
nasional lainnya.

2. Penggerakan dan pelaksanaan


Penggerakan dan pelaksanaan program / kegiatan merupakan kegiatan
lanjutan dari RPK. Penggerakan pelaksanaan program / kegiatan dapat
dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas, pengarahan
pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari setiap program sesuai
penjadwalan pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan, maupun
dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk
khusus untuk melakukan penggerakan pelaksanaan program / kegiatan
dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas. Dalam rangka penggerakan
dan pelaksanaan program / kegiatan, Kepala Puskesmas dapat melakukan
pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam rangka penguatan dan
pemantapan organisasi.

3. Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja


Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program.
Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas
antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang
dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja
program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian
baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai
kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat
dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan
upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan pengendalian ini harus
dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas,
maupun penanggung jawab program.
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas
disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi
Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan
kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
BAB V
LOGISTIK

Logistik adalah suatu rangkaian upaya yang mencakup efektivitas


perencanaan, implementasi, sampai pengawasan atas suatu proses perpindahan
produk barang atau jasa, energi, atau sumber daya lain, dari mulai titik awal hingga
titik pengguna. Dalam kaitannya dengan kegiatan kesehatan lingkungan, petugas
kesehatan lingkungan melakukan usulan sarana, prasarana, alat kesehatan, Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP), Alat Tulis Kantor (ATK) dan alat / bahan lainnya yang
diperlukan kepada PPTK guna meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan
Lingkungan.
Pengadaan logistik bisa didapat dengan cara pengusulan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang (dana APBN/APBD) ataupun secara swakelola
Puskesmas yang bersumber dana dari dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Barang yang berasal dari APBN/APBD dilakukan dengan cara pengusulan
setiap tahun ke Dinas Kesehatan. Sedangkan barang yang didapat dari
swakelola diusulkan oleh penanggung jawab pelayanan setiap bulan kepada
petugas pengelola barang.
Logistik yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Kegiatan dalam gedung
1. Meja kerja
2. Kursi
3. Komputer
4. Printer
5. Alat Tulis Kantor (ATK)
6. Lembar balik
7. Leaflet

b. Kegiatan luar gedung


1. Formulir IKL
2. Sanitarian kit
3. Reagen sankit
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau dampak,
baik risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun risiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan
saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan –
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Risiko
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap risiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah – langkah yang akan diambil dalam
menangani risiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
risiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. Sehingga dengan segera
dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan
Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.

Adapun identifikasi risiko kegiatan kesehatan lingkungan, yaitu :


No Proses dan Bahaya
Aktifitas Fisika Kimia Biologi Ergonomik Psikososial
1 Inspeksi dan Pemeriksaan Kualitas SAB/SAM
1. Petugas kepleset terpapar kondisi penolakan
bakteri e.coli medan dari pemilik
dari air yang curam/mena sarana
tercemar njak
terjebur meja
pemeriksaa
n bukan
keramik
terkena
percikan
api
terbakar
terkena
pecahan
botol
kaca
2.
Masyarakat
3. pencema pencemaran
Lingkungan ran oleh bakteri
lingkunga e.coli /
n oleh coliform
logam
berat
No Proses dan Bahaya
Aktifitas Fisika Kimia Biologi Ergonomik Psikososial
2 Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
1. Petugas terkena terpapar penolakan
peralatan asap dari pemilik
masak TPM
yang
panas
terkena
percikan
minyak
panas
2. adanya terpapar terpapar tempat pengelola
Masyarakat benda B3 dari bakteri duduk yang TPM tidak
asing alas / e.coli/coliform tidak menerapkan
dalam bungkus dari makanan memadai hygiene
makanan makanan sanitasi

3. pencema
Lingkungan ran
lingkunga
n oleh
wadah
makanan

3 Pembinaan Sanitasi Perumahan


1. Petugas terjatuh terpapar penolakan
asap oleh pemilik
rokok rumah

2.
Masyarakat
3. menimbul pencema
Lingkungan kan ran oleh
banyak sampah
sampah kertas
kertas
No Proses dan Bahaya
Aktifitas Fisika Kimia Biologi Ergonomik Psikososial
4 Pembinaan
Sarana TTU
Prioritas
1. Petugas terpeleset terpapar
asap
rokok

Terjatuh

2.
Masyarakat
3. menimbul pencema
Lingkungan kan ran oleh
banyak sampah
sampah kertas
kertas

5 Verifikasi
Stop Buang
Air Besar
Sembarang
an (SBS)
1. Petugas terjatuh penolakan
dari
masyarakat

terpeleset

2.
Masyarakat
3. menimbul menimbul
Lingkungan kan kan
banyak banyak
sampah sampah
kertas kertas
No Proses dan Bahaya
Aktifitas Fisika Kimia Biologi Ergonomik Psikososial
6 Konseling
dan Inspeksi
Sanitasi
1. Petugas terjatuh terpapar terpapar penolakan
asap bakteri/jamur dari pasien
rokok dari PBL PBL
terpeleset
2. takut
Masyarakat dengan
kedatangan
petugas
3.
Lingkungan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66


Tahun 2016 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, keselamatan
kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan,
kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang
berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja,
secara langsung dan tidak langsung. Petugas kesehatan merupakan orang pertama
yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang
sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung
diri yang benar.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program kesehatan
lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja petugas Puskesmas dan lintas
sektor dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap
sasaran harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian


pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan
(corrective action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus.
(Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas)
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan
kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program. Dalam
upaya peningkatan mutu di setiap kegiatan pelayanan, petugas dipandu oleh SOP
yang telah ditetapkan mengacu pada pedoman yang telah dibuat.
Kinerja pelaksanaan kegiatan dimonitor dan dievaluasi menggunakan
indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan
2. Kesesuaian rencana dan waktu pelaksanaan kegiatan
3. Kesesuaian rencana dan tempat pelaksanaan kegiatan
4. Kesesuaian rencana dan sasaran pelaksanaan kegiatan
5. Tercapainya indikator PKP Kesehatan Lingkungan
Hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan monitoring, evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan PJ dan pelaksana, pra
lokmin UKM, lokmin bulanan Puskesmas dan lokmin lintas sektor.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Kromengan. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
Puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi – inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional.
Kami menyadari pedoman ini masih perlu perbaikan sesuai dengan
perkembangan situasi dan kondisi yang disebabkan karena perubahan kebijakan
maupun dari hasil kegiatan / pelayanan. Kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan pedoman pelayanan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Kepala Puskesmas dan semua pihak yang terkait secara internal yang telah
mendukung dalam penyusunan pedoman ini.

Anda mungkin juga menyukai