Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PUSKESMAS BRANGSONG II
KABUPATEN KENDAL
TAHUN 2023

Jl. Letnan Suyono No.10 Brangsong Kendal


Email : puskbrangsong02@gmail.com

1
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman
Kesehatan Lingkungan Puskesmas Brangsong II Kabupaten Kendal. Pedoman ini kami susun
sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Brangsong II Kabupaten Kendal.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib Puskesmas
yang mempunayai peranan strategis mendukukung peningkatan pencapaian target lintas program
dan lintas sektor serta diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja Puskesmas.
Perkenankanlah kami menyampaikan terimakasih atas bimbingan, bantuan, kerjasama
dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Brangsong II Kabupaten Kendal.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....... 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………….................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….…………..… 4
B. Tujuan Pedoman …………………………………………………………………. 4
C. Ruang Lingkup Pedoman ………………………………………………………… 5
D. Sasaran …………………………………………………………………………… 5
E. Batasan Operasional ……………………………………………………………… 5
F. Landasan Hukum …………………………………………………..………..…… 6

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ………………………………………….…… 7
B. Distribusi Ketenagaan ……………………………………………………….…… 7
C. Jadwal Kerja …………………………………………………………..………….. 8

BAB III STANDAR FASILITAS


A. Denah Ruang ……………………………………………………………………. 9
B. Standar Fasilitas …………………………………………………………......... .. 9

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ……………………………………..... 11

BAB V LOGISTIK ………………………………………………......…………… 13

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ……………………………………............... 14

BAB VII KESELAMATAN KERJA ………………………………………............. 15

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ……………………………………................. 16

BAB IX PENUTUP ……………………………………………………................... 17

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut
melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang
bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
promotif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.

5
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas kesehatan lingkungan dalam memberikan
pelayananan kepada masyarakat

D. Ruang Lingkup Pedoman


Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dilaksanakan di dalam gedung dan
luar gedung Puskesmas , meliputi:
1. Konseling
2. Pemantauan Kesehatan Lingkungan puskesmas
3. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum (DAMIU)
4. Inspeksi Kesehaatan Lingkungan Sarana Air Minum (BPSPAM)
5. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum Rumah Tangga
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengelolaan Pangan ( Jasa Boga, Rumah
Makan)
7. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Fasilitas Umum ( sarana Ibadah, Institusi)
8. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenpat Fasilitas Umum ( Sekolah)
9. Pengambilan sampel untuk surveilans kualitas air minum di tingkat rumah tangga
10. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Rumah Sehat

E. Batasan Operasional

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang


ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.

Pasien / Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Puskesmas.

Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan


dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan yang dihadapi.

6
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara
langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan standar,
norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial.

F. Landasan Hukum
1. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
3. Peraturan Pemerintah No 66 Th 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4. Tambahan Lembaran Negara Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2014 tentang kesehatan lingkungan
5. Permenkes No. 951/Menkes/SK/V/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar
6. Permenkes No. 13 tahun 2015 tentang Pelayanan Kesling di Puskesmas
7. Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan
meliputi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan kegiatan.
Tenaga tersebut meliputi :
1. Sanitarian dengan kualifikasi Sarjana Kesehatan Masyarakat peminatan kesehatan
Lingkungan dengan masa kerja 2 tahun.
2. Pelaksana Kebersihan dengan kualifikasi Sekolah Menengah Pertama dengan masa
kerja 2 tahun.
Kemampuan teknis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud sebelumnya
diperoleh melalui pendidikan dan/ atau pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Distribusi Ketenagaan

No. SDM Distribusi Keterangan


1. Sanitarian Pelaksana pelayanan kesehatan22
lingkungan di dalam gedung 1 orang
2. Sanitarian Pelaksana kegiatan pelayanan
kesehatan lingkungan di dalam
dan di luar gedung
3 Tenaga Melakukan perawatan 3 orang
kebersihan kebersihan baik di luar maupun
di dalam gedung

8
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan disepakati dan disusun
bersama lintas program

No. BULAN
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan dalam Gedung
1. Klinik Sanitasi
2. Pemantauan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas
Kegiatan Luar Gedung
1. IKL sarana air minum (DAMIU)

2. IKL sarana air minum (BPSPAM)

3 IKL Sarana Air Minum Rumah


Tangga

4 IKL Tempat Pengelolaan Pangan


(Jasa Boga, Rumah Makan)

5 IKL Tempat Fasilitas Umum


(Sarana Ibadah, Institusi)

6 IKL Tempat Fasilitas Umum


(Sekolah)

7 Pengambilan sampel untuk


surveilans kualitas air minum di
tingkat rumah tangga

8 IKL rumah sehat

9
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang dan Alur Kegiatan Pelayanan Kesling Puskesmas Brangsong II

B. Standar Fasilitas

1. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas : Permenkes No.13 tahun


2015
2. Standart Pelayanan Minimum : Permenkes No. 4 Tahun 2019
3. Pedoman Manajemen Puskesmas : Permenkes No. 44 Tahun 2016
4. Buku panduan :
a. Buku panduan pelayanan klinik sanitasi dalam dan luar gedung
b. Buku panduan pelaksanaan STBM : Permenkes No. 3 Tahun 2014
c. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan sekolah dan kantin sekolah
d. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan puskesmas
e. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan tempat pengelolaan makanan
f. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Sarana Air Bersih
g. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat Pembuangan Sampah
h. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat – Tempat Umum
i. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Depot Air Minum (DAM)

10
j. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Industri Rumah Tangga
k. SOP
l. Form Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
5. Sarana :
a. Lemari arsip
b. Sarana transportasi
c. LCD
d. ATK
e. Laptop

11
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Klinik Sanitasi adalah konseling pasien/klien dengan petugas kesehatan lingkungan
yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang
dihadapi.

Sanitarian melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan berupa pemeriksaan dan


pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang sehat.
Sanitarian melakukan Intervensi berupa penyuluhan personal, penyuluhan
kelompok, dan penyuluhan massa, rekomendasi kepada lintas program dan lintas sektor
yang terkait maupun advokasi terhadap pemilik/penanggungjawab.

B. Metode Pelayanan Kesehatan Lingkungan

1. Konseling dilakukan terhadap Pasien/Klien


2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara:
a. Pengumpulan data dengan wawancara.
b. Pengamatan fisik media lingkungan;
c. Pengukuran media lingkungan di tempat;
d. Uji laboratorium; dan/atau
e. Analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan / pemberdayaan
masyarakat;
b. Perbaikan dan pembangunan sarana;
c. Pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau
d. Rekayasa lingkungan.
4. Pemberdayaan masyarakat dengan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) berupa
a. Pemicuan
b. Tidak menjanjikan bantuan apapun
c. Menggali sumber daya yang ada di masyarakat

C. Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Brangsong II meliputi
tahap Perencanaan, Pelaksanaan serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian.
12
1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan lingkungan di Puskesmas
Brangsong II dilakukan melalui tahapan antara lain
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data yang berkaitan dengan upaya
Kesehatan Lingkungan antara lain data Cakupan layanan Air Bersih, Cakupan
layanan fasilitas sanitasi (Jamban, Spal, Pengelolaan Sampah, Rumah Sehat) data
SDM kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana yang berkaitan.
b. Analisis Situasi
Dari hasil pengumpulan data akan didapatkan permasalahan yang terkait resiko
kesehatan lingkungan termasuk diantaranya.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
RUK disusun berdasarkan hasil evaluasi data tahun sebelumnya dan hasil analisis
masalah yang ditemukan.
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
RPK disusun secara terpadu/terintegrasi dengan semua kegiatan yang dilaksanakan di
Puskesmas secara utuh merinci kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber
yang ada di Puskemas Brangsong II
4. Penggerakkan dan Pelaksanaan Kegiatan

a. Penggerakkan dan Pelaksanaan kegiatan meliputi tahapan yaitu :


b. Penempatan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan puskesmas,
sesuai dengan tugas dan funginya masing-masing.
c. Pelaksanaan kegiatan secara terintegrasi.
d. Tiga pendekatan yang tergantung situasi dan kondisi target sasaran antara lain :
1) Informasi untuk target atau sasaran
2) Legitimacy dengan menyakinkan individu/kelompok sasaran bahwa kegiatan
bermanfaat sehingga pelaksanaan kegiatan mendapat dukungan,
3) Prestige dengan menyakinkan bahwa dukungan individu atau kelompok
sasaran akan mendatangkan kebanggaan baginya,

13
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan


Lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program maupun lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pembinaan Kesehatan Lingkungan yang akan
dilaksanakan.
Sumber pendanaan lain untuk kegiatan Kesehatan Lingkungan berasal dari BOK,
maupun swadaya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

14
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan


Lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.

15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum (DAMIU) : 100%
2. Inspeksi Kesehaatan Lingkungan Sarana Air Minum (BPSPAM) : 100 %
3. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum Rumah Tangga : 100 %
4. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengelolaan Pangan
( Jasa Boga, Rumah Makan) : 100 %
5. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Fasilitas Umum
( sarana Ibadah, Institusi) : 100%
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenpat Fasilitas Umum ( Sekolah) : 100 %
7. Pengambilan sampel untuk surveilans kualitas air minum
di tingkat rumah tangga : 100%
8. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Rumah Sehat : 100%

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

17
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi Sanitarian puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan dan pembinaan kesehatan lingkungan dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan program kesehatan lingkungan tergantung pada komitmen yang
kuat dari pihak terkait dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
mengendalikan faktor faktor resiko dalam kesehatan lingkungan, sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan penyakit yang berbasis lingkungan.

18

Anda mungkin juga menyukai