KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS BUKO
No Dokumen: / / /2022
Tanggal Terbit: 2022
No Revisi:
Sanitarian,
UPTD Puskesmas Buko
ffsagahfhahfhhfhhahehg
BAB I
A. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehtan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingakt pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya. Untuk itu memerlukan masukan dari masyarakat yang bersifat membangun
(inovatif).
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas Buko
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan
c. di Puskesmas Buko
d. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
e. Puskesmas Buko
D. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
E. Ruang Lingkup
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Buko
Page 4
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
- Konseling
- Pemeriksaan kebersihan
- Pengelolaan sampah di lingkungan puskesmas
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
- Inspeksi Kesehatan lingkungan
- Pengambilan data sanitasi dasar
- Pengambilan sample air dan pengujian IKL sanitasi dasar
- Penyehatan Air dan sanitasi dasar tingkat rumah tangga (Stunting)
F. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya – upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Buko meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
10. Pengambilan Sampel Air untuk uji bakteriologis adalah Serangkaian kegiatan untuk
mengambil air sebagai contoh yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium, guna
mengetahui jumlah bakteri E.Coli/Fecal Coli per 100 ml sampel.
11. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan kepada masyarakat
untuk merubah bahkan membuat fasilitas sanitasinya dengan biayanya sendiri melalui
metode pemicuan. Penyadaran untuk melakukan perubahan perilaku untuk hidup
bersih dan sehat
12. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan
Lingkungan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan Lingkungan
dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Kesling sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
BAB III
STANDAR FASILITAS
Tempat
Pembakaran
Sampah
Sementara
LOKET RUANGAN
VK
LOBI LAMA UGD POLI
UMUM
R. dr
R. Gizi
LOKET
Nurse R.
Kamar Station Imunisasi
Perawat Poli. Gigi
NIFAS
R. Inap Poli
Wanita Taman Lansia
KAMAR BIDAN RUANG
TUNGGU
Apotek
TOILET
LAB
TPS
LB3
IPAL
R. Program R. Administrasi
R. PIS PK
R. Kepala
Puskesmas
R. Rapat
R. Bendahara LAB. TB
Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
PASIEN DATANG
LOKET
PENDAFTARAN
KLINIK TERPADU
PASIEN PULANG
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayanan perawatan pengobatan
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan untuk
menerima Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang
mendampingi.
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau
elektronik.
b. Pemeriksaan Kebersihan
1) Pemeriksaan kebersihan dilakukan oleh tenaga Kesehatan Lingkungan
2) Pemeriksaan kebersihan mencakup seluruh bagian Puskesmas baik dalam gedung
maupun luar gedung
3) Pemeriksaan kebersihan dengan melihat ceck list kebersihan
c. Pengelolaan sampah medis
1) Pengumpulan sampah medis dilakukan oleh petugas kebersihan lingkungan.
2) Pengumpulan sampah medis dilakukan setiap hari dari poli atau ruang tindakan
3) Pengambilan sampah medis dikumpulkan diTPS LB3.
d. Penyuluhan STBM
1) Penyuluhan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan(sanitarian)
dengan melibatkan Bidan Desa, Naping, Kader dengan membawa surat tugas
dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Penyuluhan STBM dilakukan di Desa untuk meningkatkan derajat kesehatan
manusia yang mencakup lima pilar STBM (stop BABS, CTPS, pengolahan air,
pengelolaan sampah, pengelolaan limbah)
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
Perencanaan (P1)
1). Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster,
leaflet (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali data/informasi
kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1). umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2). khusus, meliputi:
a). identifikasi perilaku/kebiasaan;
b). identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c). dugaan penyebab; dan
d). saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan
"SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
1). Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
2).Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
3). Tunjukkan sikap ramah.
4). Perkenalkan diri dan tugas Anda.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Buko
Page 23
dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
CTPS
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
1 Konseling v v v v v v v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v v v v v v v v v v
umum
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v v v v v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v v v v v v v v
Sarana Air Bersih
Monitoring dan
5 v v v v v v v v v v v v
evaluasi STBM
Pendataan
6 Kesehatan v v v v v v v v v v v v
Lingkungan
pengiriman sampel
7 v v v v v v v v v v v v
air ke Laborat
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi Kader
9 v
STBM
Meja
Kursi
1 Konseling Alat peraga Percontohan
Media informasi cetak atau
elektronik