Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAYANAN

PROGRAM KESEHATAN
LINGKUNGAN
TAHUN 2022

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KOTA MALANG
PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
PEMERINTAH KOTA MALANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
Jln. Simpang Kasembon No. 5 Telp. (0341) 356380
e-mail : pkmrampalcelaket@gmail.com
MALANG Kode Pos : 65111

LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN UNIT KERJA

KESEHATAN LINGKUNGAN

PUSKESMAS RAMPAL CELAKET

Nomor : KAK/UKP-PMKP/2022/….
Dokumen

Tanggal terbit : …………………………….

No Revisi : ………………………………

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh


Yang membuat Penanggung jawab Kepala Puskesmas
UKP/UKM/ADMEN/MUTU
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas RidhoNya ,
kami dapat menyelesaikan Pedoman Pelayanan Kegiatan/ Program Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Rampal Celaket tahun 2022. Pedoman Pelayanan ini
merupakan dokumen turunan berdasarkan kebijakan pelayanan yang ada di
Puskesmas Rampal Celaket. Tak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya untuk karyawan karyawati Puskesmas Rampal Celaket dan
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan pedoman pelayanan
Kesehatan Lingkungan tahun 2022 ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa pedoman pelayanan Kesehatan Lingkungan
ini masih jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan, melalui saran serta kritik
yang bermanfaat bagi kami sebagai demi pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dan
lengkap untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu kami mohon
petunjuk dan saran agar dalam tahun-tahun mendatang dapat menyusun pedoman
pelayanan Kesehatan Lingkungan ini menjadi lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepadakita semua, aamiin.

Malang, November 2021


Penanggung Jawab Pelayanan
Kesehatan Lingkungan

Alif Primatur N.S, A.Md.KL


NIP. 19870919 201101 2 002
DAFTAR ISI

Sampul ……………………………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan ………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………….. 3
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 4
B. Tujuan Pedoman ……………………………………………………………….. 5
C. Sasaran Pedoman ……………………………………………………………….. 6
D. Ruang Lingkup Pedoman ……………………………………………………….. 7
E. Batasan Operasional ………………………………………………………. 8
BAB II Standar Ketenagaan ………………………………………………………. 9
A. Kualifikasi SDM ………………………………………………………………. 10
B. Distribusi Ketenagaan ………………………………………………………. 11
C. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………………. 12
BAB III Standar Fasilitas ………………………………………………………………. 13
A. Denah Ruangan ……………………………………………………………….. 14
B. Standar Fasilitas ………………………………………………………………. 15
BAB IV Tata Laksana Pelayanan ………………………………………………………. 16
A. Lingkup Kegiatan ………………………………………………………………. 17
B. Metode ……………………………………………………………………….. 18
C. Langkah Kegiatan ………………………………………………………………. 19
BAB V Logistik ……………………………………………………………………….. 20
BAB VI Keselamatan Sasaran Kegiatan/ Program …………………………………… 21
BAB VII Kesehatan Kerja ………………………………………………………………. 22
BAB VII Pengendalian Mutu ………………………………………………………. 23
A. Monitoring ………………………………………………………………………. 24
B. Pencatatan dan Pelaporan ………………………………………………………. 25
BAB IX Penutup ……………………………………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 27
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam pasal 162 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Demam Berdarah Dengue pada tahun
2012 sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR=
0,9). Kasus pneumonia balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12%. Angka
kesakitan diare pada semua umur 411 per 1000 penduduk, hasil survey morbiditas
memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3
kali (Hasil kajian morbiditas diare, Depkes, 2012). Dan WHO melaporkan sementara
ini Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah penderita TB Paru (WHO Global
Tuberculosis Control, 2010).
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan berdampak
buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan permasalahan
terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya permasalahan
penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat terhadap kualitas air
minum yang aman sebesar 20,4% (Hasil Studi Kualitas Air Minum, 2021).
Sedangkan untuk penggunaan jamban sehat di Jawa Timur sebanyak 94,21%
(STBM, Kemenkes, 2021).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
menngkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
risiko lingkungan, pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama degan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, ditegaskan bahwa salah satu
upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan
Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/ kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan lingkungan.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan menyediakan pedoman bagi Puskesmas
Rampal Celaket dalam melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan di
Puskesmas Rampal Celaket dan jejaringnya.

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Tenaga kesehatan lingkungan Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di
Puskesmas Rampal Celaket.
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup dari pedoman pelayanan kesehatan lingkungan yaitu penyehatan air,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan perumahan dan sanitasi dasar,
pembinaan tempat-tempat umum, klinik sanitasi, dan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Penyehatan Air adalah kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) dan
intervensi terhadap Sarana Air Bersih (SAB) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas selama periode tertentu. Yang termasuk dalam SAB antara lain:
PDAM, perpipaan non PDAM, sumur pompa, sumur gali, perlindungan mata air
(PMA), dan Penampungan Air Hujan (PAH).
2. Penyehatan Makanan dan Minuman adalah kegiatan bersifat monitoring
(inspeksi sanitasi) dan intervensi terhadap Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
yang ada di wilayah Puskesmas Rampal Celaket sekaligus memberikan
pembinaan terhadap penanggung jawab/ pengelola TPM.
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar adalah kegiatan yang bersifat
monitoring (inspeksi sanitasi) dan intervensi terhadap rumah sekaligus
memberikan pembinaan terhadap penghuninya di wilayah kerja Puskesmas
Rampal Celaket.
4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum adalah kegiatan yang bersifat monitoring
(inspeksi sanitasi) dan intervensi terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) yang
ada di wilayah Puskesmas Rampal Celaket sekaligus memberikan pembinaan
terhadap penanggung jawab/ pengelola TTU.
5. Klinik Sanitasi adalah kegiatan pemberian konseling dan tindak lanjut terhadap
pasien/ klien yang memiliki masalah Penyakit Berbasis Lingkungan (PBL) guna
menganalisa seba-sebab terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah kegiatan pendekatan untuk
merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas mempunyai kriteria sebagai
berikut :
1. Tenaga Kesehatan Lingkungan atau Sanitarian (D3) minimal 1 orang
2. Tenaga kesehatan lainnya (D3/S1) minimal 1 orang

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Saat ini petugas kesehatan lingkungan/ sanitarian di Puskesmas Rampal Celaket
adalah dua (2) orang tenaga kesehatan lingkungan (D3).

C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskesmas dilaksanakan setiap hari kerja.
Jadwal kegiatan disusun dan disepakati bersama dengan lintas program/sektor
terkait maupun pertemuan kader atau jadwal dari Dinas Kesehatan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Ukuran 3 meter

Jendela

9 3

Ukuran 3 meter

11
7
10

6 4 8

PIN
TU

1 2

KETERANGAN :
1. Alat ukur Tinggi Badan
2. Alat ukur Berat Badan
3. Etalase susu dan rak buku ukuran P:1,5m, L: 0,75m dan Tinggi 2,5m
4. Meja Konseling Gizi dan Komputer
5. Meja kerja Kesling dan komputer
6. Kursi pasien/konseling Gizi
7. Kursi pasien/konseling Kesling
8. Kursi petugas konseling Gizi
9. Kursi petugas konseling Kesling
10. Papan informasi
11. Papan informasi
B. STANDAR FASILITAS
Menurut Permenkes No. 13 tahun 2015 sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
lingkungan meliputi :
1. Ruang untuk Konseling yang terintegrasi dengan layanan konseling lain.
2. Laboratorium kesehatan lingkungan yang terintegrasi dengan laboratorium yang
ada di Puskesmas
3. Peralatan yang dibutuhkan dalam intervensi kesehatan lingkungan
4. Media komunikasi, informasi dan edukasi.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Rampal Celaket
meliputi :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
4. Pembinaan tempat-tempat umum
5. Klinik sanitasi
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

B. METODE
1. Penyehatan Air
Kegiatan penyehatan air dilakukan dengan pengamatan fisik terhadap sarana
air bersih, pengamatan terhadap kualitas air, dan pengukuran fisik, kimia, biologi
kualitas air.
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman dilakukan dengan pengamatan
fisik TPM, pengamatan terhadap kualitas fisik makanan dan minuman, dan
pengukuran fisik, kimia, biologi kualitas makanan minuman.
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Kegiatan penyehatan perumahan dan sanitasi dasar dilakukan dengan inspeksi
sanitasi terhadap perumahan dan sarana sanitasi dasar, serta intervensi
terhadap sarana yang belum memenuhi persyaratan. Intervensi dapat
menggunakan media komunikasi, informasi, dan edukasi.
4. Pembinaan Tempat Umum
Kegiatan pembinaan tempat umum dilakukan dengan pengamatan fisik TTU,
pengamatan terhadap kualitas fisik sarana prasarana TTU, dan pengukuran
kualitas fisik, kimia, biologi udara di lingkungan TTU.
5. Klinik Sanitasi
Kegiatan klinik sanitasi dilakukan dengan metode konseling dan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi terhadap pasien PBL.
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Kegiatan STBM di puskesmas dapat dilakukan dengan metode penyuluhan,
pemicuan, pembinanaan serta pendampingan kepada kader kesehatan, tokoh
masyarakat, dan masyarakat untuk melakukan pemberdayaan pada pilar-pilar
STBM.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Penyehatan Air
a. Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan dengan pemilik/
pengelola SAB.
b. Menyiapkan dan membawa peralatan serta perlengkapan lapangan yang
diperlukan (formulir inspeksi, media KIE, alat pengukur parameter kualitas
lingkungan).
c. Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/ kelurahan, petugas
kesehatan/bidan kelurahan, dan lintas sektor/program terkait.
d. Melakukan pengamatan terhadap SAB dan kualitas airnya serta perilaku
masyarakat
e. Melakukan pengukuran parameter lingkungan terhadap kualitas air
f. Melakukan analisis risiko dari hasil pengukuran yang telah didapatkan

2. Penyehatan Makanan dan Minuman


a. Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan dengan
penanggung jawab/ pengelola TPM.
b. Menyiapkan dan membawa peralatan serta perlengkapan lapangan yang
diperlukan (formulir inspeksi, media KIE, alat pengukur parameter kualitas
lingkungan).
c. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor/ program terkait.
d. Melakukan pengamatan terhadap TPM dan kualitas makanan minuman serta
perilaku penjamah makanan.
e. Melakukan pengukuran parameter lingkungan terhadap kualitas makanan
minuman.
f. Melakukan analisis risiko dari hasil pengukuran yang telah didapatkan.

3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar


a. Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan rumah dengan
pemilik/ keluarganya.
b. Menyiapkan dan membawa peralatan serta perlengkapan lapangan yang
diperlukan (formulir inspeksi, media KIE, alat pengukur parameter kualitas
lingkungan).
c. Melakukan koordinasi dengan kader kesehatan dan lintas sektor/ program
terkait.
d. Melakukan pengamatan terhadap rumah dan sarana sanitasi dasar serta
perilaku masyarakat.
e. Melakukan pengukuran parameter lingkungan.
f. Melakukan analisis risiko dari hasil pengukuran yang telah didapatkan.

4. Penyehatan Tempat-Tempat Umum


a. Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan TTU dengan
penanggung jawab atau pengelola.
b. Menyiapkan dan membawa peralatan serta perlengkapan lapangan yang
diperlukan (formulir inspeksi, media KIE, alat pengukur parameter kualitas
lingkungan).
c. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor/ program terkait.
d. Melakukan pengamatan terhadap TTU dan sarana sanitasi serta perilaku
masyarakat.
e. Melakukan pengukuran parameter lingkungan.
f. Melakukan analisis risiko dari hasil pengukuran yang telah didapatkan.

5. Klinik Sanitasi
a. Pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan mendaftar di ruang
pendaftaran.
b. Petugas pendaftaran mencatat/ mengisi kartu status
c. Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas ruang
pemeriksaan umum
d. Petugas ruang pemeriksaan umum melakukan pemeriksaan dan diagnose
terhadap pasien
e. Pasien selanjutnya menuju ruang promosi kesehatan/ KIE untuk
mendapatkan pelayanan konseling
f. Untuk melaksanakan konseling tersebut, tenaga kesehatan lingkungan
mengacu pada contoh Bagan dan daftar Pertanyaan Konseling (terlampir).
g. Hasil konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan dan selanjutnya tenaga kesehatan lingkungan memberikan
lembar saran/ tindak lanjut dan formulir tindak lanjut konseling kepada
pasien.
h. Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut
konseling.
i. Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil konseling dan/atau hasil surveilans
kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang atau meluasnya
penyakit atau kejadian kesakitan akibat faktor risiko lingkungan, tenaga
kesehatan lingkungan membuat janji inspeksi kesehatan lingkungan.
j. Setelah konseling di ruang promosi kesehatan , pasien dapat mengambil
obat di Ruang Farmasi dan selanjutnya pasien pulang.

6. STBM
a. Stop BABS
1) Membudayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur
kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara
berkelanjutan.
2) Menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi
standar dan persyaratan kesehatan.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
1) Membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun secara berkelanjutan
2) Menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi
dengan air mengalir, sabun, dan saluran pembuangan air limbah.
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
1) Membudayakan perilaku pengolahan air layak minum dan makanan yang
aman dan bersih secara berkelanjutan
2) Menyediakan dan memelihara tempat pengolahan air minum dan
makanan rumah tangga yang sehat
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
1) Membudayakan perilaku memilah sampah rumah tangga sesuai dengan
jenisnya dan membuang sampah rumah tangga di luar rumah secara rutin
2) Melakukan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan
pengolahan kembali (recycle)
3) Menyediakan dan memelihara sarana pembuangan sampah rumah
tangga diluar rumah
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
1) Melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui sumur
resapan dan saluran pembuangan air limbah
2) Menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah tangga
3) Memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah
tangga
BAB V
LOGISTIK

Adapun peralatan yang ada pada pelayanan kesehatan lingkungan di


Puskesmas adalah sebagai:

No Jenis Jumlah
I. Set Kesehatan Lingkungan
1 Penutup kepala (shower cap) 1 buah
2 5000 photo 1 buah
3 Botol sampe air bermulut lebar 1 buah
4 Botol sampel air berpemberat 1 buah
5 Cakram (kekeruhan kolam renang) 1 buah
6 Comparator untuk mengukur (iron, magnese, nitrat, 1 buah
nitrit, total hardness, total dissolved solid)
7 Digital chlorin test kit 1 buah
8 Digital pH meter 1 buah
9 Thermometer 1 buah
10 Turbidity meter 1 buah
11 Tabung pengukur kekeruhan 1 buah
12 Komparator chlor 1 buah
13 Pengukur kolinesterase 1 buah
14 Pengukur kelembaban (hygrometer) 1 buah
15 Alat untuk pengukur jumlah cacing dalam tanah 1 buah
(Soil test kit)
16 Alat pengukur kebutuhan nutrisi rumah tangga 1 buah
17 Alat pengukur kontaminasi makanan dan minuman 1 buah
(food sanitation kit)
18 Fly sweep net (fly grill) 1 buah
19 Pipet tetes 1 buah
20 Pisau pemotong yang steril 1 buah
21 Penangkap nyamuk dan larva (surveillance vector 1 buah
kit)
22 Alat pemberantasan sarang nyamuk 1 buah
II. Perlengkapan
1 Sendok tahan karat 1 buah
2 Box pendingin, tahan dingin selama 7 hari (cool box) 1 buah
3 Selang pipa plastik diameter 0,25 inchi 1 buah
4 Jerigen (wadah, sampel) 1 buah
5 Tas tahan air tempat kit 1 buah
III. Bahan Habis Pakai
1 Sarung tangan 1 buah
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

A. Keselamatan Sasaran Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Dalam Gedung


1. Klinik Sanitasi/ Konseling
Pasien/ klien terbebas dari masalah yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan (PBL).
2. Kegiatan Penanganan Limbah Puskesmas
Karyawan dan masyarakat terbebas dari bahaya yang ditimbulkan oleh limbah
padat/ cair puskesmas.

B. Keselamatan Sasaran Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Luar Gedung


1. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Masyarakat pengunjung dan sekitarnya terhindar dari kemungkinan bahaya
penularan penyakit serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan lainnya.
2. Pengawasan Pengolahan Tempat Makanan
Masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit
berbasis makanan (food borne disease) serta tidak menyebabkan gangguan
kesehatan masyarakat sekitar.
3. Penyehatan Air Bersih
Masyarakat terpenuhi dengan kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan
4. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Masyarakat mengetahui dan sadar serta mampu memenuhi kebutuhan
perumahan yang memenuhi syarat sanitasi.
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri dengan
program sanitasi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja Dalam Gedung


Potensi bahaya, jenis bahaya, masalah kesehatan, kecelakaan kerja serta pengendalian untuk
keselamatan kerja pelayanan kesehatan lingkungan di dalam gedung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Lokasi Potensi Jenis Bahaya Masalah Pengendalian Risiko
Bahaya Kesehatan dan
Kecelakaan
Kerja
Ruang Fisik Tata letak Kecelakaan Mengatur ruangan agar
Konseling ruangan kerja, tidak menimbulkan
Sanitasi tersandung tersandung
Pencahayaan Gangguan Mengatur pencahayaan
sesuai dengan
kebutuhan
Biologi Bakteri, virus Tertular Menggunakan APD, cuci
penyakit tangan setelah konseling
pasien
Ergonomi Posisi statis Muskuloskeletal Memperbaiki posisi
duduk, diselingi
peregangan di tempat
kerja
Psikososial Hubungan Stress kerja, Menjaga hubungan baik
petugas dengan kelelahan dengan rekan kerja
pasien, rekan
kerja, beban kerja

B. Keselamatan Kerja di Luar Gedung


Potensi bahaya, masalah kesehatan, kecelakaan kerja serta pengendalian untuk keselamatan kerja
pelayanan kesehatan lingkungan di luar gedung dapat dilihat pada tabel berikut :
Kegiatan Potensi Masalah Kesehatan dan Pengendalian Risiko
Bahaya Kecelakaan Kerja
Inspeksi Fisik Kecelakaan transportasi Safety riding (masker, helm)
Kesehatan
Lingkungan
Biologi Tertular penyakit Cuci tangan setelah kegiatan,
memakai APD
Psikososial Stress kerja Menjaga hubungan baik
dengan pasien/ klien
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan, setiap Puskesmas


harus melakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Pemantauan dan evaluasi mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan
pelaksanaan pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan.
Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas sekaligus menjadi indikator dalam penilaian akreditasi
Puskesmas.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di puskesmas terhadap akses masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas,
masalah yang dihadapi, dan dampak kesehatan masyarakat.
Indikator pemantauan dan evaluasi kinerja puskesmas meliputi :
1. Akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan lingkungan
2. Kualitas pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas
3. Masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan lingkungan
4. Dampak yang dapat terjadi
Cara mengukur indikator tersebut dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut :
1. Akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan lingkungan: jumlah
pasien yang mendapat pelayanan kesehatan lingkungan dibanding pasien yang
membutuhkan pelayanan kesehatan lingkungan
2. Kualitas pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas
a. Jumlah pasien yang menindaklanjuti hasil rekomendasi konseling dibanding
jumlah seluruh pasien yang melakukan konseling
b. Jumlah pasien yang menindaklanjuti hasil rekomendasi inspeksi sanitasi
dibanding jumlah seluruh pasien yang dikunjungi
3. Masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan lingkungan
Hasil penilaian akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
lingkungan dikurangi hasil penilaian kualitas pelayanan kesehatan lingkungan
puskesmas.
4. Dampak yang dapat terjadi
Peningkatan atau penurunan insiden dan prevalensi penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor risiko lingkungan
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskesmas diarahkan untuk mengendalikan


faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan akibat buruknya kondisi kesehatan
lingkungan melalui upaya promotif dan preventif, serta spesifik proteksi. Peran Puskesmas
selain memberikan pelayanan yang bersifat upaya kesehatan perseorangan, juga upaya
kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan lingkungan, sehingga memperkuat
puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan terdepan. Dengan demikian peran
puskesmas sangat penting dalam mendukung pembangunan kesehatan yang langsung
dirasakan oleh masyarakat.

Diharapkan dengan dibuat pedoman mengenai penyelenggaraan Pelayanan


Kesehatan Lingkungan di Puskesmas, masyarakat akan semakin mendapat kemudahan
akses dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam memperoleh kebutuhan untuk mendukung
dan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai