2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21642
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN PELAYANAN UNIT LINEN LAUNDRY RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (RS USU) TAHUN
2018
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul „Gambaran
Pelayanan Unit Linen Laundry Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS
USU) Tahun 2018‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Menyetujui
Pembimbing :
NIP. 197512282005011002
NIP. 196410041991031005
ii
Rumah sakit merupakan tempat pengobatan, rawat inap, rawat jalan dan berbagai
aktivitas lainnya sebagai pelayanan kesehatan dan merupakan tempat bekerjanya
para tenaga kerja baik medis maupun non medis yang mempunyai potensi bahaya
yang sangat berisiko. Lingkungan rumah sakit yang kurang baik merupakan
sumber potensi terjadinya infeksi nosokomial, salah satu lingkungan tersebut
adalah pengelolaan linen, jika penanganan dilakukan tidak baik, maka dapat
menyebabkan penyebaran penyakit dari ruangan satu ke ruangan yang lain, dari
orang sakit ke orang sehat ataupun pasien ke petugas rumah sakit. Unit linen
laundry rumah sakit adalah penyumbang limbah cair terbesar yaitu 40% dari
jumlah limbah cair rumah sakit. Pelayanan unit linen laundry dilaksanakan harus
berdasarkan SOP dan menggunakan alat pelindung diri (APD) agar terhindar dari
infeksi nosokomial dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Logistik
pelayanan linen harus disesuaikan juga dengan jumlah pasien di rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan unit linen laundry RS
USU tahun 2018. Metode penelitian adalah deskriptif bersifat kualitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah petugas unit linen laundry RS USU sedangkan
informan utama adalah kepala unit linen laundry dan kepala sub bagian sarana RS
USU. Hasil penelitian menujukkan bahwa unit linen laundry RS belum
menjalankan pelayanan linen sesuai SOP dan masih banyak petugas yang tidak
menggunakan APD lengkap. Logistik unit linen laundry masih belum lengkap
termasuk jumlah petugas masih kekurangan. Perencanaan peramalan kebutuhan
linen belum baik karena dilakukan berdasarkan asumsi linen yang hilang dan
rusak, proses pemesanan linen belum berjalan dengan baik karena belum ada
petugas khusus yang melakukannya, pengadaan kebutuhan linen belum berjalan
baik karena belum ada standar baku pengadaan linen serta pengendalian
persediaan linen belum berjalan dengan baik karena perhitungan kebutuhan linen
yang masih kurang dan belum menggunakan standar 3 kali jumlah tempat tidur.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan perhitungan kebutuhan linen supaya
dilakukan berdasarkan jumlah tempat tidur yaitu 3 par stok linen setiap tempat
tidur, perlu dibuat prosedur kerja tetap dalam pengelolaan linen. Petugas bekerja
seharusnya sesuai SOP dan selalu menggunakan APD lengkap. Unit linen laundry
RS USU seharusnya dilengkapi sarana dan peralatan yang dibutuhkan serta
petugasnya harus ditambahi agar bisa lebih maksimal pelayananannya.
Kata kunci: Alat Pelindung Diri (APD), Infeksi Nosokomial, Laundry, Linen.
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The hospital is a place of treatment, in-patient care, out-patient care and various
health services activities and also a place of both medical and non-medical
workers who have the potential for very risky hazards. Poor hospital environment
is a potential source of nosocomial infection, one of these environments is linen
management. If the handling is not precise, it can cause the spread of disease
from one room to another; from sick people to healthy people or patients to
hospital’s officers. The hospital linen laundry unit is the largest contributor of
liquid waste, which is 40% of the total hospital waste. The service of laundry linen
units must be based on precise Standard Operational Procedure (SOP) and using
personal protective equipment (PPE) to avoid nosocomial infections and improve
the quality of hospital services. The linen service logistics must also be adjusted to
the number of patients in the hospital. The purpose of this study was to determine
the service of laundry linen units at USU Hospital in 2018. This research is using
descriptive qualitative method. The sampling model in this study are officers of
the USU Hospital's laundry laundry unit; while the main informants are the head
of the laundry linen unit and the head of the sub-section of USU Hospital
facilities. The results of the study show that the hospital linen laundry units have
not yet run linen services according to the SOP and there are still many officers
who did not use complete PPE. The logistics of the laundry linen unit is still
incomplete including the lack number of officers. Forecast planning of linen needs
is not good because it is proceeded based on missing and damaged linen
assumptions, poor linen ordering process due to no availability of professional
officers, the procurement of linen needs has not run well because there is no
standard for procurement of linen, and control of linen inventory well because the
calculation of linen needs is still lacking and has not used the standard 3 times the
number of beds. Based on the results of the study, it is suggested that the
calculation of linen needs be done based on the number of beds, namely 3 par
linen stock per bed. It is necessary to make a permanent working procedure in
linen management. Officers work should be in accordance with the SOP and
always use a complete PPE. The laundry linen unit at USU Hospital should be
equipped with the necessary facilities and equipment, and the officers must be
added to be able to maximize their services.
Keywords: Personal Protective Equipment (PPE), Nosocomial Infection,
Laundry, Linen.
iv
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Gambaran Pelayanan Unit Linen Laundry Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara (RS USU) Tahun 2018”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
vi
vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 11
Tujuan Penelitian 11
Manfaat Penelitian 12
TINJAUAN PUSTAKA 13
Rumah Sakit 13
Pengertian Rumah Sakit 13
Jenis & Klasifikasi Rumah Sakit 14
Rumah Sakit Umum Kelas B 15
Laundry Rumah Sakit 16
Persyaratan Umum Laundry Rumah Sakit 16
Unit Laundry Rumah Sakit Kelas B 17
Manajemen Linen Rumah Sakit 20
Linen 20
Linen Bersih 22
Linen Kotor 22
Linen Kotor Terinfeksi 23
Peran dan Fungsi 23
Tata Laksana Pengelolaan 24
Sarana Fisik dan Peralatan 27
Sarana Fisik 27
Peralatan dan Bahan Pencucian 29
Prosedur Pelayanan Linen 30
Tenaga Laundry 32
Penatalaksanaan Linen 32
Prosedur Penanganan Linen Kotor 36
Proses Pencucian Linen Kotor 37
Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) 38
viii
METODE PENELITIAN 43
Jenis Penelitian 43
Lokasi dan Waktu Penelitian 43
Lokasi Penelitian 43
Waktu Penelitian 44
Informan Penelitian 44
Metode Pengumpulan Data 44
Instrumen Penelitian 45
Validasi Data 46
Definisi Operasional 47
Metode Pengukuran 51
Metode Analisis Data 52
ix
No Judul Halaman
3 Sumber Linen & Jumlah Berat Cucian Unit Linen Laundry RS USU 57
(Januari s.d Desember Tahun 2018)
No Judul Halaman
3 Kerangka Pikir 42
xi
xii
Penulis beragama Kristen Protestan, anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Anggiat Timbul Parulian Simatupang (+) dan Ibu Ertaniar
Samaloisa.
Pertama di SMP Swasta Fatima 1 Sibolga tahun 2008 – 2011, Sekolah Menengah
Atas di SMA Swasta Khatolik Sibolga tahun 2011 – 2014, selanjutnya penulis
xiii
xiv
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pengobatan, rawat inap, rawat jalan dan
bekerjanya para tenaga kerja baik medis maupun non medis yang mempunyai
potensi bahaya yang sangat berisiko. Pekerja medis di rumah sakit seperti dokter,
suster/perawat, apoteker, dll. Pekerja non medis di rumah sakit seperti pekerja
informasi dalam era globalisasi ini telah membentuk opini masyarakat terhadap
Menurut Douglas dalam Buku Manajemen Logistik, salah satu upaya yang
banyak dilakukan oleh pihak rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan
sumber daya yang ada yang meliputi pengoptimalan input, pelaksanaan proses
dan tempat (time and place utility). Aktifitas pelayanan rumah sakit sangat
Keterbatasan lainnya berupa sarana material yang tidak tersedia dalam kondisi
siap untuk segera dapat dipergunakan secara efektif pada tempat dan waktu yang
telah ditentukan.
USU merupakan rumah sakit pendidikan dan sejak Juni 2018 RS USU sudah
menjadi rumah sakit tipe B serta terletak di Kota Medan. Dalam upaya
ruangan/ unit pelayanan maupun unit penunjang mulai dari lantai 1 hingga lantai 4
yaitu Instalasi Radiologi, IGD, Psioterapi, Poli Rawat Jalan, umum (kelas VIP,
kelas I, kelas II, kelas III), Poli Gigi, ICU, PICU, VK (ruang bersalin), Maternitas,
Instalasi Bedah Sentral/ Ruang Bedah (OK), Poli Anak, Ruang Hemodialisis,
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
melalui pelayanan penunjang medik, salah satunya dalam upaya pengelolaan linen
akan linen di setiap ruangan ini sangat bervariasi baik jenis, jumlah dan
mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai diperlukan
2014).
pengelolaan dan penyediaan kebutuhan linen di rumah sakit merupakan salah satu
mata rantai yang sangat berperan penting dalam penularan infeksi nosokomial
baik bagi pasien, pegawai maupun pengunjung rumah sakit. Hal ini dimungkinkan
karena selama proses pengelolaan linen mulai dari pengadaan bahan linen, proses
desinfeksi linen, proses pencucian linen kotor, penggunaan bahan kimia pencuci,
xvii
proses pengeringan, penyetrikaan, cara melipat dan menyimpan linen sampai pada
Linen adalah istilah untuk meyebutkan seluruh produk tekstil yang berada
di rumah sakit yang meliputi linen di ruang perawatan maupun baju bedah di
ruang operasi (OK), sedangkan baju perawat, jas dokter dan baju kerja biasanya
(uniform). Menurut bidang laundry, ada linen kotor (soiled linen) dan ada linen
terinfeksi (fouled and infected linen) serta linen yang terinfeksi hepatitis. Ruang
yang perlu disediakan adalah ruang linen kotor, ruang linen bersih, gudang kereta
(Nauli, 2015).
Harus pula diingat bahwa unit laundry rumah sakit adalah penyumbang
limbah cair terbesar yang dihasilkan dari proses penanganan linen yaitu sebesar
40% dari jumlah limbah cair rumah sakit, belum lagi beban yang harus
xviii
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Kepada RS USU, pihak IPAL RS USU
sejauh ini sudah sesuai SOP dalam melakukan pengolahan air limbah RS USU
termasuk limbah instalasi unit laundry. Air yang sudah di filter di tahap akhir
dibuang di tanah dan belum ada tempat penampungan khusus serta belum ada
pemanfaatan air limbah yang sudah di filter tersebut. Hasil air bersih yang
dihasilkan IPAL RS USU ini diuji di laboratorium Scupindo setiap sekali sebulan.
masih dalam ambang batas aman atau tidak mencemari. Demikian antara lain
pembangunan ikut diawasi langsung oleh pihak IDB yang termasuk sangat konsen
terhadap standarisasi penanganan limbah rumah sakit, sehingga dari awal desain
Jumlah linen yang harus disediakan oleh pihak RS USU tentunya akan
banyak kunjungan pasien maka semakin banyak pula kebutuhan linen yang harus
xix
Tahun 2016).
sanitasi laundry di Rumah Sakit Martha Friska Tahun 2013 tentang sanitasi
pengelolaan linen merupakan salah satu upaya sanitasi khusus di rumah sakit yang
pengunjung rumah sakit apabila tidak dilakukan sanitasi pengelolaan linen yang
tidak memenuhi syarat dapat memicu timbulnya bakteri, kuman atau virus yang
nosocomial sebesar 6,87-7,5%. Di Italia tahun 2000 sekitar 6,7% pasien di rumah
sakit terinfeksi oleh infeksi nosocomial. Infeksi nosocomial banyak terjadi pada
dari penderita rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia. Di Negara berkembang
tipe rumah sakit sangat beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI pada
tahun 2004 diperoleh data proporsi kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit
pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 orang dari jumlah pasien berisiko
xx
160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991
pasien dari jumlah pasien berisiko 130.047 (35,7%). Untuk Rumah Sakit ABRI
dengan jumlah pasien 254 pasien dari jumlah pasien berisiko 1.672 (9,1%)
Disisi lain, petugas kesehatan dapat pula sebagai sumber, disamping keluarga
pasien yang lalu lalang, peralatan medis dan lingkungan rumah sakit itu sendiri
(Darmadi, 2008).
mortalitas juga menyebabkan kerugian lain seperti rasa tidak nyaman bagi pasien,
masalah social ekonomi lainnya. Infeksi nosocomial dapat bersumber dari factor
endogen dan eksogen yang berasal dari lingkungan yang dapat berupa benda
keterangan Kepala Unit Laundry RS USU bahwa sampai saat ini di RS USU
belum ada terjadi infeksi nosocomial khususnya yang disebabkan oleh Instalasi
Linen-Laundry RS USU.
RSU Pemerintah yang memiliki ruang linen yang terpisah antara ruang linen yang
infeksius dan non infeksius. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi
serta uraian tugas dari masing-masing jabatan unit linen dan laundry untuk
bagian laundry RS USU dengan responden yang ada di ruangan ditemukan bahwa
sudah memiliki unit sendiri dan lainnya, dan ada responden yang menilai cukup
baik dan cukup memuaskan mengenai kualitas linen yang mencakup kebersihan,
penilaian sudah baik dan banyak responden mengharapkan pihak laundry RS USU
setiap pasien dapat mengetahuinya juga serta kualitas linen lebih ditingkatkan lagi
sehingga setiap pasien merasa puas atas pelayanan pihak laundry RS USU.
Agustus 2018 kepada Kepala Unit Linen Laundry RS USU bahwa RS USU
memiliki 1 ruangan khusus laundry dan telah memiliki sarana laundry sendiri
artinya dalam pengelolaan linen di bagian laundry tidak bekerja sama dengan
pihak ketiga. Unit Laundry RS USU aktif beroperasi sejak Maret 2016 dan diawal
aktif beroperasi masih bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu bersama RS Adam
memilih untuk tidak bekerja sama dengan pihak ketiga karena memiliki banyak
keuntungan diantaranya adalah lebih efisien dari segi biaya, pengelolaan linen
lebih cepat dari segi waktu dan pengontrolan/ pengawasan pengelolaan linen
laundry berjumlah 8 orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
Unit Laundry RS USU masih kekurangan tenaga kerja, kain-kain linen masih
kurang, mesin cuci kurang serta peralatan/ perlengkapan lainnya masih kurang
diajukan tetapi hingga saat ini belum mendapat respon positif. Adapun faktor
adalah pertama, belum baiknya manajemen perencanaan linen terlihat dari jumlah
par stoke linen belum memenuhi standar minimal yaitu 3 kali jumlah tempat tidur.
Tempat tidur RS USU berjumlah 150 tempat tidur namun yang aktif adalah 100
tempat tidur dan pihak laundry hanya menyediakan 200 par stoke sedangkan yang
seharusnya disediakan adalah sebanyak 300 par stoke. Namun saat ini, pihak unit
pelaksanaan sistem pendistribusian linen yang kurang baik, banyaknya kain linen
tertukar antar unit/ ruangan dan belum ada penyusunan jobdesk karena tenaga
kerja yang masih kurang. Ketiga, belum baiknya manajemen pengendalian linen
kurangnya pengawasan/ pengendalian linen yang baik oleh petugas. Hal ini
karena jumlah par stoke linen akan berkurang dan menjadi tidak seimbang.
Pelayanan Medik Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340
Tahun 2010 serta Pedoman Laundry RS USU Tahun 2016 yaitu pertama,
mengenai prosedur kerja yang baku tidak dilaksanakan semuanya seperti kurang
lengkapnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada petugas unit laundry,
pemusnahan linen tidak ada dan lainnya. Kedua, mengenai identifikasi dan
pengelolaan linen yang baik tidak semua dilaksanakan seperti pemerasan tidak
dilakukan dan lainnya. Ketiga, mengenai sarana seperti mesin cuci, mesin
pengering dan mesin setrika roll belum mencukupi di unit ini sehingga linen yang
di cuci, di keringkan dan di setrika dikerjakan dalam waktu yang lama ditambah
Pelaksana Unit Laundry RS USU belum memenuhi syarat salah satu nya karena
Rumusan Masalah
bahwa Petugas Unit Linen Laundry RS USU bekerja belum sesuai SOP &
APD sesuai aturan yang berlaku serta belum adanya pemanfaatan sisa air limbah
yang sudah diolah tetapi dibuang langsung ke tanah, pembiayaan linen di Instalasi
Laundry RS USU belum maksimal/ tidak berjalan sesuai yang diharapkan serta
staff pelaksana unit laundry belum memiliki sertifikat pelatihan laundry sebagai
syarat utama.
Tujuan Penelitian
Tahun 2018 baik dari segi sarana & prasarana, Pembiayaan, staff pelaksana/
tenaga (input), dan Kegiatan Unit Laundry RS USU (mulai dari pengumpulan,
Manfaat Penelitian
rumah sakit
b. Untuk bahan informasi bagi RS USU Kota Medan dalam upaya peningkatan
sakit
c. Untuk bahan evaluasi bagi tenaga kerja/ petugas Unit Laundry RS USU Kota
Medan
f. Untuk mengetahui pelayanan unit laundry rumah sakit yang baik dan benar
Rumah Sakit
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No 44 Tahun 2009).
diderita pasien. Sementara itu, menurut Wolper dan Pena (1987), rumah sakit
adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran
serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan
rawat inap, operasi/ bedah, pelayanan medik spesialisasi dasar, penunjang medik,
Tahun 2010).
13
yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah
sakit privat. Rumah Sakit Publik dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Privat dikelola oleh
badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
Rumah Sakit USU merupakan Rumah Sakit Pendidikan yang saat ini
adalah Rumah Sakit Kelas B sejak Juni 2018. Rumah Sakit dapat ditetapkan
menjadi rumah sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah
sakit pendidikan dan rumah sakit ini ditetapkan oleh Menteri setelah
fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
menjadi 4 jenis yaitu Rumah Sakit Umum Kelas A,B,C, dan D. Klasifikasi Rumah
oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki rumah sakit harus memenuhi standar yang
laksana. Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
umum dan keuangan. Tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan bahan desinfektan,
mesin uap, pengering, meja dan meja setrika. Unit laundry merupakan unit yang
1. Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan
aliran yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan tersedia desinfektan
pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci
3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan
non infeksius
kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk
kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk
linen
pencuciannya dapat bekerja sama dengan pihak lain dan pihak lain
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler),
1. Pengumpulan
a. Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
label.
2. Penerimaan
a. Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non
infeksius
3. Pencucian
b. Membersihkan linen kotor dan tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian
4. Pengeringan
5. Penyetrikaan
6. Penyimpanan
8. Pengangkutan
b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda warna dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan desinfektan
b. Persyaratan Khusus:
1. Tersedia kran air bersih dengan dengan kualitas dan tekanan aliran
ruang dekontaminasi.
kotor.
Linen
Linen adalah bahan/ alat yang terbuat dari kain tenun. Menurut bidang
laundry, ada linen kotor (soiled linen) dan linen terinfeksi (fouled dan infected
Linen juga dapat diartikan sebagai bahan-bahan dari kain yang digunakan
dalam fasilitas perawatan kesehatan oleh staf rumah tangga (kain tempat tidur dan
handuk), staf pembersih (kain pembersih, gaun, dan kap), personel bedah (kap,
masker, baju cuci, gaun bedah, drapes dan pembungkus), serta staf di unit khusus
seperti ICU dan unit-unit lain yang melakukan prosedur medic invasive (seperti
Ada bermacam-macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen
1. Sprei/ laken
2. Steek laken
3. Perlak/ zeil
4. Sarung bantal
5. Sarung guling
6. Selimut
7. Boven laken
8. Alas Kasur
9. Bed cover
11. Vitage
13. Kelambu
14. Taplak
19. Kain penutup (tabungan gas, troli dan alat kesehatan lainnya)
26. Masker
27. Gurita
30. Handuk
31. Linen operasi (baju, celana, jas, macam-macam laken, topi, masker, doek,
sarung kaki, sarung meja mayo, alas meja instrument, mitela, barak
schort).
Linen kotor yang sudah digunakan baik terkena darah ataupun cairan
tubuh lain dan semua linen yang digunakan oleh pasien yang terkena infeksi (baik
penjelasan lain menurut Laundry Management Policy (2013), linen kotor adalah
Adalah linen yang terkominasi dengan darah/ cairan tubuh yang masih
basah atau linen yang sudah digunakan oleh pasien dari sumber isolasi (Laundry
adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan feses terutama
yang berasal dari infeksi TB Paru, infeksi Salmonella dan Shigella (sekresi dan
eksresi), HBV dan HIV (jika terdapat noda darah) dan infeksi lainnya yang
spesifik (SARS).
dari perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian.
diperlukan alur yang terencana dengan baik, peran sentral lainnya adalah
kesehatan, dan lain-lain, sehingga linen dapat tersedia di unit - unit yang
membutuhkan.
1. Perencanaan
3. Penimbangan
4. Pensortiran/ pemilahan
5. Proses pencucian
6. Pemerasan
7. Pengeringan
8. Sortir noda
9. Penyetrikaan
11. Pelipatan
13. Penyimpanan
14. Distribusi
RUANGAN INSTALASI
TERKAIT LAUNDRY
Pengumpulan
Pewadahan
PENERIMAAN
LINEN LINEN
NON INFEKSIUS INFEKSIUS
PENCUCIAN
PENGERINGA
PENYETRIKA
PELIPATAN
PENYIMPANAN
Gambar 2.1 Alur Aktivitas Fungsional
Instalasi Laundry RS USU Medan
PENDISTRIBUSIAN
Perencanaan
Proses Pengadaan
Pengadaan
Penerimaan
Pemberian Identitas
Distribusi ke unit-unit
terkait
Yang membutuhkan
Hilang Rusak
Perbaikan Pemusnahan
Sarana Fisik
memudahkan penginstalan termasuk instalan listrik, uap, air panas dan penunjang
lainnya, misalnya mendekatkan power house dengan steam boiler dan penunjang
lainnya. Sarana fisik instalansi pencucian terdiri dari beberapa ruang antara lain:
Linen yang diterima harus sudah terpisah, kantung warna kuning untuk
b. Timbangan duduk
Ruang ini memuat meja panjang untuk mensortir jenis linen yang tidak
pedoman pencahayaaan rumah sakit, lantai dan ruangan ini tidak boleh
a. Mesin cuci
b. Mesin pengering
yang membutuhkan tenaga listrik sekitar 3,8 Kva per alat atau jenis
b. Alat setrika biasa yang menggunakan listrik sekitar 200 va per alat
b. Meja administrasi
Ruang ini memuat meja panjang untuk penyerahan linen bersih kepada
pengguna.
dengan komposisi dan kadar tertentu, agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen,
mesin pencuci, kulit petugas yang melaksanakan dan limbah buangannya tidak
merusak lingkungan.
1. Alkali
global
3. Emulsifier
dan lemak
4. Bleach = pemutih
sebagai desinfektan baik pada linen yang berwarna (ozone) dan yang
putih (chlorine)
5. Sout/ penetral
atau netral
6. Softener
7. Starch/ kanji
kaku juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak
sampai ke serat.
Sentralisasi Linen
Sifat linen adalah barang habis pakai. Supaya terpenuhi persyaratan mutlak yaitu
diadakan sistem pengadaan satu pintu yang sudah terprogram dengan baik.
Standarisasi Linen
1. Standar produk
rumah sakit mempunyai standar produk yang sama agar bisa diproduksi
2. Standar desain
3. Standar material
4. Standar ukuran
penggunanya, tetapi juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional yang
timbul.
5. Standar jumlah
ruangan: stok 1 par dicuci, stok 1 par cadangan dan 2 par mengendap di
6. Standar penggunaan
Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur
normal
Tenaga Laundry
Penatalaksanaan Linen
1. Pengumpulan, dilakukan:
a. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya dan diberi label.
Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan sedangkan
jumlah satuan berasal dari informasi ruangan dengan formulir yang sudah
distandarkan. Membersihkan linen kotor dan tinja, darah, urin dan muntahan
proses pencucian.
1. Pencucian
a. Waktu
bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih dan sehat.
b. Suhu
- Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergen untuk linen warna
c. Bahan kimia
d. Mechanical action
mempengaruhinya adalah:
2. Pengeringan
yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati
3. Penyetrikaan
sampai dengan suhu 120 namun harus diingat bahwa linen mempunyai
4. Penyimpanan
ulang baik dari bahaya seperti mikroorganisme dan pes juga mengontrol
5. Distribusi
pencatatan linen yang keluar. Disini diterapkan sistem FIFO yaitu linen
petugas ruangan sesuai kartu tanda terima. Setiap linen yang dikeluarkan
dicatat sesuai identitas yang tertera disetiap linen, nomor berapa yang
keluar dan nomor berapa yang disimpan dengan pencatatan tersebut dapat
diketahui berapa kali linen dicuci dan linen mana saja yang mengendap
tidak digunakan.
6. Pengangkutan
imunisasi hepatitis B
Terinfeksi
1. Biasakan mencuci tangan hygenis dengan sabun paling tidak 10-15 detik
3. Pesiapkan alat dan bahan: sikat, spayer, ember, dengan tulisan linen
4. Lipat bagian yang terinfeksi di bagian dalam lalu masukan linen kotor
5. Noda darah atau feses dibuang ke dalam baskom, basahkan dengan air dalam
6. Lakukan penutupan kantung dengan bahan lem kuat yang berwarna merah
standart).
tertutup
1. Biasakan mencuci tangan hygenic dengan sabun paling tidak 10 -15 detik
Proses Pencucian Linen Kotor Infeksius dan Linen Kotor Non Infeksius
mesin cuci kemudian ditambahkan air dan merendamnya selama 5 menit, petugas
sama dengan pencucian linen kotor ringan yaitu dimulai dari penimbangan,
pengering.
selesai. Lama proses pemerasan selama 5-8 menit dengan mesin pada putaran
untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko
pekerja yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak
dengan darah dan tubuh sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap
pathogen ini meningkatkan risiko mereka terhadap infeksi yang serius dan
Tabel 1
Perlengkapan pelindungan diri yang dianjurkan dalam memproses linen
dilaksanakan.
kepala.
pegawai.
Jenis Penelitian
langsung.
Lokasi Penelitian
Sumatera Utara (RS USU) yang terletak di Jl. Dr. T. Mansyur No. 66
42
memiliki unit instalasi pengelolaan linen dan laundry sendiri artinya tidak
bekerja sama lagi dengan pihak ketiga. Unit Laundry RS USU aktif
beroperasi sejak tahun 2016 dan RS USU sejak Juni 2018 sudah menjadi
Terakhir, sebab lokasi penelitian dekat dengan lokasi kampus dan belum
ada dari Peminatan AKK FKM USU yang melakukan penelitian ini.
Waktu Penelitian
Informan Penelitian
Laundry Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) Tahun 2018.
3. Teknik Dokumentasi
yang berhubungan dengan penelitian, data Profil RS USU Tahun 2016 dan
Instrumen Penelitian
yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu
berupa: buku catatan (notes), perekam suara (voice recorder/ tape recorder), dan
alat tulis.
Validasi Data
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling
terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi
ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau
sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.
Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda
mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama
yang diperoleh melalui waktu dan alat, yang berbeda dalam penelitian
Definisi Operasional
1. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan. Dengan kata lain, sarana lebih ditunjukkan
No 340 Tahun 2010, sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat
mudah dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari
yang membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
memberikan pelayanan kepada orang banyak. Dalam hal ini, orang yang
kebutuhan linen bersih, baik, higienis, nyaman, cukup dan layak pakai
untuk tindakan bedah dan perawatan pasien serta kerumah tanggaan semua
desinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan meja setrika
6. Penerimaan adalah proses serah terima linen kotor dari petugas ruangan
7. Penimbangan adalah proses untuk mengetahui berat linen kotor yang telah
pemisahan benda padat atau tajam berbahaya yang terdapat dalam linen
dan linen kotor non infeksius), tingkat kekotorannya (ringan, sedang, dan
berat), jenisnya (laken, stek laken, selimut, baju pasien) maupun warnanya
9. Perendaman adalah proses desinfeksi linen kotor infeksius dan atau linen
dihilangkan.
11. Pengeringan adalah proses pemerasan dan pengurangan kadar air yang
terdapat pada linen yang telah selesai dicuci dengan menggunakan mesin
12. Penyetrikaan adalah proses merapikan linen dengan mesin gosok (ironer)
agar linen tidak kelihatan kusut sehingga mudah untuk dilipat, juga
dari ukuran linen yang sebenarnya sehingga linen tidak kusut kembali,
ruangan.
14. Penjahitan adalah proses memperbaiki linen yang koyak, sobek atau retas
15. Penyimpanan adalah proses mengatur, menata dan menyusun semua linen
yang telah dilipat ke dalam rak atau lemari berdasarkan jenis dan
16. Pendistribusian adalah proses serah terima linen bersih dari unit laundry
masing-masing.
17. Linen adalah Semua bahan yang terbuat dari kain/ barang tenun atau
semua produk tekstil yang digunakan dalam tindakan bedah dan perawatan
Metode Pengukuran
USU Kota Medan dengan melihat bagian Input berupa sarana & prasarana,
wawancara, catatan lapangan dan bahan lain disusun agar dapat dipahami dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
data.
penyajian data juga dapat dilakukan dengan grafik, matrix dan chart. Pada
Secara singkat dan sederhana dapat dijelaskan mengenai metode analisis data
sebagai berikut:
informasi yang didapat baik dari catatan maupun hasil rekaman pada saat
yang diinginkan.
Gambaran Umum Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) Kota
Medan
pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) USU. Antara tahun 2007 - 2009
Juli 2009).
dengan sertifikat hak pakai dan berlokasi di pusat kota Jln. DR. Mansyur
menempati sekitar 35% dari tapak lahan tersebut memiliki luas bangunan sekitar
berstatus BLU. Universitas Sumatera Utara (USU) pada saat ini berstatus
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), oleh sebab itu Pengelolaan
RS USU menjadi bagian dari pola pengelolaan PTN BH USU. Organisasi dan tata
kelola RS USU tetap mengacu kepada UU Rumah Sakit dan disesuaikan dengan
53
situasi, kondisi dan kebutuhan USU. Posisi RS USU berada dibawah Rektorat
USU, setara dan interaksi kegiatan dengan fakultas, LPP/LPM, Laboratorium dan
VISI
Barat.
MISI
menunjang.
Rumah Sakit USU sudah memiliki Unit Linen Laundry sendiri yang sudah
berdiri sejak Mei 2016 artinya dalam pengelolaan linen tidak bekerja sama dengan
pihak ketiga. Unit Laundry RS USU sudah berdiri selama 2,5 tahun yang
ditanggung jawab oleh Bagian Penunjang Medis Rumah Sakit dan dipimpin oleh
oleh seorang Kepala Unit Laundry. Jumlah staff pelaksana yang bertugas
Petugas pada unit laundry hanya memiliki 1 (satu) waktu sift yaitu pagi hari
dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Latar belakang
pendidikan petugas yang bekerja di unit laundry tersebut adalah SMA sebanyak 3
orang dan Sarjana sebanyak 4 orang sedangkan Kepala Unit Linen Laundry RS
Tabel 2
Karakteristik Informan Unit Laundry RS USU
(Tahun)
RS USU
Bahasa
Indonesia
Olahraga
Bahasa Inggris
Tabel 3
Sumber Linen dan Jumlah Berat Cucian Unit Laundry RS USU (Januari s.d
Desember 2018)
Berdasarkan tabel diatas bahwa tahun 2018 linen infeksius terbanyak ada di
bulan April (958 kg) sedangkan linen non infeksius ada di bulan November (4179
kg). Berdasarkan observasi dan keterangan Kepala Unit Linen Laundry RS USU
bahwa jumlah berat cucian linen baik infeksius dan non infeksius tiap tahun
berbeda yang jumlahnya tak bisa ditentukan tergantung jumlah pasien yang
berobat di RS USU. Adapun total jumlah linen infeksius tahun 2018 adalah 5386
kg ( 448,83 kg/bulan dan 14,96 kg/hari) sedangkan linen non infeksius adalah
mesin cuci linen infeksius ada 2 buah (kapasitas 25 kg) sedangkan linen non
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Unit Linen Laundry RS USU sudah sesuai
dengan pengertian laundry yang diuraikan hanya saja laundry RS USU memiliki
Persyaratan
Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
1. Pengumpulan, dilakukan:
2. Penerimaan
3. Pencucian
jenis linen kotor (linen kotor infeksius dan non infeksius dibedakan
mesin cucinya).
4. Pengeringan
5. Penyetrikaan
6. Penyimpanan
penyimpanan
RS USU.
8. Pengangkutan
kotor
linen kotor dan linen bersih. Kereta dorong harus dicuci dengan
dilakukan bersamaan
warna
dorong atau trolly yang digunakan masih terbuka dan jarang dicuci
bersih sesuai plastiknya begitu juga linen kotor sesuai plastic linen
pakaian kerja khusus, alat pelindung diri seperti masker dan sarung
dengan alasan suasana ruangan yang panas dan tidak cocok. Saat
seterusnya.
sendiri dengan 3 mesin cuci ( 2 buah mesin cuci linen kotor infeksius
dan 1 buah mesin cuci linen kotor non infeksius), 1 mesin pengering,
mesin pemeras belum ada saat ini, 1 alat mesin penyetrika, 3 buah troli
linen bersih dan 3 buah troli linen kotor dengan jumlah petugas/ staff
yang lainnya dijalankan, masih ada yang tidak sesuai SOP. Adapun
pemisahan atau penyortiran linen kotor infeksius dan non infeksius sedangkan
pasien tidak sengaja juga membawa linen saat keluar dari rumah sakit.
Pemilihan linen secara aman itu penting sekali dan harus dilakukan secara
baik dan benar karena linen kotor dari kamar bedah atau area prosedur lainnya
jarum suntik dan jahit, jepitan handuk yang tajam). Selain itu, dari
pembersihan kamar tidur pasien dapat diperoleh kain atau kasa yang kotor
atau terkena darah atau dibasahi dengan cairan tubuh lainnya, maka harus
(Tietjen, 2004).
laundry diketahui bahwa pada tahap peerimaan sudah cukup sesuai, sebelum
kekotorannya setelah itu linen yang diterima dari setiap ruangan dicatat oleh
walaupun kadangkala ada hambatan juga seperti linen tertukar danada yang
oleh instalasi yaitu sebanyak 2/3 dari kapasitas mesin cuci agar mesin awet
pemilahan linen kotor infeksius ini harus dimulai ketika linen dikumpulkan
mikroorganisme.
atau ruangan tertentu atau ruangan khusus yang tersedia untuk itu dan petugas
yang menanganinya harus memakai alat proteksi yang lengkap dan sesuai
bahwa pada tumpukan linen kotor tersebut sering dijumpai benda tajam seperti
pisau operasi (scalpel), gunting, jarum suntik, jarum infus (abocate) atau
benda asing lainnya yang apabila tidak diantisipasi akan dapat mengakibatkan
timbulnya kecelakaan kerja akibat tertusuk benda tajam dan pekerja dapat
khusus yang menangani hal ini. Mengenai pemilahan linen ini belum
dijalankan oleh petugas laundry RS USU sesuai SOP dan Pedoman Pelayanan
Laundry RS USU, linen kotor infeksius dan non infeksius sama-sama diangkut
dari utility kotor lalu dipilah di ruangan laundry bukan di ruangan khusus
perendaman hanya dilakukan terhadap linen kotor infeksius dan atau pada
linen kotor yang tingkat kekotorannya sangat sulit untuk dibersihkan atau
dengan lama perendaman harus mampu menutupi seluruh linen yang direndam
laundry, petugas langsung memasukkan linen kotor ke dalam mesin cuci untuk
masuk pada tahap pencucian linen tanpa ada tahap perendaman linen.
cepat rapuh) namun juga harus memenuhi persyaratan higienis (bebas dari
linen ini belum sempurna dilakukan petugas sesuai SOP yang seharusnya
masih ada yang menyimpang dari pedoman pelayanan laundry. Unit Linen
Laundry RS USU memiliki 3 (tiga) buah mesin cuci yaitu 2 (dua) buah mesin
cuci khusus linen kotor infeksius dengan kapasitas mesin cuci 25 kg dan 1
(satu) buah lagi untuk linen kotor non infeksius dengan kapasitas mesin cuci
dimasukkan ke dalam mesin cuci melewati ambang batas dan bahkan sampai
penuh.
mesin cuci yang digunakan tidak sesuai dengan pemakaiannya, mesin cuci
khusus linen kotor infeksius kadang digunakan untuk mencuci linen kotor
non infeksius begitu pula sebaliknya dikarenakan mesin cuci yang ada
masih kurang dan petugas mengejar waktu agar bisa cepat selesai. Siklus
pencucian rata-rata 5-6 kali setiap hari. Mengenai waktu, suhu, dan bahan
kimia pencuci sudah cukup baik dan sesuai pedoman pelayanan laundry
RS USU.
kapasitas tabung 38 kg pada suhu 70 selama 10-15 menit bahkan kadang 20-
30 menit dengan alasan agar linen yang dicuci kering dengan sempurna atau
dilakukan lebih dari sekali untuk pengeringan linen jika linen nya lembab atau
masih basah dan petugas jarang sekali memeriksa linen apakah sudah steril
laundry RS USU dimana unit laundry sendiri memiliki hanya 1 (satu) mesin
setrika besar (setrika roll) yang terlebih dahulu dipanaskan beberapa menit
lalu disetel suhu sampai dengan 70-80 dan sesuai dengan standar (Depkes,
2004).
pemilahan terhadap linen koyak atau retas jahitannya sehingga perlu dijahit
ulang atau linen yang sudah using dan rusak sehingga tidak layak dipakai lagi.
Teknik melipat linen umumnya hampir sama dengan melipat kain biasa
hanya saja ada linen yang perlu mendapatkan perhatian khusus cara
pelipatan linen, permukaan meja yang digunakan untuk tempat melipat linen
tidak selalu didesinfeksi dengan cairan alcohol 70%. Pelipatan linen di unit
laundry RS USU juga pernah ditemukan linen yang retas jahitannya da nada
yang robek namun karena laundry RS USU belum memiliki mesin jahit
sendiri maka linen yang robek dan retas jahitannya dikumpulkan terlebih
dahulu dan akan dijahitkan ke pihak luar unit laundry.Pelipatan linen juga
hal ini.
atau retas jahitannya yang diperkirakan masih dapat layak pakai sehingga
linen ini harus dilakukan sesegera mungkin apabila ditemukan ada linen yang
memang perlu dijahit agar tidak mengganggu sirkulasi linen di rumah sakit.
apabila memang bahan linen tersedia untuk itu. Berdasarkan hasil observasi
yang peneliti lakukan bahwa Unit Linen Laundry RS USU belum memiliki
mesin jahit sendiri sehingga disaat ada linen yang robek dan retas jahitannya
USU yakni pemisahan linen berdasarkan jenisnya, linen baru yang diterima
ditempatkan pada bagian bawah dan pintu lemari selalu ditutup namun tidak
menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima
sudah dilaksanakan namun masih ada yang kurang sesuai dengan pedoman
pengambilan linen kotor dari ruangan tidak ada komunikasi jadi perawat tidak
tahu linen kotor dan linen bersih yang diangkut, namun sejauh ini yang
peneliti perhatikan belum ada kendala yang serius dan masih aman saja.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa linen kotor yang
diangkut dari utility kotor baik linen kotor infeksius maupun non infeksius
dalam satu trolly linen kotor dengan dibungkus plastik berwarna kuning untuk
infeksius dan warna merah untuk non infeksius. Permasalahan dalam proses
pengangkutan linen adalah baik trolly linen bersih maupun trolly linen kotor
kembali di bawa ke utility bersih hanya diletakkan di lantai ruangan tanpa ada
lemari khusus untuk penyimpanan linen bersih begitu juga linen kotor hanya
Ya Tidak Ya Tidak
Pengumpulan
kantong plastik
Berdasarkan observasi dan keterangan petugas bahwa pemilahan linen baik non
infeksius dan infeksius belum ada dilakukan dan seharusnya perlu dilakukan juga
karena belum ada pembagian jobdesk tiap petugas yang mengumpulkan linen di
Ya Tidak Ya Tidak
Penerimaan/Penimbangan
Ya Tidak Ya Tidak
Pencucian
1 hari
pencucian langsung.
Ya Tidak Ya Tidak
Pengeringan
70 selama 10 menit
Ya Tidak Ya Tidak
Penyetrikaan
Ya Tidak Ya Tidak
Penyimpanan
bagian bawah
Ya Tidak Ya Tidak
Distribusi
Infeksius
Ya Tidak Ya Tidak
Pengangkutan
dilakukan sore hari sebelum jam pulang kantor petugas sedangkan petugas jarang
sekali memberikan desinfektan pada kereta dorong untuk linen kotor dengan
alasan tidak perlu dilakukan karena masih aman-aman saja seharusnya hal itu
bahwa sumber daya manusia untuk unit laundry terdiri dari tenaga perawat
(Akper, SPK), tenaga kesehatan dan tenaga non medis pendidikan minimal
untuk posisi kepala unit linen laundry dan staff pelaksana setidaknya
poliomyelitis, BCG dan tetanus minimal setahun sekali, dan c) bagi petugas
yang mempunyai kulit sensitive atau yang mempunyai masalah dengan kulit
pelaksana dan seorang Kepala Unit Linen Laundry dan belum ada pembagian
bekerja gotong royong dan secara acak. Tenaga laundry di unit linen laundry
RS USU bagian kesehatan tidak ada dan hanya 1 (satu) orang tenaga bagian
keperawatan selebihnya tamatan SMA dan sarjana non kesehatan maupun non
keperawatan.
pemberian imunisasi hepatitis B begitu juga yang lainnya serta belum ada
masker, sarung tangan dan alas kaki khusus ruangan padahal rumah sakit telah
kerja namun petugas tidak menggunakan dengan alasan suasana panas dan
2. Pembiayaan (Money)
tujuan dimana besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang
dari Kepala Unit Linen Laundry RS USU bahwa pihak laundry sudah
pihak RS USU namun sudah lama belum ada tanggapan dan respon positif
yang dibutuhkan seperti stok linen, sarana dan bahan kimia (deterjen,
pewangi, dll).
belum terealisasi dari pihak RS USU untuk Unit Linen Laundry RS USU.
Sarana dan Prasarana yang ada seperti mesin cuci masih 3 buah seharusnya
ada penambahan khusus untuk pencucian linen infeksius dan linen non
infeksius, setrika masih 1 buah yaitu setrika steam, lemari juga masih kurang
a. Linen kotor baik infeksius maupun non infeksius yang diangkut dari
b. Trolly yang digunakan terbatas yang digunakan saat ini dan menurut
Kepala Unit bahwa jumlah trolly disesuaikan dengan jumlah linen yang
infeksius.
d. Mesin cuci dan mesin pengering disesuaikan dengan kebutuhan linen yang
digunakan di ruamh sakit. Saat ini unit linen laundry RS USU masih
kekurangan mesin cuci dan mesin pengering, masih dibutuhkan mesin cuci
khusus linen kotor yang infeksius dan non infeksius sehingga kualitas
linen tetap terjaga baik begitu juga mesin pengering masih dibutuhkan 2
e. Penyetrikaan linen masih menggunakan 1 (satu) buah mesin roll dan hal
petugas.
f. Lemari dan rak untuk menyimpan linen serta meja administrasi masih
di tandatangani.
menerangi ruangan laundry dan begitu juga sirkulasi udara tidak ada hal
i. Ruangan unit linen laundry belum ada pembagian khusus masih ruangan
besar tanpa ada pemisahan kecuali gudang bahan kimia ada ruangan
khusus.
unit linen laundry RS USU belum lengkap yaitu mesin peras, mesin
penyetrika pres dan mesin jahit belum ada sedangkan mesin lainnya sudah ada
digunakan sudah lengkap dan digunakan di unit laundry RS USU sesuai SOP
Unit Linen Laundry RS USU dari segi merek, kapasitas, voltase dan tahun
pedoman laundry RS USU, hanya saja jumlah mesin cuci, mesin pengering
dan setrika roll yang menjadi masalahnya. Mesin cuci yang digunakan ada 3
buah yakni 2 mesin cuci linen infeksius ( merek Aquastar, tahun pakai 2017,
kapasitas 25 kg, pemakaian 3-4 kali/hari) dan hanya 1 mesin cuci linen non
5 kali/hari) serta hanya 1 mesin cuci pengering linen (elextrolux) dan mesin
mesin cuci linen infeksius masih menggunakan yang 1 (satu) pintu sedangkan
seharusnya saat ini harus yang 2 (dua) pintu agar sesuai peraturan kemenkes
Pemakaian mesin cuci dan mesin pengering linen seringkali diluar batas
kapasitas bahkan hingga penuh karena sarana yang terbatas sehingga terjadi
hal seperti ini agar kinerja petugas dapat berjalan cepat sedangkan mengenai
limbah cair menurut Kepala Unit Linen Laundry RS USU kurang mengetahui
hal ini melainkan diserahkan langsung kepada IPAL RS USU dan menurut
USU bersamaan dengan limbah unit lainnya yang ada di rumah sakit.
2018
melalui pengamatan atau yang tergambar dari apa yang dilihat oleh
Operasional Prosedur)
serta ada yang menjawab sesuai peraturan yang berlaku namun ada
Operasional Prosedur)
hingga linen diantar ke setiap ruangan dan sampai saat ini masih
wawancara berikut:
ruangan yang panas dan agak gerah menggunakan APD yang lengkap
dan lebi nyaman hanya 2 jenis APD saja seperti dikutip pada
Rumah Sakit
hampir semua petugas belum lengkap, hanya 1 (satu) staff dan Kepala
merasa terkejut dan sedikit bingung mengenai hal ini dan sempat
tidak ada yang jurusan kesehatan spesialisasi bagian laundry dan hanya
“Begini dek ya, supaya adek ini juga bisa kasih info sama
dosen nya di kampus atau sama pihak-pihak lain yang butuh info
ini,hmmm…….gini dek, di Laundry RS USU yang dibutuhkan
petugasnya minimal tamatan SMA tapi pada saat penerimaan, RS
USU mengajukan persyaratan bahwa pelamar wajib pernah
bekerja di laundry dan dilampirkan syarat keterangan bahwa
sudah bekerja di laundry minimal 1 tahun dan ini dek nggak harus
pernah kerja di laundry rumah sakit ya, yang penting di bagian
laundry lah dek kayak di luar sana dek,jadi kan dek kami petugas
semua disini sudah punya pengalaman bekerja di laundry tapi
tidak harus laundry sebuah rumah sakit dek dan kami punya surat
keterangan kok dek, disini hanya 1 orang saja jurusan
keperawatan dek yang lainnya sarjana non kesehatan dan tamatan
SMA dek”.
berikut:
aman-aman saja kok dek dan pasti mereka punya SOP tersendiri
yang harus mereka ikutin dek dan sampai saat ini juga lingkungan
RS USU tidak terlalu dipermasalahkan dek apalagi karena limbah
ini dek, masih aman-aman lah menurut abang dek, hahaha…..”.
ini masih dalam keadaan aman-aman saja dan jika ada keluhan tidak
tetapi melalui perawat setiap ruangan. Kondisi linen sudah lama dan
seharusnya sudah saatnya untuk diganti dengan linen yang baru namun
belum ada ada respon positif dari atasan yang membawahi Unit Linen
Laundry RS USU
mengenai shift kerja saat ini sudah cukup karena dikondisikan dengan
kekurangan tenaga kerja juga jadi saling berhubungan antar keduanya dan
petugas laundry sudah bisa mengatasi atas kekurangan baik jumlah linen
“Untuk saat ini sudah cukuplah dek 1x (satu kali) saja tapi
yang perlu ditambah hanya petugasnya saja dek disini allias SDM
nya lah dek, karyawan nya gitu dek itu yang perlu dek dan saat ini
kami juga belum ada pembagian kerja dek disini jadi masih acak-
acak dek, intinya tenaga petugas kita masih kurang dan persedian
linen disini masih bisa dikendalikan dengan jumlah petugas saat
ini dek”.
dengan sederhana dan santai serta menyimpulkan masih ada SOP yang
USU
tugas pokok dengan alasan yang sama yaitu petugas masih kurang dan
ini:
kepada pihak yang berwenang dan saat ini masih belum terealisasi
belum ada respon dari pihak RS USU. Linen yang rusak atau Robek
jika memang ada dan sudah didata, maka akan dijahitkan atau
ini:
bahan baku cucian disesuaikan dengan jumlah cucian tiap hari nya dan
berikut:
Laundry RS USU
RS USU
kepada perawat setiap ruangan dan sejauh ini kepada kami tidak ada
wawancara berikut:
Limbah Laundry
Saat Peneliti menanyakan hal ini, informan hanya bisa tertawa kecil
akreditasi saat ini dek, cuman ya gini lah dek. Intinya belum sesuai
dek dan tetap juga alasannya terkendala dengan anggaran
sehingga belum dapat terealisasi dek dengan maksimal dan kita
masih berharap ada perkembangan dek “.
jumlah dan persediaan linen RS USU belum banyak jadi tidak terlalu
ada perbedaan dan termasuk dalam hal pencucian linen tidak ada
laundry belum pernah melakukan survey mengenai hal ini karena tidak
beliau belum lama ini menjadi Kasubbag Sarana Medik RS USU sehingga
“Pernah kok dek ada dibuat tapi masih pelatihan PPI tadi
itu”.
Laundry RS USU
Lingkungan RS USU
Kelas B?
A. Kesimpulan
Internal (Input)
linen lainnya sudah ada namun yang tersedia masih kurang dalam hal
ruang penerimaan linen belum ada meja penerima untuk linen yang
terinfeksi dan non terinfeksi dan lemari yang tersedia serta trolly masih
101
Pelayanan Medik Tahun 2014 bahwa selain tenaga non medik harus
kesehatan/keperawatan.
diajukan RKA sejak 2018 hingga tahun 2019 ini dan belum ada
terealisasi penuh.
SOP yang berlaku yaitu petugas laundry dan perawat petugas ruangan
hari.Petugas setiap pagi hari datang mengambil linen kotor dari utilitas
linen kotor infeksius dan yang mana non infeksius tetapi dipisahkan di
ruang laundry. Trolly yang digunakan baik linen bersih dan linen kotor
masing-masing.
2. Penerimaan / Penimbangan
Pada tahap ini sudah cukup sesuai SOP yang berlaku. Linen kotor yang
diterima dan akan ditimbang diletakkan di lantai ruangan dan tidak ada
3. Pemilahan / Perhitungan
Tahap ini sudah dilaksanakan oleh pihak laundry yaitu memilah linen
kotor infeksius dan linen kotor non infeksius lalu dihitung banyak
dalam mesin cuci selain itu pemilahan linen berdasarkan warna dan
dan jenis linen tersebut. Mesin cuci yang digunakan dibedakan antara
4. Perendaman linen
5. Pencucian linen
Tahap pencucian sudah cukup baik namun masih ada perbaikan sesuai
ketentuan Peraturan dan SOP yang berlaku seperti mesin cuci yang
Bahan kimia yang digunakan untuk pencucian linen sudah sesuai dan
suhu serta waktu pencucian juga sudah cukup sesuai SOP dan
peraturan.
6. Pengeringan linen
Mesin pengering linen yang tersedia hanya ada 2 buah (infeksius dan
7. Penyetrikaan linen
Pengeringan linen dengan 1 (satu) buah mesin roll dengan diatur suhu
diharapkan rapi saat pelipatan nanti, tahap ini hanya sekali pelipatan
dan terkadang masih terlihat linen yang masih kusut dan langsung
dilipat selain itu saat penyetrikaan tidak diberikan pewangi pada linen.
masih ada noda nya dan selalu ditemukan linen yang masih basah dan
8. Pelipatan linen
Tahap ini dilakukan setelah penyetrikaan linen agar linen terlihat lebih
unit laundry RS USU tidak dilakukan hal ini hanya tinggal langsung
linen.
Laundry RS USU tidak memiliki mesin jahit sendiri. Linen yang robek
10. Penyimpanan linen ; tahap ini dilakukan ketika ada linen yang tersisa.
Penyimpanan linen tersedia ada 4 buah lemari yang tertutup dan ruang
11. Pendistribusian linen ; tahap ini dilakukan petugas di sore hari untuk
Keluaran (Output)
Masih ada hal yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan seperti
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disarankan:
dan penjahitan agar dilakukan sehingga kualitas linen lebih baik lagi.
memperhatikan hal ini di unit laundry agar yang belum baik bisa
dibenahi.
linen dan penambahan fasilitas serta petugas yang bertugas agar ada
Unit Linen Laundry RS USU sudah lama mengusulkan hal ini melalui
surat yang sudah dibuat ke pihak RS USU namun sampai saat ini
mengenai linen kotor yang diambil dari ruangan namun selama ini
prosedur agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi seperti infeksi
109
PeraturanDirekturRumahSakit No.
962/PER/RS/I/2014.TentangPedomanOrganisasiBagian Laundry
RumahSakit. Jakarta: KementerianKesehatan RI.
No Judul
11. Memo Pengantar Izin Penelitian Kepada Kepala Sub Bagian Sarana Medik
RS USU
12. Memo Pengantar Izin Penelitian Kepada Kepala Unit Linen Laundry RS
USU
13. Memo Pengantar Izin Penelitian Kepada Kepala Instalasi Rawat Jalan RS
USU
Calon Responden
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
NIM : 141000255
Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Sahat P Simatupang
NIM.141000255
( INFORMED CONSENT )
NIM : 141000255
Responden,
( )
Tanggal wawancara :
1. Karakteristik Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Posisi : Kepala Sub Bagian Sarana Medik RS USU
Lama Kerja :
2. Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Sudah berapa lama RS USU memiliki Unit Laundry sendiri?
2. Apakah dilakukan perencanaan SOP (Standar Operasional Prosedure)
untuk laundry RS USU?
3. Apakah pihak rumah sakit pernah memberikan pelatihan khusus untuk
penanganan laundry di rumah sakit?
4. Bagaimana sistem pembiayaan untuk pengadaan linen rumah sakit?
5. Siapakah yang berkewajiban mengawasi Unit Laundry RS USU?
6. Apakah tenaga pengelola linen laundry yang tersedia sudah sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit?
7. Apa saja APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan petugas pengelola
limbah padat rumah sakit?
8. Fasilitas dan peralatan apa saja yang disediakan rumah sakit dalam
membantu melancarkan proses pengelolaan linen bagian laundry?
9. Apakah pengelolaan linen bagian laundry pernah mengalami
hambatan?
10. Apakah staff pelaksana/ petugas sudah memenuhi standar menjadi
petugas Unit Linen Laundry RS USU seperti sertifikat yang dimiliki
apakah sudah lengkap sesuai standar?
Tanggal wawancara :
1. Karakteristik Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Lama Kerja :
unit laundry?
RS USU? Jika ya, apa respon dan solusi yang dilakukan untuk
mengatasinya?
10. Bagaimana alur/ sistem pengolahan air limbah khusus bagian Unit
11. Saat ini RS USU sejak Juni 2018 sudah masuk Kelas B, apakah
B? Mohon penjelasannya!
12. Apakah ada perbedaan kualitas linen setiap unit ruangan perawatan di
selanjutnya?
Tanggal wawancara :
1. Karakteristik Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Posisi : Staff Pelaksana (Petugas)
Lama Kerja :
2. Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Apakah yang saudara/i ketahui mengenai linen rumah sakit?
2. Apakah yang saudara/i ketahui mengenai linen kotor infeksius dan
linen kotor non infeksius?
3. Bagaimanakah perbedaan prosedur pencucian linen kotor infeksius dan
linen kotor non infeksius berdasarkan SOP (Standar Operasional
Prosedure) ?
4. Bagaimana proses pendistribusian linen ke ruangan dan tempat
penyimpanan berdasarkan SOP?
5. Apakah dalam melakukan pencucian linen semua petugas
menggunakan APD? Sebutkan!
6. Bagaimana alur Sistematis pencucian sesuai SOP yang ditetapkan unit
laundry?
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan sebelum bekerja di instalasi
laundry?
8. Apakah sertifikat pelatihan yang saudara/i miliki sudah lengkap sesuai
standar?
9. Apakah ada permasalahan mengenai tingkat pendidikan yang berbeda
dengan pekerjan di unit laundry?
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Tanggal pemeriksaan :
Ya Tidak
1. PENGUMPULAN
putih
2. PENERIMAAN/ PENIMBANGAN
mesin cuci:
kg
3. PENCUCIAN
pencucian
menit
kali
terakhir
4. PENGERINGAN
menggunakan mesin
5. PENYETRIKAAN
80UUC
jenisnya
7. DISTRIBUSI
8. PENGANGKUTAN
bersamaan
Ya Tidak
1. PENGUMPULAN
2. PENERIMAAN/ PENIMBANGAN
mesin cuci:
kg
3. PENCUCIAN
pencucian
selama 20 menit
kali
terakhir
4. PENGERINGAN
menggunakan mesin
5. PENYETRIKAAN
80UUC
6. PENYIMPANAN
jenisnya
7. DISTRIBUSI
8. PENGANGKUTAN
bersamaan
kotor
No Pertanyaan Jawaban
1 RS USU memiliki unit linen “Ohh…tepatnya Juli 2016 dek kita punya
laundry sendiri unit linen laundry sendiri”.
2 Perencanaan SOP unit linen “Iya dek, kita punya perencanaan SOP
laundry RS USU tersebut dan kita jalankan dek didiskusikan
juga dengan PPI dan sarpras. PPI itu
singkatan dari Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dan sarpras itu sarana dan prasarana
dek”.
3 Mengenai pelatihan khusus “Pernah kok dek ada dibuat tapi masih
RS USU untuk petugas pelatihan PPI tadi itu”.
laundry
4 Sistem pembiayaan “Sistemnya itu yahhh…berdasarkan RKA
pengadaan linen RS USU RS USU yang sudah dibuat dek, itulah
sistem untuk pengadaan linen dek mengenai
pembiayaan”.
5 Pihak yang mengawasi unit “Kalau itu kita serahkan kepada Kepala Unit
linen laundry RS USU Linen Laundry RS USU ini dek untuk
mengawasinya dan segala sesuatu kalau ada
apa-apa keperluannya lapornya sama kita
dek kita yang membawahi bagian laundry
juga dek”.
6 Jumlah tenaga laundry & “Belum sesuai dek kalau saat ini yahhh
kebutuhan RS USU mengenai jumlah tenaga dibagian laundry
dengan kebutuhan RS USU saat ini”.
7 Mengenai APD pengelola “Mengenai limbah padat itu yahhh….APD
limbah padat RS USU nya ya dek, yaaa biasa-biasa lah dek yang
dipakai seperti masker, kacamata, sepatu
boot dan lainnya dek”.
8 Fasilitas & peralatan RS “Disini ada Kepala Unit Linen Laundry RS
USU menunjang USU langsung dek bisa nanti menjawabnya
pengelolaan linen laundry lebih detail cuman seperti yang kita lihat di
RS USU ruangan ini dek ada mesin cuci 2 buah untuk
infeksius dan 1 lagi non infeksius dek, ada
mesin pengering juga itu, itu ada lemari 4
buah, gudang bahan kimia juga ada, trolly
bersih juga ada trolly kotor masing-masing 3
buah, itulah mungkin dek”.
9 Hambatan bagian “Kata Kepala Unit Linen Laundry RS USU
pengelolaan linen laundry pernah ada hambatan disini dek seperti
No Pertanyaan Jawaban
1 Perencanaan terhadap SOP “SOP pencucian kita ada dek cuman nggak
Pencucian Linen Laundry semua kita jalankan dek tapi kita sudah
RS USU punya aturan SOP tersebut dek, seperti
penjahitan kita nggak ada dek
yahhh….karena mesin jahit kita nggak ada,
petugas kita pun kurang dalam hal ini
jikapun ada mesin jahit kita dek, terus
perendaman kita nggak ada dek, mungkin 2
(dua) hal ini SOP yang belum kita jalankan
dek”.
2 Pembagian shift kerja Unit “Kami di unit laundry ini belum ada
Linen Laundry RS USU menggunakan pembagian shift kerja dek,
yahhh….hanya 1 shift kerja saja dek, kami
masuk kerja pagi dan pulang sore dek
yahhh…kami disini kekurangan petugas dan
jumlah linen stoknya pun masih dikit dek
jadi sudah cukuplah sementara kami aja
disini yang mengerjakan dek, kira-kira
gitulah dek”.
3 Pembagian tugas pokok “Nggak ada dek kita disini pembagian tugas
kepada petugas laundry RS pokok dek, yahhhh….kayak tadi yang udah
USU djelasin karena kita disini masih kekurangan
SDM dek, jadi kerjaannya disini saling kerja
sama gitu dek yaa gotong royong dek acak-
acakan gitu dek, ada yang menggosok,
melipat dan seterusnya dek saling
bergantianlah mengerjakannya”.
4 Pengadaan linen di unit linen “Kalau mengenai pengadaan linen disini itu
laundry RS USU semua tergantung anggaran dan kita sudah
usulkan kita dah kita buat surat ke atasan
dek namun yahhhh…ginilah dek belum ada
balasan lah sama kita disini ya intinya
belum terealisasi 100% dek”.
5 Penanganan linen rusak “Masih dikumpulkan dek dan didata kalau
ada anggaran atau biaya dek dek maka akan
kami jahitkan atau perbaiki tapi jadinya di
luar laundry RS USU ini dek. Penanganan
linen kita disini belum maksimal lah dek
jikapun ada yang rusak dan robek contohnya
yak an maka kita kumpulkan dulu nggak
langsung kita jahitkan karena kita nggak
No Pertanyaan Jawaban
1 Pengetahuan petugas P1: “Linen itu adalah….hmmm apa ya?
mengenai pengertian linen Yang adek lihat selama di laundry inilah
yaitu kain-kain yang ada di rumah sakit, itu
aja sih intinya”.
P2: “Linen itu gimana ya, begini dek…kalau
kita sebut linen berarti linen itu kain yang
dipakai untuk keperluan rumah sakit,
contohnya apa? Yahhh seperti sprei, sarung
bantal, stike laken dan lain-lain sejenisnya
dek”.
P3: “Tentang linen ya dek?
Hmmm…sederhananya gini dek, linen
rumah sakit terdiri dari banyak item seperti
sprei, sarung bantal, selimut, gorden,dll.
Selama di rumah sakit dikategorikan dia
linen rumah sakit. Linen rumah sakit itu
terbagi 3 lagi dek yaahh….digolongkan linen
bersih, linen kotor, linen untuk operasi satu
lagi, terus nihh yang dari 3 tadi itu terbagi 2
lagi dek itulah ada infeksius dan non
infeksius, gitu kira-kira dek”.
2 Pengetahuan petugas P1: “Begini dek, kalau bicara linen kotor itu
mengenai pengertian linen terbagi 2 yaitu seperti tadi ada yang infeksius
kotor infeksius dan linen da nada yang non infeksius. Nah, kalau
kotor non infeksius infeksius itu secara sederhana ya bahwa linen
itu terdapat darah, urin, tinja, muntahan
pasien sedangkan non infeksius itu
sebaliknya dek nggak ada kita temukan di
linen itu darah, tinja, urin, muntahan pasien,
kira-kira gitu penjelasan sederhananya dek”.
P2: “Linen kotor infeksius adalah linen kotor
yang telah terkena cairan tubuh pasien
misalnya: darah, urin, tinja, nanah, dan
lainnya, sedangkan yang satu lagi yaitu non
infeksius itu sebaliknya yaitu linen yang
tidak terkena cairan tubuh pasien”.
P3: “Kalau linen kotor non infeksius
penanganannya tidak terlalu ribet lah gitu
dek, sedangkan linen kotor infeksius
penanganannya ya harus khusus”.