PENDAHULUAN
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak
417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245
kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan
Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per
1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun
2010, hasil survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa
1
tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian
pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau,
kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak
kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya
2
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak
417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245
kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan
Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per
1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun
2010, hasil survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa
tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian
terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban
3
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
kesehatan.
kesehatan lingkungan adalah faktor risiko utama dalam burden disease (penyakit
beban ganda). Salah satu studi dari global burden disease menyebutkan bahwa
disebabkan oleh 3 kondisi: (1) air yang tidak bersih, hygiene, dan pembuangan
tinja; (2) polusi udara perkotaan; (3) asap dalam ruangan yang berasal dari bahan
kualitas hidup yang dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia, biologi, sosial,
dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaan sejak mulai timbul
4
pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar
Pengendalian Vektor seperti serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit
penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya: pinjal tikus untuk
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk
kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit
sekaligus untuk akurasi data atau validitas data. Data yang valid tersebut berguna
5
1. Mendeskripsikan hasil program yang telah dilaksanakan di Wilayah Kerja
1.4 Manfaat
Kesehatan Lingkungan
2. Sebagai sarana informasi tentang hasil evaluasi program kesehatan yang telah
kesehatan lingkungan
6
Sebagai sarana informasi tentang manfaat adanya program kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
4 Pengendalian Vektor
8 Pengendalian radiasi
9 Kesehatan kerja
10 Pengendalian kebisingan
7
11 Perumahan dan pemukiman
14 Pencegahan kecelakaan
1. Penyehatan sumber air bersih (SAB). Kegiatan upaya penyehatan air meliputi
lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah,
8
penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
1. Keadaan Air. Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan
dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak
dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara. Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat
9
yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-
3. Keadaan tanah. Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman
banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi
tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan
atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat
bernafas.
dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
10
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
tumbuhan
yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka
1. Higiene Sanitasi
a. Inspeksi Sanitasi
f. Pemukiman diperiksa
g. Rumah diperiksa
h. TPS diperiksa
11
2. Penyehatan Lingkungan (Pl)
pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat
kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya
yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut serta berperan (Perindustrian, KLH,
per kegiatan pokok melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
12
secara berkala, dalam rangka investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan program
tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap. Dalam
lingkungan.
13
e. Metode Inspeksi Kesehatan LingkunganInspeksi Kesehatan Lingkungan
tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa
undangan.
a. Air
berbau.
bersama.
14
khusus ventilasi dapur minimal 20% dari luas lantai dapur, asap harus
keluar dengan sempurna atau dengan ada exhaust fan atau peralatan
lain.
makanan.
15
diperuntukkan untuk pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
4) Uji Laboratorium
16
(cara, dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan yang berdampak
terhadap kesehatan.
pemajanan pada manusia oleh suatu bahan melalui semua jalur dan
1) Persiapan:
kesehatan/bidan di desa.
2) Pelaksanaan:
17
a. Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku masyarakat.
2.5.1 Defenisi
ditetapkan. Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa
lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa datang, sebagai suatu
18
proses yang berkelanjutan, evaluasi menyediakan informasi mengenai kinerja
kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi program merupakan hasil
pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat
evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut
dari program yang sedang atau telah dilaksanakan (Antina Nevi, 2009).
pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam melakukan evaluasi kita
sebenarnya menetapkan suatu nilai. Kita dapat mengurangi unsur subyektif pada
19
2. Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
perbaikan.
telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.
6. Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan rasa
bangga kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat lagi.
Tujuan pokok atau tujuan utama dari evaluasi atau melakukan penilaian di
suatu perencanaan. Penilaian adalah suatu upaya untuk mengukur member nilai
Tujuan utama dari penilaian adalah agar hasil penilaian tersebut dapat dipakai
20
Salah satu ciri evaluasi adalah sebagai suatu proses yang
procces dan output. Pada sisi input, evaluasi pengembangan personil sangat
logistik serta mekanisme pendukung lainnya. Sebagai suatu langkah awal yang
penting dalam sisi input adalah evaluasi terhadap penetapan tujuan, dikaitkan
dengan visi dan misi program atau organisasi, serta penetapan sasaran program itu
sendiri
21
2. Penilaian Berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan
pada setiap akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam
akhir suatu program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program. Jadi
dkk., 2009)
sedang berjalan telah sesuai dengan rencana atau tidak atau apakah telah
program.
22
Evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan
resources.
1. Evaluasi formatif yaitu suatu bentuk evaluasi yang dilaksanakan pada tahap
benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat
2. Evaluasi proses atau evaluasi promotif yaitu suatu proses evaluasi yang
23
structural dari pada program. Evaluasi yang dilakukan di sini adalah pada
tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan
suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah
program tersebut berjalan. Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat
evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil
24
akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada
(Notoatmodjo, 2003).
Tujuan dari evaluasi harus dimengerti, sebab hal ini mempengaruhi bagian
awal yang diperlukan bergantung pada apa yang akan dinilai dan maksud
penilaian.
dapat dilakukan dengan baik. Tujuan harus dapat dikur dan jelas. Tujuan
25
dapat dirumuskan menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai dalam waktu
menengah. Tujuan jangka menengah untuk bisa samapi pada tujuan yang
harus dicapai dulu, untuk bisa mencapai tujuan jangak panjang. Tujuang
pengukuran. Dengan kata lain, harus ditentukan apa yang akan diukur.
berapa persen masyarakat yang berolahraga pada pagi hari, maka mereka
yang membiasakan olahraga pada pagi hari adalah tolok ukurnya. Hal ini
7. Mengumpulkan data
dengan jelas, yaitu meliputi ketepatan dan kesesuaian, efektifitas dan efisiensi,
26
dengan apakah tindakan-tindakan yang diambil sudah sesuai dengan
permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya yang
biaya adalah sering kali berhubungan dengan hasil terhadap input (rasio output
terhadap input).
mengukur perubahan secara langsung atau tak langsung. Misalnya, kalau tujuan
dari program adalah untul melatih sejumlah tertentu tenaga kesehatan tiap tahun,
maka suatu indikator langsung untuk mengevaluasi boleh jadia berupa jumlah
tenaga kesehatan yang betul-betul dilatih setiap tahunnya. Contoh lain jika uang
adanya perubahan pada tingkat kesehatan mereka, misalnya status gizi yang
kesakitan, jenis penyakit tertentu, dan angka penderita cacat golongan anak-anak.
27
Indikator harus valid, objektif, sensitif dan spesifik. Dalam memilih
indikator harus diperhitungkan sejauh mana indikator tersebut sah, bisa dipercaya,
betul mengukur hal-hal yang ingin diukur. Indikator ini dapat digunakan
sebenarnya.
digunakan oleh orang yang berlainan, pada waktu yang berlainan, hasilnya
c. Kepekaan atau sensitif berarti bahwa indikator tersebut harus peka terhadap
tetapi suatu indikator dapat juga sensitif terhadap lebih dari satu keadaan
atau fenomena.
seperti ditetapkan WHO 1981 ; Untuk mencapau health for all by year 2000,
adalah angka kematian bayi maximum 50 per 1000 bayi lahir hidup dan
angka harapan hidup waktu lahir minimal adalah 60 tahun atau lebih.
28
Indikator survival selain itu adalah indikator kualitas hidup, disini tentu saja
berupa indikator pertumbuhan badan, idnikator status gizi, dan yang spesifik
bagi semua.
norma tertentu.
29
d. Angka kematian bayi.
sebagainya.
jumlah kader gizi yang terlatih, jumlah anak yang diimuniasasi, jumlah
MCK yang dibangun, panjang pipa air yang berhasi dipasang san
30
pelayanan kesehatan.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2015. Metode yang
digunakan dalam penenelitian ini adalah metode kualitatif, adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi tentang
Alat yang digunakan untuk membantu pengumpulan data antara lain : pada
sampah dan limbah serta pengendalian vektor dengan cara mencatat dibuat matrik
dan analisis secara manual. Proses analisis dilakukan dengan cara: a. Proses
32
transkip data dengan cara menganalisis semua data yang didapat dari wawancara
data untuk menghindari penumpukan data. b. Mengatur dan membuat urutan data
33
BAB IV
November 1995, dan termasuk dalam jenis puskesmas dengan rawat inap
Luas wilayah Puskesmas Medokan Ayu adalah 1.552.772 Ha. yang terdiri
dari tiga kelurahan. Yakni Kelurahan Penjaringan Sari, Wonorejo dan Medokan
Ayu. Puskesmas Medokan merupakan salah satu dari 62 Puskemas yang ada di
jawab puskesmas tidak dipegang sendiri oleh kapus. Terdapat dua jenis jabatan
bekerja sesuai latar belakan pendidikan masing masing dan tidak saling
34
4.2 Hasil Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medokan Ayu Surabaya
Tahun 2014
35
perumahan dan
sanitasi dasar
b. Jumlah rumah yang
memenuhi Syarat % 80% 11611 9289 4213 45,35 x
kesehatan
Pembinaan Tempat-Tempat
Umum (TTU) 42,54
a. Pembinaan sarana
Tempat Tempat % 86% 75 65 28 43,41 x
Umum
b. Tempat Tempat
umum yang % 80% 75 60 25 41,67 x
memenuhi syarat
kesehatan
Klinik Sanitasi
a. Klinik Sanitasi 83,35
% 2% 72752 1455 932 64,05 x
b. Jumlah klien yang
sudah mendapat Kasus 100% 908 908 932 102,64 x
intervensi/tindak
lanjut yang
diperlukan
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) =
Pemberdayaan Masyarakat
a. Jumlah KK yang
memiliki akses % 80% 11786 9429 4512 47,85 x
terhadap jamban
b. Jumlah Desa/
Kelurahan yang % 75% 3 2 0 0 x
sudah ODF (open
Defecation free)
c. Jumlah Jamban
Sehat % 73% 11611 8476 4512 53,23 x
d. Pelaksanana
Kegiatan STBM di % 60% 3 2 3 100 x
Puskesmas.
Berdasarkan tabel di atas dari beberapa program kesehatan lingkungan yang ada
yang cakupan persentasenya masih rendah yaitu tempat pembuangan sampah dan
36
limbah (59%) serta pengendalian vektor (41,7%). Dampak yang akan ditimbulkan
sehingga meningkatkan jumlah orang yang akan terkena penyakit, dimana pada
tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II tercatat 11 kasus DBD, 10
kasus penyakit Thypus Abdominalis (widal test) dan 221 kasus Diare sedangkan
pada tahun 2012 tercatat 19 kasus DBD, 18 kasus penyakit Thypus Abdominalis
(%)
Penyehatan Air
a. Cakupan inspeksi
bersih
b. Pembinaan
kelompok masyarakat
memenuhi syarat
yang memenuhi
37
syarat
yang berkualitas
makanan dan
minuman
a.Cakupan inspeksi
sanitasi TPM
b. Cakupan
tindaklanjut
bermasalah
memenuhi syarat
kesehatan
Tempat Pembuangan
a.Cakupan inspeksi
limbah
b. Cakupan TPS/TPA
diperiksa 2 kali
38
pertahun dengan
penyemprotan
c.Cakupan TPS/TPA
yang memenuhi
syarat kesehatan
Penyehatan
Lingkungan
Pemukiman dan
Jamban Keluarga
a.Cakupan rumah
yang memenuhi
syarat
b. Cakupan
pemeriksaan
penyehatan
lingkungan
perumahan c.Cakupan
memenuhi syarat
kesehatan
d. Cakupan penduduk
yang memanfaatkan
jamban sehat
39
e.Cakupan lingkungan
Cakupan
rumah/bangunan
aedes
mendeklarasi stop
BABS
melaksanakan sanitasi
Persentase penduduk
stop BABS
Pengawasan Sanitasi
a.Cakupan
pemantauan berkala
sanitasi TTU
memenuhi syarat
kesehatan c.Cakupan
40
tindaklanjut TTU
syarat d. Cakupan
berizin
Pengamanan Tempat
Pengelolaan Pestisida
a. Cakupan inspeksi
sanitasi tempat
pengelolaan pestisida
b. Cakupan
pembinaan tempat
pengelolaan pestisida
bermasalah
Klinik Sanitasi
a.Konseling klien
b. Tindaklanjut ke
melaksanakan saran
Pengendalian Vektor
a.Pengawasan tempat
41
potensial perindukan
vektor dipemukiman
penduduk dan
sekitarnya
b. Pemberdayaan
sasaran pokja
pemberantasan
tempat perindukan
vektor penyakit
dipemukiman
penduduk dan
sekitarnya
c.Desa/lokasi
potensial yang
mendapat intervensi
pemberantasan
vektor penyakit
menular
d. Rumah dan
nyamuk aedes
42
Kerangka Konsep
43