Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GRABAG
Jln. Kutoarjo - Ketawang Km. 7
Ds. Sangubanyu Kec. Grabag Kab. Purworejo 54265
Telp. ( 0275 ) 6451090
Email : puskesmas.grabag@gmail.com

PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPAYA KESLING


UPT PUSKESMAS GRABAG

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam pasal 22 ayat (2) dan ayat (3)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan , yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas
lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan
di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum. Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas
lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama
karena meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah
menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu
upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa
Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial tersebut harus diselenggarakan oleh puskesmas.
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib
puskesmas termasuk di Puskesmas Grabag yang mempunyai peranan
strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program
dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal
ini dilakukan untuk mewujudkan Visi Puskesmas yaitu “ Menjadi
Puskesmas Profesional Pilihan Masyarakat ” dengan misi sebagai
berikut :1. Menyelenggarakan upaya pelayanan dasar yang berkualitas,
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam bidang
kesehatan, 3.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan, dan 4. Membangun kemandirian kesehatan masyarakat.
Dalam melakukan kegiatan petugas upaya keseling selalu

1
membudayakan tata nilai MCK yaitu Mandiri dalam bertugas dengan
ide-ide kreatip, Cekatan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
SOP yang berlaku, Kebersamaan dalam melaksanakan tugas dengan
membina hubungan baik dengan masyarakat, lintas program dan
lintas sektor.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam
menyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas
Grabag
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi
kesehatan lingkungan di Puskesmas Grabag
c. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan
lingkungan di Puskesmas Grabag

C. SASARAN
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

D. RUANG LINGKUP
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
 Pengawasan kebersihan
 Pengawasan pengelolaan Sampah.
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
 Konseling
 Inspeksi Sanitasi Kesehatan lingkungan
 Intervensi Kesehatan Lingkungan

E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk
meningkatkan kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan
peningkatan kualitas lingkungan.Upaya – upaya kesehatan lingkungan
yang dilaksanakan di Puskesmas Grabag meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di
Puskesmas.

2
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa
yang berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit
dan/atau gangguan kesehatan.
5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu
yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang
sehat.
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah
lulus pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan.

Beberapa ketentuan perundang- undangan yang diperlukan sebagai


dasar Penyelenggaraan penyelengggaraan Upaya Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Grabag adalah sebagai berikut :
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentangKesehatan
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001
tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010
tentang Pengendalian Vektor;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010
tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011
tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi
11. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA UPAYA KESEHATAN


LINGKUNGAN
Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga
kesehatan yang diijinkan berprofesi minimal berijazah Diploma Tiga
( D III ). Berikut ini Kualifikasi Sumber Daya Manusia dan realisasi
tenaga upaya kesehatan lingkungan yang ada di Puskesmas Grabag
adalah :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Kesehatan Pendidikan diploma III Lulusan D III Akademi


Lingkungan kesehatan lingkungan Kesehatan Lingkungan

Memiliki Surat Tanda Memiliki STR


Regristasi

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
KesehatanLingkungan mulai di Kepala puskesmas, penanggung
jawab UKP, penanggung jawab UKM, dan seluruh karyawan. Sebagai
koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya
kesehatan Lingkungan dilaksanakan lintas program dan dikoordinir
oleh Penanggung jawab Upaya Kesehatan Lingkungan sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan.

Nama Petugas Kualifikasi SDM Kegiatan

Heru Budianto D III Kesehatan Upaya Kesehatan


Lingkungan Lingkungan

C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan
bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya
mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan
persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk
jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal
kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya
kesehatan lingkungan di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas
Grabag

4
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA KESLING TAHN 2016

PENANG BULAN
N
KEGIATAN -GUNG
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JAWAB
1 Konseling Upaya
V V V V V V V V V V V V
Kesling
2 Pemeriksaan
dan pembinaan
Kualitas sarana Upaya
V V V V V V V V V V V V
Air bersih / Kesling
minum

3 Pemeriksaan Upaya
dan pembinaan Kesling
Tempat –
V V V V V V V V V V V V
Tempat Umum
( TTU )

4 Pemeriksaan Upaya
dan pembinaan Kesling
Tempat
Pengelolaan V V V V V V V V V V V V
Makanan
( TPM )

5 Kampanye Upaya
STBM Kesling V

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
DENAH RUANGAN UPT PUSKESM AS GRABAG

R 17
R 5 R 3 R 4 R 10 R 11 R 14 R 15 R 16

R 18

R 9
R 19

R 12 R 13
R 6 R 8 R 7

R 2

R 1
R 20

Keterangan :
R 1 : Loket P endaftaran 2,25 M2 R11 : R. P inyimpanan Obat 9 M2
R 2 : R. Rekam Medik 4 M2 R12 : R. Kepala P uskesmas 12 M2
R 3 : R. P emeriksaan Umum 10,5 M2 R13 : R. Administrasi 18 M2
R 4 : R. T indakan 9 M2 R14 : R. Mushola 7,5 M2
R 5 : R. BP Gigi & Mulut 9 M2 R15 : R. Dapur 3 M2
R 6 : R. Laboratorium 13,5 M2 R16 : R. Kamar Mandi Karyaw an 4 M2
R 7 : R. KIA & KB 12 M2 R17 : R. Kamar Mandi P engunjung 3 M2
R 8 : R. MT BS & Konsultasi 7,5 M2 R18 : R. Kamar Mandi P engunjung 3 M2
R 9 : R. Imunisasi & Asi 9 M2 R19 : R. T unggu P asien 24 M2
R 10: R. Farmasi 6 M2 R20 : R. T unggu Antrian 5,25 M2

Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di dalam


gedung dilakukan oleh Penanggung jawab program Kesehatan
Lingkungan yang menempati ruang bergabung dengan ruang tata
Usaha ( TU ). Adapun pelaksanaan rapat koordinasi program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dilakukan di ruang pertemuan
Puskesmas Grabag.
Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi
sasaran dengan kegiatan ke desa seperti pemeriksaan rumah, SAB,
Sampah, Jamban, Tempat tempat Umum ( sekolah, tempat ibadah,
dll ), Tempat Pengelolaan Makanan, kegiatan STBM dan kegiatan lain
yang bersifat dan berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

Ukurang Ruang ( Gabung dengan Ruang Tata Usaha )


a. Luas ruangan 4 m x 6 m
b. Pintu Ukuran 2,1 m x 1,2 m
c. Atap dan langit-langit kuat dan berwarna terang, mudah
dibersihkan dan ketinggian dari lantai 2,5 m.

6
d. Dinding terbuat dari material keras, rata dan tidak berpori, tidak
silau, kedap air dan mudah dibersihkan.
e. Lantai kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang
dan mudah dibersihkan.
f. Pintu dan jendela lebar dan dapat dibuka secara maksimal.

Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah organik dan anorganik
tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang

Skema Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan

DATANG
RUANG RUANG GIZI &
PENDAFTARAN KESLING

APOTEK

POLI UMUM

PULANG

B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Grabag memiliki sarana penunjang antara
lain :

Pelayanan kesehatan Sarana Prasana


Lingkungan
 Meja
( Dalam Gedung )  Kursi
Konseling  Alat peraga Percontohan
Pengawasan Kebersihan  Media informasi cetak atau
elektronik
 Buku panduan
 Buku catatan kegiatan
( Luar Gedung )  Senter
Inspeksi Sanitasi  Leaflet
 Form check
 Sanitarian kit
 Buku catatan kegiatan
( Luar Gedung )  Senter
Intervensi / Tindakan  Meteran
 Alat peraga Percontohan
 Cetakan closet
 Cetakan Buis Beton
 Genteng kaca

7
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan perawatan pengobatan
3) Dalam halPasien yang menderita penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungantidak memungkinkan untuk menerima Konseling,
Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang
mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan,
media cetak atau elektronik.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / air limbah
1) Kegiatan pengawasan Kebersihan lingkungan Puskesmas
2) Kegiatan pengawasan pengelolaan sampah
3) Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah

2. Kegiatan Luar Gedung


a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga
Kesehatan Lingkungan / sanitarian, yang membawa surat
tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang
lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga
Kesehatan Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan
petugas Puskesmas yang menangani program terkait atau
mengajak serta petugas dari Puskesmas Pembantu,
Poskesdes, atau Bidan di desa.
3) Kegiatan meliputi Perumahan ( Jamban , SPAL, Sampah ),
TTU dan TPM
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial

B. STRATEGI / METODE
1. Metode Konseling
a. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. Dugaan penyebab; dan
d. Saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara / metode
sebagai berikut:

8
a. Pengamatan fisik media lingkungan;
b. Pengukuran media lingkungan di tempat;
c. Uji laboratorium; dan/atau
d. Analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
d. Rekayasa Lingkungan

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat Jadwal
b) Menyiapkan ruangan;
c) Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan;
d) Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila
diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet, maket
(rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain) serta alat
peraga lainnya.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai
berikut:
a) Umum, berupa data individu/keluarga dan data
lingkungan;
b) Khusus, meliputi:
 Identifikasi perilaku/kebiasaan;
 Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
 Dugaan penyebab; dan
 Saran dan rencana tindak lanjut.
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3)
a) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir
tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan
ditandatangani untuk mengambil keputusan yang
disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
b) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan
c) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

b. Pengawasan kebersihan / sampah / air limbah


1) Persiapan (P1)
a) Membuat jadwal pemeriksaan baik kebersihan /
pembakaran sampah maupun air limbah
b) Menyiapkan dan membawa form kegiatan pemeriksaan
dan alat tulis
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Memeriksa baik kebersihan / pengelolaan sampah
maupun air limbah
b) Mengisiform kegiatan pemeriksaan dan alat tulis yang
sdh ada
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
a) Petugas mencatat hasil dan melaporkan hasil kegiatan

9
b) Petugas menganalisa hasil
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan
menindaklanjuti

2. Kegiatan di Luar Gedung


a. Inspeksi Sanitasi
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat jadwal Inspeksi Sanitasi baik dari hasil
Konseling maupun hasil tahun sebelumnya
b) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan
rumah dan lingkungannya dengan Pasien dan
keluarganya apabila dari hasil konseling memerlukan
tindak lanjut.( Jika Hasil Konseling )
c) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan
kelengkapan lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi
Kesehatan Lingkungan, formulir pencatatan status
kesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur
parameter kualitas lingkungan)
d) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan
(kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan/bidan di desa
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Melakukan pengamatan media / pemeriksaan :
 Lingkungan sarana usaha / pasien dan perilaku
pelaku usaha / masyarakat sekitar.
 Pengukuran media lingkungan di tempat, uji
laboratorium, dan analisis risiko sesuai kebutuhan(
Jika diperlukan ).
 Melakukan penemuan penderita lainnya ( Jika dari
Konseling )
 Melakukan pemetaan populasi berisiko ( Jika dari
Konseling )
b) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran ( TTU,
TPM, keluarga pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak
lanjut dapat berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan
yang bersifat segera. Saran tindak lanjut disertai dengan
pertimbangan tingkat kesulitan, efektifitas dan biaya.
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan
menindaklanjuti

b. Intervensi Kesehatan Lingkungan


1) Perencanaan ( P1)
a) Membuat jadwal dengan dasar hasil Konseling dan hasil
Inspeksi Sanitasi
b) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan
kelengkapan lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi
Kesehatan Lingkungan, formulir pencatatan status
kesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur
parameter kualitas lingkungan)

10
c) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan
(kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan/bidan di desa.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Intervensi Kesehatan Lingkungan harus
mempertimbangkan tingkat risiko berdasarkan hasil
Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
b) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien
sendiri.
c) Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan
menjadi luas, maka pelaksanaannya dilakukan bersama
pemerintah, dan masyarakat/swasta
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan
menindaklanjuti

Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya


kesehatan lingkungan :
1) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan
mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
2) 2)Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan
Lingkungan dilakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
3) 3)Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas mencakup Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas dan pelaksanaan pengawasan
kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan.
4) 4)Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
dibahas dalam pertemuan integrasi lintas program
Puskesmas secara berkala.
5) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur
kinerja Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang
sekaligus menjadi indikator dalam penilaian akreditasi
Puskesmas.

11
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan
kesehatan Lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

A. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan


prasarana antara lain :
1. Meja, Kursi
2. Alat tulis
3. Buku catatan Kegiatan
4. Leaflet
5. buku panduan
6. komputer

B. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan


prasarana yang meliputi :
1. Senter
2. Leaflet
3. Form check
4. Sanitarian kit
5. Senter
6. Meteran
7. Alat peraga Percontohan
8. Cetakan closet
9. Cetakan Buis Beton
10. Genteng kaca
11. Buku catatan kegiatan

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan


lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas
dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan.

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko


atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran
kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan
menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :

A. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan.Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
B. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
C. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
D. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
E. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah
ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak
lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

13
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan
lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling - -

Inspeksi Kesehatan Kecelakaan Menggunakan APD


Lingkungan ( terjatuh, ( Sepatu bot , Sarung
terpeleset ) Tangan )

Intervensi kesehatan Terpapar bahan Menggunakan APD


Lingkungan kimia, kecelakaan ( Sepatu bot, Masker ,
Sarung Tangan )

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk


menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak
dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik
petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana
dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan
semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang
terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas
kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi
dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang
sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan
benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program
kesehatan lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sektor dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

Upaya Identifikasi Resiko Pencegahan Resiko

Konseling Resiko tertular Menggunakan APD,


penyakit CTPS
Inspeksi Kesehatan Kecelakaan Kerja Menggunakan APD
Lingkungan

Intervensi kesehatan Kecelakaan Kerja Menggunakan APD


Lingkungan

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian
mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya cakupan indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya
mini tiap bulan.

16
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk


memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatankesehatan lingkungan
di Puskesmas Grabag, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi
riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi
yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan
perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan,
kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam
melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas agartidak
terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah
ditentukan.

Purworejo , ............................ 2016

Penanggung Jawab Upaya Kesehatan


Lingkungan

Heru Budianto
NIP. 197204051995021001

17

Anda mungkin juga menyukai