Anda di halaman 1dari 7

PENGAWASAN KUALITAS AIR

No. Kode:. :
Terbitan : 01
KAK No. Revisi : 00
Dinkes Kab.
Tgl. Mulai Berlaku :
UPTD PuskesmasPanjatan II
Kulon Progo Halaman :1/3
Ditetapkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas dr.Renny Lo
Panjatan II NIP:19670522 200604 2 005

KERANGKA ACUAN
PENGAWASAN KUALITAS AIR

A. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tertuang dalam RPJMN
tahun 2015-2019 tentang akses universal (100%) air minum dan sanitasi
pada tahun 2019
B. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan diare pada semua
umur menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas tahun
2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan episode diare
pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare, Depkes, 2012).
Pada tahun 2014, penemuan dan penanganan penyakit berbasis
lingkungan diantaranya diare 109%, Pneumonia 13,8%, penemuan TB BTA+
54,55%, jumlah kunjungan dengan penyakit ISPA 5.000 kasus, dan terjadi KLB
parotitis di TK ABA Pleret.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya
dengan mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri .
2. TUJUAN KHUSUS
a. Berubahnya perilaku masyarakat dalam buang air besar yang dapat
memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit
secara brekelanjutan dengan menyediakan dan memelihara sarana
buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.
b. Berubahnya perilaku masyarakat untuk melakukan cuci tangan dengan
menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi air
mengalir, sabun dan saluran pembuangan air limbah .
c. Berubahnya perilaku pengolahan air minum dan makanan rumah tangga
dengan menyediakan dan memelihara tempat pengolahan air minum
dan makanan rumah tangga yang sehat.
d. Berubahnya perilaku pengamanan sampah rumah tangga dengan
kegiatan memilah, menggunakan kembali, melakukan pengurangan,
dan pengolahan kembali serta menyediakan dan memelihara sarana
pembuangan sampah rumah tangga.
e. Berubahnya perilaku pengamanan limbah cair rumah tangga dengan
menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah
tangga dalam sumur resapan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Advokasi dan Sosialisasi kegiatan
Pada tahap Advokasi dan sosialisai diharapkan ada tenaga fasilitator dan
dukungan dari pemerintah ataupun pemangku kepentingan. Pada sosialisasi
diberikan pemahaman mengenai lima pilar STBM.
2. Peningkatan Kebutuhan Sanitasi
Komponen peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya sistematis
untuk mendapatkan perubahan perilaku yang higienis dan saniter, berupa :
a. Pemicuan perubahan perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan;
b. Promosi dan kampanye perubahan perilaku higiene dan sanitasi
terutama untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
c. Mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan perilaku;
3. Pemantauan dan Evaluasi
Dalam tahap ini yang paling efektif digunakan adalah pengawasan diantara
mereka sendiri, sehingga monitoring oleh petugas lebih kepada memberikan
energy atau dorongan kepada masyarakat.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Advokasi dan Sosialisasi kegiatan
Dilaksanakan dengan melaksanakan atau mengikuti pertemuan di masyarakat
atau pertemuan dengan lintas sektor.
2. Peningkatan Kebutuhan Sanitasi
a. Pemicuan perubahan perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan
1) Pengantar pertemuan
a) Memperkenalkan diri beserta semua anggota tim dan
membangun hubungan setara dengan masyarakat yang akan
dipicu.
b) Menjelaskan tujuan keberadaan kader dan atau fasilitator.
Tujuannya adalah untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat
yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
c) Menjelaskan bahwa kader dan atau fasilitator akan banyak
bertanya dan minta kesediaan masyarakat yang hadir untuk
menjawab pertanyaan pertanyaan dengan jujur.
d) Menjelaskan bahwa kedatangan kader dan atau fasilitator bukan
untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun (uang,semen
dan lain lain), melainkan untuk belajar.
2) Pencairan suasana
a) Pencairan suasana dilakukan untuk menciptakan suasana akrab
antara fasilitator dan masyarakat sehingga masyarakat akan
terbuka untuk menceritakan apa yang terjadi di wilayah tersebut.
b) Pencairan suasana bisa dilakukan dengan permainan yang
menghibur,mudah dilakukan oleh masyarakat, melibatkan
banyak orang.
3) Identifikasi istilah istilah yang terkait dengan buang air besar
sembarangan
a) Fasilitator dan atau kader dapat memulai dengan pertanyaan
kebiasaan BAB di tempat terbuka? Yang melihat atau mencium
bau kotoran manusia hari ini ?
b) Setelah itu sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan
kotoran manusia dengan bahasa setempat yang kasar, misal
Ngising untuk BAB dan tai untuk kotoran manusia.
Gunakan kata kata ini selama proses analisis.
4) Pemetaan sanitasi
a) Melakukan pemetaan sanitasi yang merupakan pemetaan
sederhana yang dilakukan oleh masyarakat untuk menentukan
lokasi rumah, sumber daya yang tersedia dan permasalahan
sanitasi yang terjadi, serta untuk memicu terjadinya diskusi dan
dilakukan di ruangan terbuka yang cukup lapang.
b) Menggunakan bahan bahan yang tersedia di lokasi ( daun,
batu, batang kayu, dan lain lain ) untuk membuat peta.
c) Memulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung,
jalan desa, lokasi pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan,
rumah penduduk (tandai mana yang punya dan yang tidak punya
jamban, sarana cuci tangan, tempat pembuangan sampah,
saluran limbah cair rumah tangga).
d) Memberi tanda pada lokasi lokasi biasanya digunakan untuk
membuang tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga.
e) Melakukan diskusi tentang peta tersebut dengan cara meminta
peserta untuk berdiri kelompok sesuai dengan Dusun/RT/RW.
Meminta mendiskusikan urutan wilayah yang paling kotor.
Catat hasil diskusi.
f) Memindahkan pemetaan tersebut ke dalam kertas untuk
memantau perkembangan perubahan perilaku masyarakat.
5) Transect walk ( Penelusuran wilayah )
a) Mengajaka anggota masyarakat untuk menelusuri desa sambil
melakukan pengamatan, bertanya dan mendengar.
b) Menandai lokasi pembuangan tinja, sampah dan limbah cair
rumah tangga dan kunjungi rumah yang sudah memiliki fasilitas
jamban, cuci tangan, tempat pembuangan sampah dan saluran
pembuangan limbah cair.
c) Penting sekali untuk berhenti di lokasi pembuangan tinja,
sampah, limbah cair rumah tangga dan luangkan waktu di
tempat tersebut untuk berdiskusi.
6) Diskusi
a) Alur kontaminasi
Memperlihatkan gambar gambar yang menunjukkan alur
kontaminasi penyakit.
Diskusi tentang alur tersebut dan apabila kejadian itu
menimpa keluarga atau diri peserta.
Fasilitator tidak boleh memberikan komentar apapun,
biarkan mereka berfikir dan ingatkan kembali hal ini ketika
membuat rangkuman pada akhir proses analisis.
b) Simulasi air yang terkontaminasi
Siapkan dua gelas air mineral yang utuh dan minta salah
seorang anggota masyarakat untuk minum air tersebut
lanjutkan ke yang lain, sampai mereka yakin bahwa air
tersebut memang layak minum.
Minta satu helai rambut kepala salah satu peserta,
tempelkan rambut tersebut pada tinda yang ada disekitar
kita, celupkan rambut ke air yang tadi diminum oleh
peserta.
Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali
air yang telah dicelup rambut bertinja.
Tanyakan jumlah kaki lalat, dan apakah lalat bisa
mengangkut tinja lebih banyak dari rambut yang dicelupkan
tadi.

7) Menyusun rencana program sanitasi


a) Jika sudah ada yang terpicu dan ingin berubah, dorong mereka
untuk mengadakan pertemuan untuk membuat rencana aksi.
b) Pada saat pemicuan, amati apakah ada orang orang yang akan
muncul menjadi natural leader.
c) Mendorong orang orang tersebut untuk menjadi pimpinan
kelompok, memicu orang lain untuk mengubah perilaku.
d) Tindak lanjut setelah pemicuan merupakan hal penting yang
harus dilakukan, untuk menjamin keberlangsungan perubahan
perilaku serta peningkatan kualitas fasilitas sanitasi yang terus
menerus.
e) Memberikan alternatif pilihan teknologi dalam kesehatan
lingkungan yang bisa dilaksanakan oleh masyarakat sesuai
dengan kemampuannya
b. Promosi dan kampanye perubahan perilaku higiene dan sanitasi terutama
untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
1) Kampanye cara cuci tangan yang benar
Kampanye dilaksanakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas
untuk mengetahui pengetahuan siswa dalam kebiasaan cuci tangan
dan cara cuci tangan selama ini.
2) Kampanye waktu cuci tangan yang tepat
Memberitahukan langkah langkah cuci tangan yang benar dan
waktu yang tepat untuk cuci tangan
3) Praktuk cuci tangan
Dilaksanakan langsung setiap siswa melaksanakan cuci tangan yang
benar dengan sabun dan air mengalir.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Dilaksanakan dengan kegiatan :
a. Monitoring kegiatan STBM
Dilaksanakan dengan memantau perkembangan perubahan perilaku oleh kader
setempat dan petugas dari Puskesmas Panjatan II.
b. Verivikasi kegiatan STOP BABS
Verivikasi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetahui kebenaran
informasi atas laporan yang disampaikan dan hasil monitoring. Verivikasi
dilaksanakan oleh Tim dengan melakukan kunjungan rumah dan mencatat
semua hasil kunjungan. Merekomendasikan deklarasi dusun ODF dan
menadatangani berita acara verivikasi.
c. Deklarasi Pedukuhan Stop BABS
Deklarasi dilaksanakan untuk meningkatkan komitmen dalam kegiatan STOP
BABS dan memicu pedukuhan yang lain yang masih BABS untuk
meningkatkan perubahan perilaku.
F. SASARAN
a. Masyarakat
b. Semua keluarga yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar STBM.
c. Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum memenuhi
syarat kesehatan.
d. Siswa SD
e. Lintas Sektor
f. Tokoh Masyarakat
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Penanggung
No Kegiatan Jadwal
jawab
1 Rapat Koordinasi Januari - Desember Sanitarian
STBM
2 Pemicuan STBM Menyesuaiakan kegiatan Sanitarian
di masyarakat
3 Monitoring Januari - Desember Sanitarian
4 Verifikasi Desa Sop Januari - Desember Sanitarian
BABS
5 Deklarasi ODF Januari - Desember Sanitarian

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dan pelaporan dilakukan apakah proses kegiatan berjalan
sesuai dengan rencana atau tidak.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Indikator pemantauan dan evaluasi STBM meliputi:
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Pengolahan dan analisis data dan informasi
3. Pelaporan dan pemberian umpan balik

Anda mungkin juga menyukai