Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah
melimpahkan rohmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Penulisan laporan ini kami laksanakan guna memenuhi tugas mata
kuliah Teori Radiologi Dasar.
Kami sampaikan terimakasih kepada orang tua kami yang telah membantu
secara material dan doa, agar kami dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik–baiknya,
hingga akhirnya terwujudlah laporan ini. Selain itu tidak lupa kami sampaikan rasa
terimakasih yang kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami
demi tercapainya penyusunan makalah ini kepada ibu Diah Rahayu
Ningtias,S.Si.,M.Si selaku dosen mata kuliah Teori Radiologi Dasar.
Pembuatan makalah ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang.
Rangkaian kompensator pada pesawat rontgen. Semoga dengan pembuatan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran kami harapkan untuk
memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Semarang, 18 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................3
BAB II ISI
2.1.Batasan Operasional ..................................................................................................4
2.2 Landasan Hukum......................................................................................................5
2.3 Proses Pengadaan Barang dan Alat Radiologi......................................................5
2.4 Cara Melaksanakan Program Maintanance dan Kalibrasi .................................5
2.5 Pemeliharaan Peralatan .............................................................................................6
2.6 Kegiatan Pemeliharaan Alat Radiologi..................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................11
Daftar Pustaka .................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan radiasi untuk diagnosis


dan pengobatan penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau studi
pencitraan.Untuk tujuan diagnostik, radiasi menjadi sumber energi untuk tes
pencitraan. Radiologi diagnostik juga disebut sebagai radioskopi. Dengan radiasi,
dokter dapat melihat bagian dalam tubuh tanpa prosedur invasif.
Rontgen atau radiografi – Rontgen akan menghasilkan gambaran jaringan
padat tubuh dengan hasil yang hitam putih. Uji pencitraan ini paling sering
digunakan karena kecepatan, kemudahan, dan biaya yang lebih terjangkau.
Magnetic resonance imaging (MRI) – Tes ini dapat mengambil gambar dari
banyak bagian tubuh, dan sangat baik dalam menunjukkan jaringan lunak tubuh
Fluoroskopi – Tes untuk menampilkan gambar sinar-X yang bergerak pada
layar.
Computed tomography (CT) scan – Tes ini menghasilkan gambar 3D dari
bagian dalam tubuh. Pertama, alat akan mengambil gambar 2D dari berbagai
sudut. Lalu, gambar-gambar tersebut disatukan menjadi gambar 3D.
Positron emission tomography (PET) scan – Tes ini dapat menghasilkan
gambar dari berbagai permukaan. Pasien akan disuntik dengan senyawa biologis
aktif yang radioaktif. Akibatnya, tubuh pasien memancarkan energi radiasi. Energi
ini digunakan untuk menghasilkan gambar tubuh.
Untuk pengobatan, radiasi digunakan sebagai panduan visual saat prosedur
invasif minimal. Sebagai alternatif dari bedah terbuka, prosedur ini mengurangi
resiko perdarahan, infeksi, dan bekas luka. Waktu pemulihan pun lebih singkat.
Sedangkan mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat
ditentukan oleh kualitas sarana dan prasana dan peralatan yang digunakan. Oleh
sebab itu kemampuan pengelolaan dan pemeliharaan khususnya sarana prasana
dan peralatan radiologi, sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan.
Pengelolaan tersebut diatas meliputi, pemilihan dan pembelian peralatan,
inventaris peralatan, inspeksi dan testing peralatan, kalibrasi dan perawatan
peralatan, monitoring dan tindak lanjut, serta pendokumentasian yang adekuat
untuk semua testing, perawatan dan kalibrasi peralatan

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:


- Mahasiswa dapat mengetahui jaminan kualitas pelayanan instalasi radiologi
dari segi sarana dan prasarana.
- Mahsiswa juga diharapkan dapat memahami dan mengerti untuk kedepannya
agar dapat menjaga sarana prasarana dan peralatan radiologi agar tidak cepat
rusak.

3
BAB II
ISI

2.1 Batasan Operasional

a. Radiologi (ilmu sinar) adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan


energy pengion dan bentuk energy lainnya ( non pengion ) dalam bidang
diagnostik imajing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan
oleh generator dan bahan radioaktif seperti sinar rontgen (sinar-x), sinar
gamma, pancaran partikel pengion (electron, neutron, positron, dan proton)
serta bukan energy pengion (non pengion) seperti antara lain gelombang
ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetic, gelombang mikro dan
radio frekuensi
b. Radiodiagnostik Imejing adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang
diagnostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energy radiasi
pengion maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radioaktif yang menghasilkan citra (imej) dari marfologi tubuh manusia dan
faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen
(sinar-x), infrared, radionuklir, ultrasonik, magnetis dan emisi positron.
c. Pesawat X-ray adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar roentgen
(sinar-x), infrared, radionuklir, ultrasonik, magnetis dan emisi positron.
d. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan intruksi atau
langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin.
e. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang
menggunakan pesawat x-ray.
f. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia yang
menggunakan prinsip gelombang suara dengan frekuensi 1-10 juta Hz.
g. Apron adalah alat proteksi diri dari pancaran sinar-x
h. Grid adalah alat yang berbentuk lempengan tipis dan berisi kisi-kisi yang
terbuat dari timbale untuk menahan rsdiasi hambur yang akan mengenai film
rontgen
i. Computer Radiografi (CR) adalah alat yang digunakan untuk mengolah film
rontgen menjadi sebuah foto rontgen setelah disinar-x
j. Kaset CR adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film rontgen.
k. Alat Kesehatan adalah alat-alat yang bersifat untuk pemeriksaan pasien secara
langsung misal pesawat rontgen, USG, dan lainnya.
l. Alat Non Kesehatan adalah alat yang tidak langsung digunakan untuk
pemeriksaan pasien, misal mebel, almari, televise dan lainnya.
m. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali habis
pemakaiannya untuk pelayanan pasien.
n. Safety Inspections yaitu pemeriksaan sistem keamanan pada peralatan untuk
menghindari dari bahaya mekanik, listrik dan radiasi.
o. Preventive maintencence adalah pemeriksaan kondisi alat secara berkala
untuk menjaga pesawat dari kebersihan, pelumasan dan keausan
p. Image Quality Check adalah pemeriksaan Image Quality secara berkala untuk
menjaga kualitas sehingga tidak ada cacat atau penurunan kualitas gambar.
q. Corrective Maintenance adalah melakukan perbaikan dengan cepat dan tepat
bila terjadi kerusakan dengan penggantian spare part yang asli bila diperlukan.

4
r. System Upgrade adalah pelaksanaan modifikasi pada peralatan sesuai perintah
atau anjuran dari pabrik agar hardware dan software dapat mengikuti
perkembangan teknologi.
s. System Dokumentasi adalah semua aktifitas pemeliharaan harus
terdokumentasi.

2.2 Landasan Hukum

Dasar hukum pelaksana program pengelolaan sarana prasarana dan


peralatan radiologi adalah :
1. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 410 tahun 2010
tentang Perubahan Kepmenkes nomor 1014 Th 2008, Standar Pelayanan
Radiodiagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor Indonesia nomor
1250 Tahun 2009 tentang Kendali Mutu Radiodiagnostik.
5. Keputusan Direktur RSUD dr. Fauziah Bireuen nomor : Tahun 2016 Tentang
Kebijakan Pelayanan Radiologi RSUD dr. Fauziah Bireuen.

2.3 Proses Pengadaan Barang dan Alat radiologi

2.3.1 Barang / Alat non Kesehatan


Untuk alat non kesehatan yang bersifat tidak rutin, dipilih berdsarkan
kebutuhan. Untuk proses pengadaannya berdasar pengusulan dari instalasi
radiologi kepada direktur melalui bidang penunjang RSUD dr. Fauziah
Bireuen sedangkan untuk barang habis pakai, karena bersifat rutin, maka
direncanakan setiap akhir bulan. Lalu dibuat daftar dan diajukan ke direktur
melalui bidang penunjang RSUD dr. Fauziah Bireuen.
2.3.2 Barang / Alat Kesehatan
Untuk alat kesehatan ada yang bersumber dari anggaran daerah dan
anggaran dari pusat. Proses pengadaan alat kesehatan sama dengan alat non
kesehatan, namun karena membutuhkan anggaran besar maka pemenuhannya
tidak serta merta, tetapi harus melalui proses dan peraturan yang berlaku.

2.4 Cara Melaksanakan Program Maintanance dan Kalibrasi

Cara menjalankan program ini harus meliputi:


 inspections (inspeksi),
 adjustments (kalibrasi),
 lubrication (pelumasan),
 proactive replacements (penggantian secara proaktif),
 worn components (keausan komponen).

5
Dengan program ini diharapkan bahwa jumlah peralatan yang downtime
(kualitasnya menurun seiring waktu) tidak ada atau minimal
1. Pemeliharaan Alat.
2. Pemeliharaan harian
a. Dilakukan dengan membersihkan dan pengecekan peralatan setiap hari
oleh user dan pengecekan rutin berkala oleh petugas pemeliharaan alat
medis (IPSRS)
b. Memonitor suhu ruangan serta kelembaban.
c. Melakukan control mutu harian.
3. Pemeliharaan berkala
Dilakukan servis rutin oleh masing-masing vendor terhadap peralatan
radiologi, setiap 6 bulan sekali, atau sebelum 6 bulan apabila diperlukan.
4. Kalibrasi
a. Kalibrasi dilakukan oleh BPFK atau pihak yang mendapat lisensi dari
BAPETEN
b. Kalibrasi dilakukan secara rutin 1 tahun sekali.

2.5 Pemeliharaan Peralatan

2.1.5 Safety Inspections


a) Pengendalian Potensi bahaya mekanik
Pergerakan peralatan melampaui batas maksimum. Pastikan collision
protection bekerja dengan baik.
b) Bagian peralatan yang mungkin lepas/jatuh. Pastikan baut dan mur tidak
Kendor.
c) Kabel baja putus, pastikan serat kabel baja tidak ada yang putus
d) Pengendalian Potensi Bahaya Listrik
e) Kontrak body (grounding)
f) Pastikan Pengaman Kebocoran Listrik (ELCB) dan System grounding
berfungsi (tidak nyetrum)
g) Hubungan singkat, korsleting atau Short Circuit, Pastikan sekering (Fuse)
sesuai dengan daya (Voltase maupun ampernya) Pengendalian Potensi Bahaya
h) Radiasi
Pastikan pelindung radiasi / dinding ruangan terpasang bahan timbal yang
mampu menahan radiasi dan berfungsi
i) Lapangan Radiasi
Pastikan bahwa kolimator berfungsi dengan baik
j) Indicator Radiasi
Patikan lampu indikator radiasi menyala pada saat exposure

2.2.5 Preventive Maintenance Pada Pesawat Radio Diagnostic


a. Kebersihan Setelah Pemakaian
Pesawat yang dibersihkan dari cairan yang tumpah dari pasien karena akan
membuat peralatan menjadi cepat berkarat, atau sisa bahan kontras dapat
membuat cacat pada gambar. Gunakan bahan pembersih sesuai rekomendasi
pabrik.
b. Pelumasan
Bagian – bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda gigi serta
roda penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik. Hal ini berkoordinasi dengan bagian IPSRS / Teknisi.

6
c. Pemeriksaan Fungsi Pesawat
Pastikan semua fungsi pada pesawat tersebut dapat berfungsi dengan baik,
sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan.
d. Kalibrasi
Pesawat harus dikalibrasi, agar bila ada penyimpanan dapat dikoreksi segera.
Kalibrasi oleh badan yang berwenang seperti BPFK

2.3.5 Image Quality Check Pada Pesawat Radiodiagnostik


Image quality check harus dilakukan secara komprehensif, meliputi beberapa
bagian seperti :
a. Fasilitas Kamar Gelap
 Automatic Processing harus sudah terkalibrasi
 Film dan bahan kimia untuk proses pencuciannya harus dalam keadaan baik
dan tidak kadaluarsa
 Peralatan (tools) dan instrumen alat ukur image Quality check harus dalam
keadaan baik dan terkalibrasi
 Pesawat yang digunakan untuk pemotretan harus sudah dikalibrasi.

2.4.5 Corrective Maintenance Pada Pesawat Radio Diagnostik


a. Trouble shooting
Dimulai dari analisa laporan kerusakan, oleh sebab itu laopran harus
dibuat sesuai dengan kronologi kejadian kerusakan, sehingga pekerjaan
perbaikan menjadi lebih terarah dan lebih cepat diatasi
b. Penggantian suku cadang
Jika diperlukan penggantian suku cadang sangat dianjurkan menggunakan
suku cadang asli dari pabrik. Memodifikasi dari merk lain sangat tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan kerusakan pada bagian lain
c. Readjustment
Setelah dilakukan peralatan berfungsi seperti sedia kala, harus dilakukan
readjustment agar tidak terjadi penyimpangan pada output pesawat.
d. Uji fungsi
Sebelum pesawat digunakan dengan pasien, uji fungsi harus dilakukan untuk
memastikan bahwa pesawat telah benar-benar kembali berfungsi dengan baik
Pengujian alat meliputi :
a. Alat baru – acceptance test
b. Maintenance – periodik test
c. Perbaikan – korective
Keuntungan dari pengujian tersebut adalah :
1. Diperolehnya data yang terukur tentang kinerja suatu peralatan
2. Data awal (acceptance test ) digunakan sebagai acuan pengukuran kebutuhan
(compliance test ) periodik berikutnya,
3. Mengetahui konsistensi dan penurunan fungsi peralatan
4. Penyimpangan secara dini dapat diketahui
5. Segera dapat dilakukan perbaikan sebelum kerusakan yang lebih parah
6. Tingkat keselamatan dan keamanan selalu diketahui
Sedangkan kendalanya antara lain, yaitu :
1. Belum menjadi kebiasaan dan budaya kerja
2. Tidak tersedianya peralatan uji,
3. Kemampuan SDM tidak merata

7
2.4.5 Quality Control (QC) Pesawat Sinar –X
Meliputi QC harian :
1. Inspeksi visual, indikator & mekanik,
2. Warm up
Prosedur adalah :
 Lakukan sesuai manual operasi pabrikan
 Bila tidak ada
 Tutup pintu & pastikan tidak ada personil
 Pilih faktor ekspose rendah, sedang dan tinggi
 Amati fungsi semua indikator
 Paparan dilakukan tiga kali dengan jeda 10 detik
 Bila ada kecurigaan tulis di checklist dan laporkan teknisi
QC Periodik
Generator dan tabung sinar –x meliputi :
 Akurasi tegangan tabung (KVp)
 Kestabilan output,
 Lineritas Keluaran (mR / mAs)
 Waktu paparan Filtrasi dan kualitas radiasi
 Kebocoran tabung
 Ukuran fokus efektif
 Light beam collimator alignment
QC Viewer & ruang baca foto
Meliputi :
 Tingkat kecerahan viewer
 1500 – 2500 cd/m²
 Penggantian lampu : bersamaan dalam tipe dan warna yang sama
Homogenitas iluminator
 Warna homogen, bersih, cahaya tak berkedip
QC Asesories lain
Grid anti scatered meliputi :
 Grid artefak
 Kontras improvement faktor
 Moving grid
QS Lead apron, glove, gonad, tyroid
 Prosedur fluroskopi, bagian yang rusak lebih terang dari sekitarnya
 Bila curiga ada area yang bocor, lakukan radiografi
 Bagian yang rusak lebih hitam pada radiograf
2.5.5 Kalibrasi
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka semua peralatan medis
harus dilakukan kalibrasi sekurang-kurang sekali setahun. Begitu juga untuk
alat-alat radiologi dilakukan setahun sekali. Peralatan radiologi dilakukan :
1. Kalibrasi sekali dalam 1 tahun
2. Program kalibrasi mengikuti jadwal instalasi IPSRS RSUD dr.Fauziah
Bireuen
3. Bila terjadi keterlambatan kalibrasi, instalasi radiologi hanya mengingatkan
4. Usulan dari radiologi ke direktur melalui bidang

8
2.6 Kegiatan Pemeliharaan Alat Radiologi

NO PERALATAN KEGIATAN WAKTU

1 X- RAY
a. cleaning unit menggunakan alcohol Setiap hari
a. Fisik 70%
b. Chek-up b. uji fungsi stamina dilakukan setiap pagi Setiap hari
c. Pelumasan c. pelumasan pada rel-rel 2bln
d. Collimator d. cek kondisi lampu collimator, ganti jika 2 bln
e. kalibrasi mati
e. kalibrasi menggunakan alat kalibrasi 1 thn

2 CT-SCAN
a. Clening unit dengan menggunakan Setiap hari
a. Fisik alcohol 70%
b. Chek-up b. Uji fungsi stamina setiap pagi Setiap hari
c. Kalibrasi c. Kalibrasi menggunakan alat kalibrasi 1 tahun

3 USG

a. Fisik a. Clening unit dengan menggunakan Setiap hari


b. Kelistrikan alcohol 70%
c. Tranduser b. Cek kabel power, ganti jika rusak 1 bulan
d. Roda c. Uji fungsi tranduser untuk mengetahui Setiap hari
e. kalibrasi kehalusan permukaan
d. Kalibrasi menggunakan alat kalibrasi 1 tahun

4 PRINTER KODAK
a. Clening unit menggunakan alcohol 70%
a. Fisik Setiap hari
b. Cek pengkabelan
c. Bersihkan filter
b. Kelistrikan 3 bln
1 munggu
c. filter

5 VIEWER RO

a. Fisik a. Clening unit menggunakan alcohol 70% 1 minggu


b. Uji fungsi, ganti jika lampu mati
b. Lampu c. Cek kabel power, ganti jika rusak 6 bulan
c. Kelistrika 6sekali

6 GRID / LYSOLM
a. Siapkan air sabun Setiap hari
a. Fisik b. Siapkan kain yang halus basah dan
kering
c. Bersihkan grid/ lysolm dengan kain

9
halus yang sudah di beri air sabun,
bersihkan dilakukan di setiap sisi
bagian dari grid
d. Keringkan engan kain halus yang sudah
di siapkan
e. Pembersihan dilakukan setiap setelah
pemakain grid
7 KASET
RADIOGRAFI a. Bersihkan permukaan luar kaset dari Setiap hari
a. Fisik noda / kotoran yang dapat
memepengaruhi kualitas foto dengan
menggunakan cairan pembersih ?
alcohol
b. Bersihkan bagian dalam kaset is
(intensifying screen) dengan
menggunakan kain halus dan cairan
pembersih.
c. Bersihkan tempat kerja dan kembalikan
semua peralatan yang telah di pakai ke
tempat semula

10
BAB III
PENUTUP

Makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman pemeliharaan alat


kesehatan instalasi radiologi bagi mahasiswa ATEM Semarang. Bersama tim
dan kelompok kami evaluasi makalah ini untuk disesuaikan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demikian saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.terimakasih

11
DAFTAR PUSAKA

https:// id.scribd.com/document/367927092/PEMELIHARAAN-ALAT-RADIOLOGI

https:// id.scribd.com/document/36646721/Pedoman-Operasional-Dan-Pemeliharaan-
Peralatan-Radiologi

12

Anda mungkin juga menyukai