KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS CIGEULIS
No Dokumen: / / /2019
Tanggal Terbit: 2019
No Revisi:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaian penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program
Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Cigeulis Kabupaten Cigeulis. Pedoman ini kami
susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Cigeulis Kabupaten Cigeulis.
Sanitarian,
UPT Puskesmas Cigeulis
Yuyum, AMKL
A. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehtan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingakt pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya. Untuk itu memerlukan masukan dari masyarakat yang bersifat membangun
(inovatif).
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya kesehatan
lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas Cigeulis
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan
c. di Puskesmas Cigeulis
D. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
E. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
- Konseling
- Pemeriksaan kebersihan
- Pengumpulan sampah medis
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas meliputi :
- Inspeksi Kesehatan lingkungan
- Intervensi Kesehatan Lingkungan
- Pengambilan sample air
- Penyuluhan STBM
F. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan
yang dilakukan melalui penyehatan danpeningkatan kualitas lingkungan. Upaya – upaya
kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Cigeulis meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
10. Pengambilan Sampel Air untuk uji bakteriologis adalah Serangkaian kegiatan untuk
mengambil air sebagai contoh yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium, guna
mengetahui jumlah bakteri E.Coli/Fecal Coli per 100 ml sampel.
11. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan kepada masyarakat
untuk merubah bahkan membuat fasilitas sanitasinya dengan biayanya sendiri melalui
metode pemicuan. Penyadaran untuk melakukan perubahan perilaku untuk hidup
bersih dan sehat
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/ Menkes/ Per/ VI/ 2010 tentang
Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077 /Menkes /Per/ V/ 2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/ Menkes/ Per/ VI/ 2011 tentang Higiene
Sanitasi
11. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Tenaga Sanitarian
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan
Lingkungan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas
sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas.
A. Denah Ruang
❖ Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
● Senter
( Luar Gedung ) ● Leaflet
Inspeksi Sanitasi ● Form check
Intervensi / Tindakan ● Buku catatan kegiatan.
● Sanitarian Kit
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Lingkup Kegiatan
d. Penyuluhan STBM
1) Penyuluhan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan(sanitarian)
dengan melibatkan Bidan Desa, Kader dengan membawa surat tugas dari
Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Penyuluhan STBM dilakukan di Desa untuk meningkatkan derajat kesehatan
manusia yang mencakup lima pilar STBM (stop BABS,CTPS,pengolahan air,
pengelolaan sampah, pengelolaan limbah)
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
❖ Perencanaan(P1)
1). Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
❖ Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster,
leaflet (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain).
❖ Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali data/informasi
kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1). umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2). khusus, meliputi:
a). identifikasi perilaku/kebiasaan;
b). identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c). dugaan penyebab; dan
d). saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan
"SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
1). Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
2).Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
Konseling
Inspeksi Kesehatan
Lingkungan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
CTPS
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
BAB IX
PENUTUP
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konseling v v v v v v v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v v v v v v v v v v
umum
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v v v v v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v v v v v v v v
Sarana Air Bersih
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi Kader
9 v
STBM
Meja
Kursi
1 ling Alat peraga Percontohan
Media informasi cetak atau
elektronik