Anda di halaman 1dari 59

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA ANGKATAN
2016 DI STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

YORDANIA ANAMELANIA
NIM: K201602106

Peminatan Epidemiologi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal penelitian ini telah kami setujui untuk disajikan dihadapan tim

penguji pada Seminar Proposal Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari dalam rangka penyempurnaan

penulisan.

Kendari, Juni 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Guntur Nangi, SKM., M.Kes Andi Mauliyana SKM., M. Kes


NIDN : 09-1112-8401 NIDN : 09-2310-8902

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Moh. Guntur Nangi, SKM., M.Kes


NIDN : 09-1112-8401
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Proposal yang berjudul ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Di STIKES Mandala Waluya Kendari” guna

memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program

Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di STIKES-MW Kendari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya

membangun untuk meningkatkan mutu dari Penulisan ini sangat Penulis

harapkan.

Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa pula menghaturkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada bapak Moh. Guntur Nangi, SKM.,M.Kes selaku

Pembimbing I dan kepada ibu Andi Mauliyana, SKM.,M.Kes selaku

Pembimbing II atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan dalam

membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyusun proposal ini.

Tak lupa pula Penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari .

2. Ketua STIKES Mandala Waluya Kendari.

3. Para Wakil Ketua ( Akademik, Non Akademik, Kemahasiswaan) STIKES

Mandala Waluya Kendari.

4. Para Ketua Lembaga (LPPM, LPM) STIKES Mandala Waluya Kendari.


5. Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Mandala Waluya Kendari.

6. Dosen Penguji I Bapak DR. Drs. La Ode Kamalia, M.Kes, Penguji II Ibu Wa

Ode Nova Noviyanti, S.Psi,.M.Kes, dan penguji III Ibu Fitriyanti,

SKM,M.Kes Seluruh dosen dan staf/karyawan STIKES Mandala Waluya

Kendari yang telah banyak membantu Penulis semasa pendidikan.

7. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang serta

motivasi.

8. Seluruh teman – teman khususnya Program Studi Kesehatan Masyarakat yang

telah memberikan bantuan dan motivasi kepada Penulis hingga selesainya

proposal ini.

Kendari, Juni 2020

Penulis,

Yordania Anamelania

K201602106
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................6
C. Tujuan Penelitian............................................................................7
1. Tujuan Umum...........................................................................7
2. Tujuan Khusus..........................................................................7
D. Manfaat penelitian..........................................................................7
1. Manfaat Teoritis........................................................................7
2. Manfaat Praktis.........................................................................7
E. Keaslian Penelitian.........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Tidur........................................11
B. Tinjauan Umum Tentang Mahasiswa.............................................20
C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang di Teliti..........................21
1. Konsumsi Kopi.........................................................................21
2. Aktivitas Sampingan.................................................................23
3. Penggunaan Smartphone..........................................................27
D. Tinjauan Empiris............................................................................29
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pikir Peneliti.........................................................................32
B. Kerangka Konsep............................................................................33
C. Variabel Penelitian..........................................................................34
D. Definisi Oprasional dan Kriteria Objektif......................................34
E. Hipotesis Penelitian........................................................................35
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian............................................................38
B. Waktu dan Lokasi Penelitian..........................................................38
C. Populasi dan Sampel.......................................................................39
D. Pengumpulan Data..........................................................................41
E. Pengolahan Data.............................................................................41
F. Analisis Data ..................................................................................42
G. Penyajian Data................................................................................42
H. Etika Penelitian...............................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidur adalah fungsi fisiologis tubuh yang penting, yang sangat

mempengaruhi berbagai kegiatan biologis. Tidur berkaitan erat dengan fungsi

saraf, kardiovaskular, metabolisme, dan sistem imunologi, serta hampir semua

sistem fisiologis tubuh lainnya (Md Dilshad Manzar, 2019).

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seseorang

individu menghasilkan kebugaran, kesegaran, dan kepuasan terhadap tidurnya

(Yeni Rosdianti, 2018). Kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan

perubahan fungsi tubuh, penyakit mental dan masalah kesehatan lainnya. Kualitas

tidur yang buruk adalah fenomena global yang mempengaruhi semua kelompok

umur (Md Dilshad Manzar, 2019).

Indeks penelitian WHO (World Health Organization), yang dilakukan di

delapan Negara Afrika dan Asia, menemukan bahwa diantara orang dewasa

laporan kasus masalah waktu tidur malam adalah 16,6%, dengan tingkat kejadian

berkisar dari 3,9% hingga lebih dari 40,0%. Survei epidemiologi dari Amerika

Serikat memperlihatkan bahwa sekitar 36% penduduk dewasa tidur kurang dari 7

jam semalam. Dalam sebuah peneltian multnasional, meluasnya masalah tidur

didapati paling tinggi di Amerika Serikat (56%). Masalah tidur bervariasi dari 23

hingga 36% di negara-negara Eropa, sementara itu adalah 23% pada orang-orang

Jepang (Md Dilshad Manzar, 2019)

Hasil survei The Global Pursuit of Better Sleep Health dari Royal Phillips

mengungkapkan masyarakat dunia semakin kurang tidur. 62% orang dewasa


dalam survei global menggambarkan kualitas tidur  mereka tidak sama sekali baik.

Hampir setengahnya 44% mengatakan bahwa tidur mereka telah memburuk dalam

lima tahun terakhir (https://republika.co.id/berita/pod8in414/survei-sebagian-

orang-dewasa kekurangan-waktu-tidur-malam, 2019).

Sebuah data epidemiologi menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan

angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Hal tersebut didukung oleh hasil

survei yang mengindikasikan bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang

dewasa mengeluhkan gangguan kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti

gangguan memasuki tidur atau gangguan mempertahankan tidur sehingga

durasi tidur menjadi memendek (Ni Luh Putu Wulan Budyawati, 2019).

Aspek tidur yang berkualitas masih sangat kurang, menurut data

epidemiologi, Indonesia di perkirakan tiap tahun 20-40% prevalensi orang dewasa

mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius (Ni

Luh Putu Wulan Budyawati, 2019).

Dinges, dkk (Nashori & Wulandari, 2017) menyebutkan bahwa tidur yang

tidak memadai juga menyebabkan individu kurang bahagia, lebih tertekan, lemah

secara fisik, dan merasa sangat lelah secara fisik dan mental. Selanjutnya, apabila

dilakukan kajian lebih jauh, maka kualitas tidur yang buruk menjadi salah satu

prediktor dari mortalitas. Hal tersebut di kemukakan oleh Nilsson, Hedblad dan

Berglund (Robby, Chaidir & Rahayu, 2015) yang menemukan bahwa kualitas

tidur yang buruk berperan untuk menjadi prediktor dari mortalitas. Peneliti

tersebut menemukan bahwa 1902 dari 22.444 laki-laki dan 397 dari 10.902
perempuan meninggal karena faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan

tidur.

Kualitas tidur yag buruk juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yaitu

maag. Maag kambuh bukan hanya pola makan yang sembarangan, faktanya

masalah tidur yang dimiliki setiap orang menjadi penyebab kambuhnya penyakit

maag. Gejala asam lambung naik atau GERD (gastroesophageal reflux disease)

bisa terjadi jika seseorang terus-terus tidak mencukupi tidurnya setiap malam. Jadi

maag kambuh bisa ditimbulkan oleh jadwal tidur yang berantakan. Ketika

seseorang menunda jam tidurnya pasti akan merasa lapar di malam hari yang

akhirnya makan bukan pada waktu yang tepat, kebiasaan ini yang mengacaukan

jadwal sistem pencernaan, yang seharusnya organ pencernaan menyiapkan energi

untuk esok hari, malah bekerja untuk mencerna makanan pada malam hari. Akibat

dari kebiasaan tersebut, asam lambung naik dan akhirnya membuat kualitas tidur

yang buruk menjadi penyebab maag kambuh. (http://www.suara.com/health/

2019/04/11/ 153000/ pola-tidur-yang-berantakan-bisa-sebabkan-maag-kambuh)

Berdasarkan study pendahuluan yang peneliti lakukan, kepada 12 orang

mahasiswa angkatan 2016 yang diwawancara singkat mengenai tidurnya, hanya 3

orang yang memiliki jam tidur yang cukup, dan terdapat 9 orang sisanya

mempunyai kebiasaan tidur di atas jam 12 malam. Dari hasil wawancara singkat

rata-rata kebiasaan para mahasiswa tidur larut malam beragam, 3 mahasiswa

mengeluhkan bahwa mereka sulit tidur, mahasiswa tersebut mengatakan bahwa

mereka mengkonsumsi kopi setiap harinya. Dalam kopi mengandung kafein yang

termasuk zat psikoaktif yang telah terbukti mengatasi kantuk dan mengembalikan
kewaspadaan. 2 mahasiswa mengeluhkan kualitas tidurnya menurun, mereka

mengindikasikan bahwa memiliki aktivitas sampingan yang dilakukan diluar

perkuliahan, dan 4 mahasiswa mengeluhkan bahwa merasa kantuk saat mengikuti

perkuliahan juga mengalami penurunan konsentrasi, respon yang melambat

disiang hari akibat kurang tidur malam hari karena penggunaan smartphone

hingga larut, penurunan konsentrasi ini yang mengganggu proses belajar. Padahal

di pagi harinya mereka harus terbangun untuk melakukan aktivitas perkuliahan.

Hal ini akan mempengaruhi jam tidur mahasiswa dan kebugaran mahasiswa serta

berdampak pada kesehatannya, juga mengganggu kualitas tidur mahasiswa.

Selain aktivitas akademik, mahasiswa angkatan 2016 juga memiliki

aktivitas sampingan yang dilakukan di luar perkuliahan akademik seperti

organisasi intra juga organisasi ekstra. Meskipun mendapat wawasan tambahan

seperti management organisasi dan management waktu, namun pada

kenyataannya, yang kemudian berdampak pada waktu istrahatnya. Beberapa

mahasiswa juga mempunyai pekerjaan paruh waktu atau bahkan pekerjaan waktu

penuh. Selain itu mahasiswa juga bersosialisasi setiap malam hari, mengonsumsi

kopi yang berlebihan, begadang karena penggunaan smartphone hingga larut

malam. Kebiasaan tersebut akan membuat kualitas tidur mahasiswa menjadi

buruk. Dampak dari kebiasaan tersebut jelas sekali akan menyebabkan mahasiswa

sering mengantuk pada jam perkuliahan, menjadi mudah ter singgung, dan tidak

dapat berkonsentrasi pada kuliah. Kualitas tidur yang buruk yang sering dialami

dapat merusak kemampuan daya ingat, serta pertimbangan yang melibatkan

logika yang otomatis mempengaruhi performa akademik mahasiswa.


Penggunaan smartphone telah lama dikaitkan dengan potensi kebiasaan

yang meresahkan dan membahayakan, hal ini meningkatkan kewaspadaan tentang

efek samping penggunaan smartphone berlebihan terhadap kesehatan fisik dan

mental mahasiswa. Penggunaan smartphone malam hari pada mahasiswa juga

berpengaruh terhadap kualitas tidurnya. Kebiasaan penggunaan smartphone atau

telpon genggam dapat menjadikan seseorang mengalami sulit untuk tertidur. Hal

ini terkait dengan kenikmatan yang dijalani saat menggunakan alat teknologi

seperti smartphone yang dapat membuat si pengguna sibuk dengan sendirinya

hingga lupa waktu.

Disamping itu, alasan peneliti mengambil sampel angkatan 2016

dikarenakan angkatan 2016 saat ini merupakan angkatan yang sudah banyak

melalui berbagai proses perkuliahan dan lebih banyak pengalaman masalah tidur

selama berkuliah dibanding angkatan setelahnya. Selain itu, berdasarkan uraian

sebelumnya, kelompok usia yang banyak mengalami masalah tidur adalah

kelompok usia dewasa, dari usia dewasa awal hingga dewasa akhir. Hal ini sesuai

dengan usia mahasiswa reguler angkatan 2016 yang rata-rata usia dewasa awal

18-25 tahun dan mahasiswa non-reguler angkatan 2016 yang rata-rata usia dewasa

akhir 26–64 tahun.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Di STIKES Mandala Waluya Kendari”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara konsumsi kopi dengan kualitas tidur pada

mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari ?

2. Apakah ada hubungan antara aktivitas sampingan dengan kualitas tidur pada

mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari ?

3. Apakah ada hubungan antara penggunaan smartphone dengan kualitas tidur

pada mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Di STIKES Mandala Waluya Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kopi dengan kualitas tidur

pada mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari.

b. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas sampingan dengan kualitas

tidur pada mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya

Kendari.

c. Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan gadget dengan kualitas

tidur pada mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya

Kendari.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan referensi karya tulis yang berguna bagi masyarakat luas

di bidang kesehatan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan

menambah informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kualitas tidur mahasiswa sehingga mahasiswa dapat memanajemen waktu

untuk memenuhi kebutuhan tidur.

b. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi mengenai kebutuhan

fisiologis manusia yang salah satunya kebutuhan tidur serta dapat

dijadikan data dasar dalam mengembangkan penelitian mahasiswa

selanjutnya sehingga semakin banyak penelitian terkait kualitas tidur

mahasiswa.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman bagi peneliti serta dapat mengetahui

kebutuhan dasar tidur terkhusus kualitas tidur dan kebutuhan tidur secara

langsung pada mahasiswa.


E. Kebaruan penelitian

Nama Judul Metode Variabel


No Hasil
penulis penelitian penelitian penelitian
Mitra Pengaruh Analitik Variabel Terdapat
Khairani Minuman dengan independen: hubungan
Kopi metode Konsumsi mengonsumsi
Terhadap cross kopi. kopi dengan
Kualitas Tidur sectional Variabel kualitas tidur
Mahasiswa/I dependen:
1
Angkata 2015 Kualitas tidur
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sumatera
Utara
Ni Made Prevalensi Deskriptif Usia, jenis Didapatkan
Widi Mas Dan kuantitatif kelamin, kecenderungan
Gunannthi Gambaran dengan status tinggal, gangguan tidur
Gangguan pendekatan aktivitas terjadi pada usia
Tidur cross sampingan 20 tahun
Berdasarkan sectional (100%),
Karakteristik berjenis
Mahasiswa kelamin
2 Semester I perempuan
Program Studi (66,7%),
Pendidikan mahasiswa yang
Dokter kost (52,3%),
Fakultas dan hanya
Kedokteran mengikuti satu
Universitas kegiatan
Udayana sampingan
Tahun 2015 (47,5%)
3 Nova Perbandingan Kuantitatif Variabel Penelitian ini
Indrawati Kualitas Tidur dengan independen: memberikan
B Mahasiswa desain Jenis kelamin, gambaran
Yang deskriptif usia, keikut bahwa
Mengikuti komparatif sertaan dalam mayoritas
UKM Dan UKM, status mahasiswa FIK
Tidak tinggal dan UI memiliki
Mengikuti lingkungan. kualitas tidur
UKM Pada buruk sehingga
Mahasiswa Variabel mahasiswa
Regular FIK dependen : perlu
UI kualitas tidur memperbaiki
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tidur
4 Nainggola Hubungan Analitik Variabel Dari Hasil
n, Aulia Penggunaan Deskriptif independen : Penelitian
Rahman Gadget dengan Penggunaan Didapatkan
Dengan pendekatan Gadget Bahwa Terdapat
Kualitas Tidur Cross Hubungan
Mahasiswa Sectional Variabel Penggunaan
Kedokteran Study dependen : Gadget Dengan
Universitas kualitas tidur Kualitas Tidur
Sumatera Mahasiswa
Utara Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sumatera Utara
5 Armaya Hubungan Deskriptif Variabel Ada Hubungan
Jarmi Penggunaan correlatif independen : Signifikan
Gadget dengan Penggunaan Antara
Dengan desain Gadget Penggunaan
Kualitas Tidur cross Gadget (P-
Remaja Di sectional Variabel Value 0,000),
Smp Negeri 1 study dependen : Waktu
Banda Aceh kualitas tidur Penggunan
Gadget (P-
Value 0,008),
Dan Aktivitas
Penggunaan
Gadget (P-
Value 0,026)
Dengan Kualitas
Tidur Pada
Remaja.
6 Adi Hubungan Kuantitatif Variabel Terdapat
Permadi Perilaku Dengan Independen : Hubungan
Penggunaan Pendekatan Penggunaam Antara
Gadget Cross Gadget. Penggunaan
Dengan Sectional Gadget Dengan
Kualitas Tidur Variabel Kualitas Tidur
Pada Anak Dependent :
Usia Remaja Kualitas
Di SMA Tidur
Negeri 1
Srandakan
Bantul
7 Annisa Hubungan kuantitatif Variable Terdapat
Yusonia antara dengan independent : hubungan
Putri kecanduan pendekata Kecanduan antara
smartphone n korelasi smartphone kecanduan
dengan smartphone
kualitas tidur Variable dengan kualitas
pada remaja dependent : tidur pada
Kualitas tidur remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Tidur

1. Definisi Kualitas Tidur


Kualitas tidur adalah sebagai suatu keadaan dimana tidur yang dijalani

seseorang individu menghasilkan kebugaran, kesegaran, dan kepuasan

terhadap tidurnya. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif sepeti waktu untuk

mulai tidur durasi tidur dan efisiensi tidur (Yeni Rosdianti, 2018).

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan kuantitas tidur

adalah faktor fisiologis, psikokologis, lingkingan dan gaya hidup. Dari faktor

fisiologis berdampak dengan penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lemah,

lelah, daya tahan tubuh menurun,, dan ketidakstabilan tanda-tanda vital,

sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas dan sulit untuk

konsentrasi. (Potter & Perry, 2010).

Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang

melibatkan berbagai domain antara lain, penilaian terhadap lama waktu tidur

gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur siang hari, efisiensi tidur,

kualitas tidur, penggunaan obat tidur. Jadi apabila dari ketujuh aspek tersebut

terganggu maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur

(Bush et al, 2012).

2. Aspek-aspek kualitas tidur

a. Durasi tidur

Durasi merupakan waktu yang dibutuhkan seseorang dari mulai tidur

hingga terbangun. Waktu tidur yang dianjurkan oleh National Sleep


Foundation untuk usia dewasa yaitu 7-9 jam setiap malam. Waktu tidur

yang tidak terpenuhi dengan baik maka akan menganggu kualitas tidur.

b. Gangguan tidur

Kekurangan tidur akan menurunkan produktivitas, performa peran

dan jika seseorang menjalani tidur yang berkualitas buruk dalam jangka

waktu lama akan menyebabkan kesehatan fisik dan mental terganggu,

penurunan produktivitas berpikir serta kualitas hidup akan memburuk.

Gangguan tidur merupakan terputusnya pola tidur-bangun yang

menyebabkan penurunan kualitas tidur.

Macam-macam gangguan tidur yaitu insomnia, berjalan dengan tidur

dan mengigau, mimpi buruk, sering terbangun untuk ke kamar mandi.

Gangguan tidur dapat ditegakkan apabila kejadian tersebut terjadi selama 2

minggu atau lebih.

c. Masa Laten tidur

Latensi tidur merupakan durasi seseorang mulai dari berangkat tidur

hingga tertidur. Seseorang dikatakan tidak mengalami gangguan dalam

tidur jika memiliki latensi tidur kurang dari 15 menit.

d. Gangguan fungsi tubuh di siang hari

Adanya gangguan pada kegiatan sehari-hari diakibatkan karena

perasaan mengantuk, berkurangnya konsentrasi, kelelahan, distress dan

depresi yang terjadi akibat kurangnya waktu tidur.


e. Efisiensi tidur

Efisiensi tidur merupakan rasio presentase antara jumlah total jam

tidur yang sebenarnya dengan lama waktu di atas tempat tidur sebelum

seseorang tersebut benar-benar tertidur. Jadi dapat disimpulkan tidur yang

dirasakan sudah efisien atau sudah tercukupi kebutuhan tidurnya.

f. Kualitas tidur

Kualitas tidur subjektif merupakan penilaian diri sendiri terkait

kualitas tidur yang dimiliki hingga dapat memenuhi kebutuhan tidurnya.

Kebutuhan tidur yang cukup tidak ditentukan dari jumlah jam tidur

(kuantitas tidur) tetapi juga kedalaman tidur (kualitas tidur).

Seorang dapat tidur dengan waktu singkat dengan kedalaman tidur

yang cukup sehingga pada saat bangun tidur akan terasa segar kembali dan

pola tidur tersebut tidak akan menganggu kesehatan akan tetapi jika

seseorang memiliki waktu tidur yang kurang akan berdampak jangka

panjang yaitu dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis.

Kualitas tidur yang optimal merupakan kepuasan seorang terhadap

tidur sehingga tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang,

gelisah, lesu, apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjugtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala,

sering menguap dan mengatuk.

g. Penggunaan obat tidur

Penggunaan obat tidur yang mengandung sedative dapat menandakan

seberapa berat gangguan tidur yang dialami, karena penggunaan obat tidur
digunakan jika seseorang tersebut mengalami gangguan berat pada pola

tidurnya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang ada yang terpenuhi dengan

baik ada pula yang mengalami gangguan tidur, seseorang dapat tidur atau tidak

dipengaruhi beberapa faktor (Asmadi, 2008), di antaranya :

a. Faktor Internal
1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu

tidur yang lebih banyak daripada biasanya. Nyeri yang timbul pada

beberapa pasien di rumah sakit setelah mengalami operasi juga turut

mempengaruhi kualitas tidur pasien tersebut, pada penelitian Indri tentang

pengaruh nyeri terhadap kualitas tidur pada pasien post operasi

apendisitis didapatkan hasil bahwa sejumlah 32 dari 54 total pasien post

operasi dengan nyeri berat mengalami kualitas tidur buruk (Asmadi,

2008).

2. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang

dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali

memanjang. Kelelahan yang diakibatkan karena pekerjaan yang

menumpuk, waktu dan shift kerja. Shift dan kerja malam hari

berpengaruh negatif terhadap kesehatan fisik, mengurangi kemampuan


kerja dan menganggu psychophysiology homeostatis seperti circardian

rhythms, makan dan waktu tidur (Asmadi, 2008).

3. Stres
Emosional Ansietas dan depresi dapat menganggu tidur seseorang.

Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepineprin darah melalui

stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya

siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat

tidur.

Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono didapatkan hasil

responden dengan tingkat stress dari mulai ringan hingga berat

berdampak pada kualitas tidur yang buruk. Stres akibat kecemasan yang

berlebihan membuat seseorang terlalu keras berfikir sehingga sulit

mengontrol emosi yang berdampak pada peningkatan ketegangan dan

kesulitan memulai tidur (Asmadi, 2008).

4. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan

seringnya terjaga pada malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan

dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam

hari (Asmadi, 2008).

b. Faktor Eksternal
1. Gaya hidup

Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur

aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat. Selain aktivitas kerja

yang menyita banyak energi, penggunaan kopi sudah menjadi gaya


hidup seseorang untuk menunda tidur yang berhubungan dengan

tuntutan tugas. Kandungan kafein dalam kopi dapat mempengaruhi

fungsi sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan penurunan jumlah

jam tidur.

Adanya pengaruh kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daswin didapatkan

hasil konsumsi minuman berkafein mempengaruhi kualitas tidur

mahasiswa sebanyak 53,3% dan mahasiswa yang tidak mengkonsumsi

minuman berkafein memiliki kualitas tidur yang baik sebesar 73,3%

(Asmadi, 2008).

2. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat

proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang

asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang

tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur

seseorang. Menurut Wicaksono, lingkungan yang buruk dan lingkungan

dengan kurangnya variasi tempat tinggal dapat membuat kejenuhan dan

mempengaruhi kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa (Asmadi,

2008).

3. Kerja shift

Individu yang memiliki pekerjaan dengan waktu pembagian

shift/ lembur memperoleh tidur yang awalnya baik menjadi sulit tidur.

Kerja shift akan menganggu ritme biologis tubuh yang biasanya tidur
tetap waktu saat malam dan kemudian saat kerja shift memaksa pekerja

untuk tetap terjaga.

Kerja shift di malam hari dapat berpengaruh negatif terhadap

kesehatan fisik, mengurangi kemampuan kerja, dan menganggu

psychophysiology homeostatis seperti cardian rhythms, makan dan

waktu tidur (Asmadi, 2008).

4.Tahap-tahap Tidur

Tahapan tidur yaitu tahap Non Rapid Eye Movement (NREM) yang terdiri

dari 4 tahap dan tahapan Rapid Eye Movement (REM).

a. Non Rapid Eye Movement (NREM)

Non Rapid Eye Movement disebut dengan tidur gelombang lambat

atau slow wave sleep. Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam,

istirahat penuh, gelombang otak yang lambat, atau juga dikenal dengan

tidur nyenyak. Ciri–ciri tidur nyenyak adalah bangun segar, tanpa mimpi,

atau tidur dengan gelombang delta, keadaan istirahat penuh, tekanan darah

menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat,

mimpi berkurang, dan metabolisme turun (Asmadi, 2008). Tidur NREM

terdiri dari 4 tahap yaitu:

1. Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur yang

ditandai dengan adanya gelombang teta dengan frekuensi lebih lambat

dan amplitudo lebih besar dari gelombang alfa. Ciri tidur seseorang

pada tahap 1 sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan,


merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping,

frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun segera

selama tahap ini berlangsung sekitar 5 menit (Asmadi, 2008).

2. Tahap II

Tahap II merupakan tahapan tidur yang lebih dalam dri kualitas

tidur pada tahap I, dengan gelombang 20 teta yang lebih lambat

dengan gelombang yang berbentuk sangat tajam yang disebut sleep

spindles. Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun dengan ciri sebagai berikut: mata menetap, denyut jantung

dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme

menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit (Asmadi,

2008).

3. Tahap III

Pada tahap III ditandai dengan adanya gelombang delta sebesar

50 persen dengan ciri sebagai berikut: denyut nadi, frekuensi napas,

dan proses tubuh lainnya melambat. Hal ini disebabkan oleh adanya

dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun

(Asmadi, 2008).

4. Tahap IV

Tahap ini ditandai dengan adanya gelombang delta sebesar

50%, tidur delta merupakan tidur yang paling lelap, ketika seseorang

dibangunkan pada tahap ini biasanya seseorang tersebut akan bingung

dan kehilangan orientasi. Tahap IV mempunyai ciri yaitu kecepatan


jantung dan pernapasan turun, arang bergerak, sulit dibangunkan,

gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot

menurun (Asmadi, 2008).

b. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tidur REM merupakan tahap aktif dari tidur dan mimpi sering

terjadi pada tahap ini. Saat tidur REM, jika dilihat melalui alat EEG

menunjukkan gelombang cepat mirip dengan gelombang ketika seseorang

dalam keadaan rileks dan bola mata saat tidur bergerak naik turun kanan

dan kiri.

Tidur REM dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi

selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi

selama 80-100 menit (Asmadi, 2008). Ciri tidur REM adalah sebagai

berikut:

1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif

2. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM

3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi

kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis

4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur

5. Pada otot perifer, terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur

6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah

meningkat dan berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme

meningkat
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, berperan dalam

belajar, memori, dan adaptasi.

B. Tinjauan Umum Tentang Mahasiswa

1. Definisi mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba

ilmuataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah

satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah

tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah

mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dapat

didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang

setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut

ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain

yang setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007).

2. Peran dan Fungsi Mahasiswa


Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada

beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa (Novita, 2014),

misalnya:

a. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena

sumber daya manusianya yang banyak

b. Agent Of Change, mahasiswa agen perubahan, maksudnya sumber daya

manusia untuk melakukan perubahan


c. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah

habis

d. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang

baik

e. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial, contoh

mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang Diteliti

1. Konsumsi kopi
Kopi merupakan jenis minuman berkafein yang paling sering

dikonsumsi (Youngberg, Karpov, Begley, Polloock & Buysee, 2011). Kafein

bekerja dengan cara berikatan sementara padea reseptor adenosin mencegah

ikatan adenosin (zat sedatif alami yang membuat rasa kantuk) dengan

reseptornya di otak (Schardt, 2012) Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh

masyarakat dunia, selain aroma dan rasa yang khas, kopi juga dipercaya

dapat meningkatkan konsentrasi dan menghilangkan rasa kantuk (Raharjo,

2012).

Kafein merupakan keluarga dari golongan methylxanthine yang banyak

terkandung pada beberapa makanan, minuman, obat-obatan dan suplemen

(Sugiyono et al., 2011). Pada umumnya orang\ tidak menyadari seberapa

banyak kafein dapat memengaruhi tidur mereka (Schardt, 2012). Efek kafein

terhadap tidur ditentukan oleh berbagai faktor yaitu dosis, waktu konsumsi

kafein, dan perbedaan individu dalam sensitivitas maupun toleransi terhadap

kafein. Kafein yang dikonsumsi dalam dosis lebih besar lebih mudah

menimbulkan gangguan tidur.


Kafein yang dikonsumsi sebelum tidur atau sepanjang hari dapat

memperpanjang latensi onset tidur, mengurangi waktu tidur total, mengubah

tahapan tidur normal, dan menurunkan kualitas tidur (Torres, 2009). Rutin

mengonsumsi kafein akan membuat seseorang toleransi sehingga diperlukan

kafein yang lebih banyak untuk menghasilkan efek yang diingankan. Hal ini

menjadi lingkaran setan bagi orang tersebut, karena efek kafein terhadap tidur

juga akan semakin meningkat sehingga gangguan tidur lebih mudah muncul

(Schardt, 2012).

Mengonsumsi kafein sebelum tidur dapat menurunkan atau

mengganggu waktu tidur, meningkatkan jam tidur dan bangun tidur lebih

awal (Huang et al, 2005). Kafein dihubungkan dengan penurunan frekuensi

daro gelombang alpha, beta dan theta selama tidur (Huang et al, 2005).

Alasan yang mungkin untuk efek kafein pada tidur berasal dari peran

adenosin. Adenosin neurotransmiter yang efeknya mengurangi aktifitas sel

terutama sel saraf. Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosin berikatan dengan

kafein, efek yang berlawana dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulan

kafein (Stone, Prussin dan Metcalfe, 2011).

Walaupun demikian, kafein yang dikonsumsi juga ternyata memiliki

efek samping. Studi deskriptif oleh Bawazeer dan Alsobahi pada tahun 2013

menunjukan bahwa 34,3% peminum minuman energi yang mengandung

kafein mangaku mangalami efek samping diantaranya palpitasi, insomnia,

nyeri kepala, tremor, gelisah, serta mual dan muntah. Selain itu, konsumsi
kafein secara reguler dapat menimbulkan efek ketergantungan (Bawazeer dan

Alosabhi, 2013).

Beberapa studi telah menemukan bahwa asupan kafein sebelum tidur

dapat menunda onset tidur, mengurangi jumlah jam tidur, dan mengurangi

kualitas tidur. Penelitian oleh Vlasta Brezinova membuktikan bahwa

pemberian kafein 300 mg sebelum tidur dapat mengurangi jumlah tidur

selama 2 jam, meningkatkan onset tidur selama 66 menit serta meningkatkan

frekuensi terjaga pada waktu malam (Brezinova,1974).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Leveina tahun 2014 tentang

hubungan pola konsumsi dan efek samping minuman mangandung kafein

pada mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana, juga telah membuktikan bahwa dari 91,9%

respondennya yang meminum kopi, sebanyak 76,1% mengaku mengalami

efek samping berupa kesulitan tidur.

2. Aktivitas sampingan
Aktivitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu

keaktifan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan

dalam tiap bagian. Sampingan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) yaitu sesuatu yang bukan pokok atau diluar kegiatan pokok. Jadi

dapat didefinisikan aktivitas sampingan merupakan suatu kegiatan atau

pekerjaan lain sebagai selingan atau tambahan selain pekerjaan pokok atau

kegiatan pokok.
Aktivitas sampingan yang dilakukan mahasiswa yakni aktivitas diluar

perkuliahan atau aktifitas non akademik yaitu ekstrakurikuler seperti

mengikuti organisasi kemahasiswaan atau olahraga.

a. Organisasi Kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan adalah perkumpulan, kesatuan

mahasiswa yang sudah terlembaga, mempunyai tujuan jelas guna

mengembangkan peran serta dan fungsi mahasiswa (UNNES dalam

Desmawangga, 2013).

Menurut Sukirman (dalam Ardi & Aryani, 2010), organisasi

kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang

diselenggarakan dengan prinsip dari , oleh dan untuk mahasiswa.

Berdasarkan Kepmen Dikbud nomor : 155/U/1998 tentang

pedoman umum organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen

yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.

Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan, peningkatan

kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan

pemahaman tentang arah profesi, dan sekaligus meningkatkan kerjasama

serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.

Berdasarkan PP No. 60/1999 tentang pendidikan tinngi dan SK

Mendiknas NO.155/1999 fungsi dari organisasi mahasiswa adalah

sebagai wahana dan saran pengembangan diri serta aspirasi mahasiswa


kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta

integritas kepribadian. Ada dua jenis organisasi mahasiswa, yaitu:

1) Orgnisasi mahasiswa intra universiter

Yaitu organisasi mahasiswa yang berada dalam lingkup

perguruan tinggi mulai dari tingkat jurusan, fakultas sampai ke

universitas, misalnya : HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan

BEM. Organisasi ini diadakan sebagai sarana bagi para mahasiswa

setempat untuk berperan aktif dengan tujuan untuk menghidupkan

kampus dan membentuk mahasiswa yang tidak hanya memiliki

intelektual tinggi tetapi juga keterampilan yang memadai.

2) Organisasi mahasiswa ekstra universiter

Yaitu organisasi mahasiswa yang berada diluar lingkup

perguruan tinggi dan biasanya organisasi pergerakan. Misalnya : HMI

dan KAMMI. Mahasiswa aktivis yang trlibat dalam organisasi ini

biasanya memiliki jiwa social yang lebih tinggi karena dalam

kegiatannya seringkali bertujuan untuk kepentingan masyarakat luas.

Salah satu kegiatan yang dering dilakukan adalah berdemonstrasi atau

turun kejalan.

b. Olahraga

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat

meningkatkan suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat meningkatkan

kebugaran jasmani. Dalam olahraga tidak hanya melibatkan sistem

muskuloskeletal semata, namun juga mengikutsertakan sistem lain sepeti


sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem saraf dan

masih banyak lagi. Olahraga mempunyai arti penting dalam memelihara

kesehatan dan menyembuhkan tubuh yang tidak sehat (Mutohir &

Maksun, 2007).

Olahraga ialah kegiatan untuk meningkatkan kesehatan baik

kesehatan jasmani, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Kesehatan

merupakan hal yang harus kita jaga agar kita merasakan manfaat hidup

sehat, salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan cara

melakukan olahraga atau aktifitas fisik secara teratur (Rafi’ud Arifudin,

2018).

Manfaat olahraga membuat tubuh menjadi segar, bugar dan sehat.

Akan tetapi kesibukan jam kerja atau jam sekolah memang memaksa

seseorang untuk memanfaatkan aktifitas olagraga pada malam hari. Hal

ini bertujuan agar badan tetap sehat dan bugar. Tren berolahraga pada

pada malam hari terlihat karena semakin ramainya pengunjung pada

tempat-tempat kebugaran, lapangan futsal, dan lain-lain (Rafi’ud

Arifudin, 2018).

Banyak mahasiswa yang mengikuti atau bergabung dalam satu

atau lebih organisasi intra maupun ekstra, beberapa mahasiswa khususnya

pada laki-laki melakukan aktivitas pada malam hari seperti olahraga

sepak bola, dan aktivitas yang kebanyakan dilakukan para mahasiswa

sebelum tidur sebagai hiburan seperti membaca buku (novel, komik,

cerpen dsb), bermain game online, menonton acara televisi,


mendengarkan musik. Karena menunda jadwal atau waktu tidur maka

kualitas tidur yang dimiliki mahasiswa menjadi buruk.

3. Penggunaan Smartphone
Pengertian Smartphone Lohr dalam Sawyer and Williams (2011)

menyatakan bahwa smartphone adalah telepon seluler yang dilengkapi

dengan prosesor mikro, memori, tampilan layar dan modem built-in.

Smartphone adalah kombinasi fungsi dari personal digital asistant (PDA)

atau pocket personal computer (pocket PC) dengan telepon (Sawyer and

Williams, 2011). Selain membuat panggilan telepon, penggunanya bisa

memainkan game, chat dengan teman-teman, menggunakan sistem

messenger, akses ke layanan web (seperti blog, homepage, jaringan sosial)

dan pencarian berbagai informasi (Choi et al., 2015). Smartphone didasarkan

pada internet dan memiliki jangkauan fungsi yang luas (Choi et al., 2015).

Suatu ponsel standar berbeda dengan smartphone, dimana pada smartphone

pengguna dapat mengakses emailnya secara langsung kapan saja dan di mana

saja, dapat melihat halaman web versi desktop, memiliki banyak aplikasi

untuk mengelola kontak dan perjanjian, dapat digunakan membaca dan

mengedit dokumen Word, Exel dan PowerPoint di mana saja, dan dapat

memasang aplikasi pihak ketiga mulai dari aplikasi instrumen musik hingga

game. Kelebihan lainnya adalah dilengkapi kamera, dapat memainkan musik,

videogame, menonton TV digital, pencarian tools, manajemen informasi

personal, lokasi GPS dan bahkan dapat berfungsi ganda sebagai kartu kredit

pada beberapa lokasi (seperti untuk penggunaan parking meters dan vending

machines) (Sawyer and Williams, 2011).


Era smartphone terbagi menjadi tiga fase utama. Fase pertama untuk

kepentingan perusahaan. Era ini dimulai dengan kehadiran smartphone

pertama oleh International Business Machines (IBM) pada tahun 1993.

Blackberry dipertimbangkan sebagai perangkat revolusioner era ini, yang

memperkenalkan banyak keistimewaan meliputi email, internet, fax, web

browsing dan kamera. Fase kedua era smartphone dimulai dengan munculnya

iPhone buatan Apple untuk target konsumen umum pada tahun 2007. Akhir

tahun 2007, Google meluncurkan sistem operasi Android dengan maksud

untuk mendekati pasar konsumen smartphone, dengan fitur yang dibutuhkan

konsumen umum dan pada saat yang sama menjaga biaya tetap rendah untuk

lebih menarik banyak pelanggan. Fase ketiga era smartphone mengurangi

kesenjangan antara yang berpusat pada perusahaan dan yang berpusat pada

konsumen umum. Fase ini disertai peningkatan kualitas tampilan, teknologi

layar dan juga bertujuan untuk menstabilkan sistem operasi mobile,

memperkenalkan baterai yang lebih kuat dan meningkatkan penggunaan

interface serta banyak fitur lain yang membuat perangkat ini makin pintar

(Sarwar and Soomro, 2013). Rivera (2013) dan Strategy Analytics (2013)

dalam Bian and Leung (2015) menyatakan pada tahun 2012, jumlah

smartphone yang terjual di pasar dunia mendekati 700 juta dan tercatat 40%

dari total penjualan semua ponsel, hal ini mengalami peningkatan sebesar

43% dari tahun sebelumnya. eMarketer menggambarkan jumlah pengguna

smartphone di seluruh dunia akan melewati 2 triliun pada 2016 (setelah

jumlah tersebut hampir didapatkan pada 2015). Jumlah pengguna


smartphone berdasarkan negara menunjukkan Cina sebagai negara dengan

pengguna smartphone tertinggi pada 2015 dengan jumlah 525,8 juta

sedangkan Indonesia berada di urutan ketiga dengan jumlah pengguna 55,4

juta (Liu et al., 2015). Survei sosial ekonomi nasional (Susenas) yang

ditampilkan web Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase rumah

tangga yang memiliki/menguasai telepon seluler di indonesia baik di

perkotaan dan perdesaan pada tahun 2015 sebanyak 86,95% meningkat tajam

dibandingkan pada tahun 2005 sebanyak 19,88% (BPS, 2016). Data diatas

menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan ponsel dan/atau smartphone

yang sangat pesat di Indonesia.

D. Tinjauan Empiris
Pada penelitian Mitra Khairani metode penelitian yang digunakan adalah

analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 100 mahasiswa angkatan

2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian

didapatkan mahasiswa yang mengonsumsi kopi didapatkan kualitas tidur baik

sebesar 24% dan kualitas tidur buruk sebesar 81,3%. Pada mahasiswa/i yang

tidak mengonsumsi kopi didapatkan kualitas tidur baik sebesar 76%, kualitas

tidur buruk sebesar 18,7%. Pada anlisis data mengonsumsi kopi berhubungan

dengan kualitas tidur (p = 0,0001) (Mitra Khairani, 2015).

Pada penelitian Ni Made Widi Mas Gunannthi metode yang digunakan

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Semua responden

memiliki kegiatan sampingan selain kuliah, lebih dari sebagian responden

dengan kegiatan sampingan baik organisasi maupun olahraga tidak ditemukan

adanya gangguan tidur (52% dan 63,6%), dan terdapat gangguan tidur pada
mahasiswa yang mengikuti organisasi saja sebanyak 47,5% (Ni Made Widi Mas

Gunannthi, 2016).

Pada penelitian Nova Indrawati metode yang digunakan Analitik deskriptif

dengan pendekatan Cross Sectional Study. Responden yang mengikuti UKM

berjumlah 116 orang dengan 94 orang memiliki kualitas tidur buruk dan 22

orang memilikim kualitas tidur baik. Berdasarkan hasil uji analisis statistik

menggunakan uji chi-square 2x2 didapatkan bahwa terdapat 0 sel (0%)

mempunyai nilai expected dibawah 5, sehingga nilai untuk menentukan ada atau

tidaknya hubungan signifikan antara keikutsertaan UKM dengan kualitas tidur

digunakkan nilai dari continuity correctioan. Nilai p value yang digunakan

adalah 0,865, sehingga nilaii p > α dengan α = 0,05. Hal ini membuktikan

bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas tidur antara mahasiswa yang mengikuti

UKM dan tidak mengikuti UKM pada mahasiswa reguler di FIK UI (Nova

Indrawati, 2012).

Pada penelitian Nainggolan, Aulia Rahman metode yang digunakan

analitik deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Dari hasil

penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki penggunaan

gadget berlebih sebanyak 70 orang (77,8%) dan penggunaan gadget normal

sebanyak 20 orang (22,2%). Kualitas tidur pada pengguna gadget normal lebih

baik dari pada kualitas tidur mahasiswa pengguna gadget berlebih (Nainggolan,

2017).

Pada penelitian Armaya Jarmi metode yang digunakan deskriptif correlatif

dengan desain cross sectional study. Berdasarkan tabel distribusi menunjukan


bahwa 50 responden dengan penggunaan gadget pada kategori tinggi memiliki

kualitas tidur buruk sebanyak 37 orang (74%). Hasil uji statistik diketahui

bahwa p-value (0,000) < dari α (0,5). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak, artinya ada hubungan penggunaan gadget dengan kualitas

tidur pada remaja (Armaya Jarmi, 2017).

Pada penelitian Adi Permadi metode yang digunakan kuantitatif dengan

pendekatan Cross Sectional. Hasil penelitian perilaku penggunaan gadget pada

siswa kelas XI IPS dan XI IPA di SMA Negeri 1 Srandakan Bantul sebagian

besar sedang yaitu 26 siswa (51%). Kualitas tidur pada siswa kelas XI IPS dan

XI IPA di SMA Negeri 1 Srandakan Bantul sebagian besar kurang terpenuhi

yaitu 32 siswa (63%). Terdapat hubungan antara perilaku penggunaan gadget

dengan kualitas tidur pada anak usia remaja di SMA Negeri 1 Srandakan Bantul

(p = 0,048 < 0,05) ( Adi Permadi, 2017).

Pada penelitian Annisa Yusonia Putri metode yang digunakan kuantitatif

dengan pendekatan korelasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data

berupa skala kecanduan smartphone dan skala kualitas tidur. Hasil penelitian

menunjukkan nilai korelasi p = 0.001 < 0.05 artinya Ha diterima. Koefisien

korelasi antara dua variabel sebesar -0.372. Hal ini berarti terdapat hubungan

antara kecanduan smartphone dengan kualitas tidur pada remaja. Berdasarkan

hasil tersebut juga dapat dipahami bahwa korelasinya bersifat negatif, sehingga

menunjukkan adanya hubungan yang berbalik arah, artinya semakin tinggi

kecanduan smartphone maka semakin rendah kualitas tidur pada remaja (Annisa

Yusonia Putri, 2018).


BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pikir Penelitian

Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat dengan mudah

memulai tidur dan mempertahankan tidur. Seorang dapat tidur dengan waktu yang

cukup pada saat bangun tidur akan terasa segar, akan tetapi jika seseorang

memiliki waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi kesehatan fisiologis dan

psikologis. Apabila aspek kebutuhan tidur terganggu maka akan mengakibatkan

terjadinya penurunan kualitas tidur.

Kopi merupakan golongan minuman psikostimulan yang memberikan efek

fisiologis berupa peningkatan energi dan menyebabkan seseorang terjaga karena

efek farmakologinya menghambat reseptor adenosin yang mempengaruhi sistem

saraf pusat. Kandungan kafein dalam kopi dapat mempengaruhi fungsi sistem

saraf pusat dan dapat mengakibatkan penurunan kualitas tidur.

Aktivitas sampingan merupakan suatu kegiatan selingan atau tambahan

selain kegiatan pokok. Beraktivitas dengan intensitas tinggi menjadi ancaman bagi

kesehatan, salah satunya yaitu kekacauan waktu tidur, dalam hal ini waktu tidur

akan berkurang sehingga terjadi penurunan kualitas tidur.

Smartphone adalah peralatan kecil yang memiliki daya komputasi tinggi dan

memiliki fungsi yang berkaitan erat dengan cepatnya perkembangan zaman yang

saat ini banyak digemari masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Penggunaan

smartphone secara berlebihan oleh mahasiswa akan menyebabkan kecanduan dan

lupa akan waktu istirahat dan waktu tidur, kurangnya durasi tidur akan

mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur.


B. Bagan Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka konsep dari penelitian adalah sebagai berikut :

Variabel independent Variabel dependent

Konsumsi kopi

Aktivitas sampingan

Penggunaan Kualitas tidur


smartphone

Penyakit

Stress

Keterangan :

: : Variabel independent yang diteliti

: Variabel independent yang tidak diteliti

: Variabel dependent yang diteliti

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian


C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari

seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012). Dalam penelitian ini akan diteliti dua variabel yang terdiri dari:

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel independent merupakan variabel yang nilainya menentukan

variabel lain. Dengan kata lain variabel independent adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependent/terikat (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini variabel independent

yaitu karakteristik responden diantaranya konsumsi kopi, aktivitas sampingan

dan penggunaan smartphone.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain. Dengan kata lain variabel dependent adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variable bebas (Sugiyono, 2012).

Pada penelitian ini adalah kualitas tidur.

D. Definisi Oprasional dan Kriteria Obyektif

1. Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah skor yang diperoleh dari responden yang telah

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI), yang terdiri dari 7 (tujuh) komponen, yaitu kualitas tidur subyektif,

latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur,


penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. Masing-masing

komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3 dengan 0 menunjukkan tidak adanya

kesulitan tidur dan 3 menunjukkan kesulitan tidur yang berat. Skor dari

ketujuh komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan

kisaran nilai 0 – 21. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan kriteria

penilaian yang dikelompokkan sebagai berikut.

a. Baik : jika responden memperoleh skor <5

b. Buruk : jika responden memperoleh skor ≥5

2. Konsumsi kopi

Konsumsi kopi merupakan suatu kebiasaan minum kopi yang

merupakan minuman psikostimulan yang berasal dari proses pengolahan

biji tanaman kopi dan biasanya digunakan dalam beberapa gelas perhari.

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dan cara ukurnya melalui

wawancara. Skala ukurnya adalah ordinal,

Kriteria Objektif :

a. Ya : Jika responden mengonsumsi minuman kopi

b. Tidak : jika responden tidak mengonsumsi minuman kopi

3. Aktivitas sampingan

Aktivitas sampingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

mahasiswa yang aktif dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan atau

olahraga. Skala nominal (Nova Indrawati, 2012).


Kriteria Objektif :

a. Ya : Jika responden aktif mengikuti organisasi kemahsiswaan atau

olahraga

b. Tidak : Jika responden tidak aktif mengikuti organisasi kemahsiswaan

atau olahraga

4. Penggunaan smarthphone,

Penggunaan smarthphone adalah penggunaan peralatan kecil yang

memiliki daya komputasi tinggi dan memiliki fungsi yang berkaitan erat

dengan cepatnya perkembangan zaman modern. Penggunaan yang dimaksud

adalah penggunaan smartphone yang dilakukan mahasiswa pada malam hari.

Cara ukur adalah dengan pengisian kuisioner oleh sampel penelitian. Alat

ukur yang digunakan adalah kuisioner dalam bentuk skala Guttman yang

berisi 15 pertanyaan, penggunaan dikatakan tinggi apabila x ≥ 23,6 dan

penggunaan dikatakan rendah apabila x < 23,6 terdiri dari waktu penggunaan,

durasi penggunaan, dan aktivitas. Skala pengukuran adalah ordinal (Armaya

Jarmi, 2017).

Kriteria Objektif :

a. Ya : jika responden menggunakan smartphone sebelum tidur malam

b. Tidak : jika responden tidak menggunakan smartphone sebelum

tidur malam

a. Hipotesis penelitian

1. Konsumsi kopi
H0 : Tidak ada hubungan konsumsi kopi dengan kualitas tidur pada mahasiswa

angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari tahun 2020.

Ha : Ada hubungan konsumsi kopi dengan kualitas tidur pada mahasiswa

angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari tahun 2020.

2. Aktivitas sampingan

Ho : Tidak ada hubungan aktivitas sampingan dengan kualitas tidur pada

mahasiswa angkatan 2016 STIKES Mandala Waluya Kendari tahun

2020.

Ha : Ada hubungan aktivitas sampingan dengan kualitas tidur pada mahasiswa

angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari tahun 2020.

3. Penggunaan smartphone

Ho : Tidak ada hubungan penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada

mahasiswa angkatan 2016 STIKES Mandala Waluya Kendari tahun

2020.

Ha : Ada hubungan penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada

mahasiswa angkatan 2016 di STIKES Mandala Waluya Kendari tahun

2020.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan

rancangan cross sectional. Cross sectional adalah penelitian non eksperimental

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (Point time approach) (Notoadmojo, 2010).

Populasi
(sampel)

Faktor risiko + Faktor risiko -

Efek + Efek - Efek + Efek-

Gambar 2. Desain penelitian cross sectional study

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 30 Juni tahun 2020.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Mandala

Waluya Kendari.
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Sumber data atau subjek penelitian mempunyai karakteristik

tertentu, berbeda-beda sesuai dengan penelitian (Suryono, 2013). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2016 yang aktif atau

ikut perkuliahan secara aktif di STIKES Mandala Waluya Kendari yaitu

berjumlah 408 mahasiswa.

2. Sampel

Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi disebut sebagai

sampel (Suryono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

mahasiswa angkatan 2016 yang aktif diambil dari populasi yang memenuhi

Kriteria penelitian. Untuk menghitung jumlah sampel dalam penelitian ini

digunakan rumus slovin sebagai berikut :

N
n=
1+ N (d)²

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d 2= Presentase kelonggaran ketidaktelitian, kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolelir; d= 0,1 dalam rumus Slovin ada ketemtuan sebagai

berikut:

Nilai d = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar


Nilai d = 0,2 (20%) dalam populasi dalam jumlah kecil

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas maka ukuran sampel dapat

dilihat sebagai berikut:

N
n=
1+ N (d) ²

408
=
1+ 408(0,1) ²

408
= 1+ 408(0,01)

408
= 5,08

n = 80,31 dibulatkan menjadi 80

Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini 80 responden.

3. Teknik penarikan sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara simple

random sampling teknik ini digunakan untuk mendapatkan sampel yang

langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit

sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang

sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi, cara demikian dilakukan

bila anggota populasi dianggap homogen (Margono, 2004; 126). Dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa angkatan 2016 yang berstatus aktif

2) Bersedia menjadi responden


b. Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswa yang bukan angkatan 2016

2) Tidak bersedia jadi responden

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui

pengumpulan data yang berupa data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung oleh peneliti

melalui wawancara menggunakan bantuan kuisioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari institusi atau pihak lain yang dapat

dipercaya.

2. Instrumen penelitian

Kuisioner dalam bentuk pertanyaan yang digunakan sifatnya tertutup,

karena hanya meminta pernyataan responden atas jawaban yang tersedia.

3. Cara pengumpulan Data

Diperoleh langsung dari responden dengan memanfaatkan kuisioner

dan data dari instansi yang terkait dengan penelitian. Berikut tahapan proses

pengumpulan data :

a. Memperkenalkan diri menjelaskan maksud dan tujuan

b. Meminta persetujuan responden untuk menjadi subjek penelitian, bila

bersedia diminta untuk menandatangani lembarin formed concent


c. Menjelaskan cara pengisian kuisioner

d. Responden diminta untuk mengisi kuisioner yang ada

E. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang harus diperhatikan

yaitu sebagai berikut:

a. Memeriksa kelengkapan data Memeriksa kelengkapan data bertujuan

untuk mengoreksi setiap pertanyaan jika ditemukan bagian-bagian yang

tidak ada datanya.

b. Memeriksa kesinambungan

Hal ini bertujuan untuk melihat apakah ada data berkesinambungan atau

tidak, dalam arti tidak ditemukan atau keterangan yang bertentangan

antara satu dan lainnya.

c. Memeriksa keseragaman data

Memeriksa keseragaman data bertujuan untuk melihat ukuran yang

dipergunakan dalam mengumpulkan data telah seragam atau tidak.

2. Coding

Coding adalah cara yang memudahkan pengolahannya, semua jawaban

atau data tersebut perlu penyederhanaan dengan cara memberikan simbol-

simbol yang mudah untuk dimengerti.


3. Data entry

Data enteri adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode

kedalam mesin pengolah data, dilakukan dengan cara memasukan data.

4. Data cleaning

Data cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang telah

dimasukan kedalam mesin atau program sudah sesuai dengan yang

sebenarnya.

5. Tabulasi

Tabulasi data dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

a. Menyusun data yang tersedia menurut urutannya, seperti dari variabel

yang bernilai kecil ke variabel yang bernilai besar.

b. Mengelompokkan dan menghitung jumlah masing-masing variabel.

c. Memindahkan variabel yang telah dikelompokkan tersebut kedalam tabel

yang telah dipersiapkan.

F. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan tergantung pada tujuan penelitian, desain

penelitian, sertaskala pengukuran variabel yang digunakan. Pada penelitian ini

desain yang digunakan adalah cross sectional, yang lebih banyak menggunakan

table 2x2 dengan skala variable dikotomi. Model analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Dilakukan dengan menghitung frekuensi dalam bentuk presentase dari

variabel yang diteliti.


b. Analisis Bivariat (Uji Chi Square)

Untuk membuktikan hipotesa, sesuai data yang telah dilakukan analisa

dengan program computer menggunakan uji statistic Chi-Square ( x 2) pada taraf

kepercayaan 95%. Variabel yang dapat diuji dengan Chi-Square akan diuji

menggunaka uji Fisher Exact.

syarat penggunaan uji keeratan hubungan jika nilai H1 diterima dengan

ketentuan :

0,801 – 1,000 = hubungan sangat kuat

0,601 – 0,800 = hubungan kuat

0,401 – 0,600 = hubungan cukup kuat

0,201 – 0,400 = hubungan lemah

0,001 – 1,200 = hubungan sangat lemah (Sugiyono, 2011).

G. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi kemudian disertai penjelasan.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan

izin kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

dilakukan penelitian dengan melakukan masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Otonomi (Otonomy)

Hak responden untuk memilih apakah responden setuju atau tidak

menjadi responden dalam penelitian tersebut dengan lembar persetujuan


(Informed Consent) yang diberikan sebelum responden mengisi kuesioner

penelitian.

2. Kerahasiaan Identitas (Anonymity)

Peneliti member jaminan kerahasian dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner. Peneliti tidak mencatumkan nama

responden namun hanya mencantumkan kode responden dalam kuesioner.

3. Kerahasiaan Informasi (Confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasian responden pada lembar kuesioner yang

berisikan data yang telah diisi oleh responden.


DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC

Adawiyah, R 2013, Efek Kafein Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Angkatan


2011 FK USU, UniversitasSumatera Utara.

Agha Aghili, H., Mohammad Hoseini, S., Fatahi Meybodi, S. A., T0udeh Zaeim,
M. H. and Goldani Moghadamm M. 2014, ‘Effects of Carbonated Soft
Drink on Consumtion on Orthodontic Tooth Movement In Rates,’,Journal
of dentistryof Tehran University Medical Sciences, vol. 11, no. 2, pp.
123±130. Available at: http//search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=ddh&AN=94600790&site=ehost-live.

Ardinata, D. (2013). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Peningkatan


Tekanan Darah. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Sumatera.

Bachman, C & Bachnan, L 2006, ‘Student perception of academic workload in


architectural aducation’ , Journal of architectural and planning research,
vol. 23, no.4, pp. 271-304.

Bawazeer, N. A. and Alsobahi, N. A. 2013, ‘Prevalence And Side Effects Of


Energy Drink Consumtion Among Medical Students At Umm Al-Qura
University, Saudi Arabia’, vol 1, no. 3, pp. 104±108.

Buysse D.J., Reynolds C.F., Monk T.H., Berman S.R., Kupfer D.J. The
Pittsburgh sleep quality index: A new instrument for psychiatric practice
and research. Psychiatry Res. 1989;28:193–213. doi: 10.1016/0165-
1781(89)90047-4.

Buysse, (1998).The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for


Psychiatric Practice and Research.Psychiatric Research, 28, 193-213.
(2008). Chronic Insomnia.Am J Psychiatry. 165 (6): 678-686.
Cicik Sulistiyani (2012) “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang” (Jurnal kesehatan masyarakat vol. 1, No. 2, tahun
2012).

Davidson &Ogletree.(2012). Predictor Of Sleep Quantity And Quality In College


Students.A dissertation, proquest LLC. UMI 3514383.

Emin Erinc, 2019. Relationship Between Smartphone Using Style And Sleep
Quality And Psychiatric Symtomps Among Foundation University Student.
European Research Journal.
Fenny & Supriatmo, (2016). Hubungan Kualitas Dan Kuantitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Vol 5 no. 3
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

Gaultney, J. F.(2010). The Prevalence of sleep disorders in college student:


impact on academic performance. Journal of American college
Health.Vol.59, No. 2.

Guyton, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). Edisi ke-
11.Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika (2008).
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salembamedika.

https://republika.co.id/berita/pod8in414/survei-sebagian-orang-dewasa
kekurangan-waktu-tidur-malam,2019)diakses pada tanggal 05/10/2019

http://www.suara.com/health/ 2019/04/11/ 153000/ pola-tidur-yang-berantakan-


bisa-sebabkan-maag-kambuh)diakses pada tanggal 10/10/2019

Huang, Z,.-L., Qu, W.-M., Eguchi, N., Chen, J,-F., Schwarzschild, M. A.,
Fredholm, B. B., Urade, Y. and Hayaishi, O. 2005 ,’ Adenosine A2A, but
not A1, receptors mediate the arousal effect of caffeine’, Nature
Neuroscience, vol. 8, no.7, pp. 858±859, doi: 10.1038/nn1491.

Jaka Srfriyanda, 2015 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Kuantitas Tidur
Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Vol. 2 No. 2.

James, J. E. and Roger, P . J. 2005, Effects Of Caffeine On Performance Mood:


Withdrawal Reversal Is The Most Plausible Explanation’,
Psycoparmacolog, vol.182, no. 1, pp. 1±8. Doi: 10. 1007/s00213-005-084-
6.

Laniwaty E. 2011. Insomnia :gangguan sulit tidur

Lesher, S. R. 2014, ‘Caffeine, Menthal Health And Sleep Quality In Students: A


Mediation Approach’, Unpublished Honors Thesis

Liveina 2013, Pattern And Side Effects Of Caffainated Drinks Consumption


Among Medical Students AtUdayana’, no. Liveina, pp.1±12.

Loriz, L. M. 2004. Excessive daytime sleepiness: help to your patient manage.


Clinical excelelence for nurse practitioners.Volume. 8 no. 4
Mashlow, Abraham. 1954. Motivation and personality. New York-Evaston-
London :Happer& Row. Publisher

Mayasari, L. (2007) Prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis organisasi.

Md Dilshad Manzaer, 2019. Prevalence Of Poor Sleep Quality In The Ehiopian


Population: A Systematic Review And Meta-Analysis. Published Online..

National Sleep Foundation. https://sleepfoundation.org/how-sleep-works/what-


happens-when-you-sleep. accessed May, 30, 2017.

Ni Luh Putu Wulan Budyawati, proporsi karakteristik kualitas tidur yang buruk
pada guru-guru sekolah menengah atas negeri di denpasar.

Notoadmojo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nova Indrawati, (2012) Perbandingan Kualitas Tidur Mahasiswa Yang


MengikutiUKM Dan Tidak Mengikuti UKM Pada Mahasiswa Regular
FIK UI.
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R. D (2008). Human development
(terjemahan A. K. Anwar. Jakarta: Prenada Media Group

Potter, P. A Perry, A.G. 2005. Buku ajar Fundamental keperawatan: konsep,


proses, danpraktik. Edisi 4.Volume 2.AlihBahasa: Renata komalasari, dkk.
Jakarta: EGC

Rafknoeledge, 2006. Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Eks media


komputindo, Jakarta.

Santi Martini, 2018 Poor Sleep Pattern Increases Risk of Hypertension.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis


(edisi 3). Jakarta: SagungSeto

Smyth, carole, (2012). The Ptthsburghsleep Quality Index


(PQSI).http://consultgerim.org/uploads/File/trythis61.pdf.
diaksesdesember 2015.

Sugiyono.2007. statistic untuk penelitian.Bandung :alfabeta

Syeda Mushrefa Jahan, 2019. Association between internet addiction and sleep
quality among student: a cross-sectional study in Bangladesh. Published
online.
Stone, K. D., Prussin, C. and Metcalfe, D. D. 2011, ‘NIH Public Access’, vol.
125, pp. 1±16,. Doi: 10.1016/j.jaci.2009.11.017.IgE.

Suyono, E. M. 2016, pengaruh konsumsi kopi arabika (coffea Arabica) terhadap


daya otot dengan Metode Pushup test. Digital repository universitas
jember digital respisitory universitas Jember.

Thomas, S.J. (2014). a survey of sleep disorders in college students: A study of


prevalence and outcomes (Order No. 3639271). ProQuest Dissertations &
These Global. (1619605 802). Diperoleh dari http://search.proquest.
com/docview/1619605802/D3270C3607424 EEBPQ/1?accountid=17242.

Tsui, L.L., Li, S.P (2009). A Study On The Sleep Patterns And Problems Of
University business Student In Hongkong, Journal Of American college
Health. 58 (2) 167-176.

Yeni Rosdianti, 2018 The Right to Work in Article 27 of The UN Convention on


The Right of Persons with Disabilities: Towards an Inclusive Employment.
Vol. 9 No. 2.

Wening Setya Larasati, 2017. Pengaruh Pemberian Kopi Arabica, The Dan
Minuman Berenergi Terhadap Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Semester
VII Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Fakultas Farmasi.

Wicaksono, D. W. (2012). Analisis Faktor Dominan Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.ScolaryArticle, 4-6.

Wulandari, R.P. Hubungan Tingkat Stress Dengan Gangguan Tidur Pada


Mahasiswa Skripsi Di Salah Satu Fakultas Rumpun Science-Tecnology
UI. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Jakarta.

KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS
TIDUR PADA MAHASISWA ANGKATAN 2016 DI STIKES MANDALA
WALUYA KENDARI
Tanggal :
No.Responden :

I. Karakteristik responden
a. Nama/Inisial :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Program studi :

II. Kuisioner Kualitas Tidur


1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
Untuk beberapa pertanyaan berikut ini, pilihlah jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan anda. Jawablah semua pertanyaan.
1. Tidak pernah :0
2. <1 kali seminggu :1
3. Satu atau dua kali seminggu : 2
4. ≤ 3 kali seminggu :3

5 Dalam satu bulan terakhir ini, Tidak <1 kali Satu ≤3


berapa sering anda mengalami dalam dalam atau kali
kesulitan tidur karena hal-hal satu semingg dua kali dalam
berikut bulan u seming seming
terakhir gu gu
a. Tidak dapat tidur dalam waktu
30 menit
b. Bangun ditengah malam atau
dini hari
c. Bangun karena anda harus ke
kamar mandi
d. Tidak dapat bernapas dengan
nyaman
e. Batuk atau mendengkur keras
f. Merasa terlalu dingin
g. Merasa terlalu panas
h. Mengalami mimpi buruk
i. Sakit
j. Alasan lain, mohon
dijelaskan……………………
Seberapa sering anda
mengalami kesulitan tidur
karena alasan ini?
6 Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda memakai obat
untuk membantu tidur?
7 Dalam satu bulan terakhir, seberapa
sering anda mengalami kesulitan
untuk terjaga saat mengemudi,
makan atau terlibat suatu kegiatan
sosial?
8 Dalam satu bulan terakhir,
seberapa antusias anda dalam
berusaha untuk tidak
mengantuk/tetap terbangun ketika
menyetir, makan, bersosialisasi,
atau aktivitas lannya?
9 Dalam satu bulan terakhir,, Sangat Baik Cukup Sanga
menurut anda, bagamana kualtas baik buruk t
tdur anda? buruk
III. Kuisioner Konsumsi Kopi
1. Apakah Saudara suka Minum Kopi?

a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, berapa cangkir Kopi yang Saudara konsumsi dalam sehari? .
..........cangkir

3. Sudah berapa lama Saudara memilki kebiasaan Minum Kopi?

IV. Kuisioner Aktivitas Sampingan


1. Keikutsertaan Organisasi Kemahasiswaan atau olahraga
( ) Ya
( ) Tidak
Jika Ya, Organisasi Kemahasiswaan atau olahraga yang diikuti:
( ) BEM
( ) HMJ, HMPS, HMI
( ) Olahraga ( sepak bola, bola volly, bulu tangkis, dsb)
( ) Organisasi bela diri.

V. Kuisioner Penggunaan smartphone


No Pertanyaan jawaban
Ya Tidak
Waktu penggunaan
1 Apakah anda menggunakan smartphone pada
malam hari ?
2 Apakah anda menggunakan smartphone
sebelum tidur ?
Durasi penggunaan
3 Apakah anda menggunakan smartphone lebih
dari 35 menit pada malam hari sebelum tidur ?
4 Apakah anda menggunakan smartphone ≥2 jam
dalam sehari
Aktivitas
5 Apakah anda menggunakan aplikasi yang
terdapat pada smartphone ?
6 Apakah anda bermain game di malam hari
sampai tertidur ?
7 Apakah anda membuka sosial media di malam
hari sampai tertidur ?
8 Apakah anda menonton film lebih dari 1 kali
seminggu sebelum tidur ?
9 Apakah anda membuka e-mail lebih dari 1 kali
seminggu sebelum tidur ?
10 Apakah anda membuka facebook saat malam
hari sampai tertidur ?
11 Apakah anda membuka twiter pada malam hari
sampai tertidur ?
12 Apakah anda membaca situs media online
m,embuka lebih dari 1 kali seminggu sebelum
tidur ?
13 Apakah anda membaca buku online (novel,
komik, cerpen, buku pelajaran ) menggunakan
smartphone pada malam hatri sebelum tidur ?
14 Apakah anda mengakses media sosial ketika
bangun tengah malam ?
15 Apakah anda mengakses media sosial segera
setelah bangun tidur di pagi hari?

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai