Disusun Oleh:
Qonita Ammarwati
NIM: 11181010000045
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Disusun Oleh:
Qonita Ammarwati
NIM: 11181010000045
ii
iii
iv
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ABSTRAK
Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala atau
gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, kartilago, tendon, sistem syaraf,
ligamen, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs umumnya terjadi karena
faktor pekerjaan, faktor individu, dan faktor lingkungan. Aktivitas kerja
menggunakan komputer pada pegawai pengguna komputer di Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang memiliki potensi untuk keluhan MSDs bagi
pekerjanya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan menggunakan kuesioner Nordic
Body Map yang melibatkan 16 responden, ditemukan 9 pekerja mengalami MSDs
ringan dan 6 pekerja mengalami MSDs sedang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Keluhan MSDs Pengguna Komputer Pada Pegawai Kantor
Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-
Juli 2022, dengan jenis penelitian Kuantitatif dan menggunakan desain Cross
sectional study. Pada penelitian ini peneliti menggunakan total sampel yaitu
berjumlah 46 pekerja. Untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner (data
individu), Nordic Body Map (data keluhan MSDs), Lembar ROSA (Risiko posisi
kerja), Microtoice, Timbangan, Thermohygrometer, Luxmeter. Analisis uji statistik
Univariat, Bivariat Uji Chi-square dan Multivariat uji regresi logistic berganda.
Pada penelitian ini, dari 46 responden pekerja diperoleh 14 repsonden
mengalami MSDs sedang dan sebanyak 32 responden mengalami MSDs ringan.
Secara statistik analisis multivariat ditemukan bahwa terdapat 4 faktor paling
dominan yang berhubungan dengan keluhan MSDs yakni IMT (OR=9,377), Masa
Kerja (OR=27,068), Kebiasaan Olahraga (OR=11,909), dan Kebiasaan Merokok
(OR=10,002). Disarankan pengendalian administratif dengan memberikan
pelatihan atau training pada pekerja mengenai risiko ergonomi, melakukan rotasi
kerja, pekerja lebih memperhatikan pola makan sesuai ketentuan, melakukan
peregangan serta aktivitas fisik diluar jam kerja, mengurangi paparan rokok selama
kerja maupun diluar jam kerja.
v
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
ABSTRACT
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Qonita Ammarwati
TTL : Tangerang, 28 Agustus 2000
Alamat : Jl. Suka Makmur No.07, Ciputat, Tangerang Selatan
Telp/HP : 081413264896
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Email : qonitaammarwati28@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
2018-Sekarang : Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2015-2018 : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
2012-2015 : SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan
2006-2012 : SD Negeri Kampung Bulak 1 Ciputat
C. Pengalaman Kerja
2020-2021 :Praktek Belajar Lapangan I dan II di wilayah Kerja
Puskesmas Setu
2021 : Kerja Praktek sebagai Digitak Tracer Covid-19 di
Puskesmas Kembangan
D. Pengalaman Organisasi
2020-2022 : Anggota Department Information and Technology FSK3
UIN Jakarta
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kelancaran dalam melaksanakan
penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pegawai Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022”. Tak lupa sholawat dan salam
tercurahkan pada nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari
zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang.
1. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Catur Rosidati, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
yang selalu memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang baik
kepada penulis.
4. Ibu Dr. Iting Shofwati, M.K.K.K, HIU selaku dosen penguji 1 skripsi
yang turut memberikan evaluasi, arahan, bimbingan, dan masukan yang
baik kepada penulis
5. Ibu Izza Hananingtyas, S.K.M, M.Kes selaku dosen penguji 2 skripsi
yang turut memberikan evaluasi, arahan, bimbingan, dan masukan yang
baik kepada penulis
6. Ibu Siti Rahmah Hidayartullah Lubis, S.K.M, M.K.K.K selaku dosen
penguji 3 skripsi yang turut memberikan evaluasi, arahan, bimbingan,
dan masukan yang baik kepada penulis
x
7. Keluarga saya (Ayah, Mama, Ibnu, dan Hafidz) yang selalu
memberikan dukungan serta semangat saat penulis mengalami down
dalam pelaksanaan proposal skripsi yang dilakukan penulis.
8. March Millio Raka Putra, teman dekat saya yang ikut memberikan
supportnya dalam bentuk dukungan mental dalam penyusunan skripsi
saya.
9. Shafira, Teteh Syafira, Ainayya, Febiana, Ega, Nurunnisa, Dinda, dan
Helma (District 9) yang telah memberikan dukungan serta support
dalam skripsi ini.
10. Prawiningsih, teman sekaligus partner dalam pengambilan data
penelitian di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang yang
selalu memberikan support, doa dan dukungannya dari awal penulisan
skripsi ini sampai akhir.
11. Annisa dan Popoy, sahabat masa kecil saya yang turut memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi saya ini.
12. Teman-teman Kesehatan Masyarakat 2018, teman-teman peminatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta teman-teman seperbimbingan
magang yang diampu oleh Dr. M. Farid Hamzens, M.Si.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
C. Tujuan ............................................................................................................... 7
1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 8
1. Bagi Pekerja ................................................................................................................... 8
2. Bagi Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang ................................................ 9
3. Bagi Peneliti Lain .......................................................................................................... 9
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI .......................... 9
A. Definisi Tenaga Kerja ...................................................................................... 10
B. Definisi Ergonomi ............................................................................................ 10
C. Definisi Musculoskeletal Disorders (MSDs) ................................................... 11
D. Tanda dan Gejala Musculoskeletal Disorders (MSDs) .................................... 12
E. Jenis-jenis Musculoskeletal Disorders (MSDs) ............................................... 13
F. Penyebab Musculoskeletal Disorders (MSDs)................................................. 16
G. Faktor Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) .......................................... 18
H. Cara Pengukuran Musculoskeletal Disorders (MSDs) .................................... 34
I. Cara Pengukuran Posisi Kerja .......................................................................... 37
J. Cara Penanganan Muscloskeletal Disorders (MSDs) ...................................... 49
K. Cara Pencegahan Muscloskeletal Disorders (MSDs) ....................................... 50
L. Kerangka Teori ................................................................................................. 51
xii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 53
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 53
B. Definisi Operasional ........................................................................................ 55
C. Hipotesis .......................................................................................................... 59
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 60
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 60
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 60
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 60
D. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 63
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 63
F. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 66
G. Manajemen Pengolahan Data ........................................................................... 70
H. Analisis Data .................................................................................................... 71
I. Etik Penelitian .................................................................................................. 73
BAB V HASIL ..................................................................................................... 74
A. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................................... 74
B. Hasil Analisis Univariat .................................................................................. 76
C. Hasil Analisis Bivariat...................................................................................... 85
D. Hasil Analisis Multivariat ................................................................................ 95
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................. 100
A. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 100
B. Gambaran Keluhan MSDs pada Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan .......................................................................................... 100
C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan MSDs Pada Pegawai
Pengguna Komputer Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang ....... 102
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 126
A. Simpulan......................................................................................................... 126
B. Saran ............................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131
LAMPIRAN ....................................................................................................... 137
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
2022 ........................................................................................................................80
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
2022 ........................................................................................................................81
xiv
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
2022 ........................................................................................................................82
Tabel 5.12 Analisis Hubungan Posisi Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 ........................................................................................................................85
Tabel 5.13 Analisis Hubungan Umur dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 ........................................................................................................................86
Tabel 5.14 Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 .......................................................................................................................87
Tabel 5.15 Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Keluhan MSDs
pada Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang Tahun 2022 .........................................................................................88
Tabel 5.16 Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 ........................................................................................................................89
Tabel 5.17 Analisis Hubungan Intensitas Shalat dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022 ............................................................................................................90
Tabel 5.18 Analisis Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022 ............................................................................................................91
xv
Tabel 5.19 Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022 ............................................................................................................92
Tabel 5.20 Analisis Hubungan Pencahayaan dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 ........................................................................................................................93
Tabel 5.21 Analisis Hubungan Suhu dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022 ........................................................................................................................94
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 (a) posisi kaki yang tidak terdapat pijakan kaki, (b) desain kursi yang
tidak sesuai dengan posisi pekerja menjadi terlalu bawah, (c) stasiun kerja yang
penuh dengan barang dan membuat ruang gerak terbatas ...................................105
Gambar 6.3 (a) sumber cahaya alami dari jendela yang tidak tertutup gorden akan
membuat silau dan memantulkan cahaya pada komputer, (b) terdapat lampu dengan
penerangan tidak optimal dan rusak .....................................................................122
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan salah satu hak pekerja yang dijamin oleh
pemilik usaha dan karyawan dapat memilih jenis pekerjaan untuk memperoleh
pekerjaan yang sejahtera serta adil, ketenangan, kelayakan serta rasa nyaman saat
bekerja (Peraturan Pemerintahan Nomor 50, 2012). Masalah kesehatan kerja dapat
timbul diakibatkan oleh risiko yang diakibatkan oleh proses kerja, perilaku
kesehatan pekerja serta lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit
akibat proses kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dapat disebabkan oleh
lingkungan kerja.
Salah satu jenis masalah kesehatan kerja ialah masalah bahaya ergonomis.
Risiko kesehatan bagi karyawan yang disebabkan oleh bahaya ergonomis akan
Kerugian yang dapat timbul adalah rasa kelelahan karyawan hingga penurunan
tempat kerja yang dapat disebabkan oleh risiko ergonomis adalah gangguan
gejala atau kondisi yang berkaitan dengan jaringan otot, tulang rawan, tendon,
sistem saraf, ligamen, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs awalnya
menyebabkan sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kaku, gangguan tidur.
1
2
lebih dari 1,8 juta kematian terkait pekerjaan terjadi di setiap tahun pada 157
kawasan Asia dan Pasifik. Faktanya, dua pertiga dari kematian dunia terkait
pekerjaan terjadi di kawasan Asia. Lebih dari 2,78 juta orang di seluruh dunia
meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, salah
pada otot leher bagian bawah (80%), bahu (20%), punggung (40%), punggung
bawah (40%), punggung bawah (20%), bokong (20%), paha (40%), lutut (60%),
umur semakin tinggi angka prevalensi MSDs, dan berdasarkan hasil tersebut
ditemukan bahwa lebih tinggi angka prevalensi pada perempuan dibandingkan laki-
MSDs di Britania Raya pada tahun 2020-2021 diperkirakan ada 470.000 pekerja
yang terkena gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan. Ini mewakili 1.420 per
100.000 pekerja, dan dengan demikian menyumbang 28% dari semua penyakit
terkait pekerjaan ini mempengaruhi 45% pada bagian ekstremitas atas atau leher,
39% bagian punggung, dan dengan 16% sisanya mempengaruhi bagian bawah
msds di kota Tangerang mencapai 6,03%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kota Cilegon dan Serang. Sedangkan jenis pekerjaan ASN atau PNS di provinsi
banten memiliki prevalensi msds lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai swasta
dengan prevalensi sebesar 5,84% dan memiliki selisih 2,10%. Hal ini menandai
pegawai yang bekerja sebagai aparat sipil negara atau ASN memiliki risiko
disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pekerja itu sendiri, faktor lingkungan
kerja, faktor psikososial, dan faktor pekerjaan. Selain itu, faktor yang meringankan
juga terkait dengan keluhan MSD, berdasarkan penelitian oleh pekerja komputer di
kantor pusat Bank X. Responden yang jarang rileks lebih cenderung mengalami
risiko gangguan muskuloskeletal dan tulang. Ini terkait dengan memijat otot-otot
yang tegang di siang hari, yang menyebabkan penurunan tonus otot (Hardianto,
2015).
Relaksasi otot dalam Islam terdapat pada gerakan shalat. Gerakan tersebut
musculoskeletal. Dalam studi tahun 2018 oleh Fazle, dkk ditemukan bahwa
kemungkinan kelelahan otot selama shalat sangat kecil. Dalam surat Al-Baqarah
4
ayat 238-239 yang memiliki arti: Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan
laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk. Jika kamu takut (ada bahaya),
salatlah sambil berxjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman,
maka ingatlah Allah (salatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa
yang tidak kamu ketahui. Ayat diatas memiliki arti bahwa Allah memerintahkan
umat manusia untuk selalu mendirikan shalat kapanpun dan dimanapun umatnya
berada.
dalam penggunaan komputer di tempat kerja di semua jenis pekerjaan mulai dari
sektor pendidikan sebesar 62%, sektor kesehatan sebesar 70% dan 90% di sektor
publik, layanan informasi, jasa keuangan dan manufaktur (Lin dan Popovic,
tempat kerja dapat menimbulkan risiko yang dapat dihadapi pengguna komputer.
bahu, nyeri otot, dan area yang berhubungan dengan pekerjaan (Wardhana dan
karena durasi kerja yang lebih lama, termasuk bekerja dengan komputer (Rattaporn
muskuloskeletal. Ini disebabkan posisi kerja duduk di ruangan dalam waktu lama
dan tidak bekerja di luar ruangan dengan mobilitas tinggi. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa posisi kerja akibat duduk terlalu lama dapat menyebabkan
masalah otot berupa nyeri, masalah leher, bahu, dan tulang belakang. Gangguan
fakta bahwa banyak pekerja kantoran menghabiskan lebih dari 75% waktu kerja
dengan duduk di depan komputer. Namun, jenis pekerjaan di depan komputer ini
seperti postur canggung, posisi duduk statis berkepanjangan, postur canggung yang
berulang dan terus menerus di tubuh bagian atas (cabang atas), peningkatan
aktivitas otot, di punggung atas dan bahu, durasi kerja dan tekanan waktu. Sebagian
besar risiko yang dijelaskan di atas terkait dengan interaksi antara pekerja kantoran
dan komponen workstation seperti meja, kursi, layar monitor, mouse, keyboard,
dan telepon.
pegawai untuk duduk dalam waktu yang lama, sekitar 7-8 jam sehari. Selain itu,
kebiasaan ini terjadi setiap hari dengan tugas pekerjaan dalam bidang ketahanan
6
pangan yang memegang peranan penting dalam hal tercukupinya asupan makanan
nampak padat dan cukup tidak nyaman sehingga dapat diperkirakan membuat
B. Rumusan Masalah
terbukti mengalami kerusakan otot leher bagian bawah (80%), bahu (20%),
punggung (40%), punggung bawah (40%), punggung bawah (20%), bokong (20%),
paha (40%), lutut (60%), betis (80%) (ILO, 2018). Berdasarkan Riset Kesehatan
sebesar 7,3% dengan prevalensi musculoskeletal pada umur >15 tahun semakin
bertambahnya umur semakin tinggi angka prevalensi MSDs, dan berdasarkan hasil
telah dilakukan pada pegawai kantor dinas ketahanan pangan pengguna komputer
berjumlah 9 pegawai dan tingkat sedang berjumlah 6 pegawai, serta keluhan sakit
7
yang paling banyak dialami oleh pegawai kantor dinas ketahanan pangan pada
bagian atas dan bawah leher, pada bahu, punggung, pinggang, bokong, pergelangan
tangan dan tangan kanan, lutut hingga betis. Selain itu berdasarkan wawancara
mengalami keluhan nyeri sendi dan otot selama bekerja. Berdasarkan hasil
Komputer Pada Pegawai Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun
2022?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Komputer Pada Pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
Tangerang.
Tangerang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pekerja
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dan menjadi
Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022. Penelitian ini
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah identitas responden,
intensitas sholat, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, masa kerja, posisi kerja,
Pangan Kota Tangerang. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
gambaran umum perusahaan, data jumlah pegawai pada Dinas Ketahanan Pangan
Kota Tangerang.
BAB II
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Dari pengertian tersebut, kita
dapat melihat bahwa ada beberapa unsur yang melekat pada konsep pekerja: 1.
besar, penduduk negara bisa dibagi sebagai 2 kelompok: pekerja & non-
pekerja.
bekerja atau sedang mencari pekerjaan & melakukan aktivitas lain misalnya
berdasarkan batasan umur. Oleh karena itu, bekerja berarti seseorang yang
atau jasa yang dimaksudkan untuk menghasilkan hasil upah untuk mememuhi
B. Definisi Ergonomi
“ergo” (kerja) dan “nomos” (hukum) dan dapat diartikan sebagai hukum atau
10
11
lokasi lingkungan kerja yang sesuai dengan keterbatasan fisik dan karakteristik
karyawan. Semakin baik, semakin aman dan efisien pekerjaan Anda. Prinsip
tempat kerja yang nyaman dan efisien, peralatan dan perlengkapan yang
lingkungan kerja yang sehat. Pola kerja juga dirancang untuk menghindari
(MSDs) sering terjadi pada pekerjaan yang melibatkan aktivitas otot dan
bagian tubuh tertentu dengan keluhan nyeri seperti nyeri pada pergelangan
12
tangan, leher, punggung bawah, siku, tangan dan kaki bagian bawah. Jika otot
mengalami beban statis yang berulang dan berkepanjangan, hal ini dapat
walaupun beban yang diterima telah dihilangkan tetapi nyeri pada otot
berlanjut.
akibat langsung yang ditimbulkan karena kerusakan pada jaringan yang terjadi
setiap hari, sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk penyembuhan.
secara medis akan tetapi hanya bisa dirasakan secara subjektif. Keluhan atau
gejala yang dirasakan berbeda – beda pada setiap individu walaupun pekerjaan
2. Mati rasa
3. Pegal
13
tertentu
leher, bahu, punggung dan tungkai bawah akibat aktivitas di tempat kerja.
Rasa tegang pada otot leher disebabkan oleh posisi kepala yang
b. Radikulopati Serviks
Tekanan yang terjadi pada sistem saraf atau pembuluh darah antar tulang
e. Epikondilitis
Nyeri atau nyeri tekan pada siku yang disebabkan oleh rotasi berlebihan
atau puntiran ekstrem pada lengan bawah. Kondisi ini juga dikenal
Tekanan pada saraf ulnaris yang dapat mengakibatkan nyeri, mati rasa,
g. Penyakit De Quervain
h. tenosinovitis
i. sinovitis
j. Radang sendi
Rasa sakit dan tidak nyaman yang disebabkan oleh peradangan pada
tekanan pada saraf tengah, seperti pembengkakan dan iritasi pada tendon
kesulitan memahami.
kepekaan.
atau ligamen yang terkilir akibat bekerja dalam posisi tertekuk untuk
waktu yang lama. Rasa sakit akan mereda dengan sendirinya dalam
n. Sindrom pirifomis
Nyeri atau mati rasa di sekitar bokong yang disebabkan oleh nyeri atau
o. Tendonitis
tulang sebagai akibat dari aktivitas yang tidak biasa (posisi tangan,
lengan, dan bahu yang canggung) yang dilakukan secara terus menerus.
(Sanders, 2004).
16
2004).
Beban adalah besarnya kerja otot dan besarnya tekanan pada tubuh
untuk menerapkan kekuatan tingkat tinggi pada setiap otot, hal tersebut dapat
membuat kerusakan pada otot atau tendon, sendi dan jaringan di organ.
waktu kerja (durasi kerja) dan dalam posisi tubuh yang tidak nyaman.
pembuluh darah dan saraf. Yang perlu dipertimbangkan dalam Force adalah
sebagai berikut:
netral atau baik berarti sendi digunakan pada posisi dekat dengan pusat
rentang gerak, sedangkan posisi canggung terjadi ketika sendi jauh dari
netral dan memberikan tekanan pada otot, tendon, dan ligamen di sekitar
canggung.
c. Pengulangan (Repetition)
anggota tubuh yang sama, dengan sedikit istirahat atau istirahat yang
berulang:
a. Umur
batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-
seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50 % dari umur yang
2014).
b. Jenis Kelamin
laki-laki (Budiono, 2003). Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang sering
perempuan adalah 3:1. Rata-rata kekuatan perempuan hanya 60% dari laki-
laki, terutama pada otot punggung, lengan dan kaki. (Hardianto, 2015)
0,307).
menyehatkan tubuh dan memperbaiki sel dan jaringan yang rusak. Nutrisi
ini juga dibutuhkan untuk melakukan tugas yang lebih berat dan menambah
kemampuan kerja dan stamina fisik yang lebih baik, begitu pula sebaliknya.
(Budiono, 2003).
20
Status gizi seseorang dapat dinilai berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Status gizi seseorang dapat diketahui melalui nilai IMT (Indeks Massa
Indeks Massa Tubuh (IMT). Berikut adalah cara menghitung indeks massa
tubuh:
IMT =
Tinggi Badan (m)x Tinggi Badan (m)
Berikut adalah tabel kategori indeks massa tubuh (IMT) orang dewasa:
Tabel 2.1
Kategori Ambang Batas IMT
IMT memiliki hubungan yang signifikan akan kejadian MSDs dan orang
yang memiliki IMT rendah atau gizi kurang berisiko 1,2 kali dibandingkan
d. Masa kerja
yang lama dan berulang dengan anggota badan dapat menyebabkan nyeri
pada otot (Suma`mur, 2009). Masa kerja adalah akumulasi waktu dimana
karyawan mulai bekerja sampai dengan satuan waktu tertentu. Masa kerja
paparan di tempat kerja. Semakin lama seseorang bekerja, maka makin lama
Pekerja dapat bekerja dengan baik sesuai dengan masa kerja mereka.
secara bertahap, yang dapat diperburuk jika tidak ada perubahan pekerjaan
(Tarwaka, 2017):
e. Kebiasaan Olahraga
karyawan yang tidak berolahraga. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
f. Kebiasaan Merokok
linu panggul, dan hernia. Semakin lama dan semakin sering mereka
merokok, semakin serius masalah ototnya. Pekerja yang merokok 2,84 kali
2. Faktor Pekerjaan
a. Posisi kerja
Posisi kerja tidak wajar atau posisi kerja adalah posisi kerja dimana
posisi bagian tubuh tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya. Contohnya
Semakin jauh anggota bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
dilakukan di kantor pusat Bank SulutGo Manado hasil dari uji statistik
terdapat hubungan dengan nilai p = 0,000 dengan dan nilai r = 0,565 yang
memungkinkan Anda bekerja lebih cepat, lebih kuat, dan lebih teliti, tetapi
jika Anda tetap berdiri, darah serta cairan tubuh kemungkinan akan
Dari sudut pandang otot, posisi terbaik untuk duduk dan bekerja
adalah sedikit membungkuk, tetapi dari sudut pandang tulang, posisi tegak
Anda tetap di tempatnya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bekerja dalam
karena ketegangan otot yang berlebihan dapat dikurangi. Oleh karena itu,
(Suma`mur, 2014).
25
b. Lama Kerja
kerja. Peningkatan jumlah jam kerja di luar kemampuan kerja biasanya tidak
tetapi biasanya mengarah pada penurunan kualitas kerja dan hasil kerja,
UU No. 13 Tahun 2003, waktu kerja karyawan adalah 8 jam sehari atau 40
jam seminggu.
Timbulnya rasa lelah pada punggung bawah yang terus menerus dapat
6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu)
26
7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu)
c. Beban Kerja
boleh melebihi aturan. Pada laki-laki dewasa memiliki berat beban 15-20
kg, dan perempuan dengan beban 12-15 kg. Berdasarkan survei terhadap
jalanan disebabkan oleh posisi atau posisi kerja mereka saat melakukan
pekerjaan dan ketegangan otot yang berulang pada posisi yang tidak nyaman
sehingga mengakibatkan cedera atau trauma pada jaringan lunak dan sistem
saraf.
3. Faktor Lingkungan
1.) Getaran
2.) Suhu
3.) Pencahayaan
lux.
4. Faktor Psikososial
dari waktu ke waktu dan durasi tugas kerja di antara karyawan dan
5. Shalat
Salat secara harfiah berarti doa. Dalam Al-Qur'an dan Hadits, kata
doa memiliki tiga arti. Awal; Ketika kata doa berasal dari Tuhan, itu berarti
pujian dan belas kasihan. Nomor dua; bila kata doa berasal dari malaikat,
artinya doa memohon ampun. Ketiga; Jika kata doa berasal dari orang
beriman, artinya doa, pujian, pujian karena belas kasihan. Kegiatan sholat
meregangkan otot deltoid, otot punggung, otot kaki, otot paha depan dan
otot betis. Otot-otot ini dikenal sebagai otot posisial, atau otot yang
sedikit memendek dan menjadi kurang fleksibel atau bahkan hilang sama
menuntut. Sebab, selama kita berilmu dan mengingat Allah, kita wajib
shalat lima waktu dalam segala keadaan. Oleh karena itu, pelaksanaan
kehidupan sehari-harinya..
syarat, rukun dan syarat lainnya terpenuhi dengan sepenuh hati. Syarat-
a. Islam
d. Baligh
g. Jaga
30
Shalat memiliki rukun yang tidak sah jika salah satunya hilang. Berikut
urutan detailnya:
1) Niat
2) Takbiratul Ihram
3) Berdiri
5) Ruku'
6) I'tidal
7) Sujud
disiplin jika ia selalu shalat tepat waktu. Adapun waktu-waktu shalat wajib
adalah:
tengah langit.
di langit barat.
shalat meliputi takbir, qiyam, rukuk, sujud dan tasyahud. Gerakan ini
otot dan kontraksi punggung bawah dan otot punggung atas di berbagai
banyak stabil. Namun, otot bahu menunjukkan aktivitas EMG yang lebih
selama posisi berdiri dan membungkuk. Secara keseluruhan, bahu dan otot
itu, ada kemungkinan yang sangat rendah untuk mengalami kelelahan otot
selama shalat.
sehingga mata, pikiran dan hati harus khusyuk tertambat pada Allah
ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuataan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat fardhu atau shalat lima waktu
ialah shalat yang diwajibkan bagi orangIslam lima kali dalam sehari
Shalat yang difardhukan yaitu subuh, dhuhur, ashar, magrib, dan isya’.
dalam sehari, dapat memperkuat otot yang terlibat termasuk otot yang
berperan pada sendi penopang tubuh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
dengan melakukan ibadah salat fardhu secara penuh dalan satu hari dengan
kurun waktu seminggu akan dapat menjadi peregangan atau relaksasi bagi
responden daripada pemeriksaan medis dan oleh karena itu tidak dapat
Nordic Body Map, terdapat tingkatan keluhan yang bisa diketahui mulai
dari ringan hingga sangat berat. Hasil dari penggunaan Nordic Body
subjek yang terasa sakit (Savitri dkk, 2012). Kuesioner Nordic Body
nomor 5)
nomor 7 dan 8)
dan 19)
dan 23)
Gambar 2.1
Peta Keluhan Nyeri
keluhan dari seluruh bagian otot skeletal yang kemudian didapatkan hasil
total tingkat keluhan yang didapatkan bisa dikategorikan dengan total skor
individu ≤ 28 (tidak ada keluhan), total skor individu 29-49 (risiko ringan),
total skor individu 50-70 (risiko sedang), total skor individu 71-91 (tingkat
risiko berat), total skor individu 92-112 (tingkat risiko sangat berat).
tanda centang (√) pada bagian tubuh yang dirasa sakit atau kaku oleh subjek
Gambar 2.2
Kuesioner Nordic Body Map
Tabel 2.2
Tingkat Keluhan Nordic Body Map
Tabel 2.3
Total Skor Nordic Body Map
Skor Total Skor Individu Tingkat Risiko
1 ≤28 Tidak Ada
Risiko/Keluhan
2 29-49 Rendah
3 50-70 Sedang
3 71-91 Berat
kelompok studi yang menggunakan komputer dan lama duduk di tempat kerja
untuk menilai posisi saat bekerja. Metode penilaian posisi kerja tersebut
38
diperkenalkan pertama kali oleh Michael Sonne dkk pada tahun 2012.
(Sonne dkk., 2012). Pada metode ini penilaian yang dilakukan yaitu dengan
pengendalian.
39
Gambar 2.3
Lembar ROSA
Assessment)sebagai berikut:
< 90˚
d) Beri nilai +2 jika kursi terlalu tinggi dan lutut membentuk >
90˚
kaki menekuk
ketinggiannya
a) Beri nilai +1 jika jarak antara lutut dan ujung kursi satu
keseluruhan
41
b) Beri nilai +2 jika siku terlalu tinggi dan bahu terangkat atau
dari 95˚
bersandar ke depan
dikalkulasi
skor durasi
sepanjang 40-75cm
atas)
monitor
atau bahu
telepon
b) Beri nilai +2 jika letak mouse terlalu jauh dan perlu usaha
46
terlalu miring
skor Section A
1. Kategori tidak berisiko jika skor akhir ROSA adalah 1-2 = Tidak
2. Kategori risiko sedang jika skor akhir ROSA adalah 3-5 = Perlu
3. Kategori risiko tinggi jika skor akhir ROSA adalah > 5 = Perlu
penyebab yang mendasari serta dari tingkat keparahan gejala yang dialami.
sedang. Dokter akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau
2. Fisioterapi
okupasi, atau keduanya. Terapi ini membantu pasien mengelola rasa sakit,
3. Penanganan lain
termasuk:
mendorong pemulihan
• Pemberian anestesi atau obat anti inflamasi non steroid dengan cara
Oleh karena itu, menjaga kesehatan tubuh (sendi, tulang, otot, dll) sejak dini dapat
mencegah timbulnya penyakit ini. Inisiatif gaya hidup sehat yang dapat diterapkan
antara lain:
persendian.
cedera.
• Pastikan posisi tubuh yang baik, seperti posisi berdiri dan duduk yang benar
L. Kerangka Teori
Berdasarkan studi dan teori teori yang telah dijelaskan maka dapat
Faktor individu:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Kebiasaan Olahraga
4. Kebiasaan merokok
5. Status gizi (IMT)
6. Masa Kerja
Faktor Lingkungan:
Keluhan
1. Suhu Muskuloskeletal
2. Getaran Disorders
3. Pencahayaan
Faktor Pekerjaan:
1. Lama Kerja
2. Posisi kerja
3. Beban Kerja
Faktor Psikososial
Intensitas Shalat
Bagan 2.1
Modifikasi Suma’mur (2009), Helmi (2012), Tarwaka (2014), Susan Stock, dkk,
A. Kerangka Konsep
Umur
Jenis Kelamin
Status Gizi
(IMT)
Keluhan
Kebiasaan Muskuloskeletal
Olahraga Disorders
Kebiasaan
Merokok
Suhu
Pencahayaan
Posisi kerja
Masa Kerja
Intensitas
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Shalat
I. Variabel Dependen
Variabel dependen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Keluhan
Variabel independen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Faktor
53
54
Kota Tangerang. Adapun variabel yang tidak diteliti ialah sebagai berikut:
Variabel lama kerja tidak diteliti karena frekuensi lama kerja pegawai
Variabel beban kerja tidak diteliti karena beban kerja pegawai kantor
komputer
Variabel faktor getaran tidak diteliti karena jenis pekerjaan yang tidak
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
o Ukur
1 Keluhan Musculoskeletal Kondisi tubuh yang dirasakan oleh Wawancara Pengisian 1. Sedang (total skor individu 50-70) Ordinal
Disorders (MSDs) Pegawai Pengguna Komputer di Kuesioner dan 2. Ringan (total skor individu 29-49)
2 Faktor Umur Lamanya usia akan mempengaruhi Wawancara Pengisian 1. Tua (≥ Mean: 43,39) Ordinal
dialami pekerja.
Indeks Massa Status Gizi yang tidak normal Wawancara Pengisian 1. Tidak Normal: <18,5 kg/m2 atau Ordinal
Kota Tangerang
Kebiasaan Aktivitas fisik (Frekuensi, durasi Kuesioner Menyebarkan 1. Buruk (Tidak melakukan aktivitas Ordinal
Olahraga dan jenis aktivitas fisik) selama 1 Kusisioner fisik 3 kali seminggu selama 30-60
3 Faktor Posisi Kerja Postur tubuh pegawai kantor dinas Wawancara Pengisian 1. Tinggi Ordinal
Risiko Duduk saat melakukan aktivitas kerja Kuesioner (apabila skor akhir ROSA> 5)
Pekerjaan terhitung selama jam kerja. 2. Sedang (apabila skor akhir ROSA
antara 3 sampai 5)
Masa Kerja Lamanya responden bekerja sejak Wawancara Pengisian 1. Lama (Bila pekerja bekerja selama > Ordinal
4 Faktor Suhu Temperatur ruangan atau Pengukuran Thermohygro 1. Buruk (Suhu ruangan <23 atau Ordinal
Pencahayaan Besarnya intensitas cahaya yang Pengukuran Luxmeter 1. Buruk (Pencahayaan ruangan: <270 Ordinal
luks)
5 Shalat Intensitas Frekuensi shalat fardhu yang Wawancara Pengisian 1. Rendah (≤ Mean: 24,80) Ordinal
Shalat dilakukan oleh pegawai Kantor Kuesioner 2. Tinggi (> Mean: 24,80)
Tangerang
59
C. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
mengukur frekuensi distribusi dan hubungan variabel faktor individu (umur, jenis
kerja, masa kerja), faktor lingkungan (pencahayaan, suhu), dan intensitas shalat.
1. Populasi
Objek tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu yang akan
Tangerang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan
dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang diambil dengan teknik tertentu
60
61
sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1) Beragama Islam
b. Kriteria eksklusi
1) Memiliki riwayat trauma dan cedera atau kelainan otot (patah tulang,
3. Perhitungan Sampel
penelitian ini cenderung homogen dan tidak terlalu menyebar dari segi geografis.
Perhitungan untuk menentukan besar sampel yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah menggunakan rumus uji hipotesis beda 2 proporsi, sebagai berikut:
62
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan (CI) 95% dengan α =0,05 yaitu 1,96
Z1-β = Nilai Z pada kekuatan uji (power) 1-β = 80% yaitu 0,84
Nilai p1 dan p2 diperoleh dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel
Tabel 4.1
Perhitungan Sampel Berdasarkan Variabel
No Variabel P1 P2 n Sumber
1 Shalat 0,18 0,7 5 Ghasemi dan Rezaee
Najafabadi, 2012
2 Umur 0,85 0,3 4 Sari, dkk, 2017
3 Masa Kerja 0,8 0,6 13 Mongkareng, dkk
2018
4 Jenis Kelamin 0,5 0,08 9 Hardianto dkk, 2015
5 Posisi Kerja 0,91 0,71 23 Sari & Rifai, 2019
6 Status Merokok 0,88 0,57 12 Kurnia dkk, 2019
7 Status Gizi (IMT) 0,55 0,22 17 Abdillahtulkhaer,
dkk, 2022
8 Kebiasaan Olahraga 0,9 0,62 13 Kurniawan, 2016
9 Suhu 0,3 0,72 10 Rika, dkk, 2022
10 Pencahayaan 0,03 0,32 7 Rika, dkk, 2022
per variabel pada Tabel maka jumlah sampel terbesar yang diperoleh
D. Instrumen Penelitian
3. Microtoice
6. Alat Tulis
dibedakan menjadi validitas factor dan validitas item. Validitas faktor diukur
bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu
dengan yang lain ada kesamaan. Pengukuran validitas faktor ini dengan cara
dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor). Dalam menentukan layak
atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi
valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Teknik pengujian SPSS
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
(Dewi, 2018).
Tabel 4.2
Validitas Kuesioner Intensitas Shalat
Item R hitung R tabel Keterangan
Pertanyaan
S1 0,438 Valid
S2 0,387 Valid
S3 0,375 Valid
0,349
S4 0,816 Valid
S5 0,830 Valid
65
S6 0,807 Valid
S7 0,689 Valid
S8 0,745 Valid
S9 0,832 Valid
S10 0,704 Valid
Tabel 4.3
Validitas Kuesioner Nordic Body Map
Item R R Keterang Item R R Keterang
Pertanya hitun tabe an Pertanya hitun tabe an
an g l an g l
M1 0,699 Valid M15 0,847 Valid
Tabel 4.4
Reliabilitas Kuesioner Intensitas Shalat dan Keluhan MSDs (NBM)
Variabel Hasil Uji Keterangan
Intensitas Shalat 0,859 Reliabilitas Tinggi
Keluhan MSDs 0,983 Reliabilitas Tinggi
(NBM) dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan realibilitas pada 32
responden dengan nilai (r table= 0,349) dan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
intensitas shalat juga telah dilakukan uji validitas dan realibilitas dan dipatkan
hasil keseluruhan pertanyaan diatas nilai r table dan nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,859 sehingga dikatakan valid dan reliable untuk mengukur variabel
intensitas shalat.
data secara primer dan data secara sekunder. Adapun pengumpulan datanya
1. Data Primer
pertanyaan.
cara menggunakannya:
risiko MSDs.
e. Catat hasil
Variabel Umur
lahir pekerja
Data mengenai berat badan dan tinggi badan dengan alat ukur
Kota Tangerang
dalam seminggu
Variabel Pencahayaan
menggunakan Luxmeter
Variabel Suhu
menggunakan Thermohygrometer
2. Data Sekunder
sebagai berikut :
1. Coding
Tabel 4.5
Coding Data SPSS
No Variabel Coding Data
1 Musculoskeletal 1 Sedang
Disorders (MSDs) 2 Ringan
2 Jenis Kelamin 1 Perempuan
2 Laki-laki
3 Indeks Massa Tubuh 1 Tidak Normal
(IMT) (>25,0 kg/m2 (Obesitas)
<18,5 kg/m2 (Kurus))
2 Normal
(18,5-25,0 kg/m2)
4 Status Merokok 1 Merokok
2 Tidak Merokok
5 Kebiasaan Olahraga 1 Buruk
2 Baik
6 Posisi Kerja 1 Tinggi
2 Sedang
7 Masa Kerja 1 Lama
2 Baru
8 Intensitas Shalat 1 Rendah
2 Tinggi
9 Umur 1 Tua
71
2 Muda
10 Pencahayaan 1 Buruk
2 Baik
11 Suhu 1 Buruk
2 Baik
2. Editing
Edit Data (data editing) adalah proses pengecekkan kembali data yang
3. Entry
4. Cleaning
H. Analisis Data
a. Analisis Univariat
(posisi kerja, masa kerja), faktor karyawan (umur, jenis kelamin, kebiasaan
muskuloskeletal.
b. Analisis Bivariat
signifikansi p-value 0,05 yang artinya ada hubungan statistik antara variabel
bebas dan variabel terikat, dan sedangkan untuk p-values > 0,05 tingkat
variabel bebas dan terikat secara statistik tidak ada hubungan. Adapun
X² = (O-E) ²
Keterangan :
X² = Chi-square
c. Analisis Multivariat
Kota Tangerang tahun 2022. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
kandidat dipilih jika uji bivariat menghasilkan p-value < 0,05. Hal ini
dependen.
I. Etik Penelitian
Un.01/F.10/KP.01.1/KE.SP/07.08.016/2022.
BAB V
HASIL
oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
dan Susunan Perangkat Daerah. Sedangkan tugas pokok dan fungsi serta struktur
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang.
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang adalah:
pangan;
74
75
Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 66 tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan :
membawahkan:
membawahkan:
Tangerang
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Pegawai
Pengguna Komputer Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang 2022
Keluhan Jumlah (n) %
MSDS
Sedang 14 30,4
Ringan 32 69,6
Total 46 100
35
33
33
30
30
28
22
21
21
20
20
19
18
18
18
17
16
13
13
12
11
8
8
8
8
7
6
5
Penderita
Grafik 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan
Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari grafik diatas diketahui mayoritas pekerja mengalami keluhan pada
pekerja (6,69%), kanan atas lengan dan pergelangan tangan kanan sebesar 30
pekerja (6,08%)., sementara itu titik keluhan paling sedikit dirasakan pengrajin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Risiko
Posisi Pekerja Pegawai Pengguna Komputer Kantor
Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Risiko Posisi Kerja Jumlah (n) %
Risiko Tinggi (skor akhir ROSA > 5) 28 60,9
Risiko Sedang (skor akhir ROSA 3 - 5) 18 39,1
Total 46 100
78
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki risiko posisi
kerja sedang berjumlah 18 pekerja (39,1%) dan responden dengan risiko posisi
kerja tinggi berjumlah 28 pekerja (60,9%). Faktor risiko yang sedang dan tinggi
diakibatkan dari beberapa kursi yang tidak bisa disesuaikan tinggi dan lebar
dudukan yang tidak sesuai pada masing-masing pekerja, serta sandaran lengan dan
punggung yang keras dan tidak dapat disesuaikan, posisi monitor dan telepon yang
terlalu jauh, posisi keyboard dan mouse dengan posisi tangan yang menekuk dan
sulit disesuaikan serta melakukan posisi duduk statis tersebut dalam waktu
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Umur Jumlah (n) %
Tua ((≥ Mean: 43,39) 19 41,3
Muda (< Mean: 43,39) 27 58,7
Total 46 100
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada responden pegawai komputer di
kantor dinas ketahanan pangan Kota Tangerang memiliki umur untuk kategori
79
umur tua berjumlah 19 pekerja (41,3%), dan responden dengan umur muda
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Jenis Kelamin Jumlah (n) %
Perempuan 24 52,2
Laki-laki 22 47,8
Total 46 100
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa
Kerja Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Masa Kerja Jumlah (n) %
Lama (>5 tahun) 32 69,6
Baru (≤ 5 tahun) 14 30,4
Total 46 100
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada responden pegawai komputer di
kantor dinas ketahanan pangan Kota Tangerang memiliki masa kerja untuk kategori
baru berjumlah 14 pekerja (30,4%), dan responden dengan masa kerja lama
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Jenis Kelamin Jumlah (n) %
Tidak Normal (IMT ≤18,4 atau >25 ) 27 58,7
Normal (IMT 18,5-25) 19 41,3
Total 46 100
81
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang masuk dalam kategori
Normal berjumlah 19 pekerja (41,3%), dan responden yang masuk dalam kategori
Tidak Normal berjumlah 27 pekerja (58,7%) dengan kategori under weight (kurus)
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kebiasaan Olahraga Pegawai Pengguna Komputer
Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki kebiasaan
olahraga baik dengan menjalankan olahraga rutin 3 kali setiap minggu nya dengan
durasi olahraga ≥30 menit berjumlah 17 pekerja (37%), dan responden dengan
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kebiasaan Merokok Pegawai Pengguna Komputer
Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki kebiasaan
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas
Shalat Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat
intensitas shalat tinggi (> mean) berjumlah 31 pekerja (67,4%), dan responden
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pencahayaan Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada responden pegawai komputer di
kantor dinas ketahanan pangan Kota Tangerang memiliki tingkat pencahayaan yang
84
11. Gambaran suhu ruangan ada Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Thermohygrometer
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suhu
Ruangan Pegawai Pengguna Komputer Kantor Dinas
Ketahanan Pangan Kota Tangerang 2022
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada responden pegawai komputer di
kategori baik dan buruk yakni seimbang dengan 23 pekerja dengan kategori suhu
MSDs pada pegawai pengguna komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tabel 5.12
Analisis Hubungan Posisi Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022
Berdasarkan tabel, pekerja yang memiliki risiko posisi kerja tingkat tinggi
dan mengalami keluhan MSDs tingkat ringan sebanyak 16 orang dari 18 pekerja
(88,8%), pekerja yang mengalami risiko posisi kerja tingkat tinggi dan mengalami
keluhan MSDs tingkat ringan sebanyak 16 orang dari 28 pekerja (57,1%), dan
pekerja yang mengalami risiko posisi kerja tingkat tinggi dan mengalami keluhan
MSDs tingkat sedang sebanyak 12 orang dari 28 pekerja (42,9%). Dari hasil uji
statistik didapatkan nilai p-value 0,022 yang artinya pada α 5% ada hubungan yang
signifikan antara Posisi Kerja dengan keluhan MSDs pada pegawai pengguna
komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022. Selain
itu ditemukan hasil OR sebesar 6 (OR>1), sebagai faktor risiko ada hubungan
positif antara Posisi Kerja dengan keluhan MSDs, yakni pekerja dengan kategori
86
risiko tinggi akan berisiko 6 kali lebih tinggi mengalami keluhan MSDs pada
tingkat sedang.
Tabel 5.13
Analisis Hubungan Umur dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang Tahun 2022
Berdasarkan tabel, pekerja yang memiliki umur kategori tua dan mengalami
keluhan MSDs tingkat sedang sebanyak 8 orang dari 19 pekerja (42,1%), pekerja
yang memiliki umur kategori tua dan mengalami keluhan MSDs tingkat ringan
sebanyak 11 orang dari 19 pekerja (57,9%), dan pekerja yang memiliki umur
kategori muda dan mengalami keluhan MSDs ringan sebanyak 6 orang. Dari hasil
uji statistik didapatkan nilai p-value 0,149 yang artinya pada α 5% tidak ada
hubungan yang signifikan antara Umur dengan keluhan MSDs pada pegawai
2022
87
MSDs pada pegawai pengguna komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tabel 5.14
Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan
Pangan Kota Tangerang Tahun 2022
didapatkan nilai p-value 0,001 yang artinya pada α 5% ada hubungan yang
Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR pada variabel jenis kelamin
sebesar 0,076 (OR<1) maka berarti faktor protektif, artinya ada hubungan
negatif antara jenis kelamin dengan keluhan MSDs pada pegawai pengguna
Tangerang
Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.15
Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang Tahun 2022
dengan kategori Tidak Normal dan mengalami keluhan MSDs tingkat sedang
sebanyak 12 orang dari 27 pekerja (44,4%), pekerja yang memiliki IMT kategori
Normal dan mengalami keluhan MSDs tingkat ringan berjumlah 17 dari 19 pekerja
(89,5%), pekerja yang memiliki IMT kategori tidak normal dan mengalami keluhan
MSDs tingkat ringan sebanyak 15 orang dari 27 pekerja (55,6%), dan pekerja yang
memiliki kategori IMT Normal dan tidak menngalami keluhan MSDs sebnayak 2
dari 19 pekerja (10,5%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,014 yang
artinya pada α 5% ada hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)
Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR
sebesar 6,800 (OR>1) merupakan faktor risiko, terdapat hubungan positif antara
indeks massa tubuh dengan keluhan MSDs, dimana pekerja dengan indeks massa
tubuh tidak normal akan berisiko 6,8 kali lebih tinggi untuk mengalami MSDs,
MSDs pada pegawai pengguna komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tabel 5.16
Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022
Variabel Katego Keluhan MSDs Total P OR CI
ri value 95%
Sedang Ringan
n % n %
Masa Lama 13 40,6 19 59,4 32 0,023 8,895 (1,033-
Kerja 76,576)
Baru 1 7,1 13 92.9 14
Berdasarkan tabel, pekerja yang memiliki masa kerja Lama dan mengalami
keluhan MSDs tingkat sedang sebanyak 13 orang dari 32 pekerja (40,46%), dan
pekerja dengan masa kerja lama dan mengalami keluhan MSDs tingkat ringan
sebanyak 19 orang dari 32 pekerja (59,4 %), dan pekerja yang memiliki masa kerja
baru dan mengalami keluhan MSDs tingkat ringan sebanyak 13 orang dari 14
pekerja (92,9%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,023 yang artinya
pada α 5% ada hubungan yang signifikan antara Masa Kerja dengan keluhan MSDs
90
Tangerang Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR sebesar 8,895 (OR>1)
merupakan faktor risiko, terdapat hubungan positif antara masa kerja dengan
keluhan MSDs, dimana pekerja dengan masa kerja lama akan berisiko 8,8 kali lebih
Pangan Kota Tangerang Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.17
Analisis Hubungan Intensitas Shalat dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022
Berdasarkan tabel, pekerja yang memiliki intensitas shalat Kurang Baik dan
(53,3%), pekerja yang memiliki intensitas shalat rendah dan mengalami keluhan
MSDs tingkat ringan sebanyak 7 orang dari 15 pekerja (46,7%), pekerja yang
memiliki intensitas shalat tinggi dan mengalami keluhan MSDs Sedang sebanyak 6
91
orang dari 31 pekerja (19,3%), sedangkan pekerja yang memiliki intensitas shalat
tinggi dan mengalami keluhan MSDs Ringan sebanyak 25 orang dari 31 pekerja
(80,7%). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,019 yang artinya pada α
5% ada hubungan yang signifikan antara intensitas shalat dengan keluhan MSDs
Tangerang Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR sebesar 4,762 (OR>1)
merupakan faktor risiko, terdapat hubungan positif antara intensitas shalat dengan
keluhan MSDs, dimana pekerja dengan intensitas shalat rendah akan berisiko 4,7
Pangan Kota Tangerang Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.18
Analisis Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang Tahun 2022
pekerja yang memiliki kebiasaan olahraga buruk dan mengalami keluhan MSDs
Ringan sebanyak 17 orang dari 29 pekerja (58,6%), dan pekerja yang memiliki
kebiasaan olahraga baik dan mengalami keluhan MSDs ringan sebanyak 15 orang
dari 17 pekerja (88,2 %). Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,035 yang
artinya pada α 5% ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan
Pangan Kota Tangerang Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR sebesar 5,294
kurang baik akan berisiko 5,3 kali lebih tinggi untuk mengalami MSDs tingkat
sedang,
Pangan Kota Tangerang Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.19
Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs pada
Pegawai Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tangerang Tahun 2022
pekerja yang merokok dan mengalami keluhan MSDs Ringan sebanyak 7 orang
dari 17 pekerja (41,2%), dan pekerja yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan
mengalami keluhan MSDs Ringan sebanyak 25 orang dari 29 pekerja (86,2 %).
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,001 yang artinya pada α 5% ada
hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan MSDs pada
Tahun 2022. Selain itu ditemukan nilai OR sebesar 5,294 (OR>1) merupakan faktor
risiko, terdapat hubungan positif antara Kebiasaan Merokok dengan keluhan MSDs,
dimana pekerja yang merokok akan berisiko 9 kali lebih tinggi untuk mengalami
MSDs pada pegawai pengguna komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota
Tabel 5.20
Analisis Hubungan Pencahayaan dengan Keluhan MSDs pada Pegawai
Pengguna Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang
Tahun 2022
Variabel Katego Keluhan MSDs Total P CI
ri Sedang Ringan value 95%
n % N %
Pencahayaan Buruk 7 25 21 75 28 0,318 (0,146-
Baik 7 38,8 11 61,2 18 1.878)
94
mengalami keluhan MSDs Sedang sebanyak 7 orang dari 28 pekerja (25%), pekerja
yang memiliki pencahayaan buruk dan mengalami keluhan MSDs Ringan sebanyak
21 orang dari 28 pekerja (75%), dan pekerja yang memiliki pencahayaan baik dan
mengalami keluhan MSDs ringan sebanyak 11 orang dari 18 pekerja (61,2 %). Dari
hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,318 yang artinya pada α 5% Tidak ada
hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan keluhan MSDs pada pegawai
2022.
10. Hubungan antara Suhu dengan Keluhan MSDs pada pegawai pengguna
Tabel 5.21
Analisis Hubungan Suhu dengan Keluhan MSDs pada Pegawai Pengguna
Komputer di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Tahun 2022
keluhan MSDs Sedang sebanyak 7 orang dari 23 pekerja (30,4%), pekerja yang
memiliki suhu buruk dan mengalami keluhan MSDs Ringan sebanyak 16 orang dari
95
23 pekerja (69,6%), dan pekerja yang memiliki suhu baik dan mengalami keluhan
MSDs ringan sebanyak 16 orang dari 23 pekerja (69,6%). Dari hasil uji statistik
didapatkan nilai p-value 1,000 yang artinya pada α 5% Tidak ada hubungan yang
signifikan antara suhu dengan keluhan MSDs pada pegawai pengguna komputer di
pegawai kantor dinas ketahanan pangan kota Tangerang tahun 2022. Analisis yang
digunakan pada penelititan ini yaitu uji regresi logistik berganda dengan model
hasil dari uji bivariatnta mempunyai nilai p<0,25 maka variabel tersebut
Tabel 5. 22
Kandidat variabel independen yang masuk ke dalam model
multivariat
No Variabel P-Value
1 Umur 0,149
2 Jenis Kelamin 0,001
3 IMT 0,014
4 Masa Kerja 0,023
96
Kebiasaan Merokok.
Apabila didalan model ditemuikan nilai p>0,05 maka variabel tersebut harus
dikeluarkan dari model yang dilakukan secara bertahap dan yang pertama
Tabel 5.23
Hasil pemodelan prediksi keluhan MSDs
menunjukkan p≤ 0,05 yaitu variabel IMT dan Masa Kerja. Sedangkan 6 variabel
lain yang menunjukkan p> 0,05 yaitu variabel umur, Jenis kelamin, Posisi Kerja,
variabel p>0,05 dikeluarkan terlebih dahulu yang nilai probabilitasnya paling besar
yaitu variabel umur. Kemudian dilakukan analisis model kedua dan hasil analisis
analisis model ketiga dan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel posisi kerja,
intensitas shalat, dan kebiasaan merokok memiliki p> 0,05. Akan tetapi yang
probabilitasnya yang paling besar sehingga pada analisis selanjutnya tidak ikut ke
variabel yakni variabel Posisi Kerja dan Kebiasaan Merokok yang menunjukkan
nilai p>0,05 dan memiliki nilai probabilitas paling besar yaitu variabel posisi kerja,
kembali untuk model terakhir yaitu pemodelan kelima. Hasil analisis menunjukkan
bahwa variabel IMT, Masa Kerja, Kebiasaan Olahraga, dan Kebiasaan Merokok
masing-masing memiliki nilai probabilitas sebesar 0,041; 0,015; 0,039 dan 0,020.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel IMT, Masa Kerja, Kebiasaan Olahraga,
Kebiasaan Merokok diduga memiliki hubungan kuat dengan keluhan MSDs pada
98
pengguna komputer pegawai kantor dinas ketahanan pangan kota Tangerang tahun
2022.
keluhan MSDs antara lain yaitu IMT, Masa Kerja, Kebiasaan Olahraga, dan
Kebiasaan merokok. Model dari analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.24
Model Akhir Analisis Multivariat Keluhan MSDs
Variabel B Wald P OR (95% CI)
wald
IMT 2,238 4,181 0,041 9,377 (1,097-80,137)
Masa Kerja 3,298 5,929 0,015 27,068 (1,903-384,988)
Kebiasaan Olahraga 2,477 4,269 0,039 11,909 (1,136-124,860)
Kebiasaan Merokok 2,303 5,372 0,020 10,002 (1,472-70,112)
Constant -10,371
R Square 0,622
value < 0,05) dengan keluhan MSDs pengguna komputer pada pegawai kantor
dinas ketahanan pangan kota Tangerang tahun 2022. Dari hasil analisisnya juga
diperoleh nilai OR IMT adalah 9,377 artinya pekerja yang memilki IMT tidak
sebesar 9,377 kali dibandingkan pekerja yang mempunyai IMT normal setelah
adalah 27,068 yang artinya pekerja yang memiliki masa kerja lama akan
olahraga baik setelah dikontrol variabel IMT, Masa Kerja, dan Kebiasaan
terjadinya keluhan MSDs. Hal ini daoat dilihat dari nilai OR analisis
multivariatnya.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini, data MSDs diperoleh dari kuesioner Nordic Body
memungkinkan bias.
4. Penelitian ini hanya meneliti shalat pada tingkat intensitas shalat saja, tidak
ketika seseorang melakukan pekerjaan dan aktivitas kerja yang signifikan yang
termasuk saraf, tendon, dan otot (WHO, 2003). Keluhan MSDs sering terjadi
100
101
pada pekerjaan yang melibatkan aktivitas otot dan bagian tubuh tertentu
punggung bawah, siku, tangan dan kaki bagian bawah. Jika otot mengalami
beban statis yang berulang dan berkepanjangan, hal ini dapat menimbulkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (Tarwaka, 2015).
33 pekerja (6,69%), kanan atas lengan dan pergelangan tangan kanan sebesar
30 pekerja (6,08%), sementara itu titik keluhan paling sedikit dirasakan pekerja
pada bagian kanan siku yaitu sebesar (1,01%). Keluhan karyawan adalah
bagian tubuh yang paling sering digunakan saat duduk di depan komputer.
pekerja mengalami cedera otot pada leher bagian bawah, bahu, punggung,
pinggang belakang, pinggul belakang, bokong, paha, lutut dan betis (ILO,
2018).
bahu, 19% pekerja dengan nyeri pergelangan tangan, 15% dengan nyeri leher
biasa dan 14% dengan nyeri punggung. Gejala MSDs sering menyerang
pekerja kantoran karena jam kerja yang panjang, termasuk bekerja di depan
individu pekerja itu sendiri, bahkan lingkungan serta faktor relaksasi seperti
Map (NBM) dan pengukuran menggunakan Metode The Rapid Upper Limb
(48,9%) dan keluhan MSDs sedikit pada kategori tinggi dan sedang berjumlah
2012).
Hal ini dapat terjadi karna sebgaian besar pekerja yang memiliki
Bank SulutGo Manado hasil dari uji statistik antara posisi kerja
104
pekerja pada usia muda. Hal ini terjadi karena menurut pendapat
pekerjaanya.
MSDs, hal ini terlihat pada 8 jam kerja per hari, pegawai
jenis kursi dalam satu ruangan, selain jarak pandang dan posisi kerja
untuk menopang kaki dan beristiraha. Selain itu pada pijakan kaki
keyboard dan mouse yang sering tidak sesuai dan tidak memiliki
mouse pad untuk sandaran tangan, dan sandaran tangan kursi keras
MSDs.
Gambar 6.1
(a) posisi kaki yang tidak terdapat pijakan kaki, (b) desain kursi
yang tidak sesuai dengan posisi pekerja menjadi terlalu bawah, (c)
stasiun kerja yang penuh dengan barang dan membuat ruang gerak
terbatas
memungkinkan bias.
106
mendongak
terangkat
bertambahnya umur.
otot seperti MSD, LBP dan CTS. Umur bukan satu-satunya faktor
mungkin lebih dominan. Selain itu, pekerja yang lebih tua dengan
akibat dari pekerjaan mereka, dan oleh karena itu tidak melaporkan
muskuloskeletal.
otot punggung bawah mereka. Jika kondisi ini berlanjut, hal itu
tubuh agar tetap dalam kondisi standar atau normal. Hal ini dapat
3. Tidak Merokok
7. Menggunakan jamban
yang lebih sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat,
pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang
tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh
MSDs.
114
degenerasi hernia.
terjadinya kejenuhan pada daya tahan otot dan tulang secara fisik
menimbulkan MSDs.
ergonomi dan tata cara bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi
115
2018 oleh Fazle, dkk, kami meneliti pola aktivasi dan kontraksi otot
punggung bawah dan otot punggung atas pada posisi Salat yang
dalam satu hari dengan jangka waktu satu minggu, maka akan terjadi
dalam satu hari dengan jangka waktu satu minggu, persendian dan
117
otot dapat meregang atau rileks mengurangi keluhan otot dan nyeri
sendi bagi karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, pengaruh shalat
Gambar 6.2
Sendi yang berperan dalam gerakan shalat
30-60 menit.
119
keluhan MSDs.
akan semakin cepat terjadi. Oleh sebab itu, olahraga penting untuk
seperti nyeri punggung, linu panggul, dan hernia. Semakin lama dan
MSDs.
keluhan LBP. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
waktu yang lama, tekanan pada otot-otot tubuh bagian atas akan
meningkat.
nilai p-value 0,318 yang artinya pada α 5% tidak ada hubungan yang
MSDs.
luks.
Gambar 6.3
(a) sumber cahaya alami dari jendela yang tidak tertutup gorden
akan membuat silau dan memantulkan cahaya pada komputer, (b)
terdapat lampu dengan penerangan tidak optimal dan rusak
yang ergonomis:
123
Gambar 6.4
Desain pencahayaan tempat kerja ergonomis
gorden atau penutup jendela yang berasal dari sumber cahaya alami
A. Simpulan
sebagai berikut:
(kegemukan).
126
127
3. Faktor pekerja:
pekerja (69,6%).
pekerja (60,9%).
128
B. Saran
2. Bagi Pekerja
rutin, shalat tepat waktu dan tumaninah dalam shalat sebagai bentuk
diteliti dalam penelitian ini, seperti faktor beban kerja dan faktor
shalat
DAFTAR PUSTAKA
Sigar,dkk. 2019. ‘Hubungan Antara Posisi Kerja Duduk Dan Indeks Masa Tubuh
Dengan Keluhan Musuloskeletal Pada Karyawan Di Bank Sulutgo Cabang
Utama Manado’, Kesmas, 8(7), pp. 380–387.
Sihawong, Rattaporn & Sitthipornvorakul, Ekalak & Paksaichol, Arpalak &
Janwantanakul, Prawit. 2015. Predictors for chronic neck and low back pain in
office workers: A 1-year prospective cohort study. Journal of occupational
health. 58. 10.1539/joh.15-0168-OA.
Sobirin. M. 2020. ‘Identifikasi Keluhan Kesehatan Mahasiswa Selama Perkuliahan
Daring pada Masa Pandemic Covid19’. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri.
19(1). pp. 49–54. doi: 10.20961/performa.19.1.42583.
Sonne, M., Villalta, D. L., & Andrews, D. M. 2012. Develpoment And Evaluation
Of An Office Ergonomic Risk Checklist ROSA Rapid Office Strain Assessment.
Applied Ergonomics, 43(1), 98–108.S
Suma’mur P.K. 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Haji
Masagung: Jakarta
Suriatmini, S. 2011. Tinjauan Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan
Muskuloskeletal pada Aktivitas Manual Handling Pada Pekerja di Bagian
Produksi PTMI Tahun 2010. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Syafitri, Juniar Tri. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya
Keluhan Low Back Pain (LBP) pada Karyawan Bagian Corporate Customer
Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2010. Skripsi.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tarwaka. 2014. Ergonomi Untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta: UNIBA PRESS.
Tarwak. 2015. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Edisi II Cetakan ke-2. Surakarta: Harapan Press.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Users I. Population T. 2010. Priority Medicines for Europe and the World 2013
Update: Low back pain. 24:1–10 p.
Widiyanti. Lanny E.C.. Basuki E. dan Jannis J. 2009. Hubungan Sikap Tubuh Saat
Mengangkat dan Memindahkan Pasien pada Perawat Perempuan dengan Nyeri
Punggung Bawah. Jurnal Kesmas UI. Vol.3. No.59. Maret.
136
Vos, T, dkk. 2012. Years lived with disability (YLDs) for 1160 sequelae of 289
diseases and injuries 1990-2010: a systematic analysis for the Global Burden
of Disease Study 2010. Lancet (London, England), 380(9859), 2163–2196.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(12)61729-2
Woolf AD. Pfleger B. 2003. Burden of major musculoskeletal conditions. Bulletin
of the World Health Organization 2003;81(9):646–56.
Zulfiqor, Muhammad Taufik. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Welder di Bagian Fabrikasi PT.
Caterpillar Indonesia Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
137
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr.wb
Saya adalah mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun tugas akhir
skripsi untuk mendapat gelar sarjana kesehatan masyarakat. Kuesioner ini
mengenai Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders
Pada pekerja yang bekerja di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang.
Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap pekerjaan dan
posisi saudara. Data dalam kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian dan akan dijaga kerahasiaannya. Untuk keperluan tersebut diharapkan
kesediaan dan kesungguhan saudara untuk menjawab pertanyaan dengan
sebenar-benarnya karena kejujuran jawaban yang saudara berikan sangat
mempengaruhi proses penelitian ini.
Atas partisipasi dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Saya menyatakan bahwa saya secara sukarela bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian ini
Peneliti Responden
(Qonita Ammarwati) ( )
139
A Karakter Pekerja
1 Nama Responden
2 Tanggal lahir........................ (umur)
3 Divisi Pekerja
4 Berat Badan...........kg (diukur Peneliti)
5 Tinggi Badan...........kg (diukur
Peneliti)
B Masa Kerja
D Kebiasaan Olahraga
3. Bersepeda
4. Yang Lain_________
E Suhu…………....ºC
F Pencahayaan…… (Luks)
G. Shalat
Tingkat Keluhan
No Jenis Keluhan Tidak Cukup Sangat
Sakit
Sakit Sakit Sakit
0 Sakit pada atas leher
1 Sakit pada bawah leher
2 Sakit pada kiri bahu
3 Sakit pada kanan bahu
4 Sakit pada kiri atas lengan
5 Sakit pada punggung
6 Sakit pada kanan atas lengan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada pantat
9 Sakit pada bagian bawah pantat
10 Sakit pada kiri siku
11 Sakit pada kanan siku
12 Sakit pada kiri lengan bawah
13 Sakit pada kanan lengan bawah
14 Sakit pada pergelangan tangan
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan
kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut iri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki
kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
143
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Validitas dan Reabilitas Kuesioner Intensitas Shalat
Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TSS
S1 Pearson 1 ,376* ,228 ,377* ,124 ,058 ,092 ,080 ,263 ,247 ,438*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,034 ,210 ,033 ,500 ,752 ,617 ,664 ,146 ,172 ,012
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S2 Pearson ,376* 1 ,547** ,192 ,148 ,043 ,116 ,124 ,268 ,102 ,387*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,034 ,001 ,292 ,418 ,815 ,528 ,498 ,139 ,580 ,029
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S3 Pearson ,228 ,547** 1 ,254 ,187 ,122 ,058 ,080 ,232 ,035 ,375*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,210 ,001 ,161 ,305 ,506 ,752 ,665 ,201 ,847 ,035
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S4 Pearson ,377* ,192 ,254 1 ,646** ,623** ,536** ,647** ,729** ,529** ,816**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,033 ,292 ,161 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,002 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S5 Pearson ,124 ,148 ,187 ,646** 1 ,930** ,595** ,643** ,619** ,626** ,830**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,500 ,418 ,305 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S6 Pearson ,058 ,043 ,122 ,623** ,930** 1 ,550** ,695** ,682** ,612** ,807**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,752 ,815 ,506 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S7 Pearson ,092 ,116 ,058 ,536** ,595** ,550** 1 ,554** ,562** ,435* ,689**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,617 ,528 ,752 ,002 ,000 ,001 ,001 ,001 ,013 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S8 Pearson ,080 ,124 ,080 ,647** ,643** ,695** ,554** 1 ,637** ,470** ,745**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,664 ,498 ,665 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,007 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S9 Pearson ,263 ,268 ,232 ,729** ,619** ,682** ,562** ,637** 1 ,651** ,832**
Correlation
145
Sig. (2-tailed) ,146 ,139 ,201 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
S10 Pearson ,247 ,102 ,035 ,529** ,626** ,612** ,435* ,470** ,651** 1 ,704**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,172 ,580 ,847 ,002 ,000 ,000 ,013 ,007 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
TSS Pearson ,438* ,387* ,375* ,816** ,830** ,807** ,689** ,745** ,832** ,704** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,012 ,029 ,035 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistiks
Reliability Statistiks
Cronbach's
Alpha N of Items
,983 28
146
Lampiran 3
Hasil Analisis Univariat
Descriptives
Statistik Std. Error
Hasil_MSDS Mean 1,70 ,069
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,56
Mean Upper Bound 1,83
5% Trimmed Mean 1,72
Median 2,00
Variance ,216
Std. Deviation ,465
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,879 ,350
Kurtosis -1,285 ,688
Hasil_Risiko_Pekerjaan Mean 1,39 ,073
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,24
Mean Upper Bound 1,54
5% Trimmed Mean 1,38
Median 1,00
147
Variance ,243
Std. Deviation ,493
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,461 ,350
Kurtosis -1,871 ,688
Hasil_Umur Mean 1,07 ,037
95% Confidence Interval for Lower Bound ,99
Mean Upper Bound 1,14
5% Trimmed Mean 1,02
Median 1,00
Variance ,062
Std. Deviation ,250
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 3,642 ,350
Kurtosis 11,772 ,688
Hasil_Jenis_Kelamin Mean 1,48 ,074
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,33
Mean Upper Bound 1,63
5% Trimmed Mean 1,48
Median 1,00
Variance ,255
Std. Deviation ,505
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,090 ,350
Kurtosis -2,085 ,688
Hasil_IMT Mean 1,41 ,073
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,27
Mean Upper Bound 1,56
5% Trimmed Mean 1,40
Median 1,00
148
Variance ,248
Std. Deviation ,498
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,365 ,350
Kurtosis -1,954 ,688
Hasil_Masa_Kerja Mean 1,30 ,069
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,17
Mean Upper Bound 1,44
5% Trimmed Mean 1,28
Median 1,00
Variance ,216
Std. Deviation ,465
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,879 ,350
Kurtosis -1,285 ,688
Hasil_Intensitas_Shalat Mean 1,67 ,070
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,53
Mean Upper Bound 1,81
5% Trimmed Mean 1,69
Median 2,00
Variance ,225
Std. Deviation ,474
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,767 ,350
Kurtosis -1,478 ,688
Hasil_Kebiasaan_Olahraga Mean ,37 ,072
95% Confidence Interval for Lower Bound ,22
Mean Upper Bound ,51
5% Trimmed Mean ,36
Median ,00
149
Variance ,238
Std. Deviation ,488
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,559 ,350
Kurtosis -1,767 ,688
Hasil_Kebiasaan_Merokok Mean 1,63 ,072
95% Confidence Interval for Lower Bound 1,49
Mean Upper Bound 1,78
5% Trimmed Mean 1,64
Median 2,00
Variance ,238
Std. Deviation ,488
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,559 ,350
Kurtosis -1,767 ,688
Hasil_Pencahayaan Mean ,39 ,073
95% Confidence Interval for Lower Bound ,24
Mean Upper Bound ,54
5% Trimmed Mean ,38
Median ,00
Variance ,243
Std. Deviation ,493
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,461 ,350
Kurtosis -1,871 ,688
Hasil_Suhu Mean ,50 ,075
95% Confidence Interval for Lower Bound ,35
Mean Upper Bound ,65
5% Trimmed Mean ,50
Median ,50
150
Variance ,256
Std. Deviation ,506
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness ,000 ,350
Kurtosis -2,093 ,688
151
Lampiran 4
Hasil Analisis Bivariat
Posisi Kerja dengan MSDs
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 5,215a 1 ,022
Continuity Correctionb 3,824 1 ,051
Likelihood Ratio 5,733 1 ,017
Fisher's Exact Test ,027 ,022
Linear-by-Linear Association 5,102 1 ,024
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 6,000 1,153 31,228
Hasil_Risiko_Pekerjaan
(Tinggi / Sedang)
For cohort Hasil_MSDS = 3,857 ,975 15,253
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = ,643 ,449 ,921
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 2,082a 1 ,149
Continuity Correctionb 1,249 1 ,264
Likelihood Ratio 2,066 1 ,151
Fisher's Exact Test ,199 ,132
Linear-by-Linear Association 2,037 1 ,153
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,78.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Hasil_MSDS 2,545 ,704 9,206
(Sedang / Ringan)
For cohort Umur_Hasil = Tua 1,662 ,860 3,215
For cohort Umur_Hasil = ,653 ,339 1,257
Muda
N of Valid Cases 46
Total 14 32 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 11,578a 1 ,001
Continuity Correctionb 9,498 1 ,002
Likelihood Ratio 12,450 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear Association 11,326 1 ,001
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for ,076 ,014 ,404
Hasil_Jenis_Kelamin
(Perempuan / Laki-laki)
For cohort Hasil_MSDS = ,153 ,038 ,608
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = 2,017 1,256 3,238
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
154
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 6,060a 1 ,014
Continuity Correctionb 4,564 1 ,033
Likelihood Ratio 6,652 1 ,010
Fisher's Exact Test ,022 ,014
Linear-by-Linear Association 5,928 1 ,015
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,78.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Hasil_IMT 6,800 1,306 35,412
(Tidak Normal / Normal)
For cohort Hasil_MSDS = 4,222 1,065 16,734
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = ,621 ,428 ,900
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
155
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 8,895 1,033 76,576
Hasil_Masa_Kerja (Lama /
Baru)
For cohort Hasil_MSDS = 5,688 ,822 39,363
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = ,639 ,464 ,882
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 5,512a 1 ,019
Continuity Correctionb 4,024 1 ,045
156
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 4,762 1,234 18,371
Hasil_Intensitas_Shalat
(Kurang Baik / Baik)
For cohort Hasil_MSDS = 2,756 1,165 6,515
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = ,579 ,328 1,021
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 4,440a 1 ,035
Continuity Correctionb 3,151 1 ,076
Likelihood Ratio 4,883 1 ,027
Fisher's Exact Test ,049 ,035
Linear-by-Linear Association 4,343 1 ,037
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,17.
157
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 5,294 1,017 27,570
Hasil_Kebiasaan_Olahraga
(Buruk / Baik)
For cohort Hasil_MSDS = 3,517 ,892 13,869
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = ,664 ,467 ,944
Ringan
N of Valid Cases 46
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square 10,265a 1 ,001
Continuity Correctionb 8,248 1 ,004
Likelihood Ratio 10,230 1 ,001
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear Association 10,041 1 ,002
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,17.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
158
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square ,998a 1 ,318
Continuity Correctionb ,450 1 ,502
Likelihood Ratio ,987 1 ,321
Fisher's Exact Test ,345 ,250
Linear-by-Linear Association ,977 1 ,323
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for ,524 ,146 1,878
Hasil_Pencahayaan (Buruk /
Baik)
159
Chi-square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-square ,000a 1 1,000
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,000 1 1,000
Fisher's Exact Test 1,000 ,625
Linear-by-Linear Association ,000 1 1,000
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Hasil_Suhu 1,000 ,285 3,512
(Buruk / Baik)
For cohort Hasil_MSDS = 1,000 ,417 2,396
Sedang
For cohort Hasil_MSDS = 1,000 ,682 1,466
Ringan
N of Valid Cases 46
160
Lampiran 5
Analisis Multivariat
Variabels in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 25,124a ,495 ,699
a. Estimation terminated at iteration number 8 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 25,212a ,494 ,698
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 26,395a ,481 ,679
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 29,860a ,440 ,622
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than ,001.
163
Lampiran 6
Dokumentasi Pengambilan Data
164
Lampiran 7
Etik Penelitian
165
Lampiran 8
Izin Penelitian