Anda di halaman 1dari 41

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGAWASAN DENGAN


PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA BEKISTING
PT BETON KONSTRUKSI WIJAKSANA TAHUN 2020

MANUSKRIP

M FADLI SHEH AKBAR


20180301144

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
i

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGAWASAN DENGAN


PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA BEKISTING
PT BETON KONSTRUKSI WIJAKSANA TAHUN 2020

MANUSKRIP
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat

M FADLI SHEH AKBAR


20180301144

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi iniadalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : M Fadli Sheh Akbar

NIM : 20180301144

Tandan Tangan : ( )

Tanggal : 26 Agustus 2021


iii
iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama Lengkap
1 (dengan gelar) M Fadli Sheh Akbar, A.Md.Kep
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
NIP/NIK/No.
3 Identitas Lainnya 20180301144
Tempat dan
4 Tanggal Lahir Lahat 12 September 1992
5 Email fadli.muhammad532@yahoo.co.id
6 Nomor Telepon/HP 081285693624
Jl Beringin Jaya Rosmala I Perum Selawi Blok CC No
7 Alamat Rumah 88/89 Lahat Sumatera Selatan

B. Riwayat Pendidikan

Program D-3
Nama PT Akademi Keperawatan Pemda Lahat
Bidang Ilmu Keperawatan
Tahun masuk - Lulus 2010-2013
Judul Skripsi/KTI Fakto-Faktor yang berhubungan dengan penerapan prosedur
tetap perawatan luka post operasi Di Rumah Sakit Umum
Daerah Lahat tahun 2013
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas hidayahNyalah,
penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Skripsi yang berjudul “Hubungan
pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman pada pekerja bekisting PT
Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020” dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan
dalam tepat waktu.
Dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini penulis tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Arif Kusuma Among Praja, MBA. Selaku Rektor Universitas Esa Unggul
Jakarta
2. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu – ilmu
Kesehatan Universitas Esa Unggul
3. Ibu Putri Handayani, S.KM, M.KKK selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat
4. Ibu Eka Cempaka Putri, S.K.M, M.K.K.K.selaku Dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat
kekurangan, mengingat penulis dalam taraf belajar sehingga masih terdapat keterbatasan
ilmu dan pengalaman. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini
Demikian Proposal Penelitian ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi
penulis khusunya dan bagi para pembaca umumnya
Jakarta, 25 April 2021

M Fadli Sheh Akbar


vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai sivitas akademika Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:

Nama : M Fadli Sheh Akbar


NIM : 20180301144
Program studi : Program Studi Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Judul karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Esa Unggul hak bebas royalti non eksklusif (non-exclusive royalty free
right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan Pengetahuan dan Pengawasan dengan Perilaku tidak aman pada


pekerja bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana Tahun 2020

Beserta perangkat yang ada. Dengan hak bebas royalti non eksklusif ini, universitas esa
unggul berhak menyimpan, mengalih-media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Lahat


Pada tanggal : 25 Agustus 2021

Yang menyatakan

(M Fadli Sheh Akbar)


vii

ABSTRAK
Nama : M Fadli Sheh Akbar
Program studi : Kesehatan Masyarakat
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Pengawasan dengan Perilaku tidak
aman pada pekerja bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana
Tahun 2020
Perilaku tidak aman merupakan kesalahan manusia dalam suatu pengambilan sikap dan
tindakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku tidak aman antara lain Faktor
Predisposisi yaitu Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi. Faktor Pemungkin yaitu
Ketersediaan APD dan Peraturan Keselamatan. Faktor Penguat yaitu Pengawasan dan
Rekan Kerja. Berdasarkan hasil observasi pada bulan september di lapangan yang
dilakukan pada Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana, ditemukan beberapa
perilaku tidak aman (unsafe action) yang dilakukan oleh karyawan, seperti tidak
menggunakan APD dengan benar seperti tidak menggunakan body harness saat bekerja
di ketinggian dan tidak menggunakan pelindung tangan saat menggunakan mesin
potong, mengangkat beban dengan metode yang salah mengobrol dan bercanda pada
saat bekerja di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman pada Pekerja Bekisting PT
Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu
kuantitatif dengan teknik penelitian cross sectional. Untuk memperoleh data sebanyak
46 responden dilakukan dengan cara pengisian kuesioner melalui google formulir
dengan teknik total sampling. Hasil penelitian uji Chi Square didapatkan Ada hubungan
antara pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman pada pekerja yang ada
di Departemen Operasional Bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana (P value 0,000).
Diharapkan Perusahaan dapat segera melakukan evaluasi program K3 yang telah dibuat
serta membuat perencanaan program K3 yang baru serta memberikan pelatihan khusus
mengenai fungsi dan cara penggunaan APD kepada seluruh karyawan mengingat
pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan bekisting ini.

Kata kunci : Perilaku tidak aman, pengetahuan, sikap, peran pengawas


XV + 70 halaman : 2 gambar; 8 tabel, 4 lampiran
Pustaka : 40 (2000-2020)
viii

ABSTRACT

Name : M Fadli Sheh Akbar


Program Study : Public Health
Title : Relationship of knowledge and supervision with unsafe
behavior in PT Beton Konstruksi Wijaksana Formwork
workers in 2020

Unsafe behavior is a human error in taking attitudes and actions. Factors that
influence unsafe behavior include predisposing factors, namely knowledge, attitudes,
and motivation. Enabling Factors are Availability of PPE and Safety Regulations.
Reinforcing Factors are Supervision and Colleagues. Based on the results of
observations in September in the field conducted on Formwork Workers of PT Beton
Konstruksi Wijaksana, it was found that some unsafe actions were carried out by
employees, such as not using PPE properly such as not using a body harness when
working at heights and not using PPE. hand protection when using cutting machines,
lifting weights in the wrong method chatting and joking while working at work. This
study aims to determine the relationship between knowledge and supervision with
unsafe behavior in Formwork Workers of PT Beton Konstruksi Wijaksana in 2020. The
research method used is quantitative with cross sectional research techniques. To
obtain data for 46 respondents, it was done by filling out a questionnaire through
google forms with a total sampling technique. The results of the Chi Square test showed
that there was a relationship between knowledge and supervision with unsafe behavior
among workers in the Formwork Operations Department of PT Beton Konstruksi
Wijaksana (P value 0.000). It is expected that the Company can immediately evaluate
the K3 program that has been made and plan a new K3 program and provide special
training on the function and how to use PPE to all employees considering the
importance of using PPE in this formwork work.

Keyword : Unsafe behavior, knowledge, the role of supervisors,


XV + 70 pages : 2 pictture; 8 table, 4 attachment
References : 40 (2000-2020)
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
MANUSKRIP .............................................................................................................. 1
x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Pengawasan dan perilaku tidak aman pada
Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana Tahun 2020 .................... 4
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan dengan perilaku tidak aman Pada Pekerja Bekisting PT
Beton Konstruksi Wijaksana Tahun 2020 ....................................................... 5
Tabel 3 Hubungan Pengawasan dengan perilaku tidak aman Pada Pekerja Bekisting PT
Beton Konstruksi Wijaksana Tahun 2020 ....................................................... 5
xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Informed Consent
2. Survei Pendahuluan
3. Kuesioner
4. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik
5. Surat Keterangan Penelitian Dari Perusahaan
6. Surat Keterangan Penelitian Dari Universitas Esa Unggul
xii
1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGAWASAN DENGAN


PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA BEKISTING PT BETON
KONSTRUKSI WIJAKSANA TAHUN 2020

M Fadli Sheh Akbar 1, Eka Cempaka Putri2 , Fierdania Yusvita3 ,


Mirta Dwi Rahmah Rusdy4
1
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email:1 fadli.muhammad532@yahoo.co.id
2,3,4
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: eka.putri@esaunggul.ac.id , 3 fierdania@esaunggul.ac.id
2
4
dwimirta@gmail.com
.

ABSTRAK

Perilaku tidak aman merupakan kesalahan manusia dalam suatu pengambilan


sikap dan tindakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku tidak aman antara
lain Faktor Predisposisi yaitu Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi. Faktor
Pemungkin yaitu Ketersediaan APD dan Peraturan Keselamatan. Faktor Penguat
yaitu Pengawasan dan Rekan Kerja. Berdasarkan hasil observasi pada bulan
september di lapangan yang dilakukan pada Pekerja Bekisting PT Beton
Konstruksi Wijaksana, ditemukan beberapa perilaku tidak aman (unsafe action)
yang dilakukan oleh karyawan, seperti tidak menggunakan APD dengan benar
seperti tidak menggunakan body harness saat bekerja di ketinggian dan tidak
menggunakan pelindung tangan saat menggunakan mesin potong, mengangkat
beban dengan metode yang salah mengobrol dan bercanda pada saat bekerja di
tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan pengawasan dengan perilaku tidak aman pada Pekerja Bekisting PT Beton
Konstruksi Wijaksana tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu
kuantitatif dengan teknik penelitian cross sectional. Untuk memperoleh data
sebanyak 46 responden dilakukan dengan cara pengisian kuesioner melalui google
formulir dengan teknik total sampling. Hasil penelitian uji Chi Square didapatkan
Ada hubungan antara pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman
pada pekerja yang ada di Departemen Operasional Bekisting PT Beton Konstruksi
Wijaksana (P value 0,000). Diharapkan Perusahaan dapat segera melakukan
evaluasi program K3 yang telah dibuat serta membuat perencanaan program K3
yang baru serta memberikan pelatihan khusus mengenai fungsi dan cara
penggunaan APD kepada seluruh karyawan mengingat pentingnya penggunaan
APD dalam pekerjaan bekisting ini.

Kata kunci : Perilaku tidak aman, pengetahuan, sikap, peran pengawas


2

ABSTRACT

Unsafe behavior is a human error in taking attitudes and actions. Factors that
influence unsafe behavior include predisposing factors, namely knowledge,
attitudes, and motivation. Enabling Factors are Availability of PPE and Safety
Regulations. Reinforcing Factors are Supervision and Colleagues. Based on the
results of observations in September in the field conducted on Formwork Workers
of PT Beton Konstruksi Wijaksana, it was found that some unsafe actions were
carried out by employees, such as not using PPE properly such as not using a
body harness when working at heights and not using PPE. hand protection when
using cutting machines, lifting weights in the wrong method chatting and joking
while working at work. This study aims to determine the relationship between
knowledge and supervision with unsafe behavior in Formwork Workers of PT
Beton Konstruksi Wijaksana in 2020. The research method used is quantitative
with cross sectional research techniques. To obtain data for 46 respondents, it was
done by filling out a questionnaire through google forms with a total sampling
technique. The results of the Chi Square test showed that there was a relationship
between knowledge and supervision with unsafe behavior among workers in the
Formwork Operations Department of PT Beton Konstruksi Wijaksana (P value
0.000). It is expected that the Company can immediately evaluate the K3 program
that has been made and plan a new K3 program and provide special training on
the function and how to use PPE to all employees considering the importance of
using PPE in this formwork work.

Keyword: Unsafe behavior, knowledge, the role of supervisors


3

LATAR BELAKANG dan juga sebaliknya, dalam


menentukan terjadinya kecelakaan
Berdasarkan UU No.2 Tahun kerja.
2017 Tentang Jasa Konstruksi pasal 52 Tindakan tidak aman (unsafe
menyebutkan bahwa penyedia jasa dan action) adalah kegagalan (human
sub-penyedia jasa dalam failure) dalam mengikuti persyaratan
penyelenggaraan jasa konstruksi harus dan prosedur-prosedur kerja yang benar
memenuhi Standar Keamanan, sehingga menyebabkan terjadinya
Keselamatan, Kesehatan, dan kecelakaan kerja, seperti tindakan tanpa
Keberlanjutan. Selain itu berdasarkan kualifikasi dan otoritas, kurang atau
Keputusan Bersama Menteri Tenaga tidak menggunakan perlengkapan
Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum perlindungan diri, kegagalan dalam
Nomor : Kep. 174/Men/1986 Nomor: menyelamatkan peralatan, bekerja
104/Kpts/1986 menyebutkan bahwa dengan kecepatan yang berbahaya,
tenaga kerja dibidang kegiatan kegagalan pada peringatan, menghindari
konstruksi selaku sumber daya yang atau memindahkan peralatan
dibutuhkan bagi kelanjutan keselamatan kerja, menggunakan
pembangunan, perlu memperoleh peralatan yang tidak layak,
perlindungan keselamatan kerja, menggunakan peralatan tertentu untuk
khususnya terhadap ancaman tujuan lain yang menyimpang, bekerja
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja di tempat yang berbahaya tanpa
sangat erat hubungannya dengan perlindungan dan peringatan yang tepat,
peningkatan kinerja proyek konstruksi. memperbaiki peralatan secara salah,
Untuk itu disusunlah Pedoman Sistem bekerja dengan kasar, menggunakan
Manajemen Keselamatan Dan pakaian yang tidak aman ketika bekerja,
Kesehatan Kerja (Smk3) Konstruksi dan mengambil posisi kerja yang tidak
Bidang Pekerjaan Umum Berdasarkan selamat. Winarsunu (2008)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum menyebutkan Faktor personal
Nomor : 05/Prt/M/2014 diharapkan merupakan salah satu faktor yang
dapat dilakukan pengendalian risiko mempengaruhi terbentuknya tindakan
K3 pada setiap pekerjaan konstruksi tidak aman (unsafe action). Faktor-
bidang Pekerjaan Umum sehingga faktor personal tersebut antara lain:
membawa iklim keamanan dan tingkat kemampuan, kesadaran,
ketenangan kerja, sehingga sangat pengalaman, pelatihan, kepribadian,
membantu hubungan tenaga kerja dan beban fisik, usia, kelelahan, motivasi,
pengusaha yang merupakan landasan kecanduan alkohol atau obat-
kuat bagi terciptanya kelancaran obatanpenyakit, kecerdasan, tekanan
produksi. kerja dan kepuasan kerja.
Kecelakaan industri secara umum Secara global, International
disebabkan oleh 2 (dua) hal pokok yaitu Labour Organization (ILO)
tindakan tidak aman (unsafe action) dan diperkirakan bahwa lebih dari 2,3 juta
kondisi tidak aman (unsafe condition). korban jiwa dan 300 juta kecelakaan
Menurut Winarsunu (2008), Human kerja menyebabkan cedera terjadi
error menjadi sebab 80% sampai ditempat kerja setiap tahunnya (ILO,
90% kecelakaan kerja. Faktor 2017). Survei BLS 2019 tentang Cedera
manusia memegang peranan penting & Penyakit Kerja menunjukkan bahwa
di dalam sistem keselamatan kerja cedera terkait pekerjaan Konstruksi
3

sebanyak 195.600 cedera di tempat Berdasarkan survei pendahuluan


kerja dan 3.600 penyakit di tempat kerja terhadap pengetahuan, perilaku tidak
(Work Injury Source, 2020). Menurut aman, dan pengawasan yang dilakukan
Kemenaker (2017), kasus kecelakaan pada 29 karyawan di Departemen
kerja tahun 2017 khususnya untuk Bekisting Subjective pada tanggal 21
wilayah Jakarta pada pekerjaan Agustus 2021, didapatkan hasil pada
Konstruksi meningkat, dari 507 kasus survey pengetahuan yaitu 19 responden
menjadi 555 kasus atau meningkat (65,5%) memiliki pengetahuan yang
sebesar 10%. kurang baik dan 10 responden (34,5%)
PT. Beton Konstruksi Wijaksana memiliki pengetahuan baik.
merupakan perusahaan Sub Kontraktor Berdasarkan jawaban kuesioner
Bekisting terbesar di Indonesia yang didapatkan hasil pertanyaan dengan
didukung tenaga-tenaga professional jawaban salah yang paling banyak salah
yang berpengalaman dibidang bekisting adalah nomor 7 yaitu mengenai Alat
dan dilengkapi dengan Sistem Pelindung Diri (APD) digunakan untuk
Manajemen Operasional yang tertata melindungi tubuh dari bahaya.
rapih dalam upaya menjamin kepastian Responden tidak bisa menyebutkan
waktu penyelesaian proyek serta jenis pekerjaan yang wajib
mencapai mutu permukaan beton yang menggunakan APD. Hal ini tentu saja
disyaratkan. Pada perusahaan PT Beton berakibat fatal karena APD sangat
Konstruksi Wijaksana terdapat 5 berperan penting dalam melindungi
departemen yaitu departemen Quality karyawan saat bekerja di Bagian
Assurance, Marketing dan Operation, bekisting ini.
Managment Services, dan Procerument. Pada survey mengenai perilaku
PT Beton Konstruksi Wijaksana diperoleh sebanyak 15 responden
memiliki jumlah kecelakaan ringan (51,7%) memiliki perilaku tidak aman,
sebanyak 3-8 kecelakaan setiap dan sebanyak 14 responden (48,3%)
bulannya sepanjang tahun 2020 memiliki perilaku aman. Berdasarkan
diantaranya terjadi dikarenakan pekerja hasil jawaban kuesioner didapatkan
melakukan perilaku yang tidak aman bahwa perilaku tidak aman yang paling
berupa human error yaitu menggunakan banyak dilakukan adalah memperbaiki
peralatan yang tidak benar, peralatan dalam keadaan masih hidup
menggunakan APD tidak benar, bekerja atau beroperasi. Hal ini dilakukan untuk
dengan posisi yang tidak aman dan mempercepat durasi pekerjaan agar
benar, serta tidak melakukan cepat selesai. Pada survey mengenai
komunikasi/koordinasi. Berdasarkan pengawasan diperoleh sebanyak 13
Laporan Accident On Duty bulan Maret responden (44,8%) merasakan
hingga Juni 2020 didapatkan data ada 9 pengawasan yang tinggi, dan sebanyak
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh 16 responden (55,2%) merasakan
perilaku tidak aman karyawan. pengawasan yang rendah. Berdasarkan
Diantaranya Saat berkeliling proyek hasil jawaban kuesioner didapatkan
tidak menggunakan helm safety, tiba- bahwa ada 13 responden yang
tiba runtuhan sisa beton jatuh hampir menjawab kurang setuju pada
mengenai kepalanya namun berhasil pernyataan pengawas (supervisor)
menghindar. selalu mengingatkan untuk bekerja
sesuai Standar Prosedur kerja.
4

Upaya yang sudah dilakukan HASIL


perusahaan yaitu dengan mengadakan A. Analisis Univariat
safety talk setiap sebelum memulai Tabel 1
pekerjaan, sosialisasi dan penyuluhan Distribusi Frekuensi Pengetahuan,
Pengawasan dan Perilaku Tidak Aman pada
mengenai keselamatan dan kesehatan Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi
kerja terhadap seluruh pekerja secara Wijaksana tahun 2020
rutin setiap bulan. Namun hal upaya Jumla Persentas
tersebut belum sepenuhnya berhasil Variabel h e (%)
karena masih ada karyawan yang 46 100%
melakukan tindakan tidak aman saat
Dependen
tidak dalam pengawasan lansung
supervisornya. Berdasarkan uraian latar Kurang
Pengetahua 16 34,80%
belakang tersebut, maka penulis tertarik baik
n
untuk melakukan penelitian mengenai Baik 30 65,20%
“Hubungan pengetahuan dan pengawasan Renda
19 41,30%
dengan perilaku tidak aman pada Pekerja Pengawasan h
Bekisting PT Beton Konstruksi Tinggi 27 58,70%
Wijaksana”.
Independe
n
METODE PENELITIAN
Tidak
Jenis penelitian yang dilakukan aman
22 47,80%
Perilaku
merupakan penelitian observasional
dengan desain penelitian cross sectional yang Aman 24 52,20%
bertujuan untuk hubungan pengetahuan Sumber: Data Primer, Agustus 2021
dan pengawasan dengan perilaku tidak
aman pada Pekerja Bekisting PT Beton Berdasarkan tabel 1 dapat
Konstruksi Wijaksana tahun 2020. diketahui bahwa sebanyak 16 pekerja
Pengumpulan data melalui kuesioner (34,8%) memiliki pengetahuan Kurang
dalam bentuk Google Formulir yang baik, dan sebanyak 30 pekerja (65,2%)
akan disebarkan ke karyawan dalam memiliki pengetahuan baik. Sebanyak
bentuk Link. 19 responden (41,3%) merasakan
Populasi dalam penelitian ini pengawasan yang rendah, dan sebanyak
adalah seluruh pekerja yang ada di 27 responden (58,7%) merasakan
Departemen Operasional Bekisting PT pengawasan yang tinggi. Sebanyak 22
Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020. pekerja (47,8%) berperilaku tidak aman,
Jumlah populasi dalam penelitian ini dan sebanyak 24 pekerja (52,2%)
yaitu sebanyak 75 responden dengan berperilaku aman.
jumlah sample 46 responden setelah
dikurangi responden untuk survey
pendahuluan. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik total
sampling.
5

B. Analisis Bivariat Tabel 3


Tabel 2 Hubungan Pengawasan dengan Perilaku
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Tidak Aman pada Pekerja Bekisting PT
Tidak Aman pada Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020
Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020

Jumla Persentas Perilaku Safety


PR
Variabel h e (%) Riding
Total
Vari Tidak (95%
46 100% Aman
abel Kat aman P- CI)
Dependen Inde egor Va
N % N % N %
pen i lue
Kurang
Pengetahua 16 34,80% den 10
baik 2 47, 52, 4
n 24 0
Baik 30 65,20% 2 8 2 6
%
Renda Pen 10
19 41,30% Ren 1 10 1
Pengawasan h gaw 0 0% 0 9
dah 9 0% 6
asan %
Tinggi 27 58,70%
0 (3,097
Independe 10
Ting 20 80 3 -
n 3 24 0
gi % % 0 26,15
%
Tidak 6)
22 47,80% Sumber: Data Primer, Agustus 2021
Perilaku aman
Aman 24 52,20%
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
Sumber: Data Primer, Agustus 2021
bahwa, proporsi tertinggi perilaku tidak
aman adalah responden dengan
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
pengawasan yang rendah yaitu
bahwa, proporsi tertnggi perilaku tidak
sebanyak 19 (100%) responden.
aman adalah responden dengan
Selanjutnya proporsi tertinggi perilaku
pengetahuan kurang baik yaitu
aman adalah responden dengan
sebanyak 16 (100%) responden dan
pengawasan yang tinggi yaitu sebanyak
proporsi tertinggi perilaku aman adalah
24 (88,9%) responden.
responden dengan pengetahuan baik
Hasil uji statistik analisa bivariat
yaitu sebanyak 24 (80%) responden.
diperoleh nilai P value 0,000 < 0,05
Hasil uji statistik analisa bivariat
yang berarti terdapat hubungan yang
diperoleh nilai P value 0,000 < 0,05
bermakna antara pengawasan dengan
yang berarti terdapat hubungan yang
perilaku tidak aman. Dari uji statistik ini
bermakna antara Pengetahuan dengan
juga diketahui nilai PR (Prevalence
perilaku tidak aman. Dari uji statistik ini
ratio) = 9 dengan 95% CI = (3,097-
juga diketahui nilai PR (Prevalence
26,156) pekerja yang merasa
ratio) = 5 dengan 95% CI = (2,444-
pengawasan yang dilakukan oleh
10,228) pekerja yang memiliki
pengawas rendah 9 kali berpotensi
pengetahuan yang kurang baik akan 5
melakukan tindakan tidak aman.
kali berpotensi untuk berperilaku tidak
aman.
6

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian


didapatkan proporsi tertinggi adalah
Gambaran Perilaku Tidak Aman responden yang berperilaku aman. Hal
Pada Pekerja Bekisting PT Beton ini dikarenakan perusahaan telah
Konstruksi Wijaksana tahun 2020 melakukan beberapa usaha untuk
Berdasarkan hasil tabel distribusi meningkatkan perilaku aman pada
frekuensi perilaku tidak aman pada pekerja yaitu dengan mengadakan safety
Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi talk setiap hari sebelum bekerja. Selain
Wijaksana tahun 2020 didapatkan itu juga membuat poster bertema K3
proporsi tertinggi yaitu 30 pekerja dan membuat rambu-rambu K3.
(65,2%) berperilaku aman. Hasil Berdasarkan hasil dari kuesioner
penelitian ini sejalan dengan penelitian perilaku tidak aman yang dilakukan
Bhakti Pada Pekerja Struktur Proyek oleh peneliti diperoleh 3 perilaku tidak
Perkantoran Hijau Arkadia Tower G Pt. aman dengan presentasi tertinggi yaitu
Total Bangun Persada Tbk Jakarta berkerja menggunakan peralatan yang
Tahun 2018 didapatkan bahwa proporsi rusak, memperbaiki atau melakukan
tertinggi adalah responden berperilaku perawatan terhadap peralatan kerja
aman yaitu sebanyak 56,7% (Bhakti, (mesin) yang sedang beroperasi atau
2018). dalam keadaan hidup, dan
Menurut DNV Modern Safety menghilangkan alat pengaman
Management menyatakan yang keselamatan.
termasuk perilaku tidak aman adalah Berdasarkan hasil wawancara
menjalankan peralatan tanpa wewenang, dengan petugas HSE didapatkan
tidak memberi peringatan, tidak informasi bahwa belum pernah
mengunci peralatan, menjalankan mesin dilakukan evaluasi program K3 yang
pada kecepatan yang tidak semestinya, telah dibuat dan belum ada perencanaan
membuat alat keselamatan tidak dapat program K3 yang baru seperti jadwal
dioperasikan, menggunakan peralatan pelatihan K3, program simulasi
yang cacat, menggunakan peralatan kecelakaan kerja, dan lain-lain. Untuk
tidak sebagaimana mestinya, mengatasi kendala ini, perusahaan
menggunakan peralatan pelindung diri sementara masih menggunakan program
secara tidak benar, pemuatan yang tidak K3 yang lama dan menambah budget
benar, penempatan yang tidak benar, untuk program K3 tersebut seperti
pengangkatan yang tidak benar, untuk membuat poster-poster berisi
membetulkan mesin dalam keadaan peringatan tentang bahaya dan akibat
masih nyala, bercanda, dipengaruhi dari perilaku tidak aman dan
rokok, alkohol dan atau obat obatan, memperbaiki rambu-rambu K3 yang
tidak mengikuti prosedur, tidak rusak terutama rambu peringatan
melakukan pengidentifikasian bahaya, tentang perilaku tidak aman. Dari upaya
tidak melakukan tersebut diharapkan bisa mengingatkan
pengecekan/pemantauan, tidak karyawan tentang bahaya dari perilaku
melakukan tindakan ulang/pembetulan, tidak aman sehingga bisa menekan
dan tidak melakukan jumlah perilaku tidak aman oleh
komunikasi/koordinasi (DNV Modern karyawan. Berdasarkan kendala di atas,
Safety Management, 2016). Perusahaan diharapkan dapat segera
melakukan evaluasi program K3 yang
7

telah dibuat serta membuat perencanaan wawancara pada petugas HSE diketahui
program K3 yang baru. bahwa perusahaan sudah pernah
memberikan sosialisasi mengenai
Gambaran Pengetahuan Pada pentingnya K3. Selain itu, pihak
Pekerja Bekisting PT Beton management K3 juga mengadakan
Konstruksi Wijaksana tahun 2020 safety talk setiap hari sebelum bekerja
Berdasarkan hasil tabel distribusi serta memberikan pelatihan internal
frekuensipengetahuan pada Pekerja mengenai K3 seperti pelatihan bekerja
Bekisting PT Beton Konstruksi di ketinggian, pelatihan cara
Wijaksana tahun 2020 diperoleh mengoperasikan mesin, pelatihan
proporsi tertinggi yaitu sebanyak 30 membuat JSA, dan pelatihan lainnya.
pekerja (65,2%) memiliki pengetahuan Dari upaya tersebut diharapkan akan
baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan meningkatkan pengetahuan karyawan
penelitian Wijayanti Pada Pekerjaan Di mengenai resiko dan bahaya kerja di
Ketinggian Transmission Tower Proyek konstruksi, karyawan mengetahui
Sutt 150 Kv Sunyaragi- Rancaekek tindakan apa saja yang bisa memicu
Section 2 Di Pt Pln (Persero) timbulnya bahaya, maupun efek yang
Pusmanpro Unit Pelaksana Manajemen dapat ditimbulkan oleh bahaya tersebut
Konstruksi I - Cawang didapatkan sehingga dapat meminimalisir
bahwa proporsi tertinggi sebanyak 63,3 terjadinya tindakan tidak aman sekecil
% karyawan memiliki pengetahuan apapun.
yang baik (Wijayanti, 2020). Berdasarkan hasil kuesioner,
Pengetahuan sangat penting karyawan masih banyak menjawab
diberikan sebelum individu melakukan salah pada pertanyaan mengenai jenis
suatu tindakan. Tindakan akan sesuai pekerjaan yang wajib menggunakan
dengan pengetahuan apabila individu APD tersebut. Pada pertanyaan tersebut
menerima isyarat yang cukup kuat sebanyak 31 responden menjawab
untuk memotivasi dia bertindak salah. Dari hasil wawancara pada
sesuaidengan pengetahuannya (Shiddiq, petugas HSE menyebutkan perusahaan
2016). Pengetahuan yang kurang akan belum pernah memberikan pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus mengenai fungsi dan cara
di lingkungan kerja menyebabkan penggunaan APD kepada seluruh
seseorang sulit untuk mengetahui karyawan. Karena sering terjadi
potensi bahaya yang ada disekitarnya, pergantian pekerja terutama pekerja
sehingga sulit untuk menentukan kontrak. Hal tersebut akan memakan
tindakan dalam mengendalikan potensi banyak biaya jika harus memberikan
bahaya tersebut. Oleh sebab itu pelatihan tiap ganti karyawan. Namun
seseorang akan menjadi kurang untuk mengatasi kendala ini,
waspadaterhadap risiko yang dapat perusahaan menugaskan kepada petugas
timbul dariperilakunya selama HSE dan beberapa karyawan senior
bekerja(Sangaji, 2018). untuk mangajari karyawan baru tentang
Berdasarkan hasil penelitian fungsi dan cara penggunaan APD.
menunjukkan bahwa proporsi tertinggi Berdasarkan hal diatas, disarankan
adalah responden yang kepada pihak perusahaan untuk
memilikipengetahuan yang baik. Hal ini memberikan pelatihan khusus mengenai
terjadi karena berdasarkan hasil fungsi dan cara penggunaan APD
8

kepada seluruh karyawan mengingat mengenai peran pengawasan yang


pentingnya penggunaan APD dalam tinggi yaitu pada pertanyaan mengenai
pekerjaan bekisting ini. Pengawas (supervisor) bertindak tegas
dan tindakan atas pelanggaran yang
Gambaran Pengawasan Pada Pekerja dilakukan oleh pegawai sudah
Bekisting PT Beton Konstruksi dilakukan dengan objektif. Hal ini
Wijaksana tahun 2020 sesuai dengan hasil wawancara dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang petugas HSE yang menyatakan bahwa
dilakukan mengenai Gambaran para pengawas atau supervisor selalu
Pengawasan Pada Pekerja Bekisting PT memperhatikan apa yang dilakukan
Beton Konstruksi Wijaksana tahun 2020 karyawan saat bekerja dan memberikan
diperoleh proporsi tertinggi pada tindakan tegas apabila karyawan
karyawan yang merasakan pengawasan melakukan pelanggaran seperti
yang tinggi sebanyak 27 responden memberikan sanksi berupa skorsing dan
(58,7%). Hasil penelitian ini sejalan pengurangan nilai karyawan yang akan
dengan penelitian pada Pekerja Struktur berpengaruh pada kenaikan gaji dan
Proyek Perkantoran Hijau Arkadia bonus pada tahun berikutnya.
Tower G Pt. Total Bangun Persada Tbk Berdasarkan hal diatas, penulis
Jakarta Tahun 2018 didapatkan bahwa menyimpulkan bahwa perusahaan telah
proporsi tertinggi adalah 51,1% cukup melakukan upaya dengan
responden menyatakan peran melakukan berbagai bentuk pengawasan
pengawasan yang tinggi (Bhakti, 2018). dan pemberian sanksi jika ditemukan
Pengawasan kerja merupakan pelanggaran. Dari hal tersebut
proses pengamatan dari seluruh diharapkan bisa menekan perilaku tidak
kegiatan organisasi guna lebih aman yang dilakukan oleh karyawan.
menjamin bahwa semua pekerjaan yang
sedang dilakukan sesuai dengan rencana Hubungan Antara Pengetahuan
yang telah ditentukan sebelumnya Dengan Perilaku Tidak Aman Pada
(Siagian, 2015). Berdasarkan hasil Pekerja Bekisting PT Beton
penelitian menunjukkan bahwa Konstruksi Wijaksana tahun 2020
responden yang merasakan pengawasan Berdasarkan hasil penelitian
yang tinggi lebih banyak dibanding didapatkan proporsi tertinggi perilaku
dengan responden yang merasakan tidak aman adalah responden dengan
pengawasan yang rendah. Dari hasil pengetahuan kurang baik yaitu
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 16 (100%) responden dan
pengawas pekerjaan dibantu petugas proporsi tertinggi perilaku aman adalah
HSE bagian bekisting di PT Beton responden dengan pengetahuan baik
Konstruksi Wijaksana secara yaitu sebanyak 24 (80%) responden.
keseluruhan telah memastikan apa yang Berdasarkan hasil penelitian Uji analisis
telah dilaksanakan oleh bawahannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan
sudah berjalan dengan baik dan sesuai yang bermakna antara Pengetahuan
rencana yang sudah ditetapkan sehingga dengan perilaku tidak aman (P value
bisa menekan jumlah perilaku tidak 0,000). Dari uji statistic diketahui nilai
aman yang dilakukan oleh karyawan. PR (Prevalence ratio) = 5 dengan 95%
Berdasarkan hasil kuesioner CI = (2,444-10,228) pekerja yang
responden dengan jawaban terbanyak memiliki pengetahuan yang kurang baik
9

akan 5 kali berpotensi untuk berperilaku bisa terjadi kurangnya pengetahuan


tidak aman. Hasil penelitian ini sesuai karyawan akan Keselamatan dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan
oleh Permata pada Pekerja Finishing Di kerja. Berdasarkan hasil wawancara
Proyek Graha Gatsu Pt Total Bangun dengan petugas HSE didapatkan data
Persada Tbk Tahun 2018 dimana ada bahwa pelatihan K3 internal hanya
hubungan antara pengetahuan dengan diberikan kepada karyawan tetap yang
perilaku tidak aman pekerja di Pt Total bertugas mengoperasikan mesin/alat.
Bangun Persada Tbk dengannilai p Sedangkan untuk karyawan kontrak
value sebesar 0,043 (<0,050) (Permata, belum pernah mendapatkan pelatihan
2018). K3 baik internal maupun eksternal. Hal
Menurut Notoatmojo, ini dikarenakan jumlah karyawan
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, kontrak lebih banyak dari pada
terjadi setelah orang melakukan proses karyawan tetap. Sehingga akan
penginderaan terhadap objek yang memakan biaya yang besar jika harus
diamatinya, melalui penginderaan, memberikan pelatihan pada seluruh
pengetahuan diperoleh dengan cara karyawan kontrak. Hal ini
membaca, melihat, dan menyebabkan masih banyak karyawan
mendengar.Pengetahuan merupakan yang belum memiliki pengetahuan yang
salah satu faktor manusia terkait dalam mengenai K3 dan bahaya dari
penyebab dasar terjadinya kecelakaan perilaku tidak aman bagi keselamatan
kerja. Pengetahuan merupakan landasan mereka. Namun untuk mengatasi
seseorang untuk melakukan sebuah kendala ini, perusahaan sementara
tindakan. Selain melalui pendidikan hanya memberikan tugas sebagai
formal, pengetahuan dapat diperoleh assistant seperti membantu mengangkat
melalui cara coba-coba, pengalaman dan memindahkan barang-barang
sendiri, maupun pengalaman orang seperti semen dan besi kepada
lain(Notoatmojo, 2010). Semakin karyawan kontrak. Dan tidak dizinkan
rendah pengetahuan seseorang maka untuk mengoperasikan mesin.
akansemakin tinggi risiko kecelakaan Berdasarkan hal diatas.
kerja sebaliknyasemakin tinggi Disarankan kepada pihak perusahaan
pengetahuan seseorang maka untuk membantu karyawan
akansemakin rendah risiko terjadinya memperdalam pengetahuan mengenai
kecelakaan kerja,selanjutnya pekerja K3 dengan memberikan pelatihan K3
yang memiliki pengetahuan tinggiakan internal kepada seluruh karyawan
mampu membedakan dan mengetahui termasuk karyawan kontrak.
bahayadisekitarnya serta dapat
melakukan pekerjaan sesuaidengan Hubungan Antara Pengawasan
prosedur yang ada karena mereka sadar Dengan Perilaku Tidak Aman Pada
akanrisiko yang diterimanya, sehingga Pekerja Bekisting PT Beton
kecelakaan kerjadapat dihindari Konstruksi Wijaksana tahun 2020
(Siregar, 2011). Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil kuesioner proporsi tertinggi perilaku tidak aman
sebanyak 100% pekerja yang adalah responden dengan pengawasan
berperilaku tidak aman memiliki yang rendah yaitu sebanyak 19 (100%)
pengetahuan yang kurang baik. Hal ini responden. Selanjutnya proporsi
10

tertinggi perilaku aman adalah amandikarenakan pengawas memiliki


responden dengan pengawasan yang peran dalam mempengaruhi
tinggi yaitu sebanyak 24 (88,9%) pengetahuan, sikap keterampilan,
responden. Hasil uji statistik analisa dankebiasaan akan keselamatan setiap
bivariat diperoleh nilai P value 0,000 < pekerja dalam suatu areatanggung
0,05 yang berarti terdapat hubungan jawabnya. Bila fungsi pengawasan tidak
yang bermakna antara dilaksanakan makapenyebab dasar dari
pengawasandengan perilaku tidak aman. suatu insiden akan timbul yang
Dari uji statistik juga diketahui nilai PR dapatmengganggu kegiatan perusahaan.
(Prevalence ratio) = 9 dengan 95% CI = Hal ini sesuai dengan hasil dilapangan
(3,097-26,156) pekerja yang merasa dimana pengawasan oleh pihak HSE
pengawasan yang dilakukan oleh berupa safety patrol belum bisa
pengawas rendah 9 kali berpotensi dilakukan secara rutin karena jumlah
melakukan tindakan tidak aman. Hasil petugas HSE yang belum mencukupi
penelitian ini sesuai dengan hasil untuk melakukan tugas tersebut
penelitian yang dilakukan oleh Bhakti sehingga masih ada karyawan yang
yang pada Pekerja Struktur Proyek melakukan perilaku tidak aman
Perkantoran Hijau Arkadia Tower G Pt. sehingga fungsi pengawasan menjadi
Total Bangun Persada Tbk Jakarta tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh
Tahun 2018 didapatkan ada hubungan penekanan biaya oleh karyawan salah
yang bermakna antara pengawasan satunya dengan menekan jumlah man
dengan perilaku tidak aman (P value= power. Untuk mengatasi kendala ini,
0,006) (Bhakti, 2018). perusahaan sudah melakukan upaya
Menurut Heinrich dalam 10 berupa menunjuk salah satu karyawan
aksioma keselamatan kerja, salah sebagai penanggung jawab untuk
satunya menyatakan bahwa pengawas mengawasi pekerjaan rekan kerjanya
adalah salah satu kunci pencegahan Berdasarkan hal diatas, disarankan PT
kecelakaan kerja akibat tindakan tidak Beton Konstruksi Wijaksana untuk
aman (Heinrich, 2016). Pengawasan menambah tenaga petugas HSE supaya
merupakan suatu pekerjaan yang berarti safety patrol bisa berjalan optimal.
mengarahkan yaitumemberikan tugas,
menyediakan instruksi, pelatihan dan KESIMPULAN
nasihat kepada individu juga termasuk 1. Gambaran perilaku tidak aman
mendengarkan dan memecahkan pada Pekerja Bekisting PT Beton
masalah yang berhubungan Konstruksi Wijaksana tahun 2020
denganpekerjaan serta menanggapi yaitu sebanyak 22 pekerja (47,8%)
keluhan bawahan. Pengawasan kerja berperilaku tidak aman, dan
merupakan proses pengamatan dari sebanyak 24 pekerja (52,2%)
seluruh kegiatan organisasi guna lebih berperilaku aman
menjamin bahwa semua pekerjaan yang 2. Gambaran pengetahuan pada
sedang dilakukan sesuai dengan rencana pekerja bekisting PT Beton
yang telah ditentukan sebelumnya Konstruksi Wijaksana tahun 2020
(Siagian, 2015). yaitu sebanyak 16 pekerja (34,8%)
Menurut peneliti, adanya memiliki pengetahuan kurang baik,
hubungan yang bermakna antara dan sebanyak 30 pekerja (65,2%)
pengawasan dengan perilaku tidak memiliki pengetahuan baik.
11

3. Gambaran pengawasan pada pengetahuan mengenai K3 dengan


pekerja bekisting PT Beton memberikan pelatihan K3 internal
Konstruksi Wijaksana tahun 2020 kepada seluruh karyawan termasuk
yaitu sebanyak 19 responden karyawan kontrak.
(41,3%) merasakan pengawasan 4. Perusahaan disarankan menambah
yang rendah, dan sebanyak 27 tenaga petugas HSE supaya
responden (58,7%) merasakan safetypatrol bisa berjalan optimal
pengawasan yang tinggi.
4. Ada hubungan yang bermakna REFERENSI
antara Pengetahuan Dengan Azwar, S. (2018). Sikap Manusia,
Perilaku tidak aman. Dari uji Teori dan Pengukurannya. Pustaka
statistik ini juga diketahui nilai PR Pelajar.
(Prevalenceratio) = 5 dengan 95% Bhakti, A. P. (2018). Faktor - Faktor
CI = (2,444-10,228) pekerja yang Yang Berhubungan Dengan
memiliki pengetahuan yang kurang Perilaku Kerja Tidak Aman Pada
baik akan 5 lebih berisiko Pekerja Struktur Proyek
berperilaku tidak aman Perkantoran Hijau Arkadia Tower
dibandingkan pekerja yang G Pt. Total Bangun Persada Tbk
memiliki pengetahuan yang baik. Jakarta Tahun 2018.
5. Ada hubungan yang bermakna Delfianda. (2012). Survey Faktor
antara pengawasan dengan perilaku Tindakan Tidak Aman Pekerja
tidak aman. Dari uji statistik ini Konstruksi PT Waskita Karya
juga diketahui nilai PR Proyek World Class University
(Prevalenceratio) = 9 dengan 95% DDi UI.
CI = (3,097-26,156) pekerja yang Dirgagunarsa, D. (2015). Pengantar
merasa mendapatkan pengawasan Psikologi. Mutiara Sumber.
yang rendah akan 9 lebih berisiko DNV Modern Safety Management.
berperilaku tidak aman (2016). Loss Control Managment
dibandingkan pekerja yang merasa Training (Revised ed).
mendapatkan pengawasan yang Dupont. (2005). Not Walking The Talk :
tinggi. DuPont ’ s Untold Safety Failures.
Endroyono, B. (2016). Keselamatan
SARAN Kerja untuk Teknik Bangunan.
1. Perusahaan disarankan dapat segera IKIP Semarang Press.
melakukan evaluasi program K3 Geller, E. S. (2015). The Pshychologi
yang telah dibuat serta membuat Of Safety Handbook. Lewis
perencanaan program K3 yang baru Publiher.
2. Perusahaan disarankan untuk Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian
memberikan pelatihan khusus Kualitatif Teori dan Praktik. Bumi
mengenai fungsi dan cara Aksara.
penggunaan APD kepada seluruh Halimah, S. (2018). Faktor-faktor yang
karyawan mengingat pentingnya Mempengaruhi Perilaku Aman
penggunaan APD dalam pekerjaan Karyawan di PT. Suzuki
bekisting ini. Indomobil motor Plant Tambun II
3. Perusahaan disarankan untuk Tahun 2018. Skripsi. Jakarta:
membantu karyawan memperdalam FKIK UIN.
12

Handoko, T. (2016). Manajemen Notoadmodjo. (2017). Pendidikan dan


Personalia dan Sumber Daya perilaku kesehatan.
Manusia. BPFE. Notoatmodjo, S. (2014). Metodelogi
Hendrabuwana, L. O. (2017). Faktor- Penelitian Kesehatan. Rineka
Faktor Yang Berhubungan Dengan Cipta.
Perilaku Bekerja Selamat Bagi Notoatmojo, S. (2010). Promosi
Pekerja Di Depatemen Cor PT Kesehatan Ilmu Perilaku
Pindad Persero Bandung Tahun Kesehatan. Rineka Cipta.
2017. Skripsi. Depok : FKM UI. Nursalam. (2008). Konsep dan
ILO. (2017). World Day For Safety and Penerapan Metodologi Penelitian
Health at Work. Ilmu Keperawatan. Salemba
http://www.ilo.org/global/about- Medika.
the-ilo/how-the-lo.works/ilo- Prasanti, S. (2016). Faktor-Faktor Yang
director-general/statements-and- Berhubungan Dengan Perilaku
speches/WCMS_551573/lang-- Tidak Aman (Unsafe Action)
en/index.htm Dalam Bekerja Pada Karyawan
Karyani. (2015). Faktor-faktor yang Factory 5 Di Pt.X Serpong-Banten
berpengaruh pada perilaku aman 2016.
(safe behavior) di Schlumberger Pratiwi, I. (2018). Faktor-Faktor yang
Indonesia tahun 2015. Tesis. FKM Berhubungan dengan Kecelakaan
UI Depok. kerja pada Pekerja Bagian
Kemenaker. (2017). Keselamatan dan Produksi di PT Siemens Indonesia
Kesehatan Kerja Pada Bidang Cilegon Banten Tahun 2018.
Knstruksi. In K. Ketenagakerjaan Skripsi S1 Kesehatan Masyarakat.
(3rd ed.). Universitas Esa Unggul.
Khosravi, Y. (2014). Factors http://digilib.esaunggul.ac.id/
Influencing Unsafe Behaviors and Putranto, D. (2017). Pranata dan
Accidents on Construction Sites: A Manajemen Pembangunan di
Review. International Journal of Bidang Arsitektur. UB Press.
Occupational Safety and Ramli, S. (2017). Sistem Manajemen
Ergonomics. Keselamatan & Kesehatan Kerja.
Konradus, D. (2016). Keselamatan dan Dian Rakyat.
Kesehatan Kerja. PT Percetakan Reason, J. (2000). Human Error :
Penebar Swadaya. Models and Mangement.
Lawton, R. (2018). Individual Sangaji, J. (2018). Faktor-Faktor yang
differences in accident liability: a Berhubungan dengan
review and integrative approach. PerilakuTidak Aman Pekerja
The Journal of the Human Factors Bagian Lambung Galangan
and Ergonomics Society, Volume KapalPT X. Jurnal Kesehatan
40 No 4. Masyarakat (e-Journal)Volume 6,
Listyandini, R. (2019). Faktor Yang Nomor 5. Fakultas Kesehatan
Berhubungan Dengan Tindakan Masyarakat Universitas
Tidak Aman Pada Pekerja Di Diponegoro.
Pabrik Pupuk Npk. Hearty, 7(1). Shiddiq, S. (2016). Hubugan Persepsi
https://doi.org/10.32832/hearty.v7i K3 Karyawan dengan Perilaku
1.2299 Tidak Aman di Bagian Produksi
13

Unit IV PT. Semen Tonasa. Pekerja Operator Dump Truck di


Siagian. (2015). Manajemen Sumber PT. Kaltim Primacoal tahun 2017.
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Wanodya, C. (2014). Pengaruh
Aksara. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Suma’mur. (2015). Keselamatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja
dan Pencegahan Kecelakaan. PT Karyawan. Jurnal Administrasi
Toko Gunung Agung. Bisnis Malang 9(1).
Sutrisno. (2017). Manajemen Widarti, I. (2015). Analisis Faktor-
SumberDaya manusia. (Kencana. Faktor yang Memengaruhi
(ed.)). Kecelakaan Kerja pada Pekerja
Tarwaka. (2018). Keselamatan dan Maintenance Elektrikal dalam
Kesehatan Kerja, Manajemen dan Menerapkan Work Permit di PT. X
Implementasi Kesehatan dan Semarang. Jurnal Kesehatan
Keselamatan Kerja di Tempat Masyarakat. Volume 3 Nomor 3.
Kerja. Harapan Press. Universitas Diponegoro.
Tulaeka, K. I. (2018). Hubungan Safety Winarsunu, T. (2008). Psikologi
Inspection dan Pengetahuan Keselamatan Kerja. ,UMM Press.
Dengan Unsafe Action di Work Injury Source. (2020). Workplace
Departemen Rolling Mill. Naskah Injury Statistics – 2020 Data for
Publikasi. Fakultas Kesehatan Workplace Accidents, Injuries, and
Masyarakat Universitas Airlangga. Deaths.
Utommi, S. (2017). Gambaran Tingkat workinjurysource.com/workplace-
Kepatuhan Pekerja Dalam injury-statistics-2019/
Mengikuti Prosedur Operasi pada
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN INFORMAN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Dan Pengawasan Dengan Perilaku


Tidak Aman Pada Pekerja Bekisting Pt Beton Konstruksi
Wijaksana Tahun 2020
Nama Peneliti : M Fadli Sheh Akbar
Nomor Induk Mahasiswa : 20180301144

Saya yang bertandatangan di bawah ini dengan secara sukarela dan tidak ada
unsur paksaan dari siapapun, bersedia berperan serta dalam penelitian ini. Peneliti akan
menjamin kerahasiaan identitas pengelola dan menjaga privasi sebagaimana etika di
dalam penelitian. Oleh karena itu, saya telah diminta dan telah menyetujui untuk
memberikan informasi-informasi terkait judul penelitian sebagai pengelola institusi
tersebut. Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian ini beserta dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Pengawasan Dengan
Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Bekisting Pt Beton Konstruksi Wijaksana.
Dengan demikian, saya menyatakan kesediaan saya dan tidak keberatan memberi
informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saya, hal ini
dilakukan hanya untuk tujuan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan
Pengawasan Dengan Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Bekisting Pt Beton Konstruksi
Wijaksana, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ......................................................
Alamat : ......................................................
Dengan ini saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Jakarta, Mei 2021


_______Peneliti ________ Responden

(M Fadli Sheh Akbar) (.........................................)


SURVEY PENDAHULUAN

KUESIONER PENGETAHUAN

Petunjuk Pengisian :
1) Isilah pertanyaan berikut pada kolom yang telah disediakan
2) Beri tanda checklist (V) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
3) Kejujuran anda sangat saya harapkan.

Identitas Responden DATA DIRI


Nama : ……………………………………………….…………
Usia : ………… tahun
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
SD / Sederajat Diploma 3 (D3) / Akademik
SLTP / sederajat Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)
SMA / SMK / Sederajat
Pengalaman Kerja Konstruksi : < 3 tahun >3 tahun
Mulai bekerja di Proyek PT Total Bangun Persada sejak bulan ………………. tahun
…………

Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia.

1. Jawaban Yang Paling Benar mengenai singkatan dari K3 adalah ...


a. Keselamatan dan Kesiapan Kerja
b. Kesehatan dan Keamanan Kerja
c. Keselamatan dan Kesehatan kerja
d. Keselamatan dan Keamanan Kerja
2. Dibawah ini yang bukan termasuk tujuan K3 adalah…
a. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kecelakaan pada saat bekerja
b. Mencegah dan mengurangi kerugian yang diderita oleh semua pihak yang
bekerja.
c. Memberi pertolongan dini bagi pekerja bila terjadi kecelakaan
d. Menjamin tenaga kerja dalam meningkatkan produktifitas
3. Dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan
adalah…
a. Unsur manusia
b. Unsur mesin
c. Unsur keberuntungan
d. Unsur lingkungan kerja
4. Keterampilan dan ilmu pengetahuan yang kurang kurang termasuk Penyebab
kecekakaan karena unsur…
a. Lingkungan Kerja
b. Manusia
c. Mesin
d. Peristiwa yang tidak terduga
5. Dibawah ini yang bukan termasuk perilaku tidak aman adalah…

a. Tidak menggunakan APD saat bekerja


b. Bekerja tidak sesuai Standar
c. Merokok saat bekerja
d. Berkonsentrasi saat bekerja
6. Apa yang harus saya lakukan jika melihat kondisi yang tidak aman di lingkungan
kerja…
a. Tetap fokus pada pekerjaan
b. Melaporkan pada petugas safety
c. Menghentikan pekerjaan seharian
d. Bekerja secara berhati-hati
7. Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk melindungi tubuh dari bahaya.
Sebutkan jenis pekerjaan yang wajib menggunakan APD…
a. Pengecoran dan Bekerja Pada Ketinggian
b. Pemasangan Besi, Bekisting dll.
c. Semua Jenis Pekerjaan
d. Pabrikasi Besi dan Baja
8. Sebutkan fungsi dari peralatan pelindung safety body harness…
a. Untuk melindungi mata dari benda asing yang terjatuh
b. Untuk mencegah badan terkena benda jatuh
c. Untuk mencegah tubuh terjatuh dari ketinggian
d. Untuk melindungi kepala saat terjatuh
9. Bising, panas, dan getaran termasuk dalam bahaya…
a. Kimia
b. Psikologi
c. Fisik
d. Biologi
10. Jika terjadi Kecelakaan kerja ringan pada diri sendiri saat sedang bekerja apa
yang harus dilakukan…
a. Biarkan Saja
b. Bercerita Pada Teman
c. Lapor pada petugas safety dan pergi ke ruang P3K
d. Mengobati Luka Sendiri
Kuesioner Perilaku

Petunjuk Umum

1. Berilah tanda ceklist (√) pada kotak jawaban ang anda anggap paling sesuai dengan

pilihan sebagaiberikut :

SL = Selalu (dilakukan secara terus menerus dan setiap hari/tiap saat)

SR = Sering (dilakukan secara terus menerus namun tidak setiap hari/tiap saat)

JR = Jarang (dilakukan tidak menentu dan terlihat hampir tidak melakukan)

TP = Tidak Pernah (tidak pernah dilakukan)

1. Bila pada pengisian kuesioner kurang jelas, Anda dapat bertanya pada peneliti

Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP

1. Apakah anda selalu mengikuti prosedur kerja yang


telah di tetapkan oleh perusahan?
2. Apakah anda melakukan pekerjaan sesuai dengan
wewenang yang diberikan?
3. Apakah anda selalu berkerja mengoperasikan peralatan
/ mesin sesuai dengan wewenang yang diberikan?
4. Apakah anda bekerja sesuai dengan kecepatan yang
telah ditentukan?
5. Apakah anda pernah bekerja tidak mengikuti prosedur
kerja saat mengoperasikan alat?
6. Dalam melakukan pekerjaan, apakah tubuh dan
anggota tubuh anda selami ini berada dalam posisi
yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut?
7. Dalam mengoperasikan mesin selama ini apakah anda
selalu dalamkeadaan sehat tidak terpengaruh obat –
obatan terlarang atau alkohol?
8. Dalam mengoperasikan mesin selama ini apakah anda
selalu dalam keadaan sehat tidak pernah dalam
keadaan mengantuk?
9. Apakah anda menggunakan APD di area kerja sesuai
standart yang berlaku di perusahaan?
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP

10. Apakah anda pernah menggunakan APD yang telah


rusak saat bekerja?
11. Apakah anda pernah menghilangkan alat pengaman
keselamatan?
12. Apakah anda pernah merusak alat pengaman
keselamatan?
13. Apakah anda pernah tidak menggunakan alat
pengaman saat sedangmengoperasikan alat?
14. Apakah anda pernah menjaga peralatan keselamatan
tetap berfungsi?
15. Apakah anda menggunakan peralatan yang
seharusnya?
16. Apakah anda menggunakan peralatan kerja sesuai
fungsinya?
17. Apakah anda pernah tidak mematikan mesin /
peralatan yang sudahtidak digunakan?
18. Apakah anda pernah merusakan peralatan kerja?

19. Apakah anda pernah menggunakan mesin / peralatan


dengan kecepatanyang sesuai prosedur?
20. Apakah anda pernah berkerja menggunakan peralatan
yang rusak?
21. Apakah anda pernah menjaga peralatan kerja anda agar
tetap berfungsidengan baik?
22. Apakah anda berkerja mengoperasikan peralatan yang
memang sesuai wewenang / hak anda?
23. Apakah anda pernah berkerja mengoperasikan alat
atau mesin dengan peralatan safety pada mesin yang
baik?
24. Apakah anda pernah memperbaiki perlatan dalam
keadaan mesinmasih hidup?
25. Apakah anda pernah mengembalikan perkakas atau
perlengkapan kerjapada tempatnya setelah bekerja?
26. Apakah anda pernah merapikan pelatan kerja yang
anda gunakansetelah memperbaiki mesin / pelatan
kerja lainnya?
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP

27. Apakah anda pernah meletakan peralatan tidak pada


tempatnya?
28. Apakah anda pernah menjaga kerapiah di area tempat
anda kerja?
29. Apakah anda pernah menjaga kebersihan di area
tempat anda kerja?
30. Apakah anda pernah membuat pencemaran lingkungan
di area kerja seperti membuang sampah organik dan
non organik di sembarang tempat?

KUESIONER PENGAWASAN
Berilah tanda checklist() pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialami
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dengan jawaban sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Jawaban
No Pernyataan S S K T S
SS S KS TS STS
1. Pihak pengawas (supervisor) tidak memeriksa
kelengkapan alat pelindung diri (APD) sebelum
saya memulai pekerjaan
2. Sebelum saya bekerja, saya selalu diingatkan
untuk bekerja sesuai Standar Prosedur kerja
3. Pihak pengawas dari bagian safety (hse) jarang
melakukan pengawasan pada area produksi
4. Pengawas (supervisor) bertindak tegas pada
karyawan yang berperilaku tidak aman saat
bekerja
Jawaban
No Pernyataan S S K T S
SS S KS TS STS
5. Menurut saya, pengawasan dari (supervisor)
pada saat bekerja masih kurang baik
6. Penentuan prosedur kerja di perusahaan sudah
cukup jelas dan mudah dipahami
7. Prosedurkerja di perusahaan mampu
memudahkan pegawai dalam memperkecil
kesalahan
8. Penetapan anggaran untuk tugas pegawai telah
jelas dan transparan.
9. Tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh
pegawai sudah dilakukan dengan objektif
10. Pimpinan saya memberikan tindakan tegas
apabila saya melanggar aturan

Anda mungkin juga menyukai