Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tinggi, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu permasalahan

pembangunan kesehatan di Indonesia adalah masalah kesehatan lingkungan.

Permasalahan kesehatan lingkungan yang mendominasi adalah masalah

sanitasi. Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah sosial budaya dan

perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, khususnya ke

badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi masalah sanitasi, terutama akses

penduduk terhadap jamban sehat. Pada tahun 2008 Kementerian Kesehatan RI

mengeluarkan Kepmenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang kemudian diperkuat

dengan Permenkes RI nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat.

Berdasarkan wawancara awal dengan sanitarian Puskesmas Kampung Dalam

yang dilakukan pada bulan Agustus (2015) di Puskesmas Kampung Dalam terdapat

beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pilar pertama program STBM diantaranya

kurangnya dukungan lintas sektor diantara pemangku kepentingan, sehingga

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pilar pertama STBM masih kurang. Tidak

adanya kebijakan khusus dari pihak kecamatan, nagari maupun korong yang

mendorong pelaksanaan pilar pertama program STBM. Selain itu tidak ada anggaran

1
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana pelaksanaan pilar

pertama STBM Puskesmas Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman tahun

2016 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Diketahuinya informasi mangenai pelaksanaan pilar pertama dari STBM di

Puskesmas Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016.

D. Tujuan Khusus

1. Diketahui informasi tentang masukan (input) pelaksanaan pilar pertama

STBM di Puskesmas Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman tahun

2016 yang meliputi kebijakan, tenaga pelaksana, dana dan sarana prasarana.

2. Diketahuinya informasi tentang proses (process) pelaksanaan pilar pertama

STBM di Puskesmas Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman tahun

2016 yang meliputi pra pemicuan, pemicuan dan pasca pemicu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk mengubah


perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.(18)
Pendekatan partisipatif ini mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi melalui
proses pemicuan yang menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat
tentang pencemaran lingkungan akibat BABS.

Sedangkan dasar pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah Keputusan


Menteri Kesehatan nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat. Sejarah lahirnya pedoman ini antara lain didahului dengan adanya
kerjasaman antara pemerintah dengan Bank Dunia berupa implementasi proyek Total
Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi
(SToPS). Kemudian pada tahun 2008 lahir Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
sebagai strategi nasional. Strategi ini pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka memperkuat
upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen
Pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan
dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

B. Tujuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Tujuan Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat (pada suatu
wilayah) :

a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat

b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum
memegang bayi setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.

c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.

3
d. Mengelola sampah dengan baik.

e. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).

Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah social budaya dan


perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, sehingga tujuan akhir
pendekatan ini adalah merubah cara pandang dan perilaku sanitasi yang memicu terjadinya
pembangunan jamban dengan inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi dari pihak luar serta
menimbulkan kesadaran bahwa kebiasaan BABS adalah masalah bersama karena dapat
berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan
dipecahkan secara bersama.

C. Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Prinsip dalam pelaksanaan pemicuan ini yang harus diperhatikan adalah tanpa subsidi,
tidak menggurui, tidak memaksa dan mempromosikan jamban, masyarakat sebagai
pemimpin, totalitas dan seluruh masyarakat terlibat.

1. NTingkat partisipasi masyarakat

Masyarakat sasaran dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat tidak dipaksa untuk
menerapkan kegiatan program tersebut, akan tetapi program ini berupaya meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatannya. Tingkat partisipasi masyarakat dalam STBM
dimulai tingkat partisipasi yang terendah sampai tertinggi :

a. Masyarakat hanya menerima informasi; keterlibatan masyarakat hanya sampai diberi


informasi (misalnya melalui pengumuman) dan bagaimana informasi itu diberikan
ditentukan oleh si pemberi informasi (pihak tertentu).

b. Masyarakat mulai diajak untuk berunding. Pada level ini sudah ada komunikasi 2 arah,
dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi atau berunding. Dalam tahap ini
meskipun sudah dilibatkan dalam suatu perundingan, pembuat keputusan adalah orang
luar atau orang-orang tertentu.

4
c. Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan pihak luar, pada tahap
ini masyarakat telah diajak untuk membuat keputusan secara bersama-sama untuk
kegiatan yang dilaksanakan.

d. Masyarakat mulai mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya dan keputusan,
pada tahap ini masyarakat tidak hanya membuat keputusan, akan tetapi telah ikut dalam
kegiatan kontrol pelaksanaan program.

Dari keempat tingkatan partisipasi tersebut, yang diperlukan dalam Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat adalah tingkat partisipasi tertinggi dimana masyarakat tidak hanya diberi
informasi, tidak hanya diajak berunding tetapi sudah terlibat dalam proses pembuatan
keputusan dan bahkan sudah mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya masyarakat
itu sendiri serta terhadap keputusan yang mereka buat. Dalam prinsip Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat telah disebutkan bahwa keputusan bersama dan action bersama dari masyarakat
itu sendiri merupakan kunci utama.

D. Metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

a. Alat utama PRA dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pemetaan, yang bertujuan
untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring
(pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat).

b. Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering
dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di
tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa
BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.

c. Alur Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran
manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

d. Simulasi air yang telah terkontaminasi; mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana
kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya

e. Diskusi Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada
dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat

5
merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya
meliputi:

1) FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang
tempat selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1 tahunnya.

2) FGD tentang privacy, agama, kemiskinan, dan lain-lain

3) Elemen-elemen yang harus dipicu, dan alat-alat PRA yang digunakan untuk
pemicuan faktor-faktor tersebut.

1. Rencana Kerja dan Indikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

a. Rencana Kerja

Setiap pelaku pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mengembangkan


rencana aksi serta pembinaannya untuk pencapaian sanitasi total yang disampaikan kepada
pemerintah daerah.

b. Indikator

1) Output

a) Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air disembarang tempat (ODF).

b) Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman
di rumah tangga.

c) Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas tersedia
fasilitas cuci tangan sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

d) Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

e) Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar

2) Outcome

Menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku.

6
IMAS ( Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi ) dalam rangka kegiatan STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan,

STBM terdiri dari 5 pilar:


1.Stop buang air besar sembarangan;
2.Cuci tangan pakai sabun;
3.Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga;
4.Pengelolaan sampah rumah tangga;
5.Pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Kegiatan yang diselenggarkan oleh Puskesmas Kecamatan Kedungbanteng yang
bertempat di Balai Desa Baseh diikuti oleh perwakilan kader dari setiap RT. Prograam
Penyehatan Lingkungan Puskesmas Kedungbanteng ini diharapkan menjadikan lingkungan

7
lebih baik. Melalui kegiatan ini khususnya para kader lebih memahami arti dan makan serta
aplikasi pelaksanaan di lapangan/lingkungannya tentang kesehatan lingkungan.

Melalui sosialisasi ini agar diteruskan ke masyarakat disekitarnya. Pemerintah desa


pro aktif pada peningkatan kesehatan lingkungan ini. Pada tahapan kegiatan ini sebagai salah
satu penggalian masalah dan situasi yang diberikan oleh perwakilan masyarakat yang hadir.
Perlunya dukungan pemerintah dalam upaya sarana penunjang program ini, disamping adanya
aturan seperti perdes lingkungan, mengangkat kearifan local, dan juga tokoh bergerak
bersama selaras kebijakan. Biasanya melalui pendekatan dari para tokoh masyarakat akan
berdampak positif, seperti melalui sentuhan keagamaan. Melalui pendidikan di sekolah
adanya cinta lingkungan dan budaya bersih.

Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut :

1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat.
2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di
rumah tangga.
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah,
kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air,
sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

8
Kata kunci untuk STBM:
• Sanitasi total
• Berbasis masyarakat
• Skala rumah tangga
• Metode pemicuan
• Monitoring partisipatif

Contoh STBM

DKH- Dalam rangka menjalankan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat ( STBM ), yang mana kegiatan tersebut di selenggarakan Oleh Tim dari
Puskesmas Kecamatan Tambelan dan Tim Nusantara Sehat Kecamatan tambelan yang
bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kampung Hilir untuk mensosialkan Program Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), dalam kegiatan tersebut di hadiri oleh, Sekdes
Kampung Hilir, perwakilan Puskesmas Tambelan, Lembaga Desa, Tokoh Masyarakat dan
masyarakat Desa Kampung Hilir, Senin (27/11)

photo : masyarakat antusian mendengarkan sosialisasi


Tujuan Dari pada Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) Yaitu: Pendekatan
untuk merubah perilaku Higiene dan Sanitasi melalui pemberdayaan Masyarakat dengan

9
metode pemicuan. Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ), di
Khuskan untuk sekala Rumah Tangga Sehingga Program ini Adalah Program Yang Berbasis
Masyarakat.

Ada 5 Pilar STBM Yaitu :

1. Stop BAB sembarangan, yang mana masyarakat di ajak untuk tidak buang air besar
sembarangan seperti disungai, dihutan atau pun disembarangan tempat yang bisa berakibat
menjadi tempat perkembangbiakan serangga atau binatang penular penyakit.
2. Cuci tangan pakai sabun, dengan mencuci tangan pakai sabun ini dapat menurunkan
resiko penyakit menular dan dapat mengeliminir penyakit.
3. Penggelolaan air minum rumah tangga, yang mana air jernih belum tentu bebas dari
kuman dan masyarakat di ajak untuk memasak air sebelum dikomsumsi.
4. Higiene sampah atau pengamanan sampah, dengan 3R yaitu Reduce yang berarti
menggurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, REUSE atau menggunakan
kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau pun fungsi lain
dan yang terakhir RECYLE yang berarti mengolah kembali sampah menjadi barang yang
baru (daur ulang).
5. Pengolahan Limbah Cair rumah tangga seperti limbah jamban yang mencakup air seni dan
tinja dan limbah non jamban seperti air bekas cucian atau sejenisnya.

“Masyarakat di himbau untuk selalu menjaga kelima pilar ini, dalam sosialisasi ini pun Tim
Nusantara Sehat Puskesmas Tambelan kedepan akan berpartisipasi langsung ke masyarakat
melakukan proses pemicu STBM yang mana InsyAllah tahun depan akan dilaksanakan”
imbuh Intan dari Tim Nusantara Sehat.

10
photo : tampak ibu-ibu desa kampung hilir dalam sosialisasi STBM
Mandi Cuci Kakus ( MCK ), merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi
kebutuhan Masyarakat, sehingga masyarakat tidak membuang air besar sembarangan, Tim
dari Puskesmas dan Tim Nusantara Sehat Tambelan berharap kepada semua peserta yang
hadir agar Tetap Koordinasi Atau Sosialisasi kepada Masyarakat lain, supaya tidak BAB
Sembarangan.dan Cuci tangan setelah BAB, Dan Tidak membuang sampah sembarangan, itu
merupakan salah satu bentuk keperdulian terhadap lingkungan masyarakat supaya terhindar
dari berbagai macam penyakit. Dan untuk menuju masyarakat Kampung Hilir yang sehat.

E. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menuju Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) merupakan proses dari Program Nasional yang di tuang pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Program ini diluncurkan dalam rangka memperkuat upaya pembuadayaan hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan
masyarakat serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air
bersih/minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapian Millenium
Development Goals (MDGs). Yang dilatarbelakangi bahwa tantangan yang dihadapi terkait
masalah air bersih/minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia

11
Sanitation Sector Development Program (ISSDP) menunjukan 47% masyarakat masih
berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) adalah Upaya menumbuhkan kemandirian
masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.. STBM yang diterapkan
meliputi lima Pilar yaitu :

1. Stop buang air besar di sembarangan tempat ( stop BABS )


2. Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS )
3. Pengelolaan air minum dan makanan dirumah tangga
4. Pengelolan sampah rumah tangga dengan benar
5. Pengelolaan limbah rumah tangga

Dalam PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014, strategi penyelenggaraan Sanitasi Total


Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 3 (tiga) komponen yang saling mendukung satu
dengan yang lain yaitu:
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment);
2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation);
3. Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement);
Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses pencapaian 5 (lima)
Pilar STBM tidak maksimal. Tiga strategi ini disebut Komponen Sanitasi Total.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: 2008
Kar, Kamal & Robert Chamber.2008.Buku Pegangan Sanitasi Total yang Dipimpin oleh
Masyarakat. Plan: 2008
Yulia, Astri. 2010. Pedoman Pelatihan Natural Leader dalam Rangka Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Puskesmas Bukit Sileh:2010
Yulia, Astri. 2012. Laporan Hasil Kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di
Lokasi PAMSIMAS Tahun 2011 di Jorong Kayu Kalek Nagari Koto Anau Kec.
Lembang Jaya Kab. Solok. Puskesmas Bukit Sileh : 2012

14

Anda mungkin juga menyukai