KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, ataas segala
Rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Upaya
Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Cebongan dapat diselesaikan.
UPT Puskesmas Cebongan sebagai Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah kerja, mempunyai posisi strategis dalam rangka
mewujudkan masyarakat mandiri untuk sehat, sehingga masyarakat dapat
memperoleh pelayanan Kesehatan yang optima.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Cebongan ini
merupakan acuan minimal yang diperlukan untuk tercapainya derajat Kesehatan
khususnya lingkungan yang lebih baik di masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Cebongan.
Dengan tersusunya pedoman ini, kami mengucapkan terimaksih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dalam
penyusunan pedoman ini.
Kami sadra bahwa pedoman ini masih belum sempurna, oleh karena itu
masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna menyempurnakan.
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. SASARAN
D. Ruang Lingkup
Pelayanan Kesehatan Lingkungan meliputi :
E. Batasan Operasional
F. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Ruangan Kesehatan Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan Kesehatan Lingkungan itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
B. Standar Fasilitas
1. Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas : Permenkes No.13
tahun 2015
2. Buku panduan :
a. Buku panduan pelayanan klinik sanitasi dalam dan luar gedung
b. Buku panduan pelaksanaan STBM
c. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan sekolah dan kantin sekolah
d. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan puskesmas
e. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan tempat pengelolaan makanan
f. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Sarana Air Bersih
g. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat Pembuangan Sampah
h. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat – Tempat Umum
i. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Depot Air Minum (DAMIU)
j. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Industri Rumah Tangga
3. SOP
4. SDM
5. Blangko IKL
6. Lemari arsip
7. Sarana transportasi
8. Peralatan yang mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan
sebagai berikut :
LOGISTIK
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan
saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan–
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
A. Identifikasi Resiko
B. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
C. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.
KESELAMATAN KERJA
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
A. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
B. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
C. Ketepatan metoda yang digunakan
D. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.