1. Pendahuluan
Pada awal pemicuan, fasilitator memperkenalkan diri dan mencairkan suasana dengan
menanyakan suasana dan kondisilingkungan yang berasal dari perkataan masyarakat, Ini
bertujuanagar masyarakat tidak merasa kaku dan nyaman ketika berada pada saat pemicuan.
Sehingga masyarakat secara terbuka memberikan informasi keadaan sekitar dan masyarakat pun
secara tidak langsung turut berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan. Setelah melakukan
pemicuan terhadap masyarakat fasilitator melakukan Mapping (pemetaan) bertujuan untuk
mengetahui atau melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca
triggering setelah ada mobilisasi masyarakat).
Dengan pertanyaan tersebut, para peserta mengatakan ingin segera menghilangkan kotoran
yaitu dengan membangun jamban. Mulai dari jamban sederhana hingga yang mahal pun
terpikirkan. Meskipun bertahap, merekapun sepakat dan berjanji untuk segera membuat
jamban yang dimulai dengan perjanjian membuat lubang septic sebagai langkah awal
pembuatan jamban. Pendekatan STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total
Sanitation (CTS) yang telah sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan
sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk mengubah
perilaku buang air besar sembarangan
(BABS) menjadi buang air besar di jamban yang higienis dan layak. Perubahan perilaku
BAB merupakan pintu masuk perubahan perilaku santasi secara menyeluruh. Atas dasar
pengalaman keberhasilan CLTS, pemerintah menyempurnakan pendekatan CLTS dengan
aspek sanitasi lain yang saling berkaitan yang ditetapkan sebagai 5 pilar STBM, yaitu (1)
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3)
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), (4) Pengamanan Sampah
Rumah Tangga (PS-RT), dan (5)Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).
2. Latar Belakang
Pendekatan STBM terdiri dari tiga strategi yang harus dilaksanakan secara seimbang dan
komprehensif, yaitu: 1) peningkatan kebutuhan sanitasi, 2) peningkatan penyediaan akses
sanitasi,dan 3) penciptaan lingkungan yang kondusif. Strategi peningkatan kebutuhan sanitasi
dapat dilaksanakan terlebih dulu untuk memberikan gambaran kepada masyarakat sasaran
tentang resiko hidup di lingkungan yang kumuh, seperti mudah tertular penyakit yang
disebabkan oleh makanan dan minuman yang tidak higienis, lingkungan yang kotor dan bau,
pencemaran sumber air terutama air tanah dan sungai, daya belajar anak menurun, dan
kemiskinan. Salah satu metode yang dikembangkan untuk peningkatan kebutuhan dan
permintaan sanitasia dalah Community Led Total Sanitation (CLTS) yang mendorong
perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi
secara mandiri sesuai kemampuan.
3. Tujuan Kegiatan
a. TUJUAN UMUM
Untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. TUJUAN KHUSUS
4. Rencana Kegiatan
a. Rencana Kerja
a. Indikator
1. Output:
Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat
mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman
di rumah tangga.
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah,
kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air,sabun,
sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
2. Outcome:
Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan
sanitasi dan perilaku.
6. Sasaran
Seluruh warga di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sengeti yang tidak memiliki jamban
8. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi pemberdayaan masyarakat melalui pemicuan STMB, Implementasi HSP di
rumah tangga dan sekolah, pembinaan paska pemberdayaan termasuk verifikasi desa yang
melaksanakanSTBM, di laksanakan di bulan tertentu di sesuaikan dengan jadwal kegiatan.