Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PENGELOLAAN

KEGIATAN SANITASI TOTAL


BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
TAHUN 2022

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KOTA MALANG
PUSKESMAS RAMPAL CELAKET

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas RidhoNya,
kami dapat menyelesaikan Panduan Pengelolaan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Tahun 2022. Panduan kegiatan ini merupakan dokumen turunan
berdasarkan kebijakan pelayanan yang ada di Puskesmas Rampal Celaket. Tak
lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk
karyawan karyawati Puskesmas Rampal Celaket dan semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan Panduan Pengelolaan Kegiatan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat Tahun 2022 ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Panduan Pengelolaan Kegiatan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat Tahun 2022 ini masih jauh dari sempurna serta masih
banyak kekurangan, melalui saran serta kritik yang bermanfaat bagi kami sebagai
demi pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dan lengkap untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu kami mohon petunjuk dan saran agar
dalam tahun-tahun mendatang dapat menyusun Panduan Pengelolaan Kegiatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tahun 2022 ini menjadi lebih baik. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
aamiin.

Malang, Desember 2021


Penanggung Jawab Pelayanan
Kesehatan Lingkungan

Alif Primatur N.S, A.Md.KL


NIP. 19870919 201101 2 002

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I DEFINISI..........................................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................5
BAB III TATALAKSANA................................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................................9

3
BAB I
DEFINISI

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah


perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi
individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola
pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat. Pemicuan kepada masyarakat
diarahkan untuk memberikan kemampuan dalam merencanakan perubahan perilaku,
memantau terjadinya perubahan perilaku dan mengevaluasihasil perubahan perilaku.
Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri dengan berpedoman pada
pilar STBM yang digunakan sebagai acuan penyelenggaraan Sanitasi total Berbasis
Masyarakat yang terdiriatas Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai
Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


merupakan satu kesatuan integral yang saling berpengaruh, yaitu :
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif
2. Peningktan kebutuhan dan permintaan sanitasi, dan
3. Peningkatan penyediaan sanitasi
Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi pelaksanaan
pencapaian 5 (lima) pilar STBM.
A. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
Komponen ini mencakup advokasi kepada para pemimpin pemerintah,
pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan
komitmen bersama untuk melembagakan program pembangunan sanitasi
perdesaan, yang diharapkan akan menghasilkan :
a. Komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan sumber daya untuk
melaksanakan program STBM yang dinyatakan dalam surat kepeminatan
b. Kebijakan daerah dan peraturan daerah mengenai program sanitasi seperti
SK Walikota, Perda, RPJMP, Renstra dan lain-lain
c. Terbentuknya lembaga koordinasi yang mengarusutamakan sektor sanitasi,
yang menghasilkan peningkatan anggaran sanitasi daerah, koordinasi
sumber daya dari pemerintah maupun non pemerintah
d. Adanya tenaga fasilitator, pelatih STBM dan program peningkatan kapasitas
e. Adanya sistem pemantauan hasil kinerja program serta proses pengelolaan
pembelajaran

B. Peningkatan Kebutuhan dan Permintaan Sanitasi


Komponen peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya sistematis untuk
mendapatkan perubahan perilaku yang higienis dan sanitair, berupa :
a. Pemicuan perubahan perilaku
b. Promosi dan kampanye perubahan perilaku hygiene dan sanitasi
c. Penyampaian pesan melalui media massa dan media komunikasi lainnya
d. Mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan perilaku
e. Memfasilitasi terbentuknya komite/ tim kerja masyarakat
f. Mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap masyarakat/ institusi

C. Peningkatan Penyediaan Sanitasi


Peningkatan penyediaan sanitasi secara khusus diprioritaskan untuk
meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses dan layanan

5
sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi
perdesaan, yaitu :
a. Mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi yang sesuai kebutuhan dan
terjangkau
b. Menciptakan dan memperkuat jejaringan pasar sanitasi perdesaan
c. Mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku pasar sanitasi

6
BAB III
TATA LAKSANA

Proses pemicuan dilakukan satu kali dalam periode tertentu dengan lama waktu
pemicuan antara 1-3 jam, hal ini untuk menghindari informasi yang terlalu banyak
dan dapat membuat bingung masyarakat. Pemicuan dilakukan berulang sampai
sejumlah orang terpicu.
A. Pengantar Pertemuan
1. Memperkenalkan diri serta semua anggota tim dan membangun hubungan
dengan masyarakat yang akan dipicu.
2. Menjelaskan tujuan keberadaan kader da atau fasilitator yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan.
3. Menjaslkan bahwa kader ata fasilitator akan banyak bertanya dan minta
kesediaan masyarakat yang hadir untuk emnjawab pertanyaan-pertanyaan
dengan jujur.
4. Menjelaskan bahwa kedatangan kader dan fasilitator bukan untuk
memberikan bantuan dalam bentuk apapun, melainkan untuk belajar.
B. Pencairan Suasana
1. Pencairan suasana dilakukan untuk menciptakan suasana akrab antara
fasilitator dan masyarakat sehingga masyarakat akan terbuka untuk
menceritakan apa yang terjadi di kelurahan tersebut.
2. Pencairan suasana bisa dilakukan dilakukan dengan permainan yang
menghibur, mudah dilakukan oleh masyarakat yang melibatkan banyak
orang.
C. Identifikasi Istilah-Istilah yang Terkait dengan Sanitasi
1. Fasilatator dan kader dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya “Siapa
saja yang BAB di tempat terbuka pada hari ini?”
2. Setelah itu disepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan lain-lain,
gunakan kata-kata ini selama proses analisis.
D. Pemetaan Sanitasi
1. Melakukan pemetaan sanitasi yang merupakan pemetaan sederhana yang
dilakukan oleh masyarakat untuk menentukan lokasi rumah, sumber daya
yang tersedia dan permasalah sanitasi yang terjadi, serta untuk memicu
terjadinya diskusi dan dilakukan diruangan terbuka yang cukup lapang.
2. Menggunakan bahan-bahan yang tersedia dilokasi untuk membuat peta
3. Memulai pembuatan peta dengan membuat batas kelurahan, jalan
kelurahan, lokasi pemicuan, lokasi kebun, sawah, sungai, rumah penduduk,
sarana cuci tangan, TPS, saluran limbah cair rumah tangga dan tempat
umum.

7
4. Memberi tanda pada lokasi-lokasi yang biasanya digunakan untuk
membuang tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga
5. Memindahkan pemetaan lapangan tersebut kedalam kertas flipchart atau
kertas karton, karena peta ini akan dipergunakan untuk memantau
perkembangan perubahan perilaku masyarakat.
E. Transect walk (Penelusuran Wilayah)
1. Mengajak anggota masyarakat untuk menelusuri kelurahan sambil
melakukan pengamatan, bertanya dan mendengar.
2. Menandai lokasi pembuangan tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga.
F. Diskusi
1. Alur kontaminasi
2. Simulasi air yang terkontaminasi
G. Menyusun Rencana Program Sanitasi
1. Jika sudah ada masyarakat yang terpicu dan ingin berubah, dorong mereka
untuk mengadakan pertemuan untuk membuat rencana aksi.
2. Mendorong orang-orang tersebut untuk menjadi pimpinan kelompok, pemicu
orang lain untuk mengubah perilaku.
3. Tindak lanjut setelah pemicuan merupakan hal penting yang harus dilakukan,
untuk menjamin keberlangsungan perubahan perilaku serta peningkatan
kualitas fasilitas sanitasi yang terus menerus.
4. Mendorong natural leader untuk bertanggungjawab terhadap terlaksanaknya
rencana aksi dan perubahan perilaku terus berlanjut.
5. Jika sudah tercapai 100%, masyarakat didorong untuk mendeklarasikannya.
6. Mendorong masyarakat untuk terus melakukan perubahan perilaku hygiene
dan sanitasi sampai tercapai sanitasi total.

1.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam kegiatan STBM ini, tindak lanjut dari kegiatan di dokumentasikan dalam:
1. Undangan
2. Absensi
3. LHK STBM
4. Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai