Anda di halaman 1dari 60

Laporan Surveilans Penyakit ISPA di

Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang


Bogor Tahun 2019
DOSEN PENGAMPU :
DADANG HERDIANSYAH, SKM, M. EPID
Anggota :
1. Alamsyah Rakhmawan (2017710033)
2. Diah Kusumawidiastani (2017710031)
3. Fidiya Sukawuni Puteri (2017710025)
4. Hanum Fathiyah (2017710058)
5. Husna Shofiyah (2017710061)
6. Intan Rosenanda Sofiany (2017710051)
7. Mutia Ika Setyawati (2017710062)
Latar Belakang
Menurut CDC (Center of Disease Control) dalam (Kemenkes, 2014)
mendefinisikan surveilans adalah kegiatan pengamatan terus-menerus terhadap
kondisi dan masalah kesehatan melalui proses pengumpulan data, pengolahan,
analisis, interpretasi data hingga menjadi informasi dan penyebaran informasi
kepada penyelenggara program kesehatan dan pemangku kebijakan lainnya.
ISPA
◦ ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang cenderung menjadi epidemic
dan pandemic. Infeksi saluran pernapasan akut atau disebut dengan ISPA
disebabkan oleh bakteri atau virus
◦ Menurut laporan dari beberapa Puskesmas Kabupaten Bogor, ditemukan
kasus ISPA (Pneumonia) sejumlah 26.367 kasus dan jumlah penderita ISPA
tahun 2017 sebanyak 14.087 kasus dengan keseluruhan kasus (100%) telah
tertangani, dengan demikian cakupan penemuan sebesar 53,43%, masih jauh
dari target SPM sebesar 100%.
◦ ISPA disebabkan oleh virus rhinovirus dan coronavirus, virus lainnya sebagai
penyebab ISPA adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan
adenovirus.
◦ ISPA terbagi menjadi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Infeksi Saluran
Pernafasan Bawah.
◦ Faktor risiko penyebab ISPA yaitu ventilasi, perilaku merokok, polusi dan asap
yang terhidup, dan tingkat pendidikan
Surveilans Penyakit ISPA di Puskesmas
Sindang Barang
Waktu : Jumat, 15 November 2019
Tempat : Puskesmas Sindang Barang
Alamat : Jl. Sirnasari IV No.3, Rt/Rw.
03/09, Sindangbarang, Bogor, Jawa
Barat.
Narasumber : - Sani Rahmanto, SST (Kepala
Sub Bagian/kasubag)
- Sally Harianti K, Amdkep (PJ UKM)
- Krisma Rudiana, SKM (Surveilans)
◦ Pengambilan data : kuantitatif sederhana yang bertujuan untuk menemukan
trend penyebaran penyakit ISPA yang terjadi di Puskesmas Sindang Barang
◦ Pengumpulan data :Penelitian ini akan menggunakan data Sekunder.
Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan data yang telah
tercatat di Puskesmas Sindang Barang.
Atribut Sistem
1. Simplicity (Kesederhanaan)
Puskesmas Sindangbarang Bogor masih belum bisa dikatakan simplicity karena masih terdapat
sistem-sistem yang kompleks seperti :
a) Mendiagnosa penyakit ISPA i tergolong sama sulit dan perlu pemeriksaan lab untuk
memastikan bahwa seseorang terindikasi ISPA.
b) Pelaporan data masih sulit karena terbatasnya fasilitas seperti internet dan computer, dan
pelaporan data masih ada yang berbasis SMS (Short Message Service).
2. Flexibility (Fleksibelitas)
Puskesmas Sindangbarang Bogor dalam penyesuaian diri pada perubahan informasi yang baru
dan hal ini dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru seperti :
a) Cara dalam menganalisis data sudah banyak teknik yang digunakan bukan hanya tabel saja
melainkan diagram, grafik, pie, mapping dll.
b) Pelaporan data sudah menggunakan sistem aplikasi dimana data yang didapatkan
puskesmas akan diinput dan langsung bisa diterima oleh pusat atau sistem bottom-up.
3. Acceptability (Akseptabilitas)
Berdasarkan hasil dari wawancara didapatkan bahwa sistem surveilans di Puskesmas
Sindang Barang belum bisa dikatakan acceptability jika dilihat dari indikator kelengkapan data
dan pelaporan, dikarenakan petugas surveilans di Puskesmas Sindang Barang masih sulit
mendapatkan data dan laporan terkait permasalahan kesehatan di masyarakat akibat kurang
aktifnya peran masyarakat dalam melaporkan status kesehatannya ataupun sikap masyarakat
memilih untuk menutupi masalah kesehatannya. Serta untuk indikator ketepatan waktu
pelaporan masih belum dikatakan acceptability akibat ditemukannya data yang meragukan atau
dinilai kurang logis, perlu diteliti keasliannya terlebih dahulu sebelum dilaporkan ke Dinas
Kesehatan setempat sehingga terkadang pihak Puskesmas memerlukan waktu yang lebih lama
untuk melaporkan data yang ada.
4. Sensitivity (Sensitivitas)
Berdasarkan hasil dari data yang didapatkan dari Puskesmas Sindang Barang sudah
tercatat proporsi kasus ISPA per-tahunnya dari tahun 2014-2018. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sistem surveilans yang terdapat di Puskesmas Sindang Barang dapat dikatakan sensitivity,
dikarenakan petugas surveilans di Puskesmas tersebut sudah mampu menemukan kasus ISPA di
wilayah kerja Puskesmasnya dengan cara memantau langsung ke rumah warga setempat maupun
melihat dari data kunjungan masyarakat ke Puskesmas Sindang Barang.
5. Nilai preditif positif (Predictive Value
Positive)
Berdasarkan data sekunder yg didapatkan pada puskesmas sindang barang bogor untuk
kasus penyakit ispa sebesar 632 pada tahun 2018, untuk penemuan kasusnya sendiri
memerlukan pemeriksaan lab yang kompleks sehingga pada kenyataannya kasus yg terjadi
dimasyarakat proporsinya akan lebih tinggi karena banyak yang belum terdiagnosa secara
medis. Maka diperlukannya upaya implementasi terkait penanganan ISPA di wilayah kerja
Sindang Barang seperti tindakan pencegahan dan pemberian imunoglobin. Dilihat dari masalah
yang terjadi di Puskesmas Sindang barang mengacu pada PVP masih rendah. Namun ada
beberapa indikator yang sudah tinggi seperti, sudah tersistemnya pelaporan data sehingga
dapat memudahkan desiminasi informasi ke pusat.
6. Kerespresentatifan (Respresentativeness)
Berdasarkan dari hasil data yang didapatkan dari data primer maupun sekunder dalam
sistem di Puskesmas Sindangbarang Bogor sudah bisa dikatakan representatif karena sudah ada
gambaran kejadian ISPA dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2019. Dan telah ada penggambaran distribusi kejadian ISPA berdasarkan jenis kelamin di
tingkat kelurahan.
7.Timelines
Berdasarkan hasil wawancara mengenai suatu studi sistem surveilens ISPA di sindang
barang menunjukkan bahwa kasus ISPA segera ditangani oleh petugas ketika menemukan
gejala di lapangan. Suatu periode yang baik untuk tidak menimbulkan ya kasus sekunder dan
tranmisi tersier
Gambaran Umum UPT
Puskesmas Sindang
Barang
Situasi Geografis
◦ Puskesmas Sindang Barang terletak di Jl. Sirnasari IV No. 3 Kelurahan Sindang
Barang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
◦ Puskesmas Sindang Barang telah dibangun Gedung Baru yang diperuntukan
Pelayanan KIA berupa PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)
merupakan pelayanan untuk menanggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetric neonatal yang meliputi segi: Pelayanan obstetric dan Pelayanan
neonatal
◦ Puskesmas Sindang Barang dan Pustu Balumbang Jaya memberikan pelayanan
terbaik pada bidang pelayanan kesehatan, penunjang medis dan kesehatan
masyarakat meliputi 5 kelurahan, 26 sekolah, 66 posyandu, dan 52 posbindu.
Gambaran Umum Geografis
a. Luas Wilayah
779,806 Ha
b. Batas Wilayah
Sebelah Utara: Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor
Sebelah Timur: Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat
Sebelah Selatan: Desa Ciomas Rahayu, Kabupaten Bogor
Sebelah Barat: Desa Babakan, Kabupaten Bogor
c. Jumlah Kelurahan
Kelurahan Sindang Barang, terdiri dari: 9 RW dan 47 RT
Kelurahan Bubulak, terdiri dari: 13 RW dan 49 RT
Kelurahan Situ Gede, terdiri dari: 10 RW dan 34 RT
Kelurahan Marga Jaya, terdiri dari: 7 RW dan 25 RT
Kelurahan Balumbang Jaya, terdiri dari: 13 RW dan 41 RT
Kependudukan
Gambar 4.1. Data Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang
Tahun 2018
Tenaga Kerja UPT
Puskesmas Sindang
Barang
Gambar 4.2. Jenis Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang Tahun 2018
Sarana dan Prasarana
UPT Puskesmas Sindang
Barang
Puskesmas Sindang Barang menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
diperlukan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan berupa:

1. Tanah dengan luas 1500 meterpersegi


2. Gedung pelayanan (puskesmas) yang terdiri dari gedung rawat jalan, Gedung
PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar), Rumah Dinas untuk
karyawan dan Puskesmas Pembantu Balumbang Jaya
3. Ruang kerja yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung, antara lain penerangan,
tempat cuci tangan, meja kursi (mebeler), perangkat komputer, saluran telepon
dan sebagainya.
4. Laboratorium sederhana Faskes TK 1
5. Alat-alat kesehatan dasar dan bahan habis pakai.
6. Fasilitas ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi, tempat sampah dan toilet
bagi para pelanggan maupun pengantar.
7. Peralatan ukur, antara lain : pengukur berat badan, pengkur temperatur,
pengukur tekanan darah, dan sebagainya
8. Kendaraan roda 2 (motor) sebanyak 4 unit
9. Genset 1 unit
10. Rumah sakit di wilayah kerja yaitu RS Medika Dramaga
Trend 10 Penyakit Utama
Rawat Jalan di
Puskesmas Sindang
Barang Tahun 2014-2018
Trend Kasus Penyakit ISPA di Wilayah
Puskesmas Sindang Barang Bogor
Tenaga Kerja Pelaksana Surveilans
◦ Petugas surveilans di Puskesmas Sindang Barang Bogar berlatar belakang
pendidikan terakhir S1 Kesehatan Masyarakat (SKM).
◦ Tenaga kesehatan bidang surveilans hanya ada satu orang namun dibantu oleh
beberapa staf untuk melakukan penginputan data dan dibawahnya ada pemegang
penanggung jawab setiap program.
Rincian Penanggungjawab dari Beberapa
Program di Puskesmas Sindang Barang
Pelaksaan Pengumpulan Data Surveilans
◦ Untuk alur pengumpulan, pelaporan dan pengolahan data bisanya didapatkan
dari register kunjungan pasien ke puskesmas, dari masyarakat, RT/RW, Kader
kesehatan, Posyandu, Posbindu, BPS (Bidan Praktek Swasta) dan klinik/dokter
praktek
◦ Kemudian data yang sudah didapat akan diinput kedalam aplikasi SIMPUS
(Sistem Informasi Manajemen Puskesmas).
Sistem Pelaporan Data
Digital
P-Care BPJS
ASPAK
E-Profile
Pelaksanaan, Pengolahan, dan Penyajian
Data Surveilans
Informasi yang telah didapat akan disimpan dilaporan data mingguan dan
akan diolah setiap minggunya baik secara manual maupun digital . Hasil data tersebut
biasanya dalam bentuk tabulasi, diagram dan grafik.
Pelaksanaan, Analisis, dan Interpretasi Data
Data yang telah terkumpul dipantau perkembangannya setiap minggu,
dianalisa perminggu dan diinterpretasikan dalam bentuk grafik
Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi dan
Umpan Balik
◦ Petugas kesehatan di Puskesmas Sindang Barang tidak terlalu sering
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Penyebaran informasi
dilakukan secara promotif dan preventif, dengan cara pertemuan lintas sektor.
Pertemuan ini biasanya dihadiri oleh kader, RT, RW, bagian surveilans sendiri
yang melakukan penyampaian secara langsung kepada masyarakat lewat
presentasi. Dan data penyakit /kasus ISPA akan dikumpulkan setiap hari dan
akan direkap perminggu. Hasil dari rekap data tersebut akan dilaporkan
langsung ke Dinas Kesehatan melalui SMS dengan menggunakan server.
Pelaksanaan dan Evaluasi Surveilans
◦ Pemantauan kegiatan surveilans yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas
Sindang Barang, rating kasus dan data penyakit. Kegiatan evaluasi
pelaksanaan kegiatan surveilans sesuai dengan laporan kasus dan akan
dievaluasi oleh petugas surveilans . Tidak ada campur tangan instansi lain
dalam peran serta pembuat kebijakan di wilayah kerja Anda.
◦ Bila terjadi KLB maka akan langsung dianalisa agar dapat dilakukannya tindakan
sesegara mungkin, dan yang menganalisia adalah petugas surveilans/Tim Reaksi
Cepat. Jika sudah dianalisa akan dipantau perkembangannya setiap minggu,
dianalisa perminggu tetapi pembuatannya tidak menentu kapan waktunya,
analisa yang dilakukan dengan bentuk grafik. Lalu data akan diinterpretasikan
setelah dilakukannya pengolahan dalam bentuk excel dan akan disebarluaskan
kepada masyarakat setiap waktu yang di upayakan promotif dan preventif.
Keberhasilan Program Surveilans Penyakit ISPA
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit ISPA Jawa Barat menurut provinsi adalah :
Data di atas menunjukkan bahwa kecenderungan penyakit ISPA di Jawa Barat
dalam lima tahun terakhir semakin menurun. Dimana cakupan keberhasilan
pengobatan penyakit ISPA pada tahun 2013 sebanyak 25% dan 2018 menjadi
10%.
Kelebihan Sistem Surveilans Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Sindang Barang
•Data penyakit Penyakit Menular (PM) dan Penyakit Tidak Menular dibukukan
dengan rapih dari tahun ke tahun.
•Data disimpan juga dalam bentuk softcopy dimana memudahkan petugas dalam
melihat kecenderungan penyakit dari tahun ke tahun.
•Keberhasilan penurunan angka penyakit ISPA dari tahun ke tahun.
Kelemahan Sistem Surveilans Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Sindang Barang
◦ Sistem Penginputan data surveilans yang masih manual
◦ Kurangnya diseminasi informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
◦ Kurangnya jumlah petugas
Daftar Pustaka
BPJS Kesehatan. 2014. Primary Care. https://pcare-bpjs-kesehatan.go.id/pcare/
Dinkes Jawa Barat. 2019. eProfil- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. https://app.dinkes.jabarprov.go.id/profil-v3/
(November 2019)
Dinkes Provinsi Kalimantan Barat. 2019. ASPAK Sarana Perencanaan yang Baik. https://dinkes.kalbarprov.go.id/aspak-sarana-
perencanaan-yang-baik/ (12 Februari 2019)
Fakhurrozi, M.A,. (2017). BAB II Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Available at:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12206/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Hayati, S. (2014) ‘GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA ) PADA BALITA DI PUSKESMAS
PASIRKALIKI KOTA BANDUNG’, Jurnal Ilmu Keperawatan, 11(1), pp. 62–67.
Ijana, Eka, N. L. P. and Lasri (2017) ‘ANALISIS FAKTOR RESIKO TERJADINYA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA
BALITA DI LINGKUNGAN PABRIK KERAMIK WILAYAH PUSKESMAS DINOYO, MALANG’, Nursing News, 2(3), pp. 352–359.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Surveilans Kesehatan Anak (Seri Balita). Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018 [Internet]. Riset Kesehatan
Dasar 2018. 2018. p. 182–3. Available from: http://dinkes.bogorkab.go.id/buku-profil-dinkes-2018/
Lubis, I. et al. (1990) ‘ETIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN FAKTOR LINGKUNGAN’, Buletin Penelitian Kesehatan,
18(2).
Marni, (2014). Buku Ajar Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Pernafasan. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Menkes RI, 2015 infodatin ISPA di Indonesia , Jakarta: Mentri Kesehatan RI Anvaible at
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-asap.pdf
WHO. Epidemic-prone and pandemic-prone acute respiratory diseases: Infection prevention and control in helath-care facilities. Who
Indones Partn Dev. 2008;53(2):8–25.
World Health Organization. (2004). Comprehensive assessment of the National Disease surveilans in Indonesia. Washington DC.
Munaya, E. F. (2014) ‘Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) Non pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Magersari , Kecamatan Magelang Selatan , Kota Magelang , Jawa Tengah Tahun 2013’, Jurnal FKM UI, 881.
Trimurti (2016) FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Universitas Sumatera Utara. (2003). Chapter II ISPA USU Repository. Available at:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65237/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Hasil Diskusi Tanya Jawab
Dilla (Kelompok 3)

Pertanyaan :

Mengingat petugas surveillans yang merupakan delegasi dari pihak lain, apakah pernah ada missing antara petugas surveillans delegasi
dengan pegawai tetap Puskesmas ?

Jawaban :

Missing antara petugas dari Dinkes dengan pegawai tetap Puskesmas kemungkinan kecil terjadi karena petugas Dinkes memang
diamanahkan oleh dinas di Puskesmas tersebut guna membantu input dan pelaporan data dari Puskesmas yang nantinya akan di
diseminasi dan dilaporkan ke Dinkes.

Elsa (Kelompok 6)

Pertanyaan :

Adanya petugas yang menjadi delegasi di Puskesmas tersebut apakah memang kebijakan dari pemerintah Jawa Barat atau memang karena
tidak adanya pegawai surveillans ?

Jawaban :

Adanya delegasi tersebut dikarenakan tidak adanya petugas khusus bidang surveillans di Puskesmas Sindang Barang. Delegasi tersebut
bertujuan untuk membantu pendistribusian data dari Puskesmas ke Dinkes karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa Puskesmas Sindang
Barang tidak memiliki sistem khusus dalam penyimpanan data, jadi dibantu oleh delegasi yang dikirimkan dari Dinkes.
 Elvira (Kelompok 1)

Pertanyaan :

Dalam PPT kelompok disebutkan bahwa diseminasi informasi dari Puskesmas ke masyarakatnya masih kurang. Berarti apakah upaya promotif dan
preventifnya masih kurang ?

Jawaban :

Upaya promotif dan preventif di Puskesmas Sindang Barang sebenarnya sudah cukup baik, hal itu dapat terlihat dari banyaknya media promkes di
Puskesmas tersebut seperti standing banner, tangga yang dihias dengan pesan-pesan kesehatan, dan lain-lain. Namun untuk diseminasi informasi
kepada masyarakat yang masih kurang itu lebih karena kurangnya variasi cara diseminasi ke masyarakat. Karena selama ini data yang diolah hanya
disajikan dalam bentuk tabel/grafik sedangkan tidak mungkin menyampaikan kepada masyarakat dalam bentuk tabel atau grafik yang rumit.

Wulan Askiani (Kelompok 5)

Pertanyaan :

Apakah ada kendala dalam penggunaan aplikasi di Puskesmas Sindang Barang ?

Jawaban :

Kendala dalam penggunaan aplikasi seperti P-Care, Simpus, dll terkait dengan terbatasnya tenaga ahli yang bisa menggunakan aplikasi tersebut, fasilitas
penunjang pun belum lengkap seperti komputer dan internet, serta belum ada tim khusus untuk mengelola data secara modern (otomatis)
Raja Nurlinda (Kelompok 2)

Pertanyaan :

Mohon kelompok jelaskan maksud dari diseminasi dengan menggunakan SMS bagaimana sistemnya ? Dan SMS nya itu
ditujukan kepada siapa ?

Jawaban :

diseminasi informasi menggunakan SMS itu maksudnya ialah memberikan informasi terkait dengan hal-hal yang urgent seperti
KLB yang diterima saat turun di lapangan dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan untuk segera ditindak lanjuti.

Mitha (Kelompok 9)

Pertanyaan :

Mohon untuk dijelaskan kenapa kelompok mengambil penyakit ISPA untuk surveillans ini ?

Jawaban :

Karena jika dilihat dari daftar 10 penyakit tertinggi yang ada di data Puskesmas Sindang Barang, ISPA masuk kedalam salah satu
penyakitnya selama 5 tahun terakhir. Selain itu, jika dilihat dari lingkungan sekitar (wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang),
masih terdapat banyak hal yang memungkinkan menjadi penyebab penyakit ISPA, salah satunya ialah kebiasaan warga yang
merokok.
Ananda (Kelompok 2)
Pertanyaan :
Bagaimana gambaran sarana dan prasarana di Puskesmas Sindang Barang ? Apakah sudah baik
atau belum ?
Jawaban :
Untuk sarana dan prasarana di Puskesmas wilayah Sindang Barang sudah baik seperti bangunan
yang mendukung untuk menampung pasien yang cukup banyak, tersedianya taman bermain
untuk anak-anak supaya tidak bosan saat menunggu antrian, dan juga sudah memiliki kendaraan
roda dua (dua) sebanyak 4 unit, dan genset untuk antisipasi ketika terjadi mati listrik.
Formulir Laporan Bulanan (W2)
Dokumentasi
~ THANK YOU ~

Anda mungkin juga menyukai