A. PENDAHULUAN
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan,
khususnya bidang, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu
dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pemerintah
merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral
dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya
ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi,
menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada
5 (lima) perubahan perilaku higienis. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan
akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan
mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan
STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong
tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Perubahan perilaku
dalam STBM dilakukan melalui metode Pemicuan yang mendorong perubahan
perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana
sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.
Lima Pilar STBM terdiri dari :
1. Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
B. LATAR BELAKANG
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kromengan terdiri dari 7 Desa, yaitu Desa
Kromengan, Jatikerto, Slorok, Ngadirejo, Peniwen, Jambuwer dan Karangrejo.
Dari 7 Desa tersebut sampai dengan akhir tahun 2021 masih ada 3 Desa ODF
(Open Defecation Free), yaitu Desa Peniwen, Jambuwer dan Karangrejo. Untuk
4 Desa yang lain masih dalam proses pendampingan dan verifikasi.
Terkait program STBM belum ada Desa yang merupakan Desa STBM
dengan 5 pilar. Hal itu dikarenakan masih adanya masyarakat yang BABS
(Buang Air Besar Sembarangan), belum melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS), belum melakukan pengamanan makanan dan minuman dengan benar
(makanan matang tidak disimpan pada tempat tertutup, peralatan masak dan
makan disimpan pada lemari terbuka), belum melaksanakan pengelolaan
sampah rumah tangga dengan benar (sampah mayoritas dibakar dan open
dumping) dan belum melaksanakan pengelolaan limbah cair rumah tangga
dengan benar (limbah cair rumah tangga tidak diresapkan tetapi dibiarkan
mengalir ke tanah terbuka di pekarangan).
Penanggung jawab program kesehatan lingkungan berkewajiban
melakukan upaya – upaya untuk mewujudkan Desa STBM di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kromengan, dengan cara advokasi kepada pemerintah Desa tentang
STBM, pembentukan tim STBM Desa, identifikasi masalah dan analisis situasi
(IMAS) perilaku kesehatan (pendataan STBM), pembuatan dan update peta
sanitasi Desa dan Kampanye 5 pilar STBM dan kampanye hygiene sanitasi di
sekolah SD / MI.
Dalam menjalankan kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Kromengan petugas mengacu pada tata nilai Puskesmas, yaitu PROFESIONAL
petugas Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Kromengan memiliki
kemampuan dan berpegang teguh kepada nilai moral sesuai dengan profesinya.
INOVATIF petugas Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Kromengan selalu
berusaha melakukan pengembangan demi perbaikan pelayanan di UPT
Puskesmas kromengan. AMANAH dalam menjalankan tugasnya sebagai
penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas
Kromengan petugas bertanggung jawab terhadap kegiatan – kegiatan yang
disusun dan dilaksanakan dengan sebaik – baiknya demi mewujudkan
kesehatan
lingkungan di masyarakat. KERJASAMA petugas Kesehatan Lingkungan UPT
Puskesmas Kromengan selalu bekerjasama baik lintas program maupun lintas
sektor untuk kemajuan pelayanan kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas
Kromengan. DINAMIS petugas Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas
Kromengan akan berusaha sungguh – sungguh untuk meningkatkan kualitas diri
kearah yang lebih baik.
K. PENUTUP
Mengetahui, Kromengan,