SKRIPSI
Disusun Oleh :
2017710100
SKRIPSI
Disusun Oleh :
2017710100
NPM : 2017710100
Ditetapkan : 2021
Jakarta,
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pada Hari :
Tanggal :
Dihartawan,drg.MKKK.
Dosen Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Pada Hari :
Tanggal : Februari 2022
iv
FORM HASIL CEK PLAGIARISME SKRIPSI
MAHASISWA FKM UMJ
NIM : 2017710100
2). Perbaikan
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
1. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
2. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Kesehatan Masyarakat di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta.
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
vii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
viii
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH JAKARTA
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HEALTH AND OCCUPATIONAL SAFETY
ix
KATA PENGANTAR
Bimillahirrahminarahim
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, dengan Rahmat,
Anugerah dan Hidayah-Nya laporan Skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam
bagi Nabi Muhamad SAW.
1. Bapak Dihartawan, drg. MKKK. Selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, kesabaran dan selalu memberikan masukan dan membantu penulisan
selama perjalanan skripsi ini.
2. Bapak ibu selaku penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan masukan dan keritik dalam penyusunan skripsi.
3. Ucapan terimaksih juga saya ucapkan kepada Bapak Robbi selaku ketua Suprvisor
PT PLN (Persero) Gardu induk kuningan yang telah berkenan
mengizinkan,membantu dan mempermudah saya untuk melaksanakan penelitian.
4. Ucapan terimakasih Kepada kawan sebaya saya Naufal Apriesa yang telah
membantu dalam proses perizinan penelitian saya.
5. Ibu Dr. Andriyani, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan fasilitas belajar serta
memberikan pertolongan dan kemudahan untuk saya selama belajar di lingkungan
fakultas.
6. Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Ibu Ernyasih, S.KM, MKM
yang telah membantu dalam proses pembelajaran.
x
7. Seluruh Staff FKM UMJ yang telah membantu dan berjasa selama waktu
perkuliahan.
8. Keluarga tercita, Khususnya kedua orang tua yang selalu mendoakan anaknya tanpa
lelah dalam segala urusan saya.
9. Abang-abangku Undang Prasetya Umara dan Nanda Sahputra Umara yang selalu
mensuport segala urusan saya dan memotifasi saya.
10. Teman-teman Perjaka Tangguh Dirga, Ngkong, Fajar, bang beler, Faisal, Igas, Diki
lehi, Lele, Bang blek, Fariz ganteng dan Gifari terimakasih kenang kenangan serta
segala suport kalian, banyak momen momen indah ketika berkumpul bersama
selama berkuliah yang mungkin sulit untuk saya lupakan semoga kalian sehat selalu
dan sukses.
11. Alfarizi, Ragil dan Kak Syafa terimakasih tidak bosan selalu membantu saya dalam
mengerjakan naskah sekripsi ini baik bantuan tenaga maupun suport.
12. Kawan kawan seperjuangan angkatan 2017, terimakasih atas semua kenangan dan
juga rasa kebersamaan selama ini, saya bangga bisa menjadi bagian cerita kacil dari
kalian.
13. Kawan kawan HIMARU (Himpunan Mahasiswa Rukun) Khususnya kepada mentor
terbaik saya Abangda Anindito Ananda yang telah memberikan banyak sekali
pembelajara berharga, tak lupa juga kepada Gema, Adik Abas, Adik reza (rere)
pencair suasana di HIMARU.
14. Kelembagaan FKM UMJ, Terimakasih telah menjadi wadah pembelajaran untuk
bisa menjadikan diri saya berkembang. Dan terimakasih untuk semua pengalaman
pengalaman hebat lain nya.
Pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis. Akhir
kata penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua.
xi
DAFTAR ISI
xii
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 47
C. Sumber Informasi ....................................................................................... 48
D. Teknik pengelolahan dan Analisis Data ..................................................... 51
E. Etik Penelitian ............................................................................................ 53
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 55
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 56
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 89
D. Pembahasan ................................................................................................ 90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 100
A. Kesimpulan .............................................................................................. 100
B. Saran ......................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA 103
LAMPIRAN 108
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana manajemen penanggulangan kebakaran di Gedung PT.
PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan ?
2. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana sistem proteksi kebakaran
yang ada Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran lengkap sarana proteksi aktif seperti :
Alarm, Hydrant, Detektor, Sprinkler, dan APAR di Gedung PT.
PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan.
b. Diketahuinya gambaran kelengkapan sarana penyelamatan jiwa
seperti : Pintu darurat,tempat berhimpun/titik kumpul, petunjuk
arah jalan keluar di Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk
Kuningan
c. Diketahuinya prosedur tanggap darurat kebakaran di Gedung PT.
PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Diharap penelitian ini dapat memerkaya ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan masyarakat dan dapat dijadikan sumber literatur serta
referensi untuk pembaca mengenai Kesesuaian Sistem Proteksi
Kebakaran di Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan,
Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2021.
2. Aspek aplikatif
a. Bagi perusahaan
Sebagai masukan bagi pihak perusahaan mengenai sistem proteksi
kebakaran pada Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk
Kuningan, Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2021.
b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Menambah referensi kepustakaan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya
mengenai sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung.
c. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman langsung dalam hal
merencanakan penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis
penelitian dan mengetahui sistem proteksi kebakaran pada Gedung
PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan, Kabupaten
Kuningan Jawa Barat Tahun 2021.
3. Aspek metodologis
Dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian diimplementasikan
baik di dunia perkuliahan maupun di dalam kondisi aktual pekerjaan
yang nyata pada umumnya.
6
7
8
2. Kebakaran
a) Definisi kebakaran
Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan
dan kadang tidak dapat dikendalikan, sebagai hasil pembakaran
suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan energi panas dan
menyala (api). Proses pembakaran adalah suatu reaksi
ekstoremis, yaitu suatu reaksi yang mengeluarkan panas. Bila
api yang terjadi sangat terbatas maka gejala tersebut belum
dinyatakan sebagai kebakaran, tetapi bila api mulai
memungkinkan terjadinya penjalaran maka gejala itu dapat
dikatakan kebakaran.
Sedangkan menurut David A Cooling, Kebakaran adalah
sebuah reaksi kimia dimana bahan bakar di oksidasi sangat
cepat dan menghasilkan panas.
b) Tahapan perkembangan kebakaran (NFPA)
Menurut NFPA terdapat lima tahapan perkembangan api
sampai menjadi kebakaran :
1. Ignition
Merupakan tahap awal perkembangan api yang
ditandai dengan peristiwa terbakarnya permukaan benda
yang mudah terbakar.
2. Growth
Merupakan fase dimana benda yang memiliki bahan
yang mudah terbakar mengalami ignition, sehingga api
akan menjalar dengan ukuran besar ke benda yang satu
ke benda yang lainnya. pada saat ini waktu menjadi
aspek yang penting dalam penyebaran api tergantung
sumber ignition tersebut. Tingkat perkembangan
tahapan dari api dibagi menjadi tiga :
1) Radiaton stage, merupakan tahapan kebakaran
yang hebat, dalam stage ini api dengan ukuran
11
c) Klasifikasi kebakaran
Klasifikasi kebakaran menrupakan suatu upaya
mengkategorikan kejadian kebakaran yang kegunaannya sangat
penting untuk menentukan penggunaan alat pemadam api
ringan sebagai syarat awal pemadaman kebakaran. Menurut
Permenker 04/MEN/1980 pasal 2, klasifikasi kebakaran
dibedakan sebagai berikut :
1) Kebakaran Golongan A
Kebakaran pada golongan A disebabkan oleh bahan
padat terkecuali logam yang sebagian besar tidak mampu
dengan sendirinya terbakar. Kebakaran golongan A
memiliki sifat utama berupa bahan yang dengan baik
menyimpan panas dan bukan dari bahan yang bisa
mengalir, misalnya : kertas, karet, kayu, pelastik.
2) Kebakaran golongan B
Kebakaran golongan B disebabkan oleh bahan cair
atau gas yang mudah tersulut api. Bahan yang dimaksud
dalam kategori ini misalnya adalah olahan minyak bumi,
pelumas, bensin, pengencer cat, dan lain sebagainya.
3) Kebakaran Golongan C
Klasifikasi kebakaran pada golongan C berasal dari
listrik bertegangan tinggi atau disebabkan oleh instalasi
listrik.
4) Kebakaran Golongan D
Kebakaran golongan D disebabkan dari bahan yang
berasal dari logam, contohnya titanium, lithinium,
magnesium, uranium, potassium, dan sodium.
d) Penyebab kebakaran
1. Faktor manusia
Penyebab kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah manusia. Manusia dapat menyebabkan
kebakaran apabila kurang peduli terhadap lingkungan dan
keselamatan dari bahaya kebakaran (Yulita et al., 2020).
2. Faktor teknis
Selain faktor manusia, kebakaran juga dapat disebabkan
karena faktor teknis seperti kondisi tidak aman dan kondisi
membahayakan (Ramli, 2010).
e) Sumber penyalaan api
1. Api terbuka
3. Percikan mekanis
14
7. Petir
Yang juga bersumber dari adanya perbedaan potensi
di udara dapat mengakibatkan kebakaran. Banyak kasus
kebakaran khususnya di industri minyak dan gas bumi
yang bersumber dari sambaran petir (Ramli, 2010).
d) Proses penjalaran api
Proses penjalaran api menurut Departement for Comunities
and local government (2010 : 16) disebabkan oleh :
1. Konveksi
Konveksi merupakan proses pelajaran api melalui
lubang atau celah bangunan yang mengakibatkan
meningkatnya suhu akibat panas yang terperangkap.
Proses ini merupakan proses penjalaran api paling
berbahaya dan mengakibatkan jumlah cedera dan
kematian terbesar. Proses ini terjadi melalui penjalaran
panas suatu zat yang diikuti dengan perpindahan
partikel zat benda padat, contohnya merambat melalui
dinding, beton, besi, kayu (Ramli,2010).
2. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan panas yang
terjadi akibat kontak antara panas dengan bahan yang
mudah terbakar. Menurut Ramli (2010), kontak yang
terjadi bisa melalui fluida atau melalui suatu zat tanpa
disertai perpindahan partikel zat seperti, udara, air, atau
bentuk lainnya.
3. Radiasi
Proses radiasi merupakan proses penjalaran panas
yang disebabkan oleh pancaran atau aliran gelombang
oleh panas (api) yang berdekatan dengan material yang
mudah terbakar.
16
G) Bangunan Gedung
a) Definisi bangunan gedung
Menurut Undang-undang No. 28 tahun 2002, Bangunan
gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagai atau
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat ,manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun
kegiatan khusus.
b) Klasifikasi Bangunan Gedung
Klasifikasi atau pengelompokan kelas bangunan adalah
pengelompokan bangunan sesuai dengan jenis peruntukan atau
penggunaan bangunan. selain berdasarkan peruntukannya,
bangunan gedung juga dapat diklasifikasikan melalui tinggi
dan jumlah lantai.
c) Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan kepmen PU No.
10/KPTS/2000
Klasifikasi kelas bangunan gedung berdasarkan
penggunaannya dijelaskan dalam PU No. 10/KPTS/2000
sebagai berikut :
1. Kelas 1 a : Bangunan huni biasa, adalah satu atau lebih
bangunan yang merupakan:
17
c) Sistem sprinkler
Sprinkler menurut Keputusan Menteri PU No.
10/KPTS/2000 merupakan alat pemancar air yang memiliki
fungsi untuk pemadaman kebakaran berbentuk tudung dan
memiliki deflektor pada ujung mulut pancarannya, sehingga air
dapat memancar ke semua arah secara merata. Sprinkler
memiliki tujuan untuk mencegah meluasnya kerusakan
kebakaran (Putri, 2017). Sistem pada sprinkler perlu dirancang
untuk dapat memadamkan kebakaran atau mampu
mempertahankan kebakaran untuk tetap dan kebakaran tidak
27
4. Pintu darurat
Pintu darurat memiliki fungsi sebagai jalan keluar untuk
usaha penyelamatan jiwa ketika terjadi kebakaran. Posisi kenop
pintu saat terbuka harus ke arah keluar dan ketika tertutup tidak
dapat dibuka dari luar atau disebut dengan self closing door, dan
keadaan pintu darurat harus terbebas dari benda apapun yang
menghalangi dan tidak terkunci (NFPA 101).
6. Tempat berkumpul
Area berkumpul adalah tempat di luar gedung atau
gedung yang ditetapkan sebagai area berkumpul setelah
35
K) Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan konsep
modifikasi dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20 tahun
2009 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26 tahun 2008
yang terdiri dari input, proses, output. Input meliputi Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Alarm kebakaran, Petunjuk arah
jalan keluar/jalur Evakuasi, Prosedur Proteksi Kebakaran Gedung,
Sistem Detektor Kebakaran, Pintu Darurat, Tangga Darurat,
Tempat Berhimpun/Titik Kumpul, Sprinkler, Hidran, Organisasi
Proteksi Kebakaran Gedung, dan Sumber Daya Manusia dan
Manajemen Penanggulangan Kebakaran. Proses meliputi Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No 20 tahun 2009, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No 26 tahun 2008, NFPA 101, SNI 03-3989-
2000, SNI 03-3985-2000, SNI 03-1746-2000, SNI 03-1745-2000,
dan NFPA 72. Output meliputi Keseauaian sistem Proteksi
kebakaran.
40
B. Kerangka Teori
Input Proses Output
1. Alarm Kebakaran
s Sistem
2. Detektor
Kebakaran 1. Peraturan Menteri
3. APAR Pekerjaan Umum
4. Pintu Darurat No26 Tahun 2008 1. Sesuai
5. Tangga Darurat 2. Peraturan Menteri 2. Tidak Sesuai
6. Pintu Arah Jalan Pekerjaan Umum
Keluar/Jalur Evakuasi No. 20 Tahun 2009
7. Tempat 3. SNI 03-1746-2000
Berhimpun/Titik 4. SNI 13-1745-2000
Kumpul 5. SNI-03-3985-2000
8. Sprinkler 6. SNI-03-3989-2000
9. Hidran 7. NFPA 13
10. Prosedur Proteksi 8. NFPA 101
Kebakaran Gedung
11. Organisasi Proteksi
Kebakaran Gedung
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini dilakukan melalui tahap observasi dan
wawancara tentang sistem tanggap darurat, yaitu manajemen darurat
yang didalamnya termasuk organisasi tanggap darurat, perencanaan
tanggap darurat, pelatihan tanggap darurat kebakaran), fasilitas
proteksi aktif (APAR), sirine, sprinkler, detektor. hidran kebakaran)
dan fasilitas penyelamatan jiwa (rambu keluar, fasilitas keluar, pintu
darurat, tangga darurat, penerangan darurat dan titik berkumpul).
41
42
Pencegahan Peraturan
B. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini antara lain tanda petunjuk arah jalan
keluar/jalur evakuasi, alarm kebakaran, alat pemadam api ringan
(APAR), sprinkler, hidran, sistem detektor kebakaran, pintu darurat,
tangga darurat, dan tempat berhimpun/titik kumpul.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
80%.
Kurang : <60%.
C. Definisi Istilah
Variabel penelitian ini antara lain, yaitu prosedur proteksi
kebakaran gedung (tanggap darurat), organisasi proteksi kebakaran
gedung, dan sumber daya manusia serta manajemen penanggulangan
kebakaran.
1. Prosedur Tanggap Darurat adalah Untuk melakukan pekerjaan
mulai dari awal hingga akhir yang didahului dengan penilaian
risiko terhadap pekerjaan tersebut yang mencakup dengan
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja terkait.
2. Organisasi proteksi kebakaran adalah sekelompok orang yang
ditunjuk atau dipilih sebagai pelaksana keadaan darurat, dimana
struktur organisasi dari tim penanggulangan kebakaran bergantung
pada klasifikasi risiko terhadap bahaya kebakaran.
3. Sumber Daya Manusia dan Manajemen Penanggulangan
Kebakaran adalah tenaga kerja yang mempunyai dasar
pengetahuan, pengalaman dan keahlian dibidang proteksi
kebakaran.
BAB IV
METODE PENELITIAN
47
48
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai
bulan September 2021.
C. Sumber Informasi
Informasi penelitian diambil secara purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan dengan
pertimbangan tertentu. Kriteria informasi penelitian ini yaitu :
1. Yang bekerja pada gedung tersebut
2. Bersedia menjadi informan penelitian.
3. Mampu berkomunikasi dengan baik.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data-data yang ditelaah melalui jurnal, buku,
dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Validitas Data
Pada penelitian ini validitas data menggunakan metode triangulasi.
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan cara wawancara
mendalam kepada informan yang ada di Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu
Induk Kuningan. Untuk menjaga validitas data yg digunakan dalam
menentukan keabsahan data yaitu dengan menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan hasil
wawancara dengan informan, peneliti melakukan chrosscheck melalui
informan utama dan informan kunci.
3. Analisis Data
Penelitian ini dikumpulkan melalui proses wawancara mendalam
kemudian dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh kesimpulan dari data
yang diolah. Selanjutnya penelitian melakukan perbandingan sistem proteksi
yang ada di Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan dengan
peraturan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait
dengan sistem proteksi kebakaran.
4. Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah peneliti yang
dilakukan benar-benar penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang
diperoleh.
Menurut wardani (2010) untuk mendapatkan data yang valid dan
memiliki akurasi data yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
maka pengeceekan data yang nanti diperoleh adalah salah satu tahapan yang
harus dilakukan. Pengecekan tersebut dilakukan dengan cara triangulasi,
yaitu:
1. Triangulasi sumber, dimana pengumpulan data dari beberapa sumber
data berbeda, sehingga kebenaranya akan lebih baik, karena data yang
50
kebakaran
gedung/tanggap
darurat
Organisasi ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓
proteksi
kebakaran
Sumber daya ✓ - ✓ ✓ ✓ ✓
manusia dan
manajemen
penanggulangan
kebakaran
c. Entry Data
Entry data yaitu tahapan memasukan data penelitian
kedalam matrix penilaian untuk dilakukan pengelolaan data
sesuai standar yang sudah ada.
d. Clening data
Proses pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah
ada kesalahan atau tidak, sehingga data tersebut dapat diolah dan
dianalisis.
E. Etik Penelitian
Penelitian ini telah dikaji dan mendapatkan kelayakan etik
penelitian oleh komisi Etik Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan
nomor etik No : 10.338.B/KEPK-FKMUMJ/IX/2021. Adapun dalam
kegiatan pengumpulan data, penelitian mempertimbangkan beberapa
aspek etik penelitian sebagai berikut :
1) Penjelasan sebelum persetujuan (PSP), yaitu peneliti memberikan
penjelasan kepada informan terkait maksud dan tujuan yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
54
2) Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan.
3) Anonimity (tanpa nama)
Peneliti akan menjaga kerahasiaan responden dan
keterlibatan responden dalam penelitian yang akan dilakukan.
Namun responden tidak akan dicatat dimanapun. Semua kuisioner
yang telah terisi hanya akan memberikan nomor kode yang tidak
bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas responden. Apabila
hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satupun identifikasi
yang berkaitan dengan responden akan ditampilkan dalam publikasi
tersebut, siapapun yang bertanya tentang keterlibatan responden dan
apa yang responden jawab dipenelitian ini, responden berhak untuk
tidak menjawab.
4) Confidentyality (kerahasiaan)
Penelitian harus menjamin kerahasiaan responden. Semua
data dalam penelitian yang mencantumkan identitas responden dan
tempat penelitiannya hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
dan dapat di hapus apabila sudah tidak dipergunakan lagi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
55
56
a. Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran digedung Gardu Induk Kuningan
berupa sirini kebakaran yang terhubung keseluruh ruangan
sistem control. Apabila terjadi kebakaran staf yang bertugas
tinggal menekan buzzer pada titik panggilan, maka sirine akan
terdengan keseluruh ruangan.
Hasil observasi yang dilakukan di Gedung Gardu
Induk Kuningan, alarm yang berada di Gardu Induk Kuningan
terdiri dari 5 buah, ini dapat berfungsi dengan baik dan sudah
terpasang di setiap panel control sudut gedung.
Tabel 5.1
Hasil Observasi Alarm Kebakaran di Gedung Gardu
Induk Kunigan
Alarm kebakaran
berbunyi khas
Alarm
1 sehingga mudah 90% Sesuai
dikenal sebagai berbunyi khas.
alarm kebakaran.
Alarm kebakaran
terpasang pada Adanya bel khusus
semua lokasi baik di yang terpasang
2 lokasi panel control 85% Sesuai
disetiap panel
maupun di lokasi control
panel bantu.
58
Alarm kebakaran
harus dapat
menjangkau seluruh
bagian ruangan di Alarm sudah
3 dalam bangunan 85% Sesuai terpasang disetiap
disertai dengan sudut gedung GI
kekerasan tingkat
bunyi alarm.
Sinyal yang
digunakan pada
alarm kebakaran
memiliki perbedaan Suara alarm
4 khusus dari sinyal 85% Sesuai berbeda dengan
suara yang alaram lain
digunakan untuk
penggunaan lain.
Panel control
Mampu membantu
5 mampu membantu 80% Sesuai
kerja detektor
kerja detektor
Tabel 5.2
Hasil Observasi Sistem Detektor Kebakaran di Gedung
Gardu Induk Kuningan
No SNI 03-3985- Persen (%) Sesuai/Tidak Kondisi
2000 Kesesuaian Sesuai Aktual
pengujian secara
berkala.
Dilakukannya
Dilakukan peninjauan,
peninjauan sampai
4 audit, serta 80% Sesuai dengan
pemeliharaan.
pemeliharaan
Rekaman hasil
Rekaman hasil
peninjauan, audit,
peninjauan, audit, serta
serta pemeliharaan
5 pemeliharaan, harus 80 % Sesuai disimpan untuk
disimpan untuk jangka
janggka waku 1
waktu 5 tahun.
tahun.
Tabel 5.3
Hasil Observasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
di Gedung Gardu Induk Kuningan.
Tersedianya apar
Tersedia Alat
di seluruh
1 Pemadam Api Ringan 100% Sesuai
ruangan gedung
(APAR)
GI
Kategori
Pada APAR disertai
penggunaan
dengan klasifikiasi yang
APAR yang
2 terdiri dari huruf yang 85% Sesuai digunakan
mendefinisikan kelas api
terdapat 2 jenis
dan efektifitas APAR
yaitu CO2 dan
Foam
APAR diletakan di
tempat yang menyolok
mata yang mana alat APAR mudah
3 90 % Sesuai
tersebut mudah dijangkau
dijangkau dan siap
dipakai
APAR tidak
APAR tampak jelas dan
4 90 % Sesuai terhalang dan
tidak terhalangi
jelas
APAR selain jenis
APAR beroda dipasang
kokoh pada
penggantung atau APAR kokoh
5 85 % Sesuai
manufaktur, atau gantung
pengikat yang terdaftar
dan disetujui untuk
tujuan tersebut
Intruksi pengoprasian
harus ditetapkan di Adanya inspeksi
7 bagian depan APAR 85 % Sesuai pengoprasian
serta harus terlihat APAR
dengan cukup jelas
63
1 Alarm Kebakaran 85 %
Rara-rata 84,3 %
65
66
a) Pintu Darurat
Pintu keluar pada gedung gardu induk Kuningan
merupakan pintu ayun samping engsel, dipilih jenis pintu samping
atau engsel agar pintu dapat berayun dari posisi manapun sehingga
mencapai posisi terbuka penuh. Pintu keluar gardu induk Kuningan
dihubungkan dengan pintu darurat sehingga memudahkan proses
evakuasi jika terjadi kebakaran.
Rata-rata 77,9%
“nah untuk pemeriksaan sediri kan kita rutin tiap bulan yah, tujuan
nya itu kan supaya kita tau alat proteksi mana yang sekiranya masih
berfungsi dengan baik/tidak..setelah pengecekan, kan berarti ke
pemilahan kan. Kalo misal ada alat proteksi yang sudah tidak layak, kita
74
“suka ada pemeriksaan mas itu yang tiap bulan dan juga
pemilahan pasti ada kaya pengecekan sistem detektor yang pakai “Smok
Detector”terus pengecekan apar juga.”,-IU
“karena kan disini saya selaku supervisor yah jadi saya yang
bertangung jawab yang melakukan evaluasi itu sendiri”,-IK
IP
“Ada”.
“paling kita Cuma pembagian jobdes aja siapa yang bulan ini
memeriksa sitem proteksi,biasanya kita buat sebulan sebelum
pemeriksaan”,-IK
“tidak ada mas, ya paling cuman kaya pengecekan gitu aja si”,-IU
“ya itu Mas dilakuin nya satu bulan sekali sama supervisor”,-IU
76
“jadi untuk hasil nya itu kia simpan dan arsipkan, setiap enam
bulan sekali kita setorkan ke pusat”,-IK
“langsung ke pusat”,-IU
Tabel 5.9
Hasil Observasi Prosedur Tanggap Darurat di Gedung Gardu induk
Kuningan tahun 2021
No PERMEN PU No. Persen (%) Sesuai/tida Kondisi
20/PRT/M/2009 krsesuaian k Sesuai aktual
1 Terdapat tim 80 % Sesuai terdapat tim
perencanaan perencana
pengamanan kebakaran
kebakaran
2 Terdapat rencana 80 % Sesuai Terdapat
ketaagrahaan yang rencana
baik (good ketetagrahaan
houskeeping plan)
dalam rencana
pengalaman
kebakaran
3 Terdapat rencana 80 % Sesuai Terdapat
tindakan darurat rencana
kebakaran (fire tindak darurat
emergency plan) kebakaran
dalam rencana
pengamanan
77
kebakaran.
4 Terdapat prosedur 80 % Sesuai Terdapat
inspeksi,uji coba, prosedur
dan pemeliharaan inspeksi, uji
sistem proteksi coba, dan
kebakaran pemeliharaan
5 Terdapat jadwal 85 % Sesuai Adanya
inspeksi,uji coba, jadwal
dan pemeliharaan inspeksi,uji
setiap sistem coba dan
proteksi kebakaran pemeliharaan
setiap satu
bulan sekali
6 Terdapat prosedur 85 % Sesuai Ada izin
tatagraha dan khusus setiap
pemberian izin pekerja yang
terhadap pekerja ingin
yang menggunakan melakukan
panas (hot work) pekerjaan nya
7 terdapat rencana 80 % Sesuai Terdapat
pemeliharaan rencana
sistem proteksi pemeliharaan
kebakaran dalam sistem
rencana proteksi
pengamanan kebakaran
kebakaran dan
pengamanan
kebakaran
8 Perencanaan 80 % Sesuai Terdapat
tindakan darurat perencanaan
kebakaran tindak darurat
menjelaskan dengan
rinci tentang
rangkaian tindakan
(prosedur) yang
harus dilakukan
oleh penanggung
jawab dan
pengguna bangunan
dalam setiap
78
keadaan darurat
9 Perencanaan 90 % Sesuai Terdapat
tindakan darurat perencanaan
kebakaran memuat tindakan
informasi tentang darurat
daftar panggilan kebakaran
keadaan darurat menuat
(emergency call) informasi
dari semua personil tentang daftar
yang harus panggilan
dilibatkan dalam keadaan
merespon keadaan darurat
darurat setiap waktu
10 Peremcanaan 80 % Sesuai Terdapat
tindakan darurat perencanaan
kebakaran memuat tindakan
informasi tentang darurat
denah lantai yang kebakaran
berisi; a). Alarm memuat
kebakaran dan titik informasi
panggilan manual tentang denah
b) jalan keluar lantai
c) Rute evakuasi
11 Evakuasi rencana 80 % Sesuai Setiap
penanggulangan pekerja di GI
terhadap kebakaran memiliki
melibatkan seluruh tanggung
tindakan jawab yang
manajemen berbeda
korporat dengan
klasifikasi
khusus
seperti,
penanggung
jawab
SDM,aset,
maupun
berkas berkas
12 Diadakan pelatihan 85 % Sesuai Diadakan
tanggap darurat pelatihan
79
“jadi semua staf yang ada di sini itu sudah diberikan besik dasar
pelatihan gitu dari damkar setiap enam bulan sekali,tapi yang diberikan
tanggung jawab untuk pemeliharaan yang berhubungan kangsung dengan
sistem proteksi ada dua orang staff supervisor”,-IK
“kalo orang k3 disini ngga ada mas, tapi yang biasa berhubungan
langsu dengan sistem proteksi ada kaya staf yang ada di sini aja, karena
kan staf disini sudah dibekali pelatihan pelatihan gitu dari damkar
rutin”,-IU
82
“saya kurang tau mas kalo itu, tapi saya sendiri sudah dibakali
pelatihan sama pihak GI kadang diberikan pelatihan nya enam bulan
sekali dari orang damkar”,-IP
“ngga ada”,-IU
Tabel 5.10
Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Persen (%) Sesuai/tidak
No Kondisi aktual
No. kesesuaian sesuai
20/PRT/M/2009
1 Tim 85 % Sesuai Seluruh karyawan
penanggulangan yang ada di GI,
kebakaran termasuk scurity
dibentuk oleh dilibatkan dalam
pengelola pembentukan tim
bangunan
2 Setiap unit 80 % Sesuai Setiap unit
bangunan gedung bangunan memiliki
memiliki tim tim
penanggulangan penanggulangan
kebakaran masing-
masing
3 Setiap bangbunan 85 % Sesuai Terdapat
unit gedung penanggung jawab
memiliki yang membawahi
penanggung jawab seluruh pimpinan
yang membawahi tim
seluruh pimpinan penanggulangan
kebakaran
4 Kepala bagian 80 % Sesuai Terdapat
keamanan cordinatoor tim
memiliki penanggulangan
koordinator dari
84
tim
penanggulangan
kebakaran dalam
unit bangunan
5 Dalam struktur tim 85 % Sesuai Terdapat kepala
penanggulangan bagian teknik
kebakaran tercatat pemeliharaan
ada kepala bagian
teknik
pemeliharaan
6 Terdapat kepala 85 % Sesuai Terdapat kepala
bagian kemanan bagian keamanan
pada struktur
organisasi tim
penanggulangan
kebakaran
7 Terdapat oprator 0% Tidak Tidak adanya
komunikasi sesuai oprator komunikasi
8 Kepala bagian 80 % Sesuai Kepala bagian
teknik teknik memelihara
pemeliharaan dan membawahi
membawahi banyak bidang
oprator listrik dan
genset
9 Kepala bagian 0% Tidak Kepala bagian
teknik sesuai teknik Tidak
pemeliharaan membawahi
membawahi oprator pompa
oprator pompa
10 Tim pemadam api 85 % Sesuai Kepala bagian
dibahawi oleh keamanan
kepala bagian membawahi tim
keamanan pemadam api
11 Tim pemadam api 85 % Sesuai Kepala bagian
dibahawi oleh keamanan
kepala bagian membawahi tim
keamanan pemadam api
12 Terdapat tim 85 % Sesuai Ada tim
penyelamat penyelamat
kebakaran kebakaran
85
“disini kami selruh staff sealu ada pembagian tugas ya dalam tim
penanggulangan kebakaran yang mengatur pembagian nya saya,
mangkanya staf disini selalu diberikan pelatihan penanggulangan
kebakaran oleh UPT pusat jadi semuanya sudah mempunyai besik
dasar”,-IK
“bukan orang k3 , paling hanya kita kita saja yang ada disini”,-IU
“biasanya staf yang ada di dalam mas dan saya paling,yang sudah
dibekali pelatihan”,-IP
86
“tidak ada”,-IP
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif
(mix method). Keterbatasan penelitian ini meliputi : keterbatasan variabel
yang diobservasi, lalu subyektifitas yang ada pada peneliti, penelitian ini
bergantung pada interpetasi peneliti tentang makna yang tersirat dalam
wawancara sehingga memiliki kecenderungan untuk bisa masih tetap ada .
maka, untuk mengurangi bias dilakukan proses triangulasi sumber dan
triangulasi berupa wawancara mendalam dan observasi dengan
membandingkan sistem proteksi kebakaran yang ada di Gedung Gardu
Induk Kuningan dengan Permen PU No. 20/PRT/M/2009, permen PU No.
26/PRT/M/2008, SNI 03-3985-2000, Permen PU No.26,PRT/M/2009, dan
Puslitbang PU Tahun 2005.
90
D. Pembahasan
1. Sistem proteksi Kebakaran Aktif di Gedung Gardu Induk
Kuningan
a. Alarm Kebakaran
A. Kesimpulan
Disimpulkan dari hasil penelitian diatas mengenai Analisis
Kesesuaian Sistem Proteksi Kebakaran dan Manajemen Proteksi
Kebakaran di Gedung PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan, di
Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2021, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem proteksi aktif yang berada di Gedung Gardu Induk Kuningan
antara lain : Alarm Kebakaran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
dan Sistem Detektor Kebakaran
a) Tingkat kesesuaian Alarm Kebakaran adalah 85% artinya sudah
sesuai dengan SNI 03-3985-2000.
b) Tingkat Kesesuaian Sistem Detektor Kebakaran adalah 83%,
artinya sudah sesuai dengan persyaratan SNI 03-3985-2000.
c) Tingkat kesesuaian Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah
85%, artinya sudah sesuai dengan Persyaratan PERMEN PU No.
26/PRT/M/2009.
2. Sistem penyelamatan jiwa yang ada di Gedung Gardu Induk Kuningan
antara lain : Pintu darurat, Tanda petunjuk arah jalan Keluar/jakur
evakuasi, Tempat berhimpun/titik kumpul.
a) Tingkat kesesuaian Pintu Darurat adalah 71,4% artinya apa yang
dimiliki cukup sesuai tapi masih ada beberapa instalasi yang masih
belum sesuai dengan persyaratan Permen PU No. 26/PRT/M/2008.
b) Tingkat kesesuaian Tanda petunjuk arah/jalur evakuasi adalah
69,2% artinya cukup sesuai tapi masih ada sebagian yang tidak
sesuai dengan persyaratan Permen PU No. 26/PRT/M/2008.
c) Tingkat kesesuaian Tempat Berhimpun/Titik kumpul adalah
93,3% artinya sudah sesuai dengan persyaratan Permen PU
No.26/PRT/M/2008
100
101
B. Saran
a. Bagi PT PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa hal berikut perlu dilakukan
perbaikan dan pengembangan penelitian mengenai analisis kesesuaian
sistem dan manajemen proteksi kebakaran di Gedung PT.PLN
(persero) Gardu Induk Kuningan.
1. Dalam sarana sistem proteksi aktif lebih baik lagi dalam
pemeliharaan alat alat sistem proteksi aktif agar pada saat
digunakan tetap dalam keadaan baik atau tidak dalam keadaan
rusak.
2. Dalam sarana penyelamatan jiwa :
a) Pintu darurat sebaiknya dibedakan antara pintu utama
dengan pintu darurat, sehingga lebih memudahkan untuk
jalur evakuasi yang lebih sesuai dengan persyaratan
PERMEN PU No. 26/PTR/M/2008.
b) Tempat berhimpun sebaiknya sebaiknya penempatan nya
harus lebih jauh dari area parkir motor maupun parkir
mobil supaya dalam keadaan terjadinya bahaya kebakaran
tidak merambat pada kendaraan yang sedang terparkir di
tempat parkir tersebut.
102
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Indonesia 03-3985-2000 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan
Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung. Available at:
ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/sni/SNI_UJI.PDF. Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia 03-3989-2000 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Sprinkler
Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung. Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia 03-1745-2000 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Dan Sistem Pipa Tegak dan Slang
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia 03-1746-2000, Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sarana Jalan ke Luar untuk Penyelamatan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung, Badan
Standar Nasional, Jakarta.
Badan Standar Nasional Indonesia 03-1735-2000, Tata Cara Perencanaan
Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan
BahayaKebakaran Pada Bangunan Gedung, Badan Standar
Nasional, Jakarta.
BPBD. (2019). Mengenal Bencana Kebakaran. Retrieved September 9,
2021, from https://bpbd.kulonprogokab.go.id/detil/139/mengenal-
bencana-kebakaran PUSLITBANG PU. (2006). SNI 178-1989
tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Gedung.
DPR RI. (2002). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Dedung (Vol. 5). Jakarta.
DAMKAR. (2020). Jenis – jenis, Fungsi dan Cara menggunakan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan). Retrieved September 9, 2019, from
http://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/08/jenis-jenis-fungsi-
dan- cara-menggunakan-apar-alat-pemadam-api-ringan/
Gayatri, I. A. E. M. (2015). Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dengan Kinerja Karyawan Pada Pt. Uob Indonesia Cabang
Bengkulu. EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
Bisnis, 3(2), 185–196. https://doi.org/10.37676/ekombis.v3i2.145
104
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/bangun_rekaprima/article/vie
w/1576
Putri, R. D. (2017). Perencanaan dan Analisa Sistem Sprinkler Otomatis
dan Kebutuhan Air Pemadaman Fire Fighting Hotel XX. Jurnal
Teknik Mesin (JTM), 06(1), 6–12.
https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jtm/article/view/1199
Qonita Aulia Rohani1, S. (2021). Analisis Kecelakaan Kerja dengan
Menggunakan Metode Risk Priority. Surabaya, 6 Maret 2021, 136-
143.
Ramli, Soehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Fire
Management). Jakarta: Dian Rakyat.
Ruslan, M., Al-Amin, M. S., & Emidiana. (2021). Perancangan Sistem
Fire Alarm Kebakaran pada Gedung Laboratorium XXX. Jurnal
Tekno, 18(2), 51–61. https://doi.org/10.33557/jtekno.v18i2.1412
Sagala, H. G. (2010). Pentingnya Penerapan K3 Dalam Membrikan
Asuhan. 1–11. https://osf.io/x28vd/download/?format=pdf
Saptaria, erry et al, 2005. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keselamatan
Kebakaran Bangunan Gedung. Bandung : Puslitbang Permukiman,
Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Departemen Pekerjaan
Umum.
Setiawan, A. (2019). Klasifikasi Alat Pemadam Kebakaran Ringan (Apar)
sebagai Proteksi Awal Kebakaran pada Ruangan Perguruan Tinggi
Menggunakan Metode Naive Bayes. Simetris : Jurnal Teknik
Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 10(2), 513–518.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/simet/article/view/3149/1865
Wicaksono, R. R., & Ernawati, M. (2013). Evaluasi Sarana Evakuasi
Kebakaran di Industri Karung Sidoarjo. The Indonesian Journal of
Public Health, 10(1), 44–55.
http://journal.unair.ac.id/IJPH@evaluasi-sarana-evakuasi-
kebakaran-di-industri-karung-sidoarjo-article-11204-media-4-
category-16.html
Yulita, A., Maharani, F. T., & Utari, D. (2020). Analisis Penerapan Sistem
Proteksi Aktif , Sarana Penyelamatan Jiwa dan Pengorganisasian di
Gedung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan
107
108
Lampiran 1. Manuskrip dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
ABSTRAK
Kejadian kebakaran merupakan satu dari berbagai bencana yang perlu
mendapatkan perhatian khusus serta perlu adanya pencegahan yang sesuai
dengan peraturan yang ada sehingga dapat mengurangi bahkan
menghilangkan resiko terjadinya kebakaran. Manajemen resiko bisa
menjadi salah satu cara yang digunakan. Jika terjadinya kebakaran ada
empat hal yang menjadi faktor yang berkaitan dengan hazard api yaitu
manusia sebagai penghuni bangunan, isi banguan, struktur bangunan dan
bangunan disekitarnya (Miranti, 2018). Untuk mengetahui Manajemen dan
sistem proteksi kebakaran di Gedung Gardu induk Kuningan, Kabupaten
Kuningan Jawa Barat.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dan kuantitatif dengan melihat secara langsung pada gedung Gardu Induk
Kuningan, dengan pendekatan observasional. Hasil penelitian ini
didapatkan bahwa rata-rata sistem proteksi kebakaran aktif sudah baik
(84,3%), rata-rata sistem penyelamatan jiwa sudah cukup baik (77,9%),
dan manajemen penanggulangan kebakaran sudah cukup baik
(78,6%).Dari hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan sistem proteksi
aktif yang berada di Gedung Gardu Induk Kuningan antara lain : Alarm
Kebakaran, Sistem Detektor Kebakaran, dan Alat Pemadam Api Ringan
109
(APAR). Sistem penyelamatan jiwa yang ada di Gedung Gardu Induk
Kuningan antara lain : Pintu darurat, Tanda petunjuk arah jalan
Keluar/jakur evakuasi, Tempat berhimpun/titik kumpul. Dalam sarana
sistem proteksi aktif lebih baik lagi dalam pemeliharaan alat alat sistem
proteksi aktif agar pada saat digunakan tetap dalam keadaan baik atau
tidak dalam keadaan rusak
110
FIRE PROTECTION SYSTEM SUITABILITY ANALYSIS IN THE
BUILDING OF PT. PLN (PERSERO) KUNINGAN SUBSTANCE IN
KUNINGAN DISTRICT, WEST JAVA IN 2021.
ABSTRACT
111
PENDAHULUAN menyokong proses tersebut.
Sedangkan menurut standar Nasional
Keselamatan dan kesehatan
Indonesia 03-3985-2000, kebakaran
kerja (K3) merupakan suatu upaya
adalah suatu fenomena yang terjadi
untuk menciptakan suasana bekerja
ketika suatu bahan mencapai
yang aman, nyaman, dan tujuan
tempratur kritis dan bereaksi secara
akhirnya adalah menciptakan
kimia dengan oksigen (sebagai
produktivitas setinggi-tingginya.
contoh) yang menghasilkan panas,
Keselamatan kerja juga merupakan
nyala api, cahaya, asapp, uap air,
keselamatan yang berhubungan
karbon monoksida, karbon dioksida
dengan mesin, alat kerja, bahan dan
atau produk dan efek lainnya ( badan
proses pengelolaan, tempat kerja dan
standar nasional, 2000). Kebakaran
lingkungan serta cara-cara
dapat terjadi dimana saja baik itu di
melakukan pekerjaan. Jika K3 tidak
hutan, pemukiman, tempat umum,
diterapakan pada perusahaan ataupun
maupun di kawasan industri.
perindustrian maka akan
mengakibatkan kecelakaan di tempat Pada awal abad ke-21, jumlah
kerja, yang akan berdampak pada populasi dunia adalah sebesar
pekerjaan maupun perusahaan atau 6.300.000.000 jiwa, dimana
perindustrian (Rohani,Suhartini sebanyak 7.000.000 – 8.000.000 jiwa
2021). dilaporkan pernah mengalami
kejadian kebakaran dengan 70.000 –
Kejadian yang sering terjadi
80.000 kematian akibat kebakaran
di berbagai belahan dunia, baik yang
dan 500.000 – 800.000 kecelakaan
disebabkan oleh faktor alam maupun
akibat kebakaran. Sementara itu
non alam, salah satunya adalah
populasi manusia di eropa pada awal
kebakaran. Menurut Mehaffey dan
abad ke-21 adalah sebanyak
Bert pada tahun 1997, kebakaran
700.000.000 jiwa dimana sebanyak
adalah suatu proses oksidasi yang
2.000.000 – 2.500.000 jiwa pernah
cepat, reaksi eksotermis dimana
mengalami kejadian kebakaran
bagian dari energi yang dilepaskan
dengan 20.000 – 25.000 kematian Manajemen resiko bisa menjadi
akibat kebakaran dan 250.000 – salah satu cara yang digunakan.
5.000.000 kecelakaan akibat Jika terjadinya kebakaran ada
kebakaran (brushlinsky et al, 2006). empat hal yang menjadi faktor
yang berkaitan dengan hazard api
Pada tahun 2010 Karter
yaitu manusia sebagai penghuni
melaporkan jumlah kejadian
bangunan, isi banguan, struktur
akibat kerja di Amerika Serikat
bangunan dan bangunan
pada tahun 2009, yaitu sebanyak
disekitarnya (Miranti, 2018).
1.348.500 kejadian kebakaran
(karter,2010). Menurut Subejo, Kebakaran tidak hanya
kepala oprasi dinas pemadam disebabkan oleh satu faktor tetapi
kebakaran dan penanggulangan ada banyak faktor yang
bencana, sebagaimana di kutip mempengaruhinya, untuk faktor
oleh jurnas.com pada tanggal 13 yang paling umum terjadi adalah
oktober 2011, jumlah kasus faktor manusia dan faktor teknis
kebakaran di DKI Jakarta (Ramli, 2010). Korsleting listrik
sepanjang 2011 mencapai 779 menjadi salah satu kasus
kasus. Ini mengalami kebakaran di Indonesia yang
peningkatan dibanding tahun paling tinggi yaitu mencapai
2010, yaitu 693 kasus sekitar 62,8%. Untuk itu,
(jurnas.com, 2011). diperlukan penataan ruang yang
baik serta perhatian khusus pada
Kejadian kebakaran
prasarana penanggulangan
merupakan satu dari berbagai
bencana kebakaran, kususnya
bencana yang perlu mendapatkan
kebakaran yang terjadi di
perhatian khusus serta perlu
bangunan gedung perkantoran
adanya pencegahan yang sesuai
(Primabudu, Kurniawan &
dengan peraturan yang ada
widjesena, 2017). Dilihat dari
sehingga dapat mengurangi
kasus diatas, maka penulis
bahkan menghilangkan resiko
bertujuan untuk meneliti
terjadinya kebakaran.
mengenai “Kesesuaian Sistem
Proteksi Kebakaran Di Gedung Gedung dengan standar peraturan
PT. PLN (PERSERO) Gardu peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Induk Kuningan” dan RI No. 26/PRT/M/2008, Peraturan
mengetahui kondisinya dengan Menteri Pekerjaan Umum RI No.
mengetahui nilai keadaanya 20/PRT/M/2009, SNI 03-1746-2000,
sehingga bisa menjadi sebuah NFPA 13, NFPA 101, SNI 03-1745-
acuan jika adanya kelemahan 2000, SNI 03-3985-2000.
sistem proteksi di Gedung Gardu
Induk Kuningan sehingga HASIL
kemudian mendapatkan hasil
Berdasarkan hasil observasi pada
rekomendasi untuk memperbaiki
tabel 1 menunjukkan bahwa Sistem
dan menyempurnakan sistem
proteksi Kebakaran Aktif sudah
proteksi kebakaran.
sesuai, sarana penyelamatan jiwa
sudah baik dan cukup, serta
manajeman penanggulangan
METODE PENELITIAN
kebakaran di Gedung Gardu Induk
Penelitian ini menggunakan Kuningan sudah sesuai dan cukup.
penelitian deskriptif dengan studi
Tabel. 1
kusus, yaitu menggambarkan tentang
objek yang akan diamati serta Rekapitulasi Hasil Observasi
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Tata Hari Umara, mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta akan melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Kesesuaian Sistem dan Manajemen Proteksi Kebakaran Gedung PT.
PLN (PERSERO) Gardu Induk Kuningan Di Kabupaten Kuningan Jawa Barat
Tahun 2021”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Manajemen
dan Sistem Proteksi Kebakaran di Gedung Gardu Induk Kuningan, Kabupaten
Kuningan.
Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
wawancara secara mendalam. Semua pertanyaan yang diajukan wajib dijawab
oleh responden. Pelaksanaan wawancara membutuhkan waktu selama 15-30 menit
hingga semua pertanyaan terjawab. Bapak/Ibu/Saudara/i diberikan kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
penelitian. Pengambilan data dilakukan satu kali dan diukur pada waktu yang
sama. Proses pengambilan data ini sewaktu-waktu dapat berubah menyesuaikan
situasi dan kondisi. Keseluruhan data dalam penelitian ini akan dipergunakan
hanya untuk kepentingan penelitian dan akan saya jamin kerahasiaannya. Serta
peneliti akan mendeseminasikan hasil penelitian/ nantinya peneliti akan
memberitahukan hasil penelitian kepada anda.
Anda berhak memutuskan apakah bersedia atau menolak untuk ikut serta
dalam penelitian ini. Jika anda tidak bersedia, maka tidak akan mendapat ancaman
apapun dari pihak peneliti karena tidak ada paksaan kepada anda dan bila anda
telah memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, anda juga bebas
mengundurkan diri setiap saat. Anda diberikan kesempatan untuk menanyakan hal
yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. bila terdapat hal-hal yang
membutuhkan penjelasan, anda dapat menghubungi peneliti : Tata Hari Umara
(081-241-618-551) Melalui penjelasan ini, peneliti telah memberikan keterangan
dengan sebenar-benarnya dan meminta kesediaan anda untuk ikut secara aktif
sebagai responden sesuai karakteristik yang telah ditetapkan dalam penelitian
yang saya lakukan. Demikian penjelasan dari saya, saya mengucapkan
terimakasih.
Wassalammualaikum wr. wb.
SETUJU
Kuningan, 2021
Peneliti, Responden,
.................................. ...............................................
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA KESESUAIAN SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG PT. PLN (PERERO) GARDU
INDUK KUNINGAN, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
TAHUN 2021
Tanggal Wawancara : / /
No. Informan :
Waktu Wawancara :
A. Identitas Informan
1. Nama Informan :
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin :P/L
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / PT
6. Jabatan :
7. Masa Bekerja :
8. No. Hp :
B. Informasi Mendalam
Proses
Perencanaan Bagaimana proses perencanaan yang dilakukan oleh unit
sistem proteksi kebakaran atau untuk unit bagian K3?
*Probing*
1. Bagaimana pemilahan yang dilakukan untuk
melakukan pemeriksaaan alat proteksi?
2. Siapakah yang membuat perencanaan terkait dengan
pemeriksaan, pemeliharaan, penggantian alat
proteksi ?
3. Siapakah yang mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakan unit sistem proteksi atau K3 di Gedung
GI ?
Pelaksanaan Bagaimana strategi yang dilakukan unit sistem proteksi atau
bidang K3 di GI?
*Probing*
a. Adakah pedoman yang dipakai unit sistem proteksi
kebakaran atau bidang K3?
*Probing*
i. jika ada, pedoman apa yang dipakai?
ii. jika tidak, mengapa?
b. Adakah strategi khusus yang dilakukan dalam
melakukan pemeriksaan sistem proteksi, apakah ada
alat bantu seperti checklist harian atau sebagainya?
*Probing*
i. jika ada, apa strateginya? Bagaimana tahapannya?
ii. jika tidak, mengapa?
Monitoring dan Evaluasi Apakah ada kegiatan monitoring dan evaluasi untuk setiap
kali melakukan pemeriksaan alat proteksi kebakaran di GI?
*Probing*
a. Kapan monitoring itu dilakukan? Siapa
yang melakukan monitoring?
b. Kapan evaluasi dilakukan? Siapa yang mengevaluasi?
c. Ke bagian mana hasil monitoring dan evaluasi
dilaporkan?
Output
Tersedianya sistem a. Apakah tersedia sistem proteksi kebakaran di GI ?
proteksi kebakaran di GI *Probing*
Kuningan 1. Jika iya, apa saja yang tersedia?
2. Jika tidak mengapa?
b. apakah sistem proteksi kebakaran di GI Kuningan sudah
terlaksana dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran ?
*Probing*
1. Jika iya, apakah sudah sesuai dengan peraturan
terkait?
2. Jika tidak mengapa?
c. apakah manajemen pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sudah terlaksana dengan baik ? (alat sistem
proktesi dibutuhkan)
Lampiran 3 : Lembar Observasi
A. Alarm Kebakaran
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Alarm kebakaran berbunyi
khas sehingga mudah
dikenal sebagai alarm
kebakaran.
2 Alarm kebakaran
terpasang pada semua
lokasi baik di lokasi panel
control maupun di lokasi
panel bantu.
3 Alarm kebakaran harus
dapat menjangkau seluruh
bagian ruangan di dalam
bangunan disertai dengan
kekerasan tingkat bunyi
pada alarm
4 Sinyal yang digunakan
pada alarm kebakaran
memiliki perbedaan
khusus dari sinyal suara
yang digunakan untuk
penggunaan lain.
5 Panel control mampu
membantu kerja detektor.
B. Sistem Deteksi Kebakaran
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Terdapat detektor
kebakaran yang terpasang
diseluruh ruangan
2 Setiap detektor yang
terpasang dapat dijangkau
dengan mudah untuk
dilakukan pemeliharaan
dan pengujian secara
berkala.
3 Detektor diproteksi agar
tidak terjadi kemungkinan
rusak karena gangguan
mekanis.
4 Dilakukan peninjauan,
audit, serta pemeliharaan
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan
2 Pada APAR disertai dengan
klasifikiasi yang terdiri dari
huruf yang mendefinisikan
kelas api dan efektifitas
APAR
D. Sprinkler
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Terpasang sprinkler
otomatik
2 Sprinkler tidak diberi
ornament, cat, atau diberi
pelapisan
3 Air yang digunakan tidak
mengandung bahan kimia
yang dapat
mengakibatkan korosi
4 Air yang digunakan tidak
mengandung serat atau
bahan lain yang dapat
mengganggu bekerjanya
sprinkler
5 Setiap sistem sprinkler
otomatis harus dilengkapi
dengan sekurang-
kurangnya satu jenis
sistem penyediaan air
yang bekerja secara
otomatis, bertekanan dan
berkapasitas cukup serta
dapat diandalkan setiap
saat
6 Setiap penyediaan
air harus
penguasaan pemilik
gedung
7 Harus disediakan sebuah
sambungan yang
memungkinkan petugas
pemadam kebakaran
memompakan air kedalam
sistem sprinkler
8 Jarak minimum antara dua
kepala sprinkler ≤
2m
9 Kepala sprinkler yang
terpasang merupakan
kepala sprinkler yang
tahan korosi
10 Kotak penyimpanan
kepala sprinkler cadangan
dan kunci kepala sprinkler
ruangan ditempatkan
diruangan ≤ 38°C
11 Jumlah persediaan kepala
sprinkler cadangan ≥ 36
12 Sprinkler cadangan sesuai
baik tipe maupun
temperature rating dengan
semua sprinkler yang
telah dipasang
13 Tersedia sebuah kunci
khusus untuk sprinkler
E. Hidrant
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Lemari Hidran hanya
digunakan untuk
menempatkan peralatan
kebakaran
2 Setiap lemari hidran dicat
dengan warna
yang
menyolok mata
3 Sambungan slang dan
kotak hidran tidak boleh
terhalang
4 Slang kebakaran
dilekatkan dan siap
digunakan
5 Terdapat nozel
6 Terdapat hidran halaman
7 Hidran halaman
diletakkan disepanjang
jalur akses mobil
pemadam kebakaran
8 Jarak hidran
dengan sepanjang
akses mobil
pemadam
kebakaran ≤ 50
meter dari hidran
9 Hidran halaman
bertekanan 3,5 bar
F. Pintu Darurat
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Jenis pintu yang
digunakan untuk sarana
jalar keluar harus berupa
pintu ayun atau engsel sisi
2 Pintu yang terpasang
dirancang mampu berayun
dari segala posisi sehingga
dapat mencapai posisi
terbuka sepenuhnya.
3
Posisi pintu darurat
terbuka ke arah jalan
keluar
4 Pintu darurat tidak
memerlukan alat, anak
kunci maupun pertahanan
khusus atau membukanya
dari dalam bangunan
gedung
5 Gredel pintu darurat harus
ditempatkan setinggi 87-
120 cm diatas lantai
6
Kondisi pintu darurat tidak
terbuka setiap saat
7 Pintu darurat dirancang
secara otomatis atau dapat
tertutup sendiri jika tidak
digunakan
G. Tangga Darurat
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Tangga kebakaran ini
harus disediakan dengan
tanda pengenal khusus
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Terdapat tanda petunjuk
arah pada sarana jalan
keluar
7 Spasi minimum
antara huruf
pada kata ‘EXIT’ ≥
1 cm
I. Tempat Berhimpun/Titik Kumpul
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Tersedianya tempat
berhimpun setelah
dilakukan evakuasi
2
Tersedianya pada petunjuk
tempat berhimpun
3 Luas total tempat
berhimpun sesuai dengan
persyaratan yaitu minimal
0,3m/orang.
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Terdapat tim perencanaan
pengamanan kebakaran
2 Terdapat rencana
pemeliharaan sistem
proteksi kebakaran dalam
rencana pengamanan
kebakaran
3 Terdapat rencana
ketatagrahaan yang baik
(good housekeeping plan)
dalam rencana
pengamanan kebakaran
4 Terdapat rencana tindakan
darurat kebakaran (fire
emergency plan) dalam
rencana pengamanan
kebakaran
5 Terdapat prosedur
inspeksi, uji coba, dan
pemeliharaan sistem
proteksi kebakaran
6 Terdapat jadual inspeksi,
uji coba, dan
pemeliharaan setiap
sistem proteksi kebakaran
7 Terdapat
prosedu
r tatagraha dan pemberian
izin terhadap pekerjaan
yang menggunakan panas
(hot work)
8 Perencanaan tindakan
darurat kebakaran
menjelaskan dengan rinci
tentang rangkaian
tindakan (prosedur) yang
harus dilakakukan oleh
penanggung jawab dan
pengguna bangunan
dalam setiap keadaan
darurat
9 Perencanaan tindakan
darurat kebakaran memuat
informasi tentang daftar
panggil keadaan darurat
(emergency call) dari
semua personil yang harus
dilibatkan dalam
merespon keadaan darurat
setiap waktu
10 Perencanaan tindakan
darurat kebakaran memuat
informasi tentang denah
lantai yang berisi:
a) Alarm kebakaran
dan titik panggil
manual
b) Jalan keluar
c) Rute evakuasi
11 Evakuasi rencana
pengamanan terhadap
kebakaran melibatkan
seluruh tingkatan
manajemen korporat
12 Diadakan pelatihan
tanggap darurat bagi
mahasiswa
13 Pelatihan mahasiswa
diarahkan pada peran dan
tanggung jawab individu
14 Pelatihan mahasiswa
diarahkan pada informasi
tentang ancaman, bahaya
dan tindakan protektif
15 Pelatihan mahasiswa
diarahkan kepada
prosedur pemberitahuaan,
peringatan dan
komunikasi
16 Pelatihan mahasiswa
diarahkan kepada
prosedur tanggap darurat
17 Pelatihan mahasiswa
diarahkan kepada
prosedur evakuasi,
penampungan dan
akuntabilitas
18 Pelatihan mahasiswa
diarahkan kepada
pemberitahuan lokasi
tempat peralatan yang
biasa digunakan dalam
keadaan darurat dan
penggunaannya
19 Pelatihan mahasiswa
diarahkan kepada
prosedur penghentian
darurat peralatan
(emergency
shutdow
n prosedur)
20 Rencana pengamanan
kebakaran dievaluaasi dan
dikaji sedikitnya sekali
dalam setahun
21 Dilakukan audit sistem
proteksi kebakaran yang
terdiri dari audit
keselamatan sekilas, audit
awal, dan audit lengkap
22 Audit keselamatan sekilas
dilakukan setiap enam
bulan sekali oleh para
operator/teknisi yang
berpengalamaan.
23 Audit awal dilakukan
setiap satu tahun sekali
24 Audit lengkap dilakukan
setiap lima tahun sekali
oleh konsultan ahli yang
ditunjuk
25 Dilakukan sosialisasi
pentingnya proteksi
kebakaran.
K. Organisasi Proteksi Kebakaran
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Tim penanggulangan
kebakaran dibentuk oleh
pengelola bangunan
Kesesuaian
Komponen yang di
No Tidak Keterangan
Evaluasi Sesuai
Sesuai
1 Dalam manajemen risiko
kebakaran, sumber daya
manusia yang dimiliki
harus memiliki pengetahuan
dasar ataupun keahlian
dibidang kebakaran.
Berikut ini kriteria tingkat penilaian audit kebakaran yang dilakukan oleh Saptaria et al,
dari Puslitbang PU tahun 2005 :
terpasang
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Gedung PT. PLN Gerdu Induk Kuningan
1 Sumber daya Apakah GI Kuningan jadi semua staf yang ada Kalo orang k3 disini saya kurang tau kalo sudah ada bagian yang
manusia mempunyai SDM Yang disini itu sudah diberikan ngga ada mas, kecuali itu, tapi ang jelas saya bertanggung jawab
Berhubungan langsung basic dasar pelatihan gitu di GI pusat yang ada di sendiri sudah dibekali untuk penanganan
dengan penanganan sistem dari damkar setiap enam cirebon itu ada orang pelatihan sama pihak sistem proteksi yaitu
proteksi di Gedung GI ? bulan sekali, tapi yang k3 nya. Tapi yang GI kadang setiap 6 ada dua orang staf
(seperti orang K3) diberikan untuk berhubunga langsung bulan sekali dari orang kusus yang ditugaskan
memelihara yang dengan sistem proteksi damkar. suvervisor dan
berhubungan langsung ada, seperti staf yang begitupun seluruh
dengan sistem proteksi ada ada di sini karena karyawan yg ada di GI
dua orang yaitu staf setiap staf yang ada yang sudah dibekali
supervisor. disini sudah dibekali pelatihan untuk
pelatihan pelatihan gitu antisipasi.
oleh damkar.
*probing* kalau untuk jumlah si kalau jumlah sudah jumlah sudah cukup semua staf yang ada di
sebetulnya di GI ini kan cukup GI sudah mengikuti
Berapa jumlah SDM yang
karyawannya sedikit ya, pelatihan dasar semua
mengikutinya?
tapi kami yang ada disini dan mampu
*Probing* bisa memaksimalkan memaksimalkan SDM
semuanya. nya
Apakah jumlah tersebut
sudah mencukupi? Jika
tidak mengapa?
Bagaimana struktur kalau untuk struktur kalau struktur kusus kurang tau mas saya mengenai struktur
organisasinya? mengenai organisasi mengenai proteksi kalau itu organisasi di GI
proteksi kebakaran sendiri sudah ada Kuningan Sudah ada
sudah ada ya, dan dalam
pembagiannya saya yang
mengatu sendiri selaku
penanggung jawab disini.
Bagaimana pembagian untuk pembagian tugas sudah diberikan biasanya kepala semua tugas dan
tugas nya? semua staff di sini saya tugasnya masing supervisor yang tanggung jawab
berikan semua secara masing oleh kepala mengatur mas mengenai pembagian
merata sehingga dalam supervisor tugas sudah diatur
keadaan darurat semua langsung oleh
sudah siap. supervisor secara
merata
bagaimana perekrutan tidak ada standar khusus tidak ada standar kusus tidak ada tidak adanya standar
khusus untuk SDM dalam yang diberikan khusus untuk
penanganan sistem proteksi perekrutan SDM dalam
di GI kuningan penanganan sistem
proteksi
adakah pelatihan pelatihan kalau untuk pelatihan kami biasanya dari pihak dari damkar mas yang adanya pelatihan
khusus yang diberikan selalu minta pelatihan damkar yang biasanya melakukan khusus yang diberika
kepada pihak GI khususnya kepada damkar mengenai memberikan pelatihan. pelatihan dan suka oleh pihak GI dengan
bagian penanganan sistem dasar dasar pemadaman api diadakan setiap satu bekerja sama dengan
priteksi kebakaran ? dan kejadian darurat tahun sekali pihak DAMKAR untuk
lainnya. ruin melakukan
*probing*
pelatihan setiap
Jika ada pelatihan apa? enam/satu tahun sekali.
Siapa yg melatih? Jika
tidak ,mengapa?
2 Sarana dan bagaimana sarana dan untuk sarana dan prasarana untuk sarana sistem sudah cukup lengkap untuk sarana dan
Prasarana prasarana yang ada di GI nya di gedung ini sudah proteksi sudah cukup prasarana di GI
kuningan ? cukup lengkap lengkap mas di sini jadi kuningan seperti alat
kalau sewaktu waktu proteksi sudah cukup
dalam keadaan darurat lengkap.
kebakaran bisa
digunakan dengan baik
3 Perencanaan Bagaimana proses proses perencanaan kalau disini si untuk kalau pengecekan alat rutin melakukan
perencanaan yang yang ada di sini ya pengecekan alat proteksi proteksi sih rutin mas pemeriksaan secara berkala
dilakukan oleh unit seperti pengecekan cukup rutin setiap satu disini.
sistem proteksi alat alat proteksi yang bulan sekali gitu dan
kebakaran atau unit yang ada, rutin setiap biasanya yang melakukan
bagian k3 ? bulan dan dibuatkan pengecekan semua staf di
jadwal harian untuk libatkan.
pengecekan.
*Probing* nah kita kan ada suka ada pemeriksaan mas iya mas kayaknya si selalu diadakannya
kegiatan pengecekan itu yang setiap bulan kaya suka ada pengecekan pemilihan dan pemeliharaan
Bagaimana pemilihan
rutin yah yg setipa pengecekan smok detektor gitu. alat-alat.
yang dilakukan untuk
bulan itu, setelah trus pengecekan apar juga.
pemeriksaan alat ?
adanya engecekan
berarti kan taham
pemilahan, jika ada
alat yg rusak kita
langsum mengajukan
penggantian alat baru
ke UPT Cirebon
(pusat)
Siapakah yang membuat untuk pembuat perencanaan biasanya yg mengatur biasanya kalau yang semuanya menjadi
perencanaan terkait dengan pemerikasaan dan lain lain semuanya supervisor mrnyangkut itu tanggung jawab
pemerikasaan, itu menjadi tanggung jawab mas kalo itu supervisor nya mas. supervisor yang
pemeliharaan, penggantian saya selaku supervisor mengatur terkait
alat proteksi. perencanaan,
pemerikasaan.
Siapakah yang karena kan disini saya yang melakukan yang mrlakukan dilakukannya evaluasi
mengevaluasi kegiatan yang supervisor yah jadi saya evaluasi kepala evaluasi kepala oleh supervisor.
dilaksanakan unit sistem yang bertanggung jawab supervisor itu sendiri supervisor disini
proteksi atau K3 di GI ? melakukan evaluasi itu
sendiri
4 Pelaksanaan Bagaimana strategi yang kalo untuk strategi khusus sepertinya ngga ada Engga ada Engga ada strategi
dilakukan unit sistem kita ngga ada yah khusus
proteksi atau bidang K3 di
GI
*Probing* untuk pedomannya sendir Ada mas kalo pedoma kalo pedoman saya untuk pedomannya
ada pasti mas dari pusat kurang tau mas. sendiri ada namu tiak
Adakah pedoman yang
spesifik seperti apa
dipakai unit sistem proteksi
pedomannya.
kebakaran atau bidang K3?
*Probing*
jika ada, pedoman apa yang
dipakai? jikatidak,
mengapa?
Adakah strategi khusus paling kita Cuma tidaka ada mas paling tidak ada tidak adanya strategi
yang dilakukan pembagian jobdes aja Cuma kaya khusus.
dalam melakukan siapa yg bulan ini pemeriksaan gitu asa
pemeriksaan sistem memeriksa sistem proteksi, si.
proteksi, apakah adaalat biasanya kita buat sebulan
bantu sepertichecklist sekali pemeriksaan.
5 Monitoring dan Apakah ada kegiatan kalau monitoring biasanya rutin satu bulan sekali kayaknya si dilakukan dilakukanya
Evaluasi monitoring dan evaluasi tergantu ngadi UPT pusat , dilakukan. satu tahun sekali oleh monitoring per satu
untuk setiap kali tapi biasanya mah suka orang k3 nya mas bulan sekali tergantung
melakukan pemeriksaan diadakan satu bulan sekali biasanya. dari UPT pusat.
alat proteksi kebakaran di karena dikita mha udah
kampus? ketas sekarang.
*Probing*
d. Kapan
Output
6 Tersedianya Apakah tersedia ya ada mas seperti yg ya ada kaya ada mas adanya sistem proteksi kebakaran
sistem sistem proteksi tadi sudah saya apar,alarm
proteksi kebakaran di kampus jelaskan kaya detektor sprinkler
kebakaran di ? apar,sprinkler,sistem
GI deteksi,alarm
*Probing*
Jika iya, apa saja
yang tersedia Jika
tidak, mengapa ?
Apakah sistem insya allah jika ya insya allah mas sudah siap sisem proteksi yang ada di GI sudah
proteksi kebakaran di sewaktu waktu terjadi sudah siap pasti siap jika sewaktu waktu terjadinya
GI sesuai dengan kebakaran semuanya kebakaran.
kebutuhan apabila sudah siap
sewaktu-
waktu terjadi
kebakaran?
Apakah manajemen Sejauh ini si yaa sudah Untuk pencegahan ya Ya dilakukan terus Iya disini selalu ada
pencegahan dan ya, kita selalu persiapan kita lakukan disini untuk pencegahannya untuk pencegahan
penanggulangan untuk pencegahannya selalu agar tidak terjadi
kebakaran sudah sedemikian rupa ada alat kebakaran
terlaksana dengan baik? yang hanya segitu tapi
(alat proteksi dibutuhkan) untuk pencegahan kita
selalu lakukan