Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOHABAK
Jalan Pantai, Desa Bohabak I, Kecamatan Bolangitang Timur, Kode POS 95764

PEDOMAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


UPTD PUSKESMAS BOHABAK

BAB 1
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut
melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas
umum.
Penyelesaian permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena meningkatnya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan,
Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang
bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan
masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
promotif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran dalam kegiatan upaya kesehatn lingkungan adalah
1. Masyarakat dan pemukiman
2. Sanitasi Dasar
3. Pengawasan Kualitas air Minum
4. Pengelola tempat pengelolaan Makanan dan minuman (TPM)
5. Pengelola Tempat-tempat Umum (TTU)
D. RUANG LINGKUP
Pelayanan Kesehatan Lingkungan meliputi :
1. Pengawasan dan pembinaan lingkungan pemukiman dan perumahan masyarakat,
diantaranya :
a. Pengawasan dan pembinaan rumah sehat
b. Pengawasan dan pembinaan Sarana Air Bersih (SAB)
c. Pengawasan dan pembinaan Jamban Keluarga (JAGA)
d. Pengawasan dan pembinaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
e. Pengawasan dan pembinaan Tempat sampah
2. Pengaawasn dan pembinaan sanitasi tempat pengelolaan makanan
3. Pengawasan dan pembinaan sanitasi tempat-tempat umum
4. Pengawasan dan pembinaan sanitasi industri
E. BATASAN OPRASIONAL
Batasan Oprasional untuk pelayanan kesehatan lingkungan UPTD Puskesmas Bohabak
Meliputi :
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
ditujuakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
biologi maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
2. Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam upaya kesehatan wajib di
Puskesmas
3. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat kaitannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
4. Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia.
5. Hygiene dan sanitasi industri adalah upaya kesehatan disuatu industri dengan
menydiakan fasilitas sanitasi untuk memelihara dan melindungi kebersihan industri baik
hasil produk maupun tenaga kerjanya.
6. Pengawasan Rumah sehat adalah untuk mengetahui kondisi rumah masyarakat yang di
huni/ditempat sudah memenuhi syarat atau belum dalam arti memenuhi syarat kesehatan
lingkungan apakah rumah tersebut sudah memiliki ( jamban keluarga, sarana air bersih,
SPAL, tempat sampah dan apakah rumah tsb sudah mendapatkan pencahayaan yang
cukup, ruangan tidak lembab, ada ventilasi, apakah ruangan rumah kalau siang dalam
keadaan terang dan masuk nya Matahari).
7. Pengawasan Sarana Air bersih adalah untuk mengetahui kondisi sarana air bersih secara
fisik apakah sudah memenuhi syarat kesehatan lingkungan atau belum, dalam arti
memenuhi syarat kesehatan lingkungan yaitu apakah sarana air bersih tersebut dalam
keadaan baik secara fisik, apakah air tidak berbau,tidak berasa, dan tidak berwarna.
8. Pengawasan Jamban Keluarga adalah untuk mengetahui kondisi jamban keluarga
(JAGA) dan untuk mengetahui akses jamban keluarga apakah sudah memenuhi syarat
kesehatan lingkungan atau belum dalam arti memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
9. Pengawasan saluran pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah untuk mengetahui kondisi
sarana SPAL yang ada di wiliyah kerja puskesmas apakah sudah memenuhi syarat
kesehatan lingkungan atau belum dalam arti memenuhi syarat kesehatan lingkungan
adalah SPAL tsb harus tertutup, tidak menimbulkan bau, tidak ada genangan air limah.
Harus memiliki bak control untuk SPAL.
10. Pemicuan Sanitasi total berbasis masyarakat adalah suatu kegiatan pemicuan kepada
masyarakat yang tujuannya untuk merubah perilaku masyarakat agar tidak buang air
besar sembarangan (BABS).
F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan .
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas ·
3. Peraturan Pemerintah No 66 Th 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan ·
5. Permenkes No. 951/Menkes/SK/V/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar ·
6. Permenkes No. 13 tahun 2015 tentang Pelayanan Kesling di Puskesmas ·
7. Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATA LINGKUNGAN
Berikut ini Kualifikasi SDM dan realisasi Tenaka kesehatan lingkungan yang ada di UPTD
Puskesmas Bohabak :
Kualifikasi SDM
No Kegiatan Status Pendidikan Pelatihan Jumlah

1 Kesehatan PNS S1 Kesehatan 1 orang 1 orang


Lingkungan Masyarakat

PNS DIII Kesehatan 1 orang 1 orang


Lingkungan

Suka rela DIVKesehatan 1 orang 1 orang


Lingkungan

JUMLAH 3 Orang

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan Lingkungan
mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab UKM, dan seluruh
karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan kesehatan Lingkungan Di
Puskesmas
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan disepakati dan disusun
bersama lintas program
No Jenis Kegiatan lokasi Waktu Pelaksana
1 Inspeksi kesling untuk Desa wilayah Bulan Januari Petugas Kesling
sarana minum dan kerja pkm
sanitasi dasar Bohabak
2 Pengambilan data Desa wilayah Setiap triwulan Petugas Kesling
sanitasi dan air tingkat kerja pkm
tangga Bohabak
3 Pemeriksaan kualitas Desa wilayah Setiap Triwulan Petugas Kesling
air minum kerja pkm
Bohabak
4 Pemantauan jentik Desa wilayah Setiap Triwulan Petugas Kesling
berkala kerja pkm
Bohabak
5 Survey habitat jentik Desa wilayah Setiap Triwulan Petugas Kesling
kerja pkm
Bohabak
6 Kampanye 5 pilar Pkm Bohabak Setiap Bulan Petugas Kesling
STBM
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN KESLING

K M MEJA RUANGAN KESLING


U E MEJA
R K
S
J U
I A R
S
I

K M MEJA L
U E
R J
S
A KURSI
I

B. STANDAR FASILITAS
1. Kegiatan di dalam gedung
 Penyuluhan Kelompok
 Konseling / Klinik Sanitasi
 Koordinasi lintas program
2. Kegiatan di Luar gedung
 Pengawasa/Pembinaan Rumah Sehat
 Pengawasan/Pembinaan Jamban Keluarga
 Pengaawasan/Pembinaan Saluran Pembuangan Air Limbah
 Pengawasan/Pembinaan tempat-Tempat Umum
 Pengawasan/Pembinaan Tempat Pengelolaan makanan
 Pemicuan STBM
BAB IV
TATA LAKSANA KESEHATAN LINGKUNGAN
Untuk terselenggaranya Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Bohabak, perlu ditunjau
dengan manajemen yang baik. Manajemen kesling di puskesmas adalah raingkain kegiatan
yang bekerja secara sitematis untuk menghasilkan Puskesmas yang efektf dan efisien di
bidang kesehatan Lingkungan .
Manajemen Kesling di puskesmas dilakukan dengan cara:
1. Perencanaan
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
4. Pelaksanaan
5. Pemantauan
6. Penilaian dan Evaluasi
7. Rencana Tindak Lanjut
Semua fungsi dari manajemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan Kesehatan Lingkungan yaitu :
a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas program di
puskesmas
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada maupun yang perlu
dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas.
c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya Kesling yang terintegrasi secara
lintas program maupun lintas sektor.
d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat, melalui kegiatan
di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam upaya meningkatka
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta
meningkatkan status kesehatannya.
e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan untuk
mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawaskan kesehatan dalam mengatasi
masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan mengoptimalkan
potensi dan peran jejaring kemitraan.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode sebelumnya
dan memperbaiki program yang masih bermasalah
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas
Contoh matrik :
Kebutuhan sumber daya
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu
Dana Alat Tenaga

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan berdasarkan
RUK
Contoh matrik :
Volume Rincian
Kegiata Targ Tena Jad Sumber
No Sasaran Kegiata Pelaksana Lokasi
n et ga wal dana
n an

4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah disusun
bersama.Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.
5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap pelaksanaan suatu
upaya Kesehatan Lingkungan dengan tujuan memberikan umpan balik pada pengelolaan
upaya Kesehatan Lingkungan untuk perbaikan dan optimalisasi pelaksanaan upaya
Kesehatan Lingkungan. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi
6. Penilaian dan Evaluasi
Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran upaya promosi
kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan upaya Kesehatan Lingkungan yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan Kesehatan Lingkungan
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan Kesehatan Lingkungan sedang berlangsung
c. Evaluasi setelah upaya Kesehatan Lingkungan dilakukan
7. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggungjawab upaya membuat RTL untuk perbaikan
kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang. Laporan kegiatan, hasil
evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program maupun lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metode pembinaan Kesehatan Lingkungan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan pelaksanaan pelayanan Penyehatan Lingkungan mencakup :
1. Kegiatan di dalam gedung
 Penyuluhan Kelompok
 Konseling / Klinik Sanitasi
 Koordinasi lintas program
2. Kegiatan di Luar gedung
 Pengawasa/Pembinaan Rumah Sehat
 Pengawasan/Pembinaan Jamban Keluarga
 Pengaawasan/Pembinaan Saluran Pembuangan Air Limbah
 Pengawasan/Pembinaan tempat-Tempat Umum
 Pengawasan/Pembinaan Tempat Pengelolaan makanan
 Pemicuan STBM
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau dampak, baik risiko yang
terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun risiko yang terjadi pada petugas
sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat
tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi risiko
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap –
tiap kegiatan yang dilaksanakan.
2. Analisis Risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap risiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah – langkah yang akan diambil dalam menangani risiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko yang mungkin
terjadi
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi risiko atau dampak yang
terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan.Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya.Tahap yang
terakhir adalah melakukan evaluasi kegiatan.Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
yujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety dalam istilah sehari – hari yang sering
disebut safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannnya.Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaanatau kegiatan
yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari risiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait.Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap risiko
pekerjaan.
Seiring dengan kerapian ilmu dan teknologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka risiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan
orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan.Untuk itu semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi.Sebelum bekerja
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, serta harus menggunakan alat pelindung diri
yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Pengendali Mutu Upaya Kesehatan Lingkungan
Sasaran mutu upaya Kesling ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas berdasarkan acuan target
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dengan memperhatikan kemampuan sarana dan tenaga
yang dimiliki puskesmas serta capaian kegiatan sebelumnya. Sasaran mutu dipantau melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan.Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan
manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Kesling
a. Terwujudnya pelayanan berkualitas
b. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di pukesmas
c. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
d. Sebagai umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan.
BABB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan Kesehatan Lingkungan dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran
dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya Kesehatan Lingkungan tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta
aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pelaksanaan upaya Kesling yang baik merupakan salah satu tolok ukur kinerja
Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Bohabak

Anda mungkin juga menyukai